I - 1 PANDUAN KEGIATAN LAPANGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LINGKUNGAN MANDIRI PEDESAAN (PNPM LMP)
I - 1
PANDUAN KEGIATAN LAPANGAN
PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
LINGKUNGAN MANDIRI PEDESAAN
(PNPM LMP)
I - 2
Panduan Kegiatan Lapangan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Lingkungan Mandiri Pedesaan (PNPM LMP), provinsi
Sulawesi Utara
Diterbitkan Oleh : Wildlife Conservation Society (WCS-IP)
dan Conservation Training and Resource Center (CTRC),
Manado 2009.
ISBN :
Penulis : Edy Hendras Wahyono, Akbar Ariodigdo, Agus
Wijayanto, Affan Surya, Dani Rogi, Steven Siwu, Edies M,
Big Antono, Vicky Soleman, Nano Sudarno
Editor : Sunjaya
Illustrator dan tataletak : Eko Wahono.
Kredit foto dan illustrasi dari berbagai sumber.
I - 3
Kata Pengantar.
ehidupan di masa yang akan datang, sangat
tergantung dengan keberhasilan pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup yang
berkesinambungan. Karena kita yakin dan bisa, bahwa
manusia itu dapat hidup hamonis dengan alam. Manusia
sangat tergatung dengan alam. Kerusakan alam, identik
dengan kerusakan kehidupan manusia.
Betapa tidak, kini alam yang mulai terkikis habis, sedikit
demi sedikit dan kondisinya sangat mengenaskan.
Manuasia jualah yang merasakan akibatnya. Banjir, tanah
longsor terjadi setiap di musim hujan tiba sedangkan
kekeringan dan sulit mendapatkan air serta air untuk
mengairi sawah mulai berkurang saat musim kemarau tiba.
Masyarakat desa dan kecamatan, merupakan komunitas
penduduk yang sangat penting artinya dalam menjaga
sumber daya alam, khususnya bagi yang tinggal di daerah
kawasan lindung, daerah tangkapan hujan atau hutan
lindung yang sangat penting artinya bagi pelestarian
lingkungan. Untuk itulah Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat-Lingkungan Mandiri Pedesaan (PNPM-LMP),
ini dikembangkan untuk membantu melakukan dan
berpartisipasi dalam pelestarian alam yang dilakukan oleh
masyarakat.
Kita bisa mengatasinya, kita bisa mencari solusinya agar
kejadian ini tidak berlarut-larut yang menimpa manusia
setiap tahunnya, dan kita bisa bekerja sama, bahu membahu
untuk melakukan pencegahan, perlindungan, pelestarian
alam dan lingkungan untuk kehidupan kita sendiri.
K
I - 4
Buku modul ini merupakan kumpulan dari berbagai tulisan
di media cetak ataupun elektronik dan sumber-sumber lain,
yang memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai
kegiatan yang dapat dilakukan yang ramah lingkungan
dalam rangka membantu usaha pelestarian alam.
Namun kami merasa, masih banyak kekurangan dalam
penyampaian ini, akan tetapi paling tidak ada sesuatu yang
dapat kami berikan kepada masyarakat dalam sumbangan
kami untuk membantu pelestarian alam dan lingkungan
hidup.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Manado, Mei 2009.
I - 5
Daftar Isi.
Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pendahuluan iv
MODUL I. Kegiatan di Lingkungan Rumah Tangga
1. Kompos I -
2. Arang Tempurung
3. Biogas
4. Picohydro
5. Sumur Resapan
6. Biopori
7. Bakso Ikan
8. Apotik Hidup di
Pekarangan
MODUL II. Kegiatan Perbaikan Lahan
1. Pelestarian Lahan
Kritis
II -
2. Wanatani/Agroforestry
3. Tanaman Budidaya
A. Aren
B. Kelor
C. Rambutan
D. Duren
MODUL III. Kegiatan di Wilayah Pesisir
1. Melestarikan
Lingkungan Pesisir
III -
2. Menanam Mangrove
3. Budidaya Kepiting
I - 6
4. Budidaya Rumput
Laut
5. Rehabilitasi Terumbu
Karang
MODUL IV. Kegiatan Ekonomi Produk Non Kayu
1. Ekowisata IV -
2. Industri Rumah
Tangga
MODUL V. Kegiatan Pelestarian Lingkungan
1. Membuat Wahana
Pembelajaran
V -
2. Menumbuhkan
Kesadaran
Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
I - 7
Pendahuluan.
1. Latar Belakang
lam yang kita tempati sekarang ini, menunjukkan
ketidak ramahan kepada umat manusia. Bencana
demi bencana datang silih berganti, semuanya
menelan korban jiwa dan harta yang tak sedikit. Apakah ini
merupakan hukum alam yang sudah ditakdirkan atau akibat
ulah manusia, dan mungkinkah kita menyadari adanya hal
ini?
Daerah yang selama ini tak pernah tertimpa musibah banjir,
kini berita itu muncul dengan tiba-tiba dan sangat
menyedihkan dampaknya. Atau berita kekeringan yang
selama ini tak pernah terjadi walaupun musim kemarau
datang hingga 4-5 bulan, namun kini bila hujan tak kunjung
datang 1 bulan saja, masyarakat sudah mulai mencari air
bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat jauh.
Sumur-sumur mulai digali semakin dalam. Sungau yang
dulunya bersih dan dapat digunakan untuk mandi, sekarang
sudah bertebaran pencemaran dari berbagai limbah rumah
tangga. Sebenarnya apa yang terjadi?
Semuanya serba berubah. Dari yang bersih menjadi
tercemari. Dari yang mudah menjadi susah. Musim telah
berubah, dan saat ini musim hujan dan kemarau tidak ada
batas yang jelas. Dilaporkan beberapa kota suhu mengalami
peningkatan, hingga 34°C, yang semula tidak pernah
terjadi. Badai lebih sering terjadi, air pasang menggenangi
desa dan kota yang ada di pesisir. Sehingga para nelayan
tak berani melaut, dan untuk mendapatkan ikan harus
melaut lebih jauh. Apa penyebabnya?
A
I - 8
Pertanyaan demi pertanyaan timbul di dalam benak kita.
Langsung ataupun tidak, sangat mempegaruhi
perekonomian masyarakat kecil yang lebih banyak
tergantung dari sumber daya alam yang ada di sekitar kita.
Untuk itulah, terjadinya perubahan alam yang tak ramah,
penyebab timbulnya bencana lingkungan yang sering
datang silih berganti ini, berbagai penyakit muncul yang
sebelum tak pernah ada, atau bakteri semakin ganas dan
kebal terhadap obat-obatan, tentu harus dimengerti oleh
semua lapisan masyarakat. Bila sudah paham, langsung
ataupun tidak dapat mengurangi atau mencegah bencana
tersebut, dengan berbagai kegiatan yang ramah dengan
alam, tidak mencemari, tidak merusak.
2. Apa Itu PNPM LMP
Program Pemeritah yang sebelumnya telah dilakukan
dalam penanggulangan kemiskinan belum dapat menyentuh
aspek lingkungan dan pengelolaan sumberdaya alam,
sehingga penggalian gagasan dan usulan kegiatan selama
ini muncul dari masyarakat yang terkait dengan aspek
pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam masih
sedikit. Sehingga tepatlah bahwa diperlukan usaha agar
pemanfaatan, pengelolaan, dan pelestarian lingkungan
menjadi bagian penting dalam pembangunan. Untuk itu,
dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan diluncurkan program pendukung, yaitu
PNPM Lingkungan Mandiri Perdesaan (PNPM LMP)
sebagai salah satu Program Nasional dalam
penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi dengan
penyelamatan lingkungan. Secara umum, tujuan dari
I - 9
pelaksanaan PNPM LMP ini adalah meningkatkan
kesejahtaraan masyarakat dan kesempatan kerja aya alam
masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong
kemandirian dalam pengambilan keputusan dan
pengelolaan pembanguan perdesaan melalui pengelolaan
lingkungan dan sumber daya alam secara lestari.
3. Apa yang boleh dan tidak boleh dalam pembuatan
usulan PNPM LMP
Dalam pelaksaannya, PNPM LMP mengenal kegiatan yang
boleh dan tidak boleh dilaksanakan (negative list).
Kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain :
a. kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan
pengelolaan sumberdaya alam yang berdampak
positif bagi ekonomi masyarakat, seperti
pengelolaan hutan adat, pengembangan ekowisata
b. kegiatan yang mendukung konservasi lingkungan
dan sumberdaya alam, antara lain penghijauan
lingkungan, penanaman mangrove, pelestarian
terumbu karang, pelestarian tumbuhan dan satwa
langka,
c. kegiatan pengembangan energi terbarukan yang
menerapkan teknologi tepat guna dengan
memanfaatkan sumberdaya alam secara lestari dan
ramah lingkungan
d. kegiatan pelatihan-pelatihan dan peningkatan
kapasitas yang mendukung pengelolaan dan
pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilarang (negative list),
antara lain :
I - 10
a. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas di dalam
lokasi yang telah ditetapkan sebagai Kawasan
Hutan Lindung dan Hutan Konservasi, seperti
Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Hutan Lindung,
Taman Hutan Raya, dan Taman Nasional, kecuali
ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi
tersebut.
b. Kegiatan yang berdampak langsung pada kerusakan
lingkungan (mengakibatkan pencemaran air, tanah
dan udara)
c. Kegiatan ekonomi yang mengarah kepada
perdagangan flora-fauna endemik yang dilindungi.
d. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan
dengan militer atau angkatan bersenjata,
pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politik,
e. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor
pemerintah dan tempat Ibadah,
f. Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, asbes
dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan
(pestisida, herbisida, obat-obat terlarang dan lain-
lain.),
g. Pembelian kapal ikan yang berbobot di atas 10 ton
dan perlengkapannya,
h. Pembiayaan gaji pegawai negeri,
i. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-
anak di bawah usia kerja,
j. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi,
penyimpanan, atau penjualan barang-barang yang
mengandung tembakau,
k. Kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas
perlindungan alam pada lokasi yang telah
ditetapkan sebagai cagar alam, kecuali ada ijin
tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebut,
I - 11
l. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan
terumbu karang,
m. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber
daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju
negara lain,
n. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur
sungai,
o. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan
yang luasnya lebih dari 50 Ha,
p. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya
lebih dari 50 Ha,
q. Kegiatan pembangunan bendungan atau
penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari
10.000 meter kubik.
