Top Banner
24

Buletin Edisi Feb 2010 KNI-BB

Sep 25, 2015

Download

Documents

NoLo Paramarto

Buletin
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Edisi Februari 2010Http: www.knibb-inacold.com; E-mail: [email protected]

    1

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota

    ISSN 1829-636X

    BULETINKOMITE NASIONAL INDONESIA UNTUK BENDUNGAN BESAR

    INDONESIAN NATIONAL COMMITTEE ON LARGE DAMS

    INACOLD

    KNI-BB

    No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    DARI PENGURUSDARI PENGURUS

    General Plan

    PLTA Pumped Storage Upper Cisokan dengan Kapasitas 1.000 MW

    di Provinsi Jawa Barat

    General Plan

    PLTA Pumped Storage Upper Cisokan dengan Kapasitas 1.000 MW

    di Provinsi Jawa Barat

    INTAKE

    UPPER RESERVOIR

    UPPER DAM

    LOWER RESERVOIR

    ahun 2010 baru kita mulai, ucapan selamat

    menyambut Tahun Baru dari kami pengurus dan TTahun Macan yang dimulai 14 Februari 2010. Tentunya sesuai

    sifat macan yang kuat dan selalu optimis kita berharap

    banyak dari langkah-langkah kita kedepan.

    Pemerintahan baru telah terbentuk dari hingar bingar pemilu

    tahun lalu. Telah terbentuk kabinet baru yang kokoh dan yang

    terkait langsung dengan KNI-BB sebagai Pembina

    Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.He tetap sebagai ujung tombak

    mengawal Kementerian Pekerjaan Umum (istilah baru dari

    Departemen ke Kementerian) tentunya merupakan pribadi

    yang sangat familiar dengan aktifitas bendungan,

    sedang Kementerian ESDM dinakhodai DR. Darwin Zahedy

    Saleh, SE, MBA yang sebelumnya dosen dan staf ahli Dekan

    Fakultas Ekonomi UI tentunya kita berharap kebijakan-

    kebijakan yang menyangkut PLTA dapat dipahami dengan

    cepat oleh Kementerian ESDM mengingat baru 5% potensi

    energi air (3.500 MW) dari potensi yang ada pada Negara kita

    (70.000 MW).

    Bahasan utama PLTA Upper Cisokan yang merupakan pump

    storage berkapasitas 1.000 MW merupakan satu bagian

    penting dari rencana PLN untuk 10.000 MW tahap dua.

    PLTA Upper Cisokan merupakan karya engineering yang

    menarik karena akan membantu kekurangan listrik pada saat

  • Tim Redaksi Buletin KNI-BBTim Redaksi Buletin KNI-BB

    Pembina: Bambang Kuswidodo, Mardjono Notodihardjo, Husni Sabar; Penanggung Jawab: John Paulus Pantouw;

    Redaksi: Aries Feizal Firman, Mohammad Soedibyo, Pudji Hastowo, A. Hanan Akhmad, Bhre Susantini, Bambang Tedja I.I.,

    Bambang Hargono, Hadi Susilo; Tata Usaha (TU): Herman Hidayat, Plenik Sawitri, Rosiana, Martin Malaibel, Syafri Ibrahim;

    Alamat Redaksi/TU: Jl. H. Agus Salim No.69 Jakarta 10350, Telp./Fax.: (021)-3162543, HP: 081399318103, E-mail: [email protected]

    2

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    beban puncak dan akan memompa kembali air ke hulu

    dengan memanfaatkan kelebihan daya terpasang system

    jaringan Jawa Bali pada saat beban dasar.

    Pengelolaan yang perlu mendapat perhatian antara lain

    adalah keruntuhan bendungan Situ Gintung dan bagaimana

    selanjutnya dilakukan persiapan rekonstruksi dan penataan

    ulang.

    Pada tahun 2010 ini pula Komite Eksekutif mencanangkan

    target besar untuk menyelenggarakan Annual Meeting ICOLD

    pada tahun 2014 di Bali, tentunya kita berharap bisa

    memperolehnya dan dukungan serta doa dari anggota KNI-BB

    dan dukungan dari Pemerintah Indonesia sangat dibutuhkan.

    Sedangkan untuk Rapat Anggota Tahunan dan Seminar

    Nasional Bendungan Besar yang pada bulan Juni 2009 kita

    adakan dengan sukses di Yogyakarta, maka pada tahun 2010

    ini rencana diadakan di kota Bandung yang sejuk.

    Demikian dari pengurus KNI-BB mari kita bersama-sama

    dengan semangat menatap tahun 2010.

    Selamat Menikmati.

    RENCANA KNI-BB MENJADI TUAN RUMAH

    ICOLD 2014

    Rapat KE KNI-BB tanggal 11 September 2009 telah

    memutuskan rencana KNI-BB menjadi tuan rumah

    ICOLD 2014 di Bali. Hal ini terkait dengan kenyataan

    bahwa terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah lebih

    dari 20 tahun y.l. yaitu tahun 1986 di Jakarta

    (Hotel Mandarin). Tahun ini ICOLD akan melakukan

    Annual Meeting di Hanoi (Vietnam), sedangkan 2011

    di Swiss dan 2012 di Jepang. Untuk tahun 2013 telah

    ada pengajuan dari USA dan 2014 dari Srilangka,

    dimana kedua nya masih belum formal. Voting untuk

    2013 dilakukan di Swiss (2011) dan untuk 2014 dan

    dilakukan voting di Jepang (2012).

    Dalam rangka penyusunan rencana tersebut KNI-BB

    telah membentuk Tim Persiapan yang terdiri dari

    32 orang anggota KNI-BB yang terdiri dari unsur

    Kementerian PU, PLN (sebagai Pemilik Bendungan),

    disamping dari Perguruan Tinggi, Konsultan dan

    Kontraktor anggota KNI-BB. Untuk mendapatkan

    dukungan resmi dari Pemerintah, awal Februari ini telah

    dilakukan pertemuan dengan Para Pembina dan Ketua

    Kehormatan KNI-BB dan setelah itu dilanjutkan dengan

    Direksi dari Anggota Badan KNI-BB. Tim Persiapan akan

    mulai melakukan promosi awal saat International

    Conference on Water Resources and Renewable Energy-

    Asia 2010 di Kuching (Malaysia) 28-30 Maret 2010.

    Pengurus KNI-BB mengharapkan agar para anggota

    KNI-BB mulai lebih aktif untuk menulis makalah yang

    dapat mencerminkan kemampuan para profesional

    domestik dalam perencanan, pelaksanaan, operasi dan

    pemeliharaan bendungan besar. Apabila diperlukan,

    para anggota yang membutuhkan bimbingan dalam

    penulisan makalah tersebut, Pengurus akan membantu

    baik dari aspek materi maupun bahasa Inggris &

    Perancis yang menjadi standar di ICOLD. Semoga

    langkah KNI-BB untuk memajukan peran para anggota

    asosiasi profesi kita bersama ini mendapat dukungan

    dari semua pihak.

    - Tim Persiapan Awal Penyelenggaraan Annual Meeting ke 82 -

    FOKUS EDISI INIFOKUS EDISI INI

    PLTA Pump Storage Upper Cisokan

    Keruntuhan Bendungan Situ Gintung dan Rekonstuksi

    Bendungan Tertinggi dan Terpanjang di Indonesia

    Sekilas Info dan Serba Serbi Organisasi

    Pertemuan Tahunan & Kongres ICOLD di Brasil

    Komite Eksekutif KNI-BB

    mengucapkan:

    Selamat Idul Fitri 1430 H

    Selamat Idul Adha 1430 H

    Selamat Tahun Baru Hijriyah 1431 H

    Selamat Hari Raya Natal 2009

    Selamat Tahun Baru Masehi 2010

    Selamat Idul Fitri 1430 H

    Selamat Idul Adha 1430 H

    Selamat Tahun Baru Hijriyah 1431 H

    Selamat Hari Raya Natal 2009

    Selamat Tahun Baru Masehi 2010

  • 31. KELISTRIKAN DI INDONESIA

    udah banyak kita ketahui bahwa fungsi dari S pembangunan bendungan adalah untuk menahan dan menampung air sesuai dengan kemampuan inflow

    sungai untuk mengisi kapasitas waduk yang dibentuknya.

    Sedangkan tujuan penampungan air dapat digunakan

    berbagai fungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

    disekitarnya. Salah satu tujuan pemanfaatan air dari waduk

    dan bendungan adalah untuk menciptakan suatu kapasitas

    volume air yang dapat memberikan tenaga potensial atau

    mempunyai potensi tinggi jatuh debit air yang dapat

    mengubah tenaga mekanis memutar turbin dan memutar

    generator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan data statistik

    PT PLN (Persero) akhir tahun 2008, pada saat ini rasio

    kelistrikan di Indonesia sebesar 62,42%, total kapasitas

    terpasang 25.593,92 MW, produksi energy total

    1 1 8 . 0 4 6 , 8 4 G W h ,

    P e m b a n g k i t H y d r o

    menyumbang produksi

    e n e r g y s e b e s a r

    10.739,97 GWh atau

    7,19 % dari kapasitas

    terpasang PLTA sebesar

    3.504,28 MW dan masih

    banyak warga masyarakat

    Indonesia yang belum

    menikmati sentuhan teknologi kelistrikan

    (37,58%). Berbagai upaya diusahakan oleh

    Pemerintah melalui PT PLN (Persero) untuk meningkatkan

    layanan kelistrikan baik kuantitas maupun kualitasnya

    dengan berbagai program pembangunan kelistrikan,

    diantaranya adalah pembangunan kelistrikan 10.000 MW

    tahap I dengan menggunakan bahan bakar batubara atau

    sering disebut PLTU Batubara. Mengingat sifatnya PLTU

    Batubara akan beroperasi terus menerus untuk memenuhi

    kebutuhan kelistrikan pada beban dasar dan diharapkan

    akan beroperasi keseluruhan pada tahun 2012.

    Pemerintah merencanakan melanjutkan pembangunan

    kelistrikan 10.000 MW tahap II yang akan segera dimulai dan

    akan menggunakan dari berbagai potensi energy, seperti

    Panas Bumi (Geothermal), Air, Batubara dan Gas.

    2. MENGAPA PLTA PUMP STORAGE DIPERLUKAN

    Kita perlu memahami pengertian beban dasar dan beban

    puncak pada sistem kelistrikan di Indonesia. Pada system

    kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali-Madura, beban puncak

    akan berlangsung dari waktu Pkl 17.00 sampai dengan Pkl.

    22.00 sebagai akibat dari pemakaian kebutuhan listrik rumah

    tangga yang meningkat, sedangkan kebutuhan kelistrikan

    untuk dibawah beban puncak sering disebut sebagai beban

    dasar. Selisih beban puncak dengan beban dasar untuk

    system Jawa Bali Madura sekitar 4.000 MW. Pengisian beban

    puncak diharapkan dapat dipenuhi dari pembangkit yang

    s i f a t n y a m u d a h

    d i o p e r a s i ka n s e p e r t i

    Pembangkit Listrik Tenaga

    dari bahan bakar Gas

    (PLTG) atau Pembangkit

    Listrik Tenaga Air (PLTA).

    Pada saat selesainya

    pembangunan kelistrikan

    tahap I , d iperkirakan

    mempunyai kelebihan

    produksi energy listrik pada

    waktu beban dasar, namun masih

    kekurangan kebutuhan energy listrik pada beban puncak.

    Mengingat produksi energi listrik bersifat tidak dapat

    disimpan seperti komoditas lain dan dimungkinkan adanya

    perbedaan tarif harga jual listrik antara pada saat beban

    dasar dengan tarif harga jual listrik yang lebih mahal pada

    saat beban puncak, maka untuk keseimbangan kebutuhan

    sistem kelistrikan, terpilihlah Pembangkit Listrik Tenaga Air

    Upper Cisokan yang mempunyai waduk di bagian atas (hulu)

    dengan volume air dominan berasal dari memompa air waduk

    bagian bawah (hilir).

    LAPORAN UTAMA

    PLTA PUMP STORAGE UPPER CISOKAN 1.000 MWPERTAMA DI INDONESIA

    Oleh:

    Ir. Hadi Susilo, MM

    Gambar No.1 - Produksi Energi (2008)

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

  • 4Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Atau disebut Upper Cisokan Pumped Strorage Hydroelectric

    Power Plant 1.000 MW atau PLTA Pumped Storage Upper

    Cisokan dengan kapasitas 1.000 MW (PLTA Upper Cisokan).

    Secara prinsip dapat disimpulkan bahwa PLTA Upper Cisokan

    menyimpan energi pada saat beban dasar (off peak) untuk

    menyediakan kapasitas yang handal pada saat beban

    puncak, dengan cara memompa air dari waduk hilir ke waduk

    hulu sebagai penyimpan energi dengan menggunakan

    kelebihan energi pada saat beban dasar, sedangkan manfaat

    PLTA Cisokan diantaranya adalah menyediakan tenaga listrik

    pada saat beban puncak, mengontrol frekuensi, mempunyai

    kemampuan respons yang dinamis, berfungsi sebagai

    fasilitas pembangkit stand by dan apabila system mengalami

    collaps mampu melakukan black start.

    Gambar No.2 - Kurva Beban Harian dengan Beban Maksimum Tahunan

    3. KOMPONEN UTAMA PLTA UPPER CISOKAN

    Rencana pembangunan proyek PLTA Upper Cisokan terletak

    dibagian hulu dari Sungai Cisokan salah satu anak Sungai

    Citarum di Jawa Barat. Di Sungai Citarum telah dibangun PLTA

    Saguling 700 MW, PLTA Cirata 1.000 MW dan PLTA Jatiluhur

    135 MW dengan bangunan bendungan tipe Urugan Batu

    lapisan inti Kedap Air dan Concrete Face Rock Fill Dam (CFRD)

    di Cirata.

    Komponen utama PLTA Upper Cisokan terdiri dari 2 unit

    bendungan, bendungan atas (Upper Dam) terletak di Sungai

    Cirumanis anak Sungai Cisokan, mempunyai tipe Concrete

    Gravity, tinggi 75,50 m dan panjang pada puncak bendungan

    375,00 m pada elevasi +800,50 m dpl, luas catchment

    2

    10,50 km , fluktuasi tinggi muka air pada kondisi normal

    El. +796,50 m dan pada kondisi muka air terendah

    El. +777,50, sedangkan bendungan bawah (Lower Dam)

    terletak di Sungai Cisokan, mempunyai tipe Concrete Gravity,

    tinggi 98,00 m, panjang pada puncak bendungan 294,00 m

    pada elevasi +503.00 m dpl. Elevasi muka air normal

    El. +499,50 m dan elevasi muka air terendah El. +495,00 m,

    2

    Luas catchment 355.00 km .

    Kedua bendungan menciptakan waduk dengan kapasitas

    3

    volume aktif masing masing 10 juta m dan mempunyai

    maksimum tinggi jatuh kotor (gross head) setinggi 301,50 m

    dan minimum 278,00 m. Bendungan direncanakan dibangun

    dengan metode Roller Compacted Concrete Dams (RCC).

    Fasilitas waterway terdiri dari dua unit intakes dengan

    3

    maksimum debit turbin 432 m /det, dua unit headrace

    tunnels masing masing berdiameter 7,40 m dengan panjang

    1,22 km unit 1 dan 1,16 km unit 2, dua unit Surge Tanks tipe

    Restricted Orifice diameter shaft 15,00 m, tinggi 78 m dengan

    upper chamber, dua unit Penstocks masing masing

    mempunyai panjang 475,00 m dan 530,00 m, diameter

    dalam (ID) 5,90 m dan empat unit ID 4,17 m - 3,10 m dan

    empat unit Tailrace tunnels masing masing diameter 5,20 m

    panjang 190 m - 270 m. Gedung Pembangkit terletak dibawah

    tanah (Underground Power House) dengan dimensi, tinggi

    51,15 m, lebar 26,00 m dan panjang 156,60 m yang akan diisi

    dengan empat unit mesin generator dengan nominal rating

    untuk menghasilkan tenaga pembangkit sebesar

    1.040,00 MW dari masing-masing kapasitas 260 MW dan

    disalurkan ke Jakarta masuk ke dalam sistim jaringan 500 kV

    Jawa Bali. Jalan menuju ke lokasi proyek akan dibangun jalan

    masuk sepanjang 34 km dari Bendungan Saguling.

    Gambar No.3 - Lokasi Proyek

  • 5Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Gambar No.4 - General Plan

    Gambar No.5 - Penampang Melintang Power House

    Gambar No.6 - Penampang Melintang Bendungan

    LOWER RESERVOIR

    H.W.L 499.50 m

    L.W.L. 495.00 m

  • 6Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    4. CARA KERJA PLTA UPPER CISOKAN

    Setelah semua pembangunan phisik selesai dan semua

    prosedur telah dipenuhi, maka pengoperasian PLTA Upper

    Cisokan dapat dimulai. Apabila dimulai dengan pengisian

    waduk atas (Upper Reservoir), maka posisi waduk bawah

    (Lower Reservoir) dalam kondisi penuh berisi air. Volume air

    waduk bawah dipompa ke waduk atas menggunakan daya

    listrik pada saat beban dasar sistim kelistrikan mengalami

    kelebihan daya selama 18 jam operasi (pkl. 23.00 s.d

    pkl. 17.00 keesokan hari) dan pada waktu beban puncak

    pkl. 17.00 s.d pkl. 22.00 tenaga potensial volume air waduk

    atas dipergunakan untuk memutar turbin dan kemudian

    memutar generator untuk dirubah menjadi tenaga listrik

    dengan Rated Voltage 18 kV dan dialirkan ke Transformer

    untuk Rated Voltage dinaikkan menjadi 500 kV, diteruskan ke

    Switchyard untuk di salurkan ke konsumen melalui transmisi

    500 kV dan di distribusikan ke konsumen setelah melalui

    Gardu Induk untuk penurunan Rated Voltage sesuai

    kebutuhan dan sampailah kepada pengguna jasa kelistrikan,

    maka Kehidupan Masyarakat Makin Meningkat.

    (Electricity for a Better Life).

    Sedangkan waduk bawah selisih fluktuasi tinggi muka air

    4,00 m dalam pergerakan waktu 6 jam.

    (2). Analisis perhitungan detail terhadap keamanan

    bendungan harus sesuai dengan kriteria yang berlaku

    internasional dan sesuai dengan pedoman Komisi

    Keamanan Bendungan Indonesia diantaranya adalah

    untuk gempa harus ditinjau untuk kondisi Maximum

    Credible Earthquake (MCE) dan system pembebanan

    digunakan extream load condition yaitu sistem kombinasi

    pembebanan normal ditambah dengan MCE.

    (3). Kajian, uji lapangan dan evaluasi teknis untuk pondasi

    dan pekerjaan bukaan bawah tanah/ terowongan

    (underground) harus selalu dilakukan selama

    pelaksanaan pekerjaan galian untuk mendapatkan

    masukan kemungkinan terjadi perubahan parameter

    desain terhadap treatment yang diperlukan dalam setiap

    tahapan peningkatan system perkuatan pondasi dan

    bukaan bawah tanah.

    (4). Diperlukan tes grouting untuk meyakinkan tingkat

    permeabilitas batuan yang ada dibawah bendungan.

    (5). Permasalahan lingkungan dan pembebasan lahan/Land

    Acquisition and Resettlement Plan (LARAP) serta sosial

    kemasyarakatan harus dilakukan kajian mendalam untuk

    menghindari ketidakpuasan dikemudian hari.

    (6). Dan penyusunan pedoman rencana tindak darurat.

    6. STATUS PELAKSANA PROYEK

    Status kemajuan pekerjaan pada saat ini diantaranya adalah

    penandatanganan ijin prinsip oleh Gubernur Jawa Barat,

    Bupati Bandung Barat dan Bupati Cianjur telah dilaksanakan

    pada tanggal 21 Agustus 2009 disaksikan oleh Menteri

    Bappenas untuk pembebasan lahan dapat mulai

    dilaksanakan, proses pengadaan pembuatan jalan dan

    pengadaan konsultan detail desain dan supervisi serta

    persiapan lainnya sedang berlangsung.

    Semoga sekelumit tulisan tentang rencana pembangunan

    PLTA Pumped Storage Upper Cisokan 1.000 MW ini dapat

    memberikan gambaran secara umum betapa besarnya nilai

    tambah yang dapat dipetik dengan memanfaatkan volume air

    waduk secara berulang sebagai wujud dari pengembangan

    sumber daya air untuk kepentingan warga masyarakat

    Indonesia.

    Referensi: Supplementary Study (Newjec, Colenco,

    PT. Hasfarm Dian Konsultan, PT. Kwarsa Hexagon, April 2007),

    Kajian Keamanan Bendungan (Balai Bendungan, November

    2007), Analisa Dinamis Struktur Tubuh Bendungan (Lapi ITB,

    Oktober 2008), PLN Statistics 2008.

    5. TANTANGAN YANG HARUS DIPERHATIKAN

    Sudah sewajarnya dalam pembangunan bendungan besar

    perlu memperhatikan semua aspek tinjauan mulai dari segi

    teknis, lingkungan, keuangan dan resiko yang mungkin

    timbul. Dalam tulisan ini dibatasi untuk sedikit menguraikan

    permasalahan segi teknis yang harus mendapat perhatian

    diantaranya adalah:

    (1). Mengingat fluktuasi air di dalam waduk khususnya waduk

    atas mempunyai perbedaan tinggi antara tinggi air normal

    dengan tinggi air terendah setelah pengoperasian

    pembangkit pada beban puncak akan mencapai 19.00 m

    dalam pergerakan waktu 6 jam (El. +796,50 s.d

    El. +777,50). Untuk menghindari kemungkinan terjadi

    ketidakstabilan lereng waduk dikemudian hari, maka

    dalam tahap desain dilakukan studi potensi daerah

    longsor dan cara mengatasinya dan telah diusulkan

    menggunakan system proteksi dengan counter weight.

    Gambar No.7 - Cara Kerja PLTA Cisokan

    Gambar No.7 - Cara Kerja PLTA Cisokan

  • 71. BENCANA 27 MARET 2009

    endungan Situ Gintung berlokasi di Kecamatan

    B Ciputat Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan berada disebelah Barat dari Provinsi DKI Jakarta (Gambar-1).

    Bendungan Situ Gintung selesai

    dibangun tahun 1933 oleh

    Pemerintah Hindia Belanda untuk

    menambah volume air yang

    sebelumnya berada dalam suatu

    telaga alam yang selanjutnya

    merupakan suatu waduk. Waduk

    S i tu G intung dengan luas

    genangan semula sekitar 33 Ha

    dan pada kondisi terakhir tinggal

    sekitar 21 Ha dengan kapasitas

    tampungan waduk sek i ta r

    3

    690.000 m .

    Hujan deras mengguyur wilayah

    sekitar Waduk Situ Gintung pada

    tanggal 26 Maret sore dan dengan

    cepat menambah isi waduk yang pada

    waktu itu elevasi air

    sudah cukup tinggi kira-

    kira 1,00 m di bawah

    m e r c u b a n g u n a n

    pelimpah. Muka air

    waduk naik mulai pukul

    17.00 WIB dan meluap

    melalui pelimpah dan

    terus mengalir melalui

    saluran pembuangan

    k e S u n g a i

    Pesanggrahan.

    Selanjutnya terjadi

    k e r u n t u h a n

    bendungan disekitar

    bangunan pelimpah

    yang menyebabkan banjir

    ke bagian hilir.

    Korban akibat banjir sekitar 100 orang meninggal dan

    kerusakan pada sekitar 300 bangunan rumah dan fasilitas

    umum. Kerusakan bangunan sekitar 26% rusak total, sekitar

    61% rusak berat dan sekitar 13% rusak ringan.

    2. PERNYATAAN KNI-BB

    Setelah kejadian bencana, KNI-BB

    segera melakukan pembahasan

    dengan menampung masukan

    dan pendapat dari anggota KNI-BB

    dan berbagai pihak. Selanjutnya

    suatu Pernyataan KNI-BB yang

    d is iapkan o leh suatu T im

    P e m b a h a s K N I - B B t e l a h

    disampaikan kepada Menteri

    Pekerjaan Umum melalui surat

    Nomor 235/KNI-BB/IV/2009

    t a n g g a l 2 A p r i l 2 0 0 9 .

    Butir-butir Pernyataan KNI-BB

    berkenaan dengan keruntuhan

    bendungan Situ Gintung tanggal 27

    Maret 2009, adalah sebagai berikut:

    a. KNI-BB berpendapat

    bahwa yang terjadi

    d i S i tu G in tung

    tanggal 27 Maret

    2009 adalah suatu

    k e g a g a l a n

    bendungan, dalam

    hal ini merupakan

    k e r u n t u h a n

    s e b a g i a n t u b u h

    b e n d u n g a n d a n

    b a n g u n a n

    p e l e n g ka p ya n g

    m e n g a k i b a t k a n

    tidak berfungsinya

    bendungan.

    Oleh:

    Ir. Bambang Kuswidodo, Dipl.HE

    Gambar - 2: Keruntuhan Bendungan Situ Gintung, 27 Maret 2009

    SITU GINTUNGKERUNTUHAN BENDUNGAN DAN PERSIAPAN REKONSTRUKSI

    Gambar - 1: Lokasi Bendungan/Waduk Situ Gintung,

    Ciputat, Tangerang Selatan, Banten

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

  • 8Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Hal ini berawal pada pengertian bahwa bendungan Situ

    Gintung adalah bendungan tipe urugan tanah untuk

    menahan air sehingga terbentuk suatu waduk atau wadah

    buatan untuk manampung air yang dapat dinamakan

    sebagai waduk Situ Gintung.

    b. Bendungan Situ Gintung yang selesai dibangun sekitar

    tahun 1932, sesuai data dan informasi yang ada

    disebutkan bahwa volume tampungan waduk sebesar

    3

    1,5 juta m , panjang puncak bendungan sekitar 200 m, dan

    tinggi bendungan diperkirakan kurang dari 10 m.

    Berdasarkan data tersebut, bendungan Situ Gintung

    merupakan bendungan yang termasuk dalam lingkup

    pengaturan keamanan bendungan berdasarkan ketentuan

    d a l a m Pe r a t u r a n M e n te r i Pe ke r j a a n U m u m

    No.72/PRT/1987 (Permen PU No.72/1987) tentang

    Keamanan Bendungan beserta peraturan perubahannya

    yang saat ini diberlakukan. Bendungan Situ Gintung ini

    memang tidak termasuk dalam kriteria bendungan besar

    standar KNI-BB.

    c. Sebagaimana diketahui, bendungan yang termasuk dalam

    lingkup keamanan bendungan sesuai dengan Permen PU

    No.72/1987 adalah semua bendungan yang memenuhi

    kriteria: 1) bendungan yang mempunyai ketinggian 15 m

    atau lebih diukur dari dasar lembah terdalam dan dengan

    3

    daya tampung sekurang-kurangnya 100.000 m ;

    2) mempunyai ketinggian kurang dari 15 m diukur dari

    dasar lembah terdalam dan dengan daya tampung

    3

    sekurang-kurangnya 500.000 m ; atau 3) bangunan

    penahan air lainnya di luar ketentuan yang disebut pada

    butir 1) dan/atau butir 2) ayat ini yang ditetapkan oleh

    Komisi Keamanan Bendungan.

    Sedangkan bendungan besar yang termasuk standar

    KNI-BB meliputi bendungan yang memenuhi kriteria:

    1) bendungan dengan tinggi 15 m atau lebih yang diukur

    dari dasar pondasi terdalam dan dengan daya tampung

    3

    sekurang-kurangnya 100.000 m ; atau 2) bendungan

    dengan tinggi 10-15 m diukur dari dasar pondasi terdalam

    dan dengan panjang puncak bendungan tidak kurang dari

    500 m, atau dengan daya tampung waduk sekurang-

    3

    kurangnya 100.000 m , atau debit banjir maksimal yang

    3

    diperhitungkan tidak kurang dari 1.000 m /det; atau

    3) bendungan lainnya yang mempunyai kesulitan khusus

    pada pondasi atau bendungan yang didesain

    menggunakan teknologi baru.

    d. Berkaitan dengan penyebab kegagalan bendungan Situ

    Gintung, walaupun diawali dengan keadaan curah hujan

    yang sangat tinggi, perlu dilakukan kajian yang mendalam

    d e n g a n m e n g a c u p a d a Pe r a t u r a n L e m b a g a

    Pengembangan Jasa Konstruksi yang menetapkan Tolok

    Ukur Kegagalan Bangunan Bidang Sipil Sub Bidang

    Bendungan Besar, yang mencakup Kriteria Kegagalan

    Bendungan dan Tolok Ukur Kegagalan Bendungan yang

    merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang

    No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan

    Pemerintah No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan

    Jasa Konstruksi. Kriteria Kegagalan Bendungan khususnya

    untuk bendungan tipe urugan tersebut dapat

    dikelompokkan dalam 4 (empat) jenis kegagalan yaitu:

    1) kegagalan struktur termasuk kegagalan kuat geser,

    kegagalan struktur yang berupa longsoran dapat

    merupakan longsoran pondasi atau longsoran tubuh

    bendungan; 2) kegagalan hydraulic yang dapat berupa

    peluapan erosi gelombang, erosi kaki hilir dan

    pembentukan lembah; 3) kegagalan rembesan yang dapat

    berupa kehilangan air waduk yang terlampau besar dan

    masalah kestabilan bendungan karena rembesan;

    4) kegagalan operasi yang dapat terjadi karena kesalahan

    operator.

    Berdasarkan kriteria International Commission on Large

    Dams (ICOLD) kriteria kegagalan bendungan selanjutnya

    dikategorikan dalam tingkat keruntuhan bendungan yang

    terjadi.

    e. Kajian kegagalan bendungan Situ Gintung yang

    merupakan keruntuhan sebagian tubuh bendungan dan

    bangunan pelimpah perlu dilakukan oleh suatu Tim Teknis

    Investigasi yang harus segera dibentuk. Tugas Tim Teknis

    Investigasi terutama harus mencakup: 1) menghimpun

    keterangan dari pihak-pihak terkait; 2) menghimpun

    dokumen teknis dan data pendukung ; 3) melakukan

    pengujian yang diperlukan di lapangan dan laboratorium.

    Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No.18 Tahun

    1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah

    No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

    Konstruksi, perlu segera dibentuk suatu Tim Penilai Ahli

    Kegagalan Bangunan, dalam hal ini adalah suatu Tim

    Penilai Ahli Kegagaln Bendungan Situ Gintung.

    Berhubung kemendesakan perlunya Tim Penilai Ahli

    Kegagalan Bendungan Situ Gintung, maka pembentukan

    Tim Penilai Ahli tersebut perlu segera ditetapkan oleh

    Menteri Pekerjaan Umum.

    Tim Penilai Ahli tersebut seyogyanya terdiri dari 3 penilai

    ahli yang profesional dan kompeten dalam bidang yang

    berkaitan dengan bendungan serta bersifat independen

    dan mampu memberikan penilaian secara obyektif. Tim

    Penilai Ahli harus mempunyai sertifikat keahlian, dengan

    klasifikasi tertinggi/Ahli Utama dari Asosiasi Profesi bidang

    bendungan yaitu KNI-BB.

  • 9Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Tim Penilai Ahli Kegagalan Bendungan Situ Gintung

    bertugas untuk antara lain: 1) menetapkan sebab-sebab

    terjadinya kegagalan bendungan; 2) menetapkan tidak

    berfungsinya bendungan; 3) menetapkan pihak yang

    bertanggung jawab atas kegagalan bendungan.

    f. Penanganan yang perlu dilakukan setelah keruntuhan

    bendungan Situ Gintung adalah upaya agar tidak terjadi

    keruntuhan atau longsoran lebih lanjut dan mengupayakan

    kelancaran aliran dari waduk apabila terjadi curah hujan

    yang tinggi, sehingga tidak menimbulkan kerusakan ulang

    di bagian hilir.

    H a l i n i d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n u p a y a :

    1) pengamanan/perkuatan pada bagian bendungan yang

    runtuh dan agar dapat tetap mengalirkan air;

    2) pembuatan alur pada waduk ke arah bagian yang runtuh

    untuk kelancaran aliran; 3) perbaikan/peningkatan

    saluran pada hilir bendungan untuk memperlancar aliran

    dari bagian yang runtuh sampai ke kali Pesanggrahan.

    g. Penanganan kembali bekas waduk Situ Gintung harus

    diawali dengan penerapan penataan ruang berdasarkan

    Undang-Undang No.26/2009 tentang Penataan Ruang,

    dengan tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    khususnya semula Kabupaten Tangerang dan kemudian

    Kota Tangerang Selatan.

    Dengan memperhatikan pula kondisi daya dukung

    lingkungan hidup dan kondisi sumber daya air saat ini pada

    daerah tangkapan bekas waduk Situ Gintung dan juga

    keberadaan masyarakat, selanjutnya baru dapat

    dipertimbangkan kemungkinan pengembangan lebih

    lanjut untuk bekas waduk Situ Gintung.

    Dua opsi pokok dapat dipertimbangkan, yaitu:

    1) pengembangan bekas waduk Situ Gintung untuk

    kawasan konservasi dengan dengan tanpa membangun

    bendungan; 2) pengembangan bekas waduk Situ Gintung

    dengan membangun kembali bendungan Situ Gintung.

    h. Apabila dipertimbangkan bahwa bendungan Situ Gintung

    akan dibangun kembali, harus dilakukan dengan melalui

    penyiapan studi kelayakan dan studi AMDAL serta

    penyiapan desain bendungan.

    Studi kelayakan harus mencakup analisis kondisi topografi,

    analisis geologi, analisis hidrologi, analisis sosial ekonomi

    dan budaya, dan analisis kelayakan teknis, ekonomis, dan

    lingkungan, serta rencana penggunaan sumber daya air.

    Hal ini sangat terkait dengan manfaat yang diharapkan

    dengan membangun kembali bendungan Situ Gintung,

    misalnya untuk tujuan penyediaan air baku, pengendalian

    banjir, dan konservasi, serta pariwisata.

    Selanjutnya penyiapan desain harus didasarkan pada

    kriteria desain yang ditetapkan berdasarkan kaidah

    ke a m a n a n b e n d u n g a n , d e n g a n a n t a r a l a i n

    memperhatikan kaji ulang debit banjir rencana, hidrograf

    banjir, kapasitas bangunan pelimpah, tinggi jagaan, dan

    drainase kaki bendungan.

    i. Berkenaan dengan pembelajaran dari terjadinya

    kegagalan bendungan Situ Gintung, perlu menjadikan

    perhatian pengelolaan bendungan situ-situ yang lain, dan

    juga untuk keseluruhan bendungan yang sedang

    dioperasikan.

    Ketentuan yang perlu dipedomani ada dalam Permen PU

    No.72/1997 tentang Keamanan Bendungan dan Pedoman

    Keamanan Bendungan SNI No.1731-1989, serta referensi

    dari ICOLD, Dam Safety Guidelines, Bulletin 59, 1987.

    Dengan perlu diawali upaya inventarisasi bendungan yang

    lebih menyeluruh dan akurat, selanjutnya hal-hal yang

    perlu diperhatikan terutama adalah: 1) pelaksanaan

    ketentuan mengenai pemeriksaan bendungan dan

    inspeksi bendungan, dan ketentuan lain dalam Permen PU

    No.72/1987 tentang Keamanan Bendungan dan

    Pedoman Keamanan Bendungan SNI No.1731-1989;

    2) perlunya semua pengelola bendungan menyampaikan

    hasil pemeriksaan bendungan ke Balai Bendungan;

    3) perlunya setiap bendungan dilengkapi dengan Dam

    Break Analysis dan Rencana Tindak Darurat.

    j. Perlu segera diterbitkan surat edaran Menteri Pekerjaan

    Umum berkaitan dengan pengelolaan bendungan, yaitu

    1) surat edaran kepada para Gubernur mengenai perlunya

    koordinasi berkaitan dengan kewaspadaan pengelolaan

    bendungan yang ada di wilayah provinsi masing-masing;

    2) surat edaran kepada Pengelola bendungan yaitu untuk

    seluruh bendungan milik Departemen Pekejan Umum,

    PT PLN (Persero), dan Badan Hukum lainnya, bahwa

    pengelolaan bendungan harus berdasarkan ketentuan

    yang berlaku.

    Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum tersebut perlu

    ditindak lanjuti surat dari Direktur Jenderal Sumber Daya

    Air yang lebih teknis dan operasional.

    k. Berkaitan dengan upaya peningkatan pengelolaan

    bendungan di masa mendatang, perlu dilakukan

    perkuatan institusi keamanan bendungan, terutama untuk

    Balai Bendungan terkait struktur organisasi, kuantitas dan

    kualitas sumber daya manusianya. Perkuatan institusi

    keamanan bendungan tersebut juga harus disertai dengan

    kejelasan dan peningkatan pendanaan operasi dan

    pemeliharaan bendungan beserta waduknya.

  • 10

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    l. Pengaturan mengenai pembangunan dan pengelolaan

    bendungan diharapkan dapat lebih efektif apabila telah

    disahkan-nya Peraturan Pemerintah (PP) tentang

    Bendungan yang sebagaimana diketahui saat ini masih

    dalam status Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)

    tentang Bendungan dan masih dalam proses harmonisasi.

    Pengaturan dalam RPP tentang Bendungan tersebut

    meliputi bendungan dengan kriteria yang sama dengan

    kriteria bendungan besar standar KNI-BB sebagaimana

    tersebut pada huruf c. Sedangkan pengaturan untuk

    bendungan-bendungan di luar kriteria dalam RPP tentang

    waduk dan bendungan tersebut, akan diatur dalam

    Peraturan Menteri dalam hal ini adalah Peraturan Menteri

    Pekerjaan Umum (Permen PU).

    Selanjutnya di samping perlu segera diupayakan

    pengesahan PP tentang Bendungan, juga perlu diupayakan

    segera penyiapan Permen PU sebagai turunan dari PP

    tentang Bendungan, terutama; 1) Permen PU untuk

    bendungan dengan kriteria yang tidak termasuk di dalam

    kriteria dalam PP tentang Bendungan; dan 2) Permen PU

    tentang Keamanan Bendungan sebagai pengganti dan

    penyempurnaan Permen PU No.72/1987.

    m.Berkaitan dengan dampak perubahan iklim global yang

    disebutkan sangat mempengaruhi keadaan hidrologi yang

    terkait dengan pengelolaan bendungan, perlu dilakukan

    kajian yang lebih menyeluruh dan mendalam oleh institusi

    penelitian yang kompeten, antara lain oleh Pusat Penelitian

    dan Pengembangan Sumber Daya Air. Hal ini mengingat

    antara lain perlu kejelasan sampai dimana perubahan

    iklim global menyebabkan pergeseran iklim terkait dengan

    hujan dan terjadinya banjir. Untuk ini perlu dilakukan suatu

    kajian hidrologi yang dapat memberikan kejelasan.

    n. Terjadinya kegagalan bendungan Situ Gintung pada

    tanggal 27 Maret 2009 telah mendapat perhatian dari

    kalangan Internasional, antara lain dengan telah

    diterimanya pernyataan condolence dari Iran National

    Committee on Large Dam (IRCOLD) dan response dari

    ICOLD lebih lanjut. Berkaitan dengan ini, KNI-BB/INACOLD

    akan menyiapkan suatu Country report on Situ Gintung

    dam failure in Indonesia yang akan disampaikan dalam

    77th Annual Meeting ICOLD di Brazilia, Brazil pada akhir

    Mei 2009, khususnya dalam Dams Safety Technical

    Committee Meeting.

    3. INACOLD INITIAL INFORMATION

    Annual meeting ke 77 International Commission on Large

    Dams (ICOLD) diselenggarakan pada tanggal 21 sampai

    dengan 25 Mei 2009 di Brasilia, Brazil. Pada agenda

    Technical Committee Meeting untuk Dam Safety Technical

    Committee, telah disampaikan An Initial Information on Situ

    Gintung Dam Failure in Indonesia berupa informasi garis

    besar sebagai berikut:

    a. Background

    The dam is located in South Tangerang town in the vicinity of

    Jakarta, the capital of Indonesia. It was constructed in

    1932-1933 (more than a decade prior to the independence

    of Indonesia in 1945) for the purpose of irrigation of 270 ha

    by building the dam with around 30 ha of reservoir area. The

    scheme consists of an earth fill type dam, a masonry

    spillway and two irrigation intake gates.

    b. The Dam Failure

    On 27 March 2009 early morning the spillway and the left

    bank of the dam collapsed. This created disaster to the

    downstream area of the dam which were already occupied

    by residential buildings. The casualties count for more than

    100 people due to the flood from the reservoir.

    c. Evaluation and Investigation

    From hydrological data, the rainfall recorded at 162 mm on

    26 March 2009. It was assumed that around 10 pm, water

    level at the reservoir overflowed the spillway crest As the

    inflow increased during the continuous rain that night,

    scouring at the down-stream part of its spillway started to

    occur. Around 04.30 am on 27 March, the spillway

    collapsed and the damages at the down stream area were

    extremely substantial.

    d. Available Options

    During the current preliminary review, there are several

    options being thoroughly considered. Among others, they

    include the reconstruction of the dam or decommissioning

    or combination of the first two options. An independent

    investigation team has been assigned to find out the real

    causes of this dam failure and recommend further action

    plans.

    e. Concluding Remarks

    Regardless of the option finally chosen, in any case there

    will surely be public consultation meetings. Moreover, the

    catchment area becomes an integral part of the

    comprehensive study. After the investigation completes in

    the next few weeks, design stage will then begin by

    mobilizing our dam engineers.

  • 11

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    4. PENYEBAB KERUNTUHAN BENDUNGAN SITU GINTUNG

    Berbagai pihak telah melakukan pembahasan mengenai

    keruntuhan bendungan Situ Gintung dan mengemukakan

    berbagai pendapat. Pembahasan juga dilakukan pada

    Seminar Nasional Bendungan Besar di Yogyakarta tanggal 10-

    11 Juni 2009.

    Pembahasan yang intensif telah dilakukan oleh suatu Tim

    Penilai Ahli Kegagalan Bendungan yang diusulkan oleh KNI-

    BB, dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum sesuai

    dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    310/KPTS/M/2009 tanggal 13 April 2009 tentang

    Pembentukan Tim Penilai Ahli Bencana Situ Gintung.

    Berdasarkan temuan, wawancara, bukti, penyelidikan,

    analisis dan evaluasi ilmiah, Tim Penilai Ahli tersebut telah

    membuat kesimpulan yang pada dasarnya sebagai berikut:

    a. Pada peristiwa banjir 27 Maret 2009 diyakini bahwa

    keruntuhan bendungan Situ Gintung tidak disebabkan

    karena adanya over topping diatas puncak bendungan

    dan juga erosi buluh (piping).

    b. Penyebab keruntuhan pada peristiwa itu adalah:

    1) Tubuh bendungan sebelah kiri pelimpah telah menjadi

    lemah karena galian untuk pembangunan perumahan.

    Disini telah terjadi peregangan dan dekompaksi

    sehingga stabilitasnya rendah mendekati kritis, FK = 1,1

    < 1,50 (standar), serta sangat potensial terangkat oleh

    tekanan up lift.

    2) Saluran luncur tidak cukup kapasitasnya untuk

    mengalirkan banjir 27 Maret 2009 sehingga terjadi

    over topping di atas dinding saluran luncur pelimpah.

    3) Terjadi peninggian air di saluran buang karena adanya

    hambatan, yaitu perumahan, penyempitan saluran

    buang, dan pengaruh back water sungai

    Pesanggrahan, sehingga terjadi turbulensi di luar kolam

    dan menyebar ke kiri kanan.

    4) Muka air waduk pada puncak banjir cukup tinggi, elevasi

    +99,00 m.

    5) Pengikisan/erosi setempat (scouring), kemungkinan

    channeling dan pengangkatan (up lift) menyebabkan

    longsoran tubuh bendungan kiri pelimpah dan

    kemudian diikuti oleh keruntuhan pelimpah dan

    selanjutnya menjadi keruntuhan total.

    5. PERSIAPAN REKONSTRUKSI DAN PENATAAN ULANG

    SITU GINTUNG

    Dalam rangka upaya rekonstruksi dan penataan ulang Situ

    Gintung telah dibentuk suatu tim berdasarkan Keputusan

    Menteri Pekerjaan Umum Nomor 297.1/KPTS/M/2009

    tanggal 31 Maret 2009 tentang Pembentukan Tim Evaluasi

    dan Persiapan Rehabilitasi-Rekonstruksi dan Penataan Ulang

    Situ Gintung.

    Selain rencana rehabilitasi-rekonstruksi Situ Gintung, terkait

    dengan penyusunan rencana penataan ulang Situ Gintung

    Tim telah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

    a. Rencana pembangunan jalur (alignment) saluran

    limpasan/sungai selebar 6 m,

    b. Penyediaan sempadan sungai selebar 10 m kiri dan kanan,

    yang akan diarahkan sebagai jalan inspeksi dan ruang

    terbuka hijau (RTH),

    c. Penataan bangunan dan lingkungan pada zona terdampak

    (di luar sempadan sungai 10 m) antara lain melalui

    pengaturan pemberian IMB secara ketat dan penerapan

    building codes (KDB, KLB, ketinggian bangunan dan

    persyaratan teknis lainnya), penyediaan jaringan jalan

    lingkungan yang juga berfungsi sebagai jalur evakuasi bila

    terjadi bencana. Penataan tersebut dapat dilakukan

    dengan menggunakan metoda konsolidasi lahan atau

    dengan tetap mempertimbangkan kondisi kepemilikan

    lahan semula,

    d. Pengaturan sempadan situ yaitu sempadan 50 m sebagai

    buffer zone dan penataan kembali bangunan dan

    lingkungan melalui pembatasan pembangunan baru dan

    penerapan building codes yang tegas,

    e. Penetapan zoning codes dan building codes pada

    catchment area,

    f. Kebutuhan pembangunan Rusunawa untuk menampung

    masyarakat korban bencana khususnya warga yang

    selama ini mengontrak di lokasi tersebut,

    g. Mempertahankan bangunan eksisting dengan struktur

    bangunan yang kokoh dan tidak mengalami kerusakan,

    yaitu gedung UMJ dan masjid.

    Selanjutnya Tim telah menyampaikan rekomendasi akhir

    sebagai berikut:

    a. Sehubungan kegiatan rehabilitasi rekonstruksi Situ

    Gintung Kota Tangerang Selatan, dan berdasarkan Permen

    PU No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan serta

    Tata Cara untuk persetujuan pembangunan dan

    penghapusan fungsi bendungan Nomor 04/KPTS/1994, jo

    Nomor 04/KPTS/2002, diperlukan sertifikasi desain

    sebelum dilaksanakan pekerjaan fisiknya.

  • 12

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    b. Situ Gintung dibangun tahun 1933 tentunya tidak

    mempunyai AMDAL. Atas dasar itu pula, perlu dilakukan

    UKL UPL dalam rencana rehabilitasi Situ Gintung dengan

    harapan permasalahan/dampak yang diperkirakan akan

    terjadi dianalisis, diprediksi, dievaluasi dan selanjutnya

    dirumuskan upaya pengelolaan dan pemantauannya

    dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

    dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Melalui

    serangkaian proses UKL UPL tersebut, diharapkan

    rehabilitasi Situ Gintung dapat dilaksanakan sesuai

    dengan konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan

    dan Berkelanjutan (Sustainable Development).

    c. Penataan kawasan hulu maupun hilir situ diperlukan untuk

    pelestarian Situ Gintung dan keselamatan penduduk

    disekitar Situ Gintung.

    d. Implementasi dari konsep penataan ulang kawasan dan

    permukiman di Situ Gintung hanya bisa dilaksanakan

    setelah masyarakat korban bencana menyepakati dan

    menerima konsep perencanaan yang diajukan. Untuk itu

    maka perlu dilakukan rangkaian sosialisasi konsep

    rencana penataan ulang kawasan ke masyarakat korban

    bencana, sampai dicapai kesepakatan konsep rencana

    yang akan dilaksanakan.

    6. DESAIN REHABILITASI BENDUNGAN SITU GINTUNG

    a. Analisis Hidrologi

    Situ Gintung mempunyai

    daerah tangkapan air seluas

    2

    3,2 km yang merupakan

    daerah perdesaan dan perko

    taan di Kecamatan Ciputat

    T imur Kota Tangerang .

    Stasiun pencatat curah hujan di sekitar Situ

    Gintung yang digunakan

    dalam analisis curah hujan

    adalah Stasiun Parung,

    Ciputat, Ciledug, Depok,

    Gunung Sindur, Ragunan dan

    Serpong.

    Analisis banjir rencana sebagai inflow ke Situ Gintung

    dilakukan dengan model Unit Hydrograf SCS dengan luas

    2

    daerah tangkapan air 3,2 km , time log = 43,5 menit dan

    CN = 90 untuk berbagai periode ulang.

    Penelusuran banjir di daerah genangan Waduk Situ

    Gintung dilakukan dengan pelimpah berbentuk gergaji

    pada kondisi elevasi mercu pelimpah +97,5 m, awal muka

    air pada elevasi +97,0 m (dasar pintu air) dan bendungan

    pada elevasi +100 m.

    Periode Ulang Inflow Outflow Elevasi Peak Storage

    (tahun) (m3/det) (m

    3/det) (+ ..m) (m

    3)

    2 19.60 5.50 97.80 768.10

    5 31.80 16.10 98.00 819.70

    10 41.40 24.30 98.20 854.80

    25 54.80 36.10 98.40 899.10

    50 65.10 45.20 98.50 930.10

    100 75.80 54.90 98.70 960.60

    200 87.00 65.00 98.80 990.90

    500 102.00 78.70 99.00 1,029.10

    1,000 114.10 90.20 98.40 1,058.10

    PMF 124.30 114.00 98.40 1,114.90

    Sedimen Tanah Asli Hilir Tubuh Tanah Asli Hilir

    Hulu Bendungan Kanan Bendungan Bendungan Kiri

    1. Kadar air asli, Wn (%) 73 60 ~ 62 54 ~ 59 74

    2. Berat Isi, gn (kN/m3) 15.9 15.4 ~ 16.4 15.6 ~ 16.7 15.4

    3. Klasifikasi tanah CH ~ MH CH ~ MH CH ~ MH Pasir halus,

    lanauan-

    lempungan

    4. Pembagian butiran:

    - pasir 3.58 6.82 0.74 ~ 2.90 49.18

    - lanau 10.57 13.98 8.52 ~ 15.13 29.02

    - lempung 85.85 79.20 82.55 ~ 89.10 21.80

    5. Kuat geser Triaxial CU:

    - kohesi eff, c (kN/cm2) 10 0 10 0

    - sdt geser dalam, j () 24.50 21 22 ~ 25 30

    6. Koef. Permeabilitas, k (cm/dt) - - 3.6 10-6

    s/d 6 10-4

    1.8 10-5

    7. Sifat dispersif (Pin-Hole) - ND1 ND1 -

    No. Parameter Tanah

    Berdasarkan perhitungan hasil penelusuran banjir lewat

    pelimpah diperoleh data debit banjir inflow dan outflow

    sebagaimana pada Tabel 1 Data Debit Rencana, berikut:

    Tabel - 1: Data Debit Rencana

    b. Penyelidikan Geologi Teknik

    Telah dillakukan kajian kondisi geologi Situ Gintung yang

    mencakup geomorfologi, geologi regional dan stratigrafi.

    Penyelidikan geoteknik lapangan dilakukan, dan juga

    untuk geologi memanjang tubuh bendungan lama, dan

    geologi memanjang alur sungai.

    Selanjutnya hasil pengujian laboratorium adalah

    sebagaimana pada Tabel 2.

    Tabel - 2: Hasil Pengujian Labortorium

    c. Desain Rehabilitasi

    Data teknis desain rehabilitasi Bendungan Situ Gintung

    adalah sebagai berikut:

    1) Waduk

    2

    Daerah tangkapan air : 3,20 km

    Luas daerah genangan : 21,40 Ha

    Muka air tertinggi : +99,40 m

    Muka air normal : +97,00 m

    3

    Volume tampungan waduk : 690.000 m

  • 13

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    1) Tubuh Bendungan

    Tinggi maksimum : 10,00 m

    di atas pondasi

    Elevasi puncak : +100,00 m

    Panjang puncak : 180,00 m

    Lebar puncak : 5,00 m

    Kemiringan lereng hulu : menyesuaikan tebing

    tanah yang ada

    Kemiringan lereng hilir : 1 : 1,5

    2) Bangunan Pelimpah

    Lokasi : palung sungai

    (lokasi lama)

    Tipe : pelimpah bebas

    tipe gergaji, dengan pintu

    Elevasi mercu : +97,50 m

    Lebar efektif : 11,2 m

    Jumlah pintu : 4 buah, 2 atas dan

    2 bawah di kiri pelimpah

    Gambar - 3: Denah Bendungan Situ Gintung

    Dimensi pintu : 1,00 m (lebar)

    2,25 m (tinggi)

    Elevasi dasar pintu : +93,00 dan +95,25

    Lebar pilar : 1 0,80 m dan 1 1,00 m

    3

    Debit banjir rencana Q : 53,5 m /det100

    Elevasi muka air banjir : +98,70 m

    pada Q100

    3

    Debit banjir PMF, Q : 112,4 m /detPMF

    Elevasi muka air banjir : +99,40 m

    pada QPMF

    Pada desain rehabilitasi Bendungan Situ Gintung

    dilakukan perhitungan stabilitas bendungan untuk tubuh

    bendungan dekat bangunan pelimpah dan tubuh

    bendungan lama, dengan faktor keamanan tanpa gempa

    dan dengan gempa dan juga perhitungan rembesan.

    Gambar denah, potongan bangunan pelimpah, dan

    potongan tubuh bendungan kiri bangunan pelimpah,

    adalah sebagaimana pada Gambar 3, Gambar 4 dan

    Gambar 5 berikut.

  • 14

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Gambar - 5: Potongan Tubuh Bendungan Kiri Bangunan Pelimpah

    Gambar - 4: Potongan Bangunan Pelimpah

  • 15

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    d. Pengujian Model Fisik Bangunan Pelimpah

    Pengujian model fisik bangunan pelimpah dilakukan untuk

    tujuan: 1) menyelidiki kesempurnaan bangunan pelimpah

    ditinjau dari lokasi tata letak dan dimensi hidraulik,

    2) mempelajari arah, kecepatan dan distribusi aliran

    menuju pelimpah dan peredam energi, 3) mempelajari

    gejala pergerakan angkutan sedimen, antara lain

    penggerusan setempat dan degradasi, 4) mempelajari

    pergerakan degradasi terhadap keamanan bangunan

    pelimpah dan bangunan pelengkap lainnya.

    Pelaksanaan pengujian model fisik mendapatkan hasil

    yang cukup baik sesuai yang diperlukan.

    e. Persetujuan Desain Rehabilitasi

    Dalam draft terakhir RPP tentang Bendungan disebutkan

    bahwa kriteria bendungan dalam pengaturan RPP tentang

    Bendungan termasuk pula bendungan dengan kelas

    bahaya tinggi. Berdasarkan hal tersebut disamping data

    teknis desain rehabilitasi bendungan, Bendungan Situ

    Gintung sepenuhnya termasuk dalam pengaturan

    keamanan bendungan dalam RPP tentang Bendungan.

    Selanjutnya pembahasan desain rehabilitasi Bendungan

    Situ Gintung telah dilaksanakan dalam diskusi teknis,

    sidang teknis dan sidang pleno Komisi Keamanan

    Bendungan. Pembahasan dilakukan oleh anggota

    Komisi Keamanan Bendungan bersama Balai Bendungan,

    Puslitbang Sumber Daya Air, Direktorat Sungai Danau dan

    Waduk dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane.

    Berdasarkan rekomendasi dari Komisi Keamanan

    Bendungan, persetujuan desain rehabilitasi Bendungan

    Situ Gintung telah diterbitkan oleh Menteri Pekerjaan

    Umum sesuai Persetujuan Desain Rehabilitasi Bendungan

    Situ Gintung Nomor PR.01.01-Mn/574 tanggal 19 Oktober

    2009.

    REFERENSI

    1. Balai Bendungan, Kajian Keamanan Bendungan, Desain

    Rehabilitasi Situ Gintung, Oktober 2009.

    2. INACOLD, An Initial Information on Situ Gintung Dam Failure

    in Indonesia, June 2009.

    3. KNI-BB, Butir-butir Pernyataan KNI-BB berkenaan dengan

    keruntuhan bendungan Situ Gintung, April 2009.

    4. Puslitbang Sumber Daya Air, Laporan Penyelidikan

    Geoteknik Situ Gintung, Juni 2009.

    5. Puslitbang Sumber Daya Air, Laporan Analisis Hidrologi Situ

    Gintung, Juni 2009.

    6. Tim Evaluasi dan Persiapan Rehabilitasi Rekonstruksi dan

    Penataan Ulang Situ Gintung, Laporan Akhir, Oktober

    2009.

    7. Tim Penilai Ahli Bencana Situ Gintung, Laporan

    Keruntuhan, Mei 2009.

    MENGENAL BENDUNGAN TERTINGGI DAN TERPANJANG DI INDONESIA

    PENDAHULUAN

    Sebagai lanjutan dari tulisan penulis yang dimuat dalam

    BULETIN KNI-BB Edisi Januari 2008, akan disampaikan

    tambahan data tentang bendungan tertinggi dan terpanjang

    di Indonesia. Hal ini juga sebagai ralat atas tulisan tersebut,

    dimana disebutkan sebagai ilustrasi akan disampaikan

    gambar foto Bendungan Mrica (Panglima Besar Sudirman),

    namun yang muncul adalah gambar foto Bendungan Batutegi,

    jadi gambar fotonya tetap, namun tulisannya harap dibaca

    Oleh:

    Ir. HM. Soedibyo, MT

    Bendungan Batutegi. Seperti pada tulisan sebelumnya (Edisi

    Januari 2008), maka yang dimaksud dengan bendungan

    disini adalah bendungan besar, menurut kriteria ICOLD.

    PEMBAGIAN TIPE BENDUNGAN

    Karena terdapat banyak tipe bendungan berdasarkan

    beberapa pandangan, maka pada tulisan ini akan

    disampaikan pembagian tipe bendungan menurut ICOLD

    (International Commission on Large Dams). Menurut

    Soedibyo (2003), pembagian tipenya adalah :

  • 16

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    1. Bendungan urugan tanah (earthfill dam), oleh ICOLD

    disingkat menjadi TE.

    2. Bendungan urugan batu (rockfill dam), disingkat ER.

    3. Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity

    dam), disingkat PG.

    4. Bendungan beton dengan penyangga (concrete buttress

    dam), disingkat CB.

    5. Bendungan beton berbentuk lengkung (concrete arch

    dam), disingkat VA.

    6. Bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung

    (concrete multiple arch dam), disingkat MV.

    7. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka

    (concrete face rockfill dam), disingkat CFRD.

    8. Bendungan beton dengan metode pelaksanaan sederhana

    ( r o l l e r c o m p a c t e d

    c o n c r e te f o r d a m ) ,

    disingkat RCC.

    Pada awalnya pembagian

    tipe bendungan menurut

    ICOLD hanya ada 6, baru

    setelah tahun 1970-an

    ditambah 2 tipe lagi yaitu :

    CFRD dan RCC.

    Organisasi ICOLD yang

    kantor pusatnya di Paris,

    menggunakan dua bahasa

    yaitu Inggris dan Perancis, sehingga singkatan tipe

    bendungannya juga terdiri atas dua kata, satu dalam Bahasa

    Perancis (di depan) dan Bahasa Inggris (di belakang).

    Bendungan urugan tanah dalam Bahasa Perancis disebut

    barrage en terre dan dalam Bahasa Inggris disebut earth

    dam maka singkatannya adalah TE. Bendungan urugan batu

    dalam Bahasa Perancis disebut barrage en enrochement dan

    Bahasa Inggris rockfill dam maka singkatannya adalah ER.

    Bendungan berdasar berat sendiri berarti barrage-poid

    (Perancis) dan gravity dam (Inggris), maka singkatannya

    adalah PG. Bendungan beton dengan penyangga berarti

    barrage a contreforts (Perancis) dan buttress dam (Inggris),

    maka singkatannya adalah CB. Bendungan berbentuk

    lengkung berarti barrage-voute (Perancis) dan arch dam

    (Inggris), maka singkatannya adalah VA. Demikian pula

    bendungan berbentuk lebih dari satu lengkung berarti

    barrage a voutes multiples dan multiple arch dam, maka

    singkatannya adalah MV.

    Menurut hasil penelitian Soedibyo (2004), yang paling banyak

    dibangun di Indonesia adalah bendungan urugan tanah

    50,08%; bendungan urugan batu 28,36%; bendungan beton

    berdasar berat sendiri 17,81%; bendungan urugan batu

    dengan lapisan kedap air di muka dari beton 1,50%;

    bendungan beton dengan metode pelaksanaan sederhana

    1,50%; bendungan beton berbentuk lengkung 0,75%.

    Bendungan beton dengan penyangga belum ada di Indonesia,

    sedangkan bendungan beton berbentuk lebih dari satu

    lengkung juga belum ada di Indonesia, namun yang tingginya

    kurang dari 15 m, yang berarti bendungan bukan besar sudah

    ada yaitu Bendung Ngebel dengan tinggi 8 m untuk kolam

    3

    tando PLTA Ngebel dengan volume 8.000 m .

    Tabel - 1: Bendungan dengan Urutan Tertinggi di Indonesia

    Keterangan:

    PT. IP - PT. Indonesia Power, anak perusahaan

    PT. PLN (Persero)

    PT. PJB - PT. Pembangkitan Jawa Bali, anak

    perusahaan PT. PLN (Persero)

    BBWSOP - Balai Besar Wilayah Sungai Opak-Serayu

    BBWSMS - Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji -

    Sekampung

    PT. PJT I - PT. Jasa Tirta I

    PT. PJT II - PT. Jasa Tirta II

    Sumber data : PT. PLN, Balai Bendungan, dan Pengelola

    terkait

    I - irigasi, E - PLTA, F - pengendalian banjir, S - air minum

    Tahun Nama Nama Tinggi Panjang

    Operasi Bendungan Sungai (m) Puncak (m)

    1988 Cirata Citarum CFRD 125 453 E PT. PJB

    1987 Wadaslintang Bedegolan ER 122 650 I,E,F BBWSOP

    2001 Batutegi Sekampung ER 121 690 I,E BBWSMS

    1988 Sudirman Serayu ER 110 6,572 E PT. IP

    1965 Juanda Citarum ER 105 1,220 I,E,F,S PJT II

    1999 Balambano Larona RCC 100 360 E PT. Inco

    1984 Saguling Citarum ER 99 301 E PT.IP

    1973 Sutami Brantas ER 98 820 I,E,F PJT I

    1999 Wonorejo Gondang ER 97 545 I,E,S PJT I

    1983 Tangga Asahan VA 82 125 E PT. Inalum

    Tipe Manfaat Pengelola

  • 17

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Tahun Nama Nama Panjang Tinggi

    Operasi Bendungan Sungai Puncak (m) (m)

    1988 Sudirman Serayu ER 6,572 110 E PT. IP

    1984 Way Rarem Way Rarem ER 2,020 32 I BBWSMS

    1999 Bili-Bili Jeneberang ER 1,898 73 I,F BBWSPJ

    1931 Cengklik Cengklik TE 1,693 15 I BBWSBS

    1989 Kedungombo Serang ER 1,600 62 I,E,F BBWSPJ

    1982 Batujai Penunjak ER 1,300 16 I BWSNT

    1965 Juanda Citarum ER 1,220 105 I,E,F,S PJT II

    1984 Ketro Ketro TE 1,200 15 I BBWSBS

    2001 Batu Bulan Moyo ER 1,150 37 I BWSNT

    1995 Duriangkang Duriangkang TE 936 27 S Otorita Batam

    Tipe Manfaat Pengelola

    Tabel - 2: Bendungan dengan Urutan Terpanjang di Indonesia

    Keterangan:

    BBWSPJ - Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan -Jeneberang

    BBWSBS - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan-Sala

    BWSNT - Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara

    Sumber data : PT. PLN, Balai Bendungan, dan Pengelola Terkait

    Sedimentasi Waduk Sudirman sangat tinggi, karena Proyek PLTA Maung belum sempat dibangun, padahal seharusnya sudah

    beroperasi dua tahun (1990) setelah dioperasikannya PLTA Sudirman (1988). Pada waktu studi kelayakan ke dua proyek ini

    direncanakan dalam satu paket, dimana sedimen yang akan masuk ke Waduk Sudirman dicegat untuk masuk Waduk Maung,

    yang volume waduknya hampir tiga kali volume Waduk Sudirman.

    Semoga tulisan ini ada manfaatnya.

    Bendungan Sudirman untuk PLTA Sudirman dengan daya terpasang 184,5 MW (3 unit)

    BENDUNGAN DENGAN URUTAN TERPANJANG di INDONESIA

    Akan disampaikan data 10 bendungan dengan urutan terpanjang di Indonesia, seperti terlihat pada tabel 2.

    Sebagai ilustrasi akan disampaikan foto Bendungan Sudirman (Mrica), yang merupakan bendungan terpanjang di Indonesia

    waktu ini (2009), sepanjang 6.572 m.

  • PELAKSANAAN SEMINAR BENDUNGAN BESAR

    Sekilas Info dan Serba Serbi OrganisasiSekilas Info dan Serba Serbi Organisasi

    PELAKSANAAN

    Dalam menghadapi dampak perubahan iklim, Departemen

    Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

    bekerjasama dengan Komite Nasional Indonesia Untuk

    Bendungan Besar (KNI-BB) mengadakan Seminar Nasional

    Bendungan Besar pada tanggal 10 - 11 Juni 2009 di

    Yogyakarta dengan tema Pembangunan dan Pengelolaan

    Bendungan Dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim,

    dengan sub tema sebagai berikut :

    1. Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam Rangka

    Pemenuhan Kedaulatan Pangan, Energi dan Air Baku.

    2. Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam Rangka

    Pengendalian Banjir dan Kekeringan.

    3. Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam Rangka

    Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan.

    Melalui seminar ini diharapkan masyarakat lebih memahami

    arti dan manfaat bendungan/waduk, lebih diharapkan lagi

    adanya peningkatan kompetensi sumberdaya manusia

    khususnya mengenai pembangunan dan pengelolaan

    bendungan. Hal ini terkait dengan upaya mengatasi

    kelangkaan air dan pengendalian banjir serta manfaat

    lainnya.

    Seminar Nasional Bendungan Besar 2009 diawali dengan

    kunjungan lapangan ke Waduk Sermo pada hari Rabu,

    10 Juni 2009 dengan peserta 200 orang yang diwakili dari

    Instansi Pemerintah maupun non pemerintah, Perguruan

    Tinggi, LSM, Organisasi Profesi, Pemerhati, dll.

    Kamis, 11 Juni 2009 seminar dilaksanakan dengan

    pembukaan yang didahului dengan Sambutan Ketua Umum

    KNI-BB, dilanjutkan sambutan selamat datang Gubernur DIY

    diwakili Sekretaris Daerah, Gubernur berharap ada

    pembangunan dan survey potensi lokasi waduk di propinsi DIY

    untuk mengantisipasi kebutuhan air baku dengan

    meningkatnya populasi penduduk di Propinsi DIY dengan

    datangnya para pelajar dan mahasiswa. Pidato kunci serta

    Pembukaan Seminar oleh Menteri PU yang diwakili Direktur

    Jenderal SDA.

    18

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

  • Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Dalam pidato kunci dari Menteri PU menitikberatkan bahwa

    sekarang ini dunia mengalami krisis FEW (Food, Energy and

    Water), untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan

    perhatian khusus menggali fungsi bendungan sehingga

    kebutuhan pangan, energi dan air dapat teratasi.

    Pelaksanaan seminar terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu:

    1. Sesi I (Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam

    rangka Pemenuhan Kedaulatan Pangan, Energi dan Air

    Baku), ada 16 paparan, antara lain:

    Pengelolaan Bendungan, Kewenangan Siapa?

    Ir. Widagdo, Dipl.HE - Ditjen SDA, Departemen PU

    Studi Hydraulic Fracturing Bendungan Rockfill di

    Indonesia

    Ir. Didiek Djarwadi - UGM

    Analisa Desain Bendungan Cisokan terhadap MCE

    Ir. Netto Mulyanto, M.Eng.Sc - PT. PLN (Persero) Jasa

    Enginiring

    A Study on The Aseismatic Multipurpose Capability of

    Karian Dam Body

    Ryu Jeon Yong, Ir. Joko Mulyono, ME dan Agus

    Jatiwiryono, ME.

    Pembangunan bendungan juga mengubah bentang lahan

    yang berdampak negatif tapi bermanfaat bagi penduduk

    untuk mencukupi kebutuhan air baku, irigasi untuk pertanian

    dan pembangkit listrik. Pengelolaan bendungan belum

    maksimal, banyak terjadi pendangkalan, perlu pembenahan

    di daerah hulu waduk agar tidak terjadi erosi berlebihan yang

    masuk ke waduk, GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan

    Penyelamatan Air) merupakan salah satu bentuk gerakan

    untuk penyelamatan air sehingga perlu didukung untuk

    memperpanjang umur waduk.

    2. Sesi II (Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam

    rangka Pengendalian Banjir dan Kekeringan), ada 10

    paparan, antara lain:

    Operasi Waduk Cascade Citarum dalam Upaya

    Mengantisipasi dan Mengurangi Dampak Perubahan

    Iklim

    Herman Idrus, CES, et al - Perum Jasa Tirta II

    Prediksi Debit Inflow dan Simulasi Pola Operasi Waduk

    Batutegi

    Endro P. Wahono - Universitas Lampung

    Rev i ta l isas i Bendungan da lam Mendukung

    Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan Urugan

    Ir. Carlina Soetijono, Dipl.HE - Puslitbang Air,

    Departemen PU

    Pembuatan Target Level untuk Pola Operasi Waduk PLTA

    PB Soedirman dalam rangka Pengendalian Banjir dan

    Kekeringan

    Tri Antisto - PT. Indonesia Power.

    3. Sesi III (Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam

    rangka Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan), ada 7

    paparan, antara lain:

    Peningkatan Pencemaran Air dan Korosivitas Air dan

    Resiko Dampaknya terhadap Bendungan

    Dr. Ir.Badruddin Machbub APU - Pemerhati Lingkungan

    Membaca Sejarah Waduk dari Catatan Sedimentasi

    Kasus Waduk Sermo, ProVinsi DIY

    Bayudono - et.al - Dinas PUP & ESDM Propinsi DIY

    Keruntuhan Situ Gintung Pelajaran Mahal Bagi Kita

    Semua

    Djoko Mudjihardjo, ME - et. al - Puslitbang Air,

    Departemen PU

    Pengembangan Greenbelt Konservasi SDA Waduk

    Wadaslintang Berbasis Masyarakat

    Ir. Ajat Sudrajat - et.al - BBWS Serayu Opak Departemen

    PU.

    19

  • Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    20

    HASIL DARI SEMINAR DAPAT DIRANGKUM SEBAGAI BERIKUT:

    1. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan bendungan

    berdasarkan SOP agar fungsi dan keamanan bendungan

    terjaga.

    2. Terjadi Hydraulic Fracturing bendungan dipengaruhi

    variasi kadar butiran halus suatu inti kedap air.

    3. Salah satu upaya mengurangi laju sedimentasi pada

    waduk dengan Tes Fisk Hidrolik.

    4. Pembetonan pada lereng hulu bendungan sebaiknya

    dilakukan pada saat deformasi tahap penimbunan telah

    melewati nilai maksimumnya.

    5. Diperlukan pengamatan instrumentasi, inspeksi berkala,

    khusus dan besar agar bendungan berfungsi dan

    berumur panjang.

    6. Filter dipercaya dapat menutup dan mengendalikan

    kebocoran terpusat melalui inti bumi.

    7. Pemanfaatan air buangan waduk (limpasan) menjadi

    energi listrik dengan cara membangun minihydro di pintu-

    pintu waduk.

    8. Pedoman Pola Operasi Waduk berdasarkan target level,

    sehingga pada musim hujan waduk melimpas kecil dan

    musim kemarau ketersediaan air maksimum.

    9. Perbedaan kepemilikan bendungan/waduk dapat diatasi

    dengan equal sharing seperti di Waduk Saguling, Cirata

    dan Ir. H. Djuanda.

    10. Perencanaan dan konstruksi dilengkapi dengan bottom

    c o n t r o l l e r a g a r a k u m u l a s i l i m b a h d a p a t

    dikeluarkan/dibuang.

    11. Argoforestri merupakan salah satu cara mengurangi dan

    mencegah perluasan lahan kritis.

    RISALAH

    RAPAT ANGGOTA TAHUNAN ( RAT ) 2008 DAN

    RAPAT ANGGOTA BIASA ( RAB) KNI-BB

    11 JUNI 2009

    1. RAT 2008 dan RAB KNI-BB diselenggarakan bersamaan

    dengan Seminar Nasional Bendungan Besar bekerja sama

    dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen

    Pekerjaan Umum bertempat di Hotel INNA GARUDA

    Yogyakarta pada tanggal 11 Juni 2009.

    Agenda RAT 2008 adalah sebagai berikut:

    Laporan pertanggungjawaban KE 2008

    - Perkembangan dan Pengembangan Organisasi

    - Pelaksanaan Program Kerja 2008

    - Pertanggungjawaban Keuangan 2008

    Program Kerja 2009

    - Program Kerja 2009

    - Rencana Penerimaan dan Anggaran Belanja 2009

    Agenda RAB adalah sebagai berikut:

    Laporan Tim Verifikasi Keuangan 2008

    Pemilihan Tim Verifikasi Keuangan 2009

    2. Kesimpulan RAT 2008

    Peserta rapat dapat menyetujui dan menerima baik

    pertanggungjawaban KE serta mengesahkan Laporan

    Keuangan KNI-BB tahun 2008.

    Peserta rapat dapat menyetujui Program Kerja 2009

    yang meliputi Program Kerja 2009 dan Rencana

    Penerimaan dan Anggaran Belanja 2009 dengan

    beberapa catatan sebagai berikut:

    - Pemegang SKA Bendungan Besar KNI-BB masih

    sangat terbatas jumlahnya bila dibandingkan dengan

    Asosiasi lain. Dengan telah dimulainya kegiatan

    perencanaan/pelaksanaan/pengawasan beberapa

    bendungan besar, maka dalam program sertifikasi

    keahlian bendungan besar perlu diupayakan adanya

    peningkatan jumlah pemegang SKA Bendungan

    Besar.

    - Agar dalam persyaratan tender pembangunan

    bendungan besar diminta tenaga ahli yang

    bersertifikat Bendungan Besar.

    3. Kesimpulan RAB

    Laporan Tim Verifikasi Keuangan 2008

    Anggota Tim Ir. Endar Triyono sebagai pelaksana tugas

    Ketua Tim, melaporkan bahwa Tim dapat menerima

    laporan keuangan 2008 dengan beberapa catatan

    antara lain sebagai berikut:

  • Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    21

    - Masih ada tunggakan dari iuran anggota Perorangan

    maupun Badan yang dinilai cukup besar, yang apabila

    kurang tertangani dengan baik berpotensi tidak

    tertagih.

    - Agar dikaji kembali metode penagihan kepada

    anggota Perorangan maupun Badan sehingga

    piutang yang ada tidak berlarut-larut sampai

    beberapa tahun.

    - Piutang atas iuran anggota perorangan yang belum

    bayar dan umurnya lebih dari 3 tahun sebanyak

    76 orang sebesar Rp. 27.300.000,00 agar

    dihapuskan dan keanggotaannya dibekukan.

    Peserta sidang menerima secara aklamasi Laporan Tim

    Verifikasi Keuangan 2008. Dengan disetujuinya

    Laporan Tim Verifikasi dan diterima baik Laporan

    Pertanggungjawaban Keuangan KE, maka KE

    dinyatakan bebas dari pertanggungjawaban keuangan

    selama periode tahun 2008.

    Pemilihan Tim Verifikasi Keuangan 2009

    Rapat menyetujui pemilihan Tim Verifikasi Keuangan

    2009 sebagai berikut:

    - Ketua : Ir. Bambang Kunto ( PT Amarta Karya )

    - Anggota : Agus Jatiwiryono, ME (Ditjen SDA, Dep. PU)

    Ir. Desi Arryani ( PT. Waskita Karya )

    Ir. Djoko Martono ( PT. Indonesia Power )

    Ir. Misbahul Munir ( PT. Indra Karya )

    Jakarta, 11 Juni 2009

    Ketua sidang, Sekretaris sidang,

    ttd ttd

    Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE Ir. Herman Hidayat

    PENGALAMAN MENGIKUTI ANNUAL MEETING KE 77 DAN

    CONGRESS KE 23 ICOLD DI BRASIL, 21 - 29 MEI 2009

    Oleh: Ir. Hadi Susilo, MM

    1. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN ANNUAL MEETING DAN

    CONGRESS ICOLD

    Pelaksanaan Annual Meeting ke 77 dan Congress ke 23

    International Commission On Large Dams (ICOLD) diikuti oleh

    79 negara dan dihadiri oleh lebih kurang 1000 delegasi dari

    negara anggota serta 200 partisipan termasuk pengikutnya.

    Agenda kegiatan dapat dibagi 4 (empat) agenda utama, yaitu:

    - Annual Meeting ke 77

    - Symposium

    - Congress dan pameran pembangunan Dams & Hydro

    Power

    - Peninjauan Teknis ke Lokasi Bendungan.

    Pelaksanaan dihadiri oleh berbagai pakar bendungan dari

    berbagai institusi suatu negara mulai dari Perguruan Tinggi,

    Departemen Pekerjaan Umum, Pengelola Sumber Daya Air,

    Pemilik, Operator, Konsultan, Kontraktor, Suppleir dan semua

    bidang yang terkait dengan pengembangan Bendungan

    termasuk berbagai fasilitas penunjangnya.

    Peserta dari Indonesia sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari :

    1. Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE Ketua Umum Komite

    Nasional Indonesia Bendungan Besar, KNI-BB (Sekretaris

    Ditjen SDA Departemen PU).

    2. Ir. Mas'ud Marsam, Msc, MM Anggota Komite Eksekutif

    KNI-BB (PT PLN, Persero).

    3. Ir. Hadi Susilo, MM Anggota Komite Eksekutif KNI-BB

    (PT PLN, Persero).

    Disamping acara presentasi dan diskusi, peninjauan

    lapangan dilaksanakan untuk memberikan gambaran secara

    lengkap dari para peserta tentang permasalahan bendungan.

    Kunjungan lapangan dibagi kedalam 11 (sebelas) lokasi

    pilihan dan diadakan sebelum atau sesudah pelaksanaan

    Annual Meeting, Symposium dan Congress. Kami memilih

    peninjauan lapangan sebelum pelaksanaan acara formal

    dimulai dan melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan

    Bendungan Concrete Gravity dan Bendungan Rockfill with

    Impervious Core untuk membangkitkan PLTA Simplicio,

    terletak 170 km dari Rio De Janeiro yang masih dalam taraf

  • Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    22

    pelaksanaan pembangunan dengan daya terpasang 28 MW

    dan 305,7 MW dan ke lokasi Bendungan tipe Labirynth pada

    PLTA Santa Fe, terletak 55 km dari kota Juiz De Fora ( 225 km

    dari Rio De Janeiro ), PLTA sudah dalam operasional dengan

    daya terpasang 18,2 MW.

    Jadwal keseluruhan perjalanan dari Jakarta sampai Brasilia

    (Brasil) adalah:

    1. Tanggal 14 &15 Mei 2009: Perjalanan Jakarta - Hongkong -

    Johanesburg (Afrika Selatan) - San Paolo - Rio De Jeneiro

    (Brasil).

    2. Tanggal 16 s.d 20 Mei 2009: Peninjauan ke 2 lokasi

    Bendungan & Pembangkit.

    3. Tanggal 21 s.d 29 Mei 2009: Mengikuti Annual Meeting,

    Symposium & Congress.

    4. Tanggal 30 Mei s.d 02 Juni 2009: Perjalanan kembali dari

    Brasilia - San Paolo (Brasil) - Johanesburg (Afrika Selatan) -

    Hongkong dan terakhir ke Jakarta.

    2. PELAKSANAAN ANNUAL MEETING KE 77

    Annual meeting ke 77 dilaksanakan selama 4 (empat) hari

    membahas diantaranya adalah:

    - Diskusi pada Komisi (Committees)

    - Penetapan anggota baru ICOLD

    - Pemilihan Presiden baru ICOLD, periode 2010 - 2012

    - Penetapan Vice Presiden (Pimpinan Zona/Post)

    - Pemilihan Penyelenggara Annual Meeting ICOLD ke 79

    tahun 2011

    - Pemilihan Penyelenggara Annual Meeting ke 80 dan

    Congress ke 24 tahun 2012

    - Persentasi Persiapan Annual Meeting ICOLD ke 78 di

    Vietnam.

    - Persentasi dari calon peserta penyelenggara Annual

    Meeting tahun 2013.

    DISKUSI PADA KOMISI

    ICOLD mempunyai 24 Komisi dari berbagai disiplin ilmu yang

    terkait dengan pengembangan perencanaan, pembangunan

    dan pengoperasian & pemeliharaan dan keamanan

    bendungan. Setiap komisi melakukan diskusi berdasarkan

    laporan kejadian/perkembangan dari berbagai negara

    anggota serta menyusun/memperbaharui acuan/guide yang

    sudah dan akan dikeluarkan untuk dapat digunakan sebagai

    referensi oleh negara anggota ICOLD di seluruh dunia.

    Kami dari Indonesia mengikuti Komisi Keamanan Bendungan

    (Dam Safety) dan menyampaikan peristiwa kejadian jebolnya

    tanggul (Dike) Situ Gintung yang memakan korban jiwa

    manusia kurang lebih 100 Jiwa, di persentasikan oleh Ir. Hadi

    Susilo, MM (PT PLN, Persero), anggota KE KNI-BB.

    Kejadian serupa juga terjadi di Brasil (Overflow akibat hujan

    deras Th. 2005, 2009) di Amerika (Overflow akibat salah

    operasi pompa pada Upper Reservoir Pump Storage,

    Th. 2005), China (gempa Th. 2008), Inggris (Overflow, korban

    jiwa 2 orang, Th. 2003), Srilangka (Overflow).

    Sejak kejadian runtuhnya bendungan kecil pada tahun 2003

    di Inggris yang memakan korban jiwa, Pemerintah Inggris

    melakukan peninjauan kembali terhadap peraturan

    keamanan bendungan yang dimiliki dan melakukan

    perubahan diantaranya adalah batasan tampungan menjadi

    3

    kapasitas tampungan 10.000 m dan tinggi bendung 2.00 m

    harus dilaporkan dan mendapat pengawasan pengamanan

    dari pemerintah. Komisi Keamanan Bendungan ICOLD

    sedang mempersiapkan revisi pedoman yang pernah

    diterbitkan dan sudah selesai berkisar 70 %.

    PENETAPAN ANGGOTA BARU ICOLD

    ICOLD menetapkan anggota baru terpilih dari negara Kenya

    dan Nigeria sebagai anggota ICOLD ke 89 dan ke 90.

    PEMILIHAN PRESIDEN BARU ICOLD, PERIODE 2009 s.d 2012.

    Presiden ICOLD (Luis Berga dari Spain) akan berakhir masa

    jabatannya pada akhir Juni 2009. Calon Presiden pengganti

    diusung dari 3 negara yaitu; Arthur Walz (dari USA),

    Jia Jinsheng (China), Andy Hughes (United Kingdom).

    Pemilihan diikuti oleh 63 negara anggota (termasuk

    Indonesia) dan pemilihan dilakukan dengan menulis

    pilihannya pada format yang dibagi oleh panitia. Dari

    I n d o n e s i a d i wa k i l i o l e h Ket u a Um u m K N I - B B

    Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE.(Sekditjen SDA Dep. PU)

    Pemenangnya adalah Jia Jinsheng terpilih menjadi Presiden

    ICOLD dari China untuk periode tahun 2009 s.d tahun 2012.

    PEMILIHAN VICE PRESIDEN BARU ICOLD, PERIODE 2009 s.d 2012

    Zona Eropa dicalonkan dari 2 negara; W. Foegl (Austria) dan

    G. Ruggeri (Italia) dan dalam pemilihan dimenangkan oleh

    W. Voegl dari Austria. Sebelumnya dipimpin oleh B. Tardieu

    (France).

    Sixth Post sebelumnya di pimpin oleh E.Maurer (Brasil) diganti

    oleh I.Ekpo (Nigeria).

    PEMILIHAN PENYELENGGARA ANNUAL MEETING ICOLD KE 79

    TAHUN 2011

    Usulan Calon penyelenggara Annual Meeting ke 79 tahun

    2011 diikuti oleh 3 negara berasal dari; Burkina Faso, Norway

    dan Switzerland. Sebelum pemilihan, masing masing negara

    diberikan kesempatan untuk menampilkan rencana kerja,

    jadual dan acara peninjauan teknis ke lapangan serta acara

  • Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    23

    menarik la innya yang akan ditampi lkan dalam

    penyelenggarakan Annual Meeting. Pemilihan berlangsung

    ketat antara Burkina Faso dengan Switzerland hingga diulang

    3 (tiga) kali pemilihan dan akhirnya dimenangkan oleh

    Switzerland.

    PEMILIHAN PENYELENGGARA ANNUAL MEETING KE 80 DAN

    CONGRESS KE 24 TAHUN 2012

    Usulan Calon penyelenggara diikuti oleh 2 negara yaitu; Egypt

    dan Japan. Sebelum pemilihan, masing masing negara

    diberikan kesempatan untuk menampilkan rencana kerja,

    jadual dan acara peninjauan teknis ke lapangan serta acara

    menarik la innya yang akan ditampi lkan dalam

    penyelenggarakan Annual Meeting dan Congress. Pemilihan

    dimenangkan oleh Jepang.

    PRESENTASI PERSIAPAN ANNUAL MEETING ICOLD KE 78

    DI VIETNAM

    Vietnam sebagai penyelenggara Annual Meeting pada tahun

    2010, diberi waktu untuk menampilkan rencana kerja, jadual

    dan acara peninjauan teknis ke lapangan serta acara menarik

    lainnya secara lebih rinci dalam penyelenggarakan Annual

    Meeting ke 78 tahun 2010.

    PRESENTASI DARI CALON PESERTA PENYELENGGARA ANNUAL

    MEETING TAHUN 2013

    Amerika Serikat telah mengajukan usulan sebagai

    penyelenggara Annual Meeting tahun 2013 dan diberikan

    kesempatan untuk mempresentasikan rencana secara garis

    besar.

    Disamping agenda diatas, juga disampaikan Laporan

    Keuangan dan laporan tentang kegiatan organisasi ICOLD

    lainnya.

    3. SYMPOSIUM

    Symposium dilaksanakan selama 1 (satu) hari penuh, jumlah

    paper yang masuk 39 paper dan paper dari Indonesia terpilih

    untuk dipresentasikan dengan Judul: Environmental

    Influence to The Design, A Study Case on Asahan No.3

    HydroPower Project in Indonesia, disampaikan oleh Ir Mas'ud

    Marsam, MSc, MM (Chief of Oversight Committee JB-I, PT PLN,

    Persero), Anggota Komite Eksekutif KNI-BB. Paper copy

    symposium secara lengkap diterima oleh semua peserta

    berupa Proceeding dalam CD.

    4. CONGRESS KE 23 DAN PAMERAN PEMBANGUNAN DAMS &

    HYDRO POWER

    Pelaksanaan Congress diadakan setiap 3 (tiga) tahun sekali

    selama 5 (lima) hari dan merupakan tempat untuk

    memaparkan hasil penelitian dan studi, pengalaman

    renovasi, rehabilitasi dan up grading, pengalaman kegagalan

    dan keruntuhan bendungan, pengalaman permasalahan

    sedimen dan lingkungan, pengalaman pengoperasian dan

    p e m e l i h a r a a n s e r t a p e n g a l a m a n d a l a m

    penerapan/perbaikan peraturan/pedoman dalam keamanan

    bendungan, dsb, kesemuanya dibahas dan didiskusikan

    dalam forum ini dengan melalui sajian pertanyaan yang pada

    Congress ini telah mencapai urutan nomer pertanyaan yang

    ke 88, 89, 90 dan 91 sebagai topik bahasan utama.

    Pertanyaan yang telah ditentukan sebagai topik utama

    bahasan didalam Congress ke 23 terdiri dari 4 (empat), yaitu:

    (1) Question No.88. Dam and Reservoir, dipersentasikan

    24 paper, (2) Question No.89. Management of Siltation in

    Existing and New Reservoir, dipersentasikan 14 paper,

    (3) Question No.90 Upgrading of Existing Dams,

    dipersentasikan 21 paper, (4) Question No.91. Dam Safety

    Management dipersentasikan 20 paper. Paper copy secara

    lengkap diterima berupa Questions Communications didalam

    CD.

    5. PENINJAUAN TEKNIS KE LOKASI BENDUNGAN

    Disamping acara presentasi dan diskusi, peninjauan

    lapangan dilaksanakan untuk memberikan gambaran secara

    lengkap dari para peserta tentang permasalahan bendungan.

    Kunjungan lapangan dibagi kedalam 11 (sebelas) lokasi

    pilihan dan diadakan sebelum atau sesudah pelaksanaan

    Annual Meeting, Symposium dan Congress. Kami memilih

    peninjauan lapangan sebelum pelaksanaan acara formal

    dimulai dan melakukan peninjauan ke lokasi PLTA Simplicio,

    terletak 170 km dari Rio De Janeiro, masih dalam taraf

    pelaksanaan pembangunan: Bendungan (kapasitas 28 MW,

    tinggi jatuh 16,50 m), dilengkapi dengan overflow weir,

    dimana kelebihan air akan masuk kedalam lembah sebagai

    waterway alami yang mengalir paralel dengan sungai asli

    (beda kemiringan) sepanjang 30 km dan memotong berbagai

    sungai sebagai supplesi masuk ke waterway berakhir dengan

    membuat bendungan tipe urugan dengan inti kedap air (Rock

    fill Dam with imprevious core) dan menghasilkan kapasitas

    305,7 MW (3 unit x 101,9 MW, tinggi jatuh 113 m). Kunjungan

    berikutnya ke lokasi PLTA Santa Fe, terletak 55 km dari kota

    Juiz De Fora (225 km dari Rio De Janeiro), PLTA sudah dalam

    operasional, bendungan tipe labyrinth (tipe gergaji) dengan

    3

    kapasitas 18,2 MW, debit andalan 190 m /det, tinggi jatuh

    12,95 m, lokasi pembangkit terletak di bawah bendungan.

  • 24

    6. KESIMPULAN

    1. Pelaksanaan Annual Meeting ke 77, Symposium dan

    Congress ke 23 ICOLD merupakan tempat diskusi dan

    tukar pengalaman diantara para pakar/ahli perencana,

    pembangun, pengelola, pemelihara, peneliti dan penyedia

    semua keperluan penunjang pembangunan Dams dan

    Hydro Power dari 90 negara anggota didunia. ICOLD juga

    menghasilkan acuan/guide/referensi yang dapat

    digunakan dan diterapkan oleh Negara anggota. Bagi

    peserta dari Indonesia acara tersebut merupakan

    penggalian pengalaman sangat berharga dari Negara

    N e g a r a l a i n y a n g d a p a t d i te r a p k a n d a l a m

    pembangunan/pengembangan Bendungan dan

    Pembangkit Hidro di Indonesia.

    2. Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar (KNI-BB)

    sebagai salah satu anggota peserta ICOLD harus dapat

    mengikuti secara aktif dan diharapkan dapat sebagai tuan

    rumah pengadaan Annual Meeting dan atau tanpa

    Congress paling lambat pada tahun 2014. Hal ini dapat

    memberikan kesempakan bagi seluruh pakar Bendungan

    dan Hidro Power di Indonesia untuk mendapatkan transfer

    teknologi dari para pakar di dunia dan tak kalah penting

    adalah sebagai tempat promosi keberadaan Indonesia

    baik di bidang teknologi, budaya dan pariwisata.

    3. Keberadaan KNI-BB sebagai anggota aktif ICOLD harus

    d idukung o leh semua anggota dan anggota

    badan/organisasi/perusahaan agar dapat menjalankan

    misi pengembangan Bendungan yang bermanfaat bagi

    seluruh bangsa Indonesia.

    Bendungan Tipe Labirynth, PLTA Santa Fe

    Annual Meeting ke 77 di Brasilia, Brasil

    Presiden ICOLD Terpilih (2009 - 2012)

    Jia Jinsheng dari China

    Presiden ICOLD (berakhir Juni 2009)

    Luis Berga dari Spain dan

    Ketua Umum KNI-BB

    Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl.HE

    Ir. Masud Marsam, Msc, MM

    (Presentasi Paper Terpilih Symposium ICOLD)

    Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009

    Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22Page 23Page 24