Top Banner
Tokoh Punakawan (Gareng - Petruk - Bagong) Tokoh Bulletin Cah Angon | 1 erbicara dasar Negara Kesatuan Re- publik Indonesia (NKRI), tentu tid- ak lain adalah Pancasila. Dimana Pancasila yang mengandung nilai- nilai universal dengan prinsip “Bhinneka Tunggal Ika”, itu digali dari bumi pertiwi dan disepakati sebagai konsensus nasional untuk menjadi dasar NKRI dan menjadi payung ke- hidupan bersama dalam berbagai perbedaan. Adapun dalam perkembangannya terjadi adanya konflik dan ketegangan di beberapa kawasan Republik Indonesia terutama pada era setelah reformasi membuktikan bahwa kurang hati-hatinya negara kita dalam mengelola kemajemukan bangsa ini. Hal ini kalau dibiarkan dapat membahayakan keutu- han bangsa itu sendiri. Apalagi sebagian ke- lompok berpandangan bahwa Pancasila se- bagai dasar negara itu sudah tidak relevan un- tuk mengatasi problem bangsa ini karena menurut kesimpulan mereka Pancasila tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan (agama Is- lam). Dengan demikian yang menjadi tan- tangan bersama saat ini adalah bagaimana komponen bangsa ini tidak berfikir sempit dan dangkal serta tidak terbiasa membuat kesimpulan yang terburu-buru?. dan bagaimana dapat mewujudkan potensi dan simbol-simbol ke-bhineka-an dalam perspek- tif ketahanan sosial-budaya tanpa mengor- bankan cita-cita reformasi itu sendiri?. Pandangan tidak relevansinya pancasila untuk mengatasi problem bangsa ini karena tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan (agama Islam), itu merupakan sebuah kesimpulan yang terburu-buru dan sebuah pemikiran yang sangat sempit dan dangkal. Karena Pan- casila sebagai dasar Negara Indonesia sebenarnya sudahlah sangat Islami (sesuai dengan tuntunan agama Islam) dan mampu menjadi payung kebersamaan dalam mewujudkan subtansi simbolisasi bhineka tunggal ika. Oleh karena itu, dalam kesem- patan ini, marilah kita lihat secara jernih bah- wa Pancasila itu adalah payung kebersamaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kes- esuaian sila-sila atau butir-butir yang terkan- Islam dan Dasar Negara Indonesia (Pancasila) 2014 Edisi #2 Agustus Jendela Pemikiran
4

Bulletin Cah Angon

Jan 23, 2018

Download

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bulletin Cah Angon

Tokoh Punakawan (Gareng - Petruk - Bagong) Tokoh

Bulletin Cah Angon | 1

B erbicara dasar Negara Kesatuan Re-publik Indonesia (NKRI), tentu tid-ak lain adalah Pancasila. Dimana Pancasila yang mengandung nilai-

nilai universal dengan prinsip “Bhinneka Tunggal Ika”, itu digali dari bumi pertiwi dan disepakati sebagai konsensus nasional untuk menjadi dasar NKRI dan menjadi payung ke-hidupan bersama dalam berbagai perbedaan. Adapun dalam perkembangannya terjadi adanya konflik dan ketegangan di beberapa kawasan Republik Indonesia terutama pada era setelah reformasi membuktikan bahwa kurang hati-hatinya negara kita dalam mengelola kemajemukan bangsa ini. Hal ini kalau dibiarkan dapat membahayakan keutu-han bangsa itu sendiri. Apalagi sebagian ke-lompok berpandangan bahwa Pancasila se-bagai dasar negara itu sudah tidak relevan un-tuk mengatasi problem bangsa ini karena menurut kesimpulan mereka Pancasila tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan (agama Is-lam). Dengan demikian yang menjadi tan-tangan bersama saat ini adalah bagaimana komponen bangsa ini tidak berfikir sempit dan dangkal serta tidak terbiasa membuat

kesimpulan yang terburu-buru?. dan bagaimana dapat mewujudkan potensi dan simbol-simbol ke-bhineka-an dalam perspek-tif ketahanan sosial-budaya tanpa mengor-bankan cita-cita reformasi itu sendiri?. Pandangan tidak relevansinya pancasila untuk mengatasi problem bangsa ini karena tidak sesuai dengan ketentuan Tuhan (agama Islam), itu merupakan sebuah kesimpulan yang terburu-buru dan sebuah pemikiran yang sangat sempit dan dangkal. Karena Pan-casila sebagai dasar Negara Indonesia sebenarnya sudahlah sangat Islami (sesuai dengan tuntunan agama Islam) dan mampu menjadi payung kebersamaan dalam mewujudkan subtansi simbolisasi bhineka tunggal ika. Oleh karena itu, dalam kesem-patan ini, marilah kita lihat secara jernih bah-wa Pancasila itu adalah payung kebersamaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kes-esuaian sila-sila atau butir-butir yang terkan-

