Top Banner
U perubahan besar yang sig- UB menuju Gedung Samanta Kridha dan eran hingga Bundaran UB juga telah dapat dang mengerjakan pavingisasi di daerah Rencananya seluruh jalan aspal di UB dang jalannya proses pembongkaran jalan dan pemasangan paving ini. Banyaknya yawan, dosen, bahkan masyarakat umum yang hanya lewat membuat pavingisasi ini kan rute pembangunan serta rute yang dapat dilewa pengguna jalan agar dak saling mengganggu. Oleh karena itu, jalan EDISI 06/ JUNI/ 2013 SIPIL TELAH BERUBAH M endekati waktu ujian akhir semester genap kemarin, ada beberapa perubahan pemandangan pada area teknik sipil, dua pemandangan yang paling menarik perhatian adalah taman dan kamera CCTV. Taman kecil ini terletak tepat di sebelah ruang Himpunan Mahasiswa Sipil dan gazebo. Taman ini tidak hanya diberi rumput tapi juga semacam hiasan aliran air. Letak taman ini berada pada jalan yang sering dilalui oleh mahasiswa Sipil dan selain Sipil, sehingga menimbulkan banyak pendapat mengapa taman ini dibuat. Hafizh Fadla, mahasiswa Sipil angkatan 2010, berpendapat bahwa taman ini dibuat untuk peningkatan akreditasi, selain dari kualitas mahasiswanya peningkatan akreditasi juga harus dibarengi dengan gedung kuliah yang indah. Keindahan bukan hanya datang dari bangunan perkuliahan yang layak tapi juga hal-hal eksterior
4

Bulletin Edisi 6

Mar 04, 2016

Download

Documents

Sipil Telah Berubah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bulletin Edisi 6

Universitas Brawijaya (UB) Malang telah melakukan perubahan besar yang sig-nifikan dalam bidang pem-bangunan. Universitas yang

baru saja merayakan ulang tahun emasnya ini telah membongkar sebagian jalan aspal yang membentang di dalam kampus. Jalan aspal yang dibongkar tersebut telah digan-ti dengan paving.

Pembongkaran aspal setebal 30 cm dan pemasangan paving ini bertujuan untuk mewujudkan misi UB yang berwa-wasan lingkungan. Diharapkan dengan adanya pavingisasi ini UB dapat berkon-tribusi dalam pengurangan banjir di Kota Malang. Hal ini ditunjang oleh luas total UB yang cukup besar yaitu sebesar 50 hek-tar.

Rute pembangunan telah dirancang sedemikian rupa agar tidak mengganggu

pengguna jalan di dalam Kampus Biru ini. Pavingisasi ini dimulai dari gerbang masuk UB menuju Gedung Samanta Kridha dan telah selesai pada bulan Januari. Pada bu-lan Februari jalan paving dari Gerbang Vet-eran hingga Bundaran UB juga telah dapat dilewati. Sekarang ini, tampak pekerja se-dang mengerjakan pavingisasi di daerah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FI-SIP). Rencananya seluruh jalan aspal di UB akan diganti dengan paving.

Berbagai hambatan telah mengha-dang jalannya proses pembongkaran jalan dan pemasangan paving ini. Banyaknya pengguna jalan mulai dari mahasiswa, kar-yawan, dosen, bahkan masyarakat umum yang hanya lewat membuat pavingisasi ini sedikit terhambat. Pekerja harus memikir-kan rute pembangunan serta rute yang dapat dilewati pengguna jalan agar tidak saling mengganggu. Oleh karena itu, jalan

daraan-kendaraan ini juga meningkatkan polusi udara, bahkan debu yang dihasilkan kerap mengganggu pengguna jalan lain-nya.