4. Tujuan
Secara umum, tujuan penyusunan modul ini adalah untuk
menyiapkan bahan bacaan bagi fasilitator lingkungan yang
bertugas di setiap kecamatan dalam memfasilitasi kegiatan
PNPM LMP serta pelaku PNPM LMP atau Tim Pelaksana
Kegiatan (TPK). Secara khusus, disusunnya modul ini
adalah :
Menyiapkan bahan bacaan yang terkait dengan
kegiatan PNPM LMP yang diusulkan oleh
masyarakat yang mendapatkan dana bantuan, khsus
di Sulawesi Utara.
Memberikan gambaran beberapa kegiatan yang
ramah lingkungan dan tertera dalam PTO PNPM
LMP.
Meningkatkan pemahaman kepada pelaku PNPM
LMP terhadap kegiatan lingkungan
I - 12
Panduan No. 1
Kegiatan di Lingkungan Rumah
Tangga
I - 13
Bagian Pertama
Membuat Pupuk Kompos
Sampah di sekitar kita
Boleh dibilang, setiap hari
kita berhadapan dengan
masalah sampah. Di
lingkungan rumah tangga,
tempat bekerja maupun di
tempat-tempat umum
sering kita jumpai sampah
sebagai benda yang tidak
digunakan lagi. Sampah
dalam jumlah besar biasanya datang dari kegiatan industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya dari kegiatan
pertambangan dan buangan pabrik (manufaktur).
Bila tidak dikelola dengan baik, sampah akan berbahaya bagi
kesehatan manusia. Seperti kita ketahui, tempat sampah sering
menjadi tempat yang menyenangkan bagi hewan penyebar
penyakit, seperti lalat, nyamuk, tikus, dan kecoa. Selain itu,
sampah yang dibuang sembarangan, misalnya ke dalam selokan
atau sungai, akan menghambat jalannya aliran air. Sampah
tersebut bertumpuk sehingga aliran air selokan atau sungai
tersumbat. Ketika curah hujan tinggi dan berlangsung lama, akan
mengakibatkan banjir.
Dalam istilah lingkungan, sampah diartikan sebagai: ”bahan
yang terbuang atau dibuang dari hasil kegiatan manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis."
(Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996).
Namun, tidak semua sampah tidak berguna. Beberapa jenis
sampah masih dapat diolah sehingga memiliki nilai ekonomi
I - 14
atau kegunaan lain bagi manusia. Untuk itu, kita perlu memiliki
pemahaman tentang sampah dan bagaimana mengelolanya agar
berguna.
Salah satu bentuk pengelolaan sampah adalah pembuatan pupuk
kompos. Pembuatan pupuk kompos dapat mengurangi masalah
sampah sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari sampah.
Ada berapa jenis sampah?
Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi :
A. Sampah organik - dapat diurai (degradable)
B. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Berdasarkan sumbernya, jenis sampah dibagi menjadi :
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi ???
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
Bagaimana cara menangani sampah?
1. Dipilah
Yaitu memisahkan antara sampah yang mudah membusuk dan
sampah yang tidak mudah atau sulit membusuk.
2. Dibuat kompos:
setelah dipilah, sampah yang mudah busuk seperti bekas
makanan dan sayur-sayuran dapat diolah menjadi pupuk
kompos;
3. Didaur ulang:
Adapun sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
atau kertas, dapat diolah menjadi barang yang dapat
digunakan kembali atau dijual.
I - 15
Mengapa Harus Kompos?
Membuat kompos adalah salah satu cara mengolah sampah yang
semula dianggap tak berguna menjadi benda yang memberi
manfaat ekonomi dan lingkungan bagi kita.
Secara sederhana, kompos adalah hasil pengolahan sampah
organik atau yang mudah membusuk secara alami. Pengolahan
tersebut dilakukan dalam kondisi suhu yang hangat dan lembab.
Pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba
yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Contoh bahan baku pengomposan adalah:
Asal limbah/sampah Bahan
1. Pertanian
Limbah dan residu/sisa
tanaman
Jerami dan sekam padi, gulma,
batang dan tongkol jagung, semua
bagian vegetatif tanaman, batang
pisang dan sabut kelapa
Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair,
limbah pakan ternak, cairan biogas
Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng
gondok, gulma air
2. Industri
Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas,
ampas tebu, limbah kelapa sawit,
limbah pengalengan makanan dan
pemotongan hewan
Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas,
ajinomoto, limbah pengolahan
minyak kelapa sawit
3. Limbah rumah tangga
Tinja, urin/air seni, sampah rumah
I - 16
tangga dan sampah kota
Apa saja manfaat kompos?
Kompos mempunyai manfaat bermacam-macam, yaitu:
1. Manfaat Ekonomi:
Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan
limbah,
Mengurangi volume/ukuran limbah,
Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan
asalnya.
2. Manfaat Lingkungan:
Mengurangi polusi udara akibat pembakaran limbah atau
sampah,
Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
sampah.
3. Manfaat bagi tanah dan tanaman:
Meningkatkan kesuburan tanah,
Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,
Meningkatkan kapasitas serap air tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah,
Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan
jumlah panen),
Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,
Mengurangi pertumbuhan atau serangan penyakit
tanaman,
Meningkatkan retensi atauketersediaan hara di dalam
tanah.
Bagaimana cara membuat kompos?
Untuk membuat kompos, perlu diperhatikan gambar di bawah
ini:
I - 17
A. Tahapan pengomposan
Secara rinci adalah:
1. Pemilahan Sampah
Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari
sampah an-organik (barang lapak dan barang
berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti
karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu
kompos yang dihasilkan.
2. Pengecil Ukuran
Pengecil ukuran
dilakukan untuk
memperluas
permukaan
sampah,
sehingga
sampah dapat
dengan mudah
dan cepat
didekomposisi
menjadi kompos
3. Penyusunan
Tumpukan
Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan
pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.
Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain
memanjang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi =
2m x 12m x 1,75m.
Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu
(windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam
tumpukan.
I - 18
4. Pembalikan
Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang
berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam
tumpukan bahan, gunanya untuk meratakan proses
pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan
pemberian air, serta membantu penghancuran bahan
menjadi partikel kecil-kecil.
5. Penyiraman
Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan
tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari
50%).
Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat
dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari
bagian dalam tumpukan.
Apabila pada saat digenggam dan diperas tidak
mengeluarkan air, maka tumpukan sampah harus
ditambahkan air. Sedangkan jika sebelum diperas sudah
keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu
perlu dilakukan pembalikan.
6. Pematangan
Setelah pengomposan berjalan antara 30 hingga 40 hari,
suhu tumpukan akan semakin menurun hingga
mendekati suhu ruangan atau suhu di tempat.
Pada saat itu tumpukan telah lapuk, yaitu berwarna
coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap
pematangan selama ± 14 hari.
7. Penyaringan
Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran
butiran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta
untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat
dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal
proses.
I - 19
Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke
dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak
terkomposkan dibuang sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung
sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang
yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya
jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma
atau benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin
terbawa oleh angin.
Untuk melihat prosesnya, dapat dilihat pada gambar di bawah
I - 20
B. Teknik Segitiga
Ini adalah teknik membuat kompos dengan cara menumpuk
daun-daun, potongan rumput dan bahan lain di atas terowongan
udara, yaitu sebuah alat berbentuk segitiga dan panjang yang
terbuat dari bambu atau kayu (lihat gambar di bawah).
Terowongan udara berukuran tinggi: 20 cm dan panjang antara
1,5 hingga 2 meter. Buatlah dua buah terowongan udara dan
letakkan berdampingan seperti tampak pada gambar di bawah:
Menambahkan bahan dan menyiram air secara teratur setiap hari agar tumpukan
tetap lembab
Menumpuk daun-daun dan bahan-bahan lain di atas
satu terowongan udara dan
biarkan yang satunya
I - 21
C. ‘Keranjang Takatura’
Apa itu keranjang Takatura?
Keranjang kompos Takakura merupakan hasil penemuan Mr.
Koji Takakura, orang Jepang yang menemukan sistem
pengolahan sampah organik. Keranjang Takatura kemudian
berkembang sebagai alat pengomposan sampah organik untuk
skala rumah tangga. Keranjang Takakura sangat mudah
digunakan, bersih dan tidak berbau sehingga aman digunakan di
lingkungan rumah.
Setelah bahanya menjadi kompos, kemudian dikumpulkan dan ditempatkan di tempat yang telah disediakan (karung) untuk dapat dipergunakan sebagai
pupuk organik
Jika bagian bawah sudah mulai menghitam, kemudian membalik
timpukan di atas terowongan udara yang satunya. Tumpukan
bahan yang baru di atas
terowongan yang lama
Menjaga kelembaban tumpukan dengan menyiram secara teratur dan membiarkan sampai menjadi
kompos (± 6 minggu/warna
kehitaman seemua)
I - 22
Cara kerjanya adalah:
setelah sampah organik dipisahkan dari jenis sampah
lainnya, diolah dengan memasukkannya ke dalam keranjang
Takakura.
Bakteri yang terdapat dalam starter kit pada keranjang
Takakura akan menguraikan sampah menjadi kompos, tanpa
menimbulkan bau dan tidak mengeluarkan cairan. Inilah
keunggulan pengomposan dengan keranjang Takakura.
Cara membuat keranjang Takakura dan bahan yang dibutuhka:
1. Carilah keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil
(supaya tikus dan binatang lain tidak bisa masuk) termasuk
penutupnya,
2. Cari kardus bekas dengan ukuran tertentu, untuk
memasukkan keranjang. Kardus ini untuk tempat bahan-
bahan yang akan dijadikan kompos,
3. Masukkan kompos yang sudah jadi ke dalam kardus. Jika
sebelumnya anda tidak membuat kompos sendiri, anda dapat
mencari kompos yang sudah jadi yang sudah siap pakai.
Tebarkan kompos ke dalam kardus, satu lapisan saja, setebal
kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini
berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di
dalam kompos yang sudah jadi tersebut telah mengandung
banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu
masukkan kardus tersebut ke dalam keranjang plastik.
