Top Banner
No. 22, April 2007 1
16

Buletin BP MIGAS Edisi.22

Jul 04, 2015

Download

Documents

radenezha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

1

Page 2: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

2

Editorial

Redaksi menerimamasukan artikel yang dikirim

melaluie-mail : [email protected]

atau fax. 021 - 5290 1315

Lapangan Pondok Tengah,yang dikelola PT PertaminaEP, merupakan salah satu

proyek yang diandalkan untukmendukung pencapaian targetkenaikan produksi minyak dan gasbumi sebesar 30 persen pada tahun2009. Lapangan ini dikembangkansejalan dengan pengembangan proyekmigas lainnya seperti Blok Cepu(Pertamina-Exxon), Tangguh (BPIndonesia) dan Sisi Nubi (Total E&P).

Berbeda dengan pengembanganlapangan migas Pertamina lainnya,yang dilakukan dengan menggandengmitra kerja untuk mengoptimalkanpengelolaan, pengembangan LapanganPondok Tengah dilakukan sendiri olehPertamina EP. Ternyata kemajuan yangdicapai sangat menjanjikan, sehinggaproyek pengembangan LapanganPondok Tengah ini selanjutnya akandijadikan sebagai percontohan bagipengembangan lapangan-lapangan

baru di masa mendatang.Pertamina EP menargetkan

proyek pengembangan danpembangunan fasilitas produksi diPondok Tengah bisa selesai awaltahun 2009. Pengembangan tersebutmencakup beberapa hal sepertipemboran 45 sumur (32 sumurproduksi dan 13 sumur injeksi), danproduksi secara dual completion daripotensi reservoir Batu Raja Formation(BRF) & Talang Akar Formation (TAF).

Sejalan dengan itu, Pertamina EPjuga membangun fasilitas produksisementara yang digunakan untukpercepatan produksi sebelum fasilitaspermanen selesai dibangun.Pertamina EP menargetkan pemboran25 sumur produksi selama tahun2007. Saat ini, perusahaan itu telahmembor 8 sumur (6 sumur produksidan 2 sumur injeksi) dan 5 sumurlainnya masih berlangsung.

Percepatan itu mencatat hasil

memuaskan. Produksi minyak perdanapada 9 Agustus 2006 dari sumur PDT-1sebesar 1.800 bph. Memasuki bulankeempat 2007, produksi minyakbertambah menjadi 4.187 bph dan gassebesar 9,35 mmscfd. Produksi iniberasal dari lima sumur, yakni PDT 01,04, 07, 09 dan 10. Akhir tahun 2007,produksi minyak ditargetkan mencapairata-rata 6.100 bph.

Keberhasilan Pondok Tengahmemberi andil cukup besar bagiproduksi minyak Pertamina. Targetproduksi minyak Pertamina tahun 2007yang sebesar 117 ribu bph bisadicapai dua bulan lebih awal, daritarget bulan Juli 2007.

Tambahan produksi ini tentunya jugamemberikan kenaikan yang signifikanbagi produksi minyak nasional. Lebihdari itu, dalam tiga tahun mendatang,produksi migas Pertamina EPdiprediksikan meningkat lebih dari 69%.Ini melebihi harapan pemerintah yangmemasang target kenaikan produksimigas sebesar 30% pada tahun 2009.Lapangan Pondok Tengah, menjadiandalan Pertamina EP dan negara untukmeningkatkan produksi migasnya.***

Page 3: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

3

Laporan Utama

PT Pertamina EP memangterbilang masih muda.Anak perusahaan PT Pertamina

(Persero) itu dibentuk pada 13 September2005 dengan tujuan untuk mengelolaoperasi perminyakan di wilayah kerja eksPertamina. Namun demikian, perusahaantersebut memiliki ambisi yang besar,yakni menjadi perusahaan kelas dunia.

Untuk menuju cita-cita tersebut,Pertamina EP tengah melakukan sejumlahpenataan, mulai dari SDM, infrastruktur,budaya kerja, dan organisasi. "Penataanseperti itu harus dilakukan, karena kitasekarang menjadi salah satu kontraktordan telah menandatangani KKS denganBPMIGAS," ujar Presiden Direktur PTPertamina EP Kun Kurnely.

Agar penataan terprogram, PertaminaEP menyusun Rencana Jangka PanjangPerusahaan (RJPP) tahun 2006-2014 yangkemudian juga dijadikan pedoman dalammenyongsong bisnis ke depan. RJPPtersebut dibagi dalam tiga tahapan yangdisebut sebagai Rencana PembangunanTiga Tahunan (Repetita), baik atas asetmaupun korporasi. Setiap tahap Repetitaakan dijadikan tonggak dan dievaluasiagar pencapaian tahap berikutnya lebihbaik.

Pada tahapan pertama, periode tahun2006-2008, Pertamina EP berusahamembenahi seluruh sistem korporasi danaset baik yang di bawah permukaanmaupun atas permukaan. Ini diterapkan

Peran BPMIGAS JadikanPertamina EP Berkelas Dunia

dengan membuat suatu benchmarkingterhadap perusahaan minyak dan gasyang berada di Indonesia. Pada akhirtahapan ini, Pertamina EP menargetkanproduksi minyak sebesar 139.000 barelper hari (bph) dan gas sebesar 1.500mmscfd

"BPMIGAS sangat membantu kamikarena kontrol operasional selalu di-benchmark dengan KKKS lain. Hal ini tentusangat membantu kami memperbaikiseluruh sektor," ujar Kun.