Pavingisasi ini bahkan mendapat reak-si keras dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur. Reaksi keras dari Wal-hi tentunya memiliki alasan. Pihak Walhi menganggap bahwa pembongkaran aspal dan pavingisasi ini merupakan kebijakan kontra produktif. Perubahan besar ini di-anggap sebagai salah satu sarana untuk membuang uang anggaran. Pihak Walhi memang telah curiga akan latar belakang pembangunan ini. Walhi beranggapan jika hanya bertujuan untuk mengurangi resiko banjir, mengapa tidak dibangun sumur resapan saja yang tentunya lebih efektif. Selain itu sumur resapan juga dapat me-nabung air bila sedang hujan. Oleh karena

itu Walhi menganggap pavingisasi ini mer-upakan suatu pemborosan. (http://www.lensaindonesia.com/2012/11/30/walhi-anggap-pembongkaran-aspal-ub-malang-hanya-buang-anggaran.html)

Bagaimanapun pembangunan ini tel-ah berjalan dan tentunya akan terus ber-jalan hingga tuntas. Segala yang dilakukan oleh pihak kampus tentunya bertujuan baik demi kebaikan warga kampus. Ter-lepas dari anggapan baik maupun buruk mengenai pavingisasi ini, kita tentunya berharap pembangunan ini dapat segera diselesaikan dan dapat segera dinikmati oleh warga kampus. Diharapkan pula den-gan selesainya pavingisasi ini, masyarakat tidak lagi merasa terganggu. Tampilan baru Universitas Brawijaya tercinta ini ten-tunya akan selalu dinanti oleh warga Kam-pus Biru.

EDISI 06/ JUNI/ 2013

SIPIL TELAH BERUBAH

Mendekati waktu ujian akhir semester genap kemarin, ada beberapa perubahan pemandangan pada area teknik sipil,

dua pemandangan yang paling menarik perhatian adalah taman dan kamera CCTV.

Taman kecil ini terletak tepat di sebelah ruang Himpunan Mahasiswa Sipil dan gazebo. Taman ini tidak hanya diberi rumput tapi juga semacam hiasan aliran air. Letak taman ini berada pada jalan yang sering dilalui oleh mahasiswa Sipil dan selain Sipil, sehingga menimbulkan banyak pendapat mengapa taman ini dibuat.

Hafizh Fadla, mahasiswa Sipil angkatan 2010, berpendapat bahwa taman ini dibuat untuk peningkatan akreditasi, selain dari kualitas mahasiswanya peningkatan akreditasi juga harus dibarengi dengan gedung

kuliah yang indah. Keindahan bukan hanya datang dari bangunan perkuliahan yang layak tapi juga hal-hal eksterior

Page 2: Bulletin Edisi 6

utama dipaving diakhir agar tidak terlalu mengganggu lalu lintas di kawasan Univer-sitas Brawijaya.

Pembangunan besar yang dilaksana-kan semenjak bulan Desember ini menuai pro dan kontra. Beberapa pegawai serta mahasiswa UB menyatakan bahwa pem-bangunan ini berdampak positif. Dengan digantinya aspal dengan paving, jalanan UB menjadi tampak megah dan indah. Jalanan yang dulunya tidak rata dan cukup berbahaya untuk dilalui menjadi rata dan aman. Pavingisasi ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Adanya

pori-pori pada paving block meminimal-isasi aliran pada permukaan dan memper-banyak infiltrasi dalam tanah. Disamping itu, paving juga menghasilkan sampah konstruksi lebih sedikit dibandingkan penggunaan pelat beton.

Namun ternyata tidak semua pihak memiliki reaksi positif atas pavingisasi ini. Beberapa masyarakat yang berdomisili di sekitar Universitas Brawijaya merasa terganggu dengan adanya pembangunan ini. Kendaraan- kendaraan proyek yang berukuran besar tidak hanya menyebab-kan kemacetan di jalanan sekitar UB. Ken-

we build for our “better future”

contrast

ruined

SIPIL TELAH BERUBAH

yang mendamh hpingin gedung tersebut. Pendapat lain diungkap oleh Ian

Isman. Ian juga berpendapat bahwa taman ini dibuat untuk mendukung eksterior gedung-gedung perkuliahan Sipil. Hanya saja bukan untuk penilaian

akreditasi namun sebagai bukti bahwa Teknik Sipil juga peduli dengan lingkungan, sekecil apapun lingkungan itu dibuat.

Bersamaan dengan pembuatan taman, beberapa meter jalan di samping

CCTV dibeberapa sudut gedung

Page 3: Bulletin Edisi 6

utama dipaving diakhir agar tidak terlalu mengganggu lalu lintas di kawasan Univer-sitas Brawijaya.