4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa
dimasukkan ke dalam keranjang. Bahan-bahan yang
sebaiknya dikomposkan antara lain: sisa makanan dari meja
makan seperti nasi, sayur, kulit buah-buahan. Bahan lainnya
adalah sisa sayuran mentah dari dapur, seperti akar atau
batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke
dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil lebih
kurang 2 cm x 2 cm,
5. Setiap hari, bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses
memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan seperti
tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah
I - 23
setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan
dikomposkan. Bila perlu, tambahkan lagi selapis kompos
yang sudah jadi,
6. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu
sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat
dimanfaatkan.
Catatan untuk komposter Keranjang Takakura ini, upayakan agar
bekas sayuran bersantan, daging atau bahan lain yang
mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam kardus.
Mengingat starternya telah menggunakan kompos yang sudah
jadi, maka MOL (mikroba lokal) tidak digunakan.
Desain Keranjang Takakura berbahan bambu sederhana dapat
dilihat di bawah :
Apa saja ciri kompos yang baik?
Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat
membentuk suspensi,
Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan
derajat kelembapan.
Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,
Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
tidak berbau
Gambar 5. Model Sederhana Keranjang Takakura
I - 24
D. Pupuk cair dari sampah
Sampah ternyata tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau
pupuk padat namun dapat dibuat sebagai pupuk cair. Selain
untuk pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk
membuat kompos. Cara membuat pupuk cair sebagai berikut :
1. Potong-potong sampah hijau seperti sisa sayuran, sayuran
basi, dan sebagainya.
2. Siapkan tong plastik atau tong bekas wadah cat tembok
ukuran 25 kilogram (kg) atau ember yang dilengkapi dengan
tutup.
3. Siapkan kantong plastik ukuran 60 cm x 90 cm dan beri
beberapa lubang sebesar 1 cm. Lubang ini untuk
memperlancar sirkulasi air dalam tong.
4. Siapkan 1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan.
5. Siapkan 1/2 liter bahan EM4 untuk mempermudah proses
pelarutan.
6. Siapkan 1/2 liter air bekas cucian beras.
7. Siapkan 10 liter air tanah. Untuk hasil maksimal jangan
gunakan air hujan atau air PDAM
8. Campurkan air bekas cucian beras, EM4, dan air gula ke
dalam tong plastik. Sementara itu potongan sampah hijau
dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah dilubangi.
9. Setelah itu, masukkan kantong plastik ini ke dalam tong
plastik dan tambahkan air tanah.
10. Ikat kantong plastik berisi sampah hijau itu dan tutup pula
tong plastik itu dengan rapat selama tiga minggu (21 hari).
11. Setelah tiga minggu, sampah dalam tong itu tidak berbau dan
kelihatan menyusut. Angkat sampah itu hingga air tiris.
Sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sedangkan
air dalam tong menjadi pupuk cair
Sebagai alternatif lain untuk mendapatkan, Yayasan Kanopi
Indonesia mengembagkan double composting secara sederhana,
sehingga hasilnya akan didapatkan jenis kompos, yaitu kompos
padat dan cair. Gambar pembuatan model double composting
dapat dilihat pada gambar di samping.
I - 25
Bagian Kedua
Arang Tempurung Kelapa
Mengapa harus arang tempurung?
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak
tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk
keperluan memasak. Salah satu yang bisa dijadikan pilihan
sebagai bahan bakar adalah arang dari tempurung kelapa.
Di Sulawesi Utara, tempurung kelapa untuk membuat arang
cenderung mudah didapatkan karena di daerah ini banyak
terdapat perkebunan kelapa.
Arang tempurung kelapa adalah produk yang diperoleh dari
pembakaran tidak sempurna terhadap tempurung kelapa.
Sebagai bahan bakar, arang lebih menguntungkan dibanding
kayu bakar. Arang menghasilkan kalor (panas) pembakaran
yang lebih tinggi, dan asap yang lebih sedikit sehingga proses
memasak menjadi lebih cepat.
Selain digunakan langsung, arang tempurung juga dapat
ditumbuk, kemudian dipadatkan kembali dan dicetak menjadi
briket dalam berbagai bentuk. Briket jelas lebih praktis dan
mudah penggunaannya dibandingkan kayu bakar. Arang dapat
I - 26
diolah lebih lanjut menjadi arang aktif, atau sebagai bahan
pengisi dan pewarna pada industri karet dan plastik.
Pirolisis. Pirolisis adalah pembakaran tidak sempurna pada
tempurung kelapa di mana senyawa karbon kompleks tidak
teroksidasi menjadi karbon dioksida. Peristiwa tersebut disebut
sebagai pirolisis.
Pada saat pirolisis, energi panas mendorong terjadinya oksidasi
sehingga molekul karbon yang komplek terurai sebagian besar
menjadi karbon atau arang. Pirolisis untuk pembentukan arang
terjadi pada suhu 150~3000
C. Pembentukan arang tersebut
dinamakan dengan pirolisis primer. Arang dapat mengalami
perubahan lebih lanjut menjadi karbon monoksida, gas hidrogen
dan gas-gas hidrokarbon. Peristiwa ini disebut sebagai pirolisis
sekunder.
Bagaimana membuat arang
tempurung?
1. Bahan
Pertama yang dilakukan,
tentunya menyiapkan bahan
utamanya, yaitu tempurung
kelapa.
2. Peralatan dan sarana
Setelah itu, siapkan pula beberapa alat dan sarana yang
diperlukan, yaitu:
a. Ruang pengarang (pembuatan arang).
Ruang pengarang digunakan untuk pirolisis, yaitu
pembakaran tempurung kelapa secara tidak sempurna
sehingga pembakaran terhenti sampai pembentukan
molekul karbon atau arang. Ruang pembakaran dapat
berupa lubang di dalam tanah, dapur pengarangan, drum
pengarangan, dan alat pengarangan.
I - 27
b. Lubang di dalam tanah.
Di tanah yang air tanahnya tidak dangkal, dapat digali
sebagai ruang pembakaran. Jika kondisi tanah cukup
kuat atau padat, dinding dan lantai lobang tidak perlu
diperkuat dengan semen dan batu bata. Jika struktur
tanah tidak kuat, misalnya mudah longsor karena banyak
mengandung pasir, maka dinding dan lantai perlu
diperkuat dengan semen dan batu bata. Lubang ini dapat
dibuat dalam berbagai cara.
c. Dapur pengarangan.
Dapur pengarangan adalah ruangan yang bentuknya
sama dengan lubang pengarangan. Dapur pengarangan
dibuat di atas jika tidak memungkinkan menggali lobang
karena air tanah terlalu dangkal.
d. Kiln.
Kiln merupakan alat khusus untuk pirolisis atau
pembakaran. Kiln sederhana terbuat dari drum bekas.
Pirolisis berlangsung di dalam drum dengan membatasi
pasokan udara terhadap bahan yang sedang dibakar.
Pasokan udara diberikan melalui lobang udara pada
badan drum. Pada awal pembakaran, lubang udara
ditutup segera setelah seluruh bahan terbakar untuk
mengurangi pasokan oksigen. Panas dari pembakaran
sebelumnya pada kondisi kekurangan oksigen sudah
cukup untuk pirolisis.
3. Cara membuat
Secara umum, arang tempurung dapat dibuat dengan dua
cara, yakni menggunakan drum dan menggunakan lubang
dalam tanah.
Sebelum dibakar, bahan baku tempurung kelapa
dikeringkan dahulu, agar pembakaran lebih cepat tanpa asap
mengepul.
I - 28
Bersihkan tempurung dari sabut, pasir, dan kotoran lainnya.
Lalu, potong tempurung 2,5 cm x 2,5 cm agar dapat mengisi
drum atau lubang lebih banyak dan matangnya merata.
a. Pembakaran
1) Menggunakan Lubang dan Dapur Pengarangan Pembakaran dapat dilakukan dengan salah satu cara
berikut ini.
Lubang atau dapur pengarangan diisi dengan
tempurung setinggi 30 cm, kemudian dibakar.
Bila lapisan tempurung ini mulai terbakar, di atas
lapisan yang sedang terbakar dimasukkan lagi
tempurung baru sebanyak lapisan sebelumnya. Hal
ini dilakukan terus sampai ruangan terisi penuh.
Setelah itu, lubang atau dapur pembakaran ditutup
rapat. Jika menggunakan lubang pembakaran, di atas
penutup dapat ditambahkan tanah sehingga
penutupan menjadi lebih rapat.
Pada bagian tengah lubang atau dapur pengarangan
diletakkan balok kayu atau bambu (diameter 15-20
cm) secara tegak lurus, lalu isilah lubang tempurung
sampai penuh.
Setelah itu, balok kayu atau bambu dicabut secara
pelan-pelan dan hati-hati sehingga pada bagian
tengah lubang atau dapur pengarangan terbentuk
lubang kecil. Ke dalam lubang kecil tersebut,
masukkan sabut atau daun yang telah dibasahi dengan
minyak tanah, lalu dibakar. Tempurung akan terbakar
dari dasar, dan perlahan merambat ke atas.
Segera setelah semua tempurung terbakar, lubang
atau dapur pengarangan ditutup dengan rapat. Untuk
mengeluarkan asap, tutup harus di buka 2 kali sehari.
Proses pengarangan ini berlangsung antara 5 hingga 7
hari.
I - 29
2) Pembakaran dengan Menggunakan Kiln
Kiln diisi dengan tempurung sepadat dan serapat
mungkin. Kiln yang dibuat dari drum bekas dapat
diisi sekitar 90 kg tempurung.
Lubang udara pada baris pertama dan kedua dari atas
kemudian ditutup. Setelah itu, di dalam dasar ruang
"kassa api pertama", masukkan bahan-bahan yang
mudah terbakar, seperti daun kering dan sabut yang
telah dibasahi dengan minyak tanah, dan dibakar.
Kemudian kiln ditutup.
Segera setelah tempurung pada dasar kiln terbakar
dan api mulai merambat ke bagian atas lubang ketiga
yang terbuka, lubang ketiga tersebut ditutup rapat.
Sementara itu, lobang baris kedua biarkan terbuka.
Demikian seterusnya sampai ke lubang baris pertama
(paling atas).
Selama pembakaran, volume arang akan berkurang,
karena itu tempurung dapat ditambahkan untuk
memenuhi volume ruang pengarangan.
b. Pemilahan dan Pengemasan
Setelah selesai dibakar, arang dibakar kembali. Arang yang
belum terbakar sempurna dibakar kembali. Arang yang telah
terbakar sempurna kemudian diayak dengan anyaman kawat
(besar lubang 0,6-1,0 cm) untuk memisahkannya dari tanah,
debu dan kerikil. Sebelum dikemas, arang dibiarkan pada
udara terbuka selama 12 hingga 15 hari. Setelah itu, arang
dikemas di dalam kantung plastik atau karung goni.
4. Cara menyimpan arang tempurung
a. Bersihkan dulu permukaan atas dan bawah, baru tutup
drum dibuka. Balikkan drum.
b. Tuangkan arang pada selembar karung plastik yang telah
disiapkan. Jangan dituangkan langsung ke tanah.
c. Singkirkan tempurung yang tidak terbakar atau arang
setengah matang, dan isi arang yang bagus atau matang
I - 30
ke dalam karung. Arang yang matang terlihat hitam
mengkilap dan bersinar jika dipatahkan. Jika arang akan
dijual, sebaiknya diayak terlebih dahulu sebelum
dimasukkan ke dalam karung.
Apa Manfaat Lain Arang Tempurung?
Selain digunakan di rumah sebagai alternatif bahan bakar, arang
juga bisa menjadi rupiah. Di Likupang, arang tempurung cukup
laku dan diburu sejumlah pembeli yang berasal dari Manado
dengan harga bervariasi.
Arang (terutama kategori arang aktif) memang dapat
dimanfaatkan untuk proses produksi seperti pada pabrik
pembuatan minyak kelapa, pabrik batu baterai dan pengolahan
emas. Arang juga baik untuk ditabur di sekeliling kandang
hewan seperti babi atau kambing untuk mengurangi bau yang
menyengat.
Foto: Pembaruan/Heri Soba
I - 31
Bagian Ketiga
Membuat Biogas
Mengapa harus Biogas?
Beberapa waktu ini kita
dipusingkan oleh kenaikan
harga bahan bakar minyak
(terutama minyak tanah) dan gas
elpiji untuk rumah tangga
maupun industri. Di sisi lain,
dengan meningkatnya
kebutuhan persediaan BBM juga
sempat langka di beberapa
tempat di Indonesia.
Meskipun Indonesia adalah salah satu negara penghasil minyak
dan gas, namun berkurangnya cadangan minyak, penghapusan
subsidi yang diterapkan pemerintah menyebabkan harga minyak
labil dan kualitas lingkungan menurun akibat penggunaan bahan
bakar fosil yang berlebihan.
Program konversi minyak tanah ke gas belum serta merta
diimbangi oleh persediaan yang cukup, sehingga masih banyak
dijumpai antrian para pembeli minyak tanah maupun gas.
Kayu, menjadi alternatif bahan bakar, terutama di daerah yang
berdekatan dengan hutan. Hal ini menyebabkan tekanan
terhadap hutan juga meningkat dan perlu mendapatkan perhatian.
Padahal, alam telah menyediakan banyak enrgi alternatif selain
kayu. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber-sumber energi
alternatif yang terbarukan dan ramah lingkungan harus menjadi
pilihan.
Salah satu bahan bakar alternatif yang dapat dikembangkan
adalah biogas. Jenis bahan bakar biogas ini dihasilkan dari
pengolahan limbah rumah tangga, kotoran hewan (ayam, sapi,
I - 32
babi), atau sampah organik. Dengan demikian, biogas memiliki
peluang yang besar dalam pengembangannya karena bahannya
dapat diperoleh dari sekitar tempat tinggal kita.
Apa itu Biogas?
Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flamable) yang
dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri-bakteri anaerob yang berasal dari limbah rumah tangga,
kotoran hewan (sapi, babi, ayam) dan sampah organik.
Menurut beberapa literatur, sejarah keberadaan biogas sendiri
sebenarnya sudah ada sejak kebudayaan Mesir, China, dan
Romawi Kuno. Masyarakat pada waktu itu diketahui telah
memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan
panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini
dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro
Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806
mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai
methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner
(1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan
methan.
Siapa sasarannya dan apa manfaatnya?
Sasaran dari program pengembangan biogas ini adalah:
1. Penerapan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan
berupa energi biogas dapat tersosialisasi dan diterapkan
dengan baik di tingkat masyarakat target program PNPM
LMP
2. Adanya contoh model biogas di tingkat masyarakat target
program PNPM LMP.
Diharapkan penerapan teknologi tepat guna berupa biogas ini
memberi manfaat untuk:
1. Penyediaan energi untuk rumah tangga di desa,
2. Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan
energi konvensional, yaitu minyak tanah dan gas elpiji/LPG,
I - 33
3. Meningkatkan ekonomi dan taraf hidup masyarakat desa,
4. Mengurangi penggunaan sumberdaya alam (kayu) sehingga
kelestarian sumber daya alam dapat terjaga, khususnya di
hutan.
Bagaimana biogas bisa terbentuk?
Komponen biogas yang paling penting adalah gas methan, selain
itu juga gas-gas lain yang dihasilkan dalam ruangan yang disebut
digester. Biogas yang dihasilkan oleh biodigester sebagian besar
terdiri dari 54% – 70% metana (CH4), 27– 45% karbondioksida
(CO2), 3%-5% nitrogen (N2), 1%-0% hidrogen (H2), 0,1%
karbon monoksida (CO), 0,1% oksigen (O2) dan sedikit hidrogen
sulfida (H2S).
Biogas dapat dihasilkan pada hari ke 4–5 sesudah biodigester
terisi penuh, dan mencapai puncaknya pada hari ke 20–25. Akan
tetapi perlu juga dipertimbangan ketinggian lokasi
pembuatannya karena pada suhu dingin biasanya bakteri lambat
berproses sehingga biogas yang dihasilkan mungkin lebih lama.
Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses
pembentukan biogas:
1. Kelompok bakteri fermentatif, yaitu: Steptococci,
Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae,
2. Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Desulfovibrio,
3. Kelompok bakteri metana, yaitu Mathanobacterium,
Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus.
Sedangkan terkait dengan temperatur, secara umum ada 3
rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:
1. Psicrophilic (suhu 4o – 20
o C), biasanya untuk negara-negara
subtropics atau beriklim dingin,
2. Mesophilic (suhu 20o – 40
o C),
3. Thermophilic (suhu 40o – 60
o C), hanya untuk men-digesti
material, bukan untuk menghasilkan biogas.
I - 34
Dengan demikian, untuk negara tropis seperti Indonesia,
digunakan unheated digester (digester tanpa pemanasan) pada
kondisi kondisi temperatur tanah 20o – 30
o C.
Berikut ini diagram fase-fase dalam pembentukan biogas
Diagram 1. Fase pembentukan biogas
Prinsip utama proses pembentukan biogas adalah pengumpulan
kotoran ternak atau kotoran manusia ke dalam tangki
plastik/pralon yang kedap udara, yang disebut dengan tanki
digester. Di dalamnya kotoran-kotoran tersebut akan dicerna
dan difermentasi oleh bakteri-bakteri seperti disebutkan di atas.
Gas yang dihasilkan akan tertampung dalam digester. Terjadinya
penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga
dari tekanan tersebut dapat disalurkan melalui pipa yang
Material Organik
FASE INPUT
FASE PRODUKSI
FASE OUTPUT
BIOGAS
PEMBUANGAN
I - 35
dipergunakan untuk keperluan bahan bakar atau pembangkit
listrik.
Gas tersebut sangat baik untuk pembakaran karena menghasilkan
panas yang tinggi, tidak berbau, tidak berasap, dan api yang
dihasilkan berwarna biru. Selain itu, pupuk kandang yang
dihasilkan dari pembuangan bahan biogas ini akan menaikkan
kandungan bahan organik sehingga menjadi pupuk kandang
yang sangat baik dan siap pakai.
Untuk membandingkan jumlah kotoran/tinja yang dihasilkan dari
ternak, berikut ini gambaran dari perbandingan jumlah tersebut.
Tabel 1. Perbandingan jumlah kotoran/tinja yang dihasilkan
ternak dan manusia
No. Jenis Ternak Jml. Tinja
per
hari/kg
Persentase
Kandungan
Air
Bahan
Kering
1 Sapi 28 80 20
2 Sapi perah 28 80 20
3 Kerbau 35 83 17
4 Kambing 1,13 74 26
5 Domba 1,13 74 26
6 Babi 3,41 67 33
7 Ayam/kampung/ras 0,18 72 28
8 Itik 0,34 62 38
9 Manusia 0,15 77 23
Sumber : Buku saku petenakan, Dit.Bina Program Dirjen
Peternakan
Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain 1 m3 biogas setara
dengan: elpiji 0,46 kg, minyak tanah 0,62 liter, minyak solar
I - 36
0,52 liter, bensin 0,80 liter, gas kota 1,50 m3, dan kayu bakar
3,50 kg. Sedangkan produksi biogas dari berbagai bahan
organik dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Produksi biogas dari berbagai bahan organik
No. Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt)
1 Kotoran Sapi 1 40
2 Kotoran Kerbau 1 30
3 Kotoran Babi 1 60
4 Kotoran Ayam 1 70
Bahan dan peralatan
Tabel di bawah ini memperlihatkan bahan dan peralatan yang
dibutuhkan:
Sumber : Hasil Prototipe Kanopi Indonesia, 2008
Kebutuhan
Bahan/Alat
Jenis & Jumlah
Bak Mixer Semen, batubata, pasir, kawat ram/filter-1cm),
pralon 4 inch, sok L 4 inch
Digester Pembuatan lubang digester (tenaga) plastik
digester PE 150x08
Outlet gas PVC drat ulir, ban dalam bekas, jeriken bekas
Peneduh+Penampung
Gas
Bambu/kayu, terpal 9x6 m, paku, plastik PE
Alas Digester Terpal 9x6 m
Outlet slurry Pipa paralon PVC wavin ¾ 4m, plastik
penampung gas, T pipa, L pipa, sox ¾, tali nylon,
kawat, lem PVC, TBA besar, TBA kecil, Kran,
selang
Botol penjebak Botol bekas aqua/mizone 1,5L
Kompor Kompor gas/kompor minyak
I - 37
Jenis Digester Pemilihan jenis digester disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan pembiayaan/dana. Dari segi konstruksi, digester
dibedakan menjadi:
1. Fixed dome, digester ini memiliki volume tetap sehingga
produksi gas akan meningkatkan tekanan dalam reaktor (
digester). Karena itu, dalam konstruksi ini gas yang
terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpul gas di luar
reaktor.
