niche.bio.undip.ac.id @BiroNiche Jurnalistik Niche 1. RPL, RKL, dan Studi AMDAL ebagai Pengawas agi Pabrik Semen Baru di Rembang S B pembangunan ketidakrelaannya apabila daerah mereka dibangun pabrik semen yang menurut mereka dapat merusak lingkungan sekitar. Mereka menyayangkan sikap pemerintah yang memberi izin untuk pembangunan pabrik semen, bahkan membawa masalah tersebut ke meja hijau. Terkait masalah ini, Drs. Mochamad Hadi, M.Si selaku dosen jurusan biologi memberikan pendapatnya, “adanya izin berarti sudah dilihat keadannya. Masalahnya kita kan punya masyarakat sosial, jadi harusnya diuji menurut studi sosial, biologi, dan kimia juga. Maka sebelum pendiriannya (pabrik), harus diadakan studi AMDAL yang merupakan studi multidisiplin yang menyatakan Penambangan dan pendirian pabrik semen oleh PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang menimbulkan pro- kontra di kalangan masyarakat. Banyak penduduk sekitar yang menolak karena aktivitas penambangan dapat merusak lingkungan, namun ada segelintir kelompok tani yang mendukung pembangunan ini. memadukan semua studi tadi”. Studi AMDAL berfungsi untuk menghitung dampak proyek tersebut pada lingkungan dan menjadi tolok ukur bagi pabrik untuk menjaga dan mengembalikan kondisi lingkungan seperti semula. Dasarnya, masyarakat sekitar tempat pembangunan mengkhawatirkan adanya dampak negatif berupa pencemaran lingkungan yang juga akan berdampak pada kebutuhan keseharian mereka. Namun pada kenyataannya, sebelum diberikannya izin pembangunan, proyek tersebut harus membuat Rencana Pantau Lingkungan (RPL) dan Rencana Kelola Lingkungan (RKL) yang akan dilakukan selama proyek berproduksi untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Penambangan dan pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat. Penduduk sekitar tempat Sambung Hal. 2 Beberapa warga Rembang mengadakan unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Indonesia karena dianggap merusak lingkungan Pegunungan Kendeng. (tribunnews.com)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
RPL, RKL, dan Studi AMDAL ebagai Pengawasagi Pabrik Semen Baru di Rembang
SB
p e m b a n g u n a n
ketidakrelaannya apabila daerah mereka
dibangun pabrik semen yang menurut
mereka dapat merusak lingkungan sekitar.
Mereka menyayangkan sikap pemerintah
yang memberi izin untuk pembangunan
pabrik semen, bahkan membawa masalah
tersebut ke meja hijau. Terkait masalah ini,
Drs. Mochamad Hadi, M.Si selaku dosen
jurusan biologi memberikan pendapatnya,
“adanya izin berarti sudah dilihat
keadannya. Masalahnya kita kan punya
masyarakat sosial, jadi harusnya diuji
menurut studi sosial, biologi, dan kimia
juga. Maka sebelum pendiriannya (pabrik),
harus diadakan studi AMDAL yang
merupakan studi multidisiplin yang
m e n y a t a k a n Penambangan dan pendirian pabrik semen oleh PT Semen
Indonesia di Kabupaten Rembang menimbulkan pro-
kontra di kalangan masyarakat. Banyak penduduk sekitar yang
menolak karena aktivitas penambangan dapat merusak
lingkungan, namun ada segelintir kelompok tani yang mendukung pembangunan ini.
memadukan semua studi tadi”. Studi AMDAL
berfungsi untuk menghitung dampak proyek
tersebut pada lingkungan dan menjadi tolok
ukur bagi pabrik untuk menjaga dan
mengembalikan kondisi lingkungan seperti
semula. Dasarnya, masyarakat sekitar tempat
pembangunan mengkhawatirkan adanya
dampak negatif berupa pencemaran lingkungan
yang juga akan berdampak pada kebutuhan
keseharian mereka. Namun pada kenyataannya,
sebelum diberikannya izin pembangunan,
proyek tersebut harus membuat Rencana Pantau
Lingkungan (RPL) dan Rencana Kelola
Lingkungan (RKL) yang akan dilakukan selama
proyek berproduksi untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan sekitarnya.
Penambangan dan pendirian
pabrik semen PT Semen Indonesia di
Kabupaten Rembang menimbulkan
pro-kontra di kalangan masyarakat.
P e n d u d u k s e k i t a r t e m p a t Sambung Hal. 2
Beberapa warga Rembang mengadakan unjuk rasa menolak pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Indonesia karena dianggap merusak lingkungan Pegunungan Kendeng. (tribunnews.com)
Penjalanan RPL dan RKL ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pabrik ataupun dapat menggandeng konsultan yang dapat diambil dari perguruan tinggi maupun lembaga riset yang telah memenuhi syarat. Konsultan akan meneliti dampak pada lingkungan dan memberikan solusi terhadap masalah tersebut.
“Menurut Saya tidak apa-apa jika ada proyek ini, yang terpenting proyek tersebut tidak menurunkan kebutuhan masyarakat secara drastis” tutur Drs. Mochamad Hadi, M.Si memberikan pendapatnya. Melihat produksi semen yang kurang untuk mengejar pembangunan di Indones ia , mungk in p royek pendirian pabrik semen ini dapat menimbulkan dampak positif lebih bagi kebutuhan masyarakat luas. Di sisi lain, masyarakat sekitar proyek mengkhawatirkan lingkungannya yang mungkin akan mendapatkan dampak dari proyek tersebut. Masyarakat hanya perlu menghitung kedua dampak tersebut dan membandingkannya saja. Sebagai mahasiswa, kita juga mempunyai tugas untuk berperan aktif dalam memantau, mengawal dan mengritisi hal-hal semacam ini.
Sebuah bangunan kecil ini akhirnya kini bangkit
kembali. Berawal dari keinginan untuk memiliki sebuah
tempat yang didesain seperti miniatur rumah kaca, bangunan
yang kita sebut “Rumah Kawat” ini didirikan. Pada awal
berdiri rumah kawat ini ditanami dengan berbagai tanaman
seperti rosella dan kaktus yang sempat berjaya. Namun, pada
beberapa tahun kemudian bangunan ini sepi dan mengalami
hibernasi. Sesekali hanya digunakan sebagai tempat untuk
praktikum Mahasiswa Biologi.
Lanjutan...SEBELUM BERKARAT
Sekarang mahasiswa diperkenankan untuk
memanfaatkan tempat ini. Banyak di antara mahasiswa yang
memanfaatkan rumah kawat untuk penelitian mereka. Ada
juga yang memanfaaatkan untuk membudidayakan tanaman
seperti rosella yang sedang dikembangkan oleh biro BCM
(Biologi Cipta Mandiri). Kreativitas dari Mahasiswa Biologi
sebenarnya sangat dibutuhkan untuk mengembangkan dan
menjaga tempat ini. Harapannya tempat ini menjadi tempat
yang digemari bagi para mahasiswa. Bukan hanya sebuah
tempat kecil yang sekedar memiliki label milik “Biologi”,
tetapi tempat yang penuh dengan kreativitas dan ide yang
dikembangkan oleh Mahasiswa Biologi. Jangan sampai
rumah kawat yang didirikan dengan tujuan mulia ini menjadi
berkarat nantinya. Menjadikan Kampus Hijau bisa diawali
dari hal kecil ini, bukan?
Rumah Kawat Jurusan Biologi Universitas Diponegoro
Dr. rer. nat. Anto Budiharjo, SSi, MBiotech mengawali
pilihan dengan memilih Jurusan Biologi untuk menjadi awal
perjalanan beliau setelah lulus Sekolah Menengah Atas. Rasa
yakin tentang prospek biologi ke depannya juga ketertarikan yang
kuat yang memang awalnya sudah tumbuh dalam benak beliau.
Ketika saat itu masih banyak orang yang tidak berpikir tentang
prospek yang baik tentang Jurusan Biologi namun itu bukan yang
membuat beliau mundur dari keyakinannya tentang masa depan.
Dukungan orang tua yang yang memberikan kesempatan kepada
beliau untuk memilih apa yang terbaik menurutnya juga menjadi
bekal yang sangat membantu beliau memulai pilihannya.
Ternyata apa yang yang diyakininya tentang biologi tidak meleset
khususnya saat ini menurut beliau perkembangan biologi sangat
menjanjikan dan punya prospek yang sangat baik khususnya
bidang biologi molekuler yang saat ini begitu dikembangkan.
Kegiatan akademis yang cukup padat selama menjadi
Mahasiswa Biologi di Jurusan Biologi, Universitas Diponegoro
bukan malah menghalangi beliau untuk tidak aktif dalam kegiatan
berorganisasi. Kegiatan beliau selama berkuliah sangat banyak
baik dalam berorganisasi namun juga kegiatan prestatif.
Tanggung jawab sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Biologi
pernah dijalaninya selama berkuliah selain itu menjadi staff
Himpunan Mahasiswa Biologi, Anggota Senat Mahasiswa, juga
Asisten Praktikkum dijalaninya dengan penuh tanggung jawab.
Hal tersebut dibuktikkan beliau meskipun aktif dalam berorganisasi,
namun tidak menggangu kegiatan akademiknya, beliau terpilih
sebagai MAWAPRES I di FMIPA saat itu.
Panggilan jiwa yang membuat beliau mengabdikan dirinya
menjadi Dosen di jurusan Biologi Universitas Diponegoro,
keinginan beliau yang ingin menjadi perantara antara perkembangan
biologi di luar negeri selama yang telah beliau peroleh dan
dibagikannya selama kegiatan belajar mengajar kepada
mahasiswanya. Awalnya sewaktu beliau mengawali karir menjadi
dosen keinginan beliau untuk belajar bahasa Inggris karena tuntutan
yang saat ini buku ajar biologi dominan ditulis dalam bahasa Inggris
oleh sebab itu beliau menambah kemampuan bahasa Inggrisnya
dengan mengikuti kursus bahasa Inggris. Saat itu belum terlintas di
benak beliau untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri karena
menurut beliau saat itu berkuliah di luar negeri seperti menggapai
bintang di langit. Namun ketika melihat teman kursusnya yang ingin
melanjutkan kuliah di luar negeri dengan nilai dalam bahasa
Inggrisnya di bawah beliau hal ini memunculkan motivasi dan
semangat beliau memilih mempersiapkan diri untuk mengajukan
beasiswa ke luar negeri dan akhirnya lolos di sebuah Universitas di
negeri kangguru. Prospek yang menjanjikan telah beliau nikmati
selama di luar negeri namun hal ini malah menjadikan beliau ingin
mahasiswa yang ada di Indonesia bisa lebih baik banyak
pengalaman, ilmu ataupun motivasi yang ingin beliau bagikan bagi
mahasiswa khususnya di bidang Biologi. Harapan beliau meihat
mahasiswanya bisa lebih baik dari beliau ataupun dosen lain yang
kelak nantinya mahasiswa bukan hanya sekedar jadi penikmat
perkembangan IPTEK namun ikut langsung da lam
perkembangannya. (Yanti/NICHE)
HIDUP UNTUK RISET,BUKAN RISET UNTUK HIDUP
OpiniPEMBANGUNAN PABRIK SEMEN REMBANG?
DI
Linda Aliffia Yoshi, Mahasiswa
S2 Teknik Kimia
Pembangunan pabrik semen di Rembang harus memerhatikan faktor eksternal dari pembangunan pabrik semen tersebut. Faktor eksternal itu ada dua, yaitu faktor lingkungan dan faktor ekonomi. Faktor lingkungan merupakan faktor pencemaran yang akan terjadi akibat pembangunan pabrik yang bersangkutan. Adapun faktor ekonomi berhubungan dengan tingkat ekonomi dari masyarakat sekitar, yaitu pembangunan pabrik semen tersebut harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, bukan sebaliknya.
Meilya Suzan Triyastuti, Guru Privat
Pembangunan pabrik semen di Rembang
sebenarnya tidak akan menjadi masalah apabila pihak dari
pabrik tersebut memperhatikan poin AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan) karena AMDAL memiliki
persyaratan tertentu agar sebuah pabrik dapat berdiri. Salah
satu syarat dari AMDAL adalah pembangunan hutan
dengan luas tertentu sebagai penghisap polusi yang
disebabkan oleh pabrik yang akan didirikan. Jadi,
seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir mengenai
masalah pembangunan pabrik semen di Rembang.
Elsa Billah Septiva,
Mahasiswa S1 Biologi
Pembangunan pabrik semen di Rembang memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu dapat meningkatkan pendapatan per kapita bagi penduduk sekitar karena dapat membuka lowongan pekerjaan bagi penduduk, sedangkan dampak negatifnya adalah sumber air yang melimpah pada daerah Rembang akan berkurang disebabkan sumber mata air yang telah ada akan tercemar karena pembangunan pabrik semen tersebut. Secara menyeluruh, saya kurang setuju dengan pembangunan pabrik semen di Rembang. (Ijmalistiqlaliah/Niche)