Top Banner

of 24

BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

Feb 12, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    1/24

    September 2015

    #29BULETIN SKK MIGAS

    KONSOLIDASI UNTUK KELANCARANINDUSTRI HULU MIGAS

    MengawalKomitmenEkplorasi

    OptimalisasiLifting untukKetahanan

    Energi

    Strategi Eksplorasiuntuk Peningkatan

    Produksi

    MengenalAlternatif

    PenyelesaianSengketa

    Menata Mentalitas &Kapabilitas

    MENGKAJIPELUANG KILANGMINYAK MINI

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    2/242

    DAFTAR

    ISI

    REDAKSI

    Pelindung

    Amien Sunaryadi

    Budi Agustyono

    Penanggungjawab

    Elan Biantoro

    Pemimpin Redaksi

    Zudaldi Rafdi

    Editor

    Heru Setyadi

    Ryan B. Wurjantoro

    Tim RedaksiAdhitya C. Utama

    Alfan

    Galuh Andini

    Heri Slamet

    Ruby Savira

    Suhendra Atmaja

    Redaksi menerima masukanartikel melalui :

    [email protected]@skkmigas.go.id

    Redaksi :Sub Bagian Komunikasi dan

    Protokol SKK Migas

    Alamat :Gedung Wisma Mulia Lt.30,

    Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42,Jakarta 12710

    Facebook : Humas SKK MigasTwitter @HumasSKKMigas

    www.skkmigas.go.id

    SALAM

    REDAKSI

    FOKUS PERSPEKTIF SEREMONIAL

    3

    4 108

    6

    FIGUR

    BIANGLALA

    SPEKTRUM INFO

    22

    16

    2018

    17

    21

    4 8

    20

    Melirik SebuahPeluang

    Mengkaji PeluangKilang Minyak Mini

    MengawalKomitmenEksplorasi

    KegiatanSKK Migas Pusat

    Menata Mentalitasdan Kapabilitas

    Menjamin PasokanMinyak Mentah

    Strategi Eksplorasiuntuk PeningkatanProduksi

    SKK MigasNangkringBersama BloggerKompasiana

    MengenalAlternatifPenyelesaianSengketa

    ArwanKepala Divisi Komersialisasi

    Minyak Bumi dan

    Kondensat SKK Migas

    Optimalisasi

    Lifting

    untuk Ketahanan

    Energi

    Tiga Unit UsahaSuku BintuniBersatu Diresmikan

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    3/24September 2015 | BUMI 3

    Elan BiantoroKepala Bagian Hubungan Masyarakat

    SALAM

    REDAKSI

    Ada banyak peluang yang bisa dimaksimalkan menjadi sebuah

    keuntungan di industri hulu migas, seperti peluang komersialisasi

    are gas dan pengembangan kilang minyak mini. Kedua peluang

    tersebut, serta peluang-peluang lain yang nantinya muncul,

    berpotensi untuk meningkatkan produksi maupun lifting migas.

    Mengingat energi fosil masih banyak digunakan di Indonesia,

    peningkatan prol produksi dan lifting migas memegang peran

    vital dalam menjaga ketahanan energi nasional.

    Hanya saja, eksekusi terhadap sebuah peluang tidak bisa

    dilakukan sembarangan. Seluruh detail hingga yang paling kecil

    sekali pun perlu diperhitungkan sebagai angka yang mendukung

    probabilitas suatu kejadian. Kajian-kajian dan studi-studi perlu

    terus dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lebih valid.

    Apabila hasil perhitungan dari kajian-kajian dan studi-studi yang

    dilakukan menunjukkan peluang yang ada layak untuk diambil,

    tidak ada salahnya jika peluang tersebut direalisasikan.

    Sektor hulu migas hingga saat ini masih menjadi tulang

    punggung perekonomian negara. Sektor strategis ini juga

    memikul tanggung jawab sebagai penyedia sumber energi

    untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Tanggung jawab

    yang sudah diamanahkan selayaknya dijalankan dengan

    sebaik-baiknya sehingga sektor hulu migas bisa memberikan

    kesejahteraan bagi sebesar-besarnya bangsa Indonesia.

    Kata peluang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Ilmu

    pengetahuan mengajarkan peluang sebagai sebuah probabilitas

    yang bisa dihitung secara Matematika. Dalam lingkup yang lebih

    luas, peluang tidak jarang dikaitkan dengan peruntungan dalam

    hal keuangan, bisnis, bahkan dalam menjalani hidup.

    Hidup menyuguhkan banyak peluang bagi manusia. Peluang

    hadir sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki sesuatu

    atau meraih hasil yang lebih baik. Memang, peluang yang

    muncul di depan mata tidak selalu membuahkan hasil sesuai

    keinginan. Namun dengan ketelitian dalam mengkaji setiap

    detail yang ada, peluang yang ada bisa berubah menjadi

    peruntungan besar.

    Sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia tidak

    luput dari kehadiran peluang. Sejak alur kegiatan usaha hulu

    migas masih dalam tahap eksplorasi, peluang sudah hadir.

    Ketika melakukan studi geologi dan geosika pada fase-faseawal eksplorasi, para ahli geologi dan geosika disuguhi data-

    data lapangan yang memunculkan sejumlah opsi, salah satunya

    peluang adanya cadangan migas.

    Saat peluang tersebut ditindaklanjuti dengan melakukan

    pengeboran sumur eksplorasi, muncul probabilitas baru. Sumur

    ini bisa saja membuktikan adanya cadangan migas yang

    melimpah di area eksplorasi, atau tidak. Jika hasil pengeboran

    menunjukkan adanya cadangan migas yang melimpah, investor

    yang melakukan eksplorasi menuai keuntungan. Jika tidak,

    investor harus merelakan seluruh waktu, tenaga, dan dana yang

    dikeluarkan hanya terbuang sia-sia. Itulah mengapa, ketelitiandalam memperhitungkan setiap detail sangat mempengaruhi

    realisasi sebuah peluang.

    MELIRIK SEBUAHPELUANG

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    4/244

    FOKUS

    MENGKAJI PELUANG KILANG

    MINYAK MINIOleh: Adhitya C. Utama/[email protected]

    Tidak bisa dipungkiri, ketersediaan bahan bakar minyak (BBM)

    yang mencukupi masih menjadi isu utama. Hal ini disebabkan

    masyarakat masih sangat tergantung pada sumber energi

    dari fosil. Dalam 10 tahun terakhir, konsumsi BBM nasional

    mengalami peningkatan yang sangat signikan. Saat ini, BBM

    yang dikonsumsi masyarakat mencapai lebih dari 1,5 juta barel

    per hari. Pembangunan yang pesat serta jumlah pendudukyang terus bertambah menjadi salah satu kontributor tingginya

    konsumsi BBM.

    Peningkatan konsumsi BBM di Indonesia tidak diimbangi

    dengan penambahan kapasitas kilang minyak yang ada.

    Imbasnya, produksi BBM dari kilang minyak domestik hanya

    mampu memenuhi sekitar 50 persen kebutuhan BBM nasional.

    Permasalahan ini masih belum bisa diatasi dengan membangun

    kilang minyak baru. Pasalnya, upaya membangun kilang minyak

    berskala besar dengan kapasitas di atas 100 ribu barel per hari

    masih menghadapi banyak kendala, di antaranya permasalahan

    investasi, pasokan minyak mentah, insentif, dan lain-lain.

    Pemerintah pun tidak punya banyak pilihan selain mengimpor

    Permasalahan ketahanan energi nasional menjadi isu yang mendapat perhatian serius dari pemerintah.

    Ketidakseimbangan rasio antara jumlah permintaan dengan ketersediaan energi membuat Indonesiaberada di ambang krisis energi. Berbagai wacana pun muncul terkait penyediaan sumber energi untuk

    menghindari terjadinya krisis energi.

    BBM agar kebutuhan domestik bisa terpenuhi.

    Hanya saja, pemenuhan kebutuhan energi nasional, terutama

    BBM, tidak bisa selamanya tergantung pada impor. Makin

    besar volume impor BBM, makin rentan pula ketahanan energi

    nasional. Permasalahan ini harus segera diatasi agar Indonesia

    bisa mandiri dan terhindar dari krisis energi. Perlu ada solusi

    yang menguntungkan baik dari sisi hulu maupun hilir migas.Wacana pembangunan kilang minyak mini pun muncul

    untuk mengoptimalkan liftingminyak mentah dan menjamin

    ketersediaan BBM nasional.

    Salah satu poin yang dihasilkan focus group discussion

    (FGD) yang digelar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas

    Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber

    Daya Mineral (ESDM) di Bandung pada 14 Agustus

    2015 menyebutkan, banyak potensi lapangan minyak

    di Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

    minyak bumi. Namun lapangan-lapangan tersebut belum

    bisa memberikan kontribusi yang optimal karena berada di

    lokasi yang terpencil.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    5/24September 2015 | BUMI 5

    Cukup banyak lapangan minyak di Indonesia yang lokasinya

    sangat terpencil serta minim infrastruktur pengangkutan.Akibatnya, pengiriman minyak mentah dari lapangan-lapangan

    tersebut tidak bisa optimal karena terkendala permasalahan

    transportasi, kata Wakil Kepala SKK Migas, M.I. Zikrullah.

    Zikrullah menambahkan, selama ini pengiriman minyak mentah

    dari lapangan-lapangan di daerah terpencil lebih banyak

    dilakukan melalui trucking. Di saat harga minyak mentah masih

    di atas US$100 per barel, kontraktor kontrak kerja sama

    (kontraktor KKS) yang mengoperasikan lapangan-lapangan

    marginal tidak terlalu terbebani biaya transportasi. Namun

    saat harga minyak mentah di bawah US$50 per barel seperti

    sekarang, kontraktor KKS menghadapi masalah baru, terutama

    kontraktor yang mengoperasikan lapangan dengan volume

    produksi yang tidak terlalu besar. Cost per barrelmenjadi

    lebih besar dibanding harga minyak mentah. Salah satu faktor

    yang turut membebani cost per barreladalah tingginya biaya

    pengangkutan minyak. Imbasnya, produksi terpaksa dihentikan

    karena lapangan dianggap tidak ekonomis.

    Penghentian produksi suatu lapangan migas tidak hanya

    mengganggu pencapaian target liftingminyak nasional. Investor

    tak lagi tertarik melakukan pengembangan karena lapangan

    dianggap tidak ekonomis. Akibatnya, lapangan yang sebenarnya

    memiliki cadangan minyak yang potensial tidak bisa memberikan

    kontribusi optimal bagi produksi minyak mentah nasional.

    Dari sisi hulu migas, pembangunan kilang minyak mini bisa

    mengatasi permasalahan tersebut. Biaya pengangkutan minyak

    mentah bisa dipangkas karena kilang mini dibangun di lokasi yang

    tidak jauh dari lapangan migas. Keberadaan kilang mini juga bisa

    membantu meringankan beban kilang minyak milik Pertamina,

    mengingat kapasitas kilang yang dimiliki oleh Pertamina saat ini

    belum mampu memenuhi kebutuhan BBM Nasional.

    Di saat harga minyak mentah Indonesia sudah sangat

    mengkhawatirkan, perlu ada terobosan-terobosan terkait

    pengolahan minyak mentah sehingga lapangan-lapangan yang

    ada di lokasi terpencil memiliki nilai keekonomian yang bagus,

    kata Zikrullah.

    Pembangunan kilang minyak mini tidak hanya menguntungkan

    bagi sektor hulu migas. Di sisi hilir migas, keberadaan kilang

    minyak mini bisa menciptakan multiplier effectyang besar.

    Selain membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat

    sekitar, kilang minyak mini mendukung pemerintah dalam upaya

    mengurangi impor BBM maupun impor minyak mentah. Dari segi

    sosial politik, hasil olahan kilang minyak mini bisa didistribusikanuntuk memenuhi kebutuhan BBM di kawasan sekitar kilang

    tersebut berada.

    Menurut Zikrullah, pemerintah sangat serius dalam upaya

    merealisasikan kilang minyak mini. Pada 7 Juli 2015, MenteriKoordinator Bidang Kemaritiman mengeluarkan surat resmi

    terkait pengolahan minyak mentah yang diproduksi di dalam

    negeri. Melalui surat tersebut, pemerintah membuka peluang

    bagi investor swasta untuk membangun kilang minyak mini

    dengan kapasitas 6.000-15.000 barel per hari. Menteri

    Koordinator Bidang Kemaritiman juga mengusulkan agar

    pemerintah membentuk satuan tugas kilang minyak mini.

    Kepala Divisi Komersialisasi Minyak Mentah dan Kondensat

    SKK Migas, Arwan, mengatakan FGD di Bandung menghasilkan

    sejumlah rekomendasi, salah satunya perlunya payung hukum

    yang mengatur kilang minyak mini. Regulasi dalam bentuk

    Peraturan Menteri ESDM tersebut dibutuhkan untuk mengatur

    denisi kilang minyak mini, pembangunan kilang minyak mini,

    kriteria sumber pasokan dan alokasi minyak, off takerproduk

    BBM yang dihasilkan, dan lain-lain. Dalam pembangunan kilang

    mini, juga akan diatur bahwa kilang mini bukan hanya untuk

    kilang minyak mini, tetapi juga kilang petrokimia mini, di mana

    sumber bahan baku adalah kondensat.

    Rencananya, di akhir tahun nanti peraturan menteri yang

    mengatur kilang minyak mini sudah keluar, kata Arwan.

    FGD di Bandung juga merekomendasikan pembentukan

    tim kilang minyak mini yang bertugas menyusun roadmap

    pengembangan kilang minyak mini di Indonesia. Tim tersebut

    beranggotakan pihak-pihak yang terkait dalam menyusun

    konsep pembangunan kilang minyak mini, seperti Ditjen Migas,

    SKK Migas, Pertamina, Kementerian Koordinator Bidang

    Kemaritiman dan Sumber Daya, Menteri Koordinator Bidang

    Perekonomian, Kementerian Keuangan, serta kementerian/

    lembaga terkait lain-lain.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    6/246

    FOKUS

    Upaya untuk menggalakkan

    pembangunan kilang minyak mini

    membutuhkan sinergi semua pihak.

    Rencana hingga pembangunan

    kilang minyak mini tidak hanya

    menjadi tanggung jawab sektorhilir minyak dan gas bumi (migas).

    Keterlibatan sektor hulu migas juga

    dibutuhkan.

    MENJAMIN PASOKAN

    MINYAK MENTAHOleh: Adhitya C. Utama/[email protected]

    Tindak

    lanjut wacana

    pembangunan kilang

    minyak mini, dimulai dengan focus

    group discussion(FGD) yang

    dilaksanakan Direktorat Jenderal

    Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas)

    Kementerian Energi dan Sumber Daya

    Mineral (ESDM) di Bandung pada 14

    Agustus 2015. Salah satu isu yangmengemuka dalam diskusi tersebut

    adalah jaminan pasokan minyak yang

    cukup selama jangka waktu tertentu

    untuk mendukung pengoperasian

    kilang minyak mini.

    Menindaklanjuti isu tersebut, SKK

    Migas perlu memastikan lokasi mana

    saja yang potensial sebagai penyuplai

    minyak untuk kilang mini. Dari potensi

    yang ada, SKK Migas selanjutnya

    melakukan pengelompokan untukmenentukan titik tempat kilang minyak

    mini dibangun (cluster).

    Kepala Divisi

    Eksploitasi SKK

    Migas, Benyamin, mengungkapkan

    pihaknya telah mengidentikasi

    lapangan-lapangan yang potensial

    untuk dibangun kilang minyak mini.

    Menurut Benyamin, Indonesia memiliki

    kurang lebih 30 potensi lapangan atau

    struktur yang tersebar dari Sumatera

    hingga Papua. Potensi tersebut belum

    termasuk lapangan yang berada

    di wilayah kerja Pertamina. Dari 30

    potensi yang ada, 19 lapangan berada

    di Sumatera, 2 lapangan di Jawa, 3

    lapangan di Kalimantan, 1 lapangan di

    Sulawesi, 2 lapangan di Maluku, serta

    3 lapangan di Papua.

    Menurut Benyamin, dari 30 lapangan

    yang potensial, sebanyak 25 lapangan

    merupakan lapangan lama, sedangkan

    lima lapangan lainnya merupakan

    lapangan

    baru.

    Lapangan baru

    tersebut umumnya

    memiliki volume produksi yang tidak

    terlalu besar dan berada di lokasi yang

    terpencil. Liftingdi lapangan ini masih

    menggunakan metode truckingatau

    memakai kapal tongkang. Volume

    produksi yang kecil bisa diatasi dengan

    menggabungkan minyak mentah daribeberapa lapangan untuk dipasok ke

    satu kilang mini sehingga feedstockbisa

    sesuai dengan kapasitas kilang mini.

    SKK Migas juga akan menyediakan

    data-data lain seperti jumlah cadangan

    dan perkiraan produksi sehingga

    pengelola kilang mini bisa mendapatkan

    gambaran yang komprehensif, termasuk

    spesikasi minyak mentah tersebut,

    kata Benyamin.

    Bagi investor yang bergelut dengan

    kilang mini, jaminan pasokan minyak

    mentah menjadi salah satu penentu

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    7/24September 2015 | BUMI 7

    kesuksesan kilang minyak mini.

    Pasalnya, ketersediaan pasokanberpengaruh terhadap beban biaya

    yang harus dikeluarkan pemilik kilang

    mini. Idealnya, masing-masing lapangan

    migas bisa memberikan pasokan yang

    stabil selama minimal lima tahun.

    Dalam perhitungan kami, break event

    point(BEP) kilang mini bisa tercapai

    setelah mengolah 10 juta barel minyak,

    kata Presiden Direktur PT Indo Kilang

    Prima, Bun Sentosa, yang saat ini

    sedang membangun kilang minyak

    mini di Kabupaten Padang Lawas,

    Sumatera Utara.

    Selain stabilitas volume pasokan, jenis

    minyak yang diolah mempengaruhi

    pembiayaan sebuah kilang mini.

    Agar ekonomis, kilang minyak mini

    didesain untuk mengolah jenis

    feedstock tertentu. Jenis minyak yang

    diproduksikan oleh kontraktor kontrak

    kerja sama (kontraktor KKS) pada

    tahun ini bisa saja tidak sama dengan

    produksi di tahun berikutnya.

    Di sini, faktor teknologi sangat

    berperan. Pengelola kilang minyak

    mini harus bisa berinovasi agar minyak

    yang dipasok tetap bisa diolah meski

    jenisnya tidak sesuai dengan desain

    kilang, kata Bun.

    Spesikasi minyak juga menjadi hal yang

    disoroti CEO PT Tri Wahana Universal,

    Rudy Tavinos, terkait pengembangan

    kilang minyak mini. Sebagai informasi,

    PT Tri Wahana Universal saat ini

    mengoperasikan kilang minyak mini di

    Lapangan Banyu Urip. Menurut Rudy,

    desain kilang mini harus disesuaikan

    dengan derajat API minyak mentah

    agar ekonomis. Jika tidak, perusahaan

    yang terjun dalam bisnis kilang mini sulit

    mencapai BEP, kata Rudy.

    Terlepas dari tantangan yang ada, Rudy

    sangat mendukung upaya pemerintah

    untuk menggalakkan pembangunankilang minyak mini. Dalam pandangan

    Rudy, banyak keuntungan yang bisa

    diperoleh dari keberadaan kilang

    keekonomian kilang minyak mini belum

    terlalu menggiurkan. Pemerintah perlumemberikan insentif bagi investor, entah

    dalam bentuk potongan harga untuk

    bahan baku yang digunakan kilang

    minyak mini atau penghapusan pajak

    tertentu, kata Arwan.

    Selain paket insentif dari pemerintah,

    perlu ada pula dukungan dari pihak

    perbankan terkait penyediaan dana

    untuk investasi. Kesediaan pihak

    perbankan dalam mendukung investasi

    bakal mendorong berkembangnya

    pembangunan kilang minyak mini di

    Indonesia. Semakin banyak kilang

    minyak mini yang berdiri, makin

    optimal pula liftingminyak dari

    lapangan-lapangan migas nasional dan

    semakin menarik bagi investor untuk

    mengembangkan lapangan minyak

    marginal dan berada di remote area.

    Suplai BBM dari kilang domestik juga

    makin besar sehingga ketergantungan

    terhadap impor minyak mentah dan

    BBM bisa dikurangi yang akhirnya

    akan meningkatkan ketahanan energi

    nasional.

    minyak mini. Pertama, rantai bisnis

    yang panjang dari hulu ke hilir bisadipangkas sehingga memungkinkan

    adanya esiensi biaya. Dengan model

    skid-mounted, kilang minyak mini

    bisa dibangun dekat lapangan migas.

    Kemudahan tersebut akan memangkas

    biaya pengangkutan minyak mentah

    dari lapangan ke kilang terdekat.

    Kedua, hasil olahan kilang minyak

    mini bisa langsung didistribusikan

    ke pasar di sekitar lapangan migas.

    Biasanya, hasil olahan minyak mentah

    di suatu kilang didistribusikan lagi ke

    daerah penghasil minyak tersebut

    dalam bentuk BBM. Artinya, ada biaya

    yang harus dikeluarkan dalam proses

    distribusi tersebut.

    Kalau kita bisa memotong rantai

    distribusi yang panjang, biaya yang bisa

    dihemat cukup besar, kata Rudy.

    Terkait jaminan pasokan minyak,

    pemerintah perlu mendorong kontraktor

    kontrak kerja sama (kontraktor KKS) untuk

    menjual minyak yang menjadi bagian

    mereka ke kilang mini. Melalui cara

    tersebut, penyediaan minyak untuk kilang

    mini bisa lebih terjamin,

    kata Kepala Divisi

    Komersialisasi Minyak

    Mentah dan Kondensat

    SKK Migas, Arwan.

    Arwan menilai,

    keberhasilan

    pengembangan kilang

    minyak mini perlu

    adanya insentif agar

    kilang minyak mini

    menarik bagi investor.

    Pasalnya, apabila

    dilihat secara an

    sichdari segi

    bisnis,

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    8/248

    PERSPEKTIF

    Sejak awal tahun, pemerintah terus

    mendengungkan pentingnya eksplorasi.

    Kegiatan ini perlu lebih digalakkan lagi

    karena industri migas nasional sedang

    mengalami fase penurunan produksi.

    Penemuan cadangan migas baru

    juga makin sedikit. Kondisi semakin

    berat karena lapangan-lapangan

    existingmakin tua dan makin mahalbiaya operasionalnya. Produksi migas

    nasional hanya bisa ditingkatkan dengan

    ditemukannya cadangan migas baru

    dalam jumlah besar.

    Eksplorasi hulu migas saat ini dipengaruhi

    empat faktor penting, yaitu struktur

    geologi yang menarik, kebijakan skal

    yang menarik, regulasi yang mendukung,

    serta monetisasi penemuan yang cepat

    dan saling menguntungkan bagi negara

    maupun investor. Hanya saja, kebijakanskal dan regulasi yang berlaku saat ini

    belum terlalu mendukung untuk bisa

    menarik lebih banyak investor.

    Sudah saatnya dilakukan perubahan

    terkait kebijakan skal dan regulasi yang

    berlaku agar investor tertarik untuk

    datang dan menanamkan modal di

    Indonesia, kata Wakil Kepala SKK Migas,

    M.I. Zikrullah, saat membuka workshop

    Monitoring Komitmen Eksplorasi di

    Yogyakarta pada 31 Agustus 2015.

    Menurut Zikrullah, aspek skal dan

    regulasi memberikan kontribusi hampir 50

    memiliki outstandingkomitmen pasti. Dari

    hasil penilaian terhadap kinerja kontraktor

    KKS tersebut, 14 kontraktor KKS masuk

    kategori Hitam, 16 kontraktor KKS masuk

    kategori Merah, dan 18 kontraktor KKS

    masuk kategori Merah Muda. Belum

    terlaksananya komitmen pasti disebabkan

    kendala regulasi (28 persen), portofolio (25

    persen), internal kontraktor (13 persen),

    serta ketersediaan alat dan operasional(13 persen. Kendala regulasi yang banyak

    dihadapi kontraktor KKS berkaitan

    dengan izin lingkungan (UKL-UPL).

    Regulasi pemerintah dan portofolio

    perusahaan selalu menjadi kendala utama

    dalam pelaksanaan komitmen eksplorasi.

    Perlu ada rumusan aksi strategis untuk

    mengatasi kendala ini, kata Zikrullah.

    Dalam workshopMonitoring Komitmen

    Eksplorasi yang berlangsung hingga 2September, kontraktor KKS yang masih

    memiliki rapor jelek akan memenuhi

    kewajiban komitmen pasti dengan

    persen terhadap kendala pengembangan

    sektor hulu migas. Ini berarti, dua hal

    tersebut perlu diperbaiki sehingga biaya

    dan waktu yang dikeluarkan investor

    untuk menjalankan bisnis di sektor hulu

    migas Indonesia bisa lebih esien.

    Selain adanya kebijakan skal dan regulasi

    yang bisa menarik investor, keberhasilan

    kegiatan eksplorasi turut dipengaruhikeseriusan kontraktor kontrak kerja sama

    (kontraktor KKS) di wilayah kerja (WK)

    eksplorasi dalam memenuhi komitmen

    pasti. Permasalahan yang selama ini

    dihadapi kontraktor KKS eksplorasi

    dan menghambat upaya pemenuhan

    komitmen pasti perlu dicarikan solusi agar

    rasio pencapaian komitmen eksplorasi

    bisa lebih ditingkatkan.

    Berdasarkan data monitoringyang

    dilakukan Divisi Pengawasan RealisasiKomitmen Rencana Pengembangan

    Lapangan (PRKRPL) SKK Migas, ada 48

    kontraktor KKS eksplorasi yang masih

    Penemuan cadangan minyak

    dan gas bumi (migas) baru di

    Indonesia sangat dibutuhkan

    untuk mewujudkan ketahanan

    energi nasional. Kegiatan

    eksplorasi pun terus digiatkan

    agar makin banyak cadangan

    migas baru yang ditemukan.

    MENGAWAL KOMITMEN

    EKSPLORASIOleh: Agatha Citara/[email protected]

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    9/24September 2015 | BUMI 9

    melakukan pengeboran 19 sumur

    eksplorasi. Dari 19 sumur tersebut,

    sebanyak tiga sumur dibor pada kuartal

    keempat 2015, empat sumur di kuartal

    pertama 2016, tujuh sumur di kuartal

    kedua 2016, empat sumur di kuartal

    29 prospek dan 55 lead. Dari seluruh

    prospek dan leadtersebut, negara

    memiliki potensi cadangan sumber daya

    sebesar 3.300 juta barel setara minyak.

    Potensi tersebut perlu digali dan

    dikembangkan, kata Kepala DivisiPRKLPL, SKK Migas, Nugrahani.

    Direktorat Jenderal Minyak dan Gas

    Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi

    dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

    bersama SKK Migas mendorong

    kontraktor KKS eksploitasi agar lebih

    agresif dalam melakukan pengeboran

    eksplorasi. Agresivitas ini sangat

    dibutuhkan untuk meningkatkan

    produksi dan cadangan migas di

    Indonesia. Apabila kontraktor KKSeksploitasi tidak mengajukan dan/atau

    tidak melakukan kegiatan eksplorasi apa

    pun pada suatu area WK, kontraktor

    KKS diminta mengembalikan area

    tersebut ke pemerintah melalui SKK

    Migas untuk menghindari adanya area

    tidur. Pasca pengembalian, pemerintah

    bisa menawarkan area tersebut ke

    investor lain.

    Eksplorasi menjadi kunci bagi

    kebangkitan sektor hulu migas nasional.Dengan melakukan eksplorasi secara

    masif, Indonesia memiliki peluang

    menemukan cadangan yang lebih besar,

    kata Nugrahani.

    SKK Migas juga melakukan monitoring

    terhadap komitmen pasti kontraktor

    KKS eksplorasi yang akan habis masa

    kontraknya. Langkah ini dilakukan

    untuk memastikan kontraktor KKS

    menyelesaikan seluruh kewajibannya

    hingga akhir tahun keenam masakontrak. Monitoring juga dilakukan untuk

    melihat apakah ada kontraktor KKS

    yang berniat mengajukan Perpanjangan

    Jangka Waktu Eksplorasi (PJWE).

    Saat ini, ada 16 WK eksplorasi yang

    kontraknya berakhir pada November

    2015 dan Mei 2016. Dari hasil

    monitoring, ada sembilan kontraktor KKS

    yang kemungkinan akan mengajukan

    PJWE, tiga kontraktor KKS mengajukan

    Penggantian Waktu Eksplorasi yangHilang, serta empat kontraktor KKS

    kemungkinan akan melakukan terminasi.

    Sementara sisa komitmen pasti yang

    belum dipenuhi oleh 16 kontraktor

    KKS tersebut meliputi pengeboran

    tujuh sumur eksplorasi, akuisisi dan

    pemrosesan seismik 2D sepanjang

    400 km, serta akuisisi dan pemrosesan

    seismik 3D seluas 2.500 km.

    Terkait kinerja eksplorasi di WK

    eksploitasi, hasil monitoring terhadap13 kontraktor KKS menunjukkan

    adanya area tidur (sleeping area) seluas

    kurang lebih 9,7 ribu km persegi. Hasil

    monitoringjuga menemukan adanya

    ketiga 2016, serta satu sumur di kuartal

    keempat 2016.

    Kontraktor KKS juga akan melakukan

    akuisisi dan pemrosesan kegiatan

    seismik 2D sepanjang 2.080 km yang

    dilaksanakan di 8 WK. Rencananya,

    kegiatan survei seismik 2D akan

    dilaksanakan hingga kuartal pertama

    2017. Pada kuartal keempat 2015,kegiatan survei seismik 2D sepanjang

    300 km dilaksanakan di 1 WK. Pada

    kuartal pertama 2016, kegiatan kembali

    dilanjutkan dengan melakukan seismik

    2D sepanjang 10.080 km di 5 WK. Pada

    kuartal kedua 2016, kegiatan seismik

    2D sepanjang 200 km dilaksanakan di 1

    WK. Sedangkan pada kuartal pertama

    2017, kegiatan seismik 2D dilakukan

    di 1 WK dengan panjang 500 km.

    Sementara pemrosesan ulang kegiatan

    seismik 2D sepanjang 1.400 km danpemrosesan ulang kegiatan seismik 3D

    seluas 166 km persegi dilakukan pada

    bulan terakhir kuartal keempat 2015.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    10/2410

    SEREMONIAL

    KEGIATANSKK MIGASPUSAT

    1

    3

    2

    1. Revisi POD Lapangan Tiung Biru-Jambaran Kepala SKK Migas, Amien

    Sunaryadi (kanan), menyerahkan revisi rencana

    pengembangan lapangan (plan of development/

    POD) Lapangan Tiung Biru-Jambaran yang

    dioperasikan Kontraktor KKS PT Pertamina EP

    Cepu, PT Pertamina EP, Mobil Cepu Ltd, dan

    Badan Kerja Sama PI Blok Cepu kepada Direktur

    Utama PT Pertamina EP Cepu, Adriansyah, di

    Jakarta pada 17 Agustus 2015. Revisi tersebut

    mengubah POD yang sudah disetujui pada 13

    Februari 2013.

    2. Sosialisasi Kearsipan Deputi Pengendalian

    Operasi SKK Migas, Muliawan (kiri), Deputi

    Pengendalian Dukungan Bisnis, RudiantoRimbono (ketiga dari kiri), Deputi Pengendalian

    Perencanaan, Gunawan Sutadiwiria (kedua

    dari kiri), dan Deputi Pengendalian Keuangan,

    Parulian Sihotang (kanan), berfoto bersama

    para narasumber dari Arsip Nasional Republik

    Indonesia (ANRI) usai acara Sosialisasi Kearsipan

    yang dilaksanakan di Jakarta pada 20 Agustus

    2015.

    3. PTK Kebijakan Akuntansi Deputi

    Pengendalian Keuangan, Parulian Sihotang,

    membuka acara Sosialisasi Pedoman Tata Kerja

    (PTK) Kebijakan Akuntansi di Jakarta pada 25-26

    Agustus 2015. Kegiatan diikuti perwakilan seluruh

    kontraktor kontrak kerja sama.

    c

    4

    a b4. Koordinasi Banyu Urip Menyusul aksiunjuk rasa yang berujung anarkis di proyekEPC-1 Banyu Urip, pada 5 Agustus 2015Komisi VII DPR RI dengan didampingi DeputiPengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan(kedua dari kiri), dan Kepala Bagian HumasSKK Migas, Elan Biantoro (kedua dari kanan),melakukan tinjauan lapangan untuk melihatpenanganan keamanan (foto a). Sebelumnyapada 3 Agustus 2015, Deputi PengendalianOperasi mengikuti rapat koordinasi yangdiselenggarakan Pemerintah KabupatenBojonegoro (foto b).

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    11/24September 2015 | BUMI 11

    SEREMONIAL

    KEGIATANSKK MIGASSUMATERA BAGIAN UTARA

    21

    1. Penanganan Limbah Menindaklanjutilaporan LSM Kiprah dan masyarakat terkaitpenanganan limbah di Gathering StationLindai, Perwakilan SKK Migas WilayahSumatera Bagian Utara menggelar pertemuandengan Komisi III DPRD Kabupaten Kampar diPekanbaru pada 10 Agustus 2015.

    2. Pemeriksaan Gudang Bahan Peledak

    Perwakilan SKK Migas Wilayah SumateraBagian Utara melakukan pemeriksaan gudangbahan peledak Kontraktor KKS ConocoPhilips,Premier Oil, dan Star Energi di Palmatak,Kabupaten Anambas pada 11-13 Agustus2015.

    3. Kunjungan ke Polres Kepulauan Meranti Kepala Urusan Operasi Perwakilan SKKMigas Wilayah Sumatera Bagian Utara, RudyFajar, bersama Kontraktor KKS EMP MalaccaSSA melakukan kunjungan kerja ke PolresKepulauan Meranti pada 19-20 Agustus 2015.

    4. Pertemuan Aceh Demi kelancaranpelaksanaan kegiatan operasi di wilayah Aceh,Perwakilan SKK Migas Wilayah SumateraBagian Utara bersama kontraktor kontrakkerja sama di wilayah Aceh menggelarpertemuan dengan Dinas Pertambangan danEnergi Kabupaten Aceh Timur serta DinasPertambangan dan Energi Kabupaten Aceh

    Tamiang di Medan pada 25 Agustus 2015.

    5. Koordinasi Perizinan Guna mengatasi

    kendala terkait permasalahan perizinan,Perwakilan SKK Migas Wilayah SumateraBagian Utara menyelenggarakan rapatkoordinasi bersama kontraktor kontrak kerjasama di wilayah Sumatera Bagian Utara diPekanbaru pada 27 Agustus 2015.

    6. Pengamanan Objek Vital Untukmenyeragamkan mekanisme penerimaan danpembayaran dana jasa pengamanan objekvital nasional, Perwakilan SKK Migas WilayahSumatera Bagian Utara melaksanakan rapatkoordinasi di Rumbai pada 27 Agustus 2015yang dihadiri Kontraktor KKS Chevron Pacic

    Indonesia dan jajaran Polda Riau.

    7. Kunjungan BPK Terkait pengelolaan

    perizinan bidang kehutanan, PerwakilanSKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utaramendampingi tim Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) melakukan kunjungan kerja keKontraktor KKS Chevron Pacic Indonesia di

    Minas pada 29 Agustus 2015.

    8. Rapat Persiapan Menjelang pelaksanaanRapat Koordinasi Bahan Peledak dan Sekuriti2015, Perwakilan SKK Migas WilayahSumatera Bagian Utara melaksanakan rapatpersiapan di Pekanbaru pada 31 Agustus2015.

    43

    5 6

    7 8

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    12/2412

    SEREMONIAL

    KEGIATANSKK MIGASSUMATERA BAGIAN SELATAN

    43

    1. Kunjungan Bupati Muara Enim BupatiMuara Enim, Muzakir Sai Sohar (tengah), berfoto

    bersama pekerja SKK Migas saat melakukan

    kunjungan silaturahmi ke kantor Perwakilan SKK

    Migas Wilayah Sumatera Selatan di Palembang

    pada 25 Agustus 2015 terkait rencana Pekan

    Olahraga Provinsi di Kabupaten Muara Enim.

    2. Banyuasin Expo Perwakilan SKK

    Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan

    bersama kontraktor KKS di wilayah Banyuasin

    berpartisipasi dalam kegiatan Banyuasin Expo

    yang diselenggarakan Pemkab Banyuasin pada

    27-30 Agustus 2015. Kesempatan ini dijadikan

    sarana untuk memperkenalkan industri hulu migas

    ke masyarakat umum di Kabupaten Banyuasin.

    3. Pembahasan Izin Gangguan Kepala SKK

    Migas, Tirat Sambu Ichtijar (kedua dari kiri), hadir

    mendampingi kontraktor KKS di wilayah Tanjung

    Jabung Barat dalam rapat pembahasan izin

    gangguan bersama Pemkab Tanjung Jabung

    Barat di Batam pada 31 Agustus 2015.

    4. Forum Operasi dan HSE Para peserta

    Forum Operasi dan HSE berfoto bersama usai

    acara yang diselenggarakan Perwakilan SKK

    Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan di Jambi

    pada 12-13 Agustus 2015.

    5. Pertemuan dengan Pemkab Pali Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian

    Selatan bersama kontraktor KKS di wilayah Pali

    menggelar pertemuan dengan Pemkab Pali

    di Palembang pada 24 Agustus 2015. Dalam

    pertemuan tersebut, SKK Migas mengharapkan

    dukungan Pemkab Pali dalam mendukung

    kelancaran kegiatan usaha hulu migas.

    6. Rapat Aset Tanah dan Bangunan Guna

    menuntaskan permasalahan data aset tanah dan

    bangunan Kontraktor KKS Pertamina EP dan

    Medco E&P Indonesia, Perwakilan SKK Migas

    Wilayah Sumatera Bagian Selatan menggelar

    rapat bersama Pemkab Pali pada 25 Agustus

    2015.

    7. Survei Pengeboran Menindaklanjuti

    rencana pengeboran sumur gas metana batubara

    BLD-A-003 di kawasan Muara Enim, Perwakilan

    SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan dan

    Kontraktor KKS Andalas Metana melaksanakan

    kegiatan survei dan sosialisasi di Desa Daun

    Telang, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten

    Muara Enim pada 20 Agustus 2015.

    8. Peresmian Jalan Plt Sekretaris Kabupaten

    Batang Hari, Muhammad Fadhil Arief (ketiga

    dari kanan), melakukan pengguntingan pita

    yang menandai peresmian jalan dan pembuatan

    sumur bantuan Kontraktor KKS Techwin Energy

    South Betung Ltd dengan dukungan Perwakilan

    SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Selatan di

    Desa Bungku, Kabupaten Batang Hari pada 14

    Agustus 2015.

    21

    65

    87

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    13/24September 2015 | BUMI 13

    1

    4

    6

    3

    5

    7

    1. Sengketa Lahan Tim Kelompok KerjaBagian Hukum SKK Migas dan PerwakilanSKK Migas Jawa, Bali, dan Nusa Tenggaramelakukan peninjauan lapangan terkait kasussengketa lahan yang digunakan sebagai jalurpipa penyalur minyak bumi (right of way/ROW) Kontraktor KKS ExxonMobil Cepu Ltd diKabupaten Tuban pada 10 Agustus 2015.

    2. Rapat Sosioekonomi Untukmeningkatkan kondisi sosial dan ekonomimasyarakat yang tinggal di sekitar wilayahkerja, Kepala Unit Percepatan Proyek (UPP)Banyu Urip Perwakilan SKK Migas WilayahJawa, Bali, dan Nusa Tenggara, JuliusWiratno, menggelar rapat bersama Pemerintah

    Kabupaten Bojonegoro dan Kontraktor KKSExxonMobil Cepu Ltd di Bojonegoro pada 20Agustus 2015.

    3. Forum Rapat Koordinasi Operasi 2015- Guna mempererat koordinasi danmenyamakan persepsi terutama terkait bidanglingkungan hidup di setiap kegiatan operasikontraktor kontrak kerja sama, pada 12

    Agustus 2015 Perwakilan SKK Migas WilayahJawa, Bali, dan Nusa Tenggara menggelarForum Rapat Koordinasi Operasi 2015 yangdihadiri perwakilan Badan Lingkungan Hidupseluruh Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

    4. Sosialisasi Pengembangan Sumur -

    Berkenaan dengan kegiatan pengembangansumur TGA#1 yang dilaksanakan Kontraktor

    KKS Lapindo Brantas Inc, Perwakilan SKK MigasWilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara bersamaMusyawarah Pimpinan Kecamatan Tanggulanginmenyelenggarakan sosialisasi di Desa Banjarasri,Kabupaten Sidoarjo pada 13 Agustus 2015.

    5. Penyelesaian Tanah Kas Desa DeputiPengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas,Rudianto Rimbono (ketiga dari kanan), dengandidampingi Perwakilan SKK Migas WilayahJawa, Bali, dan Nusa Tenggara menghadirirapat bersama Sekretaris KabupatenBojonegoro terkait penyelesaian tanah kasDesa Gayam, Kecamatan Gayam, Bojonegoropada 14 Agustus 2015.

    6. Kunjungan Kepala SKK Migas Guna

    memberikan perkembangan terakhirterkait kegiatan operasi Kontraktor KKSExxonMobil Cepu Ltd, Kepala SKK Migas,

    Amien Sunaryadi (kedua dari kanan), dengandidampingi Deputi Pengendalian DukunganBisnis SKK Migas, Rudianto Rimbono (kanan),dan Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas,Muliawan, melakukan kunjungan kerja keBupati Bojonegoro, Suyoto, pada 14 Agustus2015.

    7. Sosialisasi AMDAL -Terkait rencanapengembangan lapangan di Kabupaten Tuban,Perwakilan SKK Migas Wilayah Jawa, Bali,dan Nusa Tenggara bersama Kontraktor KKSKrisEnergy (Satria) Ltd menyelenggarakansosialisasi penjelasan proses penyusunandokumen AMDAL Blok Bulu ke masyarakat di

    tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban pada 25Agustus 2015.

    SEREMONIAL

    KEGIATANSKK MIGASJAWA, BALI & NUSA TENGGARA

    2

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    14/2414

    SEREMONIAL

    KEGIATANSKK MIGASKALIMANTAN DAN SULAWESI

    1

    3

    5 6

    2

    4

    7

    1. KoordinasiKutaiKartanegara Pada 14Agustus 2015, Perwakilan SKK Migas Wilayah

    Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor

    KKS Pertamina EP Sangasanga menerima

    kunjungan DPRD Kabupaten Kutai Kartanegara,

    Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Kartanegara,

    serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Kabupaten Kutai Kartanegara. Pertemuan

    membahas tentang kejelasan pembayaran pajak

    dan retribusi serta tenaga kerja kontraktor KKS.

    2. Kuliah Umum STT Migas

    Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan

    dan Sulawesi, Nasvar Nazar (kanan), memberikan

    kuliah umum di hadapan 260 mahasiswa baru

    STT Migas Balikpapan di Balikpapan pada1 September 2015. Para mahasiswa sangat

    antusias menyimak materi terkait kesiapan

    Kalimantan Timur dalam mengelola Blok

    Mahakam.

    3. Tanam 50 Ribu Mangrove Bupati

    Banggai,Sofhian Mile (keenam dari kiri), mengikuti

    penanaman 50 ribu mangrove yang dilaksanakan

    Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan

    dan Sulawesi bersama Kontraktor KKS JOB

    Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi di

    Kabupaten Banggai pada 1 September 2015.

    4. Sosialisasi Pengamanan Objek Vital

    Guna memberikan pemahaman kepadamasyarakat tentang bahaya pipa migas yang

    dialiri gas bertekanan tinggi, Perwakilan SKK

    Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi bersama

    Kontraktor KKS Total E&P Indonesie melakukan

    sosialisasi pengamanan objek vital di Kelurahan

    Dondang, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten

    Kutai Kartanegara pada 2 Agustus 2015.

    5. SurveiArealBufferZone Pada 19

    Agustus 2015, Perwakilan SKK Migas Wilayah

    Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor

    KKS JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi

    melaksanakan survei areal buffer zoneDesa

    Paisubololi, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten

    Banggai, Sulawesi Tengah.

    6. MediasiPekerjaVICO Menyusul aksi

    unjuk rasa dan blokade yang dilakukan mantan

    pekerja Kontraktor KKS VICO Indonesia selama

    empat hari sejak 24 Agustus 2015, Perwakilan

    SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi

    menggelar mediasi dan perundingan untuk

    menyikapi keinginan para pengunjuk rasa.

    7. Survei Pertanahan Guna mengidentikasi

    batas-batas tanah warga dengan area

    pertambangan batu bara di lokasi yang akan

    dibebaskan, Perwakilan SKK Migas Wilayah

    Kalimantan dan Sulawesi bersama Kontraktor

    KKS VICO Indonesia melakukan surveipertanahan di Kecamatan Samboja, Kabupaten

    Kutai Kartanegara pada 2-3 September 2015.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    15/24September 2015 | BUMI 15

    SEREMONIAL

    KEGIATANSKK MIGASPAPUA DAN MALUKU

    2

    4

    1

    3

    5

    1. Kunjungan Maluku Tenggara Barat Gunamelihat perkembangan kegiatan operasionalKontraktor KKS Inpex Masela Ltd di Maluku

    Tenggara Barat, Kepala Perwakilan SKKMigas Wilayah Papua dan Maluku, Enrico CPNgantung, melakukan serangkaian kunjungankerja ke Maluku Tenggara Barat pada 12-13

    Agustus 2015. Selama dua hari, KepalaPerwakilan SKK Migas Wilayah Papua danMaluku meninjau hangar yang dioperasikanInpex Masela Ltd (foto a) dan melihat kerajinanbatik tenun tradisional khas Maluku TenggaraBarat yang menjadi binaan Inpex Masela Ltd(foto b), serta menggelar pertemuan denganSekretaris Kabupaten Maluku TenggaraBarat (foto c) dan DPRD Kabupaten Maluku

    Tenggara Barat (foto d).

    2. Sosialisasi PROPER - Pj. Kepala UrusanHumas SKK Migas Perwakilan Papua danMaluku, Otniel Lodewyk Wafom (tiga dari kiri),menghadiri Bimbingan Teknis PeningkatanKapasitas dan Sosialisasi Penilaian PROPERyang diselenggarakan Bapedalda Provinsi PapuaBarat di Manokwari pada 29 Juli 2015.

    3. Perayaan HUT RI Ke-70 - MenyambutHari Kemerdekaan, Kepala PerwakilanSKK Migas Wilayah Papua dan Maluku,Enrico CP Ngantung (kedua dari kanan),menghadiri peringatan HUT RI ke-70 yangdiselenggarakan PetroChina International(Bermuda) Ltd di Sorong pada 17 Agustus2015.

    4. Pemeriksaan Bahan Peledak BersamaPolres Seram Bagian Timur, pada 12 Agustus2015 Perwakilan SKK Migas Wilayah Papuadan Maluku melakukan pemeriksaan bahanpeledak yang digunakan Kontraktor KKS CiticSeram Energy Ltd.

    5. Kunjungan ke Walikota Sorong - Pj.Kepala Urusan Humas SKK Migas PerwakilanPapua dan Maluku, Otniel Lodewyk Wafom (kiri),mendampingi Field Manager Pertamina Asset 5Field Papua, Julfrinson Alfredo Sinaga (tengah),melakukan kunjungan silaturahmi ke WalikotaSorong, EC Lambertus Jidmau (kanan), pada 24

    Agustus 2015.

    a c

    db

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    16/2416

    BIANGLALA

    Hal tersebut diungkapkan KepalaSKK Migas, Amien Sunaryadi, dalam

    upacara peringatan HUT Kemerdekaan

    RI ke-70 di Jakarta pada 17 Agustus

    2015. Menurut Amien, cita-cita tersebut

    hanya bisa dicapai melalui kerja keras.

    Kerja yang dimaksud bukan semata-

    mata kerja biasa, melainkan kerja yang

    dilakukan dengan kekuatan persatuan

    dan semangat gotong royong.

    Dalam momentum peringatan Hari

    Kemerdekaan kali ini, Amien mengajakseluruh pekerja SKK Migas untuk

    menata mentalitas dan kapabilitas dalam

    upaya membangun industri hulu migas

    yang lebih baik. Sederet pencapaian

    sektor hulu migas selama semester

    pertama 2015 diharapkan menjadi

    pemicu semangat untuk melakukan

    perbaikan. Amien mengatakan, industri

    hulu migas merupakan industri yang

    membutuhkan waktu, sehingga waktu

    menjadi hal yang berharga untuk

    menunjang kesuksesan usaha yangdilakukan.

    Mari bahu-membahu untuk

    menyelesaikan pekerjaan rumah

    yang masih tertunda, baik untukmencapai target jangka pendek, jangka

    menengah, maupun jangka panjang,

    kata Amien.

    Amien mengatakan, industri hulu migas

    sedang menghadapi tantangan yang

    tidak mudah. Harga minyak dunia yang

    biasa stabil di atas US$100 per barel,

    kini turun drastis hingga di bawah

    US$50 per barel. Penurunan harga

    minyak mentah menjadi pukulan keras

    bagi seluruh pelaku di industri hulumigas. Bahkan industri penunjang di

    hulu migas dan pemangku kepentingan

    lainnya turut merasakan dampaknya.

    Meski demikian, sektor hulu migas tidak

    bisa hanya tinggal diam menghadapi

    kondisi bisnis yang sedang lesu.

    Kita diberi amanah untuk terus

    meningkatkan produksi dan menambah

    cadangan baru dengan tetap

    mengupayakan pembangunan kapasitas

    nasional, kata Amien.

    Amien menambahkan, SKK Migas dan

    kontraktor KKS merespon penurunan

    harga minyak mentah dengan bersikapproaktif dalam menetapkan kebijakan

    esiensi biaya operasi industri hulu

    migas. Saat ini, industri hulu migas

    sudah menjalankan beberapa kebijakan

    untuk mengantisipasi uktuasi harga

    minyak mentah. Pertama, SKK Migas

    melakukan negosiasi ulang dengan

    kontraktor KKS agar bisa memberikan

    eksibilitas harga sehingga dapat

    menjaga keekonomian proyek yang

    telah direncanakan. Kedua, skenario

    operasi lapangan diubah menjadilebih sederhana dengan menerapkan

    beberapa opsi, antara lain esiensi

    operasi barging, esiensi biaya proyek,

    dan workshopperalatan. Ketiga,

    kontraktor KKS berkolaborasi dengan

    kontraktor KKS lainnya yang berada

    di area sekitar wilayah kerja dalam

    penggunaan peralatan, surplus item,

    dan material yang dimiliki.

    Dari seluruh penjuru negeri kita bekerja,

    merawat energi, dan menggerakkanekonomi. Mari terus berkarya untuk

    membesarkan industri hulu migas,

    kata Amien.

    MENATA MENTALITAS

    DAN KAPABILITASOleh Adhitya C. Utama/[email protected]

    Kemerdekaan menjadi suatu

    jembatan bagi Indonesia untuk

    mewujudkan cita-cita bangsa,

    salah satunya adalah memajukan

    kesejahteraan umum. Dalam

    konteks ini, SKK Migas dan

    kontraktor kontrak kerja sama

    (kontraktor KKS) turut berperan

    dengan mengusahakanpeningkatan produksi minyak

    dan gas bumi (migas) secara

    maksimal untuk menghasilkan

    manfaat sebesar-besarnya bagi

    bangsa dan negara.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    17/24September 2015 | BUMI 17

    BIANGLALA

    TIGA UNIT USAHA SUKU BINTUNI

    BERSATU DIRESMIKANOleh: Yongky Daud Korokay/[email protected]

    SUBITU merupakan unit bisnis yang

    sepenuhnya dikelola oleh putra-putri

    daerah Teluk Bintuni. Ketiga unit usaha

    yang diresmikan merupakan bagian dari

    Program Pengembangan Kewirausahaan

    Masyarakat Suku Asli atau Tangguh

    Indigenous Enterprises Development

    Program (TIEDP). TIEDP merupakan

    bagian dari program tanggung jawab

    sosial yang dilakukan industri hulu migas

    di sekitar fasilitas gas alam cair atau

    liquefed natural gas(LNG) Tangguh.

    Tiga unit usaha yang diresmikan antara

    lain PT SUBITU Kreasi Busana (Usaha

    Pembuatan Pakaian Jadi), PT SUBITU

    Karya Teknik (Usaha Jasa Penjualan,

    Perbaikan dan Perawatan AC dan

    Mesin Pendingin), dan PT SUBITU Inti

    Konsultan (Usaha Jasa Konsultasi,

    Pelatihan dan Pendampingan Bisnis).

    Peresmian turut dihadiri Perwakilan

    SKK Migas Wilayah Papua Maluku,

    perwakilan Tangguh LNG, serta jajaran

    strategis yang dapat dikembangkan

    dan bisa melibatkan masyarakat asli di

    Kabupaten Teluk Bintuni. Dari proses

    tersebut, bisnis perawatan AC dan bisnis

    garmen dipilih sebagai proyek percontohan.

    Setelah melalui proses penyaringan,

    terpilih 30 peserta untuk menerima

    program penguatan kapasitas sumber

    daya manusia. Tiga puluh peserta ini

    mewakili tujuh suku besar di Teluk

    Bintuni. Pasca proses seleksi, 20 peserta

    mengikuti pelatihan menjahit selama

    45 hari di pabrik C-59 di Bandung,

    Sementara 10 peserta lainnya mengikuti

    pelatihan perawatan AC di Yayasan

    Matsushita Gobel Panasonic di Jakarta

    selama 45 hari. Program ini diharapkan

    bisa melahirkan kegiatan wirausaha yang

    melibatkan masyarakat asli di bidang jasa

    pembuatan dan penjualan pakaian jadi,

    perawatan penyejuk ruangan, konsultasi,

    serta pelatihan bisnis bagi Usaha Mikro,

    Kecil dan Menengah (UMKM).

    Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

    Irene menyambut positif kerja sama

    yang telah dibangun antara Pemerintah

    Kabupaten Teluk Bintuni, terutama

    Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

    terkait, dengan Tangguh LNG dan SKK

    Migas. Saya bangga dengan hasil

    keterampilan yang ditunjukkan oleh

    adik-adik ini, kata Irene yang dalam

    kesempatan tersebut juga membuka

    kegiatan temu bisnis serta pameran

    kerajinan dan industri yang melibatkan

    para pelaku ekonomi di sekitar daerah

    operasi Tangguh LNG dan Kota Bintuni.

    Ketiga unit usaha SUBITU akan

    menjalankan kegiatan bisnisnya dengan

    memberikan layanan jasa, pengadaan

    barang, dan peralatan penunjang usaha

    lainnya. Acara peresmian ini merupakan

    puncak dari serangkaian kegiatan yang

    diawali pada 2014 dengan melakukan

    identikasi tentang potensi unit bisnis

    Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) berkomitmen penuh dalam memberdayakan masyarakat di sekitar

    wilayah kerja. Pada 31 Agustus 2015, tiga unit usaha masyarakat Suku Bintuni Bersatu (SUBITU) diresmikan olehWakil Gubernur Papua Barat, Irene Manibuy, di Kota Bintuni, Papua Barat.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    18/2418

    figur

    18

    Kelancaran proses lifting(pengangkutan) minyak mentah dan kondensat (minyak) memegang peranan penting

    dalam mendukung ketahanan energi nasional. Keterlambatan jadwal liftingminyak, baik ke kilang Pertamina

    maupun ekspor bisa mengganggu optimalisasi liftingminyak nasional. Gangguan liftingminyak ke kilang

    Pertamina dapat mengganggu kelancaran operasi kilang Pertamina dan pada akhirnya akan berdampak

    terhadap ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di pasaran. Saat ini minyak bagian negara hampir seluruhnya

    (98 persen) dialokasikan untuk kebutuhan kilang Pertamina.

    ARWANKEPALA DIVISI KOMERSIALISASI MINYAK BUMI DAN KONDENSAT SKK MIGAS

    OPTIMALISASI LIFTINGUNTUK KETAHANAN ENERGIOleh: Adhitya C. Utama/[email protected]

    Saat ini, 80 persen liftingminyak

    menggunakan kapal, selebihnyadisalurkan melalui pipa ke kilang-kilang

    Pertamina. Ketersediaan, kelayakan,

    serta performa kapal pengangkut sangat

    menentukan kelancaran proses lifting.

    Kapal-kapal pengangkut untuk bisa

    mendistribusikan minyak ke kilang-kilang

    Pertamina dan ekspor harus memenuhi

    persyaratan terminal muat (lulus vetting).

    Berikut wawancara dengan Kepala

    Divisi Komersialisasi Minyak Mentah dan

    Kondensat SKK Migas, Arwan. Dalam

    pandangan Arwan, ada banyak hal

    yang masih bisa dimaksimalkan untuk

    mengoptimalkan liftingminyak mentah

    demi menjaga ketahanan energi nasional.

    Dalam kondisi sekarang di mana harga

    minyak mentah turun drastis, apakah

    liftingminyak mentah turut terpengaruh?

    Turunnya harga minyak saat ini, secara

    operasional, tidak berpengaruh pada

    kegiatan liftingkarena SKK Migas tidak

    hanya mengatur liftingminyak bagian

    negara, tetapi juga mengatur minyak

    yang menjadi bagian kontraktor kontrak

    kerja sama (kontraktor KKS). Guna

    mempermudah pengelolaan, SKK

    Migas membentuk Forum Shipcoord

    (Shipping Coordination Meeting) yang rutin

    diselenggarakan setiap minggu. Forum ini

    berfungsi mengatur jadwal liftingseluruh

    minyak yang diproduksi di Indonesia, baik

    yang menjadi bagian negara maupun

    kontraktor KKS. Melalui Shipcoord, SKK

    Migas mengatur bagaimana caranya agar

    liftingberjalan lancar, tidak mengganggu

    produksi, dan menghindari kondisi high

    inventory(toptank).

    Tantangan terbesar adalah faktor cuaca,

    karena akan mengganggu proses liftingsecara keseluruhan, potensi terjadinya

    highinventory, dan gangguan produksi.

    Apabila faktor cuaca mengganggu

    operasi kapal-kapal Pertamina, maka

    jika terjadi keterlambatan kedatangan

    kapal Pertamina akan menimbulkan

    efek domino, karena seluruh kapal

    Pertamina telah diatur untuk melakukan

    lifting minyak bagian negara. Begitu ada

    satu kapal yang terganggu, dampaknya

    langsung berantai. Ini yang harus kami

    kawal melalui Shipcoord. Tantangan

    lainnya adalah sekitar 98 persen

    minyak bagian negara masuk ke kilang

    domestik yang dikelola Pertamina.

    Permasalahannya, jumlah kapal

    Pertamina cukup terbatas, belum lagi

    tidak semua kapal Pertamina lulus vetting

    (verikasi) untuk masuk ke terminal

    kontraktor KKS. Kami dan fungsi operasi

    telah mengimbau Pertamina untuk

    dapat mengupayakan penambahan

    kapasitas kapal baik dari jumlah maupun

    kelayakan. Dalam hal ini, Pertamina juga

    berperan dalam pencapaian target lifting

    minyak nasional. Seperti akhir-akhir ini,

    ada beberapa keterlambatan kedatangan

    kapal-kapal Pertamina, yang berdampak

    terhadap perubahan dan semakin

    ketatnya jadwal lifting.

    Bagaimana dengan pengelolaan stok

    minyak mentah?

    Terkait stok minyak, kita harus hati-

    hati dalam membacanya. Stok yang

    dipublikasikan, setahu saya, termasuk

    stok yang masih ada di lapangan, minyak

    yang ada dalam pipa penyaluran dari

    Apa tantangan terbesar dalam lifting

    minyak mentah?

    Ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi kelancaran lifting,

    antara lain kelayakan kapal, performa

    kapal, jadwal lifting, tingkat produksi,

    gangguan operasi kilang Pertamina,

    dan gangguan cuaca. Lima faktor

    pertama sifatnya manageable. Faktor

    cuaca merupakan faktor alam yang

    tidak mudah dikendalikan, namun dapat

    sedikit diantisipasi melalui pengaturan

    program lifting. Gangguan cuaca pada

    umumnya terjadi pada akhir tahun,

    seperti terjadi gelombang dan kecepatan

    angin yang tinggi, sehingga program

    liftingperlu diatur dan diantisipasi dengan

    baik, sebagai upaya pencapaian target

    liftingminyak nasional. Kapal-kapal

    pengangkut harus layak sehingga bisa

    lulus vettingdan dapat mempunyai

    eksibilitas yang tinggi, dan siap untuk

    memuat di terminal-terminal operator

    yang ada. Jadwal liftingjuga perlu

    diatur secara saksama, misalnya antar

    jadwal liftingtidak berdekatan, sehingga

    apabila terjadi keterlambatan salah

    satu kapal, tidak akan mengganggu

    jadwal pengapalan berikutnya. Selain

    itu, ketersediaan volume liftingjuga

    perlu dijaga, kendala/gangguan operasi

    produksi akan menentukan volume yang

    siap di-liftingsesuai dengan yang telah

    dijadwalkan/ditentukan sebelumnya.

    Operasi kilang Pertamina juga bisa saja

    mengalami gangguan, misalnya terjadi

    unplannedshutdown(unmanageable),

    sehingga mengganggu program operasi

    kilang yang berdampak terhadap

    perubahan jadwal liftingberikutnya.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    19/24September 2015 | BUMI 19September 2015 | BUMI 19

    lapangan ke tangki di terminal, deadstock,

    belum lagi dengan minyak-minyak yang

    pengapalannya 3 atau 6 bulan sekali

    bahkan ada yang setahun sekali, karena

    volume produksinya kecil dan dikapalkan

    setelah mencapai volume yang ekonomis,

    sehingga sebelum di-liftingdianggapsebagai stok. Jadi kalau jumlah stok

    minyak tinggi, bukan berarti kita tidak bisa

    melakukan lifting. Di samping itu, stok

    juga memperhitungkan volume 2 hari

    produksi, dengan tujuan agar apabila ada

    sedikit gangguan produksi, volume lifting

    yang telah ditentukan sebelumnya tetap

    dapat tersedia. Dengan demikian volume

    produksi minyak yang ready to liftdi tangki-

    tangki terminal muat, sebenarnya lebih

    kecil dibanding realisasi

    produksi. Minyakyang

    dihitung

    sebagai

    bisa mengamankan kebutuhan BBM

    di kawasan sekitar kilang mini berada

    serta mengurangi kegaduhan akibat

    adanya gangguan/kelangkaan suplai

    BBM. Selain itu, secara sosial akan

    menciptakan multiplier effectterhadap

    pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar kilang mini atau daerah penghasil

    migas. Pemerintah sendiri sangat

    concernagar ide kilang mini bisa segera

    terlaksana.

    Bagaimana peran SKK Migas

    dalam mendukung realisasi

    kilang mini?

    SKK Migas melakukan

    mapping untuk menentukan

    di mana saja titik-titik atau

    wilayah kerja yang potensialuntuk dibangun kilang mini.

    SKK Migas juga memastikan

    ketersediaan minyak untuk

    memasok kilang mini.

    Untuk sementara

    ada 31 wilayah

    kerja yang

    discussion(FGD) dengan mengundang

    berbagai kementerian dan lembaga.

    FGD menghasilkan kesepakatan tentang

    perlunya pembangunan kilang minyak

    mini. Menurut saya, konsep ini bagus

    sekali dan perlu didukung sepenuhnya,

    karena bisa mendukung pengoptimalanlapangan-lapangan marginal yang

    produksinya kecil, berada di remote area,

    serta jauh dari kilang minyak maupun

    pelabuhan. Dengan adanya kilang mini,

    lapangan-lapangan marginal bisa

    meningkatkan produksi dan

    menarik investasi. Biaya

    transportasi juga bisa

    dihemat karena kilang

    mini dibangun

    tidak jauh dari

    sumur minyak,selain itu juga akan

    menghemat biaya

    distribusi BBM

    karena suplai BBM

    sudah dekat

    produksi adalah minyak yang keluar dari

    wellhead. Sementara biasanya ada minyak

    yang ditampung dulu di lapangan. Dari segi

    operasi, produksi minyak adalah minyak

    yang ready to lift. Secara umum, tingkat

    stok yang ada sekarang sudah cukup

    minimal, namun harus tetap dikawal dan

    dimonitor setiap minggu melalui Shipcoord.

    Apakah ada upaya yang bisa dilakukan

    untuk mengoptimalkan liftingminyak,

    terutama minyak yang diproduksikan

    dari lapangan-lapangan marginal?

    Pada 14 Agustus 2015, Direktorat

    Jenderal Minyak dan Gas Bumi

    Kementerian Energi dan Sumber

    Daya Mineral menggelar focus group

    dengan konsumen. Keuntungan lainnya,

    kapasitas kilang mini bisa disesuaikan

    dengan kebutuhan, misalnya 500,

    1.000 atau 2.000 barel per hari. Apabila

    produksi bertambah, kapasitas bisa

    ditambah sesuai volume produksi.

    Dari segi investasi, biaya investasi

    kilang mini tidak mahal, dengan waktu

    pembangunan paling lama 2 tahun.

    Keberadaan kilang mini juga bisa

    meringankan beban kilang Pertamina

    yang rata-rata sudah berusia tua. Secara

    nasional, keberadaan kilang mini sangat

    ideal untuk mendukung ketahanan

    energi, terutama untuk mengurangi impor

    BBM dan ketergantungan terhadap

    impor minyak. Dari segi sosial politik, kita

    potensial sebagai penyedia minyak bagi

    kilang mini. Dari 31 titik tersebut nantinya

    dibuat clusteringyang di antaranya ada

    di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

    Konsep kilang mini, secara geogras,

    akan diupayakan menyebar seluruh

    wilayah Indonesia. Ini mendukung

    ketahanan energi nasional dan sosial

    politik. Di tiap clusterditentukan titik

    mana yang esien untuk dibangun kilang

    mini dan bisa menekan biaya, baik dari

    sisi hulu berupa penghematan biaya

    transportasi minyak maupun dari sisi hilir

    berupa penghematan biaya distribusi

    BBM, di lapangan-lapangan yang ada

    di clustertersebut, sehingga tercipta

    esiensi dari sisi hulu dan hilir.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    20/2420

    SPEKTRUM

    SKK MIGAS NANGKRING

    BERSAMA BLOGGERKOMPASIANAOleh: Alan/[email protected]

    Berangkat dari semangat tersebut, SKKMigas menggelar acara Kompasiana

    Nangkring Bersama SKK Migas di

    Jakarta pada 28 Agustus 2015. Dengan

    mengusung tema Kontribusi Sektor

    Hulu Migas terhadap Indonesia, SKK

    Migas mengajak bloggerKompasiana

    untuk menambah pengetahuan serta

    wawasan seputar kontribusi sektor hulu

    migas bagi Indonesia.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala

    Bagian Humas SKK Migas, ElanBiantoro, memberikan paparan yang

    lengkap dan menyeluruh mengenai

    kegiatan usaha hulu migas, mulai dari

    bagi sektor lainnya. Padahal fakta

    yang ada berbeda dari anggapan

    sebagian orang. Sebagai institusi

    yang bertugas mengawasi dan

    mengendalikan aktivitas hulu migas,

    SKK Migas menerapkan kebijakan

    yang mewajibkan kontraktor kontrak

    kerja sama (kontraktor KKS) untuk

    mengutamakan perusahaan nasional

    sebagai pemasok barang dan jasa.

    Kontribusi lain dapat dilihat dari

    persentase tenaga kerja di hulu migas.Saat ini, jumlah tenaga kerja Indonesia

    (TKI) mencapai 96 persen dari total

    tenaga kerja permanen di kontraktor

    KKS.

    SKK Migas juga memberlakukan aturan

    dalam pelaksanaan pembayaran kepada

    penyedia barang dan jasa melalui

    bank yang berada di wilayah Indonesia

    dengan mengutamakan penggunaan

    bank umum nasional, kata Elan.

    Penjelasan yang detail dan mendalam

    mengenai industri hulu migas

    menumbuhkan antusiasme para

    peserta. Berbagai pertanyaan diajukan

    para peserta kepada Kepala Bagian

    Humas, terutama mengenai hal-hal yang

    kurang mereka pahami namun banyak

    diperbincangkan oleh publik.

    Selain mengikuti talk show, peserta yang

    hadir diajak mengunjungi Emergency

    Response Center (ERC) di kantor SKKMigas. Di tempat ini, para peserta

    mendapat penjelasan tentang proses

    pengaturan dan pengawasan setiap

    aktivitas operasional migas yang terjadi

    di seluruh pelosok Indonesia.

    Melalui acara ini, para blogger

    diharapkan bisa menularkan

    pengetahuannya mengenai sektor hulu

    migas ke masyarakat luas. Tulisan-

    tulisan tentang sektor hulu migas yang

    diunggah para bloggerke blogmasing-masing dalam bahasa yang lebih awam

    dan dibaca oleh banyak pihak bisa

    menambah wawasan publik.

    kegiatan eksplorasi hingga produksi.Elan juga menjelaskan apa saja

    kontribusi yang diberikan sektor hulu

    migas bagi bangsa Indonesia.

    Sektor hulu migas tidak hanya

    memberikan kontribusi yang besar

    bagi penerimaan negara, tetapi juga

    menciptakan efek berantai yang positif

    dan bisa dinikmati seluruh pihak,

    kata Elan.

    Menurut Elan, hingga saat ini masihada sebagian masyarakat Indonesia

    yang meragukan kemampuan industri

    hulu migas dalam memberikan manfaat

    Pengetahuan mengenai sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) tidak

    hanya menjadi milik mereka yang bergelut di industri ini. Masyarakat umum

    juga perlu mengetahui jeroan sektor hulu migas agar tidak salah dalam

    memandang dan memahami industri ini. Melalui pemahaman yang tepat,

    publik yang masih awam akan mengetahui seperti apa pola bisnis di hulu

    migas serta apa saja kontribusi yang diberikan sektor ini bagi negara.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    21/24September 2015 | BUMI 21

    SPEKTRUM

    Kerja sama dalam bidang ekonomi dan bisnis

    sering kali mengakibatkan timbulnya suatu

    sengketa di antara para pelaku. Secara

    konvensional, sengketa tersebut biasanya

    diselesaikan melalui proses litigasi di pengadilan

    yang memakan waktu lama, melelahkan, dan

    menghabiskan biaya yang tinggi.

    MENGENAL ALTERNATIF

    PENYELESAIAN SENGKETAOleh: Ruby Savira Martakusumah/[email protected]

    Penting bagi seluruh pekerja SKK Migas untuk memahami

    mekanisme penyelesaian sengketa melalui jalur arbitrase, kata

    Rudianto.

    Dalam paparannya, Frans menjelaskan bahwa penyelesaian

    sengketa lewat ADR dilakukan dengan bantuan pihak ketiga

    sebagai wasit yang mandiri dan tidak memihak. Dibanding

    pengadilan negara, ADR lebih eksibel karena pihak yang

    bersengketa bebas menentukan prosedur acara arbitrase, seperti

    tempat sidang dilaksanakan, bahasa yang digunakan selama

    persidangan, serta sistem hukum mana yang dianut.

    Keunggulan lainnya, kerahasiaan proses persidangan sangat

    dijaga sehingga kepentingan bisnis pihak yang bersengketa tetap

    terlindungi. Sifat win-win solutiondalam ADR meminimalkan risiko

    bagi pihak-pihak yang terlibat sengketa. Selain itu, putusan ADR

    Namun saat ini, sengketa bisnis bisa diselesaikan denganmenggunakan metode alternatif penyelesaian sengketa (alternative

    dispute resolution/ADR) atau mediasi. ADR menyelesaikan

    sengketa dengan menggunakan jalur arbitrase atau dilakukan di

    luar pengadilan. Agar para pekerja mengenal lebih dalam mengenai

    proses hukum melalui jalur arbitrase, SKK Migas menggelar Internal

    Workshop on ICC Arbitration for SKK Migas di Jakarta pada 31

    Agustus 2015. Workshopdiikuti sejumlah pekerja SKK Migas dari

    berbagai fungsi dengan menghadirkan tiga pembicara, yakni Frans

    Hendra Winarta (anggota ICC International Court of Arbitration

    di Jakarta), Alexis Mourre (President ICC International Court of

    Arbitration), dan Sylvia Tee (Director Arbitration & ADR Asia).

    Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudianto

    Rimbono, mengatakan arbitrase bukanlah hal baru dalam kontrak

    kerja sama (KKS) di industri hulu migas. Hanya saja, sistem ini

    belum pernah digunakan untuk menyelesaikan sengketa dalam

    bisnis hulu migas. Selama ini, sengketa yang melibatkan para

    pelaku bisnis di industri hulu migas bisa diselesaikan tanpa

    menempuh jalur arbitrase. Meski demikian, Rudianto menilai

    seluruh fungsi di SKK Migas perlu memiliki pemahaman yang tepat

    mengenai arbitrase.

    yang bersifat nal dan mengikat memiliki kekuatan hukum yang

    tetap tanpa proses yang panjang sehingga lebih esien dari segi

    waktu dan biaya.

    Hanya saja, ADR masih memiliki kelemahan. Proses ADR

    membutuhkan dukungan masing-masing pihak yang bersengketa.

    Apabila ada pihak yang meragukan sistem ADR atau dengan

    sengaja bersikap tidak kooperatif, penyelesaian sengketa

    akan terhambat. Selain itu, putusan ADR harus didaftarkan ke

    pengadilan umum agar bisa dieksekusi. Sayangnya, Indonesia

    belum bersahabat dengan sistem ADR. Putusan arbitrase tidak

    dapat dieksekusi apabila pengadilan di Indonesia tidak setuju

    dengan putusan tersebut.

    Perlu dilakukan amandemen UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang

    Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa agar putusan

    arbitrase dapat dieksekusi di Indonesia, kata Frans.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    22/2422

    INFO

    Saat ini, masih banyak potensi

    eksplorasi pada undeveloped structures

    berstatus put on production(POP) yang

    belum ditindaklanjuti menjadi rencana

    pengembangan lapangan (plan of

    development/POD). Selain itu, masih

    banyak pula struktur-struktur yang

    suspended serta prospek-prospek yangmenunggu untuk dibor. SKK Migas tidak

    pernah putus mendorong kontraktor

    kontrak kerja sama (kontraktor KKS),

    baik eksplorasi maupun produksi, untuk

    lebih memaksimalkan potensi tersebut.

    Melalui workshopini, SKK Migas

    bersama PT Pertamina EP merumuskan

    strategi eksplorasi yang mendukung

    peningkatan produksi. Strategi eksplorasi

    yang dirumuskan diharapkan mampu

    mempercepat proses pengembangandari penemuan sumber daya menjadi

    cadangan untuk diproduksikan.

    STRATEGI EKSPLORASIUNTUK PENINGKATAN PRODUKSI

    Menurut Gunawan, dari seluruh

    kontraktor KKS yang beroperasi di

    Indonesia, SKK Migas memberi tekanan

    lebih besar pada Pertamina EP untuk

    memperbanyak kegiatan eksplorasi.

    Pasalnya, Pertamina EP memiliki wilayah

    kerja (WK) terbesar di Indonesia. Saat

    ini, Pertamina EP mengoperasikan 14persen dari total WK di Indonesia. WK

    tersebut tersebar merata dari Sumatera

    hingga Papua.

    Dibanding kontraktor KKS lainnya,

    Pertamina EP memiliki peluang yang

    lebih besar untuk menemukan cadangan

    baru, kata Gunawan.

    Gunawan menambahkan, Pertamina

    EP juga didorong untuk lebih fokus dan

    memperbanyak kegiatan eksplorasi dikawasan Indonesia timur yang relatif

    masih baru dan belum banyak disentuh.

    Sejak awal tahun, pemerintah melalui

    Kementerian Energi dan Sumber Daya

    Mineral ingin agar jumlah kegiatan

    eksplorasi diperbanyak. Tujuannya

    untuk menambah cadangan migas

    dan menekan laju penurunan produksi.

    Hanya saja, kegiatan eksplorasi

    menghadapi tantangan yang tidakmudah karena perkiraan cadangan

    dalam jumlah besar berada di Indonesia

    timur. Untuk bisa menemukan cadangan

    migas di kawasan ini, kegiatan eksplorasi

    harus dilakukan di laut dalam.

    Perlu ada pemikiran yang out of the

    boxuntuk menggenjot eksplorasi,

    kata Deputi Pengendalian Perencanaan

    SKK Migas, Gunawan Sutadiwiria, saat

    membuka workshop Strategi Eksplorasi

    PT Pertamina EP yang berlangsung diSemarang pada 6-7 Agustus 2015.

    Oleh: Citra Nurwani/[email protected]

    Kegiatan eksplorasi menjadi hal yang mutlak dilakukan sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) nasional mengingat

    jumlah cadangan yang semakin menipis. Kegiatan ini perlu didukung aksi yang agresif agar potensi yang selama ini

    belum terjamah bisa digali lebih dalam.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    23/24September 2015 | BUMI 23

    Saat ini, Pertamina EP lebih banyakmelakukan eksplorasi di area-area yang

    berdekatan dengan kawasan yang

    sudah ditemukan cadangan.

    Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas,

    Indro Purwaman, menilai sebagai sebuah

    perusahaan nasional, Pertamina EP

    seharusnya menaruh perhatian lebih besar

    terhadap permasalahan ketahanan energi.

    Apalagi Pertamina EP memiliki potensi

    yang sangat besar untuk menambah

    jumlah cadangan migas nasional. Hanyasaja, di WK yang dioperasikan Pertamina

    EP banyak struktur-struktur yang

    suspended serta prospek-prospek yang

    menunggu untuk dibor.

    SKK Migas mencatat, dari seluruh

    WK yang dioperasikan Pertamina EP,

    terdapat 28 suspended structuredi

    Sumatera, delapan di Jawa, serta enam

    di Kalimantan dan timur Indonesia.

    Prospek yang menunggu untuk dibor

    juga banyak, yakni 10 prospek di

    Sumatera, 24 prospek di Jawa, serta

    16 prospek di Kalimantan dan timur

    Indonesia. Seluruh potensi tersebut

    menyimpan cadangan sekitar 4530 juta

    barel setara minyak.

    Direktur Eksplorasi Pertamina EP,

    Nanang Manaf, mengakui dalam

    tiga tahun terakhir jumlah kegiatan

    eksplorasi Pertamina EP, terutama

    untuk pengeboran sumur eksplorasi,

    mengalami penurunan. Pada 2012,

    Pertamina EP berhasil menyelesaikan

    pengeboran 29 sumur eksplorasi

    yang terdiri dari 24 sumur baru dan 5

    sumur carry over. Pada 2013, jumlah

    pengeboran eksplorasi yang berhasil

    diselesaikan turun menjadi 15 sumur.

    Jumlah sumur eksplorasi yang selesai

    dibor kembali turun pada 2014, yakni 11

    sumur. Tahun ini, Pertamina EP berharap

    bisa menyelesaikan pengeboran 10

    sumur eksplorasi.

    Penurunan harga minyak dunia

    sejak kuartal keempat 2014 sangat

    mempengaruhi rencana kegiatansumur Pertamina EP. Di saat

    harga minyak turun, Pertamina EP

    menghadapi kondisi yang serba

    salah. Di satu sisi, Pertamina EP harus

    melakukan eksplorasi, tetapi juga harus

    meningkatkan produksi. Di sisi lain, nilai

    investasi yang dikeluarkan perusahaan

    tidak terlalu mewah, kata Nanang.

    Meski kondisi sedang tidak mudah,

    menurut Nanang, Pertamina EP tetap

    agresif melakukan eksplorasi. Beberapapenemuan terakhir bahkan dilakukan

    menggunakan cara yang berbeda.

    Sebagai contoh, pengeboran di

    Lapangan Tanjung murni tanpa structure

    dan hanya menggunakan stratigra. SKK

    Migas berharap, pengalaman Pertamina

    EP tersebut bisa menjadi acuan bagi

    kontraktor KKS lainnya.

    Berdasarkan hasil workshop, SKK

    Migas akan melakukan evaluasi

    terhadap beberapa closuredi WK yang

    dioperasikan Pertamina EP yang bisa

    dikategorikan menjadi satu struktur,

    yakni Melandong, Pondok Makmur,

    Bambu Besar, Akasia, Karang Makmur,Benggala, dan Bunyu. Guna menjalankan

    program eksplorasi yang konklusif dan

    terintegrasi, SKK Migas merekomendasikan

    Pertamina EP untuk mengusulkan kegiatan

    sumur dan survei selama tiga tahun ke

    depan yang bersifat tetap. SKK Migas juga

    merekomendasikan Pertamina EP untuk

    memprioritaskan penyelesaian pengeboran

    eksplorasi di sumur Azalea (AZL)-2,

    Garcinia (GCI), dan West Gantar (WGT)-1

    pada 2016.

    Sementara Pertamina EP berkomitmen untuk

    menyelesaikan Penentuan Status Eksplorasi

    (PSE) 18 struktur dengan POP dan 11

    struktur suspended paling lambat Juni 2016.

    SKK Migas dan Pertamina EP sepakat akan

    mengimplementasikan strategi eksplorasi

    yang berwawasan pengembangan dan

    strategi pengembangan yang berwawasan

    eksplorasi. SKK Migas dan Pertamina

    EP juga sepakat untuk menggunakan

    terminologi struktur untuk setiap potensi

    eksplorasi (P&L) yang dimiliki Pertamina

    EP sehingga penetapan ranking untuk

    setiap prospek dan lead tersebut tidak lagi

    berdasarkan closure.

  • 7/23/2019 BULETIN SKK MIGAS (BUMI) EDISI SEPTEMBER 2015

    24/24

    Gedung Wisma Mulia Lt.30,Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42,

    UPSTREAM

    (HULU)

    DOWNSTREAM

    (HILIR)

    MENJAGA

    KETAHANAN

    ENERGI NASIONAL