Edisi Februari 2010Http: www.knibb-inacold.com; E-mail: [email protected]
1
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota
ISSN 1829-636X
BULETINKOMITE NASIONAL INDONESIA UNTUK BENDUNGAN BESAR
INDONESIAN NATIONAL COMMITTEE ON LARGE DAMS
INACOLD
KNI-BB
No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
DARI PENGURUSDARI PENGURUS
General Plan
PLTA Pumped Storage Upper Cisokan dengan Kapasitas 1.000 MW
di Provinsi Jawa Barat
General Plan
PLTA Pumped Storage Upper Cisokan dengan Kapasitas 1.000 MW
di Provinsi Jawa Barat
INTAKE
UPPER RESERVOIR
UPPER DAM
LOWER RESERVOIR
ahun 2010 baru kita mulai, ucapan selamat
menyambut Tahun Baru dari kami pengurus dan TTahun Macan yang dimulai 14 Februari 2010. Tentunya sesuai
sifat macan yang kuat dan selalu optimis kita berharap
banyak dari langkah-langkah kita kedepan.
Pemerintahan baru telah terbentuk dari hingar bingar pemilu
tahun lalu. Telah terbentuk kabinet baru yang kokoh dan yang
terkait langsung dengan KNI-BB sebagai Pembina
Ir. Djoko Kirmanto, Dipl.He tetap sebagai ujung tombak
mengawal Kementerian Pekerjaan Umum (istilah baru dari
Departemen ke Kementerian) tentunya merupakan pribadi
yang sangat familiar dengan aktifitas bendungan,
sedang Kementerian ESDM dinakhodai DR. Darwin Zahedy
Saleh, SE, MBA yang sebelumnya dosen dan staf ahli Dekan
Fakultas Ekonomi UI tentunya kita berharap kebijakan-
kebijakan yang menyangkut PLTA dapat dipahami dengan
cepat oleh Kementerian ESDM mengingat baru 5% potensi
energi air (3.500 MW) dari potensi yang ada pada Negara kita
(70.000 MW).
Bahasan utama PLTA Upper Cisokan yang merupakan pump
storage berkapasitas 1.000 MW merupakan satu bagian
penting dari rencana PLN untuk 10.000 MW tahap dua.
PLTA Upper Cisokan merupakan karya engineering yang
menarik karena akan membantu kekurangan listrik pada saat
Tim Redaksi Buletin KNI-BBTim Redaksi Buletin KNI-BB
Pembina: Bambang Kuswidodo, Mardjono Notodihardjo, Husni Sabar; Penanggung Jawab: John Paulus Pantouw;
Redaksi: Aries Feizal Firman, Mohammad Soedibyo, Pudji Hastowo, A. Hanan Akhmad, Bhre Susantini, Bambang Tedja I.I.,
Bambang Hargono, Hadi Susilo; Tata Usaha (TU): Herman Hidayat, Plenik Sawitri, Rosiana, Martin Malaibel, Syafri Ibrahim;
Alamat Redaksi/TU: Jl. H. Agus Salim No.69 Jakarta 10350, Telp./Fax.: (021)-3162543, HP: 081399318103, E-mail: [email protected]
2
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
beban puncak dan akan memompa kembali air ke hulu
dengan memanfaatkan kelebihan daya terpasang system
jaringan Jawa Bali pada saat beban dasar.
Pengelolaan yang perlu mendapat perhatian antara lain
adalah keruntuhan bendungan Situ Gintung dan bagaimana
selanjutnya dilakukan persiapan rekonstruksi dan penataan
ulang.
Pada tahun 2010 ini pula Komite Eksekutif mencanangkan
target besar untuk menyelenggarakan Annual Meeting ICOLD
pada tahun 2014 di Bali, tentunya kita berharap bisa
memperolehnya dan dukungan serta doa dari anggota KNI-BB
dan dukungan dari Pemerintah Indonesia sangat dibutuhkan.
Sedangkan untuk Rapat Anggota Tahunan dan Seminar
Nasional Bendungan Besar yang pada bulan Juni 2009 kita
adakan dengan sukses di Yogyakarta, maka pada tahun 2010
ini rencana diadakan di kota Bandung yang sejuk.
Demikian dari pengurus KNI-BB mari kita bersama-sama
dengan semangat menatap tahun 2010.
Selamat Menikmati.
RENCANA KNI-BB MENJADI TUAN RUMAH
ICOLD 2014
Rapat KE KNI-BB tanggal 11 September 2009 telah
memutuskan rencana KNI-BB menjadi tuan rumah
ICOLD 2014 di Bali. Hal ini terkait dengan kenyataan
bahwa terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah lebih
dari 20 tahun y.l. yaitu tahun 1986 di Jakarta
(Hotel Mandarin). Tahun ini ICOLD akan melakukan
Annual Meeting di Hanoi (Vietnam), sedangkan 2011
di Swiss dan 2012 di Jepang. Untuk tahun 2013 telah
ada pengajuan dari USA dan 2014 dari Srilangka,
dimana kedua nya masih belum formal. Voting untuk
2013 dilakukan di Swiss (2011) dan untuk 2014 dan
dilakukan voting di Jepang (2012).
Dalam rangka penyusunan rencana tersebut KNI-BB
telah membentuk Tim Persiapan yang terdiri dari
32 orang anggota KNI-BB yang terdiri dari unsur
Kementerian PU, PLN (sebagai Pemilik Bendungan),
disamping dari Perguruan Tinggi, Konsultan dan
Kontraktor anggota KNI-BB. Untuk mendapatkan
dukungan resmi dari Pemerintah, awal Februari ini telah
dilakukan pertemuan dengan Para Pembina dan Ketua
Kehormatan KNI-BB dan setelah itu dilanjutkan dengan
Direksi dari Anggota Badan KNI-BB. Tim Persiapan akan
mulai melakukan promosi awal saat International
Conference on Water Resources and Renewable Energy-
Asia 2010 di Kuching (Malaysia) 28-30 Maret 2010.
Pengurus KNI-BB mengharapkan agar para anggota
KNI-BB mulai lebih aktif untuk menulis makalah yang
dapat mencerminkan kemampuan para profesional
domestik dalam perencanan, pelaksanaan, operasi dan
pemeliharaan bendungan besar. Apabila diperlukan,
para anggota yang membutuhkan bimbingan dalam
penulisan makalah tersebut, Pengurus akan membantu
baik dari aspek materi maupun bahasa Inggris &
Perancis yang menjadi standar di ICOLD. Semoga
langkah KNI-BB untuk memajukan peran para anggota
asosiasi profesi kita bersama ini mendapat dukungan
dari semua pihak.
- Tim Persiapan Awal Penyelenggaraan Annual Meeting ke 82 -
FOKUS EDISI INIFOKUS EDISI INI
PLTA Pump Storage Upper Cisokan
Keruntuhan Bendungan Situ Gintung dan Rekonstuksi
Bendungan Tertinggi dan Terpanjang di Indonesia
Sekilas Info dan Serba Serbi Organisasi
Pertemuan Tahunan & Kongres ICOLD di Brasil
Komite Eksekutif KNI-BB
mengucapkan:
Selamat Idul Fitri 1430 H
Selamat Idul Adha 1430 H
Selamat Tahun Baru Hijriyah 1431 H
Selamat Hari Raya Natal 2009
Selamat Tahun Baru Masehi 2010
Selamat Idul Fitri 1430 H
Selamat Idul Adha 1430 H
Selamat Tahun Baru Hijriyah 1431 H
Selamat Hari Raya Natal 2009
Selamat Tahun Baru Masehi 2010
31. KELISTRIKAN DI INDONESIA
udah banyak kita ketahui bahwa fungsi dari S pembangunan bendungan adalah untuk menahan dan menampung air sesuai dengan kemampuan inflow
sungai untuk mengisi kapasitas waduk yang dibentuknya.
Sedangkan tujuan penampungan air dapat digunakan
berbagai fungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
disekitarnya. Salah satu tujuan pemanfaatan air dari waduk
dan bendungan adalah untuk menciptakan suatu kapasitas
volume air yang dapat memberikan tenaga potensial atau
mempunyai potensi tinggi jatuh debit air yang dapat
mengubah tenaga mekanis memutar turbin dan memutar
generator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan data statistik
PT PLN (Persero) akhir tahun 2008, pada saat ini rasio
kelistrikan di Indonesia sebesar 62,42%, total kapasitas
terpasang 25.593,92 MW, produksi energy total
1 1 8 . 0 4 6 , 8 4 G W h ,
P e m b a n g k i t H y d r o
menyumbang produksi
e n e r g y s e b e s a r
10.739,97 GWh atau
7,19 % dari kapasitas
terpasang PLTA sebesar
3.504,28 MW dan masih
banyak warga masyarakat
Indonesia yang belum
menikmati sentuhan teknologi kelistrikan
(37,58%). Berbagai upaya diusahakan oleh
Pemerintah melalui PT PLN (Persero) untuk meningkatkan
layanan kelistrikan baik kuantitas maupun kualitasnya
dengan berbagai program pembangunan kelistrikan,
diantaranya adalah pembangunan kelistrikan 10.000 MW
tahap I dengan menggunakan bahan bakar batubara atau
sering disebut PLTU Batubara. Mengingat sifatnya PLTU
Batubara akan beroperasi terus menerus untuk memenuhi
kebutuhan kelistrikan pada beban dasar dan diharapkan
akan beroperasi keseluruhan pada tahun 2012.
Pemerintah merencanakan melanjutkan pembangunan
kelistrikan 10.000 MW tahap II yang akan segera dimulai dan
akan menggunakan dari berbagai potensi energy, seperti
Panas Bumi (Geothermal), Air, Batubara dan Gas.
2. MENGAPA PLTA PUMP STORAGE DIPERLUKAN
Kita perlu memahami pengertian beban dasar dan beban
puncak pada sistem kelistrikan di Indonesia. Pada system
kelistrikan interkoneksi Jawa-Bali-Madura, beban puncak
akan berlangsung dari waktu Pkl 17.00 sampai dengan Pkl.
22.00 sebagai akibat dari pemakaian kebutuhan listrik rumah
tangga yang meningkat, sedangkan kebutuhan kelistrikan
untuk dibawah beban puncak sering disebut sebagai beban
dasar. Selisih beban puncak dengan beban dasar untuk
system Jawa Bali Madura sekitar 4.000 MW. Pengisian beban
puncak diharapkan dapat dipenuhi dari pembangkit yang
s i f a t n y a m u d a h
d i o p e r a s i ka n s e p e r t i
Pembangkit Listrik Tenaga
dari bahan bakar Gas
(PLTG) atau Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA).
Pada saat selesainya
pembangunan kelistrikan
tahap I , d iperkirakan
mempunyai kelebihan
produksi energy listrik pada
waktu beban dasar, namun masih
kekurangan kebutuhan energy listrik pada beban puncak.
Mengingat produksi energi listrik bersifat tidak dapat
disimpan seperti komoditas lain dan dimungkinkan adanya
perbedaan tarif harga jual listrik antara pada saat beban
dasar dengan tarif harga jual listrik yang lebih mahal pada
saat beban puncak, maka untuk keseimbangan kebutuhan
sistem kelistrikan, terpilihlah Pembangkit Listrik Tenaga Air
Upper Cisokan yang mempunyai waduk di bagian atas (hulu)
dengan volume air dominan berasal dari memompa air waduk
bagian bawah (hilir).
