Top Banner
Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018 1 I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN APRIL 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer April 2018 Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan April 2018: El Nino Southern Oscillation (ENSO) Selama April 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kecenderungan normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat -0.23°C dan nilai bulanan April 2018 adalah -0.3 sehingga termasuk kategori Normal / Netral. Hal ini juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana semuanya menunjukkan kondisi Netral. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada April mengalami penurunan tercatat +4.5 yang juga menunjukkan kondisi Normal / Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang menghangat secara perlahan maka diprediksi kondisi Netral akan berlangsung pada Mei 2018 hingga Oktober 2018. Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar Pasifik Ekuatorial sampai akhir April 2018 (Sumber : BoM)
21

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Apr 29, 2019

Download

Documents

nguyen_duong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

1

I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN APRIL 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer April 2018

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan April 2018:

El Nino Southern Oscillation (ENSO)

Selama April 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kecenderungan normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat -0.23°C dan nilai bulanan April 2018 adalah -0.3 sehingga termasuk kategori Normal / Netral. Hal ini juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana semuanya menunjukkan kondisi Netral. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada April mengalami penurunan tercatat +4.5 yang juga menunjukkan kondisi Normal / Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang menghangat secara perlahan maka diprediksi kondisi Netral akan berlangsung pada Mei 2018 hingga Oktober 2018.

Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar

Pasifik Ekuatorial sampai akhir April 2018 (Sumber : BoM)

Page 2: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

2

Dipole Mode

Dipole Mode Indeks (DMI) di Samudera Hindia pada akhir April 2018 menunjukkan

penurunan dan berada di kondisi normal. Indeks minggu terakhir April 2018 tercatat -0.09, hal ini menunjukkan tidak adanya kontribusi penambahan massa udara dari Samudera Hindia ke sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi DMI normal ini diprediksi berlangsung hingga Oktober 2018.

Gambar 2. Indeks Dipole Mode hingga akhir April 2018 (Sumber : BoM)

Madden-Jullan Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Posisi aktifitas MJO selama bulan April 2018 aktif pada akhir bulan di Benua Maritim Indonesia (BMI), yang artinya berkontribusi pada bertambahnya liputan awan di wilayah Benua Maritim Indonesia. Dari anomali OLR wilayah Indonesia, terlihat warna biru mendominasi wilayah Sumatera bagian Barat hingga Utara dan Kalimantan hingga Sulawesi bagian Utara dan warna coklat mendominasi wilayah Jawa hingga Papua bagian Selatan. Hal ini menunjukkan wilayah Sumatera dan Sulawesi bagian Utara cenderung lebih basah terkait banyaknya daerah liputan awan pada April 2018.

Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama April 2018, Warna biru adalah OLR negatif, warna coklat adalah OLR positif (Sumber : BoM & NOAA)

Page 3: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

3

Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Pada April 2018, monsun Timuran sudah mulai dominan. Gangguan tropis yang terlihat dari pola tekanan udara di Samudera Hindia selama April menyebabkan monsun Timuran sering terganggu, yang pada April 2018 terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan menyebabkan monsun Timuran melemah. Monsun Timuran diprediksi kembali menguat pada Mei dimana sama dengan kondisi rata-ratanya yang berdampak pada berkurangnya kejadian hujan, terutama di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.

Gambar 4. Grafik indeks Monsun Australia harian yang dihitung dari data angin zonal arah barat-timur (komponen U) pada lapisan 850 mb (sumber: IPRC), dan normal streamline angin gradien

April (sumber: NOAA)

Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional April 2018 lapisan 850 mb

(sumber: ESRL NOAA)

Pola aliran massa udara komponen zonal (timur – barat) di seluruh wilayah Jawa Timur selama April 2018 (rata-rata bulanan) kondisinya terjadi anomali negatif yang mengindikasikan massa udara dari timur sudah dominan. Untuk komponen meridional (Utara – Selatan) di mayoritas Jawa Timur terjadi anomali positif artinya massa udara dominan dari Selatan. Kondisi tersebut juga turut berperan dalam variabilitas cuaca di Jawa Timur selama April 2018.