Pembangunan besar yang dilaksana-kan semenjak bulan Desember ini menuai pro dan kontra. Beberapa pegawai serta mahasiswa UB menyatakan bahwa pem-bangunan ini berdampak positif. Dengan digantinya aspal dengan paving, jalanan UB menjadi tampak megah dan indah. Jalanan yang dulunya tidak rata dan cukup berbahaya untuk dilalui menjadi rata dan aman. Pavingisasi ini juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Adanya

pori-pori pada paving block meminimal-isasi aliran pada permukaan dan memper-banyak infiltrasi dalam tanah. Disamping itu, paving juga menghasilkan sampah konstruksi lebih sedikit dibandingkan penggunaan pelat beton.

Namun ternyata tidak semua pihak memiliki reaksi positif atas pavingisasi ini. Beberapa masyarakat yang berdomisili di sekitar Universitas Brawijaya merasa terganggu dengan adanya pembangunan ini. Kendaraan- kendaraan proyek yang berukuran besar tidak hanya menyebab-kan kemacetan di jalanan sekitar UB. Ken-

we build for our “better future”

contrast

ruined

SIPIL TELAH BERUBAH

HMS juga diperbaiki. Jalan tersebut yang awalnya hanya plesteran biasa telah diperbaiki dengan diberi ampyang sehingga tampak lebih indah. Pada satu petak ada ampyang yang membentuk lambang Universitas Brawijaya.

Proses pembuatan jalan dengan ampyang dilakukan kurang lebih selama satu minggu. Proses ini cukup perhatian beberapa mahasiswa, “belum pernah lihat orang bikin ampyang, sekalian PKL juga,” ujar Vemmy Kurniawan mencoba berkelakar.

Tidak berhenti sampai ampyang saja, ternyata masih ada satu lagi perubahan yang dibuat Sipil dan menarik perhatian mahasiswanya, yaitu dengan memasang kamera CCTV. Sebelumya kamera ini hanya dapat ditemukan di rektorat Brawijaya, namun sekarang di Sipil juga ada. Namun alasan paling kuat mengapa kamera ini menarik perhatian adalah tidak ditemukannya kamera seperti ini pada jurusan lain termasuk di Fakultas Teknik.

Kamera ini dipasang di dalam dan di luar ruangan. Pada semua kelas mulai dari kelas gedung D ruang 1.1, ruang 1.2, ruang 2.1, ruang 2.2, gedung B ruang MT.1 dan MT.2, gedung A

ruang 3.1, dan gedung C ruang Survey dan Geologi. Jadi total ada delapan ruang kelas yang dipasang kamera CCTV. Ruang Survey dan Geologi merupakan ruang kelas yang dipasang CCTV untuk pertama kali.

Luar ruangan terdapat sekitar lima titik yang dipasang kamera CCTV. Awalnya hanya empat titik yang dipasangi kamera yaitu di ruang kesekretariatan Amera tepat diatas pintu masuk menghadap ke dalam, di ujung gazebo lantai dua, di ujung Ruang pengajaran, dan di depan ruang Himpunan Mahasiswa Sipil menghadap ke taman. Lalu ditambah titik ke lima yaitu di atas lis ruang unit jaminan mutu.

Pemasangan kamera ini dilakukan untuk lebih menjaga keamanan barang-barang di Teknik Sipil. Seperti yang kita ketahui bersama, pada setiap kelas terdapat minimal satu proyektor, satu

Tam

an d

i sam

ping

Him

puna

n M

ahas

isw

a S

ipil

Page 4: Bulletin Edisi 6

Universitas Brawijaya (UB) Malang telah melakukan perubahan besar yang sig-nifikan dalam bidang pem-bangunan. Universitas yang

baru saja merayakan ulang tahun emasnya ini telah membongkar sebagian jalan aspal yang membentang di dalam kampus. Jalan aspal yang dibongkar tersebut telah digan-ti dengan paving.

Pembongkaran aspal setebal 30 cm dan pemasangan paving ini bertujuan untuk mewujudkan misi UB yang berwa-wasan lingkungan. Diharapkan dengan adanya pavingisasi ini UB dapat berkon-tribusi dalam pengurangan banjir di Kota Malang. Hal ini ditunjang oleh luas total UB yang cukup besar yaitu sebesar 50 hek-tar.

