8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
1/44
1
arkan
1. PENDAHULUAN
Buku petunjuk praktikum ini ditulis sebagai pedoman bagi para peserta praktikum
untuk melaksanakan praktikum di laboratorium Material Teknik. Petunjuk praktikum ini
merupakan penyempurnaan dari petunjuk praktikum yang ada sebelumnya, dengan
menambahkan dan memperbaiki serta menyempurnakan isi dan bentuknya. Daftar pustaka
yang relevan telah ditambahkan. Buku petunjuk ini hanya dipakai dalam lingkungan Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, tidak untuk diperbanyak, diseb
dan digunakan di luar lingkungan Universitas Sriwijaya.
Praktikum yang akan dilakukan meliputi pengujian mekanik dan pemeriksaan
metalografi. Pengujian mekanik dilakukan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanik suatubahan, yaitu kelakuan dan respon material terhadap pembebanan mekanik sedangkan
pemeriksaan metallografi bertujuan untuk mengetahui fasa-fasa yang terdapat pada suatu
material.
Dari hasil dari pengujian mekanik akan didapat sifat mekanik material berupa:
1. Kekuatan Tarik (Tensile Strength)
2. Kekuatan Luluh (Yield Point )
3. Keuletan ( Ductility)
4. Modulus Elastisitas
5. Kekerasan ( Hardness)
6. Ketahan terhadap beban tumbuk ( Impact ), dll
Sedangkan hasil dari pengamatan metalografi material akan diketahui jenis-jenis fasa
pada suatu material sehingga struktur mikronya.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
2/44
2
2. ATURAN UMUM PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK
2.1. Kehadiran
1. Kegiatan praktikum dilaksanakan sepanjang semester berjalan.
2. Peserta wajib hadir sesuai jadwal praktikum yang telah ditentukan dan mengisi daftar
hadir yang diedarkan 15 menit sebelum jam praktikum dan ditarik 5 menit sebelum
jam praktikum, dan kemudian berada diruang praktikum tepat jam praktikum
3. Peserta yang terlambat dibawah 10 menit, dapat mengikuti praktikum setelah
mendapatkan izin dari asisten harian dan mengisi buku kasus. Peserta yang
bersangkutan akan mendapatkan sanksi berupa tugas tambahan.
4. Peserta yang terlambat lebih dari 10 menit dianggap mengundurkan diri dari seluruh
kegiatan praktikum.
5. Peserta yang tidak dapat hadir karena sakit, dapat melanjutkan rangkaian praktikum
dengan mengajukan permohonan tertulis kepada koordinator asisten yang dilampirkan
dangan surat keterangan dokter paling lambat 1 (satu) hari setelah ketidakhadiran.
6. Peserta yang tidak dapat hadir karena harus mengikuti kegiatan lain yang tidak dapat
ditinggalkan dapat melanjutkan rangkaian praktikum/persentasi dengan mengajukan
permohonan tertulis kepada koordinator asisten paling lambat 1 hari sebelum jadwal
praktikum/presentasi yang bersangkutan.
2.2. Tata Tertib
1. Peserta wajib memakai kemeja berkerah, bersepatu (bukan sepatu sandal) dan berkaos
kaki selama berada dilaboratorium metalurgi. Kartu praktikum diisi dengan format
yang ditentukan.
2. Peserta wajib memakai jas lab warna putih lengan panjang selama praktikum.
3. Peserta dilarang meninggalkan ruangan selama praktikum berlangsung tanpa izin dari
asisten pengawasnya.
4. Peserta dilarang merokok di laboratorium Material Teknik
5. Peserta harus mengutamakan keselamatan kerja
6. Peserta wajib menjaga kebersihan, keamanan dan ketertiban selama berada di
lingkungan laboratorium Material Teknik
7. Peserta wajib menjunjung tinggi kode etik dan tata susila
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
3/44
3
2.3. Sanksi
1. Pelanggaran butir 1 s/d 7 berakibat kartu peserta ditahan dan nilai untuk sesi pada saat
itu dianggap nol. Kartu peserta dikembalikan jika peserta mengajukan surat
pemohonan tertulis untuk mengikuti praktikum selanjutnya kepada koordinator
asisten dan mengisi buku khusus
2. Pelanggaran butir 7 berakibat peserta digugurkan dari kegiatan praktikum
2.4. Pemakaian Alat
1. Pemakaian peralatan harus seizin asisten
2. Periksa kelengkapan alat-alat sebelum praktikum
3. Kehilangan dan kerusakan alat adalah tanggung jawab 1 regu praktikum
4. Sebelum meninggalkan laboratorium, peserta wajib memberitahukan asisten untuk
memeriksa kelengkapan alat-alat yang digunakan
5. Ruangan dan alat-alat harus dibersihkan dan dirapikan kembali
2.5. Tugas dan Laporan
1. Tugas dan laporan dikerjakan dibuat dikertas ukuran A4 – 80 gram sesuai format
yang ditentukan dan mengikuti kaedah penulisan karya ilmiah
2. Tugas pendahuluan ditulis manual dan dikumpulkan sebelum praktikum dimulai. Bila
peserta tidak mengumpulkan tugas pendahuluan dengan lengkap dan tepat waktu
maka Nilai Harian Pratikum (NPH) dianggap nol.
3. Tes pendahuluan dan diskusi dilakukan sebelum praktikum dimulai. Asisten berhak
mengeluarkan dan mencoret kartu praktikum terhadap peserta yang tidak sesuai siap
sesuai standar praktikum di laboratorium Material Teknik dan boleh mengulang
praktikum setelah mengajukan izin tertulis kepada koordinator asisten dan mengisi
buku khusus. Peserta yang sudah 2 kali dikeluarkan dan dicoret kartunya akan
digugurkan dari kegiatan praktikum.
4. Laporan praktikum ditulis dengan rapi, sedangkan covernya harus diketik mengikuti
format yang ditentukan dan dikumpulkan secara berkelompok sesuai dengan jadwal
pengumpulan laporan yang telah ditentukan. Bila peserta terlambat mengumpulkan
laporan maka nilai laporannya dianggap nol.
5. Peserta yang tidak hadir pada saat presentasi laporan maka nilai laporannya dianggap
nol.
6. Tugas tambahan dikumpulkan pada asisten pemberi tugas sesuai waktu yang telah
ditentukan. Tugas tambahan yang tidak dikumpulkan sesuai waktu yang ditentukanmengakibatkan nilai praktikum satu modul yang bersangkutan berkurang.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
4/44
4
7. Segala bentuk penipuan berupa pemalsuan data dan plagiatisasi akan dikenakan
sanksi tidak bisa mengikuti praktikum selama 2 tahun.
8. Hal-hal belum tercakup dalam peraturan praktikum ini akan diatur kemudian.
9. Setiap praktikan diwajibkan memiliki satu copy dari laporan kelompoknya.
2.6. Nilai Pratikum
1. Nilai Harian Pratikum (NHP) meliputi tugas pendahuluan, tes awal dan aktivitas
praktikum = 30%, nilai laporan dan presentasi laporan = 35 % (setara nilai Ujian
Tengah Semester – UTS) dan Ujian Akhir = 35% (setara dengan nilai Ujian Akhir
Semester)
2. Peserta wajib mengikuti ujian pratikum (Ujian Akhir) yang akan diadakan setelah
semua praktikum berakhir.