Page 4: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

4

Suhu muka laut perairan Indonesia

Kondisi anomali suhu muka laut di perairan Indonesia pada April 2018 berkisar antara -1.0 hingga +1.0º C yang cenderung normal (tidak ada anomali) termasuk perairan sekitar Jawa sehingga kondisinya sama dengan kondisi normalnya. Dengan suhu muka laut yang cukup hangat kisaran 29 – 31 °C di wilayah perairan Utara Jawa, menunjukkan potensi penguapan cukup tinggi dalam pembentukan awan. Hangatnya suhu perairan ini menjadi salah satu faktor dalam membentuk awan hujan di Jawa Timur selama April 2018 walaupun pola angin sudah dominan timuran, selain kondisi dinamika atmosfer skala global hingga lokal lainnya.

Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan April 2018 (sumber: NOAA)

Seruakan Dingin Asia (Cold Surge)

Analisis kejadian fenomena seruakan dingin (cold surge) dari Asia yang diidentifikasikan dari nilai gradien atau perbedaan tekanan antara Gushi-Hongkong disajikan pada grafik di bawah ini. Aktifitas aliran massa udara dingin dari Asia ini bisa dilihat dari seberapa besar nilai indeksnya. Ketika nilai indeksnya ≥10 mb, dan suhu di Hongkong turun 5ºC maka massa udara dingin dari Asia berpeluang mempengaruhi kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia selatan ekuator dengan asumsi tidak adanya gangguan tropis di sekitar Laut Cina Selatan (LCS) yang cukup kuat menghambat proses cross equatorial flow. Hal ini

dapat dilihat dari peta analisa garis arus angin / streamline.

Gambar 7. Grafik indeks seruakan dingin (Selisih Tekanan Udara Gushi–Hongkong) dan peta streamline

(Sumber data; Ogimet.com dan BMKG)

Page 5: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

5

Indikasi kejadian seruakan dingin dengan indeks ≥10 mb terjadi pada awal dasarian pertama namun di Hongkong tidak terjadi penurunan suhu hingga 5ºC. Dilihat dari peta arus

angin terlihat angin dari Laut China Selatan tidak masuk hingga ke Selatan Ekuator sehingga selama bulan April seruakan dingin Asia tidak terjadi.

Kondisi ini kurang memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kondisi cuaca di Jawa. Dimana hujan di sebagian besar wilayah Jawa Timur khususnya April 2018 umumnya kurang merata terjadi mulai awal dasarian kedua.

Gangguan Tropis

Selama April 2018 terdapat 2 aktifitas gangguan tropis berupa badai tropis di wilayah Selatan ekuator yaitu TC IRIS (23 Maret – 5 April 2018) dan TC FLAMBOYAN (28 April - 2 Mei 2018). Secara langsung aktifitas siklon tropis tersebut berdampak pada meningkatnya kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan. Pola pertemuan angin yang terbentuk akibat siklon tropis tersebut juga meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan dan hujan di beberapa wilayah. Untuk wilayah Banyuwangi secara umum hanya terpengaruh berupa peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang terutama perairan selatan Banyuwangi selama periode terjadinya TC FLAMBOYAN di Samudra Hindia tersebut.

Gambar 8. Lintasan Siklon Tropis selama bulan April 2018 (sumber: MSS)

Kelembaban udara

Kelembaban udara relatif selama April 2018 di Jawa Timur umumnya lebih kering dibanding bulan sebelumnya dengan rata-rata kisaran 57 – 70 %. Dari peta anomali terlihat di Jawa Timur bagian Timur terjadi anomali negatif sebesar -6 hingga -8 % dari rata-ratanya, dan untuk wilayah Jawa Timur bagian Barat terjadi anomali negatif sebesar -2 hingga -6 % yang artinya kondisi yang lebih kering terjadi untuk wilayah Jawa Timur bagian Timur, hal ini berkorelasi positif dengan kejadian hujan dan sebaran pertumbuhan awan selama April 2018 dimana wilayah Jawa Timur bagian Timur lebih sedikit sebaran awan dan hujannya.