LAPORAN UTAMA
PLTA PUMP STORAGE UPPER CISOKAN 1.000 MWPERTAMA DI INDONESIA
Oleh:
Ir. Hadi Susilo, MM
Gambar No.1 - Produksi Energi (2008)
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
4Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Atau disebut Upper Cisokan Pumped Strorage Hydroelectric
Power Plant 1.000 MW atau PLTA Pumped Storage Upper
Cisokan dengan kapasitas 1.000 MW (PLTA Upper Cisokan).
Secara prinsip dapat disimpulkan bahwa PLTA Upper Cisokan
menyimpan energi pada saat beban dasar (off peak) untuk
menyediakan kapasitas yang handal pada saat beban
puncak, dengan cara memompa air dari waduk hilir ke waduk
hulu sebagai penyimpan energi dengan menggunakan
kelebihan energi pada saat beban dasar, sedangkan manfaat
PLTA Cisokan diantaranya adalah menyediakan tenaga listrik
pada saat beban puncak, mengontrol frekuensi, mempunyai
kemampuan respons yang dinamis, berfungsi sebagai
fasilitas pembangkit stand by dan apabila system mengalami
collaps mampu melakukan black start.
Gambar No.2 - Kurva Beban Harian dengan Beban Maksimum Tahunan
3. KOMPONEN UTAMA PLTA UPPER CISOKAN
Rencana pembangunan proyek PLTA Upper Cisokan terletak
dibagian hulu dari Sungai Cisokan salah satu anak Sungai
Citarum di Jawa Barat. Di Sungai Citarum telah dibangun PLTA
Saguling 700 MW, PLTA Cirata 1.000 MW dan PLTA Jatiluhur
135 MW dengan bangunan bendungan tipe Urugan Batu
lapisan inti Kedap Air dan Concrete Face Rock Fill Dam (CFRD)
di Cirata.
Komponen utama PLTA Upper Cisokan terdiri dari 2 unit
bendungan, bendungan atas (Upper Dam) terletak di Sungai
Cirumanis anak Sungai Cisokan, mempunyai tipe Concrete
Gravity, tinggi 75,50 m dan panjang pada puncak bendungan
375,00 m pada elevasi +800,50 m dpl, luas catchment
2
10,50 km , fluktuasi tinggi muka air pada kondisi normal
El. +796,50 m dan pada kondisi muka air terendah
El. +777,50, sedangkan bendungan bawah (Lower Dam)
terletak di Sungai Cisokan, mempunyai tipe Concrete Gravity,
tinggi 98,00 m, panjang pada puncak bendungan 294,00 m
pada elevasi +503.00 m dpl. Elevasi muka air normal
El. +499,50 m dan elevasi muka air terendah El. +495,00 m,
2
Luas catchment 355.00 km .
Kedua bendungan menciptakan waduk dengan kapasitas
3
volume aktif masing masing 10 juta m dan mempunyai
maksimum tinggi jatuh kotor (gross head) setinggi 301,50 m
dan minimum 278,00 m. Bendungan direncanakan dibangun
dengan metode Roller Compacted Concrete Dams (RCC).
Fasilitas waterway terdiri dari dua unit intakes dengan
3
maksimum debit turbin 432 m /det, dua unit headrace
tunnels masing masing berdiameter 7,40 m dengan panjang
1,22 km unit 1 dan 1,16 km unit 2, dua unit Surge Tanks tipe
Restricted Orifice diameter shaft 15,00 m, tinggi 78 m dengan
upper chamber, dua unit Penstocks masing masing
mempunyai panjang 475,00 m dan 530,00 m, diameter
dalam (ID) 5,90 m dan empat unit ID 4,17 m - 3,10 m dan
empat unit Tailrace tunnels masing masing diameter 5,20 m
panjang 190 m - 270 m. Gedung Pembangkit terletak dibawah
tanah (Underground Power House) dengan dimensi, tinggi
51,15 m, lebar 26,00 m dan panjang 156,60 m yang akan diisi
dengan empat unit mesin generator dengan nominal rating
untuk menghasilkan tenaga pembangkit sebesar
1.040,00 MW dari masing-masing kapasitas 260 MW dan
disalurkan ke Jakarta masuk ke dalam sistim jaringan 500 kV
Jawa Bali. Jalan menuju ke lokasi proyek akan dibangun jalan
masuk sepanjang 34 km dari Bendungan Saguling.
Gambar No.3 - Lokasi Proyek
5Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Gambar No.4 - General Plan
Gambar No.5 - Penampang Melintang Power House
Gambar No.6 - Penampang Melintang Bendungan
LOWER RESERVOIR
H.W.L 499.50 m
L.W.L. 495.00 m
6Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
4. CARA KERJA PLTA UPPER CISOKAN
Setelah semua pembangunan phisik selesai dan semua
prosedur telah dipenuhi, maka pengoperasian PLTA Upper
Cisokan dapat dimulai. Apabila dimulai dengan pengisian
waduk atas (Upper Reservoir), maka posisi waduk bawah
(Lower Reservoir) dalam kondisi penuh berisi air. Volume air
waduk bawah dipompa ke waduk atas menggunakan daya
listrik pada saat beban dasar sistim kelistrikan mengalami
kelebihan daya selama 18 jam operasi (pkl. 23.00 s.d
pkl. 17.00 keesokan hari) dan pada waktu beban puncak
pkl. 17.00 s.d pkl. 22.00 tenaga potensial volume air waduk
atas dipergunakan untuk memutar turbin dan kemudian
memutar generator untuk dirubah menjadi tenaga listrik
dengan Rated Voltage 18 kV dan dialirkan ke Transformer
untuk Rated Voltage dinaikkan menjadi 500 kV, diteruskan ke
Switchyard untuk di salurkan ke konsumen melalui transmisi
500 kV dan di distribusikan ke konsumen setelah melalui
Gardu Induk untuk penurunan Rated Voltage sesuai
kebutuhan dan sampailah kepada pengguna jasa kelistrikan,
maka Kehidupan Masyarakat Makin Meningkat.
(Electricity for a Better Life).
Sedangkan waduk bawah selisih fluktuasi tinggi muka air
4,00 m dalam pergerakan waktu 6 jam.
(2). Analisis perhitungan detail terhadap keamanan
bendungan harus sesuai dengan kriteria yang berlaku
internasional dan sesuai dengan pedoman Komisi
Keamanan Bendungan Indonesia diantaranya adalah
untuk gempa harus ditinjau untuk kondisi Maximum
Credible Earthquake (MCE) dan system pembebanan
digunakan extream load condition yaitu sistem kombinasi
pembebanan normal ditambah dengan MCE.
(3). Kajian, uji lapangan dan evaluasi teknis untuk pondasi
dan pekerjaan bukaan bawah tanah/ terowongan
(underground) harus selalu dilakukan selama
pelaksanaan pekerjaan galian untuk mendapatkan
masukan kemungkinan terjadi perubahan parameter
desain terhadap treatment yang diperlukan dalam setiap
tahapan peningkatan system perkuatan pondasi dan
bukaan bawah tanah.
(4). Diperlukan tes grouting untuk meyakinkan tingkat
permeabilitas batuan yang ada dibawah bendungan.
(5). Permasalahan lingkungan dan pembebasan lahan/Land
Acquisition and Resettlement Plan (LARAP) serta sosial
kemasyarakatan harus dilakukan kajian mendalam untuk
menghindari ketidakpuasan dikemudian hari.
(6). Dan penyusunan pedoman rencana tindak darurat.
6. STATUS PELAKSANA PROYEK
Status kemajuan pekerjaan pada saat ini diantaranya adalah
penandatanganan ijin prinsip oleh Gubernur Jawa Barat,
Bupati Bandung Barat dan Bupati Cianjur telah dilaksanakan
pada tanggal 21 Agustus 2009 disaksikan oleh Menteri
Bappenas untuk pembebasan lahan dapat mulai
dilaksanakan, proses pengadaan pembuatan jalan dan
pengadaan konsultan detail desain dan supervisi serta
persiapan lainnya sedang berlangsung.
Semoga sekelumit tulisan tentang rencana pembangunan
PLTA Pumped Storage Upper Cisokan 1.000 MW ini dapat
memberikan gambaran secara umum betapa besarnya nilai
tambah yang dapat dipetik dengan memanfaatkan volume air
waduk secara berulang sebagai wujud dari pengembangan
sumber daya air untuk kepentingan warga masyarakat
Indonesia.
Referensi: Supplementary Study (Newjec, Colenco,
PT. Hasfarm Dian Konsultan, PT. Kwarsa Hexagon, April 2007),
Kajian Keamanan Bendungan (Balai Bendungan, November
2007), Analisa Dinamis Struktur Tubuh Bendungan (Lapi ITB,
Oktober 2008), PLN Statistics 2008.
5. TANTANGAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
Sudah sewajarnya dalam pembangunan bendungan besar
perlu memperhatikan semua aspek tinjauan mulai dari segi
teknis, lingkungan, keuangan dan resiko yang mungkin
timbul. Dalam tulisan ini dibatasi untuk sedikit menguraikan
permasalahan segi teknis yang harus mendapat perhatian
diantaranya adalah:
(1). Mengingat fluktuasi air di dalam waduk khususnya waduk
atas mempunyai perbedaan tinggi antara tinggi air normal
dengan tinggi air terendah setelah pengoperasian
pembangkit pada beban puncak akan mencapai 19.00 m
dalam pergerakan waktu 6 jam (El. +796,50 s.d
El. +777,50). Untuk menghindari kemungkinan terjadi
ketidakstabilan lereng waduk dikemudian hari, maka
dalam tahap desain dilakukan studi potensi daerah
longsor dan cara mengatasinya dan telah diusulkan
menggunakan system proteksi dengan counter weight.
Gambar No.7 - Cara Kerja PLTA Cisokan
Gambar No.7 - Cara Kerja PLTA Cisokan
71. BENCANA 27 MARET 2009
endungan Situ Gintung berlokasi di Kecamatan
B Ciputat Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan berada disebelah Barat dari Provinsi DKI Jakarta (Gambar-1).
Bendungan Situ Gintung selesai
dibangun tahun 1933 oleh
Pemerintah Hindia Belanda untuk
menambah volume air yang
sebelumnya berada dalam suatu
telaga alam yang selanjutnya
merupakan suatu waduk. Waduk
S i tu G intung dengan luas
genangan semula sekitar 33 Ha
dan pada kondisi terakhir tinggal
sekitar 21 Ha dengan kapasitas
tampungan waduk sek i ta r
3
690.000 m .
Hujan deras mengguyur wilayah
sekitar Waduk Situ Gintung pada
tanggal 26 Maret sore dan dengan
cepat menambah isi waduk yang pada
waktu itu elevasi air
sudah cukup tinggi kira-
kira 1,00 m di bawah
m e r c u b a n g u n a n
pelimpah. Muka air
waduk naik mulai pukul
17.00 WIB dan meluap
melalui pelimpah dan
terus mengalir melalui
saluran pembuangan
k e S u n g a i
Pesanggrahan.
Selanjutnya terjadi
k e r u n t u h a n
bendungan disekitar
bangunan pelimpah
yang menyebabkan banjir
ke bagian hilir.