Islam dan Dasar Negara

Indonesia (Pancasila)

2014

Ed

isi #2

Ag

ustu

s

Jendela Pemikiran

Page 2: Bulletin Cah Angon

2 | Bulletin Cah Angon

dung dalam Pancasila dengan Ayat-ayat Tu-han yang termaktub di dalam Kitab Suci-Nya yaitu al-Qur’an al-Karim. 1. Ketuhanan Yang Maha Esa Pada sila pertama ini mengandung ajaran ketauhidan dalam pengertian keimanan kepa-da Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana yang tercermin dalam kitab suci al-Qur’an Surat al-Nahl ayat 22, al-Baqarah ayat 163, al-Ankabut ayat 46 sebagai berikut:

إهلكم إله واحد فالذين ال يـؤمنـون بـاآلخـرة قــلـوبــهـم مـنـكـرة وهـم

)٢٢مستكربون (سورة النحل:

Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. (QS. al-Nahl: 22).

وإهلكم إله واحد ال إله إال هو الرمحن الرحيم (سورة

)١٦٣البقرة:

Dan Tuhan-mu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” . (QS. al-Baqarah: 163)

نا وأنزل إليكم وإهلنا وإهلكـم واحـد .... وقـولوا آمنا بالذي أنزل إليـ

)٣٦وحنن له مسلمون (سورة العنكبوت:

...dan katakanlah; Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, Tuhan kami dan Tuhan-mu adalah satu. (QS. al-Ankabut: 46)

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab Sila kedua ini mencerminkan nilai ke-manusiaan yang menjunjung tinggi sikap adil dan beradab, hal ini juga dianjurkan dalam al-Qur’an surat al-Nahl ayat 90.

ـهـى عــن إن اهللا يـأمـر بـالـعـدل واإلحسـان وإيـتـاء ذي الـقـرىب ويــنـ

ـــرون ـــذك ـــلـــكـــم ت ـــع ـــظـــكـــم ل ـــع ـــي ي ـــغ ـــنـــكـــر والـــبـ ـــحـــشـــاء والـــم ـــف ال

)٩٠(سورة النحل:

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan per-musuhan. Dia memberi pengajaran kepa-damu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. al-Nahl: 90)

3. Persatuan Indonesia Sila ketiga ini menggambarkan sebuah kehidupan yang rukun, damai, saling berdampingan dalam bingkai keane-karagaman bangsa-nya dengan dilandasi per-satuan serta kebersamaan, sebagaimana perintah Allah dalam surat Ali-Imron ayat 103.

يعا وال تـفرقوا واذكروا نعمت الله عليكم إذ واعتصموا حببل الله مج

كنتم أعداء فألف بـني قـلوبكم فأصبـحـتـم بـنـعـمـتـه إخـوانـا وكـنـتـم

الـلـه لـكـم ـهـا كـذلـك يــبــني على شفا حفرة من النار فأنقذكم مـنـ

)١٠٣آياته لعلكم تـهتدون (سورة آل عمران:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepa-da tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Al-lah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Ja-hiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara. (QS. Ali ‘Imron: 103)

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila yang memberi petunjuk dalam pelaksanaan kepemimpinan serta dalam mengambil sebuah keputusan itu harus secara bijak dengan tetap berdasarkan musyawarah. Hal ini digambarkan dalam al-Qur'an surat Shaad ayat 20 dan surat Ali ‘Imran ayat 159 sebagai berikut:

ناه احلكمة وفصل اخلطاب (سورة ص )٢٠: وشددنا ملكه وآتـيـ

Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Ka-mi berikan kepadanya hikmah dan kebijaksa-naan dalam menyelesaikan perselisihan. (QS. Shaad: 20)

Jendela Pemikiran

Bulletin Cah Angon | 7

Uswah Pojok Kampung

akan sendiri-sendiri menghadapi mereka?