TC FLAMBOYAN

TC IRIS

Page 6: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

6

Gambar 9. Kelembaban Udara Relatif April 2018 dan Anomalinya pada level 850 mb

(Sumber: ESRL NOAA)

Aktivitas Cuaca

Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan skala rendah hingga menengah. Hujan yang terjadi di beberapa wilayah bervariasi dari kategori rendah (0-100 mm) yaitu Banyuwangi bagian Utara, Selatan, Timur, dan sebagian Barat menengah (100-300 mm) di Banyuwangi bagian Barat, tengah, dan sebagian kecil Banyuwangi bagian Timur. Secara umum kondisi cuaca harian di wilayah Banyuwangi selama bulan April 2018 masih terjadi hujan dengan intensitas ringan – sedang, kecuali sekitar Gunung Ijen dan Glagah tidak terjadi hujan.

Hujan mayoritas terjadi pada malam hingga dini hari. Hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa sebagian besar wilayah di Banyuwangi memasuki Musim Kemarau, namun sebagian wilayah Banyuwangi bagian tengah dan barat masih terjadi hujan, hal tersebut cenderung diakibatkan oleh faktor lokal yaitu topografi yang tinggi/ pegunungan. Pada April 2018 Monsun Timuran mulai stabil dengan sifat yang kering dan membawa sedikit uap air berakibat berkurangnya pembentukan awan-awan hujan sehingga jumlah hujan pun juga berkurang selama April 2018.

Kondisi ini jika dibandingkan dengan kondisi normal/ rata-rata bulan April secara spasial hujan yang terjadi seluruh wilayah Banyuwangi dalam kondisi Bawah Normal. Hal tersebut lebih dipengaruhi oleh Angin Monsun Australia (angin timuran) telah aktif, serta kondisi Enso dalam kondisi Netral. Akibat dari kondisi tersebut yaitu berkurangnya pembentukkan awan-awan hujan sehingga jumlah hujan bulanan berkurang. Pada April 2018 sebagian besar wilayah Banyuwangi telah memasuki masa Musim Kemarau.

Namun sebagian wilayah Banyuwangi bagian Barat dan Tengah pada Mei 2018 ini, diprediksi masih menerima hujan namun jumlah curah hujan cenderung menurun bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Untuk wilayah perairan selatan Banyuwangi tetap perlu diwaspadai terjadinya gelombang tinggi serta bencana yang dapat timbul dikarenakan oleh faktor cuaca. Hal tersebut disebabkan oleh angin Timur-an (dari arah Tenggara-Selatan) yang stabil dan diprediksi menguat.

Page 7: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

7

B. Pantauan kondisi cuaca bulan April 2018 di Kota Banyuwangi

Dari rentetan peta synoptic selama bulan April 2018 menunjukan bahwa wilayah kota Banyuwangi telah memasuki Musim Kemarau, hal tersebut di tandai oleh jumlah curah hujan yang kurang dari 150 mm/ bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah yang bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Tenggara, dengan kecepatan 3 – 9 knots. Kondisi cuaca cerah, berawan, dan hujan intensitas sangat ringan hingga Ringan. Angin maksimum terjadi pada 01 April 2018 yaitu dari arah Barat dengan kecepatan maximum 12 knots. Jumlah Hujan di Kota Banyuwangi dalam satu bulan sebanyak 28.9 mm (Bawah Normal). Suhu tertinggi 34.0 °C terjadi pada 13 dan 14 April 2018, suhu terendah sebesar 23.4 ºC terjadi pada 01 April 2018.

Berikut adalah rekap data meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada bulan April 2018, di mana pada tabel ini ditampilkan parameter hasil observasi yang merupakan hasil pengamatan di lapangan dan data normal/ rata- rata yang merupakan keadaan normal pada bulan yang bersangkutan.

Tabel 1. Rekap Data Meteorologi Stasiun Meteorologi Banyuwangi April 2018

NO PARAMETER HASIL OBSERVASI

APRIL 2018 NORMAL APRIL

(1981-2010)

1 Temperatur rata-rata 29.5 ⁰C 27.4 ⁰C

2 Temperatur maksimum 34.0 ⁰C 33.1 ⁰C

3 Temperatur minimum 23.2 ⁰C 22.6 ⁰C

4 Temp. maks. absolut 34.0 ⁰C 34.0 ⁰C

5 Temp. min. absolut 23.4 ⁰C 21.0 ⁰C

6 Tekanan udara rata-rata * 1010.0 mb 1009.1 mb

7 Kecepatan angin rata-rata 2.9 knots 2.5 knots

8 Arah angin terbanyak Tenggara Tenggara

9 Kelembaban rata-rata 71 % 78 %

10 Curah hujan 28.9 mm 108.0 mm

11 Jumlah hari hujan 8 hari hujan 13 hari hujan

Page 8: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

8

Page 9: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

9

Gambar 10. Grafik parameter cuaca dan mawar angin di kota Banyuwangi hasil observasi April 2018 (Sumber: BMKG)

Penguapan yang terjadi selama April 2018 mencapai 189.2 mm dengan rata-rata harian 6.3 mm, penguapan tertinggi 10.0 mm terjadi pada 21 April 2018.

Penyinaran matahari rata-rata April 2018 ra ta - ra ta 94 %. Peny ina ran Ma taha r i te r t ingg i mencapai 100 % terjadi pada antara dasarian I, II dan III sedangkan yang terendah 69 % terjadi pada dasarian I April 2018.

Tekanan udara (QFF) r a t a - r a t a 1 0 1 0 . 0 m b , tertinggi 1012.5 mb pada 28 April 2018 dan terendah 1008.4 mb pada 06 dan 15 April 2018.

Rata-rata kelembaban udara relative (RH) April 2018 adalah 7 1 % dengan RH tertinggi 77 % pada 18 April, dan RH terendah 60 % pada 10 April 2018.

Dari gambar mawar angin (windrose) terlihat arah angin bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Barat , kecepatan angin 2 - 7 knots sebesar 59.3 %. Kecepatan angin tertinggi 12 knots dari arah Barat dan Timur Laut.

C. Evaluasi Kondisi Cuaca Bandara Banyuwangi.

Bandar Udara Banyuwangi (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa

Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada

koordinat 8°18′38.16″ LS 114°20′24.64″ BT dengan elevasi 25.66 meter (84.19 feet). Bandara dengan landas pacu saat ini 2.250 meter tersebut dibuka pada 29 Januari 2010. Hingga April 2018 terdapat tiga maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, NAM Air (Sriwijaya Group) dan yang terbaru adalah Citilink (Garuda Indonesia Group). Selain itu juga terdapat 3 sekolah penerbangan yaitu Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B), Bali International Flight Academy (BIFA), dan Nusa Flying.

Kondisi parameter cuaca selama April 2018 di Bandara Banyuwangi dari data hasil

pengamatan BMKG pos meteorologi penerbangan bandara Banyuwangi dengan durasi

pengamatan 12 jam (00.00 – 11.00 UTC) adalah sebagai berikut :

Wilayah Bandara Banyuwangi pada bulan April 2018 normalnya berada pada masa musim

Hujan. Pada April 2018 di Bandara Banyuwangi jumlah hujan 100 mm/ bulan dan untuk

bulan April 2018 berada pada masa Musim pancaroba / peralihan dari musim hujan ke

musim kemarau.

Curah hujan selama April 2018 mencapai 52.9 mm, dengan intensitas hujan ringan

hingga sedang. Hujan Sedang di Bandara Banyuwangi terjadi pada 12 April 2018 sebesar 20.0

Page 10: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

10

mm. Kelembaban udara relatif rata-rata 84 %. RH tertinggi 88 % tanggal 01, 26 dan 27 April

2018, terendah 78 % tanggal 0 9 , 20 da n 29 A p r i l 2018. Tekanan udara (QNH) rata-rata

1011.1 mb, tertinggi 1013.9 mb dan terendah 1009.4 mb. Suhu rata–rata 28.3 °C dengan

suhu maksimum absolut 33.0 °C terjadi pada 20, 21 dan 22 April 2018, suhu minimum absolut

21.2 °C pada 29 April 2018. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 2 – 17 knots. Angin

dominan bertiup dari arah Tenggara. Mayoritas kecepatan angin mencapai 53.3 % berkisar

antara 2 – 7 knots. Kecepatan angin tertinggi 13 knots, terjadi pada 10 April 2018 dari arah

Selatan.

Gambar 11. Grafik parameter cuaca hasil observasi April 2018 di

Banyuwangi Airport (Sumber: BMKG)

Page 11: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

11

D. Evaluasi Kondisi Cuaca Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Berdasarkan pantauan data AWS maritim di pelabuhan penyeberangan Ketapang

Banyuwangi, menunjukkan selama bulan April 2018 angin dominan dari arah Baratdaya dengan kecepatan angin bervariasi 0 – 14 knots. Suhu berkisar antara 22.0 – 31.5°C, Kelembaban Udara Relatif 60.7 – 100 %, dan tekanan udara berkisar 1005.4 – 1013.5 mb. Kondisi cuaca dominan Berawan - Hujan Ringan. Berikut grafik parameter cuaca selat Bali :

Gambar 12. Grafik Parameter Cuaca Penyeberangan Selat Bali (Sumber : AWS BMKG)

Page 12: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

12

E. Analisa Hujan April 2018 daerah Banyuwangi Berdasarkan data curah hujan bulan April 2018 dari stasiun BMKG dan pos-pos hujan

kerjasama di Banyuwangi dapat disajikan evaluasinya sebagai berikut :

Curah hujan tertinggi 230 mm/bulan terjadi di Songgon dengan 6 hari hujan dengan sifat hujan Atas Normal. Sementara curah hujan terendah 4 mm/bulan terjadi di Pesanggaran dengan 2 hari hujan.

Gambar 13. Peta Distribusi Curah Hujan April 2018

dan Sifat Hujan April 2018 di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial mayoritas wilayah Banyuwangi pada April 2018 mengalami curah hujan yang bervariasi yaitu kategori Rendah - Sedang. Curah hujan antara 4 - 230 mm/bulan dengan sifat hujan diseluruh wilayah Banyuwangi dalam kategori Bawah Normal. Hal tersebut merupakan dampak dari melemahnya monsun Asia (angin baratan) dan menguatnya Monsun Australia (angin Timuran) yang mengindikasikan mulai memasuki musim kemarau. Dari peta hujan April 2018 dapat terlihat bahwa wilayah Songgon dan Rogojampi menerima curah hujan lebih tinggi bila dibandingkan dengan daerah lainnya dengan sifat hujan Bawah Normal, sedangkan curah hujan terendah terjadi di Pesanggaran (4 mm/bulan).

Page 13: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

13

F. Monitoring Hari tanpa Hujan Berturut-turut

Gambar 14. Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut April 2018 di Banyuwangi

(Sumber: BMKG Banyuwangi)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial hampir wilayah Banyuwangi pada April 2018 masih terjadi hujan dan masuk kategori sangat pendek – menengah. Namun sekitar kawah Gunung Ijen dan Glagah selama April 208 tidak terjadi hujan dan masuk kategori panjang. Potensi kekeringan pada April 2018 untuk daerah-daerah yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi belum ada/ Nihil. Pada Mei 2018 sebagian besar wilayah Banyuwangi telah memasuki Musim Kemarau.

Page 14: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

14

II. PROSPEK CUACA BULAN MEI 2018

A. Prediksi Dinamika Atmosfer Mei 2018

Monitoring perkembangan ENSO dari BMKG menunjukkan bahwa periode Normal /

Netral mulai terjadi pada Mei 2018 hingga Oktober 2018, sehingga tidak ada suplai massa udara dari Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia. Sementara itu Dipole Mode Indeks (DMI) yang terpantau normal pada akhir April 2018, diprediksi masih tetap normal hingga Oktober 2018, mengindikasikan tidak adanya penambahan massa uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian Barat hingga Oktober 2018.

Suhu muka laut (Sea Surface Temperature/ SST) perairan Indonesia Mei 2018 hingga Juni 2018 umumnya perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi cenderung normal / netral (sama dengan rata-ratanya). Memasuki Juli hingga September 2018 anomali suhu muka laut perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi cenderung menghangat (anomali positif) terutama perairan Indonesia tengah dan timur bagian selatan, sedangkan di Wilayah Nino 3.4 Samudera Pasifik masih cenderung pada kondisi netral. Pola kondisi Netral diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2018.

Madden Jullian Oscillation pada akhir April 2018 sempat aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI), dan diprediksi tidak aktif hingga pertengahan Mei 2018. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR hingga pertengahan Mei 2018 perairan Indonesia bagian barat hingga timur cenderung sedikit terdapat wilayah konvektif, namun diprediksi meningkat kembali seiring dengan aktifnya MJO di Benua Maritim Indonesia (BMI) pada akhir Mei 2018.

Pada skala regional secara normal pola tekanan udara rendah selama bulan Mei 2018 akan mulai sering muncul di Belahan Bumi Utara (BBU). Seiring pergerakan semu matahari yang berada di Utara potensi terjadinya gangguan tropis di BBS akan menjadi berkurang yang tentunya akan membuat monsun timuran menjadi stabil dan berdampak terhadap berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia.

Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi pada bulan Mei 2018 akan memasuki musim kemarau dan sebagian kecil wilayah masih berada pada masa peralihan musim. Perlu ditingkatkan kewaspadaan menghadapi potensi cuaca ekstrim yang kerap terjadi selama masa peralihan musim. Untuk prakiraan curah hujan bulanan, sebagai dampak dari hangatnya suhu muka laut perairan Jawa dan pola monsun Timuran yang stabil maka diprediksi akumulasi curah hujan pada Mei 2018 bervariasi sebagian masih sama dengan kondisi rata-rata / normalnya, sebagian lainnya dibawah kondisi normalnya dan hanya sebagian kecil wilayah diprediksi curah hujannya diatas kondisi normalnya.

Page 15: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

15

Gambar 15. Prediksi ENSO dan anomali Suhu Permukaan Laut (Sumber : BMKG, NCEP - NOAA)

Page 16: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

16

B. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Banyuwangi bulan Mei 2018 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pantauan kondisi fisis dan dinamis atmosfer

di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing wilayah terutama topografi daerah Jawa Timur, maka curah hujan daerah Banyuwangi untuk bulan Mei 2018 diprakirakan sebagai berikut :

Curah Hujan 50 mm hingga 300 mm

Sifat Hujan dominan Bawah Normal - Normal

Gambar 16. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Mei 2018 Banyuwangi (Sumber Data: BMKG Staklim Malang)

Page 17: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

17

C. Prakiraan Potensi Banjir Mei 2018 Berikut adalah peta prakiraan potensi Banjir bulan Mei 2018. Dari peta terlihat mayoritas

wilayah di Banyuwangi diprediksi berpotensi banjir rendah pada wilayah-wilayah yang rawan banjir. Memasuki bulan Mei 2018 mayoritas wilayah Banyuwangi berada pada masa musim kemarau.

Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir Mei 2018 (Sumber:BMKG)

III. INFORMASI TERBIT-TERBENAM MATAHARI MEI 2018

Berikut adalah data terbit terbenamnya matahari, selama bulan Mei 2018 di wilayah Kota Banyuwangi :

Page 18: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

18

IV. KEJADIAN GEMPABUMI DIRASAKAN SIGNIFIKAN DI WILAYAH BANYUWANGI

Gambar 18. Kejadian Gempabumi yang signifikan di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Kejadian Gempa Bumi yang signifikan dirasakan sampai di Wilayah Kabupaten Banyuwangi pada bulan April 2018 adalah NIHIL/ tidak ada kejadian Gempabumi yang dirasakan signifikan sampai ke wilayah Kabupaten Banyuwangi.

V. KEJADIAN CUACA EKSTRIM APRIL 2018

Cuaca / Iklim Ekstrim adalah suatu kondisi meteorologi yang menyimpang dari nilai rata-ratanya atau menyimpang terhadap nilai batas ambang meteorologi di wilayah tersebut. Dampak pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim diyakini sebagai salah satu pemicu munculnya cuaca/iklim ekstrim baik dari tingkat keseringan, cakupan luas wilayah maupun nilainya, dimana cuaca/iklim ekstrim tersebut berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian bahkan korban jiwa.

Tabel 2. Cuaca/ Iklim Ekstrim Bulan April 2018 Banyuwangi

KRITERIA KETERANGAN

Angin dengan kecepatan > 45 Km/jam -

Suhu udara > 35˚ C -

Suhu udara < 15˚ C -

Kelembaban udara < 30 % -

Curah Hujan >100 mm / hari

Tanah Longsor -

Banjir -

Waterspout 27 April 2018 di perairan pulau tabuhan.

Page 19: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

19

DAFTAR ISTILAH INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPABUMI

ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung, kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga bisa berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding rata-rata normalnya.

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia yang

dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut tersebut selanjutnya dikenal sebagai Dipole Mode Indeks (DMI), dimana DMI positif berdampak berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia digunakan untuk menggambarkan

penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menuju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk identifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara Titik 115° BT/ 30° LU (didekati dengan data dari stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/ 22° LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran pada arah timuran di wilayah tropis dimana terjadinya penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur melewati wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik barat dan tengah panjang siklus MJO diperkirakan sekitar 30-60 harian. Penemu dari fenomena MJO ini adalah Madden dan Jullian.

OLR singkatan dari Outgoing Longwave Radiation adalah istilah yang digunakan untuk

menyatakan intensitas atau banyaknya radiasi gelombang panjang dari bumi ke atmosfer. Anomali OLR yang bernilai negatif menunjukkan jumlah radiasi yang terukur di atmosfer sangat sedikit karena terhalang oleh intensitas perawanan yang cukup tinggi di atmosfer. Sedangkan anomali OLR positif menunjukkan jumlah radiasi dari bumi yang cukup banyak karena tidak terhalang oleh kondisi perawanan di atmosfer. Satuan OLR adalah weber/m-2.

Monsun adalah sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah secara periodik setiap

setengah tahun sekali. Sirkulasi angin Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (ITCZ/ Inter Tropical Convergence Zone)

merupakan daerah tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan

Page 20: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

20

khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan

pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan

yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/ kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.

Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi

menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20 c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang

ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971 - 2000). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya b. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya c. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

ratanya Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang

seimik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik

Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi

Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan

gempa di sumbernya. Ada beberapa jenis magnitude, yaitu: magnitude lokal (ML), magnitude gelombang permukaan (Ms), magnitude gelombang badan (mb), magnitude momen (Mw), magnitude durasi (Md).

Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa

berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

Skala Richter Suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya, dikemukan oleh Richter (1930).

Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa

dikaitkan dengan intensitasnya

Page 21: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016meteobanyuwangi.info/buletin/isi MEI 2018.pdf · Selama bulan April 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan ... Musim

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Mei 2018

21

Tabel Skala Intensitas Gempabumi BMKG dalam MMI

---ABCD : Act Beyond your Common Duties---