2. Floating dome, pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi
reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan
kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini
juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam
reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada
dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.
Komponen Digester Komponen pada digester sangat bervariasi, tergantung pada
jenis biodigester yang digunakan. Tetapi, secara umum digester
terdiri dari komponen-komponen utama sebagai berikut:
1. Saluran masuk slurry (kotoran segar)
Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran
kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama.
Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi
biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari
terbentuknya endapan pada saluran masuk. Slurry sebaiknya
telah disaring untuk menghindari bahan-bahan lain yang
masuk ke dalam reaktor
2. Saluran keluar residu
Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang
telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja
berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik.
I - 38
Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan
yang pertama setelah waktu retensi.
3. Katup pengaman tekanan (control valve)
Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan
gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan
prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih
tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T,
sehingga tekanan dalam digester akan turun.
4. Sistem pengaduk
Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
pengadukan mekanis, sirkulasi substrat digester, atau
sirkulasi ulang produksi biogas ke atas biodigester
menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk
mengurangi pengendapan dan meningkatkan produktifitas
digester karena kondisi substrat yang seragam.
5. Saluran gas
Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk
menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku,
pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja
antikarat.
6. Tangki/Wadah penyimpan gas
Konstruksi tangki atau wadah penyimpan gas dibuat khusus
gar tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam bahan
seragam.
Di sisi lain, untuk teknik dan bahan yang lebih murah dapat
digunakan plastik untuk pembangkitnya/reaktor. Plastik yang
digunakan adalah polyethylene (PE) tubular dengan tipe
pembangkit horizontal continous feed, biasa disebut juga tipe
plug-flow. Pertimbangan tersebut dilakukan karena biaya relatif
rendah, instalasinya mudah dan bahan/alat yang digunakan
mudah ditemukan di lokasi.
I - 39
Gambar 1. Reaktor/Digester biogas plastik
Sumber : http://manglayang.blogsome.com/biogas-infrastruktur-
part1
Gambar 2.Reaktor/Digester biogas drum
I - 40
Tahap pembuatan biogas
Pertama, siapkan bahan baku organik yang dapat dicerna oleh
bakteri dan mikroorganisme yang ada dalam pembangkit biogas
dengan terlebih dicampur antara kotoran sapi/ternak dengan air.
Tahap selanjutnya adalah input, yaitu melakukan pengolahan
terhadap bahan baku agar dapat memenuhi persyaratan
pembuatan biogas, yaitu:
a. Penyaringan bahan baku
Penyaringan ini dilakukan agar bahan baku tidak
mengandung serat yang terlalu kasar. Serat kasar tersebut
berupa sampah atau kotoran lain dari kandang selain kotoran
ternak, misalnya serpihan kayu, akar, daun keras, sisa batang
rumput atau kotoran lainnya yang kebanyakan berupa sisa-
sisa pakan ternak yang terlalu kasar.
b. Pencampuran dengan air dan pengadukan
Air berguna bagi mikroorganisme di dalam pembangkit
sebagai media transpor saat pencampuran kotoran. Campuran
tidak boleh terlalu encer atau terlalu kental karena dapat
mengganggu kinerja pembangkit/reaktor dan menyulitkan
saat penanganan hasil keluaran pembangkit biogas. Sebagai
panduan dasar, campuran yang baik berkisar antara 7% - 9%
bahan padat.
c. Memasukkan bahan organik
Terlebih dahulu, buatlah keran sederhana agar dalam
memasukkan bahan organik ke dalam pembangkit dapat
dilakukan dengan mudah.
Bak Pencampur/Mixer
Bak ini dibuat untuk mencampur kotoran ternak dan air untuk
dialirkan menuju pembangkit. Ukuran bak pencampur bisa
dibuat dengan ukuran 50x50x50cm ditambah dengan kasa/screen
I - 41
terbuat dari kawat ayam dengan mesh +/- 1cm. Desain bak
permanen dengan bahan semen dan batu bata.
Saluran Pembangkit/Reaktor (Digester)
Pembangkit yang terbuat dari plastik polyethylene (PE)
ditempatkan setengah terkubur di dalam tanah. Sehingga perlu
dibuatkan semacam parit sebagai wadah agar pembangkit yang
berbentuk tubular dapat disimpan dengan baik. Parit ini
berukuran panjang 6m, lebar atas 95cm, lebar bawah 75cm,
tinggi di ujung input adalah 85cm, dan tinggi di ujung output
95cm.
Plastik PE yang digunakan lebar bentang 150cm, apabila
membentuk tubular, diameternya sekitar 95cm. Kapasitas
pembangkit ± 4000 liter. Saluran tersebut memiliki inklinasi
sekitar 2 – 3 derajat turun mengarah ke lubang output. Inklinasi
ini dibuat untuk memaksimalkan volume pembangkit yang dapat
diisi oleh bahan baku.
Pembangkit Reaktor Biogas/Digester
Desain pembangkit biogas dari kantung plastik polyethylene ini
adalah sebagai berikut:
Gambar3. Desain Digester
I - 42
Digunakan koneksi selang 5/8” dari gas outlet menuju botol
jebakan uap air/klep pengaman. Selang di klem ke socket
selang plastik kemudian disambungkan ke PVC SDD dan
dengan menggunakan lem PVC disambung ke pipa PVC ¾”.
Sebagai cincin/ring digunakan plastik yang dipotong dari jerigen
bekas oli yang menjepit ring kedua yaitu karet ban dalam mobil.
Di dalam kantung plastik, juga terdapat 2 buah ring dan SDL.
Atau dengan memotong ujung bawah SDL, sehingga dasar
permukaan SDL lebih tinggi terhadap cairan kotoran. Hal ini
untuk menghindari terjadinya mampet pada saluran gas outlet.
Kami menyarankan untuk menggunakan karet ban dalam mobil
untuk membuat cincin, karena lebih tebal, selain itu karena
kegiatan ini banyak
membutuhkan karet ban
(motor) yang tidak mudah
robek.
Gambar 4. Pembuatan Digester
Penggunaan Plastik
Polyethylene (PE)
Plastik PE ukuran lebar 150
cm (150x0.15) dapat di beli di
toko-toko plastik. Idealnya,
akan lebih bagus bila plastik
yang digunakan plastik lebih
tebal. Menurut FAO akan
lebih baik apabila menggunakan plastik yang memiliki anti ultra-
violet (UV) seperti yang digunakan di rumah rumah kaca
(biasanya berwarna kuning agak kehijau hijauan). Plastik PE
adalah bahan yang cukup kuat, namun apabila terlipat dapat
meninggalkan goresan, dan ketika terkena panas matahari dan air
hujan bisa retak dan sobek. Sebaiknyaya plastik PE dirangkap
dua, untuk menjamin ketebalan dan kekuatan.
I - 43
Selanjutnya, setelah ke dua lembar plastik disamakan ujung
ujungnya, dan lembar kedua dipotong, kini saatnya memasang
gas outlet. Tentukan salah satu ujung yang akan menjadi ujung
atas dan ukurlah sepanjang 1.5 meter dari ujung tersebut dan
tandai dengan spidol. Tanda tersebut harus tepat berada di bagian
tengah plastik, sehingga diharapkan gas outlet tepat berada di
tengah atas permukaan pembangkit. Lubang yang akan dibuat
sebaiknya lebih besar sedikit dari diameter luar dari ulir SDL
(socket drat luar) gas outlet.
Kemudian, pasanglah saluran kotoran, baik saluran masuk
maupun keluar. Ini adalah tahap yang perlu dikerjakan dengan
hati-hati dan rapi agar tidak menimbulkan kebocoran. Pipa yang
digunakan berbeda untuk saluran masuk dan keluar,
pertimbangannya adalah ketersediaan bahan yang ada di gudang.
Panjang pipa kurang lebih 75 – 100 cm sedangkan ukuran pipa
masuk dan keluar adalah sama, yaitu diameter antara 10 – 15cm.
Dapat pula digunakan PVC dengan ukuran 4” atau 6”, namun
harganya mahal. Atau, bisa juga menggunakan pipa keramik jika
memungkinkan, atau
memakai ember plastik
yang dipotong dasarnya dan
disambung, dan lain
sebagainya. Masukkan
setengah dari panjang pipa
ke dalam 2 lembar plastik
PE.
Pastikan ikatan tali karet
benar-benar kuat. Perlu
diingat, banyak tali karet
bekas yang karetnya rapuh
dan mudah putus. Yang
perlu diperhatikan juga
adalah pengikatan tali karet
harus saling menutupi atau
tumpang tindih (overlap),
I - 44
dan ujung plastik jangan sampai terlihat. Tambahkan beberapa
putaran lagi untuk memastikan sambungan benar-benar kedap
atau tidak bocor.
Menggelembungkan Pembangkit
Setelah kedua pipa terpasang dengan baik, langkah selanjutnya
adalah memindahkan pembangkit ke dalam parit/selokan yang
telah dibuat sebelumnya. Untuk memindahkan plastik
pembangkit perlu menggelembungkan dahulu plastik
pembangkit sehingga pembangkit dapat ditempatkan dengan
baik dan mengisi ruangan parit dengan baik. Selain itu fungsi
penggelembungan adalah untuk memastikan bahwa semua
sambungan telah terpasang dengan baik.
Karena prinsip dasar pembangkit biogas adalah anaerob atau
tidak bersentuhan dengan udara bebas (terutama oksigen), maka
teknik penggelembungan awal adalah dengan mengisi plastik
pembangkit dengan gas buang kendaraan bermotor. Sebelumnya
pipa outlet kita tutup dahulu dengan kantong plastik kresek, lalu
ikat dengan tali karet, termasuk gas outlet.
Memasang
Pembangkit atau
Reaktor Setelah pembangkit
atau reaktor
terpasang pada
tempatnya, isilah
pembangkit dengan
sedikit air untuk
menghindari
terlipatnya plastik
dan membuatnya
terpasang lebih baik. Kemudian, pasanglah pipa inlet pada
lubang outlet dari bak pencampur/mixer, lalu pasangkan sumbat.
I - 45
Sedangkan gas outlet dan pipa outlet biarkan tetap tertutup.
Setelah pemasangan ini, pengisian sudah dapat dilakukan.
Biasanya, 20 hari kemudian akan terlihat gas sudah mulai
dihasilkan. Tandanya, plastik pengembang mulai
menggelembung dan keras.
Tanki Penampung
Tanki penampung umumnya
berkapasitas 1.700-2.500 liter, terbuat
dari plastik PE sebanyak 1 lapis.
Dimensi tanki bisa dibuat dengan
diameter 95 cm dan panjang 250 cm.
Pengerjaannya mirip dengan pembuatan
pembangkit. Bedaanya, hanya satu
ujung saja yang diberi pipa. Untuk
instalasi utama gunakan selalu pipa
PVC½ inci -¾ inci. Akan lebih baik
apabila ujung bawah tanki tidak diikat
langsung, tapi diberi pipa PVC yang
ditutup oleh dop PVC, baru kemudian
lembaran plastik diikatkan pada pipa tersebut seperti langkah
sebelumnya.
Saluran Biogas Pipa utamanya menggunakan pipa PVC
ukuran ¾ inci. Sambungan dapat dibuat
permanen dengan lem PVC. Atau, bisa
juga semi permanen, yaitu dengan
mengikat sambungan pipa dengan tali
karet. Hanya sambungan yang penting
saja yang diberi lem. Sambungan penting
ini diantaranya adalah sambungan katup
bola/keran (ball valve).
I - 46
Pada gambar terlihat botol bekas air mineral 1.5 liter yang
berfungsi sebagai water vapor (penjebak/pengaman uap air) dan
katup keamanan. Skema water vapor adalah sebagai berikut:
Botol pengaman/penjebak ini sebaiknya diletakkan pada bagian
terbawah dari saluran biogas, tepat setelah pembangkit. Hal ini
dimaksudkan agar uap air hasil kondensasi mudah turun dan
masuk ke dalam botol. Air yang berlebihan dalam sistem
menyebabkan saluran biogas mampet, selain itu adanya
kandungan air dalam biogas dapat menurunkan tingkat panas api
dan membuat api berwarna kemerah-merahan. Lubang air pada
botol penjebak selain berfungsi sebagai lubang pengisian juga
sebagai pengatur tinggi muka air.
Kompor Biogas
Penyiapan kompor dilakukan dengan menyambungkan pipa
biogas ke selang yang biasa digunakan pada kompor gas
LPG/kompor minyak bekas, kemudian bagian ujungnya
disambungkan dengan selang tembaga berdiameter bagian dalam
(Internal Diameter; ID) sekitar 0.5cm. Katup gas dibuka dan
ujung pipa didekatkan pada sumber api.
Gambar 10. Saluran biogas ke kompor
I - 47
CONTOH RENCANA ANGGARAN BIAYA BIO-
DIGESTER
Kebutuhan Item Jumlah
Bak Mixer semen 5 Kg
batu bata - -
pasir - -
Kawat Ram (filter) 1cm 1 M²
Pralon 4 inci tanpa merk 1
batang
(4m)
sok L 4 inci 3
Digester pembuatan lubang digester
(tenaga)
plastik digester (PE 150x08) 13 Meter
Outlet gas PVC drat uliir Pasang
Ban dalam bekas 2 -
Drigen bekas 1 -
Peneduh Bambu 1 Batang
Terpal 9x7 10 -
paku 1 Kg
Outlet
slurry Pipa wavin 4 inci 2 batang(4m)
Ban dalam bekas 1 -
Bak
Penampun
g Gas
Pipa Paralon PVC wavin 3/4
batang
(4m)
Plastik penanmpungan gas 5 Meter
T Pipa 12 --
L Pipa 2 -
Sox 3/4 16 -
tali tampar 2
gulung
(10m)
Kawat 1
gulung
(5m)
lem PVC 4 -
TBA besar 2 -
I - 48
TBA kecil 1 -
Kran 1 -
botol
penjebak botol aqua bekas 1.5 liter 3 -
kompor
gas kompor gas (kompor minya) 1 -
lain-lain bensin & makan 4 Hari
TOTAL
I - 49
Bagian Keempat
Membuat Piko-hidro
Mengapa harus Piko-hidro?
Krisis energi sudah mulai
dirasakan, aliran listrik
sering mati bergiliran sudah
tak asing lagi di Indonesia.
Sementara itu, kebutuhan
akan listrik terus meningkat
dari waktu ke waktu.
Penambahan kapasitas
listrik telah dilakukan
dengan berbagai cara,
termasuk pemanfaatan batu bara yang merupakan pemasok gas
rumah kaca terbesar di planet ini. Sedangkan di beberapa daerah
pemanfaatan BBM untuk pembangkit listrik, juga ada dimana-
mana.
Sementara, alam menyediakan segala sesuatu untuk kebutuhan
manusia, termasuk air, angin dan cahaya matahari yang
melimpah sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan
menjadi “penghasil listrik” bagi kebutuhan hidup.
Sesungguhnya, air mengalir yang yang debitnya kurang dari 10
liter per detik saja sudah dapat menghasilkan aliran listrik, tak
perlu membuat bendungan. Listrik yang dihasilkan pun cukup
untuk kebutuhan rumah tangga. Maka, mengapa tidak dicoba….?
Kini ditemukan sebuah teknologi sederhana untuk memenuhi
kebutuhan listrik, yaitu dengan alat yang disebut Piko-hidro. Alat
ini ada beberapa cara untuk menghasilkan listrik, dengan
menggunakan atau memanfaatkan aliran air yang jatuh dari
sebuah bak, atau bendungan kecil. Ada dua bentuk piko-hidro,
yaitu:
I - 50
1. Piko-hidro celup, di mana
turbin dan pembangkit
listrik dicelupkan ke
dalam air,
2. Piko-hidro semi celup,
artinya turbin dicelupkan
ke dalam air, sedangkan
pembangkitnya berada di
atas dengan menggunakan
pipa.
Cara penyiapan Piko-hidro
celup adalah:
1. Bak dengan ukuran 40x40 cm, dan di dalamnya dibuat
lubang paralon. Lubang paralon ini sebagai saluran
pembuangan, dan sekaligus sebagai tempat menaruh
turbin.
2. Ketinggian dari bak ke pembuangan antara 2-3 meter.
3. Bak diisi dengan air, serta pengisian air ini sebaiknya
konstan atau tetap. Artinya pemasukan dan pengeluaran
seimbang.
4. Pertama-tama isi bak hingga penuh, kemudian
dimasukkan piko-hidro celup. Air buangan dengan arus
yang tinggi, akan memutarkan turbin, turbin memutar
pembangkit listrik.
Piko-hidro celup sudah dipasarkan dan diproduksi oleh CV.
Cihanjuang Inti Teknik (CIT) Jl. Cihanjuang no 204, Kelurahan
Cibabat - Cimahi Utara – Cimahi, Kabupaten Bandung.
Contoh :
Model Turbin Celup TC-60
Keunggulan Turbin Celup antara lain:
Instalasi sipil dan instalasi listrik sederhana,
Kebutuhan air sedikit, banyak potensi yang bisa diterapkan,
I - 51
Tak perlu perawatan khusus (maintenance free),
Tanpa bahan bakar, memiliki perangkat tambahan yang
mampu menaikkan tingkat keawetan, performansi dan
kapasitas energi (ampere-jam) seperti sistem kontrol beban,
aki (baterry) dengan inverter. Menggunakan teknologi
lampu LED,
Garansi 3 bulan
Spesifikasi Sistem
Jenis Turbin : Propeller Open Flume
Jenis Generator : Permanent Magnet
Tegangan : 200 - 220 volt
Tegangan tanpa beban : ± 300 Volt
Frekuensi : 90 Hz
Putaran : ± 2700 rpm
Disain Head : 3 meter
Disain Debit : 5.5 liter/detik
Rating power : 100 watt
I - 52
Bagian Kelima
Sumur Resapan
Mengapa membuat sumur resapan?
Kualitas lingkungan yang makin buruk dewasa ini, tak lepas dari
ulah manusia. Kawasan hutan atau daerah yang dicadangkan
untuk kawasan resapan telah menjadi lahan pemukiman.
Akibatnya, air hujan atau air yang mengalir di atas tanah yang
seharusnya dapat diserap oleh tanah secara penuh menjadi sangat
berkurang dengan adanya kepadatan pemukiman dan penduduk.
Kebutuhan terhadap air bersih meningkat namun tidak diimbangi
dengan kualitas air yang ada. Salah satu bentuk penyelesaian
masalah ketersediaan air ini adalah dengan membuat sumur
resapan.
Sumur resapan sangat dibutuhkan mengingat:
Minimnya langkah konservasi air tanah telah
menurunkan muka air tanah.
Sumur resapan berfungsi sebagai pengganti lahan
terbuka di daerah tangkapan air yang telah dikonversi
menjadi perumahan.
Sumur resapan sangat efektif untuk meningkatkan
serapan air ke dalam tanah.
I - 53
Air tanah yang dikeluarkan dari dalam bumi pada dasarnya sama
saja dengan pengeluaran bahan/material berharga yang lain
seperti : emas, batu bara, minyak atau gas. Air biasanya
mempunyai batasan yang istimewa, yaitu dianggap sebagai
sumber alami yang dapat diperbaharui. Angapan ini perlu
kiranya untuk dikoreksi..!! Karena sebenarnya anggapan ini
hanya dapat berlaku jika terdapat keseimbangan antara
masukan/imbuhan air dengan exploitasi di dalam kawasan
tangkapan atau tadahan air.
Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang
sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan
air permukaan. Dengan pembiayaan yang (secara relatif) tidak
terlalu tinggi, pengadaan sumur resapan ini dapat dilakukan oleh
setiap pembangunan satu rumah tinggal.
Bagaimana Prinsip Kerja Sumur Resapan?
Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air
buangan dari permukaan tanah ke akuifer air tanah. Alirannya
berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan cara
pembangunannya mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur
akan lebih praktis apabila terdapat akuifer (lapisan pembawa air)
tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbuhkan, atau pada
suatu kawasan kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas.
Sumbernya airnya dari mana?
Dari saluran rumah (atap) saat hujan, dapat berjumlah
banyak atau sedikit
Dari saluran air biasanya dalam jumlah banyak namun
kwalitar air kurang (kotor)
Bagaimana membuatnya?
