Top Banner

of 95

Budidaya Sawit

Mar 06, 2016

Download

Documents

Anida Futri

bvhgcghcgcghcghgh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BUDI DAYA KELAPA SAWIT

  • Tahap-tahap kegiatanSebelum suatu lahan dibuka utk suatu perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1).Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan tingkat penerapan teknik budidaya, biaya produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2 dan 3)

  • Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa Sawit

    UraianNormaKeteranganSuhu kisaran; rata-rata optimum18 32 0 C;24 28 0 CTumbuh baik dengan selang suhu tersebut. Di atas atau di bawah selang suhu tersebut, produktivitas akan lebih rendah karena rendahnya proses asimilasi, gagalnya perkembangan bunga dan pematangan buahKelembaban relatif (RH)> 75 %Kelembaban udara yang rendah memperlambat pertumbuhan dan pembentukan bunga,sedang pada kelembaban yang tinggi, tanaman rawan terhadap serangan penyakit

  • UraianNormaKeteranganRata-rataCurah Hujan Tahunan (dengan penyebaran merata)2.000 2.500 mmData curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan sangat penting karena berhubungan dengan sifat tanaman yang berbuah sepanjang tahun. Fluktuasi curah hujan secara langsung berkorelasi erat dengan fluktuasi hasil dari bulan ke bulanIntensitas Cahaya5 7 jam/hariKawasan dengan curah hujan yang terlalu tinggi, akan mengurangi intensitas cahaya, sehingga produktivitas kelapa sawit akan rendah.

  • Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit menurut Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)

    Iklim & Sifat Fisik TanahKriteria LahanBaik (Kelas I)Sedang(Kelas II)Kurang Baik(Kelas III)Tidak Baik(Kelas IV)Tinggi (m dpl)0 4000 4000 4000 400TopografiDatar berombak Bergelom bangBerbukitCuramLereng (%)0 1516 2525 36> 36

  • Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas Lahan

    Umur (tahun)Klasifikasi Lahan dan ProduksiIIIIIIIVTRBTTBSTRBTTBSTRBTTBSTRBTTBS32139163714361425420617205152051319410548821187191861617614617102517922178191671671612281611251610231591981514301513271512251411229131630131527131325121322

  • Umur (tahun)Klasifikasi Lahan Dan ProduksiIIIIIIIVTRBTTBSTRBTTBSTRBTTBSTRBTTBS1012183011172711162510152211102030101927101725917221210203010192710172591722131020301019271017259172214823278222582023818211582327822258202381821167262572424722227202017726257242472222720201862824626226232062219

  • Umur (tahun)Klasifikasi Lahan dan ProduksiIIIIIIIVTRBTTBSTRBTTBSTRBTTBSTRBTTBS1862824626226232062219205302252921527195251821530225292152719525182253120527195241752216235312052719524175221624435184301742816426152543518430174281642615Rata-rata92024918229162091518

  • Keterangan:T= Jumlah tandan/pokok/tahunRBT= Rata-rata bobot satu tandanTBS= Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun)

    Sumber:PPKS, Medan (1997).

  • BAHAN TANAMAN Kriteria bibit kelapa sawitKriteria bibit yang baik meliputi.Kualitas : Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat Penelitian Marihat, BPP Medan dan PT. Socfindo Indonesia karena menyediakan bibit siap salur yang superior. Hati-hati terhadap penjualan bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi.

  • Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif. Dura x Pisifera atau Tenera Sejak tahun 1990 telah mulai diuji lapangan 16 klon sebagai varietas hasil perbanyakan secara vegetatif (melalui kultur jaringan),.

  • Tabel 4. Sumber Bibit dan Potensi Produksi Kelapa Sawit Dalam NegeriKeterangan: *) Harga bibit pada tahun 1997Sumber: MMA IPB (1997)

    No.Nama Sumber BenihAlamatPotensi Produksi/Thn(butir)Harga *) (Rp/butir)1.Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)MarihatJl. Brigjen.Katamso 51 Kp. Baru PO. BOX 1103Medan2000140.0001.1002.PT. Socfindo (Socfin Indonesia)Jl. KL. Yos Sudarso 106 Medan 2011514.0001.1003.PT. London SumateraJl. A. Yani No. 2 Medan 2011115.0001.100Jml69.000

  • Saat ini terdapat 12 jenis alternatif bibit hasil pengembangan teknologi pembibitan yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial (Tabel 2). Pengembangan varietas unggul baik secara generatif maupun secara vegetatif telah mulai digunakan teknik bioteknologi (kultur jaringan).Produsen bibit lainnya : Sinar Mas Group, Asian Agri Group, Sampoerna Group dll.

  • Tabel 5. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit UnggulKeterangan: OER : Oil Extraction RateSumber: PPKS, PT. SOCFIN dan PT. LONSUM (2000)

    VarietasUmum Panen(Bulan)TBS (ton/ha/Th)OER (%) CPO (ton/ha/Th)PKO (ton/ha/Th)SP 13023 2523 265,8 6,50,49SP 23024 2723 256,2 6,70,51Dolok Sinumbah3023 2423 255,5 6,70,56Bah Jambi3022 2423 265,8 6,7Marihat3024 2523 2 56,2 6,40,54RISPA3024 2723 265,3 5,50,54La Me302723 265,3 5,90,60Yangambi3025 2823 265,3 5,50,62SOCFIN2428,828,77,81,10Bah Was26 3025 3023 266,2 7,8-LONSUM-27,5 27,84,124,36,7-AMI2427,07> 259,7-

  • PEMBIBITANSeleksi Lokasi Pembibitan Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan antara lain :Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir.Datar sampai agak bergelombang.Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkauTanahnya cukup top soil, subur dan gembur.Bebas dari banjir.Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja.Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman.Saluran air

  • Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery)Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x 11,2 m, dalam satu satuan naungan terdapat 4 6 petakan. Setiap petakan memuat 1 000 bibit(kecambah). Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang.

  • Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top soil). Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi tanah disiram agar pada waktu penanaman dapat dipadatkan.

  • PemeliharaanPemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. # Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika tidak ada hujan. # Pemupukan dengan menggunakan urea atau pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air.# Setelah bibit berumur 2,5 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi. # Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan dimulai saat tanaman berumur 2,5 3 bulan.

  • Pembibitan Utama (Main Nursery)Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di pembibitan utama adalah penyediaan air untuk penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 3 bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x 85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi. Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x 50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x 10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan tanah atas.

  • Persiapan Penanaman dan Menanam Ukuran dan mutu polybagPolybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan ketebalan 0,2 mm.Mutu plastik untuk polybag harus yang baik, sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk menahan perlakuan-perlakuan selama pemindahan bibit ke lapangan.

  • Membuat lubang polybagJumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0,3 cmLubang tersusun dibuat sebagai berikut.Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per baris terdiri 6 lubang.Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di dasar polybag.Jarak lubang dalam barisan 5 cm.Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik.

  • Penanaman dalam kantung plastik caranya dengan membuat lubang tanam sebesar kantung plastik di pesemaian pendahuluan dengan menggunakan alat ponjo. Kantung plastik kecil diiris dengan silet pada kedua belah sisinya , dijaga agar bulatan tanah tidak pecah. Bibit beserta tanah yang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan ditempatkan pada posisi yang baik.

  • Pemeliharaan tanaman Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit.

    Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm.

    Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.

  • Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari pembibitan pendahuluan. Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya pupuk ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk jangan sampai mengenai leher batang bibit. Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Tabel 6.

  • Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan dan Pembibitan Utama K S

    Umur (minggu) Dosis (gram/pohon) Total Campuran Urea RP MOP Kieserite 18, 20 1,82 1,36 1,36 0,46 5,0 22, 24, 28 3,64 2,73 2,73 0,90 10,0 30, 32, 34, 36 5,45 4,09 4,09 1,37 15,0 38, 40, 42, 44 7,27 5,45 5,45 1,83 20,0 46, 48 10,91 8,17 8,172,75 30,0

  • Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman.kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136 pohon/hasulaman 10 % , sehingga jumlah bibit diperlukan 150 pohon/hajumlah bibit afkir di main nursery sekitar 20 % (serangan hama/penyakit, tumbuh kurang baik dan rusak dalam pengangkutan)seleksi awal pre nursery diperkirakandalam 1 ha main nursery (pembibitan utama) menghasilkan bibit 16.400 bibit. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk 100 ha penanaman di lapangan. Pengelolaan pembibitan secara berkelompok lebih menghemat lahan dan biaya pemeliharaan daripada dilakukan sendiri-sendiri per petani.

  • Seleksi bibit Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan utama. Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah, terserang penyakit dengan intensitas berat, bentuk anak daun tidak sempurna.Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 8 bulan dan pada saat dipindahkan ke lapangan.

  • PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMANKegiatan terdiri atas : merintis dan mengukur, pembukaan areal, pemberantasan alang-alang, penanaman penutup tanah, pengajiran, pembuatan petakan, pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya.

  • a. Merintis dan mengukur

    Kegiatan survei di lapangan untuk mengetahui :bentuk areal, batas-batas areal, topografi tanah, jenis vegetasi dan keadaan lapangan lainnya----------- sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih terinci daripada peta dasarnya.

  • b. Pembukaan arealKegiatan pertama pembukaan areal adalah tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah

  • penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.

    Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering.

    Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar)

    Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin.

    Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator).

  • c. Pemberantasan Alang-alangAreal yang terbuka merangsang pertumbuhan alang-alang yang cepat------------. perlu pengendalian alang-alang sedini mungkin.secara kimiawi dengan menggunakan herbisida secara mekanis dengan menggunakan bajak dan garu. Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh herbisida yang sering digunakan. Selang antar aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan secara spot.

  • d. Penanaman Penutup TanahUntuk mencegah erosi permukaan serta pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan demikian perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah.Penanaman penutup tanah (benih dengan dosis 14 kg/ha): 4 kg Pureria javanica (PJ),6 kg Calopogonium mucunoides (CM) 4 kg Centrosema pubescent (CP)

  • Penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem larikan dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu ( 5 - 10 cmBenih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian ditimbun kembali.Pemeliharaan tanaman penutup tanah: - pemupukan dan - pemurnian tanaman penutup tanah dengan cara membersihkan dari gulma yang dilakukan secara manual. Pemurnian dilakukan secara intensif terutama pada saat tanaman penutup tanah belum menutup sempurna.

  • e. PengajiranUntuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam menentukan di mana bibit akan ditanam serta di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.

  • Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem Tanam Segi Tiga Sama Sisisy

    Jarak tanam (m)Jarak antar baris (m)Kerapatan tanaman/ha8.8 x 8.8 x 8.87.621509.0 x 9.0 x 9.07.791439.2 x 9.2 x9.27.971369.5 x 9.5 x 9.58.2312810.0 x 10.0 x10.08.67116

  • f. Pembuatan PetakanPada areal yang merupakan tebing-tebing yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi, dibuat sistem teras : teras individu dan teras bersambung. -Teras individu berbentuk tapal kuda dengan panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3). -Teras bersambung umunya dibuat dengan mengikuti garis kontur denga jarak antar kontur sekitar 2 m.

  • Teras individu merupakan petakan di mana bibit akan ditanam. Petakan dibuat dengan jalan mencangkul (menggali tanah sebelah atas ajir dan ditimbunkan ke bagian bawahnya, sehingga dapat terbentuk tanah yang datar (Gambar 4).

  • g. Pembuatan Lubang Tanam

    Pembuatan Lubang Tanam Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir Lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas 40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya kedalaman 60 cm.

  • Penanaman BibitSeminggu sebelum tanam dilakukan pemutusan akar-akar bibit yang keluar dari kantung plastik. Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya ditoreh dengan pisau atau silet. Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang tanam. Setelah berada di lubang tanam, kantung plastik dilepaskan secara hati-hati dan dikeluarkan dari lubang tanam. Penimbunan secara bertahap, sub soil kemudian top soil. Tanah di sekitar bibit dipadatkan dengan cara menginjak-injak dengan hati-hati. Leher akar diusahakan tepat berada pada permukaan tanah.Pada saat penanaman dilakukan pemupukan dengan pupuk Rock Phosphate (RP) sebanyak 500 gram/lubang tanam. Setengah bagian dimasukkan ke dasar lubang dan sisanya dicampur dengan top soil.

  • PEMELIHARAANSensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian HPT, pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanfaatan limbah

  • PEMUPUKANStrategi pemupukan:Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama & tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan dan sifat tanahnya). Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH, sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis & antagonis antar unsur haraTepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman, jenis tanah)Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun )Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.

  • PEMUPUKANPenetapan dosis:TBM berdasarkan analisis tanah dan umur tan.(utk meningkatkan pertumbuhan vegetatif)TM berdasarkan analisis daun (utk produksi buah)Jenis pupuk tunggal, majemuk, slow release; organik (terutama limbah) & anorganikCara melalui tanah (tebar, larikan), melalui daun, ketiak pelepah, akar (infus)Penentuan waktu dan frekuensi menurut iklim (c.hujan), tanah, pengadaan pupuk, sifat sinergis & antagonis antar unsur hara

  • Cara pemupukan :Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan dalam batang (lihat gambar)Penempatan pupuk pd jalur lingkaranPenempatan pupuk pd larikan (lubang memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg tanahPemupukan melalui daunPemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 )Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).

  • : pohon kelapa sawit : pohon kelapa sawit : daerah penyebaran pupuk N : daerah penyebaran N, P, K, Mg

    Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS TM

  • Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan DiatasiHama yang umumnya menyerang tanaman kelapa sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini merupakan jenis hama yang umum menyerang kelapa sawit dan cara menanggulanginya. Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan cepat tersebar dari suatu areal kebun ke areal lainnya. Keadaan yang demikian menghendaki adanya upaya pengendalian hama secara berkelompok dari petani-petani sehamparan.

  • Tabel 8. Jenis Hama dan Cara MenanggulanginyaSumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

    No.Jenis HamaCara Menanggulanginya1Serangga (kumbang malam, kutu daun, belalang dan ulat api) pada tahap pembibitanMenggunakan insektisida dengan sangat hati-hati karena bibit peka terhadap bahan-bahan kimia2Mammalia, seperti landak (Porcupine), gajah, babi dan tikus pada tanaman muda dan pohon dewasaDengan pestisida, mekanis, biologis (burung hantu utk tikus)

  • Jenis Penyakit, Tingkat KepentinganPenyakit, patogen penyebab, gejala dan cara menanggulangi disajikan pada Tabel 9

  • Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara MenanggulanginyaSumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

    No.Jenis Penyakit GejalaCara Menanggulangi- nya1AnthracnoseDaun membusuk, berwarna kelabu dan sangat rapuh Fungisida2HelminthosporiumBercak pada daunFungisida3PhytopthoraDaun berwarna kecoklatanFungisida4Rhizotonia sp. Dan Phytium sp.Warna daun berubah menjadi coklat kemerahan seperti terbakar dan akar busukFungisida5Botiodiplodia sp., Glomaerella singulata, Melacoiem elaedis (Anthracnose)Menyerap daun (bercak daun hijau)Fungisida6Culvularia sp., Helminthosporium sp.Bercak daun/black spotFungisida

  • Jenis Gulma Dominan dan Pengendaliannya Gulma yang biasa sukar diatasi pada tanaman kelapa sawit umumnya adalah alang-alang dan pakis-pakisan. Jenis-jenis gulma dan cara menanggulanginya selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 10.

  • Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara MenanggulanginyaSumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

    No.Jenis GulmaCara Menanggulanginya1.Alang-alang, cynodon, cyperus dan beberapa jenis rumput-rumputan (berdaun sempit)Secara manual dengan babat tangan dan kored dan secara kimia dengan herbisida. Jenis herbisida yang digunakan disesuaikan dengan kelompok disesuaikan dengan kelompok spesies pada areal yang sangat luas.2.Mikania micrantha, Eupathorium odoratum, Boreraria alata (berdaun lebar)3.Paku-pakuan

  • Tabel 11. Perkembangan Bunga Betina dan Tandan Kelapa SawitSumber : PTPN VII (1993)

    Umur Setelah Seludang TerbukaKeadaan Bunga/TandanDaging Buah10 hariBunga anthesisBelum ada1 bulanBuah kecil terbentuk pada tandanPutih kehijauan lunak berair2 bulanTandan mudaPutih kehijauan3 bulanTandan mudaKuning kehijauan4 bulanTandan mentahKuning kemerahan 5 bulanHampir masakKuning kemerahan

  • Kastrasi : Membuang bungaKeuntungan kastrasi pada tanaman kelapa sawit antara lain :Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air.Menyeragamkan pembungaan.Menciptakan kondisi tanaman yang bersih sehingga dapat mengurangi serangan penyakit busuk buah.Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6 bln sebelum panen pertama

  • Tabel 12. Bobot Tandan Rata-rata Menurut Umur TanamanSumber : PTPN. VII (1993)

    Umur (tahun)Bobot Tandan (kg)44 556 76 78 98 910 111012 1511 131714 151816 172018 192220 212522 232224 2520

  • Tabel 13. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan Balit Marihat

    Umur Di Lapangan (Tahun)Produksi TBS (ton/ha/Thn)Rendemen Minyak Sawit (%) Produksi Minyak Sawit (kg/ha/Thn)Minyak Inti SawitRendemen(%)48151.2802,5200515182.7003,0450617193.2303,5595718213.7803,5630820224.4002,5700921234.8303,57351023235.2902,5805

  • Umur Di Lapangan (Tahun)Produksi TBS (ton/ha/ Thn)Rendemen Minyak Sawit (%) ProduksiMinyak Sawit (kg/ha/Thn)Minyak Inti SawitRendemen(%)1125235.7503,58751226235.9803,59101330236.9003,51.0501430236.9003,51.0501530236.9003,51.0501630236.9003,51.0501729236.6703,51.015

  • Sumber : PTPN. VII (1993)

    Umur Di Lapangan (Tahun)Produksi TBS (ton/ha/ Thn)Rendemen Minyak Sawit (%) Produksi Minyak Sawit (kg/ha/Thn)Minyak Inti SawitRendemen(%)1828236.4403,59801928236.4403,59802025235.7503,58752123235.2903,58052220234.6003,57002318233.7603,56302418233.6803,55602518233.6803,5560

  • Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak normal di lapangan dan perlu disulam antara lain Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond).Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye (orange spotting).Helaian daun melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya membusuk.Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang (narrow leaves).Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan.Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit.Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous).Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).

  • Penunasan dilakukan dengan tujuan :Sanitasi tanaman untuk mencegah serangan cendawan Marasmius sp, tikus dan tumbuhnya pakis.Menghindari tersangkutnya brondolan.Memudahkan pengamatan terhadap buah matang.Memperlancar proses penyerbukan alami.Merangsang pembungaan dan perkembangan buah.Memudahkan pelaksanaan panen.

  • Tabel 14. Rotasi dan Tingkat Penunasan Kelapa Sawit di Kebun Kertajaya

    Umur TanamanTingkat PenunasanRotasiDaun yang ditinggal15 bl 2 th15 cm di atas tanah6 blMaks.2 3 th2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah6 blMaks.3 5 th2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah8 blMaks.5 10 th2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah8 blMaks.10 th2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah8 blMaks.

  • Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah pada Tanaman Kelapa SawitSumber : Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan

    FraksiJumlah Berondolan Yang LepasDerajat Kematangan00Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum ada yang memberondolSangat mentah0Buah sudah berwarna merah/orange dan buah luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 %Mentah1Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25 %Hampir matang2Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 %Matang3Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 %Matang4Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100 %Lewat matang5Bagian dalam buah sudah ikut memberondolLewat matang

  • PANENPersiapan panenOrganisasi panenKriteria matang panenKerapatan panenRotasi panenKapasitas panenPremi panenPengawasan panen

  • Pemanenan kelapa sawitMemotong tandan buah masak, memungut brondolan serta mengangkut buah dan brondolon ke tempat pengumpulan hasil (TPH)Buah dan brondolan yg terkumpul di TPH diangkut ke pabrik untuk diolah

  • Persiapan panenPersiapan kondisi arealMutasi TBM ke TMPerbaikan jalan dan jembatanPemangkasan daun dan buah pasirPembersihan piringan, pasar tikus dan rintis malang/tengah; satu pasar/jalan tikus/pikul selebar 1 m searah dgn arah barisan tanaman utara-selatan utk setiap 2 barisan tanaman.Pemasangan titian panenPembuatan TPH (3 m x 5 m utk areal 2 ha)Pembuatan tangga-tangga dan tapak kuda utk areal berbukit

  • Persiapan panenPenyediaan tenaga kerja Kebutuhan tenaga panen harus mengacu pada kebutuhan tenaga pd saat panen puncakPeralatan kerja berbeda berdasarkan tinggi tanaman:Alat potong TBS (dodos kecil dan besar, pisau & bambu egrek, batu asah, kapak)Alat bongkar muat (gancu, tojok)Alat angkut TBS ke TPH (angkong, keranjang, goni, pikulan)

  • Kebutuhan tenaga pemanen dan faktor-faktor penentu: T = A x C x D x E BT = tenaga pemanen (HK)A = luas kapel (ha)B = kapasitas panen (kg/orang/hari)C = kerapatan panenD = Rata-rata bobot tandan (kg)E = tanaman per haKapasitas panen tergantung kepada kerapatan panen dan keadaan lahan (topografi) tempat panen

  • Organisasi panenJumlah tenaga potong buah per mandoran 20 25 org. Jumlah mandoran per afdeling 1 000 ha, maks tiga mandoran.Mandor panen menentukan hanca setiap pemanen (jika sistem hanca tetap)Sistem penghancaan panen ada tiga: (1) hanca giring murni, (2) hanca giring tetap per mandoran, (3) hanca tetap

  • Kriteria PanenSuatu areal dpt dipanen jika:60% dr seluruh pokok yg hidup dlm areal sdh mencapai matang panenSebagian buah sdh membrondol secara alamiah, danBobot tandan rata-rata sdh mencapai 3 kg

  • Kriteria mutu buah dan potong buahKualitas potong buah dan kualitas buah kualitas pekerjaan panen, pengawasan, pemeriksaan hasil panenBuah dikatakan masak jika terdapat dua brondolon yg lepas per kg TBSKriteria matang panen pd Tabel 16; hubungan tingkat kematangan dan mutu buah pada Tabel 17

  • Tabel 16. Tingkat kematangan buah pada tan. KS

    Fraksi brondolan lepasDerajat kematangan00Buah masih berwarna hitam, belum ada yg membrondolSangat mentah0Buah sdh merah/jingga dan buah luar sdh membrondol 1 12.5 %Mentah1Buah luar sdh membrondol 12.5 - 25 %Hampir matang2Buah luar sdh membrondol 25 50 %Matang 3Buah luar sdh membrondol 50 75 %Matang 4Buah luar sdh membrondol 75 100 %Lewat matang5Buah bagian dalam buah sdh ikut membrondolLewat matangSumber : Pedoman Teknis No.40, 1984, PPM Medan

  • Tabel 17. Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar Minyak dan Asam Lemak BebasnyaSumber : Pedoman Teknis No. 40 Tahun 1984, PPM Medan

    FraksiKadar Minyak Rata-rata (%)Kadar ALB Rata-rata (%)010,01,6121,41,7222,11,8322,22,1422,22,6521,93,8

  • Kerapatan panenKerapatan panen : perkiraan jumlah pohon yg dapat dipanen dr seluruh pohon yg ada dalam blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dalam blok tsbPekerjaan tsb disebut taksasi produksiPohon yg dpt dipanen, dg kriteria 2 brondolan per kg tandan buah sdh jatuh ke tanah, diamati utk semua pohon contoh.Taksasi produksi penyediaan TK dn angkutan buah

  • Rotasi panen Rotasi panen : selang waktu antara satu panen dan panen berikutnya dalam satu kapel panen tertentu.Kapel : luasan areal yg dipanen dalam sekali panen oleh bbrp pemanen. Setiap afdeling biasanya dibagi menjadi bbrp kapel yg panen, yg jumlahnya sesuai dengan jumlah hari panen dalam satu rotasi panen.Contoh rotasi 3/7 3 kapel, masing2 dipanen seminggu sekali.Tergantung pada kelimpahan buah

  • Sistem panenDua sistem panen yg dipakai : sistem giring penuh dan sistem hanca tetap.Pengertian : gawangan ruang yg berada di antara dua baris tanaman dan hanca : luasan areal yg dipanen oleh seorang pemanen dalam sekali panenPada`sistem hanca tetap, pemanen diberi hanca dg luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah utk panen berikutnya.

  • Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasilLazimnya pemikul buah adalah pemanen yg memotong tandan buahUntuk memudahkan potong buah pelepah daun di bawah buah dipotong terlebih dahulu (songgo satu atau songgo dua)Semua brondolan dikumpulkanBuah dan brondolan diangkut ke TPH, Selanjutnya buah dan brondolan diangkut ke pabrik utk diolah

  • Premi panenPremi panen diberikan kepada pemanen yang memperolah panenan melebihi target yang harus dipanen oleh seorang pemanenBertujuan meningkatkan mutu hasil panen dan pendapatan karyawan sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang diperoleh.

  • Pengawasan panenBeberapa hal yg perlu mendapat perhatian:Terdapatnya tandan matang yg tdk dipanenTerpotongnya tandan mentahPemungutan brondolanTerdapatnya TBS panenan dg tangkai panjangTandan busuk atau tandan kosong agar tdk dikirim ke pabrikPanenan sedikit mungkin terkontaminasi tanahPemotongan dan pengaturan daunKoordinasi yg baik dengan petugas transpor TBS

  • PENGOLAHAN HASILBuah menjadi CPO (crude palm oil) atau minyak sawit dan PKO (palm kernel oil) atau minyak inti sawit