Top Banner
bulletin bpksdm BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Edisi II - 2007 Kajian Tentang Desain Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Pendidikan Kedinasan Keahlian Teknik (PKKT) Bidang Pekerjaan Umum Gagasan Pembentukan Jaringan Alumni dan Wadah Alumni Pendidikan Bidang Ke- PU-an 9 13 ISE 2006 DUBAI Perjalanan Survey Jasa Konstruksi Indonesia di Kota Megah Timur Tengah ( Bagian Kedua)
17

bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

Jan 17, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

bulletin bpksdmBADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIADEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Edisi II - 2007

Kajian Tentang DesainKurikulum BerbasisKompetensi padaPendidikan KedinasanKeahlian Teknik (PKKT)Bidang Pekerjaan Umum

Gagasan PembentukanJaringan Alumni danWadah AlumniPendidikan Bidang Ke-PU-an

9 13

ISE 2006 DUBAIPerjalanan Survey Jasa KonstruksiIndonesia di Kota Megah Timur Tengah(Bagian Kedua)

Page 2: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

Pembina/Pelindung :

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi danSumber Daya Manusia,

Penanggung Jawab :

Sekretaris Badan Pembinaan Konstruksi danSumber Ddaya Manusia,

Wakil Penanggung Jawab :

Kepala Pusat Pembinaan Usaha Konstruksi,Kepala Pusat Pembinaan Penyelenggaraan

Konstruksi, Kepala Pusat Pembinaan Keahlian dan Teknik

Konstruksi,Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan

Pelatihan Konstruksi,

Pemimpin Redaksi :

Surtiningsih

Redaksi Pelaksana :

Nanan Abidin

Anggota Redaksi :Doedoeng Z. Arifin

Bambang SoekaryatnoEddy SunyotoSari Mustika

Yaya SupriyatnaEro

Cakra NagaraAgnes S.P. Trisnowati

Titik Murti UtamiSubagio

Yanto ApriyantoSri Yuliawati

Madya GunawanAgus Firngadi

Sugeng SunyotoKrisnawati Pratiwi Hadi

Administrasi dan Distribusi :

Agus Kurniawan

Desain/Tata letak :

Nanang Supriyadi

Photografer :

Sri Bagus Herutomo

2

D ar i Redaksiada edisi kedua ini, Bulletin BPKSDM mengetengahkan artikellanjutan ISE 2006 Dubai, Perjalanan Survey Jasa Konstruksi di KotaMegah Timur Tengah yang merupakan tindak lanjut dari hasil keikut-sertaan Departemen Pekerjaan Umum dalam Indonesian Solo

Exhibition yang diselenggarakan di Dubai, delegasi Menteri PekerjaanUmum bersama Utusan Khusus Presiden RI untuk Timur Tengah jugamelaksanakan pertemuan dengan berbagai pihak di Abu Dhabi dan Dubai,diantaranya Menteri Pekerjaan Umum PEA, CEO National Bank of AbuDhabi (NBAD); Direktur Jenderal Abu Dhabi Chamber of Commerce andIndustry (ADCCI); Pengembang terkemuka (seperti Emaar, Istithmar danUnited Eastern Group), Asosiasi Kontraktor PEA serta beberapa Kontraktorterkemuka (seperti Saudi Binladin Group dan Al-Ahmadiah), secara garisbesar dari hasil pertemuan tersebut, baik pihak pemerintah maupun pihakswasta jasa konstruksi PEA menyambut baik tawaran kerjasama yangbahkan membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada kontraktorIndonesia.

Artikel lain adalah Kajian tentang Desain Kurikulum Berbasis Kompetensipada Pendidikan Kedinasan Keahlian Teknik (PKKT) Bidang PekerjaanUmum, hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kurikulum berbasiskompetensi lebih terarah dalam menyiapkan tenaga yang sesuai dengankebutuhan lapangan kerja.

SDM yang mempunyai kompetensi bidang keahlian khusus dan multidisiplinbila berkumpul dan bersinergi dalam satu kelompok merupakan satukekuatan yang dapat melahirkan sumbangan yang bermanfaat bagipengembangan dan penerapan IPTEK, serta merupakan aset nasionalBangsa yang perlu dikembangkan keberadaannya. Artikel selengkapnyadapat Anda baca dalam Gagasan Pembentukan Jaringan Alumni danWadah Alumni Pendidikan Bidang Ke-PU-an pada edisi kedua bulletinBPKSDM ini.

Selamat membaca edisi kedua Bulletin BPKSDM ini, semoga dapatmenambah informasi Anda.

Page 3: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

3

I S E 2 0 0 6 D u b a i

Perjalanan Survey Jasa Konstruksi IndonesiaDi Kota Megah Timur Tengah

Bagian Kedua - Habis

ertemuan selanjutnya adalahdengan Departement of Eco-nomic Development –Dubai. Tim Departemen

Pekerjaan Umum dalam hal inididampingi oleh consul/ EconomicAffairs – Konsulat Jenderal RI untukDubai (Bapak Yana Rudiyana) diterimaoleh Deputy Director General forExecutive Affair (Mr. Ali IbrahimMohammed) yang didampingi olehDirektor of Economic Affairs Division(Mr. Saeed Rashid Saeed Al Suwaidi),Head of Commercial Relation Center– Business Registration (Mr. AhmedIbrahim) dan para konsultan ekonomidari Economic Affairs Division (Dr.Abdullah Mohd. Al Hassan dan Mr.Faisal Mohd. Salih).

Dalam pertemuan tersebut dibahasDubai Strategic Plan (2007 – 2015)yang telah disahkan dan diumumkanoleh The Rules of Dubai meliputi Eco-nomic Development; Social Develop-ment; Infrastructure, Land andEvironment, Security, juctice and safety; dan Public Sector Escellence.Kontribusi sektor konstruksi terhadapperekonomian terhadap GDP Dubaitahun 2005, sektor Real Estatemenyumbang 23.0 %, SektorPerdagangan menyumbang 14.0 %,dan Sektor Konstruksi menyumbang12.4 %. Kontribusi sektor konstruksiterhadap GDP meningkat tajam daritahun ke tahun yaitu tahun 2000mencapai DHE 5,006 dari DHE55,970 ( 9,05 % EDP ) hingga padatahun 2005 = DHE 16,462 dariDHE 132,731 (12,4 % EDP).

Page 4: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

4

Semen telah menjadi komoditi yangpenting di PEA. Produksi semen terdiriatas semen produksi lokal di tambahsemen eks import yang telah tersediadi Dubai (Ready Stock). ProduksiSemen di PEA mencapai 96 Juta tonpada tahun 2000 sedangkan konsumsimencapai 99 juta ton. Sedangkanproduksi di tahun 2005 mencapai 116namun konsumsi hanya mencapai 114juta. Memperhatikan selisih ”produksi”semen tahun 2005, maka harga semendiperkirakan tidak akan mengalamiperubahan (kenaikan) yang mencolok,dengan demikian export semen keDubai belum saatnya.

Selain semen, komoditi lain yangpenting di PEA adalah besi baja.Produksi besi baja terdiri atas besi bajaproduksi lokal ditambah besi bajaimport yang telah tersedia di Dubai.Produksi besi baja mencapai 10,8 Jutaton dengan tingkat konsumsi mencapai19,8 juta ton pada tahun 2000.Sementara itu di tahun 2005 produksimencapai 15,6 juta ton dengan tingkatkonsumsi 29,0 juta ton.Memperhatikan selisih produksi besibaja tahun 2005, maka harga bajaberpeluang naik, Export besi baja dariIndonesia ke Dubai berpeluang baik.

Proyek infrastuktur yang ditanganipemerintah masih cukup besar,demikian halnya dengan proyek yangditangani oleh swasta. Tidak ada barierbagi badan usaha asing untukmelakukan usaha di Dubai, termasukjasa konsultansi. Namun demikian,perbandingan kepemilikan modalasing/ lokal akan diubah dari 49/ 51menjadi 75/ 25, sebagaimanatercantum Commercial CompaniesLaw (Federal Law No. 8) – 1984 akandiamandemenkan, khususnya tentangpembatasan kepemilikan saham badanusaha asing dari maksimal sebsar 49%menjadi maksimal 75%.

Proses pemberian lisensi persetujuanbergantung pada bidang usaha yangakan diselenggarakan. Untuk jasakonstruksi sendiri persetujuan olehDubai Departement of EconomicDevelopment (DDED) hanyamemerlukan waktu setengah jam.Namun sebelumnya harus mendapatpersetujuan Dubai Municipality (DM).Disamping mendapatkan informasimelalui presentasi konsultan dandiskusi, dalam pertemuan denganDepartement of EconomicDevelopment – Dubai, TimDepartemen Pekerjaan Umum jugamendapatkan berbagai informasidalam bentuk dokumen sertapersyaratan dan format – formatregistrasi /lisensi.