Rute pembangunan telah dirancang sedemikian rupa agar tidak mengganggu

pengguna jalan di dalam Kampus Biru ini. Pavingisasi ini dimulai dari gerbang masuk UB menuju Gedung Samanta Kridha dan telah selesai pada bulan Januari. Pada bu-lan Februari jalan paving dari Gerbang Vet-eran hingga Bundaran UB juga telah dapat dilewati. Sekarang ini, tampak pekerja se-dang mengerjakan pavingisasi di daerah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FI-SIP). Rencananya seluruh jalan aspal di UB akan diganti dengan paving.

Berbagai hambatan telah mengha-dang jalannya proses pembongkaran jalan dan pemasangan paving ini. Banyaknya pengguna jalan mulai dari mahasiswa, kar-yawan, dosen, bahkan masyarakat umum yang hanya lewat membuat pavingisasi ini sedikit terhambat. Pekerja harus memikir-kan rute pembangunan serta rute yang dapat dilewati pengguna jalan agar tidak saling mengganggu. Oleh karena itu, jalan

daraan-kendaraan ini juga meningkatkan polusi udara, bahkan debu yang dihasilkan kerap mengganggu pengguna jalan lain-nya.

Pavingisasi ini bahkan mendapat reak-si keras dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur. Reaksi keras dari Wal-hi tentunya memiliki alasan. Pihak Walhi menganggap bahwa pembongkaran aspal dan pavingisasi ini merupakan kebijakan kontra produktif. Perubahan besar ini di-anggap sebagai salah satu sarana untuk membuang uang anggaran. Pihak Walhi memang telah curiga akan latar belakang pembangunan ini. Walhi beranggapan jika hanya bertujuan untuk mengurangi resiko banjir, mengapa tidak dibangun sumur resapan saja yang tentunya lebih efektif. Selain itu sumur resapan juga dapat me-nabung air bila sedang hujan. Oleh karena

itu Walhi menganggap pavingisasi ini mer-upakan suatu pemborosan. (http://www.lensaindonesia.com/2012/11/30/walhi-anggap-pembongkaran-aspal-ub-malang-hanya-buang-anggaran.html)

Bagaimanapun pembangunan ini tel-ah berjalan dan tentunya akan terus ber-jalan hingga tuntas. Segala yang dilakukan oleh pihak kampus tentunya bertujuan baik demi kebaikan warga kampus. Ter-lepas dari anggapan baik maupun buruk mengenai pavingisasi ini, kita tentunya berharap pembangunan ini dapat segera diselesaikan dan dapat segera dinikmati oleh warga kampus. Diharapkan pula den-gan selesainya pavingisasi ini, masyarakat tidak lagi merasa terganggu. Tampilan baru Universitas Brawijaya tercinta ini ten-tunya akan selalu dinanti oleh warga Kam-pus Biru.

SIPIL TELAH BERUBAH

Filliyani Riska

LCD, dan satu komputer. Oleh karena itu kamera CCTV di luar kelas dipasang pada titik-titik persimpangan jalan untuk memudahkan pengawasan.

Selain menjaga keamanan kamera ini juga bermanfaat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan barang-barang inventaris di Teknik Sipil. Sekitar dua minggu setelah pemasangan, kamera ini terbukti bermanfaat. Kamera ini menangkap ada orang yang dengan sengaja mencoret-coret meja gazebo lantai dua dengan pylox sehingga membuat meja tersebut nampak kotor. Namun kejadian ini tidak bisa ditangani

lebih lanjut karena bukan mahasiswa Sipil pelakunya. Akan tetapi, dengan demikian kita jadi tahu akan kejadian-kejadian yang tidak bisa dipantau secara manual.

Pada ujian semester genap lalu, kamera ini memiliki fungsi tambahan yaitu untuk melatih kedisiplinan dan kejujuran mahasiswa. Kamera ini menjadi semacam pengawas kedua saat ujian. Hal ini pun menjadi topik pembicaraan baru di kalangan mahasiswa Sipil. Ada yang terang-terangan mengeluhkan, ada juga yang gelisah namun menutupinya dengan membuatnya menjadi lelucon.

Tampak atas taman dan ampyang logo Universitas Brawijaya