Pada tahapan kedua, periode tahun2008-2011, Pertamina EP berharap bisamenjadi produser migas terbesar diIndonesia. Upaya ini tentunya sangatbergantung dari hasil kerja tahap pertama.Cita-cita tersebut terkesan sangat tinggi,namun Pertamina EP telah menyiapkansemua sarana dan prasarana untukmewujudkannya.

Dalam pengelolaan aset bawahpermukaan, Pertamina EP telahmenyiapkan tiga kegiatan pendukungutama yang akan dipercepatpelaksanaannya, yakni melakukankegiatan eksplorasi, kerja sama operasibaik pada lapangan migas produksimaupun area eksplorasi, dan peningkatankegiatan melalui Enhance Oil Recoverypada 35 lapangan minyak. Dalam tahapanini, Pertamina EP menargetkan produksiminyak sebesar 206.000 bph dan gas

sebesar 2.100 mmscfd. Pada tahapan terakhir, periode tahun

2012-2014, Pertamina EP mengusung visi"Pertamina EP World Class". Perusahaanini sangat yakin bahwa apabila dua tahappertama bisa dilalui dengan baik, makapada tahun 2014, Pertamina EP dapatdisejajarkan dan disetarakan denganperusahaan migas dunia.

Sebagai persiapan, Pertamina jugamelakukan perbaikan SDM, PolaManajemen, Organisasi, Kualitas Operasi,HSE dan Keuangan. Dalam tahap ini,Pertamina EP menargetkan produksiminyak sebesar 225.000 bph dan gassebesar 2.600 mmscfd.

"Untuk bisa mencapai semua targettersebut, kami harus berhasil melaluitahun 2007 ini dengan baik. Karenanya,tahun ini menjadi tahun penentu bagiPertamina EP. Ini perusahaan nasional,dan kita harus buktikan bahwa kita bisa,"kata Kun.***

BPMIGAS sangat membantukami karena kontroloperasional selaludi-benchmark dengan paraKKS lain”.

>> Kun Kurnely

Page 4: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

4

Laporan Utama

Kebut PengembanganPondok Tengah

Dalam tiga tahun mendatang,produksi minyak dan gas bumiPT Pertamina EP diprediksikan

akan meningkat sekitar 69%. Ini melebihiharapan pemerintah yang telah memasangtarget kenaikan produksi migas sebesar30% pada tahun 2009. Salah satu andalanperusahaan untuk meningkatkan produksimigasnya datang dari Lapangan PondokTengah di Bekasi, Jawa Barat.

Namun demikian, perusahaan tersebuttetap melakukan eksplorasi secaraagresif, mengingat luas wilayah kerjaPertamina EP yang mencapai 140.000km2 dan sebagian besar berada padacekungan geologi yang telah terbuktimenghasilkan migas. Demikiandikemukakan Direktur Utama PTPertamina EP Kun Kurnely kepada Buletin

pada tahun 2009, atau naik89% dari produksi tahun 2006yang sebesar 954 mmscfd.

Target itu memangterkesan sangat tinggi.Namun Pertamina EP telahmembuktikannya dengankinerja yang berhasil dicapaiselama empat bulan pertamatahun 2007. Produksi migassudah bisa ditingkatkandibandingkan tahunsebelumnya. Malahan, targetproduksi tahun 2007 yangsebesar 117 ribu bph bisadicapai dua bulan lebihawal,dari target Juli 2007.Meskipun demikian, Kunmengaku tidak cepat berpuasdiri, dan ingin hasil yang lebihbaik lagi untuk meningkatkanproduksi. Untuk itu, diabertekad akan terus bekerjakeras.

Untuk mencapai targetproduksi tahun 2009,Pertamina EP telahmenjadikan Lapangan Pondok

Tengah sebagai salah satu andalan.Pengembangan lapangan migas ini pundikebut. Selain Pondok Tengah, PertaminaEP juga sedang mengerjakan proyek-proyek pengembangan gas di SumateraSelatan, pengembangan gas di JawaTimur, pengembangan gas Matindok,percepatan eksplorasi di Sumatera, Jabardan Jatim, proyek EOR dan sebagainya.

Pertamina EP menargetkanpengembangan lapangan maupunpembangunan fasilitas produksi diLapangan Pondok Tengah bisa selesaiawal tahun 2009. Pengembangan tersebutmencakup beberapa hal sepertimenyelesaikan pemboran 45 sumur (32sumur produksi dan 13 sumur injeksi),produksi secara dual completion daripotensi reservoir BRF (Batu Raja Forma-

>> PT Pertamina EP

BPMIGAS di ruang kerjanya baru-baru ini. Semua upaya ini membutuhkan

pendanaan, SDM dan teknologi yang tidaksedikit untuk memenuhi kebutuhantersebut. Pertamina EP melakukan kerjasama operasi (KSO) guna mengurangisejumlah kendala yang muncul saatmengembangkan beberapa lapanganproduksi maupun eksplorasi Pertamina EP.Sementara untuk mengatasi lapangan-lapangan migas yang sudah memasukifase brownfield, Pertamina menerapkanteknologi enhanced oil recovery (EOR).

Menurut Kun, tahun 2009, Pertaminamenargetkan produksi minyak mencapai172 ribu barel per hari (bph), atau naik69% dibandingkan tahun 2006 yang hanya101 ribu bph. Sementara produksi gasditargetkan naik menjadi 1.746 mmscfd

Page 5: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

5

Laporan Utama

tion) & TAF (Talang Akar Formation). Sementara fasilitas yang sedang

dibangun adalah terminal loading SBM(Single Buoy Muoring) berkapasitas34.000 DWT dan mini LPG Plantberkapasitas 200 ton per hari. Sejalandengan itu, Pertamina EP jugamembangun fasilitas produksi temporaryyang digunakan untuk percepatanproduksi sebelum fasilitas permanenselesai dibangun.