Korban akibat banjir sekitar 100 orang meninggal dan
kerusakan pada sekitar 300 bangunan rumah dan fasilitas
umum. Kerusakan bangunan sekitar 26% rusak total, sekitar
61% rusak berat dan sekitar 13% rusak ringan.
2. PERNYATAAN KNI-BB
Setelah kejadian bencana, KNI-BB
segera melakukan pembahasan
dengan menampung masukan
dan pendapat dari anggota KNI-BB
dan berbagai pihak. Selanjutnya
suatu Pernyataan KNI-BB yang
d is iapkan o leh suatu T im
P e m b a h a s K N I - B B t e l a h
disampaikan kepada Menteri
Pekerjaan Umum melalui surat
Nomor 235/KNI-BB/IV/2009
t a n g g a l 2 A p r i l 2 0 0 9 .
Butir-butir Pernyataan KNI-BB
berkenaan dengan keruntuhan
bendungan Situ Gintung tanggal 27
Maret 2009, adalah sebagai berikut:
a. KNI-BB berpendapat
bahwa yang terjadi
d i S i tu G in tung
tanggal 27 Maret
2009 adalah suatu
k e g a g a l a n
bendungan, dalam
hal ini merupakan
k e r u n t u h a n
s e b a g i a n t u b u h
b e n d u n g a n d a n
b a n g u n a n
p e l e n g ka p ya n g
m e n g a k i b a t k a n
tidak berfungsinya
bendungan.
Oleh:
Ir. Bambang Kuswidodo, Dipl.HE
Gambar - 2: Keruntuhan Bendungan Situ Gintung, 27 Maret 2009
SITU GINTUNGKERUNTUHAN BENDUNGAN DAN PERSIAPAN REKONSTRUKSI
Gambar - 1: Lokasi Bendungan/Waduk Situ Gintung,
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
8Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Hal ini berawal pada pengertian bahwa bendungan Situ
Gintung adalah bendungan tipe urugan tanah untuk
menahan air sehingga terbentuk suatu waduk atau wadah
buatan untuk manampung air yang dapat dinamakan
sebagai waduk Situ Gintung.
b. Bendungan Situ Gintung yang selesai dibangun sekitar
tahun 1932, sesuai data dan informasi yang ada
disebutkan bahwa volume tampungan waduk sebesar
3
1,5 juta m , panjang puncak bendungan sekitar 200 m, dan
tinggi bendungan diperkirakan kurang dari 10 m.
Berdasarkan data tersebut, bendungan Situ Gintung
merupakan bendungan yang termasuk dalam lingkup
pengaturan keamanan bendungan berdasarkan ketentuan
d a l a m Pe r a t u r a n M e n te r i Pe ke r j a a n U m u m
No.72/PRT/1987 (Permen PU No.72/1987) tentang
Keamanan Bendungan beserta peraturan perubahannya
yang saat ini diberlakukan. Bendungan Situ Gintung ini
memang tidak termasuk dalam kriteria bendungan besar
standar KNI-BB.
c. Sebagaimana diketahui, bendungan yang termasuk dalam
lingkup keamanan bendungan sesuai dengan Permen PU
No.72/1987 adalah semua bendungan yang memenuhi
kriteria: 1) bendungan yang mempunyai ketinggian 15 m
atau lebih diukur dari dasar lembah terdalam dan dengan
3
daya tampung sekurang-kurangnya 100.000 m ;
2) mempunyai ketinggian kurang dari 15 m diukur dari
dasar lembah terdalam dan dengan daya tampung
3
sekurang-kurangnya 500.000 m ; atau 3) bangunan
penahan air lainnya di luar ketentuan yang disebut pada
butir 1) dan/atau butir 2) ayat ini yang ditetapkan oleh
Komisi Keamanan Bendungan.
Sedangkan bendungan besar yang termasuk standar
KNI-BB meliputi bendungan yang memenuhi kriteria:
1) bendungan dengan tinggi 15 m atau lebih yang diukur
dari dasar pondasi terdalam dan dengan daya tampung
3
sekurang-kurangnya 100.000 m ; atau 2) bendungan
dengan tinggi 10-15 m diukur dari dasar pondasi terdalam
dan dengan panjang puncak bendungan tidak kurang dari
500 m, atau dengan daya tampung waduk sekurang-
3
kurangnya 100.000 m , atau debit banjir maksimal yang
3
diperhitungkan tidak kurang dari 1.000 m /det; atau
3) bendungan lainnya yang mempunyai kesulitan khusus
pada pondasi atau bendungan yang didesain
menggunakan teknologi baru.
d. Berkaitan dengan penyebab kegagalan bendungan Situ
Gintung, walaupun diawali dengan keadaan curah hujan
yang sangat tinggi, perlu dilakukan kajian yang mendalam
d e n g a n m e n g a c u p a d a Pe r a t u r a n L e m b a g a
Pengembangan Jasa Konstruksi yang menetapkan Tolok
Ukur Kegagalan Bangunan Bidang Sipil Sub Bidang
Bendungan Besar, yang mencakup Kriteria Kegagalan
Bendungan dan Tolok Ukur Kegagalan Bendungan yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang
No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan
Pemerintah No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi. Kriteria Kegagalan Bendungan khususnya
untuk bendungan tipe urugan tersebut dapat
dikelompokkan dalam 4 (empat) jenis kegagalan yaitu:
1) kegagalan struktur termasuk kegagalan kuat geser,
kegagalan struktur yang berupa longsoran dapat
merupakan longsoran pondasi atau longsoran tubuh
bendungan; 2) kegagalan hydraulic yang dapat berupa
peluapan erosi gelombang, erosi kaki hilir dan
pembentukan lembah; 3) kegagalan rembesan yang dapat
berupa kehilangan air waduk yang terlampau besar dan
masalah kestabilan bendungan karena rembesan;
4) kegagalan operasi yang dapat terjadi karena kesalahan
operator.
Berdasarkan kriteria International Commission on Large
Dams (ICOLD) kriteria kegagalan bendungan selanjutnya
dikategorikan dalam tingkat keruntuhan bendungan yang
terjadi.
e. Kajian kegagalan bendungan Situ Gintung yang
merupakan keruntuhan sebagian tubuh bendungan dan
bangunan pelimpah perlu dilakukan oleh suatu Tim Teknis
Investigasi yang harus segera dibentuk. Tugas Tim Teknis
Investigasi terutama harus mencakup: 1) menghimpun
keterangan dari pihak-pihak terkait; 2) menghimpun
dokumen teknis dan data pendukung ; 3) melakukan
pengujian yang diperlukan di lapangan dan laboratorium.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No.18 Tahun
1999 tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan Pemerintah
No.29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, perlu segera dibentuk suatu Tim Penilai Ahli
Kegagalan Bangunan, dalam hal ini adalah suatu Tim
Penilai Ahli Kegagaln Bendungan Situ Gintung.
Berhubung kemendesakan perlunya Tim Penilai Ahli
Kegagalan Bendungan Situ Gintung, maka pembentukan
Tim Penilai Ahli tersebut perlu segera ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum.
Tim Penilai Ahli tersebut seyogyanya terdiri dari 3 penilai
ahli yang profesional dan kompeten dalam bidang yang
berkaitan dengan bendungan serta bersifat independen
dan mampu memberikan penilaian secara obyektif. Tim
Penilai Ahli harus mempunyai sertifikat keahlian, dengan
klasifikasi tertinggi/Ahli Utama dari Asosiasi Profesi bidang
bendungan yaitu KNI-BB.
9Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Tim Penilai Ahli Kegagalan Bendungan Situ Gintung
bertugas untuk antara lain: 1) menetapkan sebab-sebab
terjadinya kegagalan bendungan; 2) menetapkan tidak
berfungsinya bendungan; 3) menetapkan pihak yang
bertanggung jawab atas kegagalan bendungan.
f. Penanganan yang perlu dilakukan setelah keruntuhan
bendungan Situ Gintung adalah upaya agar tidak terjadi
keruntuhan atau longsoran lebih lanjut dan mengupayakan
kelancaran aliran dari waduk apabila terjadi curah hujan
yang tinggi, sehingga tidak menimbulkan kerusakan ulang
di bagian hilir.
H a l i n i d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n u p a y a :
1) pengamanan/perkuatan pada bagian bendungan yang
runtuh dan agar dapat tetap mengalirkan air;
2) pembuatan alur pada waduk ke arah bagian yang runtuh
untuk kelancaran aliran; 3) perbaikan/peningkatan
saluran pada hilir bendungan untuk memperlancar aliran
dari bagian yang runtuh sampai ke kali Pesanggrahan.
g. Penanganan kembali bekas waduk Situ Gintung harus
diawali dengan penerapan penataan ruang berdasarkan
Undang-Undang No.26/2009 tentang Penataan Ruang,
dengan tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
khususnya semula Kabupaten Tangerang dan kemudian
Kota Tangerang Selatan.
Dengan memperhatikan pula kondisi daya dukung
lingkungan hidup dan kondisi sumber daya air saat ini pada
daerah tangkapan bekas waduk Situ Gintung dan juga
keberadaan masyarakat, selanjutnya baru dapat
dipertimbangkan kemungkinan pengembangan lebih
lanjut untuk bekas waduk Situ Gintung.
Dua opsi pokok dapat dipertimbangkan, yaitu:
1) pengembangan bekas waduk Situ Gintung untuk
kawasan konservasi dengan dengan tanpa membangun
bendungan; 2) pengembangan bekas waduk Situ Gintung
dengan membangun kembali bendungan Situ Gintung.
h. Apabila dipertimbangkan bahwa bendungan Situ Gintung
akan dibangun kembali, harus dilakukan dengan melalui
penyiapan studi kelayakan dan studi AMDAL serta
penyiapan desain bendungan.
Studi kelayakan harus mencakup analisis kondisi topografi,
analisis geologi, analisis hidrologi, analisis sosial ekonomi
dan budaya, dan analisis kelayakan teknis, ekonomis, dan
lingkungan, serta rencana penggunaan sumber daya air.
Hal ini sangat terkait dengan manfaat yang diharapkan
dengan membangun kembali bendungan Situ Gintung,
misalnya untuk tujuan penyediaan air baku, pengendalian
banjir, dan konservasi, serta pariwisata.
Selanjutnya penyiapan desain harus didasarkan pada
kriteria desain yang ditetapkan berdasarkan kaidah
ke a m a n a n b e n d u n g a n , d e n g a n a n t a r a l a i n
memperhatikan kaji ulang debit banjir rencana, hidrograf
banjir, kapasitas bangunan pelimpah, tinggi jagaan, dan
drainase kaki bendungan.
i. Berkenaan dengan pembelajaran dari terjadinya
kegagalan bendungan Situ Gintung, perlu menjadikan
perhatian pengelolaan bendungan situ-situ yang lain, dan
juga untuk keseluruhan bendungan yang sedang
dioperasikan.
Ketentuan yang perlu dipedomani ada dalam Permen PU
No.72/1997 tentang Keamanan Bendungan dan Pedoman
Keamanan Bendungan SNI No.1731-1989, serta referensi
dari ICOLD, Dam Safety Guidelines, Bulletin 59, 1987.
Dengan perlu diawali upaya inventarisasi bendungan yang
lebih menyeluruh dan akurat, selanjutnya hal-hal yang
perlu diperhatikan terutama adalah: 1) pelaksanaan
ketentuan mengenai pemeriksaan bendungan dan
inspeksi bendungan, dan ketentuan lain dalam Permen PU
No.72/1987 tentang Keamanan Bendungan dan
Pedoman Keamanan Bendungan SNI No.1731-1989;
2) perlunya semua pengelola bendungan menyampaikan
hasil pemeriksaan bendungan ke Balai Bendungan;
3) perlunya setiap bendungan dilengkapi dengan Dam
Break Analysis dan Rencana Tindak Darurat.
j. Perlu segera diterbitkan surat edaran Menteri Pekerjaan
Umum berkaitan dengan pengelolaan bendungan, yaitu
1) surat edaran kepada para Gubernur mengenai perlunya
koordinasi berkaitan dengan kewaspadaan pengelolaan
bendungan yang ada di wilayah provinsi masing-masing;
2) surat edaran kepada Pengelola bendungan yaitu untuk
seluruh bendungan milik Departemen Pekejan Umum,
PT PLN (Persero), dan Badan Hukum lainnya, bahwa
pengelolaan bendungan harus berdasarkan ketentuan
yang berlaku.
Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum tersebut perlu
ditindak lanjuti surat dari Direktur Jenderal Sumber Daya
Air yang lebih teknis dan operasional.
k. Berkaitan dengan upaya peningkatan pengelolaan
bendungan di masa mendatang, perlu dilakukan
perkuatan institusi keamanan bendungan, terutama untuk
Balai Bendungan terkait struktur organisasi, kuantitas dan
kualitas sumber daya manusianya. Perkuatan institusi
keamanan bendungan tersebut juga harus disertai dengan
kejelasan dan peningkatan pendanaan operasi dan
pemeliharaan bendungan beserta waduknya.
10
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
l. Pengaturan mengenai pembangunan dan pengelolaan
bendungan diharapkan dapat lebih efektif apabila telah
disahkan-nya Peraturan Pemerintah (PP) tentang
Bendungan yang sebagaimana diketahui saat ini masih
dalam status Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)
tentang Bendungan dan masih dalam proses harmonisasi.
Pengaturan dalam RPP tentang Bendungan tersebut
meliputi bendungan dengan kriteria yang sama dengan
kriteria bendungan besar standar KNI-BB sebagaimana
tersebut pada huruf c. Sedangkan pengaturan untuk
bendungan-bendungan di luar kriteria dalam RPP tentang
waduk dan bendungan tersebut, akan diatur dalam
Peraturan Menteri dalam hal ini adalah Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum (Permen PU).
Selanjutnya di samping perlu segera diupayakan
pengesahan PP tentang Bendungan, juga perlu diupayakan
segera penyiapan Permen PU sebagai turunan dari PP
tentang Bendungan, terutama; 1) Permen PU untuk
bendungan dengan kriteria yang tidak termasuk di dalam
kriteria dalam PP tentang Bendungan; dan 2) Permen PU
tentang Keamanan Bendungan sebagai pengganti dan
penyempurnaan Permen PU No.72/1987.
m.Berkaitan dengan dampak perubahan iklim global yang
disebutkan sangat mempengaruhi keadaan hidrologi yang
terkait dengan pengelolaan bendungan, perlu dilakukan
kajian yang lebih menyeluruh dan mendalam oleh institusi
penelitian yang kompeten, antara lain oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Air. Hal ini mengingat
antara lain perlu kejelasan sampai dimana perubahan
iklim global menyebabkan pergeseran iklim terkait dengan
hujan dan terjadinya banjir. Untuk ini perlu dilakukan suatu
kajian hidrologi yang dapat memberikan kejelasan.
n. Terjadinya kegagalan bendungan Situ Gintung pada
tanggal 27 Maret 2009 telah mendapat perhatian dari
kalangan Internasional, antara lain dengan telah
diterimanya pernyataan condolence dari Iran National
Committee on Large Dam (IRCOLD) dan response dari
ICOLD lebih lanjut. Berkaitan dengan ini, KNI-BB/INACOLD
akan menyiapkan suatu Country report on Situ Gintung
dam failure in Indonesia yang akan disampaikan dalam
77th Annual Meeting ICOLD di Brazilia, Brazil pada akhir
Mei 2009, khususnya dalam Dams Safety Technical
Committee Meeting.
3. INACOLD INITIAL INFORMATION
Annual meeting ke 77 International Commission on Large
Dams (ICOLD) diselenggarakan pada tanggal 21 sampai
dengan 25 Mei 2009 di Brasilia, Brazil. Pada agenda
Technical Committee Meeting untuk Dam Safety Technical
Committee, telah disampaikan An Initial Information on Situ
Gintung Dam Failure in Indonesia berupa informasi garis
besar sebagai berikut:
a. Background
The dam is located in South Tangerang town in the vicinity of
Jakarta, the capital of Indonesia. It was constructed in
1932-1933 (more than a decade prior to the independence
of Indonesia in 1945) for the purpose of irrigation of 270 ha
by building the dam with around 30 ha of reservoir area. The
scheme consists of an earth fill type dam, a masonry
spillway and two irrigation intake gates.
b. The Dam Failure
On 27 March 2009 early morning the spillway and the left
bank of the dam collapsed. This created disaster to the
downstream area of the dam which were already occupied
by residential buildings. The casualties count for more than
100 people due to the flood from the reservoir.
c. Evaluation and Investigation
From hydrological data, the rainfall recorded at 162 mm on
26 March 2009. It was assumed that around 10 pm, water
level at the reservoir overflowed the spillway crest As the
inflow increased during the continuous rain that night,
scouring at the down-stream part of its spillway started to
occur. Around 04.30 am on 27 March, the spillway
collapsed and the damages at the down stream area were
extremely substantial.
d. Available Options
During the current preliminary review, there are several
options being thoroughly considered. Among others, they
include the reconstruction of the dam or decommissioning
or combination of the first two options. An independent
investigation team has been assigned to find out the real
causes of this dam failure and recommend further action
plans.
e. Concluding Remarks
Regardless of the option finally chosen, in any case there
will surely be public consultation meetings. Moreover, the
catchment area becomes an integral part of the
comprehensive study. After the investigation completes in
the next few weeks, design stage will then begin by
mobilizing our dam engineers.
11
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
4. PENYEBAB KERUNTUHAN BENDUNGAN SITU GINTUNG
Berbagai pihak telah melakukan pembahasan mengenai
keruntuhan bendungan Situ Gintung dan mengemukakan
berbagai pendapat. Pembahasan juga dilakukan pada
Seminar Nasional Bendungan Besar di Yogyakarta tanggal 10-
11 Juni 2009.
Pembahasan yang intensif telah dilakukan oleh suatu Tim
Penilai Ahli Kegagalan Bendungan yang diusulkan oleh KNI-
BB, dan ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum sesuai
dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
310/KPTS/M/2009 tanggal 13 April 2009 tentang
Pembentukan Tim Penilai Ahli Bencana Situ Gintung.
Berdasarkan temuan, wawancara, bukti, penyelidikan,
analisis dan evaluasi ilmiah, Tim Penilai Ahli tersebut telah
membuat kesimpulan yang pada dasarnya sebagai berikut:
a. Pada peristiwa banjir 27 Maret 2009 diyakini bahwa
keruntuhan bendungan Situ Gintung tidak disebabkan
karena adanya over topping diatas puncak bendungan
dan juga erosi buluh (piping).
b. Penyebab keruntuhan pada peristiwa itu adalah:
1) Tubuh bendungan sebelah kiri pelimpah telah menjadi
lemah karena galian untuk pembangunan perumahan.
Disini telah terjadi peregangan dan dekompaksi
sehingga stabilitasnya rendah mendekati kritis, FK = 1,1
< 1,50 (standar), serta sangat potensial terangkat oleh
tekanan up lift.
2) Saluran luncur tidak cukup kapasitasnya untuk
mengalirkan banjir 27 Maret 2009 sehingga terjadi
over topping di atas dinding saluran luncur pelimpah.
3) Terjadi peninggian air di saluran buang karena adanya
hambatan, yaitu perumahan, penyempitan saluran
buang, dan pengaruh back water sungai
Pesanggrahan, sehingga terjadi turbulensi di luar kolam
dan menyebar ke kiri kanan.
4) Muka air waduk pada puncak banjir cukup tinggi, elevasi
+99,00 m.
5) Pengikisan/erosi setempat (scouring), kemungkinan
channeling dan pengangkatan (up lift) menyebabkan
longsoran tubuh bendungan kiri pelimpah dan
kemudian diikuti oleh keruntuhan pelimpah dan
selanjutnya menjadi keruntuhan total.
5. PERSIAPAN REKONSTRUKSI DAN PENATAAN ULANG
SITU GINTUNG
Dalam rangka upaya rekonstruksi dan penataan ulang Situ
Gintung telah dibentuk suatu tim berdasarkan Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 297.1/KPTS/M/2009
tanggal 31 Maret 2009 tentang Pembentukan Tim Evaluasi
dan Persiapan Rehabilitasi-Rekonstruksi dan Penataan Ulang
Situ Gintung.
Selain rencana rehabilitasi-rekonstruksi Situ Gintung, terkait
dengan penyusunan rencana penataan ulang Situ Gintung
Tim telah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Rencana pembangunan jalur (alignment) saluran
limpasan/sungai selebar 6 m,
b. Penyediaan sempadan sungai selebar 10 m kiri dan kanan,
yang akan diarahkan sebagai jalan inspeksi dan ruang
terbuka hijau (RTH),
c. Penataan bangunan dan lingkungan pada zona terdampak
(di luar sempadan sungai 10 m) antara lain melalui
pengaturan pemberian IMB secara ketat dan penerapan
building codes (KDB, KLB, ketinggian bangunan dan
persyaratan teknis lainnya), penyediaan jaringan jalan
lingkungan yang juga berfungsi sebagai jalur evakuasi bila
terjadi bencana. Penataan tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan metoda konsolidasi lahan atau
dengan tetap mempertimbangkan kondisi kepemilikan
lahan semula,
d. Pengaturan sempadan situ yaitu sempadan 50 m sebagai
buffer zone dan penataan kembali bangunan dan
lingkungan melalui pembatasan pembangunan baru dan
penerapan building codes yang tegas,
e. Penetapan zoning codes dan building codes pada
catchment area,
f. Kebutuhan pembangunan Rusunawa untuk menampung
masyarakat korban bencana khususnya warga yang
selama ini mengontrak di lokasi tersebut,
g. Mempertahankan bangunan eksisting dengan struktur
bangunan yang kokoh dan tidak mengalami kerusakan,
yaitu gedung UMJ dan masjid.
Selanjutnya Tim telah menyampaikan rekomendasi akhir
sebagai berikut:
a. Sehubungan kegiatan rehabilitasi rekonstruksi Situ
Gintung Kota Tangerang Selatan, dan berdasarkan Permen
PU No. 72/PRT/1997 tentang Keamanan Bendungan serta
Tata Cara untuk persetujuan pembangunan dan
penghapusan fungsi bendungan Nomor 04/KPTS/1994, jo
Nomor 04/KPTS/2002, diperlukan sertifikasi desain
sebelum dilaksanakan pekerjaan fisiknya.
12
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
b. Situ Gintung dibangun tahun 1933 tentunya tidak
mempunyai AMDAL. Atas dasar itu pula, perlu dilakukan
UKL UPL dalam rencana rehabilitasi Situ Gintung dengan
harapan permasalahan/dampak yang diperkirakan akan
terjadi dianalisis, diprediksi, dievaluasi dan selanjutnya
dirumuskan upaya pengelolaan dan pemantauannya
dalam rumusan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Melalui
serangkaian proses UKL UPL tersebut, diharapkan
rehabilitasi Situ Gintung dapat dilaksanakan sesuai
dengan konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan
dan Berkelanjutan (Sustainable Development).
c. Penataan kawasan hulu maupun hilir situ diperlukan untuk
pelestarian Situ Gintung dan keselamatan penduduk
disekitar Situ Gintung.
d. Implementasi dari konsep penataan ulang kawasan dan
permukiman di Situ Gintung hanya bisa dilaksanakan
setelah masyarakat korban bencana menyepakati dan
menerima konsep perencanaan yang diajukan. Untuk itu
maka perlu dilakukan rangkaian sosialisasi konsep
rencana penataan ulang kawasan ke masyarakat korban
bencana, sampai dicapai kesepakatan konsep rencana
yang akan dilaksanakan.
6. DESAIN REHABILITASI BENDUNGAN SITU GINTUNG
a. Analisis Hidrologi
Situ Gintung mempunyai
daerah tangkapan air seluas
2
3,2 km yang merupakan
daerah perdesaan dan perko
taan di Kecamatan Ciputat
T imur Kota Tangerang .
Stasiun pencatat curah hujan di sekitar Situ
Gintung yang digunakan
dalam analisis curah hujan
adalah Stasiun Parung,
Ciputat, Ciledug, Depok,
Gunung Sindur, Ragunan dan
Serpong.
Analisis banjir rencana sebagai inflow ke Situ Gintung
dilakukan dengan model Unit Hydrograf SCS dengan luas
2
daerah tangkapan air 3,2 km , time log = 43,5 menit dan
CN = 90 untuk berbagai periode ulang.
Penelusuran banjir di daerah genangan Waduk Situ
Gintung dilakukan dengan pelimpah berbentuk gergaji
pada kondisi elevasi mercu pelimpah +97,5 m, awal muka
air pada elevasi +97,0 m (dasar pintu air) dan bendungan
pada elevasi +100 m.
Periode Ulang Inflow Outflow Elevasi Peak Storage
(tahun) (m3/det) (m
3/det) (+ ..m) (m
3)
2 19.60 5.50 97.80 768.10
5 31.80 16.10 98.00 819.70
10 41.40 24.30 98.20 854.80
25 54.80 36.10 98.40 899.10
50 65.10 45.20 98.50 930.10
100 75.80 54.90 98.70 960.60
200 87.00 65.00 98.80 990.90
500 102.00 78.70 99.00 1,029.10
1,000 114.10 90.20 98.40 1,058.10
PMF 124.30 114.00 98.40 1,114.90
Sedimen Tanah Asli Hilir Tubuh Tanah Asli Hilir
Hulu Bendungan Kanan Bendungan Bendungan Kiri
1. Kadar air asli, Wn (%) 73 60 ~ 62 54 ~ 59 74
2. Berat Isi, gn (kN/m3) 15.9 15.4 ~ 16.4 15.6 ~ 16.7 15.4
3. Klasifikasi tanah CH ~ MH CH ~ MH CH ~ MH Pasir halus,
lanauan-
lempungan
4. Pembagian butiran:
- pasir 3.58 6.82 0.74 ~ 2.90 49.18
- lanau 10.57 13.98 8.52 ~ 15.13 29.02
- lempung 85.85 79.20 82.55 ~ 89.10 21.80
5. Kuat geser Triaxial CU:
- kohesi eff, c (kN/cm2) 10 0 10 0
- sdt geser dalam, j () 24.50 21 22 ~ 25 30
6. Koef. Permeabilitas, k (cm/dt) - - 3.6 10-6
s/d 6 10-4
1.8 10-5
7. Sifat dispersif (Pin-Hole) - ND1 ND1 -
No. Parameter Tanah
Berdasarkan perhitungan hasil penelusuran banjir lewat
pelimpah diperoleh data debit banjir inflow dan outflow
sebagaimana pada Tabel 1 Data Debit Rencana, berikut:
Tabel - 1: Data Debit Rencana
b. Penyelidikan Geologi Teknik
Telah dillakukan kajian kondisi geologi Situ Gintung yang
mencakup geomorfologi, geologi regional dan stratigrafi.
Penyelidikan geoteknik lapangan dilakukan, dan juga
untuk geologi memanjang tubuh bendungan lama, dan
geologi memanjang alur sungai.
Selanjutnya hasil pengujian laboratorium adalah
sebagaimana pada Tabel 2.
Tabel - 2: Hasil Pengujian Labortorium
c. Desain Rehabilitasi
Data teknis desain rehabilitasi Bendungan Situ Gintung
adalah sebagai berikut:
1) Waduk
2
Daerah tangkapan air : 3,20 km
Luas daerah genangan : 21,40 Ha
Muka air tertinggi : +99,40 m
Muka air normal : +97,00 m
3
Volume tampungan waduk : 690.000 m
13
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
1) Tubuh Bendungan
Tinggi maksimum : 10,00 m
di atas pondasi
Elevasi puncak : +100,00 m
Panjang puncak : 180,00 m
Lebar puncak : 5,00 m
Kemiringan lereng hulu : menyesuaikan tebing
tanah yang ada
Kemiringan lereng hilir : 1 : 1,5
2) Bangunan Pelimpah
Lokasi : palung sungai
(lokasi lama)
Tipe : pelimpah bebas
tipe gergaji, dengan pintu
Elevasi mercu : +97,50 m
Lebar efektif : 11,2 m
Jumlah pintu : 4 buah, 2 atas dan
2 bawah di kiri pelimpah
Gambar - 3: Denah Bendungan Situ Gintung
Dimensi pintu : 1,00 m (lebar)
2,25 m (tinggi)
Elevasi dasar pintu : +93,00 dan +95,25
Lebar pilar : 1 0,80 m dan 1 1,00 m
3
Debit banjir rencana Q : 53,5 m /det100
Elevasi muka air banjir : +98,70 m
pada Q100
3
Debit banjir PMF, Q : 112,4 m /detPMF
Elevasi muka air banjir : +99,40 m
pada QPMF
Pada desain rehabilitasi Bendungan Situ Gintung
dilakukan perhitungan stabilitas bendungan untuk tubuh
bendungan dekat bangunan pelimpah dan tubuh
bendungan lama, dengan faktor keamanan tanpa gempa
dan dengan gempa dan juga perhitungan rembesan.
Gambar denah, potongan bangunan pelimpah, dan
potongan tubuh bendungan kiri bangunan pelimpah,
adalah sebagaimana pada Gambar 3, Gambar 4 dan
Gambar 5 berikut.
14
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Gambar - 5: Potongan Tubuh Bendungan Kiri Bangunan Pelimpah
Gambar - 4: Potongan Bangunan Pelimpah
15
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
d. Pengujian Model Fisik Bangunan Pelimpah
Pengujian model fisik bangunan pelimpah dilakukan untuk
tujuan: 1) menyelidiki kesempurnaan bangunan pelimpah
ditinjau dari lokasi tata letak dan dimensi hidraulik,
2) mempelajari arah, kecepatan dan distribusi aliran
menuju pelimpah dan peredam energi, 3) mempelajari
gejala pergerakan angkutan sedimen, antara lain
penggerusan setempat dan degradasi, 4) mempelajari
pergerakan degradasi terhadap keamanan bangunan
pelimpah dan bangunan pelengkap lainnya.
Pelaksanaan pengujian model fisik mendapatkan hasil
yang cukup baik sesuai yang diperlukan.
e. Persetujuan Desain Rehabilitasi
Dalam draft terakhir RPP tentang Bendungan disebutkan
bahwa kriteria bendungan dalam pengaturan RPP tentang
Bendungan termasuk pula bendungan dengan kelas
bahaya tinggi. Berdasarkan hal tersebut disamping data
teknis desain rehabilitasi bendungan, Bendungan Situ
Gintung sepenuhnya termasuk dalam pengaturan
keamanan bendungan dalam RPP tentang Bendungan.
Selanjutnya pembahasan desain rehabilitasi Bendungan
Situ Gintung telah dilaksanakan dalam diskusi teknis,
sidang teknis dan sidang pleno Komisi Keamanan
Bendungan. Pembahasan dilakukan oleh anggota
Komisi Keamanan Bendungan bersama Balai Bendungan,
Puslitbang Sumber Daya Air, Direktorat Sungai Danau dan
Waduk dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane.
Berdasarkan rekomendasi dari Komisi Keamanan
Bendungan, persetujuan desain rehabilitasi Bendungan
Situ Gintung telah diterbitkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum sesuai Persetujuan Desain Rehabilitasi Bendungan
Situ Gintung Nomor PR.01.01-Mn/574 tanggal 19 Oktober
2009.
REFERENSI
1. Balai Bendungan, Kajian Keamanan Bendungan, Desain
Rehabilitasi Situ Gintung, Oktober 2009.
2. INACOLD, An Initial Information on Situ Gintung Dam Failure
in Indonesia, June 2009.
3. KNI-BB, Butir-butir Pernyataan KNI-BB berkenaan dengan
keruntuhan bendungan Situ Gintung, April 2009.
4. Puslitbang Sumber Daya Air, Laporan Penyelidikan
Geoteknik Situ Gintung, Juni 2009.
5. Puslitbang Sumber Daya Air, Laporan Analisis Hidrologi Situ
Gintung, Juni 2009.
6. Tim Evaluasi dan Persiapan Rehabilitasi Rekonstruksi dan
Penataan Ulang Situ Gintung, Laporan Akhir, Oktober
2009.
7. Tim Penilai Ahli Bencana Situ Gintung, Laporan
Keruntuhan, Mei 2009.
MENGENAL BENDUNGAN TERTINGGI DAN TERPANJANG DI INDONESIA
PENDAHULUAN
Sebagai lanjutan dari tulisan penulis yang dimuat dalam
BULETIN KNI-BB Edisi Januari 2008, akan disampaikan
tambahan data tentang bendungan tertinggi dan terpanjang
di Indonesia. Hal ini juga sebagai ralat atas tulisan tersebut,
dimana disebutkan sebagai ilustrasi akan disampaikan
gambar foto Bendungan Mrica (Panglima Besar Sudirman),
namun yang muncul adalah gambar foto Bendungan Batutegi,
jadi gambar fotonya tetap, namun tulisannya harap dibaca
Oleh:
Ir. HM. Soedibyo, MT
Bendungan Batutegi. Seperti pada tulisan sebelumnya (Edisi
Januari 2008), maka yang dimaksud dengan bendungan
disini adalah bendungan besar, menurut kriteria ICOLD.
PEMBAGIAN TIPE BENDUNGAN
Karena terdapat banyak tipe bendungan berdasarkan
beberapa pandangan, maka pada tulisan ini akan
disampaikan pembagian tipe bendungan menurut ICOLD
(International Commission on Large Dams). Menurut
Soedibyo (2003), pembagian tipenya adalah :
16
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
1. Bendungan urugan tanah (earthfill dam), oleh ICOLD
disingkat menjadi TE.
2. Bendungan urugan batu (rockfill dam), disingkat ER.
3. Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity
dam), disingkat PG.
4. Bendungan beton dengan penyangga (concrete buttress
dam), disingkat CB.
5. Bendungan beton berbentuk lengkung (concrete arch
dam), disingkat VA.
6. Bendungan beton berbentuk lebih dari satu lengkung
(concrete multiple arch dam), disingkat MV.
7. Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka
(concrete face rockfill dam), disingkat CFRD.
8. Bendungan beton dengan metode pelaksanaan sederhana
( r o l l e r c o m p a c t e d
c o n c r e te f o r d a m ) ,
disingkat RCC.
Pada awalnya pembagian
tipe bendungan menurut
ICOLD hanya ada 6, baru
setelah tahun 1970-an
ditambah 2 tipe lagi yaitu :
CFRD dan RCC.
Organisasi ICOLD yang
kantor pusatnya di Paris,
menggunakan dua bahasa
yaitu Inggris dan Perancis, sehingga singkatan tipe
bendungannya juga terdiri atas dua kata, satu dalam Bahasa
Perancis (di depan) dan Bahasa Inggris (di belakang).
Bendungan urugan tanah dalam Bahasa Perancis disebut
barrage en terre dan dalam Bahasa Inggris disebut earth
dam maka singkatannya adalah TE. Bendungan urugan batu
dalam Bahasa Perancis disebut barrage en enrochement dan
Bahasa Inggris rockfill dam maka singkatannya adalah ER.
Bendungan berdasar berat sendiri berarti barrage-poid
(Perancis) dan gravity dam (Inggris), maka singkatannya
adalah PG. Bendungan beton dengan penyangga berarti
barrage a contreforts (Perancis) dan buttress dam (Inggris),
maka singkatannya adalah CB. Bendungan berbentuk
lengkung berarti barrage-voute (Perancis) dan arch dam
(Inggris), maka singkatannya adalah VA. Demikian pula
bendungan berbentuk lebih dari satu lengkung berarti
barrage a voutes multiples dan multiple arch dam, maka
singkatannya adalah MV.
Menurut hasil penelitian Soedibyo (2004), yang paling banyak
dibangun di Indonesia adalah bendungan urugan tanah
50,08%; bendungan urugan batu 28,36%; bendungan beton
berdasar berat sendiri 17,81%; bendungan urugan batu
dengan lapisan kedap air di muka dari beton 1,50%;
bendungan beton dengan metode pelaksanaan sederhana
1,50%; bendungan beton berbentuk lengkung 0,75%.
Bendungan beton dengan penyangga belum ada di Indonesia,
sedangkan bendungan beton berbentuk lebih dari satu
lengkung juga belum ada di Indonesia, namun yang tingginya
kurang dari 15 m, yang berarti bendungan bukan besar sudah
ada yaitu Bendung Ngebel dengan tinggi 8 m untuk kolam
3
tando PLTA Ngebel dengan volume 8.000 m .
Tabel - 1: Bendungan dengan Urutan Tertinggi di Indonesia
Keterangan:
PT. IP - PT. Indonesia Power, anak perusahaan
PT. PLN (Persero)
PT. PJB - PT. Pembangkitan Jawa Bali, anak
perusahaan PT. PLN (Persero)
BBWSOP - Balai Besar Wilayah Sungai Opak-Serayu
BBWSMS - Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji -
Sekampung
PT. PJT I - PT. Jasa Tirta I
PT. PJT II - PT. Jasa Tirta II
Sumber data : PT. PLN, Balai Bendungan, dan Pengelola
terkait
I - irigasi, E - PLTA, F - pengendalian banjir, S - air minum
Tahun Nama Nama Tinggi Panjang
Operasi Bendungan Sungai (m) Puncak (m)
1988 Cirata Citarum CFRD 125 453 E PT. PJB
1987 Wadaslintang Bedegolan ER 122 650 I,E,F BBWSOP
2001 Batutegi Sekampung ER 121 690 I,E BBWSMS
1988 Sudirman Serayu ER 110 6,572 E PT. IP
1965 Juanda Citarum ER 105 1,220 I,E,F,S PJT II
1999 Balambano Larona RCC 100 360 E PT. Inco
1984 Saguling Citarum ER 99 301 E PT.IP
1973 Sutami Brantas ER 98 820 I,E,F PJT I
1999 Wonorejo Gondang ER 97 545 I,E,S PJT I
1983 Tangga Asahan VA 82 125 E PT. Inalum
Tipe Manfaat Pengelola
17
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Tahun Nama Nama Panjang Tinggi
Operasi Bendungan Sungai Puncak (m) (m)
1988 Sudirman Serayu ER 6,572 110 E PT. IP
1984 Way Rarem Way Rarem ER 2,020 32 I BBWSMS
1999 Bili-Bili Jeneberang ER 1,898 73 I,F BBWSPJ
1931 Cengklik Cengklik TE 1,693 15 I BBWSBS
1989 Kedungombo Serang ER 1,600 62 I,E,F BBWSPJ
1982 Batujai Penunjak ER 1,300 16 I BWSNT
1965 Juanda Citarum ER 1,220 105 I,E,F,S PJT II
1984 Ketro Ketro TE 1,200 15 I BBWSBS
2001 Batu Bulan Moyo ER 1,150 37 I BWSNT
1995 Duriangkang Duriangkang TE 936 27 S Otorita Batam
Tipe Manfaat Pengelola
Tabel - 2: Bendungan dengan Urutan Terpanjang di Indonesia
Keterangan:
BBWSPJ - Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan -Jeneberang
BBWSBS - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan-Sala
BWSNT - Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara
Sumber data : PT. PLN, Balai Bendungan, dan Pengelola Terkait
Sedimentasi Waduk Sudirman sangat tinggi, karena Proyek PLTA Maung belum sempat dibangun, padahal seharusnya sudah
beroperasi dua tahun (1990) setelah dioperasikannya PLTA Sudirman (1988). Pada waktu studi kelayakan ke dua proyek ini
direncanakan dalam satu paket, dimana sedimen yang akan masuk ke Waduk Sudirman dicegat untuk masuk Waduk Maung,
yang volume waduknya hampir tiga kali volume Waduk Sudirman.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya.
Bendungan Sudirman untuk PLTA Sudirman dengan daya terpasang 184,5 MW (3 unit)
BENDUNGAN DENGAN URUTAN TERPANJANG di INDONESIA
Akan disampaikan data 10 bendungan dengan urutan terpanjang di Indonesia, seperti terlihat pada tabel 2.
Sebagai ilustrasi akan disampaikan foto Bendungan Sudirman (Mrica), yang merupakan bendungan terpanjang di Indonesia
waktu ini (2009), sepanjang 6.572 m.
PELAKSANAAN SEMINAR BENDUNGAN BESAR
Sekilas Info dan Serba Serbi OrganisasiSekilas Info dan Serba Serbi Organisasi
PELAKSANAAN
Dalam menghadapi dampak perubahan iklim, Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
bekerjasama dengan Komite Nasional Indonesia Untuk
Bendungan Besar (KNI-BB) mengadakan Seminar Nasional
Bendungan Besar pada tanggal 10 - 11 Juni 2009 di
Yogyakarta dengan tema Pembangunan dan Pengelolaan
Bendungan Dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim,
dengan sub tema sebagai berikut :
1. Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam Rangka
Pemenuhan Kedaulatan Pangan, Energi dan Air Baku.
2. Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam Rangka
Pengendalian Banjir dan Kekeringan.
3. Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam Rangka
Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan.
Melalui seminar ini diharapkan masyarakat lebih memahami
arti dan manfaat bendungan/waduk, lebih diharapkan lagi
adanya peningkatan kompetensi sumberdaya manusia
khususnya mengenai pembangunan dan pengelolaan
bendungan. Hal ini terkait dengan upaya mengatasi
kelangkaan air dan pengendalian banjir serta manfaat
lainnya.
Seminar Nasional Bendungan Besar 2009 diawali dengan
kunjungan lapangan ke Waduk Sermo pada hari Rabu,
10 Juni 2009 dengan peserta 200 orang yang diwakili dari
Instansi Pemerintah maupun non pemerintah, Perguruan
Tinggi, LSM, Organisasi Profesi, Pemerhati, dll.
Kamis, 11 Juni 2009 seminar dilaksanakan dengan
pembukaan yang didahului dengan Sambutan Ketua Umum
KNI-BB, dilanjutkan sambutan selamat datang Gubernur DIY
diwakili Sekretaris Daerah, Gubernur berharap ada
pembangunan dan survey potensi lokasi waduk di propinsi DIY
untuk mengantisipasi kebutuhan air baku dengan
meningkatnya populasi penduduk di Propinsi DIY dengan
datangnya para pelajar dan mahasiswa. Pidato kunci serta
Pembukaan Seminar oleh Menteri PU yang diwakili Direktur
Jenderal SDA.
18
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Dalam pidato kunci dari Menteri PU menitikberatkan bahwa
sekarang ini dunia mengalami krisis FEW (Food, Energy and
Water), untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan
perhatian khusus menggali fungsi bendungan sehingga
kebutuhan pangan, energi dan air dapat teratasi.
Pelaksanaan seminar terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu:
1. Sesi I (Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam
rangka Pemenuhan Kedaulatan Pangan, Energi dan Air
Baku), ada 16 paparan, antara lain:
Pengelolaan Bendungan, Kewenangan Siapa?
Ir. Widagdo, Dipl.HE - Ditjen SDA, Departemen PU
Studi Hydraulic Fracturing Bendungan Rockfill di
Indonesia
Ir. Didiek Djarwadi - UGM
Analisa Desain Bendungan Cisokan terhadap MCE
Ir. Netto Mulyanto, M.Eng.Sc - PT. PLN (Persero) Jasa
Enginiring
A Study on The Aseismatic Multipurpose Capability of
Karian Dam Body
Ryu Jeon Yong, Ir. Joko Mulyono, ME dan Agus
Jatiwiryono, ME.
Pembangunan bendungan juga mengubah bentang lahan
yang berdampak negatif tapi bermanfaat bagi penduduk
untuk mencukupi kebutuhan air baku, irigasi untuk pertanian
dan pembangkit listrik. Pengelolaan bendungan belum
maksimal, banyak terjadi pendangkalan, perlu pembenahan
di daerah hulu waduk agar tidak terjadi erosi berlebihan yang
masuk ke waduk, GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan
Penyelamatan Air) merupakan salah satu bentuk gerakan
untuk penyelamatan air sehingga perlu didukung untuk
memperpanjang umur waduk.
2. Sesi II (Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam
rangka Pengendalian Banjir dan Kekeringan), ada 10
paparan, antara lain:
Operasi Waduk Cascade Citarum dalam Upaya
Mengantisipasi dan Mengurangi Dampak Perubahan
Iklim
Herman Idrus, CES, et al - Perum Jasa Tirta II
Prediksi Debit Inflow dan Simulasi Pola Operasi Waduk
Batutegi
Endro P. Wahono - Universitas Lampung
Rev i ta l isas i Bendungan da lam Mendukung
Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan Urugan
Ir. Carlina Soetijono, Dipl.HE - Puslitbang Air,
Departemen PU
Pembuatan Target Level untuk Pola Operasi Waduk PLTA
PB Soedirman dalam rangka Pengendalian Banjir dan
Kekeringan
Tri Antisto - PT. Indonesia Power.
3. Sesi III (Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dalam
rangka Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan), ada 7
paparan, antara lain:
Peningkatan Pencemaran Air dan Korosivitas Air dan
Resiko Dampaknya terhadap Bendungan
Dr. Ir.Badruddin Machbub APU - Pemerhati Lingkungan
Membaca Sejarah Waduk dari Catatan Sedimentasi
Kasus Waduk Sermo, ProVinsi DIY
Bayudono - et.al - Dinas PUP & ESDM Propinsi DIY
Keruntuhan Situ Gintung Pelajaran Mahal Bagi Kita
Semua
Djoko Mudjihardjo, ME - et. al - Puslitbang Air,
Departemen PU
Pengembangan Greenbelt Konservasi SDA Waduk
Wadaslintang Berbasis Masyarakat
Ir. Ajat Sudrajat - et.al - BBWS Serayu Opak Departemen
PU.
19
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
20
HASIL DARI SEMINAR DAPAT DIRANGKUM SEBAGAI BERIKUT:
1. Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan bendungan
berdasarkan SOP agar fungsi dan keamanan bendungan
terjaga.
2. Terjadi Hydraulic Fracturing bendungan dipengaruhi
variasi kadar butiran halus suatu inti kedap air.
3. Salah satu upaya mengurangi laju sedimentasi pada
waduk dengan Tes Fisk Hidrolik.
4. Pembetonan pada lereng hulu bendungan sebaiknya
dilakukan pada saat deformasi tahap penimbunan telah
melewati nilai maksimumnya.
5. Diperlukan pengamatan instrumentasi, inspeksi berkala,
khusus dan besar agar bendungan berfungsi dan
berumur panjang.
6. Filter dipercaya dapat menutup dan mengendalikan
kebocoran terpusat melalui inti bumi.
7. Pemanfaatan air buangan waduk (limpasan) menjadi
energi listrik dengan cara membangun minihydro di pintu-
pintu waduk.
8. Pedoman Pola Operasi Waduk berdasarkan target level,
sehingga pada musim hujan waduk melimpas kecil dan
musim kemarau ketersediaan air maksimum.
9. Perbedaan kepemilikan bendungan/waduk dapat diatasi
dengan equal sharing seperti di Waduk Saguling, Cirata
dan Ir. H. Djuanda.
10. Perencanaan dan konstruksi dilengkapi dengan bottom
c o n t r o l l e r a g a r a k u m u l a s i l i m b a h d a p a t
dikeluarkan/dibuang.
11. Argoforestri merupakan salah satu cara mengurangi dan
mencegah perluasan lahan kritis.
RISALAH
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN ( RAT ) 2008 DAN
RAPAT ANGGOTA BIASA ( RAB) KNI-BB
11 JUNI 2009
1. RAT 2008 dan RAB KNI-BB diselenggarakan bersamaan
dengan Seminar Nasional Bendungan Besar bekerja sama
dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen
Pekerjaan Umum bertempat di Hotel INNA GARUDA
Yogyakarta pada tanggal 11 Juni 2009.
Agenda RAT 2008 adalah sebagai berikut:
Laporan pertanggungjawaban KE 2008
- Perkembangan dan Pengembangan Organisasi
- Pelaksanaan Program Kerja 2008
- Pertanggungjawaban Keuangan 2008
Program Kerja 2009
- Program Kerja 2009
- Rencana Penerimaan dan Anggaran Belanja 2009
Agenda RAB adalah sebagai berikut:
Laporan Tim Verifikasi Keuangan 2008
Pemilihan Tim Verifikasi Keuangan 2009
2. Kesimpulan RAT 2008
Peserta rapat dapat menyetujui dan menerima baik
pertanggungjawaban KE serta mengesahkan Laporan
Keuangan KNI-BB tahun 2008.
Peserta rapat dapat menyetujui Program Kerja 2009
yang meliputi Program Kerja 2009 dan Rencana
Penerimaan dan Anggaran Belanja 2009 dengan
beberapa catatan sebagai berikut:
- Pemegang SKA Bendungan Besar KNI-BB masih
sangat terbatas jumlahnya bila dibandingkan dengan
Asosiasi lain. Dengan telah dimulainya kegiatan
perencanaan/pelaksanaan/pengawasan beberapa
bendungan besar, maka dalam program sertifikasi
keahlian bendungan besar perlu diupayakan adanya
peningkatan jumlah pemegang SKA Bendungan
Besar.
- Agar dalam persyaratan tender pembangunan
bendungan besar diminta tenaga ahli yang
bersertifikat Bendungan Besar.
3. Kesimpulan RAB
Laporan Tim Verifikasi Keuangan 2008
Anggota Tim Ir. Endar Triyono sebagai pelaksana tugas
Ketua Tim, melaporkan bahwa Tim dapat menerima
laporan keuangan 2008 dengan beberapa catatan
antara lain sebagai berikut:
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
21
- Masih ada tunggakan dari iuran anggota Perorangan
maupun Badan yang dinilai cukup besar, yang apabila
kurang tertangani dengan baik berpotensi tidak
tertagih.
- Agar dikaji kembali metode penagihan kepada
anggota Perorangan maupun Badan sehingga
piutang yang ada tidak berlarut-larut sampai
beberapa tahun.
- Piutang atas iuran anggota perorangan yang belum
bayar dan umurnya lebih dari 3 tahun sebanyak
76 orang sebesar Rp. 27.300.000,00 agar
dihapuskan dan keanggotaannya dibekukan.
Peserta sidang menerima secara aklamasi Laporan Tim
Verifikasi Keuangan 2008. Dengan disetujuinya
Laporan Tim Verifikasi dan diterima baik Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan KE, maka KE
dinyatakan bebas dari pertanggungjawaban keuangan
selama periode tahun 2008.
Pemilihan Tim Verifikasi Keuangan 2009
Rapat menyetujui pemilihan Tim Verifikasi Keuangan
2009 sebagai berikut:
- Ketua : Ir. Bambang Kunto ( PT Amarta Karya )
- Anggota : Agus Jatiwiryono, ME (Ditjen SDA, Dep. PU)
Ir. Desi Arryani ( PT. Waskita Karya )
Ir. Djoko Martono ( PT. Indonesia Power )
Ir. Misbahul Munir ( PT. Indra Karya )
Jakarta, 11 Juni 2009
Ketua sidang, Sekretaris sidang,
ttd ttd
Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE Ir. Herman Hidayat
PENGALAMAN MENGIKUTI ANNUAL MEETING KE 77 DAN
CONGRESS KE 23 ICOLD DI BRASIL, 21 - 29 MEI 2009
Oleh: Ir. Hadi Susilo, MM
1. GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN ANNUAL MEETING DAN
CONGRESS ICOLD
Pelaksanaan Annual Meeting ke 77 dan Congress ke 23
International Commission On Large Dams (ICOLD) diikuti oleh
79 negara dan dihadiri oleh lebih kurang 1000 delegasi dari
negara anggota serta 200 partisipan termasuk pengikutnya.
Agenda kegiatan dapat dibagi 4 (empat) agenda utama, yaitu:
- Annual Meeting ke 77
- Symposium
- Congress dan pameran pembangunan Dams & Hydro
Power
- Peninjauan Teknis ke Lokasi Bendungan.
Pelaksanaan dihadiri oleh berbagai pakar bendungan dari
berbagai institusi suatu negara mulai dari Perguruan Tinggi,
Departemen Pekerjaan Umum, Pengelola Sumber Daya Air,
Pemilik, Operator, Konsultan, Kontraktor, Suppleir dan semua
bidang yang terkait dengan pengembangan Bendungan
termasuk berbagai fasilitas penunjangnya.
Peserta dari Indonesia sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri dari :
1. Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE Ketua Umum Komite
Nasional Indonesia Bendungan Besar, KNI-BB (Sekretaris
Ditjen SDA Departemen PU).
2. Ir. Mas'ud Marsam, Msc, MM Anggota Komite Eksekutif
KNI-BB (PT PLN, Persero).
3. Ir. Hadi Susilo, MM Anggota Komite Eksekutif KNI-BB
(PT PLN, Persero).
Disamping acara presentasi dan diskusi, peninjauan
lapangan dilaksanakan untuk memberikan gambaran secara
lengkap dari para peserta tentang permasalahan bendungan.
Kunjungan lapangan dibagi kedalam 11 (sebelas) lokasi
pilihan dan diadakan sebelum atau sesudah pelaksanaan
Annual Meeting, Symposium dan Congress. Kami memilih
peninjauan lapangan sebelum pelaksanaan acara formal
dimulai dan melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan
Bendungan Concrete Gravity dan Bendungan Rockfill with
Impervious Core untuk membangkitkan PLTA Simplicio,
terletak 170 km dari Rio De Janeiro yang masih dalam taraf
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
22
pelaksanaan pembangunan dengan daya terpasang 28 MW
dan 305,7 MW dan ke lokasi Bendungan tipe Labirynth pada
PLTA Santa Fe, terletak 55 km dari kota Juiz De Fora ( 225 km
dari Rio De Janeiro ), PLTA sudah dalam operasional dengan
daya terpasang 18,2 MW.
Jadwal keseluruhan perjalanan dari Jakarta sampai Brasilia
(Brasil) adalah:
1. Tanggal 14 &15 Mei 2009: Perjalanan Jakarta - Hongkong -
Johanesburg (Afrika Selatan) - San Paolo - Rio De Jeneiro
(Brasil).
2. Tanggal 16 s.d 20 Mei 2009: Peninjauan ke 2 lokasi
Bendungan & Pembangkit.
3. Tanggal 21 s.d 29 Mei 2009: Mengikuti Annual Meeting,
Symposium & Congress.
4. Tanggal 30 Mei s.d 02 Juni 2009: Perjalanan kembali dari
Brasilia - San Paolo (Brasil) - Johanesburg (Afrika Selatan) -
Hongkong dan terakhir ke Jakarta.
2. PELAKSANAAN ANNUAL MEETING KE 77
Annual meeting ke 77 dilaksanakan selama 4 (empat) hari
membahas diantaranya adalah:
- Diskusi pada Komisi (Committees)
- Penetapan anggota baru ICOLD
- Pemilihan Presiden baru ICOLD, periode 2010 - 2012
- Penetapan Vice Presiden (Pimpinan Zona/Post)
- Pemilihan Penyelenggara Annual Meeting ICOLD ke 79
tahun 2011
- Pemilihan Penyelenggara Annual Meeting ke 80 dan
Congress ke 24 tahun 2012
- Persentasi Persiapan Annual Meeting ICOLD ke 78 di
Vietnam.
- Persentasi dari calon peserta penyelenggara Annual
Meeting tahun 2013.
DISKUSI PADA KOMISI
ICOLD mempunyai 24 Komisi dari berbagai disiplin ilmu yang
terkait dengan pengembangan perencanaan, pembangunan
dan pengoperasian & pemeliharaan dan keamanan
bendungan. Setiap komisi melakukan diskusi berdasarkan
laporan kejadian/perkembangan dari berbagai negara
anggota serta menyusun/memperbaharui acuan/guide yang
sudah dan akan dikeluarkan untuk dapat digunakan sebagai
referensi oleh negara anggota ICOLD di seluruh dunia.
Kami dari Indonesia mengikuti Komisi Keamanan Bendungan
(Dam Safety) dan menyampaikan peristiwa kejadian jebolnya
tanggul (Dike) Situ Gintung yang memakan korban jiwa
manusia kurang lebih 100 Jiwa, di persentasikan oleh Ir. Hadi
Susilo, MM (PT PLN, Persero), anggota KE KNI-BB.
Kejadian serupa juga terjadi di Brasil (Overflow akibat hujan
deras Th. 2005, 2009) di Amerika (Overflow akibat salah
operasi pompa pada Upper Reservoir Pump Storage,
Th. 2005), China (gempa Th. 2008), Inggris (Overflow, korban
jiwa 2 orang, Th. 2003), Srilangka (Overflow).
Sejak kejadian runtuhnya bendungan kecil pada tahun 2003
di Inggris yang memakan korban jiwa, Pemerintah Inggris
melakukan peninjauan kembali terhadap peraturan
keamanan bendungan yang dimiliki dan melakukan
perubahan diantaranya adalah batasan tampungan menjadi
3
kapasitas tampungan 10.000 m dan tinggi bendung 2.00 m
harus dilaporkan dan mendapat pengawasan pengamanan
dari pemerintah. Komisi Keamanan Bendungan ICOLD
sedang mempersiapkan revisi pedoman yang pernah
diterbitkan dan sudah selesai berkisar 70 %.
PENETAPAN ANGGOTA BARU ICOLD
ICOLD menetapkan anggota baru terpilih dari negara Kenya
dan Nigeria sebagai anggota ICOLD ke 89 dan ke 90.
PEMILIHAN PRESIDEN BARU ICOLD, PERIODE 2009 s.d 2012.
Presiden ICOLD (Luis Berga dari Spain) akan berakhir masa
jabatannya pada akhir Juni 2009. Calon Presiden pengganti
diusung dari 3 negara yaitu; Arthur Walz (dari USA),
Jia Jinsheng (China), Andy Hughes (United Kingdom).
Pemilihan diikuti oleh 63 negara anggota (termasuk
Indonesia) dan pemilihan dilakukan dengan menulis
pilihannya pada format yang dibagi oleh panitia. Dari
I n d o n e s i a d i wa k i l i o l e h Ket u a Um u m K N I - B B
Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl. HE.(Sekditjen SDA Dep. PU)
Pemenangnya adalah Jia Jinsheng terpilih menjadi Presiden
ICOLD dari China untuk periode tahun 2009 s.d tahun 2012.
PEMILIHAN VICE PRESIDEN BARU ICOLD, PERIODE 2009 s.d 2012
Zona Eropa dicalonkan dari 2 negara; W. Foegl (Austria) dan
G. Ruggeri (Italia) dan dalam pemilihan dimenangkan oleh
W. Voegl dari Austria. Sebelumnya dipimpin oleh B. Tardieu
(France).
Sixth Post sebelumnya di pimpin oleh E.Maurer (Brasil) diganti
oleh I.Ekpo (Nigeria).
PEMILIHAN PENYELENGGARA ANNUAL MEETING ICOLD KE 79
TAHUN 2011
Usulan Calon penyelenggara Annual Meeting ke 79 tahun
2011 diikuti oleh 3 negara berasal dari; Burkina Faso, Norway
dan Switzerland. Sebelum pemilihan, masing masing negara
diberikan kesempatan untuk menampilkan rencana kerja,
jadual dan acara peninjauan teknis ke lapangan serta acara
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
23
menarik la innya yang akan ditampi lkan dalam
penyelenggarakan Annual Meeting. Pemilihan berlangsung
ketat antara Burkina Faso dengan Switzerland hingga diulang
3 (tiga) kali pemilihan dan akhirnya dimenangkan oleh
Switzerland.
PEMILIHAN PENYELENGGARA ANNUAL MEETING KE 80 DAN
CONGRESS KE 24 TAHUN 2012
Usulan Calon penyelenggara diikuti oleh 2 negara yaitu; Egypt
dan Japan. Sebelum pemilihan, masing masing negara
diberikan kesempatan untuk menampilkan rencana kerja,
jadual dan acara peninjauan teknis ke lapangan serta acara
menarik la innya yang akan ditampi lkan dalam
penyelenggarakan Annual Meeting dan Congress. Pemilihan
dimenangkan oleh Jepang.
PRESENTASI PERSIAPAN ANNUAL MEETING ICOLD KE 78
DI VIETNAM
Vietnam sebagai penyelenggara Annual Meeting pada tahun
2010, diberi waktu untuk menampilkan rencana kerja, jadual
dan acara peninjauan teknis ke lapangan serta acara menarik
lainnya secara lebih rinci dalam penyelenggarakan Annual
Meeting ke 78 tahun 2010.
PRESENTASI DARI CALON PESERTA PENYELENGGARA ANNUAL
MEETING TAHUN 2013
Amerika Serikat telah mengajukan usulan sebagai
penyelenggara Annual Meeting tahun 2013 dan diberikan
kesempatan untuk mempresentasikan rencana secara garis
besar.
Disamping agenda diatas, juga disampaikan Laporan
Keuangan dan laporan tentang kegiatan organisasi ICOLD
lainnya.
3. SYMPOSIUM
Symposium dilaksanakan selama 1 (satu) hari penuh, jumlah
paper yang masuk 39 paper dan paper dari Indonesia terpilih
untuk dipresentasikan dengan Judul: Environmental
Influence to The Design, A Study Case on Asahan No.3
HydroPower Project in Indonesia, disampaikan oleh Ir Mas'ud
Marsam, MSc, MM (Chief of Oversight Committee JB-I, PT PLN,
Persero), Anggota Komite Eksekutif KNI-BB. Paper copy
symposium secara lengkap diterima oleh semua peserta
berupa Proceeding dalam CD.
4. CONGRESS KE 23 DAN PAMERAN PEMBANGUNAN DAMS &
HYDRO POWER
Pelaksanaan Congress diadakan setiap 3 (tiga) tahun sekali
selama 5 (lima) hari dan merupakan tempat untuk
memaparkan hasil penelitian dan studi, pengalaman
renovasi, rehabilitasi dan up grading, pengalaman kegagalan
dan keruntuhan bendungan, pengalaman permasalahan
sedimen dan lingkungan, pengalaman pengoperasian dan
p e m e l i h a r a a n s e r t a p e n g a l a m a n d a l a m
penerapan/perbaikan peraturan/pedoman dalam keamanan
bendungan, dsb, kesemuanya dibahas dan didiskusikan
dalam forum ini dengan melalui sajian pertanyaan yang pada
Congress ini telah mencapai urutan nomer pertanyaan yang
ke 88, 89, 90 dan 91 sebagai topik bahasan utama.
Pertanyaan yang telah ditentukan sebagai topik utama
bahasan didalam Congress ke 23 terdiri dari 4 (empat), yaitu:
(1) Question No.88. Dam and Reservoir, dipersentasikan
24 paper, (2) Question No.89. Management of Siltation in
Existing and New Reservoir, dipersentasikan 14 paper,
(3) Question No.90 Upgrading of Existing Dams,
dipersentasikan 21 paper, (4) Question No.91. Dam Safety
Management dipersentasikan 20 paper. Paper copy secara
lengkap diterima berupa Questions Communications didalam
CD.
5. PENINJAUAN TEKNIS KE LOKASI BENDUNGAN
Disamping acara presentasi dan diskusi, peninjauan
lapangan dilaksanakan untuk memberikan gambaran secara
lengkap dari para peserta tentang permasalahan bendungan.
Kunjungan lapangan dibagi kedalam 11 (sebelas) lokasi
pilihan dan diadakan sebelum atau sesudah pelaksanaan
Annual Meeting, Symposium dan Congress. Kami memilih
peninjauan lapangan sebelum pelaksanaan acara formal
dimulai dan melakukan peninjauan ke lokasi PLTA Simplicio,
terletak 170 km dari Rio De Janeiro, masih dalam taraf
pelaksanaan pembangunan: Bendungan (kapasitas 28 MW,
tinggi jatuh 16,50 m), dilengkapi dengan overflow weir,
dimana kelebihan air akan masuk kedalam lembah sebagai
waterway alami yang mengalir paralel dengan sungai asli
(beda kemiringan) sepanjang 30 km dan memotong berbagai
sungai sebagai supplesi masuk ke waterway berakhir dengan
membuat bendungan tipe urugan dengan inti kedap air (Rock
fill Dam with imprevious core) dan menghasilkan kapasitas
305,7 MW (3 unit x 101,9 MW, tinggi jatuh 113 m). Kunjungan
berikutnya ke lokasi PLTA Santa Fe, terletak 55 km dari kota
Juiz De Fora (225 km dari Rio De Janeiro), PLTA sudah dalam
operasional, bendungan tipe labyrinth (tipe gergaji) dengan
3
kapasitas 18,2 MW, debit andalan 190 m /det, tinggi jatuh
12,95 m, lokasi pembangkit terletak di bawah bendungan.
24
6. KESIMPULAN
1. Pelaksanaan Annual Meeting ke 77, Symposium dan
Congress ke 23 ICOLD merupakan tempat diskusi dan
tukar pengalaman diantara para pakar/ahli perencana,
pembangun, pengelola, pemelihara, peneliti dan penyedia
semua keperluan penunjang pembangunan Dams dan
Hydro Power dari 90 negara anggota didunia. ICOLD juga
menghasilkan acuan/guide/referensi yang dapat
digunakan dan diterapkan oleh Negara anggota. Bagi
peserta dari Indonesia acara tersebut merupakan
penggalian pengalaman sangat berharga dari Negara
N e g a r a l a i n y a n g d a p a t d i te r a p k a n d a l a m
pembangunan/pengembangan Bendungan dan
Pembangkit Hidro di Indonesia.
2. Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar (KNI-BB)
sebagai salah satu anggota peserta ICOLD harus dapat
mengikuti secara aktif dan diharapkan dapat sebagai tuan
rumah pengadaan Annual Meeting dan atau tanpa
Congress paling lambat pada tahun 2014. Hal ini dapat
memberikan kesempakan bagi seluruh pakar Bendungan
dan Hidro Power di Indonesia untuk mendapatkan transfer
teknologi dari para pakar di dunia dan tak kalah penting
adalah sebagai tempat promosi keberadaan Indonesia
baik di bidang teknologi, budaya dan pariwisata.
3. Keberadaan KNI-BB sebagai anggota aktif ICOLD harus
d idukung o leh semua anggota dan anggota
badan/organisasi/perusahaan agar dapat menjalankan
misi pengembangan Bendungan yang bermanfaat bagi
seluruh bangsa Indonesia.
Bendungan Tipe Labirynth, PLTA Santa Fe
Annual Meeting ke 77 di Brasilia, Brasil
Presiden ICOLD Terpilih (2009 - 2012)
Jia Jinsheng dari China
Presiden ICOLD (berakhir Juni 2009)
Luis Berga dari Spain dan
Ketua Umum KNI-BB
Ir. Eddy A. Djajadiredja, Dipl.HE
Ir. Masud Marsam, Msc, MM
(Presentasi Paper Terpilih Symposium ICOLD)
Media Informasi dan Komunikasi Antar Anggota No.38-39-40 TH.XII Kwartal I/II/III - 2009
Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22Page 23Page 24