Dalam kebersamaan, ternyata kita men-

jadi jauh lebih perkasa. Bukan saja karena

keterbatasan masing-masing, kita menyatu

saling mengisi menjadi kekuatan yang tak

terbatas; tapi lebih dari itu, dalam kebersa-

maan–tidak seperti dalam kesendirian–rasa

malu dan sungkan, terutama kepada Allah,

dapat membudaya; sesuatu yang dapat men-

jadi benteng ampuh menghadapi gencar dan

canggihnya godaan. Dengan kebersamaan,

terbukti tugas-tugas berat pun menjadi terasa

ringan kita lakukan dan kenikmatan terasa

lebih nikmat kita enyam. Dan kebersamaan

bukan lain merupakan ciri mereka yang

sehati. Ciri orang-orang mukmin. Ciri kita,

seperti Firman Allah di ayat 71 surat 9. al-

Taubah,“Dan orang-orang mukmin lelaki dan

orang-orang mukmin wanita, sebagian mereka

adalah kekasih sebagian yang lain; mereka

menyuruh kepada makruf dan mencegah

kemungkaran, mendirikan shalat, menunaikan

zakat, mentaati Allah dan Rasul-Nya. Mereka-

lah orang-orang yang akan dirahmati Allah.

Sesungguhnya, Allah itu Maha Perkasa dan

Maha Bijaksana.”

Nah, dalam rangka membina kondisi dan

menjaga kebersamaan itu, marilah modal spir-

itual Ramadhan, kita manfaatkan sebaik-

baiknya. Kita jaga agar diri-diri kita tetap

akrab dengan kemanusiaan kita dan keimanan

kita. Kita jaga agar musuh dalam diri kita tid-

ak berdaya memperdayakan kita terutama da-

lam usahanya mengurai ikatan Allah atas sesa-

ma kita. Jangan kita biarkan musuh kita

menggunakan perbedaan-perbedaan status,

aspirasi dan pendapat diantara kita, sebagai

belati pengoyak persaudaraan yang telah

ditetapkan Allah atas kita.

Kiranya, masih dalam rangkaian menjaga

kebersamaan itu juga, setelah kita ber-

husnuddhan kepada Allah bahwa hari ini Al-

lah telah mengampuni dosa-dosa kita, marilah

kita saling melebur dosa-dosa di antara kita

sendiri dengan saling memaafkan, seraya

bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan.

Sehingga dengan demikian, sempurnalah

kesucian diri kita; bersih dari dosa kepada Al-

lah SWT dan bersih pula dari dosa kepada

sesama. Dan kita bisa memulai kembali hidup

dan kehidupan ini dalam kesucian dan kefitri-

an. Semoga. EOF

*KH. A. Mustofa Bisri atau yang familiar dipanggil Gus Mus, kini

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Leteh Rembang dan

menjadi Rais Syuriah PBNU. Dilahirkan di Rembang, 10 Agustus 1944.

Belajar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Al-Munawwir Krapyak

Yogyakarta, dan Universitas Al-Azhar Kairo, disamping di pesantren

ayahnya sendiri, Raudlatuth Tholibin Rembang.

Disamping budayawan, dia juga dikenal sebagai penyair. Karya-

karyanya yang telah diterbitkan, antara lain, Dasar-dasar Islam

(terjemahan, Penerbit Abdillah Putra Kendal, 1401 H), Ensklopedi Ijma' (terjemahan bersama

KH. M.A. Sahal Mahfudh, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1987), Fikih Keseharian (Yayasan Pen-

didikan Al-Ibriz, Rembang, bersama Penerbit Al-Miftah, Surabaya, Juli 1997) dan karya-karya

lain yang belum disebutkan.

Page 3: Bulletin Cah Angon

6 | Bulletin Cah Angon

Uswah Pojok Kampung

Apabila sengaja mengagungkan makhluk dengan rukuk seperti mengagungkan Allah tidak

ada perbedaan keduanya tentang hukum kufurnya. (Jika sengaja mengagungkan makhluk

hingga perkataan), maksudnya jika tidak bertujuan demikian maka tidak dihukumi kufur dan

juga tidak haram. (Hasyiah al-Jamal, juz 5, hal. 124)

Gus Mus*: Kitab dan Buku Uswah Pojok Kampung

A tas perkenan dan pertolongan Al-

lah SWT, kita, Alhamdulillah,

telah berhasil menyelesaikan

ujian Tuhan terhadap kita

dengan merampungkan kewajiban berpuasa

sebulan suntuk di bulan Ramadan. Marilah

kita rayakan dengan penuh kesyukuran dan

ketakwaan, seraya merenungi hikmahnya

yang agung.

