Top Banner
I - 1 PANDUAN KEGIATAN LAPANGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LINGKUNGAN MANDIRI PEDESAAN (PNPM LMP)
70

Buku Panduan Lapangan PNPM

Jun 21, 2015

Download

Documents

Nano Sudarno
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 1

PANDUAN KEGIATAN LAPANGAN

PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

LINGKUNGAN MANDIRI PEDESAAN

(PNPM LMP)

Page 2: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 2

Panduan Kegiatan Lapangan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Lingkungan Mandiri Pedesaan (PNPM LMP), provinsi

Sulawesi Utara

Diterbitkan Oleh : Wildlife Conservation Society (WCS-IP)

dan Conservation Training and Resource Center (CTRC),

Manado 2009.

ISBN :

Penulis : Edy Hendras Wahyono, Akbar Ariodigdo, Agus

Wijayanto, Affan Surya, Dani Rogi, Steven Siwu, Edies M,

Big Antono, Vicky Soleman, Nano Sudarno

Editor : Sunjaya

Illustrator dan tataletak : Eko Wahono.

Kredit foto dan illustrasi dari berbagai sumber.

Page 3: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 3

Kata Pengantar.

ehidupan di masa yang akan datang, sangat

tergantung dengan keberhasilan pengelolaan

sumber daya alam dan lingkungan hidup yang

berkesinambungan. Karena kita yakin dan bisa, bahwa

manusia itu dapat hidup hamonis dengan alam. Manusia

sangat tergatung dengan alam. Kerusakan alam, identik

dengan kerusakan kehidupan manusia.

Betapa tidak, kini alam yang mulai terkikis habis, sedikit

demi sedikit dan kondisinya sangat mengenaskan.

Manuasia jualah yang merasakan akibatnya. Banjir, tanah

longsor terjadi setiap di musim hujan tiba sedangkan

kekeringan dan sulit mendapatkan air serta air untuk

mengairi sawah mulai berkurang saat musim kemarau tiba.

Masyarakat desa dan kecamatan, merupakan komunitas

penduduk yang sangat penting artinya dalam menjaga

sumber daya alam, khususnya bagi yang tinggal di daerah

kawasan lindung, daerah tangkapan hujan atau hutan

lindung yang sangat penting artinya bagi pelestarian

lingkungan. Untuk itulah Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat-Lingkungan Mandiri Pedesaan (PNPM-LMP),

ini dikembangkan untuk membantu melakukan dan

berpartisipasi dalam pelestarian alam yang dilakukan oleh

masyarakat.

Kita bisa mengatasinya, kita bisa mencari solusinya agar

kejadian ini tidak berlarut-larut yang menimpa manusia

setiap tahunnya, dan kita bisa bekerja sama, bahu membahu

untuk melakukan pencegahan, perlindungan, pelestarian

alam dan lingkungan untuk kehidupan kita sendiri.

K

Page 4: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 4

Buku modul ini merupakan kumpulan dari berbagai tulisan

di media cetak ataupun elektronik dan sumber-sumber lain,

yang memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai

kegiatan yang dapat dilakukan yang ramah lingkungan

dalam rangka membantu usaha pelestarian alam.

Namun kami merasa, masih banyak kekurangan dalam

penyampaian ini, akan tetapi paling tidak ada sesuatu yang

dapat kami berikan kepada masyarakat dalam sumbangan

kami untuk membantu pelestarian alam dan lingkungan

hidup.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Manado, Mei 2009.

Page 5: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 5

Daftar Isi.

Pengantar ii

Daftar Isi iii

Pendahuluan iv

MODUL I. Kegiatan di Lingkungan Rumah Tangga

1. Kompos I -

2. Arang Tempurung

3. Biogas

4. Picohydro

5. Sumur Resapan

6. Biopori

7. Bakso Ikan

8. Apotik Hidup di

Pekarangan

MODUL II. Kegiatan Perbaikan Lahan

1. Pelestarian Lahan

Kritis

II -

2. Wanatani/Agroforestry

3. Tanaman Budidaya

A. Aren

B. Kelor

C. Rambutan

D. Duren

MODUL III. Kegiatan di Wilayah Pesisir

1. Melestarikan

Lingkungan Pesisir

III -

2. Menanam Mangrove

3. Budidaya Kepiting

Page 6: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 6

4. Budidaya Rumput

Laut

5. Rehabilitasi Terumbu

Karang

MODUL IV. Kegiatan Ekonomi Produk Non Kayu

1. Ekowisata IV -

2. Industri Rumah

Tangga

MODUL V. Kegiatan Pelestarian Lingkungan

1. Membuat Wahana

Pembelajaran

V -

2. Menumbuhkan

Kesadaran

Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 7

Pendahuluan.

1. Latar Belakang

lam yang kita tempati sekarang ini, menunjukkan

ketidak ramahan kepada umat manusia. Bencana

demi bencana datang silih berganti, semuanya

menelan korban jiwa dan harta yang tak sedikit. Apakah ini

merupakan hukum alam yang sudah ditakdirkan atau akibat

ulah manusia, dan mungkinkah kita menyadari adanya hal

ini?

Daerah yang selama ini tak pernah tertimpa musibah banjir,

kini berita itu muncul dengan tiba-tiba dan sangat

menyedihkan dampaknya. Atau berita kekeringan yang

selama ini tak pernah terjadi walaupun musim kemarau

datang hingga 4-5 bulan, namun kini bila hujan tak kunjung

datang 1 bulan saja, masyarakat sudah mulai mencari air

bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat jauh.

Sumur-sumur mulai digali semakin dalam. Sungau yang

dulunya bersih dan dapat digunakan untuk mandi, sekarang

sudah bertebaran pencemaran dari berbagai limbah rumah

tangga. Sebenarnya apa yang terjadi?

Semuanya serba berubah. Dari yang bersih menjadi

tercemari. Dari yang mudah menjadi susah. Musim telah

berubah, dan saat ini musim hujan dan kemarau tidak ada

batas yang jelas. Dilaporkan beberapa kota suhu mengalami

peningkatan, hingga 34°C, yang semula tidak pernah

terjadi. Badai lebih sering terjadi, air pasang menggenangi

desa dan kota yang ada di pesisir. Sehingga para nelayan

tak berani melaut, dan untuk mendapatkan ikan harus

melaut lebih jauh. Apa penyebabnya?

A

Page 8: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 8

Pertanyaan demi pertanyaan timbul di dalam benak kita.

Langsung ataupun tidak, sangat mempegaruhi

perekonomian masyarakat kecil yang lebih banyak

tergantung dari sumber daya alam yang ada di sekitar kita.

Untuk itulah, terjadinya perubahan alam yang tak ramah,

penyebab timbulnya bencana lingkungan yang sering

datang silih berganti ini, berbagai penyakit muncul yang

sebelum tak pernah ada, atau bakteri semakin ganas dan

kebal terhadap obat-obatan, tentu harus dimengerti oleh

semua lapisan masyarakat. Bila sudah paham, langsung

ataupun tidak dapat mengurangi atau mencegah bencana

tersebut, dengan berbagai kegiatan yang ramah dengan

alam, tidak mencemari, tidak merusak.

2. Apa Itu PNPM LMP

Program Pemeritah yang sebelumnya telah dilakukan

dalam penanggulangan kemiskinan belum dapat menyentuh

aspek lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam,

sehingga penggalian gagasan dan usulan kegiatan selama

ini muncul dari masyarakat yang terkait dengan aspek

pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam masih

sedikit. Sehingga tepatlah bahwa diperlukan usaha agar

pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian lingkungan

menjadi bagian penting dalam pembangunan. Untuk itu,

dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perdesaan diluncurkan program pendukung, yaitu

PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP)

sebagai salah satu Program Nasional dalam

penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi dengan

penyelamatan lingkungan. Secara umum, tujuan dari

Page 9: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 9

pelaksanaan PNPM LMP ini adalah meningkatkan

kesejahtaraan masyarakat dan kesempatan kerja aya alam

masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong

kemandirian dalam pengambilan keputusan dan

pengelolaan pembanguan perdesaan melalui pengelolaan

lingkungan dan sumber daya alam secara lestari.

3. Apa yang boleh dan tidak boleh dalam pembuatan

usulan PNPM LMP

Dalam pelaksaannya, PNPM LMP mengenal kegiatan yang

boleh dan tidak boleh dilaksanakan (negative list).

Kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain :

a. kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan

pengelolaan sumberdaya alam yang berdampak

positif bagi ekonomi masyarakat, seperti

pengelolaan hutan adat, pengembangan ekowisata

b. kegiatan yang mendukung konservasi lingkungan

dan sumberdaya alam, antara lain penghijauan

lingkungan, penanaman mangrove, pelestarian

terumbu karang, pelestarian tumbuhan dan satwa

langka,

c. kegiatan pengembangan energi terbarukan yang

menerapkan teknologi tepat guna dengan

memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari dan

ramah lingkungan

d. kegiatan pelatihan-pelatihan dan peningkatan

kapasitas yang mendukung pengelolaan dan

pelestarian sumber daya alam dan lingkungan

Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilarang (negative list),

antara lain :

Page 10: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 10

a. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas di dalam

lokasi yang telah ditetapkan sebagai Kawasan

Hutan Lindung dan Hutan Konservasi, seperti

Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Lindung,

Taman Hutan Raya, dan Taman Nasional, kecuali

ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi

tersebut.

b. Kegiatan yang berdampak langsung pada kerusakan

lingkungan (mengakibatkan pencemaran air, tanah

dan udara)

c. Kegiatan ekonomi yang mengarah kepada

perdagangan flora-fauna endemik yang dilindungi.

d. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan

dengan militer atau angkatan bersenjata,

pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik,

e. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor

pemerintah dan tempat Ibadah,

f. Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, asbes

dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan

(pestisida, herbisida, obat-obat terlarang dan lain-

lain.),

g. Pembelian kapal ikan yang berbobot di atas 10 ton

dan perlengkapannya,

h. Pembiayaan gaji pegawai negeri,

i. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-

anak di bawah usia kerja,

j. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi,

penyimpanan, atau penjualan barang-barang yang

mengandung tembakau,

k. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

perlindungan alam pada lokasi yang telah

ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin

tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut,

Page 11: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 11

l. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan

terumbu karang,

m. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber

daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju

negara lain,

n. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur

sungai,

o. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan

yang luasnya lebih dari 50 Ha,

p. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya

lebih dari 50 Ha,

q. Kegiatan pembangunan bendungan atau

penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari

10.000 meter kubik.