Tahun 2007 saja, Pertamina EP akanmenyelesaikan pemboran 25 sumurproduksi. Saat ini, telah diselesaikan 8sumur (6 sumur produksi dan 2 sumurinjeksi) dan pemboran 5 sumur lainnyamasih berlangsung.

Produksi minyak perdana LapanganPondok Tengah dilakukan pada 9 Agustus2006 dari sumur PDT-1 sebesar 1.800 bph.Sejalan dengan kemajuan penyelesaianpemboran pengembangan maupun

pembangunan fasilitas produksinya,produksi minyak bertambah menjadi4.187 bph dan produksi gas sebesar 9,35mmscfd dari 5 sumur (PDT -01, 04, 07, 09dan 10). Target akhir tahun 2007, produksiminyak bisa mencapai rata-rata 6.100 bphdengan peak produksi 12.100 bph.

Pada awalnya di lapangan PondokTengah, Pertamina EP hanya menemukancadangan terambil minyak sekitar 48 jutabarel dan gas sekitar 49 triliun kaki kubik(TCF). Cadangan ini dari lapisan batugamping BRF dengan recovery factorsebesar 30%. Dalam perkembangan-nya

Page 6: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

6

Laporan Utama

Pertamina juga menemukan migas padalapisan batu pasir TAF, sehingga cadanganminyak terambil bertambah sekitar 31MMBO. "Saat ini kami sedang mengaju-kan revisi PoD Lapangan Pondok Tengahdengan skenario produksi yang baru keBPMIGAS," kata Kun .

Selain melakukan pengembanganLapangan Pondok Tengah, Pertamina EPjuga melakukan pengembangan tahapaneksplorasi di daerah sekitar PondokTengah. Anak perusahaan PT Pertamina(Persero) ini membentuk Tim PercepatanEksplorasi. Tugas utamanya adalahmencari temuan baru sehinggapengembangannya dapat dilakukan secaraterpadu dengan Lapangan Pondok Tengahmaupun Tambun.

Untuk mengembangkan LapanganPondok Tengah dibutuhkan investasi totalsebesar US$ 427,7 juta. Rinciannya, tahun2007 dibutuhkan US$ 210,7 juta dan tahun2008 sebesar US$ 176,5 juta. Proyekpengembangan ini mempunyai IRRsebesar 20% pada asumsi harga minyak

US$ 35 per barel. "Pengembangan Pondok Tengah

sengaja dilakukan sendiri oleh Pertamina EP.Program pengembangan di sini akan dipakaisebagai percontohan bagi pengembanganlapangan-lapangan baru Pertamina EP dimasa mendatang," papar Kun.

Disinggung mengenai dampaktingginya harga minyak dunia dengankelangsungan proyek Pondok Tengah, Kun

menyatakan cukup signifikan. Malahan,pengembangan lapangan menjadi kianmenarik menyusul tingginya hargaminyak. Meskipun demikian, diamenegaskan bahwa percepatanpengembangan Lapangan Pondok Tengahtidak semata-mata karena harga minyakyang terus naik.

"Itu dilakukan karena komitmen kamiuntuk menambah produksi Pertamina danmelakukan efisiensi dalampengembangan lapangan," papar Kun.

Dia menjelaskan, dalam RencanaKerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)2007, Per tamina EP memasangperkiraan harga minyak adalah US$ 60per barel, ternyata realisasinya dalamTriwulan I harga rata-rata hanya US$57,74 per barel. Hal ini membuatrevenue perusahaan menjadi tidaksesuai dengan target. Karena itu,Per tamina EP terus berupayameningkatkan produksi danmengefisienkan biaya produksi untukdapat mencapai target finansial.***

Reposisi SDMPT Pertamina EP telah memiliki

strategi jangka pendek, menengahdan panjang untuk mengatasi

kendala utama dalam urusan SDM, baikdari sisi kuantitas maupun kualitas.Sebagai langkah awal, anak perusahaanPT Pertamina (Persero) ini melakukanreposisi sumber daya manusia (SDM)yang ada agar sesuai dengankompetensinya.

Selanjutnya, perusahaan inimelakukan outsourcing pada keahlianspesifik yang memang sangatdibutuhkan untuk meningkatkankualitas kegiatan operasional.Sedangkan untuk kebutuhan SDM

jangka panjang, Pertamina EP akanmelakukan rekruitmen fresh graduateyang berkualitas secara periodiksebagai kaderisasi pekerja.

Saat ini, Pertamina EP memilikibanyak proyek yang harus dikerjakan,seperti pengembangan gas di Jatim,Matindok, Pondok Tengah , Malawi MuaraBulian, Malendong dan lainnya. Untukmengerjakan proyek-proyek tersebut,Pertamina EP membutuhkan banyaktenaga kerja. Rencananya, perusahaantersebut akan merekrut tenaga ahlidengan sistem kontrak seperti yangdilakukan Petronas.

Hal yang menjadi perhatian serius

Pertamina EP adalah masalahnumerasi. Sejak dibentuk tiga tahunlalu, perusahaan ini sudah mulaimelakukan penyesuaian renumerasidengan perusahaan migas yang ada.Kini, perusahaan nasional ini berharaprenumerasi pekerjanya bisa kompetitifdibandingkan perusahaan minyaklainnya.

