Top Banner
BUDIDAYA BAWANG MERAH Submitted by bpp.plemahan on Sat, 17/09/2011 - 06:36 I. PENDAHULUAN I..Latar Belakang Bawang merah adalah merupakan sayuran penting di Indonesia, selain untuk bumbu masak, bawang merah juga dapat digunakan sebagai obat-obatan. Dengan banyaknya penggunaan bawang merah menjadikan bawang pasar bawang merah sangat terbuka luas, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Rata-rata produksi bawang merah di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan potensi hasil, sebagai contoh produksi rata-rata bawang merah ex. Philipina adalah 4,4 ton/ha – 14 ton/ha, sedangkan potesi hasil adalah 20 ton/ha – 25 ton/ha. Oleh karena itu berbaikan sistim budidaya adalah sangatlah penting. Morfologi bawang merah adalah : berakar serabut, berbatang sejati dengan bentuk pipih dan batang semu dengan bentuk pelepah daun, daun berbentuk bulat berlubang dan umbi berwarna merah. Tanaman bawang merah adalah merupakan salah satu tanaman sayuran berumur pendek, dan dapat hidup didataran rendah dengan ketinggian 10 s/d 250 dpl, namun demikian tanaman bawang merah dapat diusahakan pada dataran tinggi dengan ketinggian 800 s/d 1.200 dpl. Dengan morfologi diatas tanaman bawang merah tergolong tanaman yang rentan terhadap hama dan penyakit, dan mempunyai karakter peka terhadap hama dan penyakit. Sehingga keberhasilan petani dalam budidaya bawang merah adalah tergantung pada produksi dan harga produk. Dengan perilaku harga yang sangat fluktuatif serta daya simpan yang pendek, maka perlu dilakukan pengamatan produktifitas serta permintaan pasar yang tepat.
27

BUDIDAYA BAWANG MERAH

Aug 12, 2015

Download

Documents

Justin Evans

budidaya bawang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BUDIDAYA BAWANG MERAH

BUDIDAYA BAWANG MERAHSubmitted by bpp.plemahan on Sat, 17/09/2011 - 06:36

 

 

I. PENDAHULUAN

I..Latar Belakang

Bawang merah adalah merupakan sayuran penting di Indonesia, selain untuk bumbu masak, bawang merah juga dapat digunakan  sebagai obat-obatan.  Dengan banyaknya penggunaan bawang merah menjadikan bawang pasar bawang merah sangat terbuka luas, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Rata-rata produksi bawang merah di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan potensi hasil, sebagai contoh produksi rata-rata bawang merah ex. Philipina adalah 4,4 ton/ha – 14 ton/ha, sedangkan potesi hasil adalah 20 ton/ha – 25 ton/ha. Oleh karena itu berbaikan sistim budidaya adalah sangatlah penting.

Morfologi bawang merah adalah : berakar serabut, berbatang sejati dengan bentuk pipih dan batang semu dengan bentuk pelepah daun, daun berbentuk bulat berlubang dan umbi  berwarna merah.  Tanaman bawang merah adalah merupakan salah satu tanaman sayuran berumur pendek,  dan dapat hidup didataran rendah dengan ketinggian 10 s/d 250 dpl, namun demikian tanaman bawang merah dapat diusahakan pada dataran tinggi dengan ketinggian 800 s/d 1.200 dpl.

Dengan morfologi diatas tanaman bawang merah tergolong tanaman yang rentan terhadap  hama dan penyakit,  dan mempunyai karakter peka terhadap hama dan penyakit. Sehingga keberhasilan petani dalam budidaya bawang merah adalah tergantung pada produksi dan harga produk. Dengan perilaku harga yang sangat fluktuatif serta daya simpan yang pendek, maka   perlu dilakukan pengamatan produktifitas  serta permintaan pasar yang tepat.

Secara umum produksi bawang merah dipengaruhi : bibit yang  unggul dan berkualiatas,  pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan dan penanganan pasca panen. Agar diperoleh produksi yang tinggi, maka perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan dalam berbudidaya bawang merah, sehingga diperoleh bawang merah yang bermutu baik.

2..Syarat Tumbuh Bawang Merah

Beberapa syarat tumbuh bawang merah :

1.      Tanah lempung berpasir atau berdebu , tanah alluvial atau latosol berpasir  dengan struktur bergumpal

2.      Tanah banyak mengandung bahan organik dan subur

Page 2: BUDIDAYA BAWANG MERAH

3.      Drainase baik dan PH tanah netral antara 5,5 s/d 6,5

4.      Suhu udara baik antara 25oC – 32oC, kelembapan rendah, hari panjang (lama penyinaran >12 jam)

 

 

 

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah :

1.      Bibit

Terdapat beberapa macam varietas bawang merah diantaranya adalah : Thailand, Philip dan bauji, berikut beberapa karakter masing-masing varietas ;

No Varietas AnakanBesar umbi

Ketahanan OPT

Curah hujan

Daya simpan

Produksi ton/ha

1. Philips 20 umbi  + - 5 cm -Kurang tahan

6  bulan 25

2. Thailand 25 umbi + - 5 cmAgak tahan

Agak tahan

6 bulan 20 ton/ha

3. Bauji 10 umbi + - 5 cmAgak tahan

Cukup tahan

3 bulan 10 ton/ha

 

2.      Mutu bibit

Bibit yang bermutu adalah bibit yang seragam, murni dan sehat, berikut cirri-ciri bibit yang baik :

a.      Masa dormanse yang tepat

b.      Bila ditekan terasa keras/tidak gembos

c.       Bakal tunas tidak rusak

d.      Batang sejati tidak rusak

e.      Tidak terserang penyakit

f.        Tidak membawa penyakit

g.      Berasal dari tanaman sehat

h.      Pertumbuhan serempak.

Page 3: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

3.      Lama penyimpanan bibit bawang merah

Lama penyimpanan bibit bawang merah adalah waktu yang diperlukan untuk menyimpan benih sampai bibit siap tanam atau masa dormanse,menurut Wibowo (1987), bibit bawang merah yang baik adalah pada penyimpanan 4 – 8 bulan dan jika sudah dicirikan : bila bibit dibelah sudah tumbuh tunah yang berwarna hijau yang panjangnya setengah panjang umbi.

4.      Penggunaan Pupuk

Penggunaan pupuk pada tanaman adalah sebagai upaya penambahan unsure hara tanah/bahan makanan bagi tanaman, sehingga tanaman terpenuhi kebutuhan makannya dan pada akhirnya dapat berproduksi maksimal.  Terdapat beberapa macam pupuk diantaranya adalah : pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati.

Pupuk anorganik adalah pupuk yang berasal dari sintesa kimiawi yang pada umumnya merupakan pupuk tunggal, contoh Urea, ZA, Superphost, KCl  dll

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari limbah organik, baik limbah ternak maupun limbah pertanian. Keuntungan penggunaan pupuk organik adalah dapat penambah unsure hara, kandungan unsure hara lebih lengkap (hara makro dan mikro), dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah/tanah menjadi gembur dan meningkatkan daya ikat air

Pupuk hayati adalah merupakan pemanfaatan bikroba yang bermanfaat bagi tanaman, dengan penggunaan mikroba tersebut akan dapat membantu tanaman dalam menyerap unsure hara yang berasal dari tanah dan udara serta akan menetralisir sisa metabolisme akar, sehingga tanaman menjadi lebih sehat dan pertumbuhan menjadi optimal (contoh adalah penggunaan PGPR)

5.      Pengendalian organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Hama dan penyakit  adalah sangat berperan dalam keberhasilan budidaya bawang merah, dan sering merupakan faktor utama turunnya produksi, bahkan pada tingkat tertentu dapat menjadikan gagal panen, untuk akan dilakukan pembahasan khusus.

 

 

 

 

 

 

II. BUDIDAYA BAWANG MERAH

Page 4: BUDIDAYA BAWANG MERAH

Budidaya bawang merah merupakan usaha yang sangat menguntungkan dan sekaligus mengandung resiko tinggi terhadap kerugian.  Kegagalan dalam budidaya bawang merah dapat terjadi pada : pola tanam, pemilihan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, perawatan, pengendalian organisme pengganggu tanaman, pemanenan dan penanganan pasca panen.  Rata-rata produksi bawang merah di pulau jawa adalah 7,42 – 9,94 ton/ha, hal ini masih dibawah rata-rata potensi hasil bawang merah (Deptan, 2004). Untuk itu penanganan yang terintegrasi pada masing-masing tahap adalah sangat menentukan keberhasilan petani bawang merah.

1..Pola Tanam

Pola tanam bawang merah disesuaikan dengan tujuan penanaman, yaitu bawang merah konsumsi dan bawang merah bibit.

Rotasi tanam sangatlah penting  serta  pengelolaaan tanam secara serempak akan menjamin kesuburan tanah dan pengendalian hama dan penyakit. Produktifitas lahan yang tinggi perlu diupayakan dengan menjaga tanah tidak boleh dibiarkan memiliki salinitas tinggi dan drainase jelek.

 

 

Contoh pergiliran tanaman :

No. Bulan Tanaman Tujuan1. Desember - Maret Padi Tanaman pangan2. Maret - Mei Padi/Jagung Tanaman pangan3. Juni - Agustus Bawang merah Konsumsi4. September - Nopember Bawang merah Bibit

 

2..Pemilihan Bibit

Pada umumnya bawang merah bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi sebagai bibit. Kualitas umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil produksi bawang merah.  Umbi bibit yang baik adalah harus diperoleh dari tanaman yang sudah cukup tua umurnya, yaiti sekitar 70 – 80 hari setelah tanam.  Umbi bibit sebaiknya berukuran sedang (5 – 10 gram/umbi).  Penampilan umbi harus segar dan sehat (padat dan tidak keriput) dan warnanya cerah (tidak kusam). Umbi bibit siap ditanam jika sudah disimpan selama 2 – 4 bulan setelah panen dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi.  Cara penyimpanan umbi bibit yang baik adalah dalam bentuk ikatan di atas para-para dapur atau disimpan di gudang khusus dengan menggunakan pengasapan.

Faktor yang cukup menentukan kualitas umbi bibit bawang merah adalah ukuran umbi.  Berdasarkan ukuran umbi dapat digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu :

-          Umbi ukuran besar     ; Diamater > 1,8 cm atau > 10 gram

Page 5: BUDIDAYA BAWANG MERAH

-          Umbi ukuran sedang   : Diameter  1,5 – 1,8 cm atau 5 – 10 gram

-          Umbi ukuran kecil       : Diameter < 1,5 cm atau < 5 gram

Secara umum umbi yang baik adalah yang berukuran sedang.  Umbi berukuran sedang adalah merupakan umbi ganda  dengan rata-rata terdiri dari 2 siung umbi, sedang umbi besar rata-rata memiliki 3 siung umbi.

Banyaknya umbi bibit yang diperlukan dapat diperhitungkan berdasarkan jarak tanam dan berat umbi bibit.  Kebutuhan umbi bibit tiap hektarnya berkisar 600 – 1.200 kg.

 

3..Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah pada umumnya dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang gembur dan cocok untuk budidaya bawang merah .

a..Pemanfaatan lahan berat (struktur liat)

Tanah liat memiliki daya pegang yang kuat terhadap air, maka pembuatan got/saluran drainase memegang peranan penting bagi pertumbuhan bawang merah.  Pembuatan got keliling, got antar bedengan , kedalaman got dan lebar bedengan harus mampu menjamin kelembaban tanah yang sesuai dengan syarat tumbuh bawang merah. Pada umumnya pengolahan tanah pada tanah liat adalah dengan menggunakan sistimcemplong dengan pengolahan sebagai berikut :

a.      Tanah dicangkul atau dibajak tipis

b.      Pembuatan got keliling dengan lebar 40 cm dan kedalaman 90-100 cm.

c.       Cemplong  (got) jarak antar bedengan 60 cm dan dalam 30 – 40 cm dan tanah dinaikkan ke atas petak. Sedangkan lebar bedengan 2900 cm.

d.      Cecel (kecrik) pada tanah yang telah dinaikkan  dari tanah hasil cemplong yng telah dikeingkan.

e.      Cecel II (kecrik II)  pada tanah yang telah dikecrik I sehingga diperoleh gumpalan tanah yang lebih kecil.

f.        Perataan tanah dengan cangkul sehingga diperoleh hasil tanah yang bertekstur remah.

g.      Sosrok, membuat jarak tanam yang disesuaikan dengan diameter umbi bibit, makin besar umbi bibit maka makin jarang jarak tanam.

 

b..Pemanfaatan lahan ringan (struktur berpasir)

Page 6: BUDIDAYA BAWANG MERAH

Tanah ringan memiliki sifat kemampuan ikat pada air lebih kecil, maka pemanfaatan lah dapat menggunakan sistim bedeng dengan kedalaman saluran drainase yang lebih dangkal dan lebar saluran drainase yang lebih sempit, namun pembuatan got keliling harus lebih dalam dari pada saluran drainase antar bedengan guna menampung lapisan tanah atas yang ikut larut selama pengairan lahan tanaman bawang merah.

a.      Tanah dicangkul/dibajak sedalam 30 cm, dan dipetak-petak

b.      Bedengan dibuat dengan ukuran 1 – 2 m dan panjang disesuaikan.

c.       Dibuat parit tepi (saluran drainase) disekeliling petak dengan ukuran  lebar 60 cm dan kedalaman 50 cm.

d.      Got (saluran air) dalam petak, lebar 50 cm dan dalam 40 cm.

e.      Tanah diratakan dan dibuat bagian tengan agak tinggi (geger welut)

f.        Membuat jarak tanam disesuaikan dengan diameter bibit, makin besar bibit maka lebih besar jarak tanam.

 

4..Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman maka perlu dilakukan perlakuan pemotongan ujung umbi.  Pemotongan ujung umbi bibit ini ini dimaksudkan untuk membuang penghambat tumbuh tunas umbi yang  berada pada ujung umbi.  Pemotongan ujung umbi ditentukan atas dasar lama penyimpanan bibit atau masa dormance.  Besar pemotongan ujung umbi ditentukan oleh varietas dan lama penyimpanan, semakin lama masa penyimpanan maka semakin sedikit pemotongan ujung umbinya.

 

 

Berikut contoh besar pemotongan ujung umbi:

No. VarietasLama penyimpanan

bulan

Panjang pemotongan ujung

umbi1. Ex. Philipina 1 – 2 Dipotong  30 %    3 - 4 Dipotong  20 %    4 - 6 Dipotong  10 %    7 - 8 Dibuang kuncupnya       2. Bauji 1 Dipotong  20 %    2 Dipotong  10%    3-4 Dibuang kuncupnya

Page 7: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

a..Pembuatan lubang tanam

Pembuatan lubang tanam  dengan menggunakan sosrok dengan kedalaman disesuiakan dengan panjang bibit, semakin panjang ukuran bibit maka semakin dalam pembuatan lubang, demikian sebaliknya,

b..Pembenaman

Pembenaman umbi diupayakan sampai ¾ bagian umbi masuk kedalam lubang yang telah disiapkan sebelumnya. Jarak tanam pada musim kemarau 15 x 15 cm dan pada musim hujan 15 x 20 cm.

 

c..Perlakuan bibit.

Sebelum umbi dibenamkan dapat dilakukan pencampuran dengan PGPR, 2 jam sebelum tanam   bibit bawang merah yang siap ditanam disemprot  merata dengan larutan PGPR dengan dosis 10 cc/ltr air. Hal ini digunakan sebagai perangsang tumbuh juga untuk mengendalikan penyakit akar dan moler.

 

5..Pemupukan

Dosis pemupukan bervariasi tergantung dengan situasi setempat, jika kelebihan Urea atau ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, akan tetapi jika kurang, pertumbuhan terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.

 

 

 

 

 

 

Pemupukan dapat diberikan sebanyak tiga kali, yaitu satu kali pupuk dasar dan dua kali pupuk susulan :

No Pemupukan Jenis Dosis Aplikasi1. Dasar Organik/bokashi 2 – 5 ton/ha Sebelum/saat tanam

Page 8: BUDIDAYA BAWANG MERAH

    Urea 20 – 40 kg/ha Sebelum/saat tanam    ZA 70 – 150 kg/ha Sebelum/saat tanam    SP-36/superphost 150 – 250 kg/ha Sebelum/saat tanam    atau        NPK (15-15-15) 200 kg/ha Sebelum/saat tanam         2. Susulan I Urea 50 – 90 kg/ha 14 hari setelah tanam    ZA 100 – 200 kg/ha 14 hari setelah tanam    KCl 100 – 140 kg/ha 14 hari setelah tanam    Atau        NPK (15-15-15) 200 kg/ha 14 hari setelah tanam         3. Susulan II Urea 30 – 70 kg/ha 28 hari setelah tanam    ZA 70 – 150 kg/ha 28 hari setelah tanam    KCL 120 -  170 kg/ha 28 hari setelah tanam    Atau        NPK (15-15-15) 150 kg/ha 28 hari setelah tanam         

 Total pemupukan

Jenis Jumlah  

    Organik/bokashi 2 – 5 ton/ha      Urea 100 – 200 kg/ha      ZA 240 – 500 kg/ha  

   SP-36/Superphost

150 – 250 kg/ha  

    atau        NPK (15-15-15) 550 kg/ha  

 

 

 

 

 

6..Perawatan

Perawatan meliputi pembenahan bibit, penyiangan, pendangiran,pembenahan tembok/galeng bedeng, pengairan  dan pemberantasan OPT.

a..Pembenahan bibit

Pembenahan umbi bibit segera dilakukan jika terdapat bibit yang tidak berada  pada lubang tanam akibat pendistribusian air (ebor), atau bibit yang terbalik dan  bibit yang tidak dapat

Page 9: BUDIDAYA BAWANG MERAH

tumbuh karena kesalahan pemotongan ujung (bodong), hal ini bibit dapat dipotong ulang atau diganti bibit yang telah dipersiapkan sebelumnya.

b..Penyiangan

Penyiangan perlu dilakukan jika terdapat tumbuhan pengganggu. Hal ini agar tanaman agar tanaman terlindungi dari gangguan rumput-rumput liar yang mengganggu pertumbuhan tanaman bawanng merah :

Gulma/rumput dapat menganggu tanaman utama karena :

-          Terganggunya perakaran tanaman

-          Terganggunya penyerapan unsure hara/persaingan makan

-          Terganggunga ekologi mikro (sinar matahari terganggu dan kelembapan tinggi)

-          Dapat menjadi inang hama dan penyakit bawang merah

c..Pendangiran

Pendangiran dilakukan dengan tujuan agar tanah disekitar pertanaman tetap gembur sehingga penetrasi akar menjadi mudah, mengatur kelembaban tanah dan mempertiinggi jumlah pori-pori tanah sehingga udara dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan pernafasan bawang merah.

Pendangiran sebaiknya dilakukan pada fase pertumbuhan batang, yaitu setelah umur 20 hari setelah tanam, yaitu dengan cara 2 s/d 3 sebelum dan sesudah pendangiran pemberian air dihentikan. Dan pendangiran tersebut dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian pupuk susulan ke II, agar pupuk terbenam kedalam tanah.

Dalam melakukan pendangiran perlu dilakukan secara hati-hati agar tanaman tidak terungkit keluar atau tanaman menjadi layu, dan diupayakan kedalaman cukup serta tanah  hasil pendangiran dibumbunkan dipangkal batang tanaman bawang merah, agar  batang berubah menjadi besar dalam bentuk umbi.

 

d..Pembenahan tembok galeng

Pembenahan tembok galeng pada bedengan  perlu dilakukan agar :

-          Mencegah erosi permukaan akar

-          Mencegah larutnya pupuk dari media tanam

-          Mencegah rusaknya petakan media tanam

-          Dapat menampung air yang diberikan pada saat ebor.

Page 10: BUDIDAYA BAWANG MERAH

Pembenahan tembok galeng ini perlu dilakukan setiap saat terjadi kerusakan sampai menjelang masa panen.

e..Pengairan

Pemberian air dilakukan berdasar fase pertumbuhan bawang merah, seperti diketahui bawang merah terdapat tiga fase pertumbuhan :

1..Fase pertumbuhan awal  (0 – 10 hari setelah tanam)

Pada fase pertumbuhan awal pengairan diberikan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.  Penyiraman di pagi hari diusahakan sepagi mungkin di saat daun bawang merah masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit.  Penyiraman sore hari dapat dihentikan jika prosentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 %.

Air yang digunakan diusahakan bebas dari penyakit bawang merah juga dihindari air dengan salinitas tinggi,  dan tinggi permukaan air dalam canal (got) dipertahankan 20 cm dari permukaan bedeng tanaman.

 

 

2..Fase pertumbuhan vegetative (11 – 35 hari setelah tanam)

Penyiraman atau pengairan dilakukan satu hari sekali yaitu pada pagi hari, dan jika ada hujan rintik-rintik dan ada serangan thrips dilakukan penyiraman pada siang hari.

3..Fase pembentukan umbi (36 – 50 hari setelah tanam)

Pada fase ini dibutuhkan air yang cukup untuk pembentukan umbi, maka pada musim kemarau perlu dilakukan pengairan sehari dua kali, yaitu pada pagi dan sore hari.

4..Fase pematangan umbi (51 – 65 hari setelah tanam)

Pada fase ini tidak dibutuhkan banyak air maka penyiraman dapat disesuaikan dengan keadaan tanaman.

 

 

 

 

 

 

Page 11: BUDIDAYA BAWANG MERAH

III. PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma.  Hama dapat menimbulkan gangguan pada tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata dan moluska.  Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma dan virus. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim.  Sehingga tidak heran jika pada musim penghujan dunia pertanian sangat disibukkan oleh masalah penyakit tanaman.

A..Hama Penting Pada Tanaman Bawang Merah

1..Ulat Bawang (Spodoptera exigua atau S. litura)

Telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Telur akan menetas dalam waktu 5 – 7 hari pada kondisi normal. Telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Biasanya tanaman bawang merah sering terserang ulat grayak jenis spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam diperut/kalung hitam di leher. Larva akan tinggal didalam daun dan memakan dari dalam. Dimulai dari ujung daun, ulat memakan jaringan tanaman bagian dalam, sehingga yang tertinggal hanya jaringan epidermisnya saja.  Daun berwarna kecoklatan dan pada tahap selanjutnya daun akan mati dan akhirnya tanaman juga akan mati.

Pupa (kepompong) ulat grayak

-          Pupa (kepompong) dijumpai didalam tanah

-          Pupa berwarna coklat dan panjangnya +- 2 cm

-          Lama masa pupa bervariasi tergantung dari kondisi lingkungan.

Imago (serangga dewasa)

-          Imago mempunyai panjang 1,5 cm

-          Sayap imago mempunyai panjang +-2,5 cm

-          Warna tubuh dan sayap adalah abu-abu keperakan atau abu-abu kecoklatan.

-          Sayap depan mempunyai bercak ditengahnya. Sayap belakang lebih pucat dengan tepi berwarna lebih gelap.

Cara pengendalian adalah dengan memetik daun bawang merah yang terserang (petan). Dan jika populasi sudah diatas ambang dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida Hostathion 40 EC, Buldog, Lanet dll, dengan dosis 2 cc/ltr air.

Atau dengan Curacron 500 EC, 2 ml/ltr air bergantian Proclaim 5 SG 2 g/ltr air atau Match 50 EC  1 ml/ltr air

Page 12: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

 

Cara pengendalian ramah lingkungan :

Pengendalian ini dengan menggunakan lampu perangkap yang dipasang disawah, dengan jarak 20 cm X 20 cm, sehingga dalam satu hektar diperlukan 25 s/d 30 lampu.  Pemasangan perangkap lampu ini diletakkan tidak lebih 40 cm diatas permukaan bedengan.

2..Ulat tanah

Ulat ini berwarna coklat hitam. Pada bagian pucuk/titik tumbuhnya atau tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja atau malam hari . jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang menjadi sarangnya.

3..Thrips

Thrips biasanya hidup disela-sela daun, serangga betina dapat meletakkan telur sekitar 80 buah yang akan menetas dalam waktu 5 – 10 hari. Siklus hidupnya berkisar antara 7 – 21 hari tergantung dengan kondisi lingkungan. Ukuran serangga dewasa adalah 1 – 2 mm.

Thrips mulai menyerang pada pertanaman umur 30 hari setelah tanam, karena kelembaban disekitar tanaman relative tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal.  Daun bawang merah yang terserang berwarna putih mengkilat seperti perak, serangan yang parah daun menjadi layu.  Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70 %. Jika ditemukan serangan penyiraman dikalukan pada siang hari, amati predator berupa kumbang macan.

Semprotkan curacron 500 EC dengan konsentrasi 2 ml/ltr air

4..Pengorok daun (Liriomyza, Spp)

Belatung hama pengorok daun tinggal dan makan dari dalam jaringan daun, sehingga berbentuk korokan atau guratan pada daun. Siklus hidup berkisar 2 minggu. Serangan yang parah akan menyebabkan seluruh jaringan daun mati dan akhirnya tanaman juga mati.

Pengendalian menggunakan Trigard 75 WP 2 gram/ltr air dan bergantian dengan agrimec 18 EC 0,5 cc/ltr.

 

B..Penyakit Penting Pada Tanaman Bawang Merah.

1..Layu  ( Jamur Fusarium oxysporum)

Penyakit yang perlu diwaspadai pada saat awal pertumbuhan adalah layu fusarium.  Gejala awal dari penyakit ini adalah ditandai dengan menguningnya daun bawang merah, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (ngoler). Tanaman yang terserang dicabut dan dibakar atau dibuang jauh dari pertanaman.

Page 13: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

Pengendalian dengan menggunakan agens hayati PGPR

Dari hasil penelitian (santoso, 2007), bahwa pemakaian PGPR dapat mengendalikan penyakit ngoler dan mampu meningkatkan produksi bawang merah.  Bakteri Pseudomonas fluorescens yang terdapat pada PGPR mampu menghasilkan zat perangsang pertumbuhan tanaman dan juga mampu menekan pertumbuhan pathogen, sehingga dapat berfungsi ganda, yaitu meningkatkan produksi dan mengendalikan penyakit.

Cara pemakaian :

Perlakuan bibit : Semprot bibit saat akan ditanam setelah dipotong ujungnya dengan larutan PGPR dengan dosis 10 cc PGPR/liter air.

Semprot : Dengan dosis 10 cc PGPR/liter air, pada tanaman umur 10, 20 dan 30 hari setelah tanam, dengan volume semprot 500 ltr larutan/ha.

2..Trotol  atau bercak ungu (Jamur Altemaria porii)

Penyebaran penyakit ini melalui umbi atau percikan air dari tanah.  Gejala serangan ditandai dengan terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mengering ujung-ujungnya.  Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Setelah 3 – 4 minggu dari timbulnya gejala awal daun akan roboh dan jaringan daun akan mati.  Langkah preventif jika ada hujan rintik-rintik segera lakukan penyiraman.

Pengendalian secara preventif :

Dengan menggunakan agens hayati Trichoderma, Spp. Dengan dikocorkan atau disemprotkan pada pangkal batang dengan konsentrasi 10 ml/ltr air. Aplikasi dilakukan pada tanaman berumur 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam.

3..Antraknose atau otomatis (Jamur Collectotricum gloesporiodes)

Gejala serangannya adalah ditandai ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang menyebabkan patahnya daun secara serentak/otomatis.  Serangan pada umbi adalah berupa bercak berwarna hijau tua atau hitam. Serangan pada umbi akan menyebabkan daun menjadi berkelok-kelok tumbuhnya, sehingga tidak lurus ke atas seperti seharusnya. Penyakit menyebar melalui angina tau percikan air. Jika terdapat serangan segera tanaman dicabut dibakar atau dibuang jauh dari pertanaman.

Pengendalian :

-          Memperbaiki aerasi dan drainase, agar pada lingkungan pertanaman tidak ada air yang tergenang dan kelembaban tidak terlalu tinggi  sehingga cendawan tidak dapat berkembang dengan baik.

-          Memperlebar jarak tanam terutama pada musim hujan

Page 14: BUDIDAYA BAWANG MERAH

-      Rotasi dengan tanaman lain.

4..Virus

Gejala pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung kesegala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai tanaman bebas virus serta pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan. Virus ini ditularkan oleh hama golongan penusuk penghisap.

Pengendalian :

Belum ada produk yang direkomendasikan untuk pengendalian virus. Oleh sebab itu dikendalikan vektornya.

Pengendalian kutu vektor:

Pengendalian dilakukan dengan Agens hayati Verticillium, Sp dengan konsentrasi 5 – 10 cc/ltr air. Dan penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, menjelang matahari terbenam.

5..Busuk umbi

Umbi yang terserang menjadi busuk dan berbau, biasanya menyerang pada tanah yang becek, drainase jelek.

 

 

C. Musuh Alami Hama Bawang Merah

1..Kumbang koksi

Kumbang koksi adalah musuh alami dari thrips dan kutu daun

2..Kumbang paedarus

Kumbang paedarus adalah juga musuh alami dari thrips dan kutu daun

3..Laba-laba

Laba-laba adalah predator ulat grayak, ulat bawang dan kutu daun

 

 

 

 

Page 15: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

 

 

 

 

IV, PANEN

Bawang merah dapat dipanen pada umur 55 hari untuk bawang merah konsumsi dan umur 60 – 80 hari untuk bawang merah bibit.  Ciri-ciri bawang merah yang siap dipanen adalah pangkal daun menipis, daun tampak menguning, lebih 60 % daun rebah dan buah tampak mengambang dengan warna merah dan keras.

Cara pemanenan bawang merah terdapat beberpa hal yang perlu diperhatikan :

- Penyiraman dihentikan 4 – 5 hari sebelum panen

- Pencabutan dilakukan dengan hati-hati agar daun tidak banyak yang putus

- Dipanen setelah daun-daun berwarna kuning dan telah rebah.

- Umur tanaman antara 72 – 80 hari setelah tanam

Bila disimpan maka perlu dilakukan pengeringan dan diunting (diikat)

1.. Teknologi pengeringan Penyimpanan Bawang Merah

Pada panen raya dimana produksi sangat melimpah harga jual yang diterima petani sangatlah rendah, bahkan tidak seimbang dengan biaya panen.  Bawang merah merupakan salah satu komoditas pertanian yang mudah rusak. Kerusakan pasca panen yang sering terjadi pada bawang merah adalah tumbuhnya tunas, pelunakan umbi , tumbuhnya akar dan busuk serta munculnya jamur berwarna gelap akibat kapang. Kerusakan ini berakibat menurunnya daya simpan serta mutu bawang merah. Untuk menangani ini diperlukan penanganan pasca panen yang tepat.

Titik kritis penanganan pasca panen bawang merah adalah apabila panen pada saat musim hujan adalah pada saat pengeringan atau pelayuan daun dan umbi.  Kegagalan proses pelayuan daun dapat mengakibatkan infeksi bakteri pembusuk. Sedangkan kegagalan pengeringan umbi dapat menyebabkan turunnya daya simpan , umbi cepat busuk, bertunas dan tumbuh akar.  Kehilangan akibat kerysakan ini dapat mencapai 20 – 40 %.  Selama ini pengeringan yang dilakukan petani adalah dengan menggunakan sinar matahari, hal ini dapat dilakukan selama 7 -  9 hari.  Pada saat udara cerah pengeringan dapat dilakukan lebih cepat, namun pada saat mendung bahkan hujan pengeringan tidak dapa dilakukan sama sekali, sehingga bawang merah menjadi cepat busuk.

 

Page 16: BUDIDAYA BAWANG MERAH

2. Instore drying (Bangunan pengering)

Bangunan ini terbuat dari atap dari fiber glass dilengkapi dengan aerasi udara (Ball window), dinding terbuat dari fibre glass, rak pengering penyimpanan berupa rak gantung  terbuat dari bambu. Bangunan dengan ukuran 6 m x 6 m dengan tinggi 3 m, dapat digunakan untuk menyimpan/mengeringkan bawang merah sebanyak 5 – 10 ton. Kerusakan penyimpanan dengan bangunan ini mencapai 0,24 %, sedangkan pengeringan dengan sinar matahari pada cuaca cerah mencapai 1,68 %.

3..Prosessing benih.

- Pengeringan umbi dilakukan dengan dijajar berbaris selebar bedengan dengan umbi bawang merah ditutup 1/3 dari daun cabutan berikutnya dan dikeringkan selama 4 – 5 hari.

- Pengeringan dihentikan jika umbi kelihatan mengkilap, lebih merah, leher umbi tampak keras  dan apabila terkena sentuhan terdengar gemersik.

- Sortasi dilakukan setelah dilakukan pengeringan

- Ikatan bawang merah dapat disimpan dalam rak penyimpanan atau digantung dengan kadar air 80 – 85 %.

- Ruang penyimpanan harus bersih, cukup ventilasi dan tidak dicampur dengan komoditas lain, dengan suhu ruangan 30 – 33oCn dan kelembaban 55 – 75 %

- Setelah 1 – 1,5 bulan penyimpanan, dilakukan sortasi terhadap umbi bawang merah yang keropos/busuk.

-    Diberi fungisida/insektisida, ditaburkan dibagian diantara umbi dan ikatan dalam.

-    Benih bawang merah jika disimpan dengan baik, dapat bertahan lama didalam ruang penyimpanan.

 

4..lama Penyimpanan Umbi Bibit Bawang Merah

Lama penyimpanan umbi bibit bawang merah adalah, masa atau waktu yang digunakan untuk menyimpan benih, yang untuk selanjutnya disebut dengan masa dormasi. Selanjutnya menurut Wibowo (1987) bahwa umbi bawang merah yang siap di tanam paling tidak telah disimpan (masa dormance 4 – 8 bulan) pada saat tersebut apabila umbi bawang dibelah telah mulai tumbuh tunasnya yang berwarna hijau yang panjangnya sekitar separoh panjang umbi sampai dengan ujung umbi, hal ini tergantung dari varietas bawang merah, sebab untuk masing-masing varietas bawang merah memiliki masa dormance yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan criteria pokok untuk dapat menilai apakah umbi siap digunakan bibit atau belum., yang juga untuk menentukan perlakuan berikutnya, apakah umbi bibit perlu dipotong ujungnya apa tidak pada saat penanaman. Pemotongan ujung umbi didasarkan pada lama masa dormance dari bibit.

Page 17: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

 

 

 

 

Contoh ; Anallisa usaha budidaya bawang merah

ANALISIS USAHA TANI BAWANG MERAH LUAS 1 HA 

  A. Unsur Biaya Tidak Tetap          NO Uraian Jumlah Harga <Rp> Total <Rp>    1. Bibit          2. Mulsa          3. Pupuk            - ZA            - SP-36            -NPK <Majemuk>            - Pupuk Organik <Bokashi Plus>          4. Pestisida            - Insektisida            - Fungisida          5. Agens Hayati            - PGPR            - Trichoderma            - Verticillium         9.900.0006. Pengairan         3.080.0007. Tenaga Kerja            - Pembajakan         192.500  - Pembuatan bedengan         1.120.000  - Pemasangan mulsa         2.625.500  - Penanaman         3.500.000  - Pemupukan            - Penyemprotan         875.000  - Panen                         Jumlah          

 

B. Unsur Biaya Tetap

NoUraian Jumlah Satuan

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Harga (Rp)

Umur (bln)

Penyusutan/ Bln/Buah

( Rp)1 Sewa Lahan   ha        

 

Page 18: BUDIDAYA BAWANG MERAH

3 Hand Sprayer   buah        4. Pajak   ha        5. Bunga Bank              Jumlah             

C. Hasil Penjualan Bawang Merah

NoHasil Produk

JumlahSatuan

 

Harga Satuan (Rp)

Jumlah Nilai (Rp)

1.Bawang Merah

       

  Jumlah         

 

 

 

 

 

 

D. Perhitungan Keuntungan atau Kerugian (Rugi Laba)

No Uraian Jumlah SatuanHarga Satuan

(Rp)Jumlah Nilai

(Rp)1. Hasil Penjualan        

2.

Total Biaya

a.Biaya tidak tetap

b.Penyusutan

 

Jumlah Biaya

       

3. Keuntungan (1-2)          B/C Ratio          HPP          HJP        

 

Page 19: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Achmad Hidayat, budidaya Bawang Merah, Balai Penelitian Tanaman sayuran, Jakarta

Agus Nurawan, 2009, Peluang Pengembangan Feromon Seks Dalam Pengendalian Hama Ulat Bawang Merah,  Journal Litbang pertanian, Bogor

Anonimous, 2009, Budidaya Bawang merah, Journal Litbang Pertanian, Jakarta

Anonimous, 2009, Bawang Merah, Journal Litbang Pertanian, Jakarta

Anonimous, 2003, Perbenihan Bawang Merah, Journal Litbang Pertanian, Jakarta

Anonimous, 2005, Penyimpanan Benih dan Pembibitan,  IPB, Bogor

Edy Suprapto, 2007, Penekanan Hayati Penyakit moler Pada Bawang merah Dengan PGPR, Journal litbang Pertanian, Jakarta

Karno, 2009, Buku  Petunjuk Penggunaan Agens Hayati Pada Tanaman Hortikultura, Balai Penyuluhan pertanian Kecamatan Plemahan, Kediri

Surojo G, 2006, Pemupukan dan Pemeliharaan Bawang Merah, Dipertabun, Nganjuk

Surojo G, 2006, Penggunaan Benih dan  Pemeliharaan Bawang Merah, Dipertabun, Nganjuk

Surojo G, 2006, Pengelolaan Lahan dan Penyiapan Lahan Media Tanam Bawang Merah, Dipertabun, Nganjuk

 

 

 

Page 20: BUDIDAYA BAWANG MERAH

 

Potensi Bisnis Budidaya Bawang Merah

Sebagai negara agraris, Indonesia menghasilkan beragam

jenis hasil bumi yang berpotensi besar untuk dijadikan sebagai ladang usaha. Mulai dari

produk pertanian sampaiproduk hortikultura, semuanya memiliki nilai ekonomi yang sangat

tinggi. Sehingga banyak masyarakat yang membudidayakan berbagai produk pertanian dan

hortikultura sebagai potensi bisnis yang cukup menjanjikan.

Salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah

Bawang merah (allium ascalonicum). Banyaknya manfaat yang dapat diambil dari bawang

merah dan tingginya nilai ekonomi yang dimiliki sayuran ini, membuat para petani di

berbagai daerah tertarik membudidayakannya untuk mendapatkan keuntungan besar

dari potensi bisnis tersebut.

Budidaya bawang merah memang memberikan keuntungan cukup besar bagi para

petaninya. Mengingat saat ini kebutuhan pasar akan bawang merah semakin meningkat

tajam, seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku bisnis makanan yang tersebar di

berbagai daerah. Kondisi ini terjadi karena bawang merah sering dimanfaatkan masyarakat

untuk bahan baku pembuatan bumbu masakan, dan menjadi bahan utama dalam proses

produksi bawang goreng yang sering digunakan sebagai pelengkap berbagai menu kuliner.

Hal inilah yang mendorong para petani di daerah Jawa Tengah (khususnya Brebes), Jawa

Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara (terutama di pulau Samosir), Bali, Lombok, Lampung,

Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan beberapa

daerah lainnya untuk memilih budidaya bawang merah.

Meskipun keuntungan yang diperoleh dari budidaya bawang merah cukup tinggi, namun

sampai sekarang para  petani belum bisa membudidayakan

bawang dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan

bawang merah pada musim kemarau saja. Karena para petani masih sangat tergantung

dengan bantuan sinar matahari untuk proses budidaya dan proses pengeringan bawang

Page 21: BUDIDAYA BAWANG MERAH

merah pada saat pasca panen. Tentu keadaan ini sering merugikan para petani bawang

merah, sebab persediaan produk yang tidak stabil menyebabkan harganya

mengalami fluktuasi (naik di saat musim kemarau dan turun drastis di musim panen).

Untuk mencegah kerugian tersebut, maka diperlukan upaya untuk dapat membudidayakan

bawang merah sepanjang tahun. Misalnya dengan budidaya di luar musim, dan

menggunakan bantuan mesin tepat guna untuk membantu pengeringan hasil bawang merah.

Dengan begitu, diharapkan produksi dan harga bawang merah dipasaran bisa terus stabil

sesuai dengan permintaan pasar yang terus meningkat.

Semoga dengan adanya sedikit informasi potensi bisnis bawang merah, dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi bisnis bagi para calon

pengusaha. Karena peluang bisnis dapat diciptakan dengan memanfaatkan segalapotensi

daerah yang ada. Selamat mencoba dan salam sukses.