4. Tujuan

Secara umum, tujuan penyusunan modul ini adalah untuk

menyiapkan bahan bacaan bagi fasilitator lingkungan yang

bertugas di setiap kecamatan dalam memfasilitasi kegiatan

PNPM LMP serta pelaku PNPM LMP atau Tim Pelaksana

Kegiatan (TPK). Secara khusus, disusunnya modul ini

adalah :

Menyiapkan bahan bacaan yang terkait dengan

kegiatan PNPM LMP yang diusulkan oleh

masyarakat yang mendapatkan dana bantuan, khsus

di Sulawesi Utara.

Memberikan gambaran beberapa kegiatan yang

ramah lingkungan dan tertera dalam PTO PNPM

LMP.

Meningkatkan pemahaman kepada pelaku PNPM

LMP terhadap kegiatan lingkungan

Page 12: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 12

Panduan No. 1

Kegiatan di Lingkungan Rumah

Tangga

Page 13: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 13

Bagian Pertama

Membuat Pupuk Kompos

Sampah di sekitar kita

Boleh dibilang, setiap hari

kita berhadapan dengan

masalah sampah. Di

lingkungan rumah tangga,

tempat bekerja maupun di

tempat-tempat umum

sering kita jumpai sampah

sebagai benda yang tidak

digunakan lagi. Sampah

dalam jumlah besar biasanya datang dari kegiatan industri

(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya dari kegiatan

pertambangan dan buangan pabrik (manufaktur).

Bila tidak dikelola dengan baik, sampah akan berbahaya bagi

kesehatan manusia. Seperti kita ketahui, tempat sampah sering

menjadi tempat yang menyenangkan bagi hewan penyebar

penyakit, seperti lalat, nyamuk, tikus, dan kecoa. Selain itu,

sampah yang dibuang sembarangan, misalnya ke dalam selokan

atau sungai, akan menghambat jalannya aliran air. Sampah

tersebut bertumpuk sehingga aliran air selokan atau sungai

tersumbat. Ketika curah hujan tinggi dan berlangsung lama, akan

mengakibatkan banjir.

Dalam istilah lingkungan, sampah diartikan sebagai: ”bahan

yang terbuang atau dibuang dari hasil kegiatan manusia

maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis."

(Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996).

Namun, tidak semua sampah tidak berguna. Beberapa jenis

sampah masih dapat diolah sehingga memiliki nilai ekonomi

Page 14: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 14

atau kegunaan lain bagi manusia. Untuk itu, kita perlu memiliki

pemahaman tentang sampah dan bagaimana mengelolanya agar

berguna.

Salah satu bentuk pengelolaan sampah adalah pembuatan pupuk

kompos. Pembuatan pupuk kompos dapat mengurangi masalah

sampah sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari sampah.

Ada berapa jenis sampah?

Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi :

A. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

B. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Berdasarkan sumbernya, jenis sampah dibagi menjadi :

Sampah alam

Sampah manusia

Sampah konsumsi ???

Sampah nuklir

Sampah industri

Sampah pertambangan

Bagaimana cara menangani sampah?

1. Dipilah

Yaitu memisahkan antara sampah yang mudah membusuk dan

sampah yang tidak mudah atau sulit membusuk.

2. Dibuat kompos:

setelah dipilah, sampah yang mudah busuk seperti bekas

makanan dan sayur-sayuran dapat diolah menjadi pupuk

kompos;

3. Didaur ulang:

Adapun sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik

atau kertas, dapat diolah menjadi barang yang dapat

digunakan kembali atau dijual.

Page 15: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 15

Mengapa Harus Kompos?

Membuat kompos adalah salah satu cara mengolah sampah yang

semula dianggap tak berguna menjadi benda yang memberi

manfaat ekonomi dan lingkungan bagi kita.

Secara sederhana, kompos adalah hasil pengolahan sampah

organik atau yang mudah membusuk secara alami. Pengolahan

tersebut dilakukan dalam kondisi suhu yang hangat dan lembab.

Pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami

penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba

yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Contoh bahan baku pengomposan adalah:

Asal limbah/sampah Bahan

1. Pertanian

Limbah dan residu/sisa

tanaman

Jerami dan sekam padi, gulma,

batang dan tongkol jagung, semua

bagian vegetatif tanaman, batang

pisang dan sabut kelapa

Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair,

limbah pakan ternak, cairan biogas

Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng

gondok, gulma air

2. Industri

Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas,

ampas tebu, limbah kelapa sawit,

limbah pengalengan makanan dan

pemotongan hewan

Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas,

ajinomoto, limbah pengolahan

minyak kelapa sawit

3. Limbah rumah tangga

Tinja, urin/air seni, sampah rumah

Page 16: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 16

tangga dan sampah kota

Apa saja manfaat kompos?

Kompos mempunyai manfaat bermacam-macam, yaitu:

1. Manfaat Ekonomi:

Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan

limbah,

Mengurangi volume/ukuran limbah,

Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan

asalnya.

2. Manfaat Lingkungan:

Mengurangi polusi udara akibat pembakaran limbah atau

sampah,

Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

sampah.

3. Manfaat bagi tanah dan tanaman:

Meningkatkan kesuburan tanah,

Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,

Meningkatkan kapasitas serap air tanah

Meningkatkan aktivitas mikroba tanah,

Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan

jumlah panen),

Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,

Mengurangi pertumbuhan atau serangan penyakit

tanaman,

Meningkatkan retensi atauketersediaan hara di dalam

tanah.

Bagaimana cara membuat kompos?

Untuk membuat kompos, perlu diperhatikan gambar di bawah

ini:

Page 17: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 17

A. Tahapan pengomposan

Secara rinci adalah:

1. Pemilahan Sampah

Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari

sampah an-organik (barang lapak dan barang

berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti

karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu

kompos yang dihasilkan.

2. Pengecil Ukuran

Pengecil ukuran

dilakukan untuk

memperluas

permukaan

sampah,

sehingga

sampah dapat

dengan mudah

dan cepat

didekomposisi

menjadi kompos

3. Penyusunan

Tumpukan

Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan

pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.

Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain

memanjang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi =

2m x 12m x 1,75m.

Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu

(windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam

tumpukan.

Page 18: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 18

4. Pembalikan

Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang

berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam

tumpukan bahan, gunanya untuk meratakan proses

pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan

pemberian air, serta membantu penghancuran bahan

menjadi partikel kecil-kecil.

5. Penyiraman

Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan

tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari

50%).

Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat

dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari

bagian dalam tumpukan.

Apabila pada saat digenggam dan diperas tidak

mengeluarkan air, maka tumpukan sampah harus

ditambahkan air. Sedangkan jika sebelum diperas sudah

keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu

perlu dilakukan pembalikan.

6. Pematangan

Setelah pengomposan berjalan antara 30 hingga 40 hari,

suhu tumpukan akan semakin menurun hingga

mendekati suhu ruangan atau suhu di tempat.

Pada saat itu tumpukan telah lapuk, yaitu berwarna

coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap

pematangan selama ± 14 hari.

7. Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran

butiran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta

untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat

dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal

proses.

Page 19: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 19

Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke

dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak

terkomposkan dibuang sebagai residu.

8. Pengemasan dan Penyimpanan

Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung

sesuai dengan kebutuhan pemasaran.

Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang

yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya

jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma

atau benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin

terbawa oleh angin.

Untuk melihat prosesnya, dapat dilihat pada gambar di bawah

Page 20: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 20

B. Teknik Segitiga

Ini adalah teknik membuat kompos dengan cara menumpuk

daun-daun, potongan rumput dan bahan lain di atas terowongan

udara, yaitu sebuah alat berbentuk segitiga dan panjang yang

terbuat dari bambu atau kayu (lihat gambar di bawah).

Terowongan udara berukuran tinggi: 20 cm dan panjang antara

1,5 hingga 2 meter. Buatlah dua buah terowongan udara dan

letakkan berdampingan seperti tampak pada gambar di bawah:

Menambahkan bahan dan menyiram air secara teratur setiap hari agar tumpukan

tetap lembab

Menumpuk daun-daun dan bahan-bahan lain di atas

satu terowongan udara dan

biarkan yang satunya

Page 21: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 21

C. ‘Keranjang Takatura’

Apa itu keranjang Takatura?

Keranjang kompos Takakura merupakan hasil penemuan Mr.

Koji Takakura, orang Jepang yang menemukan sistem

pengolahan sampah organik. Keranjang Takatura kemudian

berkembang sebagai alat pengomposan sampah organik untuk

skala rumah tangga. Keranjang Takakura sangat mudah

digunakan, bersih dan tidak berbau sehingga aman digunakan di

lingkungan rumah.

Setelah bahanya menjadi kompos, kemudian dikumpulkan dan ditempatkan di tempat yang telah disediakan (karung) untuk dapat dipergunakan sebagai

pupuk organik

Jika bagian bawah sudah mulai menghitam, kemudian membalik

timpukan di atas terowongan udara yang satunya. Tumpukan

bahan yang baru di atas

terowongan yang lama

Menjaga kelembaban tumpukan dengan menyiram secara teratur dan membiarkan sampai menjadi

kompos (± 6 minggu/warna

kehitaman seemua)

Page 22: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 22

Cara kerjanya adalah:

setelah sampah organik dipisahkan dari jenis sampah

lainnya, diolah dengan memasukkannya ke dalam keranjang

Takakura.

