Top Banner

of 149

Buku Tata Cara Klaim Jamsostek

Oct 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 1

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 2

    Arvin Afriansyah, Desi Kurniawati, Rangga Darmajati,

    Ira Pracinasari, Aldhila Liantika M. Mia Lukitawati,

    Romadona, Sri Handayani

    TATA CARA KLAIM JAMINAN SOSIAL TENAGA

    KERJA

    Ed 1, Cet 1 Surakarta

    I, 150 hlm. ; 17,4 x 23,5 cm.

    I Judul.

    Jml kata : 13.349 Karakter : 75.872 Baris : 632

    Buku ini dicetak di atas kertas HVS putih; 80 gr; green

    softcover.

    Hak Cipta 2013, pada Penulis/Pengarang Buku

    Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan

    cara apapun, termasuk dengan cara menggunakan mesin

    fotocopy, tanpa izin sah dari penerbit/penulis.

    Cetakan Pertama, Mei 2013

    Arvin Afriansyah, Desi Kurniawati, Rangga Darmajati, Ira

    Pracinasari, Aldhila Liantika M., Mia Lukitawati, Romadona,

    Sri Handayani

    TATA CARA KLAIM JAMINAN SOSIAL TENAGA

    KERJA

    Penulis/Editor : Arvin, dkk

    Desain Cover : Arvin, dkk

    Dicetak di : Tumpy FC, Surakarta - Indonesia

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 3

    KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha

    Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja

    dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya

    kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan

    buku Perundang-Undangan yang berjudul TATA

    CARA KLAIM JAMSOSTEK

    Adapun buku Perundang-Undangan yang

    berjudul TATA CARA KLAIM JAMSOSTEK ini

    telah kami usahakan semaksimal mungkin dan

    tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga

    dapat memperlancar pembuatan buku ini. Untuk itu

    kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih

    kepada semua pihak yang telah membantu kami

    dalam pembuatan makalah ini.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 4

    Namun tidak lepas dari semua itu, kami

    menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik

    dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.

    Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan

    terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi

    pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada

    kami sehingga kami dapat memperbaiki buku

    Perundang-Undangan yang berjudul TATA CARA

    KLAIM JAMSOSTEK

    Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari

    makalah buku Perundang-Undangan yang berjudul

    TATA CARA KLAIM JAMSOSTEK ini dapat

    diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat

    memberikan inpirasi terhadap pembaca.

    Surakarta, 31 Mei 2013

    Tim Penulis,

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 5

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR iv

    DAFTAR ISI vi

    BAB I JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA 1

    1.1. Profil Jamsostek 1

    1.2. Pengertian 3

    1.3. Filosofi 5

    1.4. Sejarah Jamsostek 8

    1.5. Struktur Organisasi Jamsostek 11

    1.6. Program Jamsostek 12

    BAB II PERATUAN

    PERUNDANG-UNDANGAN 16

    2.1. Undang-Undang No.3 Tahun 1992 16

    2.2. Keterangan MPR RI No.II/MPR/1993 18

    2.3. Mengapa Harus Undang-Undang 18

    2.4. Hubungan Risiko dan Jaminan 20

    BAB III KEPESERTAAN 23

    3.1. Ketentuan Wajib 23

    3.2. Tahap Kepesertaan 25

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 6

    3.3. Kepesertaan Parsial 27

    BAB IV BENTUK JAMINAN 28

    4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja 28

    4.2. Jaminan Hari Tua 32

    4.3. Jaminan Kematian 38

    4.4. Jaminaan Pemeliharaan Kesehatan 38

    BAB V TINGKAT IURAN 56

    BAB VI PENYELENGGARAAN 59

    6.1. Badan Penyelenggara 59

    6.2. Investasi dan Pengelolaan Dana 60

    6.3. Sanksi Hukuman 62

    BAB VII PROSEDUR PENDAFTARAN DAN

    IURAN 64

    BAB VIII PEMBAYARAN JAMINAN DAN

    PELAYANAN KLAIM JAMSOSTEK 70

    8.1 Tata Cara Pengajuan Klaim

    Jamsostek JKK 70

    8.2. Tata Cara Pengajuan Klaim

    Jamsostek JKM 78

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 7

    8.3. Tata Cara Pengajuan Klaim

    Jamsostek JHT 82

    8.4. Tata Cara Pengajuan Klaim

    Jamsostek JPK 87

    CONTOH KASUS 119

    DAFTAR PUSTAKA 124

    LAMPIRAN 128

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 8

    BAB I

    JAMINAN SOSIAL TENAGA

    KERJA

    1.1. Profil Jamsostek

    Jamsostek merupakan suatu perlindungan bagi

    tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang

    sebagai pengganti dari penghasilan yang hilang atau

    berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau

    keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa

    kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan

    meninggal dunia. Jamsostek dimaksudkan untuk

    menumbuhkan kemandirian dan menjaga harkat dan

    martabat serta harga diri tenaga kerja dalam

    menghadapi risiko sosial ekonomi. Sedangkan tujuan

    jamsostek adalah mengurangi ketidakpastian masa

    depan tenaga kerja yang akan menunjukan ketenangan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 9

    sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga

    kerja.

    Dasar hukum jamsostek adalah :

    1. UU No.3 tahun 1992 tentang Jamsostek.

    2. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelengaraan

    Jamsostek.

    3. Keppres No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit

    Yang Timbul Karena Hubungan Kerja.

    Permenaker No. 5/MEN/1993 tentang Petunjuk

    Teknis Pendaftaraan, Pembayaran Iuran, Pembayaran

    Santunan, dan Pelayanan.

    Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek)

    sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992,

    pada prinsispnya merupakan sistem asuransi sosial

    bagi pekerja (yang mempunyai hubungan kerja)

    beserta keluarganya. Skema Jamsostek meliputi

    program-program yang terkait dengan resiko, seperti

    jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan

    pemeliharaan kesehatan, dan jaminan hari tua.

    Jamsostek mempunyai visi Menjadi lembaga

    penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 10

    terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima

    dan manfaat optimal bagi seluruh peserta. Adapun

    misinya adalah :

    1. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu

    Pelayanan dan Manfaat kepada peserta

    berdasarkan Prinsip Profesionalisme.

    2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

    3. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas

    Sumber Daya Manusia (SDM) dan penerapan

    Good Corporate Governance (GCG).

    4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan

    mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent).

    5. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate

    Images

    1.2. Pengertian

    Jaminan sosial tenaga kerja pada hakikatnya

    merupakan program publik yang memberikan

    perlindungan bagi tenaga kerja dalam menghadapi

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 11

    risiko-risiko sosial-ekonomi tertentu. Unsur-unsur

    utama dalam pengertian ini menyangkut:

    a. Program piblik

    Jaminan sosial merupakan program publik, yaitu

    program yang memberikan hak dan kewajiban

    secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan

    tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No. 3

    Tahun 1992. Hak yang diberikan berupa santunan

    tunai dan pelayanan medis bagi tenaga kerja dan

    keluarganya, sedang kewajibannya berupa

    kepesertaan dan pembiayaan dalam program ini.

    b. Perlindungan

    Jaminan sosial memberikan perlindungan yang

    sifatnya dasar dengan maksud untuk menjaga

    harkat dan martabat manusia jika mengalami

    risiko-risiko sosial-ekonomi dengan pembiayaan

    yang dapat dijangkau oleh setiap pengusaha dan

    tenaga kerja sendiri.

    c. Risiko sosial ekonomi

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 12

    Risiko-risiko yang ditanggulangi terbatas pada

    peristiwa-peristiwa kecelakaan, sakit, hamil,

    bersalin, cacad, hari tua dan meninggal dunia

    yang mengakibatkan berkurangnya atau

    terputusnya penghasilkan tenaga kerja dan/atau

    membutuhkan perawatan medis.

    1.3. Filosofi

    a. Jaminan sosial tenaga kerja dilandasi dengan

    filosofi kemandirian dan harga diri manusia

    dalam menghadapi risiko sosial-ekonomi.

    Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain

    dalam membiayai perawatan sewaktu sakit,

    dalam membiayai hidup di hari tua, dalam

    mengurus keluarganya jika meninggal dunia.

    Harga diri berarti jaminan-jaminan tersebut

    diperoleh sebagai hak, dan bukan dari belas

    kasihan orang lain, karena memang jaminan

    sosial itu merupakan hak tenaga kerja.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 13

    b. Untuk merealisasikan filosofi tersebut,

    perlindungan itu harus dijamin secara dasar.

    Kuantitas dan kualitas jaminan memang tidak

    berlebihan tetapi hanya bersifat dasar yang

    diperlukan untuk menjaga harkat dan martabat

    manusia.

    c. Jaminan-jaminan tersebut memerlukan

    pembiayaan yang harus ditanggung oleh

    pengusaha dan tenaga kerja. Namun pembiayaan

    itu hendaknya tidak terlalu memberatkan dan

    masih dalam batas-batas yang dapat dijangkau;

    karena itu perlindungan yang diberikan juga

    hanya yang bersifat dasar dan esensial saja.

    d. Jaminan-jaminan yang diberikan harus

    memberikan kemanfaatan bagi tenaga kerja dan

    keluarganya dalam menghadapu risiko-risiko

    yang bersangkutan. Namun demikian, sesuai

    prinsip dan pembiayaan, kemanfaaatan tersebut

    juga yang bersifat dasar saja.

    e. Agar pembiayaan dan kemanfaatan dapat

    optimal, maka pelaksanaannya harus dilakukan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 14

    secara gotong royong dimana yang muda

    membantu yang lebih tua, yang sehat membantu

    yang sakit, dan yang berpenghasilan tinggi

    membantu yang berpenghasilan rendah.

    Dengan motto Pelindung Pekerja, Mitra

    Pengusaha. Kantor Pusat Jamsostek beralamat di Jl.

    Jend. Gatot Subroto No. 79 Jakarta Selatan 12930 Tlp.

    (021) 5207797 (Hunting 20 Lines) Fax. (021)

    5202310. Untuk Kantor Wilayah IV Jawa Barat

    beralamat di Jl. P. Hasan Mustofa No. 39 Bandung

    40124 Tlp. (022) 7200610, 7102732 Fax. (022)

    7200609. Sedangkan untuk Kantor III Cabang

    Tasikmalaya beralamat di Jl. R.E. Martadinata No.

    260 Tasikmalaya Tel. (0265) 327987, 327811 Fax.

    (0265) 331346.

    1.4. Sejarah Jamsostek

    Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero)

    mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 15

    33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,

    Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 48/1952 jo

    PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk

    usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.

    15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh,

    PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana

    Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU

    No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja,

    secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial

    tenaga kerja semakin transparan.

    Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan,

    baik menyangkut landasan hukum, bentuk

    perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada

    tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting

    dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.

    33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi

    sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap

    pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk

    mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP

    No.34/1977 tentang pembentukan wadah

    penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 16

    Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU

    No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

    Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995

    ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan

    penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program

    Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk

    memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan

    keluarganya, dengan memberikan kepastian

    berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga

    sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya

    penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.

    Selanjutnya pada akhir tahun 2004,Pemerintah

    juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang

    Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan

    dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan

    pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis

    Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan

    Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara

    mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

    rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah

    dan tidak mampu sesuai dengan martabat

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 17

    kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat

    memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat

    lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi

    maupun produktivitas kerja.

    Kiprah Perseroan yang mengedepankan

    kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di

    Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT

    Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 6

    program bagi pekerja di sektor formal, yang mencakup

    Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan

    Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan

    Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga

    kerja dan keluarganya, Dana Peningkatan

    Kesejahteraan Peserta (DPKP), dan Program

    Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Untuk

    pekerja di sektor informal, Jamsostek mempunyai

    program Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-

    LHK). Dengan penyelenggaraan yang makin maju,

    program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada

    pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif

    dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 18

    kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa

    depan bangsa.

    1.5. Struktur Organisasi Jamsostek

    Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero)

    sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi

    Nomor: KEP/190/082007 bulan Agustus 2007 tentang

    Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek

    (Persero), adalah sebagai berikut:

    1.6. Program Jamsostek

    Pada dasarnya program Jamsostek merupakan

    sistem asuransi sosial, karena penyelenggaraan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 19

    didasarkan pada sistem pendanaan penuh (fully funded

    system), yang dalam hal ini menjadi beban pemberi

    kerja dan pekerja. Sistem tersebut secara teori

    merupakan mekanisme asuransi. Penyelengaraan

    sistem asuransi sosial biasanya didasarkan pada fully

    funded system, tetapi bukan harga mati. Dalam hal ini

    pemerintah tetap diwajibkan untuk berkontribusi

    terhadap penyelengaraan sistem asuransi sosial, atau

    paling tidak pemerintah terikat untuk menutup

    kerugian bagi badan penyelengara apabila mengalami

    defisit. Di sisi lain, apabila penyelenggara Jamsostek

    memperoleh keuntungan, maka pemerintah akan

    memperoleh deviden dan pajak badan karena bentuk

    badan hukum adalah BUMN Persero.

    Jenis jenis (ruang lingkup) program jamsostek terdiri

    dari :

    1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan

    pengantian biaya perawatan dan upah,

    santunan cacad dan santunan kematian akibat

    kecelakaan dan sakit akibat kerja.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 20

    2. Jaminan Hari Tua (JHT) berupa tabungan

    selama masa kerja yang dibayarkan kembali

    pada umur 55 tahun atau sebelum itu jika

    mengalami cacad tetap total atau meninggal

    dunia.

    3. Jaminan Kematian (JKM) memberikan

    pembayaran tunai kepada ahli waris dari

    tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum

    umur 55 tahun.

    4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

    memberikan pelayanan media berupa rawat

    jalan, rawat inap, pemeriksaan kehamilan dan

    pertolongan persalinan, penunjang diagnostik,

    pelayanan khusus dan gawat darurat bagi

    tenaga kerja dan keluarganya yang menderita

    sakit.

    5. Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta atau

    lebih dikenal sebagai DPKP merupakan dana

    yang dihimpun dan digunakan untuk

    meningkatkan kesejahteraan peserta program

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 21

    Jamsostek yang diambil dari sebagian dana

    hasil keuntungan PT. Jamsostek (Persero).

    6. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

    yang lebih dikenal sebagai PKBL merupakan

    kerjasama antara BUMN dengan Usaha Kecil

    yang bertujuan untuk meningkatkan

    kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh

    dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari

    bagian laba BUMN, sesuai dengan Keputusan

    Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003.

    7. Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-

    LHK) memberikan perlindungan jaminan

    sosial bagi tenaga kerja yang melakukan

    pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat

    tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau

    seluruh penghasilannya sebagai akibat

    terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan

    kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan

    meninggal dunia. Memperluas cakupan

    kepesertaan program jaminan sosial tenaga

    kerja.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 22

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 23

    BAB II

    PERATURAN

    PERUNDANG-UNDANGAN

    2.1. Undang-Undang No.3 Tahun 1992

    1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2)

    menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara

    berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

    layak bagi kemanusiaan. Ketentuan ini

    merupakan landasan bagi dibentuknya program

    jaminan sosial yang dapat membantu

    penghidupan yang layak bagi kemanusiaan jika

    mengalami resiko-resiko sosial-ekonomi.

    2. Undang-Undang No.2 tahun 1951 merupakan

    salah satu penjabaran dari pasal 27 ayat (2)

    UUD 1945, mewajibkan setiap pengusaha

    untuk bertanggung jawab dan memberikan

    ganti rugi terhadap kecelakaan kerja yang

    menimpa tenaga kerjanya.

    3. Undang-Undang No.14 Tahun 1969 yang

    merupakan undang-undang pokok

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 24

    ketenagakerjaan, antara lain mengatur

    penyelenggaraan jaminan sosial oleh

    pemerintah yang meliputi jaminan sakit, hamil,

    bersalin, hari tua, cacad, meninggal dunia, dan

    menggangur bagi seluruh tenaga kerja

    4. Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 1977

    tentang ASTEK menyellenggarakan Undang-

    Undang No.2/1951 dan Undang-Undang

    No.14/1969, tetapi hanya menyangkut jaminan

    kecelakaan kerja, hari tua, dan kematian, dalam

    bentuk asuransi kecelakaan kerja, tabungan

    hari tua, dan asuransi kematian.

    5. Dalam rangka melengkapi program ASTEK

    dengan jaminan sakit, hamil, dan bersalin

    sesuai Undang-Undang No.14/1969, ditetapkan

    SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri

    Kesehatan tentang Jaminan Pemeliharaan

    Kesehatan Tenaga Kerja.

    6. Undang-Undang No.3 tahun 1992 tentang

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja memadukan

    seluruh program diatas menjadi Jaminan

    Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan

    Kematian Pemeliharaan Kesehatan, sedangkan

    pelaksanaannya dituangkan dalam peraturan

    dalam Peraturan pemerintah No.14 Tahun

    1993< keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993,

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 25

    dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-

    05/MEN/1993.

    2.2. Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1993

    1. Jaminan Sosial tenaga kerja telah diangkat dan

    dicantumkan dalam garis-garis besar haluan

    negara 1993 yaitu bab IV Pembangunan Lima

    Tahun Keenam sebagai kebijaksanaan PELITA

    Keenam bidang Ekonomi khususnya sektortenaga

    kerja.

    2. Dalam GBHN 1993 itu disebutkan bahwa

    Jaminan sosial tenaga kerja mencakup jaminan

    hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan,

    jaminan terhadap kecelakaan, dan jaminan

    terhadap kematian.

    2.3. Mengapa Harus Undang-Undang

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja fiatur dengan

    undang-undang karena alasan-alasan tertentu.

    1. Jaminan sosial memberikan hak ( kepada

    tenaga kerja ), dan membebani kewajiban (

    terutama bagi pengusaha ), sehingga harus

    ada persetujuan dari wakil-wakil rakyat

    dilembaga legislatif.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 26

    2. Penjelasan pasal 23 UUD 1945

    menyebutkan bahwa segala tindakan yang

    menempatkan beban kepada rakyat, seperti

    pajak dan lain-lainnya, harus ditetapkan

    dengan undang-undang yaitu dengan

    persetujuan DPR-RI

    3. Sesuai kita Undang-Undang Hukum Acara

    Pidana (KUHAP), kewajiban yang

    mengandung ancaman sanksi pidana hanya

    dapat diatur dengan undang-undang dimana

    sifat wajib dari jaminan sosial memang

    mengandung sanksi pidana sebagai upaya

    penegak hukum.

    4. Peraturan Perundang-undangan yang ada

    sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan

    kondisi. Undang-Undang No.2/1951 yang

    mengatur kecelakaan kerja sebagai

    kewajiban pengusaha secara individual,

    dianggap memberatkan keuangan pengusaha

    menengah dan kecil serta membuat sungkan

    tenaga kerja mengajukan Klaim kepada

    pengusahanya selain hanya menyangkut 13

    sektor usaha saja, peraturan pemerintah

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 27

    No.33/1977 perlu disempurnakan jenis dan

    jumlah programnya.

    5. Perkembangan pembangunan nasional

    kearah industrialisasi memerlukan

    perlindungan yang lebih pasti bagi tenaga

    kerja sebagai pihak yang lemah.

    2.4. Hubungan Risiko dan Jaminan

    1. Setiap tenaga kerja yang bekerja dengan

    mendapatkan penghasian yang baik dalam

    hubungan kerja maupun tidak dalam hubungan

    kerja selalu mengha risiko-risiko sosial-

    ekonomi tertentu dalam pekerjaannya, yaitu

    kemungkinan menderita sakit termasuk

    kehamilan dan persalinan, mengalami cacat,

    mecapai hari meninggal dunia, dan

    menganggur karena PHK.

    2. Risiko-risiko tersebut, sebagaimana yang

    disebutkan dalam pasal 15 undang-undang

    no.14 tahun 1969, sifatnya universal terjadi

    dimanapun dan kapanpun, di negara industri

    maju dan di negara berkembang, sehingga

    harus ditangani secara sistematis, terencana

    teratur melalui program-program sebagaimana

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 28

    yang diatur dalam undang-undang n0.3 tahun

    1992 yaitu, jaminan kecelakaan kerja,

    jaminnan pemeliharaan kesehatan, jaminan

    hari tua, dan jaminan kematian.

    3. Jaminan kecelakaan kerja menanggulangi sakt,

    cacat, dan kematian akibat kerja. Jaminan

    pemeliharaan kesehatan menanggulangi sakit

    akibat apa saja, kehamilan, persalinan; jaminan

    hari tua menangulangi hari tua, cacat, dan

    kematian; jaminan kematian menanggulangi

    kematian biasa.

    4. Satu-satunya resiko yang belum ditanggulangi

    adalah pengangguaran akibat Pemutusan

    Hubungan Kerja (PHK). Dalam hal ini jaminan

    hari tua sebagai jaminan masa karyawan dapat

    diberikan dalam hal karyawan menalami PHK

    sebelum umur 55 tahun asalka telah menjadi

    peserta setidak-tidaknya selama 5 tahun.

    5. Dalam matrix risiko-jaminan kelihatan ada

    beberapa tumpang-tindih dalam

    penanggulangan risiko. Oleh karena itu, dalam

    penyelenggaraan program-program jaminan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 29

    sosial itu sebaiknya dilakukan secara terpadu,

    sehingga mungkin merupakan satu kesatuan

    paket jaminan.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 30

    BAB III

    KEPESERTAAN

    3.1. Ketentuan Wajib

    Jaminan sosial selalu dilaksanaka secara nasional dan

    besifat wajib sehingga prinsip-prisipnya dapat

    terlaksana secara optimal yaitu menyangkut skala

    besar ekonomi gotong-royong, pemerataan

    perlindungan, kemanfaatannya terjamin, dan

    pendidikan masa depan.

    1. Skala besar ekonomis

    Ketentuan wajib dapat menjamin jumlah

    kepesertaan yang cukup besar sehingga secara

    statistik dan berdasarkan hukum angka besar,

    maka probabilita, asumsi dan perkiraannya dapat

    dilakukan dengan lebih tepat. Selain itu,

    pembiayaan secara rata-rata, per unit atau per

    kapita dapat ditekan lebih rendah.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 31

    2. Gotong-royong

    Kepesertaan yang besar kemungkinan

    berlangsungnya gotong-royong secara efektif.

    Gotong-royong antar resiko berarti mereka yang

    sehat membantu yang sakit, mereka yang tidak

    mengalami musibah membantu yang terkena

    musibah. Gotong-royong antar generasi yaitu

    mereka yang muda membantu yang lebih tua.

    Gotong-royong antar penghasilan ialah mereka

    yang berpenghasilan tinggi membantu yang

    berpenghasilan rendah.

    3. Pemerataan perlindungan

    Dengan ketentuan wajib yang ditegakkan secara

    konsisten, maka pada dasarnya setiap tenaga

    kerja mendapatkan perlindungan jaminan sosial.

    Tenaga kerja yang bekerja di peusahaan besar

    maupn di perusahaan menengah dan perusahaan

    kecil berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.

    Perlindungan dasar memungkinkan diikuti oleh

    setiap pengusaha dan tenaga kerja karena

    pembiayaannya dapat terjangkau.

    4. Kemanfaatannya terjamin

    Peraturan perundang-undangan menjamin

    kesinambungan kepesertaan. Dengan

    kesinambungan kepesertaan, perkiraan dan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 32

    proyeksi dapat dilakukan jauh ke depan secara

    lebuh akurat. Dengan demikian solvabilitasnya

    tetap terjamin. Dengan demikian kemanfaatan-

    kemanfaatannyaakan selalu terjamin, karena

    penerimaan iurannya juga akan terjamin

    kesinambungannya. Dengan kata lain,

    penyelenggaraannya tidak akan mengenal

    kebangkrutan.

    5. Pendidikan masa depan

    Ketentuan wajib mendidik tenaga kerja

    memikirka masa depannya. Tanpa kewajiban

    umumnya sulit bagi tenaga kerja untuk

    menyisihkan sedikit dari penghasilannya guna

    kepentinga jaminan sosial hari tua, waktu sakit,

    bila mengalami kecelakaan atau meninggal dunia.

    Demikian juga, ketentuan wajib memaksa

    pengusaha memikirkan jaminan sosial bagi

    karyawannya.

    3.2. Tahap Kepesertaan

    1. Pada hakekatnya, kepesertaan dan pengusaha

    dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial

    tenaga kerja bersifat wajib. Namun karena

    luasnya kepesertaan, maka pelaksanaannya

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 33

    dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan

    teknis, administratif, dan oprasional.

    2. Kepesertaan pengusaha yang semula dalam

    program ASTEK untuk mereka yang

    mempunyai 100 orang tenaga kerja atau lebih.

    Dengan berlakunya program jaminan sosial,

    syarat kepesertaan tersebut diteruskan, yaitu 10

    orang tenaga kerja atau lebih, atau membayar

    upah sebesar Rp1.000.000 atau lebih sebulan.

    3. Kepesertaam tenaga kerja pada dasarnya

    meliputi seluruh tenaga kerja sesuai

    pengertiannya dalam undang-undang no. 14

    tahun 1969 yaitu setiap orang yang mampu

    melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di

    luar hubungan kerja. Di dalam hubungan kerja

    artinya tenaga kerja yang mempunyai perjanjian

    kerja dengan pengusaha atau perorangan, seperti

    karyawan pengusaha, pembantu rumah tangga.

    Di luar hubungan kerja artinya tenaga kerja

    mandiri, seperti dokter, pengacara, akuntan,

    pedagang.

    4. Pentahapan kepesertaan tenaga kerja saat ini

    masih menyangkut tenaga kerja dalam hubungan

    kerja dengan pengusahan atau perorangan,

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 34

    termasuk tenagaborongan dan harian lepas.

    Kepesertaan tenaga kerja mandiri ditetapkan

    dengan Peraturan Pemerintah tersendiri.

    3.3. Kepesertaan Persial

    1. Pengusah atau kontraktor di sektor konstruksi

    umumnya mempekerjakan pekerja harian lepas.

    Dalam hal ini, hubungan kerja tidak boleh untuk

    waktu lebih dari 3 bulan berturut-turut, sesudah

    itu pekerja harian lepas hanya dapat

    dipekerjakan kembali sesudah waktu 20 hari.

    2. Oleh karena itu, maka sifat dan pekerjaannya

    dapat berubah-ubah dalam waktu maupun

    volumenya, upah didasarkan atas kehadiran

    pekerja secara harian, dan pihak pengusaha

    maupun pihak pekerja bebas memutuskan

    hubungan kerja tanpa syarat.

    3. Dalam keadaan demikian maka hubungan kerja

    tersebut tidak pasti, sehingga kepesertaan p

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 35

    BAB IV

    BENTUK JAMINAN

    4.1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

    4.1.1. Pengertian

    Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja

    merupakan risiko yang harus dihadapi oleh tenaga

    kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk

    menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh

    penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-

    risiko sosial seperti kematian atau cacat karena

    kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka

    diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.

    Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan

    tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha

    memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan

    kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74%

    sesuai kelompok jenis usaha.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 36

    4.1.2. Manfaat

    Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan

    kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang

    mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat

    bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita

    penyakit akibat hubungan kerja. Iuran untuk program

    JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan.

    Perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis

    usaha sebagaimana tercantum pada iuran.

    1. Jaminan kecelakaan kerja pada hakekatnya

    memberikan kompensasi yang terdiri dari :

    a. Penggantian biaya yang dikeluarkan

    pengusaha, yaitu transport, upah sementara,

    tidak mampu bekerja dan perawatan.

    b. Ganti rugi atas turunnya/hilangnya

    kemampuan bekerja/ berpenghasilan yaitu

    santunan cacad atau santunan kematian.

    2. Jenis-Jenis kemanfaatan Jaminan Kecelakaan

    Kerja meliputi :

    a. Biaya transport maksimum :

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 37

    Darat Rp. 100.000,00, laut Rp. 200.000,00

    dan udara Rp. 250.000,00.

    Biaya transport dapat digunakan untuk

    transport rawat jalan.

    b. Penggantian upah sementara tidak mampu

    bekerja.

    120 hari pertama sebesar 100% upah, 120

    hari kedua sebesar 75% upah, dan hari

    selanjutnya sebesar 50% upah.

    c. Biaya perawatan medis.

    Maksimum sebesar Rp. 3.000.000,00

    d. Santunan cacad tetap-sebagian

    Persentase jenis cacad sesuai tabel dikalikan

    60 bulan upah.

    e. Santunan cacad tetap-total

    i. Pembayaran sekaligus max : 70 % x

    bulan upah

    ii. Pembayaran berkala : Rp. 25.000,00

    selama 24 bulan

    f. Santunan kematian

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 38

    i. Pembayaran sekaligus : 60 % x 60 bulan

    upah

    ii. Pembayaran berkala : Rp. 25.000,00

    selama 24 bulan

    iii. Biaya pemakaman Rp. 200.000,00

    g. Biaya rehabilitasi

    Prothese ( anggota badan tiruan ) dan

    orthose ( alat bantu ) seperti tongkat dan

    kursi roda, dengan penggantian biaya sesuai

    harga RS. DR. Suharso, Surakarta ditambah

    40 %.

    3. Penyakit akibat kerja sesuai daftar dianggap

    sebagai kecelakaan kereja dan ditanggung

    selama hubungan kerja dan sampai selama-

    lamanya tiga tahun setelah hubungan kerja

    berakhir.

    Selain memberikan kompensasi dan rehabilitasi, JKK

    juga ikut aktif membantu usaha-usaha pencegahan

    kecelakaan kerja.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 39

    4.2. Jaminan Hari Tua

    4.2.1. Pengertian

    Program Jaminan Hari Tua ditujukan sebagai

    pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena

    meninggal, cacat, atau hari tua dan diselenggarakan

    dengan sistem tabungan hari tua. Program Jaminan

    Hari Tua memberikan kepastian penerimaan

    penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja

    mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi

    persyaratan tertentu.

    Iuran Program Jaminan Hari Tua:

    Ditanggung Perusahaan = 3,7%

    Ditanggung Tenaga Kerja = 2 %

    4.2.2. Manfaat

    Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesar

    akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya.

    Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 40

    sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil

    pengembangannya, apabila tenaga kerja:

    Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau

    cacat total tetap

    Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-

    kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 6 bulan

    Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi

    PNS/ABRI.

    1. Progam Jaminan Hari Tua diselenggarakan

    dengan sistem tabungan hari tua (provident fund),

    dimana iuran dari pengusaha dan tenaga kerja

    setiap bulan dikreditir pada rekening tenaga kerja

    secara individual, dan mendapatkan bunga setiap

    tahun; saat ini tingkat bunga tersebut 10 %

    setahun dari saldo rekening yang terakhir.

    2. Dana Jaminan Hari Tua pada hakikatnya

    semacam dana bersama (mutual fund) dimana

    peserta memberikan iurannya untuk dikelola

    dalam investasi bersama, sehingga hasil

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 41

    pengelolaan (laba) dibagikan kepada peserta;

    karena itu peserta jaminan hari tua juga diberikan

    bagian surplus hasil usaha PT. ASTEK (saat ini

    sebesar 20 %).

    3. Kemanfaatan dari jaminan hari tua berupa

    pembayaran saldo tabungan (termasuk bunga dan

    bagian surplus hasil usaha) pada saat timbulnya

    hak peserta, yaitu :

    a. Mencapai umur 55 tahun, atau

    b. Mengalami cacat total dan tetap sehingga

    tidak bisa bekerja lagi, atau

    c. Meninggal dunia, atau

    d. Mengalami PHK setelah menjadi peserta

    setidak-tidaknya 5 tahun, atau

    e. Pergi ke luar negeri atau pulang ke negeri

    asal untuk tidak kembali lagi

    4. Besarnya saldo tabungan tersebut tergantung dari

    iuran, bunga, masa kepesertaan, dan bagian

    surplus hasil usaha badan penyelenggara tetapi

    diperkirakan kurang lebih 75 % upah untuk setiap

    tahun kepesertaan.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 42

    5. Saldo tabungan tersebut dapat dibayarkan

    sekaligus apabila jumlahnya Rp.3.000.000 jangka

    waktu 5 tahun apabila jumlahnya diatas Rp.

    3.000.000,00.

    6. Rumus pembayaran berkala adalah sebagai

    berikut :

    Tabel JHT Berkala bulanan

    Jangka waktu

    annuitas

    (tahun)

    Faktor

    annuitas

    bulanan

    Cara

    menentukan

    besar Jaminan

    Bulanan

    1 0,0870 JHT Sekaligus

    x 0,0870

    2 0,0456 JHT Sekaligus

    x 0,0456

    3 0,0318 JHT Sekaligus

    x 0,0318

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 43

    4 0,0250 JHT Sekaligus

    x 0,0250

    5 0,0209 JHT Sekaligus

    x 0,0209

    4.3. Jaminan Kematian

    4.3.1. Pengertian

    Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris

    dari peserta program Jamsostek yang meninggal bukan

    karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian

    diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga

    baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun

    santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung

    iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3%

    dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp

    21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan

    kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan

    santunan berkala .

    4.3.2. Manfaat

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 44

    Program ini memberikan manfaat kepada keluarga

    tenaga kerja seperti:

    1. Santunan Kematian: Rp 14.200.000,-

    2. Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,-

    3. Santunan Berkala: Rp 200.000,-/ bulan (selama

    24 bulan)

    *) sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2007

    1. Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahliu

    waris dari tenaga kerja peserta yang meninggal

    dunia

    2. Jaminan kematian ini pada hakekatnya

    merupakan unsur komplementer terhadap

    jaminan hari tua pada saat meninggal dunia,

    saldo tabungan belum optimal sehingga

    jaminan kematian akan menutupnya.

    3. Jaminan kematian dibayarkan sekaligus sebesar

    Rp. 1.200.000 yang terdiri dari:

    a. Santunan kematian sebesar Rp. 1.000.000,00

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 45

    b. Biaya pemakaman sebesar Rp. 200.000,00

    4. Dalam hal tidak ada ahli waris atau wasiat

    lainnya biaya pemakaman dibayarkan kepada

    pengusaha atau pihak lain yang mengurus

    pemakamannya.

    4.4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

    4.4.1. Pengertian

    Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK

    adalah salah satu program Jamsostek yang membantu

    tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah

    kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik

    kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu

    peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan,

    secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang

    telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK

    (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri

    untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

    4.4.2. Manfaat

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 46

    JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat

    memiliki tenaga kerja yang sehat, dapat

    konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih

    produktif.

    1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diberikan

    dalam bentuk pelayanan medis sebagai paket

    jaminan pemeliharaan kesehatan dasar.

    2. Paket tersebut terdiri dari :

    a. Rawat jalan tingkat pertama, terutama berupa

    : pemeriksaaan dan pengobatan oleh dokter

    umum dan dokter gigi, pemeriksaan

    kehamilan, tindakan medis sederhana.

    b. Rawat jalan lanjutan, terutama berupa :

    pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter

    spesialis.

    c. Rawat inap dirumah sakit, antara lain berupa

    : pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter,

    tindakan medis, menginap dan makan pada

    kelas II rumah sakit pemerintah atau kelas III

    rumah sakit swasta. Lamanya hari rawat dan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 47

    ditanggung maksimum 60 hari per kasus

    pertahun sudah termasuk perawatan khusus

    atau ICCU/ ICU. Bagi penyakit tertentu yang

    memerlukan perawatan diruang khusus

    ICCU/ICU ditanggung maksimum 20 hari

    per kasus pertahun.

    d. Pergolongan persalinan, terutama berupa :

    tindakan medis oleh dokter atau bidan,

    menginap dirumah bersalin.

    e. Penunjang diagnostik, terutama berupa :

    pemeriksaan laboratorium, radiologi EEG,

    ECG, USG, dan CT SCAN sesuai

    tersedianya fasilitas tersebut.

    f. Pelayanan khusus, terutama berupa

    penggantian maksimum biaya : kacamata Rp.

    50.000,00 , prothesa mata Rp. 100.000,00,

    prothesa gigi Rp. 80.000, prothesa tangan

    Rp. 125.000,00 , prothesa kaki Rp.

    150.000,00, alat bantu dengar Rp.100.00,00

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 48

    g. Pelayanan gawat darurat, terutama berupa :

    pemeriksaan dan pengobatan, tindakan

    medik,rawat inap ( jika perlu ).

    3. Hal-hal yang tidak tidak ditanggung.

    a. Pelayanan kesehatan yang tidak

    ditanggungantara lain diluar prosedur

    yang ditetapkan .

    b. Pelayanan kesehatan pada penyakita

    akibat alkohol , narkotika,penyakit

    kelamin, penyakit kanker,AIDS,

    perawatan kosmetik, transplantasi

    organ, dan kemodialisa.

    c. Obat-obatan yang tidak ditanggung

    antara lain : obat kanker, kosmetika,

    obat gosok dan susu.

    Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh

    melalui program JPK:

    1. Pelayanan dari dokter umum dan dokter gigi

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 49

    Dokter umum dan dokter gigi bisa anda pilih

    sendiri sesuai dengan fasilitas yang ditunjuk

    sebagai dokter keluarga.

    2. Obat-obatan dan penunjang Diagnostik

    Obat-obatan diberikan sesuai kebutuhan

    medis, dengan standar obat JPK

    JAMSOSTEK dan penunjang diagnostik

    sesuai ketentuan.

    3. Pelayanan Kesejahteraan ibu dan anak

    Berupa pelayanan imunisasi dasar (BCG,

    DPT, Polio), pelayanan KB (IUD,vasektomi,

    tubektomi, suntik.)

    4. Pelayanan Dokter Spesialis

    Untuk ke Dokter Spesialis, anda harus

    membawa surat rujukan dari dokter PPK

    tingkat I yang ditunjuk.

    5. Rawat Inap.

    Bila diperlukan rawat inap, JPK

    menyediakan fasilitas rumah sakit yang telah

    ditunjuk. Dilayani pada kelas II RS

    Pemerintah atau kelas III RS Swasta. Rawat

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 50

    Inap diberikan selama 60 hari dalam satu

    tahun, termasuk 20 hari pelayanan pada

    ICU/ICCU.

    6. Pelayanan Persalinan

    7. Berlaku untuk pelayanan persalinan pertama

    sampai persalinan ketiga saja, bagi tenaga

    kerja berkeluarga, JPK memberikan bantuan

    biaya persalinan sebesar maksimum

    Rp.400.000,00 per anak.

    8. Pelayanan Gawat Darurat

    Untuk mendapatkan pelayanan ini melalui

    fasilitas yang ditunjuk JPK JAMSOSTEK

    langsung, tanpa surat rujukan. Pelayanan

    Khusus hanya diberikan kepada Tenaga

    Kerja dan diperoleh melalui rujukan

    Penggantian Kacamata.

    Untuk mendapat penggantian kacamata

    (kaca dan bingkai) maksimal sebesar Rp.

    150.000,00.

    Penggantian Gigi Palsu

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 51

    Untuk mendapat penggantian gigi palsu

    (yang bisa dipasang/dilepas) dengan

    bahan acrylic, maksimum sebesar Rp.

    250.000,00.

    Penggunaan Mata Palsu dan Alat Bantu

    Dengar

    Untuk penggunaan mata palsu dan alat

    bantu dengar, masing-masing

    memperoleh penggantian maksimum

    sebesar Rp. 300.000,00.

    Penggunaan Alat Bantu Tangan & Kaki

    Untuk penggunaan alat bantu tangan

    memperoleh penggantian maksimum

    sebesar Rp. 350.000,00 dan penggunaan

    alat bantu kaki memperoleh penggantian

    maksimum sebesar Rp. 500.000,00

    4.4.3. Jumlah iuran yang harus

    dibayarkan:

    Iuran JPK dibayar oleh perusahaan sesuai dengan

    Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2012 tentang

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 52

    perubahan kedelapan atas Peraturan Pemeritah Nomor

    14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja, dengan perhitungan

    sebagai berikut:

    Tiga persen (3%) dari upah tenaga kerja (maks

    Rp 3.080.000 ) untuk tenaga kerja lajang

    Enam persen (6%) dari upah tenaga kerja (maks

    Rp 3.080.000 ) untuk tenaga kerja berkeluarga

    Dasar perhitungan persentase iuran dari upah

    setinggi-tingginya Rp 3.080.000,-

    Prosedur ditulis berdasarkan pada ketentuan-

    ketentuan:

    1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-

    12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis

    Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,

    Pembayaran Santunan dan Pelayanan

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

    2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero)

    No. KEP/127/062006 tentang Petunjuk

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 53

    Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi

    Peserta Program Jaminan Pemeliharaan

    Kesehatan.

    4.4.4. Hak-hak Peserta Program JPK:

    1. Memperoleh kesempatan yang sama untuk

    mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal

    dan menyeluruh, sesuai kebutuhan dengan

    standar pelayanan yang ditetapkan, kecuali

    pelayanan khusus seperti kacamata, gigi palsu,

    mata palsu, alat bantu dengar, alat Bantu gerak

    tangan dan kaki hanya diberikan kepada tenaga

    kerja dan tidak diberikan kepada anggota

    keluarganya

    2. Bagi Tenaga Kerja berkeluarga peserta

    tanggungan yang diikutkan terdiri dari suami/istri

    beserta 3 orang anak dengan usia maksimum 21

    tahun dan belum menikah

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 54

    3. Memilih fasilitas kesehatan diutamakan dalam

    wilayah yang sesuai atau mendekati dengan

    tempat tinggal

    4. Dalam keadaan Emergensi peserta dapat

    langsung meminta pertolongan pada Pelaksana

    Pelayanan Kesehatan (PPK) yang ditunjuk oleh

    PT Jamsostek (Persero) ataupun tidak.

    5. Peserta berhak mengganti fasilitas kesehatan

    rawat jalan Tingkat I bila dalam Kartu

    Pemeliharaan Kesehatan pilihan fasilitas

    kesehatan tidak sesuai lagi dan hanya diizinkan

    setelah 6 (enam) bulan memilih fasilitas

    kesehatan rawat jalan Tingkat I, kecuali pindah

    domisili.

    6. Peserta berhak menuliskan atau melaporkan

    keluhan bila tidak puas terhadap penyelenggaraan

    JPK dengan memakai formulir JPK yang

    disediakan diperusahaan tempat tenaga kerja

    bekerja, atau PT. JAMSOSTEK (Persero)

    setempat.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 55

    7. Tenaga kerja/istri tenaga kerja berhak atas

    pertolongan persalinan kesatu, kedua dan ketiga.

    8. Tenaga kerja yang sudah mempunyai 3 orang

    anak sebelum menjadi peserta program JPK,

    tidak berhak lagi untuk mendapatkan pertolongan

    persalinan.

    4.4.5. Kewajiban Peserta Program JPK

    1. Menyelesaikan Prosedur administrasi, antara lain

    mengisi formulir Daftar Susunan Keluarga

    (Formulir Jamsostek 1a)

    2. Menandatangani Kartu Pemeliharaan Kesehatan

    (KPK)

    3. Memiliki Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan

    kesehatan

    4. Mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang

    telah ditetapkan

    5. Segera melaporkan kepada PT JAMSOSTEK

    (Persero) bilamana terjadi perubahan anggota

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 56

    keluarga misalnya: status lajang menjadi kawin,

    penambahan anak, anak sudah menikah dan atau

    anak berusia 21 tahun. Begitu pula sebaliknya

    apabila status dari berkeluarga menjadi lajang

    6. Segera melaporkan kepada Kantor PT

    JAMSOSTEK (Persero) apabila Kartu

    Pemeliharaan Kesehatan (KPK) milik peserta

    hilang/rusak untuk mendapatkan penggantian

    dengan membawa surat keterangan dari

    perusahaan atau bilamana masa berlaku kartu

    sudah habis

    7. Bila tidak menjadi peserta lagi maka KPK

    dikembalikan ke perusahaan

    4.4.6. Hal-hal yang tidak menjadi

    tanggung jawab badan

    penyelenggara (PT Jamsostek

    (Persero))

    1. Peserta

    Dalam hal tidak mentaati ketentuan yang berlaku

    yang telah ditetapkan oleh Badan Penyelenggara

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 57

    Akibat langsung bencana alam, peperangan dan

    lain-lain

    Cidera yang diakibatkan oleh perbuatan sendiri,

    misalnya percobaan bunuh diri, tindakan

    melawan hukum

    Olah raga tertentu yang membahayakan seperti:

    terbang layang, menyelam, balap mobil/motor,

    mendaki gunung, tinju, panjat tebing, arum jeram

    Tenaga kerja yang pada permulaan

    kepesertaannya sudah mempunyai 3 (tiga) anak

    atau lebih, tidak berhak mendapatkan pertolongan

    persalinan

    2. Pelayanan Kesehatan

    Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk

    oleh Badan Penyelenggara JPK, kecuali kasus

    emergensi dan bila harus rawat inap, ditanggung

    maksimal 7 hari perawatan sesuai standar rawat

    inap yang telah ditetapkan

    Imunisasi kecuali Imunisasi dasar pada bayi

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 58

    General Check Up/Check Up/Regular Check Up

    (termasuk papsmear)

    Pemeriksaan, pengobatan, perawatan di luar

    negeri

    Penyakit yang disebabkan oleh penggunaan

    alkohol/narkotik

    Penyakit Kanker (terhitung sejak tegaknya

    diagnosa)

    Penyakit atau cidera yang timbul dari atau

    berhubungan dengan tugas pekerjaan

    (Occupational diseases/accident)

    Sexual transmited diseases termasuk AIDS

    RELATED COMPLEX

    Pengguguran kandungan tanpa indikasi medis

    termasuk kesengajaan

    Kelainan congential/herediter/bawaan yang

    memerlukan pengobatan seumur hidup, seperti:

    debil, embesil, mongoloid, cretinism, thalasemia,

    haemophilia, retardasi mental, autis

    Pelayanan untuk Persalinan ke 4 (empat) dan

    seterusnya termasuk segala sesuatu yang

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 59

    berhubungan dengan proses kehamilan pada

    persalinan tersebut

    Pelayanan khusus (Kacamata, gigi palsu, prothesa

    mata, alat bantu dengar, prothesa anggota gerak)

    hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti

    Khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi

    tanggung jawab Penyelenggara JPK

    Haemodialisa termasuk tindakan penyambungan

    pembuluh darah untuk hemodialisa

    Operasi jantung berserta tindakan-tindakan

    termasuk pemasangan dan pengadaan alat pacu

    jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-

    obatan

    Katerisasi jantung sebagai tindakan Therapeutik

    (pengobatan)

    Transpalantasi organ tubuh misalnya

    transplantasi sumsum tulang

    Pemeriksaan-pemeriksaan dengan menggunakan

    peralatan canggih/baru yang belum termasuk

    dalam daftar JPK, antara lain: MRI (Magnetic

    Resonance Immaging), DSA (Digital

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 60

    Substraction Arteriography), TORCH

    (Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes)

    Pemeriksaan dan tindakan untuk mendapatkan

    kesuburan termasuk bayi tabung

    3. Obat-obatan:

    Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya

    dengan penyakit

    Obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk

    operasi keloid yang bukan atas indikasi medis

    Obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk

    bayi dan sebagainya

    Obat-obatan gosok sepeti kayu putih dan

    sejenisnya

    Obat-obatan lain seperti: verban, plester, gause

    stril

    Pengobatan untuk mendapatkan kesuburan

    termasuk bayi tabung dan obat-obatan kanker

    4. Pembiayaan:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 61

    Biaya perjalanan dari dan ke tempat berobat

    Biaya perjalanan untuk mengurus kelengkapan

    administrasi kepesertaan, jaminan rawat dan

    klaim

    Biaya perjalanan untuk memperoleh

    perawatan/pengobatan di Rumah sakit yang

    ditunjuk.

    Biaya perawatan emergensi lebih dari 7 (hari)

    diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh Badan

    Penyelenggara JPK

    Biaya Perawatan dan obat untuk penyakit lebih

    dari 60 hari/kasus/tahun sudah termasuk

    perawatan khusus (ICU, ICCU, HCU, HCB, ICU,

    PICU) pada penyakit tertentu sehingga

    memerlukan perawatan khusus lebih dari 20

    hari/kasus/tahun

    Biaya tindakan medik super spesialistik

    Batas waktu pengajuan klaim paling lama 3 (tiga)

    bulan setelah perusahaan melunasi tunggakan

    iuran, selebihnya akan ditola

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 62

    BAB V

    TINGKAT IURAN

    1. Dalam pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja,

    selain faktor pelayanan, maka ada 2 faktor utama

    yang perlu mendapatkan pertimbangan yang

    serius yaitu :

    a. Kemampuan membayar dari peserta (ability to

    pay)

    b. Kemanfaatan yang cukup berarti

    (meaningfulness of benefits),

    2. Kemampuan membayar menyangkut iuran yang

    harus tetap berada dalam jangkauan keuangan

    penguasaha (besar,menengah,dan kecil) dan

    tenaga kerja untuk menanggung. Dilain pihak,

    iuran tersebut harus dapat membiayai

    kemanfaatan yang cukup berarti, sehingga dapat

    dinikmati oleh tenaga kerja dan keluarganya.

    3. JAMSOSTEK pada hakekatnya merupakan

    kelanjutan dari asuransi sosial tenaga kerja atau

    ASTEK, sehingga tingkat iuran dan

    kemanfaatannya juga merupakan kelanjutannya.

    Selama 15 tahun, ASTEK telah mengalami

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 63

    perkembangan dan kemajuan dalam hal

    kemanfaatan dan pelayanannya, yang akan

    diteruskan dalam pelaksanaan JAMSOSTEK.

    Oleh karena itu, tingkat dan struktur iurannya

    juga perlu lebih dioptimalkan dan dirasionalkan.

    4. Optimalisasi dan rasionalisasi iuran dilakukan

    sebagai berikut :

    a. Tingkat iuran AKK yang ditanggung

    sepenuhnya oleh pengusaha, terdiri dari 10

    tarif yang kurang efektif, disederhanakan

    menjadi 5 tarif, dan diturunkan dari 0,24 % -

    3,6 % upah menjadi 0,24 % -1,74 % upah

    dalam JKK.

    b. Tingkat iuran AKK yang ditanggung

    sepenuhnya oleh pengusaha, sebesar 0,5 %

    upah diturunkan menjadi 0,3 % upah dalam

    JKM agar dapat memberikan rasio jaminan

    yang lebih rasional.

    c. Tingkat Iuran THT sebesar 2,5 % upah dimana

    1,5 % upah ditanggung pengusaha dan 1 %

    upah ditanggung tenaga kerja , tidak bisa

    memberikan kemanfaatan yang berarti, karena

    itu dinaikkan menjadi 5,7 % upah dalam JHT,

    dimana 3,7 % upah ditanggung oleh pengusaha

    dan 2 % upah ditanggung tenaga kerja. Oleh

    karena kemanfaatan JHT pasti akan diterima

    oleh tenaga kerja atau ahli warisnya di hari

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 64

    depan, maka kenaikan iuran secara marginal

    ini relatif memberikan kemanfaatan yang lebih

    besar.

    d. Tingkat iuran JPKTK sebesar 7 % upah yang

    ditanggung pengusaha untuk pelayanan medis

    bagi tenaga kerja dan keluarganya, dalam JPK

    lebih dirinci menjadi 3 % upah bagi tenaga

    kerja lajang, dan 6 % upah bagi tenaga kerja

    dengan keluarga.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 65

    BAB VI

    PENYELENGGARAAN

    6.1. Badan Penyelenggara

    1. Menurut pasal 25 Undang-undang No. 3/1992,

    badan penyelenggara JAMSOSTEK adalah

    BUMN yang berbentuk Perusahaan Perseroan

    (PERSERO) yang dibentuk dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku, yaitu

    Undang-Undang No. 9/1969 dan Peraturan

    Pemerintah No. 3/1983.

    2. Pada saat ini, PERSERO yang menyelenggarakan

    progam-progam jaminan sosial bagi tenaga kerja

    dan keluarganya sejak akhir 1977 ialah PT.

    ASTEK yang dibentuk dari perubahan PERUM

    berdasarkan peraturan pemerintah No. 19/1990.

    PT. ASTEK telah memiliki personil, sarana, dan

    organisasi untuk menyelenggarakan progam

    jaminan sosial selama lebih dari 15 tahun,

    sehingga paling siap untuk menyelenggarakan

    Undang-Undang No. 3/1992.

    3. Badan penyelenggara ini diharapkan lebih

    meningkatkan pelayanan dalam rangka

    perlindungan dan kesejahteraaan tenaga kerja dan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 66

    keluarganya, serta menjaga prinsip-prinsip

    solvabilitas (kemampuan memenuhi kewajiban

    dalam jangka panjang), likuiditas (kemampuan

    memenuhi kewajiban yang segera harus

    dipenuhi), dan rentabilitas (tidak menderita

    kerugian sehingga tidak membebani keuangan

    negara).

    4. Kekhususan dari PERSERO penyelenggara

    jaminan sosial ini, selain tidak mengejar laba

    tetapi mengutamakan pelayanan, perlindungan

    dan kesejahteraan tenaga kerja, Dewan Komisaris

    sebagai pengawas terdiri dari unsur-unsur tripartit

    yaitu unsur Pemerintah, unsur pengusaha, dan

    unsur tenaga kerja karena unsur-unsur tersebut

    terlibat dan berkepentingan secara langsung

    terhadap penyelenggaraan progam jaminan sosial

    tenaga kerja.

    6.2. Investasi dan Pengelolaan Dana

    1. JAMSOSTEK dibiayai dengan iuran bulanan

    secara teratur, sedangkan hak atas jaminannya

    timbul dikemudian hari, sehingga terpupuk dana

    yang akan dipergunakan di masa depan.

    Pemupukan dan ini terutama akan terjadi pada

    progam yang berjangka panjang yaitu JHT dan

    JKM, serta pada progam yang berjangka pendek

    yaitu JKK dan JPK dalam skala yang kecil.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 67

    2. Dana yang merupakan cadangan untuk

    pembayaran jaminan ini harus dikelola dengan

    mengindahkan syarat-syarat :

    a. Keamanan, baik secara nominal (atas pokok

    modal yang ditanam) dan riil (atas laju inflasi).

    b. Hasil, secara maksimal dalam batas risiko yang

    rendah (aman).

    c. Likuid, tetap dapat memenuhi kewajiban-

    kewajiban.

    Oleh karena itu perlu ditentukan portofolio atau

    diversifikasi investasi yang tepat.

    3. Portofolio investasi ditentukan sedemikian rupa,

    sehingga bentuk-bentuknya mencerminkan urutan

    syarat-syarat diatas :

    a. SBI, Deposito berjangka, dan surat berharga

    Pemerintah lainnya, serta obligasi perusahaan

    yang bonafid.

    b. Surat saham yang diperdagangkan di pasar

    modal.

    c. Kekayaan tetap, penyertaan modal, dan anak

    perusahaan.

    4. Saat ini, deposito berjangka pada Bank

    pemerintah merupakan bentuk investasi yang

    diunggulkan karena :

    a. Keamanan nominal dan riil terjamin.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 68

    b. Hasilnya sebesar +/- 1,25 % sebulan sehingga

    memperoleh bunga majemuk.

    c. Likuiditas terjamin karena dapat dicairkan

    dengan perhitungan bunga dan biaya tertentu.

    d. Diversifikasinya dapat dilakukan dengan

    penempatan pada beberapa Bank Pemerintah.

    e. Dapat diperpanjang otomatis, sehingga dapat

    bersifat jangka menengah, bukan jangka

    panjang.

    Bentuk Investasi demikian telah berlangsung

    selama lebih dari 20 tahun.

    6.3. Sanksi Hukuman

    1. JAMSOSTEK pada hakekatnya adalah progam

    yang bersifat wajib secara nasional sehingga

    termasuk hukum publik yang diatur dengan

    undang-undang lengkap dengan sanksi pidana.

    2. Ancaman Hukuman terdiri dari :

    a. Ketentuan pidana, yaitu :

    i. Hukuma kurungan selama-lamanya enam

    bulan, atau denda setinggi-tingginya Rp.

    50.000.000,-

    ii. Pengulangan tindak pidana untuk kedua

    kalinya atau lebih dihukum pidana

    kurungan selama-lamanya delapan bulan.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 69

    Terutama yang menyangkut pelanggaran

    kepesertaan, iuran dan laporan.

    b. Hukuman administratif, berupa :

    i. Ganti rugi.

    ii. Denda.

    Terutama yang menyangkut pelanggaran

    keterlambatan pembayaran iuran dan

    kekurangan pembayaran jaminan.

    3. Penegakan hukum dilakukan oleh Pegawai

    Pengawas Ketenaga Kerjaan, sesuai Undang-

    Undang No. 3/1951 tentang pengawasan

    perburuhan, sedangkan penyidikan tindak pidana

    selain dilakukan oleh Polisi, juga oleh Penyidik

    Pegawai Negeri Sipil sesuai Undang-Undang No.

    8/1981 tentang Hukum Acara Pidana.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 70

    BAB VII

    PROSEDUR PENDAFTARAN

    DAN IURAN

    1. Tata cara pendaftaran perusahaan dalam

    JAMSOSTEK meliputi 3 macam kegiatan

    administrasi, yakni:

    a. Pendaftaran Perusahaan

    Pengusaha melakukan pendaftaran untuk kepesertaan

    dalam JAMSOSTEK yang terdiri JKK, JHT, dan

    JKM. Khusus JPK bagi perusahaan yang sudah

    memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan yang

    lebih baik dapat tidak mengikuti program JPK.

    b. Penetapan Tarif Iuran JKK

    Berdasarkan klasifikasi jenis usaha perusahaan, PT.

    ASTEK akan menentukan satu tarif JKK dari 5 tarif

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 71

    yang ada yang berkisar dari 0,24% s/d 1,74% dari

    jumlah upah sebulan.

    c. Penerbitan Sertifikat Perusahaan

    PT. ASTEK akan memberikan Sertifikat bagi

    perusahaan sebagai tanda kepesertaan dalam program

    JAMSOSTEK.

    Aliran dokumen dalam administrasi pendaftaran

    perusahaan dalam JAMSOSTEK adalah sebagai

    berikut:

    a. Form Pendaftaran Perusahaan (F.1) dikirim ke PT.

    ASTEK dengan tembusan ke Kantor Departemen

    Tenaga Kerja setempat.

    b. PT. ASTEK akan menyampaikan penetapan tarif

    iuran JKK kepada perusahaan setelah F.1 diterima dari

    perusahaan. Berdasarkan penetapan ini, perusahaan

    melakukan pembayaran iuran pertama.

    c. PT. ASTEK akan membuat Sertifikat bagi

    perusahaan dan menyerahkannya ke perusahaan

    setelah iuran pertama diterima PT. ASTEK.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 72

    2. Tata cara pendaftaran tenaga kerja dalam

    JAMSOSTEK meliputi 4 macam kegiatan

    administrasi, yakni :

    a. Pendaftaran Tenaga kerja

    Pengusaha melakukan pendaftaran tenaga kerja untuk

    kepesertaan dalam JAMSOSTEK. Pendaftaran tenaga

    kerja ini dilakukan baik bagi tenaga kerja baru pada

    kepesertaan awal, maupun bagi karyawan baru susulan

    pada bulan-bulan berikutnya.

    b. Penerbitan Kartu Peserta (KPA)

    Berdasarkan informasi pendaftaran tenaga kerja , PT.

    ASTEK akan menerbitkan dan menyampaikan KPA

    sebagai tanda kepesertaan tenaga kerja dalam progam

    JAMSOSTEK.

    c. Pendaftaran Keluarga Tenaga Kerja

    Pengusaha melakukan pendaftaran keluarga tenaga

    kerja dalam kepesertaan progam JPK. Dan dalam

    pendaftaran ini juga dilakukan pemilihan fasilitas

    pelayanan kesehatan yang dikehendaki tenaga kerja

    dan keluarganya.

    d. Pelaporan Tenaga Kerja Keluar

    Pengusaha perlu memberitahukan kepada PT. ASTEK

    perihal tenaga kerja yang keluar dari perusahaannya.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 73

    Aliran dokumen dalam administrasi pendaftaran

    tenaga kerja dalam JAMSOSTEK adalah sebagai

    berikut :

    a. Form Pendaftaran Tenaga Kerja (F.1a) diisi oleh

    perusahaan bagi tenaga kerja baru yang bekerja di

    perusahaan tersebut dan dikirim ke PT. ASTEK

    setempat.

    b. PT. ASTEK akan membuat KPA bagi tenaga

    kerja baru yang belum memiliki kartu KPA,

    setelah F.1a diterima dari perusahaan, KPA ini

    diserahkan kepada tenaga kerja melalui

    perusahaan.

    c. Form Daftar Susunan Keluarga (F.1b) diisi oleh

    perusahaan berisi data keluarga dan pilihan

    fasilitas pelayanan kesehatan khusus bagi peserta

    progam JPK. Form ini dikirim ke PT. ASTEK.

    d. Berdasarkan F.1b tersebut, PT. ASTEK membuat

    Kartu Berobat bagi tenaga kerja dan keluarganya,

    dan diserahkan kepada tenaga kerja peserta

    melalui perusahaan.

    e. Dan berdasarkan F.1b tersebut, PT. ASTEK

    menysun daftar peserta progam JPK dan

    meneruskannya kepada setiap fasilitas pelayanan

    kesehatan yang ditunjuk.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 74

    f. Form Laporan Tenaga Kerja Keluar (F.1c)

    disampaikan ke PT. ASTEK oleh perusahaan,

    bila terdapat tenaga kerja yang keluar dari

    perusahaan.

    g. Berdasarkan laporan F.1c tersebut, PT. ASTEK

    akan memperbaiki catatan administrasi, dan

    menyampaikan perubahan tersebut kepada setiap

    fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk.

    3. Tata cara pembayaran iuran dalam JAMSOSTEK

    meliputi 3 kegiatan administrasi, yakni :

    a. Perincian iuran

    Pengusaha melakukan perincian iuran dalam form F.2

    setiap bulan berdasarkan upah karyawan bulan yang

    bersangkutan dan sesuai dengan tarif iuran setiap

    progam yang diikuti. Termasuk didalamnya kelebihan

    atau kekurangan iuran yang terjadi pada bulan

    sebelumnya.

    b. Pelaporan upah tenaga kerja

    Pengusaha melaporkan daftar upah tenaga kerja dalam

    periode 6 bulan sekali atau kurang dalam bentuk form

    F.2a.

    c. Rekonsiliasi iuran

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 75

    Berdasarkan informasi iuran yang diterima setiap

    bulan dan informasi upah karyawan yang diterima

    setiap periode tersebut, PT. ASTEK akan melakukan

    rekonsiliasi iuran.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 76

    BAB VIII

    PEMBAYARAN JAMINAN DAN

    PELAYANAN KLAIM

    JAMSOSTEK

    8.1. Tata cara pengajuan klaim Jaminan

    Kecelakaan Kerja (JKK)

    Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kecelakaan

    Kerja (JKK) dalam JAMSOSTEK meliputi 4

    macam kegiatan administrasi, yakni:

    a. Pelaporan Kecelakaan Tahap Pertama (F.3)

    Pengusaha melaporkan kecelakaan kerja dalam

    tempo 2x24 jam sejak terjadinya kecelakaan

    kerja kepada PT ASTEK dan Kantor

    Departemen Tenaga Kerja Setempat.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 77

    b. Pelaporan Kecelakaan Tahap Lanjutan

    (F.3b/3c/3d)

    Pengusaha melaporkan status kecelakaan kerja

    dalam tempo 2 x 24 jam sejak tenaga kerja

    dinyatakan sembuh, cacad total atau sebagian,

    atau meninggal dunia. Laporan ini berfungsi

    juga sebagai dokumen klaim JKK yang disertai

    keterangan dokter (F.3b/3c) dan bukti-bukti

    lainnya. Dan laporan tersebut dikirimkan ke PT

    ASTEK dan Kantor Departemen Tenaga Kerja

    setempat.

    c. Penempatan Jaminan Kecelakaan Kerja

    Berdasarkan informasi kecelakaan kerja yang

    lengkap, PT ASTEK akan melakukan

    penetapan besarnya jaminan JKK berdasarkan

    tingkat cacad dan tingkat upah tenaga kerja

    yang bersangkutan.

    d. Pembayaran Jaminan JKK

    Dari hasil penetapan tersebut, PT. Jamsostek

    melaksanakan pembayaran jaminan JKK.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 78

    Aliran dokumen dalam administrasi pengajuan klaim

    JKK dalam Jamsostek adalah sebagai berikut:

    a. Form Laporan Kecelakaan Tahap I (F.3) diisi

    oleh perusahaan dan disampaikan ke PT ASTEK

    dan Kantor Departemen Tenaga Kerja dalam

    tempo 2 x 24 jam sejak terjadinya kecelakaan

    kerja, dengan cara:

    1. Mengisi formulir 3 tahap 1 yang sudah di cap

    dan tandatangan perusahaan

    2. Melampirkan foto copy Kartu Peserta

    Jamsostek (KPJ) korban.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 79

    3. Melampirkan foto copy KTP korban.

    4. Kronologis Kejadian yang dibuat perusahaan.

    5. Formulir 3 tahap 1 yang sudah dilengkapi

    dengan persyaratan diatas, diserahkan kepada

    Kantor Dinas Tenaga Kerja untuk

    mendapatkan nomor registrasi kecelakaan.

    6. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna

    merah diserahkan ke Kantor Dinsnaker.

    7. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna putih

    diserahkan ke kantor Jamsostek.

    8. Berkas formulir 3 tahap 1 yang berwarna

    kuning untuk arsip perusahaan.

    Kronologis kejadian berguna pada saat

    perusahaan melaporkan kecelakaan kerja kepada

    Disnaker, supaya petugas Disnaker dapat

    memperoleh informasi secara tertulis. Kronologis

    kejadian (asli) diserahkan kepada Kantor

    Disnaker, sedangkan foto copy-nya di lampirkan

    dengan formulir 3 berwarna putih, foto copy KPJ

    dan KTP kepada Kantor Jamsostek. Apabila

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 80

    laporan kecelakaan kerja dilaporkan lebih dari

    224 jam, maka perusahaan membuat surat

    keterangan keterlambatan klaim untuk disertakan

    bersamaan dengan laporan kecelakaan kerja.

    b. Form Laporan Kecelakaan Tahap Lanjutan (F.3a)

    diisi oleh perusahaan dan disampaikan ke PT

    ASTEK dan Kantor Departemen Tenaga Kerja

    dalam tempo 2 x 24 jam sejak tenaga kerja

    meninggal, atau dinyatakan cacad total/sebagian,

    atau dinyatakan sembuh.

    Laporan ini dilampiri dengan Surat Keterangan

    Dokter (F.3b) untuk kasus kecelakaan kerja, atau

    F3c untuk kasus penyakit karena hubungan kerja.

    Selain itu juga dilampiri dengan bukti-bukti yang

    berkaitan dengan kasusnya.

    1. Mengisi formulir 3 tahap 2 yang sudah di cap

    dan tandatangan perusahaan.

    2. Foto copy kartu peserta (KPJ).

    3. Surat keterangan dokter (formulir 3a).

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 81

    4. Melampirkan kwitansi biaya pengobatan dan

    pengangkutan. Laporan tahap ini tidak

    melebihi 224 jam.

    5. Melampirkan berita acara kecelakaan lalulintas

    dari kepolisian. (kecelakaan lalulintas).

    6. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna

    merah diserahkan ke Kantor Dinsnaker.

    7. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna putih

    diserahkan ke kantor Jamsostek.

    8. Berkas formulir 3 tahap 2 yang berwarna

    kuning untuk arsip perusahaan.

    PT . Jamsostek akan menentukan apakah

    kecelakaan dan penyakit tersebut termasuk dalam

    lingkup program Jamsostek. Kemudian akan

    dihitung besarnya santunan dan penggantian

    biaya. Uang penggantian akan diberikan melalui

    perusahaan sedangkan santunan akan diberikan

    kepada tenaga kerja atau ahli waris.

    Berikut ketentuan santunan atas biaya pengobatan

    dan angkutan :

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 82

    1. Biaya Transport (Maksimum) :

    o Darat/sungai/danau Rp 750.000,-

    o Laut Rp 1.000.000,-

    o Udara Rp 2.000.000,-

    2. Sementara tidak mampu bekerja :

    o Empat (4) bulan pertama, 100% x upah

    sebulan

    o Empat (4) bulan kedua, 75% x upah sebulan

    o Seterusnya 50% x upah sebulan

    3. Biaya pengobatan/perawatan, maksimum

    sebesar Rp 20.000.000,- dan pergantian gigi

    tiruan Rp. 2.000.000,-

    4. Santunan Cacat :

    o Sebagian-tetap: % tabel x 80 bulan upah.

    o Total-tetap: Sekaligus: 70% x 80 bulan upah

    & Berkala (24 bulan) Rp 200.000,- per

    bulan.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 83

    o Kurang fungsi: % kurang fungsi x % tabel x

    80 bulan upah.

    5. Santunan Kematian :

    o Sekaligus 60% x 80 bulan upah

    o Berkala (24 bulan) Rp. 200.000,- per bulan*

    o Biaya pemakaman Rp 2.000.000,-*

    6. Biaya rehabilitasi diberikan satu kali untuk setiap

    kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh

    pusat rehabilitasi RS. Umum Pemerintah dan

    ditambah 40% dari harga tersebut, serta biaya

    rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp

    2.000.000,- :

    o Prothese/alat penganti anggota badan.

    o Alat bantu/orthose (kursi roda).

    c. PT ASTEK berdasarkan semua informasi yang

    berasal dari F.3, F.3a dan F.3b/3c melakukan

    perhitungan dan penetapan besarnya jaminan

    JKK yang terdiri dari penggantian biaya dan

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 84

    santunan JKK yang tergantung tingkat cacad dan

    tingkat upah tenaga kerja yang bersangkutan.

    d. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK

    melakukan pembayaran jaminan JKK kepada

    perusahaan untuk komponen penggantian

    biasanya, dan kepada tenaga kerja/ahli waris

    untuk komponen santunannya.

    8.2. Tata cara pengajuan klaim Jaminan

    Kematian (JKM)

    Tata cara pengajuan klaim Jaminan Kematian

    (JKM) dalam Jamsostek meliputi 3 macam kegiatan

    administrasi, yakni:

    a. Pengajuan Klaim JKM (F.4)

    Ahli waris dari tenaga kerja yang meninggal

    dunia mengajukan permintaan pembayaran

    JKM kepada PT ASTEK.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 85

    b. Penetapan Jaminan Kematian

    PT ASTEK akan menetapkan besarnya

    jaminan JKK sebesar Rp. 1,2 juta yang terdiri

    santunan kematian sebesar Rp. 1,0 juta dan

    uang kubur sebesar Rp. 0,2 juta.

    c. Pembayaran Jaminan JKM

    Dari hasil penetapan tersebut, PT ASTEK

    melaksanakan pembayaran jaminan JKM

    kepada ahli waris tenaga kerja.

    Aliran dokumen dalam administrasi pengajuan klaim

    JKM dalam Jamsostek adalah sebagai berikut:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 86

    a. Form Pengajuan Pembayaran JKM (F.4( diisi

    oleh ahli waris dari tenaga kerja yang meninggal

    dunia dan disampaikan kepada PT ASTEK

    setempat. Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja

    yang meninggal dunia mengisi dan mengirim

    Formulir Permintaan Pembayaran Jaminan

    Kematian, Santunan Berkala dan Jaminan Hari

    Tua (Formulir Jamsostek 4) kepada Kantor

    Cabang PT Jamsostek (Persero)

    Dokument pendukung:

    1. Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) Asli

    2. Surat keterangan kematian dari Rumah

    sakit/Kepolisian/Kelurahan

    3. Salinan/fotokopi KTP/SIM dan Kartu

    Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang

    masih berlaku

    4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan

    Kartu Keluarga)

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 87

    5. Surat Keterangan Ahli Waris dari

    Lurah/Kepala Desa setempat

    6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang

    diberi kuasa (apabila pengambilan JK ini

    dikuasakan)

    b. PT ASTEK berdasarkan form F.4 tersebut

    melakukan penetapan besarannya jaminan JKM

    yang terdiri dari santunan kematian sebesar Rp.

    1,0 juta dan uang kubur sebesar Rp. 0,2 juta.

    c. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK

    melakukan pembayaran jaminan JKM kepada

    ahli waris tenaga kerja.

    8.3. Tata cara pengajuan klaim Jaminan

    Hari Tua (JHT)

    Tata cara pengajuan klaim Jaminan Hari Tua

    (JHT) dalam Jamsostek meliputi 3 macam

    kegiatan admisitrasi, yakni:

    a. Pengajuan Klaim JHT (F.5)

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 88

    Tenaga kerja atau keluarganya mengajukan

    permintaan pembayaran JHT (dan THT)

    kepada PT ASTEK.

    b. Penetapan Jaminan Hari Tua

    PT ASTEK akan menghitung dan menetapkan

    besarnya JHT (dan THT) selama menjadi

    peserta program Jamsostek (dan program PP.

    33/1977) ditambah hasil pengembangan dana

    dan sebagian dari sisa hasil usaha PT ASTEK.

    c. Pembayaran Jaminan Hari Tua

    Dari hasil penetapan tersebut, PT ASTEK

    melaksanakan pembayaran jaminan JHT (dan

    THT) yang dapat dilakukan sekaligus atau

    berkala bulanan selama 5 tahun, tergantung

    pilihan tenaga kerja peserta.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 89

    Aliran dokumen dalam admisistrasi pengajuan klaim

    JHT dalam Jamsostek adalah sebagai berikut:

    a. Form Pengajuan Pembayaran JHT (F.5) diisi oleh

    tenaga kerja atau keluarganya (dalam kasus

    meninggal dunia) dan disampaikan kepada PT

    ASTEK setempat. Pengajuan ini bisa dilakukan

    bila tenaga kerja mencapai usia 55 tahun, tidak

    bekerja dengan masa kepesertaan minimal 5

    tahun dan menjalani masa tunggu 6 bulan, atau

    tenaga kerja meninggal.

    b. PT ASTEK berdasarkan Form F.5 tersebut dan

    semua informasi administrasi JHT (dan THT)

    tenaga kerja tersebut selama menjadi peserta

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 90

    program Jamsostek (dan PP. 33/1977) melakukan

    perhitungan dan penetapan besarnya jaminan JHT

    yang terdiri dari pemupukan iuran JHT (dan

    THT) tenaga kerja yang bersangkutan ditambah

    hasil pengembangan dana JHT dan sebagian dari

    sisa hasil usaha PT ASTEK.

    c. Berdasarkan penetapan tersebut, PT ASTEK

    melakukan pembayaran jaminan JHT (dan THT)

    kepada tenaga kerja atau keluarganya.

    Pembayaran ini bisa dilakukan sekaligus atau

    berkala bulanan paling lama 5 tahun.

    Prosedur berdasarkan pada ketentuan-ketentuan:

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-

    12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis

    Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,

    Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan

    Sosial Tenaga Kerja, beserta perubahannya

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 91

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

    Transmigrasi No. PER-06/MEN/III/2009

    Setiap permintaan JHT, Tenaga Kerja mengisi

    dan menyampaikan Formulir Permintaan

    Pembayaran JHT (Formulir Jamsostek 5) kepada

    Kantor Cabang PT Jamsostek.

    Dokumen pendukung:

    1. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli

    2. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi)

    3. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari

    perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan

    Industrial

    4. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai

    5. Kartu Keluarga (KK)

    6. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja

    yang mengalami cacat total dilampiri

    dengan Surat Keterangan Dokter

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 92

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja

    yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia

    dilampiri dengan:

    1. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia

    2. Photocopy Paspor

    3. Photocopy VISA

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja

    yang meninggal dunia sebelum usia 55 thn dilampiri:

    1. Surat keterangan kematian dari Rumah

    Sakit/Kepolisian/Kelurahan

    2. Photocopy Kartu keluarga

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja

    yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55

    thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah

    melewati masa tunggu 1 (satu) bulan terhitung sejak

    tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja,

    dilampiri dengan:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 93

    1. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari

    perusahaan

    2. Surat pernyataan belum bekerja lagi

    Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja

    yang menjadi Pegawai Negeri Sipil/POLRI/ABRI

    Masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima)

    tahun dengan masa tunggu 1 (satu) bulan

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung

    sejak pembayaran iuran pertama Program

    Jaminan Hari Tua

    Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan

    tersebut PT Jamsostek (Persero) melakukan

    pembayaran JHT

    8.4. Tata cara memperoleh Jaminan

    Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

    Tata cara memperoleh Jaminan Pemeliharaan

    Kesehatan (JPK) dalam Jamsostek meliputi 2

    macam kegiatan pelayanan, yakni:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 94

    a. Pelayanan PPKK tingkat pertama

    Tenaga kerja dan keluarganya berhak

    memperoleh pelayanan PPK tingkat pertama

    berupa pemeriksaan dan berobat jalan pada Balai

    Pengobatan Umum/Gigi yang dipilih.

    Dan untuk memperoleh pelayanan tersebut,

    tenaga kerja dan keluarganya menunjukan kartu

    Pemeliharaan Kesehatan (kartu berobat).

    b. Pelayanan PPK tingkat lanjutan

    Apabila diperlukan, tenaga kerja atau

    keluarganya bisa memperoleh pelayanan PPK

    tingkat lanjutan dengan melalui rujukan dari PPK

    tingkat pertama. Pelayanan ini bisa berupa rawat

    inap dan tingkan medis yang diperlukan.

    Untuk pengambilan obat untuk kacamata dapat

    dilakukan pada apotik atau optik yang ditunjuk

    oleh PT ASTEK. Berdasarkan rujukan resep

    dokter spesialis berwenang yang ditunjuk.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 95

    Prosedur ditulis berdasarkan pada ketentuan-

    ketentuan:

    1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-

    12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis

    Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,

    Pembayaran Santunan dan Pelayanan

    Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

    2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero)

    No. KEP/127/062006 tentang Petunjuk

    Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi

    Peserta Program Jaminan Pemeliharaan

    Kesehatan.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 96

    8.4.1. Petunjuk Umum

    Selalu membawa dan meperlihatkan Kartu

    Pemeliharaan Kesehatan (KPK) kepada petugas

    Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di Klinik

    Dokter Keluarga (PPK I), Klinik Dokter Spesialis

    (PPK II), Rumah Sakit, Apotek dan Optik.

    Setiap berkunjung ke Klinik Spesialis (PPK II),

    sertakan berkas pendukung (fotokopi):

    1. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    2. Surat rujukan dari Dokter Keluarga

    Setiap berkunjung ke Kantor Cabang PT

    Jamsostek, sertakan berkas pendukung

    (fotokopi):

    1. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

    2. Surat rujukan dari Dokter Keluarga/Dokter

    Spesialis

    3. Resep obat/ resep kacamata

    Selalu menandatangani Formulir Bukti

    Kunjungan / Perawatan / Tindakan / Resep di

    setiap PPK yang dikunjungi.

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 97

    8.4.2. Pelayanan Kesehatan Tingkat

    Pertama (PPK I - Dokter Keluarga)

    Datangilah dokter keluarga / dokter gigi yang

    sudah dipilih sesuai yang tercantum dalam KPK.

    Perlihatkan KPK dan daftarkan diri dengan

    mengisi dan menandatangani Blanko Kunjungan

    di PPK I (JPK 4)

    Peserta mendapatkan pelayanan dan obat di PPK

    I

    Tindakan medis sederhana dilakukan di PPK I,

    setelah selesai tandatanganilah Bukti Tindakan

    Perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1)

    Bila memerlukan pemeriksaan, tindakan medis

    atau perawatan tindak lanjutan, dokter keluarga

    akan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan

    yang lebih tinggi.

    Mintalah Surat Rujukan (F6.a1) rangkap 4:

    1. Lembar 1 : Dokter Spesialis (Rumah Sakit)

    2. Lembar 2 : Untuk pengambilan obat

    3. Lembar 3 : Untuk arsip peserta

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 98

    4. Lembar 4 : Untuk arsip PPK I pengirim

    Surat Rujukan dapat dipakai maksimal 4x dalam

    satu bulan untuk penyakit yang sama.

    Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis

    (Formulir Jamsostek 6.a1) untuk diberikan

    kepada dokter keluarga

    8.4.3. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat

    Lanjutan (PPK II - Dokter Spesialis)

    Dokter spesialis akan melayani peserta

    berdasarkan surat rujukan (Formulir Jamsostek

    6.a1) dari dokter keluarga

    Tahap-tahap pelayanan:

    o Mendaftar di loket RS yang ditunjuk,

    perlihatkan surat rujukan (Formulir

    Jamsostek 6.a1) dan blanko bukti tindakan

    dan perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1)

    dan KPK

    o Setelah diperiksa oleh dokter spesialis:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 99

    1. tandatanganilah blanko bukti tindakan

    dan perawatan (Formulir

    Jamsostek 6.b1)

    2. Dokter spesialis menjawab rujukan

    (Formulir Jamsostek 6.b1) pada kolom

    yang disediakan untuk diberikan

    kepada dokter keluarga

    o Untuk rujukan ke poliklinik lain/unit

    penunjang diagnostik lain atau ke Rumah

    Sakit lain, mintalah dokter spesialis

    membuat surat rujukan internal/eksternal

    (Formulir Jamsostek 6.b2) rangkap 2:

    1. Lembar pertama, untuk poliklinik/unit

    penunjang diagnostik/RS yang dituju

    2. Lembar kedua, untuk arsip pada

    poliklinik yang mengirim. Setelah

    pelayanan selesai, tanda tangani bukti

    pelayanan dan kembali kepada fasilitas

    pengirim dengan membawa jawaban

    konsul dan hasil pemeriksaan.

    o Untuk pengambilan obat di apotek:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 100

    1. resep harus dilegalisasi oleh Kantor

    Cabang PT Jamsostek.

    2. Obat hanya dapat diambil di apotek

    yang telah bekerjasama denga PT

    Jamsostek.

    o Untuk tindakan khusus atau pemeriksaan

    khusus:

    1. Tindakan khusus diberikan sesuai

    dengan surat pengantar untuk

    tindakan/pemeriksaan dari dokter

    spesialis

    2. Bawa surat pengantar ke Kantor

    Cabang PT Jamsostek untuk dibuatkan

    surat jaminan (Formulir

    Jamsostek 6.c2)

    3. Serahkan surat jaminan PT Jamsostek

    (Formulir Jamsostek 6.c2) ke Tim

    Pengendali/Koordinator Pencatatan dan

    Pelaporan Data (P2D) di Rumah Sakit

    o Dalam hal peserta memerlukan rawat inap:

  • Tata Cara Klaim Jaminan Sosial Tenaga Kerja | 101

    1. Dokter spesialis akan membuat

    perintah untuk rawat inap

    2. Minta surat pengantar rawat inap dari

    Tim Pengendali/Koordinator

    Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D)

    di Rumah Sakit dengan menunjukkan

    surat perintah rawat inap.

    o Kontrol ulang rawat jalan dokter spesialis:

    1. Dokter spesialis mencantumkan tanggal

    kontrol ulang dan paraf pada surat

    rujukan (Formulir 6.a1)

    2. Buat dua lembar fotokopi surat rujukan

    --- satu lembar untuk pendaftaran di

    Rumah Sakit, dan satu lembar lainnya

    untuk pengambilan obat

    3. Surat rujukan berlaku maksimal untuk

    4 (empat) kali kunjungan dalam satu

    bulan untuk kasus yang sama yang

    dilayani di fasilitas yang sama; di luar

    ketentuan ini perlu surat rujukan baru.

  • Tata Cara Klaim Ja