Untuk membuat sumur resapan diperlukan beberapa hal berikut:
I - 54
Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak
pada tanah berlereng, curam, atau labil,
Sumur resapan harus jauh dari tempat penimbunan
sampah, jauh dari "septic tank" (minimum 5 m diukur
dari tepi), dan berjarak minimum 1 meter dari fondasi
bangunan,
Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi
empat sesuai selera,
Kedalaman air tanah minimum 1,50 m pada musim
hujan,
Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir
atau maksimal 2 m di bawah permukaan air tanah.
Bagaimana spesifikasinya?
Spesifikasi sumur resapan meliputi :
Penutup sumur, dapat menggunakan plat beton bertulang
tebal 10 cm dicampur satu bagian semen, dua bagian pasir,
dan tiga bagian kerikil. Dapat juga menggunakan pelat beton
tidak bertulang setebal 10 sentimeter dengan campuran
perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak diberi
beban di atasnya. Atau, menggunakan ferocement setebal 10
cm.
Dinding sumur, bagian atas dan bawah dapat menggunakan
buis beton. Dinding sumur bagian atas juga dapat hanya
menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu
bagian semen, empat bagian pasir, di-plester atau di-aci
semen.
Pengisi sumur, dapat menggunakan batu pecah ukuran 10-20
cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang.
Pecahan batu tersebut disusun berongga.
Saluran air hujan, dapat menggunakan pipa PVC
berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 milimeter,
dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm
I - 55
Penampang Sumur Resapan
I - 56
Bagian Keenam
Biopori
Apa itu biopori?
Biopori atau lubang resapan, merupakan teknik baru dalam
memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar kita. Biopori
merupakan metoda yang pertama kali dicetuskan oleh Dr. Kamir
R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor yang
ditujukan untuk membantu mengatasi masalah sampah
perkotaan, juga diharapkan menjadi solusi atas bencana banjir
yang selalu melanda Jakarta yaitu dengan cara meningkatkan
daya resap air pada tanah.
Apa manfaatnya?
Manfaat dari pembuataan biopori ini antara lain :
Pembuatan kompos
Penyubur tanah
Beternak cacing
Mengurangi penumpukan sampah
Mengurangi gerusan air (erosi) pada lahan miring
Fungsi lain dari pembuatan biopori adalah :
Akan membantu penumpukan sampah di TPA.
Mengurangi bau yang menyengat, karena dimasukkan
dalam lubang kecil, sehingga terhindar dari penyakit,
terutama yang disebarkan oleh lalat.
Menyuburkan tanah, lebih baik kalau dibuat di sekitar
pohon.
Kompos yang dihasilkan dapat untuk pupuk tanaman
hias (pot).
Bagaimana membuatnya?
Biopori adalah lubang silindris digali secara vertikal
dengan diameter 10 – 20 cm dengan kedalaman 80 – 100
I - 57
cm atau dengan pertimbangan tidak sampai melampaui
muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak
antarlubang antara 50 - 100 cm,
Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3
cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang,
Memasukkan sampah organik di dalamnya dan perlu
selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah
berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan,
Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil
pada setiap akhir musim kemarau dengan pemeliharaan
lubang resapan.
Skema pembuatan biopori
- 10 cm -
1 – 1,5 m Mata Bor Biopori garis tengah 10 cm
Tutup atas
Sampah Organik
I - 58
Bagian Ketujuh
Membuat Bakso Ikan
Apa itu baso ikan? Baso ikan adalah campuran homogen ikan, tepung pati dan
bumbu yang telah mengalami proses ekstrusi dan pemasakan.
Cara pembuatan baso tidak sulit. Ikan digiling halus atau
ditumbuk, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di
dalam alat pencampur khusus sehingga bahan tercampur menjadi
bahan pasta (cairan kental) yang sangat rata dan halus. Setelah
itu pasta dicetak berbentuk bulat dan direbus sampai matang.
Baso yang bermutu bagus dapat dibuat tanpa penambahan bahan
kimia apapun.
Apa saja bahan yang diperlukan?
1. Ikan. Ikan yang digunakan adalah ukuran sedang dan besar,
seperti ikan tongkol, tuna (sisiak), beledang, tenggiri, dan
gabua. Ikan harus segar, semakin segar semakin baik,
apalagi ikan yang baru ditangkap paling baik digunakan.
Ikan yang akan dijadikan baso lebih baik dibekukan secara
cepat sebelum digiling. Ikan beku akan memberikan rasa
dan aroma baso yang lebih gurih.
2. Tapioka. Yaitu tepung terbuat dari singkong atau ketela.
I - 59
3. Bumbu-bumbu. Rempah-rempah apa saja dapat dijadikan
bumbu. Akan tetapi biasanya pengusaha baso menggunakan
bawang merah, bawang putih, merica bubuk dan garam.
4. Telur. Telur digunakan agar adonan lebih halus, dan rasanya
lebih enak. Walaupun demikian, telur tidak selalu
digunakan dalam pembuatan baso. Telur ayam, itik dan
puyuh dapat digunakan.
5. Sodium tripoli fosfat. Bahan kimia ini berfungsi sebagai
pengemulsi sehingga dihasilkan adonan yang lebih rata
(homogen). Adonan yang lebih rata akan memberikan
tekstur baso yang lebih baik.
Peralatan yang digunakan
1. Penggiling dan Pencampur
Alat ini terdiri dari bagian penggiling baso berupa extruder
dan pencampur adonan. Pencampur adonan berupa piring
baja yang dilengkapi pengaduk sentrifugal yang dipasang
mendatar. Pengaduk tersebut berutar dengan kecepatan
tinggi sehingga bahan-bahan yang tidak liat dan tidak keras
akan dihancurkan.
2. Ketel Perebus.
Alat ini digunakan untuk merebus baso mentah menjadi
matang. Pengusaha baso biasanya menggunakan panci
sebagai ketel perebus.
Bagaimana cara membuatnya?
1. Persiapan a. Penyiangan. Mula-mula sisik disikat dari ekor mengarah
ke kepala dengan sikat ikan tanpa melukai dagingnya.
Kemudian ikan dicuci, dan sisik yang tertinggal dibuang.
Bagian di bawah insang dipotong tanpa menyebabkan
kepala ikan terpotong. Kemudian perut ikan dibelah dari
anus ke arah insang tanpa melukai jeroannya. Perut yang
sudah terbelah dibuka. Jeroan dan insang dibuang.
I - 60
Bagian dalam perut disikat dengan ujung pisau untuk
membuang sisa-sisa darah. Setelah itu, ikan dicuci
sampai bersih.
b. Filleting. Daging rusuk di sayat dari arah kepala ke ekor
sehingga diperoleh fillet. Daging yang tersisa pada
tulang dikerok dengan pisau dan dicampurkan dengan
fillet. Kulit pada fillet dikelupas dan dipisahkan. Kulit ini
tidak digunakan untuk membuat baso.
c. Pembekuan fillet. Fillet dibekukan secara cepat.
Kemudian digiling sampai halus menjadi bubur ikan.
Fillet tidak harus dibekukan, dan dapat langsung
digiling.
Tabel 1. Komposisi Bahan-Bahan Penyusun Baso
(Sentra Informasi IPTEK)
Bahan Jumlah (Gram)
Baso Kelas
atas
Baso Kelas
Menengah
Baso Kelas
Bawah
Daging 3.000 3.000 3.000
Tapioka 300 – 750 750 – 1.200 1.200 –
3.000
Bawang Merah 100 – 200 150 – 250 150 – 250
Bawang Putih 100 – 200 150 – 250 150 – 250
Merica Bubuk 20 20 20
Garam 30 – 50 40 – 60 50 – 70
Sodium
tripolifosfat
9 12 15
1
2. Penyusunan bahan
Komposisi bahan penyusun baso tergantung kepada rasa
baso yang diinginkan. Semakin banyak kandungan ikan,
semakin enak rasa basonya.
I - 61
3. Penggilingan ikan menjadi adonan baso
Bubur ikan diaduk dan lebih dihaluskan di dalam bagian
alat pencampur adonan. Setelah bubur ikan benar-benar rata
dan halus ditambahkan bumbu, sodium tripolifosfat, dan
tepung sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan
kecepatan tingi. Selama pengadukan, ditambahkan butiran
atau bongkahan es. Pengadukan dianggap selesai jika
terbentuk adonan yang rata, halus dan dapat dibulatkan bila
di remas dengan tangan, kemudian dikeluarkan melalui
lobang yang dibentuk oleh telunjuk dan ibu jari.
4. Pembuatan bulatan baso mentah dan perebusan
Adonan diremas-remas dengan telapak tangan, kemudian
dibuat bulatan dengan meremas-remas adonan, kemudian
dikeluarkan melalui lobang yng dibentuk oleh telunjuk dan
ibu jari. Dengan bantuan ujung sendok terbalik, bulatan
adonan secara cepat dimasukkan ke dalam air mendidih.
Bila sudah matang, baso akan mengapung. Baso ini
dibiarkan mengapung selama 5 menit, kemudian diangkat
untuk ditiriskan. Hasil yang diperoleh disebut baso ikan.
5. Penyimpanan
Baso merupakan bahan basah yang mudah rusak. Agar
dapat tahan lama, baso harus disimpan di dalam ruang
pembeku (freezer) dalam kemasan plastik tertutup rapat.
Suhu freezer hendaknya di bawah –18 ° C.
Pembuatan Kuah Baso
Kuah baso merupakan kaldu daging yang dibumbui untuk
dicampur dengan baso. Kebanyakan kuah baso berupa kaldu
yang sangat encer karena sangat sedikit menggunakan daging.
Kuah baso seperti ini biasanya ditambah monosodium glutamat
(MSG) dalam jumlah tinggi (sampai 2% atau 20 gram per liter
kuah).
I - 62
Agar kuah baso terasa enak, daging yang digunakan untuk
membuat baso sekurang-kurangnya 10% dari jumlah kuah baso
yang dihasilkan. Kuah baso seperti itu tidak perlu ditambah
MSG.
1. Bahan:
Air (4 liter),
Daging cincang kasar (300 gram).
Tulang cincang kasar (250 gram),
Bawang putih digiling halus (150 gram),
Bawang merah digiling halus (150 gram),
Merica halus (25 gram),
Seledri segar (5 tangkai),
Pala cacahan kasar (10 gram),
Kapulaga/gardamungu (4 buah),
Garam (secukupnya)
2. Cara Pengolahan:
Daging dicincang dan tulang direbus di dalam air
mendidih selama 30 menit,
Bawang putih, bawang merah dan merica yang telah
digiling halus ditumis dengan sedikit minyak sampai
harum,
Semua bumbu, kecuali seledri dimasukkan ke dalam
rebusan daging dan tulang yang mendidih,
Sepuluh menit kemudian, tambahkan irisan seledri, dan
kuah baso tetap dibiarkan mendidih sebentar, kemudian
di angkat,
Hasil yang diperoleh adalah kuah baso yang enak dan
gurih tanpa bahan kimia tambahan.
Bagian Kedelapan
Apotek Hidup di Pekarangan
Memanfaatkan pekarangan rumah
Pekarangan merupakan
sebidang tanah yang berada
di sekitar rumah yang terbatas
sering dipagari ada juga yang
tidak dipagari, biasanya
ditanami dengan
beranekaragam jenis ada
yang berumur panjang,
berumur pendek, menjalar,
memanjat, semak, pohon
rendah dan tinggi serta terdapat ternak. Dalam hal ini pekarangan
merupakan sebuah ekosistem buatan. Tentunya, pekarangan
yang berada di sekitar rumah kita tersebut jika dimanfaatkan
secara baik akan memberikan hasil yang memuaskan.
Pekarangan rumah kita yang kurang dimanfaatkan sebaiknya
mulai saat ini dipertimbangkan lagi untuk segera dimanfaatkan
dengan cara menanami tanaman produktif, seperti tanaman-
tanaman apotik hidup. Dengan menanam tanaman yang
produktif, pekarangan dapat memberikan manfaat lebih.
Pemanfaatan pekarangan dengan ditanami obat-obatan, bumbu-
bumbuan dan lainnya akan memberikan keuntungan yang
berlipat ganda bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Membuat apotik hidup adalah sebuah hal berguna yang mungkin
dapat menjadi alternatif pilihan positif ketika kita hendak
memanfaatkan halaman rumah. Dengan menanam tanaman obat
di pekarangan, maka kita berarti telah pula menjaga
kelangsungan keanekaragaman hayati Indonesia, dan yang
terpenting, kita dapat mendapatkan sumber obat-obatan terdekat
lxiv
dari rumah dan tentunya membantu mengurangi belanja obat-
obatan keluarga sekaligus menerapkan gaya hidup ramah
lingkungan dan Menambah nilai dari keberadaan pekarangan
rumah.
Apa saja manfaat
pekarangan?
1. Merupakan penghasil
(tambahan), seperti
bahan pangan atau
bahan obat-obatan
bahkan ternak untuk
kebutuhan hidup sehari-
hari dalam rangka hidup
sehat, murah dan
mudah.
2. Adanya lingkungan
yang nyaman, sehat dan indah, sangat mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan (suistanable development), karena pemanfaatan
pekarangan merupakan pelestarian ekosistem yang sangat
baik.
3. Mampu meningkatkan kualitas lingkungan yang sejuk, sehat
dan indah.
4. Memaksimalkan kebutuhan lahan dengan tanaman
hortikultura, obat-obatan, bumbu-bumbuan, rempah-rempah
dan lainnya.
5. Mengandung nilai pendidikan khususnya dapat mendidik
anggota keluarga.
Apotek hidup memiliki prinsip pokok, yaitu pemanfaatan
pekarangan dengan tanaman obat-obatan tradisional, baik
tanaman yang menghasilkan buah, bunga, biji atau daun.
lxv
Dalam hal ini apotik hidup juga mempunyai fungsi sosial, yaitu
apabila tetangga memerlukan obat, dapat kita diberikan, atau jika
hasil buah banyak, sebagian dapat diberikan ke tetangga atau ke
kerabat lainnya. Jenis tanaman untuk apotik hidup dan warung
hidup sangat banyak dan perlu dikembangkan.
Bagaimana membuat apotek hidup? Untuk membuat apotek hidup di pekarangan rumah, terlebih
dahulu perlu mengetahui bagaimana cara pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, serta pemanennya.
A. Pembibitan
1. Perbanyakan dengan Biji
(a) Biji di pilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya
berkualitas. Biji di keringanginkan dan kulitnya dibuang.
(b) Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm 3
dengan media tanah kebun dan pupuk kandang (1:1), biji
ditanam pada jarak 10-20 cm. Sebaiknya persemaian
diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi
jangan sampai udara di dalam persemaian menjadi
terlalu lembab. Selama penyemaian, bibit tidak boleh
kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1
anakan, sisakan hanya satu yang benarbenar kuat dan
baik.
(c) Bibit dikotak persemaian harus dipindahtanamkan ke
dalam polybag jika tingginya sudah mencapai 10-15cm.
B. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan: Penetapan areal pekarangan apotek hidup
memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan
sumber air.
2. Pembukaan lahan membongkar tanaman yang tidak
diperlukan dan menghilangkan alang-alang serta
menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal
tanam. Menggemburkan tanah dengan cara mencangkul
lxvi
dan membuat bedeng setinggi kurang lebih 25-30cm.
Pengaturan jarak tanam. Sebaiknya disesuaikan dengan
jenis tanaman obat yang akan ditanam, misalnya
berjarak 5-10 cm.
Bagaimana teknik penanamannya?
1. Pembuatan Lubang Tanam: Lubang tanam dibuat
dengan panjang, lebar dan kedalaman 5-10cm. Pada
waktu penggalian, galian tanah sampai kedalaman
secukupnya. Tanah galian bagian dalam sebelumnya
sudah dicampur dengan pupuk kandang lalu
dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian
bagian atas, diikuti tanah galian bagian bawah.
2. Polybag bibit digunting sampai ke bawah, masukkan
bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali tanah
galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di
sekitar batang dan pasang kayu penyangga tanaman.
3. Memberikan naungan atau penanaman pohon pelindung
pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan
angin yang kuat. Jenis yang biasa dipakai adalah pohon
asam atau trembesi.
Pemeliharaan
1. Penyiangan.
Penyiangan
tidak dapat
dilakukan
sembarangan,
rumput/gulma
yang telah
dicabut dapat
dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tu
mbuh lagi. Penyiangan juga biasa dilakukan pada waktu
penggemburan dan pemupukan.
2. Penggemburan tanah yang padat dan tidak ditumbuhi
lxvii
rumput di sekitar pangkal batang perlu digemburkan,
biasanya pada awal musim hujan.
3. Perempelan/Pemangkasan Pemangkasan bertujuan untuk
membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan
produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu
dilakukan pemangkasan tunas agar dalam satu cabang
hanya terdapat 3–4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan
terletak sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda.
Tunas dipelihara selama kurang lebih 1 tahun saat tunas-
tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan
pemangkasan kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas.
Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian, dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.
4. Pemupukan
a. memberikan pupuk seperlunya dengan pupuk kandang
yang sudah tercampur dengan tanah. Pemberian pupuk
dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam
setengah mata cangkul (5 cm).
Panen
1. Ciri dan umur panen adalah 4-5 bulan, tentunya
tergantung jenis tumbuhan obat yang ditanam.
2. Cara Panen. Pada saat pencabutan batang atau
pemotongan daun dapat dilakukan dengan cara biasa
(tangan atau pisau).
Jenis tanaman dan manfaatnya
1. Kunyit (Curcuma domestic)
Kunyit efektif utk mengobati penyakit hepatitis, gangguan
pencernaan, antimikroba, antikolesterol, dan anti-HIV.
Kurkumin dan atsiri menghambat pertumbuhan tumor
payudara dan usus besar. Kunyit juga membantu
meningkatkan daya tahan tubuh, menyembuhkan dan
mencegah rematik, mengobati diabetes melitus, tifus, morbili,
campak, usus buntu, disentri, dan keputihan, melancarkan
haid, serta meredamkan rasa mulas saat haid. Untuk ibu
lxviii
hamil, kunyit bisa melancarkan persalinan dan
memperbanyak asi.
2. Kencur (Kaempferia galanga L)
Rimpang kencur bermanfaat sebagai sumber minyak atsiri,
penyedap makanan, minuman, juga bahan jamu dan obat.
Minyak atsiri dalam kencur berupa sineol, asam metal kanil,
dan pendekaan. Minyak atsiri ini bias diperoleh dengan cara
menyuling rimpangnyakencur digunakan untuk obat berbagai
penyakit, selain sakit gigi juga memar, nyeri dada, sakit
kepala, dan sembelit. Kabarnya, kencur juga bias untuk
mengobati tetanus, radang lambung, muntah-muntah, panas
dalam, serta keracunan.
3. Jahe (Zingiber officinale)
Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang
berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah
gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah
penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya
pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan
jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan
kadar kolesterol. Untuk mencegah mabuk perjalanan, ada
baiknya minum wedang jahe sebelum bepergian. Caranya:
pukul-pukul jahe segar sepanjang 1 ruas jari, masukkan
dalam satu gelas air panas. Beri madu secukupnya, lalu
minum. Bisa juga menggunakan sepertiga sendok teh jahe
bubuk, atau kalau tahan, makan dua kerat jahe mentah.
4. Temulawak (Curcuma xanthorhiza L)
Salah satu khasiat dari temulawak adalah untuk mengobati
penyakit hepatitis atau istilah awamnya adalah penyakit hati.
Hepatitis disebabkan oleh bakteri Entamoeba hystolitica yang
mengakibatkan kerusakan pada jaringan hati. Temulawak
mengandung banyak zat aktif, diantaranya adalah
kurkuminoid, yang terdiri atas kurkumin, mono dan
lxix
bisdesmetoksikurkumin, serta minyak atsiri yang
mengandung zat-zat seskuiterpena. Zat-zat tersebut mampu
memperbaiki kerusakan jaringan hati.
PENUTUP
Jadi, tunggu apa lagi? Mari membuat apotik hidup dan mulai
meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara yang mudah. Oleh
karena itu bila kita membuat taman pekarangan dapat
memanfaatkan menjadi apotik hidup dan warung hidup akan
membantu mengatasi masalah krisis yang berkepanjangan.
lxx
Buku panduan ini diterbitkan bersama oleh: