PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) 1. PENDAHULUAN Ketersediaan air sebagai sumber kehidupan sangat dibutuhkan. Sesungguhnya jika merujuk pada teorema tentang siklus hidrologi, keberadaan air di muka bumi ini jumlahnya tetap dan mencukupi bahkan berlebih. Namun dengan kegiatan manusia di dalamnya menimbulkan dampak yang mengakibatkan pemenuhan kebutuhan terhadap air ini menjadi langka. Kegiatan yang dimaksud adalah pengrusakan daerah konservasi air yang sedianya digunakan untuk menahan air ke dalam tanah, kini tidak tejadi lagi. Lahan terbuka memberikan kontribusi besar terhadap ‘hilangnya’ air. Sementara di sisi lain air hujan yang jatuh dan mengalir menjadi aliran permukaan menjadi sangat besar dan menimbulkan banjir. Kesadaran terhadap kegiatan manusia yang terus berkembang membangkitkan semangat untuk mengatur dan mengendalikan air sedemikian rupa sehingga keberadaannya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang sekaligus ramah dengan lingkungannya. Suatu upaya untuk mewujudkan pelestarian alam dan lingkungan adalah dengan melakukan kegiatan pengembangan sumber daya air. 1.1 Umum Secara terminologi PSDA terdiri dari : Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA)
1. PENDAHULUAN
Ketersediaan air sebagai sumber kehidupan sangat dibutuhkan. Sesungguhnya jika
merujuk pada teorema tentang siklus hidrologi, keberadaan air di muka bumi ini
jumlahnya tetap dan mencukupi bahkan berlebih. Namun dengan kegiatan manusia
di dalamnya menimbulkan dampak yang mengakibatkan pemenuhan kebutuhan
terhadap air ini menjadi langka. Kegiatan yang dimaksud adalah pengrusakan
daerah konservasi air yang sedianya digunakan untuk menahan air ke dalam tanah,
kini tidak tejadi lagi. Lahan terbuka memberikan kontribusi besar terhadap
‘hilangnya’ air. Sementara di sisi lain air hujan yang jatuh dan mengalir menjadi
aliran permukaan menjadi sangat besar dan menimbulkan banjir.
Kesadaran terhadap kegiatan manusia yang terus berkembang membangkitkan
semangat untuk mengatur dan mengendalikan air sedemikian rupa sehingga
keberadaannya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang sekaligus ramah dengan
lingkungannya.
Suatu upaya untuk mewujudkan pelestarian alam dan lingkungan adalah dengan
melakukan kegiatan pengembangan sumber daya air.
1.1 Umum
Secara terminologi PSDA terdiri dari :
a. Sumber air
b. Pendayagunaan sumber air
c. Peningkatan dari sistem pendayagunaan sumber air yang ada
PSDA juga meningkatkan yang kurang berdayaguna untuk lebih bermanfaat.
Sebagai contoh pemanfaatan air hujan untuk mengairi tanah kering menjadi sawah.
Air hujan yang dapat digunakan langsung sangat sedikit, sisanya lewat begitu saja
ke laut. Hal ini perlu modifikasi agar air hujan dapat digunakan pada tempat dan
waktu yang berbeda dengan turunnya hujan.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 1
Contoh sederhana dari kegiatan ini adalah menampung air hujan yang jatuh ke atap
rumah/ talang dengan menggunakan drum/ bak. Air tersebut suatu saat dapat
digunakan sekalipun tidak ada hujan.
Secara alami sebenarnya hal ini sudah terjadi yakni bahwa air yang jatuh ke
permukaan bumi akan meresap ke dalam tanah diserap oleh humus dan saat musim
kemarau air ini keluar sebagai mata air.
Awalnya manusia menggunakan air untuk memenuhi kebutuhannya, namun seiring
perkembangan manusia mempunyai keinginan lebih yang pada gilirannya
mengeksploitasi alam secara berlebihan dan menimbulkan ketidakseimbangan
sistem dan merusak alam.
1.2 Definisi
Pengembangan Sumber Daya Air (water resources development) didefinisikan
sebagai aktivitas fisik untuk meningkatkan pemanfaatan air untuk air bersih, irigasi,
penanggulangan banjir, listrik tenaga air, perhubungan, pariwisata, perikanan dan
lain sebagainya.
Perencanaan Sumber Daya Air (water resources planning) adalah perencanaan
pengembangan dan alokasi dari sumber daya air yang bersifat langka bersifat
sektoral dan antar sector, menyeimbangkan kebutuhan air dengan ketersediaan air,
dengan memperhatikan tujuan nasional, kendala, dan kehendak pihak yang
berkepentingan.
Pengelolaan sumber daya air (water resources management) adalah kumpulan
aktivitas teknis, mengembangkan, mengoperasikan, dan mengatur sumber daya air.
Potensi Sumber Air
Potensi sumber air dalam pengelolaan sumber daya air meliputi :
a.air permukaan berupa debit aliran yang berfluktuasi sesuai musim
b. air tanah.
Permasalahan
1) Banjir
Meluapnya air sungai pada saat debit besar pada musim hujan karena sungai
yang ada tidak mampu menampung air mengakibatkan tergenangnya daerah sekitar
sungai dan banjir menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 2
2) Kekeringan
Tidak termanfaatkannya sumber air secara optimal, terutama pada musim
kemarau mengakibatkan terjadinya kekurangan air. Hal ini dapat menimbulkan
kerugian karena areal persawahan mengalami kekeringan dan gagal berproduksi.
Pada daerah tertentu air minum masih menjadi barang langka pada saat ini
seperti pada daerah rawa.
3) Erosi dan Sedimentasi
Akibat pembukaan kawasan yang mengalihkan fungsi lahan sebagai peresap air
menjadi lahan pertanian, pemukiman dan lain-lain yang berlebihan mengakibatkan
kerawanan terhadap erosi. Dampaknya adalah laju sedimentasi yang tinggi di
waduk-waduk yang ada di sebelah hilirnya dan pada akhirnya akan menyebabkan
kerusakan lingkungan dan banjir.
4) Intrusi Air Laut
Pada waktu musim kemarau, dikala debit sungai kecil, intrusi air laut dengan
tingkat salinitas tertentu menuju jauh ke arah hulu. Intrusi ini sangat membatasi
pemanfaatan air untuk keperluan air minum, irigasi maupun industri.
5) Pencemaran Air
Berkembangnya industri di sekitar sungai yang setiap waktunya melaju pesat
sangat berpotensi mencemari sungai. Kandungan Chemical Oxygen Demand (COD)
dan Biological Oxygen Demand (BOD) yang melampaui ambang batas maksimum
(baku mutu B : COD = 10 mg/lt, BOD = 6 mg/lt) menimbulkan pencemaran yang
harus ditangani dengan serius karena hal ini akan sangat membatasi pemanfaatan air
di sebelah hilirnya.
1.3 Kegiatan PSDA
Secara umum pengembangan sumber daya air meliputi berbagai komponen antara
lain :
a. Pengendalian banjir
b. Irigasi
c. Listrik tenaga air
d. Navigasi
e. Air baku domestik dan industri
f. Konservasi lahan dan pengendalian erosi
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 3
g. Rekreasi dan pariwisata
h. Perikanan dan satwa liar
i. Pengendalian pencemaran
j. Pengendalian gulma dan serangga
k. Drainase
l. Pengendalian sesdimen
m. Pengendalian salinitas
n. Pengendalian kekeringan
o. Pengembangan air tanah
Guna menjamin terselenggaranya tata pengaturan air secara optimal, ditetapkan
wilayah sungai sebagai suatu Satuan Wilayah Pengembangan yang mencakup satu
atau lebih Daerah Pengaliran Sungai (DPS).
Untuk pengelolaan sumber daya air ini dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang
mencakup 4 (empat) aspek sebagai berikut :
1) Aspek perlindungan, yaitu usaha untuk melindungi dan melestarikan sumber
daya air dari kerusakan hidrologis akibat aktivitas manusia yang tidak terarah
dengan baik, sehingga timbul masalah-masalah banjir, erosi, kekeringan dan
lain-lain.
2) Aspek pengembangan, yaitu usaha pengembangan sumber daya air untuk
pengembangan wilayah, antara lain meliputi pengembangan pertanian, PLTA,
perikanan, perindustrian, pariwisata, dan lain-lain.
3) Aspek penggunaan, yaitu upaha memanfaatkan sumber daya air secara optimal
meliputi operasi, penentuan alokasi penggunaan air dan pemeliharaan bangunan
sarana dan prasarana.
4) Aspek pengendalian, yaitu usaha untuk mengendalikan daya rusak sungai
terhadap daerah sekitarnya, melakukan perlindungan terhadap bangunan sungai
agar tetap berfungsi dengan baik dan melakukan pencegahan terhadap terjadinya
pencemaran air sungai dan lingkungannya.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 4
Konservasi air dan tanah
Perlindungan, Pelestarian,
Penetapan Daerah Bantaran
Hukum/
dan Pengendalian
Pengendalian Kualitas Air
Adm.
Pendirian Tanggul BatasPenanganan Turap
Penyediaan air untuk keperluan pokok dan rumah tanggaPenyediaan air bersih/ kotaPenyediaan air untuk Irigasi
Air dan Sumber Air
Pemanfaatandengan/ tanpa
ijin
Penyediaan air untuk tenaga listrik
Pengairan
Penyediaan air untuk industriPenyediaan air untuk penggelontoran kota/ pemukimanPenyedian air untuk lalu lintasPenyediaan air untuk keperluan lain-lain
Pengendalian Banjir
PengembanganPengembangan Wilayah Sungai untuk berbagai keperluan
Teknis
Pengembangan jaringan irigasi, dll
Gambar 1 Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Air
1.4 Tahapan Kegiatan PSDA
Dalam setiap pelaksanaan pekerjaan bidang pengairan, secara umum tahapan-
tahapan PSDA mengikuti pola studi sebagai berikut :
1) studi inventarisasi potensi PSDA secara umum
2) studi identifikasi umum proyek pengairan setelah tahap inventaris
3) studi rekonesan (reconnaisance) atau pengenalan data pendahuluan
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 5
STUDI AWAL
STUDI IDENTIFIKASI
STUDI PENGENALAN
STUDI KELAYAKAN
PERENCANAANDETAIL
KONSTRUKSI
OPERSAI DAN PEMELIHARAAN
PERENCANAANPENDAHULUAN
RENCANA INDUK
PENDIDIKAN MASYARAKAT
4) studi rencana induk (master plan) atau perencanaan umum pengembangan
terpadu menyeluruh SDA di suatu wilayah sungai. Tahap ini dahulu disebut
prefeasibility study
5) studi kelayakan (feasibility) atau telaah kemungkinan masing-masing elemen
proyek SDA yang akan dikembangkan
6) perencanaan teknis sampai dokumen kontrak siap pelaksanaan fisik (detailed
design)
7) pembebasan lahan (land acquisition)
8) konstruksi atau peaksanaan fisik di lapangan
9) operasi dan pemeliharaan prasarana yang dibangun (termasuk pengaturan
sumber air dan pemanfaatan pada tingkat pemakai air)
10) pendidikan masyarakat , tahapan ini merupakan usulan yang ditambahkan
kemudian.
Pada masa kini tahapan kegiatan proyek pengairan dikenal dengan nama SIDLAKOM,
yaitu Survei, Investigasi, Desain, Land Acquisition (pembebasan lahan), Konstruksi,
Operasi dan Maintenance (pemeliharaan).
Pada perkembangan selanjutnya tahapan itu diusulkan menjadi SIDELAKOM, yaitu
adanya penambahan tahapan E (public Education) atau pendidikan masyarakat.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 6
KEGIATANAWAL
TUJUANDAN
KRITERIA
RENCANAKERJA
PENGGABUNGANMODEL
ANALISAPRIORITAS
ANALISADAMPAK
ANALISASKENARIO
HASIL
PHASE ANALISA
IDENTIFIKASIMASALAH
ANALISISKONDISI
IDENTIFIKASI- RENCANA- TUJUAN- KRITERIA
PHASE AWAL
ANALISISEKONOMI
MAKRO
ANALISISPEMANFAATAN
AIR
ANALSISPHENOMENA
AIR
PHASE PERSIAPANMASALAH
Gambar 2 Skema tahapan pelaksanaan proyek
Tabel 1 Proses kegiatan dan produknya
No. KEGIATAN PRODUK1 Survey Reconaisance report & Master plan2 Investigation Feasibility report3 Design Dokumen tender & OM Manual4 public Education LSM5 Land Acquisition Pembebasan tnaah6 Contruction Produk & Uji coba (commisioning)7 Operation & Maintenance Trial run, OM manual & jaringan berfungsi
1.5 Pendekatan Analisis Sistem
Pengembangan sumber daya air merupakan suatu masalah yang sangat luas dan
kompleks. Untuk itu digunakan suatu pendekatan analisis sistem.
Gambar 3 Skema Analisa sistem sumber daya ir
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 7
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 8
2. SIKLUS HIDROLOGI
Secara keseluruhan jumlah air di bumi ini relatif tetap dari masa ke masa. Air di
bumi mengalami siklus melalui suatu rangkaian peristiwa yang berlangsung terus
menerus. Serangkaian peristiwa ini dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle).
Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1 Siklus Hidrologi
Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi menyebar ke berbagai arah dengan beberapa
cara. Sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai es atau salju, atau
genangan air yang dikenal dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan atau lelehan
salju akan mengalir ke saluran atau sungai. Hal ini disebut aliran/ limpasan permukaan.
Jika permukaan tanah porous, maka sebagian air akan meresap ke dalam tanah melalui
peristiwa infiltrasi. Sebagian lagi akan kembali ke atmosfer melalui penguapan dan
transpirasi oleh tanaman (evapotranspirasi).
Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran permukaan atau
dari air tanah yang merembes di dasar sungai di sebut aliran dasar sungai. Kontribusi air
tanah pada aliran sungai disebut aliran dasar (base flow), sementara total aliran disebut
debit (runoff). Air yang tersimpan di waduk, danau, dan sungai disebut air permukaan
(surface water).
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 9
Sebagaimana digambarkan pada siklus hidrologi, bahwa dalam perjalanannya sampai ke
bumi hujan mengalami peristiwa sebagai berikut :
Sebagian menguap kembali sebelum sampai di bumi (evaporasi)
Sebagian dipotong dan ditahan tumbuhan (intersepsi)
Sebagian meresap ke dalam tanah saat pori tanah masih kosong (infiltrasi)
Sebagian menguap (transpirasi)
Sebagian meresap terus hingga jenuh/ air sampai di Muka Air Tanah dan MAT
menaik
Sebagian mengalir melalui pori horisontal menuju ke yang lebih rendah saat pori
jenuh (perkolasi)
Sebagian mengalir di atas permukaan tanah (aliran permukaan)
Air yang menguap, air yang tertahan di pohon dan lain-lain atau air yang tidak ikut
masuk ke sungai yang berasal dari hujan disebut air hilang seperti evaporasi, intersepsi,
transpirasi, dan infiltrasi.
Menghitung banyaknya air yang masuk sungai menjadi banjir yang berasal dari air
hujan.
Banjir di dalam sungai terjadi dari hujan, besarnya banjir bergantung pada :
1. Derasnya hujan
2. Lama hujan
3. Daerah tangkapan hujan
4. Kehilangan air
Banjir tebesar di sungai terjadi jika :
1. Hujan deras/ besar
2. Durasi hujan lama
3. DAS luas
4. Kehilangan air kecil
5. Hujan merata di seluruh DAS dengan intensitas hujan maksimum dan merata
(distribusi hujan merata)
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 10
Batas DAS = punggung kontur
Gambar 4 Daerah Tangkapan Hujan
Faktor lain yang mempengaruhi besarnya banjir :
Sifat/ jenis penutup tanah (pohon2)
Sifat daya serap permukaan tanah, beton dll
Sifat/ jenis tanah, pasir dsb
Kemiringan permukaan tanah
Sumber air yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan adalah sumber air permukaan
dalam bentuk air di sungai, saluran, danau, dan tampungan lainnya. Penggunaan air
tanah yang kenyataannya sangat membantu pemenuhan kebutuhan air baku maupun
irigasi pada daerah yang sulit mendapatkan air permukaan harus dijaga agar
pengambilannya tetap berada di bawah debit aman.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 11
3. KETERSEDIAAN AIR
Ketersediaan air diperlukan untuk mengetahui seberapa besar ia dapat memenuhi
berbagai kebutuhan. Penentuan besar ketersediaan air mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Penentuan Lokasi Tampungan Air
Lokasi tampungan air ini adalah titik tempat berakumulasinya air hujan yang
jatuh di DPS ini yang kemudian mengalir dan tertampung di lokasi ini. Agar air
yang mengalir di sungai dapat dimanfaatkan maka pada lokasi ini dibuat
bangunan air yang berbentuk bendung atau bendungan.
b. Penentuan Daerah Pengaliran Sungai
DPS adalah suatu daerah dimana bila terjadi hujan, maka semua air hujan yang
turun di daerah tersebut akan mengalir dan tertampung pada suatu lokasi yang
ditentukan. Batas DPS merupakan kumpulan titik-titik tertinggi, biasanya
puncak/ punggung bukit dan gunung, kemudian dihubungkan satu sama lain
hingga membentuk garis batas (Gambar 4 - garis putus-putus). DPS ini harus
diukur luasnya.
c. Penentuan Stasiun Pengukuran Curah Hujan
Untuk menghitung air yang dapat ditampung di bendung, maka diperlukan data
curah hujan. Data tersebut diperoleh dari stasiun pengukuran curah hujan yang
ada di dalam atau sekitar DPS yang ditinjau. Data ini bisa didapatkan dari Badan
Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Data yang diambil adalah data curah hujan (baik curah hujan bulanan atau
harian) dan data klimatologi (misalnya temperatur rata-rata, kelembapan rata-
rata, penyinaran matahari, kecepatan angin dan lain-lain).
d. Perhitungan Curah Hujan Regional
Data curah hujan yang didapat dari stasiun pengukuran surah hujan bentuknya
masih data curah hujan untuk lokasi stasiun. Untuk mendapatkan data curah
hujan regional atau kawasan DPS yang ditinjau, maka harus dilakukan
pengolahan data dari data curah hujan per satuan menjadi data curah hujan
regional. Beberapa cara yang sering dipakai adalah sebagai berikut :
Cara Rata-rata Aljabar
Metode ini adalah yang paling sederhana yaitu dengan merata-ratakan tinggi
curah hujan yang terukur dalam daerah yang ditinjau secara aritmatik.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 12
Keuntungan cara ini adalah lebih objektif jika dibandingkan dengan cara lain.
Hasil yang diperoleh dengan cara ini tidak berbeda jauh dari hasil yang didapat
dengan cara lain jika dipakai pada:
- daerah datar;
- stasiun-stasiun penakarnya banyak dan tersebar merata, dan jika ;
- masing-masing data tidak bervariasi banyak dari nilai rata-ratanya.
Hujan rata-rata dapat dihitung dengan rumus pendekatan:
Direncanakan sebuah waduk di S. Ciletuh Ds. Caringinnunggal Kecamatan Ciracap
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan antra lain :
a. Irigasi 350 Ha
b. Air minum penduduk/ domestik s.d. 30 tahun mendatang
Data-data yang tersedia :
1. Peta Topografi skala 1 : 25000
2. Peta Geologi skala 1 : 50.000
3. Data Curah Hujan harian dan bulanan 3 stasiun selama 10 tahun
4. Data kependudukan dan sosial lainnya.
Pada tahap awal anda diminta :
1) menganalisa neraca air
2) menghitung volume tampung dan luas genangan waduk
3) merencanakan bangunan utama (bendungan dan spillway)
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 18
KEBUTUHAN AIR
Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan air dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Kebutuhan air minum atau untuk rumah tangga
2. Kebutuhan air irigasi
3. Kebutuhan air untuk pembangkit listrik (PLTA)
4. Kebutuhan air untuk kehidupan lainnya seperti hewan, satwa, tumbuhan, dan lain-
lain.
Besar dan Sifat Kebutuhan Air
a. Air Minum/ RT
Kebutuhan air minum ideal sebanyak 150 – 250 liter/orang/hari. Kebutuhan ini
diprioritaskan untuk hotel, rumah sakit. Tetapi karena prasarana/ fasilitas belum
memadai maka pemenuhan kebutuhan air minum dibuatkan penahapan sebagai berikut :
Tahap I air minum 15-20 liter/orang/hari
Tahap II air minum + masak 20 – 40 liter/orang/hari
Tahap III air minum + masak 40 – 60 liter/orang/hari
Tahap … 50 – 250 liter/orang/hari
Negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa telah memenuhi kebutuhan yang cukup
berlimpah ( 150 -250 liter/orang/hari), akan tetapi untuk negara-negara berkembang
seperti Indonesia masih jauh dari kebutuhan ideal.
Sifat Kebutuhan
Kebutuhan air rumah tangga relatif tidak berubah dalam musim penghujan maupun
kemarau.
Misal :
Penduduk Kota Bandung 4 x 106 orang (tetap)
Kebutuhan perorang perhari = 20 liter (tetap)
Total kebutuhan air = 4 x 106 x 20 liter/hari = 80 x 103 m3/hari
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 19
tetap
J F M A M J J A S O N D
Kebutuhan m3/hari
103
80
J F M A M J J A S O N D
Kebutuhan m3/hari
103
311
tidak tetap
kebutuhan puncak
b. Air Irigasi
Besar kebutuhan air irigasi terutama sawah 1,2 – 1,5 liter/detik/ha.
Sifat kebutuhan
Kebutuhan air untuk irigasi tidak tetap. Pada musim hujan kebutuhan air irigasi
berkurang, sedangkan dimusim kemarau membutuhkan air cukup banyak.
Misal :
Sawah seluas 3000 ha
Kebutuhan 1,2 liter/detik/ha
Kebutuhan total = 3000 x 1,2 = 3600 liter./detik = 311 x 103 m3/hari
Artinya sifat kebutuhan air irigasi tidak tetap sepanjang tahun, musim kemarau lebih
besar.
c. Air untuk Pembangkit Listrik
Sifat kebutuhan
Kebutuhan energi tidak terpengaruh oleh musim sehingga kebutuhan air relatif tetap.
Misal :
Debit pembangkit listrik = 10 m3/dtk,
Waduk Saguling membutuhkan debit sebesar 30 m3/dtk = 2590 x 103 m3/hari
Sebenarnya air untuk pembangkit listrik hanya meminjam saja sehingga massa air tetap
tetapi energinya mengecil.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 20
J F M A M J J A S O N D
Kebutuhan m3/hari
tetap
103
2590
Kebutuhan m3/hari J F M A M J J A S O N D
tidak tetap
kebutuhan puncak
Air rumah tangga
J F M A M J J A S O N D
Kebutuhan Air kumulatif
Air untuk lainnya
Air untuk PLTA
Air irigasi
Bulan
Contoh :
Air dari Waduk Saguling masih dipakai di Cirata dan masih dipakai di Jatiluhur. Karena
dipakai untuk irigasi, debit air menjadi mengecil.
d. Air untuk kehidupan lain.
Kebutuhan air untuk hewan, satwa, tumbuh-tumbuhan, dan lingkungan meningkat pada
musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan - karena air permukaan bisa
dida[pat di banyak tempat ; sawah, saluran-saluran dll,- maka kebutuhan air hewan,
satwa, lingkungan dan lain-lain berkurang.
Dalam membuat perencaaan kebutuhan air dalam memenuhi keempat golongan tadi
harus dijumlahkan dalam 1 tahun. Sifat dan besar kebutuhan air dapat diperkirakan
seperti pada grafik kebutuhan berikut.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 21
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kebutuhan Air 106 m3
60 x 106 m3
6050403020100
BulanJ F M A M J J A S O N D
Air tersedia
BulanJ F M A M J J A S O N D
Kebutuhan Air
surplusKekurangan = storage
surplus
Grafik Kebutuhan Kumulatif
Jika kebutuhan air setiap bulannya diketahui maka kebutuhan kumulatif tahunan dapat
diproyeksikan sebagai berikut :
Misal :
Rata-rata kebutuhan bulanan (air minum + air irigasi + listrik + dll) = 5 x 106 m3/bln
atau = 60 x 106 m3/thn.
Karena siklus pengisian (kemarau – penghujan) berperiode tahunan, maka proyeksi
kebutuhan air diambil 1 tahun saja.
NERACA AIR
Setelah dilakukan perhitungan dan diketahui jumlah air tersedia dan air yang dibutuhkan, selanjutnya dianalisa jumlah perimbangan air tersebut melalui analisa neraca air.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 22
S + S
Reservoir
Q Q
Q, toQ, t1
Bulan
Kebutuhan Air 106 m3
220
01 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
garis kebutuhan air (demand)
RESERVOIR
Karena kebutuhan air mempunyai sifat berbalikan dengan air yang tersedia maka perlu
pengaturan. Bentuk pengaturan penggunaan air suatu bangunan air yang dapat
menampung air lebih pada saat air tersedia berlebihan dan mengalirkan kembali saat
kebutuhan membesar.
Bangunan air tersebut adalah DAM/ Bendungan atau Waduk atau Reservoir.
S = storage atau tampungan
1. VOLUME RESERVOIR
Volume reservoir bergantung pada kebutuhan air tahunan dan air yang tersedia.
Misal :
Kebutuhan Air :
PLTA = 90 x 106 m3/thnIrigasi = 80 x 106 m3/thnMinum = 20 x 106 m3/thn
Lain-lain = 30 x 10 6 m 3 /thn Jumlah = 220 x 106 m3/thn
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 23
V1 V2 V3 V4 V5
1 2 3 4 5
(Flow-dem
and)
Cara menentukan volume reservoir dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yakni :
Lokasi reservoir dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Dari aspek karakteristik phisik reservoirKarakteristik phisik reservoir adalah hubungan antara kapasitas simpanan (V) dengan elevasi (h) dan luas areal yang terendam/ tergenangi (A).Lokasi dipilih jika :- Memberikan elevasi atau head tinggi- Memberikan kapasitas simpanan besar- Mengakibatkan luas terendam kecil
Kurva karakteristik phisik reservoir
0
2.5
5
7.5
10
12.5
15
17.5
20
0 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800
667.5
670
672.5
675
677.5
680
682.5
685
0 50 100 150 200 250 300 350 Tin
ggi (
m)
Volume Tampungan (x 103 m3)
Eleva
si (m
)
Luas Genangan ( x 103 m2)
Kurva Elevasi VS Luas Genangan & Volume Tampungan
Luas Genangan Volume
Dari aspek geologiLokasi dipilih jika :- Tidak terdapat patahan (falt), sesar- Impermeable- Tidak longsor- Daya dukung tanah cukup memadai
Dari aspek geometri sungaiSebaiknya memeilih lokasi reservoir pada :- Bagian sungai yang lurus- Bagian sungai yang lebarnya sempit
Untuk membuat grafik karakteristik phisik calon reservoir, diperlukan peta topografi (skala 1 : 5000 atau 1 : 10.000)
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 27
Methode Perhitungan Tampungan Air.
Methode tampungan air ini adalah cara untuk menjawab masalah tampungan air di waduk, methode ini terbagi menjadi 3 group yaitu; empirical, experimental dan analytical.
Pendekatan empiris adalah berdasarkan pada konsep perhitungan kurva masa dari air yang tersedia yang akan dikumpulkan dalam waduk. Teori ini digunakan dalam perencanaan yang telah diperkenalkan oleh Rippl (1883). Kurva masa adalah waktu integral dari inflow (masukan air) yang berbentuk volume dalam kurun waktu tertentu. Debit masukan adalah debit yang tersedia di sungai dimana akan dibangun waduk.
Volume Tampungan Waduk yang Tersedia.
Waduk yang berada di sungai berlembah mempunyai daya tampung air tersendiri yang tergantung dari kondisi topografi daerah waduk tersebut .
Tampungan waduk berada di alam, biasanya ada dalam badan sungainya sendiri dan mempunyai kom yang cukup besar volumenya bahkan areal genangannya juga bisa besar, termasuk ketinggian yang tersedia di alam yang bisa dimanfaatkan untuk tampungan air bisa cukup tinggi.
Makin besar areal genangan dan makin tinggi genangan yang bisa dimanfaatkan maka makin besar kapasitas daya tampung waduk tersebut. Hubungan antara ketinggian, luas genangan dan volume tampungan bisa didapat dari topografi hasil pengukuran lapangan di daerah kom waduk tersebut.
Volume tampungan dihitung berdasarkan luas genangan rata-rata dikalikan beda tinggi antara kedua level atau persamaan volume tampungan ialah :
V n=Lg(n )+Lg (n−1)
2 ( Elg(n)−Elg (n−1))
dimana:
V n = Volume tampungan pada layer ke n
Lg (n) = Luas genangan pada level ke n
Lg (n−1) = Luas genangan pada level ke n-1
Elg(n−1) = elevasi pada level ke n-1
Elg(n ) = elevasi pada level ke n
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 28
Luas komulatif volume waduk adalah: ∑n=1
n
V n
Atau Volume reservoar dihitung dengan dengan cara kerucut terpancung (truncated cone), yaitu dengan memakai rumus :
V=13×K×( L1+L2+√L1×L2 )
dimana :
V = Volume Tampungan
K = Beda Kontur
L1 = Luas genangan untuk elevasi 1
L2 = Luas genangan untuk elevasi 2
Dari perhitungan volume tampungan dan luas genangan kemudian dibuatkan grafik lengkung kapasitas seperti gambar berikut.
Kurva Elevasi VS Luas Genangan & Volume Tampungan Untuk Elevasi DAM + 190.00
150
155
160
165
170
175
180
185
190
195
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
Luas Genangan (x 103 m2)
Ele
vasi
(m
)
150
155
160
165
170
175
180
185
190
1950100200300400500600700800900
Volume genangan (x 103 m3)
Ele
vasi
(m
)
Luas Genangan
Volume
Luas genangan waduk dalam level tertentu diambil dari data topografi hasil pengukuran lapangan daerah waduk, termasuk penentuan elevasi setiap level perhitungan volume kapasitas waduk.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 29
Contoh Volume reservoir (tampungan) dari topografi yang ada.
LAPANG BOLA
KP. BARUJATI
PASEWAKAN
KP. SEKESALAM
KP. KADALEMAN
KP. KADALEMAN
KP. KADALEMAN
KP. BUNTRAK
KP. BUNTRAK
KE PACET
BANG. PENGURAS
BD.CENGKRONG
BD. ENGKRONG+664.999
KP. SEKESALAM
KP. KARANG PAWITAN
KANTOR DESAPAKUTANDANG
CP.0
X = + 100.000,000
Y = + 100.000,000
Z = + 694,075
KE CISALAK
PERUM BARUJATI
SDN
SMA 1 CIPARAY
TPA
+ 100.000,000
+ 100.200,000
+ 100.400,000
+ 100.600,000
+ 100.800,000
+ 101.000,000
+ 99.800,000
+ 99.600,000
+ 99.400,000
+ 99.200,000
+ 99.000,000
+ 98.800,000
+ 98.600,000
+ 98.400,000
Gambar Peta Topografi hasil Pengukuran (skala 1 : 5000)
Luas terendam (ditandai arsiran) diukur dengan alat ukur luas (planimeter),
Volume dihitung melalui potongan melintang dan memanjang.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 30
PERHITUNGAN VOLUME RESDERVOIR
h = 17 m pada Elev. + 684.00
h Elev. Luas Peta Luas Genangan Volume Tampung Volume Tubuh Volume Tampung
m m m3 103 m2 (kotor) m3 Bendungan, 103 m3 (bersih), 103 m3
Setiap aliran sungai akan membawa sedimen berupa sedimen apung (suspended load) dan sedimen dasar (bed load). Berat jenis sedimen sekitar 2.65 sehingga akan terjadi pengendapan sedangkan suspended load dengan butiran sangat kecil menimnulkan aliran yang bersifat turbulen, sehingga endapan suspended load ini akan terbawa aliran/ melayang-layang (suspended) kembali.
Jika aliran sampai di reservoir, kecepatan akan menurun secara drastis sehingga sedimen akan mengendap yang didahului oleh sedimen berukuran besar yang mengendap di mulut reservoir. Sedangkan sedimen ukuran halus akan mengendap kemudian, di akhir reservoir atau dekat dam.
Sedimen sangat halus akan melayang-layang lebih lama, bahkan tidak mengalami pengendapan atau terbawa air melalui pelimpah dam (spillway) atau melalui turbin.
Untuk sungai yang buangannya membawa sedimen akan terbentuk banyak delta di dalam reservoir dan akan menurunkan kapasitas reservoir.
Sedimen apungan dapat diukur dengan pengambilan sample air. Sample air dikeringkan sehingga yang tersisa tinggal sedimen apungan yang dinyatakan dengan ‘ppm’ (part per million atau bagian persejuta), yaitu perbandingan antara berat kering sedimen dengan air yang mengandung sedimen, kemudian dikalikan 106.
Misal : Sample air 1 liter mempunyai berat 1000,5 gram. Selanjutnya sedimen disaring dan dipanaskan dalam oven dan ditimbang, misalnya didapat 0,5 gram. Jadi berat sedimen adalah 0,5 gram, sedangkan berat air = 1000,5-0,5 = 1000 gram.
Kandungan sedimen apung (suspended load) adalah := (Berat sedimen/ Berat air) x 106
= 0,5/1000 x 106
= 500 ppm
Alat Pengambilan Sample Air
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 32
Bed loadPartikel besar (pasir, silt)
Suspended loadPartikel kecil
Endapan Bed loadEndapan Suspended load
Saat botol sudah mencapai kedalaman tertentu (D) sumbat gabus dilepas, air masuk botol. Selanjutnya air dilepas dan dimasukkan ke plastik, kemudian diberi catatan antara lain :
- Kedalaman- Nama sungai- Lokasi pengambilan- Tanggal dan jam
Gambar Mekanisme pengendapan sedimen
Didapat suspended load = 200 ppmDebit aliran = 1 m3/dtk = 1000 literBerat suspended load = 200/106 x 103 gr/dtk = 0,2 gr/dtk1 hari = 0,2 gram x 24 jam x 60 menit x 60 detik = 17280 gr/hari1 bulan = 0,2 gram x 24 jam x 60 menit x 60 detik x 30 hari = 518400 gr/bulan1 tahun = 0,2 gram x 24 jam x 60 menit x 60 detik x 365 hari = 6.22 x 106 gr/tahun
Alat ukur sedimen dasar (bed load) belum didapat cara yang akurat sehingga estimasi besar sedimen load didasarkan atas prosentase terhadap sedimen apung (suspended load).
Menurut pengalaman : besar bed load + 15% suspended load.
Total angkutan sedimen :
Sedimen apungan + sedimen dasar
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 33
100
10
1
0.1
0.01
0.0010.001 0.01 0.1 1 10 100
k
log.Qs
log.Q
Qs=k.Qn
Qs ton/hari
Q debit m
3/detik
Q ft3/sec
Qs ton/hari
100000
10000
1000
100
10
11 10 100 1000 10000 100000
Qs=k.Qn
Biasanya dinyatakan terhadap debit aliran :
Qs = total sedimen (ton/hari)Q = debit aliran (m3/dtk)Qs = k.Qn n = 2 – 3k < 1
Data pengukuran Qs dan Q
Data Botol Sedimen
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 34
n = ?, k = ?log k = garis potong grafik thd sb. Qs
Qs=k ∙Q n
log Qs=log k+n logQ
tan n=∆ logQ s
∆ logQ
n = ?, k = ?dengan menggunakan aplikasi excel akan didapat nilai tsb. dalam bentuk persamaan
Sediment trap
Reservoir
DAM
Endapan kasarEndapan halus
Arus naik
Sedimen akan diendapkan di reservoir sehingga kapasitas terus menurun dari tahun ke tahun. Jika volume sedimen mencapai 90% kapasitas (volume reservoir) awal, maka reservoir tidak berfungsi atau umur guna reservoir tercapai.
Salah satu upaya untuk menghambat laju pengendapan sedimen maka dibuatlah sediment trap yaitu bangunan penangkap sedimen sebelum ke reservoir.
UMUR GUNA RESERVOIR
Sedimen yang terbawa oleh aliran sungai akan sampai pada reservoir dan akhirnya terendapkan karena kecepatan air di reservoir menjadi nol (berhenti). Endapan kasar (kerikil dan pasir) akan terendapkan di hulu (tempat masuk) dan endapan halus akan terendapkan di depan DAM.
Karena adanya arus naik dalam reservoir akibat perbedaan suhu, kadang endapan pasir dapat terbawa di depan bendungan/ DAM.
Endapan yang terjadi dari tahun ke tahun akan menumpuk di dalam reservoir dan akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas simpanan reservoir. Jika endapan berlangsung terus hingga kapasitas tinggal 20% dari kapasitas awal, maka reservoir sudah tidak lagi berfungsi atau umur guna reservoir telah tercapai.
Dengan berkurangnya kapasitas reservoir maka tidak seluruh sedimen diendapkan. Bagian hanyut ikut aliran ke hilir atau melewati pintu pembuang atau intake turbin.
Sedimen yang terendapkan di dalam reservoir bergantung dari kapasitas inflow ratio, yaitu perbandingan kapasitas reservoir terhadap debit rata-rata tahunan.
Artinya saat to, hanya 87% saja yang masuk ke reservoir mengendap.
Untuk t > to maka kapasitas reservoir turun dari Vo menjadi V<Vo, sedangkan Qo
tetap, maka capacity inflow ratio turun dan % sediment terendapkan juga mengecil.
Konsentrasi sedimen biasanya hanya berupa sedimen melayang (suspended load) yang dinyatakan dalam part per million (ppm). Sedimen melayang berupa koloid, partikel lempung, material organik.Konsentrasi 200 ppm artinya 200 gram dalam 1 m3 air atau 0,2 gram dalam 1 liter air. Sedangkan untuk endapan kasar (bed load) seperti kerikil, pasir, lanau besarnya lebih kecil dari suspended load berkisar antara 5 hingga 25%-nya.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 36
Sedimen yang mengendap di reservoir mempunyai berat volume () =1,1 – 1,2 ton/m3. Sedimen melayang pada air sungai yang keruh kira-kira 400 – 600 ppm.
Prosentase (%) sedimen terendapkan juga disebut efisiensi terendapkan atau trap efficiency.
Grafik Hubungan Sediment trapped vs Capacity inflow ratio.
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 37
Contoh Perhitungan Umur Guna Reservoir.
Suatu reservoir mempunyai kapasitas awal 30.000 acre-feet dan inflow annual 60.000 acre-feet. Sedimen inflow rata-rata tahunan 200.000 ton. Anggap berat volume sedimen 70 lb/ft3. Hitung umur guna reservoir jika kapasitas reservoir 80% terisi sedimen.
Konversi satuan :
acre ≈ 0,405 ha = 4.050 m2 feet ≈ 0,305 m1 acre-feet ≈ 1235,25 m3 1 lb = 1 pound ≈ 0.45 kgKapasitas reservoir awal Vo = 30.000 acre-feet = 37,06 x 106 m3 Inflow tahunan Qo = 60.000 acre-feet = 74,11 x 106 m3
Berat volume endapan () = 70 lb/ft3 = 1110,225 kg/m3 atau = 1,11 t/m3
Dalam perhitungan dibuat tahapan penyusutan setiap 6000 acre-ft atau = 7,411 x 106 m3
(diambil setiap 6000 acre-ft yang merupakan pembagian dari Vo yaitu 30.000/5). Selanjutnya perhitungan dilakukan secara tabelaris.