Tugas puasa yang telah kita selesaikan,

sebenarnya merupakan gemblengan bagi men-

capai kemerdekaan diri yang sesungguhnya.

Merdeka dari penjajahan penjajah paling lak-

nat yang sekaligus kekuasaannya paling mem-

belenggu diri kita: nafsu dan syahwat yang

mendapat dukungan setan.

Dengan dukungan setan, selama ini nafsu

dan syahwat telah berhasil menguasai diri dan

memperbudak banyak pribadi manusia. Se-

hingga acapkali bahkan berhasil membuat

pribadi-pribadi itu lupa kemanusiaannya.

Mereka menjadi kejam melebihi binatang bu-

as, rakus melebihi hewan, memangsa siapa

saja, melalap apa saja; tak terkecuali sesama

mereka. Melebihi hewan dan binatang, karena

memang mereka mempunyai kelebihan-

kelebihan yang tak dimiliki hewan dan bi-

natang.

Sebenarnya, oleh kasih sayang Allah,

manusia telah dibekali hati nurani dan akal

pikiran yang didukung oleh malaikat, bagi

mendapatkan kesempuranaan hidayah. Hati

nurani dan akal pikiran itulah yang merupakan

sumber dari segala kelebihan manusia.

Dengan nurani dan akal pikiran itu

sebenaranya manusia, bisa mencapai keting-

gian martabat paling tinggi di atas makhluk-

makhluk Allah yang lain. Namun, seringkali

nafsu dan syahwat dipesonakan setan kepada

gemerlap dan kenikmatan kehidupan duniawi

sesaat, sehingga mengaburkan mata hati

manusia dan kemudian menjerumuskannya ke

jurang kerendahan paling rendah.

Di bulan suci Ramadhan kemarin, se-

mentara setan dibelenggu, nafsu dan syahwat

kita hajar. Ruang-geraknya kita batasi. Se-

mentara, dominasi atas diri, kita kembalikan

kepada nurani dan akal pikiran. Kita pun men-

jadi manusia yang benar-benar merdeka.

Setelah merdeka dari penjajahan nafsu dan

syahwat kita sendiri, melawan dan mengusir

penjajah dari luar kita kiranya akan lebih rin-

gan. Maka, berbahagialah mereka yang di bu-

lan bahagia ini dan seterusnya dapat memper-

tahankan kemanusiaan dan kemerdekaannya.

Agaknya, di samping tentu saja berkat

taufik Allah, kemauan keras dan terlebih-lebih

kebersamaan kita telah membuat musuh da-

lam diri kita bersama itu tidak dapat berbuat

banyak. Puji dan syukur kepada Allah. Ka-

laulah kita bertekad mempertahankan keme-

nangan dan kemerdekaan ini, bertekad terus

waspada melawan musuh kita itu, apakah kita

akan tetap dalam kebersamaan, ataukah kita

Bulletin Cah Angon | 3

Jendela Pemikiran

فبما رمحة من الله لنت هلم ولو كنت فظا غليظ القـلـب النـفـضـوا

هـم واسـتــغـفـر هلـم وشـاورهـم يف األمـر فـإذا من حولك فاعف عنـ

لني (سـورة عزمت فـتـوكل على الله إن الله حيب المتـوك

)١٥٩: آل عمران

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan ber-musyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. (QS. ali-Imron: 159) 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat In-

donesia Sila yang menggambarkan dan mencita-citakan terwujudnya kehidupan yang adil, makmur, bagi seluruh rakyatnya yang berane-ka ragam. Hal ini juga diperintahkan dalam surat al-Maa'idah ayat 8 dan al-Nisa’ ayat 135 sebagai berikut:

ياأيـها الذين آمنوا كونوا قـوامني لله شهداء بـالـقـسـط والجيـرمـنـكـم

رب للتـقوى واتـقوا الـلـه إن شنآن قـوم على أالتـعدلوا اعدلوا هو أقـ

)٨: الله خبري مبا تـعملون (سورة املآئدة

Hai orang-orang yang beriman, hen-daklah kamu jadi orang-orang yang selalu

menegakkan (kebenaran) kerena Allah, men-jadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa, dan bertakwalah kepada Al-lah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Maa’idah: 8)

يا أيـها الذين آمنوا كونوا قـوامني بـالـقـسـط شـهـداء لـلـه ولـو عـلـى

أنفسكم أو الوالدين واألقـربني إن يكن غـنـيـا أو فــقـريا فـالـلـه أوىل

�ما فال تـتبعوا اهلوى أن تـعدلوا وإن تـلووا أو تـعرضوا فإن الله كان

)١٣٥: مبا تـعملون خبريا (سورة النساء

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (QS. an-Nisa’: 135)

الم عليكم ورمحة اهللا وبـركاته الس

وا نـعـمـة اهللا ال مـاحلمد هللا الذي بنعمته اهتدى المهتدون وبرمحته احتد المسلمون وآتاكم مـن كـل ا سـألـتـمـوه وإن تــعـد

دا عبده ورسوله أرسله باهلدى ودي ـرا ونـذيــرا. الـلـهـم ن حتصوها. أشهد أن آل إله إال اهللا وأشهد أن حمم احلق ليكون للعالمني بشـيـ

رمحكم اهللا . أوصيكم ونـفسي بتـقوى اهللا ون صل على حممد رسول اهللا وعلى اله وأصحابه ومن وااله (أما بـعد) فـيا أيـها المسلم

وطاعته لعلكم تـفلحون.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Mulia

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita senantiasa selalu meningkatkan keta-

qwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Agar kita senantiasa mendapatkan keber-kahan

Memperingati Hari Kemerdekaan Berlandaskan

Nilai-nilai Luhur Pancasila dan UUD 1945 `Khotbah Jum ah

Page 4: Bulletin Cah Angon

4 | Bulletin Cah Angon

Khotbah Jum’ah

dan keridhaan dari Allah SWT dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara ini.

Hadirin Jama’ah Jum’ah Yang Budiman

Perlu kita ketahui dan kita sadari bersama bahwa bangsa Indonesia ini merdeka atas per-

juangan keras para alim ulama dan beberapa komponen bangsa ini, selama kurang lebih 3,5

abad lamanya. Hal ini menunjukkan bahwa berdirinya bangsa Indonesia ini berdasarkan

kemajemukan bangsa yang berbeda-beda yang ikut serta membela bangsa ini dari penjajahan

kolonial Belanda, dengan jerih payah dan per-juangan yang keras sampai titik darah peng-

habisan, akhirnya terwujudlah sebuah bangsa yang merdeka dalam satu kesatuan NKRI. Se-

hingga pada akhir perjuangannya, para tokoh agama berkumpul untuk merumuskan dokumen

yang sangat penting yang dijadikan instrumen dasar negara kita yaitu UUD 1945, dan mem-

persiapkan hari kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Hadirin Yang Berbahagia

Berdirinya sebuah bangsa yang merdeka ini, menunjukkan bahwa negara Indonesia ini,

berdiri atas dasar negara kebangsaan bukan atas dasar negara agama, yang artinya bahwa,

negara Indonesia mengakui adanya berbagai agama, suku, dan ras yang berbeda-beda, hal ini

dilakukan dengan dasar menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yaitu Wijha Insaniyah.

Negara indonesia adalah negara kedaulatan bukan negara kekuasaan, yang artinya segala

sesuatu itu didasarkan atas kebutuhan dan permusyawaratan bersama, bukan hanya diputus-

kan oleh satu golongan saja yang menjadi penguasa di negeri ini, sehingga sebuah keputusan

dan ketetapan hukum yang diambil itu bertujuan untuk Limaslakhatil Ummah bukan untuk

satu golongan saja, dan ini juga dituangkan dalam Pancasila yang berbunyi kerakyatan yang

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dengan inilah bisa

tercapai satu kesatuan bangsa dengan harapan “seng gede isok ngayomi seng cilik, sing cilik

gelem menghormati seng gede” kaum mayoritas bisa memberikan rasa aman bagi kaum mi-

noritas, sedangkan kaum minoritas bisa menghormati kaum mayoritas.

Hadirin Yang Dimuliakan Allah

Perlu disadari dan dipahami bahwa negara Indonesia adalah negara kedaulatan rakyat yang

berketuhanan bukan negara ketuhanan. Negara dan Agama harus dipisahkan, artinya; Bahwa

manusia bernegara dan berbangsa itu sudah menjadi kewajiban seorang warga negara untuk

taat dan patuh terhadap pemimpin dengan berbagai instrumen yang diberlakukan oleh negara

tersebut. Akan tetapi orang ber-agama merupakan kewajiban seorang hamba untuk taat dan

patuh kepada sang pencipta melalui syariat yang ditetapkan oleh Tuhannya. Seseorang beraga-

ma atau tidak, itu semua urusan individu seseorang dengan Tuhannya, begitu juga dalam

melaksanakan Syariat Islam tidak diperlukan/diwajibkan adanya sebuah negara Islam. hal ini

dengan sendirinya sudah menjadi kewajiban bagi para pemeluk agama itu sendiri, oleh karena

itu tidak seorangpun memiliki wewenang untuk memaksa seseorang agar melaksanakan syari-

at atau meyakini agama tertentu. Hal ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah Ayat 256.

Bulletin Cah Angon | 5

Hukum Mengibarkan Bendera Setiap negara pasti mempunyai bendera sebagai lambang kebesaran dari negara tersebut,

misalnya negara Indonesia yang mempunyai bendera kebesaran Merah Putih. Pada setiap mo-men-momen tertentu, seperti halnya ketika memperingati HUT kemerdekaan NKRI, pemerintah mewajibkan setiap warga negara untuk mengibarkan bendera Merah Putih pada setiap rumah, perkantoran, pabrik dan lain sebagainya. Dari hal tersebut, bagaimanakah hukum mengibarkan bendera menurut Islam, adakah dalil yang menerangkannya?

Hukum mengibarkan bendera adalah boleh, karena Nabi juga pernah memerintahkan sa-habat Zubair untuk mengibarkan sebuah bendera pada suatu tempat, sebagaimana ket-erangan dalam kitab Shahih al-Bukhari:

ثـنا أبو أسامة، عن هشام بن عروة، عن أبيه عن نافع بن د بن العالء، حد ثـنا حمم عت العباس يـقول للزبـري، رضي جبـ حد ري قال: مس

هما هاهنا أمرك النيب صلى اهللا عليه وسلم أن تـركز الراية (صحيح البخارى، ج )٣٠٣ ص، ٢الله عنـ

Telah bercerita kepadaku Muhammad bin al-‘Allak, Abu Usamah telah bercerita kepadaku, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Nafi’ bin Jubair, dia berkata; “Aku telah mendengar Ibnu Abbas berkata kepada Zubair, semoga Allah meridhai keduanya, di tempat ini nabi Muhammad Saw menyuruhmu untuk mengibarkan bendera”. (Sahih al-Bukhari, bab ma Qiila fi Liwaa’i an-Nabi, juz 2, hal. 303) Hukum Penghormatan Pada Bendera

Setiap merayakan hari kemerdekaan negara Indonesia, masyarakat diharuskan untuk mem-peringatinya, yang salah satunya dengan cara mengadakan upacara bendera. Dalam upacara tersebut tentunya tidak terlepas dari penghormatan pada bendera. Dari permasalahan tersebut, bolehkah kita sebagai warga negara, melakukan penghormatan pada bendera?

Tidak boleh, apabila penghormatan ter sebut dilakukan dengan cara ber sujud

)٥٥، ص ١والقسم الثاىن األفـعال كسجود لصنم أو مشس أو خملوق آخر (إسعاد الرفيق، ج

Pembagian yang kedua adalah kufur dari jenis perbuatan seperti sujud pada berhala atau matahari atau makhluk yang lain. (Is’ad ar-Rafiq, juz 1, hal. 55)

Boleh, apabila dalam member ikan penghor matan ter sebut tidak sampai menga-gungkan seperti mengagungkan Tuhan.

نـهما ىف الكفـر حـيـنـئـذ اه رح م ر وقــولـه، فـإن قصـد تــعـظـيـم ــ شـفإن قصد تـعظيم خملوق بالركوع كما يـعظم اهللا به فال فـرق بـيـ

) ١٢٤، ص ٥خملوق إخل أي فـلو مل يـقصد ذلك مل يكن كفرا بل ال يكون حراما أيضا (حاشية اجلمل، ج

Hukum Mengibarkan Bendera

Hukum Penghormatan pada Bendera Fiqh

Fiqh

الرشد من الغي ين قد تـبـني آل إكراه ىف الد

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”.

Dan akhirnya semoga Allah SWT melim-pahkan rahmat dan ridha-Nya kepada kita semua

untuk kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan keadilan dan kese-

jahteraan serta kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Dhohiron wa Bathinan, Amin Ya

Robbal ‘Alamin. نير الرامح وقل رب اغفر وارحم وأنت خيـ

Sukmo
Typewriter
Wisata Lengkap di Netizenia.com