Bulan Maret 2007 lalu, parapimpinan Per tamina EP pergi KualaLumpur untuk menemui sejumlahtenaga ahli migas nasional. Merekamemaparkan visi dan misiPer tamina tersebut. Menurutlaporan, responsnya luar biasa. Dari110 orang yang hadir, 70 diantaranya telah mengajukanlamaran kerja.***

"Pengembangan Pondok Tengahsengaja dilakukan sendiri olehPertamina EP. Programpengembangan di sini akandipakai sebagai percontohanbagi pengembangan lapangan-lapangan baru Pertamina EPdi masa mendatang"

>> Kun Kurnely

Page 7: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

7

Laporan Utama

Optimalkan Lapangan Migas

PT Pertamina EP menggandengmitra kerja untuk mengop-timalkan pengelolaan lapang-

an-lapangan migasnya. Ini dilakukankarena Per tamina punyaketerbatasan dalam haldana, sumber daya manusiadan teknologi untukmengelola lapangan migastersebut.

Selain menggandeng mitrakerja, menurut Direktur UtamaPer tamina EP Kun Kurnely,upaya untuk meningkatkan danmempertahankan produksi jugamembutuhkan teknologi mutakhir,seper ti enhanced oil recovery(EOR). Alasan seperti itulah yangmemaksa Per tamina EPmengundang investor, baik nasionalmaupun internasional, untuk bekerjasama menggarap beberapa lapanganmigas.

Pola KSO hampir sama dengankontrak kerja sama biasa. Namun,berbeda dengan kontrak-kontraksebelumnya yang selama ini dilakukanPertamina, seperti TAC (technical assis-tant contract) dan JOB (joint operatingbody). Para investor tidak diberi peluanguntuk memiliki participating interest diwilayah kerja tersebut. Mereka hanyaakan mendapatkan fee dari pengelolaanlapangan migas itu.

Selain itu untuk masalah gross reve-nue, FTP, dan cost recovery akanditanggung sepenuhnya oleh investor.Sisanya akan displit antara pemerintah(60%) dan Per tamina (40%). BagianPertamina yang 40% inilah yang dibagi

dimana split-nya negotiable dengan inves-tor. Patokannya split KPS disekitar wilayah

kerja itu. Nantinya, inves-tor yang ikut bekerja dan mendanai,

sementara reporting dan pemegang 100%working interest adalah Pertamina.

Per tamina menargetkan tambahanproduksi minyak setidaknya 1.000 barelper hari (bph) tahun 2007 ini dari lapanganyang di-KSO-kan. Produksi diproyeksikanmeningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Pada 2006, produksi minyakPer tamina tercatat mencapai 101.258barel per hari yang berasal dari lapangansendiri 73.604 bph dan lapangan yang

dikerjakan bersamamitra 27.654 bph. Sedangkan pada tahun2007, Pertamina memproyeksikan tingkatproduksi minyak naik menjadi 117.536barel per hari, dimana sebanyak 30.773bph di antaranya berasal dari mitra.

Pemenang tender lapangan produksiyang dilaksanakan melalui KSO adalah PTPacific Oil & Gas Indonesia, PT Geo Corpo-ration, PT Formasi Sumatra Energi, PTGeraldo Putra Mandiri dan PT Duta Firza.Sementara pemenang tender lapanganeksplorasi adalah PT Indelberg IndonesiaPerkasa, PT Saripari Pertiwi Abadi dan PTRemaja Bangun Kencana.***

PEMENANG TENDER KSOLAPANGAN MIGAS PERTAMINA

NO PERUSAHAAN LAPANGAN LOKASI STATUS

1 PT Pacific Oil & Gas Indonesia Perlak NAD Produksi

2 PT Geo Corporation Sungai Lilin Jambi Produksi

3 PT Formation Sumatera Energi Tanjung Tiga Timur Sumsel Produksi

4 PT Geraldo Putra Mandiri Ibul Tenggara Sumsel Produksi

5 PT Duta Firza Bangkudulis Kaltim Produksi

6 PT Indelberd Indonesia Perkasa Suci Jateng Eksplorasi

7 PT Saripari Pertiwi Abadi Kendal Jateng Eksplorasi

8 PT Remaja Bangun Kencana Kamundan Papua Eksplorasi

,

Page 8: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

8

No. 22, April 2007Seremonial

8

Pelantikan Abdul Muin sebagai Wakil Kepala BPMIGAS oleh MenteriESDM, Purnomo Yusgiantoro di Departemen ESDM 19 April 2007

Page 9: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

9

No. 22, April 2007Seremonial

9

Lomba membungkus kado yang diikuti pejabat BPMIGAS dalam rangka Hari Kartiniyang diselenggarakan Himpunan Wanita BPMIGAS (HWB), 25 April 2007.

Page 10: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

10

No. 21, April 2007P r o f i l

Apa fokus utama tugas Wakil KepalaBPMIGAS?Tugas saya adalah membantu Kepala.Jadi saya akan mengurangi bebanKepala, terutama yang menyangkutmasalah operasional di internal.Pimpinan itu seperti supir atau pilot.Jika dalam perjalanannya banyakyang mengganggu, maka dia tidakbisa konsentrasi. Karena itu, sayaberupaya membantu agar beliau bisatenang dalam menjalankan mobil. Itufilosofinya.Saya juga siap melakukan konsolidasidi dalam. Sejalan dengan itu, kamiberupaya mengejar target produksimigas. Ini adalah kunci keberhasilanBPMIGAS. Jadi, harus all out.

Apa yang terberat dalam tugas saatini?Dengan tantangan yang ada, sayaharus bisa meningkatkan citraBPMIGAS. Aspek sosialisasi perlu,karena selama ini orang bisa sajamengira seolah-olah BPMIGAS tidakbekerja. Padahal, BPMIGAS telahmelakukan bnayak hal, misalnyamemeriksa cost recovery sedemikianrincinya, sehingga seakan-akanproses ini jadi lambat.

Bagaimana mewujudkan tugas itu?

10

Wakil Kepala BPMIGAS Abdul Muin:

Fokus Utama,Perbaikan CitraPria kelahiran Campang Tiga, Sumatera Selatan, 58 tahun lalu ini sangat antusias

ketika berbicara mengenai upaya peningkatan citra BPMIGAS, sebagai suatu lembagayang ditugaskan pemerintah untuk mendorong produksi migas Indonesia di tahun-

tahun mendatang.Dr. Abdul Muin, yang pada 19 April 2007 lalu dilantik oleh Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro sebagai Wakil Kepala Badan Pelaksana Kegiatan HuluMigas (BPMIGAS) ini, memiliki pengalaman internasional karena pernah bertugas di OPECselama delapan tahun.

Menyandang posisi Wakil kepala BPMIGAS, mantan Kepala Lemigas Geological Ser-vices Unit (LGSU) ini bertekad bekerja keras bersama jajarannya guna melakukan perbaikandi segala lini, terutama menyangkut perbaikan citra BPMIGAS. Berikut petikan wawancaraTim Buletin BPMIGAS dengan Abdul Muin di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Saya akan melakukan suatu polaperencanaan yang terukur, agar suatukegiatan betul-betul berjalan sesuaidengan target waktu. Selain itu, sayajuga akan melakukan monitoring agarproses yang dilakukan sesuai dengankapasitas dan volume yangdiharapkan.

Apakah akan ada perubahanorganisasi di BPMIGAS?Masih menunggu rencana kerja yangsedang diajukan ke DepartemenESDM. Itu sedang diproses dandipertimbangkan. Mudah-mudahanakan menjadi suatu kendaraan yangcocok untuk dikendarai.

Apakah ini semacam reorganisasi?Ya, reorganisasi. Tapi belum tentumerombak sama sekali. Hanyadibenahi. Misalnya, jika menuju satutujuan, kita harus punya satukendaraan yang memadai untuk bisamenghadapi tantangan yang ada. Jikatidak, mencapainya mungkin bisa tapiakan lama. Supaya kendaraan ini bisa berjalandengan baik, maka baik supir, montirmaupun kernetnya harus beradapada tempat masing-masing sesuaidengan keahliannya. Jangan sampaikernet memegang setir. Sementara

montir, kerjanya hanya mengelapkendaraan sehingga tidak maksimal.Jadi, saya ingin ada the right person atthe rigt place. Tetapi saya sadarbahwa komposisi SDM terbatas.BPMIGAS memang kekurangan SDMyang berpengalaman dan memilikileadership. Ini suatu pekerjaan berat.Tapi semua harus dilakukan secaraparalel. Perombakan aturan danpembinaan SDM dijalankanbersamaan dengan mengerjakanproyek.

Terkait dengan upaya percepatanproduksi, bukankah Anda sebelumnyajuga sudah menjadi anggota timKoordinasi?Yang membedakan sekarang adalah,kalau dulu saya hanya laksanakan apayang ditugaskan, sekarang saya harusmencari dan melihat mana yangkurang. Sekarang saya juga ikutmemfasilitasi dan menggerakkanyang lain.Dalam kapasitas sebagai tenaga ahli,saya melakukan semua pekerjaanyang bisa saya lakukan. Baik itudiperintah atau tidak. Itu prinsip.Meskipun nantinya hasil pemikiransaya itu dipakai atau tidak. Tapi yangpenting saya mencoba apa yang bisasaya lakukan dan saya sumbangkandengan wadah yang ada.

Apakah pengalaman Anda sebagaitenaga ahli ini menjadi pertimbangandipilihnya Anda sebagai Waka?Saya kira bukan, karena semuapengalaman kerja saya dilihat secaramenyeluruh. Ketika di Lemigas, sayabekerja melakukan jasa teknologi dibidang upstream, geologi danreservoir. Bahkan dulu, saya seringmelakukan reevaluasi PoD yangdiminta atas nama BKKA (cikal bakalBPMIGAS, red). Jadi hal-hal yangmikro sudah saya lakukan ketikabertugas di Lemigas, Selain itu, saya juga pernah bertugasdi OPEC. Ini yang saya anggappenting. Selama penugasan di luarnegeri tersebut, saya jadi terbiasadengan visi global karena posisi sayasebagai up stream oil industry analyst.Saya juga terlatih dalam berdiplomasi.Saat OPEC mendapat serangankritikan, saya juga ikut membangunkembali citra OPEC.

Page 11: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

11

No. 21, April 2007P r o f i l

11

Dari OPEC, saya dapat ramuan mikro dan makro.Di Indonesia sebelumnya dalam membuatperencanaaan, hanya dalam kacamata nasional.Padahal industri migas tidak pernah terlepas darisuatu kontrol politik-ekonomi. Jika kita tidakmengetahui politik, kita akan jalan seperti orangbuta, Jadi, dua pengalaman ini sangat membantukegiatan saya di BPMIGAS.

Bagaimana Anda bisa sampai ke OPEC?Ketika itu, Dirjen Migas Pak Suyitno yang jugamenjabat Gubernur OPEC membuat disposisiuntuk dicarikan kandidat guna dikirim ke OPECdan tidak boleh gagal. Akhirnya dikirim 50 orangtermasuk saya. Sewaktu saya terpilih danmembaca disposisi dirjen, terus terang menjadibeban moril yang berat sekali. Karena kalau gagalmalu, pulang ke Indonesia kreditnya negatif. TapiAlhamdulillah saya lulus.***

Nama : Dr. Abdul MuinTempat/Tgl. Lahir : Campang Tiga, 15 Maret 1949Agama : Islam

PENDIDIKAN1969-1973 : B.Sc. Teknik Perminyakan, PTPN "Veteran"

Yogyakarta1973-1976 : Diploma of School of Petroleum Geology, Cepu1981-1982 : D.E.A (S2) Applied Sedimentology, Institut

Dolomieu, USMG I Grenoble, France1982-1985 : Doktor (S3) Sedimentology, Institut Dolomieu,

USMG I Grenoble, France

PENGALAMAN KERJAA. PPPTMGB "LEMIGAS", Jakarta

1977-1978 : Assisten Geologi Bidang Eksplorasi,1978-1981 : Kepala Laboratorium Sedimentologi1979-1981 : Koordinator Teknis Unit Pelayanan Jasa

Teknologi pada LBSU (Lemigas Biostrati-graphic Services Unit, Kerjasama Lemigas danRobertson Research Singapore)

1981-1985 : Tugas belajar ke Prancis (Program Doctor)1985-1994 : Kepala Lemigas Geological Services Unit

(LGSU)

B. Sekretariat OPEC di Wina, Austria1994-997 : Petroleum Geologist , Energy Studies Depart-

ment1997-2002 : Upstream Oil Industry Analyst, Energy Studies

Department

C. BPMIGAS, Jakarta2002-2004 : Kadiv Pengkajian2004-2007 : Tenaga Ahli2007-sekarang : Wakil Kepala BPMIGAS

Page 12: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

12

Seputar KKKS

Proyek pembangunan kilang LNGTangguh diperkirakan bakalmenghabiskan dana sekitar

US$ 6,5 miliar. Berdasarkan rencana awalBP Indonesia, yang ditunjuk sebagaipelaksana proyek, sebagian dana yaknisebesar US$ 3 miliar akan diambilkandari internal, sedang sisanya diharapkanbersumber dari pinjaman perbankaninternasional.

Sampai April 2007, telah ada sejumlahlembaga dana internasional yangmemberikan pinjaman dana, yakni JapanBank International Corporation (JBIC),Asian Development Bank (ADB) danbeberapa bank komersial internasional.Jumlah pinjaman mencapai US$ 2,616miliar. Dalam hal ini BP bertindak sebagaipenjamin tunggal atas pinjaman yangdilakukan, karena pemerintah Indonesiatidak terlibat sebagai penjamin.

Selanjutnya BP Indonesia masihberkeinginan mendapatkan pinjamantambahan sebesar US$ 880 juta, agarskema pendanaan berjalan seperti yangdirencanakan. Salah satu skema yangdilakukan adalah mencari pinjaman dariperbankan China, yakni Fujian TranscheLoan.

Sambil menunggu jawaban dariproposal yang diajukan, BP Indonesia juga

Proyek TangguhUndang PerbankanNasional

mengundang sejumlah perbankannasional untuk ikut terlibat dalampendanaan proyek nasional tersebut.Menurut Deputi Keuangan dan PemasaranBPMIGAS, Eddy Purwanto, sejumlah bankutama di dalam negeri seperti BankMandiri, BCA dan BNI, sudah dihubungi.

BPMIGAS, sebagai wakil pemerintahyang mengelola kegiatan usaha huluminyak dan gas bumi hanya bertindaksebagai fasilitator. Tugasnya, antara lainmemastikan proyek tersebut mendapatkanterm and condition pendanaan yang baikagar proyek Tangguh memberikan manfaatmaksimal bagi negara.

Sejauh ini Eddy yakin proyek kilangLNG Tangguh menarik bagi perbankannasional. Terbukti, pendanaan melaluiskema international tranche sebesar US$2,6 miliar ditawarkan dengan bungamurah, yaitu menggunakan tingkat sukubunga yang ditetapkan di London InterbankOvernight Paid (Libor) plus 0,25%. “Inimerupakan pinjaman komersial migaspaling murah di seluruh dunia,” katanya.

Lembaga dana mana yang akanberpartisipasi menanggung sebagian danayang masih dicari, saat ini masih dalamproses. Namun bagi Indonesia, prosespencarian ini tidak akan membahayakanbagi kelangsungan proyek Tangguh sebabBP sudah komitmen untuk menutupinya

Setelah berhasil menggaet lembaga-lembaga keuanganinternasional, BP Indonesia mengundang perbankan nasional agarikut berpartisipasi dalam mega proyek Tangguh.

Lokasi Kilang LNG Tangguh.

Persiapan instalasi UR-B Jacket

Page 13: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

13

Seputar KKKS

dengan dana internal, bila tidak adalembaga dana lain yang ikut berpatisipasi.

Pembangunan kilang LNG senilai US$1,9 miliar ini telah dimulai sejak kuartalpertama 2005. Pembangunan Train-1diharapkan selesai pada kuartal keempat2008, sedangkan Train-2 diharapkanselesai pada kuartal kedua 2009.

Sampai Maret 2007, tingkatpenyelesaian konstruksi kilang LNGTangguh sudah mencapai 70%. Selainkilang LNG, proyek LNG Tangguh jugamembangun Gas Processing Facilities(GFP) senilaiUS$ 514 juta.Diharapkanproyek iniselesai kuartalkeempat 2007.

Proyek LNGTangguhberlokasi diTeluk Bintuni,bagian baratPapua. Lapangangas tersebar danterbagi dalamtiga wilayahkerja KKS:Berau, Muturi

and Wiriagar. Total cadangan gas diTangguh mencapai 23,7 tcf, yang terdiridari Proved 14,4 tcf, Probable 3,9 tcf danPossible 5,4 tcf.

Sejauh ini telah ada sejumlah kontrakpenjualan LNG dari Tangguh yangditandatangani, yakni dengan Fujian Chinasebanyak 2,6 juta ton per tahun (mtpa)selama 25 tahun, dengan SK Power Koreasebanyak 0,55 juta mtpa selama 20 tahun,Posco Korea sebanyak 0,55 juta mtpa selama20 tahun, dan dengan West Coast AmerikaSerikat 3,7 juta mtpa selama 20 tahun.

Diharapkan mulai kuartal keempattahun 2008, penjualan LNG sudah bisadirealisasi.

Bor 15 Sumur Agar komitmen pengiriman LNG bisa

direalisasi tepat waktu, BP Tangguh mulaimelakukan pemboran pada Juni 2007mendatang. Menurut President BPIndonesia John C Minge, pemboran akandilakukan terhadap 15 sumur, dandiharapkan bisa selesai dalam waktu 18bulan.

Kepastian pekerjaan pemborantersebut kian membuat jelas bahwaproduksi LNG di Tangguh sudah bisaterlaksana pada kuartal IV tahun 2008.Dana untuk pengeboran tersebut, ujarMinge, akan diambil dari total dana proyekLNG Tangguh.

Semua kegiatan yang dilakukan BPIndonesia di lapangan saat ini digunakanuntuk melengkapi komitmennyamembangun dua buah train LNG.Sementara wacana pembangunan train ketiga, sampai saat ini masih dalampembahasan.

Seperti diketahui, selain BP yangmenguasai 37,16%, proyek LNG Tangguhjuga dimiliki CNOOC 16,96%, MI Berau BV16,3%, Nippon Oil Exploration Ltd 12,23%,KG Berau/KG Wiriagar 10% dan LNGJapan Corporation 7,35%. ***

“Sebagai tahap awal, BPIndonesia berencanamembangun 2 train LNG.Sedangkan train ketigamasih dalampembahasan denganbeberapa investor”.

>> John C Minge

View udara proyekTangguh di Teluk

Bintuni, Papua.

Page 14: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

14

No. 22, April 2007

14

C o m d e v

Tanggung jawab perusahaan terhadaplingkunan social atau yang dikenal dengancorporate social responsibility (CSR)memang dapat dilakukan dengan beragamcara. Namun, cara yang ditempuh PremierOil Indonesia terbilang unik. KKKS-BPMIGAS ini melaksanakan program CSRdengan memberdayakan ekonomi nelayanNatuna di Kepulauan Anambas.

“Alasan Premier Oil membantu paranelayan Natuna karena merekamembutuhkan perhatian khusus agardapat meningkatkan kesejahteraanhidupnya,” papar Yanin Kholison, Commu-

Premier Oil:

PemberdayaanEkonomi Nelayan Natuna

nity Development Officer Premier OilIndonesia .

Setidaknya, lebih dari 200 nelayanyang mendapatkan bantuan berupa alatpancing rawai dari perusahaan migas asalInggris ini. Nelayan tersebut berasal daritiga kecamaan yang berada di bawahwilayah administrasi Kabupaten Natuna,yaitu Kecamatan Palmatak, KecamatanSiantan dan Kecamatan Jemaja.

Alat pancing rawai merupakan suatualat pancing yang dilengkapi dengansekitar 50-100 mata kail. Alat tersebutdibutuhkan nelayan Natuna karena lebih

memudahkan dan mengoptimalkanpenangkapan ikan.

Selain memberikan bantuan tersebut,Premier Oil juga menyerahkan kapal dansejumlah alat administrasi, sepertikomputer dan printer. Semua bantuantersebut diserahkan kepada IkatanKerukunan Keluarga Nelayan Anambas(IKKNA).

Pengawasan program pemberdayaanekonomi nelayan Natuna tersebutdiserahkan kepada IKKNA. Alasannya,agar timbul rasa kepemilikan di antaramereka. Bahkan, program tersebut juga

Page 15: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

15

No. 22, April 2007C o m d e v

15

muncul dari para nelayan itu sendiri. “Dengan cara demikian, mereka

diharapkan benar-benarmemanfaatkannya. Karena mereka tahubetul yang mereka butuhkan. Intinya, darimereka untuk mereka,” ujar Yanin.

Program pemberdayaan nelayanNatuna ini tergolong unik karena belumada KKKS yang melakukannya. Darisejumlah KKKS yang beroperasi diwilayah Natuna, baru Premier Oil yangmemberi perhatian di sektor tersebut.

Program tersebut telah berlangsungsejak tahun 2006. Kini sudah memasukitahap evaluasi. Setelah dievaluasi sejauhmana perkembangan program tersebut,Premier Oil rencananya akan melanjutkandan mengembangkan program tersebutdengan melibatkan para istri nelayan.

Menurut rencana, program yangmelibatkan para istri nelayan ini akanlebih menekankan bagaimana memajukanusaha pengolahan hasil tangkapan.Misalnya, membuat ikan asap, tepungikan, serta kerupuk ikan dengan kualitasdan pengemasan yang lebih baik.

Tujuannya, agar para istri nelayanbisa ikut menambah pendapatan keluarga.Apalagi, ikan hasil tangkapan paranelayan Natuna merupakan ikan laku jual,seperti ikan tenggiri, tongkol, kakapmerah dan ekor kuning.

Program pemberdayaan ekonominelayan Natuna ini juga telah diketahuioleh Dinas Perikanan setempat. Malahan,

Dinas Perikanan Natuna yang turutmerekomendasikan program tersebut.Alasannya, program itu jelas-jelasmembantu pemerintah dalam upayamengentaskan kemiskinan.

Dampak positif yang terasa tidakcuma itu saja. Masyarakat setempat jugameresponnya secara positif. Sebagaicontoh, apabila ada acara yangdiselenggarakan Premier Oil di lepas

pantai, masyarakat setempat turutmembantu.

“Rupanya, hubungan yang terjalinantara Premier Oil dengan masyarakatsetempat menjadi lebih harmonis. Yangpada ujung-ujungnya, turut pula membantukelancaran produksi Premier Oil,” jelasYanin. ***

(Sumber: Nuansa, majalah InternalPremier Oil Indonesia )

Page 16: Buletin BP MIGAS Edisi.22

No. 22, April 2007

16

Ekpansi

Pasokan Gas DomestikTerus Bertambah

Kebutuhan gas bagi sejumlahkonsumen di Sumatera,Jawa, dan sebagian

Kalimantan semakin meningkat.BPMIGAS mengusahakan agarkebutuhan terpenuhi. Hal ini terlihatdengan ditandatanganinya tujuh ( 7)Gas Sales Agreement (GSA) dengantotal volume 738,52 TBTU senilai US$3,1 miliar.

Ke-7 kontrak GSA tersebutditandatangani di Jakarta pada 25 April2007 lalu. Kontrakbaru tersebut akanmenjaminketersediaan gasbuat kebutuhandomestik. Darijumlah yang dijualtersebut, pasokanterbesar diperuntuk-kan bagi pembangkitlistrik dan sisanyauntuk memenuhipasokan pabrikpupuk dan kilang UPV Balikpapan.

"Volumeterbesar yaknisekitar setengahnyadibeli oleh PLN,sebesar 343,4 TBTUdengan nilai totalUS$ 1,18 miliar. Dampak dari perjanjianjual-beli ini sangat besar, sehinggadiharapkan produsen gas dan pembelibisa bersinergi," kata Kardayamenyaksikan penandatanganan GSAtersebut.

PLN membeli gas tersebut dari JOBPertamina-Hess Jambi Merang. Inimerupakan amandemen kontrak lamadengan jangka waktu yang sama.Kontraknya selama 10 tahun dengan gasberasal dari lapangan gas SungaiKenawang dan Pulau Gading di Jambi.Gas yang dibeli PLN tersebut akandigunakan untuk menggerakan dua

pembangkit listrik di Jawa, yakni .PLTGUMuara Karang dan PLTGU Muara Tawar.

Menurut Direktur Keuangan PLNParno Isworo, PLN membeli gas tersebutdengan harga US$ 2,95 per MMBTU.Dengan adanya penggunaan gas dipembangkit listrik PLN, maka dihasilkanpenghematan sebesar Rp 36,48 triliunselama masa kontrak 10 tahun ini.

Kontrak jual beli-gas lainnya adalahChevron Company Indonesia sebagaiprodusen dengan pembeli PT Pertamina

(Persero) untuk Kilang Balikpapan. Inijuga merupakan amandemen kontraksebelumnya. Masa waktu kontrakselama enam tahun dan volume 65TBTU. Gas yang dibeli dengan kontraksenilai US$ 357,5 juta itu diperoleh darilapangan gas Seturian.

Sementara empat kontrak jual beligas lainnya dilakukan oleh PTPertamina EP sebagai produsen denganpara pembeli di Sumatera Selatan.Pertama, Pertamina EP dengan PTPupuk Sriwijaya selama lima tahun danvolume 326,03 TBTU senilai US$ 1,131miliar. Gas diambil dari lapangan

Pertamina EP Region Sumbagsel. Adapun Pertamina EP berkontrak

dengan PT Titis Sampurna selama tigatahun dan volume 2,19 TBTU. PertaminaEP dengan PT Pertiwi NusantaraResources selama tiga tahun danvolume 0,7 TBTU, Pertamina EP denganPT Pertiwi Nusantara selama tiga tahundan volume 0,5 TBTU, dan Pertamina EPdengan PT Energi Kompresindo selamatiga tahun dengan volume 0,7 TBTU.Keempat kontrak senilai US$ 430 juta

tersebutmemanfaatkangas buangmilikPertamina EPRegion JawaBarat.

KardayaWarnikamengatakan,keempatkontrak gasPertamina EPtersebutmemiliki artiyang sangatstrategis bagipemanfaatangas bumiIndonesia . Gasbumi yang

dipasok memanfaatkan flare gas, yangsebelumnya dibakar. Sehingga bisamendatangkan keuntungan ekonomi danmenambah pemasukan negara. Diaberharap para kontraktor KKS lainnyabisa mengikuti usaha tersebut, sehinggasumber daya gas bumi memberikankeuntungan maksimal bagi negara

Selama ini, para operator terpaksamembakar sekitar 60 mmscfd gas secarapercuma di Laut Jawa selama puluhantahun. Pembakaran gas setara kebutuhansatu pabrik pupuk itu harus dilakukan agargas tidak membakar perkampungansekitar atau kapal yang lewat. ***

Penandatanganan 7 Gas Sales Agreement (GSA) atau kesepakatan jual-beli gas bumi di Jakarta, 25 April 2007