3. Rentang Nilai
86 ≤A
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
5/44
5
Contoh format cover (diketik)
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL
PENGUJIAN TARIK
Oleh :
Nama : Si Fulan
NIM : 03101005023
Kelompok: III
Asisten : Hendri Ide Dinata
Tgl. Praktikum: 30 September 2013
Tgl. Laporan : 02 Oktober 2013
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2013
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
6/44
6
3. PENGUJIAN TARIK
Tujuan pengujian
Untuk mengetahui sifat mekanik – uji tarik dari material yang akan diuji.
Dasar Teori
Sifat mekanik dapat diketahui dari pengujian tarik adalah:
1. Kekuatan atau strength : a. kekuatan tarik
b. batas luluh.
2. Keuletan (ductility) : a. perpanjangan (elongation)
b. reduksi penampang
3. Modulus elastisitas
Fenomena lain yang dapat diamati adalah:
a) Elastisitas
b) Fenomena
c) Plastisitas
d) Ketidak stabilan
e) Bidang patah
Pengujian Tarik dilakukan atas sampel uji (spesimen) yang dibentuk menjadi batang
uji. Metode pengambilan sampel, bentuk dan ukuran batang uji untuk berbagai bahan yang
telah distandarkan misalnya: menurut ASTM, DIN, JIS, BS, ISO, dan seterusnya.
Pengecilan penampang setempat pada daerah panjang uji (gauge length) dimaksudkan
agar perubahan bentuk atau deformasi hanya terjadi pada daerah tersebut.
Pada pengujian Tarik, kecepatan crosshead tetap selama pengujian. Besar beban Tarik
yang diperlukan serta perubahan panjang yang terjadi direkam oleh alat pencatat dalam
bentuk diagram Tarik Antara beban (P) dan pertambahan panjang (
Dalam diagram Tarik tersebut dapat dibedakan antara daerah elastis dan daerah
plastis. Demikian pula antara daerah regangan seragam dan regangan tidak seragam. Setelah
beban Tarik mencapai harga maksimum. Maka pada batang uji akan terjadi pengecilan
penampang setempat, sehingga beban Tarik mengecil pula, dan akhirnya batang uji patah.
Dari diagram Tarik vs Pertambahan Panjang, dapat dihitung:
Tegangan Tarik :
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
7/44
7
1. Elastisitas : bila kecil, berarti bahan bersifat elastis
2. Stiffness : bila besar berarti bahan bersifat kaku
3. Toughness : dinyatakan oleh luas daerah dibawah kurva,
banyak energi yang diserap oleh bahan.
4. Ductility : keuletan bahan yang dinyatakan dengan
5. Strength : kekuatan logam yang dinyatakan oleh
Dimana:
Kekuatan Tarik :
Batas luluh :
Keuletan :
Keuletan bahan dapat dinyatakan dalam reduksi penampang (reduction of area):
Dimana:
Tegangan sebenarnya dinyatakan:
Regangan sebenarnya:
Hubungan Antara dan didekati dengan persamaan:
Dimana :
Dari diagram dan dapat diketahui sifat-sifat mekanik, yaitu:
yang menyatakan
Pada umumnya logam dan paduan (selain baja lunak, titanium, dan molibdenum)
tidak menunujukan batas lelah yang jelas. Maka untuk mengetahui batas luluh dipakai
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
8/44
8
metode off-set, misalnya dengan notasi yaitu tegangan yang menyebabkan terjadinya
deformasi plastis sebesar 0,2%. (Lihat gambar 1, kutipan gambar 6.10)
Pada penggunaan dalam suatu konstruksi, tegangan yang bekerja pada suatu
komponen harus lebih kecil dari tegangan luluh. Hal ini berarti deformasi yang terjadihanyalah deformasi plastis.
Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan mesin Torsee Universal Testing
Machine Type RAT-30P buatan Tokyo Testing Machine MFG. CO., LTD tahun 1992.
Dengan standard mesin pengujian memakai JIS B 7721. (Lihat gambar 2).
Gambar 1: Daerah Elastis dan Plastis Serta Fenomena Yield Point [1]
Gambar 2: Mesin Uji Tarik Hydraulic Universal Material Tester.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
9/44
9
Sedangkan sampel ujinya mengacu kepada JIS Z 2201. Adapun bentuk sampel uji
dapat berupa plat, batangan, maupun bentuk khusus, terlihat pada gambar 3, 4, 5 dan 6.
T
W
R L R
P
Unit: mm
Type of Test
Piece
Width
W
Gauge
Length
L
Parallel
Length
P
Radius of
Fillet
R
Thickness
T
1 A 40 200 Approx.
220 25 min.
Thickness of
Material
1 B 25 200 Approx..
220 25 min.
Thickness of
Material
Gambar 3: Sampel Uji bentuk Plat [2]
D
L
P
Dia. or width
Across flats
D
Gauge Length
L
Distance between grips
P
Size of material 8 D Approx. (L + 2D)
Gambar 4: Sampel Uji bentuk Polos (batangan) [2]
(Catatan: diameter tidak lebih dari 25 mm)
D
R L R
P
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
10/44
10
Unit: mm
Gauge Length
L
Parallel length
P
Radius of fillet
R5,65
5,65 √A 5,5 D to 7 D 15 min
Remarks:
A: Cross-sectional area of parallel portion
1. The gauge length may be so determined that L = 50 D for circular cross
section of parallel portion, that L = 5,65D for square cross section, and
that L = 5,26D for hexagonal cross section.
2. The length of parallel portion should be so determined that P = 7D, as
far as practicable.
3. The diameter of gripped portions of this piece may be made same as
that of the parallel portion. In this case, the distance between grips shall
be so determined that P ≥ 8D.
Gambar 5: Sampel Uji bentuk Umum [2]
T
W
R L R
PUnit: mm
Width
W
GaugeLength
L
Parallellength
P
Radius of fillet
R
Thickness
T
8 T max 5,65 √A L + 1,5 √A to
L + 2,5 √A
15 min. Thickness of
material
A: Cross section area of parallel portion.
Remarks:
1. The length of parallel portion should be so determined that P = L + 2√A, as faras practicable.
2. In the case of applying this test piece to the tensile test of tubes, the cross
section of parallel portion shall be as cut out from the tube.
3. The width of gripped portion of this test piece may be made same as that of
parallel portion. In this case, the distance between grips shall be so determined
that P = L + 3√A.4. For the use of this type test piece, it is advisable to unify their dimensions
according to every reasonable range which covers varied plate thickness.
Gambar 6: Sampel Uji untuk Potongan Pipa atau plat [2]
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
11/44
11
Prosedur Percobaan
a) Bentuk batang uji sesuai dengan standar
b) Ukur kekerasan sampel uji Tarik
c) Ukur panjang dan diameter sampel uji mula-mula, untuk sampel uji yang
berbahan plat, ukur tebal dan lebarnya
d) Perkirakan beban tertinggi yang dapat diterima oleh sampel uji
e) Siapkan mesin tarik yang akan digunakan
f) Catat skala beban pada mesin Tarik
g) Jalankan mesin tarik dan catat diameter sampel uji setiap penambahan beban
h) Setelah terjadi pengecilan setempat, catat diameter sampel uji setiap
pengurangan beban
i) Setelah percobaan ukur diameter pada bagian yang putus
j) Ukur kekerasan pada bagian yang mengalami pengecilan penampang seragam
Data Pengujian Tarik
Jenis mesin Tarik :
Jenis material yang diuji :
Penguji :
Tanggal pengujian :
Beban pada skala penuh :
- Panjang batang uji awal (L) :
- Diameter awal (D) :
- Tebal awal (T) :
mm
mm
mm
- Lebar awal (W) :
- Kekerasan awal :
- Diameter patahan :
mm
mm
mm
- Tebal patahan*) :
- Lebar patahan*) :
- Panjang batang uji setelah patah:
mm
mm
mm
NoDi(ti)
(mm)
Li
(mm)
Ai
(mm²)
Pi
(kgf)
σ = Pi/Ao(kgf/mm²) (%)
σs(kgf/mm²) s (%)
1
2
3
4
5
6
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
12/44
12
Catatan :
L, D, T, W, diukur minimal 3 kali
*) untuk material berbentuk pelat
Tugas Sebelum Praktikum
1. Apa yang anda ketahui tentang sampel uji tarik, jelaskan.
2. Apa yang anda ketahui tentang kekuatan tarik,batas luluh, perpanjangan,reduksi
penampang
3. Gambarkan kurva σs-ε dan σ-e
4. Bagaimanakah hubungan antara kekuatan tarik dan kekerasan
5. Jelaskankan tentang ciri-ciri permukaan patah dan hubungannya dengan sifat material
Tugas Sesudah Praktikum
1. Jelaskan pengertian-pengertian berikut ini :
a. Tegangan dan regangan tarik
b. Tegangan sebenar nya
Buatlah kedua kurva tersebut berdasarkan hasil pengujian tarik yang anda lakukan.
2. Nyatakan serta berikan interprestasi atas hasil pengujian tarik tersebut.
3. Hitung harga k dan n.
4. Berapakah modulus elastisitas material yang anda uji?
5. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada pengujian tarik yang anda
lakukan.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
13/44
13
4. PENGUJIAN KEKERASAN
Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui deformasi plastic material dengan cara penekanan
Dasar Teori
Kekerasan suatu material adalah ukuran yang menunjukkan apakah material tersebut
dapat dideformasi plastis pada suatu beban tertentu. Kekerasan dapat diukur dengan metode:
goresan, pantulan dan penekanan. Di dunia teknik, pengujian kekerasan metode penekanan
dibagi menjadi 3 (tiga) macam metode yaitu Brinell, Vickers dan Rockwell.
4.1. Uji Kekerasan Brinell.
Alat uji yang dipakai adalah Torsee Brinell Hardness Tester Type BH-3CF buatan
Tokyo Testing Machine MFG. CO., LTD. Tahun 1992, (lihat gambar 6), yang mengacu
kepada JIS B 7724. Sedangkan standard pengujian mengacu kepada JIS Z 2243.
Data yang dihasilkan dari pengujian kekerasan kemudian dihitung dengan perumusan
sebagai berikut: [2] D
Dimana: d
P = Beban yang diberikan
D = Diameter bola indenter
d = diameter yang terbentuk akibat penetrasi indenter terhadap permukaan sampel.
Gambar 6: Alat Uji Kekerasan Brinell
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
14/44
14
Hubungan antara diameter indenter dan beban seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1: Kombinasi antara Diameter Indenter dan Beban Uji [3]
Diameter
Indenter D
(mm)
Beban Uji F
kN (kgf )
Tanda KekerasanMaterial yang Diuji
(Brinell Hardness)
10 29,42 (3000) HBS (atau HBW)
(10 / 3000)
Steel
Cast Iron (140 and over)
Copper and Copper alloy (over
200)5 7,355 (750)
HBS (atau HBW)
(5 / 750)
10 14,71 (1500) HBS (atau HBW)
(10 /1500) -
10 9,807 (1000)HBS (atau HBW)
(10 / 1000)
Cast Iron (up to 140)
Copper and copper alloy (35 to
200)Light metals and their alloys
10 4,903 (500) HBS (atau HBW)
(10 / 500)
Copper and copper allo (up to
35)
Light metals and their alloys)
4.2. Uji Kekerasan Vickers
Pengujian kekerasan Vickers menggunakan indentor piramid intan yang dasarnya
berbentuk bujur sangkar. Besar sudut antara piramid yang saling berhadapan adalah 136° dan
beban 30 kg. Mesin uji kekerasan Vickers yang ada adalah Vickers Hardness Tester dengan
tipe VKH-2E. (Lihat gambar 7). Mesin mengacu kepada JIS B 7725 dan standard pengujian
JIS Z 2244.
Gambar 7: Alat Uji Kekerasan Vickers.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
15/44
15
Antara dua bidang miring yang berhadapan adalah 136°.
Skala kekerasan Vickers adalah: [2]
Ketelitian pengukuran dengan cara Vickers lebih tinggi daripada cara Brinell. Selain
itu cara Vickers dapat digunakan untuk material yang sangat keras.
Hubungan antara angka kekerasan dan beban uji terlihat pada tabel 2.
Tabel 2: Hubungan antara tanda kekerasan dan beban pengujian [3]
Tanda kekerasan Beban Tanda kekerasan Beban
HV0,001HV0,002
HV0,003
HV0,005
HV0,01HV0,025
HV0,05
HV0,1
HV0,2
9,807 mN19,61 mN
29,42 mN
49,03 mN
98,07 mN0,2452 N
0,4903 N
0,9807 N
1,916 N
HV0,3HV0,5
HV1
HV2
HV5HV10
HV20
HV30
HV50
2,942 N4,903 N
9,807 N
19,61 N
49,03 N98,07 N
196,1 N
294,2 N
490,2 N
4.3. Uji Kekerasan Rockwell
Metode Rockwell menggunakan dalamnya bekas penekanan sebagai ukuran
kekerasan material. Beban yang dipakai adalah: 60, 100 dan 150 kg. Indenter yang digunakan
adalah kerucut intan dengan sudut 120° dan bola baja dengan diameter 1/16, 1/8, ¼ in. [2]
Skala Rockwell dinyatakan sebagai berikut :
Pengukuran cara Rockwell dapat berlangsung lebih cepat karena skala
Rockwell langsung ditunjukkan pada dial indicator.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
16/44
16
Standard yang digunakan pada pengujian Rockwell ini adalah JIS Z 2245. Mesin
pengujian kekerasan Rockwell menurut standard adalah JIS B 7726.
Hubungan antara Kekerasan Rockwell dan Skala Kekerasannya terlihat pada tabel 2.
Tabel 2: Hubungan antara kekerasan Rockwell dan skala kekerasan [3]
Tanda
kekeras
an
Skala IndenterBeban
awal N
(kgf )
Bebanuji
N (kgf )
Persamaanuntuk
menentukankekerasan
Kekerasan
Rockwell
HRA
HRC
A
C
Intan dengan radiuskelengkungan ujung(tip) 0.2 mm dan sudut120°
98,07
(10)
588,4(60)1471(150)
HR = 100-0.5h
HRF
HRB
HRG
F
B
G
Baja atau tungsten
carbide alloy ball
dengan diameter 1,5875
mm
588,4(60)980,7(100)1471150) HR = 130-0.5h
HRH
HRE
H
E
Baja atau cemented
carbide alloy ball
dengan diameter 3,175
mm
588,4(60)980,7(100)1471
Kekerasan
Rockwell
superficial
HR 15N
HR 30N
HR 45N
15 N
30 N
45 N
Intan dengan radiuskelengkungan ujung(tip) 0.2 mm dan sudut120°
29,42
(3)
147,1(15)294,2(30)441,3(45)
HR = 100-h
HR 15T
HR 30T
HR 45T
15 T
30 T
45 T
Baja atau cementedcarbide alloy balldengan diameter 1,5875mm
147,1(15)294,2(30)441,3(45)
Adapun alat uji kekerasan Rockwell seperti terlihat pada gambar 8.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
17/44
17
Gambar 8: Alat Uji Kekerasan Rockwell
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran kekerasan adalah:
a. Permukaan benda uji arus rata dan sejajar terhadap meja ukur (anvil). Ketidakrataan dan
kemiringan dapat menimbulkan kesalahan pengukuran.
b. Pengukuran kekerasan dilakukan pada titik yang jaraknya lebih dari 2,5 diameter bekas
penekanan. Hal ini untuk menghindari pengaruh pengerasan regangan (strain hardening)
dari penekanan sebelumnya.
c. Pengukuran kekerasan tidak dilakukan pada titik yang terlalu dekat dengan benda kerja.
d. Pengukuran dilakukan sedikitnya 6 (enam) titik pengujian.
e. Benda uji harus bebas kotoran, minyak dan debu.
Hubungan antara Kekerasan dan Uji Tarik
Kekuatan Tarik dan Kekerasan adalah indikator dari suatu ketahanan deformasi
plastis logam. Sebagai akibatnya, maka secara kasar terdapat hubungan antara keduanya dan
ini terlihat pada gambar 9 (gambar kutipan 7.31).
Kemudian hubungan keduanya dapat dibuat dalam bentuk persamaan: yang hanya berlaku
untuk steel, cast iron (nodular) dan brass: [4]
TS (MPa) = 3,45 x HB
TS (psi) = 500 x HB
Konversi Kekerasan
Dengan adanya bermacam alat uji kekerasan, dapat ditarik suatu konversi skala nilai
kekerasan untuk baja dan beberapa macam logam, seperti terlihat pada gambar 10 (gambar
kutipan 7.30). [1]
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
18/44
18
Gambar 9: Hubungan antara Uji tarik dan Kekerasan untuk logam Baja, Besi Tuang
Nodular dan Brass. [1]
Gambar 10: Perbandingan beberapa skala Nilai Kekerasan [1]
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
19/44
19
Sampel uji kekerasan dibuat dengan memperhatikan beberapa ketentuan seperti yang
diuraikan sebelumnya. Bentuk sampel dapat berbentuk persegi empat, balok maupun
lingkaran. (lihat gambar 11). Sedangkan salahsatu contoh cacat hasil proses penekanan
terlihat pada gambar 12.
Bekas Penekanan
Bekas Penekanan
Gambar 11: Contoh Bentuk Sampel Uji Kekerasan
F
D
d” d” = diameter palsu akibat
lekukan penekanan
indenter
d
Gambar 12: Contoh Cacat akibat Penekanan Indenter
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
20/44
20
Prosedur Pengujian Kekerasan Brinell
1. Pilih diameter steel ball yang sesuai berdasarkan hardness dari sampel uji dan
letakkan di dalam ball holder (3).
2. Tentukan juga test load weight yang sesuai dan letakkan pada weight sourcer (2)
3. Letakkan sampel uji yang akan diuji pada sample bearer (7) dan naikan dengan
memutar hand wheel hingga sampel uji menyentuh steel ball indentor.
4. Tutup relief valve dan naikkan tekanan dalam silinder utama dengan hand pump.
Tekanan yang dihasilkan akan mengangkat beban dan kesimbangan beban
terhadap hidraulik piston dapat dibaca pada pressure gauge.
5. Tunggu sampai kira-kira tiga puluh detik ( tergantung bahan dari sampel uji )
hingga indentation sempurna
6. Buka kembali relief valve dimana tekanan oli akan berkurang sampai ketitik nol
7. Putar kembali hand wheel dan ukur indentation diameter dengan measuring
microscope. Dalam melakukan pengukuran dianjurkan dilakukan masing-masing
dua kali dari sudut yang berlawanan.
8. Baca tabel hardness pada hardness tabel.
Data Pengujian Kekerasan
1. Metode Brinell
Jenis Mesin : Penguji :
Tanggal Pengujian : Asisiten :
Standar Pengujian :
Material Yang Diuji :
No Bahan P(kgf) D(mm) d(mm)Kekerasan
Brinell
1.
2.3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
6.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
21/44
21
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Prosedur Percobaan Pengujian Kekerasan Vickers
1) Pilih anvil sesuai dengan bentuk benda kerja. Letakan benda tes pada anvil (15) atau
pada meja. Pada saat itu bersihkan anvil atau meja sehingga tidak ada kotoran atau
minyak pada permukaan test. Benda tes harus dibersihkan juga. Kemudian set beban
yang diinginkan untuk benda tes dengan menukar handle beban.
2) Putar handle vertical untuk mengukur clearance/jarak antara lain sampel uji dan
diamond indentor kira-kira 0,5 mm
3) Putar kepala turret (20) dengan arah 90o
dengan handle turret (20) ke lokasi lensa
objektif (18) dipusatnya. Kemudian lihat melalui mikroskop ukur dan atur sinar secara
visual dengan memutar kuantitas sinar yang diinginkan dengan knop (3) ke 1 (terang)
atau D (gelap) sehingga pengelihatan mata tidak lelah. Kemudian putar eyepiece (9)
yang diinginkan, setiap praktikan harus juga baca dua garis yang mungkin terlihat
sangat bersih dan putar handle vertical ke focus pada benda kerja.
4) Dengan focus yang diinginkan putar kepala turret kembali 90° dan ubah keatas
diamond indentor. Pada saat ini clearance antara tip indentor dan benda kerja hanya
0,5 mm, ubah perlahan-lahan dan periksa apabila hanya kecendrungan pada
permukaan benda kerja.
5) Tekan beban kebawah (22) untuk menguji sampel uji.
6) Indikasi lampu adalah turn-on (hidup) jika lampu mati ketika panandaan stabil dan
pengurangan beban test secara komplik.
7) Putar kepala turret untuk mengubah ke lensa objektif. Lihat melalui alat ukur
mikroskop dan tanda dapat dilihat secara visual dengan mengatur fokusnya.
8) Baca panjang diagonal pada penandaan ini dengan menggunakan mikroskop atau
garis baca paling kiri (tiga garis) kesudut kiri dari penandaan garis baca kanan
kesudut kanan tanda benda kerja. Untuk pembacaan hasil dengan counter dengan
satuan satu meter, baca counter dari micrometer baca jga diagonal vertical.
9) Ketentuan kekerasan Vickers hasil rata-rata yang dibaca pada kedua diagonaldigunakan untuk menentukan harga kekerasan dengan menggunakan tabel.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
22/44
22
10)Metode Vickers
Jenis Mesin : Pengujian :
Tgl. Pengujian : Asisten :
Standar Pengujian :
Bahan Yang Diuji :
No BahanP
(kgf) (mm) (mm)
D
(mm)
Kekerasan
Vickers
1
2
3
4
5
6
2
3
4
5
6
23
4
5
6
Prosedur Pengujian Kekerasan Rockwell
1) Buka katup Dush pot ½ untuk pengetesan yang menggunakan penetrator bola baja
dan buka penuh untuk penetrator intan.
2) Posisi mula-mula crankhandle adalah mengarah kedepan praktikan bila kita
berhadapan dengan indicating gauge.
3) Sesuaikan beban yang dipakai menurut sampel uji yang dites, yaitu 0,98 kN untuk
penetrator bola dan 1,47 kN untuk penetrator intan.
4) Seleksi penetrator yang sesuai dengan sampel uji yang akan diuji dan letakkan
dibawah plunger rod.
5) Permukaan sampel uji dibersihkan sehingga permukaan tersebut rata dan sejajar
terhadap permukaan meja uji (anvil).
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
23/44
23
6) Letakkan sampel uji diatas anvil.
7) Angkat sampel uji hingga bersentuhan dengan penetrator dengan memutar kepstan
hingga jarum kecil dari indicating gage berada diposisi titik merah (minor).
8) Lakukan pensetan yaitu dengan menggerakkan ring terluar dari indikating gauge
untuk meletakkan posisi jarum yang panjang pada posisi B-30/C-0 atau B-130/C-100.
9) Dorong crank handle kearah depan untuk pemakaian beban mayor.
10) Perhatikan jarum sampai berhenti (minimal 10 detik), kemudian crankkhandle
majukan secara penuh keposisi semula menunjukkan penghilangan beban mayor,
tetapi beban minor masih dipakai.
11) Baca angka kekerasan pada dial gauge:
- warna merah untuk penetrator bola baja
- warna hitam untuk penetrator hitam.
3. Metode Rockwell
Jenis mesin : Penguji:
Tgl. Pengujian : Asisten:
Standar Pengujian :
Material yang diuji :
No Bahan Beban(kg)
Indentor WarnaSkala
KekerasanRockwell
1
2
3
4
5
6
1
23
4
5
6
1
2
3
4
5
6
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
24/44
24
Tugas Sebelum Praktikum
1. Terangkan prinsip kerja pengujian kekerasan Rockwell, Vickers, dan Brinell.
2. Mengapa pada umumnya kekerasan suatu bahan berbanding lurus dengan kekuatan
tarik
3. Apakah guna beban minor pada pengujian cara Rockwell?
4. Sebutkan penyebab kegagalan pengujian kekerasan!
5. Mengapa kekerasan suatu barang menurun bila barang tersebut di panaskan?
6. Apakah yang ditujukkan oleh angka kekerasan pada suatu material?
Tugas Sesudah Praktikum
1. Buatlah analisa dari hasil pengujian yang anda lakukan!
2. Apakah guna pengujian kekerasan?
3. Sebutkan keuntungan dan kelemahan masing-masing cara pengujian kekerasan diatas!
4. Tentukan standar deviasi dari data pengujian yang anda lakukan.
5. Bandingkan dengan tabel yang ada, berapa jauhkah penyimpangan yang terjadi dari
hasil pengujian yang anda lakukan. Berdasarkan tabel, berapakah kekuatan tarik
material yang anda uji.
6. Mengapa pada material yang sama angka kekerasan untuk satu jenis pengujian tidak
sama?
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
25/44
25
5. PENGUJIAN TUMBUK (IMPAK)
Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan material.
Dasar Teori
Suatu material ulet dapat patah getas yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Adanya takikan
b. Kecepatan pembebanan yang tinggi menyebabkan regangan yang tinggi
c. Temperatur yang sangat rendah
Ketiga kondisi ini didekati dengan melakukan pengujian impak, dimana takikan
sengaja dibuat pada sampel uji, pembebanan ditimbulkan oleh pendulum (hammer ), dan
variasi temperatur diberikan dengan menggunakan media es atau nitrogen cair.
Energy impak adalah energy potensial dari pendulum yang mengenai benda pada
temperatur tertentu dan dihitung dalam satuan Joule. Dari hubungan dengan temperatur
didapat diagram yang menggambarkan sifat material terhadap beban tiba-tiba pada
temperatur tertentu. Sehingga akan didapat temperatur transisi, dimana material akan berubah
dari bersifat ulet menjadi getas. Ada dua macam metode pengujian Impak, yaitu cara Izod
dan Charpy (lihat gambar 13)
Gambar 13: Metode Pengujian Impak [1]
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
26/44
26
Standard pengujian Impak yang digunakan dalam hal ini adalah JIS Z 2242 dan
standard untuk sampel uji adalah JIS Z 2202. Untuk pengujian dengan metode Charpy maka
mesin uji Impak menurut standard JIS B 7722. Charpy Impact Testing Machine type CI-30
buatan Tokyo Testing Machine. MFG. CO. LTD Tahun 1992 terlihat pada gambar 14.
Sedangkan bila metode pengujian adalah Izod maka mesin uji digunakan menurut standar JIS
B 7723.
Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban
yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji
mengalami deformasi. Sehingga energi untuk mematahkan specimen berdasarkan sudut yang
dibentuk oleh pendulum (lihat gambar 15) (sampel uji terlihat pada gambar 16) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
= P (D-D cos a)
= P (D-D cos ɸ)
= = P D (cos ɸ - cos a)Dimana:
= Energi potensial yang ditahan pada sudut angkat a dari palu.
= Posisi energi yang ditahan pada sudut ayun ɸ dari palu.
P = Berat palu
D = Jarak dari pusat sumbu palu ke pusat grafitasi (m)
a = sudut angkat palu
ɸ = sudut ayun setelah palu mengenai specimen.
Gambar 14: Mesin Uji Impak Charpy
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
27/44
27
ɸ a D
H P
h
Gambar 15: Prinsip Uji Impak dengan Pendulum
Gambar 16: Sampel Uji Impak Charpy [2]
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
28/44
28
Takikan
Spesimen yang patah akan menunjukkan daerah yang patah ulet dan daerah yang
patah getas. (Gambar 17). Luas daerah yang patah getas akan dihitung (%) sebagai
perbandingan dengan luas total daerah yang patah (terbuka). (Lihat gambar 18)
Gambar 17: Patahan Lateral sampel Uji Impak [2]
Patah Ulet
X
Patah Getas
Y
Gambar 18: Permukaan Patah Sampel Uji Impak
Luas Daerah Patah Getas:
B (%) = x100
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
29/44
29
A = Luas total permukaan patah
C = Luas permukaan patah getas
Luas daerah yang patah getas minimal adalah 5% dari total luas permukaan patah.
Sedangkan interval pengukuran dalam skala adalah 10%
Luas daerah yang patah ulet adalah:
S (%) = x100 ; F = luas daerah yang patah ulet.
Perbandingan luas permukaan patahan dengan daerah yang patah getas digambar
dalam bentuk kurva B (%) vs Temperatur (°C). sedangkan energi yang diserap oleh specimen
hinga patah digambarkan dalam kurva temperatuur transisi yaitu Energi (E) vs Temperatur
transisi (Trs) (°C). (Gambar 19)
Gambar 19: Kurva Energi yang Diserap. Persen Patahan Vs Temperatur Uji [2]
Prosedur Percobaan
1. Siapkan sampel uji yang telah dibuat berdasarkan standar.
2. Lakukan perlakuan terhadap sampel uji sesuai dengan temperatur yang diinginkan,
dengan cara memberi nitrogen cair, es batu, pada temperatur kamar, atau dipanaskan
sampai temperatur austenisasi.
3. Letakkan sampel uji pada meja uji, pasang thermokopel untuk mengetahui temperatur
pada saat diberikan beban tiba-tiba.
4. Setelah diberi beban, catat sudut yang tercatat pada dial.
5. Lihat pada tabel untuk menentukan besar energi impak (Joule).
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
30/44
30
Data Pengujian Impak
Mesin Uji : Penguji :
Kapasitas mesin : Asisten :
Standar Pengujian :
Jenis Takikan :
No BAHAN TEMP
(◦C)ENERGI
(JOULE)
PERMUKAAN PATAHAN
GETAS, B(%); ULET, F(%)
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Tugas Sebelum Praktikum
1. Gambarkan dan tuliskan masing-masing standard pengujian impak!
2. Apa guna temperatur transisi material pada suatu perencanaan?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga impak?
4. Sebutkan apa yang dimaksud dengan patah ulet dan patah getas!
Tugas Sesudah Praktikum
1. Berdasarkan permukaan patahan, jelaskan perbedaan patah ulet dengan patah getas!
2. Hal-hal manakah yang cenderung menyebabkan patah getas, jelaskan alasannya!
3. Berikan Interprestasi mengenai harga impak serta bentuk patahan atas pengujian yang
anda lakukan.
4. Jelaskan pengaruh an-isotropi pada plat terhadap harga impak.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
31/44
31
6. PENGUJIAN LENGKUNG (BENDING)
Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui besarnya defleksi yang terjadi dari material yang menerimapembebanan lengkung.
Dasar Teori
Suatu material akan memberikan reaksi tertentu terhadap sejumlah gaya dari luar.
Dengan gaya luar tersebut akan menimbulkan momen lengkung yang akan menyebabkan
material tersebut mengalami deformasi plastis dengan sudut kelengkungan tertentu. Dengan
begitu, uji bending berguna untuk mengetahui besarnya sudut kelengkungan pada material.
Selain itu, uji bending atau kelengkungan ini dapat juga untuk mengetahui mampu bentuk
dari suatu material atau suatu sambungan lasan. Untuk material yang ulet, melalui uji
bending, dapat juga diketahui adanya cacat dan retak pada permukaan. Sedangkan untuk
material yang getas, cara pengujian ini adalah cara yang terbaik untuk menentukan kekuatan
dan kegetasannya. Pengujian bending dapat juga memperhitungkan besaran modulus
elastisitas material. Mesin uji yang dipakai samadengan mesin uji tarik, yaitu: Torsee
Universal Testing Machine Type RAT-30P buatan Tokyo Testing Machine MFG. CO., LTD
tahun 1992.
Prinsip Uji Bending seperti terlihat pada gambar 18.
Direction of load
Pressurizing metal fitting
Axis
r Test piece
t
L Support
Gambar 18: Prinsip Uji Bending Metode Penekanan [2]
Standard yang dipakai pada pengujian bending adalah:
JIS Z 2248 Metode pengujian bending
JIS Z 2204 Bentuk dan ukuran sampel Uji pada material logam
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
32/44
32
W
L
Sampel Uji terlihat pada gambar 19. [2]t
W
L
Thickness t = Original thicknessWidth W = 35 mm min.
Length L = min.250 mm
a. Sampel Uji untuk Pelat Baja dan Baja Bentuk
D
L
Diameter, side or width across flats D = Original dimension
Length L = 250 mm min.
b. Sampel Uji untuk Batangan Ferro dan Non Ferro
t
W
L
Thickness t = Original thickness
Width W = 20 mm min.
Length L = 150 mm min.
c. Sampel Uji untuk Logam Tipis
t
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
33/44
33
Thickness t = Original thickness
Width W = 10 mm min
Length L = 150 mm min.
d. Sampel Uji untuk Phosphor Bronze dan Nickel Silver untuk Pegas
t
W
L
Unit: mm
Division of Test piece
Thicknesst
WidthW
LengthL
5 A 19 25 150 min
5 B 15 20 150 min
d. Sampel Uji untuk Baja Tempa dan Tuang
Gambar 19: Sampel Uji Bending (Lengkung) [2]
Persamaan yang dipakai dalam pengujian lengkung memenuhi persamaan defleksi [3]
sebagai berikut:
Dimana: P = Beban yang bekerja (kgf )
l = Jarak tumpuan (mm)
E = Modulus elastisitas sampel uji (kg/mm2)
I = Momen inersia sampel uji (mm4):
Besarnya momen inersia untuk bentuk sampel uji persegi [3] adalah:
Dimana: b = t = lebar spesimen (mm)
h = W = tinggi spesimen (mm)
Besarnya Tegangan lengkung (bending) dipakai hubungan :
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
34/44
34
Dimana : = tegangan lengkung
M = momen lengkung
c = jarak terhadap sumbu netral
Melalui pengujian ini juga dapat diketahui besar regangan dan tegangan tekan sertategangan tarik pada material akibat dikenai beban lengkung statis.
Prosedur Percobaan
1. Siapkan sampel uji sesuai standar
2. Ukur panjang, tebal, lebar, bila sampel uji berbentuk persegi atau ukur diameter
bila berbentuk bulat
3. Uji keras material tersebut
4. Tandai daerah yang akan diukur regangannya.
5. Tentukan beban.
6. Siapkan mesin uji.
7. Tentukan jarak beban dari tumpuan
8. Beri beban
9. Catat perbedaan ∆l dan Sudut defleksi
Data Pemeriksaan
Jenis Mesin Tarik : Penguji :
Jenis Material Uji :
Tangal Pengujian : Asisten :
No. Bahan T W L D
Momen
Inersia
(I)
Beban
(kgf)
Sudut
(θ)Tegangan
Lengkung
∆l∂
1
2
3
4
Tugas Sebelum Praktikum
1. Apa sajakan yang dapat diketahui melalui Uji Lengkung ?
2. Bagaimanakah perbandingan antara kekuatan tarik dan kekuatan lengkung suatu
material?
3. Apakah yang dimaksud dengan defleksi?
4. Apakah perbedaan antara material yang ulet dengan getas bila diuji lengkung ?
Tugas Sesudah Praktikum
1. Gambarkan bidang moment lengkung pada setiap spesimen yang anda uji?
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
35/44
35
7. PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO
Tujuan Penelitian
Pengujian metalografi/pengamatan struktur mikro adalah pengamatan tentang strukturmikro dan distribusi besar butir logam.
Dasar Teori
Melalui pengamatan ini maka sifat-sifat suatu logam dan paduannya dapat diketahui.
Oleh karena itu, sifat-sifat logam dapat diatur dengan mengendalikan struktur mikronya.
Pengontrolan struktur mikro ini dilakukan dengan cara metalografi kuantitatif yang disebut
juga dengan stereologi. Stereologi dilakukan dengan menggunakan hubungan antara
pengukuran-pengukuran yang dibuat pada bidang dua dimensi dengan besaran-besaran
struktur mikro dari suatu paduan yang tiga dimensi. Untuk melakukan hal tersebut ada
beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu: [5]
1. Persiapan sampel uji
Material yang akan diperiksa diambil sebagian kecilnya dalam ukuran tertentu, kemudian
potongan ini dibingkai (mounting) untuk mempermudah dalam memegangnya.
2. Penggerindaan
Periksa bingkai sampel uji tersebut, apabila ada bagian yang tajam maka perlu digerinda
agar tidak melukai tangan
3. Pemolesan
Proses pemolesan kasar dilakukan dengan menggunakan kertas amplas dengan beberapa
tingkat kekasaran. Pemolesan halus dilakukan dengan menggunakan kain beludru dan
pasta untuk membantu proses pemolesan
4. Pengetsaan
Setelah cukup halus maka sampel uji dietsa dengan menggunakan cairan kimia nital.
Tujuan dari proses etsa ini adalah untuk memperoleh struktur mikro dan makro serta
memperjelas batas butir dari spesimen logam tersebut.
Adapun prosedur yang dilakukan pada pemeriksaan struktur mikro adalah sebagai
berikut:
Pemotongan sampel uji
Untuk sampel uji pengujian metalografi tidak ada standar baku yang digunakan,
namun dapat dibuat sampel uji dengan dimensi 10 x 10 x 10 mm seperti terlihat pada gambar
20. [6]
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
36/44
36
Gambar 20: Sampel Uji Pengujian Metalografi [6]
Pembingkaian spesimen ( mounting)
Proses pembingkaian sampel uji dimaksudkan agar mudah dalam memegang sampel
uji khususnya untuk yang berukuran kecil. Selain itu berguna juga untuk melindungi sampel
uji dari kerusakan selama proses penggosokan. Pembingkaian juga mempermudah pemberian
nama atau penomoran sampel uji. Proses pembingkaian ini dilakukan menggunakan mesin
Torsee Specimen Mounting Press type TP-4210 buatan Tokyo Testing Machine MFG. CO.,
LTD tahun 1992.
Gambar 21: Sampel Uji Metalografi setelah Dibingkai [6]
Pengamplasan dan pemolesan sampel uji
Sampel uji yang akan dipergunakan dalam pengujian metalografi perlu diamplas dan
dipoles terlebih dahulu agar permukaan luar bersih dari partikel-partikel asing dan rata
struktur permukaannya. Proses pengamplasan menggunakan amplas dari ukuran amplas yang
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
37/44
37
kasar sampai ke ukuran amplas yang paling halus. Tingkatan kertas amplas yang digunakan
meliputi: #60, #180, #240, #500, #600, #800, #1000, #1200 dan #1500.
Setelah dilakukan pengamplasan kemudian sampel uji dipoles dengan menggunakan
kain beludru dan cairan pasta hingga permukaanya licin dan mengkilat. Tujuan dari proses ini
yakni agar struktur mikro pada permukaan material dapat terlihat dengan jelas.
Pengetsaan sampel uji
Proses etsa dilakukan dengan cara mencelupkan sampel uji ke dalam larutan nital.
Tujuan dari proses ini yaitu untuk memperoleh struktur mikro dan struktur makro dari logam
sampel uji tersebut.
Pengamatan dan pemotretan
Setelah sampel uji dietsa, maka dilanjutkan dengan pengamatan di bawah mikroskop.
Hal ini bertujuan untuk mengamati struktur mikro dari tiap-tiap sampel uji. Pengamatan di
bawah mikroskop ini menggunakan perbesaran 200x dan 800x. Apabila struktur mikro yang
diinginkan telah didapat, maka dilanjutkan dengan pemotretan menggunakan kamera yang
menyatu dengan mikroskop tersebut seperti yang terlihat pada gambar 22. Mikroskop yang
digunakan adalah model PME 3-11 B buatan Olympus Optical CO.LTD Japan.
Gambar 22: Mikroskop Optik untuk Pengujian Metalografi
Pengamatan struktur mikro bertujuan untuk melihat struktur mikro dari suatu material.
Karena struktur mikro ini sangat mempengaruhi sifat mekanik dari material tersebut.1. Struktur baja 0,1 % C yang dianil
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
38/44
38
Komposisi : 0,05-0,15% C dan 0,4% Mn
Proses : Dicor, dirol panas, didaerah austenit. Kemudian didinginkan perlahan-
lahan
Sifat mekanik : σu = 380 MPa; σy = 110; e = 40% ; q = 65%
Etsa : Nital 3% yaitu 3% larutan HNO3 dalam etanol.
Struktur Mikro: Struktur mikro terdiri dari perit dan sementit tersier dibatas butir.
Sementit ini hanya dapat dilihat pada pembesaran tinggi. Setelah dietsa
dengan nital, ferit dan sementit akan berwarna putih mengkilap, tetapi
sementit akan merupaka tonjolan-tonjolan.
Penggunaan : Pelat untuk benda kerja yang di proses dengan deep drawing, benda kerja
akan dilapisi email.
2. Struktur baja 0,2 yang dianil
Komposisi : 0,15%-0,25% C ; 0,2% Si ; 0,4% Mn
Proses : Baja tulangan beton yang dianil pada 320oC selama 30 menit.
Selanjutnya didinginkan dalam tungku.
Sifat Mekanik : σu = 450 MPa ; σy = MPa ; HB = 120 ; e = 35% ; q = 60%
Etsa : Nital 3%
Struktur Mikro : ferit dan perlit. Struktur lateral perlit dapat dilihat pada pembesaran
yang tinggi.
Penggunaan : Batang, plat, profil, penggunaan yang mengutamakan sifat mampu
bentuk dan mampu las yang baik, baja untuk proses pengerasan kulit.
Data Pemeriksaan Metalografi
Mikroskop optik: Tgl pengujian :
Material : Assisten :
Pembesaran :
No. BAHAN Proses yang
telah dijalani
Fasa yang
terbentuk (%)
Butir
Besarbutir
Bentuk butir
Arahbutir
1.
2.
3.
4.
5.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
39/44
39
Tugas Sebelum Praktikum
1. Apakah tujuan melakukan metallografi logam?
2. Jelaskan hubungan antara fasa-fasa yang terbentuk, besar butir, arah butir, dan bentuk
butir terhadap sifat mekanik logam!
3. Jelaskan rumus yang menyatakan hubungan antara besar butir dan tegangan yang terjadi
pada logam!
4. Jelaskan metode untuk melakukan metalografi!
5. Jelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan logam berbutir halus dan kasar!
Tugas Sesudah Praktikum
1. Jelaskan bagaimana mengapa bentuk butir bila dideformasi plastis melalui:
a. Tempa panas dan tempa dingin
b. Di roll
c. Di tarik (kawat)
2. Jelaskan apa yang tampak pada logam hasil pengecoran, pengelasan, (didaerah logam
induk, logam las, dan HAZ), tempa panas dan dingin, pengerollan, dan penarikan, bila
dilakukan pengamatan:
a. Stuktur makro
b. Stuktur mikro
3. Pada soal no.2, apakah yang tampak pada logam bila pada kondisi dipoles tanpa dietsa.
Jelaskan jenis inklusi yang tampak.
4. Hitung, analisa, dan jelaskan besar butir pada masing-masing sampel uji!
5. Rumuskan kesimpulan dari hasil percobaan anda ini!
Data Pemeriksaan Struktur Mikro
Mikroskop optic : Tgl. Pengujian :
Material : Assisten :
Pembesaran :
NO BAHAN JENIS PERLAKUAN
PANAS
STRUKTUR
MIKRO
1.
2.
3.
4.
5.
Tugas Sebelum Praktikum
1. Gambarkan diagram kesetimbangan Fe-Fe3c selengkap mungkin.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
40/44
40
2. Gambarkan diagram TTT untuk baja hipoeutektoid, baja eutektoid dan baja
hipereutektoid.
3. Terangkan mekanisme perubahan fasa pada pendinginan paduan Fe-C dari titik cair
sampai dengan temperatur kamar bila persentase C nya:
a. 0,1 %
b. 0,4%
c. 0,8%
d. 3,0%
e. 4,3%
f. 5,0%
Tugas Sesudah Praktikum
1. Apa yang dimaksud dengan mengetsa dan apa tujuan yang dilakukannya?
2. Bagaimana cara anda menghitung kadar karbon pada struktur mikro yang
anda amati?
3. Terangkan mengapa perlit terlihat gelap pada pembesaran rendah?
4. Perkirakan berapa persen perlit pada sampel uji yang anda amati?
5. Berdasarkan struktur mikro yang anda lihat, jelaskan sifat mekanik pada bahan
tersebut!
6. Apakah jenis etsa yang digunakan untuk baja dan besi cor?
7. Jelaskan apa yang terjadi pada saat pengetsa-an sehingga batas butir terlihat.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
41/44
41
DAFTAR PUSTAKA
1. William D. Callister, Jr. and David G. Rethwisch, 2009, An Introduction - Materials
Science and Engineering, Eight Edition, John Wiley & Sons, Inc.
2. Japanese Industrial Standard (JIS), 1983, Non-Ferrous Metals and Metallurgy, Japanese
Standards Association.
3. Dieter, G.E, Mechanical Metalurgy, Mc. Graw Hill Book Co.
4. Dietmar Gross, Werner Hauger, Jorg Scroder, Wolfgang A. Wall, 2011, Mechanics of
Materials – Engineering Mechanics 2, © Springer- Verlag Berlin Heidelberg.
5. ASM Handbook, 2000, Mechanical Testing and Evaluation, Volume 8.
6. Sugeng Prasetyo, 2008, Kajian Eksperimental Pengaruh Media Quenching dan Holding
Time - Proses Karburisasi dengan Media Batubara Antrasit pada Baja Karbon Medium
terhadap Kekerasan, Ketangguhan dan Struktur Mikro, Tugas Akhir S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, Inderalaya.
7. Dwija Ardya Pradipta, 2008, Pengaruh Pemanasan Austemper dengan Temperatur
Austenisasi 950oC Terhadap Sifat Kekerasan dan Kekuatan Tarik Besi Tuang Nodular
FCD30, Tugas Akhir S1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya,
Inderalaya.
8. Tata Surdia, 1985, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramitha, Jakarta.
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
42/44
42
LABORATORIUM METALURGI
PETUNJUK PRAKTIKUMMATERIAL TEKNIK
Disusun oleh:
Dr. Ir. Nukman, MT NIP.
195903211987031001
JURUSAN TEKNIK MESIN F
A K U L T A S T E K N I K
U N I V E R S I T A S S R I W I J A Y A
SEMESTER GANJIL 2013/2014
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
43/44
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
1. PENDAHULUAN 1
2. ATURAN UMUM PRAKTIKUM MATERIAL TEKNIK 2
2.1. Kehadiran 2
2.2. Tata Tertib 2
2.3. Sanksi 3
2.4. Pemakaian Alat 3
2.5. Tugas dan Laporan 3
2.6. Nilai Praktikum 4
2.7. Format Laporan 4
3. PENGUJIAN TARIK 6
4. PENGUJIAN KEKERASAN 13
4.1. Uji Kekerasan Brinell 13
4.2. Uji Kekerasan Vickers 14
4.3. Uji Kekerasan Rockwell 15
5. PENGUJIAN TUMBUK (IMPAK) 25
6. PENGUJIAN LENGKUNG (BENDING) 31
7. PENGAMATAN STRUKTUR MIKRO 35
DAFTAR PUSTAKA 41
43
8/18/2019 Buku Petunjuk PRAKTIKUM Laboratorium Material Teknik Mesin
44/44
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Syukur Alhamdulillah ke Khadirat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan Petunjuk Praktikum Material ini. Buku ini merupakan tulisan ringkasan
perumusan dan penerangan untuk kegiatan praktikum material teknik. Sebagian besar isi
petunjuk ini diambil dari petunjuk praktikum semester dan tahun sebelum ini. Dengan
penambahan materi dari beberapa kepustakaan agar praktikan dapat memahami hal-hal ynag
berhubungan dengan isi materi praktikum.
Diharapkan mahasiswa dapat aktif dalam mengikuti praktikum ini, dengan
sebelumnya membaca dan berlatih dari buku-buku yang ada dan lebih banyak berdiskusi agar
lebih dapat mendalami ilmu material teknik ini.
Petunjuk Praktikum Material ini jauh dari sempurna, segala tegur sapa dari pembaca
diharapkan dapat menyempurnakan tulisan ini. Kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan ini, penulis tak lupa menyampaikan ucapan terimakasih.
Inderalaya, Agustus 2013Penulis,