Top Banner
i DRS. H.M. ALWI KADERI, M.Pd.I PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI
288

Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Jul 21, 2019

Download

Documents

vuxuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

i

DRS. H.M. ALWI KADERI, M.Pd.I

PENDIDIKANPANCASILA

UNTUK PERGURUAN TINGGI

Page 2: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

ii

Page 3: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

iii

DRS. H.M. ALWI KADERI, M.Pd.I

PENDIDIKANPANCASILA

UNTUK PERGURUAN TINGGI

Page 4: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

iv

Sanksi Pelanggaran Pasal 71

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukn perbuatan sebagaimanadimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidanamasing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda palang sedikitRp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah). atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ataudenda paling banyak Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, ataumenjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak ciptaatau hak terkait, sebagaimana dimaksud ayat (1) dipidana dengan pidanapenjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyakRp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah.

Page 5: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

v

PENDIDIKAN PANCASILAUNTUK PERGURUAN TINGGI

OlehDRS. H.M. ALWI KADERI, M.Pd.I

ISBN : ...-...-.....-...-..

Penerbit:ANTASARI PRESS

JL. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin 70235Telp.0511-3256980

E-mail: [email protected]

Desain sampul: Agung IstiadiSetting: Iqbal Novian

Hak cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang mengutif atau memperbanyak sebagian atauseluruh ini buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Dicetak oleh:Aswaja Pressindo

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 6: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

vi

Page 7: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yangtelah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, baik nikmatumur, nikmat kesehatan, kelapangan dan lain-lain. Serta berkat taufiqdan hidayah-Nya pula penulis mampu menyelesaikan buku yangberjudul “Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi” ini sesuaidengan yang direncanakan. Oleh karena itu semoga saja shalawatdan salam akan selalu tercurah keharibaan junjungan kita Nabi besarMuhammad SAW beserta para Sahabat dan Pengikut beliau yang setiahingga akhir jaman.

Bagi bangsa Indonesia Pendidikan dan Pembelajaran Pancasilabukanlah suatu hal yang baru, karena Pancasila sebagai sebuah matapelajaran telah diajarkan semenjak anak didik duduk dibangku sekolahtingkat dasar sampai ke jenjang Perguruan Tinggi. Khusus untuk jenjangPendidikan Tinggi mata pelajaran Pendidikan Pancasila ini termasukdalam kelompok Mata Kuliah Umum (MKU), yang wajib dimuat dalamsetiap kurikulumnya. Sehingga seluruh Mahasiswa wajib mengikutidan lulus mata kuliah tersebut.

Tujuan pendidikan Pancasila dapat dilacak keterkaitannya dengantujuan Nasional dan tujuan Pendidikan Nasional. Rumusan tujuanNasional terdapat pada alinea ke empat UUD 1945, “... yang melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

Page 8: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

viii

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupanbangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, ...”. SementaraPendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusiaIndonesia, yaitu menusia yang beriman dan bertakwa terhadap TuhanYang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, mandiri,maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin, beretos kerja,profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmanidan rohani.

Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa patriotik danmempertebal ras

rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dankesetiakawanan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikapmenghargai jasa para pahlawan serta berorientasi ke masa depan.

Kompetensi yang hendak dikembangkan dalam pendidikanPancasila di perguruan tinggi adalah prilaku mahasiswa untukmemahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yangdihadapi oleh masyarakat bangsanya secara berkesinambungan dankonsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskandalam pebukaan UUD 1945. Diharapkan melalui Pendidikan PancasilaMahasiswa akan menjadi manusia Indonesia lebih dahulu, sebelummenguasai, memiliki IPTEKS yang dipelajarinya. Di dambakan bahwawarga negara Indonesia yang unggul dalam penguasaan IPTEKS,namun tidak kehilangan jati dirinya dan tidak tercerabut dari akarbudaya bangsanya dan keimanannya.

Oleh sebab itu buku yang sederhana ini disusun dengan maksuduntuk menyediakan salah satu bahan/referensi bagi mahasiswa, ataubagi siapa saja yang tertarik untuk mempelajari Pancasila. Sehinggamudah-mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bagi semuapembacanya.

Page 9: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

ix

Penulis sangat menyadari bahwa penyajian materi dansistematika buku ini masih jauah dari sempurna, bahkan mungkinbanyak sekali kekurangannya. Oleh karenanya demi untuk kelengkapandan penyempurnaannya saran dan kritik sangat penulis harapkan daripara pembaca. Akhirnya atas semuanya itu tak lupa penulismengucapkan terima kasih.

Banjarmasin, September 2015

Penulis;

Drs. H. M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

Page 10: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

x

Page 11: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

xi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................... vii

Daftar Isi ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

BAB II PENGERTIAN PANCASILA, TUJUAN DANLANDASANPENDIDIKAN PANCASILA ....................... 7

A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historisdan Terminologis. .................................................. 7

B. Tujuan Pendidikan Pancasila ................................. 18C. Landasan Pendidikan Pancasila ............................ 21

D. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah ................... 23

BAB III PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAHPERJUANGAN BANGSA INDONESIA. ........................ 27

A. Zaman Kerajaan Kutai ........................................... 28

B. Zaman Sriwijaya .................................................... 29C. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit ..... 30

D. Kerajaan Majapahit ............................................... 31

E. Zaman Penjajahan ................................................ 32

Page 12: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

xii

F. Kebangkitan Nasional ........................................... 33

G. Zaman Penjajahan Jepang .................................... 32H. Masa Sidang BPUPKI ............................................. 37

I. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan SidangPPKI ....................................................................... 43

J. Kemerdekaan Masa Setelah Proklamasi ............... 48

K. Masa Orde Baru .................................................... 52L. Masa Reformasi .................................................... 53

BAB IV PERTUMBUHAN PAHAM KEBANGSAANINDONESIA .............................................................. 57A. Nusantara Pada Masa Pra Kolonial ....................... 58

B. Nusantara Pada Masa Kolonial ............................. 59

C. Indonesia Pasca Kemerdekaan ............................. 64

BAB V PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT .................... 71

A. Pengertian Sistem ................................................. 71B. Inti Pengertian Filsafat ......................................... 72

C. Pengertian Pancasila Secara Filsafi ...................... 76

D. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yangBersifat Organis .................................................... 81

E. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis danBerbentuk Piramidal .............................................. 81

F. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasilayang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi .. 83

G. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu SistemFilsafat .................................................................. 84

H. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Suatu Sistem ........... 88

BAB VI PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTALBAGI BANGSA DAN NEGARA REPUBLIKINDONESIA .............................................................. 91

A. Dasar Filosofis ...................................................... 91

Page 13: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

xiii

B. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai FundamentalNegara RI .............................................................. 94

C. Intisari Dari Sila-Sila Pancasila ........................... 96

BAB VI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DANNEGARA INDONESIA ................................................ 115

A. Pengertian Ideologi .............................................. 115B. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka ...................... 120

C. Makna dan Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi ..... 122

D. Kedudukan dan Fungsi Pancasila .......................... 123

E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan PahamIdeologi Besar Lainnya Di Dunia ........................... 130

BAB VIII PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK ........................ 135A. Pendahuluan ......................................................... 135

B. Pengertian Nilai, Norma, Moral dan Etika ............. 137

C. Pengertian Politik ................................................. 142

D. Pengertian Etika Politik ......................................... 143E. Pancasila Sebagai Sumber Etika Politik ................. 144

BAB IX DEMOKRASI PANCASILA ......................................... 155A. Hakikat Demokrasi ................................................ 155

B. Demokrasi di Indonesia ........................................ 163

C. Pekembangan Demokrasi Indonesia .................... 166

D. Demokrasi Pancasila pada Era PascaReformasi .............................................................. 168

E. Hakikat Makna dari Demokrasi Pancasila ............. 171

F. Unsur-Unsur Demokrasi/Demokrasi Indonesia ..... 173

BAB X HAK-HAK DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBANDASAR/ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA ......... 177

A. Pendahuluan ......................................................... 177

B. Pengertian Hak-Hak Asasi Manusia ...................... 178

Daftar Isi

Page 14: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

xiv

C. Macam-Macam Hak Asasi .................................... 180

D. Perbedaan Hak-Hak Asasi Manusia BerdasarkanObjek atau Jenis dan Kepentingannya ................. 181

E. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia MenurutPancasila ............................................................... 182

F. Hak-Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945......... 186

BAB XI PANCASILA SEBAGAI PRADIGMA KEHIDUPANBERMASYARAKAT, BERBANGSA DANBERNEGARA............................................................. 191

A. Pengertian Paradigma ........................................... 191

B. Pancasila Sebagai Paradigma PembangunanNasional ................................................................ 192

C. Pancasila Sebagai Paradigma PembangunanIptek ...................................................................... 193

D. Pancasila sebagai Paradigma PembangunanPoleksosbud Hankam .... .........................................194

E. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi .............. 197

F. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik ... 204G. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Ekonomi................................................................. 211

BAB XII AKTUALISASI PANCASILA DALAN KEHIDUPAN ......... 215A. Bidang Pendidikan ................................................ 216

B. Bidang Kedokteran / Kesehatan ............................ 217

C. Bidang Hukum ....................................................... 218

D. Narkoba ................................................................. 219E. Prostitus ................................................................ 220

F. Free Sex ................................................................. 221

G. Kriminalitas ........................................................... 221

H. Tawuran ................................................................ 222I. Demonstrasi / Unjuk Rasa .................................... 223

J. TKI / TKW .............................................................. 223

K. Otonomi Daerah.................................................... 224

Page 15: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

xv

BAB XIII UNDANG-UNDANG DASAR 1945 DANPERUBAHANNYA...................................................... 229

A. Pengertian, Kedudukan, Fungsi dan Sifat UUD1945 ...................................................................... 229

B. Perubahan UUD 1995 ............................................ 231

C. Urgensi Dilakukannya Perubahan (Amendemen)UUD 1945 .............................................................. 232

D. UUD 1945 Pasca Diamandemen ........................... 236

BAB XIV PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAANREPUBLIK INDONESIA .............................................. 239

A. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup .................... 239

B. Pancasila Sebagai Dasar Negara RI ...................... 241C. Pancasila Sebagai Sumber Hukum ........................ 242

D. Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib HukumTertinggi ................................................................ 244

E. Fungsi/Peran Lainnya dari Pancasila .................... 246F. Tujuh Kunci Pokok Sistem Ketatanegaraan

Republik Indonesia ................................................ 248

BAB XV HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGANBATANG TUBUH UUD 1945, DAN HUBUNGANPEMBUKAAN UUD 45 DENGAN PANCASILA ............ 253A. Makna Pembukaan UUD 1945 .............................. 253

B. Makna Alinea-Alinea Pembukaan UUD 1945. ....... 255

C. Pokok-Pokok Pikiran yang Terkandung DalamPembukaan UUD 1945 .......................................... 258

D. Hubungan Pembukaan UUD 45 dengan BatangTubuh UUD 1945 ................................................... 259

E. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 denganPancasila ............................................................... 262

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 265RIWAYAT SINGKAT TENTANG PENULIS ..................................... 271

Daftar Isi

Page 16: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

xvi

Page 17: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

1

BAB IPENDAHULUAN

Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah sesuatu yangasing. Pancasila terdiri atas lima sila, dia diabadikan dalam NaskahPembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat, dia dijadikan sebagaidasar negara Republik Indonesia. Sekalipun di dalam Pembukaantersebut tidak secara eksplisit disebutkan kata Pancasila, namumsetiap yang membacanya sudah pasti mengetahuinya, bahwa yangdimaksud dalam pernyataan terakhir dari alinea ke empat pembukaanUUD 1945 tersebut adalah Pancasila.

Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikatsecara hukum. Sehingga seluruh tatanan hidup bernegara yangbertentangan dengan Pancasila sebagai kaedah hukum konstitusional,pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Sebagai dasar negara,Pancasila telah terkait dengan struktur kekuasaan secara formal.Demikian pula Pancasila sebagai dasar negara dia meliputi suasanakebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara,baik berupa hukum dasar tertulis yang berwujud undang-undang dasarmaupun berupa hukum dasar yang tidak tertulis, yang tumbuh dalampraktik penyelenggaraan negara.

Namun seiring dengan perkembangan dan perjalanan sejarahbangsa Indonesia, sejak era reformasi, bahkan sampai sekarang,membicarakan tentang Pancasila kadang-kadang masih sering

Page 18: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

2

dianggap sebagai keinginan dan kerinduan untuk kembali ke kejayaanmasa Orde Baru. Bahkan ada sebahagian orang yang memandang sinisterhadap Pancasila, karena dianggap sebagai sesuatu yang salah.Adanya anggapan tersebut wajar saja terjadi, karena di Era Orde Baru,Pancasila telah terjadi penyelewengan dengan menjadikan Pancasilasebagai legitimasi ideologis dalam rangka mempertahankan danmemperluas kekuasaannya secara masif. Namun akibatnya Pancasila-an sich- ikut terdeskreditkan seiring dengan tumbungnya rezim peme-rintahan Orde Baru. Pancasila ikut dipersalahkan hingga ikut menang-gung beban sebagai akibat dari kesalahan suatu rezim kekuasaanpolitik.

Walaupun demikian, sebagai sebuah ideologi dan dasar negara,Pancasila tetap layak untuk dikaji dan dipelajari kembali relevansinyadengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapunkesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa Pancasila yang terdiriatas lima sila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yangadil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin olehHikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyaratan/Perwakilan, dan KeadilanSosial Bagi Seluruh Bangsa Indonesia, adalah merupakan dasar NegaraKesatuan Republik Indonesia, yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus1945. Dan kesepakatan tersebut telah dinyatakan pada tanggal 18Agustus 1945, oleh sebuah Badan yang bernama Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai lembaga yang membentuknegara ketika itu.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukanan oleh Prof.Dardji Darmodihardjo, SH, bahwa sejarah diciptakan atau dirumus-kannya Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai Dasar Negara Indo-nesia manakala telah menjadi sebuah negara yang merdeka. Danmenurut beliau hal tersebut dapat dibuktikan dari berbagai naskah,yang menyatakan bahwa Pancasila adalah merupakan Dasar NegaraRI sebagaimana berikut ini:

1. Dalam Pembukaan sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-Usahapersiapan (Dokuritsu Junbi Choosakai) tanggal 29 Mei 1945, dimanaDr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat sebagai Ketua Badan Penyelidik,meminta agar sidang Dokuritsu Jumbi Choosakai mengemukakanDasar Indonesia Merdeka. (Philosofische grondslag dari Indoensiamerdeka)

Page 19: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

3

2. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin pada permulaanpidatonya dalam sidang Badan Penyelidik, antara lain mengatakansebagai berikuti: “Kewajiban untuk ikut menyelidiki bahan-bahanyang menjadi Dasar dan susunan negara, yang akan terbentukdalam suasana kemerdekaan, yang telah diakui dan telah dibelaoleh rakyat Indonesia dengan korban darah daging sejak beratus-ratus tahun, ... (Naskah Persiapan UUD 1945 jilid I halaman 88).

3. R.P. Soeroso pada waktu memberi peringatan kepada Mr.Muhammad Yamin dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945, antaralain mengatakan: “Sebagai diterangkan oleh Tuan Ketua, TuanRajiman, tadi yang dibicarakan ialah Dasar-Dasarnya IndonesiaMerdeka ...” (Naskah Persiapan UUD 1945 Jilid I halaman 100).

4. Prof. Mr. Dr. Soepomo dalam pidato sidang pertama BadanPenyelidik tanggal 31 Mei 1945, antara lain menyatakan: “Soalyang kita bicarakan ialah, bagaimanakah akan Dasar-DasarnyaNegara Indonesia merdeka”. (Naskah Persiapan UUD 1945 Jilid Ihalaman 109).

5. Dalam pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidangBadan Penyelidik antara lain disebutkan, bahwa yang diminta olehKetua Badan Penyelidik adalah agar sidang mengemukakan DasarIndonesia Merdeka, yaitu Philosofische grondslag dari Indonesiamerdeka. Selanjutnya beliau memberi nama Philosofische grondslagatau Dasar Falsafah Negara Indonesia Merdeka tersebut dengan“Pancasila”.

6. Di dalam “Piagam Jakarta” atau “Jakarta Charter” yang disusunoleh sembilan tokoh bangsa Indonesia pada tanggal 23 Juni 1945,tercantum kalimat-kalimat berikut:

“ ... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalamsuatu hukum Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatususunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,dengan berdasar kepada: Ke-Tuhanan, dengan KewajibanMenjalankan Syari’at Islam Bagi Pemeluk-Pemeluknya, MenurutDasar Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesiadan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan Perwakilan, Serta dengan Mewujudkan Suatu

Pendahuluan

Page 20: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

4

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. (Naskah PersiapanUUD 1945 jlid I halaman 709).

7. Di dalam Pembukaan UUD Republik Indonesia yang disahkan olehPanitia Persiapan Kemerdekaan tanggal 18 Agustus 1945 tercantumkalimat sebagai berikut: “ ... maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang DasarNegara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan NegaraRepulblik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkepada: Ke-Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil danBeradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin olehHikmat Kebijakasanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, sertadengan Mewujudkan Suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh RakyatIndonesia”. (Dardji Darmodiharjo, 1978: 11-12).

Dari berbagai data tersebut di atas menunjukkan bukti sejarahkepada kita, bahwa memang asal mula atau tujuan bangsa Indonesiamengadakan atau merumuskan Pancasila itu, adalah untuk diperguna-kan sebagai Dasar Negara kita Republik Indonesia. Serta sekaligussebagai pernyataan jati diri bangsa Indonesia, yang merupakan hasilbuah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupanyang baik yang memberikan watak, corak, dan ciri dari masyarakatIndonesia. Corak dan watak itu adalah bangsa yang religius, meng-hormati bangsa dan manusia lain, adanya persatuan, gotong royongdan musyawarah, serta ide tentang keadilan sosial. Nilai-nilai dasaritulah yang kemudian dirumuskan sebagai nilai-nilai Pancsila.

Kemudian melalui perjalanan panjang negara Indonesia sejakkemerdekannya hingga saat sekarang ini, Pancasila ikut berproses padakehidupan bangsa Indonesia. Pancasila tetap sebagai Dasar Negara,sekalipun interpretasi dan perluasan maknanya terkadang diper-gunakan untuk kepentingan politik penguasa yang silih berganti. Namunpada akhirnya kesepakatan bangsa sudah mulai terwujud kembali padamasa kini, yaitu yang ditandai dengan dikeluarkannya ketetapan MPRNo. XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978, tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (EkaPrasetya Pancasila), dan Penetapan tentang Penegasan Pancasilasebagai Dasar Negara. Di mana pada pasal 1 dari ketetapan tersebutmenyatakan, bahwa Pancasila sebagaimana dimaksud dalam

Page 21: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

5

Pembukaan UUD 1945, adalah merupakan Dasar Negara dari NegaraKesatuan Republik Indonesia yang harus dilaksanakan secarakonsisten, dalam seluruh proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

Catatan risalah dan penjelasan yang merupakan bagian yang takterpisahkan dari ketetapan tersebut menyatakan, bahwa Dasar Negarayang dimaksud dalam ketetapan ini, di dalamnya mengandung maknaIdeologi Nasonal sebagai cita-cita dan tujuan negara. Dengandemikian diharapkan agar tidak lagi terulang berbagai kesalahan dalammemperlakukan Pancasila, seperti yang terjadi di masa silam. Sebalik-nya Pancasila harus diperlakukan dengan secara benar dan wajar dankonsekuen, dalam konteks kehidupan kita dalam berbangsa danbernegara.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, sebagai antisipasi agartidak terjadi berbagai penyimpangan tersebut, ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional,BAB X, tentang Kurikulum, dalam pasal 37, ayat (1) dan (2) yang mene-tapkan, bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan,mulai Pendidikan Dasar, Menengah, sampai ke Perguruan Tinggi, wajibmemuat Pendidikan Pancasila/Kewarganegaraan. Dengan demikiandiharapkan semua warga negara Indonesia tak terkecuali, baik sebagairakyat biasa atau sebagai Pejabat sekalipun, memahami dan meng-hayati serta mengamalkan dengan sebaik-baiknya nilai-nilai yangterkandung dalam Pancasila. Sehingga apa yang dicita-citakan,sebagaimana ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 pada alineakeempat menjadi kenayataan di negara yang kita cintai ini.

Pendahuluan

Page 22: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

6

Page 23: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

7

BAB IIPENGERTIAN PANCASILA, TUJUAN DAN

LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

A. Pengertian Pancasila Secara Etimologis, Historis danTerminologisBila kita kaji secara ilmiah tentang apa fungsi dan kedudukan

Pancasila, niscaya akan tampak bahwa Pancasila itu memilikipengertian yang luas, baik dalam konteks kedudukannya sebagai DasarNegara, sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Sebagai Ideologi Bangsadan Negara, atau dalam konteks sebagai kepribadian bangsa, sertadalam proses terjadinya. Sehingga terdapat berbagai macam termi-nologi yang harus kita deskripsikan secara objektif. Sehingga dalamkonteks pembahasan tentang pengertian Pancasila ini, akan kitajumpai berbagai macam penekanan, sesuai dengan kedudukan danfungsi Pancasila tersebut, terutama dalam perumusan dan pemba-hasan yang berdasarkan sejarah (kajian diakronis) Pancasila, sejakmasih berupa nilai-nilai yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa,hingga menjadi menjadi Dasar Negara, bahkan sampai pada tataranpelaksanaannya dalam sejarah kenegaraan Indonesia di masa lalu.Misalnya ketika masa Orde Lama sedang berkuasa, pada saat itu kitajumpai berbagai macam rumusan Pancasila yang berbeda-beda. Agarkita dapat memahaminya secara baik dan benar, maka kita harusmendeskripsikannya secara objektif, sesuai dengan kedudukan danperumusan dari Pancasila itu sendiri.

Page 24: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

8

a. Pengertian Pancasila secara Etimologis.

Bila dilihat secara harfiah (Etimologis) “Pancasila” berasal daribahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana), yang dapatdijabarkan dalam dua kata, yaitu Panca yang berarti lima, dan Silayang berarti dasar. Sehingga Pancasila berarti lima dasar, yaitu limaDasar Negara Republik Indonesia.

Istilah “sila” juga bisa berarti sebagai aturan yang melatar-belakangi perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatanyang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.

Istilah Pancasila menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH telahdikenal sejak zaman kerajaan Mojopahit pada abad XIV, yaitu terdapatdalam buku Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan bukuSutasoma karangan Empu Tantular.

Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyaiarti “berbatu sendi yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mem-punyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima, (Pancasila Krama),yang meliputi:

1. Tidak boleh melakukan kekerasan (ahimsa)2. Tidak boleh mencuri (asteya)

3. Tidak boleh berjiwa dengki (Indriva nigraha)

4. Tidak boleh berbohong (amrswada)

5. Tidak boleh mabuk minuman keras (dama). (Dardji Darmodihardjo,et.al: 15).

Selain itu dalam kitab Sutasoma juga terdapat semboyan“Bhinneka Tunggal Eka Tan hana dharma mangrua” yang mengan-dung arti meskipun agama itu kelihatannya berbeda bentuk atausifatnya, namun pada hakikatnya satu juga, Yang kemudian menjadimoto negara kita, yakni “ Bhinneka Tunggal Ika “ yang mengandungpengertian berbeda-beda tapi tetap satu.

Setelah tenggelam dalam proses penjajahan yang berkepan-jangan, selanjutnya istilah Pancasila tersebut diangkat lagi kepermu-kaan oleh Bung Karno, yaitu dalam uraian pidatonya pada tanggal 1Juni 1945 di muka sidang badan Penyelidik Usaha-usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dalam merumuskan Dasar NegaraIndonesia Merdeka, sehingga sering timbul anggapan bahwa tanggal

Page 25: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

9

1 Juni 1945 dipandang sebagai lahirnya Pancasila. Pada hal yang lebihtepat bahwa pada tanggal tersebut adalah hari lahirnya istilah Pan-casila sebagai nama dasar Negara Indonesia. Dan Dasar Negara kitayang kita kenal dengan nama Pancasila diterima dan disahkan olehPanitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah pada tanggal18 Agustus 1945, bersamaan dengan disahkannya Pembukaan UUD1945 dan Batang Tubuh UUD 1945.

Nama Pancasila itu sebenarnya tidaklah terdapat baik di dalamPembukaan UUD 1945, maupun di dalam Batang Tubuh UUD 1945 itusendiri. Namun demikian cukup jelas, bahwa Pancasila yang kitamaksud adalah lima dasar Negara kita sebagaimana yang tercntum didalam Pembukaan UUD 1945, alenia ke empat, yang berbunyi :1. Ke-Tuhanan Yang Mahas Esa;

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;

3. Persatuan Indonesia;

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusywaratan/ perwakilan;

5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataanPancasila memiliki dua macam arti, yaitu : “ panca” yang artinya“lima “ dan “syila” dengan vokal (i) pendek yang artinya “batu sendi”,atau “alas”, atau “dasar, dan “syiila” dengan vokal (i) panjang, yangartinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yangsenonoh”.(Kaelan, 2004:21).

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutamabahasa Jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan mora-litas. Oleh sebab itu secara etimologi kata “Pancasila’ yang dimak-sudkan adalah istilah Pancasila dengan vokal (i) pendek yang memilikimakna “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memilikilima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf (i) panjang,berarti lima aturan tingkah laku yang penting (Yamin, 1960: 437).

Perkataan Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaanBudha di India. Ajaran Budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka,yang terdiri atas tiga macam buku besar yaitu: Suttha Pitaka, AbhidamaPitaka, dan Vinaya Pitaka. Dalam ajaran budha terdapat ajaran moral

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 26: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

10

untuk mencapai Nirwana dengan melalui samadhi, dan setiapgolongan berbeda kewajiban moralnya. Adapun ajaran-ajaran moraltersebut adalah: Dasasyila, Saptasyila, dan Pancasyila.

Ajaran Pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan(larangan) atau five moral prenciples yang harus ditaati dan dilak-sanakan oleh para penganut biasa atau awam, yang larangan tersebutmeliputi:

Pertama: Panatipada veramani sikhapadam samadiyani,maksudnya jangan mencabut nyawa atau membunuh. Kedua: Dinnadana veramani shikapadam samadiyani, maksudnya: jangan mengam-bil barang yang bukan haknya atau mencuri. Ketiga: Kameshu miccha-cara veramani shikapadam samadiyani, maksudnya: janganlah berbuatzina. Dan keempat Musawada veramani sikapadam samadiyani, artinyajanganlah berdusta. Dan yang kelima: Sura meraya masija pamadatikana veramani, yang maksudnya: Janganlah meminum minumas kerasyang dapat memabukkan. (Zainal Abidin, 1958: 361).

Berikutnya dengan masuknya kebudayaan India dan menyebarnyaagama Hindu dan Budha ke wilayah Nusantara, maka secara tidaklangsung ajaran Pancasila Budhismepun juga masuk ke dalam kepus-takaan jawa, terutama pada Jaman Majapahit. Oleh sebab itu di zamankerajaan Majapahit di bawah raja Hayam Wurk dan Maha Patih GajahMada, terdapat keropak Negarakertagama (syair pujian) dalampujangga istana yang bernama Empu Prapanca (selesai 1365), yangberbunyi “Yatnaggegwani pancasyiila kertasangskarbhisekaka kerama”,yang maksudnya: Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan(Pancasila), begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan-penobatan (Kaelan, 2004:22).

Seiring dengan runtuhnya kerajaan Maja Pahit dan agama Islammulai berkembang di kerajaan Maja Pahit, namun sisa-sisa ajaran moralBudha (Pancasila) terutama tentang berbagai larangan masih tetapdikenal di masyarakat. Ajaran tersebut dikenal dengan 5 M atau limaMa. Yaitu larangan untuk mateni atau membunuh, larangan untukmaling atau mencuri, larangan Madon atau main perempuan/berzina,larangan mabok atau meminum minuman keras, dan larangan mainatau berjudi.(Ismaun, 1981: 79).

Page 27: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

11

b. Pengertian Pancasila secara Historis

Masuknya Jepang di Indonesia berjalan dengan mulus danmendapat sambutan gembira dari bangsa Indonesia, karena perlakuanJepang yang ramah. Bahkan ketika itu rakyat Indonesia diperbolehkanmengibarkan bendera merah putih dan mengumandangkan laguKebangsaan Indonesia Raya. Sehingga wajar rakyat Indonesia mengirabahwa Jepang akan membebaskan mereka dari belenggu pejajahanBangsa Belanda.

Bahkan dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar Negara tidakterlepas dari adanya janji dari Pemerintah Jepang di Tokyo yangdisampaikan oleh Perdana Menteri Koiso dihadapan Parlemen Jepangpada tanggal 7 Semptember 1944, yang akan memberikan kemer-dekaan kepada Bangsa Indonesia sebagai hadiah dari pemerintahJepang. Walaupun dalam perkembangannya janji tersebut baru dapatdilakukan setelah Jepang mengalami berbagai kekalahan dalam semuamedan pertempuran, serta adanya berbagai desakan dari pergerakanbangsa Indonesia, yang akhirnya memaksa Jepang untuk membentuksuatu Badan Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),atau biasa disebut dengan “Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai” pada tanggal29 April 1945. Kemudian dilanjutkan proses pelantikannya pada tanggal28 Mei 1945, (Sumatri, 1992: 77-78). Badan tersebut diketuai oleh Dr.Radjiman Wediodiningrat, dilengkapi dengan dua orang Wakil Ketua,yaitu Yoshio Ichibangase (berkebangsaan Jepang), dan RP. Soeroso,yang dalam tugasnya merangkap sebagai kepala Kantor/Sekretariat,serta dengan jumlah anggota sebanyak 64 orang.(Subandi Marsudi,2001: 18).

Namun dalam perkembangannya hadiah kemerdekaan yangdijanjikan oleh Jepang tersebut tidaklah dilandasi oleh kesungguhanuntuk memberikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia, tapi ternyatahanya tipu muslihat pemerintah Jepang belaka.

Walaupun demikain Proses perumusan/sidang BPUPKI tetap dilak-sanakan. Dan dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodi-ningrat, mengajukan masalah yang akan dibahas pada sidang tersebut,yaitu yang berkenaan dengan calon rumusan Dasar Negara Indonesiayang akan dibentuk. Kemudian tampillah beberapa tokoh pendiri bangsayang mengajukan rumusannya masing-masing, yaitu :

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 28: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

12

a) Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945).

Pada tanggal 29 Mei 1945 BPUPKI mengadakan sidangnyayang pertama. Peristiwa ini telah dijadikan tonggak sejarah karenapada saat itulah Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatanyang pertama untuk mengemukakan pidatonya dihadapan sidanglengkap BPUPKI. Rumusan Dasar Negara Indonesia merdeka yangdiidam-idamkan itu disampaikan secara lisan yang terdiri dari:1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ke-Tuhanan

4. Peri Kerakyatan5. Kesejahteraan Rakyat.

Setelah berpidato, beliau kemudian menyampaikan kembalisecara tertulis mengenai rancangan UUD RI. Dan di dalam pem-bukaan rancangan UUD tersebut tercantum perumusan lima asasdasar negara yang berbunyi sebagai berikut :1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan- perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Dari kenyataan mengenai pidato serta usul tertulis mengenai

rancangan UUD yang dikemukakan oleh Mr. Muh. Yamin tersebutmeyakinkan kita, bahwa Pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1Juni 1945, karena pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin telahmengucapkan pidatonya serta menyampaikan usul rancangan UUDnegara RI yang berisikan lima asas Dasar Negara. Bahkan peru-musan dan sistematika yang dikemukakan oleh Mr. Muh.Yamin padatanggal tersebut hampir sama dengan Pancasila yang ada sekarangatau Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD RI.

Page 29: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

13

b) K. Bagoes Hadi Kosumo dan K.H.Wahid hasyim (30 mei 1945).

Pada hari kedua pada tanggal 30 Juni 1945, yang tampilmenyampaikan pidatonya adalah tokoh-tokoh Islam yang diwakilioleh K.Bagoes Hadi Kosumo dan K.H.Wahid Hasyim. Namun merekahanya menyampaikan usul/pandangan mengenai dasar negaraIndonesia adalah berdasarkan syariat agama Islam. Namun merekatidak menyampaikan rincian yang menjadi dasar negara tersebut.(Subandi Al Marsudi, 2001: 20).

c) Dr. Soepomo (31 Mei 1945)

Kemudian dalam persidangan hari ketiga tanggal 31 Mei 1945,tampil sebagai pembicara utama adalah Soepomo, yang di dalampidatonya beliau menyampaikan pandangannya mengenai Rumu-san dasar Negara kebangsaan, yaitu melalui uraian yang berfokuspada aliran pikiran negara integralistik. Walaupun dalam kaitanini tidak dijumpai adanya perumusan dasar negara yang lima dariSoepomo, kecuali dalam buku karangan Nugroho Notosusanto yangberjudul: “Proses perumusan Pancasila Dasar Negara” yangsumbernya dikutip dari buku karangan Muhammad Yamin, yangberjudul “Naskah Persiapan UUD 1945”. Yang di dalamnya terdapatrumusan lima dasar negara yang diusulkan oleh Soepomo. Kelimadasar negara tersebut adalah:

1. Persatuan

2. Kekeluargaan3. Keseimbangan lahir dan batin

4. Musyawarah

5. Keadilan Rakyat. (Nugroho Notosusanto, 1981: 53).

d) Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945).Pada tanggal 1 Juni 1945 adalah merupakan hari keempat dari

masa persidangan I BPUPKI. Tokoh yang tampil sebagai pembicarautama dalam sidang tersebut adalah Soekarno yang berpidatosecara lisan mengenai konsep rumusan dasar negara Indonesia.Untuk nama dari dasar negara tersebut Soekarno memberikannama dengan “Pancasila”. Yang artinya lima dasar, yang menurut

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 30: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

14

Soekarno atas saran seorang temannya yang ahli bahasa, tapi tanpamenyebutkan siapa namanya. Dan usul mengenai nama Pancasilatersebut dapat diterima oleh peserta sidang.

Sementara Rumusan dasar Negara merdeka beserta sistemati-kanya yang disampaikan oleh Ir. Soekarno adalah :1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia.

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3. Mufakat atau Demokrasi.

4. Kesejahteraan Sosial5. Ke Tuhanan Yang berkebudayaan.

Menurut Soekarno ke lima sila tersebut dapat diperas menjadiTri Sila, yaitu:1. Socio - Nasonal yaitu Nasionalisme dan Internasionalisme

2. Socio - Demokrasi yaitu Demokrasi dengan Kesejahteraanrakyat

3. Ke Tuhanan Yang Maha Esa.

Sedangkan bila Tri Sila tersebut diperas lagi, maka menjadiEka Sila, yaitu “Gotong Royong”

Pada tahun 1947 pidato Soekarno tersebut diterbitkan dandipublikasikan dengan diberi judul “lahirnya Pancasila”, sehinggadahulu pernah populer bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalahmerupakan lahirnya Pancasila. (Kaelan, 2004: 25).

Namun jika diperhatikan bahwa perumusan dan sitematikayang dikemukakan/diusulkan oleh Ir.Soekarno sebagaimana ter-sebut di atas, dibandingkan dengan Pancasila yang ada sekarang,nyata sekali bahwa perumusan dan sistematika Pancasila dari Ir.Soekarno tersebut sangat jauh berbeda dengan Pancasila yang di-sahkan sebagaimana tercantum dalam alinea keempat PembukaanUUD 1945.

Kesemua usul-usul yang diajukan dalam masa persidangan Itersebut masih merupakan usulan perseorangan/individual, yangsetelah dibahas dalam sidang ternyata belum menghasilkankesimpulan yang dapat disepakati. Oleh karena itu Ketua sidang

Page 31: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

15

BPUPKI meminta kepada para tokoh sebagai pengusul, agarmengajukan kembali rumusannya masing-masing secara tertulis,dan diharapkan pada tanggal 20 Juni 1945 telah masukkesekretariat BPUPKI. Kemudian untuk keperluan pembahasannyadibentuklah sebuah “Panitia Kecil” yang terdiri dari 8 orang tokoh(Panitia 8), dengan tugas menampung konsepsi-konsepsi dan usul-usul dari para anggota sekaligus menelitinya, untuk selanjutnyamenyerahkannya kembali kepada BPUPKI.

Adapun susunan Panitia Kecil (Panitia 8) terdiri para tokohberikut:Ketua: : Ir. Soekarno

Anggota-anggota : 1. Drs. Muhammad Hatta;

2. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo

3. K.H. Wahid Hasyim4. Ki. Bagoes Hadi Koesoemo

5. Rd. Otto Inkandardinata

6. Mr. Muhammad Yamin

7. Mr. Alfred Andre Maramis.

e) Piagam Jakarta (22 Juni 1945).

Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional, yangdikenal dengan Panitia 9, yang terdiri dari Ir. Soekarno (sebagaiKetua), dan 8 delapan orang anggota, yaitu: 1). Drs. MuhaammadHatta, 2). Mr. Muhammad Yamin, 3). Mr. Ahmad Soebardjo, 4). Mr.Alfred Andre Maramis, 5). Abdoel Kahar Muzakkir, 6). K.H.WahidHasyim, 7). Abikoesno Tjokrosoejoso, dan 8), H. Agus Salim,mereka (Panitia 9) ini bersidang untuk membahas usul-usul dasarnegara yang telah disampaikan dalam sidang BPUPKI pertama.Sidang berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang dikenaldengan “Piagam Jakarta” atau menurut Muh. Yamin disebutdengan Jacarta Charter, dan Gentelman Agrement menurutSoekiman. Yang didalamnya memuat perumusan Dasar Negarasebagai hasil kerja kolektif Panitia 9, yang di dalamnya terdiriatas lima dasar, atau Pancasila.

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 32: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

16

Adapun rumusan Pancasila yang termuat dalam Piagam jakartatersebut adalah:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagipemeluk-Peme-luknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalamPermusyawaratan-Perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta yang merupakan usulan kolektif dan sebagaihasil kerja Panitia 9 ini, kemudian diambil alih oleh Panitia 8 yangtelah dibentuk untuk dilaporkan dalam sidang pleno BPUPKI yangdiadakan dalam masa persidangan ke II pada tanggal 10 – 16 Juli1945.

c. Pengertian Pancasila Secara Terminologis.a) Dengan diproklamasikannya Kemerdekaan RI pada tanggal 17

Agustus 1945, maka lahirlah negara Republik Indonesia.Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945 dilanjutkan dengansidang PPKI sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat keleng-kapan negara yang telah merdeka. Dalam sidang tersebut telahberhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yangselanjutnya dikenal dengan nama UUD 1945. Naskah dalamUUD 1945 secara keseluruhan terdiri dan tersusun atas tigabagian, yaitu:

1. Bagian Pembukaan, yang terdiri atas 4 alinea.

2. Bagian batang tubuh, yang terdiri atas 16 Bab, 37 Pasal,dan 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan.

3. Bagian Penjelasan, yang meliputi Penjelasan umum danPenjelasan pasal demi pasal.

Namun pada waktu UUD 1945 disahkan oleh PPKI dalamsidangya tanggal 18 Agustus 1945 baru meliputi Pembukaandan Batang Tubuhnya saja. Sedangkan bagian penjelasan belumtermasuk di dalamnya. Baru setelah naskah resminya dimuat

Page 33: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

17

dan disiarkan dalam Berita Republik Indonesia tanggal 15Pebruari 1946, bagian Penjelasan tersebut telah menjadi bagiandari UUD 1945. Sehingga sejak saat itu yang dimaksud denganUUD 1945 adalah terdiri atas 3 bagian sebagaimana tersebutdi atas.

Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 besertaPembukaannya oleh PPKI, naskah Pancasila yang terdapatdalam bagian Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Pesatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/ Perwakilan.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila sebagaimana tecantum dalampembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstitusional sahdan benar sebagai dasar negara RI. walaupun dalam sejarahketatanegaraan Indonesia sebagai upaya bangsa Indonesiauntuk mempertahankan Proklamasi dan eksistensi bangsa dannegara Indonesia, ternyata terdapat pula berbagai rumsanPancasila lainnya.

b) Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 29 Desember1949 S.d. 17 Agustus 1950. Naskah Pancasila ketika itu adalah:1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan

4. Kerakyatan5. Keadilan Sosial.

c) Dalam UUD Sementara (UUDS) tahun1950, yang berlaku mulai17 Agustus 1950 S.d. 5 juli 1959 Naskah Pancasila yangtercantum konstitusi RIS tersebut adalah :

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 34: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

18

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan.3. Kebangsaan

4. Kerakyatan

5. Keadilan Sosial.

d) Rumusan Pancasila di Kalangan Masyarakat;Selain naskah Pancasila sebagai Dasar Negara sebagai-

mana telah disebutkan di atas, terdapat pula rumusan/naskahPancasila yang beredar di kalangan masyrakat luas, bahkanrumusannya sangat beraneka ragam, yang antara lain terdapatrumusan sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Peri Kemanusiaan

3. Kebangsaan4. Kedaulatan Rakyat

5. Keadilan Sosilal

Dari berbagai rumusan Pancasila seperti tersebut di atas,yang benar dan yang sah adalah yang tercantum dalamPembukaan UUD 1945. Hal tserbut diperkuat pula denganketatapan No.XX/MPRS/1966, dan Inpres No. 12 tanggal 13 April1968 yang menegaskan bahwa pengucapan, penulisan danrumusan Pancasila Dasar negara Republik Indonesia yang sahdan benar adalah sebagaimana yang tercantum dalampembukaan UUD 1945. (Kaelan, 2004: 26-27).

B. Tujuan Pendidikan PancasilaSeperti halnya dengan tujuan kita mempelajari sesuatu ilmu

pengetahuan, maka tujuan kita mempelajari pancasila ialah :

1. Untuk mengetahui Pancasila secara benar, yakni yang dapatdipertanggung jawabkan baik secara yuridis-konstitusional maupunsecara obyektif ilmiah. Yuridis konstitusional maksudnya karenaPancasila adalah Dasar negara yang dipergunakan sebagai Dasarnegara, maka oleh sebab itu tidak setiap individu boleh

Page 35: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

19

memberikan pengertian, penafsiran menururut pendapatnyasendiri. Sedangkan secara ilmiah obyektif maksudnya karenaPancasila adalah suatu faham filsafat, atau suatu philosophicalway of thinking, sehingga uraiannya haruslah logis dan dapatditerima oleh akal sehat.

2. Agar Pancasila yang benar tersebut itu dapat kita amalkan dengansebaik-baiknya, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk ke-pentingan sosial, bahkan untuk kepentingan hidup bermasyarakatdan bernegara.

3. Agar Pancasila yang benar tersebut setelah kita amalkan, selanjut-nya kita amankan, agar jiwa dan semangatnya, perumusan dansistematiknya yang sudah benar tersebut tidak akan diubah-ubahlagi, apalagi dihapuskan atau diganti dengan isme-isme lain-nya.(Dardji Darmodihardjo, 1978: 14).

Sedangkan menurut SK Dirjen Dikti No. 38 /DIKTI/Kep/2002 di-jelaskan bahwa tujuan pendidikan Pancasila adalah dalam rangkamenghasilkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhanyang Maha esa, dengan berperilaku :

1. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan nuraninya.

2. Memiliki kemampuan untuk mengenal masalah hidup dan kesejah-teraan serta cara-cara pemecahannya.

3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi dan seni, serta

4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.(Kaelan, 2004: 15)

Dengan demikian melalui pendidikan Pancasila, setiap warganegara RI diharapkan mampu memahami, mengalisis dan menjawabmasalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya secaraberkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional,seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945, serta padasaatnya dapat menghayati Filsafat dan Ideologi Pancasila. Sehinggamenjiwai tingkah lakunya selaku warga negara Republik Indonesiadalam melakukan profesinya.

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 36: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

20

Khusus untuk pendidikan di Perguruan Tinggi tujuan PendidikanPancasila adalah agar mahasiswa:

1. Dapat memahami dan mampu melaksanakan jiwa Pancasila danUUD 1945 dalam kehidupannya sebagai warga negara Indonesia;

2. Menguasai pengetahauan tentang beragam masalah dasarkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang hendakdiatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasiladan UUD 1945;

3. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dannorma Pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yangterjadi dalam rangka keterpaduan IPTEKS dan pembangunan;

4. Membantu mahasiswa dalam proses belajar, proses berpikir,memecahkan masalah, dan mengambil keputusan denganmenerapkan strategi heuristik terhadap nilai-nilai Pancasila. (KabulBudioyono, 2009: 6).

Sehingga manakala pendidikan Pancasila berhasil, niscaya akanmembuahkan sikap mental “mahasiswa” yang cerdas, penuh tanggungjawab, dengan perilaku yang:

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;2. Berkepribadian yang adil dan beradab;

3. Mendukung persatuan bangsa;

4. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bangsadi atas kepentingan perorangan;

5. Mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial.

Sedangkan kompetensi yang hendak dicapai dan dikembangkandalam pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah perilakumahasiswa dalam memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat-bangsanya secaraberkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasionalseperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itudiharapkan melalui pendidikan Pancasila, mahasiswa akan menjadimanusia Indonesia lebih dahulu, sebelum menguasai, memiliki IPTEKSyang dipelajarinya. Didambakan bahwa warga negara Indonesia yangunggul dalam penguasaan IPTEKS, namun tidak kehilangan jati dirinya

Page 37: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

21

dan tidak tercerabut dari akar budaya bangsanya dan keimanannya.(Margono et.al.: 2002: 8).

C. Landasan Pendidikan PancasilaBerdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 265/

Dikti/Kep/2000, tanggal 10 Agutus 2000 tentang penyempurnaanKurikulum inti Mata Kuliah pengembangan Kepribadian (MKPK)Pendidikan Pancasila mengemukakan empat landasan dalampendidikan Pancasila, yaitu landasan historis, landasan Kultural,Landasan Yuridis, dan Landasan filosofis. Yang secara singkat dapatdijelaskan sebagai berikut :

1. Landasan HistorisBahwa bangsa indonesia ini terbentuk melalui suatu proses seja-

rah yang cukup panjang, yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnyakerajaan-kerajaan pada abad ke IV dan ke V. dan kemudian dasar-dasarkebangsaan Indonesia mulai nampak ketika abad ke VII, yaitu ketikatimbulnya Kerajaan Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra di Palem-bang, kemudian timbul Kerajaan Airlangga dan Majapahit di JawaTimur, serta kerajaan-kerajaan lainnya, yaitu merupakan suatu prinsipyang tersimpul dalam pandangan hidup bangsa, atau jati diri daribangsa Indonesia yang di dalamnya tersimpul ciri khas, sifat, dan karak-ter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, yang oleh para pendirinegara kita di rumuskan dalam sauatu rumusan yang sederhana namunmendalam, yang meliputi lima (lima sila) yang kemudian diberi namaPancasila.

Jadi secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiapsila dari Pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasarnegara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsaIndonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancsila tersebut tidak lainadalah dari bangsa Indonesia sendiri. Atau dengan kata lain bahwakausa materialis dari Pancasila adalah Bangsa Indonesia itu sendiri.Sehingga dengan demikian secara fakta objektif dan secara historiskehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan dengannilai-nilai Pancasila.(Kaelan, 2004: 12)

Atas dasar itulah dan atas dasar alasan historis tersebut, makasangat penting bagi para generasi penerus bangsa untuk mengkaji,

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 38: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

22

memahami dan mengembangkan berdasarkan nilai-nilai ilmiah, yangpada gilirannya akan menimbulkan kesadaran serta wawasankebangsaan yang kuat.

2. Landasan KulturalBangsa Indonesia berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya dalam

mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsadan bernegara, dia mendasarkannya kepada suatu asas kultural yangdimiliki dan melekat pada bangsa Indonesia itu sendiri.

Selanjuntya bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pan-casila itu bukanlah hasil konseptual seseorang saja, melainkan diamerupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yangdiangkat dari nilai-nilai kultural ynag dimiliki oleh bangsa indonesiasendiri, melalui proses refleksi filosofis para pendiri bangsa Indone-sia, seperti dari tokoh nasional : Sokekarno, M. Yamin, M. Hatta,Soepomo. Dan dari tokoh-tokoh Islam seperti : Ki Bagoes Hadikusoemo,K.H. Wahid Hasyim, dan lain-lain.

Oleh sebab itulah para generasi penerus bangsa terutama kala-ngan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami secaradinamis dalam arti mengembangkannya sesuai dengan tuntutanzaman.

3. Landasan YuridisLandasan yuridis perkuliahan pancasila telah dituangkan dengan

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem PendidikanNasional dalam pasal 37, ayat 2 yang menetapkan bahwa isi kurikulumsetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikanPancasila, Pendidikan agama dan Pendidikan bahasa Indonesia. SertaSK menteri Pendidikan Nasional RI nomor 232/U/2000, tentangpedoman penyusunan kurukulum Pendidikan Tinggi dan PenilaianHasil, belajar Mahasiswa, pasal 10 ayat (1) di jelaskan bahwa kelompokMata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan wajib diberikan dalamkurikulum setiap program studi, yang terdiri dari atas Pendidikan Pan-casila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan kewarganegaraan.Kemudian sebagai realisasi dari SK Menteri tersebut di tetapkan SKDirjen Pendidikan Tinggi dengan nomor 38/DKTI/Kep/2002, yang antara

Page 39: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

23

lain mengatur rambu-rambu pelaksanaan pendidikan Pancasila, yaituselain dari segi historis, filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsadan bernegara, juga dikembangkan etika berpolitik, sehingga maha-siswa mampu mengambil sikap sesuai dengan hati nuraninya, menge-nali masalah hidup terutama kehidupan rakyat, mengenali perubahanserta mampu memaknai peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya demipersatuan bangsa.

4. Landasan FilosofisSecara filosofis, bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara

adalah sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, halini berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhlukTuhan Yang Mahas Esa, serta berpersatuan dan berkerakyatan, yangditandai dengan manusia Indonesia yang penuh toleransi, dan suasanadamai, saling tolong menolong, gotong royong, selalu bermusyawarahdalam mengambil keputusan, mencintai keamanan dan ketentramanserta selalu dalam suasana kekeluargaan, yang diungkapkan denganistilah: “Gemah ripah loh jinawi tata tenteram kerta raharja”, atauyang pada saat ini lebih populer dengan sebutan “masyarakat adildan makmur berdasarkan Pancasila”

Atas asar pengertian filosofis tersebut maka dalam hidup ber-negara nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat negara. Dankonsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan negara harusbersumber pada nilai-nilai Pancasila. Jadi Pancasila merupakan sum-ber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan, baik dalam pembangunannasional ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, maupun pertahanandan keamanan.

D. Pembahasan Pancasila Secara IlmiahPembahasan Pancasila termasuk di dalamnya filsafat Pancasila

adalah merupakan kajian yang ilmiah. Hal tersebut sesuai dengan apayang dikatakan oleh Ir. Poedjowijatno dalam bukunya “Tahu danPengetahuan” yang menjelasakan bahwa syarat-syarat ilmiah ituadalah :1. Berobjek;

2. Bermetode

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 40: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

24

3. Bersistem

4. Bersifat Universal.(Kaelan, 2004: 16)

1. Berobjek

Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah adalah apabila diamempunyai objek, yang dalam filsafat ilmu pengetahuan objek tersebutdapat dibagi dua macam, yaitu objek forma, dan objek materia. Objekforma yaitu sudut pandang, yaitu dari sudut pandang mana Pancasiladibahas. Pada hakikatnya Pancasila dapat dibahas dari berbagai sudutpandang, misalnya dari sudut moral, maka terdapat bahasan yangdisebut dengan moral Pancasila. Dari sudut pandang ekonomi, hinggatimbullah kajian yang membahas tentang ekonomi Pancasila. Darisudut pandang hukum dan kenegaraan, maka terdapatlah kajian ten-tang Pancasila secara Yuridis Kenegaraan; kemudian dari sudut pan-dang filsafat, maka timbullah pembahasan tentang filsafat Pancasila,dan lain-lain.

Sementara objek materia, yaitu Pancasila merupakan suatu objeksasaran pembahasan dan pangkajian, baik secara empiris maupunnon empiris. Yang empiris bisa berupa lembaran sejarah, bukti sejarah,benda sejarah, benda-benda budaya, lembaran negara, lembaranhukum, adat istiadat bangsa Indonesia. Adapun yang non empirisantara lain meliputi nilai-nilai budaya, nilai moral, nilai-nilai religiusyang tercermin dalam kepribadian, sifat, karakter dan pola-pola budayadalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa objek Pancasila baikyang bersifat empiris maupun yang non empiris adalah merupakanhasil budaya bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dia meru-pakan kausa materia material;is dari Pancasila atau sebagai asal muladari nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

2. Bermetode

Prof. Harsoyo mengatakan, bahwa metode adalah prosedurberpikir secara runtut yang digunakan dalam penelitian untukmemperoleh kesimpulan-kesimpulan. (Arief Sidharta, 2008: 81). Olehsebab itu setiap pengetahun harus memiliki metode, tak terkecualidengan Pancasila. Dan metode dalam pembahasan Pancasila dia

Page 41: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

25

sangat dipengaruhi oleh objek forma maupun objek materia dariPancasila itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, oleh karena objekPancasila banyak berkaitan dengan hasil-hasil budaya, dan objek seja-rah, maka lazim metode yang digunakan dalam pembahasan Pancasilaadalah metode “hermenuetika” , yaitu suatu metode dalam rangkauntuk menggali makna yang terkandung dibalik objek Pancasila terse-but. Juga metode “interpretasi”, yaitu penafsiran dan pemahamandari adanya suatu objek yang dibahas. Serta metode “koherensihistoris” yaitu metode keruntutan dalam jalannya sejarah.

Metode lainnya yang dapat digunakan dalam pembahasanPancasila adalah apa yang disebut dengan metode “analitico syntetic”yaitu perpaduan antara metode analisis dan sintesis, serta metode“Pemahaman, Penapsiaran, dan Interpretasi yang kesemuanya itusenantiasa didasarkan atas hukum-hukum logika dalam suatupenarikan kesimpulan.(Kaelan, 2004: 17).

3. Bersistem

Maksudnya pengetahuan tersebut haruslah merupakan suatukesatuan yang utuh, serta saling berhubungan atau interelasi , maupuninterdepensi atau saling ketergantungan. Oleh sebab itu pembahasanPancasila secara ilmiah haruslah merupakan suatu kesatuan dankeutuhan, karena Pancasila itu adalah merupakan Majemuk Tunggalyaitu kelima sila tersebut baik rumusannya, inti dan isi dari sila-silaPancasila adalah merupakan suatu keutuhan dan kebulatan.

Demikian pula pembahasan Pancasila secara ilmiah, dengansendirinya sebagai suatu sistem dalam dirinya sendiri, yaitu pada Pan-casila itu sendiri, sebagai objek pembahasan ilmiah senantiasa ber-sifat koheren (runtut), tanpa adanya suatu pertentangan di dalamnya,sehingga sila-sila Pancasila itu sendiri adalah merupakan suatukesatuan yang sistemik.

4. Bersifat UniversalMaksudnya bahwa kebenaran suatu pengetahuan ilmiah haruslah

bersifat universal, artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu,ruang, keadaan, situasi dan kondisi, maupun jumlah tertentu. Berkaitandengan pembahasan Pancasila dia dikatakan bersifat universal karena

Pengertian Pancasila, Tujuan dan Landasan Pendidikan Pancasila

Page 42: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

26

intisari, essensi dan makna yang terdalam dari sila-sila tersebut padahakikatnya adalah bersifat universal.

Page 43: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

27

BAB IIIPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai dasar negara RI sebelum disahkan pada tanggal18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indo-nesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikannegara RI. Nilai-nilai tersebut berupa adat-istiadat, kebudayaan sertanilai-nilai relegius. Nilai-nilai tersebut telah melekat dan teramalkanoleh masyarakat ketika itu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebabitulah maka Kausa Materialis dari Pancasila itu pada dasarnya adalahBangsa Indonesia itu sendiri.

Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secaraformal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafatnegara Indonesia. Dan proses perumusan materi Pancasila secaraformal tersebut dilakukan melalui proses: berbagai sidang, mulai sidangBPUPKI pertama, Sidang Panitia “9”, sidang BPUPKI kedua, yang diakhiridengan disyahkannya Pancasila secara yuridis sebagai dasar Filsafatnegara Republik Indonesia.

Oleh sebab itu untuk memahami Pancasila secara lengkap alamkaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukanpemahaman sejarah perjuangan dari bangsa Indonesia, diperlukanadanya pemahaman tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesiadalam membentuk suatu negara yang didasari atas asas hidup bersama

Page 44: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

28

demi kesejahteraan hidup bersama yaitu negara yang berdasarkanPancasila.

Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu:Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan,yang secara nyata dan objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesiasejak zaman dahulu kala sebelum negara RI ini terbentuk.

Proses terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatuproses sejarah yang cukup panjang, yaitu sejak zaman batu, serta sejaktimbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV dan ke V. Dan dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai tampak pada abad ke VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di Palembang di bawahWangsa Syailendera, dan kerajaan Airlangga dan Majapahit di JawaTimur, serta kerajaan-kerajaan lainnya.

Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh parapejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, yang antara lain dilakukanoleh tokoh-tokoh pejuang pada kebangkitan nasional pada tahun 1908,yang kemudian dicetuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.Dan akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesiadalam mendirikan bangsa Indonesia baru tercapai dengan diprokla-masikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Untuk memberikan gambaran bagaimana Pancasila dalamkonteksnya dengan sejarah perjuangan bangsa dapat di jelaskansecara singkat jalannya sejarah tersebut sebagai berikut:

A. Zaman Kerajaan Kutai.Kerajaan Kutai pada tahun 400 M, dengan rajanya Mulawarman

beserta masyarakatnya ketika itu telah memberi sedekah kepada paraBarahmana, dan para Barhmana telah membangun YUPA (tiang batu)sebanyak 7 buah, sebagai tanda terima kasih kepada raja yangdermawan. Hal tersebut menggambarkan bahwa nilai-nilai sosialpolitik, dan nilai Ketuhanan sudah ada sejak zaman kerajaan tersebut(kita tahu bahwa kerajaan Kutai adalah zaman sejarah Indonesiapertama).

Selanjutnya bentuk kerajaan dengan agama sebagai tali pengikatkewibawaan raja ini tampak pula dalam kerajaan-kerajaan yang muncul

Page 45: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

29

kemudian seperti kerajaan Sriwijaya di Sumatera dan kerjaan Majapahityang berpusat di Jawa.

B. Zaman Sriwijaya.Mr. Muhammad Yamin mengatakan bahwa berdirinya negara In-

donesia tidak dapat dipisahkan dari beberapa kerajaan lama yang meru-pakan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara Indonesia dibentukmelalui tiga tahap, yaitu :

Pertama , zaman Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra (600-1400) dengan bercirikan Kedatuan. Kedua: negara kebangsaan zamanMajapahit (1293-1525) dengan bercirikan keprabun. Kedua tahaptersebut merupkan negara Indonesia lama. Dan tahap ketiga adalahNegara Kebangsaan Modern, yaiu negara Indonesia merdeka(sekarang negara RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus1945) (Sekretariat Negara RI,1995: 11).

Kerajaan Sriwijaya muncul sekitar abad ke VII di Sumatera denganrajanya Wangsa Syailendra. Pada zaman ini kerajaan Sriwijaya meru-pakan kerajaan besar yang disegani di kawasan Asia Selatan. Salahsatu kegiatan di bidang ekonomi yang dilakukan kerajaan ini antaralain adalah mempersatukan kegiatan perdagangan, yaitu memper-satukan pedagang dengan pengrajin dan pegawai raja yang disebutTuha An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semacamkoperasi, sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangan-nya (keneth R. Hall, 1976: 75-76). Sementara dalam bidang politik,pemerintahannya terdapat pegawai yang mengurusi pajak, hartabenda kekayaan kerajaan, para rokhaniwan yang menjadi pengawaspembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci, sehingga padawaktu itu kerajaan dalam menjalankan sistem negaranya tidk dapatdipisahkan dengan nilai-nilai Ketuhanan (Suwarno, 1993: 19).

Dibidang agama dan kebudayaan dikembangkan dengan pendirianUniversitas agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia.Sehingga Banyak musyafir dari negara lain misalnya dari Cina belajardi Universitas tersebut, terutama tentang agama Budha dan bahasaSansekerta sebelum mereka melanjutkan studinya ke India. Bahkanbanyak guru-guru besar tamu dari India yang mengajar di UniversitasSriwijaya tersebut, misalnya Dharmakitri.

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 46: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

30

Di bidang kesejahteraan rakyat bersama dalam suatu negaratercermin pada dalam ungkapan berikut yang berbunyi: “Marvuatvanua criwijaya Siddhayatra subhiksa “ yang artinya cita-cita negarayang adil dan makmur. (Sulaiman, t.th.: 53)

C. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit.Sebelum lahirnya kerajaan Majapahit di Jawa Tengah dan Jawa

Timur telah muncul beberapa kerajaan secara silih berganti misalnya:

a) Pada abad ke VII berdiri kerajaan Kalingga.

b) Pada abad ke VIII berdiri kerajaan Sanjaya, yang ikut membantumembangun candi Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah Wiharauntuk Pendeta Budha di Jawa tengah bersama dengan dinastiSyailendra pada abad ke VII dan IX.

Sebagai puncak refleksi dibidang budaya di Jawa Tengah padaperiode-periode dari kerajaan;kerajaan tersebut, antara laindibangunnya candi Borobudur pada abad ke IX sebagai candiagama Budha, dan candi Prambanan pada abad ke IX sebagai candiagama Hindu.

c) Pada abad ke IX berdiri kerajaan Isyana di Jawa Timur.

d) Pada abad ke X berdiri kerajaan Darmawangsa di Jawa Timur.

e) Pada abad ke XI berdiri kerajaan Airlangga di Jawa Timur.

f) Pada abad ke XIII berdiri kerajaan Singasari, yang sangat erathubungannya dengan berdirinya kerjaan Majapahit nantinya.

Dari berbagai kerajaan tersebut dapat dikemukakan salah satukerajaan yang cukup menonjol, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila adalah Kerajan Airlangga, misalnya:

Membuat bangunan keagamaan dan asrama. Di bidang ketuhanandan keagamaan, yaitu yang memiliki sikap toleransi dalamberagama, dan agama ketika itu adalah agama Budha, agamaWisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan secara damai(Toyibin, 1997 : 26).Dari segi hubungan dagang dan kemanusiaan menurut parasastiKalagen Raja Airlangga telah bekerjasama dengan Benggala, Choladan Champa.

Page 47: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

31

Di bidang keagamaan raja Airlangga melakukan pengemblengandiri, lahir dan bathin di hutan.

Pada tahun 1019 para pengikut raja dan para Barahmana telahmelakukan musyawarah dalam rangka menentukan siapa rajamereka yang ketika itu mereka bermusyawarah untuk memintakesediaan raja Airlangga untuk menjadi raja kembali, nilai ini adalahgambaran dari nilai-nilai pada sila ke empat Pancasila.Untuk kesejahteraan rakyat raja Airlangga memerintahkan agarmembuat tanggul dan waduk yang dipergunakan untuk pertanianrakyat, ini merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima (Tayibin, 1997: 28,29).

D. Kerajaan Majapahit (Tahun 1293 - 1520)Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293, dan mencapai masa

keemasannya pada saat kerajaan Majapahit dipimpin oleh Raja HayamWuruk dengan Maha Patihnya Gajah Mada, serta dibantu olehLaksamana Nala. Wilayah kekuasaan Maja Pahit semasa jayanyamembentang dari Semananjung Melayu (sekarang Malaysia) sampaiIrian Barat melalui Kalimantan Utara.

Nilai-Nilai keagamaan, (ketika itu agama yang dianut rakyatnyaadalah agama Hindu dan Budha) keduanya dapat hidupberdampingan secara damai dalam suatu kerajaan Maja Pahit, yangmenunjukan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu.(Budha dan Hindu). Bahkan pada ketika itu salah satu wilayah ke-kuasaannya, yaitu di wilayah Pasai telah memeluk agama Islam.Hal tersebut adalah menggambarkan adanya sikap toleransi dalamberagama.Dari segi persatuan dan persatuan, dapat dikaji dari “sumpahpalapa” yang diucapkan oleh Patih Gajah Mada yang disampaikan-nya dalam sidang ratu dan Menteri-Menteri di Paseban KeprabunMajapahit pada tahun 1331, yang berisikan cita-cita meper-satuakan seluruh Nusantara Raya sebagai berikut:

“Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalauseluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalaugurun, Seram, Tanjung Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda,Palembang dan Tumasik telah dikalahkan”.

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 48: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

32

Dalam hubungan dengan negara lain Raja Hayam Wuruk senantiasamengadakan hubungan dengan baik, misalnya dengan kerajaanTiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja.

Dari segi nilai-nilai politik dan nilai musyawarah raja Hayam Wuruktelah memiliki penasehat di bidang pemerintahan, seperti RakryanI Hino, I Sirikan, dan I Halu yang bertugas memberikan nasehatkepada raja.

Maja Pahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan banyakmeninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negarakebangsaan 17 Agustus 1945. Namun karena berbagai perselisihandan perang saudara pada awal abad ke XV, akhirnya kerajaan MajaPahit runtuh pada permulaan abad ke XVI (sekitar tahun 1520).

E. Zaman Penjajahan.Dengan runtuhnya kerajaan Maja Pahit, maka secara bersamaan

berkembanglah kerajaan-kerajaan Islam, seperti kerajaan Demak, danmulailah berdatangan orang-orang Eropa di Nusantara, seperti Por-togis, Spanyol yang ingin menguasai pusat tanaman dan rempah-rempah, namun lama kelamaan peranan mereka meningkat menjadipenjajah. Sehingga pada tahun 1511 wilayah Malaka di kuasai olehbangsa Portogis.

Demikian pula dengan Belanda yang masuk Indonesia sejak abadke XVI dengan VOC nya (Kompeni) telah melakukan paksaan-paksaan,sehingga banyak mendapatkan perlawanan dari rakyat nusantara ketikaitu. Bahkan sejak abad ke XVII Belanda makin meningkatkan kekua-saannya di seluruh Indonesia. Dengan kondisi yang demikian makaperlawanan rakyatpun terjadi diberbagai wilayah nusantara, yangantara lain :

Pada tahun 1817 di Maluku perlawanan dipimpin oleh PahlawanPatimura.

Pada tahun 1819 di Palembang dipimpin oleh Baharuddin.Pada tahun 1821-1837 di Minangkabau dipimpin oleh Imam bonjol.

Di Jawa Tengah tahun 1825 – 1830 dipimpin oleh PangeranDiponegoro.

Page 49: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

33

Pada tahun 1860 di Aceh dipimpin oleh Teuku Umar, Teuku Tjik diTiro, panglima Polim.

Pada tahun 1894-1895 di Lombok dipimpin oleh Anak Agung Made.Pada tahun 1900 di Tanah Batak dipimpin oleh Sisinga Mangaraja.

Dan lain-lain perlawanan rakyat diberbagai wilayah nusantara.

Perlawanan rakyat tersebut dilakukan dengan semangatperlawanan terhadap penindasan dari bangsa Belanda. Namun karenaketiadaan persatuan dalam perlawanan terhadap penjajah tersebut,maka semua perlawanan tersebut selalu kandas.

Sehingga pada tahun 1830-1870, bangsa Belanda makin mening-katkan jajahannya dengan menerapkan sistem monopoli melaluiTanam paksa, serta mewajibkan terhadap rakyat yang tak berdosa,sehingga penderitaan rakyat makin menjadi-jadi.

Ada beberapa nilai dan pelajaran yang dapat dipetik dari penjaja-han oleh bangsa asing tersebut, misalnya telah “Menimbulkan rasanasionalisme, dan menyadarkan kepada rakyat Nusantara ketika itu,bahwa perlawanan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tidaklah akanefektif, sehingga perlu dibina rasa pesatuan dan persatuan bersamadalam melawan penjajah”. Hal tersebut sesuai dengan salah satu darisila dalam Pancasila. Dan dengan kondisi demikian menyebabkanpendudukan bangsa Belanda berakhir, tepatnya pada tanggal 10 maret1940.

F. Kebangkitan Nasional.Pada abad ke XX dengan tumbuhnya kesadaran akan kekuatan

dan kemampuan diri, terutama di wilayah dunia bagian Timur, makadi Indonesia pada tahun 1908, atau tepatnya pada tanggal 20 mei1908, telah lahir suatu Gerakan Kebangkitan Nasional yang dipeloporioleh dr Wahidin Sudirohusudo dengan Budi Utomonya. Gerakanini adalah merupakan awal pergerakan Nasional untuk mewujudkansuatu bangsa yang merdeka yang berkuasa.

Dengan beridirinya Budi Utomo pada Tanggal 20 Mei 1908tersebut akhirnya lahir pula berbagai pergerakan nasional lainnya,seperti:

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 50: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

34

Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, yang kemudianberubah menjadi Gerakan Politik dengan merubah nama menjadiSyarikat Islam (SI) pada tahun 1911, yang dipimpin oleh H.O.SCokroaminoto..

Indische Partij pada tahun 1913, dipimpin oleh oleh tiga serangkai,yaitu : Douwes Dekker, Cipto Mangunkosomo, Ki Hajar Dewantara.Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang dipelopori oleh Ir.Soekarno, Ciptomangunkusomo, Sartono, beserta tokoh-tokohlainnya.

Para pemuda memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28Oktober 1928, yang isinya adalah satu Bahasa satu Bangsa dansatu Tanah air Indonesia.

Pada tahun 1931 PNI dibubarkan oleh pengikutnya, kemudiandiganti dengan Partai Indonesia atau Pertindo.

Pada tahun 1933, berdiri Pendidikan Nasional Indonesia olehgolongan demokrat yang antara lain Moh. Hatta, St. Syahrir, dengansemboyan “Kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengankekuatan sendiri”.

G. Zaman Penjajahan JepangFasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda dan tipu

muslihat dengan mengatakan bahwa Jepang adalah Peminpin Asia,Jepang saudara Tua Indonesia, dan lain-lain. Yang tujuannya tidak lainuntuk memperoleh simpati dari rakyat Indonesia ketika itu. Namunketika Jepang berperang melawan negara Sekutu Barat yang terdiridari Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Belanda, nampak Jepangsemakin terdesak. Kemudian sebagai usaha untuk mendapatkandukungan dari bangsa Indonesia ketika itu, maka pemerintah Jepangseolah bermurah hati kepada rakyat Indonesia, yaitu dengan mem-berikan janji untuk memerdekaan bangsa Indonesia di kemudian hari.

Dalam perkembangannya, maka pada tanggal 29 April 1945bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang, beliau atas namapemerintah Jepang kembali memberikan hadiah ulang tahun berupajanji (yang ke dua) untuk memerdekakan bangsa Indonesia dengantanpa syarat. janji tersebut disampaikan kepada bangsa Indonesia,

Page 51: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

35

seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah. Atas dasar maklumatPembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Melitir Jepang di seleuruhJawa dan Madura (Maklumat Gunseikan) Nomor 23, bangsa Indone-sia diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bahkanmereka menganjurkan agar bangsa Indonesia harus berani mendirikannegara Indonesia merdeka di hadapan negara-negara yang menjadimusuh Jepang, serta kaki tangan Nica (Netherlands indie CivilAdministraion), yang ingin kembali untuk menjajah bangsa Indonesia.

Kemudian untuk maksud tersebut, serta agar memperoleh simpatidan dukungan dari bangsa Indonesia, maka pada tanggal 29 April 1945dibentuklah suatu “Badan Penyelidik Usaha-Usaha PersiapanKemerdekaan Indonesia” (BPUPKI) yang selanjutnya disebut “BadanPenyelidik “ atau Dokuritsu Junbi Choosakai (Jepang). Badan tersebutkemudian dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dengan nama-nama paraKetua, dan Wakil Ketua serta para anggotanya sebagai berikut:

Ketua : Dr. K.R.T.Radjiman Wediodiningrat.

Ketua Muda : Raden Padji Soeroso, merangkap Kepala kantor/Kepala sekretariat.

Ketua Muda : Itjibangase, warga negara Jepang, sebagai anggotaKehormatan (tidak aktif).

Anggota-Anggota, (menurut nomor tempat duduknya dalampersidangan) adalah:

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 52: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

36

Page 53: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

37

Anggota-anggota tersebut kebanyakan berasal dari pulau Jawa,ada pula yang dari Sumatra, Maluku, dan Sulawesi. Serta beberapaorang yang berasal dari Eropa, Cina, dan Arab. Namun semuanyabertempat tinggal di Jawa, karena BPUPKI dibentuk oleh Saikoo Sikikanyang ada di Pulau Jawa. (Kaelan, 2004: 36).

Selanjutnya BPUPKI ini dibagi dalam dua bagian, yang terdiri dari:1. Bagian perundingan yang diketuai oleh K.R.T. Radjiman

Widiodiningrat.

2. Bagian Tata Usaha yang diketuai oleh R.P. Soeroso, dan Mr. A.G.Pringgodigdo sebagai Wakilnya.

H. Masa Sidang BPUPKIBPUPKI dilantik (28 Mei 1945), dengan tugas pokoknya adalah

melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha persiapan kemerdekaanIndonesia. Untuk tujuan tersebut maka dibentuklah beberapa PanitiaKerja berikut:1. Panitia Perumusan, dengan beranggotakan sebanyak 9 orang,

diketuai oleh Ir. Soekarno. Tugasnya adalah merumuskan naskahrancangan pembukaan UUD 1945.

2. Panitia Perancang UUD, yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Selanjutnyadari kepanitiaan ini dibentuk Pania Kecil yang diketuai oleh Prof.Dr.Mr. Soepomo.

3. Panitia Ekonomi dan Keuangan, yang diketuai oleh Drs. MohannadHatta.

4. Panitia Pembela Tanah air, yang diketuai oleh AbiKosnoCikrosuyoto.

Dalam pelaksanaan tugasnya BPUPKI telah melaksanakan duakali persidangan, yaitu:

1. Masa persidangan pertama, dilaksanakan mulai tanggal 29 Mei1945 sampai dengan 1 Juni 1945, (4 hari). Dengan substansi daninti pembahasan dalam persidangan dititikberatkan padapembahasan tentang landasan filosofi, yakni dasar negara Indo-nesia.

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 54: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

38

2. Masa persidangan kedua, berlangsung mulai tanggal 10 Juli 1945sampai dengan 16 Juli 1945 (7 hari). Dengan substansi dan intipembahasan dalam masa persidangan ini dititikberatkan padapembahasan UUD negara Indonesia

a) Masa persidangan pertama,

Pada sidang pertama tanggal 29 Mei 1945, Ketua BPUPKI memintakepada anggota peserta sidang untuk memberikan masukan-masukandiseputar Dasar Negara Indonesia ketika sudah merdeka, (Philosho-fische grondslag). Dan Tokoh pertama yang tampil untuk menyam-paikan konsep dasar negara pada sidang pertama ini adalah Mr.Mohammad Yamin. Dalam pidatonya beliau telah menyampaikanrumusan yang terdiri ata lima dasar, yaitu:

1. Peri Kebangsaan2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Peri Kesejahteraan.

Namun usulan tersebut mengalami perubahan disaat beliaumenyampaikannya secara tertulis, sebagaimana berikut ini:1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan perwakilan.

5. Keadlan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berikutnya pada sidang hari kedua (tanggal 30 Mei 1945) tokohyang tampil adalah Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H. Wahid Hasyim(dua orang Tokoh muslim), mereka mengusulkan agar yang menjadidasar negara Indonesia adalah ajaran Islam, namun mereka tidakmenyampaikan sesuatu rumusan sebagai tindak lanjutnya.

Kemudian pada sidang hari ketiga (tanggal 31 Mei 1945), tokohyang tampil sebagai pembicara utama adalah Prof. Mr. Soepomo. Beliaumengemukakan lima Dasar negara Indonesia adalah:

Page 55: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

39

1) Persatuan.

2) Kekeluargaan3) Keseimbangan lahir dan bathin

4) Musyawarah

5) Keadilan rakyat.

Pada hari terakhir masa persidangan pertama (tanggal 1 Juni 1945)tokoh yang tampil menyampaikan rumusan dasar negara Indonesiaadalah Ir. Soekarno (Bung Karno). Beliau mengusulkan rumusan dasarnegara tersebut diberi nama Pancasila, yang berisikan sila-sila sebagaiberikut:

1) Kebangsaan – Nasionalisme

2) Perikemanusiaan – Internasionalisme3) Mufakat – Democratie

4) Keadilan Sosial

5) Ketuhanan Yang Maha Esa.

Lebih lanjut Bung Karno mengatakan, bahwa ke lima sila itu bisadiperas hingga menjadi Tri Sila, yang terdiri dari:

1) Socio – Nasionalisme2) Socio – Democratie

3) Ke – Tuhanan.

Kemudian apabila Tri sila tersebut diperas lagi maka ia menjadiEka sila, yaitu “Gotong royong”.

Mana kala kita memperhatikan rumusan-rumusan tentang Konsepdasar negara Indonesia, yang disampaikan pada masa persidanganpertama, oleh tokoh-tokoh seperti tersebut diatas, sejarah telahmembuktikannya bahwa mereka mempunayi peran yang besar dalammenggali apa yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia padasaat ini.

Selanjutnya berhubung semua usul yang diajukan dalam masapersidangan pertama masih berupa usulan yang bersifat pribadi atauindividual, serta dalam pembahasannya belum mencapai pada suatukesimpulan atau kesepakatan, maka oleh Ketua BPUPKI diminta agar

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 56: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

40

semua usulan tersebut diajukan kembali secara tertulis, dan palinglambat tanggal 20 Juni 1945 sudah diserahkan ke BPUPKI. Dan untukmenindak lanjuti masalah tersebut maka dibentuklah sebuah kepani-tiaan yang diberi nama “Panitia Kecil”, yang beranggotakan 8 orang(Panitia 8), dengan tugas utamanya adalah menampung semuarumusan dan usul-usul yang telah disampaikan pada masa persida-ngan pertama, untuk diteliti dan dipelajari. Dan mana kala telah selesaidiserahkan kembali kepada Ketua BPUPKI melalui Sekretariat.

Adapun susunan Personalia Panita Kecil (Panitia 8) tersebutadalah:1. Ir. Soekarno, sebagai Ketua.

2. Drs. Moh. Hatta, anggota

3. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo, anggota

4. K.H. Wahid Hasyim, anggota5. Ki Bagoes Hadikoesoemo, anggota

6. Rd. Otto Iskandardinata, anggota

7. Mr. Mohammad Yamin, anggota

8. Mr. Alfred Andre Maramis, anggota.

Berikutnya setelah semua rumusan dan usul-usul tertampung danditeliti, akhirnya dihasilkan pokok-pokok permasalahan yang meliputi9 pokok masalah sebagai berikut:1. Permintaan agar Indonesia merdeka dengan selekas-lekasnya.

2. Tentang masalah Dasar Negara

3. Masalah Unifikasi dan Federasi

4. Bentuk Pemerintahan dan Kepala Negara5. Tentang warga negara

6. Masalah pemerintah di daerah

7. Masalah agama dan hubungannya dengan negara

8. Masalah perbedaan, dan9. Masalah keuangan.

Berikutnya seiring dengan berakhirnya masa persidanganpertama, sambil menunggu masa persidangan BPUPKI tahap kedua,

Page 57: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

41

Panitia 8 yang baru dibentuk melakukan pertemuan pada tanggal 22Juni 1945 dengan para anggota BPUPKI, yang ketika itu dihadiri oleh38 anggota. Namun demikian Bung Karno menegaskan bahwa perte-muan itu adalah sebagai “Rapat pertemuan antara Panitia Kecil denganpara anggota Dokutsu Junbi Choosakai”.

Ada beberapa pokok masalah yang dibicarakan dalam rapatgabungan tersebut, yaitu:1. Penetapan bentuk negara dan Penyusunan Hukum Negara;

2. Permintaan kepada pemerintah Jepang untuk selekas-lekasnyamengesahkan Hukum Dasar.

3. Meminta kepada pemerintah Jepang diadakan Badan Persiapanselekas mungkin yang tugasnya menyelenggarakan negara Indo-nesia merdeka di atas hukum dasar yang telah disusun.

4. Tentang pembentukan tentara kebangsaan dan tentang keuangan.

Di sampin itu dalam rapat gabungan tersebut juga berhasil mem-bentuk Panitia kecil lainnya, yang dikenal dengan nama “Panitia 9”yang beranggotakan sebanyak 9 orang, yang personalianya terdiri dari:1. Ir. Soekarno (sebagai Ketua).

2. Drs. Mohammad Hatta, anggota

3. Mr. Mohammad Yamin, anggota.

4. Mr. Achmad Soebardjo, anggota5. Mr. Alfred Andre Maramis, anggota.

6. Abdoel Kahar Moezakkir, anggota

7. K.H. Wahid Hasyim, anggota.

8. Abikoesno Tjokrosoejoso, anggota, dan9. Agoes Salim sebagai anggota.

Adapun yang menjadi tugas pokok dari Panitia 9 tersebut meliputi:1. Merumuskan Dasar Negara.

2. Mencari modus/jalan keluar antara apa yang disebut “golonganIslam, dengan apa yang disebut dengan golongan kebangsaan,mengenai agama dan negara” yang masalahnya telah timbul sejakdalam masa persidangan pertama dilaksanakan.

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 58: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

42

Akhirnya dalam tugasnya Panitia 9 ini berhasil memperolehmodus/jalan yang berkaitan dengan Dasar negara yang dibentuk dalamsuatu “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar”, yang kemudian olehMr. Moh Yamin disebut dengan “Piagam Jakarta, (Jakarta Charter)”.Atau menurut Soekiman disebut dengan “Gentleman Agreement”(Perjanjian Luhur). Yang di dalamnya dimuat perumusan Dasar Negarayang terdiri atas lima macam atau lima sila, yaitu:

1. Ke- Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagipemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan-perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta atau Gentleman Agreement ini kemudiandiserahkan kepada Panitia 8 untuk selanjutnya dilaporkan dalam sidangpleno BPUPKI yang akan dilaksanakan pada masa persidangan keduayang berlangsung pada tanggal 10 – 16 Juli 1945.

b) Masa Persidangan kedua:Pada masa persidangan kedua ini pembahasan dipusatkan pada

Rancangan Undang-Undang Dasar beserta pembukannya. Panitiaperancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno menyetujui bahwaPembukaan UUD diambil dari Piagam jakarta. Kemudian untukmerumuskan UUD, Panitia perancang membentuk lagi panitia kecilyang diketuai oleh Prof. Dr. Hussein. Akhirnya pada tanggal 14 juli1945 Ir Soekarno melaporkan hasil kerja sama Panitia Perancang UUDkepada sidang, yang menyatakan hal-hal berikut;

1. Pernyataan Indonesia merdeka;

2. Pembukaan Undang-Undang Dasar; dan

3. Undang-Undang Dasar (Batang Tubuhnya).

Akhirnya sidang BPUPKI menerima hasil kerja panitia itu.selanjutnya setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, kemudianBPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Kemudian sebagai

Page 59: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

43

gantinya dibentuklah Panitia yang sesuai dengan tuntutan keadaansaat itu, yaitu: “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (PPKI).

I. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan sidang PPKIa) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Bertepatan dengan tanggal 9 Agusstus 1945 BPUPKI dibubarkanoleh Jepang, kemudian pada tanggal yang bersamaan dibentuk pulasebuah kepanitiaan, yang diberi nama “Panitia Persiapan KemerdekaanIndonesia (PPKI) atat Dokuritzu Junbi Iinkai, yang susunan persona-lianya sebagai berikut:

Ketua : Ir. Soekarno.

Wakil Ketua : Drs. Mohammad Hatta.Anggota-anggota :

Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 Jenderal Terautji sekalilagi mengeluarkan pernyataan bahwa pemerintah Jepang akanmemberikan kemerdekaan pada bangsa Indonesia. Oleh sebab itu padatanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Radjiman

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 60: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

44

Widijodiningrat diundang oleh Marsal Terautji, Panglima tertinggiAngkatan Perang Jepang seluruh Asia Tenggara di Saigon/Vetnam,guna menerima petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraankemerdekaan bangsa Indonesia.

Namun pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkanbom atom di Herosima, kemudian pada tanggal 9 Agustus 1945 diNagasaki, yang menyebabkan pada tanggla 14 Agustus 1945 Jepangmenyerah tanpa syarat kepada Tentara Sekutu. Dan akibat darimenyerahnya Jepang kepada Sekutu tersebut menyebabkan seluruhjanji-janji untuk memerdekakan bangsa Indonesia menjadi tidak adalagi. Walaupun demikian sebagian besar rencana Jepang terhadapbangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik, kecuali rencanaterakhir berupa janji utk kemerdekaan bangsa Indonesia tidakterlaksana.

Akan sangat menarik bilamana kita mengkorelasikan antarakegagalan Jepang untuk memberikan Kemerdekaan pada bangsa In-donesia dengan jiwa dari rancangan Pembukaan Hukum Dasar yangtelah disetujui oleh BPUPKI, yang antara lain menyatakan: “... bahwasesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ... “ (alineaI), kemudian, Atas berkah Allah Yang Maha Kuasa: “... rakyat Indone-sia dengan ini menyatakan kemerdekaannya “. (alinea III).

Akhirnya dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang ada,sebasgai akibat menyerahnya Jepang kepada Sekutu, maka Indone-sia mengambil putusan sendiri untuk memproklamasikan Indonesia.Maka bertepatan pada hari Jum;at, tanggal 17 Agustus 1945, diPegangsaan Timur 56 Jakarta sekitar jam 10 WIB, Bung Karno dengandidampingi oleh Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indo-nesia, dengan teks Proklamasi Kemerdekaan selengkapnya sebagaiberikut:

Page 61: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

45

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakaan kemerdekaanIndonesia. Hal-hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-laindiselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yangsesingkat-singkatnya;

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahun 1945

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/ Hatta.

Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah merupakan sumber hukumberdirinya negara Republik Indonesia. Walaupun sebenarnya padawaktu dicetuskannya Proklamasi tersebut Indonesia sudah memenuhisyarat sebagai suatu negara, dengan alasan:

1. Ada rakyatnya, yaitu bangsa Indonesia.2. Ada daerahnya, yaitu tanah air Indonesia, yang dulu dinamakan

Hindia Belanda.

3. Ada kedaulatannya, yaitu sejak diucapkannya ProklamasiKemerdekaan tanggal 17 Agustus 1845.

4. Ada pemerintahannya, yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan In-donesia.

b) Sidang-Sidang PPKI

1. Sidang PPKI Pertama (18 Agustus 1945)

Sehari setelah proklamasi Kemerdekaan, tepatnya tanggal 18Agustus 1945, PPKI melakukan sidangnya yang pertama, yangdihadiri oleh 27 peserta, dengan keputusan-keputusan yangdihasilkan antara lain sebagai berikut:

a) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, yang meliputi:1) Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam

Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai PembukaanUndang-Undang Dasar 1945.

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 62: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

46

2) Menetapkan rancangan hukum Dasar yang telah diterimadari BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalamiberbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahanPiagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.

b). Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertamac). Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat

sebagai Badan Musyawarah Darurat.

Beberapa perubahan yang terjadi pada Piagam Jakarta setelahdijadikan sebagai Pembukaan dari Undang-Undang Dasar 1945,adalah sebagaimana berikut ini:

Sementara perubahan yang terjadi pada pasal-pasal dalamRancangan Hukum Dasar setelah menjadi UUD 1945 adalahsebagai berikut:

Page 63: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

47

2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945)

Dalam sidang kedua PPKI telah menghasilkan berbagaikeputusan sebagaimana berikut ini:a. Pembagian Departemen-departemen atau Kementerian-

Kementerian pemerinta-han yang berjumlah 12 Departemen,yang susunan pembagiannya terdiri atas berbagai Departemensebagaimana tersebut di bawah ini:

1. Departemen Dalam Negeri

2. Departemen Luar Negeri

3. Departemen Kehakiman4. Departemen Keuangan

5. Departemen Kemakmuran

6. Departemen Kesehatan

7. Departemen Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan8. Departemen Sosial

9. Departemen Pertahanan

10. Departemen Penerangan

11. Departemen Perhubungan12. Departemen Pekerjaan umum.(Sekretariat Negara, 1995:

461).

b. Tentang Daerah Propinsi Indonesia, dengan pembagian sebagaiberikut:

1. Propinsi Sumatera

2. Propinsi Jawa Barat

3. Propinsi Jawa Tengah4. Propinsi Jawa Timur

5. Propinsi Kalimantan

6. Propinsi Sulawesi

7. Propinsi Maluku8. Propinsi Sunda Kecil

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 64: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

48

3. Sidang Ketiga. (20 Agustus 1945).

Dalam sidang ketiga ini PPKI melakukan pembahasan tentangagenda “Badan Penolong Keluarga Korban perang”. Adapunkeputusan yang dihasilkan adalah terdiri atas delapan pasal. Salahsatu dari pasal tersebut yaitu: pasal 2. Untuk maksud tersebut makadibentuklah suatu badan yang disebut dengan “Badan KeamananRakyat” (BKR).

4. Sidang Keempat (22 Agustus 2045)

Pada sidang ini masalah yang dibahas oleh PPKI adalahpembentukan Komite Nasional., Partai Nasional Indonesia danBadan keamanan Rakyat. Hal tersebut sebagaimana ditetapkandalam pasal (4) aturan Peralihan, bahwa inti dari keanggotaanKomite Nasional ialah PPKI, kemudian ditambah dengan Pimpinanrakyat dari semua golongan, aliran dan lapisan masyarakat, sepertiPamong Praja, Alim Ulama, Kaum Cendekiawan, Wartawan dangolongan lain yang ada di masyarakat. (M.Syamsuddin, dkk.: 2009:42).

Berikutnya setelah PPKI menyelesaikan sidang terakhirtersebut, maka bubarlah PPKI tersebut secara tidak langsung, danpara anggotanya dilebur menjadi anggota inti dari KNIP (KomiteNasional Indonesia Pusat), yang anggotanya berjumlah sebanyak150 orang. Yang selanjutnya pada Rabu tanggal 29 Agustus 1945,bertempat di gedung Kebudayaan (gedung Komidi di Pasar Baru)seluruh anggota tersebut dilantik secara resmi oleh PresidenSoekarno.

J. Kemerdekaan Masa setelah ProklamasiWalaupun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah dilaksanakan

pada tanggal 17 Agustus 1945, namun bangsa Indonesia masih meng-hadapi problema terutama yang berkaiatan dengan kekuatan tenteraSekutu, khususnya bangsa Belanda yang berupaya ingin kembaliberkuasa di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap merekadalam memaksa Indonesia agar mengakui Pemerintah Nica (Nehter-lands Indies Civil Administration). Serta memprogandakan kepada dunia

Page 65: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

49

luar bahwa negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17Agustus 1945 hanyalah Hadiah dari Fasis Jepang.

Oleh sebab itu untuk melawan sikap licik dan tuduhan dariBelanda tersebut, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan tigamaklumat, yang terdiri dari:1. Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945, yang

menghentikan kekuatan luar biasa dari Presiden sebelum habismasa berlakunya. Kemudian maklumat tersebut memberikankekuasaan kepada MPR dan DPR yang semula dipegang olehPresiden kepada KNIP.

2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945, yang berisikanagar rakyat Indonesia mendirikan Partai politik sebanyak-banyak-nya. Hal tersebut dilakukan untuk menunjukkan kepada negara luar(Barat), bahwa negara Indonesia yang telah memproklamsikankemerdekaannya adalah negara demokrasi dengan multi partai.

3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, tentang peru-bahan sistem pemerintahan Indonesia, dari sistem Pemerintahan/Kabinet Presidensial menjadi sistem Pemerintahan Perlementeryang berasaskan Demokrasi Liberal.

Kmudian dalam perkembangannya ternyata kondisi tersebut telahmenciptakan situasi politik yang tidak atabil, karena Pemerintah telahmelakukan penyimpangan dari ideologi Pancasila serta konstitusi yangberdasarkan UUD 1945. Akibat lainnya dengan pemberlakuan sistempemerintahan/Kabinet Parlementer yang bebas/liberal, telahmenciptakan instabilitas politik dalam negeri, bahkan hingga terjadinyaKabinet yang jatuh bangun yang kesemuanya itu berdampak negatifterhadap kedaulatan negara pada saat itu.

Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Selanjutnya bertepatan pada tanggal 27 Desember 1949 di DenHaag (Belanda), Pemerintah Indonesia telah menandatangani suatupersetujuan (Mantelresolusi) bersama Ratu Yulaiana di Belanda,sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB), berupa pembentukan“Negara Indonesia Serikat” (RIS). Akibatnya semua ketentuan yang

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 66: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

50

berkaitan dengan konstitusi RIS tersebut harus diberlakukan. Adapunsebagian dari isi Konstitusi tersebut antara lain adalah:

a. Konstitusi RIS menentukan bentuk Negara Serikat (Federalis) yangmencakup 16 negara bagian (pasal 1 dan 2).

b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan atasdemokrasi liberal. Sehingga semua menteri dalam menjalankantugasnya, bertanggung jawab kepada Parlemen (Pasal 118 ayat2).

c. Dengan berlakunya Mukaddimah dalam Konstitusi RIS secara tidaklangsung telah menghapuskan seluruh jiwa dan semangat, bahkanisi dari Pembukaan UUD 1945, serta Proklamasi Kemerdekaan In-donesia.

Namun demikian karena sebelum persetujuan Meja Bundar diBelanda tersebut dilaksanakan, bangsa Indonesia telah memilikikedaulatan, oleh sebab itu persetujuan pada tanggal 27 Desember1949 tersebut, bukanlah berupa penyerahan kedaulatan, melainkansebagai “pemulihan kedaulatan” atau bahkan berupa “pengakuan akankedaulatan negara Indonesia”.

Negara Kesatuan Republik IndonesiaSecara politis pendirian negara RIS hanyalah suatu Taktik semata.

Sebab negara RI tetap konsisten terhadap deklarasi Proklamasi yangterkandung dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya alinea IV yangantara lain menyatakan, bahwa Pemerintahan negara ... “ yangmelindungi segenap bangsa Indonesia d Indonesia dan seluruh tumpahdarah negara Indonesia, ... “ yang berdasarkan UUD 1945 danPancasila.

Akhirnya atas persetujuan antara RIS dengan negara RI padaTanggal 19 Mei 1950, seluruh negara bagian dalam RIS bersatu kedalam negara kesatuan, dengan berdasarkan Konstitusi Sementarayang berlaku sejak 17 Agustu 1950.

Dekrit 5 Juli 1959

Dalam rangka untuk menciptakan kestabilan di bidang politik,ekonomi, sosial dan di bidang pertahanan dan keamanan, maka pada

Page 67: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

51

tahun 1955 telah dilaksanakan pemilihan umum. Namun dalamkenyataannya harapan tersebut tidak pernah tercapai sesuai dengankeinginan masyarakat Indonesia ketika itu. Ada beberapa penyebabhingga harapan rakyat tersebut tidak pernah terwujud, antara lain:

a. Perekonomian Indonesia ketika itu dikuasai oleh para pemodalraksasa.

b. Pemerintah tidak mampu menyalurkan aspirasi masyarakat dibidang ekonomi yang lebih baik/maju, yang disebabkan oleh jatuhbangunnya Kabinet ketika itu.

c. Pembentukan Kabinet masih bersifat Liberal yang berdasarkanUUDS 1950 sehingga menyebabkan situasi sosial politik menjaditidak stabil.

d. Hasil Pemilu 1955, tidak menghasilkan DPR yang menggambarkansuara perimbangan kekuasaan politik yang riil ada di masyarakat.Sehingga banyak kekuatan sospol dan golongan yang ada di daerahmasih belum terwakili suaranya di DPR.

e. Konstituante yang bertugas membentuk UUD yang tetap bagi nega-ra RI, telah gagal dalam melaksanakan tugasnya, sekalipun mere-ka telah melaksanakan persidangan selama waktu dua setengahtahun. Hal tersebut juga disebabkan oleh karena terjadinya ketidakkompakkan dalam melaksanakan tugas. Misalnya konstituanteseharusnya bertugas untuk membuat undang-undang negara,tetapi mereka kembali membahas tentang Dasar Negara.

Atas berbagai alasan sebagaimana tersebut di atas, makaPresiden sebagi Badan yang bertanggung jawab untuk menyelamatkanbangsa dan negaranya, menyatakan bahwa semua keadaanketatanegaraan yang telah mengancam kesatuan dan persatuan bangsaserta keselamatan negara, perlu mengeluarkan Dekrit atau Pernyataan,yang berisikan sebagai berikut:I. Membubarkan Konstituante.

II. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945. Serta tidak lagidiberlakunnya kembali UUD 1950..

III. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 68: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

52

Oleh sebab itu atas pernyataan/Dekrit yang dikeluarkan padatanggal 5 Juli 1959 tersebut, maka UUD 1945 kembali berlaku di NegaraRepublik Indonesia hingga sampai masa kini. (Mardoyo, 1978: 192).

K. Masa Orde BaruDalam sejarah Indonesia, suatu tatanan masyarakat dan

pemerintahan setelah meletusnya Gerakan pemberontakan 30 Sep-tember 1965 oleh PKI, sampai dengan Era dimulainya Reformasi tahun1998, disebut dengan “Orde Baru”. Sementara tatanan masyarakatdan pemerintahan sebelumnya, hingga terjadinya G. 30 S PKI disebutdengan “Orde Lama”.

Sebagai akibat dari berbagai penyelewengan terhadap Pancasiladan UUD 1945, serta berbagai pemberontakan lainnya, yang dilakukanoleh PKI pada masa Orde Lama, maka pada masa Orde Baru tuntutanutama masyarakat dan pemerintahan adalah agar Pancasila dan UUD1945 dapat dilaksanakan secara murni dan konsekuen.

Munculnya Orde Baru, ditandai dengan terjadinya berbagai aksiyang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat. Misalnya aksi yangdilakukan oleh Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI),Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Guru In-donesia (KAGI) dan lain-lain, yang timbul dimana-mana. Disampingtuntutan utama seperti tersebut di atas, semua aksi tersebut jugamenuntut:

1. Pembubaran PKI dan Ormas-ormasnya.2. Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur Gerakan 30 S PKI

3. Penurunan Harga.

Ketiga tuntutan tersebut dikenal dengan isstilah “Tritura” (TigaTuntutan Hati Nurani Rakyat), sebagai perwujudan dari rasa keadilan,kesejahteraan dan kebenaran.

Namun karena kuatnya aksi dan tuntutan rakyat menyebabkanpenguasa Orde lama (Presiden) ketika itu Ir. Soekarno tidak mampulagi menguasai negara. Hingga Presiden sebagai Panglima Tertinggimengeluarkan “Surat Perintah 11 Maret 1966 (SUPER SEMAR) yangmemberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat yangketika itu dijabat oleh Letnan Jenderal Soeharto.

Page 69: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

53

Tugas pokok pemegang Super Semar, adalah memulihkan keama-nan dan ketertiban negara, melakukan tindakan terhadap pengacaukeamanan, yang dilakukan oleh PKI beserta ormas-ormasnya, sertamembubarkan PKI dan Ormas-ormasnya, sekaligus mengamankan 15orang Menteri yang duduk dalam Kabinet Orde Lama, yang kesemuanyaterindikasi terlibat dengan G. 30 S PKI dan lain-lain. (Mardoyo, 1978:200).

Selanjutnya dalam sidang MPRS/IV/1966, yang salah satu keteta-pannya adalah menerima dan memperkuat Surat Perintah SebelasMaret (Super Semar), yang dituangkan dalam Ketetapan Nomor IX/MPRS/1966. Sehingga dengan demikian Super Semar yang semula ber-sumber dari Hukum Tata negara yang bersifat Darurat, telah berubahmenjadi bersumberkan pada kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2 UUD1945).

Kemudian dalam perjalanan pemerintahannya, Orde Baru telahmelaksanakan Pemilihan Umum tahun 1973, yang menghasilkanterbentuknya MPR pada tahun 1973, dengan misi yang diembannyaadalah berdasarkan Tap X/MPR/1973, yamg meliputi:

1. Melanjutkan pembangunan lima tahun dan menyusun sertamelaksanakan Rencana Lima tahun II sebagai GBHN.

2. Membina kehidupan masyarakat agar sesuai dengan demokrasiPancasila.

3. Melaksanakan Politik luar negeri yang bebas dan aktif denganorientasi pada kepentingan nasional.

Akhirnya sejak saat itu, Orde Baru secara berangsur-angsur melak-sanakan program-programnya dalam rangka untuk merealisasikanpembangunan nasional, sebagai perwujudan dari Pelaksanaan danpengamalan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.

L. Masa ReformasiMasa reformasi adalah suatu gerakan untuk memformat ulang,

menata ulang atau menata kembali, hal-hal yang menyimpang untukdikembalikan pada format/bentuk semula, sesuai dengan nilai-nilaiideal yang dicita-citakan rakyat (Riswanda, 1998). Hal tersebutdilakukan karena setelah Orde Baru berkuasa sekian lama (sekitar 32

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 70: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

54

tahun), bangsa Indonesia menghadapi bencana hebat, sebagai dampakkrisis ekonomi di Asia, terutama Asia Tenggera ketika itu. Kondisitersebut berdampak negatif terhadap negara Indonesia. Misalnya,stabilitas politik menjadi goyah dan hancurnya tatanan ekonominasional.

Lebih parah lagi praktek-praktek pemerintahan Orde Baru ternyatahanya membawa kesejahteraan yang bersifat semu. Ekonomi rakyatmenjadi semakin terpuruk, sistem ekonomi menjadi kapitalistik,dimana kekuasaan ekonomi di Indonesia berada pada sebagian kecilpenguasa dan konlomerat. Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme(KKN) tumbuh dengan suburnya. Bahkan hampir seluruh Instansi danlembaga pemerintahan telah terjadi penyalah gunaan kekuasaan danwewenang yang dilakukan oleh para pejabat dan pelaksana pemerin-tahan. Yang kesemuanya itu tentu saja membawa rakyat semakin jauhdari kesejahteraan, sebagaimana dicita-citakan semula.

Para wakil rakyat yang seharusnya menjaga amanat rakyat padaprakreknya tidak dapat berfungsi secara demokratis. DPR, MPR telahmenjadi mandul, karena sendi-sendi demokrasi telah terjangkitpenyakit KKN. Sistem politik yang berlaku adalah sistem “BirokratikOtoritarian”, dan sistem “Korparatik”. (Nasikun, 1998: 5). Yang ditandaidengan terjadinya konsentrasi kekuasaan dan partisipasi di dalampembuatan keputusan-keputusan nasional, yang hampir seluruhnyaberada di tangan penguasa negara, pada kelompok meliter, padakelompok cerdik pandai, dan pada kelompok wiraswastawan yangbekerjasama dengan masyarakat bisnis internasional. Kondisi yangdemikian berakibat kondisi ekonomi rakyat menjadi semakin parah,karena mereka tidak mendapat perhatian dari pemerintah sebagaimanamestinya.

Di sisi lain, rakyat banyak dikelabui dengan berbagai programyang mengatasnamakan rakyat, namun dalam realitanya hanya akanmenguntungkan para elit ekonomi dan para pejabat semata. Oleh sebabitu hampir diseluruh tanah air Indonesia banyak pejabat yangmelakukan praktek-praktek KKN, yang bertujuan untuk kepentinganpribadi semata. Sehingga Pancasila sebagai sumber dari segalasumber nilai dalam bernegara, sebagai dasar moral etik bagi elitpelaksana negara, hanya digunakan sebagat alat legitimasi politik danuntuk kepentingan pejabat dan kroni-kroninya. Bahkan tidak jarang,

Page 71: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

55

suatu kebijakan dan tindakan yang dilakukan selalu mengatasnamakanpancasila, bahkan kebijaksanaan dan tindakan yang bertentangansekalipun, diistilahkan sebagai pelaksanaan pancasila secara murnidan konsekuen. (Kaelan, 2004: 237). Dan puncak dari semua kejadiantersebut timbullah berbagai gejolak dan gerakan moral politik, yangmenuntut dilakukannya Reformasi di segala bidang, khususnya dibidang ekonomi, politik, serta dibidang penegakkan hukum.

Akhirnya sebagai akibat dari kuatnya tuntutan reformasi tersebut,pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri, danPresiden kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie,yang diikuti dengan pembentukan “Kabinet Reformasi Pembangunan”.

Sejak pemerintahan B.J.Habibie inilah yang mengantarkan rakyatIndonesia untuk melakukan reformasi secara menyeluruh, terutamadalam perubahan terhadap 5 buah UU politik yang ditetapkan padatahun 1985. Kemudian diikuti pula dengan reformasi dibidang ekonomi,terutama yang menyangkut perlindungan hukum, sehingga perludiwujudkan dalam bentuk:

a. UU Anti Monopoli,

b. UU Persaingan Sehat,

c. UU tentang Kepailitan,d. UU tentang Usaha Kecil,

e. UU Bank senteral,

f. UU Perlindungan Buruh, dan lain sebagainya (Nopirin, 1998: 1).

Di samping reformasi di bidang tata kelola pemerintahan, yangdiwujudkan dalam berbagai perundang-undangan seperti tersebut diatas, diikuti pula dengan reformasi hukum beserta aparatnya, sertareformasi dari berbagai instansi pemerintahan. Bahkan terhadaplembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, seperti DPR dan MPR.Dan untuk maksud tersebut dilakukanlah Pemilihan Umum yang diper-cepat yang diawali dengan melakukan perubahan terhadap berbagaiUU yang terkait dengan itu. Sehingga benar-benar dapat mewujudkaniklim politik yang demokratis, sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UUD1945, yang menyatakan bahwa kedaulatan adalah berada di tanganrakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Page 72: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

56

Rakyat (MPR), (Mardjono, 1998: 57). Adapaun UU dimaksud antaralain adalah:

a. UU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD (UUNo. 16/1969 Jis. UU No. 5/1975 dan UU No. 2/1985).

b. UU tentang Partai Politik dan Golongan Karya (UU No. 3/1975, Jo,UU. No. 3/1985).

c. UU tentang Pemilihan Umum (UU No. 16/1969 Jis UU. No. 4/1975,UU No. 2/1980, dan UU.No. 1/1985.

Page 73: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

57

BAB IVPERTUMBUHAN PAHAM KEBANGSAAN

INDONESIA

Indonesia sebagaimana yang ada seperti saat ini sesungguhnyaia merupakan suatu kesatuan proses dari perjalanan panjang bangsaini. Karena bangsa Indonesia terbentuk dari penggalan-penggalansejarah yang kadang tampak lepas dan tercerai, tetapi pada hakikatnyamasing-masing episode itu tak terpisahkan antara yang satu denganyang lain. Ada benang merah yang menghubungkan antara penggalan-penggalan sejarah tersebut.

Berkaitan dengan pemahaman terhadap Indonesia ini ada duapendekatan yang dapat dikemukakan, yaitu :

Pertama: Pendekatan yang dipelopori oleh Sutan Taqdir AliSyahbana. Ia mengemukakan bahwa di dalam memahami bangsa In-donesia ini haruslah dilihat bahwa Indonesia adalah bangsa yang barulahir dan terlepas dari keterikatan sejarah masa lalu seperti kerajaanSriwijaya, Majapahit, Mataram dan sebagainya. Indonesia baru adalahIndonesia yang rasional, maju dan mirip dengan bangsa Barat lainnya.

Ke dua : Pendekatan ini dipelopori oleh Sanusi Pane dkk. Merekaberanggapan bahwa bahwa suatu bangsa tidak mungkin menjadi betul-betul baru dengan meninggalkan sama sekali warisan-warisan sejarahmasa lalu. Karena bangsa ini terbentuk dari jalinan sejarah tempodulu, yang mewariskan nilai-nilai, norma-norma dan sebagainya, yangterajut menjadi kultur bangsa Indonesia yang mewarnai kehidupan

Page 74: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

58

bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara. Sehingga prosespanjang perjalanan bangsa Indonesia tidak dapat dipenggal demikiansaja dengan alasan karena sejarah masa lalu Bangsa Indonesia tidakrelevan dengan perkembangannya seperti sekarang.

Penggalan-penggalan sejarah tersebut dapat dibagi dalam tigabagian, yaitu :1. Nusantara pada Masa Pra Kolonial

2. Nusantara pada masa Kolonial

3. Indonesia Pasca Kemerdekaan.

A. Nusantara Pada Masa Pra KolonialMasa pra kolonial berlangsung sekitar abad ke 5 – 17. Nama

Indonesia juga belum dikenal, di kawasan Asia tenggara bagian selatanini orang lebih mengenal dengan nama Nusantara. Dan secara politikkawasan ini terdiri dari berbagai kekuasaan politik, misalnya diSumatera ada Kerajaan Sriwijaya, di Jawa ada kerajaan Singosari,Majapahit, dan Mataram. Di Kalimantan ada Kerajaan Banjar, diSulawesi ada Kerajaan Gowa, di Maluku ada kerajaan Ternate, danTidore, di daerah Bali ada Kerajaan Buleleng, dan lain sebagainya.Sehingga hampir setiap pulau atas etnis dan sudah pastilah dikuasaioleh kekuasaan politik yang berbeda-berbeda.

Pada masa tersebut kesadaran politik (Paham dan rasa Kebang-saan) sebagai pemersatu bangsa belum tumbuh dan tidak dapat diha-rapkan. Karena setiap kerajaan tersebut mereka saling berebutpengaruh, bahkan melakukan peperangan terhadap sesama mereka.Dan Kesadaran yang mereka miliki ketika itu adalah kesadaran bersamabahwa mereka secara geopolitik terletak dan mendiami di wilayahNusantara. Dan pda saat itu pusat-pusat kebudayaan besar yang adadi Asia ada tiga yaitu : India, Cina dan Nusantara.

Perebutan pengaruh dari ketiga kekuasaan tersebut nampak jelas,khususnya hubungan antara India dengan Nusantara, terutama hubu-ngan dibidang kebudayaan, sehingga ajaran Hindu-Budha tersebar luasdi wilayah Nusantara. Walaupun sebenarnya hubungan politik antaraIndia dengan Nusantara dalam skala makro tidaklah begitu mesra.Bahkan pada suatu waktu kerajaan Sriwijaya pernah berperang dengan

Page 75: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

59

kerajaan Coli dari India, yang sejatinya adalah merupakan perebutanidentitas Nasional antara kekuatan politik India dan Nusantara.

Sementara hubungan Nusantara dengan Cina lebih banyak dalamhal hubungan perdagangan. Sekitar abad ke 13 Cina melakukanekspansi ke Nanyang (ke selatan) dan secara riil sasaran kebijakantersebut adalah Nusantara. Pada saat itu Cina mengirimkan utusan kekerajaan di Nusantara dengan disertai dengan armada perang yangtangguh. Namun kebijakan Cina tersebut mendapatkan reaksi dari RajaSingosari Prabu Karta Negara. Untuk itu Singosari berusaha untukmenyatukan Nusantara, serta membentengi gerak Cina ke arah selatanguna menahan pengaruh Cina di daerah Sumatera. Namun karenakurang konsolidasi ke dalam usaha tersebut mangalami kegagalan,dan Singosari akhirnya dapat dihancurkan oleh Jaya Katwang dari Kediri.

Pada masa Majapahit kerja sama antara Nusantara dengan Cinaawalnya mengalami ketegangan sebagai akibat “pembantaian orang-orang cina di Maja Pahit”, namun akhirnya hubungan yang bersifatdiplomatis dapat berlangsung dengan baik. Kedua kekuatan besar Cinadan Nusantara tersebhut mereka tidak saling menundukkan, tetapisebaliknya mereka mengembangkan hubungan “Mitreka Satata” yaituhubungan bertetangga dengan baik, bahkan saling memberi ha-diah. Dan pada saat itu Majapahit pernah mendapatkan “PutriCampa”.

Dari gambaran tersebut jelas bahwa sebagai suatu bangsa,Nusantara belum dapat dipersatukan secara politik, tetapi merekatelah memiliki kesadaran geopolitik bagi para raja pada waktu itu sertasebagai identitas mereka dalam berhadapan dengan kekuasaan politik/kewasan lain.

Dari gambaran kasus kerajaan tersebut di atas tampak walaupunsebagai suatu bangsa Nusantara belum dapat dipersatukan secarapolitik, tetapi kawasan Nusantara telah memberikan kesadarangeopolitik bagi para raja waktu itu sebagai identitas dalam berhadapandengan kekuasaan lainnya.

B. Nusantara Pada Masa KolonialMasa kolonial ini adalah masa yang amat panjang, yaitu mulai

jatuhnya Malaka pada tahun 1151, hingga tibanya Proklamasi

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia

Page 76: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

60

Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. (sekitar 434 tahun).Dan dengan modal kesadaran sebagai “bangsa Nusantara” kerajaan-kerajaan di Nusantara memasang kuda-kuda kecurigaan terhadapkehadiran orang-orang asing di Nusantara.

Negara asing pertama yang datang dan melakukan kolonialismedi Indonesia adalah Bangsa Portugis, dengan tiga misi yang mereka,yaitu: demi kejayaan bangsa Portugis (Glory), demi kemakmuranbangsa Portugis (Gold) dan penyebaran agama Nasrani (Gospel).

Ke tiga misi Kolonial Portugis tersebut telah berhadapan dengankekuasaan politik di Nusantara. Misalnya kerajaan Demak sebagairepresentasi dari kekuatan Nusantara sekaligus kekuatan Islam dengandipimpin oleh Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor) telah mencobamelakukan penyerangan terhadap kekuatan Portugis di Malaka. Namundalam penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Tapi dari sisilainnya penyerangan tersebut telah membangkitkan Rasa Solidaritaskekuatan Islam di Nusantara guna menahan pengaruh dari kolonialPortugis. Demikian pula Aceh telah berkali-kali mencoba melakukanpenyerangan terhadap Portugis di Malaka.

Negara berikutnya yang melakukan kolonialisme di Nusantaraadalah bangsa Belanda dengan VOC-nya. (sekitar akhir abad ke XVI).(VOC adalah singkatan dari Verenigde Oost Indishche Compagne) yangberarti “Perkumpulan Dagang”. Namun misi VOC ini lebih terkon-sentrasi pada urusan perdagangan dari pada misi agama. Tapi lamakelamaan VOC makin menerapkan sifat kolonialnya yaitu menciptakanmonopoli perdagangan dengan cara menanamkan pengaruhnya kepadapenguasa-penguasa Nusantara, serta mencampuri urusan-urusanIstana guna memperoleh hak monopoli atas perdagangan tersebut.

Perbedaan mendasar reaksi penduduk Nusantara terhadapPortugis dan terhadap VOC, adalah perlawanan terhadap Portugisdipenuhi dengan kesadaran kenusantaraan dan keagamaan. Sedangkanperlawanan terhadap VOC jiwa kenusantaraan itu telah menghilang,karena para penguasa pribumi terjebak pada persoalan lokal masing-masing wilayah kekuasaannya. Dan sedikit banyak perubahan ituadalah akibat dari politik “divide et impera” oleh VOC, terutamadengan cara mengadu domba kekuatan-kekuatan dalam istana. Olehkarena kekuatan-kekuatan di istana bergolak maka masing-masing

Page 77: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

61

pihak yang berselisih berusaha keras untuk memperoleh dan mem-pertahankan hak previlose mereka masing-masing. Dan perekat yangmasih ada adalah “rasa solidaritas agama dan rasa ketertindasan”.

Sebagaimana sering dijumpai dalam berbagai kepustakaan bahwaperlawanan terhadap VOC itu dianggap sebagai perang melawan or-ang “Kafir”. Hal tersebut nampak dalam peperangan antara SultanAgung dengan VOC, dan peperangan antara Sultan Hasanuddindengan VOC di Makasar serta peperangan antara Trunojoyo denganVOC dan berbagai peperangan lainnya.

Kehadiran VOC ke Nusantara telah menumbuhkan kesadaran bagimasyarakat muslim akan adanya ancaman berupa pengaruh agamanasrani yang dibawa oleh orang asing berkulit putih. Jugamenumbuhkan rasa kebersamaan bagi masyarakat Nusantara dalammenghadapi penindasan ekonomi dengan politik monoplinya di bidangperdagangan yang dilakukan oleh Belanda dengan VOC-nya.

Oleh sebab itu baik lansung atau tidak langsung kehadiran VOCtelah menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat muslim Nusantaraakan adanya ancaman dari bangsa asing berkulit putih. Selain itu tim-bulnya kesadaran dan perasaan yang sama terhadap penindasanekonomi akibat monopoli VOC. Dan dalam jangka panjang kesemua-nya itu ternyata telah memberikan pondasi bagi tumbuh kembangnyanasionalisme bangsa Indonesia.

Ketika VOC dibubarkan dan diganti oleh pemerintah Belanda,Wilayah Nusantara ini dimasukkan dalam struktur pemerintahanBelanda sebagai daerah “Hindia Belanda”. Dan yang dimaksud denganHindia Belanda adalah daerah-daerah di wilayah Nusantara yangberbatasan dengan wilayah-wilayah kekuasaan asing lainnya, yaituInggeris, di Malaysia, Brunai, Papua Nugini, dan Asutralia. Spanyol diFilipina dan Portugis di Timor Timur.

Namun dalam hal penjajahan pemerintah Belanda ini tak banyakmengubah strategi VOC. Sehingga kekuatan-kekuatan Islam mencobauntuk melawan dan menggulingkan otoritas Belanda di Nusantara.Seperti penyerangan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, TekuImam Bonjol, Cut Nayk Dien dan lain-lain.

Walaupun jumlah orang Belanda sedikit, tetapi Belanda mampumengatur dan merubah pola pikir orang-orang Nusantara berdasarkan

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia

Page 78: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

62

pola pikir orang Belanda. Manakala birokrasi pemerintahan telahmengikuti cara berpikir Belanda, maka dengan demikian siapapun yangmasuk dalam struktur itu, maka ia menjadi seperti Belanda pula. Dancara demikian mencapai puncaknya ketika Belanda memutuskan untukmenerapkan gagasan Snouck Horgronye menjadi Politik Asosiasi.Di mana politik asosiasi mengintroduksikan agar Belanda menanam-kan cara berpikir kultur Belanda terhadap penduduk Hindia Belanda.Dengan demikian untuk menjajah Nusantara tidak perlu dengansenjata, karena pola pikir penduduk Hindia Belanda telah sama denganpola pikir Belanda sendiri.

Bagi bangsa Nusantara (Indonesia), konsepsi Hindia Belanda initelah membangkitkan kembali jiwa Nusantara yang sempat memudardi zaman VOC. Jiwa Hindia Belanda ini memang dibentuk oleh kaumpenjajah, akan tetapi pondasi yang sesungguhnya, sebenarnya sudahada jauh sebelumnya, sebagai salah satu kesadaran geografis atasnama bangsa Nusantara. Dengan adanya konsepsi Hindia Belanda,kesadaran bangsa Nusantara bertambah lagi, bukan saja kesadaran-kesadaran georafis tetapi juga kesadaran politik dan administrasi. Dandua kesadaran tersebut nanti bertemu dangan solidaritas Islam danKeagamaan yang merasakan penindasan oleh orang asing.

Pada awal abad ke 20 Pemerintah Belanda membuat KebijakanPolitik Etis di bidang Edukasi. Di bidang edukasi ini telah membukamata para generasi muda Hindia Belanda, untuk mengikat kondisibangsanya secara kritis. Sehingga melalui aktivitas membaca merekadapat menemukan informasi-informasi yang sebelumnya tak pernahmereka ketahui. Dan bersamaan dengan itu pula, di kawasan-kawasannegara-negara tetangga di Asia dan di Afrika muncul gerakan-gerakanNasionalisme untuk menemukan dan menentukan identitasnya sendiri,serta membebaskan bangsanya dari segala bentuk penindasan yangdialami selama masa tersebut.

Dampak lain dari kebijakan etis di bidang edukasi ini adalah, berte-munya para pelajar dari berbagai daerah di suatu Lembaga pendidikan.Pertemuan mereka itu dapat menjembatani munculnya kembali jiwaNusantara yang telah lama terpendam. Dengan kekritisannya merekadapat berpikir bagaimana mempersatukan perkembangan-perkem-bangan Nasionalisme di luar negeri, dan memadukannya dengan

Page 79: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

63

kebangkitan jiwa Nusantara. Sehingga mereka tidak lagi mempersoal-kan hal-hal yang berkaitan dengan warisan sejarah dari mana merekaberasal, atau dari etnis mana mereka datang, tetapi batasan HindiaBelanda yang diciptakan Birokrasi Belanda itulah yang dijadikankerangka perjuangan mereka.

Demikian pula sebagai dampak dari kebijakan Etis Edukasi Belandatersebut, telah pula menumbuhkan berbagai organisasi sepertiorganisasi Budi Utomo yang menghimpun kekuatan Para Priyayi Jawa.Sarikat Islam yang menghimpun kekuatan Islam. Indische Partai, yangmenghimpun kekuatan campuran antara pribumi dan Indo. PartaiNasinal Indonesia yang menghimpun kekuatan kelompok nasionalisdengan marhen, dan lain-lain sebagainya. Konsolidasi kekuatan basisorganisasi ini mencapai kematangannya pada tahun 1928. Artinyapada tahun itu aliran-aliran pergerakan kebangsaan di Hindia Belanda,sudah terlihat ideologi pergerakannya. Selain itu masa konsolidasi inijuga ditandai dengan adanya suatu kontak sosial, antara pemuda dariseluruh Hindia Belanda yang terkenal dengan Sumpah Pemuda-nyapada tahun 1928.

Sejak sumpah Pemuda diucapkan nama Indonesia dan kemer-dekaan Indonesia selalu menjadi perbincangan di kalangan kaumpergerakan. Sumpah pemuda menjadi power untuk menuju suatutujuan kemerdekaan Indonesia.

Kondisi tersebut membuat sikap politik Belanda menjadi berubah,dari yang semula bersikap toleran menjadi reaksioner. Sehingga banyaktokoh-tokoh pergerakan seperti Soekarno, M. Hatta, Syahrir dan lain-lain yang ditangkap dan diasingkan oleh Belanda. Namun kondisi telahberubah, bila di masa lalu suatu pergerakan perlawanan ditangkap,maka gerakan tersebut akan berhenti, namun dengan menggunakanorganisasi, walaupun tokoh kuncinya tertangkap, tetapi orgnisasiperjuangannya tetap dapat berjalan, walaupun mengalami sedikitkemunduran.

Berikutnya bangsa kolonial yang datang ke Indonesia, adalahbangsa Jepang yaitu pada tahun 1945. Sebenarnya kedatangan bangsaJepang ke Indonesia diharapkan dapat mengusir bangsa Belanda dariIndonesia, serta dapat mempersiapkan kemerdekaan yang sudah lamaditunggu-tunggu. Tapi dalam kenyataannya penjajah Jepang justru lebih

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia

Page 80: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

64

menyengsarakan lagi bila dibandingkan dengan penjajahan Belandasebelumnya.

Namun salah satu hikmah yang diperoleh dari penjajahan Jepangini, adalah tumbuhnya rasa patriotisme di masyarakat, khususnyakaum pemuda Indonesia. Penjajahan Belanda tidak melahirkankesadaran berbangsa (Nasionalisme) di kawasan Hindia-Belanda.Sementara penjajahan Jepang telah melahirkan rasa keberanian untukmenentang, membela dan mempertahankan Tanah air Indonesia darikaum penjajah. Sekalipun Jepang bersikap kejam, tapi dia telahmelahirkan kekuatan baru bagi bangsa Indonesia, yaitu berupa dasar-dasar kemeliteran dan bela negara.

Pada umumnya mereka yang tergabung dalam kemeliteran Jepangbaik Heiho mupun Peta, bukanlah putra-putra yang sangat terpelajar.Kendatipun mereka mempunyai keberanian dan semangat yangmenggelora. Bagi kaum terpelajar mereka bergabung dalamperkumpulan-perkumpulan yang berbau politik, birokrasi atau lembagapropganda jepang.

Pada era kolonialis Jepang ini point penting yang diperoleh bangsaIndonesia, adalah dia membangunkan kekuatan yang selama ini tidur.Dia telah menggugah perjuangan kemerdekaan RI, sehingga denganberpadunya rasa Nasionalisme dan Patriotisme pada masa penjajahanJepang, adalah merupakan modal yang sangat besar dalammengantarkan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan Republik Indo-nesia.

C. Indonesia Pasca KemerdekaanPertumbuhan rasa kebangsaan pada pasca kemerdekaan ini dibagi

dalam beberapa masa, yaitu masa Revolusi, masa Orde Lama, MasaOrde Baru, dan Masa Reformasi.

1. Indonesia pada masa Revolusi.

Bangsa Indonesia telah memiliki kesadaran, bahwa idealnyapemerintahan RI yang baru diproklamirkan harus menyusun strukturpemerintahan yang baru guna untuk mencapai tujuan atau citai-citaProklamasi kemerdekaan. Namun karena keterbatasan Sumber DayaManusia yang ada, pemerintah tetap mempertahankan struktur

Page 81: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

65

Birokrasi Kolonial. Ternyata dalam jangka panjang kebijakan iniberdampak negatif yang mendalam. Karena ternyata kemerdekaan initidak mampu menggusur kultur feodalis yang telah mengakar dipemerintahan di Nusantara.

Dalam menata kehidupan politik pemerintahan RI menghendakiterhimpunnya kekuatan politik dari berbagai aliran perjuangan itubergabung dalam wadah semacam “Kongres India”, keinginan ituterbentur pada keinginan Barat (sekutu) sebagai pemenang perangDunia II yang menghendaki suatu wadah yang lebih demokratis, bilaIndonesia ingin diterima di dunia Barat. Maka atas pertimbangantersebut keluarlah maklumat Pemerintah yang memperbolehkanberdirinya banyak partai politik.

Di lain pihak Belanda telah kembali ke Indonesia, dan menganggapkemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945adalah tidak sah, dan oleh karenanya tetap berada di bawah kedaula-tan mereka. Keinginan Belanda tersebut tentu saja bertentangandengan realita politik yang ada, bahwa Indonesia telah merdeka danberdaulat. Di sisi lain Belanda tetap terus bergerak mempersempitwilayah kesatuan Indonesia, serta melakukan provokasi terhadappenduduk untuk mendirikan negara-negara baru yang bersifat etniskawasan tertentu. Berbagai perundingan di lakukan seperti perun-dingan Lingkar Jati dan Renville, namun semuanya gagal. Dan persoalanini baru dapat diselesaikan setelah mendapat bantuan dari PBB,melalui Konferensi Meja Bundar di Den Hag pada tahun 1949.

2. Masa Orde Lama.

Pada masa Orde Lama Indonesia disibukan dengan konsolidasike dalam babak kedua, terutama dalam menata kekuatan-kekuatanyang ada di masyarakat. Pada periode ini kelompok yang kecewaterhadap kebijakan pemerintah mereka melakukan makar, seperti DI,PRII dan Kahar Muzakkar.

Di dalam pemerintahan, kabinet jatuh bangun, sebagai akibatdari adanya polarisasi kepentingan politik yang sangat tajam. Melihatkondisi yang demikian maka Presiden Soekarno selaku Presiden telahmengeluarkan dikret Presiden untuk kembali ke UUD 1945. Kemudianatas dasar pengalaman dan keyakinannya dalam menjalankan

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia

Page 82: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

66

pemerintahan, Presiden Soekarno lebih memilih menerapkandemokrasi terpimpin daripada demokrasi liberal.

Dalam perkembangan berikutnya ternyata demokrasi terpimpintersebut lebih menguntungkan kaum kiri atau Partai Komunis Indoensia(PKI), dari pada kelompok lainnya. Kondisi tersebut menimbulkankegusaran di kalangan meliter dan kaum kanan. Meliter menganggapkekuatan revolusioner PKI akan mengahancurkan cita-cita proklamasikemerdekaan. Dan bagi kaum kanan, PKI adalah musuh yang nyata,karena PKI adalah ateis. Puncak dari berbagai pergolakan politiktersebut terjadinya berbagai pemberontakan yang dilakukan oleh PKI,dan pemberontakan terakhir yang mereka lakukan adalah Gerakan 30September PKI (G.30 S PKI). Dalam gerakan tersebut mereka telahmenculik dan membunuh beberapa Jenderal dari berbagai angkatan(ABRI), yang dampaknya sampai saat ini masih terasa dalam kehidupnberbangsa dan bernegara.

3. Masa Orde Baru.

Setelah Orde Lama dengan jargon “Politik adalah Panglima”mengalami kegagalan, pemerintahan selanjutnya dipimpin oleh OrdeBaru. Pada masa Era Orde Baru ini, konsenterasi pembangunan yangmereka lakukan adalah di bidang ekonomi. Mereka melakukannyamelalui Program Perencanaan Lima Tahun (Pelita per Pelita). HinggaIndonesia berubah menjadi negara berswasembada di bidang pangan.Karena semua potensi yang ada dikerahkan untuk menyukseskanpembangunan ekonomi tersebut.

Di bidang politik demi stabilitas politik maka Organisasi PartaiPolitik (OPP) di batasi hanya 3 buah Partai. Dwi fungsi ABRI di bukaselebar-lebarnya, sehingga hampir setiap birokrasi pemerintahdikuasai oleh militer. Militer juga dimanpaatkan untuk mendukungberbagai macam proyek pembangunan. Namun demi untukpertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional tersebut, hak-hak politikwarga terpasung dan hak asasi manusia terabaikan.

Di bidang ekonomi pemerintah lebih mendorong pertumbuhanekonomi makro dengan memberikan dukungan terhadapberkembangnya konglomerasi dari pada menerapkan ekonomikerakyatan. Akibatnya walaupun ekonomi negara meningkat tapi

Page 83: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

67

rakyatnya tetap dalam kemiskinan. Bahkan yang kaya semakin kayadan yang miskin semakin miskin. Sehingga struktur ekonomi Orde Baruini sangat rapuh, karena dia tidak mempunyai fondasi yang kuat.Akhirnya ketika badai krisis Asia Tenggara menimpa Indonesia, ekonomibangsa Indonesia menjadi terpuruk. Dan seiring dengan itu munculpula tuntutan keterbukaan Politik dan HAM yang luar biasa dariberbagai golongan masyarakat dan Mahasiswa, yang berakibat rezimOrde Baru-pun harus berakhir, dengan segala luka yang mengirinya.

4. Era Reformasi (mulai tahun 1998)Ada beberapa hal penting yang menjadi tuntutan rakyat di Era

Reformasi ini, misalnya:

a. Perubahan pemerintahan yang sentralisasi menuju pemerintahanyang desentralisasi;

b. Perubahan peran militer dalam bidang politik dan dwi fungsi ABRI

c. Perubahan orientasi sistem perekonomian nasional;d. Perubahan sistem kepartaian;

e. Desakralisasi UUD 1945 dan;

f. Kebijaksanaan yang parsipatoris;

5. Bidang Sistem PemerintahanPara reformis dengan keenam perubahan tersebut diharapkan

dapat menciptakan pemerintahan yang stabil dan rakyat yangsejahtera. Karena sistem pemerintahan yang sentralisasi tidak mampumengembangkan aspirasi dan kepentingan daerah. Daerah merasadiperlakukan dengan tidak adil, karena SDA yang disedot ke pusat tidaksebanding dengan yang dikembalikan ke daerah. Untuk mengatasimasalahtersebut perlu diterapkan otonomi daerah (Otda). Denganharapan semua kekecewaan daerah dapat dieliminir dan kreatifitasdaerah akan berkembang, serta akan meningkatkan rasa persatuanbangsa. Tapi dalam prakteknya otonomi daerah masih jauh dariharapan, karena otda telah melahirkan raja-raja kecil di daerah, sertamenumbuhkan etnosentralisme sehingga membahayakan persatuannegara.

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia

Page 84: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

68

6. Bidang Militer

Di bidang militer reformasi menghendaki militer kembali ke barakdan melepaskan diri dari kekuasaan-kekuasaan sipil. Dominasi militerpada masa Orde Baru yang kelewatan menyebabkan masyarakat sinistehadap prilaku militer, sehingga timbul rasa bermusuhan denganmiliter. Dengan dihapuskannya peran sosil politik militer diharapkanmiliter akan lebih profesional. Dan sekarang militer telah mereformasidiri sehingga lebih profesional dan tidak banyak melanggar HAM.1. Bidang Ekonomi :

Sistem ekonomi Orde baru yang kapitalistik dengankonglomeratnya diganti dengan sistem ekonomi kerakyatan. Karenasistem ekonomi kapitalis tidak dapat meningkatkan kesejahteraanrakyat secara keseluruhan. Walaupun mungkin ekonomikelihatannya mengalami peningkatan.

2. Bidang Politik

Dalam era reformasi ini kran reformasi di bidang politik telahdibuka seluas-luasnya. Di mana pada masa Orde Baru Partai Politikdibatasi hanya 3 partai, sekarang telah menjadi multi partai,sehingga eforia di bidang politik telah menyebar kemana-mana.Namun ternyata dengan reformasi multi partai ini kehidupanperpolitikan kita tetap masih belum sehat betul, sekalipun hak-hak dan aspirasi rakyat sudah dapat disalurkan atau tidakmengalami hambatan lagi.

3. Kebijakan yang Partisipatoris

Era reformasi telah merobah sistem pengambilan kebijakanyang Top Down menjadi kebijakan yang bersifat partisipatoris,maksudnya dalam setiap pengambilan keputusan atau kebijakanyang menyangkut msyarakat luas, diusahakan sedapat mungkinmelibatkan masyarakat. Hal ini merupakan pendidikan politik bagirakyat dan sekaligus mencegah kesewenang-wenangan penguasa/pemerintah.

4. Undang-Undang Dasar 1945/Bidang Hukum

Pada masa-masa sebelumnya UUD 1945 adalah dianggap“Kitab Suci” yang harus diabadikan, tidak boleh dilakukanperubahan-perubahan. Tapi pada era Reformasi ini ketentuan

Page 85: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

69

tersebut sudah tidak berlaku lagi, sehingga perubahan atauamendemen-amendemen telah dilaksanakan beberapa kali (4 kali).Reformasi telah mendesakralisasikan UUD yang keramat menjadipropan. Bagi masyarakat adanya desakralisasi itu memberikanwawasan bahwa yang dulu hampir tidak mungkin berubah kiniternyata dapat dan mungkin saja berubah. Karena semuanya perludisesuaikan dengan tuntutan kebutuhan zaman dan masyarakat.

Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia

Page 86: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

70

Page 87: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

71

BAB VPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengertian SistemDalam percakapan sehari-hari kita sering mendengar kata sistem,

misalnya sistem pemerintahan, sistem pendidikan, sistemperekonomian, sistem sosial dan lain-lain, termasuk juga apa yangakan dibahas berikut ini, yaitu sistem filsafat.

Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem adalah apabila didalamnya terdapat bagian-bagian atau unsur-unsur yang salingberhubungan, saling bekerja sama, dan saling berkaitan satu samalain, dan beroprasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuantertentu. Jadi sistem bukanlah seperangkat unsur yang berdiri sendiridan tidak teratur, tapi melainkan merupakan satu kesatuan yangmengandung keteraturan, keruntutan (kohesif), di mana masing-masingunsur itu bekerja sesuai dengan fungsinya untuk mencapai satu tujuanyang telah ditetapkan.

Pancasila sebagai suatu sistem itu sangat tepat sekali, karenaPancasila mengandung berbagai unsur yang berbeda. Namun meskipunPancasila memiliki ragam yang berbeda maknanya, akan tetapi dalamPancasila dia membentuk suatu kesatuan. Sila-sila Pancasila tidakberdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dan berhubungan satu denganyang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Para pendiri negara In-donesia pada tahun 1945 menciptakan Pancasila dengan tujuan

Page 88: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

72

sebagai dasar Negara, sebagai pedoman dalam berbangsa danbernegara, serta sebagai moral bangsa.

Pancasila dikatakan sebagai sebuah sistem berarti tidak mungkinsila-silanya berdiri sendiri, akan tetapi harus mencakup keseluruhansilanya. Dengan kata lain Pancasila sebagai sebuah sistem karenaPancasila mengandung sila-sila yang sudah utuh diatur sedemikianrupa, sehingga membentuk suatu susunan yang teratur dan tidak bisadibolak-balik. Dalam hal sila, Pancasila memiliki suatu makna yangberurutan, artinya makna sila yang pertama lebih luas maknanya darisila-sila yang berikutnya., demikianlah seterusnya. (Margono, dkk.2002: 47).

Dari semua penjelasan seperti tersebut di stas, kita dapat menarikkesimpulan, bahwa “sistem adalah suatu kesatuan dari bagian-bagianyang saling berhubungan, saling bekerjasama, untuk mencapai tujuantertentu, dan secara keseluruhan dia merupakan satu kesatuan yangutuh”. Dengan demikian segala sesuatu dikatakan memiliki sistemapabila dia merupakan satu kesatuan, sekalipun terdiri dari berbagaiunsur yang menyertainya. Demiian pula dengan unsur-unsurnya, diatidak berdiri sendiri karena masing-masing unsur memiliki hubungandan keterkaitan yang erat antara yang satu dengan yang lainnya,sehingga ketotalitasan unit menjadi utuh eksistensinya.

Oleh sebab itu lazimnya sistem itu memiliki ciri-ciri tertentusebagaimana berikut ini:

• Suatu kesatuan bagian-bagian.

• Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.• Adanya saling keterhubungan dan saling ketergantungan.

• Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama(tujuan sistem)

• Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. (Mustaqiem, 2013:35).

B. Inti Pengertian FilsafatApakah filsafat itu?. Bila orang mendengar kata filsafat, umumnya

mereka langsung mengonotasikannya sebagai sesuatu yang nilainyasangat abstrak, dan kegiatan teoritis yang hanya dikerjakan oleh or-

Page 89: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

73

ang-orang yang kurang kerjaan, membuang-buang waktu. Bahkan padaumumnya mereka mengatakan bahwa filsafat adalah:

1. Sebagai ilmu pengetahuan yang berada jauh dari realitas kehidupanmanusia yang kurang nyata.

2. Ilmu pengetahuan yang digeluti oleh orang-orang yang berkemam-puan tinggi. Bukan yang ber IQ normal, apalagi di bawah normal.

3. Ilmu pengetahuan yang beku, yang tidak menaruh perhatian padaliku-liku kehidupan manusia di dalam masyarakat. (Margono,dkk.2002: 47).

Namun demikian sebenarnya pendapat yang demikian tidaklahselamanya benar. Karena selama manusia hidup dia akan selaluberfilsafat, misalnya:

1. Jika seseorang berpendapat dalam hidup ini materilah yangessensial dan mutlak ada. Hal tersebut berarti dia menganut filsafatatau telah berfilsafat materialisme.

2. Bila orang berpandangan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan ituharus bersumber pada rasio, maka orang tersebut berfilsafatrasionalisme.

3. Bila orang berpandangan yang penting dalam hidup ini adalah ke-nikmatan, kesenangan, kepuasan, maka orang tersebut berfil-safat hidonisme.

4. Bila ada yang mengatakan bahwa dalam hidup ini yang pentingadalah kebebasan individu, berarti dia telah berfilsafatindividualisme, atau liberalisme.

Secara etimologi atau arti kata, filsafat berasal dari kata Yunaniyaitu filosofia yang berasal dari kata kerja Filosofien yang berartimencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kataphilosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencitai,atau kata philia yang berarti cinta, dan kata sophia yang berartikearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggeris yaitu philosophy yangdiartikan dengan cinta kearifan. (Asmoro, Ahmadi,2005: 1). Sementaraorang yang pertama menggunakan istilah philoshopia adalah seorangfilosof yang bernama Pytagoras (572-497 SM). Hal tersebut diambilkesimpulan dari pertanyaan yang disampaikan kepadanya, “Apakah ia

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 90: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

74

seorang yang arif, lalu Phytagoras menyebut dirinya dengan philosophosyang berarti pecinta kearifan”. (The Liang Gie, 1977: 6).

Namun bila ditinjau dari segi terminologi atau arti yang terkan-dung dalam istilah atau batasan dari filsafat, niscaya akan terdapatberbagai pengertian yang berbeda-beda, sesuai dengan ahli filsafatyang menyampaikannya, hal tersebut dapat dilihat dari berbagaiterminologi berikut:

Plato: Dia berpendapat bahwa “Filsafat adalah pengetahuanyang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yangasli”. Sementara Aristoteles: Dia mengatakan bahwa “Filsafat adalahilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnyaterkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,politik, dan estetika”. Sedang Filosof Arab yang bernama Al-Farabimenyebutkan bahwa “Filsafat adalah ilmu penetahuan tentang hakikatbagaimana alam maujud yang sebenarnya”. (Surajiyo, 2008: 1-2).

Sedangkan pakar filsafat lainnya, misalnya Hasbullah Bakry:Beliau mengatakan bahwa “Filsafat adalah ilmu yang menyelidikisegala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semestadan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentangbagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia danbagaimana sikap seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu”.(Abbas Hamami,M, 1976). Kemudian Ir. Poedjawijatna, menge-mukakan bahwa: “Filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencarisebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkanpikiran belaka”. (Lasiyo dan Yuwono, 1985).

Apabila memperhatikan beberapa terminologi atau istilah yangdikemukakan para fakar seperti tersebut di atas, dapatlah ditarikbenang merahnya sebagai kesimpulan bahwa “Filsafat adalah suatupengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara men-dalam dengan menggunakan akal sampai kepada hakikatnya. Filsafatbukan mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tapi yang dicariadalah hakikat dari suatu fenomena”.

Selanjutnya bila memperhatikan pengertian filsafat dalam hubu-ngannya dengan lingkup bahasannya, maka filsafat mencakup banyakbidang bahasan, misalnya: manusia, alam, pengetahuan dan lain-lain.

Page 91: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

75

Perbedaan filsafat dengan ilmu pengetahuan adalah antara lainbahwa pengetahuan itu dalam mengkaji sesuatu itu dimulai dariketidaktahuan hingga menjadi tahu, tapi filsafat lebih dari itu diamembicarakannya sampai kepada hakekat segala sesuatu tersebut.Sehingga filsafat merupakan ilmu pengetahuan, namun cakupan ilmupengetahuan dan filsafat itu berbeda. Filsafat mempunyai cakupanyang lebih luas, setiap orang bebas memandang filsafat dari manapun.Hal ini pula yang menyebabkan orang salah mengertikan filsafat,karena setiap kita membaca buku filsafat bukannya kita lebih tahutapi justru kita dibuat bingung.

Secara keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalahitu dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

Pertama, Sebagai produk atau hasil dari proses berpikir. Ter-masuk dalam pengertian ini adalah:

1. Jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari padafilsuf pada zaman dahulu yang lazim disebut sebagai suatu aliranatau sistem filsafat tertentu. Misalnya: Rasionalisme, Mate-rialisme, Pragmatisme dan lain sebagainya.

2. Sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagaihasil dari aktifitas berfilsafat. Maksudnya manusia mencari suatukebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada akalmanusia (reflektive thinking), yaitu kegiatan atau proses dariberpikir mendalam itu sendiri.

Kedua, filsafat adalah suatu proses, maksudnya filsafat diartikandalam bentuk suatu aktifitas berfilsafat, dalam proses pemecahansuatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metodetertentu yang sesuai dengan objeknya. Dalam pengertian ini filsafatmerupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafatdalam pengertian ini tidak lagi hanya merupakan suatu kumpulandogma yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai suatu nilaitertentu tetapi lebih merupakan suatu aktifitas, suatu proses yangdinamis dengan menggunakan metode tersendiri. (Kaelan, MS, 2004:57).

Adapun cabang-cabang filsafat secara garis besar dapat dibagike dalam dua kelompok, yaitu filsafat sistematis dan Sejarah filsafat.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 92: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

76

Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan pemberianlandasan pemikiran filsafat. Di dalamnya meliputi: Logika, Metodologi,Epistemologi, Filsafat Ilmu, Etika, Estetika, Metafisika, FilsafatKetuhanan (Teologi), Filsafat manusia. Dan kelompok filsafat khususseperti filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat komunikasi, dan lain-lain. Sementara sejarah Filsafat adalah bagian yang berusaha meninjaupemikiran filsafat di sepanjang masa, mulai dari zaman kuno hinggazaman modern. Bagian ini meliputi sejarah filsafat Yunani (Barat), In-dia, Cina, dan Sejarah Filsafat Islam. (Surajiyo, 2008: 19).

Sementara itu The Liang Gie membagi filsafat sistematis mejadi:1. Metafisika, (filsafat tentang hal yang ada).

2. Epistemologi, (teori tantang pengetahuan).

3. Metodologi, (teori tentang metode).

4. Logika, (teori tentang penyimpulan).5. Etika, (filsafat tentang pertimbangan moral).

6. Estetika, (filsafat tentang keindahan).

7. Sejarah Filsafat (Lasiyo dan Yuwono, 1985: 19).

C. Pengertian Pancasila Secara Filsafi1. Aspek Ontologis

Kata Ontologis berasal dari kata Yunani “ ONTO” yang berartisesuatu yang sesungguhnya ada atau kenyataan yang sesungguhnya,dan kata “LOGOS” yang berarti studi tentang atau teori yang mem-bicarakan atau dapat juga berarti “ilmu”. Dan ontologi mempelajarikeberadaan sesuatu yang ada dalam bentuknya yang paling abstrak.Dan objek formal dari ontologi adalah memberikan dasar-dasar yangpaling umum bagi semua masalah yang menyangkut manusia, dunia,dan Tuhan, seperti tentang keberadaan, kebersamaan, kebebasan,badan, jiwa, agama, dan sebagainya.

Dari aspek ontologi, Pancasila meliputi persoalan-persoalanberikut:

a. Tentang pembuktian keberadaan Pancasila melalui asal usulterjadinya,

b. Apa yang mejadi landasannya baik moral maupun Yuridis.

Page 93: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

77

Pancasila terbentuk dan diciptakan oleh pendahulu kita yangmerumuskannya sebagai dasar negara Indonesia, yang diambil dariadat istiadat dan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri. Pancasilamerupakan landasan moral bagi bangsa Indonesia. Dan bangsa Indo-nesia secara sadar mengakui keberadaan Pancasila sebagai landasandalam berbagai macam kehidupan, karena Pancasila adalah milikbangsa Indonesia sendiri.

Ontologis dari Pancasila telah memenuhi empat sebab,sebagaimana yang dikemukakan oleh Aristoteles sebagai berikut:1. Causa material (asal mula bahan):

Pancasila dirumuskan sebagai kehidupan bernegara, yang unsur-unsurnya sudah ada sejak zaman dahulu dalam adat istiadat, dalamkebudayaan, dalam agama-agama.

2. Causa formalis (asal mula bentuk):

Hal ini berarti sebagaimana asal mula bentuk pancasila itudirumuskan oleh pembentuk negara dalam hal ini Ir. Soekarno danMoh, Yamin bersama-sama dengan anggota BPUPKI yangmerumuskan pertama kalinya pancasila sebagai dasar negara.

3. Causa effisien (asal mula karya):

Sejak dirumuskannya, dibahas dalam sidang BPUPKI pertama dankedua sampai dengan proses pengesahannya sebagai dasar negarapada tanggal 18 Agustus 1945 itu merupakan asal mula karya.

4. Causa finalis (asal mula tujuan):

Yaitu asal mula dirumuskannya pancasila sebagai dasar negara.Hal itu diwujudkan oleh panitia sembilan dan menyusun piagamjakarta termasuk pembukaan UUD 1945. Pancasila disusun untuktujuan sebagai dasar negara republik Indonesia. (Margono,dkk.,2002: 56).

Lebih jauh Margono, dkk. menjelaskan ada beberapa makna yangperlu dijelaskan lebih lanjut yang berkaitan dengan aspek ontologisdari Pancasila dengan kaitannya dengan nilai kefilsafatan Pancasila.Bahwa Pancasila mengakui adanya Tuhan sebagai causa prima darisegala sesuatu Yang Esa dan Yang Maha Sempurna dan merupakanZat yang mutlak. Mengakui adanya sesuatu yang transendental dan

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 94: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

78

yang mutlak, sebagai Yang menciptakan alam semesta ini. KeberadaanTuhan diakui sebagai sesuatu yang mutlak dan adanya secara mutlaksebagai sesuatu yang causa prima. Keberadaan manusia sebagaimakhluk yang memiliki susunan monopluralis, jiwa raga, jasmanirohani, individu sosial, yang berkedudukan sebagai makhluk ciptaanTuhan. Hal itu berarti bahwa manusia berada di dunia bukan sekedarmemiliki diri sendiri akan tetapi juga harus bisa menciptakan keseim-bangan antara dirinya dan juga dengan Tuhan YME. Manusia harusberusaha untuk menjaga hubungan yang harmonis dalam hubungannyamakrokosmos dan mikrokosmos. Keyakinan ontologis tersebut mem-berikan kemampuan untuk menentukan sikap dan pandangannyakepada Bangsa Indonesia dalam usahanya untuk menghadapi dan me-mahami realitas. Atas dasar itu pula, dapat disimupulkan bahwaPancasila pada dasarnya merupakan “Konsesnsus yang transendens”yang menjanjikan sustu kesepakatan untuk bersatu dalam sikap danpandangan dalam menuju hari yang di cita-citakan bersama.

2. Aspek EpistemologisEpistemologis berasal dari kata Yunani yaitu episteme yang berarti

pengetahuan atau kebenaran, dan logos yang berarti ilmu atau teori.Jadi epistemologi berarti ilmu pengetahuan yang benar. Atau teorifilsafat yang mempelajari sumber, hakikat dan validitas dari padapengetahuan.

Dengan demikian epistemologi dalam pancasila adalahbagaimana keabsahan pancasila sebagai ilmu yang dapatdipertanggung jawabkan. Dan sesuatu dapat dikatakan sebagai ilmupengetahuan, bila ia memiliki ciri-ciri yang dimiliki pengetahuan.

Pancasila sah sebagai ilmu pengetahuan karena pancasila telahdapat dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan dan juga sebagai suatusistem. Pancasila sebagai suatu sistem, karena ia telah memilikipersyaratan sebagai ilmu pengetahuan yang ilmiah, yang antara lain:

a. Memiliki objek yang khas dalam pembahasannya. Pancasiladijadikan objek pembahasan dan berusaha untuk tetapdikembangkan sepanjang masa.

Page 95: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

79

b. Dia milik masyarakat (komonal). Artinya pancasila milik seluruhmasyarakat indonesia, bukan milik golongan atau kelompoktertentu.

c. Selalu dipertanyakan dengan skeptis. Banyak orang masihmempertanyakan atau meragukan kemampuan pancasila sebagaidasar negara Indonesia. Adapula yang meragukan kebenaranPancasila itu sendiri.

d. Tersusun dengan secara sistematis. Pancasila telah tersusunsecara runtut sedemikian rupa sehingga dia tidak dapat dibolakbalik.

e. Memiliki nilai kebenaran. Kebenaran pancasila sudah diyakini,karena nilai-nilainya digali dari adat dan budaya bangsa Indone-sia sendiri.

f. Kebenarannya disepakati bersama. Kebenaran Pancasila yangtercipta adalah merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiridan milik bangsa Indonesia. (Margono, dkk, 2002: 58).

Berbagai syarat yang dikemukakan tersebut di atas adalahmerupakan sebagian dari ciri ilmu pengetahuan yang akan dan terusdikembangkan. Di samping unsur-unsur di atas, Pancasila jugamengandung pengetahuan yang esensial yang memberikanpengetahuan tentang kebijaksanaan dalam hidup manusia dalamhubungannya dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan TuhanYME, serta dengan bangsa dan negara. Dan nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila adalah nilai-nilai luhur dari bangsa Indonesia sendiriyang dilestarikan.

3. Aspek Aksiologi

Aksiologi ( Axiologi ), berasal dari kata axios yang berarti nilai,dan logos berarti ilmu atau teori. Jadi aksiologi berarti ilmu atau teoritentang nilai, atau membahas tentang nilai. Dia biasa pula disebutdengan filsafat nilai. Pengertian nilai secara garis besar diartikandengan sesuatu yang berharga, berguna, baik, benar, dan indah. Disisi lain dapat pula diartikan dengan mempunyai kualitas yang dapatmenyebabkan orang menyetujuinya.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 96: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

80

Nilai-Nilai yang terkandung dalam pancasila mulai dari silapertama sampai dengan sila yang kelima, adalah merupakan cita-cita,harapan, dan dambaan bangsa Indonesia, yang akan diwujudkan dalamkehidupan sehari-hari. Nilai Pancasila dapat dikelompokkan dalam duamacam yaitu nilai subjektif dan nilai objektif. Nilai subjektif, berkaitanorang memberikan nilai tentang pancasila tersebut, yaitu manusia itusendiri. Sementara nilai objektif yaitu yang beranggapan bahwa padahakikatnya sesuatu itu memang mempunyai nilai tersendiri.

Pada hakikatnya segala sesuatu itu benilai, hanya nilai apa sajayang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.Bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Hal ter-sebut dapat dipahami berdasarkan pengertian bahwa yang berketu-hanan, yang berkemanusiaan, yang berparsatuan, yang berkerakyatan,dan yang berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Bangsa Indo-nesia sebagai pendukung nilai itu menghargai, mengakui, menerimaPancasila sebagai dasar nilai. Pengakuan tersebut termenifestasikandalam setiap tingkah laku dan perbuatan manusia Indoensia. Hal ter-sebut berarti juga bahwa bangsa Indonesia sebagai pengemban nilai.

Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila berturut-turut mulainilai ketuhanan sebagai nilai-nilai kerohanian dan sebagai nilai yangtertinggi karena memiliki sifat mutlak. Berikutnya adalah nilaikemanusiaan sebagai pengkhususan dari nilai ketuhanan karenamanusia adalah ciptaan Tuhan YME. Kedua nilai yang telah disebutkandiatas, yaitu nilai Ketuhanan dan nilai kemanusiaan adalah merupakannilai yang tertinggi dibandingkan dengan ketiga nilai di bawahnya.

Sila persatuan, sila kerakyatan dan sila keadilan sosial merupakannilai-nilai kenegaraan, karena ketiganya berkaitan dengan kehidupankenegaraan. Nilai persatuan dipandang memiliki tingkatan nilai yanglebih tinggi dari pada kerakyatan dan keadilan, karena persatuan ada-lah syarat adanya rakyat dan keadilan. Sedangkan kerakyatan merupa-kan sarana terwujudnya suatu keadilan sosial dan terakhir keadilansosial adalah tujuan dari keempat sila lainnya. Nilai-nilai yang terdapatdalam sila-sila pencasila akan memberikan pola sikap, perbuatan, dantingkah laku bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut bagi bangsa Indone-sia merupakan cita-cita dan harapan atau hal yang akan dicapai dandiwujudkan menjadi kenyataan dalam kehidupan.

Page 97: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

81

D. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat OrganisMaksudnya bahwa sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan

dasar filsafat negara Indonesia yang terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas peradaban. Namun demikian sila-silaPancasila itu merupakan suatu kesatuan dan keutuhan atau merupakanunsur yang mutlak dari Pancasila. Sehingga dengan demikian sila-silaPancasila itu merupakan suatu kesatuan yang MAJEMUK TUNGGAL.Dengan konsekuensi setiap sila Pancasila ia tidak dapat berdiri sendiri-sendiri yang terlepas dari sila-sila lainnya, serta diantara sila-silatersebut tidak boleh terjadi pertentangan.

Kesatuan dari sila-sila Pancasila yang bersifat organis tersebutpada hakikatnya secara filosofis bersumber pada hakikat dasar onto-logis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasilayaitu hakikatnya manusia adalah MONOPLURALIS, yang memiliki unsur-unsur:

• Susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani;

• Sifat kodrat yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial;

• Kedudukan kodrat yaitu sebagai pribadi berdiri sendiri dan makhlukTuhan, yang kesemua unsur tersebut bersifat organis dan harmonis,serta mempunyai fungsi masing-masing namun saling berhubu-ngan. Dan oleh karena sila-sila Pancasila tersebut merupakan pejel-maan dari hakikat manusia yang MONOPLURALIS yang merupakankesatuan organis, maka sila-sila Pancasil juga merupakan kesatuanyang bersifat oraganis pula.

E. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan BerbentukPiramidalMaksudnya bahwa susunan sila-sila Pancasila tersebut menggam-

barkan hubungan yang hierarkhis dalam urut-urutan yang luas(kwantitas) dan juga dalam hal kwalitasnya (isinya). Maka jika dilihatdari intinya, urut-urutan dari lima sila tersebut menunjukkan suaturangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya, yang merupakanpengkhususan dari sila-sila dimukanya. Sehingga dengan demikianmaka kelima sila Pancasila tersebut, mempunyai hubungan yangmengikat antara yang satu dengan yang lainnya, dan merupakankesatuan yang bulat.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 98: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

82

Susunan Pancasila yang bersifat khierarkhis dan piramidal ini,maka berarti bahwa sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi basisdari sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, sila Persatuan Indone-sia, sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, Serta sila Keadilan Ssosial Bagi SeluruhRakyat Indonesia. Dan sebaliknya berarti bahwa Ketuhanan yangMahas Esa adalah Ketuhanan yang berkemanusiaan, yang berpar-satuan, yang berkerakyatan dan berkeadilan soaial. Sehingga di dalamsetiap sila terkandung sila-sila lainnya.

Menurut Natonagoro (1975 : 50) bahwa negara berdasarkanPancasila, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan sifat dan haki-kat negara, haruslah sesuai dengan hakikat dari landasan Pancasilaitu sendiri. Hal tersebut berarti sila pertama Ketuhanan, berarti sifatdan keadaan negara harus sesuai dengan Tuhan. Sila ke dua Kema-nusiaan, berarti sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikatmanusia, sila ke tiga persatuan, berarti sifat dan keadaan negara harussesuai dengan hakekat satu, sila keempat Kerakyatan berarti sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat, dansila ke lima Keadilan, berarti sifat-sifat dan keadaan negara harus se-suai dengan hakikat adil. Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaianantara hakikat nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dengan kondisi negara.

Pengertian Rumusan Pancasila yang bersifat hierarkhis danberbentuk piramidal mak-sudnya adalah:

1. Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa, dia meliputi dan menjiwaisila kemanusiaan yang adil dan beradab, sila persatuan Indone-sia, sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan, serta sila keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia.

2. Sila ke dua: sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, berarti diadiliputi dan dijiwai oleh sila Ketuhahanan Yang Maha Esa, sertameliputi dan menjiwai sila persatuan Indonesia, sila kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indone-sia.

3. Sila ke tiga : Persatuan Indonesia. Dia diliputi dan dijiwai oleh silaKetuhanan Yang Maha Esa, sila Kemanusiaan yang adil dan

Page 99: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

83

beradab, serta meliputi dan mejiwai sila kerakyatan yangdipimpimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratandan perwakilan, serta sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat In-donesia.

4. Sila ke empat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan/perwakilan adalah diliputi dan dijiwaioleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adildan beradab, Persatuan Indonesia, serta meliputi dan menjiwaisila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila ke lima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalahdiliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan YME, Kemanusiaanyang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

F. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila yangSaling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi.Kesatuan sila-sila Pancasila yang “Majemuk Tunggal”,

“Hierarkhis” “Piramidal”, memiliki sifat yang saling mengisi dan salingmengkualifikasi. Maksudnya bahwa dalam setiap sila Pancasilaterkandung nilai dari keempat sila lainnya. Atau dalam setiap silasenantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Hal tersebut dapatdjelaskan sebagai berikut :

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, berarti dia harus ber-Kemanusiaanyang adil dan beradab, ber-Parsatuan Indonesia, ber-Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indone-sia.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab; berarti dia ber-KetuhananYang Maha Esa, ber-Parsatuan Indonesia, ber-Kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Sila Persatuan Indonesia; adalah ber-Ketuhanan YME,berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan dan Berkeadilan sosial bagi seleuruh rakyat Indonesia.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 100: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

84

4. Sila Kerakyatan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/ perwakilan; adalah ber-Ketuhanan YME,Berkemanusiaan yang adil dan beradab, Berparsatuan Indonesiadan Berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; adlah ber-Ketuhanan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab,Berparsatuan Indonesia, dan Berkerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan.(Notonagoro, 1975: 43-44).

G. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem FilsafatKesatuan dari sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya

bersifat formal logis saja, namun dia juga meliputi kesatuan ontologis,dasar epistemologis, dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila terse-but. Sebagaimana dijelaskan terdahulu bahwa kesatuan sila-silaPancasila adalah bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal, haltersebeut memnggambarkan bahwa hubungan hirarkhi sila-sila Pan-casila dalam urut-urutan yang luas (kuantitas). Dan dalam pengertianinilah hubungan kesatuan sila-sila itu dalam arti formal dan logis.

Selain kesatuan sila-sila Pancasila itu hirarkhis dalam hal kuantitasjuga dalam isi sifatnya yaitu menyangkut makna serta hakikat sila-sila Pancasila. Kesatuan yang demikian meliputi kesatuan dalam haldasar ontologis, dasar epistemologis serta dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. (Natonogoro, 1984: 61, dan 1975: 52-57). Dengandemikian secara filosofis pancasila itu sebagai suatu kesatuan sistemfilsafat memiliki “dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasaraksiologis sendiri”, yang berbeda dengan sistem filsafat lainnya, sepertifalsafat materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealismedan faham-faham filsafat lainnya yang ada di atas dunia.

1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila

Pancasila yang terdiri atas lima sila setiap silanya bukanlah meru-pakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, tapi merupakan satu kesatuandasar ontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalahmanusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, dan olehkarenanya hakikat dasar ini juga disebut sebagai dasar antropologis.

Page 101: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

85

Karena subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah manusia,hal tersbut dapat dijelaskan sebagai berikut :

“Bahwa yang berketuhanan Yang Maha Esa adalah manusia,demikian pula yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-parsatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksa-naan dalam permusyawaratan/perwakilan juga manusia, serta yangberkeadilan sosial pada hakikatnya adalah semuanya manusia”(Notonagoro, 1975:23)

Demikian pula bila dilihat dari segi filsafat negara bahwa Pancasilaadalah dasar filsafat negara. Maka karena pendukung pokok negaraadalah rakyat, pada hal unsur rakyat itu adalah manusia, maka tepatlahbila dikatakan bahwa hakikat dasar antropologis dari sila-sila Pancasilaadalah manusia itu sendiri.

Berikutnya bahwa manusia sebagai pendukung pokok-pokok sila-sila Pancasila, secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak, yangterdiri atas susunan koderat raga dan jiwa jasmani dan rohani. Sifatkodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiridan sebagai makhluk Tuhan Yang Mesa. Oleh karena kedudukan koderatmanusia sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan inilahmaka secara hirarkhis sila pertama Ktuhanan Yang Maha Esa mendasaridan menjiwai keempat sila Pancasila lainnya. (Natonagoro, 1975: 53).

2. Dasar Epistemologis Sila-Sila Pancasila

Sebagai suatu sistem filsafat Pancasila pada hakikatnya jugamerupakan sistem pengetahuan. Sehingga Pancasila dalam kehidupansehari-hari dia menjadi pedoman dan dasar bagi bangsa Indonesia,baik dalam memandang ralitas alam semesta, manusia, bangsa, dannegara tentang makna hidup, maupun dalam menyelesaikan masalahdalam hidup dan kehidupan.

Pada hakikatnya dasar Epistemologi Pancasila tidak dapatdipisahkan dengan dasar ontologisnya. Sebagai ideologi Pancasilabersumber pada nilai-nilai dasar dari pancasila itu sendiri. Oleh karenaitu maka dasar epistemologi Pancasila tidak dapat dipisahkan dengankonsep dasar tentang hakikat manusia. Maka kalau manusia meru-pakan basis ontologi dari Pancasila, maka sebagai implikasinya

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 102: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

86

terhadap bangunan epistemologi, adalah bangunan epistemologi yangditempatkan dalam bangunan filsafat manusia (Pranarka, 1996: 32).

Ada tiga persoalan mendasar yang berhubungan epistemologi:Pertama tentang sumber pengetahuan manusia. Kedua tentang teorikebenaran mansuia. Dan Ketiga tentang watak dari pengetahuanmanusia (Titus, 1984: 20).

Sementara persoalan epistemologi dalam hubungannya denganPancasila adalah sebagai berikut:

Bahwa Pancasila sebagai suatu objek pengetahuan pada hakikat-nya menjadi “sumber pengetahuan Pancasila” dan “susunan penge-tahuan Pancila”. Tentang sumber pengetahuan Pancasila dia meru-pakaan nilai-nilai yang ada pada bangsa Indonesia sendiri, dia bukanbersumber dari bangsa lain. Dia bukanlah hasil perenungan/pemikirandari beberapa orang semata, tapi dia merupakan hasil rumusan olehwakil-wakil bangsa Indonesia dalam mendirikan negara Indonesia.Sehingga bangsa Indonesia menjadi kausa materialis dari Pancasila.Kemudian karena sumber pengetahuan Pancasila itu adalah bangsaIndonesia sendiri yang memiliki nilai-nilai adat istiadat serta kebu-dayaan dan nilai-nilai religius, maka diantara bangsa Indonesiasebagai pendukung sila-sila Pancasila dengan Pancasila sendirisebagai suatu sistem pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifatkorespondensi.

Selanjutnya tentang susunan Pancasila sebagai suatu sistempengetahuan, karena Pancasila memiliki susunan yang bersifat for-mal logis, baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya, baikdalam arti susunan dari sila-silanya, maupun dari isi arti dari sila-silaPancasila yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal. Kemudianada tiga yang berkaitaan dengan isi arti Pancasila, yaitu:

Pertama: Isi arti sila-sila Pancasila yang bersifat umum dan uni-versal. Ini merupakan intisari atau esinsi dari Pancasila, sehingga men-jadi pangkal tolak derivasi baik dalam pelaksanaan dibidang kene-garaan dan tertib hukum Indonesia, serta dalam praksis dalam berbagaibidang kehidupan sehari-hari.

Kedua: Isi arti Pancasila yang umum dan kolektif. Maksudnya isiarti Pancasila adalah merupakan pedoman kolektif negara dan bangsaIndonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.

Page 103: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

87

Ketiga: Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit.Maksudnya bahwa isi arti Pancasila dalam realisasi praksis dalamberbagai bidang kehidupan. Sehingga memiliki sifat yang khusus,konkrit dan dinamis. (Notonagoro, 1975: 16-40).

3. Dasar Aksiologis Sila-Sila PncasilaSila-sila dalam Pancasila sebagai suatu sistem filsafat dia memiliki

satu kesatuan dasar aksiologis, sehingga nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.Berkaitan dengan aksiologis (teori tentang nilai) ini dia sangatdipengaruhi oleh titik tolak dan sudut pandang dalam menentukanpengertian nilai dan hierarkhinya. Misalnya, bagi kaum materialismemandang hakikat nilai yang tertinggi adalah nilai material. KaumHidonis berpandangan bahwa nilai tertinggi adalah berupa kenikmatandan kebahagiaan. Namun pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai,tergantung nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubunganniali tersebut dengan manusia.

Berkaitan dengan nilai ini Max. Sscheler menggolongkan nilai(tinggi rendahnya suatu nilai) itu kepada empat golongan:

a. Nilai-nilai kenikmatan. Nilai ini erat kaitannya dengan inderamanusia. Sehingga sesuatu itu bernilai (tinggi nilainya) mana kalaia menyenangkan, dan sesuatu itu tidak bernilai (rendah nilainya)manakala tidak menyenangkan, terutama bila dikaitkan denganindera manusia.(Die Werireidhe des Anggenehmen undUnangehmen). Yang menyebabkan manusia senang ataumenderita.

b. Nilai-nilai Kehidupan. Dalam tingkatan ini terdapat beberapa nilaiyang penting bagi kehidupan manusia (Werte des vitalen Fuhlens).Musalnya nilai kesegaran jasmani, kesehatan, serta kesejahteraanumum.

c. Nilai-nilai Kejiwaan: Nilai yang terdapat dalam tingkatan ini adamilai –nilai kejiwaan (geistige werte) yang sama sekali tidaktergantung kepada keadaan jasmani atau lingkungan. Misalnya nilaikeindahan, kebenaran, serta pengetahuan murni yang dicapaimelalui filsafat.

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 104: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

88

d. Nilai-Nilai Kerokhanian: Nilai yang terdapat dalam tingkatan iniantara laain adalah modalitas nilai dari yang suci (Wer Modalitatder Hielgen und Unbeilingen). Misalnya nilai-nilai pribadi.(Driyarkara, 1978).

Sementara Notonagoro membedakan tingkatan nilai menjadi tigamacam, yaitu:

a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmanimanusia.

b. Nilai Vital: yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untukmengadakan suatu aktifitas atau kegiatan.

c. Nilai-nilai Kerokhanian. Yaitu segala sesuatu yang berguna bagirohani manusia, yang dapat dibagi dalam empat macam tingkatanberikut, Petama: Nilai kebenaran, yaitu nilai yang bersumber padaakal, rasio, budi atau cipta manusia. Kedua: Nilai keindahan atauestetis. Yaitu nilai yang bersumber pada perasaan manusia. Ketiga:adalah nilai kebaikan atau nilai moral. Yaitu nilai yang bersumberpada unsur kehendak (will, wollen, karsa) manusia. Dan keempat:nilai religius. Yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi danbersifat mutlak. Karena nilai nilai religius ini berhubungan dengankepercayaan dan keyakinan manusia dan nilai religius ini bersumberpada wahyu yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Notonagoro, nilai-nilai yang ada dalam Pancasila ituadalah termasuk dalam nilai kerokhanian, tetapi nilai kerokhanian yangmengakui nilai material dan nilai vital. Sehingga dengan demikian nilai-nilai Pancasila yang mengandung nilai kerokhanian itu jugamengandung nilai-nilai lain secara lengkap dan harmonis. Yaitu nilaimaterial, nilai vital dan nilai kebenaran serta nilai keindahan (estetis),nilai kebaikan, nilai moral, maupun nilai kesucian yang secarakeseluruhan bersifat sistemayik;hierarkhis. Artinya sila pertamapertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai basisnya sampaidengan sila Keadilan Sosial sebagai tujuannya. (Darmodihardjo, 1978).

H. Nilai-Nilai Pancasila sebagai suatu SistemNilai-Nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan sila

kelima adalah merupakan cita-cita, merupakan harapan dan dambaan

Page 105: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

89

bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dalam kehidupannya. Sejakdahulu cita-cita tersebut telah didambakan agar terwujud dalammasyarakat dengan ungkapan masyarakat yang gemah ripah loh jina-wi, tata tenteram karta raharja, dengan penuh harapan terealisasidalam segenap tingkah laku dan perbuatan bagi setiap manusia Indo-nesia.

Selanjutnya bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasilaitu mempunyai tingkatan baik kuantitas maupun kwalitasnya. Namunnilai-nilai tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling berhubunganserta saling melengkapi, serta tidak dapat dipisahkan dari yang satudengan yang lainnya. Sehingga nilai Pancasila itu merupakan nilai yangintegral dari suatu sistem nilai yang dimiliki bangsa Indonesia.

Demikian pula nilai-nilai Pancasila merupakan suatu sistem nilai,ia dapat dilacak dari sila-sila Pancasila yang merupakan suatu sistem.Sila-sila itu merupakan suatu kesatuan organik, karena antara sila yangsatu dengan yang lainnya dalam Pancasila itu saling mengklafikasisaling berkaitan dan berhubungan secara erat.

Nili-nilai yang terkandung dalam Pancasila termasuk nilaikerokhanian yang tertinggi, kemudian nilai-nilai tersebut mempunyaiurutan yang sesuai dengan tingkatannya masing-masing, yaitu sebagaiberikut:

Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa adalah merupakan nilai yangtertinggi, krena nilai ke Tuhanan adalah bersifat mutlak. Baru kemudiannilai kemanusiaan. Nilai kemanusiaan, adalah sebagai pengkhususannilai ke Tuhanan, karena manusia adalah makhluk Tuhan Yang MahaEsa. Nilai Ketuhanan dan Nilai Kemanusiaan bila dilihat daritingkatannya adalah lebih tinggi dari pada nilai-nilai kenegaraan yangterkandung dalam sila ke tiga lainnya, yaitu sila Persatuan, silaKerakyatan dan sila Keadilan, karena ketiga nilai tersebut berkaitandengan kehidupan kenegaraan. Hal tersebut sebagaimana dijelaskandalam pokok-pokok pikiran keempat Pembukaan UUD 1945, bahwa . .. “ negara adalah bedasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esaberasarkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.

Adapun nilai-nilai kenegaraan yang terkandung dalam ke tiga silatersebut berturut-turut memiliki tingkatan sebagai berikut:

Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Page 106: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

90

• Nilai persatuan dipandang memiliki tingkatan yang lebih tinggidaripada nilai kerakyatan dan nilai keadilan sosial, karenapersatuan adalah merupakan syarat mutlak adanya rakyat danterwujudnya rasa keadilan.

• Sedangkan nilai kerakyatan yang didasari oleh nilai Ketuhanan,nilai Kemanusiaan dan nilai Persatuan lebih tinggi dan mendasarinilai dari keadilan sosial, karena Kerakyatan adalah saranaterwujudnya suatu Keadilan sosial,

• Sementara nilai yang terakhir adalah nilai Keadilan sosial, yangmerupakan tujuan akhir dari keempat sila lainnya.

Suatu hal yang perlu diperhatikan, yaitu meskipun nilai-nilai yangterkandung dalam sila-sila Pancasila berbeda-beda, dan memilikitimgkatan yang berbeda-beda pula, namun secara keseluruhan nilaitersebut merupakan suatu kesatuan, dan tidak saling bertentangan.Dan oleh sebab itu perlu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 107: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

91

BAB VIPANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR

FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARAREPUBLIK INDONESIA.

A. Dasar FilosofisPancasila sebagai dasar negara dan bangsa adalah merupakan

nilai-nilai yang sistematis, fundamental dan menyeluruh. Oleh sebabitu maka sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh,hierarkhis dan sistematis. Sehingga kelima sila dari pancasila tersebutbukan terpisah-pisah dan makna sendiri-sendiri, melainkan memilikiesensi serta makna yang utuh pula. Dalam konteks yang demikianlahpengertian sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem filsafat.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara RI., mengandungmakna bahwa dalam setiap aspek kehidupan, kemasyarakatan,kebangsaan, dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai: Ketuhanan,Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.

Pengertian filsafat kenegaraan adalah bertolak dari pandanganbahwa Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup manusiaatau organisasi kemasyarakatan, yang merupakan masyarakat hukum(legal society).

Adapun negara yang didirikan oleh manusia itu berdasarkan padakodrat bahwa manusia sebagai warga negara, sebagai persekutuanhidup adalah berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa (hakikat dari sila pertama).

Page 108: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

92

Negara yang merupakan persekutuan hidup manusia sebagaimahluk Tuhan YME, pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkanharkat dan martabat manusia sebagai mahluk yang berbudaya atauyang beradab ( sebagai hakikat sila yg kedua).

Untuk mewujudkan suatu negara sebagai suatu organisasi hidupmanusia harus membentuk suatu ikatan sebagai suatu bangsa. (hakikatsila ketiga).

Kemudian untuk terwujudnya persatuan dalam suatu negara akanmelahirkan rakyat sebagai suatu bangsa yang hidup dalam suatuwilayah tertentu. Konsekuensinya dalam hidup kenegaraan itu haruslahmendasarkan pada nilai bahwa rakyat merupakan asal mula kekuasaannegara. Maka negara harus bersifat demokratis, hak serta kekuasaanrakyat harus dijamin, baik sebagai individu maupun secara bersama-sama. (sebagai hakikat dari sila ke empat).

Untuk mewujudkan tujuan negara sebagai tujuan bersama, makadalam hidup kenegaraan harus mewujudkan jaminan perlindungan bagiseluruh warga, sehingga untuk mewujudkan tujuan seluruh warganyaharus dijamin berdasarkan suatu prinsip keadilan yang timbul dalamkehidupan bersama, atau kehidupan sosial ( Hakikat sila ke lima). Nilai-nilai inilah yang merupakan suatu nilai dasar bagi kehidupan kene-garaan, kebangsaan dan kemasyarakatan. (Kaelan, 2004: 75-76).

Secara kausalitas bahwa nilai-nilai pancasila adalah bersifatobjektif dan juga bersifat subyektif. Artinya esensi nilai-nilai pancasilaadalah bersifat universal, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,Kerakyatan dan Keadilan. Sehingga dimungkinkan dapat diterapkanpada negara lain, walaupun barangkali namanya bukan pancasila.

Artinya, jikalau suatu negara menggunakan prinsip filosofi bahwanegara harus Berketuhanan, Berprikemanusiaan, Berpartuan,Berkerakyatan dan Berkeadilan, maka negara tersebut pada hakikatnyamenggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila.

Pengertian nilai-nilai pancasila bersifat objektif, dapat dijelaskansebagai berikut:

1. Bahwa Rumusan dari sila-sila Pancasila itu pada hakikat maknanyayang terdalam adalah menunjukan adanya sifat-sifat yang umumuniversal dan abstrak, karena dia merupakan suatu nilai.

Page 109: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

93

2. Bahwa inti nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masadalam kehidupan bangsa Indonesia, dan mungkin juga pada bangsalain, baik dalam adat kebiasaan, dalam kebudayaan, dalamkenegaraan, maupun dalam kehidupan keagamaan.

Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menurutilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah yang funda-mental negara sehingga merupakan suatu sumber hukum positif diIndonesia. Oleh karena itu dalam herarkhi tertib hukum di Indonesia,dia berkedudukan sebagai tertib hukum yang paling tinggi. Sehinggadia tidak bisa diubah secara hukum. Konsekuensinya andai saja nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itudiubah maka sama saja dengan pembubaraan negara proklamasi 1945.Hal tersebut sebagaimana telah ditetapkan dalam ketetapan MPR,yaitu: Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966; diperkuat denganKetetapan MPR nomor : V/MPR/ 1973, dikuatkan lagi dengan Kete-tapan MPR nomor : IX/MPR/1978.

(yaitu ketetapan MPR yang menetapkan secara yuridis formalbahwa Pancasila menjadi dasar negara Republik Indonesia. DanPancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau tertib hukumIndonesia). Kemudian dalam era reformasi ini MPR telah mengeluar-kan ketetapan Nomor XVIII/MPR/1998, yang mengembalikan kedudukanPancasila sebagai dasar negara Republkik Indonesia.

Sementara pengertian nilai-nilai Pancasila bersifat subyektifadalah dapat dijelaskan sebagai berikut:

Maksudnya bahwa penilaian terhadap nilai-nilai Pancasila ituterlekat kepada bangsa Indonesia sendiri, dengan pengertian sebagaiberikut:

1. Bahwa nilai-nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehinggabangsa Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebutsebagai hasil pemikiran, pemikiran kritis, serta hasil refleksifilosofis bangsa Indonesia.

2. Bahwa nilai-nilai pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup)bangsa Indonesia sehingga merupakan jati diri bangsa, yangdiyakini sebagi nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan, dankebijaksanaan, dalam hidup bermasyarakat, berbangsa danbernegara.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 110: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

94

3. Bahwa dalam nilai-nilai Pancasila terkandung tujuh nilai-nilai kero-khanian, yaitu: Nilai Kebenaran, Nilai Keadilan, Nilai Kebaikan,Nilai Kebijaksanaan, Nilai Etika, Nilai Estetis, dan Nilai Religius.Yang menifestasinya sesuai dengan budi nurani bangsa Indonesiakarena bersumber pada kepribadian bangsa. (Dardji Darmodihardjo,1996).

Di samping itu bahwa nilai-nilai pancasila adalah merupakan dassollen atau cita-cita tentang kebaikan, yang menjadi suatu kenyataandas sein. Dengan demikian berarti bahwa Pancasila itu bagi bangsaIndonesia dia menjadi landasan dasar, serta motivasi atas segalaperbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam kehidupankenegaraan.

B. Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Nilai Fundamental Negara RI.Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indoensia, pada hakikat-

nya merupakan sumber dari segala sumber hukum dalam negara RI.Yang meliputi suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, cita-cita moral yang luhur, yang meliputi suasana kejiwaan dan watakbangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945, telahdipadatkan dan di abstraksikan oleh pendiri negara, menjadi lima sila,dan ditetapkan secara yuridis formal menjadi dasar filsafat negaraRepublik Indonesia. Hal tersebut sebagaimana ditetapkan dalamKeputusan nomor: XX/MPRS/1966. Dan nilai-nilai Pancasila yangterkandung dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis memilikikedudukan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. (Kaelan,2004: 77)

Adapun pembukaan UUD 1945 juga mempunyai fungsi atauhubungan langsung dengan batang tubuh UUD 1945. Hubungantersebut menyatakan bahwa pembukaan UUD 1945, mengandungpokok-pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam batangtubuh Btang Tubuh UUD 1945, yaiu dalam pasal-pasalnya. (Margono,dkk, 2002: 24)

Juga mempunyai fungsi yang didalamnya terkandung nilai-nilaiPancasila, yang mengandung 4 (empat) pokok pikiran, yang bilamanadianalisis maka yang terkandung di dalamnya, tidak lain adalah

Page 111: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

95

merupakan drivasi, atau penjabaran dari nilai-nilai pancasila itu sendiri,yaitu:

Pokok pikiran pertama: menyatakan bahwa negara Indonesiaadalah negara persatuan, yaitu negara yang melindungi segenapbangsa dan seluruh tumpah darah Indoesia, megatasi segala pahamgolongan maupun perseorangan. Hal ini merupakan penjabaran darisila ketiga.

Pokok pikiran kedua : menyatakan bahwa negara hendak mewu-judkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam halini negara berkewajiban mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruhwarga negara. Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melak-sanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dankeadilan sosial. Pokok pikiran ini sebagai penjabarn dari sila kelima.

Pokok pikiran ketiga: menyatakan bahwa negara berkedaulatanrakyat. Berdasarkan atas kerakyatan dan pemusyawaratan/perwakilan.Hal tersebut membuktikan bahwa negara Indonesia adalah negarayang demokrasi, yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat, hal inimerupakan penjabaran dari sila keempat.

Dan Pokok pikiran ke empat: menyatakan bahwa negaraberdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, menurut dasar kema-nusiaan yang adil dan beradab. Hal ini mengandung arti bahwa negaraIndonesia, menjunjung tinggi keberadaan semua agama dalampergaulan hidup di negara Indonesia. Hal tersebut adalah merupakanpenjabaran dari sila pertama dan kedua.

Dari pokok-pokok pikiran tersebut di atas dapat disimpulkanbahwa, keempat pokok pikiran tersebut, tidak lain merupakanperwujudan dari sila-sila pancasila. Dan pokok-pokok pikiran inimerupakan dasar fundamental dalam pendirian negara R. Dan untukmerealisasikannya, perlu diwujudkan dan dijelmakan lebih lanjut dalampasal-pasal UUD 1945.

Dengan perkataan lain bahwa dalam penjabaran sila-silapancasila, kedalam berbagai peraturan perundang-undangan,bukanlah secara langsung dari sila-sila pancasila, melainkan melaluipembukaan UUD 1945, yang terdiri dari empat buah pokok pikiran.Kemudian dikonkritisasikan dalam pasal-pasal UUD 1945. Kemudian

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 112: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

96

dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan, serta berbagai hukum positif di bawahnya.

Dalam pengertian seperti inilah maka sebenarnya dapatdisimpulkan, bahwa pancasila merupakan dasar yang fundamentalbagi negara Indonesia, terutama dalam pelaksanaan danpenyelenggaraan negara.

Selain itu sebagaimana ditegaskan dalam pokok pikiran keempat,yang menyatakan bahwa negara berdasarkan atas Ketuhanan YangMaha Esa, berdasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini berartibahwa kehidupan kenegaraan, haruslah didasarkan moral etik yangbersumber pada nilai-nilai Ketuhanan YME, dan menjunjung moralkemanusiaan yang beradab. Oleh sebab itu maka nilai-nilai Pancasilayang dituangkan dalam pokok pikiran yang ke empat ini, merupakansuatu dasar yang fundamental moral dalam kehidupan kenegaraan.Dan sebagai konsekuensinya, maka dalam segala aspek kehidupanbernegara, misalnya: pemerintahan negara, pembangunan negara,pertahanan dan keamanan negara, politik negara serta pelaksanaandemokrasi, harus senantiasa berdasar kepada moral Ketuhanan YMEdan Kemanusiaan.

Demikian pula fundamental moral dalam kehidupan kenegaraantersebut, juga meliputi moralitas dari penyelenggara dan seluruh warganegara. Bahkan dasar fundamental moral yang dituangkan dari nilai-nilai Pancasila tersebut, juga harus mendasari moral dalamkaitannya dengan politik luar negeri Indonesia.

Oleh sebab itu maka bangsa Indonesia dalam era reformasiseperti dewasa ini, seharusnya dalam memperbaiki kondisi dan nasibbangsa ini, hendaknya didasari oleh moralitas ketuhanan dankemanusiaan. Misalnya dengan rendah hati dan mawas diri. Sehinggarakyat tidak bertambah menderita lagi.

C. Intisari Dari Sila-Sila Pancasila.Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka sila-sila Pancasila

merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itupada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiapsila Pancasila, terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antarayang satu dengan lainnya, namun semuanya itu tidak lain merupakan

Page 113: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

97

suatu kesatuan yang sistematis. Oleh sebab itu meskipun dalam uraianberikut menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap silaPancasila, namun kesemuanya itu tidak dapat dilepasklan keteri-katannya dengan sila-sila lainnya. Adapun nilai-nilai yang terkandungdalam setiap sila Pancasila itu adalah sebagai berikut:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Perkataan Ketuhanan adalah berasal dari kata Tuhan. SiapakahTuhan itu?. Jawaban kita ialah : Pencipta segala yang ada dan semuamakhluk yang ada.

Yang Maha Esa berarti Maha Tunggal, tiada sekutu bagiNya, Esadalam zat-Nya, dalam sifat-Nya, dan dalam perbuatan-Nya. Zat Tuhantidak terdiri dan tersusun dari macam-macam zat yang banyak,kemudian menjadi satu, atau sebagai sesuatu yang dapat dikaitkandengan macam-macam zat menurut pikiran dan akal manusia.

Pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengertianmakna adanya keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Tunggal, yangmenciptakan alam semesta beserta isinya. Dan di antara makhlukciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan Sila pertama iniadalah manusia, yang kepada-Nya lah manusia berbakti.

Dengan landasan yang demikianlah negara Indonesia didirikan,dan sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada semuawarga negaranya untuk memeluk dan beribadat sesuai dengankepercyaannya itu.

Sila Ketuhnan Yang Maha Esa ini, nilai-nilainya meliputi danmenjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuahanan Yang MahaEsa, terkandung nilai bahwa negara yang didirikan, adalah sebagaipengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa. Oleh karena itu, segala yang berkaitan dengan pelaksanaan danpenyelenggaraan negara, bahkan moral negara, hukum dan peraturanperundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warga negaraharus dijiwai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Demikianlah kiranya nilai-nilai etis yang terkndung dalam silaKetuhanan Yang Maha Esa, yang dengan sendirinya sila pertamatersebut mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya. Denganlandasan sebagai berikut:

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 114: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

98

a. Pembukaan UUD 1945 alinea ke ketiga, yang antara lain berbunyi:“atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengandidorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaanyang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan inikemerdekaannya”.

Penyataan tersebut mengandung pengertian-pengertianberikut:• Bahwa negara Indonesia bukanlah negara sekuler.

• Negara Indonesia bukanlah negara yang didirikan denganlandasan agama tertentu.

• Menegaskan kembali apa yang menjadi motivasi riil dan materiilbangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapijuga menjadi keyakinan/kepercayaan, menjadi motivasispiritualnya, bahwa maksud tindakan menyatakan kemerdekaanitu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa.

• Alinea ini juga memuat motivasi spirituil yang luhur, serta suatupengukuhan dari proklamasi kemerdekaan. Demikian pula alineaini juga menunjukkan ketakwaan bangsa Indonesia terhadapTuhn Yang Maha Esa. Karena berkat ridho-Nya lah bangsa In-donesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaan.

b. Pasal 29 UUD 1945, yang antara lain juga memuat hal-hal sebagaiberikut:

• Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

• Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadatmenurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Dengan dasar tersebut maka di dalam negara Republik Indone-sia, tidak boleh adanya pertentangan dalam masalah Ketuhanan YangMaha Esa. Tidak boleh tumbuh paham yang anti terhadap Tuhan yangMaha Esa, atau anti terhadap agama. Tidak boleh ada sikap danperbuatan, yang menjurus kepada pemaksaan untuk menganut suatuagama tertentu. Demikian pula dengan sila yang pertama tersebut,dalam negara RI tidak boleh ada paham yang anti Tuhan, anti agama(Athetisme).

Page 115: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

99

Lebih dari itu berdasarkan pada sila pertama tersebut, diharapkanakan tumbuh subur sikap kerukunan dalam beragama, sikap salingmenghormati, dan sikap toleransi dalam beragama. Sehingga dengandemikian akan terwujud situasi yang tenteram dalam kehidupanberbangsa dan bernegara, khususnya dalam pengamalan agamamasing-masing. Sehingga apa yang dikehendaki oleh pemerintahberupa Tri Krukunan dalam beragama yang meliputi: pertama, Keru-kunan hidup ummat beragama. Kedua: Kerukunan hidup antar ummatberagama. Dan ketiga: Kerukunan hidup antar ummat beragamadengan pemerintah, dapat tercipta dengan sebaik-baiknya.

Oleh sebab itulah maka sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”ini, menjadi sumber utama dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indone-sia. Karena sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, dia meliputi danmenjiwai seluruh sila-sila berikutnya,

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Perkataan “Kemanusiaan” berasal dari kata manusia, yaknimakhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki potensi: pikir,rasa, karsa dan cipta. Dan karena potensi tersebut, manusia memilikidan menempati kedudukan dan martabat yang tinggi. Sebab denganakal budinya manusia memiliki budaya, kemudian dengan nuraninyamanusia memiliki dan menyadari akan nilai-nilai dalam kehidupannya.

Berikutnya kata “adil” mengandung makna, bahwa suatu kepu-tusan atau tindakan didasarkan atas ukuran atau norma yang objektif,tidak subyektif, atau tidak sewenang-wenang.

Sedangkan kata “beradab”, dia berasal dari kata adab, artinyaadalah budaya. Jadi maksudnya berbudaya, jadi semua keptusantindakan, selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma sosialdan kesusilaan, dan moral.

Dengan demikian maka perlakuan terhadap sesama manusia,haruslah sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sebagai makhlukTuhan Yang Maha Esa. Dia harus saling menghormati, tidak bolehmerendahkan, menginjak-injak, memperbudak dan lain-lain. Karenamanusia itu sama di hadapan Tuhannya, kecuali yang mebedakannyahanyalah taqwanya.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 116: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

100

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, secara sistematisdidasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan YME, serta mendasari danmenjiwai ketiga sila berikutnya. Sila kemanusiaan sebagai dasar fun-damental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan kemaya-rakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis anthoro-pologis, bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa)dan raga, sifat kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodratmakhluk pribadi sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME.

Dalam sila tersebut terkandung nilai-nilai, bahwa negara harusmenjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yangberadab. Oleh sebab itu alam kehidupan kenegaraan, terutama alamperaturan perundang-undangan negara, harus mewujudkan terca-painya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi), harus dijamin dalamperaturan perundang-undangan negara.

Juga mengandung nilai keadilan, yang berarti bahwa hakikatmanusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus ber-kodrat adil. Adil dalam hubungannya dengan diri sendiri, adil tehadaporang lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadaplinkungannya, serta adil terhadap Tuhan YME. Dengan Landasansebagai berikut:

Dalam Pembukaan UUD 1945, pada alinea pertama berbunyi: “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, danoleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karenatidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”

Alinea tersebut adalah menyatakan hal-hal sebagai berikut:

• Keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia dalam meng-hadapi masalah kemerdekaan melawan penjajah.

• Bahwa bukan saja bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka tetapijuga akan tetap berdiri di barisan paling depan untuk menentangdan menghapuskan penjajahan di atas dunia ini.

• Mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidaksesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, sehingga harusditentang dan harus dihapuskan, agar semua bangsa di dunia dapatmenjalankan hak kemerdekaannya, yang merupakan hak asasinya.

Page 117: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

101

Di sinilah letak moral luhur dari pernyataan kemerdekaan Indone-sia.

• Selain itu aliena ini juga mengandung pernyataan subyektif, yaituaspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri daripenjajahan.

• Meletakkan tugas kewajiban kepada bangsa/pemerintah Indone-sia, untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan,dan mendukung kemerdekaan setiap bangsa. Pendirian inilah yangmenjadi landasan pokok dalam mengendalikan politik luar negeriIndonesia.

Kemudian lebih jauh berkaitan dengan masalah tersebut, telahditetapkan pula dalam pasal 27, 28, 28 A s/d. 28 J, 29, 30 dan pasal 31UUD 1945 sebagaimana berikut ini:Pasal 27:

(1).Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalamhukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum,dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2).Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupanyang layak bagi kemanusiaan,

Pasl 28:

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiraandengan lisan dan tulisan, sebagaimana ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 28A:

Setiap orang berhak untuk hidup, serta berhak mempertahankanhidup dan kehidupannya.

Pasal 28B:

(1).Setiap orang berhak membentuk keluarga, dan melanjutkanketurunan melalui perkawinan yang sah.

(2).Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh danberkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasandan diskriminasi.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 118: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

102

Pasal 28C:

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhankebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan, danmemperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, senidan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demikesejahteraan manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya, dalammemperjuangkan haknya secara kolektif, untuk membangunmasyarakat, bangsa dan negaranya.

Pasal 28D:

(1). Setiap orang berhak atas pengakuan jaminan, perlindungan,dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

(2),Setiap orang berhak untuk bekerja, serta mendapat imbalandan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(3). Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yangsama dalam pemerintahan.

(4).Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28E:

(1). Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurutagamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilihpekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggaldi wailayah negara dan meninggalkannya, serta berhakkembali.

(2). Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

(3).Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, danmengaluarkan pendapat.

Pasal 28F:

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperolehinformasi, untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya,serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakansegala jenis saluran yang tersedia.

Page 119: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

103

Pasal 28G:

(1). Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,kehormatan, martabat, dan harta benda yang berada di bawahkekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungandari ancaman ketakutan, untuk berbuat atau tidak berbuatsesuatu yang merupakan hak asasi.

(2).Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atauperlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia danberhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28H:

(1). Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempattinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dansehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(2).Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuankhusus, untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yangsama, guna mencapai persamaan dan keadilan.

(3).Setiap orang berhak atas jaminan sosial, yang memungkinkanpengembangan dirinya secara utuh sebagaimana manusiayang bermartabat.

(4).Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi, dan hak miliktersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang olehsiapapun.

Pasal 28I:

(1).Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaanpikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidakdiperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,dan hak untuk dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut,adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalamkeadaan apa pun.

(2).Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifatdiskriminatif atas dasar apa pun, dan berhak mendapatkanperlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatifitu.

(3).Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormatiselaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 120: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

104

(4).Perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan hakasasi manusia, adalah tanggung jawab negara, terutamapemerintah.

(5).Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia, sesuaidengan prinsip negara hukum yang demokratis, makapelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkandalam peraturan dan perundang-undangan.

Pasal 28J:

(1).Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia yang laindalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara.

(2).Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajibtunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang, dengan maksud semata-mata untuk menjaminpengakuan, serta penghormatan atas hak dan kebebasan or-ang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil, sesuai denganpertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan umum, dalamsuatu masyarakat demokrasi.

Pasal 29:(1).Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2).Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agamanya masing-masing, dan untuk beribadatmenurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Pasal 30:

(1).Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usahapertahanan dan keamanan negara.

Pasal 31:

(1).Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

(2).Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar, danpemerintah wajib membiayainya.

(3).Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistempendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketak-waan, serta akhlak mulia, dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Page 121: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

105

3. Sila Persatuan Indonesia

Persatuan berasal dari kata “satu”, yang berarti utuh, tidakterpecah-pecah. Persatuan berarti bersatunya macam-macam corakyang beraneka ragam menjadi satu kebulatan.

Pengertian Indonesia dalam sila ke tiga ini adalah, pertama:dalam arti georafis atau bumi yang membentang dari 95 - 141 derajatbujur timur dan dari 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintangselatan. Makna kedua adalah: bangsa dalam arti politis, yaitu bangsayang hidup dalam wilayah tersebut. Jadi Indonesia dalam sila ini adalahdalam artian bangsa. (H.Subandi AL Marsudi, 2006: 55).

Persatuan Indonesia ini merupakan faktor yang dinamis dalamkehidupan Indonesia, dengan tujuan memajukan kesejahteraan umum,dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut mewujudkanperdamaian dunia yang abadi.

Kemudian dalam sila Persatuan Indonesia ini juga terkandungnilai, bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusiayang monodualis, yaitu sebagai makhluk individual dan makhluk sosial.Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama, di antaraelemen-elemen yang membentuk negara, yang berupa suku, ras,kelompok, golongan maupun kelompok agama. Dan mengikatkan diridalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka : “BhinnekaTunggal Ika’

Nilai Persatuan Indonesia dijiwai dan didasari oleh sila KetuhananYME, dan Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal tersebut berartibahwa nasionalisme Indonesia, adalah nasionalisme relegius, yaitunasionalisme yang bermoral ketuhanan YME, nasionalisme yanghumanistik yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusiasebagai makhluk Tuhan YME Dan hakikat pengertian ini berlandaskan:a. Kepada Pembukaan UUD 1945, pada alinea keempat, yang

berbunyi: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatupemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsaIndonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 122: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

106

kemerdekaan kebangsaan Indonesia ini dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia … “

b. Kepada pasal-pasal 1, 32, 35, 36 dari UUD 1945, yang berbunyi:

Pasal 1:

(1).Negara Indonesia ialah negara Kesatuan yang berbentukRepublik.

(2).Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurutUndang-undang Dasar.

(3).Negara Indonesia adlah negara hukum.

Pasal 32

(1).Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengahperadaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakatdalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

(2).Negara menghormati dan memlihara bahasa daerah sebagaikekayaan budaya nasional.

Pasal 35:

Bendera negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.

Pasal 36:

Bahasa Negara Indonesia ialah Bahasa Indonesia.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaandalam Permusyawaratan/ Perwakilan.

Kerakyatan berasal dari kata “rakyat”, yaitu sekelompok manusia.Maksud kerakyatan dalam sila ini adalah menunjukkan kekuasaan yangtertinggi berada di tangan rakyat. Makaudnya rakyatlah yang berdaulat,berkuasa dan menentukan (demokrasi). Dengan kata lain rakyatlahyang memerintah, atau pemerintahan yang mengikutsertakan rakyat.

Hikmat kebijaksanaan mengandung arti adanya penggunaanpikiran atau rasio yang sehat, dengan selalu mempertimbangkanpersatuan dan kesatuan bangsa, serta kepentingan rakyat.

Permusyawaratan adalah suatu cara untuk memutuskan ataumerumuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat, sehinggatercapai keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat atau mufakat.

Page 123: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

107

Dengan demikian yang dimaksud dengan kerakyatan yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwaskilan, ialah bahwa rakyat di dalam menjalankan kekuasaannya,dilakukan melalui sistem perwakilan. Dan keputusan-keputusan yangdiambil diselenggarakan melalui jalan musyawarah, denganmenggunakan pikiran sehat serta rasa tanggung jawab, baik terhadapTuhan, maupun kepada rakyat yang diwakilinya atau rakyat banyak.

Nilai yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, didasarioleh sila Ketuhanan YME, Kemanusiaan yang adil dan beradab, sertaPersatuan Indonesia, dan mendasari serta menjiwai sila Keadilan Sosialbagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya sila keempat ini,adalah bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodratmanusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyatadalah merupakan sekelompok manusia, sebagai makhluk Tuhan YMEyang bersatu, yang bertujuan untuk mewujudkan harkat dan martabatmanusia, dalam suatu wilayah negara Indonesia.

Dalam sila keempat ini terkandung nilai-nilai demokrasi, yangsecara mutlak harus dilaksanakan dalam kehidupan negara. Nilai-nilaitersebut adalah :

a. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab,baik terhadap masyarakat bangsa, maupun secara moral terhadapTuhan YME.

b. Menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan.c. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup

bersama.

d. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama,krena perbedaan adalah merupakan suatu bawaan kodrat manusia.

e. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiapindividu, kelompok, ras, suku maupun agama.

f. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaanyang beradab.

g. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaanyang beradab.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 124: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

108

h. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupansosial, agar tercapainya tujuan bersama. (Kaelan, 2004: 82).

Kemudian semua nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalamkehidupan berbangsa dan bernegara, baik yang menyangkut politik,hukum, yuridis dan moral kenegaraan.

Hakikat pengertian sila ini selaras dengan:

a. Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yang antara lain berbunyi:“… maka disusunlah kemerdekaan itu dalam suatu “Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang berkedaulatan rakyat …”

b. Pasal-pasal 1, 2, 3, 22 E, 28 dan 37 UUD 1945, yang berbunyi:

Pasal 1:

(1).Negara Indonesia ialah negara Kesatuan yang berbentukRepublik.

(2).Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurutUndang-undang Dasar.

(3).Negara Indonesia adalah negara hukum.

Pasal 2:

(1).Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota DewanPerwakilan Rakyat, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah,yang dipilih melalui pemilihan umum, dan diatur lebih lanjutdengan undang-undang.

(2).Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang sedikitnya sekalidalam mlima tahun di ibukota negara.

(3).Segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkandengan suara terbanyak.

Pasal 3:

(1).Majelis Permusyawarakatan Rakyat, berwenang mengubah danmenetapkan Undang-Undang Dasar.

(2).Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atauWakil Presiden.

Page 125: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

109

(3).Majelis Permusyawaratan Rakyat, hanya dapat memberhen-tikan Presiden dan/atau Wakil dalam masa jabatannya menurutUndang-Undang Dasar.

Pasal 22E:(1).Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil, setiap lima tahun sekali.

(2).Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggotaDewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presidendan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

(3).Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DewanPerwakilan Rakya, dan anggota Dewan Perwakilan RakyatDaerah, adalah Partai politik.

(4).Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DewanPerwakilan Daerah, adalah perorangan.

(5).Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi PemilihanUmum yang bersifat Nasional, tetap, dan mandiri.

(6).Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum, diatur denganUndang-Undang.

Pasl 28:

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikirandengan lisan dan tulisan, sebagaimana ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 37:

(1).Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar, dapatdiagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat,apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlahanggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(2).Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar,diajuukan secara tertulis, dan ditunjukkan dengan jelas bagianyang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

(3).Untuk mengubah pasal-pasal Undang-undang Dasar, sidangMajelis Permusya-waratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis PermusyawaratanRakyat.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 126: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

110

(4).Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar,dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluhpersen, ditambah satu anggota dari seluruh anggota MajelisPermusyawaratan Rakyat.

(5).Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesiatidak dapat dilakukan perubahan.

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Keadilan berasal dari kata “adil”, yang berarti tidak berat sebelah.Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam musyawarah disegala bidang kehidupan, baik materiel maupun spirituil.

Seluruh rakyat Indonesia, berarti setiap orang yang menjadi rakyatIndonesia, baik yang berdiam di wilayah Indonesia, maupun rakyatyang berada di luar negeri. Dan perlakuan adil tersebut mencakupdalam bidang hukum, politik, sosial, sekonomi maupun kebudayaan.

Makna keadilan dalam sila ini mencakup pula pengertian adil danmakmur, yang meliputi bidang rohani dan jasmani. Dengan demikiankehidupan adil dan makmur yang ingin diwujudkan, adalah suatu“kehidupan bangsa Indonesia yang adil dalam kemakmuran danmakmur dalam keadilan”.

Dalam sila yang kelima ini, terkandung nilai-nilai yang merupakantujuan negara, sebagai tujuan hidup bersama, sehingga sila ini me-ngandung nilai keadilan, yang harus terwujud dalam kehidupanbersama (sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikatkeadilan kemanusiaan, yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengandirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia denganmasyarakat, dengan bangsa dan negaranya serta hubungan manusiadengan Tuhannya.

Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalamkeadilan bersama tersebut adalah meliputi:

1. Keadilan distributif , yaitu suatu hubungan antara negara denganwarganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhikeadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentukkesejahteraan, bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidupbersama, yang didasarkan atas hak dan kewajiban.

Page 127: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

111

2. Keadilan legal. (keadilan bertaat) yaitu suatu hubungan keadilanantara warga negara terhadap negara, dan dalam masalah iniwarga negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentukmentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalamnegara.

3. Keadilan Komulatif. Yaitu suatu hubungan keadilan antara warganegara yang satu dengan yang lainnya secara timbal balik.

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yangharus diwujudkan, dalam hidup bersama kenegaraan untukmewujudkan tujuan negara, yaitu mewujudkan kesejahteraan bagiseluruh warganya, serta melindungi seluruh warganya, wilayahnya,dan mencerdaskan seluruh warganya.

Demikian pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalampergaulan antar negara sesama bangsa di dunia, dan prinsip inginmenciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antarbangsa di dunia. Dan hakikat pengertian ini selaras dengan:

a. Pembukaan UUD 1945 alinea ke dua, yang berbunyi:

“ Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia, telahsampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa,mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbangkemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,adil dan makmur”.

b. Bunyi pada pasal-pasal: 23, 23A, 23 B, 23 C, 23 D, 23 E, 23 F, 23G, 27, 28, 29, 31, 33 dan 34 dari UUD 1945, sebagaimanaberikut ini:

Pasal 23:

(1).Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud daripengelolaan keuangan negara, ditetapkan setiap tahun denganundang-undang, dan dilaksanakan secara terbuka danbertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuranrakyat.

(2).Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanjanegara, diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DewanPerwakilan Rakyat, dengan memperhatikan pertimbanganDewan Perwakilan Daerah.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 128: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

112

(3).Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangananggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan olehPresiden, Pemerintah menjalankan Anggaran dan BelanjaNegara tahun yang lalu.

Pasal 23A:Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa, untuk keperluannegara diatur dengan undang-undang.

Pasal 23B:

Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.

Pasal 23C:Hal-hal lain mengenai keuangan negara ditetapkan denganundang-undang.

Pasal 23D:

Negara memiliki suatu Bank sentral yang susunan, kedudukan,kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur denganundang-undang.

Pasal 23E;(1).Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang

keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa yang bebasdan mandiri.

(2).Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan DewanPerwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan kewenangannya.

(3).Hasil pemeriksaan tersebut ditindak lanjuti oleh LembagaPerwakilan dan/atau Badan sesuai dengan undang-undang.

Pasal 23F:(1).Anggota Badan Pemeriksa Keuangan, dipilih oleh Dewan

Perwakilan Rakyat, dengan memperhatikan DewanPertimbangan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.

(2).Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan olehanggota.

Pasal 23G:

(1).Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di Ibu kota negara,dan memiliki perwakilan di setiap propinsi.

Page 129: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

113

(2).Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangandiatur dengan undang-undang

Pasal 27, pasal 28, 29 dan 31 lihat pada pada pembahasan terdahulu.Pasal 33:

(1).Perekonomian disusun dengan usaha bersama berdasar atasasas kekeluargaan.

(2).Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara danmengusai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3).Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnyadikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarkemakmuran rakyat.

(4).Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atasdemokrasi konomi dengan prinsip kebersamaan, efesiensi, ber-keadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuanekonomi nasional.

(5).Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diaturdelam undang-undang,

Pasal 34:

(1).Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.(2). Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh

rakyat, dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidakmampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

(3). Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanankesehatan, dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

(4). Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diaturdalam undang-undang.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara...

Page 130: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

114

Page 131: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

115

BAB VIIPANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

DAN NEGARA INDONESIA.

A. Pengertian IdeologiSecara etimologis Istilah ideologi berasal dari kata “idea”, yang

dapat diartikan sebagai “gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita”, serta “logos” yang berarti “ilmu”. Sedangkan kata “idea” itusendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “ eidos”, yang berartibentuk. Disamping itu ada pula kata “Idein” yang berarti melihat. Makasecara harfiah idiologi dapat diartikan dengan ilmu pengertian-pengertian dasar, yang dalam keseharian “idea” disamakan artinyadengan cita-cita. Yaitu cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai.Sehingga cita-cita tersebut sekaligus menjadi dasar, menjadipandangan atau faham. (Kaelan, Achmad Zubaidi, 2007: 30).

Dalam literatur lainnya disebutkan bahwa pengertian ideologisecara harfiah adalah “Ideologi a system of ideas”, yang maksudnyasuatu rangkaian ide terpadu menjadi satu. Atau “System of throug”yaitu suatu sistem pemikiran. (Margono, dkk, 2002: 74).

Sementara menurut The Advence Learner’s Dictionary, Ideologiadalah “system of idea for a political or economic theory” atau suatusistem dari idea-idea atau hasil pemikiran yang telah dirumuskan untukteori politik atau ekonomi. Sedangkan menurut The Webster’s NewCollegiate Dictionary, adalah:

Page 132: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

116

1. Manner or content of thingking characteristic of an individual orclass. Artinya adalah cara hidup (tingkah laku) atau hasil pemikiranyang menunjukkan sifat-sifat tertentu dari seorang individu atausuatu kelas.

2. The intelectual pattern of any widespread culture or movement.Maksudnya adalah suatu pola pemikiran mengenai pengembanganpergerakan atau kebudayaan. (Sukarna, 1981: 1).

Istilah ideologi pertama kalinya dilontarkan oleh seorang filosufberkebangsan Perancis, yang bernama Antoine Destutt de Tracy padatahun 1796, sewaktu revolusi Perancis tengah menggelora. (Chris-tenson, dkk, 1971: 3). Trary menggunakan istilah ideologi gunamenyebut suatu studi tentang asal mula, hakikat dan perkembanganide-ide manusia atau yang biasa dikenal sebagai “Scinece of idea”.Di mana gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan insti-tusional dalam masyarakat Perancis. Namun Napoleon mencemoohnyasebagai khayalan, yang tidak memiliki nilai praktis. Dan pemikiran DeTracy ini sebenarnya mirip dengan impian Leibnitz yang disebut “onegreat system” (Pranarka, 1987).

Disamping beberapa pengertian seperti tersebut di atas, terdapatbanyak lagi pengertian ideologi yang dikemukakan oleh para fakar,yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Ideologi adalah sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai, yangsacara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat),untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukansikap dasar untuk mengelolanya. Berdasarkan pemahaman yangdihayatinya, seseorang menangkap apa yang dilihat benar dantidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. (Poespo-wardojo, 1992: 47).

2. Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbolkelompok masyarakat atau suatu bangsa, yang menjadi pegangandan pedoman kerja atau perjuangan, untuk mencapai tujuanmasyarakat bangsa itu. (Mubyarto, 1992: 239).

3. Ideologi adalah keharusan untuk melaksanakan dalam sikap,perilaku dan perbuatan penganutnya, kemudian juga usaha dapatdiundangkannya secara legal, dan dihubungkan dengan suatu

Page 133: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

117

badan kelembagaan, yang didirikan untuk merealisasikan polakepercayaan trsebut. (Tjokroamidjojo, 1992: 285).

4. Ideologi sebagai seperangkat gagasan, yang menjelaskan ataumelegalisasikan tatanan sosial, struktur kekuasaan, atau carahidup, dilihat dari segi tujuan, kepentingan atau status sosial darikelompok atau kolektivitas, di mana ideologi itu muncul. (Newman,1973: 52).

5. Ideologi merupakan seperangkat asumsi dasar, baik normatifmaupun empiris, mengenai sifat dan tujuan manusia atau ma-syarakat, agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengem-bangkan tertib politik. Dengan demikian ideologi merupakanseperangkat prinsip pengarahan (guiding principle) yang dijadikandasar. Memberi arahan dan tujuan yang akan di capai di dalammelangsungkan dan mengembangkan kehidupan bangsa dannegara, serta mencakup seluruh aspek eksistensi manusia. (An-thony dalam Cheppy dan Suparlan, 1982).

Dari berbagai pengertian Ideologi seperti dikutip di atas, dapatdisimpulkan bahwa ideologi merupakan seperangkat ide dasarmasyarakat, bangsa, yang dijadikan pengangan, dalam meencapaitujuan atau cita-cita bersama.

Ada beberapa karakteristik yang terdapat dalam Ideologi sebagaipandangan masyarakat. Hal tersebut dapat dirumuskan sebagaiberikut:

1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis;

2. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam dan terprogram;3. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan;

4. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis;

5. Ideologi cenderung eksklusif, absolut dan universal;

6. Ideologi memiliki sifat empiris dan normatif;7. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan konsep-

tualismenya; dan

8. Ideologi biasanya terjalin dalam gerakan-gerakan politk. (Hidayat,2001: 83).

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 134: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

118

Oleh sebab itu maka ideologi dengan karakteristik tersebut diamemiliki beberapa fungsi yang antara lain, sebagai:

a. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi individu, masyarakat,atau bangsa untuk melangkah dan bertindak;

b. Kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu,masyarakat dan bangsa, untuk menjalani kehidupan dalammencapai tujuan;

c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang sedangdan akan dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segalaaspek kehidupan.

Oleh sebab itu Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negaraIndonesia, maka Pancasila pada hakikatnya, adalah merupakan suatuhasil penuangan atau pemikiran seseorang atau kelompok orang.Karena Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan,serta nilai religius, yang terdapat dalam pandangan hidup masyaraakatIndonesia.

Selanjutnya pengertian ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide-ide, keyakinan, serta kepercayaan yang bersifat sistematis, yangmengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidangkehidupan, seperti:

a. Bidang politik ( termasuk bidang pertahanan dan keamanan)b. Bidang sosial

c. Bidang kebudayaan

d. Bidang keagamaan.

Sedangkan pengertian ideologi dalam arti cita-cita negara, ataucita-cita, yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan,untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan, pada hakikatnyamerupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri sebagaiberikut:

a. Mempunyai derajat yang tertinggi sebagi nilai hidup kebangsaandan kenegaraan.

b. Oleh karena itu dia merupakan suatu asas kerokhanian, pandangandunia, pandangan hidup yang dipelihara, dikembangkan,

Page 135: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

119

diamalkan, dan dilestarikan kepada generasi berikutnya,diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban..

Dengan demikian makna ideologi dalam negara dan bangsa,adalah sebagai kesatuan dari gagasan, cita-cita dan ide-ide dasar darisegala aspek kehidupan manusia, di dalam berkehidupan berkelompok.

Peran dan posisi ideologi pada suatu negara sangat penting,karena dia menggambarkan dasar negara, tujuan negara, sekaligusproses pencapaian tujuan negara.

Bagi negara Indonesia, tujuan negara secara material dirumuskansebagai “ ... melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap tum-pah darah Indonesia … “, harus diarahkan kepada terwujudnyamasyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan,sesuai dengan semangat dan nilai-nilai ideologi Pancasila. Demikianjuga dengan proses pencapaian tujuan tersebut serta perwujudannya,dari mulai perencanaan, pengembilan kebijakan, keputusan politik,tetap harus memperhatikan dimensi-dimensi yang tercermin dalamwatak dan wawasan Pancasila.

Dengan demikian, makna ideologi Pancasila bagi negara jelas,yakni sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai-nilai bangsa Indonesia, yang secara normatif perlu diimplementasikandalam kehidupan nyata dalam bermasyarakat, berbangsa danbernegara.

Sedangkan penerapan Ideologi dalam kehidupan kenegaraandisebut “ Politik”. Oleh sebab itulah sering terjadi bahwa ideologi di-manfaatkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk merebut kekuasaan.

Kemudian kita sudah mengetahui, bahwa Pancasila sebagaiideologi bangsa dan negara Indonesia, dia bukan hanya merupakanhasil pemikiran, atau perenungan oleh seseorang atau oleh sekelom-pok orang, sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia ini, namunPancasila diangkat dari nilai-nilai yang terdapat dalam adat istiadat,dalam kebudayaan, dalam nilai religius, yang ada sejak negara inibelum berdiri. Pancasila juga pada hakikatnya adalah untuk seluruhlapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karenaciri-ciri khas dari pancasila itulah, maka dia memiliki kesesuaiandengan semua bangsa Indonesia. Dan akhirnya unsur-unsur pancasila

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 136: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

120

tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh pendiri negara,sehingga pancasila berkedudukan sebagai dasar dan ideologi negaraIndonesia.

B. Pancasila sebagai Ideologi terbukaPengertian ideologi terbuka adalah ideologi yang berisi orientasi

yang besar. Sedangkan penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dannorma-norma sosial politik, selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikandengan nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat(Mustaqiem, 2013: 65). Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dannali-nilai yang bersifat mendasar, dan tidak langsung bersifat ope-rasional. Oleh karena itu, setiap kali harus dieksplisitkan. Dan eksplitasidilakukan dengan menghadapkannya pada berbagai masalah, yangsenantiasa silih berganti melalui refleksi yang rasional, sehinggaterungkap makna rasionalnya. Maka dengan demikian jelaslah bahwapenjabaran ideologi, dilaksanakan melalui interpretasi dan reinter-pretasi yang kritis.

Gagasan mengenai Pancasila sebagai ideologi terbuka, mulaiberkembang sejak tahun 1985. Tetapi semangatnya sudah tumbuhsejak Pancasila itu ditetapkan sebagai dasar negara (Emron, 1994:38). Ideologi Pancasila dikatakan sebagai ideologi terbuka, karenadia memiliki beberapa ciri, yang antara lain sebagai berikut:

a. Cita-cita, nilai yang ada dalam Pancasila bukan dipaksakan dariluar, tetapi digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moraldan budaya masyarakat Indonesia sendiri.

b. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali ditemukan olehmasyarakat sendiri. Oleh sebaba itu ia merupakan milik seluruhrakyat, dan masyarakat dalam menemukan diri kepribadiannyaadalah di dalam ideologi tersebut.

c. Bukan diambil dari keyakinan ideologi sekelompok orang, tapimerupakan hasil musyawarah, konsensus dari masyarakat itusendiri.

d. Ideologi terbuka bukan dibenarkan tapi dia dibutuhkan.

e. Dia tidak operasional, tapi dioperasionalkan melalui seperangkatkonstitusi, dan perundang-undangan lainnya. Oleh sebab itu

Page 137: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

121

ideologi terbuka, seperti yang dikembangkan di Indonesia, senan-tiasa terbuka untuk peroses reformasi dalam bidang kenegaraan,karena ideologi terbuka berasal dari masyarakat yang dinamis.

f. Pancasila sebagai ideologi terbuka, senantiasa berkembang seiringdengan perkembangan aspirasi, pemikiran akselari dari masyarakat,dalam mewujudkan cita-citanya untuk hidup berbangsa danbernegara, dalam mencapai harkat dan martabat kemanusiaan.(Kaelan, 2004: 115).

Selanjutnya sebagai ideologi terbuka, Pancasila memberikanorientasi ke depan, mengharuskan bangsanya untuk selalu menyadarisituasi kehidupan, yang sedang dan akan dihadapinya, terutama dalammenghadapi globalisasi dan era keterbukaan dunia dalam segalabidang. Sehingga ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indo-nesia, selalu berada dalam ikatan negara kesatuan Republik Indone-sia.

Pancasila sebagai ideologi terbuka, memberikan landasan yangkuat untuk tumbuhnya pola sikap, pola pikir, dan pola tindak yangbersifat tradisional, menuju berkembangnya cipta, rasa dan karsa, yangmaju dan mandiri, untuk menyongsong dinamika kehidupan sesuaidengan perubahan-perubahan yang dinamis.

Ada beberapa faktor yang mendorong pemikiran agar Pancasilasebagai ideologi terbuka:

a. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masya-rakat kita berkembang amat cepat, sehingga tidak semua persoalankehidupan, dapat ditemukan jawabannya secara ideologis dalampemikiran ideologi-ideologi sebelumnya.

b. Kenyataan saat ini bahwa saat ini ideologi tertutup seperti Marxis-me, Leninisme, dan Komunisme telah bangkrut. Dewasa ini ideologiKomunisme dihadapkan pada pilihan yang amat berat, menjadisuatu ideologi terbuka atau tetap mempertahankan ideologilainnya.

c. Pengalaman sejarah kita sendiri dengan pengaruh komunismesangat penting. Karena penaruh ideologi komunisme yang padadasarnya bersifat tertutup, Pncasila pernah merosot menjadisemacam dogma yang kaku. Pancasila tidak lagi tampil sebagai

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 138: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

122

acuan bersama, tetapi sebagai senjata konseptual untukmenyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah di saatitu menjadi absolut. Konsekuensinya, perbedaan-perbedaanmenjadi alasan untuk secara lansung dicap sebagai anti Pancasila.

d. Tekad kita semua untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunyaasas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Sekalipun istilah Pancasila sebagai satu-satunya asas telah dicabutberdasarkan Ketatapan MPR Tahun 1999, namun pencabutan inidimaksudkan sebagai pengembalian fungsi utama Pancasilasebagai dasar negara. Dalam kedudukannya sebagai “DasarNegara”, Pancasila harus dijadikan jiwa (Volkgeits) bangsa Indo-nesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalampengembangan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Di sampingitu ada faktor lain, yaitu adanya tekad bangsa Indonesia, untukmenjadikan Pancasila sebagai alternatif ideologi dunia.(Moerdiono, BP7 Pusat, 1992: 399).

C. Makna dan Fungsi Pancasila sebagai IdeologiPancasila harus menjadi dasar, arah dan tujuan. Pancasila bersifat

hierarkhis piramidal. Di mana pondasinya, adalah sila pertama danpuncaknya adalah sila ke lima. Sila pertama, sebagai dasar negara,sila kedua, sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Sila ketiga,sebagai tujuan hidup bangsa Indonesia. Sila keempat, sebagai jiwadan kepribadian bangsa Indonesia, dan sila kelima, adalah hasilperjanjian luhur bangsa Indonesia. (Mustaqiem, 2013: 62).

Di samping itu Pancasila sebagai dasar negara kesatuan RepublikIndonesia, berfungsi sebagai dasar filosofis untuk menata danmengatur penyelenggaraan negara. Hal tersebut dapat dijabarkanbahwa Pancasila sebagai dasar negara, yang berarti:

a. Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara;b. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem peme-

rintahan negara;

c. Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsadan bernegara.

Page 139: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

123

Sementara fungsi Pancasila sebagai Ideologi dalam negara adalahsebagai berikut:

a. Struktur kognitif,, maksudnya keseluruhan pengetahuan yang dapatdijadikan landasan, untuk memahami dan menafsirkan dunia dankejadian-kejadian dialam sekitar.

b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan, yang memberikanmakna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.

c. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang, untukmelangkah atau bertindak.

d. Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya,sebagai keuatan yang mampu menyemangati dan mendorongseseorng, untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.

e. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk memahami,menghayati, serta memolakan tingkah lakunya, sesuai denganorientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.(Sugiharso & Yudikosuma. Com).

Dari berbagai fungsi sebagai diuraikan diatas, dapat disimpulkanbahwa Pancasila sebagai ideologi negara, berfungsi sebagi “tujuanatau cita-cita bangsa Indonesia, serta sebagai sarana pemersatubangsa”. Sehingga Ideologi Pancasila merupakan keseluruhanpandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia, yangsecara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

D. Kedudukan dan Fungsi Pancasila1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pandangan hidup berkenaan dengan sikap manusia, dalammemandang dirinya dan lingkungannya. Sikap manusia dibentuk olehadanya kekuatan yang bersemayam dalam diri manusia, yaitu : berupaiman, cipta, rasa dan karsa, yang membentuk pandangan hidupseseorang. Pandangan hidup seseorang yang beradabtasi denganpandangan hidup orang lainnya, membentuk pandangan hidupkelompok. Kemudian pandangan hidup kelompok beradabtasi dengankelompok lainnya, menjadi pandangan didup masyarakat. Dan

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 140: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

124

pandangan hidup masyarakat beradaptasi dengan pandanganmasyarakat lainnya, menjadi pandangan hidup bangsa.

Padmo Wahjono, memberikan arti dari pandangan hidup inidengan “ prinsip” atau asas, yang mendasari segala jawaban terhadappertanyaan dasar; yaitu untuk apa seseorang itu hidup. SementaraSubandi Al Marsudi mengatakan, bahwa Pandangan hidup Bangsa,dapat didefinisikan sebagai segenap prinsip dasar yang dipegang teguholeh suatu bangsa, guna memecahkan berbagai persoalan kehidupanyang dihadapinya.

Sedangkan menurut Darji Darmodiharjo; Pancasila sebagaiPandangan hidup bangsa Indonesia, adalah merupakan penjelmaanfalsafah hidup bangsa, yang dalam kehidupan sehari-hari tidak bolehbertentangan dengan norma-norma: agama, norma-norma kesusilaan,norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku. Pandangan hidup bangsa dapat jugadisebut dengan ideologi bangsa atau nasional. Dan pandangan hidupnegara dapat disebut sebagai ideologi negara.

Pancasila disebut sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia,adalah karena nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila,dari waktu kewaktu dan secara tetap telah menjadi bagian yang tidakterpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Oleh sebab itukonsekuensinya karena Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsaIndonesia, maka pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidupsehari-hari, dan digunakan sebagai penunjuk arah bagi semua kegiatan,dan dalam semua bidang. Serta dalam pelaksanaannya tidak bolehbertentangan dengan norma-norma kehidupan, norma-norma agama,norma kesusilaan,, norma sopan santun, maupun norma hukum yangberlaku.

Dengan perkataan lain, bahwa semua tingkah laku dan perbuatansetiap manusia Indonesia, harus dijiwai atau merupakan pancaran darisemua sila Pancasila. Karena pancasila merupakan suatu kesatuan,yang tidak bisa dilepas pisahkan satu dengan yang lainnya, karenakeseluruhan sila dalam pancasila merupakan keseluruhan yangorganis. Dan pancasila yang dihayati ialah Pancasila sebagaimanayang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Sehingga dengandemikian: Jiwa keagamaan adalah menifestasi/perwujudan dari silake-Tuhanan Yang Maha Esa. Jiwa yang berprikemanusiaan, adalah

Page 141: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

125

menifestasi/perwujudan dari sila kemanusiaan yang adil dan beradab.Jiwa kebangsaan adalah menifestasi/perwujudan dari sila persatuanIndonesia. Jiwa kerakyatan adalah menifestasi dari sila kerakyatanyang dipimpin oleh oleh hikmat permusyawaratan/perwakilan. DanJiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial adalah menifestasi darisila keadilan sosial bagi seluruh bangsa Indonesia, akan selaluterpencar dalam segala tingkah laku dan tindak perbuatan, serta sikaphidup seluruh bangsa Indonesia.

Apabila dalam kenyataan sehari-hari terdapat tingkah lakuseseorang yang menyimpang dari pandangan hidup tersebut di atas,maka biasanya akan timbul reaksi dalam masyarakat dengan mencelaorang yang berbuat tersebut. Namun apabila ditinjau dari sudutsanksinya, maka yang bersangkutan hanya dikenakan sanksi moralsaja.

Oleh sebab itu bagi suatu bangsa yang ingin kokoh, maka:

1). Pandangan hidup bangsa ini sangat diperlukan, guna mengetahuidengan jelas kearah mana tujuan yang akan dicapai. Karena tanpapandangan hidup, suatu bangsa akan terus terombang ambingdalam menghadapi persoalan-persoalan dimasyarakatnya. Apalagidalam mrnghadapi persoalan-persoalan besar umat manusia,dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.

2). Dengan memiliki pandangan hidup yang jelas, maka suatu bangsaakan memiliki pegangan, pedoman, dalam memecahkan maslah-masalah yang berkenaan dengan :masalah ekonomi, politik, sosial,budaya, yang timbul dalam gerak kehidupan masyarakat yangsemakin maju.

Dengan demikian maka pengertian Pancasila sebagai pandanganhidup bangsa Indonesia, dilihat dari kedudukannya, maka Pancasilamempunayi kedudukan yang tinggi, yakni sebagai “Cita-cita danpandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia”.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara RI

Pancasila dalam pengertiannya sering pula disebut dengan Dasarfalsafah negara, atau Philosofische Grondlag dari negara, atau Idiologinegara.

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 142: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

126

Mengenai Pancasila sebagai Dasar negara RI ini, sesuai denganketeapan MPR nomor :XVIII/MPR/1998. Pancasla sebagai Dasar NegaraRI, berarti bahwa pancasila itu dijadikan dasar dalam mengaturpenyelenggaraan pemerintahan negara. Dan rumusan pancasila yangsah itu adalah sebagaimana yang tercantum dalam pembukan UUD1945. (UUD 1945, alinea keempat yang berbunyi: “. . . maka disusunlahkemerdekaan kebangsaan Indoesia itu dalam suatu undang-undangdasar negara Indonesia, yang berbetuk dalam suatu susunan negaraRepubliuk Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkepada Ke-Tuhanan yang Maha Esa, …”

Untuk penerapan Pancasila sebagaimana tersebut dalampembukaan 1945, sebagai dasar negara, maka dituangkanlah dalamwujud berbagai aturan. Hal tersebut sesuai dengan ketetapan MPRnomor: III/MPR/2000, tentang sumber hukum dan Tata urutanperundang-undangan di negara Republik Indonesia, sebagai berikut:1. Pancasila

2. UUD 1945

3. Ketetapan MPR RI

4. Undang-undang5. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang

6. Peraturan pemerintah

7. Keputusan presiden

8. Peraturan daerah.

Semuanya itu merupakan tata urutan dasar negara yang tertulis.Sementara yang tidak tertulis terpelihara dalam “Konvensi” ataukebiasaan ketatanegaraan.

Pancasila yang dituangkan dalam berbagai peraturan tersebut,dalam pelaksanaannya mempunyai sifat yang mengikat dan keharusan,atau bersifat imperatif. Maksudnya dia sebagai norma-norma, yangtidak boleh dikesampingkan maupun dilanggar. Dan apabila terjadipelanggaran akan dijatuhi sanksi hukuman fisik atau penjara.

Dari aspek hukum ketatanegaraan Indonesia, Pancasila sebagaidasar negara, pada hakikatnya mengandung pengertian sebagai

Page 143: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

127

sumber dari segala sumber hukum, dimana hal tersebut sesuai denganketetapam MPR RI nomor V/MPR/1973 dan nomor IX/MPR/1978.

3. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia.Filsafat berasal dari kata Yunani “Philoshopia”, yaitu dari kata:

philos/philein yang berarti suka, cinta, atau mencintai. Dan katashopia/shopos yang berarti kebijaksanaan, hikmah, kepandaian, danilmu. Jadi filsafat berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepadailmu. Dan kegunaan filsafat adalah untuk memberikan dinamika danketekunan dalam mencari kebenaran, arti, dan makna hidup.

Ada yang mengatakan bahwa filsafat itu merupakan ilmu yangsulit, rumit dan kompleks sehingga sulit untuk dipahami. Namun se-muanya itu tidaklah sepenuhnya benar. Karena pada hakikatnya setiaporang itu berfilsafat. Karena dia tidak dapat menghindar dari kegiatanberfilsafat tersebut. Misalkan, bagi mereka yang beranggapan bahwadalam hidup ini yang terpenting dan esensial adalah materi, makaberarti dia telah berfilsafat materalisme. Bila seseorang menganggapbahwa kebenaran sesuatu itu sumbernya ratio, maka berarti bahwaorang tersebut telah berfilsafat rasionalisme. Demikian pula bila sese-orang berpandangan, bahwa yang terpenting itu adalah kenikmatan,kepuasan dan kesenangan lahiriah, maka orang tersebut telahmenganut filsafat hidonisme.

Selanjutnya perlu diberikan batasan, bahwa pengertian falsafahdalam bahasan ini, adalah filsafat dari arti produk (sebagai pandanganhidup), dan filsafat dalam arti praktis. Karena pengertian falsafah ituada bermacam-macam, ada falsafah dalam arti proses, dan falsafahdalam arti produk. Ada pula falsafah dalam arti ilmu dan dalam artipandangan hidup. Ada juga falsafah dalam arti teori dan dalam artipraktis. Dengan demikian berarti pancasila mempunyai fungsi danperan sebagai pedoman dan pegangan dalam hal bersikap, bertingkahlaku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesiadimanapun mereka berada.

Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, tumbuh danberkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya bangsaIndonesia. Pancasila yang merupakan falsafah hidup bangsa Indone-

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 144: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

128

sia mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsaIndonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab. Nilai-nilaitersebut ialah nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilaikerakyatan, dan nilai keadilan sosial, atau bagi bangsa Indonesia, (yanglebih lengkapnya sebagaimana dimuat dalam alinea keempat daripembukjaan UUD. 1945).

Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini, merupakan satukesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarchis.Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnyasaling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan,maupun ditukar tempatnya. Menempatkan pengertian pancasilasebagai suatu kesatuan, dimaksudkan agar tidak menimbulkanpengertian yang lain, atau keliru terhadap Pancasila. Dengan demikianbila membicarakan salah satu sila dalam Pancasila, ia baru bermaknadan aktual, apabila dikaitkan dengan sila yang medahuluinya, dan silaberikutnya. Sehingga tercermin adanya hubungan yang tidak terputus,atau saling menjiwai.

Contoh: bila kita membicarakan tentang sila kemanusiaan, makayang dimaksud dengan manusia di sini adalah bukanlah manusiayang begitu saja adanya, melainkan dia adalah manusia sebagaimakhluk Tuhan, (sila ketuhanan) dan manusia yang hidupnyaberhubungan atau bersatu dengan yang lainnya, (sila ketiga), demikianseterusnya.

Pancasila yang sarat dengan nilai-nilai ini, tidaklah sekedar untukdiketahui, melainkan dimaksudkan untuk diamalkan dalam kehidupansehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan untukkhidupan berbangsa dan bernegara.

Apabila dikaitkan dengan luasnya peranan Pancasila dalamkehidupan bangsa Indonesia, maka pengertian-pengertian yangberhubngan dengan penyebutan Pancasila itu, dapat diikhitisarkansebagai berikut:

1) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa;Maksudnya, bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-

masing, yang disebut dengan jiwa rakyat/jiwa bangsa. Dan jiwabangsa Indonesia adalah pancasila yang lahirnya bersamaandengan lahirnya bangsa Indonesia itu sendiri.

Page 145: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

129

2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia;

Maksudnya bahwa pancasila sebagai ciri khas dari bangsaIndonesia, yang ditandai dengan sikap mental, tingkah laku, danamal perbuatan bangsa Indonesia sebagai perwujudan dariPancasila. Ciri-ciri khas tersebutlah yang disebut dengankepribadian bangsa Indonesia.

3) Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum atauTertib Hukum bagi Negara Indonesia:

Maksudnya semua peraturan dan perundang-undangan tidakboleh bertentangan dengan pancasila.

4) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indoensia padaWaktu Mendirikan Negara:

Maksudnya; bahwa pada saat bangsa Indonesia mendirikannegara (proklamasi RI tgl 17 Agustus 1945), bangsa Indonesia belummempunyai UUD yang tertulis. Baru pada keeseokan harinyatanggal 18 Agustus 1945 disahkanlah Pembukaan dan Batang tubuhUUD 1945 oleh PPKI yang merupakan penjelmaan atau wakil dariseluruh rakyat Indoensia.

5) Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia:

Maksudnya bahwa Pancasila merupakan cita-cita dan tujuanbangsa Indonesia, sebagaimana cita-cita luhur negara, yangtermaktub dalam pembukaan UUD 1945. sedangkan pembukaanUUD 1945, adalah merupakan penuangan jiwa proklamasisekaligus merupakan jiwa Pancasila.

Untuk lebih jelasnya tentang bagaimana kesatuan dan kebu-lataan dari sila-sila Pancasila, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sila I : Ketuhanan Yang Maha Esa, dia menjiwai danmeliputi sila II, III, IV dan V.

2. Sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab, dijiwai dandiliputi sila I, menjiwai dan meliputi sila III, IV, danV

3. Sila III : Persatuan Indonesia, dijiwai dan diliputi oleh sila Idan II, menjiwai dan meliputi sila IV dan V.

4. Sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-sanaan dalam permusyawaratan / perwakilan,

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 146: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

130

dijiwai dan diputi sila I, II, III, dan menjiwai danmeliputi Sila V.

5. Sila V : Kadilan Sosial bagi nseluruh rakyat Indonesia, dijiwai dan diliputi sila I, II, III, dan IV.

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa susunan sila-silaPancasila itu adalah sistematis-hirarkhis, yang mengandung arti bahwakelima sila Pansila itu, mennjukkan suatu rangkain urutan–urutan yangbertingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri-sendiri,di dalam rangkaian susunan kesatuan itu, sehingga tidak dapatdipindah-pindahkan.

Kesatuan dan kebulatan sila-sila Pancasila tersebut secarasederhana dapat digambarkan sebagaimana di bawah ini:

Diadobsi dari Sapria, 2009: 69.

E. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham IdeologiBesar Lainnya yang ada di Dunia.Sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, bahwa ideologi

Pancasila mendasarkan pada hakikat kodrat manusia, sebagai makhlukindividu dan sekaligus sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu dalamideologi Pancasila ia mengakui atas kebebasan dan kemerdekaanindividu, namun dalam hidup bersama, juga harus mengakui hak dan

Page 147: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

131

kebebasan orang lain secara bersama, sehingga dengan demikianharus mengakui hak-hak masyarakat.

Selain itu bahwa manusia menurut Pancasila, berkedudukankodrat sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang MahaEsa. Oleh karena itu nilai-nilai Ketuhanan, senantiasa menjiwai kehidu-pan manusia dalam hidup negara dan masyarakat. Namun kebebasanmanusia dalam rangka demokrasi, tidaklah melampaui hakikat nilai-nilai ketuhanan, bahkan nilai ketuhanan terjelma dalam bentuk moraldalam ekspresi kebebasan manusia.

Agar pemahaman tentang ideologi pancasila semakin mendalam,ada baiknya dilakukan perbandingan antara ideologi pancasila denganideologi lainnya, yang antara lain dengan ideologi liberalisme danideologi sosialisme.

1. Ideologi LiberalismeYaitu faham yang megutamakan kemerdekaan individu, sebagai

pangkal dan pokok dari kebaikan hidup. Liberalisme lebih menekankanpada manusia sebagai individu dengan masalah hak-hak asasi,kemerdekaan, kebebasan dan lain-lain. Yang terpenting dalamkehidupan ini adalah individu. Karena itu masyarakat dan negara harusmementingkan individu, karena masyarakat teridiri dari individu-individu, dan keberadaan masyarakat adalah sebagai akibat adanyaindividu.

Liberalisme ini timbul akibat adanya penindasan oleh kaumbangsawan dan agama di zaman monarki absolut. Oleh karena orangingin melepaskan diri, dari kekengan bangsawan dan agama danmengumumkan kemerdekaan individu.

Dalam implementasinya liberalisme terbagi kepada 3 bidang,yaitu:a. Liberalisme di bidang politik;

b. Liberalisme di bidang ekonomi

c. Liberalisme di bidang agama.

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 148: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

132

Ad. a). Liberalisme di bidang politik

Maksudnya karena negara terbentuk atas individu, maka olehkarenanya individulah yang berhak menentukan segala-segalanya baginegara. Kekuasaan tertinggi, kedaulatan harus berada ditanganindividu, yang berarti berada di tangan rakyat. Karena negara terdiridari individu, maka kemerdekaan individu adalah yang utama, dan olehkarena itu tiap negara harus merdeka, tidak boleh ada yang tertindasoleh negara lainnya, ataupun oleh siapapun. Karena negara mempunyaihak dalam menentukan nasibnya sendiri. ( self determination ).

Ad. b). Liberalisme di bidang ekonomi

Maksudnya bahwa individu mengetahui segala kebutuhanhidupnya sendiri daripada orang lain maupun negara, dan apabila tiapindividu diberi kemerdekaan untuk mendapatkan kebutuhannya, pastikebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Oleh sebab itu perlu diterapkanekonomi bebas, produksi bebas, perdagangan bebas.

Ad. c). liberalisme di bidang agama

Maksudnya individu harus merdeka untuk memilih sendiri apapun yang baik, yang buruk bagi dirinya, oleh sebab itu mereka harusmerdeka dalam beragama.

2. Ideologi Sosialisme.

Yaitu ideologi yang menghendaki suatu masyarakat disusunsecara kolektif. (oleh kita semua, untuk kita semua). Agar menjadimasyarakat yang bahagia.

Sosialisme bertitik tolak pada masyarakat, bukan pada individu,sehingga sosialisme adalah lawan dari liberalisme. Sosialisme initimbul sebagai reaksi dari paham liberalisme, pada abad ke XIX. Pahamini diciptakan oleh Karl Marx dengan teori Historis Materialisme.

Dalam perkembangannya, sosialisme ini berkembang menjadi 2aliran yaitu:

Pertama, Sosialisme dan kedua, Komonisme. Yang masing-masingmempunyai karakteritik sendiri-sendiri:

Page 149: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

133

Sosialisme mempunyai karakterik sebagai berikut:

a. Untuk mencapai masyarakat sosialis memilih jalan evolusi,b. Milik individu diperbolehkan, hanya perusahaan yang penting bagi

masyarakat yang harus dimiliki oleh negara.

c. Distribusi dan konsumsi didasarkan jasa.

Sementara bagi Komonisme memiliki karakteristik, berupa :

a. Untuk mencapai masyarakat sosialis ditempuh dengan jalanrevolusi,

b. Milik individu dilarang;

c. Distribusi dan konsumsi didasarkan pada kebutuhan.

Berkaitan dengan perbandingan ideology Pancasila denganfaham-faham atau ideologi besar dunia lainnya Yudi Ruyadi dkk(2000:9) memberikan bagan perbandingan tersebut sebagaimanadigambarkan di bawah ini:

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

Page 150: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

134

Perb

andi

ngan

Ideo

logi

Pan

casi

la d

enga

n Id

eolo

gi B

esar

Dun

ia L

ainn

ya

Page 151: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

135

BAB VIIIPANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

A. PendahuluanPancasila sebagai suatu sistem filsafat, pada hakikatnya

merupakan suatu nilai, sehingga merupakan sumber dari segalapenjabaran norma, baik norma hukum, norma moral, maupun normakenegaraan atau pilitik dan lain-lain. Walaupun demikian norma-normayang terdapat di dalam Pancasila adalah merupakan nilai-nilai yangmendasar, sehingga ia tidak merupakan nilai-nilai yang langsungmenjadi norma-norma, yang dapat dijadikan pedoman, dalam suatutindakan atau bersifat praktis.

Demikian pula nilai-nilai Pancasila, dia memberikan dasar-dasaryang bersifat fondamental dan universal bagi manusia, baik dalamkehidupan individual, maupun dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa maupun bernegara. Adapun manakala nilai-nilai Pancasilatersebut akan dijabarkan dalam kehidupan nyata yang bersifat praktisdalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, maka nilai-nilaitersebut, perlu dijabarkan kedalam norma-norma yang jelas, sehinggaia dapat dijadikan pedoman yang jelas.

Secara umum norma itu bisa dibagi dua, yaitu norma moral dannorma hukum. Norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkahlaku manusia, yang dapat diukur dari sudut baik dan buruk, sopan dantidak sopan, susila atau tidak susila. Dalam kapasitas inilah nilai-nilai

Page 152: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

136

Pancasila, telah terjabarkan dalam norma-norma moralitas atau normaetika, sehingga Pancasila Pancasila merupakan sistem etika dalambermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan norma hukum,adalah suatu sistem peraturan dan perundang-undangan yang berlakudi Indonesia. Dalam pengertian inilah maka Pancasila berkedudukansebagai sumber dari segala hukum di Indonesia.

Sebagaimana disinggung di atas, bahwa nilai-nilai Pancasilabukanlah merupakan pedoman langsung yang bersifat normatif ataupraktis, melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika,yang meru-pakan sumber norma, yang meliputi norma moral maupun normahukum, yang dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, normamoral, maupun norma hukum, dalam kehidupan berbangsa danbernegara.

Demikian pula perlu kita pahami, bahwa Pancasila sebagai suatusistem nilai, di dalamnya mengandung nilai-nilai universal (umum),yang dikembangkan dan berkembang dalam pribadi seseorang sesuaidengan kodratnya, baik sebagai makhluk pribadi, maupun sebagaimakhluk sosial. Sebagai suatu sistem nilai, sesuai dengan arti nilaiitu sendiri, yaitu merupakan cita-cita yang menjadi motivasi bagi segalasikap, tingkah laku dan perbuatan manusia yang mendukungnya, makaPencasila memuat satu daya tarik bagi manusia untuk diwujudkan,serta mengandung suatu keharusan untuk dilaksanakan (PaulusWahana, 1991: 75).

Selanjutnya, bagi bangsa Indonesia, sistem nilai Pancasilamemiliki keunikan, kekhasan, karena nilai-nilai Pancasila mempunyaistatus yang tetap dan berangkai, yang masing-masing sila tidak dapatdipisahkan dengan sila lannya. Ia senafas dan sejiwa yang merupakantotalitas yang saling hidup menghidupi, saling meliputi dan menjiwai,diliputi dan dijiwai diantara sila-silanya. Dan keunikan dari sistem nilaiPancasila itulah yang merupakan identitas bagi bangsa/negara Indo-nesia, yang membedakan dengan bangsa/negara lainnya, dan kondisiyang demikianlah yang disebut dengan kepribadian atau jatidiri.(A.W.Widjaja, 200: 1-2).

Pancasila sebagai sumber etika politk, ada beberapa istilah dasaryang terkait yang perlu dipahami secara benar, yaitu “nilai, norma,moral dan Etika”. Istilah atau kata-kata tersebut, sangat terkait

Page 153: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

137

langsung baik pada tataran teoritis maupun praktis-operasional bahkanpraktik. Agar para pembaca memiliki pemahaman, dan persepsi yangsama terhadap istilah/kata tersebut, perlu diuraikan secara ringkastentang pengertian-pengertian dari istilah/kata tersebut.

B. Pengertian Nilai, Norma, Moral dan Etika1. Pengertian Nilai

Apabila kita sadari, maka hampir setiap hari ada orang yang selaluberbicara, berpikir, menghitung, dan mempertimbangkan, berdasarkannilai. Dalam hidupnya setiap orang akan selalu mengambil satukeputusan berdasarkan nilai yang diyakini, atau nilai yang ada dandisepakati di masyarakat. Sehingga nilai akan menjadi patokan/kreteria, bagi siapapun untuk menentukan sikap dan mengambilkeputusan. Bila demikian, apa yang dimaksud dengan “nilai” (value)tersebut?.

Dalam Dictionary of Soscioloy and Related Science, dikemukakanbahwa nilai adalah kemampuan yang dipercaya, yang ada pada suatubenda untuk memuaskan menusia. Sifat dari suatu benda, yangmenyebabkan menarik minat seseorang atau kelompok (The believedcapacity of any object to statisfy a human desire). Jadi nilai iu padahakikatnya adalah, sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek,bukan objek itu sendiri. Sesuatu itu mengandung nilai, artinya adasifat atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.

Pengertian lainnya mengatakan Nilai (value) adalah konsep(consept). Seperti umumnya konsep, maka nilai sebagai konsep tidakmuncul dalam pengalaman yang dapat diamati, melainkan ada dalampikiran orang. Nilai dapat diartikan kualitas dari sesuatu, atau hargadari sesuatu yang diterapkan pada konteks pengalaman manusia. Nilaidapat dibagi atas dua bidang, yakni nilai estetika dan nilai etika.Estetika terkait dengan keindahan atau apa yang dipandang indah(beautiful), atau apa yang dapat dinikmati oleh seseorang. Sedangetika terkait dengan tindakan/perilaku/akhlak (cunduct), ataubagaimana seseorang harus berperilaku. Etika terkait dengan masalahmoral, yakni pertimbangan reflektif tentang mana yang benar (right),dan mana yang salah (wrong).(Frankel, 1978).

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 154: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

138

Nilai bukanlah benda atau materi. Nilai adalah standar ataukriteria bertindak, kriteria keindahan, kriteri manfaat, atau disebut pulaharga, yang diakui oleh seseorang. Dan oleh karena itu orang berupaya,untuk menjunjung tinggi dan memeliharanya. Nilai tidak dapat dilihatsecara konkrit, melainkan tercermin dalam pertimbangan harga yangkhusus yang diakui oleh individu. Oleh sebab itu, ketika seseorangmenyatakan bahwa sesuatu itu bernilai, maka seyogianya ada argumen-argumen yang diberikan, baik atau tidak baik dari sesuatu tersebut.Misalnya mengapa ada orang yang menolak hukuman mati, bahkanmengusulkannya agar hukuman mati dihapuskan saja, karenabertentangan dengan hak asasi manusia. Hal ini tentu saja dilandasioleh nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pula ketika ada orang yangberkempanye, dan mengajak orang lain, untuk mendukung salah satucalon anggota legislatif, dengan argumen orang tersebut terkenalkejujurannya. Hal ini tentu saja dilandasi oleh nilai etika.

Kriteria dan Indikator dalam MenilaiAda aspek sebagai kriteria untuk melakukan penilaian, yakni perlu

ada pilihan (chooses), penghargaan (prizes) dan tindakan (acts). (Rathsdalam Fraenkel, 1978).

Pertama, tindakan memilih hendaknya dilakukan secara bebas,dan memilih dari sejumlah alternatif, dan memilih hendaknya dilandasioleh hasil pemikiran yang mendalam. Artinya setelah memperhitungkanberbgai akibat dari altenatif tersebut. Kedua, ada penghargaan atasapa yang telah dipilih dan dikenai oleh masyarakat. Ketiga, melakukantindakan sesuai dengan pilihannya, dan dimanfaatkan dalam kehidupansecara terus menerus.

Selain dari kriteria di atas, ada beberapa indikator untuk menen-tukan nilai, yakni dilihat dari tujuan, maksud, sikap, kepentingan,perasaan, keyakinan, aktivitas dan keraguan. Namun dalam kontekstertentu, nilai dapat diidentifikasi dari keadaan dan kegunaan ataukemanfaatan bagi kehidupan umat manusia. Secara singkat dapatdisimpulkan, bahwa nilai merupakan hasil pertimbangan, baik atautidak baik terhadap sesuatu, yang kemudian dipergunakan sebagaidasar alasan (motivasi) untuk melakukan atau tidak melakukansesuatu.

Page 155: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

139

Berkaitan dengan hal tersebut Prof. Dr. Notonegoro membagi nilaimenjadi tiga bagian, yaitu:

1) Nilai Material, yaitu sesuatu yang berguna bagi unsur jasmanimanusia.

2) Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia, untukdapat melaksanakan kegiatan atau aktifitas.

3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohanimanusia.

2. Pengertian Norma

Norma adalah kaidah atau peraturan yang pasti, dan bila dilanggarmengakibatkan sanksi. Norma disebut pula dalil yang mengandungnilai tertentu, yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat di dalamberbuat, bertingkah laku, untuk menciptakan masyarakat yang aman,tertib, dan teratur. Jadi wujud yang lebih konkrit dari nilai tersebutadalah merupakan suatu norma.

Secara umum, norma biasanya bersanksi, berupa ancaman atauakibat yang akan diterima apabila norma itu tidak dilaksanakan. Dansedikitnya ada empat jenis norma, yaitu: norma kesopanan, normakesusilaan, norma agama, dan norma hukum. Yang kesemuanya itudapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Norma kesopanan, atau disebut pula norma sopan santun. Normaini dimaksudkan untuk menjaga atau menciptakan keharmonisanhidup bersama, dan sanksinya berasal dari masyarakat berupacelaan atau pengucilan.

2) Norma kesusilaan, atau disebut pula moral/akhlak. Norma inidimaksudkan untuk menjaga kebaikan hidup pribadi atau kebersihanhati nurani serta akhlak. Sanksinya berupa sanksi moral, yangberasal dari hati nurani manusia itu sendiri.

3) Norma agama, atau disebut juga norma religius. Norma ini dimak-sudkan untuk mencapai kesucian hidup beriman, dan sanksinyaberasal dari Tuhan.

4) Norma hukum, adalah norma yang dimaksudkan untuk menciptakankedamaian hidup bersam, dan sanksinya berupa sanksi hukum, yangberasal dari negara atau aparatur negara.

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 156: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

140

Ada beberapa norma hukum yang membedakan dengan tiganorma lainnya, yaitu:

a. Adanya paksaan dari luar yang berwujud ancaman hukum bagimereka yang melanggarnya, ancaman hukum tersebut padaumumnya berupa sanksi fisik yang dapat dipaksakan oleh aparaturnegara.

b. Bersifat umum, maksudnya berlaku bagi semua orang.

Dari penjelasan tersebut dapat dipahami, bahwa sanksi yangditerima oleh pelanggar norma hukum, lebih tegas dan lebih pasti,jelas dan nyata. Maksudnya bahwa sanksi yang akan diterima lebihpasti. Misalnya berapa lama hukuman yang harus dijalani olehpelanggar hukum, karena telah ditetapkan dalam Kitab Undang-UndangPidana yang mengaturnya. Sedangkan tegas berarti norma hukum dapatmemaksa siapa saja yang telah melenggar norma hukum tersebut,melalui aparatur penegak hukum.

3. Pengertian Moral

Istilah moral berasal dari bahasa latin, “mores”, yaitu adat kebia-saan. Istilah ini erat dengan proses pembentukan kata, ialah: mos,moris, manner, manners, morals. Yang dalam bahasa Indonesia katamoral hampir sama dengan akhlak dan kesusilaan, yang mengandungmakna tata tertib batin atau hati nurani, yang dapat menjadipembimbing tingkah laku lahir dan batin manusia, dalam menjalanihidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, moral erat kaitannya denganajaran tentang sesuatu yang baik dan yang buruk, yang menyangkuttingkah laku dan perbuatan manusia. (Sapriya, 2012: 29).

Dengan demikian, moral selalu mengacu kepada baik buruknyamanusia sebagai manusia (Suseno, 1989). Bidang moral adalah bidangkehidupan dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia. Jadi moralitu berkaitan dengan penilaian baik dan buruk menurut ukuran manusia,yang berlandaskan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakatmanusia, dan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat manusia pula.

Dalam konteks etika, setiap orang akan memiliki perasaan apakahyang dilakukan itu benar atau salah, baik atau jelek? Pertimbanganini dinamakan pertimbangan nilai moral (moral values). Pertimbangan

Page 157: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

141

nilai moral, merupakan aspek yang sangat penting, khususnya dalampembentukan warga negara yang baik bagi manusia Indonesia.

Tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianutdan ditampilkan secara sukarela, diharapkan dapat diperoleh melaluiproses pendidikan, hal ini dilakukan sebagai tansisi dari pengaruhlingkungan masyarakat, hingga menjadi otoritas di dalam dirinya dandilakukan berdasarkan dorongan dari dalam dirinya. Tindakan yangbaik yang dilandasi oleh dorongan dari dalam inilah yang diharapkansebagai hasil pendidikan.

4. Pengertian Etika.

Kata etika dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, diartikan de-ngan Ilmu tentang akhlak dan tata kesopanan. (D. Yanto,S.S. tth. 192).Etika adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang berasal dari kataYunani “Etos” yang berarti sepadan dengan arti kata sosial. Melaluietika diajarkan bagaimana kehendak manusia itu dapat dibimbing,menuju kearah pemahaman dan pengamalan nilai-nilai kesusilaanatau kebaikan. (M.Syamsudin, dkk.: 131). Dengan demikian etikamerupakan suatu cabang dari ilmu filsafat, yang mengajarkan bagai-mana hidup secara arif atau bijaksana sebagai suatu seni, sehinggafilsafat etika juga dikenal sebagai filsafat moral.

Menurut Muslih (!998) mengatakan, bahwa etika ia melibatkananalisis kritis mengenai tindakan manusia, untuk menentukan suatutindakan itu benar atau salah. Dan ukuran benar salah tersebut,kemudian dirujukkan dengan nilai-nilai, moral, dan norma yang berlakudalam masyarakat. Sementara Suseno (1989) mengatakan etika adalahsuatu ilmu, yang membahas tentang bagaimana, dan mengapa kitamengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harusmengambil sikap yang bertanggung jawab, ketika berhadapan denganberbagai ajaran moral.

Etika tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma, dan pandangan-pandangan moralsecara kritis. Etika tidak membiarkan pandangan-pandangan moralbegitu saja, tapi menuntut agar pandangan-pandangan moral yangdikemukakan dipertanggungjawabkan. Jadi nilai etika itu berkaitan

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 158: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

142

dengan makna-makna moral yang mengekspresikan kewajiban danberkaitan dengan kesadaran relasional (Phenix, 1964).

Etika berkaitan dengan pelbagai masalah nilai, karena etika padapokoknya membicarakan masalah-masalah yang berkaitan denganpredikat nilai “susila” atau “tidak susila’, atau “baik atau “buruk”.Sebagai bahasan khusus, etika membicarakan sifat-sifat yangmenyebabkan orang dapat disebut susila atau bijak. Kualitas-kualitasini dinamakan kebajikan yang dilawankan dengan kejahatan, yangberarti sifat-sifat yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinyadikatakan orang yang tidak susila,(Kaelan, 2004: 86).

Menurut Kattsoff (1986) Etika lebih banyak bersangkutan denganprinsip-prinsip dasar pembenaran, dalam hubungannya dengan tingkahlaku manusia. Atau dengan perkataan lain bahwa etika berkaitandengan dasar-dasar filosofis dalam hubungannya dengan tingkah lakumanusia.

C. Pengertian PolitikPengertian “Politik” berasal dari kosa kata “Politics” yang

memiliki makna bermacam-macam kegiatan, dalam sustu sistem politikatau negara, yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan darisistem itu, dan diikuti dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Politikselalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goal),jadi bukan tujuan pribadi atau seseorang (privat goal). Selain itu Politikjuga menyangkut kegiatan berbagai kelompok partai politik, lembagamasyarakat maupun perseorangan.

Berdasarkan pengertian-pengerian pokok tentang politik, makasecara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokokyang berkaitan dengan:• Negara (State),

• Kekuasaan (Power),

• Pengakuan Keputusan (Decisin Making),

• Kebijakan (Policy),• Pebagian (Distribution), Dan

• Alokasi (Allocation). (Budiarjo, 1981,: 8,9)

Page 159: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

143

Jika dipahami, berdasarkan pengertian politik secara sempitsebagaimana diuraikan di atas, maka seolah-seolah bidang politik lebihbanyak berkaitan dengan para pelaksana pemerintahan negara, lem-baga-lembaga tinggi negara, kalangan aktivis politik, serta para peja-bat serta birokrat, dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.

Oleh sebab itu, manakala lingkup pengertian politik dipahamiseperti itu, maka terdapat suatu kemungkinan akan terjadi ketimpangandalam aktualisasi berpolitik, karena tidak melibatkan aspek rakyat,baik sebagai individu, maupun sebagai suatu lembaga yang terdapatdalam masyarakat. Oleh karena itu dalam hubungan etika politik, makapengertian politik tersebut, harus dipahami dalam pengertian yanglebih luas yaitu menyangkut seluruh insur yang membentuk suatupersekutuan hidup, yang disebut dengan masyarakat bangsa dannegara.

D. Pengertian Etika PolitikSecara substantif, pengertian Etika Politik tidak dapat dipisahkan

dengan subjek sebagai pelaku etika, yaitu manusia. Oleh karena ituetika politik barkait erat dengan bidang pembahasan moral. Haltersebut berdasarkan kenyataan, bahwa pengertian “moral” senantiasamenunjuk kepada manusia sebagai subjek etika. Walaupun etika dalamhubungannya dengan masyarakat, bangsa dan negara, etika politiktetap meletakkan dasar fundamentalnya manusia sebagai manusia.Dasar tersebut lebih meneguhkan akar etika politik, bahwa kebaikansenantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yangberadab dan berbudaya. Berasarkan suatu kenyataan, bahwa masya-rakat bangsa maupun negara, bisa berkembang ke arah keadaan yangtidak baik dalam arti moral. Misalnya, suatu negara yang dikuasaioleh penguasa atau rezim yang otoriter, yang memaksakan kehendakkepada manusia, tanpa memperhitungkan dan mendasarkan kepadahak-hak dasar kemanusiaan. Dalam masyarakat negara yang demikianitu, maka seseorang yang baik secara moral kemanusiaan, akandipandang tidak baik menurut negara serta masyarakat otoriter. Karenatidak dapat hidup sesuai dengan aturan yang buruk dalam suatu masya-rakat negara. Oleh sebab itu aktualisasi etika politik, harus senantiasamendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagaimanusia. (Suseno,1987 : 15).

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 160: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

144

Berikutnya perlu kita sadari bahwa, etika politik itu mengandungdua pengertian, yaitu: pertama, sebagai filsafat moral yang mengenaidimensi politis kehidupan manusia (legitimasi kekuasaan politik), dankedua: etika politik adalah merupakan tata krama dalam melakukanaktifitas politik (demensi moral dalam berpolitik), seperti sikapkasatria, elegant, fairness, penuh kesantunan, dan memegang amanah(legitimasi etis). (Franz Magnis Suseno, 1994: 13). Namun tentunyahal ini di luar pendasaran pada keabsahan kekuasaan (legitimasipolitik). Sebab bagaimanapun suatu pemerintahan ataupun lembagaperwakilan, tidak akan mungkin berjalan secara efektif tanpa adanyaligitimasi politik dari rakyat.

E. Pancasila Sebagai Sumber Etika PolitikPancasila (nilai-nilai Pancasila) bukan hanya sebagai sumber

derivasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakansumber moralitas, terutama dalam hubungannya dengan legitimasikekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan danpenyelenggaraan negara. Pancasila yang ditetapkan oleh para pendirinegara, memuat nilai-nilai luhur dan mendalam, yang menjadi pan-dangan hidup bangsa dan negara, serta nilai-nilai Pancasila tersebut,secara bertahap haruslah benar-benar diwujudkan dalam prilakukehidupan negara dan masyarakat.

Demikian pula Pancasila dalam perkembangannya, bukan hanyasekedar suatu konsensus politik, melainkan dia juga sebagai Staatsfun-damental Norm. Secara yuridis formal, Pancasila berfungsi sebagaikaidah dasar negara, yang memperoleh legalitas hukumnya padaPembukaan Undang-Undang Dasar Negara 1945 (StaatsfundamentalNorm). Karena tercantum dalam Keputusan-Keputusan negara tersebut,maka Pancasila telah mendapatkan legalitas hukumnya. Jadi, berlakudan mengikat setiap manusia Indonesia, kapan dan di mana saja iaberada. (Bachsan Mustafa, 2003: 114).

Pancasila juga berkembang menjadi suatu konsensus filsafatiyang mengandung kometmen-kometmen transendental yangmenjadikan kesatuan sikap dan pandangan bangsa Indonesia dalammenyongsong masa depan. Namun konsekuensi dan implikasinyaadalah Pancasila dengan segenap silanya, sebagai suatu kesatuan

Page 161: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

145

dan keutuhan, merupakan dasar dan arah bagi pengembangan etikasosial kita, termasuk etika politik.

Selanjutnya bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,dan dasar negara dia mengandung beberapa nilai berikut:1. Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, dan nilai

kerakyatan dan nilai keadilan;

2. Nilai Ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai pragmatis dan nilaipositif.

3. Nilai Etis, nilai esteis, nilai logis, nilai sosial dan nilai releigius.

Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut, pada kenyataan-nya dapat berlaku umum (universal), yaitu berlaku bagi semua manusiadan bangsa (negara), tanpa ada batas-batas tertentu, dan akan bersifatkhusus apabila dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara bagi bangsa Indonesia (nasional). Nilai-nilai universal(umum) tersebut, tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dan secarakhusus dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945 dalam pasal-pasalnya yang religius. (H.A. Widjaja, 2000: 6).

Oleh sebab itu, bagi bangsa Indonesia, tidak boleh tidak kristali-sasi nilai-nilai tersebut adalah yang terdapat di dalam Pancasila, dimana sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan nilai intidan nilai sumber, yang masing-masing saling menjiwai dan meliputi,yang memberikan landasan bagi:1. Nilai dasar kemanusiaan sebagai tolok ukur (nilai kriteria);

2. Berlaku umum dan menyeluruh bagi nilai-nilai; dan

3. Menjadi landasan kepercayaan pandangan hidup dan sikap sertaprilaku. (H.A.Widjaja, 2003: 3-4).

Selanjutnya sebagai konsekuensi dari pengakuan terhadapPancasila sebagai pandangan hidup bangsa, serta ditetapkannyaPancasila sebagai dasar negara, maka nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila tersebut, harus menjadi sumber etika dan perilakumanusia Indonesia, termasuk di dalamnya sikap dan prilaku di bidangpolitik.

Bila dipandang dari sisi etika dasar, ada beberapa hal utama,yang dapat dijadikan pegangan bagi teori politik dan prilaku politik

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 162: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

146

yang etis, yang harus diciptakan dalam suatu masyarakat bangsa dannegara, yaitu:

1. Menghargai kehidupan hak hidup (nyawa) dan harta milik setiapindividu manusia, tanpa kecuali;

2. Menghargai kebebasan dengan derivatifnya, sebagai mahkotamartabat manusia dalam kemanusiaanya, dalam arti menegaskansegala bentuk kekangan tanpa alasan kemanusiaan itu sendiri;

3. Mengusahakan sebanyak mungkin akibat-akibat baik bagi kema-nusiaan, sebaliknya mengusahakan sedapat-dapatnya, untuk men-cegah akibat-akibat buruk dari tindakan dan keputusan kita (prinsipsikap baik dalam unilitarisme). Akibat baik di sini dimaksudkanadalah berkaitan dengan potensi hidup kemanusiaan, danpengembangannya bagi setiap individu, agar bergerak ke arah yanglebih maju dan lebih tinggi.

4. Menghargai persamaan dengan derivatifnya, dengan tetap mem-perhatikan perbedaan-perbedaan obyektif (enatur) dari individu-individu, yang ada dalam suatu masyarakat. Dan prinsip kesem-patan yang adil (persamaan/equally open) ini, harus dikombina-sikan dengan prinsip perbedaan (prinsip diferen), sehingga dapatmenjadi keuntungan bagi setiap individu, terutama dalam perspektifdemokrasi yang etis;

5. Keputusan dan tindakan politik harus melalui suatu diskursus etika,yang memasukan unsur universalisme etik, kemudian diprosesdengan unsur lokal (lokalitas) yang patut pula dipentingkan,misalnya nilai tentang persatuan bangsa.

6. Keputusan dan tindakan politik secara etika, haruslah memenuhisyarat-syarat berikut:

a. Prioritas untuk memiliki legitimasi etis, (dengan ukuran-ukuranetika dasar dan etika politik secara mendasar).

b. Memiliki legitimasi sosialogis, dalam arti mendapat perse-tujuan sosial, baik dalam bentuk suara mayoritas dari Dewanetik, atau suara mayoritas dari Dewan Perwakilan padaumumnya;

c. Memiliki legitimasi yuridis, dalam pengertian dasar legalitas-konstitusional yang telah disepakati bersama sebelumnya,

Page 163: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

147

melalui proses keadilan prosedural.(Hendra Nurtjahjo, 2006:27-28).

Berikutnya bahwa Pancasila sebagai suatu sistem nilai,sesungguhnya di dalamnya terkandung nilai-nilai etika yang sangatfundamental, dan oleh karenanya dia dijadikan sebagai sumber etikadalam berpolitik bagi bangsa Indonesia, karena secara substansialnilai-nilai yang dikandung dalam Pancasila, digali dari akar budayabangsa Indonesia sendiri, yang kesemuanya dapat dijabarkan sebagaiberikut:

1. Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai dasar manusiawi, yangberhasil ditemukan dalam kehidupan bangsa Indonesia.

2. Nilai-nilai dasar tersebut disusun sebagai satu kesatuan yangsistematis, dan ditetapkan sebagai Dasar Negara Republik Indo-nesia.

3. Nilai-nilai dasar tersebut merupakan nilai-nilai moral, yang secaraaktual dapat menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia.

4. Rumusan Pancasika sebagai dasar negara, yang terdapat dalamPembukaan UUD 1945, tampak masih begitu umum dan abstrak,sehingga sulit untuk langsung dijadikan pedoman dalam kehidupankita.

5. Nilai-nilai Pancasila masih harus dicari dan ditemukan dalam rumu-san Pancasila, bahkan nilai-nilai tersebut perlu dijabarkan lebihlanjut, untuk dapat diwujudkan. (Paulus Wahana, 1993: 77-78).

Selanjutnya berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai sumberEtika dalam berpolitik, maka sebagaima telah disinggung terdahulu,bahwa sebagai dasar filsafat negara, Pancasila tidak hanya sebagaisumber derivasi peraturan perundang-undangan, tapi dia juga merupa-kan sumber moralitas, terutama dalam hubungannya dengan legitimasikekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan danpenyelenggaraan negara.

Sebagai suatu nilai, Pancasila memberikan dasar-dasar yangbersifat fundamental dan universal bagi manusia, baik dalam hidupbermasyarakat , bebangsa dan bernegara. Namun manakala nilai-nilaitersebut, akan dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praksis, yaitu

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 164: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

148

dalam kehidupan nyata di masyarakat, bangsa dan negara, maka nilai-nilai tersebut kemudian dijabarkan dalam norma-norma yang jelas,sehingga merupakan suatu pedoman.

Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” serta sila ke dua “Kema-nusiaan Yang Adil dan Beradab”, adalah merupakan sumber nilai-nilaimoral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.

Sila pertama dari Pancasila yang mengatakan “Ketuahan YangMaha Esa”, bukanlah berarti bahwa negara Indonesia adalah negara‘Teokrasi’, yang mendasarkan kekuasaan negara dan penyelenggaraannegara pada legitimasi religius. Demikian pula kekuasaan kepalanegara, tidaklah mutlak berdasarkan legitimasi religius, melainkanberdasarkan legitimasi hukum dan legitimasi demokrasi. Oleh karenaitu asas sila “Ketuhanan Yang Masa Esa”, lebih berkaitan dengan legi-timasi moral. Hal inilah yang membedakan negara yang BerketuhananYang Maha Esa dengan negara ‘Teokrasi’. Walaupun negara Indone-sia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun secara moralitaskehidupan negara, harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dariTuhan, terutama hukum serta moral dalam kehidupan negara.

Kemudian karena bangsa Indoneia dibangun dengan solidaritassosial yang besar, melampaui batas-batas agama, suku, golongan,etnis, dan lainnya, maka pada sila pertama ini juga mengandung nilaitoleransi. Setiap warga masyarakat Indonesia hendaknya bersikaptoleran, (mau menghargai, memahami dan mengerti) pemeluk-pemelukagama dalam menjalankan keyakinan agamanya masing-masing. Tidakada satu ajaran agama pun yang anti toleransi. Karena sesungguhnyamanusia itu manusia ummat yang satu (apa pun agama dankepercayaan mereka). Agamamu ya agamamu dan agamaku yaagamaku. Antara kamu dan aku, mempunyai keyakinan dan kebebasandaalam menjalankan keyakinan masing-masing. Sikap-sikap danperilaku untuk saling mengasihi dan menyayangi, memahami, meng-hargai, mengerti dan menghormati, kerjasama, mengembangkan suatukehidupan yang damai, dan tidak saling merugikan, adalah sikap-sikapyang sangat dijunjung tinggi dalam agama-agama. Demikian pulalahseharusnya etika dalam berpolitik.

Sila Kedua, “Kemanusiaan Yang adil dan beradab” jugamerupakan sumber nili-nilai moralitas dalam kehiupan bernegara.

Page 165: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

149

Karena negara pada prinsipnya adalah merupakan persekutuan hidupmanusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesiasebagai bagian dari umat manusia di dunia, hidup bersama dalamsuatu wilayah tertentu, yang mempunyai cita-cita dan prinsip, untukhidup dalam kesejahteraan dan keadilan secara bersama-sama.

Manusia yang adil dan beradab, sepatutnya mnggunakan akalnyauntuk mengisi diri dan menjalani kehidupannya di dunia ini, dengantaat dan penuh (takwa) kepada ajaran-ajaran Tuhan. Ia mampu danmau beramal sebagai hamba Tuhan, yang taat dan patuh kepada-Nya.Mau menjalankan misi hidupnya, (termasuk dalam hal berpolitik)dengan memegang teguh dan tunduk patuh kepada hukum-hukum-Nya. Itulah makna kemanusiaan yang adil dan beradab, yang dijiwaidan diliputi oleh Ktuhanan. Karena dengan sinar cahaya Ketuhananitulah, yang memumgkinkan manusia menjadi saling memahami, me-ngerti, mengasihi dan mencintai, menghargai, menghormati danmenjunjung tinggi, hak asasi manusia sesama manusia, serta tenggangrasa dan tepo sliro.

Asas-asas kemanusiaan, adalah bersifat mutlak dalam kehidupannegara dan hukum. Demikian pula dalam kehidupan negara,kemanusiaan haruslah mendapatkan jaminan hukum, maka hal inilahyang diistilahkan dengan jaminan atas hak-hak dasar (asasi) manusia.Disamping itu asas kemanusiaan juga harus merupakan prinsip dasarmoralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, Etika Politikmenuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan:

1. Asas legalitas (Legitimasi hukum), yaitu yang dijalankan sesuaidengan hukum yang berlaku.

2. Disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi demokratis)3. Dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau itdak

bertentangan dengannya. (legitimasi moral).

Sila ketiga: “Persatuan Indonesia”. Nilai persatuan dalam silaketiga ini mengandung makna persatuan dan kesatuan ideologis(Pancasila). Sehingga dia menjadi sumber kebijakan baik dibidangekonomi, sosial, budaya, dan keamanan, apalagi dibidang politik.Persatuan Indonesia sangat dihargai oleh bangsa dari kesadaran,

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 166: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

150

bahwa bangsa ini memang dibangun berdasarkan solideritas sosialyang besar, lintas agama, suku, ras, golongan, dan lain-lain. Sehinggakesatuan dan persatuan, merupakan prasyarat untuk tercapai suatukehidupan bangsa yang maju dan damai.

Dalam sila ini juga mengandung pengertian, bahwa negara padaprinsipnya, adalah merupakan persekutuan hidup manusia sebagainakhluk Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dariumat manusia di dunia, yang hidup bersama dalam suatu wilayahtertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip hidup demi kesejahteraanbersama. Dan untuk mencapai persatuan dan kesatuan itu, diperlukanadanya kerelaan berkorban, yakni merelakan untuk sedikit mengor-bankan kepentingan diri sendiri atau golongan, demi kepentingan yanglebih besar sebagai bangsa. Sikap-sikap untuk mementingkan bangsadi atas kepentingan pribadi atau golongan, hendaknya menjadi ciripribadi manusia Indonesia. Sementara setiap manusia Indonesiamemerlukan suatu kehidupan dan bercita-cita, untuk dapat hidupmakmur, sejahtera, aman, tenteram, rukun dan damai, bahagia duniadan akhirat. Cita-cita itulah yang sepatutnya menjadi cita-cita dankehidupan bersama, yang dicapai melalui “persatuan dan kesatuanbangsa”.

Sila keempat; “Kerakyatan yang Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”. Hal tersebutmengandung makna, bahwa negara adalah berasal dari rakyat, dansegala kebjaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan senantiasa untukrakyat. Oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaannegara. Demikian pula dalam pelaksanaan dan penyelenggaraannegara, segala kebijaksanaan, kekuasaan serta kewenangan, harusdikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara.Berkaitan dengan etika politik maka berasarkan sila ini, hal-hal yangmenyangkut :

• kekuasaan eksekutif,

• kekuasaan legislatif,

• kekuasaan yudikatif, dan• Konsep pengambilan keputusan, Pengawasan, serta serta

partisipasi pemerintah;

Page 167: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

151

harus berdasarkan legitimasi dari rakyat, atau dengan kata lain harusmemiliki legitimasi rakyat, atau dengan istilah lainnya harus memiliki“legitimasi demokratis’

Dengan dijadikannya sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan/ Perwakilan dalam Pancasila, sebagai landasan hidupberbangsa dan bernegara, lebih-lebih dalam melaksanakanperpolitikan, maka berimplikasi pada, bahwa setiap manusia Indone-sia hendaknya selalu menghargai dan mendukung setiap hasil musya-warah yang telah dipimpin oleh hikmah dan kebijaksanaan tersebut.Serta adanya penghargaan atas hasil musyawarah. Namun perludiingat, bahwa penghargaan dan dukungan yang sejati kepada hasilmusyawarah oleh rakyat banyak itu, akan terjadi jika ketika prosesmusyawarah itu benar-benar dilakukan dengan secara demokratis,bijaksana, dan disinari oleh cahaya Ketuhanan. Sehingga patutlah jikadigunakan ungkapan bahwa “Suara Rakyat adalah Suara Tuhan”, kalaumemang seluruh proses demokrasi itu disinari oleh cahaya Ketunanan-. Sebaliknya, meskipun hasil musyawarah itu berdasarkan suara rakyatbanyak, namun jika dalam proses-proses musyawarah ataupemungutan suara itu, dilakukan dengan penuh rekayasa, dan kepura-puraan, tanpa cahaya Ketuhanan, tidak patut mengatakan bahwa“Suara Rakyat adalah Suara Tuhan” (Margono,dkk, 2002: 72).

Sila kelima. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Bahwa dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, haruslahberasarkan keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial), sebagai-mana terkandung dalam sila ke lima tersebut. Karena ia merupakansalah satu tujuan dalam kehidupan bernegara. Oleh sebab itulah dalampelaksanaan dan penyelenggaraan negara, segala kebijakan, segalakekuasaan, kewenangan, serta pembagian, senantiasa harusberdasarkan atas hukum yang berlaku. Dan pelanggaran atas prinsipkeadilan dalam kehidupan kenegaraan, akan menimbulkanketidakseimbangan dalam kehidupan negara.

Oleh sebab itu prinsip-prinsip dasar etika pilitik itu, dalamrealisasi praksis dalam kehidupan kenegaraan, dia harus senantiasadilaksanakan secara korelatif diantara ketiga pilar negara, yang meli-puti Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Demikian pula Kebijaksanaanserta keputusan yang diambil dalam pelaksanaan kenegaraan, baikmenyangkut :

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 168: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

152

• Politik dalam negeri maupun luar negeri,

• Ekonomi nasional maupun global;• Yang menyangkut rakyat, an lain-lain,

selain berdasarkan hukum yang berlaku (legitimsi hukum), dan harusmendapat ligitimasi rakyat (ligitimasi demokratis), juga harusberdasarkan prinsip-prinsip moralitas (legitimasi moral). Misalnyakenaikan harga BBM, kenaikan Tarif Listrik, kenaikan Tarif telepon,kebijakan ekonomi mikro atau makro, reformasi infra struktur politik,serta kebijaksanaan politik dalam dan luar negeri dan lain-lain,haruslah didasarkan atas tiga prinsip tersebut.

Demikian pula etika politik ini, haruslah pula direalisasikan olehsetiap individu, yang ikut terlibat secara konkrit dalam pelaksanaanpemerintahan negara. Oleh sebab itu para Pejabat yang terdiri daripejabat eksekutif, anggota Legislatif, pejabat Yudikatif, dan parapejabat negara, seperti DPR, MPR dan Aparat pelaksanan dan penegakhukum, haruslah menyadari bahwa selain legitimasi hukum danlegitimasi demokratis, juga haruslah berdasar pada legitimasi moral.

Misalnya, gaji para pejabat, dan anggota DPR, MPR, DPRD dansemua pejabat dalam birokrasi pemerintahan, baik pusat maupundaerah, disamping harus sesuai dengan hukum (legitimasi hukum),tetapi mengingat kondisi rakyat Indonesia (di pusat dan daerah) yangsampai saat ini masih sangat menderita, maka belum tentu kenaikangaji tersebut layak secara moral (mendapat legitimasi moral).

Core Value dari sila ke lima ini adalah keadilan. Keadilan sosialberarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia di segalabidang, baik material mapun spiritual. Keadilan sosial yangdimaksudkan dalam sila ke lima Pancasila ini, adalah merupakanlandasan kehidupan berbangsa dan bernegara, apalagi dalammenjalankan kekuasaan politik bagi pemegang kekuasaan. Sehinggadengan demikian diharapkan dapat memberikan jaminan, bahwasetiap rakyat Inonesia diperlakukan secara adil dalam bidang hukum,sekonomi, sosial, budaya dan politik.

Perlu kita sadari keadilan akan terwujud, jika ada kesediaan untukmenempatkan sesuatu pada tempatnya secara adil. Oleh karena itu,keadilan sosial akan terwujud, apabila ada penghargaan kepada

Page 169: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

153

kewajiban dan hak oleh manusia. Semua manusia Indonesia mempu-nyai kemauan dan kesediaan, untuk mematuhi semua kewajibannyasebagai warga negara. Setiap manusia Indonesia mau dan bersediamenghargai hak-hak orang lain, serta tidak ada manusia Indonesiayang merampas hak-hak orang lain. Demikian pula keadilan sosialakan tumbuh, jika orang-orang mempunyai solideritas sosial yangtinggi, dan ada kesukaan untuk menolong sesama manusia. Karenasolideritas dan kesediaan menolong kepada sesama manusia, dapatmemperpendek kesenjangan sosial dan mendorong tumbuhnya rasakeadilan masyarakat. (Margono,dkk,: 2002: 72).

Pancasila Sebagai Etika Politik

Page 170: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

154

Page 171: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

155

BAB IXDEMOKRASI PANCASILA

A. Hakikat DemokrasiKata demokrasi dapat ditinjau dari dua pengertian, yaitu

pengertian secara etimologis atau bahasa, dan pengertian secaraterminologi atau istilah.

1. Pengertian Demokrasi Secara Etimologis

Secara etimologis atau secara bahasa, demokrasi berasal daribahasa Yunani, yang terdiri atas dua perkataan, yaitu “demos” yangberarti rakyat, dan “cratos” atau “cratein” yang berarti pemerintah.Dari kata tersebut berarti demokrasi adalah mengandung artipemerintahan rakyat, yang lebih dikenal dengan pengertianpemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. (governmentfrom the people, by the people and for the people).

Bila diperhatikan pengertian tersebut, akan menimbulkankontradeksi dalam pemahamannya. Karena dengan demikian berartibahwa rakyat yang banyak memerintah yang sedikit. Pada hal dalamkenyataannya justru sebaliknya, yaitu yang sedikit memerintah yangbanyak dan jumlah yang banyak diperintah oleh yang sedikit. Walaupundemikian dapat dikatakan, bahwa demokrasi adalah sebagai suatusistem pemerintahan dengan mengikut sertakan rakyat.

Page 172: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

156

Berkaitan dengan pengertian demokrasi seperti tersebut di atas,Jean Jacques Rousseau mengatakan : “kalau dipegang arti kata sepertidiartikan umum, maka demokrasi yang sungguh-sungguh tidak pernahada dan tidak ada. Adalah berlawanan dengan kodrat alam, bahwayang berjumlah terbesar memerintah, sedangkan yang paling sedikitjumlahnya harus diperintah” (Soemantri, 1994).

Pengertian demokrasi sesungguhnya, mengalami pengertian yangberkembang, sesuai dengan perkembangan zaman, dan sejalan denganpaham yang dianut oleh suatu Negara, dalam menyelenggarakanpemerintahannya.

Negara-negara yang ada di dunia ini, banyak yang mendasarkandiri atau paham dan asas demokrasi, meskipun paham dan asas yangdianutnya tersebut, dalam pelaksanaannya tidaklah sama, atau bahkanjauh berbeda. Sehingga kita sering mendengar sebutan yang dikaitkandemokrasi, seperti social demokracy, liberal democracy, people de-mocracy, guided democracy dan lain-lain.

Pelaksanaan demokrasi yang tidak sama antara satu Negaradengan negara lainnya, dapat dilihat dalam berbagai konstitusi Negara,dimana terdapat beberapa macam bentuk dan sistem pemerintahan,seperti : Negara Kesatuan dan Negara Federal, negara Republik danNegara Kerajaan, dengan sistem yang dianutnya seperti sistem satukamar dan dua kamar. Sistem pemerintahan parlementer dan peme-rintahan presidensiil, Sistem dictatorial dan sistem campuran, dan lainsebagainya.

Kemudian sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa demo-krasi adalah merupakan kehidupan politik dari rakyat, oleh rakyat danuntuk rakyat. Namun kemudian timbul pertanyaan “Adakah kehidupanpolitik yang demikian tersebut?”. Walapun konon dalam sejarah pernahada Negara kota (city state), yang wilayahnya tidak terlalu luas,penduduknya tidak begitu banyak, sehingga rakyatnya dapatmengartikulasikan kepentingannya secara langsung. Mereka dapatmemilih dan dipilih secara langsung menjadi wakil rakyat, atau menjadipemimpin rakyat. Mereka juga dapat menentukan dan mengevaluasisecara langsung, kebijakan apa yang menjadi kehendak dan peran yangharus dijalankan oleh wakil dan pemimpin mereka.

Page 173: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

157

Sebagai contoh demokrasi pada zaman Yunani kuno (sekitar abadke 4 SM s.d. abad ke 6 M), telah mempraktikkan demokrasi langsung(direct democracy). Hal tersebut dapat dilaksanakan, karena Yunanipada waktu itu berupa negara kota yang penduduknya masih terbataspada sebuah kota dan daerah sekitarnya, yang berpenduduk sekitar300.000 orang. Demikian pula meskipun ada keterlibatan seluruhwarga, namun masih ada pembatasan yang dilakukan, misalnya parapenduduk yang masih anak-anak, kaum wanita, dan para budak tidakberhak berpartisipasi dalam pemerintahan (Winarno, 2013: 99).

Namun dalam era modern seperti sekarang, demokrasi langsungseperti di atas, terasa sulit untuk dilaksanakan dengan sepenuhnya.Sekalipun dengan kemajuan teknologi komunikasi dan media massatelah berkembang sedemikian majunya, hal tersebut disebabkankarena jumlah penduduk yang berkembang begitu pesatnya, luaswiayah yang luas, serta kepentingan individu serta negara yangsemakin kompleks, yang kesemuanya itu adalah merupakan sebagiankendala dalam penerapan demokrasi secara langsung tersebut. Olehsebab itulah maka demokrasi tidak langsung, masih menjadi alterna-tive yang tak terhindarkan. Dan dalam pelaksanaannya agar rakyattetap memegang kedaulatan tertinggi, maka dibentuklah BadanPerwakilan Rakyat. Badan inilah yang menjalankan demokrasi. Akantetapi pada prinsipnya rakyat tetap merupakan pemegang kekuasaantertinggi. Hingga sejak itulah “Demokrasi tidak Langsung” atau“Demokrasi Perwakilan” mulai dikenal oleh masyarakat.

Bagi negara-negara modern ada beberapa alasan, mengapamereka menerapkan demokrasi tidak langsung di negaranya, yangantara lain:

1. Penduduk yang selalu bertambah, sehingga pelaksanaanmusywarah pada suatu tempat tidak memungkinkan.

2. Masalah yang dihadapi semakin kompleks, karena kebutuhan dantantangan hidup semakin banyak,

Setiap warga negara mempunyai kesibukan sendiri-sendiri didalam mengurus kehidupannya, sehingga masalah pemerintahan cukupdiserahkan pada orang yang berminat, dan memiliki keahlian di bidangpemerintahan negara. (Winarno, 2013: 100).

Demokrasi Pancasila

Page 174: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

158

Namun kemudian timbul pertanyaan: “Apakah dengan sistemdemokrasi yang demikian (tidak langsung), akan dapat mengembanfungsi dari demokrasi itu sendiri?”. Pngalaman menunjukkan bahwadibeberapa Negara maju yang demokratis, praktik penyelenggaraandemokrasi dalam kehidupan bernegara dan bermayarakat secara tidaklangsung telah menunjukkan fungsi yang effektif, misalnya:

Pemilu berjalan dengan bebas,Parlemen mengemban pada kepentingan rakyat,

Hubungan wakil rakyat dengan konstituennya jelas.

Hak-hak masyarakatnya dihormati,

Kebebasan berbicara dan berserikat terjamin,Rakyat jauh dari rasa ketakutan, dan lain-lain.

Sehingga setidaknya masyarakat merasa cukup terpuaskandengan kinerja sistem demokrasi yang demikian.

Namun tidak demikian halnya dengan Negara-negara yang masihberkembang, yang masih belajar berdemokrasi, seperti halnya Indo-nesia. Dimana proses perjalanan demokrasi yang sering menampilkanhal-hal yang bertentangan dengan demokrasi itu sendiri, misalnya:

Terjadinya ketimpangan antara wakil-wakil rakyat dengan rakyatyang diwakilinya, bahkan dalam beberapa hal, keduanya dapatberbahaya.

Kekuatan dari luar masih melakukan campur tangan, danmemaksakan dengan kekerasan untuk tercapainya kompromi ataumufakat, dan demi kepentingannya Penguasa masih melakukanpemaksaan.

Selanjutnya ada beberapa indikasi dari terlaksananya demokrasisecara baik, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi yang berlaku dalamsuatu negara, diantaranya:

a Menjamin Terselenggaranya Perubahan Secara Damai.Dalam menghadapi perubahan, maka pemerintah menjaga danmenfasilitasi jangan sampai terjadi perubahan yang tidakterkendali, sebab perubahan yang tidak terkendali, akan dapatmenimbulkan sistem negara yang diktator.

Page 175: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

159

b Menyelenggarakan Pergantian Pemimpin Secara Teratur.

Dalam alam demokrasi, maka pergantian pemerintahan yangdidasarkan atas keturunan, atau mengangkat diri sendiri atau coupd’etat dianggap tidak berlaku dalam demokrasi.

c Membatasai Pemakaian Kekerasan Seminimal Mungkin.

Oleh sebab itu baik kekuatan yang bersifat suprastruktur (lembagaformal seperti eksekutif, yudikatif dan legislatif), maupun lembagainfrastruktur (yang diwakili oleh partai politik, lembaga-kesyarakatan, LSM, dan lain-lain), maupun kekuatan mayoritas,kekuatan minoritas, dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial,budaya dan sebagainya. Dimana hubungan antar lembaga-lembagatersebut, haruslah harmonis dan berimbang. Demikian pula ketidakseimbangan antara peran legislatif dengan eksekutif tidak bolehterjadi dalam sistem demokrasi.

d Menjamin Tegaknya Keadilan.Dalam alam demokrasi umumnya pelanggaran terhadap keadilantidak akan selalu sering terjadi, walupun kadang-kadang keadilanyang dicapai hanya bersifat relatif. Dan keadilan yang dapat dicapaibarang kali keadilan yang bersifat jangka panjang.

e Mengakui dan Menganggap Wajar Adanya Keanekaragaman(Devercity).Dalam alam demokrasi keanekaragaman dalam masyarakat sepertiadanya perbedaan suku, ras, bahasa, agama, status sosial ekonomidan sebagainya, keberadaannya harus diakui dan dijaga jangansampai berlebihan.

f Menjunjung Tinggi Nilai HAM.

Demokrasi menjunjung tinggi nilai-nilai HAM, yang melekat padasetiap diri manusia. HAM harus dijaga dan dilindungi, agar nilai-nilai kemanusiaan menjadi terjaga. Penghilangan hak asasi akanmenghilangkan nilai-nilai manusia yang asasi. (Margono,dkk:2002:136-137).

Demokrasi Pancasila

Page 176: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

160

2. Pengertian Demokrasi secara Terminologis

Dari sudut terminologis atau istilah, ada banyak sekali definisidemokrasi yang dikemukakan oleh para ahli tentang demokrasi, yangmasing-masing memberikan definisi dari sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi demokrasi tersebut,antara lain, menurut:a. Harris Soche: “Demokrasi itu adalah bentuk pemerintahan rakyat,

karena itu kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat,diri orang banyak, dan merupakan hak bagi rakyat atau orangbanyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinyasendiri dari paksaan dan perkosaan orang lain atau badan yangdiserahi untuk memerintah”,

b. Henry B. Mayo: “Sistem politik demokratis, adalah sistem yangmenunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasarmayoritas oleh wakil-wakil, yang diawasi secara efektif oleh rakyatdalam pemilihan-pemilihan berkala, yang didasarkan atas prinsipkesamaan politik, dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnyakebebasan politik”.

c. International Commition of Jurist: “Demokrasi adalah suatubentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik, diselenggarakan oleh warga negara melaluiwakil-wakil yang dipilih oleh mereka, dan yang bertanggung jawabkepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas”.

d. Philippe C. Schmitter: menyatakan, “Demokrasi sebagai suatusistem pemerintahan, di mana pemerintah diminta bertanggungjawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warganegara, yang berindak secara tidak langsung melalui kompetesidan kerja sama dengan para wakil mereka yang telah terpilih”.

e. Samuel Huntington: “Demokrasi terjadi sejauh para pembuatkeputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu, dipilih melaluipemilihan umum yang adil, jujur dan berkala, dan di dalam sistemitu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara, dan hampirsemua penduduk dewasa berhak memberikan suara”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikatdemokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik.

Page 177: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

161

Dengan kata lain, pemerintahan demokrasi adalah pemerintahan ditangan rakyat yang mengandung pengertian tiga hal, yaitu: pemerin-tahan dari rakyat (government of the people); pemerintahan olehrakyat (government by the people); dan pemerintahan untuk rakyat(government for the people).

Hal tersebut seirama dengan apa yang dikemukakan olehAbraham Lincoln pada tahun 1863, bahwa demokrasi itu adalah“Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. (Gov-ernment of the people, by the people and for the people). (Winarto,2013: 101).

Ketiga faktor tersebut merupakan tolok ukur umum dari suatupemerintahan yang demokratis. Untuk lebih jelasnya ketiga komponentersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama: Government of the people (pemerintahan dari rakyat),maksudnya bahwa suatu pemerintahan yang dianggap sah itu, adalahsuatu pemerintahan yang ditetapkan melalui mekanisme demokratis(pemilihan umum), serta mendapat pengakuan dan dukungan rakyatsecara mayoritas. Pengakuan dan dukungan rakyat sangatlah pentingbagi suatu pemerintahan, karena dengan legitimasi politik tersebut,pemerintah akan dapat menjalankan roda pemerintahan dan program-programnya, sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyatkepadanya.

Kedua: Government by the people (pemerintahan oleh rakyat),maksudnya bahwa suatu pemerintahan itu, dia menjalankanpemerintahan dan kekuasaannya, bukan atas dorongan pribadi atauparpol yang mengusungnya, tetapi atas nama rakyat yang dipe-rintahnya. Dan di dalam menjalankan pemerintahan dan kekuasaannya,dia akan selalu berada dalam pengawasan rakyat (social control), baiksecara langsung maupun melalui perwakilan diparlemen (tidaklangsung). Dengan pengawasan rakyat melalui parlemen tersebut,diharapkan dapat menghidari berbagai penyimpangan yang akandilakukan oleh pemerintah.

Ketiga: Government for the people (pemerintahan untuk rakyat),mengandung makna bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyatkepada pemerintah, haruslah dijalankan untuk kepentingan rakyat.

Demokrasi Pancasila

Page 178: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

162

Seluruh kebijakan yang ditetapkan dari Pemerintahan yang demokratis,adalah benar-benar berlandaskan kepentingan rakyat pada umumnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerintahan yangdemokratis adalah pemerintahan dari rakyat, artinya pemerintahannegara yang mendapat mandat dari rakyat, untuk menyelenggarakanpemerintahan. Jadi rakyat sebagai pemegang kedaulatan atau kekua-saan tertinggi dalam negara demokrasi. Sehingga apabila pemerintahtelah mendapat mandat dari rakyat untuk memimpin penyelenggaraansuatu negara, maka pemerintah tersebut sah. Kemudian, pemerintahanoleh rakyat berati pemerintahan negara itu dijalankan oleh rakyat.Meskipun dalam praktiknya yang menjalankan penyelenggaraan berne-gara adalah pemerintah. Tetapi pada hakikatnya para penyelenggaranegara, itu adalah merupakan wakil-wakil dari rakyat, yang dipilih danmendapat kepercayaan dari rakyat. Dan konsekuensinya pemerintahanoleh rakyat akan mendapatkan pengawasan dari rakyat pula.

Dalam negara demokrasi, pemerintahan oleh rakyat itu dijalankanoleh sekelompok orang yang disebut wakil rakyat. Wakil-wakil inilahyang memilih dan menentukan pemerintah, yang akan menyeleng-garakan negara, sekaligus mengawasinya. Jadi rakyat secara tidaklangsung melalui wakil-wakilnya, membentuk pemerintahan danmengawasi jalannya pemerintahan tersebut. Inilah yang disebutdengan demokrasi tidak langsung.

Sementara makna bahwa pemerintahan untuk rakyat, artinyabahwa pemerintahan yang telah dibentuknya tersebut, harus meng-hasilkan dan menjalankan berbagai kebijakan yang akan mendatangkanmanfaat dan kesejahteraan bagi rakyat. Sebaliknya apabila berbagaikebijakan yang dihasilkan hanya untuk kepentingan sekelompok or-ang, tanpa memperhatikan kepentingan rakyat, maka pemerintahantersebut tidak dapat dikategorekan sebagai pemerintahan yangdemokratis. Oleh sebab itu dalam negara yang demokratis, pemerintahharus berupaya sebaik mungkin agar semua kebijakan yang dihasilkan,adalah berasal dari aspirasi rakyat dan untuk kepentingan rakyat pula.Oleh sebab itu agar kebijakan yang dikeluarkan selalu aspiratif dandemi untuk kepentingan rakyat, maka pemerintahan harus bertanggungkepada rakyat serta di awasi oleh rakyat.

Page 179: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

163

B. Demokrasi di IndonesiaAda dua hal penting yang patut dikemukakan berkaitan dengan

maslah demokrasi di Indonesia, yaitu pertama tentang demokrasi diDesa, dan yang kedua berkaitan dengan demokrasi Pancasila.

1. Demokrasi di Desa

Sebagaimana dikatakan Muhammad Hatta (1953), bahwa Indo-nesia sejak dahulu kala telah mempraktikkan ide-ide tentang demo-krasi, meskipun masih sederhana dan bukan dalam tingkat kenegaraan,(masih dalam skala desa). Misalnya di desa-desa Indonesia telahmenjalankan demokrasi pada saat mereka memilih pemimpin. Adanyabudaya bermusyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, yangberdampak kepada masyarakat luas. Sehingga di Jawa musyawarahdikenal dengan istilah Rembug Desa, di Minagkabau di kenal dengansebutan Musyawarah Nagari, di Bali dikenal Sakehe Desa, di Sasakdikenal dengan Begundem, dan lain-lain sebagaimnya. Hanya perludipahami bahwa Indonesia pada masa lalu, adalah demokrasi di tingkatbawah, tetapi bersifat feodalisme di tingkat atas. Pada hal demokrasipada tingkat desa itulah yang disebut sebagai demokrasi yangsebenarnya.

Demokrasi ditingkat desa dia memiliki beberapa unsur, yang terdiridari: rapat, mufakat, gotong royang, hak mengadakan protes bersama,hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut. Namun demokrasi padatingkat desa tersebut, tidak bisa dijadikan pola demokrasi untuk Indo-nesia modern. Akan tetapi kelima unsur tersebut dapat dikembangkanmenjadi konsep demokrasi Indonesia yang modern. Dan demokrasiIndonesia modern, menurut Muhammad Hatta harus meliputi tiga hal,yang terdiri dari: pertama, demokrasi di bidang politik, kedua:demokrasi di bidang ekonomi, dan ketiga: demokrasi di bidang sosial.Di bidang politik demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengandemokrasi yang ada di Barat. Yang berbeda adalah demokrasi ekonomidan demokrasi sosial, karena mereka tidak mengenal dengan keduademokrasi tersebut. Sementara demokrasi di Indonesia, harus meliputidemokrasi ekonomi, artinya di bidang ekonomi bangsa Inonesia tidakboleh bersikap individualis, tetapi harus kolektifitas. (Winarto, 2013:115-116).

Demokrasi Pancasila

Page 180: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

164

Senada dengan penjelasan di atas, Ir. Soekarno dalam sidangBPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 mengatakan, bahwa demokrasi Barathanya mengenal demokrasi politik, tidak ada keadilan sosial, tidakada ekonomi demokratis. Oleh sebab itu untuk mecari demokrasihendaknya bukan dengan demokrasi Barat, tetapi politiek economischedemocratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial. Danselanjutnya Bung Karmo mengusulkan dasar sosio demokrasi yangisinya terdiri atas permusyawaratan dan kesejahteraan. Kemudian padaakhirnya dasar negara Pancasila, mencantumkan gagasan demokrasiitu dalam sila keempat dan sila kelima dalam Pancasila.

2. Demokrasi PancasilaDemokrasi yang berkembang di Indonesia adalah demokrasi

Pncasila. Dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila padaPancasila sesuai dengan ajaran-ajaran demokrasi. Dia tidak bersifatotoritarian dan tidak totalitarian. Sehingga sangat cocok dijadikandasar negara yang mendukung demokratisasi, seperti negara Indo-nesia. Dan nilai-nilai luhur Pancasila yang tertuang dalam PembukaanUUD 1945, sangatlah sesuai dengan pilar-pilar demokrasi modern.

Oleh sebab itu manakala kita mengkaji nilai-nilai yang terkandungdalam sila-sila Pancasila, niscaya kita akan mendapatkan nilai-nilaidemokratis sebagaimana berikut ini:

1) Kedaulatan Rakyat. Hal tersebut didasarkan atas Pembukaan UUD1945 dalam alinea keempat yang berbunyi: “ ... yang terbentukdalam suatu susunan negara Republik Indonesia yangberkedaulatan rakyat ...”. Dan esensi dari demokrasi adalah adanyaKedaulatan rakyat.

2) Republik. Hal tersebut didasarkan atas pembukaan UUD 1945 padaalenia keempat, yang berbunyi: “ ... yang terbentuk dalam suatususunan negara Repblik Indonesia ...”. Maksud dari Republikartinya Respublica yang artinya negara untuk kepentingan umum.

3) Negara berdasar atas hukum. Hal tersebut di dasarkan ataskalimat yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada aleniake empat, yang berbunyi: “ ... negara Indonesia yang melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

Page 181: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

165

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial...”. Dan Negara hukum Indonesia menganut hukum dalam arti luasatau dalam arti materiil.

4) Pemerintahan yang Konstitusional. Hal tersebut didasarkan ataskalimat yang terdapat dalam alenia keempat dari Pembukaan UUD1945 yang berbunyi: “ ... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaanIndonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indone-sia ...:. UUD negara Indonesia 1945 adalah merupakan Konstitusinegara.

5) Sistem pemerintahan. Sistem tersebut didasarkan atas sila keem-pat dari Pancasila, yang berbunyi: “Kerakyatan yang dipimpinhikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan”.

6) Prinsip Musyawarah. Prinsip tersebut didasarkan atas sila yangkeempat Pancasila, yang berbunyi: “Kerakyatan yang dipimpin olehhikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/Perwakilan”.

7) Prinsip Ketuhanan. Inti dari prinsip demokrasi di Indonesia, diaharus dapat dipertanggung jawabkan ke bawah atau kepada rakyat,dan ke atas atau kepada Tuhan.

Dengan demikian, maka demokrasi Pancasila itu dapat diartikansecara luas maupun secara sempit, hal tersebut sebagaimana berikutini:

a. Secara luas:Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang

didasarkan pada nilai-nilai Pncasila dalam bidang politik, ekonomidan sosial.

b. Secara sempit:

Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilak-sanakan menurut hikmat kebijakasanaan dalam permusyawaratanperwakilan.

Perlu dipahami bahwa unsur utama dari demokrasi di Indone-sia yang berdasarkan Pancasila, adalah prinsip “Musyawarah”,yang bersumber dari sila keempat dari Pancasila. Dan inti yangterkandung dalam musyawarah adalah “win-win solution”. Artinya

Demokrasi Pancasila

Page 182: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

166

dengan prinsip musyawarah, diharapkan dapat memuaskan semuapihak yang berbeda pendapat. Sementara konsep demokrasimusyawarah versi Indonesia ini, adalah merupakan salah satubentuk dari teori demokrasi konsensus. (Munir Fuady, 2010).

.C. Pekembangan Demokrasi Indonesia.

Membicarakan tentang perkembangan demokrasi Indonesia, tidaklepas dari periodesasi demokrasi yang pernah ada dan berlaku dalamsejarah Indonesia. Para tokoh dalam membahas tentang perkembangandemokrasi di Indonesia ini, berdasarkan versinya masing-masing. Haltersebut sebagaimana dikemukakan berikut ini:

Miriam Budiardjo (2008) menyatakan, dipandang dari sudutperkembangan sejarah demokrasi Indonesia hingga masa Orde Baru,dapat dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:

a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959). Yang dinamakan masaDemokrasi Konstitusional, yang menonjolkan peranan parlemendan partai-partai, dan karena itu dinamakan Demokrasi Parlementer.Model demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.Karena lemahnya budaya demokrasi dalam mempraktikkan demo-krasi model Barat ini, secara tidak langsung telah memberi peluangsangat besar kepada partai-partai politik untuk mendominasikehidupan sosial politik ketika itu.

b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa DemokrasiTerpimpin (Guided Democracy). Ciri.ciri dari demokrasi ini adalahadanya dominasi politik Presiden, dan berkembangnya pengaruhkomunis dan perananan tentara (ABRI) dalam panggung politiknasional. Hal ini disebabkan oleh lahirnya Dekrit Presiden tanggal5 Juli 1959 sebagai usaha untuk mencari jalan keluar dari kebuntuanpolitik melalui pembentukan kepemimpinan personal yang kuat.Sekalipun UUD 1945 memberi peluang seorang presiden untukmemimpin pemerintahan selama lima tahun, namun denganketetapan MPRS No. III/1963 telah mengangkat Ir Soekarno sebagaipresiden seumur hidup. Dengan lahirnya ketetapan MPRS ini secaraotomatis telah membatalkan pembatasan waktu lima tahunsebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945.

Page 183: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

167

c. Masa Republik Indonesia III (1965-1998), Periode ini merupakanmasa pemerintahan presiden Soeharto dengan Orde Barunya. OrdeBaru menurut para pendukungnya, adalah upaya untuk meluruskankembali penyelewengan terhadap UUD 1945, yang terjadi dalammasa demokrasi terpimpin. Seiring dengan pergantian kepemim-pinan nasional, maka demokrasi terpimpin ala Presiden Soekarnotelah diganti dengan elite Orde Baru dengan demokrasi Pancasila.Dalam masa ini beberapa ketetapan Pemerintah sebelumnya, yangmenetapkan masa jabatan presiden seumur hidup untuk presidenSoekarno, telah dicabut kembali, dan digantikan dengan pem-batasan jabatan presiden selama lima tahun, dan dapat dipilihkembali melalui proses pemilu.

d. Masa Republik Indonesai IV (1998-Sekarang). Yaitu masa reformasiyang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia, sebagaikoreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi pada masaRepublik Indonesia III. Tuntutan ini ditandai dengan lengsernyapresiden Soeharto dari tampuk kekuasaan Orde Baru pada bulanMei 1998, setelah berkuasa lebih dari tiga puluh tahun lamanya.

Dalam literatur lainnya dijelaskan, bahwa dalam perkemba-ngannya Pemerintahan Indonesia paling tidak ada dua macam demo-krasi, yang pernah diterapkan dalam sistem pemerintahan Indonesia,yaitu:1. Demokrasi Terpimpin.(1959-1965).

Pada awalnya bahwa makna sesungguhnya dari DemokrasiTerpimpin, adalah pemerintahan yang dipimpin atau dijiwai olehnilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Namunkemudian dalam pelaksanaannya, pemerintah yang berkuasa ketikaitu telah melakukan berbagai penyimpangan dan penyelewengandari Pancasila dan UUD 1945 yang sebenarnya. Akibatnyaterjadilah berbagai stagnasi dalam roda pemerintahan. Misalnyaterjadinya kultus individu dalam pemerintahan Negara, tidakberfungsinya lembaga-lembaga Negara yang telah diamanatkanoleh UUD 1945. Dan puncaknya terjadilah tragedi pembrontakanyang dikenal dengan Gerakaan 30 September pada tahun 1965 olehPartai Komunis Indonesia atau biasa disebut dengan G.30 S/PKItahun 1965.

Demokrasi Pancasila

Page 184: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

168

2. Demokrasi Pancasila.( 1966 -1998).

Maksud dari Demokrasi Pancasila adalah paham yang dijiwai dandisemangati oleh sila-sila Pancasila, yang bersumber pada kepribadiandan falsafah hidup bangsa Indonesia. Paham ini dimaksudkan sebagaipengganti dari demokrasi terpimpin, yang terbukti telah gagal dalammencapai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Namun dalam perkemba-ngannya, demokrasi Pancasila ini juga disalah gunakan hanya untukkepentingan penguasa Orde Baru saat itu. Tekad Orde Baru dengansemboyannya “untuk mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 secaramurni dan konsekwen”, ternyata hanya sekedar jargon politik semata,sebab dalam kenyataannya pemerintahan yang dibangun, bukanlahbermuara pada kedaulatan rakyat, tapi diarahkan untuk memperkuatdan melanggengkan penguasa yang ada beserta kroni-kroninya.Akhirnya sejak tahun 1998, demokrasi Pancasila digantikan denganOrde Reformasi.

Sistem pemerintahan yang dibangun oleh Orde Reformasi ini,adalah berdasarkan demokrasi Pancasila secara konsekwen. Hak rakyatsebagai pemegang kedaulatan sebagaimana dimaksudkan dalamPembukaan UUD 1945, yang menyatakan bahwa: “Kedaulatan adalahberada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undangDasar”. Hal tersebut sesuai dengan sila Pancasila yang keempat yangberbunyi: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/ perwakilan”. Yang berarti rakyat ditempatkansebagai subyek dari demokrasi tersebut. Artinya rakyat secara keselu-ruhan, berhak untuk ikut serta secara aktif menentukan keinginan-keinginannya, dengan berperan serta dalam menentukan garis-garisbesar daripada haluan Negara. Serta menentukan mandataris ataupemimpin Negara, yang akan melaksanakan garis-garis besar haluanNegara tersebut.

D. Demokrasi Pancasila pada Era Pasca Reformasi.Pada Era Pasca Reformasi dewasa ini, tampaknya norma dan tata

laksana demokrasi Indonesia belum dapat berjalan optimal. Beberapaperistiwa yang terjadi masih menunjukkan gejala yang bertentangandengan nilai-nilai demokrasi itu sendiri. Peristiwa-peristiwa tersebutantara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:

Page 185: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

169

1. Perbedaan Pendapat Belum Dipahami Sebagai SumberDinamika.

Keberadaan perbedaan pendapat harusnya dipahami dan dihargaiserta dijaga agar menghasilkan tesis-tesis baru yang lebih baik dari-pada yang sudah ada. Sebab gagasan baru itulah yang diharapkanakan memperbaiki kehidupan bersama. Perbedaan pendapat akanmenghasilkan keseimbangan kehidupan bersama dari waktu kewaktu,karena nilai dasarnya berasal dari demokrasi. Oleh sebab itu kebia-saan yang menganggap bahwa perbedaan pendapat adalah sebagaibentuk konflik perlu dihindari, agar kita tidak terjebak pada suasanaketegangan, yang mengarah pada konflik bahkan perpecahan.

2. Nuansa Penyelesaian Konflik Kurang Damai dan TidakMelembaga.

Bahwa sesungguhnya penyelesaian berbagai konflik dengandamai akan membawa rasa puas, dan dapat menciptakan hubunganyang harmonis antar pihak-pihak yang berkonflik, sehingga konflik dapatmenjadi sumber kemajuan masyarakat. Namun dalam realitanyapenyelesaian konflik sering masih disandarkan pada kekuatan fisikyang mengarah pada adu kekuatan. Misalnya dengan melakukantindakan ofensif dengan menekan lawan, dan jika perlu dengan keke-rasan. Oleh sebab itu konflik horizontal yang terjadi di Ambon danbeberapa daerah lainnya, cenderung terasa lebih sulit untuk terpecah-kan dan cenderung menjadi bom waktu yang siap meledak padasaatnya. Karena para pihak yang bekonflik kurang bersandar pada upayadamai, tetapi terjebak dalam perasaan saling dendam dan inginmengalahkan satu sama lainnya. Oleh sebab itu adanya fenomenameliterisasi sipil melalui satgas-satgas keamanan, dengan pakaiandan penampilan meliter adalah merupakan cermin belum adanyakesiapan untuk menyelesaikan konflik secara damai dan melembaga.

3. Keanekaragaman belum Dipandang sebagai Ketahanan danKeberlanjutan Kehidupan Masyarakat.

Keanekaragaman sebenarnya adalah fitrah manusia, sehinggapenyeragaman dalam kehidupan manusia itu adalah merupakanpengingkaran terhadap fitrah manusia, yang dapat melemahkan

Demokrasi Pancasila

Page 186: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

170

kehidupan bersama. Seharusnya keanekaragaman diterima secaraalami sebagaimana adanya, sehingga menjadi kekuatan yang men-jamin kehidupan bersama dalam bermayarakat. Sebagai contoh bahwakeanekaragaman belum dipahami secara benar, sehingga menimbulkanpermusuhan yang berkepanjangan, misalnya terjadinya perkelahian,penyerangan antar suku seperti kasus Riot di Ambon, di Sambas, diPoso, di Sampit dan lain-lain. Oleh sebab itu proses belajar untukmemahami terhadap keanekaragaman perlu dikembangkan terusmenerus, agar keanekaragaman tersebut dapat menjadi landasankehidupan bersama bagi masyarakat bangsa.

4. Nuansa Komunalisme dengan Kekerasan.Sifat manusia untuk membentuk komunalnya (kelompok sosial)

masing-mssing adalah merupakan fitrah manusia. Karena denganberkelompok ia merasa lebih aman, nyaman, bahkan merasa terlin-dungi hak-haknya. Namun komunalisme juga dapat menjurus kepadakekerasan atau menjurus kepada nilai-nilai yang distruktif. Hal tersebutterjadi manakala kelompok tersebut didasari oleh nilai-nilai eksklu-sifisme, perangka, primordialisme, sukuisme, fanatisme, dan nilai-nilailainnya yang tidak inklusif. Karena komunal yang demikian akanmenciptakan kehidupan yang serba curiga, cemas dan kekhawatiranterhadap kelompok sosial lainnya. Demikin pula mudah terprovokasiuntuk berbuat kekerasan terhadap kelompok lainnya, karena kelompoktersebut dianggap sebagai musuh. Sebagai contoh dari akibat komunalyang tidak sehat tersebut, misalnya terjadinya berbagai unjuk rasaoleh berbagai kelompok di beberapa daerah, maupun di ibu kotanegara.

5. Elit Lokal yang Provokatif.

Para elit sering memihak pada kekuasaan secara berlebihan ataumembabi buta. Dalam mendukung dan membela kekuasaan, cenderungmemanfaatkan hubungan emosional dengan massa untuk mendukungkekuasaan yang menguntungkannya. Nuansa unjuk rasa yang terjadiselama ini, masih menunjukkan adanya peran para elit lokal yangcenderung melakukan provokasi terhadap massa. Mereka tidakmelakukan pencerahan secara rasional, tetapi justru memanfaatkan

Page 187: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

171

hubungan emosional yang dibumbui dengan suasana magis untukmendukung kekuasaan yang menguntungkannya.

6. Penegakan Hukum yang Lemah.Kenyataan menunjukkan betapa sulitnya untuk menegakkan

hukum demi mencapai keadilan di negeri ini. Contoh konkrit betapacarut marutnya hukum di Indonesia saat ini, adalah terjadinya kasuspersetruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) denganKepolisian Negara. Disatu sisi ada yang ingin membersihkan negaraini dari berbagai penyakit korupsi. Tapi di pihak lain ada yang denganarogansinya, dengan berbagai alasan yang tidak rasional untukmengkriminalkan KPK, yang jelas-jelas tindakan demikian justru akanmengganggu kinerja dari KPK dalam melaksanakan tuganya. Di sisilain adanya sikap ketidak percayaan masyarakat terhadap aparatpenegak hukum. Dan hal tersebut berpengaruh buruk terhadap prilakumasyarakat. Mereka cenderung akan menjadi hakim sendiri yang sudahbarang tentu juga akan melanggar hukum pula. Contoh konkrit darikasus ini adalah: Pengadilan oleh masyarakat terhadap para pelanggarhukum (pencuri) dengan cara memukulinya dengan ramai-ramai, ataubahkan membakarnya hidup-hidup, atau tindakan lainnya yang padadasarnya adalah juga merupakan pelanggaran tehadap hukum yangberlaku di negara ini. Dan semuanya itu adalah merupakan cerminketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat hukum di negara ini.

E. Hakikat Makna Dari Demokrasi Pancasila1. Bahwa demokrasi Pancasila itu ia meliputi segi bentuk mapun

isinya. Segi bentuk maksudnya demokrasi Pancasila didasarkanatas permusyawaratan/perwakilan, yaitu berupa cara pengambilankeputusan yang demokratis. Sedangkan dari segi isinya ialah bahwahasil keputusan yang diambil haruslah demokratis, yang bermuarapada kepentingan seluruh rakyat, bukan bermuara kepada kepen-tingan perorangan atau golongan semata. Hal tersebut sesuaidengan pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945, yang antaralain: pasal 1 ayat (2), Pasal 2 ayat (1), pasal 19 ayat (1) dan (2),pasal 22 C ayat (1), pasal 22E pasal 27 ayat (1), dan pasal 28. Danseluruh masalah nasional yang menyangkut perikehidupan

Demokrasi Pancasila

Page 188: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

172

bermasyarakat dan bernegara dan berbangsa, sejauh mungkindilakukan dan diputuskan dengan musyawarah dan mufakat, demiuntuk kepentingan rakyat. Kecuali terpaksa baru dilaksanakansecara voting.

2. Bahwa dalam demokrasi Pancasila, pemerintah tidak mengenalpemisahan kekuasaan berdasarkan paham kekeluargaan,maksudnya dalam demokrasi ini tidak dikenal adanya bentuk-bentukoposisi, diktator mayoritas, dan tirani minoritas. Hubungan antaralembaga pemerintahan dengan lembaga-lembaga negara lainnya,senantiasa dilandasi oleh semangat kebersamaan, keterpaduan,dan keterbukaan yang bertanggung jawab.

3. Demokrasi Pancasila di bidang ekonomi tercermin dalam pasal 33UUD 1945, dimana dalam pasal (1) disebutkan :”Perekonomiandisusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan”. Pasal(2) “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yangmenguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara”.Kemudian pasal (3) disebutkan: “Bumi dan air dan kekayaan alamyang terkandung di dalamnya dikuasai Negara dan dipergunakansebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Kemudian pada pasal(4) berbunyi: “Perekonomian nasional diselenggarakan bedasar atasdemokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensiberkeadilan, berkelanjutan, berwawasan liangkungan, kemandirian,serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuanekonomi nasional”. Sementara pada pasal (5) dinyatakan:“Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diaturdalam perundang-undangan.”

Untuk maksud tersebutlah maka Negara telah mengeluarkansejumlah perundang-undangan, yang antara lain:

1. UU. Nomor 5 tahun 1984 tentang “Perindustraian”

2. UU. Nomor 25 Tahun 1992 tentang “Perkoperasian”3. UU. Nomor 4 tahun 1992 tentang “Perumahan dan Pemukiman”

4. UU. Nomor 7 tahun 1992 tentang “Perbankan”

5. UU. Nomor 1 tahun 1995 tentang “Perseroan Terbatas”

6. UU. Nomor 7 tahun 1996 tentang “Pangan”7. UU. Nomor 8 tahun 1999 tentang “Perlindungan Konsumen”

Page 189: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

173

8. UU. Nomor 23 tahun 1999 tentang “Bank Indonesia”

9. UU. Nomor 5 tahun 1999 tentang “Larangan Praktik Monopolidan Persaingan usaha Tidak Sehat”.

Dengan berbagai ketentuan undang-undang tersebut,diharapkan tumbuhnya unit-unit usaha di bidang ekonomi yangdikelola oleh msyarakat, seperti Koperasi, BUMN, maupun usaha-usaha yang dikelola oleh swasta, seperti Perseroan Terbatas, yangkesemuanya itu bermuara untuk kemakmuran dan kesejahetraanrakyat Indonesia secara keseluruhan.

4. Di bidang Petahanan Negara, tercermin dalam rumusan Pasal 30UUD 1945. Penyelenggaraan pertahanan keamanan Negara,dilaksanakan dengan sistem pertahanan keamanan rakyatsemesta, yang bersifat kesemestaan, kerakyatan, kewilayahan,serta dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban bela Negarabagi setiap warga Negara, dengan mendayagunakan secara opti-mal dan terpadu. Dan sebagai penjabaran dari UUD 1945 pasal 30tersebut, antara lain diwujudkan dalam UU nomor 2 tahun 1982,jo. Nomor 3 tahun 2003 tentang Pertahanan Negara. Dan KetetapanMPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan Tentara NasionalIndonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.

F. Unsur-Unsur Demokrasi/Demokrasi Indonesia.Ahli Ilmu Politik terkemuka Robert Dhal, merumuskan bahwa

unsur-unsur demokrasi terdiri atas hal-hal sebagai berikut:1. Kebebasan untuk membentuk dan bergabung ke dalam suatu

organisasi

2. Kebebasan mengeluarkan pendapat

3. Kebebasan untuk memperoleh jabatan publik

4. Hak pemimpin politik untuk bersaing dalam mendapatkandukungan atau hak

5. Bagi pemimpin politik untuk bersaing melalui pemungutan suara

6. Hak untuk memperoleh informasi yang alternatif

7. Diadakannya PEMILU yang bebas dan jujur

8. Lembaga yang membuat kebijakan publik tergantung padapemungutan suara dan ekspresi penentuan pilihan.

Demokrasi Pancasila

Page 190: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

174

Sementara Unsur-unsur dari demokrasi Pancasila pada umumnyameliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat. Hal tersebut sesuai de-ngan alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945, yang mengatakanbahwa kedaulatan rakyat didasarkan pada Pancasila.

2. Demokrasi berdasarkan untuk kepentingan umum. Kepentinganumum ini juga biasa disebut dengan “res publica”, yang di dalamUUD 1945 dibakukan sebagai republik yang bersifat kesatuan.

3. Demokrasi menampilkan sosok Negara Hukum. Negara hukum(Rechtsstaat) umumnya dirumuskan sebagai Negara hukumdemokrasi. Sebagaimana dijelaskan dalam UUD 1945, bahwa In-donesia ialah Negara berdasar atas hukum dan bukan berasarkanatas kekuasaan semata-mata (Rechtsstaat dan bukan Machtsstaat).Dan sekarang kedudukan Negara berdasarkan atas hukum telahditampung dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945, yang berbunyi:“Negara Indonesia adalah negara hukum”

4. Negara demokratis menggunakan Pemerintahan yang terbataskekuasaannya. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan UUD 1945yang menyatakan: Pemerintahan berdasarkan atas konstitusi dantidak berdasarkan absolutisme.

5. Demokrasi pancasila menggunakan lembaga-lembaga perwakilanyang meliputi MPR, DPR, DPRD dan DPD.

6. Di dalam Negara demokrasi Kepala Negara adalah atas namarakyat. Presiden adalah merupakan mandataris MPR, maka iatunduk dan bertanggung jawab kepada MPR (lihat penjelasan UUD1945). Namun setelah terjadinya perubahan ke empat UUD 1945,maka Presiden tidak labi bertanggung jawab kepada MPR.

7. Demokrasi Pancasila mengakui hak asasi warga negara. Dan didalam UUD 1945 hak dan kewajiban warga Negara, baik kewajibansebagai penduduk, serta hak dan kewajiban sebagai penyelenggaraNegara telah diatur secara rinci.

8. Kelembagaan Negara didasarkan pada pertimbangan yangbersumber pada kedaulatan rakyat. Oleh sebab itu sesuai denganUUD 1945, maka kelembagaan Negara disusun berdasarkan prinsiplembaga tertinggi Negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat,

Page 191: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

175

kemudian lembaga-lembaga tinggi lainnya, kemudian baru alatkelengkapan Negara lainnya.

9. Demokrasi Pancasila bertujuan untuk menciptakan masyarakatyang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

10. Berdasarkan demokrasi Pancasila dia memiliki lembaga legislasif,yaitu DPR (Lihat UUD 1945 setelah perubahan pertama UUD RI).Meiliki lembaga Ekskutif yaitu Presiden dan Menteri-Menterinya,memiliki kekuasaan Yudikatif atau kekuasaan kehakiman yaituMahkamah Agung (MA) dan badan Peradilan lainnya, sebagai ke-kuasaan yang bebas, merdeka dan tidak dipengaruhi olehkekuasaan pemerintah.

11. Dalam demkorasi Pancasila, seluruh warga RI mempunyaikedudukan yang sama dimata hukum dan pemerintahan, seta wajibmenjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa kecuali (Lihatpasal 27 ayat(1) UUD 1945).

12. Demokrasi Pancasila memberikan kebebasan dalam menyalurkanaspirasinya, memberikan kebebasan untuk berserikat, berkumpuldan mengeluarkan pendapat, baik lisan maupun tulisan. Hal tserbutsebagaimana diatur dalam Pasal 28 UUD 1945.(Padmo Wahono,1991: 66-69).

Demokrasi Pancasila

Page 192: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

176

Page 193: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

177

BAB XHAK-HAK DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN

DASAR/ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA

A. PendahuluanIstilah hak-hak Asasi Manusia dalam bahasa Perancis, disebut

dengan: droit de’l homme, yang berarti “hak manusia”. Dalam bahasaInggeris disebut dengan: “human right”, dan dalam bahasa Belanda“mensen rechten”, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesiadengan: Hak-Hak Kemanusiaan atau Hak-Hak Asasi Manusia. (SubandiAl Marsudi, 2003: 95). Sementara apabila kita memperhatikan isi dari“Declaration des droits de l’homme et du Citoyen” (Pernyataan hak-hak manusia dan warga negara) Perancis, di dalamnya mengandungpengertian dari hak-hak asasi manausia, yaitu hak yang dimilikimanusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dari hakikatdari manusia itu sendiri, dan karena itu ia bersifat suci.(H.M.RidwanIndra Ahadian, 1991: 15).

Sebelum terjadinya amendemen (perubahan) atas UUD 1945, didalam UUD 1945 baik dalam Pembukaan maupun dalam batang tubuhUUD 1945 dan penjelasannya, tidak dijumpai adanya perkataanataupun istilah Hak-Hak Asasi manusia ini.

Yang ada hanyalah perkataan hak dan kewajiban warga negara,dan hak-hak dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Adanya hak-ahak asasimanusia baru diwujudkan dalam masa Orde Reformasi, yaitu setelahUUD 1945 mengalami perubahan atau amandemen ke dua, yaitu Hak-

Page 194: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

178

Hak Asasi Manusia dicantumkan dengan tegas. Hal tersebut ditetapkandalam sidang istimewa MPR-RI yang berlangsung dari tanggal 10 S.d.13 Nopember 1998, dengan ketetapam MPR No. XVII/MPR/1998 tetanghak-hak asasi manusia. Yang di dalamnya mengandung amanatpenugasan kepada:

a. Lembaga-lembaga Tinggi Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah,untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemaha-man mengenai hak-hak asasi manusia kepada masyarakat;

b. Presiden RI dan DPR-RI untuk meratifikasi berbagai instrumen PBBtentang Hak Asasi Manusia (HAM), sepanjang tidak bertentangandengan Pancasila dan UUD 1945;

c. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (yang ditetapkan dengan UUNo. 39 Tahun 1999) agar melaksanakan penyuluhan, pengkajian,pemantauan, penelitian dan mediasi tentang Hak-Hak AsasiManusia.

B. Pengertian Hak-Hak Asasi ManusiaAda beberapa pengertian tentang apa itu hak asasi manusia,

misalnya sebagaimana disebutkan di bawah ini:a. Menurut dalam bahasa Perancis Pengetian hak-hak asasi manusia

di dalamnya memuat pengertian dari pada hak-hak asasi manusia,yaitu hak yang dimiliki manusia manurut kodratnya yang tak dapatdipisahkan dari hakikatnya, dan karena itu bersifat suci.

b. Menurut Dardji Darmodihardjo (pakar hukum Indonesia): “Hak-hakasasi manusia adalah hak-hak dasar, atau hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan YME”. (DardjiDarmodihardjo: 1991: 138).

c. Menurut Padmo Wahjono: “Hak asasi manusia adalah hak yangmemungkinkan orang hidup berdasarkan suatu harkat dan martabattertentu (beradab)”. (Padmo Wahyono, 1991: 25)

d. Menurut ketetapam MPR-RI No. XVII/MPR/1998, tentang Hak Asasimanusia disebutkan: “Hak asasi manusia adalah hak sebagaianugerah Tuhan YME, yang melekat pada diri manusia, bersifatkodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabatmanusia”.

Page 195: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

179

Hak Asasi Manusia yang dirumuskan dalam pasal 1 sampaipasal 44 dari TAP MPR tersebut di atas dapat dikelompokkansebagaimana berikut ini:

1. Hak untuk hidup2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

3. Hak mengembangkan diri

4. Hak keadilan

5. Hak kemerdekaan6. Hak atas kebebasan informasi

7. Hak keamanan

8. Hak kesejahteraan

e. Menurut UU No. 39 Tahun 1999, tentang Hak-Hak Asasi Manusia,disebutkan “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yangmelekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhlukTuhan YME, dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintahdan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkatmartabat manusia”.

Dalam UU no. 39 Tahun 1999, Hak Asasi Manusia tersebutdigolongkan kedalam 10 kelompok seperti berikut:1. Hak untuk hidup

2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

3. Hak untuk mengembangkan diri

4. Hak untuk memperoleh keadilan5. Hak atas kebebsan pribadi

6. Hak atas rasa aman

7. Hak atas kesejahteraan

8. Hak turut serta dalam pemerintahan9. Hak wanita, dan

10. Hak anak.

Perbedaan yang mendasar antara TAP MPR/1998 dan UU No. 39/1999, adalah bahwa HAM itu melekat pada hakikat dan keberadaan

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Dasar/Asasi Manusia dalam Pancasila

Page 196: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

180

manusia sebagai makhluk Tuhan YME. Perbedaan berikutnya bahwahak asasi manusia itu wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi.Perbedaan yang lain yaitu tentang rumusan Hak Asasi Manusia, denganmengelompokkannya. Dalam TAP Tahun 1998 hanya 8 kelompok,sedangkan dalam UU No. 9 Tahun 1999 Hak Asasi Manusiadikelompokkan dalam 10 kelompok.

Namun kalau diamati secara cermat dari berbagai macam definisitentang hak asasi manusia tersebut, dapatlah ditarik berbagai unsur-unsur yang ada dalam setiap pengertian dari hak asasi manusiatersebut, yaitu:a. Hak yang dimiliki menurut kodratnya;

b. Hak itu melekat pada diri mansuia;

c. Dia merupakan Pemberian Tuhan;

d. Hak itu harus dipertahankan;e. Hak itu bersifat suci dan luhur;

f. Universal, dimiliki manusia tanpa perbedaan.

C. Macam-Macam Hak Asasi:a) Ada yang membedakan Hak asasi manusia dengan melihat

subyeknya, yaitu:1). Hak-Hak asasi undividu, dan

2). Hak-Hak asasi kolektif atau sosial.

b) Sri Soemantri (dalam bukunya Konstitusi Serta Artinya UntukNegara), membedakan hak-hak asasi menjadi:

1) Hak Asasi Manusia Klasik. Yaitu hak asasi manusia yang timbuldari eksestenti manusia. Hak-hak asasi ini antara lain sepertihak untuk melakukan rapat dan berkumpul, hak untukmenyatakan pendapat, baik secara lisan maupun tertulis, hakuntuk menganut agama tertentu, dan lain-lain.

2) Hak Asasi Manusia Sosial. Yaitu hak-hak manusia yangberhubungan dengan kebutuhan manusia, baik yang bersifatlahiriyah maupun rohaniyah. Hak asasi manusia ini padahakikatnya berkenaan dengan hak manusia/warga negara,untuk hidup bahagia dalam masyarakat di dalam negara.

Page 197: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

181

D. Perbedaan Hak-Hak Asasi Manusia Berdasarkan Objekatau Jenis dan Kepentingannya

1. Personal rights, yaitu hak asasi pribadi. Seperti: Kebebasanmenyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasanbergerak dan lain-lain.

2. Property Rights, yaitu Hak-hak asasi ekonomi, misalnya hak untukmemiliki sesuatu, membeli dan menjual serta memanfaatkansesuatu.

3. Rights of legal equality, yaitu hak asasi untuk mendapatkanperlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

4. Political rights, yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan,seperti hak pilih dan dipilih dalam PEMILIU, hak untuk mendirikanpartai politik, organisasi kemasyarakat, dan lain-lain.

5. Social and cultural rights, yaitu hak mendapatkan dan memilihpendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan sebagainya.

6. Procedural rights, yaitu hak asasi untuk mendapatkan perlakuantata cara peradilan dan perlindungan, seperti hak untuk menda-patkan perlindungan dalam hal terjadi penangkapan, penggele-dahan, penahanan, peradilan dan sebagainya.

7. Rights to development, yaitu hak asasi bagi komunitas atau suatunegara, seperti untuk membangun suatu negara tanpa adanyacampur tangan negara asing.

Negara yang paling tua dalam memperjuangkan hak-hak asasimanusia, adalah negeri Inggeris. Negara Inggeris telah melahirkanahli pikir di bidang kenegaraan, yang dipandang sebagai pendasarhak-hak asasi manusia, yaitu John Locke. ( 1776 ) dengan pemikirannyayang dikenal dengan sebutan “Declaration of Independence” yangmencakup hak untuk hidup, hak kemerdekaan, dan hak milik. (life, lib-erty, dan property).

Sementara di Perancis di kenal dengan semboyan: liberte, egelite,fraternite, yaitu kemerdekaan, kesamaan dan persaudaraan.

Hak asasi ini di Amerika serikat dikenal dengan istilah:Freedom of speech: yaitu kebebasan untuk menyampaikanpendapat atau berbicara

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Dasar/Asasi Manusia dalam Pancasila

Page 198: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

182

Freedom of religion: yaitu kebesan untuk beragama.

Freedom from fear.: yaitu kebebasan dari rasa ketakutan.Freedom from want: yaitu kebebasan dari kemelaratan/kekurangan.

Sementaraa pembentukan Hak-Hak asasi manusia olehPerserikatan bangsa-bangsa disahkan melalui sidang PBB tanggal 10Desember 1948, dengan nama Universal Declaration of Human Rights(Pernyataan sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia )

E. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Menurut PancasilaDalam Negara yang berdasarkan Pancasila, pemahaman atas hak-

hak asasi manusia dipandang penting, yaitu dengan menempatkanmanusia sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya.

Kodrat manusia yang dimaksudkan di sini adalah keseluruhansifat-sifat asli, kemampuan-kemampuan atau bakat alami, kekuasaan,bekal, disposisi yang melekat pada keberadaan/eksestenti manusia,baik sebagai makhluk pribadi maupun makhluk social yang merupakanciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Sedangkan harkat manusia, adalah nilai sebagai makhluk Tuhan,yang memiliki kemampuan-kemampuan cipta, rasa dan karsa,kebebasan, hak-hak serta kewajiban-kewajiban asasi.

Sementara Martabat manusia, adalah kedudukan luhur manusiasebagai makhluk Tuhan lainnya di dunia. Karena manusia adalahmakhluk yang berakal budi dan memiliki harkat berupa kemampuan-kemampuan tadi, dan harkatnya yang tinggi memberi mnusia martabatyang luhur.

Derajat manusia, ada;lah kodrat tingkat kedudukan atau martabatmanusia sebagai ciptaan Tuhan, yang memiliki bakat, kodrat,kebebasan, hak-hak maupun kewajiban-kewajiban asasi. (Soeprapto:1995).

Untuk memahami hak-hak manusia dalam Negara Pancasila,menurut Subandi peran dari adanya Ketatapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998, sangat penting dan strategis. Karena di dalamnya mengan-dung amanat berupa penugasan-penugsan sebagaimana telahdisebutkan di muka.

Page 199: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

183

Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila,berarti mengandung pengakuan terhadap perlindungan hak-hak asasimanusia. Pengakuan dan perlindungan hak asasi tersebut,mengandung arti adanya persamaan dalam: Politik, hukum, sosial,ekonomi, budaya, dan pendidikan dan lain-lain.

Namun perlu dipahami bahwa pelaksanaan hak-hak asasi(khususnya di Indonesia) itu tidak dapat dituntut secara mutlak, karenakalau demikain berarti akan melanggar hak-hak asasi manusia lainnya.Sedangkan pengaturan pelaksanaan hak-hak asasi manusia, adalahmenjadi kewajiban pemerintah dalam suatu negara. Jadi negaramengatur pembatasan-pembatasan dan melindungi pelaksanaan hak-hak asasi manusia tersebut, dengan memperhatikan kepentinganumum, kepentingan negara dan bangsa.

Pembatasan-pembatasan tersebut harus memperhatikan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, yang meliputi:

a. Penggunaan hak-hak asasi manusia itu haruslah dapat dipertang-gung jawabkan di hadapan Tuhan YME ( sila I ).

b. Harus meningkatkan kesatuan dan persatuan bangsa, ( sila III ).

c. Harus tetap dalam situasi dan iklim demokratis ( sila IV ).d. Harus menunjang kesejahteraan umum ( sila V ), dan

e. Hak-hak asasi manusia tersebut dapat dibatasi oleh tujuan-tujuannegara.

Dalam Pancasila yang berkaitan dengan hak asasi manusia ini,terdapat dalam sila ke dua. Dan pelaksanaannya haruslah terdapatkeserasian dan keseimbangan antara hak dan kewajibannya dalammasyarakat. Hal tersebut sesuai dengan hakikat kehidupan manusiayang tidak dapat dipisahkan dengan masyarakatnya. Karena keduanyasaling membutuhkan dan saling mempengaruhi. Keserasian hubunganmanusia dengan masyarakatnya merupakan suatu hal yang mutlak,karena manusia tanpa masyarakat lingkungannya tidak akan berartiapa-apa.

Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia, yang disahkan olehBPUPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, adalah merupakan dasar hukumyang berlaku, karenanya di- dalamnya telah ditetapkan pasal-pasalyang berkaitan dengan perlindungan hak-hak asasi manusia. Jiwa

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Dasar/Asasi Manusia dalam Pancasila

Page 200: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

184

hakikat Pancasila mendasari pasal-pasal tersebut, baik mengenai hak-hak asasi yang menjadi milik rakyat, maupun yang berkaitan dengankewajiban-kewajiban yang harus dijalankannya. Dan hal tersebut jelasmerupakan pengewajantahan dari sila Kemanusiaan yang adil danberadab.

Dengan demikian jelaslah bahwa jiwa Pancasila tersebut, telahtertuang dalam sendi-sendi kehidupan sebagaimana digambarkanberikut ini:1. Setiap warga negara Indonesia diakui, dan diperlakukan sesuai

dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME, yaitusama derajatnya dan sama hak dan kewajiban asasinya, dengantanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan lain-lain.

2. Dalam mengembangkan hak-hak itu, selalu dikemukakan sikapsaling mencintai sesama manusia, introspeksi dan menyesuaikandengan kepentingan rakyat banyak, serta tidak melakukan tindakansewenang-wenang menurut kehendak dan hawa nafsu yangmempengaruhinya.

3. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemarmelakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, serta berani membelakebenaran dan keadilan.

4. Dalam hal menghargai hak-hak asasi bangsa lain, beranggapanbahwa manusia-manusia lain yang hidup di kawasan dunia iniadalah berperasaan dan berharkat sama. Karena itulah, perlu dijalinkerja sama yang favourable dalam sikap hormat menghormatidan penonjolan rasa goot neigbourhood.

Oleh sebab itu nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar dan arahkeseimbangan hak dan kewajiban warga negara Indonesia, merupakanpenuntun sikap dan tingkah laku warga negara Indonesia. Nilai-Nilaitersebut memberi keyakinan yang semantap-mantapnya, bahwakebahagiaan hidupnya akan tercapai apabila di dasarkan atas hal-halsebagai brikut:

a). Keselarasan dan Keseimbangan:

Setiap manusia secara kodrati dilahirkan mempunyaikesamaan hak-hak hidup. Dan berdasarkan hukum, hak-hak

Page 201: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

185

kehidupan manusia itu mempunyai ukuran dan penilaian yangsama, seperti:

• Hak persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan• Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan;

• Hak untuk ikut dalam pembelaan negara;

• Hak untuk mendapatkan pengajaran dan lain-lain.

Kemudian sesuai dengan nilai-nilai pancasila, semua haktersebut harus dicapai dengan keselarasan dan keseimbangan,sehingga dapat memberikan ketenangan dan keberhasilan. Artinyabahwa keadaan dengan kemampuan itu harus seimbang.

Demikiian pula persamaan kedudukan dalam hukum danpemerintahan, di mana hak ini diakui sebagai manusia pribadi didalam undang-undang. Semua orang sama kedudukannya dalamhukum, yaitu sebagai manusia pribadi yang memiliki dan mendu-kung hak. Oleh sebab itu titik berat dalam persamaan hukum ini,yaitu tidak mengakui adanya peradilan yang berbeda-beda, antaragolongan yang satu dengan yang lainnya dalam satu masyarakatbangsa.

Keselarasan dan keseimbangan dalam hal persamaankedudukan dalam hukum, berarti tidak dibenarkan seorangmendapat perlakuan berbeda, karena pangkat dan kedudukansosialnya. Sebagai contoh: Anggota masyarakat awam yang karenatidak punya uang dan kemiskinannya, karena mencuri ayam diadihukum sepuluh bulan, tapi bagi seorang pejabat yang korupmalah mendapatkan hukuman bebas, bahkan mendapat berbagaipasilitas dalam pemeriksaan, dalam penahanan, bahkan dalampenjara sekalipun.

Oleh sebab itu mengenai keselarasan dan keseimbangandalam Pancasila ini, melalui UUD 1945 yang didasarinya, bahwakedudukan yang diperoleh setiap warga negara adalah sama.Sementara adanya perkosaan-perkosaan terhadap hak-hak asasimanusia, seperti yang banyak terjadi sampai saat sekarang ini,bukanlah berarti Pancasila tidak menjunjung keselarasan dan

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Dasar/Asasi Manusia dalam Pancasila

Page 202: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

186

keseimbangan, tapi para pelaksana di lapanganlah yang a moraldan menyeleweng dari Pancasila.

Kemudian dalam hal kemerdekaan untuk menyampaikanpendapat, baik secara tulisan maupun lisan, harus pulamemperhatikan keselarasan dan keseimbangan, karena dengandapat mencegah timbulnya perpecahan. Apalagi dalam erareformasi seeperti saat ini, kebebasan dalam berekspresimendapatkan kebasan yang luar biasa. Namun harusnya dalamkehidupan bermasyarakat janganlah berlaku aji mumpung, yangmenyebabkan orang lain merasa dirugikan, tapi sebaiknyaberbuatlah yang dapat menjamin terciptanya kerukunan hidupdalam bermasyarakat.

b). Keluhuran Harkat dan Martabat sebagai Makhluk Tuhan YME.

Pancasila menghendaki bahwa setiap hak yang diperoleh itu,haruslah disesuaikan dengan sifat bangsa Indonesia sendiri, yangsesuai dengan keluhuran harkat dan martabat sebagai makhlukTuhan YME. Manusia yang menjunjung keluhuran harkatnya, adalahmanusia yang tunduk kepada ajaran-ajaran Ketuhanan. Sehinggamereka akan selalu sanggup untuk taat dan tunduk kepada undang-undang, peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah,maupun norma-norma keagamaan. Sehingga segala pemanfaatanhak-hak yang diperoleh, tidak akan bertentangan dengan keluhuranharkat dan martabatnya, serta pengendalian emosi untukmenghindarkan timbulnya pertentangan-pertentangan dalamkehidupan bermasyarakat. Adanya penyalah-gunaan kekuasaan,dan pemanfaatan hak dengan tidak dengan semestinya, akanmenimbulkan berbagai ketegangan di kalangan masyarakat. Padaahal ketegangan-ketegangan tersebut dapat mengganggu program-program pembangunan yang sedang dilaksanakan. Dan akibatnyakerugianlah yang menimpa masyarakat bersangkutan.

F. Hak-Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945Berikut ini dikemukakan hak-hak asasi manusia dalam pasal-pasal

dari UUD 1945, terutama setelah dilakukan amandemen yang ke duapada tahun 1998.

Page 203: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

187

BAB X A

HAK-HAK ASASI MANUSIAPasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankanhidup dan kehidupannya.

Pasal 28B

(1).Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkanketurunan melalui perkawinan yang sah.

(2).Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh danberkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dandiskriminasi.

Pasal 28C

(3) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhankebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan danmemperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, senidan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demikesejahteraan umat manusia.

(4) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam mem-perjuangkan secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsadan negaranya.

Pasal 28D(5) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapanhukum.

(6) Setiap orang berhak untuk bekerja, serta mendapat imbalan danperlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

(7) Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang samadalam pemerintahan.

(8) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28E(4) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut

agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih perkejaan,

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Dasar/Asasi Manusia dalam Pancasila

Page 204: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

188

memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayahNegara dan meninggalkannya, serta berhak untuk kembali.

(5) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

(6) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, danmengeluarkan pendapat.

Pasal 28FSetiap orang berhak untuk berkomonikasi dan memperoleh informasiuntuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhakuntuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah danmenyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluranyang tersedia.

Pasal 28G

(1). Setiap orang berhak atas pelindungan diri pribadi, keluarga,kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawahkekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dariancaman kekuatan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yangmerupakan hak asasi.

(2). Setiaorang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuanyang merendahkan derajat martabat manusia dan berhakmemperoleh suaka politik dari Negara lain.

Pasal 28H

(1). Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempattinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehatserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(2). Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuankhusus, untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang samaguna mencapai persamaan dan keadilan.

(3). Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkanpengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yangbermartabat.

Page 205: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

189

(4). Setiap orang berhak mempunyai milik pribadi, dan hak miliktersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang olehsiapapun.

Pasal 28I

(1). Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikirandan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hakuntuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untukdituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasimanusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.

(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskri-minatif atas dasar apaun, dan berhak mendapatkan perlindunganterhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selarasdengan perkembangan zaman dan peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasimanusia adalah tanggung jawab Negara, termasuk pemerintah.

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuaidengan prinsip Negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaanhak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturanperundang-undangan.

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang laindalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajibtunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan perundang-undangan, dengan maksud semata-mata untuk menjaminpengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang laindan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai denganpertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertibanumum dalam suatu masyarakat demokratis.

Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Dasar/Asasi Manusia dalam Pancasila

Page 206: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

190

Page 207: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

191

BAB XIPANCASILA SEBAGAI PRADIGMA

KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSADAN BERNEGARA

A. Pengertian ParadigmaIstilah Paradigma sebagai suatu konsep, kali pertama diperke-

nalkan oleh Thomas Kuhn dalam bukunya The structure of ScientificRevolution (1970: 49), dan kemudian dipopulerkan dalam teori sosialoleh Robert Freidrichs (1970). Ia mengatakan intisari dari pengertianParadigma adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretisyang umum, (merupakan suatu sumber nilai) sehingga merupakansuatu sumber hukum-hukum, metode, serta penerapan dalam ilmupengetahuan, sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakterilmu pengetahuan itu sendiri.

Istilah paradigma kemudian berkembang dalam berbagai bidangkehidupan manusia serta ilmu pengetahuan lainnya, misalnya politik,hukum, ekonomi, budaya serta bidang-bidang lainnya. Istilahparadigma juga berkembang menjadi terminologi yang mengandungkonotasi pengertian: sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar,sumber asas aerta arah dan tujuan dari suatu bidang tertentu termasukdalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.

George Ritzer membuat pengertian pradigma adalah suatupandangan yang mendasar dari para ilmuan, tentang apa yang menjadipokok sasaran, yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ataudisiplin ilmu pengetahuan. Dengan demikian paradigma merupakan

Page 208: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

192

alat bantu bagi ilmuan, dalam merumuskan tentang apa yang harusdipelajari, persoalan-persoalan apa saja yang harus dijawab,bagaimana seharusnya menjawabnya, serta aturan-aturan apa yangharus diikuti, dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh.

Bertolak dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalamsuatu cabang ilmu pengetahuan tertentu memungkinkan terdapatnyabeberapa paradigma. Dengan demikian dimungkinkan ada beberapakomunitas i lmuan, yang masing-masing berbeda titik tolakpandangannya, tentang apa yang menurut mereka menjadi pokokpersoalan, yang semestinya dipelajari dan diselidiki oleh cabang ilmupengetahuan tersebut.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan NasionalPembangunan pada hakikatnya, adalah merupakan upaya untuk

melakukan perubahan dari suatu kondisi ke arah kondisi yang lebihbaik. Sedangkan tujuan pembangunan negara Indonesia, sebagaimanatertuang dalam Pembukaan UUD 1945 adalah: “Melindungi segenapbangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dan memajukan kesejah-teraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Secara filosofis hakikat kedudukan Pancasila sebagai Paradigmapembangunan, mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segalaaspek pembangunan, kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilaiyang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Demikian pula dalammewujudkan tujuan pembangunan Indonesia, haruslah dikembalikanpada dasar-dasar hakikat manusia itu sendiri, yaitu sebagai makhlukyang “monoplularis” yang memiliki kodrat sebagai makhluk individudan makhluk sosial, sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dansebagai makhluk Tuhan YME, yang memiliki jiwa (rohaniyah: akal,rasa, kehendak) dan raga (jasmani).

Sedangkan pembangunan yang berdasarkan pada nilai-nilaipancasila tersebut, dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelak-sanaan maupun dalam pengawasan. Demikian pula dengan pelakupembangunan, segala aktifitasnya hendaknya diupayakan untukmencapai tujuan hidup bersama, bukan hanya demi kepentingan hidupsesaat masing-masing pihak secara individu. Pancasila juga harusdijadikan dasar dalam berperilaku, serta bersikap pelaku pembangu-

Page 209: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

193

nan. Bilamana hal itu tidak dilakukan maka mustahil pembangunannasional dapat berhasil dengan baik.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan IPTEKDalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan pening-

katan harkat dan martabatnya, manusia perlu mengembangkan ilmupengetahuan dan teknologi (IPTEK). Agar tujuan pengembangantersebut dapat mencapai tujuannya dia perlu terikat dengan nilai-nilai. Dan Pancasila telah memberikan nilai-nilai untuk pembangunanIPTEK tersebut. Demikian pula Pancasila yang sila-silanya merupakansuatu kesatuan yang sistematis, haruslah menjadi sistem etika dalampengembangan IPTEK. Yang secara singkat dapat dijelaskan sebagaiberiut:

Sila pertama: “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila ini memberikandasar bahwa IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, apayang dibuktikan, dan yang diciptakan. Tetapi juga dipertimbangkanmaksudnya dan akibatnya, apakah merugikan manusia dan masyarakatserta alam sekitarnya. Pengolahan harus diimbangi dengan Pelestarian.Sila ini menempatkan manusia di alam semesta bukan sebagaipusatnya, melainkan sebagai bagian yang sistemik dari alam yangdiolahnya.

Sila kedua: “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila ini mem-berikan dasar-dasar moralis, bahwa manusia dalam mengembangkanIPTEK, haruslah secara beradab. Harus berdasarkan pada hakikattujuan demi kesejahteraan umat manusia. IPTEK bukan untuk kesom-bongan, kecongkakkan dan keserakahan manusia, tapi demi untukmeningkatkan harkat dan martabat manusia.

Sila ketiga: “Persatuan Indonesia”. Sila ini mendasari bahwa IPTEKhendaknya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme, rasa kebesaranbangsa, serta rasa keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusiadi dunia.

Sila keempat: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak-sanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Sila ini mendasaribahwa poengembangan IPTEK itu haruslah bersifat demokratis. Artinyailmuan memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. NamunIlmuan juga harus menghormati dan menghargai kebebasan orang

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 210: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

194

lain. Serta memiliki sikap yang terbuka, terbuka untuk dikritik, dikajiulang, maupun dibandingkan dengan penemuan dari teori lainnya.

Sila ke lima: “Keadilan sosial bagi seluh rakyat Indonesia”. Silaini sebagai dasar dalam pengembangan IPTEK dalam menjagakeseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan. Yaitukeseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri,dan manusia dengan Tuhannya, serta antara manusia dengan manusialain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusiadengan alam lingkungannya.

D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembanguan POLEKSOSBUDHANKAMPembangunan POLEKSOSBUDHANKAM sering juga diungkapkan

dengan pelaksanaan pembangunan manusia seutuhnya, ataupembanguan manusia secara lengkap, pembangunan seluruh unsurhakikat manusia sebagai makhluk monopluralis, atau dengan kata lainmembangun martabat manusia.

1. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik.

Pembangunan dan pengembangan politik adalah:

a. Benar-benar untuk merealisasikan tujuan harkat dan martabatmanusia.

b. Menciptakan sistem yang menjamin hak-hak asasi manusia.c. Dalam rangka menciptakan kekuasaan negara yang berdasarkan

kekuasaan rakyat, bukan kekuasaan perorangan atau kelompok.

d. Untuk memberikan dasar moral supaya negara tidak berdasarkankekuasaan, tetapi atas dasar budi pekerti kemanusiaan, sertamemegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Demikian pula dalam sila-sila Pancasila tersusun atas urut-urutanyang sistematis, bahwa dalam politik negara harus mendasarkan pada:Kerkyatan ( sila ke 1), adapun pengembangan dan aktualisasi politiknegara berdasarkan pada moralitas berturut-turut mulai moralKetuhanan (sila ke 1), moral Kemanusiaan (sila ke 2) dan moralpersatuan, yaitu ikatan moralitas sebagai suatu bangsa (sila ke 3).

Page 211: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

195

Dan aktualisasi dan pengembangan politik negara demi tercapainyakeadilan dalam hidup bersama (sila ke 5).

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pengembangan politik negaraterutama dalam era reformasi ini adalah didasarkan pada moralitassebagaimana tertuang dalam sila-sila Pancasila. Sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara, dengan memfitnah,memprovokasi, menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk diadudomba harus segera diakhiri.

2. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ekonomi

Pradigma pengembangan ekonomi yang berdasarkan Pancasila,adalah pengembangan ekonomi dengan sistem yang mendasarkanpada moralitas humanistik, yaitu ekonomi yang berkemanusiaan. Yaitupengembangan ekonomi yang berkerakyatan, yang bertujuan demikesejahteraan rakyat secara luas.

Paradigma pengembangan ekonomi berdasarkan Pancasilabukanlah hanya mengejar pertumbuhan saja, melainkan juga demikemanusiaan, dan demi kesejahteraan seluruh bangsa. Jadi pengem-bangan ekonomi bangsa berdasarkan atas kekeluargaan seluruhbangsa. Dan pengembangan ekonomi tidak dapat dipisahkan dengannilai-nilai kemanusiaan. Karena hal tersebut didasarkan pada kenya-taan, bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhikebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera.

Dengan kata lain kita semua harus menghindari diri dari pengem-bangan ekonomi yang hanya mendasarkan persaingan bebas, monopolidan lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia, menim-bulkan penindasan atas manusia yang satu atas yang lainnya.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Sosial Budaya

Paradigma pengembangan sosial budaya pada masa reformasidewasa ini haruslah mengangkat nilai-nilai yang tercantum dalamPancasila. Dalam prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifathumanistik. Yaitu nilai Pancasila mendasarkan pada nilai yangbersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yangberbudaya, sebagaimana yang termaktub dalam sila ke dua padaPancasila yaitu sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 212: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

196

Oleh sebab itu dalam rangka pengembangan sosial budaya, makaPancasila merupakan sumber normatif bagi peningkatan humanisasidalam bidang sosial budaya. Dan sebagai kerangka kesadaran Panca-sila dapat merupakan dorongan untuk universalisai dan transindentasi,maksudnya:

Universalisasi, yaitu melepaskan simbol-simbol dari keterkaitanstruktur, danTransindentasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia,dan kebebasan spirituil.

Dalam era reformasi ini sering kita saksikan gejolak masyarakatyang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang beradab. Hal ini sebagaiakibat pembenturan kepentingan politik demi kekuasaan, sehinggamasyarakat sebagai elemen infrastruktur politik yang melakukan aksisebagai akibat akumulasi persoalan-persoalan politik. Anehnya suatuaksi anarkis tersebut selalu mendapat dukungan politis dari kalanganelit politik bersangkutan. Demikian pula meningkatnya fanatisme etnisdi berbagai daerah mengakibatkan lumpuhnya peradaban masyarakat.

Oleh karena itu suatu tugas yang maha berat bagi bangsa Indo-nesia, pada era pasca reformasi ini untuk mengembangkan aspek sosialbudaya, dengan berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yang secara lebihterinci berdasarkan nilai-nilai Kemanusiaan, nilai Ke-Tuhanan sertanilai Keberadaban.

4. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan HANKAM

Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakathukum. Demi tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukanperaturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka mengaturketertiban warga, maupun dalam rangka melindungi segenap wilayahnegara dan bangsanya.

Dengan pengetian demikian itulah maka keamanan merupakansyarat mutlak untuk tercapainya kesejahteraan warga negara,. Adapundemi tercapainya integritas seluruh masyarakat negara diperlukansuatu pertahanan negara. Dan untuk itu diperlukan aparat keamanannegara dan aparat penegak hukum negara.

Page 213: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

197

Sila pancasila yang ke dua yaitu Kemanusiaan yang adil danberadab, adalah merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanannegara. Oleh sebab itu paradigma pengembangan pertahanan dankeamanan adalah yang dapat menciptakan terjaminnya harkat danmartabat manusia, serta terjaminnya hak-hak asasi manusia. Untukmaksud tersebut maka paradigma pertahanan dan keamanan yangperlu dikembangkan adalah yang berdasarkan kepada nilai-nilai yangterkandung dalam Pancasila. Yaitu paradigma pertahanan dankeamanan negara yang mendasarkan pada tujuan:

1. Demi terciptanya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhlukTuhan yang Maha Esa (sila ke I dan ke II).

2. Atas dasar tujuan demi kepentingan warga dalam seluruh wargaIndonesia. (sila ke III)

3. Untuk menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasankemanusiaan (sila ke IV)

4. Demi terwujudnya keadilan dalam hidup masyarakat (terwujudnyasuatu keadilan sosial) (sila ke V), sehingga negara benar-benarmeletakkan fungsi yang sebenarnya sebagai negara hukum danbukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan semata.

E. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi1. Makna Reformasi

Secara etimologis reformasi berasal dari kata reformation,dengan akar kata reform yang berarti “make or become better byremoving or putting right what is bad or wrong”. Yang secara harfiahberarti reformasi memiliki makna : “suatu gerakan untuk memformatulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpanguntuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengannilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat”. (Riswanda, 1998).

Puncak Tuntutan Reformasi di Indonesia terjadi pada tahun 1998,yang disebabkan oleh kehancuran ekonomi yang disebabkan olehmarajalelanya praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), di hampirsetiap Instansi serta lembaga pemerintahan, serta terjadinyapenyalahgunaan kekuasaan dan wewenang di kalangan para pejabatdan pelaksana pemerintahan negara, yang kesemuanya itumengakibatkan terjadinya penderitaan kepada seluruh rakyat.

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 214: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

198

Sebagai reaksi untuk menghadapi semua penyelewengantersebut, maka timbullah berbagai gerakan rakyat yang dipelopori olehmahasiswa, cendekiawan, dan masyarakat, sebagai gerakan moralpolitik yang menuntut adanya reformasi di segala bidang. Terutamadi bidang ekonomi dan hukum. Dan sebagai keberhasilan gerakanreformasi tersebut ditandai dengan mundurnya Presiden RI Soehartoketika itu, yaitu pada tanggal 21 Mei 1998. Yang kemudian digantikanoleh Wakil Presiden RI ketika itu yaitu Prof. Dr. B.J. Habibie. DanPemerintahan B.J.Habibie inilah (sebagai pemerintahan transisi) yangmengantarkan Indonesia untuk melakukan reformasi secaramenyeluruh.

2. Gerakan Reformasi dan Ideologi PancasilaDalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Ideologi Pancasila

tidak selalu diletakan dalam kedudukan dan fungsi yang sebenarnya.Hal tersebut dapat dilihat dalam beberapa kejadian sebagaimanadigambarkan berikut ini:

Masa Orde Lama, misalnya: terjadinya Gerakan Nasakom,Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup,terjadinya praktek-praktek diktator dalam pemerintahan.

Masa Orde Baru: Pada Era ini Pancasila digunakan sebagai alatlegitimasi politik oleh penguasa. Asas kekeluargaan yang terkandungdalam Pancasila disalah gunakan menjadi praktek Nepotisme,sehingga merajalelanya Kolusi dan Korupsi dimana-mana.

Selanjutnya agar gerakan reformasi tidak disalah gunakan ataudisalah artikan, maka gerakan reformasi tersebut haruslah memenuhisyarat-syarat tertentu yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai dariPancasila itu sendiri.Syarat-syarat reformasi menurut Pancasila:

• Gerakan reformasi dilakukan karena adanya penyimpangan-penyimpangan. Misalnya pada pemerintahan Orde Baru, telahterjadinya KKN dalam berbagai tingkatan pemerintahan. Dengankondisi yang demikian, berarti telah terjadi penyimpanganterhadap makna dan semangat Pembukaan UUD 1945 sertabantang tubuh UUD 45.

Page 215: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

199

• Reformasi dilakukan sesuai ideologi Pancasila. Maksudnya dalamrangka mengembalikan kepada dasar dan nilai-nilai sebagaimanayang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia disaat memperokla-masikan kemerdekaannya.

• Reformasi dilakukan dengan kerangka struktural tertentu dalamUUD 45. Hal tersebut sesuai dengan pengertian reformasi, yaitugerakan untuk mengembalikan suatu keadaan yang sebenarnya.Atau melakukan perubahan kearah sistem negara yang sebenarnya,sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 45 dan Batangtubuh UUD 45.

• Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan yang lebih baik. Yangmeliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya serta dalamkehidupan keagamaan. Dengan kata lain reformasi dilakukandalam rangka meningkatkan harkat dan martabat rakyat Indone-sia sebagai manusia.

• Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagaimanusia yang berketuhanan YME, serta terjaminnya persatuan dankesatuan bangsa.

Dengan perkataan lain bahwa reformasi itu haruslah tetapdiletakkan dalam perspektif Pancasila sebagai landasan cita-cita danideologi dan falsafah bangsa Indonesia. Sehingga reformasi haruslahberdasarkan kepada nilai-nilai Ketuhanan YME, berdasarkankemanusiaan yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia,Berkerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, serta Berkeadilan Sosial Bagi SeluruhRakyat Indonesia.

3. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi HukumSalah satu tuntutan rakyat pasca runtuhnya Orde Baru, adalah

agar dilakukan reformasi di bidang hukum. Dalam Orde Baru kerusakanyang paling parah adalah di bidang hukum. Baik dalam hal produk-produk hukum yang dihasilkan, maupun dalam penegakannya. Kondisitersebut mengakibatkan makin menjauhnya nilai-nilai kemanusiaan,dan menjauhnya rasa keadilan dari masyarakat Indomesia. Hukum tidak

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 216: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

200

lagi menjadi pelindung bagi kepentingan masyarakat, dan yang berlakuhanya bersifat imferatif bagi penyelenggara pemerintahan.

Dengan berbagai alasan tersebut, maka dipandang perludilakukan reformasi di bidang hukum, yakni hukum yang sesuai dengannilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai dasar dan cita-cita dalam melakukan reformasi.

a. Pancasila sebagai Sumber Nilai Perubahan Hukum

Pancasila sebagai Paradigma hukum di Indonesia, (Staatsfun-damentalnorm) atau sebagai sumber hukum, maka Pancasila menjadicita-cita hukum, menjadi kerangka berpikir, sumber nilai, menjadi arahpenyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia. Dalampengertian inilah, maka Pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum,terutama dalam kaitannya dengan berbagai macam upaya perubahanhukum. Atau Pancasila harus menjadi paradigma dalam suatuperubahan di bidang hukum. Oleh sebab itu materi-materi dalam suatuproduk hukum atau perubahan hukum harus senantiasa dapat berubah,bahkan diubah disesuaikan dengan perkembangan zaman dankemajuan IPTEK, atau sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat.Namun sumber nilainya harus tetap, (yaitu nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila). hal tersebut mengingat kenyataan bahwa hukumitu tidak berada pada situasi yang vacum.

Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa Pancasila sebagaiparadigma dalam melakukan reformasi dibidang hukum, makaPancasila itu dapat dipandang sebagai cita-cita hukum yang berkedu-dukan sebagai staatsfundamentalnorm dalam negara Indonesia. Olehsebab itu cita-cita hukum Pancasila dapat memenuhi fungsi konstitusifmaupun fungsi regulatif. Dan dengan fungsi regulatifnya tersebutlahPancasila menentukan dasar suatu tatanan hukum, yang memberi artidan makna bagi hukum itu sendiri. Demikian pula dengan fungsiregulatifnyalah Pancasila menentukan apakah suatu produk hukumitu mengandung nilai-nilai keadilan atau sebaliknya ketidak adilan.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupa-kan pokok pangkal dari derivasi (penjabaran) dari tertib hukum di In-donesia termasuk UUD 1945. Atau dengan perkataan lain menurutistilah ilmu hukum disebut sebagai sumber dari segala peraturan danperundang-undangan di Indonesia (Mahfud, 1999: 59).

Page 217: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

201

Sementara sunber hukum tersebut dia meliputi dua macampengertian, yaitu:

1) sebagai sumber formal hukum, yaitu sumber hukum ditinjau daribentuk dan tata cara penyusunan hukum, yang mengikat terhadapkomonitasnya. Misalnya Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,Peraturan Daerah, dan lain-lain.

2) sebagai sumber material hukum, yaitu suatu sumber hukum yangmenentukan materi dan isi suatu norma hukum. (Darmodihardjo.(1996: 206).

Sekalipun menurut pakar lainnya mengatakan, bahwa selain keduasumber yang terkandung dalam Pancasila tersebut, dalam reformasihukum juga harus bersumber pada kenyataan empiris yang ada dalammasyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk aspirasi-aspirasi yangmereka sampaikan atau yang mereka kehendaki. Atau sebagaimanayang dikatan oleh Johan Galtung: bahwa suatu perubahan atau pe-ngembangan secara ilmiah haruslah mempertimbangkan tiga unsur,yang terdiri: (a) Nilai, (b), Teori (norma) dan (c) Fakta atau realitasempiris (Galtung, 1980: 30-33).

Selajutnya karena di dalam Pancasila terkandung nilai-nilaireligius, nilai hukum kodrat, nilai hukum moral, maka wajarlah kalauPancasila menjadi sumber material hukum positif di Indonesia, yangmenentukan isi dan bentuk peraturan dan perundang-undangan Indo-nesia yang tersusun secara hierakhis.

Pancasila menjamin adanya keserasian, dan tidak adanya kontra-diksi antara berbagai peraturan perundang-undangan, baik secaravertikal maupun secara horizontal. Sehingga apabila terjadi ketidakkonsestenan atau pertentangan dalam suatu norma hukum dengannorma hukum lainnya, yang secara hierarkhis lebih tinggi apalagidengan Pancasila, berarti telah terjadi ketidaklegalan (illegelity), dankarenanya norma hukum yang lebih rendah itu dinyatakan batal demihukum.

b. Dasar Yuridis Reformasi Hukum

1. Agar perubahan atau reformasi hukum dapat berjalan dengan baikmaka dia haruslah memiliki landasan dan tujuan yang jelas. Dengan

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 218: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

202

demikian juga akan terhindar dari keadaan yang oleh ThomasHobbes disebut dengan “ Homo Homini Lupus “ yaitu manusiamenjadi serigala bagi manusia lainnya, dan hukum yang berlakuadalah hukum rimba.

2. Reformasi terhadap UUD 45 (dalam beberapa pasalnya) dilakukandengan beberapa alasan berikut: Dalam praktek penyelenggaraankenegaraan dia bersifat multi interpretable, dan memberikan porsikekuasaan yang sangat besar kepada Presiden (Executive heavy).Semua itu berakibat memberikan konstribusi terhadap terjadinyakrisis politik serta mandulnya fungsi hukum dalam negara republikIndonesia. Oleh sebab itu perlu diadakan reformasi terhadap pasal-pasal UUD 45 tersebut.

3. Terhadap UUD 45 dapat dilaksanakan reformasi, dengan catatanperubahan tersebut tidak melakukan terhadap Pembukaan dari UUD45 itu sendiri. Karena Pembukaan UUD 45 adalah merupakan pokokkaidah negara yang fundamental. Dia merupakan sumber hukumpositif, karena di dalamnya memuat Pancasila sebagai Dasarfalsafah bangsa, serta terlekat pada kelangsungan hidup negaraproklamasi 17 Agustus 1945.

4. Semua perubahan atau produk hukum di Indonesia, haruslahdidasarkan pada pokok-pokok pikiran yang terkandung dalamPembukaan UUD 45. Karena dia pada hakikatnya adalah merupakancita-cita hukum dan merupakan esensi dari sila-sila Pancasila.

5. Pancasila sumber yuridis dari reformasi hukum di Indonesia, adalahsebagaimana telah diamanatkan dalam Tap No. XX/MPRS/1966,yang meyatakan bahwa Pancasila adalah sebagai sumber dari se-gala sumber hukum di Indonesia. Hal tersebut berarti sebagai sum-ber produk dan proses penegakan hukum yang harus senantiasabersumber pada nilai-nilai Pancasila.

6. Berbagai macam produk peraturan perundang-undangan, yangtelah dihasilkan dalam era reformasi dalam bidang hukum, yangberkaitan Undang-Undang politik antara lain adalah berikut:1) UU No. 2 Tahun 1999, tentang Partai Politik.

2) UU No. 3 Tahun 1999, tentang Pemilihn Umum.

3) UU No. 4 Tahun 1999, tentang Susunan dan Kedudukan MPR,DPR dan DPRD.

Page 219: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

203

4) UU pokok Pers, sehingga Pers yang Bebas dan Demokratis.

5) UU tentang Otonomi Daerah, meliputi UU No, 25 tahun 1999,6) UU tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah.

7) UU No. 28 Tarhun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yangBersih dan Bebas dari KKN.

7. Pada tingkatan MPR telah dilakukan reformasi hukum melaluisidang-sidang istemewa MPR pada bulan Nopember 1998, yangtelah menghasilkan beberapa ketetapan, yang antara lain:

a. Tap MPR Nomor VIII/MPR/1998, tentang pencabutan Referen-dum, karena menghambat demokrasi.

b. Tap Nomor IX/MPR/1998 Tentang GBHN yang tidak mungkindilaksanakan karena krisis ekonomi serta politik.

c. Tap. Nomor X/MPR/1998, Tentang Pokok-Pokok ReformasiPembangunan.

d. Tap Nomor XI/MPR/1998 Tentang Negara yang Bebas dari KKN.

e. Tap. MPR Nomor XIII/MPR/1998 Tentang Masa Jabatan Presiden.f. Tap MPR Nomor XIV/MPR/1998 Tentang Pemilihan Umum tahun

1999.

g. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 Tenang Otoinomi Daerah danPerimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

h. Tap MPR Nomor XVI/MPR/1998 Tentang Demokrasi Ekonomi.

i. Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 Tentang Hak-Hak AsasiManusia.

j. Tap MPR Nomor XVIII/MPR/1998 Tentang Pencabutan P.4.

k. Dan berbagai perundang-undangan lainnya.

c. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi PelaksanaanHukum.Bahwa untuk pelaksanaan hukum yang baik, haruslah ditunjang

oleh aparat penegak hukum yang memiliki integritas, sesuai dengansumpah jabatan dan tanggung jawab moral sebagai penegak hukum.Integritas dan moralitas para aparat penegak hukum dengan sendirinya

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 220: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

204

haruslah memiliki landasan nilai-nilai, serta norma yang bersumberpada landasan filosofis negara, yaitu falsafah Pancasila. Oleh sebabitu pelaksanaan hukum adalah untuk:

1. Dalam era reformasi ini maka pelaksanaan hukum haruslah sesuaidengan nilai-nilai dari Pancasila, yaitu dalam rangka untukmelindungi hak-hak warganya, terutama yang berkaitan denganhak asasi manusia sebagai karunia dari Tuhan YME ( sila I dan II ).

2. Dalam mengembalikan supremasi hukum, yang menganut pahambahwa kekuasaan itu adalah berada di tangan rakyat (sila ke IV)melalui MPR, yang dilakukan melalui PEMILU. Jadi kekuasaan itubukan berada ditangan perorangan atau kelompok.

3. Pelaksanaan hukum di era reformasi ini, haruslah benar-benaruntuk mewujudkan negara yang demokratis dengan supremasihukum, sehingga dapat mewujudkan jaminan atas terwujudnyakeadilan (sila ke V) dalam negara Indonesia.

4. Terciptanya keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiapwarga negara, dengan tidak memandang kepada pangkat, jabatan,golongan, etnis, maupun agama. Dan semuanya itu baru dapatterlaksana, bilamana semua penegak hukum (polisi, kejaksaan, dankehakiman) benar-benar bersih dari praktek KKN.

F. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi PolitikLandasan atau sumber nilai sistem politik Indonesia, adalah

sebagai mana terkandung dalam Pembukaan UUD 45 pada alenia IV,yang berbunyi: “... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indo-nesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yangterbentuk dalam suatu susunan negara republik Indonesia yangberkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang MahaEsa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia,Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, serta dengan Mewujudkan KeadilanSosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Di bidang politik ini khususnya yang berkaitan dengan nilaidemokrasi politik, sebagaimana terkandung dalam Pancasila, adabeberapa yang perlu dilakukan reformasi, yang antara lain meliputi:

Page 221: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

205

a. Reformasi Atas Sistem Politik

Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem Politik dan mekanismedemokrasi, yang berlaku pada Era Orde Baru, adalah berlandaskanpada undang-undang, yang antara lain sebagaimana berikut:1. UU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD (UU No

16/1969 jis UU nomor 5/1975 dan UU nomor 2/1985).

2. UU tentang Partai Politik dan Golongan Karya (UU.No.3/1975,jo.UU No.3/1985).

3. UU tentang Pemilihan umum (UU No.15/1969 Jis UU No.4/1975,UU No.2/1980, dan UU No. 1/1985).

Dari kenyataan tersebut maka dalam melaksanakan reformasiterhadap sistem politik, harus didahului dengan melakukan perubahanatau reformasi terhadap berbagai UU, yang menjadi dasar daripelaksanaan sistem politik tersebut, sehingga sesuai dengan apa yangterkandung dalam paradigma Pancasaila.

Susunan Keanggotaan MPR, DPR, dan DPRD.

Salah satu tuntutan masyarakat yang sangat vital dengan dilaku-kannya reformasi, adalah perubahan susunan keanggotaan MPR, DPR,dan DPRD saat itu. Namun untuk melakukan perubahan terhadapsusunan keanggotaan MPR, DPR dan DPRD tersebut, terlebih dahuluharus dilakukan reformasi terhadap peraturan perundang-undangan,yang merupakan dasar dalam penetapan anggota MPR, DPR dan DPRDpada Era Orde Baru, yaitu UU No.2/1985, yang antara lain menetapkan:

1. Susunan keanggotaan MPR terdiri atas keseluruhan anggota DPR,ditambah dengan anggota utusan daerah dan utusan golongan“sebagai kelompok yang lain” dalam jumlah yang sama.

2. Utusan golongan diangkat oleh Presiden, sedangkan utusan daerahditetapkan oleh DPRD Tingkat I, yang di dalamnya harus termasukGubernur/Kepala Daerah Tingkat I.

3. Susunan keanggotaan DPR dan DPRD tingkat I dan tingkat II, tidakseluruhnya dipilih oleh rakyat melalui PEMILU, melainkan sebagiandipilih dan diangkat oleh Presiden.

4. Kata “ditambah” seperti termaktub dalam pasa 2 ayat (1) UUD1945, secara matematis menunjukkan perbandingan jumlah

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 222: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

206

anggota MPR utusan Daerah dan utusan Golongan, yang notabenediangkat dan sekedar sebagai tambahan akan lebih besardibandingkan jumlah anggota MPR yang dipilih langsung olehrakyat. Bahkan ditambah lagi dengan anggota DPR dari fraksi ABRIyang juga tidak dipilih melalui Pemilihan umum.

Bila kita kaji lebih dalam tentang susunan keanggotaan MPR, yangtermuat dalam UU Politik No.2/1985 seperti tersebut di atas, nampakdengan jelas bahwa undang-undang tersebut tidak menggambarkansituasi yang demokratis, serta tidak mencerminkan nilai-nilai yangterkandung dalam Pancasila, bahwa “Kedaulatan” adalah beradaditangan rakyat sebagaimana yang ditetapkan dalam UUD 1945.

Atas dasar kenyataan seperti tersebut di atas, maka susunankeanggotaan MPR, DPR dan DPRD, yang tercantum dalam UUD 1945perlu dilakukan perubahan (reformasi), sesuai dengan nilai-nilai yangterkandung (paradigma) dalam Pancasila. Perubahan-perubahandimaksud antara lain misalnya, yang berkaitan dengan MPR:

Page 223: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

207

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 224: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

208

Yang berkaitan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Page 225: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

209

Sementara yang berkaitan dengan anggota MPR yang berasal dariutusan daerah dan golongan yang pengangkatannya berdasarkanketetapan Presiden sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945, BAB IItentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, pasal 2 ayat (1), yangberbunyi: Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan daridaerah-daerah dan golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 226: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

210

dengan undang-undang. Semuanya itu telah dilakukan perubahansebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada BAB VIIA tentangDewan Perwakilan Daerah, pada pasal 22C sebagaimana dalam ayat-ayat berikut ini:

(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap propinsimelalui pemilihan umum.

(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap pripinsi jumlahnyasama, dan seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu, tidaklebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalamsetahun.

(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur denganundang-undang.

Berikutnya pada pasal 22D menetapkan:(1) Dewan Perwakilan daerah dapat mengajukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitandengan otonomi daerah, pembentukan dan pemekaran sertapenggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan pertimbangankeuangan pusat dan daerah.

(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusatdan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber dayaekonomi lainnya, serta pertimbangan keuangan pusat dan daerah,serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyatatas rancaangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,pendidikan dan agama.

(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan ataspelaksanaan undng-undang mengenai otonomi daerah,pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubunganpusat dan ndaerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan danbelanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikanhasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagaibahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti.

Page 227: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

211

(4) Aggota Dewan Perwakilan Daerah dapat diberhentikan darijabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalamundang-undang.

b. Reformasi atas kehidupan PolitikSebelum Era reformasi nilai-nilai yang terkandung dalam

Pembukaan UUD 45 dan batang tubuh UUD 45 dalam implementasinyatelah disalah gunakan dan dijadikan alat sebagai legetimasi politikpenguasa, dengan tujuan untuk mempertahankan kekuasaannya. Haltersebut mereka lakukan dengan berbagai cara, yang antara laindengan cara pelaksanaan asas tunggal, P.4 serta pemaksaaninterpretasi Pancasila melalui penataran, serta penyesuaian makna-makna pada pasal-pasal UUD 45 berdasarkan kepentingan penguasapada saat itu.

Oleh sebab itu reformasi kehidupan politik perlu dilaksanakandengan jalan:

1. Revitalisasi ideologi Pancasila, yaitu dengan mengembalikanPancasila kepada kedudukan dan fungsi yang sebenarnya, yaitusebagai sumber nilai dan sumber norma dalam segala penentuankebijaksanaan negara, dan reformasi peraturan perundang-undangan negara.

2. Reformasi kehidupan politik juga dilakukan dengan meletakkancita-cita kehidupan kenegaraan dan kebangsaan dalam kesatuanwaktu, yaitu nilai masa lalu, masa kini dan masa mendatang. Atasdasar inilah maka pertimbangan realistik sebagai unsur yangsangat penting yaitu dinamika kehidupan masyarakat, aspirasi sertatuntutan masyarakat yang senantiasa berkembang untuk menjamintumbuh berkembangnya demokrasi di negara Indonesia, karenafaktor penting demokrasi dalam suatu negara adalah partisipasidari seluruh warganya.

G. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi EkonomiDi Era sebelum reformasi, pelembagaan politik yang demokratis

belum dapat terwujud. Kondisi tersebut mengakibatkan hubunganpribadi menjadi mekanisme utama dalam hubungan sosial, polirik, danekonomi dalam suatu negara.

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 228: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

212

Kelemahan tersebut memberikan peluang untuk tumbuh danberkembangnya hubungan antara penguasa politik dengan pengusaha,bahkan antara birokrat dengan pengusaha. Dan lebih parahnya lagibanyak pula penguasa yang menjadi penguasa, yang didasarkan atasbirokrasi dan wibawa keluarga penguasa.

Pada Era Orde Baru ekonomi Indonesia juga bersifat “birokratikotoritarian” , yang ditandai dengan pemusatan kekuasaan, dan parti-sipasi dalam pembuatan keputusan-keputusan nasional sepenuhnyaberada di tangan penguasa bekerjasama dengan kelompok-kelompokmiliter dan kaum teknokrat. Dan kelompok pengusaha “oligopolistik”(sekelompok kecil pengusaha yang berpolitik), didukung oleh pemerin-tah bekerja sama dengan masyarakat internasional, dan lebih-lebihlagi kuatnya pengaruh otoritas kekuasaan keluarga pejabat negaratermasuk Presiden.

Kebijakan ekonomi pemerintah hanya berdasarkan padapertumbuhan, namun mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan bersamaseluruh bangsa. Sehingga yang terjadi adalah kesejahteraan tersebuthanya terjadi di seputar penguasa dan keluarga. Hal-hal tersebutlahyang mendorong perlunya reformasi dibidang ekonomi, dengan men-jadikan Pancasila sebagai paradigmanya, yaaitu reformasi ekonomiyang berbasis pada ekonomi rakyat, yang berdasarkan pada nilai-nilaiPancasila yang mengutamakan kesejahteraan seluruh bangsa Indo-nesia, yang dapat dilakukan dengan:

1. Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan, yaitu denganmelakukan program- program “Social safety net”, atau yang lebihpopuler disebur dengan “Jaringan Pengaman Sosial” (JPS).Sementara untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadappemerintah, maka pemerintah harus berupaya secara konsestenmenghapuskan praktik KKN, serta mengadili mereka (pejabat,pengusaha dll) yang telah melakukan pelanggaran hukum, sesuaidengan ketentuan yang berlaku.

2. Melakukan program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. Upayaini dilakukan dengan menciptakan kondisi kepastian usaha, yaitudengan diwujudkannya perlindungan hukum serta undang-undangpersaingan usaha yang sehat. Serta melakukan pembenahanterhadap dunia perbankkan dengan sebaik-baiknya.

Page 229: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

213

3. Melakukan transformasi struktural, yaitu guna memperkuatekonomi rakyat maka perlu diciptakan sistem untuk mendorongpercepatan perubahan struktural (Struktural transformation). Yangmeliputi proses perubahan ekonomi tradisional ke ekonomi mod-ern, dari ekonomi lemah menjadi ekonomi yang tangguh, dariekonomi subsistem ke ekonomi pasar, dari ketergantungan menjadiyang mandiri. Demikian pula dari orientasi ekonominya, dari yanglokal menjadi nasioonal dan bahkan internasional.

Manakala semua apa yang disebutkan di atas telah dapatterwujud, maka dengan sendirinya intervensi birokrat pemerintahdalam proses ekonomi, yang melakukan monopoli demi kepentingandiri sendiri dan keluarganya akan dapat diakhiri. Sebaliknya dengansistem ekonomi yang mendasarkan pada nilai-nilai Pancasila, terutamadalam rangka untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh bangsa, makapeningkatan kesejahteraan akan dirasakan oleh sebagian besar rakyatIndoensia. Dengan demikian niscaya akan dapat mengurangi kesen-jangan ekonomi di masyarakat.

Pancasila Sebagai Pradigma Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

Page 230: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

214

Page 231: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

215

BAB XIIAKTUALISASI PANCASILA DALAM

KEHIDUPAN

Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan maksudnya adalah praktiksikap dan perilaku manusia (baik sebagai masyarakat, bangsa danNegara) yang sesuai dengan nilai-nilai moral Pancasila dalamkehidupannya sehari-hari. Makna tersebut pada dasarnya rasional,wajar, dan memang harus seperti itu. Tetapi dalam kenyataannya,sangat sulit untuk mewujudkannya. Dan hal tersebut tak peduli bagimereka yang telah memperoleh penghargaan dipundaknya sekalipun.Singkatnya, hingga saat ini, tidak ada manusia Indonesia yang sikapdan perilakunya adalah merupakan perwujudan nilai-nilai Pancasila,yang dapat dijadikan cermin, teladan oleh orang yang lainnya,termasuk di antaranya para generasi muda yang sekarang sedangmenempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi, SMU, SMP, SD,maupun TK sekalipun. Kesimpulannya aktualisasi nilai moral Pancasiladalam kehidupan masih bersifat utopis, angan-angan, yang tidak tahukapan bisa terwujud. Mungkin satu atau dua generasi yang akan dat-ing, atau mungkin tidak pernah akan terwujud. (Margono, 2002: 89).

Berbagai bentuk pendidikan Pancasila yang ada selama ini, padadasarnya adalah sebagai suatu bentuk usaha aktualisasi nilai-nilaiPancasila dalam kehidupan, tetapi dalam praktiknya sarat denganpendidikan politik yang bertujuan untuk mendukung rezim penguasapada saat itu, dan kering dengan pendidikan moral.

Page 232: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

216

Di sisi lain berbagai upaya tersebut kurang didukung oleh mediayang memadai, dalam bentuk tampilan nyata, sikap dan perilaku tokohmasyarakat, bangsa, maupun negara, sehingga dapat menjadi teladanbagi semua pihak. Bahkan yang lebih teragis mereka itu membericontoh sikap dan perilaku yang justru bertentangan dengan nilai-nilaimoral pancasila.

Idealnya, nilai-nilai moral pancasila itu harus tercermin dalamkehidupan sehari-hari dalam masyarakat, baik dibidang pendidikan,kedokteran, ekonomi, teknologi, dan hkum. Namun dalam kenyataannyamasih jauh dari apa yang diharapkan. Bidang-bidang tersebut dalampraktiknya cenderung berpihak kepada mereka yang kaya atau mampudan mengabaikan masyarakat yang miskin, bahkan sifatnya sepertirangkaian benang kusut yang susah sekali putus, apalagi diurai. Se-hingga akibat lanjutan yang ditimbulkannya adalah, munculnyaberbagai bentuk kesenjangan sosial di masyarakat.

Selanutnya paparan di bawah ini adalah merupakan contoh dariberbagai bentuk kesenjangan tersebut, yang antara lain dapatdigambarkan sebagai berikut:

A. Pendidikan1. Pendidikan adalah salah satu hak masyarakat dalam rangka usaha

untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun dalam kenyataannyatidak semua masyarakat yang memiliki pendidikan tersebut dapatmeningkatkan kesejahteraan hidupnya.

2. Banyak ditemukan masyarakat yang kesulitan untuk memperolehpendidikan yang layak karena berbagai keterbatasan yang merekamiliki.

3. Banyak masyarakat yang kecewa dengan pendidikan, karenapendidikan harus dibayar dengan mahal, tapi setelah selesai tidakmendapatkan kesejahteraan yang menjanjikan.

4. Banyak masyarakat yang ingin memperoleh pendidikan yang layak,tapi karena berbagai keterbatasan atau ketidakmampuan, makamereka hanya memperoleh pendidikan seadanya.

Dari gambaran resebut di atas, tampaknya pendidikan masihmemihak bagi si kaya untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Page 233: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

217

Sebaliknya bagi simiskin dan tidak mampu, mereka cenderung untukmemperoleh pendidikan yang pas-pasan. Kondisi ini tentu saja akanmenyebabkan timbulnya kesenjangan sosial yang semakin dalam danberkelanjutan.

Walaupun Pemerintah telah menjembatani persoalan tersebut,dengan berbagai program bantuan di bidang pendidikan ataubeasiswa, namun hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Bahkanberdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai programbantuan pemerintah di bidang pendidikan tersebut, cenderung disalahgunakan oleh pihk-pihak tertentu, sehingga bantuan yang seharusnyadiberikan kepada masyarakat yang benar-benar miskin dan tidakmampu, justeru dinikmati oleh sekolah-sekolah yang memiliki kejelasandan kedekatan dengan pihak-pihak pelaksana kebijakan. (Margono,2000)

B. Kedokteran/KesehatanPraktik di bidang kedokteran ini banyak yang masih tidak sesuai

dengan nilai-nilai Pancasila. Kondisi tersebut dapat digambarkandengan berbagai kejadian di bawah ini:

Misalnya, kasus pasin yang tidak boleh pulang dari rumah sakitkarena dia tidak mampu membayar semua biaya rumah sakit. Seringterjadi pasin yang datang untuk berobat ke rumah sakit belummendapatkan pelayanan kesehatan apa-apa, tapi pasin tersebutditanya apa mereka mampu membayar biaya yang harus merekakeluarkan. Kalau tak mampu merekapun tidak akan dilayani dan disuruhpulang saja.

Dengan demikian pelayanan kedokteran ternyata masih berpihakkepada mereka yang kaya atau mereka yang mampu. Sehingga seolah-olah mereka-mereka yang kayalah, yang bisa memiliki umur yangpanjang, terutama bila dibandingkan dengan mereka yang miskin.

Untuk mengatasi semua permasalahan tersebut, pemerintahsebenarnya telah melakukan berbagai bantuan, misalnya melalui pro-gram JPS, BLT, ASKENKIN dan yang sejenisnya. Namun dalampraktiknya, masyarakat miskin tetap saja belum dapat memperolehpelayanan sebagaimana yang diharapkan. Bahkan ada sinyalemenyang mengatakan bahwa masyarakat miskin yang menggunakan pro-

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

Page 234: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

218

gram JPS, BLT dan sejenisnya, maka pelayanan yang mereka terimaakah jauh dari harapan. Akibatnya mereka merasa enggan untukmenggunakan program bantuan pemerintah tersebut.

C. Bidang HukumHukum adalah berfungsi untuk menentukan suatu kejadian, fakta,

dan data, apakah semua itu benar atau salah. Namun dalamkenyataannya hukum menjadi tidak jelas. Karena tidak jarang faktadan data itu bermakna ganda sesuai dengan kemauan masing-msingpihak yang berparkara. Tidak jarang hukum hanya berpihak kepada sikaya. Orang kaya cenderung selalu benar bila dibandingkan dengansi miskin. Salah satu contoh konkret yang terjadi pada akhir tahun2009, adalah kasus yang menimpa seorang nenek yang benama Minahdi daerah Bojonegoro. Hanya gara-gara mencuri 3 butir buah kakauyang harganya tidak lebih hanya Rp. 2000,- yang bersangkutan diganjardengan hukuman selama 1,5 bulan. Lain halnya dengan sikaya,walaupun mereka salah, tapi hukumannya pasti ringan. Lihat sajahukuman yang dijatuhkan kepada para koruptor kakap, sungguh sangatjauh dari rasa keadilan.

Hukum juga telah mencabik-cabik rasa kepercayaan masyarakatakan kebenaran dan keadilan, karena kebenaran hanya dihargai denganrupiah atau dolar. Seakan-akan mereka yang kayalah yang berhakmemperoleh kebenaran dan keadilan. Bagi simiskin bila mereka berbuatsalah, mereka bisa langsung digebuki oleh masyarakat bahkan sampaidibakar sekalian. Masih untung bila mereka ditanggkap oleh polisi,namun mereka harus rela manakala kakinya ditembak dengan berbagaialasan.

Untuk mengatasi masalah kebobrokan di bidang hukum ini,pemerintah dan masyarakat sudah berusaha dengan berbagai cara,untuk menempatkan kebenaran dan keadilan hukum yang sebenarnya,diantaranya dengan melibatkan masyarakat dalam membuat berbagaikeputusan hukum. Namun dalam kenyataannya, para penegak hukumtetap saja seperti mempermainkan hukum. Sehingga para MARKUS,Mapia Peradilan tetap saja terjadi di setiap lembaga penegakanhukum.

Page 235: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

219

Contoh-contoh di atas hanya sebagian kecil dari fenomena dimana nilai-nilai moral Pancasila tidak mampu diaktualisasikan dalamkehidupan masyarakat. Berikutnya Fenomena-fenomena di bawah inidapat dijadikan bahan kajian dari berbagai kejadian di masyarakat,terutama dalam perspektif pendidikan moral, sekaligus sebagai bahanlatihan untuk menemukan benang kusut dari berbagai permasalahanmoral yang ada di Indonesia.

Demikian pula fenomena-fenomena di bawah ini, dapat dijadikanbatu pijakan dalam mengkaji berbagai permasalahan kemasyarakatandalam perspektif pendidikan moral Pancasila. Maksudnya bagaimananilai-nilai Pancasila memandang hal tersebut, dan mengapa haltersebut bisa terjadi. Analisis-analisis sosial bisa dijadikan acuandalam membahas permasalahan tersebut.

Namun, kajiannya disajikan secara terbalik. Bukan nilai moralPancasila yang disajikan lebih dahulu, tetapi fenomenanya. Kemudian,bagaimana Pancasila memandang hal tersebut. Semua contoh kasusyang disajikan di bawah ini dikutif dari buku Pendidikan Pancasila,yang ditulis oleh Margono, dan kawan-kawan.

D. NarkobaSebagaimana yang di ketahui melalui berbagai media, bahwa

kejahatan penyalahgunaan narkoba ini sudah memasuki ke setiaplapisan masyarakat. Tak terkecuali di masyarakat terpelajar, dari yangpaling tinggi seperti mahasiswa, sampai kepada yang paling rendahseperti pelajar atau murid SD. Dari para birokrat, pejabat, bahkan parapenegak hukum sekalipun, apalagi orang awam, sudah tidak terhitunglagi yang terlibat dalam kasus penyalah gunakan Narkoba ini. Adayang sebagai pemakai ada pula yang sebagai pengedar, bahkanbanyak pula yang melakoni kedua-duanya.

Fenomena penyalahgunaan narkoba ini tampaknya bukanlah suatuhal yang tabu lagi. Bahkan di Jakarta ditemukan ada kampung di manapengguna dan pengedar narkoba bebas menjalankan aksinya. Tidakhanya itu banyak diantara mereka seluruh keluarganya (ayah, ibu dananak-anak) terlibat dengan kejahatan narkoba. Dan yang lebih tragislagi, banyak di antara mereka itu yang kehidupannya tergantung kepadabisnis haram narkoba ini.

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

Page 236: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

220

Bila di teliti lebih jauh, masih banyak lagi kasus-kasus yangberkaitan dengan narkoba ini yang mencerminkan bagaimana narkobasudah menjadi bagian dari kehidupan masyrakat, baik di kota maupundi desa-desa.

Bagaimana Pancasila memandang hal tersebut? Bagiamana pulaPancasila mampu mengeleminasi keterlibatan generasi berikutnyaagar tidak terjerumus ke jurang narkoba tersebut? hal-hal apa sajayang bisa dilakukan unuk menanggulangi kejhatan narkoba ini?

E. ProstitusiBerkaitan dengan kejahatan prostitusi ini pada beberapa waktu

yang lalu di berbagai media cetak yang terbit di Jawa di Timur, banyakmemberitakan tentang prostitusi di kalangan ABG. Bahkan Koran JawaPos beberapa waktu yang lau sempat memberitakan, tentang transaksiprostitusi ini lengkap dengan fotonya segala. Mereka melakukan tran-saksi di pinggir jalan, mereka melakukannya tidak mengenal waktu,pagi, siang, sore, apalagi pada malam hari. Sungguh suatu pemanda-ngan yang sangat menyedihkan. Bahkan akhir-akhir ini dengan berba-gai kemajuan teknologi informasi, bisnis prostitusi telah memanfaatkanmedia sosial. Sehingga melalui media tersebut dengan gampangnyamenawarkan para wanita cantik yang siap untuk melayani keinginanpara penikmat syahwat, terutama bagi yang mampu membayar sesuaiyang mereka tetapkan.

Kemudian status pelaku protitusi ini juga tidak mengenal usia,baik tua, muda, remaja, dengan berbagai status dan profesi, baiksebagai artis bahkan ada yang berstatus sebagai mahasiswa. Khususprostitusi di kalangan mahasiswa ini diibaratkan sebagai seekor“bunglon”. Sebab bila dilihat sepintas seperti tidak ada karena tidaknampak. Namun apabila diamati lebih jauh ternyata ada. Hal tersebutberdasarkan investigasi majalah “Liberty” beberapa waktu yang lalupernah melaporkan bagaimana liku-liku prostitusi di kalanganmahasiswa ini, terlepas apakah laporannya tersebut benar atau salah.

Mengapa perilaku terlarang tersebut bisa terjadi? BagaimanakahPancasila memandang hal tersebut? Bagiamana pula Pancasila mampumengeleminasi tindakan tidak bermoral tersebut, sehingga gambaranseperti tersebut tidak lagi terjadi dilingkungan kita semua?. Nilai-nilai

Page 237: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

221

Pancasila apa saja yang perlu ditanamkan kepada seluruh lapisanmasyarakat unuk menanggulangi kejahatan prostitusi ini?

F. Free SexAda cerita dari seorang tukang sapu pada sebuah Perguruan

Tinggi. Dia menceritakan bahwa ketika ia sedang menjalankan tugas-nya sebagai tukang sapu, ia pernah menemukan celana dalam wanita.Namun dia tidak menyebutkan di mana kejadiannya dan seberapasering dia menemukannya. Kasus tersebut akan menimbulkan tafsiranbahwa pada kampus tersebut telah terjadi hal-hal yang buruk sepertiprostitusi di lingkungan kampus.

Kasus lainnya yang terjadi di ITENAS, di mana dua mahasiswanyalaki-laki dan perempuan telah melakukan hubungan seks di luar nikah.Tragisnya perbuatan mereka tersebut mereka abadikan dengan mere-kam adegan mesum yang mereka lakukan. Perbuatan terkutuk tersebutmereka gandakan dan disebar luaskan, bahkan diperjualbelikan.

Dari gambaran kasus tersebut di atas, nampak sekali bahwa nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam Pancasila sangat jauh darimereka. Lalu kalau demikian mengapa kondisi tersebut bisa terjadi?Namun satu hal yang sudah pasti, bahwa nilai-nilai moral yang terkan-dung dalam Pancasila belum teraktualisasikan dalam masyarakat..G. Kriminalitas

Kampus bukanlah tempat yang bebas dari berbagai perbuatankriminal, baik yang dilakukan oleh oknom civitas akademika sendirimaupun oleh orang luar. Misalnya terjadinya pencurian terhadap milikkampus, seperti komputer, mesin ketik, lampu-lampu, meja, kursi, TV,radio, sepeda motor Mahasiswa, dan lain-lain.

Perlakuan pihak kampus terhadap pelaku krimimal pada akhir-akhir ini sudah cukup tegas, mereka yang tertangkap pasti dipukulihingga babak belur, Bahkan ada yang sampai membakarnya hidup-hidup, baru diserahkan ke pihak kepolisian. Pihak kepolisian juga sangattegas terhadap pelaku kriminal yang tertangkap, bahkan kadang-kadang mereka tidak segan-segan melepaskan tembakan terhadappara kriminal yang mereka tangkap.

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

Page 238: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

222

Dalam beberapa tahun terakhir sudah berapa banyak penjahatyang telah digebuki massa hingga sampai mati, atau yang di bakarhidup-hidup. Begitu pula berapa banyak sudah penjahat yang sudahditembak oleh aparat kepolisian. Namun kejadian tersebut nampaknyatidak mempengaruhi secara signifikan terhadap pelaku keriminal.Bahkan ada kecenderungan semakin meningkat, dan kualitasnyapunjuga semakin meningkat pula. Bahkan pelaku kriminal sekarang tidaksegan-segan melakukan kejahatan pencurian dengan kekerasan, danbagi siapa yang melakukan perlawanan mereka tidak segan-seganmelukainya, bahkan sampai membunuhnya.

Mengapa semua kasus diatas sampai terjadi?. Bagaimanakahdengan nilai-nilai luhur Pancasila yang pernah mereka terima selamadalam pendidikan? Apakah sudah mereka tinggalkan begitu saja?.Apakah Pancasila sudah dianggp tidak aktual lagi dalam kehidupanmasyarakat Indonesia?.

H. TawuranTawuran telah menjadi kebiasaan di masyarakat dalam negara

ini. Tidak peduli pelakunya adalah masyarakat terpelajar sepertimahasiswa. Apalagi masyarakat awam, seperti kaum muda di kampung-kampung. Walau hanya dengan alasan yang sepele sekalipun. Bahkanmereka pun kadang-kadang tidak tahu apa tujuan mereka dalammelakukan tawuran tersebut, selain hanya untuk mendapatkan rasakebanggaan sesaat ketika memperoleh kemanangan dalam tawuran.dengan kemenangan tersebut maka desanya akan ditakuti oleh desalainnya.

Tampaknya masalah tawuran ini sudah menjadi budaya yangsudah turun temurun. Namun tawuran ini sangat menggangumasyarakat dan sangat merugikan masyarakat secara luas.

Bagaimana Pancasila menyikapi tawuran sebagai suatu fenomenadi masyarakat, dan bagaimana mencari sebab-sebab munculnyatawuran tersebut?. Bagaimana menemukan solusi untukmenghindarkan terjadi tawuran dimaksud. Dan barangkali apakahdengan pendidikan Pancasila ini diharapkan mampu untuk mencaribentuk tawuran yang tidak merugikan orang banyak?.

Page 239: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

223

I. Demonstrasi/Unjuk RasaSekarang ini kegiatan demontrasi atau unjuk rasa sudah menjadi

kegiatan yang biasa. Melalui media massa setiap hari kita menyaksikanorang melakukan demontrasi atau unjuk rasa. Pelakunya juga sudahmencakup semua unsur masyarakat, tak peduli mahasiswa, pelajar,pegawai, guru, buruh, lembaga sosial kemasyarakatan, bahkan masya-rakat awam pun juga ada. Motifnyapun bermacam-macam, ada yangbermotifkan politik, ekonomi, social, agama dan lain-lain.

Unjuk rasa adalah salah satu cermin demokrasi, sebagai salahsatu bentuk penyampaian aspirasi masyarakat yang tak terwadahidalam suatu lembaga formil. Jadi sebetulnya demonstrasi/unjuk rasaadalah sah-sah saja. Namun unjuk rasa selalu dikuti dengan tindakanpemaksaan. Dan apabila tuntutan mereka tidak mendapatkan responyang memadai mereka melakukan tindakan anarkis yang merugikanorang banyak. Dalam unjuk rasa mereka juga sering membawa alat-alat terlarang, seperti senjata tajam, bom melotop, panah, dan lain-lain.

Pada dasarnya demonstrasi dan unjuk rasa itu baik dalam alamyang demokratis ini. Tapi, akan menjadi berantakan bila nilai-nilaidemokrasi itu dijungkirbalikkan. Idealnya demonstrasi dan unjuk rasaitu dilakukan secara santun, efektif tapi aspirasi tersalurkan, sertaorang lain yang tidak berkepentingan tidak tergganggu oleh adanyademontrasi tersebut

Berkaitan dengan kasus tersebut, maka mampukah Pancasilamengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan demonstrasi atau unjukrasa, sebagai sarana penyampaian aspirasi dengan cara-cara yangsantun, sehingga masyarakat luas merasa tidak terganggu dandirugikan.

J. TKI/TKWMenjadi TKW dan TKI di luar negeri pada dasarnya merupakan

perbuatan yang biasa, karena dilakukan untuk mendapatkankesejahteraan hidup yang lebih baik, asalkan dilakukan denganprosedur yang benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Namun dalam kenyataannya tidak jarang mereka melakukannyadengan cara-cara yang tidak benar, misalnya kepergiannya dengan

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

Page 240: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

224

cara yang illegal. Karena dilakukan dengan cara-cara yang illegal, makadi tempat tujuanpun dia akan berhadapan dengan berbagai masalah,seperti penyiksaan, gajih tidak dibayarkan, bahkan sampai terjadinyapembunuhan. Yang kesemuanya itu akan merugikan TKI dan TKW itusendiri. Dan ujung-ujungnya akan melibatkan dan menjadi persoalanbagi Pemerintah RI, khususnya KBRI di luar negeri.

Di sisi lain, bagi yang berhasil mereka mampu mendapatkan uangyang banyak. Namun mereka tidak bisa mengelolanya dengan tepat.Uang yang mereka dapat digunakan habis untuk membikin rumahdengan bermewah-mewah. Sementara mereka lupa bahwa mereka itubutuh makan dan biaya keperluan hidup lainnya. Pada hal akan lebihbaik apabila uang yang mereka peroleh tersebut dijadikan modalusaha yang bisa berkembang di kampong mereka. Sehingga tidakmenjadi pembantu atau buruh terus menerus.

Memang menjadi TKW atau TKI cukup menjanjikan untuk menda-patkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Tapi juga harus diperhati-kan dampaknya. Misalnya bagaimana tindakan suami yang ditinggalkanistrinya yang menjadi TKW di luar negeri. Atau manakala seorang TKWyang pulang dengan membawa bayi berhidung mancung dan berambutpirang atau kriting. Atau bermata sipit dan berkulit putih kuning.Sehingga ada yang mengatakan bahwa jangan kaget kalau di suatudaerah nanti ditemukan generasi yang memiliki postur fisik berbedadengan postur fisik masyarakat yang ada di lingkungannya.

Dari semua fenomena tersebut bagaimanakah kiranya Pancasiladapat memberikan solusi yang terbaik, atau minimal dapat mengurangiberbagai dampak negatif yang diterima oleh masyarakat Indonesiayang menjadi TKW dan TKI di luar negeri?.

K. Otonomi DaerahOtonomi daerah dan desentralisasi pada hakikatnya mempunyai

makna yang sama, walaupun di dalm UU,No. 22/1999 tentangPemerintahan Daerah, kedua hal tersebut memiliki perbedaan yangsangat esensial. Tapi pada hakikatnya, kata otonomi daerah harusdiberi makna yang sama dengan pengertian desentralisasi. Karenaotonomi daerah adalah istilah bahasa Indonesia untuk katadesentralisasi.

Page 241: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

225

Secara konseptual, otonomi daerah dipahami dalam berbagairagam makna, sesuai derajat kebebasan atau keleluasaan (discreation)yang dimiliki daerah dalam mengelola kegiatan kemasyarakatan ataupemerintahan yang ada di wilayahnya.

Vincent Lemieux (1998), mengutarakan otonomi daerah sebagaisuatu kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri, baik keputusanpolitik maupun keputusan administrasi, dengan tetap menghormatiperaturan perundang-undangan (Vincient Lemieux, seperti dikutipZuhro, 1998).

Sementara Hossein (1998), memberikan pengertian otonomidaerah sebagai pembagian dari sebahagian kekuasaan pemerintaholeh kelompok yang bekuasa di pusat, terhadap kelompok-kwlompoklain yang masing-masing memiliki otoritas di dalam wilayah tertentudari suatu negara. Bahkan dalam UU. No. 22/1999 disebutkan bahwaotonomi daerah berarti kewenangan daerah otonom, untuk mengaturdan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsasendiri, berdasarkan aspirasi marayakat sesuai dengan peraturanperundang-undangan.

Jadi pada hakikatnya, konsep otonomi daerah atau desentralisasimengandung pengertian kebebasan untuk mngambil keputusan, baikyang berhubungan dengan politik maupun administrasi, menurutprakarsa sendiri untuk kepentingan masyarakat setempat dengan tetapmenghormati peratiuran perundang-undangan nasional. Hal tersebutsebagaimana yang diungkapkan oleh M.A Muthalib & Mohd.Akbar AliKhan (1998), bahwa “Conceptualy local autonomi tends tobecome asynonym of the freedom of locally for self-determination of local de-m o c r a c y ”.

Sehingga setidaknya dalam otonomi daerah, ada tiga aspek yangdikendalikan oleh pemerintah daerah, yaitu:

Pertama: Kendali terhadap aktivitas untuk mengatur organisasidan lingkungan;

Kedua: Kendali dalam pengangkatan pemimpin dan pejabatnya;

Ketiga: Kendali dalam penarikan sumber daya. (Vincent Lemieux,1988)

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa otonomi daerahbukan hanya sebuah kebijakan yang sarat dengan cerminan pelimpahan

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

Page 242: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

226

wewenang (delegation of autority) dari pemerintah pusat kepadadaerah, tetapi merupakan penyerahan wewenang (devolution ofpower). Sementara wewenang atau adanya keleluasaan (discretion)daerah adalah untuk:

a. Melaksanakan fungsi-fungsi publik dan politik, seperti memilihkepala daerah, membuat peraturan yang berkaitan dengan politikdi daerah dan sebagainya;

b. Untuk mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber daya yangada dalam lingkup wilayahnya;

c. Mengelola kewenangan untuk melibatkan berbagai sumber dayayang ada di wilayahnya, dalam berbagai kegiatan publik dan politik.

Jadi, otonomi daerah itu berkaitan dengan power sharing, yangbersifat horizontal, atau distributing autority and power horizontallyrather than hierarchically (Kasfir, 1983).

Sementara Roninelli (1981) membagi desentralisasi menjadi tigakategore, yaitu:

a. Deconcentration, (dekonsentrasi): yaitu bentuk desentralisasi yangkurang ekstensif, sekedar penggeseran beban kerja dari kantor-kantor pusat departemen kepada pejabat staf yang berkantor diluar ibukota.

b. Delegation (delegasi): merupakan pembuatan keputusan dankewenangan manajemen untuk menjalankan fungsi-fungsi publiktertentu, pada organisasi-organisasi tertentu dan hanya dikontrolsecara tidak langsung oleh pusat.

c. Devolution (Devolusi): yaitu merupakan wujud konkret daridesentralisasi politik (political decentralization), dengan ciri-cirisebagai berikut:

1. Diberikannya otonomi penuh dan kebebasan tertentu padadaerah, serta control yang relatif kecil dari pusat;

2. Pemerintah daerrah memiliki wilayah dan kewenangan hukumyang jelas, dan berhak untuk menjalankan fungsi-fungsi publicdan politiknya;

3. Adanya pemberian corporates status dan kekuasaan yang cukup,pada daerah untuk menggali sumber daya yang ada diwilayahnya;

Page 243: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

227

4. Mengembangkan pemerintah daerah sebagai institusi; dan

5. Adanya interaksi timbal balik dan saling menguntungkan antarapusat dan daerah.

Dalam kerangka suasana dan kondisi masyarakat Indonesia yangseperti sekarang ini, otonomi daerah yang sifatnya vertikal menjaditidak bermakna, karena adanya berbagai keterbatasan kemampuanpemerintah, untuk mengurusi segala bentuk kegiatan pemerintahandan pembangunan masyarakat yang semakin kompleks. Bahkan dengansifat otonomi daerah yang vertikal, memungkinkan timbulnya penguasa-penguasa tunggal (sentralistis) yang ada di daerah.

Jadi, otonomi daerah yang tepat bukan hanya sekedar reorientasiparadigma self local governent menjadi self local governance sebagaiyang disitir oleh Stoker (1998) melalui teori Governance, tetapi jugaharus ditindak lanjuti dengan restrukturisasi pelaksanaan otonomidaerah yang sarat dengan nilai kebebasan (liberty), partisipasi, demo-krasi (democracy), accountability dan eficiensi (efficiency) (Kjeliberg;1995; Kingsley; 1996).

Dari berbagai penjelasan tersebut apakah semuanya itu sudahsesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?. Lalu apa-kah otonomi yang sedang dilakukan seperti sekarang ini telah berdam-pak positif terhadap masing-masing daerah? Atau justru sebaliknyahanya hanya menguntungkan bagi oknom-oknom tertentu?. Kalaudemikian di mana letak kelemahan dan kekurangan dari pelaksanaanotonomi daerah tersebut?.

Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan

Page 244: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

228

Page 245: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

229

BAB XIIIUNDANG-UNDANG DASAR 1945

DAN PERUBAHANNYA.

A. Pengertian, Kedudukan, Fungsi dan Sifat UUD 1945Yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar atau UUD 1945,

adalah hukum dasar tertulis. Dan Undang-undang dasar tersebutmengikat, baik kepada pemerintah, setiap lembaga negara, lembagamasyarakat, serta setiap warga negara Indonesia dimanapun berada.Dan sebagai Undang-Undang Dasar ia berisikan norma-norma, aturanatau ketentuan-ketentuan yang harus ditaati dan dilaksanakan. Sebagaihukum dasar tertulis, UUD dalam kerangka tata aturan atau tatatingkatan norma hukum yang berlaku, ia menempati kedudukan yangtinggi, yang mempunyai fungsi sebagai alat pengontrol bagi normahukum yang kedudukannya lebih rendah. Sehingga diketahui apakahtelah sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan Undang-UndangDasar tersebut.

Oleh sebab itu UUD bukanlah hukum biasa, melainkan sebagaihukum dasar. Dan sebagai hukum dasar maka ia merupakan sumberdari segala sumber hukum yang diproduksi oleh Pemerintah, baikberupa Undang-Undang, Peratuaran-Peraturan, Keputusan, Kebijak-sanaan, dan lain-lain, haruslah bersumber pada UUD 1945, karenasebagaimana kita ketahui bahwa UUD 1945 tidak lain adalah meru-pakan drivasi dari Pancasila.

Page 246: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

230

Selain Undang-Undang Dasar sebagai hukum dasar tertulis,terdapat pula hukum yang tidak tertulis, yang dikenal dengan sebutan“Konvensi” Konvensi ini merupakan aturan-aturan pelengkap, yangmengisi kekosongan yang timbul dalam praktik kenegaraan yang tidakterdapat dalam Unang-Undang Dasar. Walaupun demikian adanyakonvensi itu tidak boleh bertentangan dengan ketentuan-ketentuanyang terdapat dalam UUD. Misalnya dalam penjelasan UUD 1945dinyatakan sebagai Aturan-aturan dasar yang timbul dan terpeliharadalam praktik penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis.

UUD 19945 bersifat singkat, hanya berisikan 16 Bab dan 37 pasalserta ditambah dengan 4 pasal aturan Peralihan dan 2 ayat Tambahan.Selain singkat UUD 1945 juga bersifat supel sebagaimana dinyatakandalam penjalasan UUD 1945 berikut ini:1. UUD sudah cukup apabila memuat aturan-aturan pokok saja, yaitu

memuat garis-garis besar sebagai instruksi kepada Pemerintahpusat, dan lain-lain penyelenggara negara untuk menyeleng-garakan kehidupan negara dan kesejahetraan sosial. Sedangkanaturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-aturan pokoktersebut, diserahkan kepada Undang-Undang yang lebih mudahcaranya membuat, mengubah, dan mencabutnya.

2. Masyarakat dan negara Indonesia masih harus berkembang danhidup secara dinamis, karena itu harus melihat segala gerak-gerikkehidupan masyarakat, dan negara Indonesia tidak perlu tergesak-gesak dalam memberikan kristalisasi, dan bentuk (Gestaltung)kepada pikiran-pikiran yang masih mudah berubah.

3. Sifat dari aturan yang tertulis itu mengikat, karena itu makin supel(elastis) sifat aturan itu akan semakin baik, dan harus dijaga agarsistem UUD jangan sampai ketinggalan zaman. Jangan sampaimembuat undang-undang yang lekas usang.

Sekalipun bersifat singkat UUD 1945 tidak berarti tidak lengkapatau mengabaikan kepastian hukum, karena aturan-aturan pokok atauuntuk penyelenggaraannya lebih lanjut dapat diserahkan kepadaaturan-aturan yang kedudukannya lebih rendah.

Page 247: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

231

B. Perubahan UUD 1995.Perubahan UUD 1945 ini biasa disebut dengan amendemen. Yang

menurut Advanced engglish-Indonesia Dictionary karya Peter Salim,berati perubahan atau perbaikan. Sementara menurut “kamus BesarBahasa Indonesia” amendemn berarti menambahkan bagian yangsudah ada. Dengan demikian amandemen menunjukkan adanyaperubahan atau perbaikan atas apa yang telah ada. Dan penambahanatau perubahan itu tidaklah dimaksudkan untuk memperbaiki UUD1945, melainkan untuk menambah atau perluasan isi atas ketentunyang telah ada dalam UUD 1945 tersebut. (Dekker, 1994: 3).

Berkaitan dengan pelaksanaan perubahan terhadap UUD 1945ini, terdapat berbagai reaksi dan pendapat yang berlawanan, yangdapat dikategorekan dalam tiga pendapat berikut, yaitu:

Pendapat pertama: mengatakan bahwa UUD 1945 sama sekalitidak boleh diubah-ubah. Karena UUD 1945 terkait dengan keberadaannegara yang didirikan atas landasan proklamasi kemerdekaan 17Agustus 1945, dan sebagai hasil jerih payah perjuangan para pendirinegara (Faunding fathers), sementara para faunding fathers tersebutkini telah tiada. Oleh karena itu UUD 1945 tidak boleh diubah olehsiapapun, karena mengubah UUD 1945 dianggap sama halnya denganmenghilangkan eksistensi negara yang didirikan atas landasanproklamasi tersebut.

Kelompok yang mendukung pandangan di atas adalah rezim Ordelama di bawah pimpinan Presiden Soekarno, dan rezim Orde Baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Kedua kelompok yang menabukanperubahan terhadap UUD 1945 tersebut, sama dengan menganggapbahwa UUD 1945 bersifat sakral atau suci.

Perndapat kedu: mengatakan bahwa UUD 1945 boleh sajadiubah, kecuali terhadap “Pembukaan UUD 1945” tidak boleh diadakanperubahan. Pandangan ini sudah lebih maju terutama bila dibandingkandengan pendapat pertama. Hal tersebut adalah merupakan buah dariadanya reformasi di bidang hukum ketatanegaraan. Kelompok ini tidaklagi menganggap UUD 1945 sebagai sesuatu yang sakral atau suci,dan melakukan perubahan adalah bukanlah merupakan sesuatu yangtabu. Sebaliknya perubahan adalah merupakan kehendak sejarahsebagai bagian dari dinamika kehidupan bangsa, yang menghendaki

Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya

Page 248: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

232

adanya sesuatu perbaikan. Dan Pendapat tersebut di atas adalahmerupakan pandangan rezim Orde Reformasi.

Pendapat ketiga: mengatakan bahwa UUD 1945 boleh sja dirubah secara total. Mereka menganggap bahwa UUD 1945 bukanlahsesuatu yang sakral atau suci, sehingga tabu untuk diubah, ataudipertahankan untuk selama-lamanya. Karena UUD 1945 adalahmerupakan karya manusia/anak bangsa, yang berlaku dalam kurunwaktu yang terbatas. Sehingga apabila dianggap sudah tidak aspiratifatau dianggap sudah tiak sesuai lagi/kadaluarsa bagi perkembanganbangsa ke depan, maka UUD tersebut perlu dirubah, disesuaikandengan kondisi/situasi yang dibutuhkan. Namun harus diingat bahwadalam perubahan secara total tersebut tetap harus memperhatikanbagian-bagian penting, yang masih dianggap masih relevan denganperkembangan zaman.

Pandangan ini umumnya diamut oleh Organisasi-Organisasi nonpemerintah atau Non Governmental Organization (NGO) yang ada diIndonesia, seperti: kebanyakan LSM, KONTRAS, PBHI, dan lain-lain.

C. Urgensi Dilakukannya Perubahan (Amendemen) UUD1945Ada beberapa alasan mengapa UUD 1945 perlu diadakan

perubahan, yang antara lain dapat dikemukakan sebagaimana berikutini:

1. UUD memiliki banyak kelemahan yang harus disempurnakan,misalnya sebagai konstitusi dia sangat miskin dalam memuattentang Hak Asasi Manusia.

2. UUD lebih banyak memberikan kewenangan eksekutif, tanpamemberikan ruang kontrol yang memadai, sehingga memungkinkanseorang Presiden memanipulasi konstitusi guna melastarikankekuasaannya.

3. UUD mengandung kelemahan-kelemahan, sehingga tidak mampumenjamin lahirnya pemerintahan yang demokratis dankonstitusional;

4. Tidak memungkinkan terciptanya mekanisme cheks and balance;

5. Terlalu banyak atribut kewenangan;

Page 249: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

233

6. Adanya pasal-pasal yang memiliki multi tafsir, serta semangat UUD1945 yang terlalu percaya pada penyelenggara negara.

Berkaitan dengan alasan atau latar belakang perlunya dilakukanperubahan terhadap UUD 1945 ini, ada beberapa pendapat para pakaryang dianggap penting untuk dikemukan, yang antara lain:

1. Luthan (1998: 4), mengemukakan ada 4 alasan mengapa UUD 1945perlu diadakan perubahan, yaitu:

a. UUD 1945 terlalu menekankan pendekatan fungsional(fungtional approach) dalam pebuatan peraturan. Pendekatanfingsional mengedepankan peranan penyelenggara negara,khususnya Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaannegara. Sedangkan pendekatan sistem lebih menonjolkan sis-tem ketatanegaraan. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan UUD1945 yang menyebutkan, “Yang penting dalam pemerintahandan dalam hidupnya negara adalah semangat, semangat parapenyelenggara negara, semangat para para pemimpin peme-rintahan”.

b. Tidak memberikan pembatasan yang tegas terhadap kekuasaanPresiden. Khususnya pembatasan masa jabatan Presiden. Dimana pada pasal 7 UUD 1945 hanya mengatakan, bahwaPresiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama limatahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.

c. UUD 1945 terlalu banyak memberikan delegasi kepada badanpembentuk undang-undang untuk menetapkan substansi aturanpokok.

d. Materi-materi pokok yang seharusnya di atur dalam Undang-Undang Dasar ternyata tidak diatur secara lengkap, misalnyatentang Hak Asasi Mnusia.

2. Manan (1999: 15), mengemukakan bahwa UUD 1945 perludiamendemen, karena beberapa alasan yang antara lain adalah:

a. UUD 1945 menafikan kesetaraan sesama unsur-unsur tiriaspolitika. Eksekutif memasung peluang legislatif dan yudikatifuntuk melaksanakan fungsi kontrolnya.

Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya

Page 250: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

234

b. UUD 1945 memberikan peluang tumbuhnya pemerintahan yangotoriter, anti kritik dan anti perbedaan pendapat, sertakekuasaan terkonsentralisasi pada Presiden.

c. Untuk mendorong terciptanya demokratisasi, serta terlak-sananya paham negara kesejahteraan (welfare state),pembaharuan pola dan sistem ekonomi.

3. Machfud (1999: 64), mengemukakan ada empat alasan mengapaUUD 1945 perlu diamendemen, yaitu:

a. Tidak adanya mekanisme cheks and balance;

b. Terlalu banyak atribusi kewenangan kepada legestlatif untukmengtur masalah-masalah penting dengan undang-undang,atiribusi kewenangan tanpa batas yang secara tegas membukapintu bagi pemerintah untuk melakukan interupsi;

c. UUD 1945 memuat pasal-pasal yang multi tafsir;d. UUD 1945 terlalu percaya pada semangat penyelenggara

negara.

4. Beni Harmon (Kompas, 15 Juli 1999), mengemukakan alasan-alasan mengapa UUD 1945 perlu diamendemen, adalah:

a. Alasan situasi dan kondisi politik. Pasal-pasal dalam UUD 1945sangat memberi peluang kepada kekuasaan eksekutif yangsangat dominan dan sentralistik sehingga mematikandemokrasi. Jelas ini tidak sesuai dengan perkembangan latarbelakang sosial politik yang telah mengalami perubahan.

b. Pengakuan para pendiri negara bahwa UUD 1945 adalahkonstitusi sementara sampai ada MPR yang dipilih melaluipemilu yang akan membentuk Undang-Undang Dasar.

c. UUD 1945 tidak dibuat oleh Badan Pembuat Undang-UndangDasar, yang secara khusus dipilih dn diberi wewenang khususoleh seluruh rakyat untuk membuat UUD 1945.

Selanjutnya Dasar untuk melakukan perubahan atau amandemenUUD 1945 tersebut dilakukan dengan mengacu kepada ketentuanberikut:

1. Pasal 37 UUD 1945 telah mengisyaratkan bahwa UUD 1945 dapatdilakukan perubahan. Di mana dalam pasal 37 UUD 1945 tersebut

Page 251: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

235

berbunyi pada pasal (1) “Untuk mengubah UUD sekurang-kurang2/3 daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat(MPR) harus hadir. Pasal (2) menyebutkan “Putusan diambil denganpersetujuan sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota yangharir”.

2. Ayat 2 Aturan Tambahan UUD 1945 telah menyebutkan, bahwa“Enam bulan setelah MPR dibentuk, maka majelis diminta untukmembuat Undang-Undang Dasar”. Ayat tersebut jelas menunjukkanbahwa UUD dapat diubah, di amandemen, bahkan digantisekalipun.

Semua ketentuan dan isyarat tersebut telah menunjukkan danmengisyaratkan kebesaran hati para pendiri bangsa Indonesia, bahwahak setiap generasi untuk membuat dan menetapkan konstitusinya.Jadi, tidak mungkin memaksakan UUD 1945 terus berlaku tanpa mela-kukan perubahan. Dengan adanya perubahan/amandemen, makakonstitusi tidak akan menjadi dokumen sejarah yang mati, tetapi meru-pakan dokumen yang hidup dan dapat mengikuti serta mengarahkanperkembangan zaman.

Selain itu perlu diingat bahwa UUD 1945 itu dibuat secara terburu-buru dan dalam suasana darurat, sehingga tidak semua pokok-pokoktentang negara modern dapat tertampung di dalamnya.

Sebenarnya dalam realita politik, perubahan UUD 1945 telahpernah dilakukan pada masa Orde Baru, yaitu amandemen terhadapUUD 1945 yaitu dengan dikeluarkannya ketetapan MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum, yang tujuannya melengkapi pasal 37 UUD1945, serta makin mengukuhkan kedudukan UUD 1945, hingga takmudah untuk diubah.

Kemudian dalam Era Reformasi Perubahan atau amandementerhadap UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali, yaitu:

1. Amandemen pertama dilakukan melalui sidang Umum MPR RItanggal 19 Oktober 1999.

2. Amandemen kedua dilakukan melalui sidang tahunan MPR RI, yangdilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000.

3. Amandemen yang ketiga dilakukan melalui sidang tahunan MPRRI, pada tanggal 9 Nopember 2001,

Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya

Page 252: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

236

4. Amandemen yang keempat dilakukan pada sidang tahunan MPRRI, yang dilaksanakan tanggal 10 Agustus 2002.

D. UUD 1945 Pasca DiamandemenPada waktu UUD 1945 disahkan oleh Panitia Persiapan Kemer-

dekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus1945, UUD 1945 itu hanya meliputi Pembukaan dan Batang Tubuhnyasaja, sementara “Penjelasannya” belum termasuk di dalamnya. Barupada tanggal 15 Pebruari 1946 setelah resmi dimuat dan disiarkandalam Berita Acara Republik Indonesia, Penjelasan Umum dan Penje-lasan pasal demi pasal dimasukkan menjadi bagian dari Undang-Undang Dasar 1945.

Sehingga dengan demikian maka yang dimaksud dengan UUD1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari tiga bagian, yangterdiri:

1. Bagian Pembukaan, yang terdiri dari 4 alenia.

2. Bagian Batang Tubuh, yang terdiri dari 16 Bab, 37 pasal, dan 4pasal aturan peralihan, serta 2 ayat aturan tambahan.

3. Bagian penjelasan, yang meliputi penjelasan umum dan penjelasanpasal demi pasal.

Sedangkan dampak yang ditimbulkan dari berbagai perubahan,atau pasca dilakukannya amandemen UUD 1945 hingga yang keempattersebut, dapat dikemukakan hal-hal yang cukup menonjol, yangdiantaranya sebagaimana tersebut di bawah ini:a. Bila dicermati UUD 1945 saat ini telah terjadi perubahan dalam

hal jumlah BAB dan pasal-pasalnya, yaitu saat ini telah menjadi20 Bab, 73 pasal, dan 3 pasal aturan peralihan, serta 2 pasal aturantambahan. Sehingga dengan kondisi tersebut juga telah merubahsifat dari UUD 1945, yaitu singkat,supel dan eleastis, hinggamenjadi tidak lagi bersifat singkat, bahkan menjadi rigid dan kaku.

b. Penjelasan UUD 1945, yang meliputi Penjelasan Umum danPenjelasan pasal demi pasal, semuanya telah ditiadakan ataudiadakan pencabutan secara diam-diam. Walaupun sebagianmateri dari penjelasan tersebut, sebenarnya sudah tertampungdalam perubahan UUD tersebut.

Page 253: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

237

c. Lahirnya lembaga-lembaga baru, seperti “Dewan PerwakilanDaerah” (DPD), hal tersebut dapat dilihat dalam Bab VII Pasal 22C dan 22D. Dan “Komisi Yudisial” (KY). (lihat pasal 24B.) “Mah-kamah Konstitusi” (MK), (lihat pasal 24C). Serta dihapusnya salahsatu lembaga lama, yakni “Dewan Pertimbangan Agung” (DPA)(lihat Bab IV).

d. Berkurangnya kekuasaan, wewenang, dan berubahnya kedudukanlembaga tertinggi negara (MPR), di mana kekuasaannya tidak lagitidak terbatas , tidak lagi menetapkan GBHN, (lihat pasal 3 ayat(1), tidak lagi memilih Presiden dan Wakil Presiden (lihat pasal 6Aayat (1). Sehingga kedudukan MPR tidak lagi dikatakan sebagailembaga tertinggi negara seperti apa yang dinayatakan dalampenjelasan, tapi MPR hanya sebagai Lembaga negara biasa, yangsifatnya merupakan gabungan dua kamar/bicameral, yakni sebagaiJoint session antara lembaga DPR dan Lembaga DPD.

Sedangkan perubahan-perubahan yang berkaitan JabatanPresiden dan Wakil Presiden, antra lain :1. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Hal

tersebut sebagaimana dinyatakan dalam pasal 6A ayat (1) UUDyang baru, yang berbunyi: “Presiden dan Wakil Presiden dipilihdalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat”.

2. Perubahan terhadap pasal 5 ayat (1) UUD 1945, yang diputuskandalam rapat Paripurna MPR-RI ke 12 pada tanggal 19 oktober 1999,yang dalam keputusan tersebut ditetapkan, bahwa “Priseden tidaklagi punya kekuasaan dalam membentuk undang-undang denganpersetujuan DPR”, tetapi Presiden hanya berhak mengajukan ranca-ngan undang-undang kepada DPR. Sedangkan kekuasaan memben-tuk undang-undang kini berada di tangan DPR (lihat pasal 20 ayat(1) yang baru.

3. Tentang pengertian Presiden ialah orang Indonesia asli. Setelahdiamandemen maka pasal 6 ayat (1) UUD 1945 yang lama telahdirubah menjadi: “Calon Presiden dan Wakil Presiden harus se-orang warga Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernahmenerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidakpernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan

Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya

Page 254: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

238

jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai presidendan wakil Presiden”. Dengan ketentuan baru (pasal 6 ayat (1)tersebut persyaratan Presiden dan wakil Presiden tidak disyaratkanlagi apakah ia orang asli Indonesia atau tidak. Yang penting diamemenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan sepertidalam ayat tersebut.

4. Berkaitan dengan masa jabatan Presiden (pasal 7 UUD 1945), yangsemula berbunyi “Presiden dan Wakil Presiden memegangkekuasaan selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilihkembali”. Dari ketetepan tersebut, berarti tidak ada pembatasansampai berapa kali seorang itu dapat dipilih kembali Presiden/WakilPresiden. Hingga pasal tersebut dilakukan perubahan hinggamenjadi “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selamalima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatanyang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan lagi.

Selanjutnya secara keseluruhan perubahan UUD 1945 paling tidakmencakup tujuh butir kebutuhan yang bersifat mendasar yaitu :a. Pembatasan kekuasaan presiden;

b. Perluasan hak dan wewenang DPR;

c. Otonomi lembaga hukum;

d. Otonomi daerah;e. Perluasan Hak Asasi Manusia;

f. Pengaturan pembentukan Komisi Antikorupsi.

Demikianlah beberapa contoh tentang telah dilaksanakannyaperubahan atau amandemen terhadap UUD 1945 yang dilakukansampai saat ini. Selain yang diisebutkan di atas sebenarnya perubahanatau amandemen tersebut juga dilakukan hampir disemua lembaganegara yang terkandung dalam UUD 1945, misalnya DPR, BPK, M.A.Pemerintah Daerah, bahkan sampai kepada hal-hal yang menyangkutwarga negara. Di mana semuanya itu dilakukan dalam rangka untukmenyesuaikan dengan tuntutan kemajuan zaman, yang pada akhirnyauntuk meningkatkan kesejahteran masyarakat pada umumnya.

Page 255: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

239

BAB XIVPANCASILA DALAM KONTEKS

KETATANEGARAANREPUBLIK INDONESIA

A. Pancasila Sebagai Pandangan HidupUntuk maksud tersebut Pancasila sering disebut dengan: berbagai

pengertian, misalnya: way of life, weltanschauung, Wereld enlevensbeschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, peganganhidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup. Dalam pengertian tersebutPancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Ataudengan kata lain Pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semuakegiatan atau aktifitas hidup atau kehidupan di dalam segala bidang.Ini berarti, bahwa semua tingkah laku dan tindak perbuatan setiapmanusia Indonesia, harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semuasila Pancasila. (Dardji Darmodihardjo, 1978: 17).

Pancasila sebagai weltanschauung maka sila-silanya selalumerupakan suatu kesatuan, tidak bisa dipisah-pisahkan satu denganyang lain. Sebab keseluruhan sila di dalam Pancasila merupakan satukesatuan organis. Sehingga dengan demikian, maka ,jiwa keagamaanadalah manifestasi atau perwujudan dari sila pertama (Ketuhanan YangMaha Esa). Jiwa yang berperikemanusiaan manifestasi atauperwujudan dari sila kedua, (Kemanusiaan yang adil dan beradab).Kemudian jiwa kebangsaan adalah menifestasi atau perwujudan darisila yang ketiga (Persatuan Indonesia). Dan Jiwa kerakyatan adalahmanifestasi atau perwujudan dari sila keempat (Kerakyatan yang

Page 256: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

240

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan). Serta jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial meru-pakan menifestasi atau perwujudan dari sila yang kelima (Keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia). Yang kesemuanya itu selalu ter-pancar dalam sikap, perbuatan dan tindakan seluruh rakyat Indone-sia.

Oleh sebab itulah Pancasila sebagai norma yang fundamental,dia berfungsi sebagai cita-cita atau idea, yang semestinya selaludiusahakan pancapainnya oleh sebuah rakyat Indonesia, sehingga cita-cita tersebut dapat terwujud menjadi kenyataan.

Walaupun kita menyadari bahwa tidaklah mudah untukmerumuskan secaraa konkrit manifestasi atau perwujudan Pancasilaitu dalam sikap, dalam setiap tindak perbuatan, dan tingkah lakusehari-hari. Karena disamping terlalu banyak ragamnya, juga meliputiseluruh aspek kahidupan. Namun demikian bagi bangsa IndonesiaPancasila paling tidak dia menjadi pegangan hidup, sebagai penjel-maan falsafah hidup bangsa. Sehingga dalam hidup sehari-hari tidakboleh bertentangan dengan norma-norma agama, norma-norma kesu-silaan, norma-norma sopan santun, dan tidak bertentangan dengannorma-norma hukum yang berlaku.

Selanjutnya berkaitan dengan Pancasila sebagai Pandangan hidupini, Kabul Budiyono memberikan penjelasan sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai Pandangan hidup berarti Pancasila dipandangsebagai pedoman hidup, pedoman untuk bersikap dan bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-harinya dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

2. Pancasila sebagai Pandangan hidup adanya sejak dahulu, iatumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh danberkembangnya bangsa Indonesia itu sendiri;

3. Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai sanksi sosial atausanksi moral;

4. Pancasila sebagai pandangan hidup, sudah tidak mungkindipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, karena sudahmerupakan “Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia”. (KabulBudioyono, 2009: 46).

Page 257: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

241

B. Pancasila Sebagai Dasar Negara RIDalam pengertian ini Pancasila sering disebut sebagai Dasar

Falsafah Negara (Dasar Filsafat Negara), Philoshofische Groundslagdari negara, Ideologi Negara, Staatsidee. (Dardji Darmodihardjo, 1978:19). Yang berarti Pancasila dipergunakan sebagai dasar dalam menga-tur Pemerintahan Negara atau sebagai dasar untuk mengaturpenyelenggaraan negara. Hal tersebut sesuai dengan bunyi PembukaanUUD 1945, khususnya pada alinea keempat yang menyatakan: “ ...maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatuUndang-Undang Dasar negara Indonesia, yang berbentuk dalam suatususunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil danBeradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Serta denganMewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Oleh sebab itu Pancasila sebagai Dasar negara itu penting sekalidan mutlak, karena Pembukaan UUD 1945 itu merupakan kaidah negarayang fundamental, yang mempunyai kedudukan yuridis konstitusionalyang kuat sekali yang tidak dapat dirubah.

Berkaitan dengan Pancasila sebagai Dasar negara, Prof.Drs.Notonagoro, SH dalam keterangan beliau dengan judul “Berita pikiranilmiah tentang jalan keluar dari kesulitan mengenai Pancasila sebagaiDasar Negara Republik Indonesia”, antara lain beliau mengatakan:“di antara unsur-unsur pokok kaidah negara yang fundamental, asaskerokhanian Pancasila adalah mempunyai kedudukan istimewa dalamhidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia”. Di bagian lain beliauberkata: “Norma hukum yang pokok dan disebut pokok kaidah funda-mental daripada negara itu, dalam hukum mempunyai hakekat dankedudukan yang tetap, kuat dan tak berubah bagi negara yang diben-tuk, dengan lain perkataan dengan jalan hukum tidak dapat dirubah”.(Dardji Darmodihadjo, 1978: 20).

Pendapat tersebut di atas menjelaskan, betapa fungsi dankedudukan Pancasila sebagai pokok kaidah negara yang fundamentalatau dengan kata lain bahwa Pancasila adalah sebagai “Dasar NegaraRepublik Indonesia”. Hal tersebut penting sekali sebab seluruh produkHukum dan undang-undang, baik yang tertulis maupun yang tidak

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Page 258: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

242

tertulis harus bersumber dan berdasar serta berada di bawah pokokkaidah negara yang fundamental tersebut.

Berbicara tentang Pancasila sebagai Dasar Negara RepublikIndoeensia, maka Pancasila mempunyai berbagai fungsi, yang anataralain:

Pertama, sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, yang padahakekatnya Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum atausumber tertib hukum, sebagaimana telah dijelaskan terdahulu,memberikan pengertian bahwa Pancasila mempunyai fungsi yangbersifat yuridis ketatanegaraan. Kedua: bahwa Pancasila dia bersifarsosiologis, artinya bahwa Pancasila mempunyai fungsi sebagaipengatur hidup dan kehidupan kemasyarakatan pada umumnya. Ketiga:bahwa Pancasila bersifat ethis dan filosofis, hal tersebut memberikanpengertian bahwa bahwa Pancasila mempunyai fungsi sebagaipengatur tingkah laku pribadi dan cara-cara dalam mencari kebenaran.Sekalipun perlu kita sadari bahwa kebenaran yang dimaksud adalahkebenaran yang dapat dicapai manusia, yang tentu saja bersifat relatif,tidak absolut atau mutlak. Sebab kebenaran yang absolut, yang mutlakadalah kebenaran yang ada pada Tuhan Yang Maha Esa. Karenanyadalam mencari kebenaran dalam Pancasila sebagai philoshopical waythingking atau philoshophical system tidaklah perlu sampaimenimbulkan pertentangan, pertikaian apalagi permusuhan.

C. Pancasila Sebagai Sumber HukumSebagaimana telah disepakati bahwa Pancasila adalah

merupakan asas kerokhanian yang menjadi dasar filsafat negara ataubiasa disebut sebagai “Philosofisme Gronslag”. Di mana dalamkedudukan ini Pancasila merupakan sumber dari segala sumber, baiksebagai sumber nilai, maupun sebagai norma dalam setiap aspekpenyelenggaraan negara, maupun sebagai sumber tertib hukum dinegara Republik Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut secara yuridis MPRS telahmenetapkan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumberhukum, sebagaimana tercantum dalam lapiran Keputusan MPRS NomorXX/MPRS/1966. Hal tersebut sejalan pula dengan Pidato Prof.Notonagoro pada saat Dies Natalis Universitas Airlangga Surabaya

Page 259: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

243

pada tanggal 10 Nopember 1955, yang menyatakan bahwa Pancasilaadalah Pokok Kaedah Fundamental Negara (Staatsfundamentalnorm).(Mustaqiem, 2013: 69).

Dalam kedudukannya yang demikian maka Pancasila dapatmewujudkan fungsi pokoknya sebagai Dasar negara Republik Indone-sia, yang manifestasinya dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karenanya Pancasila merupakan sumber hukum dasar,baik yang tertulis seperti Undang-Undang Dasar negara maupun hukumdasar yang tidak tertulis atau Konvensi.

Dengan demikian Pancasila merupakan sumber hukum yangsempurna, yang mampu menjangkau berbagai aspek. Hal tersebutmengandung makna bahwa kualitas semua produk hukum kita akansangat ditentukan oleh seberapa jauh bangsa Indonesia mampumemaknai atau memahami tentang sumbernya itu sendiri.

Sebagai Negara demokrasi yang berdasarkan hukum, maka In-donesia dalam segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraannegara, selalu diatur dalam suatu sistem peraturan dan perundang-undangan. Dalam pengertian inilah maka negara dilaksanakanberdasarkan pada suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar negara.Oleh sebab itu Pembagian kekuasaan negara, lembaga-lembaga tingginegara, hak dan kewajiban warga negara, keadilan sosial dan lain-lain diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara. Kondisi yangdemikianlah yang dimaksud dari pengertian Pancasila dalam konteksketatanegaraan Republik Indonesia.

Selanjutnya dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasarNegara Republik Indonesia, maka pada hakikatnya dia merupakansuatu dasar dan asas kerokhanian dalam setiap aspek penyeleng-garaan negara termasuk dalam penyusunan tertib hukum Indonesia.Maka kedudukan Pancasila sebagaimana tertcantum dalam Pembu-kaan UUD 1945 tersebut adalah menjadi “sumber dari segala sumberhukum di Indonesia”, sekaligus sebagai sumber motivasi dan aspirasiperjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber daricita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan, baik dalam lingkupnasional maupun dalam hubungan pergaulan dengan bangsa-bangsadi dunia.

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Page 260: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

244

D. Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertib Hukum TertinggiSebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal dalamUndang-Undang Dasar (UUD) 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal18 Agustus 1945. Kemudian diundangkan dalm Berita Republik Indo-nesia Tahun II Nomor 7. Dan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945dalam ilmu hukum mempunyai kedudukan di atas pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Dan konsekuensinya keduanya akan memilikikedudukan hukum yang berlainan, namun keduanya terjalin dalamsuatu hubungan dengan kesatuan yang kausal dan organis. (Kaelan,2004: 148).

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertibhukum Indonesia, dia memiliki dua spek yang sangat fundamental,yaitu:

Pertama: Menjadi dasarnya, karena pembukaan UUD 1945memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya suatu tertib hukum diIndonesia. Dan semua ini dalam Pembukaan UUD 1945, telah terpenuhidengan adanya empat syarat mutlak bagi terwujudnya tertib hukumIndonesia.

Kedua: Pembukaan UUD 1945 memasukkan diri di dalamnyasebagai ketentuan hukum yang tertinggi, sesuai dengan kedudukan-nya, yaitu sebagai asas bagi hukum dasar, baik yang tertulis (UUD)maupun hukum dasar yang tidak tertulis (convensi), serta peraturan-peraturan hukum lainnya yang lebih rendah. (Notonagoro, 1974: 45).

Berdasarkan hakikat dari kedudukan Pembukaan UUD 1945tersebut dalam tertib hukum di Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945tersebut menentukan adanya tertib hukum Indonesia. Dan kose-kuensinya maka Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak dapat lagidi ubah. Hal tersebut sesuai dengan Ketetapan MPRS nomor: XX/MPRS/1966. Dan selanjutnya ditegaskan lagi dalam Ketetapan nomor: V/MPR/1975, dan Ketetapan nomor: IX/MPR/ 1978, serta KetetapanNomor: III/MPR/1983. Dan penyempurnaan atas berbagai Ketetapanini baru terwujud dalaam Sidang Tahunan MPR RI yang berlangsungdari tanggal 7 s.d 18 Agustus 2000, yang melahirkan Ketetapan nomor:III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan PeraturanPerundang-undangan.

Page 261: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

245

Selanjutnya ada empat persyaratan sebagai tertib hukum tertinggidi Indonesia, yaitu:

1. Adanya kesatuan subjek.Yaitu penguasa yang mengadakan peraturan hukum. Dan hal initelah terpenuhi dengan adanya suatu pemerintahan NegaraRepublik Indonesia (Pembukaan UUD 1945 alenia IV).

2. Adanya kesatuan asas kerokhanian.

Dia merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan peraturan-peraturan hukum, yang merupakan sumber dari segala sumberhukum. Dan hal tersebut telah terpenuhi oleh adanya dasar filsafatnegara Pancasila sebagaimana tercantum pada alinea IVPembukaan UUD 1945.

3. Adanya kesatuan daerah.Maksudnya di mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku. Danhal tersebut sudah terpenuhi oleh pernyataan dengan kalimat“seluruh tumpah darah Indonesia” yang tercantum dalam aleniaIV pada Pembukaan UUD 1945.

4. Adanya kesatuan waktu.

Yaitu seluruh peraturan-peraturan hukum tersebeut terdapatkesatuan dalam pemberlakuannya. Dan hal tersebut juga sudahterpenuhi dengan kalimat yang terdapat pada alinea IV padaPembukaan UUD 1945, yang berbunyi: “ ... maka disusunlahkemerdekaan kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalamsuatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia”. Hal tersebutmenunjukkan bahwa saat mulai berdirinya negara Republik Indo-nesia yang disertai dengan suatu tertib hukum, hingga sampaiseterusnya selama kelangsungan hidup negara Republik Indone-sia.

Oleh sebab itu sejak ditetapkannhya Pembukaan UUD 1945 secaraformal pada tanggal 18 Agustus 1945, maka seluruh peraturan hukumyang ada di dalam wilayah negara Republik Indonesia, telah memenuhisyarat sebagai suatu tertib hukum negara, sementara semua syarat-syarat sebagaimana ditentukan di atas pada hakikatnya telahterkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu sendiri.

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Page 262: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

246

Di samping itu Pembukaan UUD 1945 yang telah dirumuskansecara padat dan khidmat dalam empat alinea itu, dimana setiap alineadan kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam,serta mempunyai nilai-nilai yang universal, karena dia mengandungnilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang beradab diseluruh dunia. Serta mengandung nilai yang lestasri, karena dia mampumenampung dinamika masyarakat, dan dia akan tetap menjadilandasan perjuangan bangsa dan negara, selamaa bangsa Indonesiatetap setia kepada negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

E. Fungsi/Peran Lainnya dari PancasilaMenurut Prof. Dardji Darmodihardjo apabila kita memperhatikan

penyebutan-penyebutan yang dikaitkan dengan Pancssila, niscayaakan terdapat peranan yang sangat luas dari Pancasila dalam kontekstata kehidupan bangsa Indonesia. Hal tersebut antara lain dapatdijelaskan sebagai berikut:

1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia.Peran Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang

dijelaskan teori Von Savigvy, bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanyasendiri-sendiri yang disebut dengan “Volkgeist” (jiwa rakyat/jiwabangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa adanya/lahirnya bersamaandengan adanya bangsa Indonesia, yaitu pada zaman Sriwijaya-Majapahit. Penjelsan tersebut diperkuat pula oleh Prof. Mr.A.G.Pringgodigdo dalam tulisan beliau yang berjudul “Sekitar Pancasila”.Beliau antara lain mengatakan, bahwa tanggal 1 Juni 1945, adalahhari lahir istilah Pancasila, sedangkan Pancasilanya sendiri telah adasejak zaman dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indone-sia itu sendiri.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.

Bahwa jiwa bangsa Indonesia itu, dia mempunyai arti yang statis(tetap, tidak berubah) dan mempunyai arti yang dinamis (bergerak,berubah). Selanjutnya jiwa ini ke luar diwujudkan dalam sikap mentaldan tingkah laku serta amal perbuatan. Sementara sikap mental dantingkah laku serta amal-perbuatan bangsa Indonesia, dia mempunyaiciri-ciri khas yang membedakan dengan bangsa lainnya di dunia ini.

Page 263: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

247

Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian bangsa. Dankepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila.

3. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia PadaWaktu Mendirikan Negara

Dalam konteks ini sebagaimana yang diucapkan Presiden ke duaRI Soeharto di depan sidang DPRGR pada tanggal 16 Agustus 1967.Beliau menyatakan bahwa Pancasila adalah merupakan perjanjianluhur seluruh rakyat Indonesia yang harus selalu kita bela selama-lamanya.

Hal tersebut sebagaimana kita ketahui, bahwa pada saat bangsaIndonesia mendirikan negara (Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus1945), bangsa Indonesia belum mempunyai Undang-Undang DasarNegara yang tertulis. Dan baru pada keesokan harinya yaitu padatanggal 18 Agustus 1945, disahkanlah Pembukaan dan Batang Tubuhdari UUD 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).Dan PPKI ini adalah merupakan penjelmaan atau wakil-wakil dariseluruh Rakyat Indonesia yang telah mengesahkan perjanjian luhurtersebut.

4. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia.Pancasila dalam konteks ini, sebagai cita-cita dan tujuan bangsa

Indonesia pernah diucapkan dalam pidato Presiden Soeharto, di depansidang DPRGR pada tanggal 17 Agustus 1967. Beliau mengatakan,bahwa “cita-cita luhur negara kita tegas dimuat dalam pembukaanUUD 1945”. Karena Pembukaan UUD 1945 merupakan penuangan jiwaProklamasi yaitu jiwa Pancasila. Maka dengan demikian Pancasila jugamerupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Dalam pidatotersebut juga dikatakan, bahwa “Cita-cita luhur inilah yang akan dicapaioleh bangsa Indonesia”.

5. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang MempersatukanBangsa Indonesia.Maksudnya bahwa Pancasila merupakan sarana yang sangat

ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Dan hal ini merupakansuatu keniscayaan, karena Pancasila adalah falsafah hidup danKepribadian bangsa Indonesia, yang mengandung nilai-nilai dan

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Page 264: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

248

norma-norma yang oleh bangsa Indonesia sendiri diyakini sebagaisesuatu yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baikdan paling sesuai dan paling tepat bagi bangsa Indonesia. SehinggaPancasila mampu mempersatukan bangsa Indonesia.

Di samping itu Pancasila sebagai falsafah hidup bagi bangsa In-donesia juga mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi olehbangsa Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab di duniaini. Sebab nilai-nilai dasar yang tercakup dalam Pancasila meliputinilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,dan nilai keadilan sosial, yang kesemua nilai-nilai dasar tersebuttermuat dalam alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945. (SubandiAl Marsudi, 2006: 43).

E. Tujuh Kunci Pokok Sistem Ketatanegaraan RepublikIndonesia.Undang-undang dasar 1945 yang terdiri atas 16 Bab, 37 pasal

serta 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan tambahan, yangsetelah diamandemen berubah menjadi 20 Bab, 73 Pasal dan 3 PasalAturan Peralihan serta 2 Pasal Aturan Tambahan, di sampingmengandung semangat dan merupakan perwujudan dari pokok-pokokyang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, juga merupakanrangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu.

Dalam sistem pemerintahan Indonesia dijelaskan dalam penje-lasan UUD 1945 (sebelum dilakukannya amandemen), yangmenyebutkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan Indonesia.Sekalipun UUD 1945 telah diamandemen, ketujuh kunci pokok tersebutmasih relevan dalam pemerintahan Indonesia dewasa ini.

Bahwa dalam pembukaan 1945 disamping terdapat naskahPancasila, juga berisikan materi yang pada dasarnya dapat dibedakandalam tiga bagian berikut:1. Pasal-pasal yang berisi materi pengaturan sistem pemerintahan

negara, yang di dalamnya termasuk pengaturan tentangkedudukan, tugas, wewenang dan saling berhubungannya dariberbagai kelembagaan negara.

2. Pasal-pasal yang berisi materi hubungan antar negara dan warganegara dan penduduknya, serta dipertegas oleh Pembukaan UUD

Page 265: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

249

1945 yang berisi konsepsi negara diberbagai aspek kehidupanpolitik, ekonomi, sosial budaya, dan HANKAM, kearah mana negaradan rakyat Indonesia akan bergerak untuk mencapai cita-sitanasionalnya.

3. Dan lain-lain.(Margono,dkk, 2002: 26).

Namun perlu disadari bahwa ketiga materi tersebut adalahmerupakan satu kesatuan yang utuh yang tercakup secara bulat dalambatang tubuh UUD 1945. Dan sistem ketatanegaraan/pemerintahanNegara Indonesia, dijelaskan dengan terang dan sistematis dalampenjelasan UUD 1945. Di mana dalam penjelasan tersebut dikenaldengan apa yang disebut dengan tujuh kunci pokok, yang secara singkatdapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Indonesia adalah Negara yang Berdasarkan atas Hukum(rechtsstaat)

Maksudnya adalah bahwa negara Indonesia adalah negara yangberdasarkan atas hukum (rechsstaat) dan bukan atas dasar kekuasaansemata (machtsstaat). Hal tersebut mengandung pengertian bahwanegara Indonesia beserta seluruh lembaga-lembaga yang ada dalampemerintahan dalam menjalankan tindakannya harus dilandasi olehhukum dan harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.

Demikian pula sesuai dengan semangat dan ketegasan UUD 1945,bahwa negara hukum yang dimaksud adalah bukan hanya sekedarnegara hukum dalam arti formal. Namun Inddonesia adalah negarahukum yang berdasarkan UUD 1945 dalam arti yang luas. Yang berartinegara hukum dalam arti material. Negara bukan saja melindugisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahnya, tetapi jugaharus memajukan kesejahteran umum dan mencerdaskan kehidupanbangsa.

Sebagai suatu negara hukum biasanya memiliki beberapa ciriberikut: misalnya diakuinya hak asasi manusia, adanya asas leglitasdalam segala bentuknya, adanya suatu peradilan yang bebas dan tidakmemihak, adanya pemisahan segala kekuasaan dan adanya peradilanadministrasi negara.

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Page 266: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

250

Demikian pula dengan semangat negara hukum secara material,maka dalam setiap tindakan negara haruslah mempertimbangkan duakepentingan atau landasan, yaitu kegunaannya (doelmatigheid) danlandasan hukmunya (rechtmatigheid). Oleh sebab itu semua tindakanpemerintah (negara) haruslah selalu memenuhi kedua kepentinganatau landasan tersebut.

2. Sistem KonstitusionalMaksudnya bahwa pemerintahan harus berdasarkan sistem

konstitusi (hukum dasar). Tidak berdasarkan absolutisme (yaitukekuasaan yang tidak terbatas). Dengan sistem ini memberikanketegasan tentang bagaimana cara mengendalikan pemerintahannegara yang dibatasi oleh kekuatan konstitusi. Dengan sendiriya, jugaketentuan dalam hukum lain yang merupakan produk konstitusional,seperti GBHN, UU dan sebagainya. Dengan landasan ke dua sistemtersebut, yaitu negara hukum dan sistem konstitusi diharapkan dapatmenciptakan mekanisme hubungan tugas dan hukum antara lembaga-lembaga negara dengan sebaik-baiknya.

3. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakanmenurut Undang-Undang.

Sebelum diadakannya amandemen UUD 1945, MajelisPerwusyawaratan Rakyat (MPR) adalah merupakan penjelmaan seluruhrakyat Indonesia (ertretungsorgan des willens des Staatsvolkes), JadiMPR adalah pemegang kekuasaan negara tertinggi dan pelaksanakedaulatan rakyat. (lihat pasal 1 ayat (2). Demikian pula MPRberwenang memilih Presiden dan Wakil Presiden. (Pasal 6 ayat (2)UUD sebelum diamendemen.

Sekarang setelah diadakannya amandemen pasal 1 ayat (2) UUDkini telah berubah tidak lagi menempatkan MPR sebagai pemegangkekuasaan negara tertinggi dan pelaksana dari kedaulatan rakyat.Sehingga MPR berkedudukan sebagai lembaga negara biasa yangsejajar kedudukannya dengan lembaga-lembaga negara lainnya,seperti Presiden, MA, dan BPK. Sementara kedaulatan berada di tanganrakyat dan dilaknakan menurut Undang-Undang. MPR hanyamerupakan lembaga bicameral, sebagai joint session antara DPR dan

Page 267: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

251

DPD yang dipilih memlalui pemilihan umum, dan diatur lebih lanjutdengan Undang-Undang.

Di samping MPR tetap memiliki kewenangan dalam mengubahdan menetapkan Undang-Undang Dasar (Pasal 3 ayat (1), namun tidaklagi berwenang untuk memilih Presiden dan wakil Presiden. Dankewenangannya hanya sekedar melantik Presiden dan Wakil Presiden,sedang yang memilih Presiden dan Wakilnya adalah rakyat Indonesiasecara langsung.

4. Presiden adalah Penyelenggara Pemerintah Negara yangTertinggi.

Presiden Republik Indonesia adalah pemegang kekuasaanpemerintah menurut UUD. Dia merupakan Kepala Kekuasaan Eksekutifdalam negara, (concentration of power and responsibiliti upon the Presi-dent). Dan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya Presidendibantu oleh satu orang Wakil Presiden.

Presiden berhak untuk mengajukan rancangan Undang-Undangkepada DPR yang berwenang dalam menetapkan Undang-Undang.Namun dalam rangka untuk menjalankan Undang-undang tersebutdengan sebagaimana mestinya, Presiden berhak untuk menetapkanPeraturan Pemerintah (pouvoir reglementair ).

5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

Sekalipun Presiden tidak bertanggung kepada DPR, namun merekaharus bekerja sama, sehingga dalam pelaksanaan berbagai tugasnya,Presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Misalnya Presidendalam menyatakan perang, serta membuat perdamaian dan perjanjiandengan negara lain. Demikian pula dalam membuat perjanjianinternasional, yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagikehidupan rakyat, atau yang terkait dengan beban keuangan negara,atau yang mengharuskan perubahan/pembentukan Undang-Undang.Dan semua tugas tersebut sebelum dilaksanakan perlu memperolehpersetujuan dari DPR. Namun bukanlah berarti bahwa Presiden beradadi bawah DPR apalagi bertangguing jawab kepada DPR.

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Page 268: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

252

6. Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, Menteri NegaraTidak Bertanggung Jawab kepada DPR.

Pengangkataan dan pemberhentian menteri-menteri negarasepenuhnya merupakan wewenang Presiden. Menteri-Menteri tersebuttidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi mereka bbertanggungjawab kepada Presiden, karena status mereka sebagai pembantuPresiden. Walaupun demikian mereka bukanlah pejabat tinggi biasa.Karena dengan petunjuk dan persetujuan Presiden merekalah yangsenayatanya menjalankan kekuasaan pemerintah di bidangnya masing-masing. Inilah sistem pemerintahan yang dikenal dengan nama sistem“Kabinet Presidensial”. Dan selama ini demi efektifitas penyeleng-garaan pemerintahan, maka diangkatlah berbagai Menteri Koordinator,Menteri yang memimpin suatu Departemen, Menteri Negara nonDepartemen, Menteri Muda, dan lain-lain, yang kesemuanya itu padahakikatnya adalah pembantu Presiden.

7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas.

Bahwa meskipun Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepadaDPR, namun ia bukanlah Diktator atau kekuasaannya dengan tanpabatas. Hal tersebut dapat tercapai karena di samping sistempemerintahan RI yang konstitusional, ditunjang pula dengan fungsikontrol DPR dalam melakukan pengawasan atas semua tindakanPresiden dalam pelaksanaan Haluan Negara. Sehingga apabila DPRmenganggap Presiden sungguh telah melanggar haluan negara, DPRharus menyampaikan memorandum untuk mengingatkan Presiden.Sehingga apabila dalam waktu tiga bulan Presiden tidakmemperhatikan memorandum DPR tersebut, maka DPR menyampaikanlagi memorandum ke dua. Dan apabila dalam satu bulan memoran-dum ke dua juga tidak diindahkan Presiden, makia DPR dapat memintaMPR mengadakan sidang istimewa untuk meminta pertanggungjawaban Presiden.

Page 269: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

253

BAB XVHUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945

DENGAN BATANG TUBUH UUD 1945, DANHUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 45 DENGAN

PANCASILA.

A. Makna Pembukaan UUD 1945Apabila Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum

tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, maka PembukaanUndang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan sumber dari motivasidan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakansumber dari cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan, baikdalam lingkungan nasional, maupun dalam hubungan pergaulan denganbangsa-bangsa di dunia. (M. Syamsudin, dkk. 2009: 149).

Pembukaan UUD 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan terpe-rinci yang mengandung Pancasila sebagai dasar Negara merupakansatu rangkaian kesatuan dengan Proklamasi 17 Agustus 1945, olehkarena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga, termasuk oleh MPRhasil Pemilu. Karena berdasarkan pasal 3 dan 27 UUD 1945 merubahPembukaan UUD 1945, berarti membubarkan negara Proklamasi 17Agustus 1945.

Oleh sebab itu Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber pendo-rong dan Sumber cita-cita perjuangan serta tekad bangsa Indonesia.Karena di dalam Pembukaan UUD 1945 itu telah dirumuskan secarajelas bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bebas, merdeka,bersatu, berdaulat, yang di dalamnya akan diwujudkan suatumasyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, di tengah-

Page 270: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

254

tengah pergaulan negara-negara di dunia ini berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dan Ia merupakan landasandan arah perjuangan bangsa.(C,S,T. Kansil, 2006: 61).

Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, kemudiandiundangkaan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7.Pembukaan UUD 1945 dipandang dari sudut ilmu hukum mempunyaikedudukan di atas pasal-pasal UUD 1945. Konsekuensinya keduanyamemiliki kedudukan hukum yang berlainan, namun keduanya terjalindalam suatu hubungan kesatuan yang kausal dan organis (Kaelan,2004: 148).

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea, yang masing-masingalinea mempunyai arti dan makna yang dalam, serta mempunyai nilai-nilai yang universal dan lesari. Universal karena dia menjunjung tingginilai-nilai yang dijunjung oleh bangsa-bangsa yang beradab di mukadunia ini. Lestari karena dia mampu menampung dinamika masyarakat,dan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara, selamabangsa Indonesia tetap setia kepada proklamasi 17 Agustus 1945.

Pada alinea pertama, ke dua, dan ketiga Pembukaan UUD 45,memuat segolongan pernyataan yang tidak memiliki hubungan “kausalorganis” dengan pasal-pasalnya. Bagian tersebut hanya memuatserangkain pernyataan, yang menerangkan peristiwa yang mendahuluisebelum terbentuknya negara Indonesia.

Adapun alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945, dia memuatdasar-dasar fundamental negara, yang meliputi:

a. Tujuan negara;b. Ketentuan UUD negara;

c. Bentuk negara; dan

d. Filsafat negara Pancasila.

Oleh sebab itu alinea keempat ini memiliki hubungan “kausalorganis” dengan pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945, sehinggaerat hubungannya dengan isi pasal-pasal dalam UUD 1945 tersebut.

Page 271: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

255

B. Makna Alinea-Alinea Pembukaan UUD 1945.

1. Alinea Pertama, berbunyi: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaanitu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahandi dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan”.

Alinea tersebut mengandung arti keteguhan dan kuatnyapendirian bangsa Indonesia menghadapi masalah kemerdekaanmelawan penjajah. Dengan pernyataan itu bukan saja bangsa In-donesia bertekad untuk merdeka, tetapi akan tetap beridiridibarisan paling depan dalam menentang dan menghapuskanpenjajahan di atas dunia ini.

Alinea tersebut mengungkapkan dalil objektif dan dalilsubjektif. Dalil objektif, bahwa penjajahan itu tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu pejajahan harusditentang dan dihapuskan, agar semua bangsa di dunia ini dapatmenjalankan kemerdekaannya sebagai hak asasinya. (sebagaipengakuan terhadap hak koderat dari setiap bangsa). Disitulahletak keluhuran moral dari pernyataan kemerdekaan Indonesia.

Sedangkan dalil subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesiasendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebutmeletakkan tugas dan kewajiban kepada bangsa/pemerintah In-donesia, untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentukpenjajahan, serta mendukung setiap negara yang inginmendapatkan kemerdekaannya. Pendirian yang demikian inilahyang menjadi landasan pokok dalam mengendalikan politik luarnegeri kita.

2. Alinea Kedua, berbunyi: “Dan perjuangan pergerakankemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yangberbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indo-nesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yangmerdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”.

Alinea tersebut mengandung arti:

a. Kita menyadari dan menghargai, serta bangga atas perjuanganpergerakan kemerdekaan di Indonesia (para phlawaan kita),

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945...

Page 272: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

256

sebab karena para pahlwan itulah kita dapat menikmatikemerdekaan sampai sekarang, dan keadaan sekarang adalahyang akan menentukan keadaan masa yang akan datang.

b. Mementum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkanuntuk menyatakan kemerdekaan;

c. Kemerdekaan tersebut bukanlah merupakan tujuan akhir, tetapimasih harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yangmerdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Di sisi lain alinea ini menunjukkan kebanggan danpenghargaan kita atas perjuangan bangsa Indonesia selamaitu, ini juga berarti adanya kesadaran bahwa keadaan sekarangtidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yangakan kita ambil sekarang akan menentukan di masa yang akandatang. Dan apa yang dikehendaki oleh para pejuangkemerdekaan adalah negara Indonesia yang merdeka, bersatu,berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalumenjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untukmewujudkannya. (H.Subandi Al Marsudi, 2000: 138).

3. Alinea Ketiga, berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang MahaKuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supayaberkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesiamenyatakan dengan ini kemerdekannya”.

Alinea tersebut mengandung arti:

a. Alinea tersebut memuat motivasi spiritual yang luhur danmerupakan pengukuhan atas proklamasi kemerdekaan, sertamenunjukkan ketakwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan YangMaha Esa.

b. Berkat ridho-Nya bangsa Indonesia berhasil dalam perjuanganmencapai kemerdekaannya, dan sekaligus negara yang ingindidirikannya adalah berwawasan kebangsaan.

Jadi alinea ini bukan saja menegaskan kembali apa yangmenjadi motivasi riil dan materiil bangsa Indonesia untukmenyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan/kepercayaannya, menjadi motivasi spiritualnya, bahwa maksud

Page 273: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

257

menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang MahaKuasa. Dalam alinea ini digambarkan bahwa bangsa Indonesiamendambakan kehidupan materiil dan spirituil, antara kehidupandi dunia dan di akhirat kelak.

4. Alinea Keempat berbunyi: “Kemudian dari pada itu untukmembentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskankehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalamsuatu undang-undang Dasar negara Indonesia, yang terbentukdalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berke-daulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang MahasEsa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,dan Keyakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratn/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatukeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Alinea tersebut mengandung makna:a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi

tujuannya yaitu melindungi segenap bangsa Indoensia danseluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi, dan keadilan sosial.

b. Negara berbentuk republik dan berkedaulatan rakyat.

c. Negara Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, YaituKetuahan YME, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuanIndonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam permusyawaratan /Perwakilan, dan keadilan Sosial bagiseluruh rakyat Indoensia.

Jadi dalam alinea ini dirumuskan dengan padat, apa yangmenjadi tujuan dan prinsip-prinsip dasar untuk mencapai tujuanbangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya sebagai negara yangmerdeka.

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945...

Page 274: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

258

C. Pokok-Pokok Pikiran yang Terkandung dalam PembukaanUUD 1945Berkaiatan denga pokok-pokok pikiran ini, perhatiak rumusannya

dalam Bab VII Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiranyang diciptakan da dijelmakan dalam Batang Tubuh UUD 1945, yaitudalam bentuk pasal-pasalnya.

Menurut Prof. Drs. C.S.T Kansil, SH, Ada empat pokok pikiran yangterkandung dalam Pembukaan UUD 1945, keempat pokok pikirantersebut adalah:

1. Pokok Pikiran Persatuan.Pokok pikiran tersebut berbunyi sebagai berikut: “Negara

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indo-nesia, dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Artinya, bahwa dalam pembukaan ini diterima aliran pengertiannegara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenapbangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham perseo-rangan. Negara, menurut pengertian “Pembukaan” itu menghendakipersatuan meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya.

Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan. Artinya:a. Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia.

b. Negara mengatasi segala paham golongan dan segala pahamperorangan.

c. Negara menghendaki persatuan yang meliputi segenap bangsaIndonesia.

2. Pokok pikiran Keadilan sosial.

Artinya, negara wajib mewujudkan keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia, dan negara memberikan hak dan kewajibannya yangsama kepada segenap rakyat, untuk ikut serta mewujudkan keadilansosial dalam kehidupan masyarakat.

Page 275: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

259

3. Pokok pikiran Kedaulatan Rakyat.

Artinya, negara berdasarkan kerakyatan dan permusyawaratanperwakilan. Kedaulatan rakyat berarti kekuasaan tertinggi ada padarakyat yang sepenuhnya dilaksanakan oleh MPR.

4. Pokok pikiran, Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasarKemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Artinya:a. Negara wajib memberikan kebebasan kepada warga negaranya

untuk memeluk agama, sesuai dengan keyakinan dan kepercayaanmasing-masing, berdasarkan agama yang diakui sah oleh negara.

b. Negara wajib memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhurdan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Keempat pokok pikiran tersebut sesungguhnya adalah merupakanpancaran dari Pancasila, sehingga seluruh pokok pikiran itu merupakansatu kesatuan yang bulat dan utuh. (C.S.T. Kansil, 2006: 65-66).

D. Hubungan Pembukaan UUD 45 Dengan Batang Tubuh UUD1945.Bahwa pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan

langsung dengan batang tubuh UUD 1945. Karena Pembukaan UUD1945 mengandung pokok-p0okok pikiran yang dijabarkan lebih lanjutdalam pasal-pasal dalam batang tubuh UUD 1945.

Bahwa pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar falsafahPancasila dengan batang tubuh UUD 1945 merupakan satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan rangkaian kesatuannilai dan norma yang terpadu.

Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas rangkaian pasal-pasal, yangmerupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandungdalam undang-undang Dasar 1945, yang tidak lain adalah pokok-pokokpikiran: Persatuan Indonesia, Keadilan Sosial, Kedaulatan RakyatBerdasar atas Kerakyatan dan Permusyawaratan/Pewakilan, danKetuhanan YME Menurut Dasar Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.Pokok pikiran tersebut tidak lain adalah pancaran dari Pancasila, yang

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945...

Page 276: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

260

telah mampu memberikan semangat serta terpancang dengan khidmatdalam perangkat UUD 1945.

Lebih jelas lagi bahwa yang dimaksud dengan Batang Tubuh atauUndang-Undang 1945 khususnya sebelum terjadinya amandemen atasUUD 1945, adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari dan tersusunatas tiga bagian, yaitu:1. Bagian Pembukaan yang terdiri atas empat alinea;

2. Bagian Batang Tubuh, yang teridiri atas 18 BAB, 37 pasal, dan 4pasal aturan Peralihan, serta 2 ayat aturan tambahan.

3. Bagian penjelasan, yang meliputi Penjelasan Umum dan Penjelasanpasal demi pasal.

Perlu diingat bahwa pada waktu UUD 1945 disahkan oleh PPKIdalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945, UUD 1945 hanya terdiridari bagian Pembukaan dan Batang Tubuhnya saja. Sementara bagianPenjelasannya belum termasuk di dalamnya. Namun setelah naskahresminya di muat dan disiarkan dalam Berita Acara Republik Indone-sia pada tanggal 15 Pebruari 1946, barulah bagian Penjelasan tersebutmenjadi bagian daripada UUD 1945. Sehungga dengan demikian UUD1945 itu, meliputi bagian Pembukaan, bagian Batang Tubuh dan bagianPenjelasan. (Subandi Al Marsudi, 2003: 129-130).

Semangat (pembukaan) dan yang disemangati (pasal-pasal UUD1945 serta penjelasannya), pada hakikatnya merupakan suatu rang-kaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kesatuan serta semangatyang demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayatioleh setiap warga negara Indonesia. Rangkaian isi, arti dan maknayang terkandung dalam masing-masing alinea dalam pembukaan UUD1945, melukiskan adanya rangkaian peristiwa dan keadaan yang ber-kaitan dengan berdirinya negara Indonesia, melalui pernyataanKemerdekaan Kebangsaan Indonesia.

Adapun rangkaian makna yang terkandung dalam Pembu-kaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

1. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknyanegara, yang merupakan rumusan dasar-dasar pemikiran yangmenjadi latar belakang pendorong bagi kemerdekaan kebangsaan

Page 277: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

261

Indonesia dalam wujud terbentuknya negara Indonesia. (alinea I,II, dan III pembukaan UUD 1945).

2. Yang merupakan ekspresi dari peristiwa dan keadaan setelah negaraIndonesia terwujud (alinea IV Pembukaan).

Perbedaan pengertian serta pemisahan antara kedua macamperistiwa tersebut ditandai oleh pengertian yang terkandung dalamanak kalimat: “ Kemudian dari pada itu “ pada bagian keempatpembukaan UUD 1945, sehingga dapatlah ditentukan sifat hubunganantara masing-masing bagian Pembukaan dengan batang tubuh UUD1945, adalah sebagai berikut :

1. Bagian pertama, kedua, dan ketiga Pembukaan UUD 1945,merupakan segolongan pernyataan yang tidak mempunyaihubungan kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945.

2. Bagian keempat, Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubunganyang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD 1945, yangmencakup beberapa segi sebagai berikut:

a. Undang-Undang Dasar ditentukan akan ada.

b. Yang diatur dalam UUD, adalah tentang pembentukanPemerintahan Negara yang memenuhi pelbagai persyaratandan meliputi segala aspek penyelenggara negara.

c. Negara Indonesia ialah berbentuk Republik yang berkedaulatanrakyat;

d. Ditetapkan dasar kerokhanian negara (dasar filsafat negaraPancasila).

Atas dasar sifat-sifat tersebut, maka dalam hubungannya denganbatang tubuh UUD 1945, menempatkan pembukaan UUD 1945 alineaIV pada kedudukan yang amat penting. Bahkan boleh dikatakan bahwasebenarnya hanya alinea IV dari Pembukaan UUD 1945 inilah yangmenjadi inti sari dalam arti yang sebenarnya. Hal ini sebagaimanatermuat dalam penjelasan resmi pembukaan dalam Berita RepublikIndonesia tahun II, No. 7, yang hampir keseluruhannya mengenaibagian atau alinea IV Pembukaan UUD 1945. Hal tersebut seba-gaimana pada pidato Prof.Dr.Soepomo pada tanggal 15 Juni 1945 di

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945...

Page 278: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

262

depan rapat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan KemerdekaanIndonesia.

E. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 DenganPancasila.Pembukaan UUD 1945 dan batang Tubuh UUD 45 ditetapkan oleh

PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari Pembukaan UUD 45 padahakikatnya terdapat dalam alinea keempat. Sebab segala aspekpenyelenggaraan pemerintahan negara yang berdasarkan Pancasilaterdapat dalam Pembukaan UUD 45 pada alinea keempat. Oleh karenaitu justru dalam pembukaan itulah secara formal yuridis Pancasiladitetapkan sebagai dasar Filsafat negara Republik Indonesia. Makadari itu maka hubungan antara Pembukaan UUD 45 dengan Pancasilaadalah bersifat timbal balik sebagai berikut:

Hubungan secara formalDengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam

Pembukaan UUD 45, maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagainorma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupanbernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, danpolitik, akan tetapi merupakan perpaduan dari asas-asas kultural,relegius, dan asas-asas kenegaraan yang unsur-unsurnya terdapatdalam Pancasila.

Berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila dalam PembukaanUUD 1945, secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar negara RI, adalah sepertiyang tercantum dalam pembukaan UUD 45 alinea ke empat.

2. Bahwa pembukaan UUD 45, berdasarkan pengertian ilmiah,merupakan Pokok Kaidah Negara yang fundamental.

3. Bahwa Pembukaan UUD 45 yang berkedudukan dan berfungsiselain sebagai mukaddimah dari UUD 45 dalam kesatuan yang tidakdapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yangbereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbedadengan pasal-pasalnya. Karena Pembukaan UUD 45 yang intinyaadalah Pancasila adalah tidak tergantung pada Batang Tubuh UUD45, tapi dia adalah sebagai sumbernya.

Page 279: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

263

4. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyaihakikat, sifat, kedudukan, dan fungsi, sebagai Pokok Kaidah Negarayang fundamental, yang menjelamakan dirinya sebagai Dasar ke-langsungan hidup negara Republik Indonesia yang diproklamasikanpada tanggal 17 Agustus 1945.

5. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 45, maka dengandemikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapatdiubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara RepublikIndonesia.

Dengan demikian Pancasila sebagai substansi esensial dariPembukaan, dan mendapatkan kedudukan formal yuridis dalamPembukaan, sehingga baik rumusan maupun yuridiksinya sebagaidasar negara, adalah sebagaimana terdapat dalam PembukaanUUD1945.

Oleh sebab itu, maka apabila ada perumusan yang menyimpangdari pembukaan tersebut, maka sama halnya dengan mengubah secaratidak sah Pembukaan UUD 45.

Hubungan secara material:

Hubungan Pembukaan UUD 45 dengan Pancasila selain hubunganyang bersifat formal, sebagaimana dijelaskan di atas dia jugamempunyai hubungan secara material sebagai berikut:

Bila ditinjau dari segi proses perumusan Pancasila dan PembukaanUUD 45, maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh BPUPKIyang pertama-tama adalah Dasar filsafat Pancasila, baru kemudianPembukaan UUD 45.

Setelah pada sidang pertama Pembukaan UUD 45, BPUPKI mem-bicarakan filsafat negara Pancasila, berikutnya tersusunlah PiagamJakarta yang disusun oleh Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertamadari Pembukaan UUD 45.

Berdasarkan urut-urutan tertib hukum Indonesia, makaPembukaan UUD 45 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, dantertib hukum Indonesia, adalah bersumberkan pada Pancasila, denganperkataan lain bahwa Pancasila adalah sebagai sumber tertib hukumIndonesia. Hal ini berarti pula bahwa secara material, tertib hukum

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945...

Page 280: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

264

Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.Dengan demikain Pancasila sebgai sumber tertib hukum Indonesiayang meliputi sumber nilai, sumber materi, bentuk, dan sifaf.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukanPembukaan UUD 45 sebagai Pokok Kaidah Negra yang fundamental,maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau intisari dari Pokok Kaidah Negara fundamental tersebut tidak lain adalahPancasila.

Page 281: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

265

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Asmoro , Filsafat Umum, PT RajaGrafindo Persada. Jakrta.2005.

Al Marsudi, Subandi, Pancasila dab UUD 45 dalam ParadigmaFerormasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

Beni Harmon , Kompas, 15 Juli 1999.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,Jakrta 1989.

______, Demokrasi di Indonesia Demokrasi Parlementer danDemokrasi Pancasila, PT Gramedia, Jakarta, 1994.

Budioyono, Kabul, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi,Alfabeta, Bandung, 2009.

C,S,T. Kansil, Christune ST Kansul, Modul Pancasila danKewarganegaraan, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 2006.

Darmodihardjo, Dardji , et.al, Santiaji Pancasila Usaha Nasiponal,Surabaya, 1991.

______, Orientasi Singkat Pancasila, PT Gita Karya, PT INTISA, Jakarta,1978.

Page 282: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

266

______, Pengertian nilai, Norma, Moral, Etika, Pandangan Hidup, BP.7 Pusat, Jakarta, Thn 1994/ 1996, Nomor 76.

______. Penjabaran Nilai-Nilai Pancasila dalam Sistem Hukum Indo-nesia, Rajawali, Jakarta, 1996.

Dekker, IN, Suatu Analisis Tentang Kemungkinan Adanya AmandemenDalam Hukum Tata Negara RI, IKIP Malang, 1994.

Driyarkara, N. t.t. Pancasila dan religi (Buku tanpa identitas).

______, Percikan Filsafat, CV. Pembangunan, Jakarta, 1981.

Emron, Ali, dkk., Penuntun Kuliah Pancasila, Alfabeta,l, 1994.

Galtung, Johan, The True Worlds: A Transnational Perspective, TheFree Press, New York, 1980.

Gie,The Liang,, Teori-Teori Keadilan, Yogyakarta, Super, 1977.

H.M.Ridwan Indra Ahadian, Hak Asasi Manusia Dalam UUD 1945, CV.Haji Mas Agung, Jakarta, 1991.

Hidayat, A, “Amandemen UUD 1945: Analisis Kritis dari PerspektifKetatanegaraan: Makalah pada Seminar dan LokakaryaNasional Dosen-Dosen Pancasila, UNNES Semarang, 2Nopember 2002..

______ , Makna Reformasi: Salah Kafrah, SKH, Kedaulatan Rakyat,Yokyakarta, 1999.

Ismaun, Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia,C.V. Carya Remaja, 1981.

Kaelan, Zubaidi Achmad , Pendidikan Kewarganegaraan UntukPerguruan Tinggi, Paradigma Yokyakarta, 2007,

Kaelan,M.S, Pendidikan Pancasila, Paradigma , Yogyakarta, 2004.

Luthan, S, Urgensi Amendemen UUD 1945, Kompas, 30 Juni 1998.

M.Syamsuddin,dkk. Pendidikan Pancasila, Menempatkan Pancasiladalam konteks Keislaman dan Keindonesiaan, Total Media,Yokyakarta, 2009

Machfud, Moh.MD. Hukum Dan Pilar-Pilar Demokrasi, Gamma MediaSukma, Yokyakarta, 1999.

Page 283: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

267

_______ , Pancasila Sebagai Paradigma Pembaharuan TatananHukum. Dalam Jurnal Filsafat Pancasila, Pusat Studi Pancasila,UGM, 2 (II), 1999.

Margono, dkk, Pendidikan Pancasila, Topik Aktual Kenegaraan danKebangsaan, Universitas Negeri Malang, 2002.

Manan, B. Diawali dengan Pembentukan Komisi Negara, Kompas, 15Mei 1999.

Moerdiono, Dalam MimbarBP7 Pusat, Pancasila sebagai IdeologiTerbuka menghadapi Era Globalisasi dan Perdagangan Bebas,BP.7 Pusat, 1992: 399).

Mubyarto, Ideologi Pancasila dalam kehidupan Ekonomi, BP-7 Pusat,Jakarta, 1992.

Munir Fuady, Konsep Negara Demokrasi, Refika Aditama, Bandung,2010.

Mustaqiem, Pendidikan Pancasila, Ideologi Negara Indonesia DalamBermasyarakat, Berbangsa, Dan Bernegara, Buku Litera,Yokyakarta, 2013.

Muthalib, MA & Ali Khan, M.A. Theory of Local Government.Sebagaimana dikutip Hoessein dalam Laporan PenelitianPemerintahan Lokal dan otonomi daerah di Indonesia, Thailandan Fakistan, PPW-LIPI, Jakarta, 1982.

Natonagoro , Etika Politik, Prinsip-Prinsip moral Dasar KenegaraanModern, PT Gramedia, Jakarta, 1987.

______ , Pancasila Secara Ilmiah Populer, Bumi Aksara, Jakrta 1997.

______, Pembukaan Oendang-Oendang Dasar 1945 (Pokok KaidahFundamental Negera Indonesia), Penerbitan MengenaiPancasila Nomor ke dua, Universitas Gajah Mada, tt.

Nopirin, Permasalahan Ekonomi Pasca Soeharto, Makalah Seminsr padDiskusi Panel “Pancasila dalam Perspektif Gerakan Reformasi,Pusat Studi Pancasila Universitas Gajah Mada, Yokyakarta,1998.

Daftar Pustaka

Page 284: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

268

Notosusanto, Nugroho, Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara, PNBalai Pustaka, Jakarta,1981.

Nurtjahjo, Hendra, Filsafat Demokrasi, Cet. ke 1, Bumi Aksara, Jakarta,,2006.

Paulus Wahana, Filsafat Pancasila, Kanisius, Yukjakarta, 1991

Poespowardojo, Soenaryo, Pancasila Sebagai Ideologi Ditinjau Dari SegiPandangan Hidup Bersama, Dalam “Pancasila Sebagai Indo-nesia”. BP-7 Pusat Jakrat, 1991.

Pranarka, AWM, Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila, CSIS, Jakarta,1985.

Riswanda, R. Membedah Politik orde Baru, Yokyakarta, Pustaka Pelajar,1997.

Rondinelli, D.A. Decentralization in developing Countries. A. Reviewof Recent Experience, Word Bank Staff Working Papers, Wash-ington DC, 1981.

Sapriya, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, DirektoratJenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Jakrta, 2012.

_______, Konsep Dasar Pendidikan Kewarga negaraan, DirektoralJenderal Pendidikan Islam, Departemen Agama RI, Jakarta,2009:

Sekretariat Negara Republik Indonesia, Risalah Sidang BadanPenyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (PPKI),Jakarta. 1995.

Stoker, G. Governance as Theory: Five Propositions, Unesco, New York,1998.

Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Alumni,Bandung, 1979.

Soeprapto, Cita Negara Pancasila, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia,FH-UI, Jakarta, 1995.

Sukarna, Demokrasi versus Kediktatoran, Alumni, Bandung, 1981.

Sulaiman, Setiawati, Sejarah Indonesia, Balai Pendidikan Guru,Bandung, t.th.

Page 285: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

269

Sumatri, Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Alumni,Bandung,1992.

Suseno, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Dasar dan KenegaraanModern, PT. Gramedia, Jakarta,1987.

Suseno, Magnis, Franz, Berfilsafat Dari Konteks, PT. Gramedia, Jakarta,1994.

Suwarno, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yokjakarta,1993.

Titus, Harold, Marilyn S. Smith, Richard T,Nolan, Living IssuesPhiloshopy, diterjemahkan oleh H.M.Rasyidi, Bulan BintangJakarta, 1984.

Tjokroamidjojo, B. Pancasila Sebagai Ideologi Birokrasi/AparaturPemerintah, BP-7 Pusat, Jakarta, 1992.

Toyibin,Aziz,M, Pendidikan Pancasila, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.

Wahana, Paulus, Filsafat Pancasila, Kanisius, Yokyakarta, Cetakan ke1, 1993.

Wahjono, Padmo, Masalah Ketatatanegaraan Indonesia Dewasa Ini,Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984.

______ , Dalam Pancasila sebagai Ideologi, mengembangkan ideologipancasila sebagai ideologi terbuka. BP.7 Pusat, Jakarta, 1991,Nomor 49.

_____, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Ghalia Indonesia,Jakarta, 1983.

______ , Masalah-Masalah Aktual Ketatanegaraan, Yayasan WismaDjokosutarto, SH, Jakarta, 1991.

Widjaja, A.W , Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia,PT Rineka Cipta, Jakrta, 2004.

______, Perkuliahan Pancasila Pad perguruan Tinggi, Aka Press,Jakarta, 1990.

Yamin, Muhammad, Naskah Persiapan UUD 1945, Indonesia , Vol IIdan III, Siguntang Jakarta, 1971.

Daftar Pustaka

Page 286: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

270

______ , Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Ghalia Indo-nesia, Jakarta, 1982.

Yudi Ruyadi dkk, 2000, dalam Elly M. Setiadi, Panduan Kuliah PendidikanPancasila Untuk Perguruan Tinggi, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 2007.

Zuhro, R.S, (Eds). Pemerintahan Lokal dan Otonomi Daerah di Indone-sia, Thailand, dan Pakistan, PPW-LIPPI, Jakarta, 1998.

Page 287: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

271

TENTANG PENULIS

H.M. ALWI KADERI dilahirkan di KandanganKabupaten Hulu Sungai Selatan, PropinsiKalimantan Selatan pada tanggal 06 Maret 1953.Penulis menyelesaikan pendidikan SRN tahun1964, kemudian pada tahun 1970 menyelesaikansekolah PGAN 6 tahun di kota Rantau KabupatenTapin. Selanjutnya melanjutkan pendidikan keFakultas Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama IslamIAIN Antasari Banjarmasin, dan pada tahun 1978

lulus sebagai Sarjana Lengkap (S1). Pada tahun 2007 lulus sebagaiMagister Program Pasca Sarjana (S2) program studi Filsafat Islam,konsentrasi Pemikiran Pendidikan Islam pada IAIN yang sama.

Di bidang pengalaman mengajar penulis sejak tahun 1990 sudahmenjadi tenaga pengajar dalam berbagai disiplin ilmu di lingkunganIAIN Antasari. Misalnya tahun 1990 – 2000 pada Fakulktas Dakwah,tahun 2000 – 2006 pada Fakultas Syariah, dan mulai tahun 2006 –sekarang pada Fakultas Tarbiyah. Sementara mata kuliah yang diampudisamping mata kuliah wajib yaitu Filsafat Pendidikan, penulis jugamengasuh mata kuliah-mata kuliah lainnya, seperti Filsafat PendidikanIslam, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 288: Buku Pancasila ROM - idr.uin-antasari.ac.id Pancasila untuk Perguruan Tinggi.pdf · UUD 1945 tersebut adalah Pancasila. Sebagai Dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat

Drs. H.M. Alwi Kaderi, M.Pd.I

272

Khusus untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, penulisdisamping aktif sebagai pengajar dalam mata kuliah Pancasila, jugasebagai salah seorang yang ditunjuk Rektor IAIN Antasari dalammenyusun silabus atau materi pokok perkuliahan dari mata kuliahPendidikan Pancasila yang berlaku di lingkungan IAIN Antasari.

Dari segi pelatihan antara lain yang pernah diikuti : PelatihanTenaga Perencanaan, Latihan Penelitian, Pelatihan MetodePembelajaran, Pelatihan Pengabdian pada Masyarakat, PelatihanPetugas Oprasional yang Menyertai Jemaah Haji, dan lain-lainsemuanya dilaksanakan di Banjarmasin. Sementara yang dilaksanakandi Jakarta antara lain: TARPADNAS Departemen Agama, Diklat SEPAMA,ESQ Leadership Training, Latihan Penilaian Angka Kredit TenagaPengajar dan Pustakawan, Latihan Pembuatan Jurnal Penelitian danJurnal Ilmiah.

Di samping itu penulis juga aktif mengikuti berbagai seminar yangdilaksanakan pada tingkat Jurusan, Fakultas, maupun oleh Institutdan yang dilaksanakan oleh lembaga-lembagaa lainnya. Sertamelakanakan berbagai tugas dan kewajiban Tenaga Pengajar/dosenlainnya, seperti penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.