Bakteri yang terdapat dalam starter kit pada keranjang

Takakura akan menguraikan sampah menjadi kompos, tanpa

menimbulkan bau dan tidak mengeluarkan cairan. Inilah

keunggulan pengomposan dengan keranjang Takakura.

Cara membuat keranjang Takakura dan bahan yang dibutuhka:

1. Carilah keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil

(supaya tikus dan binatang lain tidak bisa masuk) termasuk

penutupnya,

2. Cari kardus bekas dengan ukuran tertentu, untuk

memasukkan keranjang. Kardus ini untuk tempat bahan-

bahan yang akan dijadikan kompos,

3. Masukkan kompos yang sudah jadi ke dalam kardus. Jika

sebelumnya anda tidak membuat kompos sendiri, anda dapat

mencari kompos yang sudah jadi yang sudah siap pakai.

Tebarkan kompos ke dalam kardus, satu lapisan saja, setebal

kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini

berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di

dalam kompos yang sudah jadi tersebut telah mengandung

banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu

masukkan kardus tersebut ke dalam keranjang plastik.

4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa

dimasukkan ke dalam keranjang. Bahan-bahan yang

sebaiknya dikomposkan antara lain: sisa makanan dari meja

makan seperti nasi, sayur, kulit buah-buahan. Bahan lainnya

adalah sisa sayuran mentah dari dapur, seperti akar atau

batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke

dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil lebih

kurang 2 cm x 2 cm,

5. Setiap hari, bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses

memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan seperti

tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah

Page 23: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 23

setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan

dikomposkan. Bila perlu, tambahkan lagi selapis kompos

yang sudah jadi,

6. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu

sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat

dimanfaatkan.

Catatan untuk komposter Keranjang Takakura ini, upayakan agar

bekas sayuran bersantan, daging atau bahan lain yang

mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam kardus.

Mengingat starternya telah menggunakan kompos yang sudah

jadi, maka MOL (mikroba lokal) tidak digunakan.

Desain Keranjang Takakura berbahan bambu sederhana dapat

dilihat di bawah :

Apa saja ciri kompos yang baik?

Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,

Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat

membentuk suspensi,

Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan

derajat kelembapan.

Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,

Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan

tidak berbau

Gambar 5. Model Sederhana Keranjang Takakura

Page 24: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 24

D. Pupuk cair dari sampah

Sampah ternyata tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau

pupuk padat namun dapat dibuat sebagai pupuk cair. Selain

untuk pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk

membuat kompos. Cara membuat pupuk cair sebagai berikut :

1. Potong-potong sampah hijau seperti sisa sayuran, sayuran

basi, dan sebagainya.

2. Siapkan tong plastik atau tong bekas wadah cat tembok

ukuran 25 kilogram (kg) atau ember yang dilengkapi dengan

tutup.

3. Siapkan kantong plastik ukuran 60 cm x 90 cm dan beri

beberapa lubang sebesar 1 cm. Lubang ini untuk

memperlancar sirkulasi air dalam tong.

4. Siapkan 1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan.

5. Siapkan 1/2 liter bahan EM4 untuk mempermudah proses

pelarutan.

6. Siapkan 1/2 liter air bekas cucian beras.

7. Siapkan 10 liter air tanah. Untuk hasil maksimal jangan

gunakan air hujan atau air PDAM

8. Campurkan air bekas cucian beras, EM4, dan air gula ke

dalam tong plastik. Sementara itu potongan sampah hijau

dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah dilubangi.

9. Setelah itu, masukkan kantong plastik ini ke dalam tong

plastik dan tambahkan air tanah.

10. Ikat kantong plastik berisi sampah hijau itu dan tutup pula

tong plastik itu dengan rapat selama tiga minggu (21 hari).

11. Setelah tiga minggu, sampah dalam tong itu tidak berbau dan

kelihatan menyusut. Angkat sampah itu hingga air tiris.

Sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sedangkan

air dalam tong menjadi pupuk cair

Sebagai alternatif lain untuk mendapatkan, Yayasan Kanopi

Indonesia mengembagkan double composting secara sederhana,

sehingga hasilnya akan didapatkan jenis kompos, yaitu kompos

padat dan cair. Gambar pembuatan model double composting

dapat dilihat pada gambar di samping.

Page 25: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 25

Bagian Kedua

Arang Tempurung Kelapa

Mengapa harus arang tempurung?

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak

tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk

keperluan memasak. Salah satu yang bisa dijadikan pilihan

sebagai bahan bakar adalah arang dari tempurung kelapa.

Di Sulawesi Utara, tempurung kelapa untuk membuat arang

cenderung mudah didapatkan karena di daerah ini banyak

terdapat perkebunan kelapa.

Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari

pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa.

Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan dibanding

kayu bakar. Arang menghasilkan kalor (panas) pembakaran

yang lebih tinggi, dan asap yang lebih sedikit sehingga proses

memasak menjadi lebih cepat.

Selain digunakan langsung, arang tempurung juga dapat

ditumbuk, kemudian dipadatkan kembali dan dicetak menjadi

briket dalam berbagai bentuk. Briket jelas lebih praktis dan

mudah penggunaannya dibandingkan kayu bakar. Arang dapat

Page 26: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 26

diolah lebih lanjut menjadi arang aktif, atau sebagai bahan

pengisi dan pewarna pada industri karet dan plastik.

Pirolisis. Pirolisis adalah pembakaran tidak sempurna pada

tempurung kelapa di mana senyawa karbon kompleks tidak

teroksidasi menjadi karbon dioksida. Peristiwa tersebut disebut

sebagai pirolisis.

Pada saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi

sehingga molekul karbon yang komplek terurai sebagian besar

menjadi karbon atau arang. Pirolisis untuk pembentukan arang

terjadi pada suhu 150~3000

C. Pembentukan arang tersebut

dinamakan dengan pirolisis primer. Arang dapat mengalami

perubahan lebih lanjut menjadi karbon monoksida, gas hidrogen

dan gas-gas hidrokarbon. Peristiwa ini disebut sebagai pirolisis

sekunder.

Bagaimana membuat arang

tempurung?

1. Bahan

Pertama yang dilakukan,

tentunya menyiapkan bahan

utamanya, yaitu tempurung

kelapa.

2. Peralatan dan sarana

Setelah itu, siapkan pula beberapa alat dan sarana yang

diperlukan, yaitu:

a. Ruang pengarang (pembuatan arang).

Ruang pengarang digunakan untuk pirolisis, yaitu

pembakaran tempurung kelapa secara tidak sempurna

sehingga pembakaran terhenti sampai pembentukan

molekul karbon atau arang. Ruang pembakaran dapat

berupa lubang di dalam tanah, dapur pengarangan, drum

pengarangan, dan alat pengarangan.

Page 27: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 27

b. Lubang di dalam tanah.

Di tanah yang air tanahnya tidak dangkal, dapat digali

sebagai ruang pembakaran. Jika kondisi tanah cukup

kuat atau padat, dinding dan lantai lobang tidak perlu

diperkuat dengan semen dan batu bata. Jika struktur

tanah tidak kuat, misalnya mudah longsor karena banyak

mengandung pasir, maka dinding dan lantai perlu

diperkuat dengan semen dan batu bata. Lubang ini dapat

dibuat dalam berbagai cara.

c. Dapur pengarangan.

Dapur pengarangan adalah ruangan yang bentuknya

sama dengan lubang pengarangan. Dapur pengarangan

dibuat di atas jika tidak memungkinkan menggali lobang

karena air tanah terlalu dangkal.

d. Kiln.

Kiln merupakan alat khusus untuk pirolisis atau

pembakaran. Kiln sederhana terbuat dari drum bekas.

Pirolisis berlangsung di dalam drum dengan membatasi

pasokan udara terhadap bahan yang sedang dibakar.

Pasokan udara diberikan melalui lobang udara pada

badan drum. Pada awal pembakaran, lubang udara

ditutup segera setelah seluruh bahan terbakar untuk

mengurangi pasokan oksigen. Panas dari pembakaran

sebelumnya pada kondisi kekurangan oksigen sudah

cukup untuk pirolisis.

3. Cara membuat

Secara umum, arang tempurung dapat dibuat dengan dua

cara, yakni menggunakan drum dan menggunakan lubang

dalam tanah.

Sebelum dibakar, bahan baku tempurung kelapa

dikeringkan dahulu, agar pembakaran lebih cepat tanpa asap

mengepul.

Page 28: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 28

Bersihkan tempurung dari sabut, pasir, dan kotoran lainnya.

Lalu, potong tempurung 2,5 cm x 2,5 cm agar dapat mengisi

drum atau lubang lebih banyak dan matangnya merata.

a. Pembakaran

1) Menggunakan Lubang dan Dapur Pengarangan Pembakaran dapat dilakukan dengan salah satu cara

berikut ini.

Lubang atau dapur pengarangan diisi dengan

tempurung setinggi 30 cm, kemudian dibakar.

Bila lapisan tempurung ini mulai terbakar, di atas

lapisan yang sedang terbakar dimasukkan lagi

tempurung baru sebanyak lapisan sebelumnya. Hal

ini dilakukan terus sampai ruangan terisi penuh.

Setelah itu, lubang atau dapur pembakaran ditutup

rapat. Jika menggunakan lubang pembakaran, di atas

penutup dapat ditambahkan tanah sehingga

penutupan menjadi lebih rapat.

Pada bagian tengah lubang atau dapur pengarangan

diletakkan balok kayu atau bambu (diameter 15-20

cm) secara tegak lurus, lalu isilah lubang tempurung

sampai penuh.

Setelah itu, balok kayu atau bambu dicabut secara

pelan-pelan dan hati-hati sehingga pada bagian

tengah lubang atau dapur pengarangan terbentuk

lubang kecil. Ke dalam lubang kecil tersebut,

masukkan sabut atau daun yang telah dibasahi dengan

minyak tanah, lalu dibakar. Tempurung akan terbakar

dari dasar, dan perlahan merambat ke atas.

Segera setelah semua tempurung terbakar, lubang

atau dapur pengarangan ditutup dengan rapat. Untuk

mengeluarkan asap, tutup harus di buka 2 kali sehari.

Proses pengarangan ini berlangsung antara 5 hingga 7

hari.

Page 29: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 29

2) Pembakaran dengan Menggunakan Kiln

Kiln diisi dengan tempurung sepadat dan serapat

mungkin. Kiln yang dibuat dari drum bekas dapat

diisi sekitar 90 kg tempurung.

Lubang udara pada baris pertama dan kedua dari atas

kemudian ditutup. Setelah itu, di dalam dasar ruang

"kassa api pertama", masukkan bahan-bahan yang

mudah terbakar, seperti daun kering dan sabut yang

telah dibasahi dengan minyak tanah, dan dibakar.

Kemudian kiln ditutup.

Segera setelah tempurung pada dasar kiln terbakar

dan api mulai merambat ke bagian atas lubang ketiga

yang terbuka, lubang ketiga tersebut ditutup rapat.

Sementara itu, lobang baris kedua biarkan terbuka.

Demikian seterusnya sampai ke lubang baris pertama

(paling atas).

Selama pembakaran, volume arang akan berkurang,

karena itu tempurung dapat ditambahkan untuk

memenuhi volume ruang pengarangan.

b. Pemilahan dan Pengemasan

Setelah selesai dibakar, arang dibakar kembali. Arang yang

belum terbakar sempurna dibakar kembali. Arang yang telah

terbakar sempurna kemudian diayak dengan anyaman kawat

(besar lubang 0,6-1,0 cm) untuk memisahkannya dari tanah,

debu dan kerikil. Sebelum dikemas, arang dibiarkan pada

udara terbuka selama 12 hingga 15 hari. Setelah itu, arang

dikemas di dalam kantung plastik atau karung goni.

4. Cara menyimpan arang tempurung

a. Bersihkan dulu permukaan atas dan bawah, baru tutup

drum dibuka. Balikkan drum.

b. Tuangkan arang pada selembar karung plastik yang telah

disiapkan. Jangan dituangkan langsung ke tanah.

c. Singkirkan tempurung yang tidak terbakar atau arang

setengah matang, dan isi arang yang bagus atau matang

Page 30: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 30

ke dalam karung. Arang yang matang terlihat hitam

mengkilap dan bersinar jika dipatahkan. Jika arang akan

dijual, sebaiknya diayak terlebih dahulu sebelum

dimasukkan ke dalam karung.

Apa Manfaat Lain Arang Tempurung?

Selain digunakan di rumah sebagai alternatif bahan bakar, arang

juga bisa menjadi rupiah. Di Likupang, arang tempurung cukup

laku dan diburu sejumlah pembeli yang berasal dari Manado

dengan harga bervariasi.

Arang (terutama kategori arang aktif) memang dapat

dimanfaatkan untuk proses produksi seperti pada pabrik

pembuatan minyak kelapa, pabrik batu baterai dan pengolahan

emas. Arang juga baik untuk ditabur di sekeliling kandang

hewan seperti babi atau kambing untuk mengurangi bau yang

menyengat.

Foto: Pembaruan/Heri Soba

Page 31: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 31

Bagian Ketiga

Membuat Biogas

Mengapa harus Biogas?

Beberapa waktu ini kita

dipusingkan oleh kenaikan

harga bahan bakar minyak

(terutama minyak tanah) dan gas

elpiji untuk rumah tangga

maupun industri. Di sisi lain,

dengan meningkatnya

kebutuhan persediaan BBM juga

sempat langka di beberapa

tempat di Indonesia.

Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak

dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak, penghapusan

subsidi yang diterapkan pemerintah menyebabkan harga minyak

labil dan kualitas lingkungan menurun akibat penggunaan bahan

bakar fosil yang berlebihan.

Program konversi minyak tanah ke gas belum serta merta

diimbangi oleh persediaan yang cukup, sehingga masih banyak

dijumpai antrian para pembeli minyak tanah maupun gas.

Kayu, menjadi alternatif bahan bakar, terutama di daerah yang

berdekatan dengan hutan. Hal ini menyebabkan tekanan

terhadap hutan juga meningkat dan perlu mendapatkan perhatian.

Padahal, alam telah menyediakan banyak enrgi alternatif selain

kayu. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi

alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan harus menjadi

pilihan.

Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat dikembangkan

adalah biogas. Jenis bahan bakar biogas ini dihasilkan dari

pengolahan limbah rumah tangga, kotoran hewan (ayam, sapi,

Page 32: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 32

babi), atau sampah organik. Dengan demikian, biogas memiliki

peluang yang besar dalam pengembangannya karena bahannya

dapat diperoleh dari sekitar tempat tinggal kita.

Apa itu Biogas?

Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flamable) yang

dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh

bakteri-bakteri anaerob yang berasal dari limbah rumah tangga,

kotoran hewan (sapi, babi, ayam) dan sampah organik.

Menurut beberapa literatur, sejarah keberadaan biogas sendiri

sebenarnya sudah ada sejak kebudayaan Mesir, China, dan

Romawi Kuno. Masyarakat pada waktu itu diketahui telah

memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan

panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini

dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro

Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806

mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai

methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner

(1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan

methan.

Siapa sasarannya dan apa manfaatnya?

Sasaran dari program pengembangan biogas ini adalah:

1. Penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan

berupa energi biogas dapat tersosialisasi dan diterapkan

dengan baik di tingkat masyarakat target program PNPM

LMP

2. Adanya contoh model biogas di tingkat masyarakat target

program PNPM LMP.

Diharapkan penerapan teknologi tepat guna berupa biogas ini

memberi manfaat untuk:

1. Penyediaan energi untuk rumah tangga di desa,

2. Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan

energi konvensional, yaitu minyak tanah dan gas elpiji/LPG,

Page 33: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 33

3. Meningkatkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat desa,

4. Mengurangi penggunaan sumberdaya alam (kayu) sehingga

kelestarian sumber daya alam dapat terjaga, khususnya di

hutan.

Bagaimana biogas bisa terbentuk?

Komponen biogas yang paling penting adalah gas methan, selain

itu juga gas-gas lain yang dihasilkan dalam ruangan yang disebut

digester. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar

terdiri dari 54% – 70% metana (CH4), 27– 45% karbondioksida

(CO2), 3%-5% nitrogen (N2), 1%-0% hidrogen (H2), 0,1%

karbon monoksida (CO), 0,1% oksigen (O2) dan sedikit hidrogen

sulfida (H2S).

Biogas dapat dihasilkan pada hari ke 4–5 sesudah biodigester

terisi penuh, dan mencapai puncaknya pada hari ke 20–25. Akan

tetapi perlu juga dipertimbangan ketinggian lokasi

pembuatannya karena pada suhu dingin biasanya bakteri lambat

berproses sehingga biogas yang dihasilkan mungkin lebih lama.

Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses

pembentukan biogas:

1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci,

Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae,

2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio,

3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium,

Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.

Sedangkan terkait dengan temperatur, secara umum ada 3

rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:

1. Psicrophilic (suhu 4o – 20

o C), biasanya untuk negara-negara

subtropics atau beriklim dingin,

2. Mesophilic (suhu 20o – 40

o C),

3. Thermophilic (suhu 40o – 60

o C), hanya untuk men-digesti

material, bukan untuk menghasilkan biogas.

Page 34: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 34

Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia,

digunakan unheated digester (digester tanpa pemanasan) pada

kondisi kondisi temperatur tanah 20o – 30

o C.

Berikut ini diagram fase-fase dalam pembentukan biogas

Diagram 1. Fase pembentukan biogas

Prinsip utama proses pembentukan biogas adalah pengumpulan

kotoran ternak atau kotoran manusia ke dalam tangki

plastik/pralon yang kedap udara, yang disebut dengan tanki

digester. Di dalamnya kotoran-kotoran tersebut akan dicerna

dan difermentasi oleh bakteri-bakteri seperti disebutkan di atas.

Gas yang dihasilkan akan tertampung dalam digester. Terjadinya

penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga

dari tekanan tersebut dapat disalurkan melalui pipa yang

Material Organik

FASE INPUT

FASE PRODUKSI

FASE OUTPUT

BIOGAS

PEMBUANGAN

Page 35: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 35

dipergunakan untuk keperluan bahan bakar atau pembangkit

listrik.

Gas tersebut sangat baik untuk pembakaran karena menghasilkan

panas yang tinggi, tidak berbau, tidak berasap, dan api yang

dihasilkan berwarna biru. Selain itu, pupuk kandang yang

dihasilkan dari pembuangan bahan biogas ini akan menaikkan

kandungan bahan organik sehingga menjadi pupuk kandang

yang sangat baik dan siap pakai.

Untuk membandingkan jumlah kotoran/tinja yang dihasilkan dari

ternak, berikut ini gambaran dari perbandingan jumlah tersebut.

Tabel 1. Perbandingan jumlah kotoran/tinja yang dihasilkan

ternak dan manusia

No. Jenis Ternak Jml. Tinja

per

hari/kg

Persentase

Kandungan

Air

Bahan

Kering

1 Sapi 28 80 20

2 Sapi perah 28 80 20

3 Kerbau 35 83 17

4 Kambing 1,13 74 26

5 Domba 1,13 74 26

6 Babi 3,41 67 33

7 Ayam/kampung/ras 0,18 72 28

8 Itik 0,34 62 38

9 Manusia 0,15 77 23

Sumber : Buku saku petenakan, Dit.Bina Program Dirjen

Peternakan

Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 biogas setara

dengan: elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar

Page 36: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 36

0,52 liter, bensin 0,80 liter, gas kota 1,50 m3, dan kayu bakar

3,50 kg. Sedangkan produksi biogas dari berbagai bahan

organik dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Produksi biogas dari berbagai bahan organik

No. Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt)

1 Kotoran Sapi 1 40

2 Kotoran Kerbau 1 30

3 Kotoran Babi 1 60

4 Kotoran Ayam 1 70

Bahan dan peralatan

Tabel di bawah ini memperlihatkan bahan dan peralatan yang

dibutuhkan:

Sumber : Hasil Prototipe Kanopi Indonesia, 2008

Kebutuhan

Bahan/Alat

Jenis & Jumlah

Bak Mixer Semen, batubata, pasir, kawat ram/filter-1cm),

pralon 4 inch, sok L 4 inch

Digester Pembuatan lubang digester (tenaga) plastik

digester PE 150x08

Outlet gas PVC drat ulir, ban dalam bekas, jeriken bekas

Peneduh+Penampung

Gas

Bambu/kayu, terpal 9x6 m, paku, plastik PE

Alas Digester Terpal 9x6 m

Outlet slurry Pipa paralon PVC wavin ¾ 4m, plastik

penampung gas, T pipa, L pipa, sox ¾, tali nylon,

kawat, lem PVC, TBA besar, TBA kecil, Kran,

selang

Botol penjebak Botol bekas aqua/mizone 1,5L

Kompor Kompor gas/kompor minyak

Page 37: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 37

Jenis Digester Pemilihan jenis digester disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemampuan pembiayaan/dana. Dari segi konstruksi, digester

dibedakan menjadi:

1. Fixed dome, digester ini memiliki volume tetap sehingga

produksi gas akan meningkatkan tekanan dalam reaktor (

digester). Karena itu, dalam konstruksi ini gas yang

terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpul gas di luar

reaktor.

2. Floating dome, pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi

reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan

kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini

juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam

reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada

dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.

Komponen Digester Komponen pada digester sangat bervariasi, tergantung pada

jenis biodigester yang digunakan. Tetapi, secara umum digester

terdiri dari komponen-komponen utama sebagai berikut:

1. Saluran masuk slurry (kotoran segar)

Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran

kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama.

Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi

biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari

terbentuknya endapan pada saluran masuk. Slurry sebaiknya

telah disaring untuk menghindari bahan-bahan lain yang

masuk ke dalam reaktor

2. Saluran keluar residu

Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang

telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja

berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik.

Page 38: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 38

Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan

yang pertama setelah waktu retensi.

3. Katup pengaman tekanan (control valve)

Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan

gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan

prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih

tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T,

sehingga tekanan dalam digester akan turun.

4. Sistem pengaduk

Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

pengadukan mekanis, sirkulasi substrat digester, atau

sirkulasi ulang produksi biogas ke atas biodigester

menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk

mengurangi pengendapan dan meningkatkan produktifitas

digester karena kondisi substrat yang seragam.

5. Saluran gas

Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk

menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku,

pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja

antikarat.

6. Tangki/Wadah penyimpan gas

Konstruksi tangki atau wadah penyimpan gas dibuat khusus

gar tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam bahan

seragam.

Di sisi lain, untuk teknik dan bahan yang lebih murah dapat

digunakan plastik untuk pembangkitnya/reaktor. Plastik yang

digunakan adalah polyethylene (PE) tubular dengan tipe

pembangkit horizontal continous feed, biasa disebut juga tipe

plug-flow. Pertimbangan tersebut dilakukan karena biaya relatif

rendah, instalasinya mudah dan bahan/alat yang digunakan

mudah ditemukan di lokasi.

Page 39: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 39

Gambar 1. Reaktor/Digester biogas plastik

Sumber : http://manglayang.blogsome.com/biogas-infrastruktur-

part1

Gambar 2.Reaktor/Digester biogas drum

Page 40: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 40

Tahap pembuatan biogas

Pertama, siapkan bahan baku organik yang dapat dicerna oleh

bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam pembangkit biogas

dengan terlebih dicampur antara kotoran sapi/ternak dengan air.

Tahap selanjutnya adalah input, yaitu melakukan pengolahan

terhadap bahan baku agar dapat memenuhi persyaratan

pembuatan biogas, yaitu:

a. Penyaringan bahan baku

Penyaringan ini dilakukan agar bahan baku tidak

mengandung serat yang terlalu kasar. Serat kasar tersebut

berupa sampah atau kotoran lain dari kandang selain kotoran

ternak, misalnya serpihan kayu, akar, daun keras, sisa batang

rumput atau kotoran lainnya yang kebanyakan berupa sisa-

sisa pakan ternak yang terlalu kasar.

b. Pencampuran dengan air dan pengadukan

Air berguna bagi mikroorganisme di dalam pembangkit

sebagai media transpor saat pencampuran kotoran. Campuran

tidak boleh terlalu encer atau terlalu kental karena dapat

mengganggu kinerja pembangkit/reaktor dan menyulitkan

saat penanganan hasil keluaran pembangkit biogas. Sebagai

panduan dasar, campuran yang baik berkisar antara 7% - 9%

bahan padat.

c. Memasukkan bahan organik

Terlebih dahulu, buatlah keran sederhana agar dalam

memasukkan bahan organik ke dalam pembangkit dapat

dilakukan dengan mudah.

Bak Pencampur/Mixer

Bak ini dibuat untuk mencampur kotoran ternak dan air untuk

dialirkan menuju pembangkit. Ukuran bak pencampur bisa

dibuat dengan ukuran 50x50x50cm ditambah dengan kasa/screen

Page 41: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 41

terbuat dari kawat ayam dengan mesh +/- 1cm. Desain bak

permanen dengan bahan semen dan batu bata.

Saluran Pembangkit/Reaktor (Digester)

Pembangkit yang terbuat dari plastik polyethylene (PE)

ditempatkan setengah terkubur di dalam tanah. Sehingga perlu

dibuatkan semacam parit sebagai wadah agar pembangkit yang

berbentuk tubular dapat disimpan dengan baik. Parit ini

berukuran panjang 6m, lebar atas 95cm, lebar bawah 75cm,

tinggi di ujung input adalah 85cm, dan tinggi di ujung output

95cm.

Plastik PE yang digunakan lebar bentang 150cm, apabila

membentuk tubular, diameternya sekitar 95cm. Kapasitas

pembangkit ± 4000 liter. Saluran tersebut memiliki inklinasi

sekitar 2 – 3 derajat turun mengarah ke lubang output. Inklinasi

ini dibuat untuk memaksimalkan volume pembangkit yang dapat

diisi oleh bahan baku.

Pembangkit Reaktor Biogas/Digester

Desain pembangkit biogas dari kantung plastik polyethylene ini

adalah sebagai berikut:

Gambar3. Desain Digester

Page 42: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 42

Digunakan koneksi selang 5/8” dari gas outlet menuju botol

jebakan uap air/klep pengaman. Selang di klem ke socket

selang plastik kemudian disambungkan ke PVC SDD dan

dengan menggunakan lem PVC disambung ke pipa PVC ¾”.

Sebagai cincin/ring digunakan plastik yang dipotong dari jerigen

bekas oli yang menjepit ring kedua yaitu karet ban dalam mobil.

Di dalam kantung plastik, juga terdapat 2 buah ring dan SDL.

Atau dengan memotong ujung bawah SDL, sehingga dasar

permukaan SDL lebih tinggi terhadap cairan kotoran. Hal ini

untuk menghindari terjadinya mampet pada saluran gas outlet.

Kami menyarankan untuk menggunakan karet ban dalam mobil

untuk membuat cincin, karena lebih tebal, selain itu karena

kegiatan ini banyak

membutuhkan karet ban

(motor) yang tidak mudah

robek.

Gambar 4. Pembuatan Digester

Penggunaan Plastik

Polyethylene (PE)

Plastik PE ukuran lebar 150

cm (150x0.15) dapat di beli di

toko-toko plastik. Idealnya,

akan lebih bagus bila plastik

yang digunakan plastik lebih

tebal. Menurut FAO akan

lebih baik apabila menggunakan plastik yang memiliki anti ultra-

violet (UV) seperti yang digunakan di rumah rumah kaca

(biasanya berwarna kuning agak kehijau hijauan). Plastik PE

adalah bahan yang cukup kuat, namun apabila terlipat dapat

meninggalkan goresan, dan ketika terkena panas matahari dan air

hujan bisa retak dan sobek. Sebaiknyaya plastik PE dirangkap

dua, untuk menjamin ketebalan dan kekuatan.

Page 43: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 43

Selanjutnya, setelah ke dua lembar plastik disamakan ujung

ujungnya, dan lembar kedua dipotong, kini saatnya memasang

gas outlet. Tentukan salah satu ujung yang akan menjadi ujung

atas dan ukurlah sepanjang 1.5 meter dari ujung tersebut dan

tandai dengan spidol. Tanda tersebut harus tepat berada di bagian

tengah plastik, sehingga diharapkan gas outlet tepat berada di

tengah atas permukaan pembangkit. Lubang yang akan dibuat

sebaiknya lebih besar sedikit dari diameter luar dari ulir SDL

(socket drat luar) gas outlet.

Kemudian, pasanglah saluran kotoran, baik saluran masuk

maupun keluar. Ini adalah tahap yang perlu dikerjakan dengan

hati-hati dan rapi agar tidak menimbulkan kebocoran. Pipa yang

digunakan berbeda untuk saluran masuk dan keluar,

pertimbangannya adalah ketersediaan bahan yang ada di gudang.

Panjang pipa kurang lebih 75 – 100 cm sedangkan ukuran pipa

masuk dan keluar adalah sama, yaitu diameter antara 10 – 15cm.

Dapat pula digunakan PVC dengan ukuran 4” atau 6”, namun

harganya mahal. Atau, bisa juga menggunakan pipa keramik jika

memungkinkan, atau

memakai ember plastik

yang dipotong dasarnya dan

disambung, dan lain

sebagainya. Masukkan

setengah dari panjang pipa

ke dalam 2 lembar plastik

PE.

Pastikan ikatan tali karet

benar-benar kuat. Perlu

diingat, banyak tali karet

bekas yang karetnya rapuh

dan mudah putus. Yang

perlu diperhatikan juga

adalah pengikatan tali karet

harus saling menutupi atau

tumpang tindih (overlap),

Page 44: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 44

dan ujung plastik jangan sampai terlihat. Tambahkan beberapa

putaran lagi untuk memastikan sambungan benar-benar kedap

atau tidak bocor.

Menggelembungkan Pembangkit

Setelah kedua pipa terpasang dengan baik, langkah selanjutnya

adalah memindahkan pembangkit ke dalam parit/selokan yang

telah dibuat sebelumnya. Untuk memindahkan plastik

pembangkit perlu menggelembungkan dahulu plastik

pembangkit sehingga pembangkit dapat ditempatkan dengan

baik dan mengisi ruangan parit dengan baik. Selain itu fungsi

penggelembungan adalah untuk memastikan bahwa semua

sambungan telah terpasang dengan baik.

Karena prinsip dasar pembangkit biogas adalah anaerob atau

tidak bersentuhan dengan udara bebas (terutama oksigen), maka

teknik penggelembungan awal adalah dengan mengisi plastik

pembangkit dengan gas buang kendaraan bermotor. Sebelumnya

pipa outlet kita tutup dahulu dengan kantong plastik kresek, lalu

ikat dengan tali karet, termasuk gas outlet.

Memasang

Pembangkit atau

Reaktor Setelah pembangkit

atau reaktor

terpasang pada

tempatnya, isilah

pembangkit dengan

sedikit air untuk

menghindari

terlipatnya plastik

dan membuatnya

terpasang lebih baik. Kemudian, pasanglah pipa inlet pada

lubang outlet dari bak pencampur/mixer, lalu pasangkan sumbat.

Page 45: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 45

Sedangkan gas outlet dan pipa outlet biarkan tetap tertutup.

Setelah pemasangan ini, pengisian sudah dapat dilakukan.

Biasanya, 20 hari kemudian akan terlihat gas sudah mulai

dihasilkan. Tandanya, plastik pengembang mulai

menggelembung dan keras.

Tanki Penampung

Tanki penampung umumnya

berkapasitas 1.700-2.500 liter, terbuat

dari plastik PE sebanyak 1 lapis.

Dimensi tanki bisa dibuat dengan

diameter 95 cm dan panjang 250 cm.

Pengerjaannya mirip dengan pembuatan

pembangkit. Bedaanya, hanya satu

ujung saja yang diberi pipa. Untuk

instalasi utama gunakan selalu pipa

PVC½ inci -¾ inci. Akan lebih baik

apabila ujung bawah tanki tidak diikat

langsung, tapi diberi pipa PVC yang

ditutup oleh dop PVC, baru kemudian

lembaran plastik diikatkan pada pipa tersebut seperti langkah

sebelumnya.

Saluran Biogas Pipa utamanya menggunakan pipa PVC

ukuran ¾ inci. Sambungan dapat dibuat

permanen dengan lem PVC. Atau, bisa

juga semi permanen, yaitu dengan

mengikat sambungan pipa dengan tali

karet. Hanya sambungan yang penting

saja yang diberi lem. Sambungan penting

ini diantaranya adalah sambungan katup

bola/keran (ball valve).

Page 46: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 46

Pada gambar terlihat botol bekas air mineral 1.5 liter yang

berfungsi sebagai water vapor (penjebak/pengaman uap air) dan

katup keamanan. Skema water vapor adalah sebagai berikut:

Botol pengaman/penjebak ini sebaiknya diletakkan pada bagian

terbawah dari saluran biogas, tepat setelah pembangkit. Hal ini

dimaksudkan agar uap air hasil kondensasi mudah turun dan

masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem

menyebabkan saluran biogas mampet, selain itu adanya

kandungan air dalam biogas dapat menurunkan tingkat panas api

dan membuat api berwarna kemerah-merahan. Lubang air pada

botol penjebak selain berfungsi sebagai lubang pengisian juga

sebagai pengatur tinggi muka air.

Kompor Biogas

Penyiapan kompor dilakukan dengan menyambungkan pipa

biogas ke selang yang biasa digunakan pada kompor gas

LPG/kompor minyak bekas, kemudian bagian ujungnya

disambungkan dengan selang tembaga berdiameter bagian dalam

(Internal Diameter; ID) sekitar 0.5cm. Katup gas dibuka dan

ujung pipa didekatkan pada sumber api.

Gambar 10. Saluran biogas ke kompor

Page 47: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 47

CONTOH RENCANA ANGGARAN BIAYA BIO-

DIGESTER

Kebutuhan Item Jumlah

Bak Mixer semen 5 Kg

batu bata - -

pasir - -

Kawat Ram (filter) 1cm 1 M²

Pralon 4 inci tanpa merk 1

batang

(4m)

sok L 4 inci 3

Digester pembuatan lubang digester

(tenaga)

plastik digester (PE 150x08) 13 Meter

Outlet gas PVC drat uliir Pasang

Ban dalam bekas 2 -

Drigen bekas 1 -

Peneduh Bambu 1 Batang

Terpal 9x7 10 -

paku 1 Kg

Outlet

slurry Pipa wavin 4 inci 2 batang(4m)

Ban dalam bekas 1 -

Bak

Penampun

g Gas

Pipa Paralon PVC wavin 3/4

batang

(4m)

Plastik penanmpungan gas 5 Meter

T Pipa 12 --

L Pipa 2 -

Sox 3/4 16 -

tali tampar 2

gulung

(10m)

Kawat 1

gulung

(5m)

lem PVC 4 -

TBA besar 2 -

Page 48: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 48

TBA kecil 1 -

Kran 1 -

botol

penjebak botol aqua bekas 1.5 liter 3 -

kompor

gas kompor gas (kompor minya) 1 -

lain-lain bensin & makan 4 Hari

TOTAL

Page 49: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 49

Bagian Keempat

Membuat Piko-hidro

Mengapa harus Piko-hidro?

Krisis energi sudah mulai

dirasakan, aliran listrik

sering mati bergiliran sudah

tak asing lagi di Indonesia.

Sementara itu, kebutuhan

akan listrik terus meningkat

dari waktu ke waktu.

Penambahan kapasitas

listrik telah dilakukan

dengan berbagai cara,

termasuk pemanfaatan batu bara yang merupakan pemasok gas

rumah kaca terbesar di planet ini. Sedangkan di beberapa daerah

pemanfaatan BBM untuk pembangkit listrik, juga ada dimana-

mana.

Sementara, alam menyediakan segala sesuatu untuk kebutuhan

manusia, termasuk air, angin dan cahaya matahari yang

melimpah sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan

menjadi “penghasil listrik” bagi kebutuhan hidup.

Sesungguhnya, air mengalir yang yang debitnya kurang dari 10

liter per detik saja sudah dapat menghasilkan aliran listrik, tak

perlu membuat bendungan. Listrik yang dihasilkan pun cukup

untuk kebutuhan rumah tangga. Maka, mengapa tidak dicoba….?

Kini ditemukan sebuah teknologi sederhana untuk memenuhi

kebutuhan listrik, yaitu dengan alat yang disebut Piko-hidro. Alat

ini ada beberapa cara untuk menghasilkan listrik, dengan

menggunakan atau memanfaatkan aliran air yang jatuh dari

sebuah bak, atau bendungan kecil. Ada dua bentuk piko-hidro,

yaitu:

Page 50: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 50

1. Piko-hidro celup, di mana

turbin dan pembangkit

listrik dicelupkan ke

dalam air,

2. Piko-hidro semi celup,

artinya turbin dicelupkan

ke dalam air, sedangkan

pembangkitnya berada di

atas dengan menggunakan

pipa.

Cara penyiapan Piko-hidro

celup adalah:

1. Bak dengan ukuran 40x40 cm, dan di dalamnya dibuat

lubang paralon. Lubang paralon ini sebagai saluran

pembuangan, dan sekaligus sebagai tempat menaruh

turbin.

2. Ketinggian dari bak ke pembuangan antara 2-3 meter.

3. Bak diisi dengan air, serta pengisian air ini sebaiknya

konstan atau tetap. Artinya pemasukan dan pengeluaran

seimbang.

4. Pertama-tama isi bak hingga penuh, kemudian

dimasukkan piko-hidro celup. Air buangan dengan arus

yang tinggi, akan memutarkan turbin, turbin memutar

pembangkit listrik.

Piko-hidro celup sudah dipasarkan dan diproduksi oleh CV.

Cihanjuang Inti Teknik (CIT) Jl. Cihanjuang no 204, Kelurahan

Cibabat - Cimahi Utara – Cimahi, Kabupaten Bandung.

Contoh :

Model Turbin Celup TC-60

Keunggulan Turbin Celup antara lain:

Instalasi sipil dan instalasi listrik sederhana,

Kebutuhan air sedikit, banyak potensi yang bisa diterapkan,

Page 51: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 51

Tak perlu perawatan khusus (maintenance free),

Tanpa bahan bakar, memiliki perangkat tambahan yang

mampu menaikkan tingkat keawetan, performansi dan

kapasitas energi (ampere-jam) seperti sistem kontrol beban,

aki (baterry) dengan inverter. Menggunakan teknologi

lampu LED,

Garansi 3 bulan

Spesifikasi Sistem

Jenis Turbin : Propeller Open Flume

Jenis Generator : Permanent Magnet

Tegangan : 200 - 220 volt

Tegangan tanpa beban : ± 300 Volt

Frekuensi : 90 Hz

Putaran : ± 2700 rpm

Disain Head : 3 meter

Disain Debit : 5.5 liter/detik

Rating power : 100 watt

Page 52: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 52

Bagian Kelima

Sumur Resapan

Mengapa membuat sumur resapan?

Kualitas lingkungan yang makin buruk dewasa ini, tak lepas dari

ulah manusia. Kawasan hutan atau daerah yang dicadangkan

untuk kawasan resapan telah menjadi lahan pemukiman.

Akibatnya, air hujan atau air yang mengalir di atas tanah yang

seharusnya dapat diserap oleh tanah secara penuh menjadi sangat

berkurang dengan adanya kepadatan pemukiman dan penduduk.

Kebutuhan terhadap air bersih meningkat namun tidak diimbangi

dengan kualitas air yang ada. Salah satu bentuk penyelesaian

masalah ketersediaan air ini adalah dengan membuat sumur

resapan.

Sumur resapan sangat dibutuhkan mengingat:

Minimnya langkah konservasi air tanah telah

menurunkan muka air tanah.

Sumur resapan berfungsi sebagai pengganti lahan

terbuka di daerah tangkapan air yang telah dikonversi

menjadi perumahan.

Sumur resapan sangat efektif untuk meningkatkan

serapan air ke dalam tanah.

Page 53: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 53

Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama

saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain

seperti : emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya

mempunyai batasan yang istimewa, yaitu dianggap sebagai

sumber alami yang dapat diperbaharui. Angapan ini perlu

kiranya untuk dikoreksi..!! Karena sebenarnya anggapan ini

hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan antara

masukan/imbuhan air dengan exploitasi di dalam kawasan

tangkapan atau tadahan air.

Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk

meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang

sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan

air permukaan. Dengan pembiayaan yang (secara relatif) tidak

terlalu tinggi, pengadaan sumur resapan ini dapat dilakukan oleh

setiap pembangunan satu rumah tinggal.

Bagaimana Prinsip Kerja Sumur Resapan?

Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air

buangan dari permukaan tanah ke akuifer air tanah. Alirannya

berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan cara

pembangunannya mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur

akan lebih praktis apabila terdapat akuifer (lapisan pembawa air)

tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbuhkan, atau pada

suatu kawasan kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas.

Sumbernya airnya dari mana?

Dari saluran rumah (atap) saat hujan, dapat berjumlah

banyak atau sedikit

Dari saluran air biasanya dalam jumlah banyak namun

kwalitar air kurang (kotor)

Bagaimana membuatnya?

Untuk membuat sumur resapan diperlukan beberapa hal berikut:

Page 54: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 54

Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak

pada tanah berlereng, curam, atau labil,

Sumur resapan harus jauh dari tempat penimbunan

sampah, jauh dari "septic tank" (minimum 5 m diukur

dari tepi), dan berjarak minimum 1 meter dari fondasi

bangunan,

Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi

empat sesuai selera,

Kedalaman air tanah minimum 1,50 m pada musim

hujan,

Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir

atau maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah.

Bagaimana spesifikasinya?

Spesifikasi sumur resapan meliputi :

Penutup sumur, dapat menggunakan plat beton bertulang

tebal 10 cm dicampur satu bagian semen, dua bagian pasir,

dan tiga bagian kerikil. Dapat juga menggunakan pelat beton

tidak bertulang setebal 10 sentimeter dengan campuran

perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak diberi

beban di atasnya. Atau, menggunakan ferocement setebal 10

cm.

Dinding sumur, bagian atas dan bawah dapat menggunakan

buis beton. Dinding sumur bagian atas juga dapat hanya

menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu

bagian semen, empat bagian pasir, di-plester atau di-aci

semen.

Pengisi sumur, dapat menggunakan batu pecah ukuran 10-20

cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang.

Pecahan batu tersebut disusun berongga.

Saluran air hujan, dapat menggunakan pipa PVC

berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 milimeter,

dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm

Page 55: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 55

Penampang Sumur Resapan

Page 56: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 56

Bagian Keenam

Biopori

Apa itu biopori?

Biopori atau lubang resapan, merupakan teknik baru dalam

memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar kita. Biopori

merupakan metoda yang pertama kali dicetuskan oleh Dr. Kamir

R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor yang

ditujukan untuk membantu mengatasi masalah sampah

perkotaan, juga diharapkan menjadi solusi atas bencana banjir

yang selalu melanda Jakarta yaitu dengan cara meningkatkan

daya resap air pada tanah.

Apa manfaatnya?

Manfaat dari pembuataan biopori ini antara lain :

Pembuatan kompos

Penyubur tanah

Beternak cacing

Mengurangi penumpukan sampah

Mengurangi gerusan air (erosi) pada lahan miring

Fungsi lain dari pembuatan biopori adalah :

Akan membantu penumpukan sampah di TPA.

Mengurangi bau yang menyengat, karena dimasukkan

dalam lubang kecil, sehingga terhindar dari penyakit,

terutama yang disebarkan oleh lalat.

Menyuburkan tanah, lebih baik kalau dibuat di sekitar

pohon.

Kompos yang dihasilkan dapat untuk pupuk tanaman

hias (pot).

Bagaimana membuatnya?

Biopori adalah lubang silindris digali secara vertikal

dengan diameter 10 – 20 cm dengan kedalaman 80 – 100

Page 57: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 57

cm atau dengan pertimbangan tidak sampai melampaui

muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak

antarlubang antara 50 - 100 cm,

Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3

cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang,

Memasukkan sampah organik di dalamnya dan perlu

selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah

berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan,

Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil

pada setiap akhir musim kemarau dengan pemeliharaan

lubang resapan.

Skema pembuatan biopori

- 10 cm -

1 – 1,5 m Mata Bor Biopori garis tengah 10 cm

Tutup atas

Sampah Organik

Page 58: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 58

Bagian Ketujuh

Membuat Bakso Ikan

Apa itu baso ikan? Baso ikan adalah campuran homogen ikan, tepung pati dan

bumbu yang telah mengalami proses ekstrusi dan pemasakan.

Cara pembuatan baso tidak sulit. Ikan digiling halus atau

ditumbuk, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di

dalam alat pencampur khusus sehingga bahan tercampur menjadi

bahan pasta (cairan kental) yang sangat rata dan halus. Setelah

itu pasta dicetak berbentuk bulat dan direbus sampai matang.

Baso yang bermutu bagus dapat dibuat tanpa penambahan bahan

kimia apapun.

Apa saja bahan yang diperlukan?

1. Ikan. Ikan yang digunakan adalah ukuran sedang dan besar,

seperti ikan tongkol, tuna (sisiak), beledang, tenggiri, dan

gabua. Ikan harus segar, semakin segar semakin baik,

apalagi ikan yang baru ditangkap paling baik digunakan.

Ikan yang akan dijadikan baso lebih baik dibekukan secara

cepat sebelum digiling. Ikan beku akan memberikan rasa

dan aroma baso yang lebih gurih.

2. Tapioka. Yaitu tepung terbuat dari singkong atau ketela.

Page 59: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 59

3. Bumbu-bumbu. Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan

bumbu. Akan tetapi biasanya pengusaha baso menggunakan

bawang merah, bawang putih, merica bubuk dan garam.

4. Telur. Telur digunakan agar adonan lebih halus, dan rasanya

lebih enak. Walaupun demikian, telur tidak selalu

digunakan dalam pembuatan baso. Telur ayam, itik dan

puyuh dapat digunakan.

5. Sodium tripoli fosfat. Bahan kimia ini berfungsi sebagai

pengemulsi sehingga dihasilkan adonan yang lebih rata

(homogen). Adonan yang lebih rata akan memberikan

tekstur baso yang lebih baik.

Peralatan yang digunakan

1. Penggiling dan Pencampur

Alat ini terdiri dari bagian penggiling baso berupa extruder

dan pencampur adonan. Pencampur adonan berupa piring

baja yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang

mendatar. Pengaduk tersebut berutar dengan kecepatan

tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras

akan dihancurkan.

2. Ketel Perebus.

Alat ini digunakan untuk merebus baso mentah menjadi

matang. Pengusaha baso biasanya menggunakan panci

sebagai ketel perebus.

Bagaimana cara membuatnya?

1. Persiapan a. Penyiangan. Mula-mula sisik disikat dari ekor mengarah

ke kepala dengan sikat ikan tanpa melukai dagingnya.

Kemudian ikan dicuci, dan sisik yang tertinggal dibuang.

Bagian di bawah insang dipotong tanpa menyebabkan

kepala ikan terpotong. Kemudian perut ikan dibelah dari

anus ke arah insang tanpa melukai jeroannya. Perut yang

sudah terbelah dibuka. Jeroan dan insang dibuang.

Page 60: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 60

Bagian dalam perut disikat dengan ujung pisau untuk

membuang sisa-sisa darah. Setelah itu, ikan dicuci

sampai bersih.

b. Filleting. Daging rusuk di sayat dari arah kepala ke ekor

sehingga diperoleh fillet. Daging yang tersisa pada

tulang dikerok dengan pisau dan dicampurkan dengan

fillet. Kulit pada fillet dikelupas dan dipisahkan. Kulit ini

tidak digunakan untuk membuat baso.

c. Pembekuan fillet. Fillet dibekukan secara cepat.

Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur ikan.

Fillet tidak harus dibekukan, dan dapat langsung

digiling.

Tabel 1. Komposisi Bahan-Bahan Penyusun Baso

(Sentra Informasi IPTEK)

Bahan Jumlah (Gram)

Baso Kelas

atas

Baso Kelas

Menengah

Baso Kelas

Bawah

Daging 3.000 3.000 3.000

Tapioka 300 – 750 750 – 1.200 1.200 –

3.000

Bawang Merah 100 – 200 150 – 250 150 – 250

Bawang Putih 100 – 200 150 – 250 150 – 250

Merica Bubuk 20 20 20

Garam 30 – 50 40 – 60 50 – 70

Sodium

tripolifosfat

9 12 15

1

2. Penyusunan bahan

Komposisi bahan penyusun baso tergantung kepada rasa

baso yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan,

semakin enak rasa basonya.

Page 61: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 61

3. Penggilingan ikan menjadi adonan baso

Bubur ikan diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian

alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata

dan halus ditambahkan bumbu, sodium tripolifosfat, dan

tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan

kecepatan tingi. Selama pengadukan, ditambahkan butiran

atau bongkahan es. Pengadukan dianggap selesai jika

terbentuk adonan yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila

di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui

lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.

4. Pembuatan bulatan baso mentah dan perebusan

Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian

dibuat bulatan dengan meremas-remas adonan, kemudian

dikeluarkan melalui lobang yng dibentuk oleh telunjuk dan

ibu jari. Dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan

adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih.

Bila sudah matang, baso akan mengapung. Baso ini

dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat

untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut baso ikan.

5. Penyimpanan

Baso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar

dapat tahan lama, baso harus disimpan di dalam ruang

pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat.

Suhu freezer hendaknya di bawah –18 ° C.

Pembuatan Kuah Baso

Kuah baso merupakan kaldu daging yang dibumbui untuk

dicampur dengan baso. Kebanyakan kuah baso berupa kaldu

yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging.

Kuah baso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat

(MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter

kuah).

Page 62: Buku Panduan Lapangan PNPM

I - 62

Agar kuah baso terasa enak, daging yang digunakan untuk

membuat baso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah baso

yang dihasilkan. Kuah baso seperti itu tidak perlu ditambah

MSG.

1. Bahan:

Air (4 liter),

Daging cincang kasar (300 gram).

Tulang cincang kasar (250 gram),

Bawang putih digiling halus (150 gram),

Bawang merah digiling halus (150 gram),

Merica halus (25 gram),

Seledri segar (5 tangkai),

Pala cacahan kasar (10 gram),

Kapulaga/gardamungu (4 buah),

Garam (secukupnya)

2. Cara Pengolahan:

Daging dicincang dan tulang direbus di dalam air

mendidih selama 30 menit,

Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah

digiling halus ditumis dengan sedikit minyak sampai

harum,

Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam

rebusan daging dan tulang yang mendidih,

Sepuluh menit kemudian, tambahkan irisan seledri, dan

kuah baso tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian

di angkat,

Hasil yang diperoleh adalah kuah baso yang enak dan

gurih tanpa bahan kimia tambahan.

Page 63: Buku Panduan Lapangan PNPM

Bagian Kedelapan

Apotek Hidup di Pekarangan

Memanfaatkan pekarangan rumah

Pekarangan merupakan

sebidang tanah yang berada

di sekitar rumah yang terbatas

sering dipagari ada juga yang

tidak dipagari, biasanya

ditanami dengan

beranekaragam jenis ada

yang berumur panjang,

berumur pendek, menjalar,

memanjat, semak, pohon

rendah dan tinggi serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan

merupakan sebuah ekosistem buatan. Tentunya, pekarangan

yang berada di sekitar rumah kita tersebut jika dimanfaatkan

secara baik akan memberikan hasil yang memuaskan.

Pekarangan rumah kita yang kurang dimanfaatkan sebaiknya

mulai saat ini dipertimbangkan lagi untuk segera dimanfaatkan

dengan cara menanami tanaman produktif, seperti tanaman-

tanaman apotik hidup. Dengan menanam tanaman yang

produktif, pekarangan dapat memberikan manfaat lebih.

Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami obat-obatan, bumbu-

bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang

berlipat ganda bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Membuat apotik hidup adalah sebuah hal berguna yang mungkin

dapat menjadi alternatif pilihan positif ketika kita hendak

memanfaatkan halaman rumah. Dengan menanam tanaman obat

di pekarangan, maka kita berarti telah pula menjaga

kelangsungan keanekaragaman hayati Indonesia, dan yang

terpenting, kita dapat mendapatkan sumber obat-obatan terdekat

Page 64: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxiv

dari rumah dan tentunya membantu mengurangi belanja obat-

obatan keluarga sekaligus menerapkan gaya hidup ramah

lingkungan dan Menambah nilai dari keberadaan pekarangan

rumah.

Apa saja manfaat

pekarangan?

1. Merupakan penghasil

(tambahan), seperti

bahan pangan atau

bahan obat-obatan

bahkan ternak untuk

kebutuhan hidup sehari-

hari dalam rangka hidup

sehat, murah dan

mudah.

2. Adanya lingkungan

yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung

pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan

pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat

baik.

3. Mampu meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat

dan indah.

4. Memaksimalkan kebutuhan lahan dengan tanaman

hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah

dan lainnya.

5. Mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik

anggota keluarga.

Apotek hidup memiliki prinsip pokok, yaitu pemanfaatan

pekarangan dengan tanaman obat-obatan tradisional, baik

tanaman yang menghasilkan buah, bunga, biji atau daun.

Page 65: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxv

Dalam hal ini apotik hidup juga mempunyai fungsi sosial, yaitu

apabila tetangga memerlukan obat, dapat kita diberikan, atau jika

hasil buah banyak, sebagian dapat diberikan ke tetangga atau ke

kerabat lainnya. Jenis tanaman untuk apotik hidup dan warung

hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.

Bagaimana membuat apotek hidup? Untuk membuat apotek hidup di pekarangan rumah, terlebih

dahulu perlu mengetahui bagaimana cara pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, serta pemanennya.

A. Pembibitan

1. Perbanyakan dengan Biji

(a) Biji di pilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya

berkualitas. Biji di keringanginkan dan kulitnya dibuang.

(b) Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3

dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji

ditanam pada jarak 10-20 cm. Sebaiknya persemaian

diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi

jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi

terlalu lembab. Selama penyemaian, bibit tidak boleh

kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan

berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1

anakan, sisakan hanya satu yang benarbenar kuat dan

baik.

(c) Bibit dikotak persemaian harus dipindahtanamkan ke

dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 10-15cm.

B. Pengolahan Media Tanam

1. Persiapan: Penetapan areal pekarangan apotek hidup

memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan

sumber air.

2. Pembukaan lahan membongkar tanaman yang tidak

diperlukan dan menghilangkan alang-alang serta

menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal

tanam. Menggemburkan tanah dengan cara mencangkul

Page 66: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxvi

dan membuat bedeng setinggi kurang lebih 25-30cm.

Pengaturan jarak tanam. Sebaiknya disesuaikan dengan

jenis tanaman obat yang akan ditanam, misalnya

berjarak 5-10 cm.

Bagaimana teknik penanamannya?

1. Pembuatan Lubang Tanam: Lubang tanam dibuat

dengan panjang, lebar dan kedalaman 5-10cm. Pada

waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman

secukupnya. Tanah galian bagian dalam sebelumnya

sudah dicampur dengan pupuk kandang lalu

dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian

bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah.

2. Polybag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan

bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah

galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di

sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.

3. Memberikan naungan atau penanaman pohon pelindung

pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan

angin yang kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon

asam atau trembesi.

Pemeliharaan

1. Penyiangan.

Penyiangan

tidak dapat

dilakukan

sembarangan,

rumput/gulma

yang telah

dicabut dapat

dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tu

mbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu

penggemburan dan pemupukan.

2. Penggemburan tanah yang padat dan tidak ditumbuhi

Page 67: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxvii

rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan,

biasanya pada awal musim hujan.

3. Perempelan/Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk

membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan

produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu

dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang

hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan

terletak sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda.

Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-

tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan

pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas.

Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan

dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.

4. Pemupukan

a. memberikan pupuk seperlunya dengan pupuk kandang

yang sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk

dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam

setengah mata cangkul (5 cm).

Panen

1. Ciri dan umur panen adalah 4-5 bulan, tentunya

tergantung jenis tumbuhan obat yang ditanam.

2. Cara Panen. Pada saat pencabutan batang atau

pemotongan daun dapat dilakukan dengan cara biasa

(tangan atau pisau).

Jenis tanaman dan manfaatnya

1. Kunyit (Curcuma domestic)

Kunyit efektif utk mengobati penyakit hepatitis, gangguan

pencernaan, antimikroba, antikolesterol, dan anti-HIV.

Kurkumin dan atsiri menghambat pertumbuhan tumor

payudara dan usus besar. Kunyit juga membantu

meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan dan

mencegah rematik, mengobati diabetes melitus, tifus, morbili,

campak, usus buntu, disentri, dan keputihan, melancarkan

haid, serta meredamkan rasa mulas saat haid. Untuk ibu

Page 68: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxviii

hamil, kunyit bisa melancarkan persalinan dan

memperbanyak asi.

2. Kencur (Kaempferia galanga L)

Rimpang kencur bermanfaat sebagai sumber minyak atsiri,

penyedap makanan, minuman, juga bahan jamu dan obat.

Minyak atsiri dalam kencur berupa sineol, asam metal kanil,

dan pendekaan. Minyak atsiri ini bias diperoleh dengan cara

menyuling rimpangnyakencur digunakan untuk obat berbagai

penyakit, selain sakit gigi juga memar, nyeri dada, sakit

kepala, dan sembelit. Kabarnya, kencur juga bias untuk

mengobati tetanus, radang lambung, muntah-muntah, panas

dalam, serta keracunan.

3. Jahe (Zingiber officinale)

Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang

berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah

gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah

penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya

pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan

jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan

kadar kolesterol. Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada

baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya:

pukul-pukul jahe segar sepanjang 1 ruas jari, masukkan

dalam satu gelas air panas. Beri madu secukupnya, lalu

minum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe

bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.

4. Temulawak (Curcuma xanthorhiza L)

Salah satu khasiat dari temulawak adalah untuk mengobati

penyakit hepatitis atau istilah awamnya adalah penyakit hati.

Hepatitis disebabkan oleh bakteri Entamoeba hystolitica yang

mengakibatkan kerusakan pada jaringan hati. Temulawak

mengandung banyak zat aktif, diantaranya adalah

kurkuminoid, yang terdiri atas kurkumin, mono dan

Page 69: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxix

bisdesmetoksikurkumin, serta minyak atsiri yang

mengandung zat-zat seskuiterpena. Zat-zat tersebut mampu

memperbaiki kerusakan jaringan hati.

PENUTUP

Jadi, tunggu apa lagi? Mari membuat apotik hidup dan mulai

meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara yang mudah. Oleh

karena itu bila kita membuat taman pekarangan dapat

memanfaatkan menjadi apotik hidup dan warung hidup akan

membantu mengatasi masalah krisis yang berkepanjangan.

Page 70: Buku Panduan Lapangan PNPM

lxx

Buku panduan ini diterbitkan bersama oleh: