Top Banner
Larutan Penyangga Dalam Kosmetik Anggota: Ayu Sarah Meinawati Fachrian Noor Laras Murni M. Gilang Agitama
14

Buffer pada Kosmetik

Nov 30, 2015

Download

Documents

buffer dalam kosmetik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Buffer pada Kosmetik

Larutan Penyangga Dalam Kosmetik

Anggota:

Ayu Sarah MeinawatiFachrian Noor

Laras MurniM. Gilang Agitama

Page 2: Buffer pada Kosmetik

Acetate : Sejenis garam acetic acid; kata yang mengikuti atau mendahului acetate dalam daftar bahan akan menentukan fungsi.

Acetone : Bahan pelarut yang biasa digunakan pada penghapus cat kuku dan penyegar wajah; dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi, tergantung konsentrasinya.

Acetylated Lanolin Alcohol : Membantu melembutkan kulit dan mengandung anti alergi; cenderung menimbulkan komedo (baik noda hitam atau jerawat). Namun ini adalah contoh dari alkohol yang tidak mengeringkan.

Alcohol SD-40 : Terkadang ditulis dengan SD Alcohol 40 atau SDA-40. Ini adalah alkohol kadar tinggi untuk kosmetik yang telah dimurnikan. Menguap secara cepat, sehingga bisa digunakan sebagai penyalur bahan-bahan penting yang dibutuhkan permukaan kulit. Lebih lembut bagi kulit dibanding ethyl alcohol. Bisa membantu membunuh bakteri.

Algae/Seaweed Extract (ekstrak rumput laut) : Pengelupas kulit mati yang sekaligus dapat mempertahankan kelembaban kulit; mengandung bahan antioksidan.

Allantoin : Ekstrak tumbuhan, mengandung bahan yang bisa menyembuhkan kulit yang iritasi.

Bahan-bahan yang terdapat dalam kosmetik

Page 3: Buffer pada Kosmetik

Alpha Hydroxy Acid (AHA) : Kandungan aktif yang didapat dari asam buah. Membantu mengelupas bagian atas epidermis, membantu mengembalikan kelembaban kulit, dan membantu ekstrak bahan lain untuk meresap ke dalam lapisan kulit, terlebih untuk produk anti-aging dan bleaching. Dapat menyebabkan iritasi kulit, tapi tidak mempercepat penuaan kulit. Memberikan larutan penyangga pH akan menurunkan dampak iritasi pada kulit. AHA akan meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.

Alpha Lipoic Acid : Sebagai antioksidan dapat larut dalam cairan maupun jaringan lemak, sehingga dapat bekerja di sel-sel tubuh manapun.

Ascorbic Acid : Vitamin C; digunakan sebagai antioksidan dalam bentuk L-ascorbic acid, untuk memberikan efek mencerahkan kulit pada pemakaian tertentu. Ini sama penting dengan membangun serat kolagen yang sehat.

Ascorbyl Palmitate : Pengawet yang mengandung bahan antioksidan. Memungkinkan pencampuran vitamin A, C, dan D menjadi larutan.

Beeswax : Bahan dari lilin yang digunakan dalam berbagai produk kecantikan. Melembabkan kulit, dan menghindarkannya dari kekeringan. Menyatukan minyak dan air menjadi emulsi.

Page 4: Buffer pada Kosmetik

Benzoyl Peroxide : Agen antibakteri pembasmi kuman penyebab jerawat meradang dan kemerahan. Bisa saja menyebabkan kulit kering/atau iritasi.

Beta Hydroxy Acid : Istilah baru untuk salicylic acid, bahan yang digunakan untuk mengelupas kulit kering dan dipakai pada terapi kulit berjerawat.

Caffeine : Digunakan untuk mengempeskan kantung mata yang membengkak.

Camphor : Kandungan yang menyejukkan kulit, berguna untuk menangkis gatal dan iritasi pada banyak produk perawatan kulit dan obat-obatan.

Carmine : Pigmen merah yang banyak ditemukan dalam maskara bermutu rendah; dapat menyebabkan iritasi.

Collagen : Penyangga utama jaringan kulit yang ada dalam epidermis yang berguna untuk mengencangkan dan mempertahankan struktur kulit.

Page 5: Buffer pada Kosmetik

Buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang terdiri dari asam lemah dan garam-nya yang dapat mempertahankan dan menjaga pH. Bidang bioteknologi tidak bisa dipisahkan dari penggunaan larutan ini.

Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena hampir setiap analisa membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya macam dan jenis buffer, pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi masalah tersendiri.

Dalam memilih buffer, yang harus diperhatikan adalah pH optimum serta sifat-sifat biologisnya. Banyak jenis buffer yang mempunyai impact terhadap sistem biologis, aktivitas enzim, substrate, atau kofaktor.

Sebagai contoh buffer phosphat akan menghambat aktivitas dari beberapa metabolik enzim termasuk karboksilase, fumarase, dan phosphoglucomutase. Barbiturate menghambat phophorilasi oksidatif. Tris buffer bereaksi dengan amin primer dan memodifikasi transport elektron dan phosphorilasi pada kloroplast. Tris juga menghambat enzim respirasi di mitokondria. Dan masih banyak efek lain yang diberikan buffer.

Oleh karena itu pemilihan buffer terkadang menjadi kesulitan yang cukup merepotkan. Oleh karena itu, gunakan konsentrasi buffer serendah mungkin yang masih dapat untuk memaintain pH.

Berbagai Larutan & Cara Pembuatan

Page 6: Buffer pada Kosmetik

Berikut beberapa macam buffer yang kerap digunakan:

A. GLYCINE–HCL; PH 2.2–3.6, PKA = 2.35Campur 25 ml 0.2 M glycine dan x ml HCl,kemudian encerkan hingga 100 ml dengan air suling.

Page 7: Buffer pada Kosmetik

B. SODIUM ACETATE; PH 3.6–5.6, PKA = 4.76Mencampurkan 0.1N acetic acid dan 0.1N sodium acetate untuk mencapai pH tertentu.

Page 8: Buffer pada Kosmetik

C. BUFFERED SALINE (PBS, TBS, TNT, PBT)Larutan buffer saline sering digunakan ketika melakukan eksperiment yang berhubungan dengan immunolocalization. Ada beberapa variasi dari buffer ini, tiga diantaranya sebagai berikut.

Page 9: Buffer pada Kosmetik

D. CACODYLATE BUFFER; PH 5.0–7.4, PKA = 6.27Sodium cacodylate buffer [Na(CH3)2 AsO2 • 3H2O] adalah alternatif dari Sørensen’s phosphate buffer. Mempunyai kapasitas buffer yang baik pada range pH 5.0–7.4. Cacodylate digunakan untuk aplikasi mikroskop elektron sebagai metode untuk menghindari penambahan phosphate saat sample preparasi. Mitochondria dan arganela lainnya dapat rusak jika terkena konsentrasi phosphate berlebih yang terdapat dalam Sørensen’s buffers.Siapkan 0.2 M sodium cacodylate stock solution dalam air (4.28 g/100 ml). Tambahkan x ml 0.2 N HCL per 100 ml cacodylate stock solution, diikuti denga penambahan air demin sampai volume 400 ml hingga diperoleh 0.05 M cacodylate buffer pada pH yang diinginkan.

Page 10: Buffer pada Kosmetik

E. CITRATE BUFFER; PH 3.0–6.2, PKA = 6.40Citrate buffer stock solutions: A: 0.1 M citric acid; B: 0.1 M sodium citrate. Campurkan kedua larutan dengan perbandingan volume dan encerkan dengan air sampai 100 ml untuk membuat pH yang diinginkan.

Page 11: Buffer pada Kosmetik

F. SØRENSEN’S PHOSPHATE BUFFER; PH 5.8–8.0, PKA = 7.20Campur sejumlah tertentu stock solution dan tambahkan air suling untuk mendapatkan 100 ml larutan Sørensen’s phosphate buffer 0.1 M. Ingat, konsentrasi phosphate yang tinnggi dapat bersifat toksik bagi sel tanaman.Stock solutions: A 0.2 M NaH2PO4 B 0.2 M Na2HPO4

Page 12: Buffer pada Kosmetik

G. PHOSPHATE–CITRATE BUFFER; PH 2.2–8.0, PKA = 7.20/6.40Untuk membuat 100 ml larutan buffer phosphat-citrate.

Stock solutions:0.2 M dibasic sodium phosphate0.1 M citric acid

Page 13: Buffer pada Kosmetik
Page 14: Buffer pada Kosmetik

Demikian beberapa buffer yang bisa dijadikan pilihan untuk digunakan. Perlu diingat, bahwa larutan buffer hanya berfungsi untuk mempertahankan pH. Tidak berarti bahwa pH tidak akan berubah. Perubahan dan gangguan yang cukup besar dalam sistem dapat merubah pH meskipun telah ditambahkan buffer ke dalamnya.Hal ini karena buffer hanya menjaga agar pH tidak terlalu berubah signifikan dengan adanya sedikit perubahan konsentrasi ion hidrogen dalam sistem.