Pertemuan selanjutnya adalah denganDubai Municipality ( DM ). Daripertemuan ini didapatkan informasibentuk badan usaha asing yang sesuaiuntuk melakukan usaha jasa konstruksidi Dubai adalah sebagai berikut 1) For-eign Branch Company denganketentuan memerlukan local agent(agen setempat) sebagai sponsor, Li-ability yang diperuntukkan bagi badanusaha asing, dan keuntungan untukbadan usaha asing; 2) Limited Liabil-ity Company dengan perbandingankepemilikan modal secara resmi adalahBadan usaha setempat sebesar 51 %dan Badan usaha asing sebesar 49 %.

Meskipun pada ketentuan disyaratkanseperti tersebut diatas, namun padaprakteknya tidak harus demikian,dimana badan usaha setempat bisa saja

hanya sebagai sponsor danmendapatkan sejumlah penghargaanjasa ter tentu (lumpsump atauprosentase). Dalam hal demikian,seluruh keuntungan adalah menjadihak badan usaha asing. DubaiMunicipality ( DM ) sendiri menerbitkanklasifikasi usaha yang mengacu padaCentral Product Clasification (CPC)yang dimodifikasi. Beberapa bidangdan sub – bidang usaha jasakonstruksi antara lain sebagai berikutConstruction of Civil EngineeeringWorks , yang meliputi seluruh sub –bidang usaha jasa pelaksanaankonstruksi, kecuali sub – bidangBuilding Construct ion dan SteelConstruction Contacting ; RoadContracting, yang meliputi pekerjaanpembangunan jalan, fly – overs,internal roads, area parkir, landasanpacu (runways) dan jembatan fly – over;dan Bridges and Dam Contracting.

Kualifikasi usaha jasa konstruksi untukperencanaan dan pembangunangedung, baik untuk jasa perencanaanmaupun jasa pemborongan adalahsebagai berikut Grade 1:Groud Floor+ 1 ; Grade 2 :Groud Floor + 4 ; Grade3 : Groud Floor + 12 ; dan Grade 4 :Unlimited. Untuk mendapatkankualifikasi ” unlimited ”, penyedia jasaharus telah memiliki pengalamanmelaksanakan 20 proyek sejenis(bangunan gedung 12 lantai atau lebih)dengan 6 proyek sesuai kualifikasi yangdiusulkan; berpengalaman menjadi ”main contactor ” selama 3 tahunterakhir atau lebih; menempatkan satuorang tenaga ahli (Engineer) untuk

Page 5: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

5

setiap sub – bidang yang diusulkan,yaitu sebagai representative.

Sedangkan Lisensi untuk sub – bidang” Roads and Bridges ” perlu mendapatkajian dan rekomendasi dari RoadsTransportat ion Authority (RTA).Kualifikasi untuk sub – bidang tersebutsecara umum ditetapkan berdasarkannilai proyek yang pernah ditangani.Dalam hal ini, penyedia jasa harusmenugaskan sedikitnya 3 ( tiga ) tenagaahli (Engineers) sebagai representative.Sementara itu proses Lisensi diLingkungan DED meliputi rapatpembahasan usulan, rapat 1 untukpenyampaian pengecekankelengkapan dokumen usulan, rapat 2untuk klarifikasi persyaratan. Penyediajasa harus mendapatkan jadwal untukRapat 1 dan 2 dari sekretariatDepartement of Economis, Dubai.Persetujuan lisensi kemudian akandikeluarkan dalam waktu 7 hari (1minggu), terhitung dari tanggal saatdokumen yang dipersyaratkan lengkapdan memenuhi syarat.

Terakhir, t im delegasi surveyDepartemen Pekerjaan Umummelakukan pertemuan dengan SaudiBinladin Group. Dari pertemuan inididapatkan informasi mengenaibeberapa alternatif bentuk badan usahayang dapat dipilih untuk menjalankanusaha jasa konstruksi di Dubai (PEA)yaitu Foreign Branch Company yangdidukung oleh sponsor setempat (localsponsor), t idak bias dikontrol/dipengaruhi oleh siapapun, cocokuntuk proyek – proyek yangmenggunakan teknologi tinggi. Danpilihan yang kedua adalah dengan

membentuk perusahaan setempat(Limited Liability Company – LLC/PT),dengan cara harus bekerjasamadengan mitra setempat (local partner)dengan perbandingan kepemilikansaham, perusahaan setempat 51%,dan perusahaan asing maksimum49%.

Ada dua jenis mitra setempat yaitumitra sebenarnya (real partner ) denganpenyertaan modal penuh (minimal51%), dan Sleeping Partner dengankondisi tidak memberikan penyertaanmodal; hanya untuk dipergunakannamanya, dapat membantupengurusan visa kerja, khususnyauntuk melibatkan 1.000 pekerja ataulebih, tidak mencampuri urusan –urusan perusahaan dalammenjalankan usahanya, tidak ikutbertanggung jawab atas kerugian yangdialami, namun juga t idak ikutmenikmati keuntungannya, imbalan

diberikan dalam bentuk lump sumpatau prosentase yang ditentukanberdasarkan negosiasi, dan biasanyadipilih untuk proyek – proyek yang dibiayai Pemerintah (Goverment Procure-ment ) atau beberapa proyek semi -Pemerintah.

Persyaratan yang harus di penuhi olehbadan usaha asing yang akanmelakukan usaha, khususnya jasakonstruksi, diantaranya adanya spon-sor/mitra setempat, adanya penjelasantentang lingkup usaha yang akandijalankan, tersedianya nominasirepresentatif yang akan ditugaskansebagai penanggung jawab,pengalaman perusahaan, kondisikeuangan 2 tahun terakhir dalambentuk ” balance sheet ” ; dantersedianya Trade licence yangditerbitkan oleh Departement of Eco-nomic Development Emiratessetempat, misal Dubai, dimana Tradelicence ini hanya berlaku 1 tahun danharus diperbaharui sesuai hasilpenilaian dari Departement of Eco-nomic Development atas proyek yangtelah diselesaikan.Trade licence hanyaberlaku dalam wilayah Emirate yangmenerbitkan.

Playing Field dari Foreign Branch Com-pany dan LLC pada umumnya proyekpemerintah lebih cenderung padaLLC, proyek berteknologi t inggicenderung pada Foreign Branch Com-pany, sedangkan proyek semi –pemerintah tidak peduli terhadapbentuk badan usaha, mereka hanyapeduli pada kualitas. Pengaturan-

Page 6: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

6

pengaturan tentang konstruksi diterbitkan oleh Ministry of Economicand Planning, dimana tidak diterapkanpajak PPn dan PPh kecuali untukbidang minyak dan gas. Dengandemikian tidak terdapat perbedaanyang besar antara Free Trade Zonedengan kawasan lain.

Sistem Pengadaan di PEAdilaksanakan oleh Pemerintah (Govern-ment Procurement) dengan prinsipdilakukan melalui pelelangan danpemenang di tentukan berdasarkan thelowest responsive bid (penawaranterendah yang memenuhi persyaratanteknis). Sedangkan proses Pengadaanoleh swasta (investor) dilakukan sistempelelangan dan kondisi yang akanditerapkan dicantumkan dalamdokumen tender; dan pemilik tidaksecara otomatis memilih penawaranterendah yang memenuhi syarat,namun dapat mengundang yang lain

yang memenuhi syarat untuk negosiasiharga. Perusahaan yang dipilih adalahperusahaan yang memenuhipersyaratan teknis dan dapatmenyetujui harga negosiasi yang lebihrendah dari penawaran terendah.

Pengadaan Supplier, Vendor, dan SubKontraktor oleh Main Contractor padadasarnya dilakukan melaluipembandingan penawaran diantara 3(tiga) quotations. 2 (dua) penawarterendah yang memenuhi persyaratanteknis akan dipilih sebagai supplier/vendor/ sub kontraktor pelaksana.Sementara itu sistem pelelangan yangditerapkan adalah pelelangan denganprakualifikasi (PQ). Undangan untukmemasukkan penawaran terbatas padaperusahaan jasa konstruksi yang telahlulus prakualifikasi agar dapat masukdalam daftar yang diundang (tender list)untuk memasukkan penawaran, badanusaha jasa konstruksi perlumengirimkan dokumen prakualifikasikepada pemilik proyek, khususnyapara investor.

Standard Kualitas yang ada di PEApada umumnya menggunakanASTM,B.S. Standar kualitas ini sendiriditentukan oleh Dubai Municipality(DM) untuk bangunan khusus, sepertirumah sakit dan sekolah, ditetapkanoleh civil defence yang pada umumnyalebih tinggi dari Negara – Negara GCE(Gulf Cooperation Counchil) lain.Bangunan yang telah diselesaikanharus mendapat ser t ifikat daripemerintah sebelum final payment dandimanfaatkan, dimana setiap elemenpekerjaan harus mendapat persetujuan

lembaga yang mendapat otoritas,seperti Aspal harus di test oleh centrallaboratory, Concrete Batching Plantharus mendapat persetujuan DubaiMunicipality (DM); Pasir dan gravelharus ditest oleh DM, Paving Blockharus mendapat sertifikat dan dicatatoleh pemerintah, dan Land Scapeharus di test oleh pemerintah.

Tak kalah penting adalah informasimengenai standar kompetensi tenagakerja di PEA. Tenaga Ahli yang akanbekerja di PEA harus mendapat visa,dimana untuk mendapatkan visa,ijazah tenaga ahli tersebut harusmendapat legalisir dari Kedutaan BesarPEA di negara dimana ijazah yangbersangkutan diperoleh. Untukmendapatkan visa, representative dariBranch Office/ LLC akan diwawancaraoleh Kedutaan Besar PEA di negaraasal. Sedangkan tenaga terampil dapatmenggunakan ” Block Visa ”. Tanpavisa kerja, seseorang tidak dapatmemperoleh nomor account.Ada beberapa fasilitas bagi pekerjaantara lain akomodasi (permanen) dantransportasi senilai USD 100/ person/month.

Kamar yang disediakan untuk pekerjapada umumnya diisi oleh 8 orang.Sedangkan masalah upah akandibayarkan tepat pada waktunya sesuaiperjanjian. Namun t idakdiperkenankan bagi Pekerja/ TenagaAhli membawa keluarga apabilapenghasilannya sesuai dan menyewatenaga kerja dari “pasar” tenaga kerjadi Dubai. Pekerja yang memiliki per-manent visa, dapat memiliki lahan.Terkait dengan masalah material,sebagian besar material tersedia diDubai, meskipun sebagian besar bekasimport misalnya Baja dari Turkey, danChina.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)diterapkan secara tegas di PEA sesuai

Page 7: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

7

dengan sangsi yang ditetapkan dengandipantau oleh DM. Sangsi terhadappelanggaran K3 dapat berupa denda,penjara, dan/ atau deportasi. Secarakeseluruhan pangsa pasar jakon diDubai dangat besar. Tenaga kerjaindonesia sangat diperlukan karenasaat ini di Dubai kekurangan tenagakerja. Dan tak kalah pent ingdiperhatikan adalah kreasi, inovasi,teknik, material dan bangunan di Dubaiharus unik yang memerlukan kreasi/inovasi, teknik, material yang baru,oleh karena itu tenaga ahli Indonesiayang akan berkiprah di Dubai haruslah

menambah pengetahuan bidangarsitektur khususnya dan tatabangunan pada umumnya.

Dari survey yang dilakukan, hukumyang ada di PEA pada umumnyaberdasarkan hukum eropa karenabanyak expatriate. UU pada umumnyadisusun dengan TA. dari Mesirberdasarkan ” best pract ices ” .Pendidikan yang tersedia di PEA antara

lain Public school yang relatif lebihmurah, namun bahasa pengantar yangdipakai adalah bahasa arab, dimanamulai 2007, expatriate bolehbersekolah di Public School; dan keduaInternational School yang relatif lebihmahal.

Pada dasarnya peluang jakon di Dubaisangat besar. Namun hendaknya parakontraktor Indonesia berkompetisisecara sehat. Daya saing kontraktorIndonesia pada akhirnya ditentukanoleh sistem ”financial” di Indonesia(permodalan, bunga bank, garansi, dan

lain – lain).PermasalahannyaBank garansiIndonesia belumdiakui solusinyam e m b e n t u kk o r e s p o n s idengan bankPEA. Mungkinpada awalnya,proyek dapatdiperoleh melalui” personilguaranty ” namunselanjutnya harusdilakukan melalui

sistem.Dalam hal ini, pengalamanPT.Waskita Karya yang telah terlebihdahulu berkiprah di PEA bekerjasamadengan Binladin dapat digunakansebagai ”pilot” untuk diproyeksikansecara lebih luas.

Perjalanan panjang konstruksiIndonesia di pasar Internasional barusaja mulai ditapaki. Patut dibanggakan,di awal perjalanan beberapa BUMN

konstruksi Indonesia mendapatkankesempatan untuk membuktikankinerja di PEA. Antara lain PT. WijayaKarya dan PT. Waskita Karya yangmendapatkan proyek pekerjaan diDubai meski baru menjadi subkontraktor. Bahkan sebenarnya PEAmembutuhkan tenaga ahli dan tenagaterampil Indonesia untuk bekerjadisana. Yang dibutuhkan saat ini adalahkesiapan Indonesia sendirimenyediakan sdm yang berkualitas,beserta paket regulasi untukmendukung jasa konstruksi majumenembus pasar Internasional.

Untuk itulah BPKSDM Dep.PU,sebagai pemegang tugas pembinaandan pengembangan jasa konstruksibeserta sumber daya manusiapendukungnya, melaksanakan survey.

Hasil survey akan menjadi data yangkemudian diolah menjadi petunjuk(guidelines) untuk mendorong danmemfasilitasi semua pihak yangberkepentingan khususnya pelaku jasakonstruksi nasional berkiprah di pasarjasa konstruksi internasional terutamadi Persatuan Emirat Arab. Harapan kedepan, dari hasil perjalanan setapakdemi setapak ini, jasa konstruksinasional mampu membawa Indonesiaberada di depan dihormati dandisegani oleh bangsa lain dengankemampuan sendiri. (tw/ nn)

Page 8: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

8

Oleh : Dedoeng Z. Arifin

Pengembangan Keahlian dan Profesionalisme SDMDepartemen Pekerjaan Umum

erdasarkan hasil analisispada kegiatan “TelaahKebijakan Pengembangan

Keahlian dan ProfesionalismeSumberdaya Manusia DepartemenPekerjaan Umum”, yang dilakukanoleh Pusat Kajian Strategis, makadalam rangka meningkatkanprofesionalisme sumberdaya manusiadi Departemen Pekerjaan Umum danuntuk memenuhi tuntutan masyarakatakan kinerja departemen ini diperlukansebuah perubahan desain organisasiyang cukup mendasar, yaitumenggerakkan perubahan t ipeorganisasi dari birokrasi mesin menjadibirokrasi profesional. Namundemikian, perubahan ini amat sulituntuk dilakukan secara radikal karenaakan banyak sumberdaya yang tersitadan proses perubahan radikal akanmenciptakan chaos atau kekacauansementara yang jika tidak terkeloladengan baik dapat merusakkeseluruhan organisasi. Oleh karenaitu perubahan organisasi ini dapatdilakukan secara gradual ataubertahap.

Tahapan perubahan ini dapatdikategorikan dalam perubahan jangkapendek dan perubahan jangkapanjang. Mengingat besarnya ukuran

organisasi dan kompleksitas yang adadi dalamnya, dari sisi jangka waktu,perubahan jangka pendek inidiperkirakan dapat dilakukan dalamrentang waktu 1 (satu) sampai 5 (tiga)tahun pertama, atau tergantungsejauhmana parameter-parameterperubahan telah tercapai dan dampaknegat ifnya dapat diminimalisir.Perubahan jangka panjang dapatdilakukan setelah tahun kelima, atauket ika parameter-parameterkeberhasilan perubahan pada jangkapendek tercapai. Masalah lama waktuini sangat tergantung dari responperubahan di lapangan dan antisipasiperubahan lingkungan eksternal yangmungkin dapat mempengaruhi prosesperubahan efektifitas dan hasilnya.

Dalam jangka pendek, tidak perludilakukan perubahan desain yangmendasar. Di sini ket idakjelasanjabatan fungsional justru menjadipotensi posit if untuk melakukanperubahan. Art inya reorientasikejelasan jabatan fungsional menjadilebih mudah daripada harus mengubahdari posisi yang sudah sangat jelaskepada posisi lain. Ketidakjelasandalam bagan organisasi juga menjadifaktor yang mendorong perubahanmenjadi lebih mudah, karena sifatnya

lebih kepada penegasan fungsidaripada harus mengubah strukturorganisasi secara total.

Di sisi lain, yang diperlukan terkaitdengan permasalahan pada jabatanfungsional ini kemudian adalahmenegaskan posisi jabatan fungsionaldalam struktur organisasi yang ada,yaitu sebagai operating core aliaspelaksana inti pekerjaan di lingkunganDepartemen Pekerjaan Umum. Halini memerlukan sosialisasi di seluruhlingkungan organisasi DepartemenPekerjaan Umum agar persepsi yangsama tentang jabatan fungsional dapatdibangun. Implikasinya adalahredefinisi peranan jabatan fungsionaldan jabatan struktural. Tumpang tindihyang terdapat dalam peraturanperundangan terutama yangmenyangkut Petunjuk Teknis jabatanfungsional perlu direvisi untukmenegaskan fungsi operating core-nyabukan fungsi teknostrukturnya.

Pada tingkat operasional, diperlukanpetunjuk teknis bagi setiap Satminkaluntuk menempatkan jabatanfungsional dalam peran barunya.Dengan demikian, terdapatkeseragaman bagi pejabat strukturaluntuk membagi penugasan kepadajabatan fungsional sesuai denganperannya sebagai pelaksana. Implikasiberikutnya adalah penyediaan saranadan prasarana yang diperlukan olehjabatan fungsional untuk menjalankanperan barunya tersebut sehinggamampu mencapai kinerja yang sesuaidengan tuntutan tugasnya.

Selain itu, yang perlu dilakukanperubahan secara mendasar adalahperubahan penilaian kinerja ataupenilaian angka kredit. Karena fokuspenilaian sebelumnya adalah lebihmenit ikberatkan pada tugasteknostruktur, maka aspekpenilaiannya kini perlu diubah kepadaaspek-aspek operasi. Rincianperubahan penilaian kinerja jabatanfungsional ini memerlukan kajiankhusus yang lebih mendalam.Perubahan ini sebaiknya integraldengan penegasan fungsi barunyayang dapat diwujudkan dalamperubahan petunjuk teknis penilaianangka kredit jabatan fungsional yangmemang di dalamnya berisi tugas

Page 9: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

9

jabatan fungsional dan penilaian angkakreditnya.

Di luar perubahan cara penilaian,maka yang dapat diperbaiki dalammanajemen kinerja adalahpembentukan siklus penilaian kinerjayang lengkap yaitu mulai dari induksidan sosialisasi, penilaiannya sendiri,upaya mendorong pencapaian kinerja,serta bimbingan dan konselingnya. Iniberlaku untuk semua jenis jabatan, baikfungsional maupun struktural.

Langkah penting berikutnya untukmemantapkan profesonalisme jabatanfungsional adalah dengan melakukanstandarisasi profesi. Di sampingpelat ihan-pelat ihan teknis yangdilakukan untuk mencapai standarkompetensi ter tentu di dalamDepartemen Pekerjaan Umum, profesijabatan fungsional seperti Teknik TataBangunan dan Perumahan, TeknikPenyehatan Lingkungan, dan TeknikPengairan, perlu disosialisasikan di

masyarakat dan dilihat kesesuaiannyadengan pendidikan formal dan non-formal yang ada di masyarakat. Saatini terdapat LPJK (LembagaPengembangan Jasa Konstruksi) yangmemiliki kewenangan untukmenyelenggarakan sertifikasi danakreditasi keahlian di bidang jasakonstruksi. Selain itu ada pula BNSP(Badan Nasional Sertifikasi Profesi)yang ada dibawah pengelolaanDepartemen Tenaga Kerja danTransmigrasi; serta BSNP (BadanStandarisasi Nasional Pendidikan) yangada di Depatemen PendidikanNasional. Karena lembaga-lembaga diatas masih dalam taraf awal, kerjasamauntuk melakukan standarisasi profesiini dapat dilakukan koordinasi denganlembaga yang sudah ada.

Dalam jangka panjang, jika perubahan-perubahan di atas dapat secara efektifberjalan, maka diperlukan formalisasidesain organisasi yang baru. Jabatanfungsional tidak lagi dalam sarang laba-

laba, akan tetapi masuk ke dalamsetiap jabatan struktural. Jadi jabatanfungsional dilebur dalam jabatanstruktural. Sebagai contoh isiDirektorat Bangunan adalah parapejabat fungsional yang dikepalai olehpejabat struktural. Kemudian pola karirdari serorang pejabat struktural kefungsional maupun sebaliknya denganmudah dilakukan, sebagaimana tejadidalam organisasi profesional lain yangsudah lebih mapan.

Implikasinya adalah diperlukanperubahan Peraturan MenteriPekerjaan Umum No. 286/ 2005tentang Organisasi dan Tata KerjaDepartemen Pekerjaan Umum. Jikabeberapa indikator seperti kejelasanfungsi, penilaian kinerja, danstandarisasi profesi sudah berjalan,maka perubahan desain organisasisecara formal ini relatif lebih mudah.

Penulis adalah Kepala Sub Bagian Evaluasi danPelaporan, Sekretariat BPKSDM.

Kajian Tentang Desain KurikulumBerbasis Kompetensi Pada Pendidikan

Kedinasan Keahlian Teknik (PKKT)Bidang Pekerjaan Umum

engembangan kurikulummerupakan proses yangdinamik, sehingga dapat

merespon terhadap tuntutanperubahan. Proses pengembangandan desain kurikulum harus sejalandengan kebijakan pendidikan yangberlaku. Kurikulum berbasiskompetensi (KBK) menekankan isi ataumateri kurikulum berupa kompetensi,kebisaan, kecakapan dan keterampilankerja, oleh karena itu disebut modelkompetensi.

Kurikulum berbasis kompetensi(competence based curriculum) lebihbanyak dikembangkan padapendidikan vokasional/ profesi. PKKTkerjasama Dep. PU dengan perguruan

Oleh : E R O

tinggi mitra kerja merupakan salahsatu pelaksana pendidikan yangmengembangkan kurikulum berbasiskompetensi. Hal itu didasarkan ataspet imbangan bahwa kurikulumberbasis kompetensi lebih terarahdalam menyiapkan tenaga yang sesuaidengan kebutuhan lapangan kerja.

Kurikulum berbasis kompetensidikembangkan di lingkungan PKKTkerjasama dengan PTMKdilatarbelakangi juga karena adanyakebutuhan akan peningkatan SDMyang handal sesuai kebutuhan Dep.PUdan di lingkungan dunia kerja umumya.Sebagaimana diketahui dalam eraglobalisasi ini pemerintah dan duniausaha akan memberlakukan

penggunaan sertifikat untuk semuajenis pekerjaan termasuk di lingkungandunia konstruksi. Sertifikat berisikompetensi yang dimiliki seseorangsetelah melaksanakan pendidikan ataupelatihan khusus yang dilaksanaanoleh lembaga-lembaga pendidikan danpelatihan (diklat) atau perguruan tinggiyang bekerjasama dengan asosiasiprofesi yang berkaitan. Kompetensiyang ada dalam sertifikat adalahberdasarkan pada standar kompetensiyang ditetapkan oleh asosiasi profesiuntuk suatu keahlian tertentu. Hal lainyang melatar belakangiya adalahkarena secara umum sesuai denganKepmen 232/ U/ 2000 dan Kepmenno. 045/ 2002 bahwa perguruan tinggidiharuskan menggunakan kurikulumberbasis kompetensi.

Secara umum kompetensi adalah“suatu pengetahuan , keterampilandan kemampuan atau kapabilitas yangdimiliki oleh seseorang yang telahmenjadi bagian dari dirinya sehinggamewarnai perilaku kognitif, afektif danpsikomotor” . Mc.Ashan (1981).Kemudian pada Kepmen 045/ U/2002 tentang Kurikulum Int iPendidikan Tinggi dinyatakan bahwa

Page 10: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

10

yang dimaksud dengan kompetensiadalah: ”Seperangkat tindakan cerdas,penuh tanggung jawab yang dimilikiseseorang sebagai syarat untukdianggap mampu oleh masyarakatdalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. KemudianKompetensi hasil didik suatu programstudi terdiri atas: kompetensi utama,kompetensi pendukung, dankompetensi lain yang bersifat khususdan gayut dengan kompetensi utama”.

Kurikulum berdasarkan kompetensiadalah model kurikulum yangmemfokuskan pada pembelajaranpengalaman (experience learning)untuk menghasilkan peserta didikyang mempunyai unjuk kerja(performance) sesuai kemampuan ataukompetensi khusus dari suatu jenispekerjaan (job) atau tugas (task). Jenispekerjaan (job) atau tugas (task) darisuatu profesi merupakan jenispekerjaan khusus atau kompetensikhusus (subkompetensi). Sub-subkompetensi ini diuraikan lagiberdasarkan untuk kerja (kinerja) atauperformansi, yang menjadi tujuan-tujuan pembelajaran dalam pendidikanjalur Vokasi (juga Profesi).

Secara garis besar urutan penyusunandesain Kurikulum BerdasarkanKompetensi pada PKKT bidang PUadalah :a. Merumuskan tujuan program studi.

Berdasarkan hasi identifikasi dananalisis kebutuhan ditemukan jenispekerjaan (job) atau kompetensiutama dan jenis/ tingkat keahlianyang dibutuhkan. Sesuai hasilanalisis tersebut dirumuskan tujuanprogram studi. Rumusan tujuan inibersifat umum, namun harus jelasdan realist ik. Dalam tujuanprogram studi sudah harusdirumuskan jenis pekerjaan (job-job) apa yang dapat dikerjakan olehpara lulusan.

b. Merumuskan kompetensi.Kompetensi berkaitan denganrumusan perangkat kemampuanyang diharapkan dikuasai pesertadidik setelah mengikut i/menyelesaikan suatu programpendidikan. Dalam merumuskankompetensi, Jenis pekerjaan yangcukup besar atau luas (kompetensiutama) dapat diurai ke dalam

sejumlah tugas-tugas (task/subjob)atau subkompetensi. Subkompetensi bahkan dapat diiurailagi ke sub-subkompetensi yangharus dikuasai mahasiswa. Sosokutuh kompetensi lulusan dapatdipandang dari dua segi, yaitu segisubstansi dan segi tataran. Segisubstansi berkenaan denganrumpun kompetensi (corecompetensi), yang berisi rumusan-rumusan kemampuan yang harusdikuasai lulusan programpendidikan tertentu. Sementarasegi tataran berkaitan denganpemilahan tingkat kompetensiyaitu kompetensi utama (perangkatkemampuan mutlak dan minimal),kompetensi pendukung (perangkatkemampuan untuk mendukungdan meningkatkan keutuhan dankemantapan pelaksanaan layananahli lulusan ).

c. Merumuskan pembelajaran danbahan ajar. Untuk set iapkompetensi, subkompetensi, dan/atau sub-subkompetensidirumuskan strategi pembelajarandan bahan ajarnya. Kegiatan iniuntuk memudahkan agar setiapkompetensi dapat dikuasai danditerapkan dengan baik olehpeserta didik dengan t ingkatketerampilan dan keahlian sesuaijenjang program (Diploma 4) yangdiikutinya.

d. Menentukan jenis kegiatan dan/atau mata kuliah. Nama matakuliah dalam kurikulumberdasarkan kompetensi, biasanyatidak menunjukkan nama bidang

ilmu, tetapi jenis pekerjaan (job),tugas/ kegiatan (task) atausubkompetensi, unjuk kerja(performance). Tetapi bila sulit, bisasaja menggunakan nama bidangilmu. Jenis-jenis pekerjaan ataukompetensi utama yang didapatdari hasil analisis kebutuhandiklasifikasikan untuk menentukanjenis kegiatan dan/ atau matakuliah/ bidang ilmu .

e. Menghitung dan menentukanwaktu (SKS). Setelah jenis kegiatandan/ atau mata kuliah ditentukan,berikutnya ditentukan lama waktuuntuk menyelesaikan kegiatan/bahan ajar sesuai pencapaian unjukkerja. Penentuan waktu harusmelibatkan dosen dan ahli bidangstudi atau yang berpengalamandalam mengajarkan jenis pekerjaan(job) yang berupa kompetensiutama. Rincian waktu ditentukanberdasarkan satuan waktu jamperkuliahan (1 jam : 50 menit).Setelah selesai penentuan waktuuntuk semua subkompetensi dan/atau sub-subkompetensi, dihitungtotal waktu untuk satu kompetensi.Penentuan waktu untuk setiapmata kuliah yang dapat berupakompetensi, kegiatan, atau bidangilmu/ keterampilan harusmemperhat ikan: keluasankompetensi, kegiatan yangtercakup didalamnya, hubungandam urutan (sekuens) darisubkompetensi dan/ atau sub-subkompetensi, dan unjuk kerjayang ingi dicapai. Suatukompetensi yang menuntut waktu

Page 11: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

11

pembelajaran sekitar 32 jampelajaran bisa menjadi satu matakuliah dengan bobot 2 SKS.Kompetensi yang lebih luas,misalnya sekitar 68 jam bisamenjadi 4 SKS atau dibagi menjadi2 mata kuliah, masing-masingberbobot 2 SKS. Sebaliknya untukkompetensi yang tidak luas, bisadigabung menjadi satu mata kuliah.Pada pendidikan vokasi kegiatanprakt ik jauh lebih banyakpersentasinya dibanding jalurpendidikan akademik. Ini yangmenjadi ciri khas pendidikan jalurvokasi. oleh karena itu, dianjurkanuntuk pendidikan vokasi, praktik60% dan teri 40%. Hal ini jugaberpengaruh pada penentuanwaktu untuk kegiatan/mata kuliahpraktik (bengkel, laboratorium,studio, dan lain-lain).

f. Menentukan struktur kurikulum.Setelah tersusun mata kuliahdengan jam pelajarannya,kemudian struktur kurikulum.Struktur kurikulum adalahpengelompokan mata kuliah (MPK,MKK, MKB, MPB, MBB) danpengelompokan kurikulum inti daninstitusional disesuaikan denganKepmen 232/ U/ 2000 tentangPedoman Penyusunan Kurikulum,dan Kepmen 045/ U/ 2002tentang Kurikulum Inti Perguruantinggi.

g. Menentukan sebaran mata kuliah.Sebaran kegiatan/mata kuliah persemester mengacu pada strukturkurikulum. Sebaran kegiatan/matakuliah per semester ditentukanberdasarkan hubungan antar matakuliah, sebaiknya setiap materi dankegiatan mata kuliah disusunberdasarkan urutan (sequence) danharus saling mendukung.Kemudian, sebaran kegiatan/matakuliah antar semester ditentukanberdasarkan tingkat kesulitan,urutan kegiatan/ mata kuliah teoridan praktik, dan jumlah SKS.Urutan kegiatan/ mata kuliahdidasarkan pada mata kuliahprasyarat atau mata kuliahpendukung. Jenis kegiatan/ matakuliah teori sebaiknya lebih banyakdi semester awal dan di semesterakhir lebih banyak prakt ik.Pembagian jumlah SKS sebaiknyamerata tiap semester.

h. Penyusunan silabus dan Garis-garisBesar Program Pengajaran (GBPP).Penyusunan silabus dan GBPPdidasarkan pada struktur kurikulumdi atas, GBPP ini berisi uraiansingkat keseluruhan kegiatan/ matakuliah yang akan dikuasaimahasiswa sampai akhir periodeperkuliahan. Urutannya adalahidentitas mata kuliah, kedudukanmata kuliah, tujuan umumpembelajaran (TUP), tujuan khususpembelajaran (TKP), pokokbahasan atau uraian singkat materikegiatan/ mata kuliah, urutanpelaksanaan kegiatan danperkiraan waktu, metodepembelajaran, media/ alat/ bahanpembelajaran, teknik penilaian,dan sumber materi/ referensi.Identitas mata kuliah terdiri darinama mata kuliah, kode matakuliah, kelompok mata kuliah,semester, SKS, teori/ praktik. Padakedudukan mata kuliahdicantumkan mata-mata kuliahprasyarat yang sudah harusdipelajari dan mata kuliahpendukung. Uraian singkatkegiatan/ mata kuliah atau pokokbahasan diuraikan berdasarkankompetensi atau subkompetensiyang akan dikuasai mahasiswa.Tujuan umum pembelajaran (TUP)berisikan kompetensi atausubkompetensi yang harus dikuasaimahasiswa. Tujuan khususpembelajaran ((TKP) berisikankriteria unjuk kerja atauperformansi yang harus dicapaimahasiswa. Urutan pelaksanankegiatan dan perkiraan waktuberisikan proses tahapan kegiatanawal sampai akhir pertemuan danwaktu yang dibutuhjan untukmenyelesaikan setiap kegiatan.

i. Penyusunan program perkuliahan.Penyusunan program perkuliahan(PP) atau Satuan Acara Perkuliahan(SAP) dilakukan berdasarkanGBPP. PP atau SAP ini diuraikanyang lebih rinci dari GBPP disusunper mata kuliah oleh dosenpengajarnya. Urutannya adalahidentitas mata kuliah, kedudukanmata kuliah, tujuan umumpembelajaran (TUP), tujuan khususpembelajaran (TKP), pokokbahasan, uraian materi/kegiatanmata kuliah yang lengkap

(dapat berupa modul), urutanpelaksanaan kegiatan danperkiraan waktu, metodepembelajaran, media/ alat/ bahanpembelajaran, teknik penilaian,dan sumber materi/ referensi.Identitas mata kuliah terdiri dari:nama mata kuliah, kode matakuliah dicantumkan mata-matakuliah prayarat yang sudah harusdipelajari dan mata kuliahpendukung. Uraian singkat materikegiatan mata kuliah atau pokokbahasan diiuraikan berdasarkankompetensi atau subkompetensiyang akan dikuasai mahasiswa.Tujuan umum pembelajaran (TUP)berisikan kompetensi atausubkompetensi yang harus dikuasaimahasiswa. Tujuan khusupembelajaran (TKP) berisikankriteria unjuk kerja atauperformansi yang harus dicapaimahasiswa. Urutan pelaksanaankegiatan pembelajaran danperkiraan waktu berisikan prosestahapan kegiatan awal sampaiakhir pertemuan dan waktu yangdibutuhkan untuk menyelesaikansetiap kegiatan. Teknik penilaianberisikan: soal-soal, lamapenyelesaian, bobot setiap soal,dan kunci jawabannya. Bahanpenilaian atau soal-soal harusmengacu pada kriteria unjuk kerjakompetensi yang diharapkandikuasai mahasiswa.

j. Penyusun modul/bahan ajar/diktat(handout). Model, bahan ajar, diktatatau handout disusun per matakuliah sesuai isi kurikulum denganmemperhatikan tingkat kesulitan(materi), waktu yang tersedia, dantingkat pemahaman membacamahasiswa yang menggunakan(bahasa dan istilah yang digunakanmudah dipahami). Bahan ajar inisebaiknya diurutkan perpertemuan, berdasarkan jumlahpertemuan per semester. Bahanajar ini berisikan materi yangmutakhir, tidak ketinggalan zaman,menarik, dan selalu direvisi sesuaiperkembangan. Bahan ajar initerdiri dari materi utama, soal-soal,kunci jawaban, dan bahan untukpengayaan.

Penulis adalah Staf Pusbiktek PU Bidang Kompetensidan Kurikulum

Page 12: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

12

Sampai dengan saat ini, sesuai dengandata yang ada di LembagaPengembangan Jasa Konstruksi(LPJK) telah ada sekitar tiga puluhanasosiasi profesi jasa konstruksi(APJK)dengan berbagai tingkatan akreditasi.Jumlah ini masih akan terusbertambah, sesuai dengan dinamikainsan jasa konstruksi utamanya denganmunculnya berbagai jenis keahlianbaru yang lebih menjurus ke arahspesialisasi.

Berdasarkan survai yang telahdilakukan oleh Pusat PembinaaanUsaha Konstruksi, BPKSDM padatahun 2006 yang lalu, terlihat bahwakinerja APJK ini masih sangat rendah.Indikator yang paling sederhanaadalah bahwa lebih dari 25%keberadaan alamat dari asosiasitersebut bahkan tidak dapat ditemukanketika di cek di lapangan. Hanya ada14% yang memberikan responsdengan baik pada saat dilakukansurvai. Verifikasi terhadap keadaanyang sebenarnya di lapangandibandingkan dengan data yang adadi LPJK benar-benar membuat kitaharus prihatin dan waspada.

Dengan peran dan posisi yang sangatstrategis bagi sektor jasa konstruksimaka keberadaan asosiasi profesi yangseperti ini, sudah saatnya untukmendapat perhatian ekstra dari semuapemangku kepentingan, terutamapemerintah yang mempunyaikewajiban untuk membina.

Asosiasi profesi yang merupakan salahsatu bentuk organisasi kemasyarakatandengan anggota terdiri dari tenaga-

menjadi organisasi yang sangatpenting karena asosiasi ini merupakanlembaga yang akan memberikansertifikat keahlian jasa konstruksi.Sertifikat tersebut adalah merupakansyarat untuk seseorang dapat bekerjadi sektor jasa konstruksi. Kewenangansertifikasi dari asosiasi profesi inimemicu maraknya kelahiran asosiasi-asosiasi baru karena t imbulnya’peluang’ untuk dapat mengeluarkansert ifikat yang mungkin bagisementara orang diar t ikan jugasebagai prasarana untuk mencarisrono (baca:uang).

Sementara itu disisi yang lain,memang bukan merupakan hal yangmudah untuk menjalankan sebuahasosiasi profesi, utamanya yangmenyangkut masalah pendanaan.Hal ini disebabkan karenaanggotanya yang terdiri dariperorangan mempunyai kemampuanfinansial yang relat if rendah.Bandingkan dengan asosiasiperusahaan yang mempunyai’penghasilan’ yang jauh lebih besar.Bahkan untuk membayar iuranbulanan saja (dan relatif kecil nilainya)sudah sangat sulit. Oleh karena itu,biasanya asosiasi profesi yangdimotori oleh birokrasi (seperti HPJI,HATHI dsb) lebih mempunyai

kemampuan untuk bertahan karenadapat dikaitkan dengan kedinasan.

Selain asosiasi profesi jenis ’pelatmerah’ tersebut, ada juga yang karenadilibatkan dalam proses perizinandapat berjalan dengan baik. Untuk inicontohnya adalah IAI (Ikatan ArsitekIndonesia) yang diberi wewenanguntuk menerbitkan SIBP (Surat IzinBekerja Perencanaan) sebagai syaratuntuk dapat membuat desain danperencanaan bangunan.

Asosiasi yang berdiri pra UUJK lebihdidasarkan kepada idealisme parapendirinya ket imbang kalkulasi’untung rugi’ . Pengurusnya jugabekerja atas dasar pengurbanan dancon amor, karena rasa kecintaannyakepada profesi. Tentu saja denganlahirnya UUJK, paradigma telahberubah, AD/ ART diubah, programkerja dan hal-hal lain harus disesuikankarena sertifikasi keahlian harusditerbitkan.

tenaga ahli di bidangnya biasanyadidirikan dengan suatu semangat danidealisme yang spesifik. Pendirinyabisa dari kalangan birokrasi, perguruantinggi, praktisi atau siapa saja yangmerasa peduli dan terpanggil.Berbagai latar belakang dan alasanuntuk mendirikan asosiasi dapat sajamuncul, tetapi yang jelas asosiasi iniadalah merupakan wadah untukbersosialisasi dan meningkatkankualitas dari para anggotanya. Bisakualitas kemampuanprofesionalitasnya, eksistensinya,kepentingannya, kesejahteraannya,dst.

Asosiasi profesi yang sudah berdirilama, yang didirikan sebelum ada UUJasa Konstruksi (UUJK) tahun 1999,pada umumnya lebih semacam’paguyuban’ yang titik beratnya adalahkepada kegiatan sosial, seminar,pertemuan, reuni, dsb.

Pasca UUJK, asosiasi profesi ini

Oleh: Eddy Sunyoto *)

QUO VADISAsosiasi ProfesiJasa Konstruksi?

Page 13: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

13

Kelompok Sumber Daya Manusia yangmempunyai kompetensi bidang keahliankhusus dan multidisiplin bila berkumpul

dan bersinergi dalam satu kelompokmerupakan satu kekuatan yang dapat

melahirkan sumbangan yang bermanfaatbagi pengembangan dan penerapan

IPTEK, serta merupakan aset nasionalBangsa yang perlu dikembangkan

keberadaannya.BPK-SDM melalui PUSBIKTEK dan

PTN Mitra telah mendidik± 2000 tenaga ahli bidang ke-PU-an dan keahlian pendukung denganjenjang pendidikan mulai jenjang D3 sampai dengan S2. Penempatanalumni pendidikan ke-PU-an tersebar diseluruh wilayah Indonesia.Gagasan pembentukan Jaringan Alumni dan Wadah Alumni Pendididanbid.PU merupakan suatu langkah kedepan bagi pemberdayaan SDMbidang ke PU an yang diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran

bagi pembangunan Bangsa dan Negara.

Gagasan PembentukanJaringan Alumni dan

Wadah Alumni PendidikanBidang Ke-PU-an

Oleh : Setio Wasito

I. PENDAHULUAN

Latar BelakangSebagaimana proses alam adanya kelahiran-tumbuh-berkembang-mantap/mandiri, keberadaan alumni pendidikan bidang ke PU an telah melalui suatuproses dari adanya wadah Pusbiktek dan PTN mitra, melalui suatu prosespendidikan telah melahirkan alumni pendidikan dari berbagai disiplin ilmu dibidang ke PU an.

ALUMNI Pendidikan ke-PU-an yang tersebar diseluruh wilayah Nusantaradengan potensi sumber daya yang dimiliki merupakan aset nasional,keberadaannya akan merupakan suatu sumbangan yang sangat besar dalammengisi pembangunan nasional, dimana dengan alumni yang ada dariberbagai disiplin ilmu bila bergabung dalam menyelesaikan suatu masalahakan merupakan sumbangan dalam membangun Negara dan Bangsakhususnya di bidang kePUan.

Bersama itu pula bagaikan cendawandimusim hujan, asosiasi profesi satudemi satu muncul. Tentu saja denganmotivasi dan idealisme yang berbeda.

Dari kenyataan seperti diuraikandiatas, pemerintah sebagai pembinajasa konstruksi semestinya mempunyaisuatu kebijakan dan strategi untukdapat mencegah ekses-ekses yangakan ditimbulkan.

Sebenarnya, sesuai dengan aturanyang ditetapkan oleh Badan NasionalSertifikasi Profesi (BNSP), sertifikasitersebut harus dilakukan olehLembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yangindependen. Bukan oleh asosiasiprofesi tersebut. Mudah-mudahandalam revisi PP 28/2000 hal ini sudahdiakomodir dan dimasa yang akandatang t idak akan ada lagi’komersialisasi sertifikat’.

Tentu saja pengaturan dan khususnyamenyangkut biaya operasional dari’LSP independen’ ini harusdirencanakan sedemikian rupasehingga tidak terjadi komersialisasioleh LSP tersebut. Jangan sampaihanya sekedar pindah dari asosiasi keLSP.

Dengan melihat kenyataan danperubahan yang terjadi seputarkeberadaan asosiasi profesi ini, adalahmerupakan kewajiban dari semuapemangku kepentingan di bidang jasakonstruksi untuk bersama-samamencari jalan keluar. Barangkalipemerintah yang memang ditugasioleh undang-undang untuk membinajasa konstruksi, dapat menjadi motoruntuk merumuskan berbagai kebijakandan strategi yang benar-benar dapatmenyelesaikan permasalahan ini.Selain itu, sebenarnya sudah adainstitusi yang sangat tepat untukmerumuskan kebijakan danpengembangan tentang jasa konstruksiyaitu LPJK.

Sekarang tinggal kita tunggu sajalangkah-langkah apa yang akandilakukan oleh pemerintah dan LPJKuntuk menjawab pertanyaan sesuaidengan judul tulisan ini: Quo vadisasosiasi profesi jasa konstruksi?

*) Penulis adalah Widyaiswara Departemen Pekerjaan Umum

Page 14: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

14

Proses Pembentukan Wadah Alumni dipandang dariRuang, Kegiatan dan Jangka Waktu mengikuti prosesseperti gambar 1.

Uraian penjabaran dari Proses Pembentukan WadahAlumni dipandang dari Ruang, Program/Kegiatan danJangka Waktu dijelaskan dalam matrik berikut :

Profil Alumni Pendidikan ke-PU-anMenurut catatan terakhir penyeberan alumni bidang kePU an saat ini adalah berjumlah ± 2.000 orang,keberadaannya tersebar diseluruh wilayah Indonesiadengan bidang tugas di Pemerintahan, BUMN danswasta.

Profil dari masing-masing alumni menurut jenjangpendidikan, spesialisasi dan keahlian ser takompetensinya digambarkan sebagai berikut :

JenjangPendidikan

Spesialisasi / Keahlian Kompetensi

• Sumber Daya Air• Jalan dan Jembatan• Perencanaan-Manajemen

Wilayah dan Kota• Perencanaan Lingkungan dan

Permukiman• Manajemen Sarana Prasarana• Manajemen Aset• Manajemen Bencana Alam• Teknologi Bahan Bangunan

• Sumber Daya Air• Jalan dan Jembatan• Perencanaan-Manajemen

Wilayah dan Kota• Perencanaan Lingkungan dan

Permukiman• Manajemen Sarana Prasarana• Manajemen Aset

• Pelaksanaan Konstruksi Sipil• Pelaksanaan Operasi dan

Pemeliharaan Ke-PU-an

Mampu melaksanakantugas umum pembangunandan administrasipemerintahan, sebagaipendukung kebijakan danpengambil keputusan

Mampu melaksanakantugas umum pembangunandan administrasipemerintahan, sebagaiperancang bangun

Mampu melaksanakantugas umum pembangunandan administrasipemerintah, sebagaipelaksana konstruksi danpelaksana operasi danpemeliharaan bidang ke-PU-an

Sp. I / S2

S-I / D-4

D1 - D3

II. PRO SES PERT U M BU H AN DANPEMANTAPAN ALUMNI

Dalam kelahiran suatu kelompok secara alamiah akanmelalui suatu proses, ruang dan waktu sehinggakelompok itu akan tumbuh, berkembang menujupemantapan dan kemandirian sampai mencapai suatukondisi mantap dan stabil.

Kelahiran alumni pendidikan bidang kePUan denganlatar belakang potensi sumber daya yang dimiliki sertapeluang yang ada ditempat tugas masing-masing,mempunyai peran yang sangat strategis untuk bergabungsaling bertukar pengalaman (transfer knowledge), yangdirealisasikan melalui aktifitas-kegiatan yang terorganisirdan secara rutin melalui suatu pertemuan, mediainformasi.

Diharapkan manfaat dan hasil dari aktifitas tersebutmerupakan sumbangan alumni bagi negara dan bangsapada umumnya dan kuhususnya membantu para alumnimenyelesaikan masalah-masalah yang ada ditempattugas masing-masing, agar alumni tidak ketinggalandalam mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan danTeknologi (IPTEK).

KU

AL

ITA

S

POTENSI DASAR I.

POTENSI DASAR

II

POTENSI DASAR

III

PROGRAM KEGIATAN

RUTIN & BERKESINAM

BUNGAN

STRATEGI, PROGRAM, AKTIFITAS

RUANG

WAKTU

K

UA

NT

ITA

S

TUMBUH BERKEMBANG PEMANTAPAN STABIL

TAHAP I TAHAP II TAHAP III

Gambar 1.Proses Pembentukan Eadah Alumni menurut Ruang, Program/Kegiatan dan Jangka Waktu

TAHAP

II

• Potensi dasar I +Strategis danaktivitas/programkegiatan selamamasapertumbuhan

• Potensi dasar II +Strategi danaktivitas/programkegiatan selamamasaperkembangan

Potensi dasar III +Strategi danaktivitas/programkegiatan selamamasa pemantapan

PERKEM-BANGAN(II)

• Peningkatanprofesionalisme/pemberdayaanpara Alumni

• Menunjangkegiatanalmamater dalambidangpendidikan,penilitian danpengabdianmasyarakat

• Peningkatanhubungankerjasamadengan lembaga/instansi, duniaindustri yangterkait denganbidang ke-PU-an

Kemampuan untukberkiprah dimasyarakatpengembangan danpeningkatankualitas alumnisecaraberkesinambungan

Kerjasama yangdisusun secaraterpadu, melaluimekanismekerjasama antarlembaga/instansiterkait

• Temu Alumni• Seminar/

Lokakarya• Penerbitan

Buletin Ilmiah danpraktisi bidangke-PU-an

Kerjasama dalam:• Seminar/

Lokakarya• Penerbitan

buletin ilmiah danpraktisi bidangke-PU-an

Pengembangandan pemberdayaanSDMpengembangan/penerapanpenelitianpengembangansistem informasiStudi-studi danpelatihan temuilmiah group studibuletin informasiIPTEK bidang ke-PU-an membantualmamater dalambidang pendidikandan proses belajarmengajar (praktisi)

PEMAN-TAPAN(III)

STABILDANBERKE-LANJUTAN(IV)

TAHAP

III

JangkaWaktu

ProsesWadahAlumni

Activitas /Program

TAHAP

I

Potensi Dasar Strategi

• Anggota Alumnidengankemampuanakademis danparaktis bidang ke-PU-an denganjenjang pendidikanD1-D2-D3-D4-S2

• Penyebaran danpenempatanalumni diseluruhwilayah Nusantara

PERTUM-BUHAN(I)

• PembentukanWadah AlumniPusat danCabang-cabangnya diseluruh wilayahnusantara

• (Legal danPengakuankeberadaanalumni)

• Misi dan Visi dariWadah Alumni

• PembentukanPengurus Pusatdan Daerahmelalui Munas/Seminar denganfasilitasi dariPusbiktekmaupun PTNMitra

Page 15: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

15

III. GAGASAN WAD AH ALU M N I DANJEJARING KERJA ANTAR ALUMNI

Dengan jumlah dan keberadaan alumni yangpenempatannya menyebar diseluruh wilayah Nusantaradan terdiri dari berbagai disiplin ilmu bidang kePUan,mereka secara moril mempunyai suatu ikatan baik antarasesama alumni maupun terhadap almamaternya,memberikan motivasi kepada para alumni untukmemenuhi keinginan-keinginan :

• Saling berkomunikasi, saling membutuhkan dansaling ingin bertemu dalam kurun waktu tertentu.

• Mereka ingin menyumbangkan ide/ pemikiran bagialmamaternya baik secara individu atau kelompok.

• Mereka ingin tali silaturahmi selama pendidikan baikdengan sesama alumni, antar alumni dan alumnidengan almamaternya tidak terputus.

Keinginan-keinginan tersebut tidak dengan mudahterlaksana, diperlukan tempat dan wadah yang dapatmemfasilitasi/ mengkoordinir kegiatan-kegiatan yangdilaksanakan.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut munculgagasan perlu adanya suatu wadah alumni bagi paraalumni pendidikan bidang kePUan yang keberadaannyadapat diakui dan dimanfaatkan bersama dan untukkepentingan bersama bagi para alumni.

Dalam perjalanan sejarah pendidikan kedinasan ke PUan sebelumnya, ide/ gagasan mengenai pembentukanwadah alumni pendidikan dimasing-masing bidangpendidikan telah muncul, timbul-tenggelam dan belummencapai suatu wadah alumni yang mantap dan stabilserta dapat bermanfaat bagi kepentingan bersama baikuntuk alumni pada khususnya dan almamater padaumumnya.

Sebagai contoh Alumni pendidikan Spesialis PSDA PU– ITB, pada bulan Maret 2001 dengan diprakarsai olehangkatan 2000 dan difasilitasi oleh Balai KerjasamaPendidikan Magister PSDA dan Pusdiktek membentukPerkumpulan Ikatan Alumni Pendidikan Spesialis PSDA(PIKA-PSDA) yang merupakan wadah para alumnipendidikan Spesialis/ magister PSDA dalam melakukanaktifitas kegiatan mereka.

Dalam proses pembentukan wadah alumninya PIKA-PSDA baru mencapai suatu proses pertumbuhannyasebagai berikut :

• Berita Acara Pembentukan Alumni yangditandatangai bersama antara Kapusdiktek – Dep.PU, Ka. Balai KPM-PSDA serta Ketua Ikatan Alumniberdasarkan hasil musyawarah dan penunjukan.

• Kegiatan rut in yang telah dilakukan adalahPertemuan dan seminar ilmiah setahun sekali

VII. PEMANTAPAN WADAH ALUMNI DANPEM BERDAY AAN ALU M N IBERKELANJUTAN

Setelah adanya atau terbentuknya wadah alumni,mewujudkan visi-misi dari wadah alumni yang telahdisusun, perlu pemikiran selanjutnya para alumni untukmengisi wadah alumni yang telah terbentuk denganaktifitas-aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang dapatmemantapkan keberadaan wadah alumni berdasarkanpotensi/ sumberdaya yang dimiliki para alumni dandengan penerapan strategi yang terarah dan jelassehingga dalam proses bertumbuh dan berkembanganyamencapai suatu kemantapan.

Pemantapan Wadah AlumniUntuk pemantapan wadah alumni pendidikan bidangkePUan, salah satu konsep pendekatan yang efektifdalam penyusunan orgainisasi alumni adalah mengikutikonsep pengembangan organisasi sebagai berikut :

Kebutuhan Alumni : NEED ASSESMENT pribadi dan terhadap LINGKUNGAN KERJA

KERJASAMA DENGAN ALMAMATER DAN INSTANSI TERKAIT

INPUT PROSES

OUTPUT OUTCOME

POTENSI KUALIFIKASI

SUMBER DAYA

ALUMNI

STRATEGI DALAM MENYUSUN PROGRAM/ KEGIATAN

PROGRAM & KEGIATAN SECARA RUTIN DAN BERKESINAMBUNG

PEMBERDAYAAN ALUMNI PRIBADI DAN LINGKUNGAN KERJA

KONTEKS

Sumber : Manajemen Stratejik Kemitraan, Dr.Ir.Nana Rukmana D.W, MA, 2005

Pemberdayaan Alumni Berkelanjutan

Azas pemikiran pemberdayaan berkelanjutan menurutprinsip Capacity Building adalah pemberdayaan yangditujukan pada suatu kesatuan utuh dari unsursumberdaya manusia, kelembagaan dan pemberdayaansarana prasarana yang dapat mendatangkan hasil(keberhasilan) yang diharapkan.

Alumni pendidikan sebagai unsur sumber daya manusiatidak dapat dipandang hanya dari satu sisi individu yangperlu diberdayakan, pemberdayaan dilakukan secarakelompok yang dapat menimbulkan sinergi dengan efekpeningkatan terhadap individu.

Alumni pendidikan sebagai suatu kelompok memerlukansuatu tempat/ wadah, terorgaisir, mempunyai visi, misiyang jelas terarah untuk beraktifitas melalui programdan kegiatan, pemantapan wadah alumni sebagai saranauntuk beraktifitas sangat diperlukan.

Tiga hal terkait dengan Pemberdayaan Alumni yangberkelanjutan adalah :

• Adanya Sarana prasarana : Wadah Alumni, Tempat/Sekretariat kegiatan

• Pemantapan manajemen/pengelolaan Wadah IkatanAlumni

• Program/ Kegiatan yang rutin dalam wadah alumniuntuk peningkatan individu dan kelompok alumni.

Page 16: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

V. KERJASAM A KEM IT RAAN WADAHALUMNI DENGAN ALMAMATER DANLEMBAGA/ INSTANSI TERKAIT

Dalam bagian IV. Mengenai Pemantapan Wadah Alumnidalam konsep pengembangan dan pemantapanorganisasi alumni adalah dengan melihat faktor internalalumni berupa : Kebutuhan alumni, sumber daya (input),strategi dalam menyusun program/ kegiatan (proses),program/ kegiatan yang rutin dan berkesinambungan(output) dan outcome-nya adalah sebagai pemberdayaanalumni pribadi dan lingkungan kerjanya.

Faktor internal yang berkembang sebagai modal dasaruntuk melangkah ke faktor eksternal melalui kontekskerjasama dengan almamater dan instnasi terkait akanmenambah kinerja ikatan (wadah) alumni, pengakuankeberadaan alumni tidak hanya dilingkungan kePUan,secara umum akan berperan aktif dalam kepentingannasional (sebagai langkah pengakuan dari masyarakatumum).

Pada saatnya nanti bagaimana tercipta kondisi-kodisiyang saling terkait antara Alumni dan Almamater, antaraalumni dan instansi terkait dimana :

• Ikatan Alumni tidak hanya menerima fasilitasi darialmamater, tapi bagaimana alumni memberi kepadaalmamater.

• Ikatan Alumni dapat bekerjasama dalam program-program/ kegiatan yang saling mendukung denganalmamater dan instansi terkait.

VI.USULAN BENTUK WADAH/ ORGANISASIALUMNI

Menteri PU

BPKSDM – Dep.PU

PUSBIKTEK – Dep.PU

PTN – MITRA :

ITB UGM UNDIP ITS

UNIBRAW

UNPAR UNWIM

UPI-YAI

Politeknik Negeri :

Bandung, Padang, Palembang, Manado, Lokseumawe, Pontianak, Tadulako, Kupang, Kendari , Banjarmasin

UNCEN.

UNHAS

KETUA ALUMNI

Wkl. Ketua

ALMAMATER

PEMBINA/PENGARAH

Lembaga/instansi terkait. Dunia usaha/indus tri

Kemitraan dengan :

CABANG ALUMNI

CABANG ALUMNI

CABANG ALUMNI

CABANG ALUMNI

Perwakilan dari masing-masing Prodi

MAGISTERSPESIALIS

Perwakilan dari masing-masing Prodi

DIPLOMA

SEKRETRIAT

VII. PENUTUP

Sebagai penutup sumbangan pemikiran tentangperlunya keberadaan wadah alumni perkenankan kamimenyampaikan suatu kesimpulan dan saran-saransebagai berikut :

Kesimpulan :

1. Walaupun alumni pendidikan ke PU an saat ini telahmencapai jumlah ± 2000 alumni dari berbagaidisiplin/ keahlian bidang ke PU an, baru dan hanyasebagian kecil saja yang dapat saling berkomunikasikarena mereka belum menemukan wadah yangdapat memfasilitasi kebutuhan dan keinginan merekabaik untuk saling silaturahmi dan untuk peningkatandiri setelah pendidikan yang dapat menunjangpenyelesaian masalah dilingkungan kerja mereka.

2. Tugas dan fungsi setelah selesai pendidikan kemudiankembali ketempat tugas yang penempatannyakurang sesuai dengan hasil pendidikan, sehinggamembutuhkan suatu sharing pengalaman dengankeahlian lain yang dapat saling membantu dalampenyelesaian tugas.

3. Para Alumni yang berinisiatip ingin menyumbangkanpemikiran untuk pengembangan Almamater merekamemerlukan suatu jaringan dan wadah yang dapatmemfasilitasi keinginan mereka.

Saran-Saran dan Tindak Lanjut :

1. Dari refresher course yang diadakan di Bali olehPusbiktek, dengan kesepakatan para alumni yanghadir mewakili tiap-tiap provinsi dan fasilitasi awaldari Pusbiktek, di pertemuan tersebut dideklarasikanpembentukan wadah alumni pendidikan kePUan diPusat dan Daerah.

2. Menyiapkan konsep visi dan misi wadah alumni yangdapat nantinya memfasilitasi program/ kegiatanwadah alumni dari proses pertumbuhan-perkembangan-pemantapan wadah alumni dikaitkandengan ruang, aktifitas/ kegiatan dan waktu.

BALAI-BALAI

PUSBIKTEK

PTN – MITRA :

Pengelola Konsentrasi Bidang studi di masing-masing PTN-Mitra

KETUA CABANG ALUMNI

WKL. KETUA ALMAMATER

PEMBINA/PENGARAH

Lembaga/Instansi/Dinas terkait. Dunia usaha/indus tri

Kemitraan dengan :

Perwakilan dari masing-masing Prodi

MAGISTERSPESIALIS

Perwakilan dari masing-masing Prodi

DIPLOMA

SEKRETRIAT

Struktur Organisasi Pusat

Struktur Organisasi Cabang/Daerah

Penulis adalah Alumni Pendidikan PSDA 1991

16

Page 17: bulletin bpksdm - Kementerian Pekerjaan Umumbinakonstruksi.pu.go.id/jdownloads/Buletin/Bulletin BPKSDM Edisi Kedua.pdf · melalui presentasi konsultan dan diskusi, dalam pertemuan

This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.This page will not be added after purchasing Win2PDF.