Top Banner
BUDAYA POLITIK KAMPUS STUDI TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Kamal Muasik NIM : 1214000002 Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
287

BUDAYA POLITIK KAMPUS

Dec 01, 2015

Download

Documents

wijayahendri74
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BUDAYA POLITIK KAMPUS STUDI TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA DI LINGKUNGAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1

untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Kamal Muasik

NIM : 1214000002

Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: BUDAYA POLITIK KAMPUS

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Pada Hari : Rabu,

Tanggal : 3 Febuari 2005

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Drs. Siswanto. MM Drs. S.Suryana. MPd

NIP. 130515769 NIP. 131413203

Penguji Utama

Drs. Zudindarto. Bdh

NIP. 130345749

Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Drs. Amin Yusuf M.Si Dr. Agus Salim . MS

NIP. 131967648 NIP. 131127082

Page 3: BUDAYA POLITIK KAMPUS

ABSTRAK

Muasik, Kamal. 2004, “ BUDAYA POLITIK KAMPUS “ Studi terhadap

Aktivis Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan

Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Universitas Negeri Semarang adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri

yang mengemban tugas untuk merealisasikan cita-cita proklamasi kemerdekaan

RI dengan menyelenggarakan pendidikan tinggi guna mencerdaskan kehidupan

bangsa. Yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik kampus maupun realita politik yang

sedang terjadi, bagaimana implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis

mahasiswa UNNES (baik internal maupun eksternal) dalam menghidupkan

budaya politik kampus, dan faktor apa yang menghambat kegiatan mahasiswa

yang kearah politik kampus ?

Tujuan penelitian yakni untuk mendeskripsikan sikap mahasiswa terhadap

kehidupan politik kampus maupun politik yang terjadi di UNNES, dan

mendeskripsikan implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis mahasiswa

UNNES (baik internal maupun eksternal) dalam menghidupkan budaya politik

kampus, serta mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat kegiatan

mahasiswa yang kearah politik kampus.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data

dilakukan dengan cara observasi dan wawancara open ended maupun wawancara

mendalam. Dalam mengumpulkan data tidak diabaikan juga penggunaan sumber-

sumber non manusia seperti dokumen dan catatan-catatan yang tersedia.

Pengamatan deskriptif digunakan untuk melihat secara umum tentang kondisi

Universitas Negeri Semarang, setelah itu dilakukan pengamatan yang berfokus

pada objek yang diteliti. Proses selanjutnya dilakukan pengamatan secara selektif

untuk melihat sejauh mana kondisi dan keadaan Universitas dalam mendukung

pelaksanaan budaya politik kampus. Bersamaan dengan proses pengamatan

tersebut dilakukan pula wawancara open ended maupun wawancra mendalam

untuk memperoleh gambaran secara umum tentang budaya maupun kehidupan

politik yang terjadi di UNNES. Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka

membuktikan temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan.

Teknik-teknik yang digunakan untuk membuktikan kebenaran data dilakukan

melalui ketekunan pengamatan di lapangan, triangulasi sumber, triangulasi

metode, triangulasi peneliti. Bersamaan proses pengumpulan data dilakukan

analisis data dengan pengujian, pengkatagorian, pentabulasian maupun

pengominasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposi penelitian secara

umum dan menyeluruh dari suatu fokus permasalahan yang diteliti, analisis

dilaksanakan dengan perjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan analisi deret

waktu untuk mendeskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari

yang menjadi fokus penelitian.

Dari hasil penelitian ini,” Budaya Politik Kampus “ studi terhadap aktivis

mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang dapat dijelaskan melalui

gambaran umum Universitas Negeri Semarang, aspirasi mahasiswa terhadap

Page 4: BUDAYA POLITIK KAMPUS

politik di kampus, dan gerakan realitas aktivis mahasiswa pasca reformasi sampai

sekarang. Hasil di lapangan diperoleh tentang budaya politik kampus di UNNES,

kehidupan politik di UNNES, pendidikan politik di UNNES, Organisasi lembaga

Kemahasiswaan di UNNES, dan dimensi gerakan, karakteristik gerakan, kekuatan

maupun kelemahan gerakan mahasiswa, serta faktor penghambat kegiatan aktivis

di UNNES.

Harapan yang harus dilakukan adalah Mengakomodir aspirasi mahasiswa

dan adanya pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan sistem kesadaran

individu tentang pentingnya politik dalam kehidupan sehari-hari serta

penyelenggaraan pendidikan politik di kampus harus ditingkatkan. Pelaksanaan

pergerakan mahasiswa perlu adanya rekontruksi kembali apa dan bagaimana

tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan agenda reformasi dengan cara

mensosialisasikan dan mengadakan kontrol terhadap perjalanan politik negara.

Page 5: BUDAYA POLITIK KAMPUS

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Segalanya mengalir atas nama Allah, dengan

Pertolongan Allah dan kekuatan Allah semata,

Dan Ketahuilah Allah selalu mengabulkan

Permohonan dari hambanya serta jangan lupa

DUIT ( Doa, Usaha, Iktiar, Taqwa ).

Skripsi ini dengan penuh keiklasan

kupersembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapak yang senantiasa bahagia dan

sejahtera

2. Adik-adiku tercinta : Zaenal, Andi, dan yuli ,

yang tidak henti-hentinya mengucurkan

dukungan doa.

3. Rekan-rekan yang setia memberikan moril

dan dukungan serta rela bersusah payah

bersama

4. Teman-teman aktivis di UNNES maupun di

luar kampus yang seperjuangan dalam

menghadapi rintangan.

5. Almameter yang dengan sabar lebih

mendewasakan saya dan memberikan

sebuah kebanggaan

Page 6: BUDAYA POLITIK KAMPUS

KATA PENGANTAR

Hanya karena rindha Allah SWT semata, penyusunan skripsi berjudul “

BUDAYA POLITIK KAMPUS” ; studi terhadap aktivis mahasiswa dilingkungan

Universitas Negeri Semarang ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu puji

syukur wajib penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, Al-

hamdu li Allahi rabbi al-alamin.

Selesainya skripsi yang memungkasi studi jenjang S1 ini, tidak lepas dari

motivasi dan bantuan yang mengalir dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dan

dukungan langsung maupun tidak langsung, bagi kelancaran studi dan skripsi ini.

Kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan izin dan Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi persetujuan

penulisan skripsi ini. Izin dan persetujuan tersebut memberikan peluang dan

kemudahan untuk menyelesaikan program ini.

Secara khusus, penulis menyampaikan terima kasih pula kepada Drs.

Suyono Mangun sebagai dosen wali, yang dengan sabar memberikan dukungan

dan doa. Kepada Drs. Amin Yusuf MSi, dosen pembimbing I, yang dengan sabar

membimbing selama ini. Kepada Dr. Agus Salim MS, sebagai pembimbing II.

kecermatan keduanya dalam memberikan bimbingan memungkinkan penulis lebih

memahami permasalahan skripsi ini. Juga kepada dosen-dosen jurusan Pendidikan

Luar Sekolah yang telah memberikan dasar pengetahuan. Adalah sebuah

keniscayaan kesulitan dalam menyusun skripsi pasti menghadang, jika tidak

ditopang dengan proses pembelajaran itu.

Para informan ( Usep, Saeful, Hariyoto, Siswanto, Wahyu ) yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan para ketua maupun pemimpin

Lembaga Kemahasiswaan baik ektra atau intra kampus yang telah mendukung

dan membantu penyelesaian penyusunan skripsi .

Dorongan ibu dan bapak, seperti suluh bagi jalan hidup penulis semoga

bapak dan ibu senantiasa sejatera, bahagia, dan dirindhoi Allah SWT. Demikian

Page 7: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pula adik-adik saya ( zaenal, Andi, Yuli) yang kepada mereka skripsi ini penulis

saya persembahkan, serta seseorang yang selalu mendampingi penulis baik dalam

suka dan duka, untuk skripsi ini penulis saya berikan.

Kepada teman-teman sekelas, mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah

angkatan 2000/2001, terima kasih atas dukungannya. Terutama teman

seperjuangan yang senangtiasa memberikan masukan, kritik, serta saran kepada

penulis. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberi banyak dukungan, motivasi, dan bantuan yang

penyusun butuhkan selama penyusunan skripsi ini.

Semarang, 2 Februari 2005

Penyusun,

Kamal Muasik

NIM.1214000002

Page 8: BUDAYA POLITIK KAMPUS

PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : KAMAL MUASIK

NIM : 1214000002

Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah

Skripsi disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Dosen pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Amin Yusuf M.Si. Drs. Agus Salim , M.Si.

NIP. 131967648 NIP. 131127082

Mengetahui,

Ketua Jurusan PLS FIP UNNES

Drs. Achmad Rifai RC., M.Pd.

NIP. 131413232

Page 9: BUDAYA POLITIK KAMPUS

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah dosen pembimbing penulisan skripsi

mahasiswa:

Nama : Kamal Muasik

NIM : 12140000002

Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah

Fakultas : Ilmu pendidikan

Meyatakan bahwa mahasiswa yang bersangkutan telah selesai dibimbing dalam

menulis skripsi dengan judul: “BUDAYA POLITIK KAMPUS” Studi terhadap

aktivis mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Semarang dan selanjutnya

siap untuk melaksanakan ujian.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Amin Yusuf Msi Drs. Agus Salim . MPd

NIP. 131967648 NIP. 131127082

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar sekolah

Universitas Negeri Semarang

Drs. Ahmad Rifai MSc

NIP. 131413232

Page 10: BUDAYA POLITIK KAMPUS

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

ABSTRAK .............................................................................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Pembatasan masalah.................................................................... 6

C. Rumusan masalah ....................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8

F. Definisi operasional .................................................................... 9

G. Tata alur penulisan Skripsi ....................................................... 11

BAB II KERANGKA TEORITIK

A. Budaya Politik............................................................................. 12

1. Pengertian Budaya politik .............................................. 12

2. Budaya Politik Indonesia ................................................ 15

3. Strutur Politik ................................................................. 16

4. Fungsi politik .................................................................. 18

Page 11: BUDAYA POLITIK KAMPUS

B. Masyarakat Madani..................................................................... 21

1. Pengertian Masyarakat Madani ...................................... 21

2. Konsep masyarakat madani ............................................ 22

C. Tinjauan politik Kampus ............................................................ 24

1. Budaya akademik ................................................................. 24

2. Peraturan mimbar akademik................................................ 24

3. Kebebasan akademik dan mimbar akademik ...................... 25

4. Pendidikan politik di kampus .............................................. 27

5. Organisasi Kampus............................................................... 28

6. Pergerakan politik mahasiswa ............................................. 31

D. Faktor penghambat...................................................................... 40

E. Kerangka berfikir ........................................................................ 42

BAB III METODE PENELITIAN......................................................... 43

A. Sifat Penelitian ........................................................................... 43

B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 44

C. Subjek Penelitian ........................................................................ 44

D. Fokus Penelitian ......................................................................... 45

E. Sumber Data Penelitian .............................................................. 46

F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 47

G. Keabsahan Data .......................................................................... 50

H. Tehnik Analisis Data .................................................................. 51

Page 12: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................... 53

A. Hasil Penelitian........................................................................ 53

1. Gambaran Umum Universitas Negeri Semarang.......... 53

2. Aspirasi Mahasiswa ....................................................... 71

3. Gerakan real aktivis mahasiswa...................................... 87

4. Hambatan politik............................................................. 92

B. Pembahasan

1. Budaya politik kampus.................................................... 93

2. Kehidupan politik............................................................ 93

3. Pendidikan Politik ........................................................... 96

4. Organisasi........................................................................ 98

5. Dimensi gerakan.............................................................. 100

6. Karateristik gerakan ........................................................ 102

7. Kekuatan dan kelemahan gerakan .................................. 103

8. Faktor penghambat.......................................................... 106

9. Sisi lain penelitian .......................................................... 109

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 137

B. Saran............................................................................................ 142

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 144

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 147

Page 13: BUDAYA POLITIK KAMPUS

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Penelitian ............................................................................ 147

2. Pedoman Wawancara .......................................................................... 151

3. Kisi-kisi Observasi .............................................................................. 158

4. Pedoman observasi.............................................................................. 160

5. Informan wahyu .................................................................................. 162

4. Informan Saeful................................................................................... 188

5. Informan Usep..................................................................................... 207

6. Informan Siswanto .............................................................................. 239

7. Informan Hariyoto............................................................................... 259

8. Tabel Hasil penelitian ......................................................................... 279

9. Hasil poling ........................................................................................ 292

10. Biodata Informan .............................................................................. 297

SURAT – SURAT

1. Surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

2. Surat Pernyataan sebagai informan penelitian dari subjek penelitian

3. Surat Keterangan setelah selesai melakukan penelitian

Page 14: BUDAYA POLITIK KAMPUS

DAFTAR TABEL

1. Tabel Hasil penelitian ........................................................................ 81

2. Tabel Informan terhadap Budaya Politik Kampus.............................. 107

Page 15: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 telah mengubah secara

bermakna sistem politik Indonesia. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR),

yang tadinya lembaga tertinggi negara dan diposisikan sebagai pelaksana

kedaulatan rakyat, penjelmaan seluruh rakyat Indonesia, dengan kekuasaan

tanpa batas, telah direposisi. Lembaga yang memiliki kekuasaan tertentu dan

terbatas. Presiden tidak lagi dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Selanjutnya pasangan presiden dan

wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat.

Sekarang ini, lembaga–lembaga negara hasil pemilihan umum telah

menyesuaikan diri dengan ketentuan–ketentuan baru pada Undang-Undang

Dasar 1945 (setelah Amandemen). Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah

memegang kekuasaan membentuk Undang–Undang. Presiden telah meminta

pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam mengangkat duta

besar. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah menyesuaiakan diri.

Sidang tahunan tidak lagi meminta laporan–laporan lembaga negara,

termasuk dari presiden untuk disikapi. Forum sidang tahunan Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah menjadi forum untuk mendengarkan

berbagai perkembangan dan permasalahan bangsa untuk sharing bersama.

Page 16: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Mahkamah Agung (MA) telah mulai berfungsi sebagai mahkamah kontitusi

dan penentuan hukum tertinggi di Indonesia.

Perubahan–perubahan itu pada dasarnya bermakna bahwa sistem

politik Indonesia telah dikonsolidasikan untuk mampu menerima beban

dinamika politik seraya terus melandasi proses demokrasi dan reformasi

berkelanjutan tanpa harus terjerumus dalam situasi kacau . Dengan perbaikan

sistem politik yang telah terjadi, kita bisa berharap bahwa gejolak politik

yang akan masih terjadi itu justru dapat berakibat positif yaitu sebagai proses

pembelajaran politik demokratis untuk semua pihak, guna memilah–milah

dan sekaligus membentuk budaya dan tradisi politik demokrasi di tengah

masyarakat.

Tahun 2004 ini, Indonesia telah mengalami sebuah proses pemilihan

umum anggota legislatif dan pemilihan langsung pasangan presiden dan

wakil presiden. Bila tidak, kita akan kehilangan momentum. Untuk itu,

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah harus bersama-sama

menyelesaikan paket Undang–Undang politik yang tersisa, termasuk

penyelesaian Undang–Undang pemilihan umum dan Undang–Undang tata

cara pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung tanpa ada

hambatan dan tepat pada waktunya.

Oleh karena itu dibutuhkan sistem nilai budaya politik yang menjadi

landasan bagi berlangsungnya sebuah tatanan negara yang dikehendaki oleh

masyarakat itu sendiri. Hal itu sesuai dengan hipotesis Amalinda Savirani

( 2003: 6 ) tentang Merintis kajian budaya ilmu politik di Indonesia: bahwa

Page 17: BUDAYA POLITIK KAMPUS

politik sesungguhnya sangat dekat dengan kajian budaya, bahkan bisa lebih

dekat ketimbang dengan ilmu politik sendiri. Sejarah perkembangan kajian

budaya adalah sejarah perlawanan terhadap dominasi atau kekuasaan sebuah

tradisi ilmu pengetahuan. Kajian budaya muncul dari pemikiran–pemikiran

sekelompok orang yang menyakini bahwa bangun teori adalah sebuah

praktek politik sehari–hari manusia .

Keberhasilan demokrasi adalah sebuah kebudayaan politik, satu

kajian khusus dalam ilmu politik. Kebudayaan bermakna orientasi, nilai dan

seperangkat yang dimiliki oleh warga negara. Hal tersebut jelas bahwa

kebudayaan bagi politik adalah suatu produk jadi.

Budaya politik kampus di antaranya dilakukan dan diperoleh dari

sebuah pemikiran–pemikiran mahasiswa yang ingin tahu perkembangan

politik yang terjadi. Oleh karena itu mahasiswa sebagai agen perubahan

(Agen of Change) harus mampu memberikan sebuah perubahan dan berperan

dalam proses penentuan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh birokrat

pemerintahan dan sekaligus mampu mengkontrol sebuah perjalanan sistem

politik yang sesuai dengan kontitusi yang berlaku. Dengan demikain peran

mahasiswa dalam berpolitik sangat diperlukan demi tercapainya demokrasi

dan reformasi dalam membangun sebuah negara yang adil, aman dan

tentram.

Mahasiswa selaku generasi kepemimpinan negara masa depan,

merupakan aset penting yang paling berharga bagi sebuah negara. Hebatnya

golongan mahasiswa akan menjanjikan mantapnya kepimpinan akan datang.

Page 18: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Begitulah sebaliknya. Di Indonesia, sejarah pergerakan mahasiswa bukanlah

perkara baru. Sejak tahun 60-an hingga kini banyak peristiwa penting yang

berlaku sama ada di peringkat kebangsaan maupun antar bangsa yang

melibatkan golongan mahasiswa. Penyertaan mahasiswa ini dilihat sebagai

suatu yang positif menangani berbagai isu yang berlaku di dalam negara.

( Akhi Masrawi, 2003: 20)

Dalam konteks transisi politik di Indonesia, pergerakan mahasiswa

telah memainkan peranan penting sebagai kekuatan yang secara nyata

mampu mendobrak rezim ortoritarian. Jika kita lihat pengalaman histories

perjuangan bangsa, kita akan menemukan bahwa mahasiswa selalu

memainkan peranan penting dalam setiap perjuangan. Demikian pula,

gerakan mahasiswa pada reformasi ini akan menjadi bagian yang terpenting

dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meskipun demikian, dari kenyataan di

lapangan harus diakui bahwa gerakan mahasiswa sebagai salah satu kekuatan

reformasi bukanlah kekuatan yang solid. Keragaman latar belakang, motivasi,

visi politik serta orientasi masing-masing kesatuan aksi telah menjadikan

gerakan mahasiswa tidak bisa dilihat sebagai identitas yang homogen.

Terciptanya Persatuan Aksi Mahasiswa dari berbagai elemen

organisasi mahasiswa merupakan bukti bahwa mahasiswa tidak bisa

dianggap remeh dalam dunia politik maupun dalam membawa aspirasi rakyat

kecil dan bawah. Hal tersebut terwujud dalam proses jatuhnya rezim orde

baru yang dipelopori oleh mahasiswa dan setiap ada permasalahan yang

Page 19: BUDAYA POLITIK KAMPUS

merugikan rakyat, mahasiswa siap untuk membela dengan berunjukrasa demi

tercapainya tujuan yang adil dan sesuai dengan kontitusi.

Aktivis Mahasiswa Universitas Negeri Semarang mengharapkan

adanya sebuah perubahan yang signifikan supaya apa yang dicita-citakan atau

yang diharapkan dapat terwujud sesuai dengan demokrasi dan reformasi yang

kita junjung tinggi keberadaanya di negara Indonesia. Sikap mahasiswa

dalam berpolitik di lingkungan Universitas Negeri Semarang merupakan

wujud nyata dari sebuah lahirnya generasi muda yang demokrasi dan

reformis sejati yang ingin menjadi pembawa aspirasi rakyat kecil dan rakyat

bawah yang selalu dirugikan oleh para birokrat. Hal tersebut dilakukan oleh

mahasiswa dengan mengadakan kontrol terhadap kebijakan–kebijakan

pemerintah dan apabila tidak sesuai maka mahasiswa akan mengadakan

dialog maupun diskusi sampai berunjukrasa bersama.

Hal tersebut akan terwujud apabila kerjasama antara mahasiswa

dengan pihak birokrat berjalan dengan baik, akan tetapi birokrat membatasi

kegiatan–kegiatan yang berbentuk kearah politik dengan membuat peraturan–

peraturan yang tidak menguntungkan mahasiswa.

Bertitik tolak dari uraian di atas, ada beberapa alasan yang mendasari

peneliti memilih judul “BUDAYA POLITIK KAMPUS “ studi terhadap

Aktivis Mahasiswa di Lingkungan Universitas Negeri Semarang, adalah

sebagai berikut:

Page 20: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Melihat latar belakang aspirasi mahasiswa terhadap realita kehidupan dan

kegiatan politik di kampus sebagai awal pergerakan mahasiswa di tingkat

kampus.

2. Mengidentifikasi pemahaman unsur–unsur budaya politik kampus dan

sikap mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan politik di kampus. Dalam

hal ini, penting juga melihat karakteristik pergerakan mahasiswa, visi

politik serta perspektif demokrasi para aktivis yang mempelopori budaya

politik kampus.

3. Mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh pihak birokrat dalam

memberikan pembelajaran politik dan respon mahasiswa terhadap upaya

yang dilakukan pihak birokrat dalam pendidikan berpolitik di kampus.

4. Melihat latar belakang budaya politik mahasiswa di kampus yang

dilakukan dan diperoleh dari sebuah pemikiran–pemikiran mahasiswa

yang ingin tahu perkembangan politik yang terjadi.

5. Mengidentifikasi faktor kendala kegiatan mahasiswa dalam membangun

budaya politik di kampus.

Pembatasan permasalahan

Mengingat luasnya permasalahan dan supaya pembahasan

permasalahan–permasalahan penelitian dapat dilakukan dengan teliti,

terpusat, dan mendalam, maka dilakukan pembatasan masalah penelitian,

yaitu ;

Page 21: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Budaya politik yang dibahas dalam penelitian ini adalah budaya politik di

kampus.

Kegiatan politik mahasiswa dibatasi pada kegiatan intra maupun ekstra yang

dilakukan oleh mahasiswa.

Guna mengetahui lebih dalam peran mahasiswa dalam berpolitik, maka di

lihat juga hambatan–hambatan pelaksanaan politik di kampus.

Kampus yang dijadikan sasaran penelitian ini adalah Universitas Negeri

Semarang.

Rumusan masalah

Berpijak dari latar belakang serta hal–hal tersebut di atas, maka

masalah yang dikaji di rumuskan sebagai berikut :

Bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik kampus maupun

realita politik yang sedang terjadi ?

Bagaimana implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis mahasiswa

UNNES (baik internal dan eksternal) dalam menghidupkan budaya politik

kampus ?

Faktor–faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa yang ke arah politik di

kampus ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

Page 22: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Aspirasi mahasiswa terhadap kehidupan politik kampus maupun realita

politik yang sedang terjadi di Universitas Negeri Semarang.

Implikasi kegiatan mahasiswa kearah gerakan aktivis mahasiswa UNNES

(baik internal mapun eksternal) dalam menghidupkan budaya politik

kampus di lingkungan Universitas Negeri Semarang.

Faktor – faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa yang ke arah politik di

kampus Universitas Negeri Semarang.

Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan mempunyai manfaat teoritis, praktis, dan

administratif sebagi berikut :

Manfaat teoritis.

Manfaat secara teoritis dimaksudkan bahwa hasil penelitian ini

dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu tentang budaya politik

mahasiswa yang terjadi di kampus untuk menjelaskan apa dan

bagaimana sikap dan kemampuan mahasiswa dalam berpolitik ?

Manfaat Praktis.

1. Bagi masyarakat pengguna, penelitian dapat menjadi salah satu

sumber pengetahuan tentang budaya politik mahasiswa, khususnya

tetang proses, aspirasi, dan kemampuan mahasiswa berpolitik ?

2. Bagi lembaga masyarakat, LSM, FORKOT, aliansi mahasiswa dan

tentunya aktivis kampus, penelitian ini memaparkan budaya politik

Page 23: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mahasiswa, yang dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan

dalam literatur dan memberikan panduan.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi salah satu riferensi

untuk mengetahui sejauhmana perkembangan budaya politik

mahasiswa di kampus.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang

budaya politik yang terjadi di kampus Universitas Negeri semarang.

Definisi operasional

Berdasarkan judul di atas, maka untuk memperjeles dan menghindari

salah penafsiran serta perbedaan pendapat, ditetapkan definisi operasional

sebagai berikut :

Budaya

Kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya

manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan dicetuskan manusia

sesudah suatu proses belajar ( Koentjoro Ningrat , 1974: 44 )

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang

menajam dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu

bagian yang dianggap oleh masyarakat lebih tinggi atau lebih diinginkan.

( T.O . Ihromi : 1986 , 23 ).

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil

karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik

diri manusia dengan belajar ( Prof. Dr. Koentjoro Ningrat , 1998 :55)

Page 24: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Politik

Politik selalu diartikan sebagai persoalan kekuasaan atau lebih tepat

politik berbicara bagaimana mengelola dan mempertahankan kekuasaan (

Ag. Eka. W.W : politisasi, ekonomisasi, dan dunia sedang berubah, 18 feb

2004 ).

Politik mewujudkan keadilan sosial dan kebebasan, itulah politik partai

dan gerakan sosialis atau demokrasi sosial. Namun Anthony Giddens

dalam The Third Way:The Renewal of Social Democracy (Polity Press,

UK, 1998) dan dilanjutkan dengan The Third Way and its Critic (Polity

Press, UK, 2000) mencoba memodernisasi praktek politik demokrasi

sosial klasik tersebut, dan melampaui neoliberalisme (Thatcherism,

Reaganism, dan kanan-baru lainnya). Hal ini merupakan restrukturisasi

kerangka pemikiran dan pembentukan kebijakan demokrasi sosial baru

menghadapi lima dilema besar masyarakat kontemporer: globalisasi,

individualisme, signifikansi kiri atau kanan, pemeran politik baru dan isu

ekologi. Menurut Tony Blair, Perdana Menteri Inggris sekarang, dikutip

Giddens, bahwa The Third Way relevan mengatasi dominasi dua doktrin

politik: demokrasi sosial yang terlalu bertumpu pada negara dan

neoliberalisme yang terlalu bertumpu pada filsafat pasar bebas dan

menjawab bagaimana menerapkan nilai-nilai progresif secara global

dengan cara-cara baru. (M. Fadjroel Rahman; He Third Way and it’s

Critics “A.Giddens dan sosilisme kerakyatan: 12 februari 2004 )

Page 25: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Kampus

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi. Perguruan tinggi bisa berbentuk : akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut, dan universitas.

Universitas adalah bentuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan akademik ataupun pendidikan profesional dalam sejumlah

disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, maupun kesenian. (Darmanto

Djojodibroto, 2004: 65)

Tata Alur Penulisan Skripsi

Bagian pendahuluan terdiri atas : judul, Pegesahan, Abstrak, Motto, dan

persembahan, Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar tabel, Daftar lampiran.

Bagian isi Skripsi

Bab pertama, tentang pendahuluan, meliputi alasan pemilihan

judul, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, garis besar sitematika skripsi.

Bab kedua, kajian pustaka meliputi tentang budaya politik, politik

kampus, dan sikap mahasiswa dalam berpolitik di kampus.

Bab ketiga, tentang metodologi penelitian meliputi sifat penelitian,

lokasi penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik

analisis data.

Page 26: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan berisi: hasil

penelitian meliputi budaya politik kampus dilingkungan Universiats

Negeri Semarang.

Bab kelima, penutup berisi tentang simpulan dan saran

Bagian akhir, berisi daftar pustaka dan lampiran

Page 27: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Budaya Politik

Perkembangan kajian budaya adalah perlawanan terhadap dominasi atau

kekuasaan sebuah tradisi ilmu pengetahuan. Kajian budaya muncul dari

pemikiran kelompok orang yang menyakini bahwa bangun teori adalah sebuah

praktek politik sehari - hari manusia

1) Budaya politik

Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para

anggota suatu sistem politik. (Dr Rusadi Kantaprawira, SH, 2002 :22) Persepsi budaya politik sering diberi arti sebagai

peradaban politik yang digandengkan dengan prestasi dalam bidang peradaban dan teknologi. Hal ini terlihat pula dari

lingkup budaya politik yang meliputi: pola orientasi individu, yang diperoleh dari pengetahuan yang luas maupun yang

sempit; orientasinya yang dipengaruhi oleh perasaan keterlibatan, keterlekatan ataupun penolakan; orientasi yang

bersifat menilai terhadap objek, dan peristiwa politik, hal tersebut dinilai sebagai peradaban daripada sebagai

kebudayaan. Oleh karena budaya politik merupakan persepsi manusia, pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik

dan peristiwa politik terbawa pula ke dalam pembentukan struktur dan proses kegiatan politik masyarakat maupun

pemerintah(an), karena sistem politik sendiri adalah interrelasi antara manusia yang menyangkut soal kekuasaan,

aturan, dan wewenang.

Hubungan budaya politik dengan perilaku politik menurut Robert K. carr (et.al) dirumuskan bahwa perilaku politik

adalah suatu telaah mengenai tindakan manusia dalam situasi politik . Situasi politik meliputi; pengertian repons

emosional berupa dukungan maupun simpati kepada pemerintah, respon terhadap perundang-undangan dan lain-lain.

Suatu model budaya politik tertentu tidak dapat dihubungkan secara kekar dengan suatu sistem politik tertentu. Budaya

politik dapat diklasifikasikan menjadi tiga: a). Budaya politik parokral ( parochial political culture) adalah

budaya politik yang terbatas pada wilayah atau lingkup yang kecil, sempit misalnya propinsial dan adanya kesadaran

anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan atau keuasaan politik dalam masyarakatnya, b). Budaya politik

kaula (subject political culture) adalah dimana anggota masyarakat mempunyai minat, perhatian, mungkin pula

kesadaran, terhadap sistem sebagai keseluruhan terutama terhadap segi output dan orientasi mereka yang nyata

terhadap objek politik dapat terlihat dari pernyataannya, baik berupa kebanggaan, ungkapan sikap mendukung maupun

sikap bermusuhan terhadap sistem, terutama terhadap aspek outputnya, dan c). Budaya politik partisipan (participant

Page 28: BUDAYA POLITIK KAMPUS

political culture) adalah ditandai oleh adanya perilaku yang berbeda perilaku sebagai kaula dimana seseorang dengan

sendirinya menyadari setiap hak dan tanggung jawabnya (kewajibannya) dan dapat pula merealisasi dan

mempergunakan hak serta menaggung kewajibannya.

Agar dapat diperoleh pola yang cukup tepat dan petunjuk yang relevan mengenai orientasi seseorang terhadap

kehidupan politik, haruslah dikumpulkan berbagai informasi, yang meliputi antara lain: pengetahuan, keterlibatan, dan

penilaian seseorang terhadap salah satu obyek pokok orientasi politik. Yang meliputi keterlibatan seseorang terhadap:

a). Sistem politik secara keseluruhan, meliputi intensitas pengetahuan, ungkapan perasaan yang ditandai oleh apresiasi

terhadap sejarah, ukuran lingkup lokasi, persoalan kekuasaan, karakteristik kontitusional, negara atau sistem

politiknya. b). Proses input, meliputi : intensitas pengetahuan dan perbuatan tentang proses penyaluran segala tuntutan

yang diajukan atau diorganisasi oleh masyarakat, termasuk perkara untuk menterjemahkan atau menkonfersi tuntutan-

tuntutan tersebut sehingga menjadi kebijakan yang otoratif sifatnya. Dengan demikian proses input antara lain meliputi

pula pengamatan atas partai politik, kelompok kepentingan, dan alat komunikasi massa yang nyata berpengaruh dalam

politik sebagai alat (sarana) penampung berbagai tuntutan. c). Proses output, meliputi antara lain: intesitas pengetahuan

dan perbuatan tentang proses aktivitas berbagai cabang pemerintahan yang berkenaan dengan penerapan dan

pemaksaan keputusan-keputusan otoritatif. Singkatnya berkenaan dengan fungsi pembutan aturan atau perundang-

undangan oleh badan legislatif, fungsi pelaksanaan aturan eksekutif (termasuk birokrasi) dan fungsi peradilan. d). Diri

sendiri, meliputi antara lain: intensitas pengetahuan dan frekuensi perbuatan seseorang dalam mengambil peranan di

arena sistem politik. Dipersoalkan apakah yang menjadi hak, kekuasaan, dan kewajibannya. Apakah yang

bersangkutan dapat memasuki lingkungan orang atau kelompok yang mempunyai pengaruh atau bahkan bagaimana

caranya untuk meningkatkan pengaruhnya sendiri. Kemudian lebih lanjut dipersoalkan kriteria apakah yang dipakai

dalam membentuk pendapat dalam masyarakat atau dalam sistem politik sebagai keseluruhan.

Budaya politik sebagai salah satu unsur atau bagian kebudayaan merupakan satu diantara sekian jenis lingkungan yang

mengelilingi, mempengaruhi, dan menekan sistem politik. Dalam kultur politik itu sendiri berinteraksi antara lain

sejumlah sistem : sistem ekologi, sistem sosial, dan sistem kepribadian yang tergolong dalam kategori lingkungan

masyarakat, maupun lingkungan luar masyarakat, sebagai hasil kontak sistem politik dengan dunia luar.

2) Budaya politik Indonesia

Budaya dan struktur politik tidak pernah berada dalam keadaan diam

(stasioner) tetapi selalu bergerak dan berinteraksi satu sama lain. Dengan

demikian, pembangunan politik Indonesia dapat pula diukur berdasarkan

keseimbangan atau harmoni yang dicapai antara lain oleh budaya politik

dengan pelembagaan politik yang ada atau akan ada. Perkembangan

Page 29: BUDAYA POLITIK KAMPUS

budaya politik Indonesia, yang tentunya harus ditelaah dan dibuktikan

adalah dengan pengamatan tentang variabel sebagai berikut: a).

Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam dengan

ditanggulangi berkat usaha pembangunan bangsa dan pembangunan

karakter bangsa. b).Budaya politik Indonesia yang bersifat parokal-kaula

disatu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak: di satu segi masih

ketinggalan dalam menggunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab

politiknya yang mungkin disebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar,

pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, ikatan primodarial–sedang

di lain pihak kaum elitnya sungguh-sungguh merupakan partisipan yang

aktif–yang kira-kira disebabkan oleh pengaruh pendidikan modern (barat)

–kadang bersifat sekuler dalam arti relatif dapat membedakan faktor

penyebab disintegrasi seperti: agama, kesukuan, dan lain-lain. c). Sifat

ikatan primodial yang masih kuat berakar, yang dikenal melalui

indikatornya berupa sentimennya kedaerahan, kesukuan, keagamaan,

perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; puritanisme dan non

puritanisme dan lain-lain. d). Kecenderungan budaya politik Indonesia

yang masih mengukuhi sikap partenalisme dan sifat patrimonial; sebagai

indikator dapat disebutkan antara lain: ABS ( asal bapak senang). e).

Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala

konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar menjadi tradisi

dalam masyarakat.

Page 30: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Hasil penelitian para ahli yang dikenal denga pola-pola

masyarakatnya sendiri dapat dijadikan salah satu pengukuran dalam

membantu pembangunan politik dalam sistem politik Indonesia.

3) Struktur politik

Struktur adalah pelembagaan hubungan organisasi antara komponen-

komponen yang membentuk bangunan itu. Struktur politik sebagai salah

satu spesies struktur pada umumnya, selalu berkenaan dengan alokasi

nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yaitu yang dipengaruhi oleh distribusi

serta penggunaan kekuasaan. Kekuasaan merupakan subtansi pokok

bahasan dalam ilmu politik. Kekuasaan harus diberi arti sebagai suatu

kapasitas, kapabilitas, atau kemampuan untuk mempengaruhi,

menyakinkan, mengendalikan, menguasai, dan memerintah orang lain.

Politik berkenaan dengan pencapaian tujuan masyarakat, bidang

tugasnya ialah keputusan yang menyangkut kepentingan seluruh

masyarakat dan bersifat dapat dipaksaan berlakunya. Wilayah inti politik

ialah wilayah keputusan yang mendapat paksaan dan esensi politik,

menurut Deutsch ialah koordinasi usaha manusia yang dapat diandalkan

untuk mencapai tujuan masyarakat. Politik ialah suatu proses dalam mana

masyarakat memutuskan bahwa aktivitas tertentu adalah lebih baik dari

yang lain dan harus dilaksanakan. Contoh-contoh konsep struktur politik

yaitu: a). Faktor-faktor yang bersifat informal (kurang resmi) yang dalam

kenyataan mempengaruhi cara kerja aparat masyarakat untuk

mengemukakan, menyalurkan, menerjemahkan, mengkonversi tuntutan,

Page 31: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dukungan, dan masalah tertentu dimana tersangkut keputusan yang

berhubungan dengan kepentingan umum. b). Lembaga yang dapat disebut

mesin politik formal atau resmi yang dengan absah mengidentifikasi

segala masalah, menentukan dan menjalankan segala keputusan yang

mengikat seluruh anggota masyarakat untuk mencapai kepentingan umum.

Untuk kemudahan analisis tentang struktur politik melalui pendekatan

sebagai berikut; 1. Pengelompokan masyarakat atas dasar persamaan sosial

ekonomi. 2. Pengelompokan masyarakat atas dasar perbedaan cara, gaya

di satu pihak, dan di lain pihak pengelompokan atas dasar kesadaran akan

adanya persamaan jenis-jenis tujuan. 3. Pengelompokan masyarakat atas

dasar kenyataan dalam kehidupan politik rakyat, yang satu sama lain

mengembangkan fungsi dan peranan politik tertentu, yang secara

konvensional dikenal dalam sistem politik.

4) Fungsi politik.

Fungsi politik adalah pemenuhan tugas dan tujuan struktur politik,

Struktur politik dapat dinyatakan berfungsi apabila sebagian atau seluruh

tugasnya terlaksana dan tujuannya tercapai. Oleh karena itu struktur politik

dibedakan atas infrastruktur politik yaitu struktur politik masyarakat atau

rakyat, suasana kehidupan politik masyarakat atau rakyat, sektor politik

masyarakat atau rakyat, dan suprastruktur politik yaitu struktur politik

pemerintahan sektor pemerintahan, suasana pemerintahan, sektor politik

pemerintahan. Fungsi yang ditunaikan oleh struktur politik masyarakat

meliputi; a). Pendidikan politik, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan

Page 32: BUDAYA POLITIK KAMPUS

politik rakyat dan agar mereka dapat berpartisipasi secara maksimal dalam

sistem politiknya. Sesuai dengan paham kedaulatan rakyatan atau

demokrasi, rakyat harus mampu menjalankan tugas partisipasi.

Arah pendidikan masyarakat guna meningkatkan daya pikir dan daya

tanggapnya dalam masalah politik sangat erat hubunganya dengan

kebudayaan dan orientasi politik. Pendidikan politik ini dapat

diselenggarakan antara lain melalui; 1. Bahan bacan seperti surat kabar,

majalah dan lain-lain . Bentuk publikasi massa yang biasa membentuk

pendapat umum. 2. Siaran radio dan televisi serta Film ( audio visual

media). 3. Lembaga atau asosiasi dalam masyarakat dan lembaga

pendidikan formal maupun informal. b). Mempertemukan kepentingan

yang beraneka ragam dan nyata hidup dalam masyarakat. Masyarakat

mempunyai pandangan, pendapat, kepentingan yang berbeda-beda,

tergantung kepada keadaan atau lingkungan yang mempengaruhinya.

Interaksi dalam masyarakat, selain dapat menjelma dalam bentuk

kerjasama, juga dapat terwujud dalam bentuk kompetisi, ketegangan,

persaingan, kontraversi dan konflik. (fungsi Artikulasi kepentingan). c).

Agresi kepentingan yaitu menyalurkan segala hasrat atau aspirasi dan

pendapat masyarakat kepada pemegang kekuasaan atau pemegang

kekuasaan yang berwenang agar tuntutan atau dukungan menjadi perhatian

dan menjadi keputusan politik. (fungsi agregatif). d). Seleksi

kepemimpinan, yaitu menyelenggarakan pemelihan pemimpin dan calon

pemimpin bagi masyarakat. Penyelengaraan seleksi ini dilakukan secara

Page 33: BUDAYA POLITIK KAMPUS

terencana dan teratur berdasarkan hukum kemasyarakatan dan norma serta

harapan masyarakat. Dalam kepustakaan ilmu politik, diuraikan tentang

sifat-sifat ideal seseorang pemimpin, dilukiskan oleh Herman Finner

sebagai berikut: 1. Kesadaran, berarti bahwa seseorang pemimpin harus

dapat menguasai fakta-fakta yakni pengetahuan yang dibutuhkan agar

mampu menjalankan jabatannya. 2. Kebulatan pandangan: adalah bersifat

esensial bahwa seseorang pemimpin harus mampu menghubungkan

berbagai cabang pengatahuan yang terpenting bagi kedudukannya. 3.

Ketetapan jiwa: …… dari seseorang pemimpin kita mengharapkan adanya

ketetapan jiwa emosi, kelakuan, sikap dimana dia akan selalu menguasai

setiap persoalan bila dibutuhkan, dan dia akan selalu mampu

menggunakan pikiranya secara tepat dalam setiap permasalahan yang

muncul. 4. Keyakinan: ….. artinya seseorang pemimpin mempunyai idea-

ide, imajinasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prinsip-prinsip, mempunyai

pola pandangan yang positif dan kontruktif tentang masyarakat yang baik

di dalam daya cipta yang diperjuangkan dengan gigih dan berketetapan. 5.

Kekreatifan: …. Artinya kemampuan dari seseorang pemimpin untuk

menemukan hal-hal yang baru dan menerapkan kebijaksanaanya dalam

situasi tertentu, menciptakan segala keyakinannya dalam kenyataan,

memikirkan jauh hari kedepan: karenanya pengatahuan, ketetapannya,

kebulatan pandangannya, keyakinan akan diterapkan terhadap berbagai

situasi yang belum pernah terjadi, tetapi telah terduga dan teramal

sebelumnya. 6. Kepekaan hati nurani: …… seseorang pemimpin

Page 34: BUDAYA POLITIK KAMPUS

terpanggil oleh hati nurani dan oleh rasa tanggung jawabnya atas segala

kualitas yang telah terurai di atas dan malah hal-hal lainya yang harus

diperinci lebih lanjut. 7. Keberanian: …. Dia mingkin mempunyai musuh-

musuh dan menderita oleh segala bentuk ketidak beruntungan. Tetapi

seseorang pemimpin dengan hakekat kepemimpinannya harus menaggung

resiko dan tidak menyerah pada perasaan atau kepentingan subjektifnya. 9.

Kemampuan memukau: …. Kualitas yang dinamakan “daya pikat’ atau

kekuatan menawan hati rakyat melalui gaya pidato, pemunculan yang

tepat atau korek dan anjuran tindakan untuk melakukan sesuatu. 10.

Kepandaian: … kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang

banyak untuk bekerjasama guna suatu tujuan yang dijadikan keinginan

mereka. e). Komunikasi politik gunanya untuk menghubungkan

pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikiran intra golongan,

institut, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik masyarakat dengan

sektor pemerintahan. Komunikasi politik adalah proses dimana informasi

politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem-sistem politik

kepada bagian yang lainya, dan di antara system-sistem social dengan

system-sistem politik . maka komunikasi politik itu memainkan peranan

yang penting sekali dalam system politik: komunikasi politik menentukan

elemen dinamis, dan menjadi bagian menetukan dari sosialisasi politik,

partisipasi politik, dan pengrekrutan politik.

Page 35: BUDAYA POLITIK KAMPUS

B. Tinjauan masyarakat madani

Pengertian Masyarakat Madani

Jean I. Cohen dan Andrew Arato (1992: 53) mendefinisikan

masyarakat madani sebagai wilayah interaksi sosial yang di dalamnya

mencakup semua kelompok sosial yang paling akrab ( khususnya

keluarga), asosiasi-asosiasi (khususnya yang bersifat sukarela), gerakan

kemasyarakatan, dan berbagai wadah komunikasi publik lainnya, yang

diciptakan melalui bentuk-bentuk pengaturan dan mobilisasi sendiri, dan

independen dalam kelembagaan ataupun kegiatannya.

Andre Gors (1992: 57) mendefinisikan masyarakat madani sebagai

jaringan hubungan sosial yang dibangun orang perorang diantara mereka

sendiri, dalam konteks kelompok atau komunitas, yang eksistensinya

tidak tergantung pada otoritas negara.

Adapun Ernes Gellner ( 1994: 55)mendefinisikan masyarakat

madani sebagai aktor di luar pemerintah yang mempunyai cukup

kekuatan mengimbangi negara. Mengimbangi berarti dapat mencegah

atau membendung negara dalam mendominasi atau memanipulasi

kehidupan masyarakat, namun demikian tidak mengingkari pula peran

negara sebagai penjaga perdamaian dan wasit di antara kepentingan besar

yang dapat menghancurkan tatanan sosial dan politik keseluruhan.

Berikutnya, Alfred Stepan ( 1978 : 31 )mendefinisikan masyarakat

madani sebagai arena tempat berbagai gerakan sosial (seperti himpunan

Page 36: BUDAYA POLITIK KAMPUS

ketetanggaan, kelompok keagamaan, kelompok wanita, dan kelompok

intelektual), serta organisasi sipil dari semua kelas ( seperti ahli hukum,

wartawan, serikat buruh, dan usahawan) berusaha menyatakan diri

mereka dalam suatu himpunan, sehingga mereka dapat mengekspresikan

diri mereka sendiri dan memajukan berbagai kepentingan mereka.

Konsep Masyarakat Madani

Konsep masyarakat madani adalah mencakup intitusi-intitusi non-negara, yang berada di masyarakat yang secara

kongkrit mewujudkan diri dalam bentuk pengelompokan-pengelompokan atau perkumpulan-perkumpulan sosial dan

politik yang mandiri. Secara kongkrit sebagai pengejawantahan masyarakat madani adalah berbagai jaringan-jaringan

maupun pengelompokan-pengelompokan sosial yang mencakup nilai dari rumah tangga (Hausehold), organisasi-

organisasi sukarela seperti lembaga masyarakat (LSM), organisasi sosial dan keagamaan, panguyuban-panguyuban,

dan juga kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) yang diciptakan oleh masyarakat di luar pengaruh-

pengaruh negara. Bahkan, juga mencakup organisasi-organisasi yang mungkin pada awalnya dibentuk oleh negara,

tetapi melayani kepentingan masyarakat, yaitu sebagai perantara dari negara di satu pihak dan individu dengan

masyarakat di pihak lain.

Gagasan masyarakat madani pada dasarnya menyiratkan keniscayaan adanya kebebasan dan keterbukaan untuk

berserikat berkumpul dan mengeluarkan pendapat serta kesempatan yang sama dalam mempertahankan kepentingan-

kepentingan di depan umum.

Bahwa konsep masyarakat madani sebagai konsep politik adalah terkait dengan adanya kelompok-kelompok atau

asosiasi-asosiasi independen di luar negara, yang berupaya mempengaruhi proses politik terutama dalam pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan kepentingan umum, di mana kelompok-kelompok tersebut mengagregasikan

tuntutan politik mereka dengan perantaraan masyarakat politik dan masyarakat ekonomi ( Adi Suryadi C.

2003. 59)

Page 37: BUDAYA POLITIK KAMPUS

C. Tinjauan politik kampus

1) Budaya akademik

Pengembangan budaya akademik diarahkan guna menjamin iklim

yang kondusif bagi tumbuhnya masyarakat akademik yang makin dewasa,

pandangan serta pendapat perlu mendapat dukungan data dan informasi

yang akurat sebagai wujud masyarakat rasional yang mengutamakan

kebenaran dan tanggung jawab ilmiah. Iklim akademik tersebut perlu

mendapatkan kekayaan pendidikan moral yang religius. Oleh karena itu

keseimbangan jasmani dan rohani akan mendapat perhatian serius dengan

menumbuhkan rasa tanggung jawab ilmiah dengan dasar ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Peraturan dalam kebebasan mimbar atau kebebasan ilmiah yaitu;

Ketetapan MPRS. No. XXVII/1966, lampiran bab II, Pasal 6,

supaya di perguruan-perguruan tinggi diberikan kebebasan mimbar atau

kebebasan ilmiah seluas-luasnya, yang tidak menyimpang dari Undang-

Undang Dasar 1945 dan falsafah negara pancasila. Undang-Undang

tentang Perguruan Tinggi No. 22/1961, Pasal 4, “ Undang-undang ini pada

asasnya mengakui dan melindungi kebebasan seorang pengajar dan

penyelidik ilmiah pada perguruan tinggi untuk mengajarkan, mengatakan,

dan mengadakan penelitian supaya dengan demikian usaha dan

Page 38: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kegiatannya mencapai taraf dan perkembangan yang setinggi-tingginya

dan sempurna-sempurnanya”.

Keputusan Deputi menteri Perguruan Tinggi No. 1/ 1966 tentang

pedoman mengenai penggunaan dan pelaksanaan kebebasan ilmiah dan

kebebasan mimbar pada perguruan tinggi. Sebagai lembaga ilmiah,

perguruan tinggi hanya dapat mencapai taraf dan perkembangan yang

setinggi-tingginya dan sempurna-sempurnanya, apabila perguruan tinggi

tersebut mempunyai kebebasan ilmiah dan kebebasan mimbar. Pemberian

kebebasan tersebut pada perguruan tinggi adalah merupakan usaha

pengakuan dan pengamalan perikemanusiaan, dan perikeadilan yang

menjunjung tinggi rakyat Indonesia seperti yang ditegaskan dalam

pembukaan Undang-Undang dasar 1945.

Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 2002 yang sudah di

amandemen juga jelas menyatakan berlakunya kebebasan mimbar

akademik , dengan pernyataan yang dirumuskan dalam bagian tentang

pendidikan itu berbunyi: peranan perguruan tinggi dan lembaga

penelitiannya dalam menunjang kegiatan pembangunan makin

ditingkatkan, antara lain dengan memantapkan iklim yang menjamin

penggunaan kebebasan mimbar akademik secara kreatif, kontruktif dan

bertanggung jawab, sehingga mampu memberikan hasil pengkajian dan

penelitian yang bermutu dan bermanfaatbagi pebangunan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan bagi masyarakat yang sedang membangun.

3) Kebebasan akademik dan mimbar akademik.

Page 39: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Kemandirian ialah suatu modus keberadaan yang selalu melekat pada kesadaran bertanggung jawab, baik kepada diri

sendiri maupun kepada orang lain. Kemandirian adalah manifestasi keberadaan yang menjadi signifikan oleh

keterkaitannya dengan suatu kebersamaan. Kemandirian adalah penghayatan kebebasan dari suatu yang serentak

dengan kebebasan untuk sesuatu. Kemandirian adalah penjelamaan subjektifitas pribadi yang mengakui objektifitas

kebersaman sebagai kondisinya. Kesadaran dan penghayatan kebebasan untuk sesuatu sebagai kebebasan bertanggung

jawab.

Kebebasan akademik merupakan sesuatu modus kebebasan yang mempunyai kaidah-kaidah dan norma-normanya;

kebebasan akademik merupakan penjelmaan kebebasan yang terikat pada etika tertentu, maka kebebasan akademik

bukan kebebasan tuna-norma. Kebebasan akademik adalah hak dan tanggung jawab sebagai satu keutuhan tak

terpisahkan; manuggalnya hak dan tangung jawab ini menjadikan kebebasan akademik terikat pada susila akademik.

Menurut Prof.Dr Sartono Kartodirejo ( 1988 :15 )menegaskan bahwa: kebebasan mimbar adalah prinsip yang melekat

pada satu kebudayaan kepakaran di lingkungan Universitas, oleh sebab itu meskipun Universitas dituntut tidak menjadi

menara gading, tidak berarti landasan intergritas, otoritas, dan sifat otonom yang membawa pengembangan

kebudayaaan kepakaran dibenarkan untuk dimanfaaatkan demi kepentingan yang bersifat politik. Di dalam otoritas

itulah terletak tangggung jawab yang didasarkan atas integritas, yaitu bahwa selaku pelaku dalam bidang akademis

terikat kepada etika dalam menghayati ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu dalam upayanya menunju kebenaran ilmu

pengetahuan, integritas yang dimilikinya menjamin tidak akan menggunakan ilmu pengetahuan bagi kepentingan lain,

politik khususnya.

4) Pendidikan politik di kampus

Sistem pendidikan yang berlaku di Perguruan Tinggi saat ini

membuat kampus tak lebih dari sebuah pabrik yang memproduksi ahli

teknologi dan ahli ideologi, di mana peranannya dalam melanggengkan

struktur yang ada sangatlah diharapkan. Sebagai sebuah produsen bagi

tenaga kerja industri dan birokrasi maka kaum bourjuis memiliki

kepentingan yang cukup signifikan dalam menentukan kebijakan kampus.

Keadaan seperti itu telah menempatkan perguruan tinggi pada tiga posisi

penting, yakni: 1. Sebagai lembaga atau institusi yang berperan dalam

proses transformasi nilai-nilai dan tatanan masyarakat yang ada. 2.

Page 40: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Memiliki keharusan untuk tunduk pada kepentingan politik negara. 3.

Memiliki kewajiban memenuhi kebutuhan pasar.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melakukan akselerasi

pencerahan moral dan politik di kalangan mahasiswa. Metode-metode ini

telah terbukti cukup ampuh membangun kesadaran dan daya kritis

mahasiswa pada masa lalu dan dirasa efektif untuk sekarang. Di

antaranya; 1. Menghidupkan kembali mimbar bebas di setiap kampus,

baik tingkat Universitas, Fakultas maupun Jurusan; 2. Menggalakkan

forum-forum diskusi tentang berbagai permasalahan dan isu-isu yang

berkembang di masyarakat. Forum diskusi ini bisa melakukan kajian

berdasarkan pandangan disiplin ilmu tertentu, ataupun interdisipliner

yang pesertanya berasal dari fakultas, jurusan maupun universitas

berbeda; 3. Mengintensifkan seminar-seminar tentang

gerakan moral mahasiswa; 4. Menghidupkan pers mahasiswa sebagai

sarana komunikasi, aktualisasi dan artikulasi gagasan-gagasan brilian

serta ide-ide cerdas mahasiswa untuk mencari solusi atas berbagai

permasalahan; 5. Optimalisasi kegiatan-kegiatan pengkaderan di

organisasi-organisasi kemahasiswaan yang diarahkan untuk mencetak

kader-kader mahasiswa dan calon pemimpin bangsa yang cerdas,

terampil, moralis, religius, kredibel, peduli terhadap permasalahan yang

terjadi di sekitar serta memiliki integritas diri yang diakui. 6.

Memperbanyak penelitian-penelitian ilmiah yang berkaitan dengan

problem-problem nyata di masyarakat; 7. Membangun organisasi-

Page 41: BUDAYA POLITIK KAMPUS

organisasi kemahasiswaan yang layak disebut student government, yang

mandiri dalam menentukan sikap tanpa tekanan birokrat atau pihak mana

pun.

Ada dua faktor yang menyebabkan perilaku politik mahasiswa

dalam merespons fenomena yang ada. Pertama karena kondisi objektif

masyarakat yang penuh dengan ketidakadilan dan krisis sosial; dan kedua

karena sistem pendidikan yang dipratekkan di banyak perguruan tinggi

telah mengekang hak-hak demokrasi bagi mereka.

5) Organisasi kampus

Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari kelompok orang yang

bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah (Melayu Hasibuan, 1996:

24). Organisasi kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri kearah perluasan wawasan dan

peningkatan kecedikiawan, serta integritas kepribadian mahasiswa. Hal ini penting untuk menyiapkan kader

masyarakat yang memilki kemampuan akademik dan profesional yang dapat mengembangkan iptek dan kesenian. (

UKM penerbitan 1998:1)

SK Mendikbud No. 155/U/ 1998 sebagai pengganti SK Mendikbud No.1457/u/1990, telah memberikan perubahan

yang sangat mendasar pada pengolahan lembaga kemahasiswaan di seluruh perguruan tinggi yaitu dengan bergulirnya

SK tersebut yang menjelaskan bahwa pengolahan maupun pembentukan lembaga kemahasiswaan diatur sepenuhnya

oleh mahasiswa, berkaitan dengan pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi kemahasiswaan

yang sebelumnya diatur secara garis besar oleh pemerintah.

Dalam perguruan tinggi organisasi kemahasiswaan terbagi atas:

a. Organisasi intra kampus yang meliputi

1. Konggres Keluarga Mahasiswa Universitas (KKMU) adalah

sebagai forum pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan

lembaga kemahasiswaan di tingkat Universitas.

Page 42: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU) adalah

lembaga tinggi legislative organisasi kemahasiswaan yang

berkedudukan dan bertugas di tingkat Universitas.

3. BEMU: singkatan dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas

adalah lembaga tinggi eksekutif organisasi lembaga

kemahasiswaan berkedudukan dan bertugas di tingkat Universitas.

4. UKM : singkatan Unit Kegiatan Mahasiswa adalah lembaga tinggi

kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa dalam kehidupan

kemahasiswaan.

5. Konggres Mahasiswa Fakultas (KMF) adalah lembaga pemegang

kedaulatan tertinggi dalam kehidupan organisasi kemahasiswaan

berkedudukan dan bertugas di tingkat fakultas.

6. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) adalah lembaga

tinggi legislative dalam kehidupan organisasi kemahasiswaan

berkedudukan dan bertugas di tingkat fakultas.

7. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) adalah sebagai

lembaga tinggi eksekutif dalam kehidupan organisasi

kemahasiswaan yang bertugas dan berkedudukan di tingkat

fakultas.

8. Keluarga Mahasiswa Jurusan (KMJ) adalah sebagai forum

pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan lembaga

kemahasiswaan berkedudukan dan bertugas di tingkat jurusan.

b. Organisasi ekstra kampus

Page 43: BUDAYA POLITIK KAMPUS

9. KAMMI : singkatan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia

10. GMNI : singkatan dari Gerakan Mahasisiwa Nasional Indonesia.

11. PMII : singkatan dari Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia

12. HMI : singkatan dari Himpunan Mahasiswa Islam.

6) Pergerakan politik mahasiswa

a. Gerakan mahasiswa

Gerakan mahasiswa sebagai salah satu kekuatan sosial dan

politik yang bergerak di masyarakat, bagaimanapun akan menarik

perhatian sebagai pelaku sejarah. Gerakan mahasiswa hadir

merupakan faktum perubahan, hal ini disebabkan eksistensi

mahasiswa sesuai dengan predikat yang disandangnya, merupakan

sebuah elemen yang sangat strategis, setidaknya dilihat dari dua

dimensi utama sebagai berikut: Pertama , sebagai bagian dari lapisan

angkatan muda, terutama karena tingkat pendidikan tinggi yang

mereka miliki, mereka merasa bertanggung jawab untuk memperbaiki

nasib negara dan bangsanya. Sebagai pelaku perubahan sosial, oleh

karena itu mahasiswa ingin melibatkan diri untuk menyelesaikan dan

mencari jalan keluar terhadap permasalahan-permasalahan yang

praktis yang dialami oleh masyarakat. Kedua, sesuai dengan jenjang

pendidikan yang mereka sedang jalani, mahasiswa merupakan

kelompok intelektual yang merasa keberadaannya dituntut untuk

memusatkan diri guna memikirkan ide dan masalah non-material

Page 44: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dengan menggunakan kemampuan penalaran ilmiahnya. ( Adi

Suryadi Culla, 2002: 233)

Istilah gerakan mahasiswa menjadi sangat populer setelah

terjadi fenomena monumental ditahun 1998. meskipun pada masa

sebelumnya, gerakan mahasiswa juga pernah secara aktif

mempelopori perubahan di tahun 1965, kesan yang muncul

kemudian menjadi sangat berbeda. Dalam bingkai sejarah, gerakan

mahasiswa pernah menjadi bagian dari sebuah gerakan pemuda

Indonesia. Mahasiswa pernah menjadi salah satu bagian dari gerakan

pemuda sebagaimana dilukiskan sebagai sosok yang paling dinamis.

Dan sebagai sosok yang dinamis ini, posisi pemuda yang didalamnya

termasuk mahasiswa, tidak bisa dipisahkan dengan proses

perjuangan bangsa, sejak terjadinya kebangkitan pemuda 1908.

Pemuda adalah pelopor pada zamannya, pada masa kebangkitan

nasional pemuda adalah bagian pendobrak cara pandangan kegelapan

dengan cara mengadopsi cara pikir Aufklaris dalam gagap gempita

modernisasi.

Pemuda memiliki posisi mitologis sebagai kekuatan yang

selalu tampil untuk menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai

kebenaran dan menentang segala bentuk ketidakadilan pada

zamannya. Dan dari perjalan sejarah pembentukan bangsa modern

sampai era reformasi ini, pemuda (mahasiswa) terbukti selalu

memberikan kontribusi yang sangat besar bagi bangsa dan rakyat

Page 45: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Indonesia. Kesan herois ini di satu sisi memang tidak bisa ditolak

meskipun di sisi lain perlu dikritisi secara lebih mendalam.

Posisi pemuda dan mahasiswa paska tahun 1908 adalah

munculnya generasi gerakan di tahun 1966 yang diyakini berhasil

menumbangkan rezim orde lama dan menggantikan orde baru,

kemudian, gerakan mahasiswa angkatan 78 muncul sebagai kekuatan

menolak usaha-usaha deploitasi terhadap mahasiswa dengan

NKK/BKK. Sementara itu, angkatan 80-an muncul generasi gerakan

yang kritis dengan mengembangkan wacana-wacana yang berbeda

dengan yang dikembangkan negara. Generasi 80-an ini tidak

memunculkan gerakan yang masif, tetapi intensif dalam kelompok-

kelompok diskusi dan LSM yang bekerja secara langsung dengan

masyarakat basis.

Puncak gerakan mahasiswa terjadi pada angkatan 98 yang

diyakini berhasil menumbangkan orde baru. Gerakan yang dipelopori

oleh mahasiswa ini bersifat masif dan berhasil meruntuhkan

hegemoni dan kekuasaan riel negara. Bahkan militer yang berhasil

redupkan posisinya berkat kekuatan masa di bawah kepeloporan

mahasiswa. Berkaitan dengan keberhasilan gerakan mahasiswa

angkatan 98 ini, disadari oleh beberapa pihak bahwa keberhasilan

tidak terwujud apabila tidak ditopang oleh elemen-elemen lainnya

yang bersama-sama melakukan perubahan. Artinya dengan kata lain

ada sebuah kematangan struktural yang mengakibatkan posisi

Page 46: BUDAYA POLITIK KAMPUS

gerakan mahasiswa penting dan berhasil melakukan perubahan.

Dalam bagian terdahulu sudah dijelaskan sebuah proses

perkembangan masyarakat yang akhirnya mampu menunjukan

sebuah kontek terjadinya kemacetan disegala bidang, sehingga

gerakan mahasiswa menemukan momentumnya yang paling tepat.

Munculnya gerakan mahasiswa yang telah berhasil melakukan

perombakan sangat dimungkinkan dengan adanya kondisi yang

semakin hari semakin parah, sehingga masyarakat berada pada titik

kulminasi dan sudah tidak memiliki pilihan lain kecuali harus

bangkit dan melakukan perlawanan demi suatu perubahan. Gerakan

tersebut sebenarnya adalah ungkapan idealis mereka akan suatu fakta

sejarah masyarakat yang dihadapinya, sehingga memunculkan suatu

bentuk koletifisme yang kuat dan mengakar dalam semangat untuk

melakukan perubahan.

Sampai pada penghujung proses gerakan paska turunya

Soeharto, masih terjadi perdebatan tentang posisi gerakan

mahasiswa sebagai bagian dari gerakan pemuda. Ada semacam

kerancuan yang menghadapi para pelaku perubahan itu sendiri dalam

memposisikan dirinya sebagai bagian dari gerakan mahasiswa

ataupun gerakan pemuda. Pada bagian analisis empiris terhadap

penelitian lapangan akan ditemukan bahwa ambiguitas posisi ini

menjadi salah satu pasal yang menimbulkan perbedaan pandangan

Page 47: BUDAYA POLITIK KAMPUS

yang akhirnya mengakibatkan pemecahan dikalangan para aktivis

gerakan mahasiswa angkatan 98.

Kebingungan indetitas ini tentu saja terkait oleh suatu konteks

tertentu yang membedakannya dengan posisi gerakan mahasiswa

pada era sebelumya. Jika angkatan 66 dan 78 sangat bangga tentang

predikatnya sebagai gerakan mahasiswa, tidak begitu dengan

angkatan 98. Ada semacam pertanyaan kritis dari pihak mereka

sendiri tentang predikat tersebut, mengingat posisinya yang tidak lagi

terpisah dari gerakan massa rakyat pada umumnya.

Pertanyaan kritis terhadap predikat gerakan mahasiswa ini

muncul karena memang unsur inti dari gerakan mahasiswa angkatan

98 sudah menjadi bagian dari gerakan semesta rakyat Indonesia.

Artinya, bangunan paradigma yang dipasangkan oleh para tokoh inti

gerakan mahasiswa adalah cara pandang yang tidak lagi memisahkan

mahasiswa dari rakyat, sebagaimana selama rezim orde baru

berkuasa sengaja diciptakan jarak yang sangat jauh.

Gerakan mahasiswa angakatan 98 yang lahir dari generasi

angkatan 80-an telah akrab dengan rakyat, sebagai basis

pengorganisasian mereka, pertama kelompok studi yang tumbuh

subur di era 1980-an adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

proses penyatuan gerakan mahasiswa dengan gerakan rakyat. Dalam

kelompok studi inilah wacana yag menentang arus penghangusan

oleh rezim orde baru dibangun dan ditanamkan serta disosialisasikan

Page 48: BUDAYA POLITIK KAMPUS

baik pada tingkatan masa mahasiswa maupun di tingkat gerakan

rakyat pada umumnya . Wacana hegemoni inilah yang

membangkitkan kesadaran di antara masa mahasiswa dan masa

rakyat pada umumnya dalam melakukan perlawanan terhadap rezim

orde baru.

Selain kelompok–kelompok studi yang tumbuh subur di tahun

1980-an, munculnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang

semakin marak dipelopori oleh mahasiswa dan mantan mahasiswa

juga semakin mendekatkan relasi antara mahasiswa dan rakyat.

Posisi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pada umumnya adalah

menjadi titik singgung yang menghubungkan dunia kampus dengan

dunia riel (nyata) dalam masyarakat, karena kebanyakan, karena

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mempunyai kaki di dua

tempat ini, dunia kampus dan basis masa rakyat. Dan melalui kerja-

kerja pengorganisasian masa rakyat ini, mahasiswa secara lambat

tapi pasti menjadi bagian masyarakat. Dan manakala terjadi

gelombang gerakan mahasiswa, ada sebagian pusat-pusat

pengorganisasian masa rakyat ini yang dijadikan basis penyatuan

masa mahasiswa dengan masa rakyat.

Dengan demikian, muncul terminologi yang semakin

berkembang antara gerakan mahasiswa, gerakan pemuda dan

gerakan rakyat. Terminologi terakhir ini muncul dan aktual pada

fenomena gerakan angkatan 98. dan inilah tipologi dan ciri khas

Page 49: BUDAYA POLITIK KAMPUS

yang membedakan gerakan 98 dengan angkatan sebelumnya.

Pengorganisasian gerakan mahasiswa ini ternyata bukan sesuatu

yang relatif baku dan konstan untuk jangka waktu relatif lama,

karena dalam kenyataannya pengorganisasian tersebut belangsung

secara dinamis, yaitu masing-masing kelompok berubah nama dan

infilisasi secara relatif cepat. Hal ini terjadi karena memang terjadi

perkembangan yang terus menerus di lapangan, baik dalam hal

kepentingan, strategi, keprihatinan sampai lahirnya pemahaman yang

bersifat ideologis.

Munculnya organisasi gerakan mahasiswa sangat diwarnai oleh

pluraliritas yang ada dalam dunia gerakan dan dunia mahasiswa, akar

pengorganisasian bila dilacak dari angkatan 80-an yang sudah

memulai dengan melakukan gerakan alternatif sebagai eksperimen

perlawanan mahasiswa yang kemudian melahirkan paradigma baru

dalam gerakan mahasiswa.

Isu yang diangkat dari generasi mahasiswa 1998 merupakan

sebuah paradigma gerakan yang prinsipal sesuai dengan zamannya,

dan sekaligus membedakan gerakan mahasiswa sebelumnya. Mereka

menuntut reformasi menyeluruh disegala bidang; ekonomi, politik,

hukum.

b. Karateristik gerakan mahasiswa

Hariman Siregar (1998: 45)dalam bukunya "Gerakan

Mahasiswa, Pilar Ke-5 Demokrasi" menjelaskan ciri Gerakan

Page 50: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Mahasiswa, yaitu, 1. Bersifat spontanitas. Partisipasi mahasiswa

dalam gerakan merupakan respon spontan atas situasi sosial yang

tidak sehat, bukan atas ideologi tertentu, melainkan atas nilai-nilai

ideal. Namun hal ini bukan berarti tidak ada pendidikan publik di

kalangan mahasiswa; 2. Bercorak nonstruktural. Gerakan mahasiswa

tak dikendalikan oleh suatu organisasi tunggal, termasuk

kepemimpinan komando, melainkan bercorak organisasi cair, dengan

otonomi masing-masing basis kampus sangat besar. Agenda aksi

dibicarakan secara terbuka dan diputuskan serta diorganisasikan

secara kolektif; 3. Bukan agen politik di luar kampus. Gerakan

mahasiswa bersifat independen dari kelompok kepentingan tertentu,

tetapi tidak menutup kemungkinan ada langkah bersama. Ini bisa

terjadi lantaran sifat gerakan mahasiswa itu sendiri yang merupakan

reaktikulator kepentingan rakyat atau gerakan moral; 4. Memiliki

jaringan yang luas. Mengingat otonomi masing-masing kampus

begitu tinggi, pola gerakan mahasiswa terletak pada jaringan yang

dibinanya. Bentuk jaringan menjadi salah satu ciri dari

pengorganisasian gerakan mahasiswa. Jaringan yang terbentuk

biasanya luwes sehingga memudahkan untuk bermanuver serta tidak

mudah untuk di kooptasi oleh kelompok kepentingan yang

bertentangan dengan gerakan moral, termasuk pemerintah.

c. Kelemahan dan kekuatan gerakan mahasiswa

Page 51: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Kelemahan dari gerakan mahasiswa secara umum, yang dapat

dirumuskan sebagai berikut: 1. Ketidakmampuan mahasiswa

membina hubungan yang baik dengan masyarakat. 2. Ada motivasi

dari sekelompok mahasiswa yang hanya sekedar mencari kesenangan

atau hobi. 3. Pengorganisasian massa di basis gerakan yang lemah :

karena hanya berfokus pada aktivisme yang berciri heroisme,

gerakan mahasiswa secara umum lalai untuk melakukan

pengorganisasian. 4. Terkadang mahasiswa memakan agenda atau

masih masih terjebak untuk mengangkat isu-isu lama. 5. Mahasiswa

sekarang merupakan bagian dari produk orde baru. 6. Adanya jarak

antara mahasiswa dan rakyat. 7. Adanya perpecahan di tingkat

kesatuan aksi gerakan mahasiswa. 8. Mahasiswa terlalu arogan. 9.

Tidak arah dan tujuan yang pasti tentang proses reformasi yang

dikumandangkan oleh mahasiswa. 10. Menggagap masyarakat

sebagai objek tranformasi. 11. Gerakan bersifat reaktif keluar,

temporer, dan kemahasiswaan. 12. Gerakan kehilangan daya

reflektif.

Kekuatan gerakan mahasiswa, meliputi : 1. Merupakan gerakan

strategis dimana gerakan mahasiswa memainkan peranan yang

sangat penting dan posisinya sangat strategis. 2. Memiliki

kemampuan untuk berkembang karena banyaknya waktu yang di

dapat dipakai untuk belajar mengenai teori perubahan. 3. Sebagian

mahasiswa dapat mengkritisi situasi di dalam gerakan maupun di

Page 52: BUDAYA POLITIK KAMPUS

masyarakat. 4. Pers mahasiswa membawa dampak yang baik, dapat

dengan cepat mensosialisasikan gerakan mahasiswa di masyarakat.

5. Gerakan mahasiswa bagian dari integral dari semesta gerakan

rakyat. 6. Dampak perubahan yang diberikan gerakan mahasiswa

sangat besar dan Mahasiswa bagian dari investasi perubahan dan

pembangunan ke depan. 7. Gerakan tidak dapat dimatikan oleh

kekuatan, kekuasaan manapun atau proses perubahan dan Mahasiswa

mengelola gerakan sendiri. 8. Mampu menjadi penghubung

masyarakat yang bermasalah dengan pihak yang berpengaruh.

D. Faktor penghambat perkembangan

budaya politik mahasiswa di kampus.

Adapun cara yang ditempuh untuk mengubur kekritisan mahasiswa,

pihak kampus dalam hal ini adalah rektorat, biasanya akan memperketat

kebijakan akademik dan membuat bagaimana mahasiswa merasa enjoy

dengan sejumlah aktivitas di kampus. Sejumlah acara seperti pertunjukan

musik atau acara yang bersifat entertainment akan menjadi suatu acara yang

pasti menyedot banyak mahasiswa. Ketika mereka berjingkrak-jingkrak

Page 53: BUDAYA POLITIK KAMPUS

menikmati alunan musik, mereka lupa bahwa masyarakat di luar kampus

membutuhkan peranan mereka untuk bersama-sama melakukan perubahan

menuju iklim yang lebih baik.

Aktivitas-aktivitas yang sifatnya politis seperti demonstrasi, orasi

politik ilmiah dan aktivitas kritis lainnya selalu mendapat respons negatif dari

pihak birokrat. Eny Prihatiyani (2004: 5) mengemukakan ada lima macam

metode yang biasanya dilakukan oleh birokrat kampus untuk meredam

aktivitas kritis mahasiswa, yakni :

1. Memperketat absensi (kuantitas kehadiran mahasiswa) minimal

80%/semester. Jika dalam satu semester absensi mahasiswa di bawah

80%, mahasiswa tersebut dilarang untuk mengikuti ujian final.

2. Merepresi nilai bagi mahasiswa yang berseberangan pendapat dan

pemikiran dengan dosen atau mahasiswa yang kritis di kampusnya.

Biasanya birokrat kampus atau dosen memberikan nilai tidak objektif

terhadap mahasiswa yang kritis.

3. Membuat perjanjian tertulis diatas materai secara sepihak tanpa

didialogkan terlebih dahulu kepada mahasiswa. Salah satu isi

perjanjiannya tidak boleh terlibat dalam aktivitas politik praktis seperti

unjuk rasa tentang permasalahan kampus. Dengan alasan kampus adalah

wadah untuk mencari ilmu bukan sebagai tempat berpolitik.

4. Merepresi psikologis mahasiswa yang kritis dengan sanksi sepihak dan

memanggil orang tua wali. Dengan begitu kontradiksi yang dihadapi

mahasiswa menjadi luas. Yang tadinya hanya berkontradiksi dengan pihak

Page 54: BUDAYA POLITIK KAMPUS

birokrat kampus meluas dengan keluarga. Sehingga banyak aktifis

mahasiswa yang terdemoralisasi, dengan sendirinya tidak menjadi kritis

lagi.

5. Pemecatan status kemahasiswaan secara sepihak (skorsing).

Kebijakan tersebut membuat tujuan pendidikan yang seharusnya

membebaskan manusia dari ketertindasan justru berlangsung sebaliknya.

Tidak mengherankan kalau dalam dua bulan terakhir mahasiswa banyak

turun ke jalan karena di samping kondisi objektif masyarakat dengan

kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Megawati terbukti merugikan

masyarakat bawah juga dipicu oleh sistem pendidikan yang banyak

mengekang kebebasan berekspresi di kampus

Page 55: BUDAYA POLITIK KAMPUS

E. Kerangka berfikir

Budaya politik kampus Mahasiswa

Organisasi kampus

Organisasi Intra

Kampus : BEMU,

BEMF, HIMA

Budaya akdemik

Budaya politik internal

kampus

Organisasi ekstra kampus:

KAMMI, HMI, PMII,

GMINI

Budaya politik eksternal

kampus

Realita kehidupan

politik di indonesia

ASPIRASI PERGERAKAN

APLIKASI

POLITIK

FAKTOR

PENGHAMBAT

A

Page 56: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Sifat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan diskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan cara memandang

objek kajian sebagai suatu system artinya objek kajian dilihat sebagai satuan yang terdiri dari unsur-unsur yang saling

terkait dan mendiskripsikan fenomena-fenomena yang ada (Arikunto, 1998; 209). Penelitian diskriptif ini bertujuan

agar peneliti dapat mendiskripsikan secara jelas dan terperinci serta memperoleh data yang mendalam dari focus

penelitian yaitu bagaimana sikap dan aplikasi aktivis mahasiswa terhadap realita politik yang terjadi dan bagaimana hal

tersebut dilakukan.

Adapun alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri

tertentu sebagaimana menurut Liancoln dan Guba dalam (lexy J Moleong, 2001; 4) yang meluas 11 ciri penelitian

kualitatif yaitu: (1) Dilakukan pada latar alamiah, (2) Manusia sebagai alat instrumen, (3) Metode Kualitatif,

(4)Analisis data secara induktif, (5) Arah Penyusunan teori berdasar dari bawah, (6) Bersifat deskriptif, (7)

Mementingkan proses dari pada hasil, (8) Menghendaki ditetapkannya batas dasar fokus, (9) Adanya kriteria khusus

untuk keabsahan data, (10) Desain bersifat sementara, dan (11) Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Penelitian kualitatif ini dengan studi kasus, sebagai upaya studi kasus dapat memberi nilai tambah pada

pengetahuan kita secara unik tentang fenomena individual, organisasi, sosial, dan politik. Studi kasus memungkinkan

peneliti untuk mempertahankan karekteristik holistic dan bermakna dari peristiwa kehidupan nyata (Robert K.Yin,

2003: 4). Dalam hal ini, peneliti ingin mengatahui dan memahami sesuatu dibalik fenomena budaya politik kampus

yang dilakukan oleh para mahasiswa aktivis Universitas Negeri Semarang yang mengikuti kegiatan intra maupun

ekstra kampus, yang mana dibutuhkan suatu metode pengumpulan data secara mendalam, terbuka, tersektruktur, serta

mempertahankan karakteristik holistic dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata. Dari alasan ini peneliti

memandang bahwa jenis penelitian kualitatif sesuia bila digunakan dalam penelitian ini.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di lingkungan

Universitas Negeri Semarang. Dipilihnya Universitas Negeri Semarang

sebagai lokasi penelitian di karenakan; Pertama adalah tempat tersebut

memilki lembaga kemahasiswaan baik intern organisasi maupun ekstern

Page 57: BUDAYA POLITIK KAMPUS

organisasi yang berpengaruh di tingkat lokal dan nasional serta regional,

kedua adalah para aktivis mahasiswa Universitas Negeri Semarang memilki

karekteristik yang unik sehingga mereka dipercaya dalam memimpin sebuah

jaringan aktivis mahasiswa.

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian merupakan keseluruhan badan atau elemen yang

akan diteliti. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah para aktivis

mahasiswa yang tergabung pada lembaga intra kemahasiswaan meliputi

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas ( BEMU ) dan Badan Eksekuti

Mahasiswa Fakultas (BEMF) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA)

maupun ekstra kemahasiswaan meliputi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), GMNI ( Gerakan

Mahasiswa Nasional Indonesia), Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia

(PMII) dan informan tambahan dari mahasiswa non aktifis.

D. Fokus Penelitian

Pada penelitian pada dasarnya adalah masalah yang bersumber pada

pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang di perolehnya melalui

keputusan ilmiah ataupun keputusan lainnya (Moleong, 2001; 65). Rumusan

masalah atau fokus dalam penelitian kualitatif bersifat tentatife artinya

penyempurnaan fokus atau masalah tetap dilakukan sewaktu penelitian sudah

berada dilatar penelitian.

Page 58: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana budaya politik kampus

tentang aspirasi dan aplikasi aktivis mahasiswa terhadap realita politik

yang terjadi.

2. Bagaimana faktor-faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa yang ke

arah politik di kampus.

E. Sumber Data Penelitian

Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari enam

sumber yaitu; dokumen, rekaman, arsip, wawancara, pengamatan langsung,

observasi partisipan dan perangkat fisisk. Penggunaan ke-enam sumber ini

memerlukan keterampilan dan prosedur metodologis yang berbeda-beda. (

Noeng Muhadjir, 1996: 98)

Sumber data penelitian terdiri dari: Informan utama: 5 orang aktivis

terdiri dari ketua dari lembaga kemahasiswaan baik intra kampus meliputi I

orang perwakilan dari Badan eksekutif mahasiswa Universitas (BEMU) dan I

orang perwakilan dari Badan eksekuti mahasiswa Fakultas (BEMF) dan ekstra

kemahasiswaan meliputi 2 orang aktivis dari; Kesatuan Aksi Mahasiswa

Muslim Indonesia (KAMMI), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional

Indonesia) serta I Informan dari UKM BP2M ( Badan Penerbitan dan Penulisa

Page 59: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Mahasiswa). Selain informan utama peneliti juga menggali sumber data dari

pihak lain seperti: informan yang non aktivis mahasiswa serta pihak dosen

yang membina lembaga kemahasiswaan dan sumber-sumber lain yang tepat.

Selain sumber-sumber individual ada beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan dalam pengumpulan data studi kasus, hal ini mencakup

penggunaan:

1. Berbagai sumber bukti yaitu bukti dari dua atau lebih sumber, tetapi

menyatu dengan serangkaian dengan fakta atau temuan yang sama.

2. Data dasar yaitu kumpulan formal bukti yang berlainan dari laporan akhir

studi kasus yang bersangkutan.

3. Serangkaian bukti yaitu keterkaitan yang eksplisit antara pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan, data yang terkumpul dan konklusi-konklusi

yang ditarik ( Robert K. Yin, 2003:3001).

F. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

wawancara, observasi dan dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara merupakan sumber informasi yang esensial bagi studi

kasus, yang dalam hal ini bisa mengambil beberapa bentuk. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan tipe yang paling umum, yaitu

wawancara studi kasus bertipe open ended, dimana peneliti dapat bertanya

kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa disamping opini

Page 60: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mereka menganai peristiwa yang ada. Pada beberapa situasi, peneliti

bahkan bisa meminta responden untuk mengetengahkan pendapatnya

sendiri terhadap peristiwa tertentu dan bisa menggunakan proporsi tersebut

sebagai dasar penelitian selanjutnya. Informan kunci seringkali sangat

penting bagi keberhasilan studi kasus. ( Robert K. Yin, 2003:108-109 ).

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana

terjadi komunikasi secara verbal antara pewawancara dengan subjek

wawancara. Menurut Moleong (2001; 135) Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakuakan oleh dua pihak yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai, yang

memberikan jawaban pertanyaan itu. Dalam penelitian ini menggunakan

wawancara mendalam karena peneliti ingin mengetahui secara menyeluruh

bagaimana Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana budaya politik

kampus tentang aspirasi dan aplikasi aktivis mahasiswa terhadap realita

politik yang terjadi. Bagaimana faktor-faktor yang menghambat kegiatan

mahasiswa yang ke arah politik di kampus.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa

responden atau informan. 5 orang aktivis terdiri dari ketua dari lembaga

kemahasiswaan baik intra kampus meliputi I orang perwakilan dari Badan

Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU) dan 1 orang perwakilan dari

Badan Eksekuti Mahasiswa Fakultas ( BEMF) dan ekstra kemahasiswaan

meliputi 2 orang aktivis dari; Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan 1 aktivis

Page 61: BUDAYA POLITIK KAMPUS

UKM BP2M (Badan Penerbitan Penulisan Mahasiswa). Selain informan

utama peneliti juga menggali sumber data dari pihak lain seperti: informan

yang non aktivis mahasiswa serta pihak dosen yang membina lembaga

kemahasiswaan dan sumber-sumber lain yang tepat.

b. Observasi

Metode observasi ini merupakan pengamatan atau mendengarkan

perilaku individu dalam situasi atau selang waktu tanpa manipulasi atau

mengontrol dimana perilaku itu ditampilkan. Dalam metode observasi ini

juga tidak mengabaikan kemungkinan menggunakan sumber-sumber non

manusia seperti dokumen dan catatan-catatan. Adapun observasi non

partisipan yang bertujuan untuk menjaring perilaku manusia sebagaimana

perilaku itu terjadi dalam kenyatan sebenarnya dan mendiskripsikan

kehidupan sosial yang sebenarnya. ( Dedy Mulyanan. 2001: 67)

Dalam penelitian ini, objek yang akan diobservasi oleh peneliti yaitu

budaya politik kampus ( studi aktivis mahasiswa di lingkungan Universitas

Negeri Semarang.)

c. Dokumentasi

Tipe informasi ini bisa menggunakan berbagai bentuk dan

hendaknya menjadi objek rencana-recana pengumpulan data yang eksplisit.

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dalam penelitian ini

dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil wawancara dan

observasi. Dokumentasi yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak

Page 62: BUDAYA POLITIK KAMPUS

hanya dokumentasi resmi. Dokumentasi dapat berupa buku harian, surat

pribadi, laporan, catatan kasus dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan

budaya politik kampus tentang sikap dan aplikasi aktivis mahasiswa

terhadap realita politik yang terjadi dan faktor-faktor yang menghambat

kegiatan mahasiswa yang ke arah politik di kampus.

Untuk studi kasus, penggunaan dokumen yang paling penting adalah

mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain; Pertama

dokumen membantu penferifikasian ejaan dan judul atau nama benar dari

organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara; kedua

dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung

informasi dari sumber-sumber lainnya; ketiga inferensi dapat dibuat dari

dokumen-dokumen karena nilainya secara keseluruhan, dokumen

memainkan peran yang sangat penting dalam pengumpulan data studi

kasus. ( Robert K. Yin, 2003:103-104).

G. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini keabsahan data dilakukan untuk membuktikan

temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan.

Pemeriksaan keabsahan data ini, didasarkan atas kriteria tertentu seperti yang

dikemukakan oleh Moleong ( 2001:173), yaitu : derajat kepercayaan (

credebility), keteralihan ( tranvebility), kebergantungan ( dependability) dan

kepastian ( confirbality). Pada penelitian ini untuk menjamin validitas dan

data temuan yang diperoleh, peneliti melakukan beberapa upaya disamping

Page 63: BUDAYA POLITIK KAMPUS

menanyakan langsung kepada subyek, peneliti juga berupaya mencari jawaban

dari sumber lain. Keabsahan data dilakukan untuk meneliti kredibilitasnya

menggunakan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksa keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2001; 178).

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu. Densin ( dalam moleong, 2001:

178) membedakan trianggulasi menjadi empat macam yaitu: sumber, metode,

penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik

pemeriksaan dengan memanfaatkan penggunaan sumber, yang berarti

membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

H. Teknik Analisis Data

Analisis bukti (data) terdiri dari pengujian, pengkategorian,

pengtabulasian ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk

proposi awal suatu penelitian. Setiap penelitian hendaknya dimulai dengan

strategi analisis yang umum mengandung perioritas tentang apa yang akan

dianalisis. Dalam strategi seperti itu, tiga teknik analisis yang menetukan

hendakanya dipergunakan yaitu; perjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan

analisis deret waktu.

1. perjodohan pola

Page 64: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Untuk analisis studi kasus, salah satu strategi yang paling disenangi

adalah penggunaan logika perjodohan pola. Logika seperti itu

membandingkan pola yang didasarkan atas empiris dengan pola yang

diprediksikan ( atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua pola

ini ada persaamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi

kasus yang bersangkutan. Jika studi kasus yang bersangkutan eksploratis,

polanya mungkin berkaitan dengan variable-variabel dependen atau

independen dari penelitian yang bersangkutan. Jika studi kasus tersebut

deskriptif, perjodohan pola akan relevan dengan pola variabel-variabel

spesifik yang diprediksi dan ditentukan sebelum pengumpulan datanya.

2. Pembuatan eksplansi

Strategi analisis yang kedua ini pada dasarnya merupakan tipe

khusus perjodohan pola, tetapi prosedurnya lebih sulit dan karenanya patut

mendapat perhatian tersendiri. Disini, tujuannya adalah analisis data studi

kasus dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang

bersangkutan. Prosedur tersebut pada dasarnya relevan untuk studi kasus

eksplanotoris. Prosedur tersebut, bagi studi kasus eksplanotoris, umumnya

dipandang sebagai bagian dari proses pengembangan hipotesis ( Glaser

dan Starus 1967), namun tujuannya bukan untuk menyimpulkan suatu

penelitian melainkan mengembangkan gagasan-gagasan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 65: BUDAYA POLITIK KAMPUS

3. Analisis deret waktu

Strategi analisis ketiga adalah penyelenggaraan analisis deret waktu,

yang secara langsung analog dengan analisis deret waktu yang

diselengarakan dalam eksperimen dan kusai ekperimen. Analisis semacam

ini dapat mengikuti banyak pola sebagaimana telah menjadi judul di

beberapa buku teks dalam psikologi eksperintal dan klinis ( Kratochil,

1978).

Page 66: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Penelitian.

Universitas Negeri Semarang

1.1 Profil UNNES

Universitas Negeri Semarang diresmikan pada tahun 2000,

di mana asal mula Universitas Negeri Semarang adalah IKIP

(Institut Keguruan Ilmu Pendidikan) Semarang, terletak di dataran

tinggi kota Semarang yaitu di jalan raya Sekaran kecamatan

Gunungpati kabupaten Semarang. Dalam mengembangkan

perguruan tinggi yang ideal maka Universitas Negeri Semarang

menjalankan kerjasama dan pengembangan kampus yang meliputi

pembangunan sarana dan prasarana aktivitas kegiatan di kampus,

pengembangan para pendidik atau pengajar mahasiswa dan

karyawan serta peningkatan mutu pendidikan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan dan tujuan perguruan tinggi. Semua hal tersebut

dapat dilihat dari berbagai bidang yang ditingkatkan oleh UNNES

seperti bidang pembinaan tenaga akademik dan administrative,

bidang pendidikan dan pengajaran, bidang penelitian, bidang

pengabdian masyarakat, bidang pembinaan profesi keguruan,

Page 67: BUDAYA POLITIK KAMPUS

bidang pembinaan profesi non keguruan, bidang sarana akademik,

dan bidang kerjasama.

a. Bidang pembinaan tenaga akademik dan administratif

Di lingkungan perguruan tinggi, dosen dan tenaga

akademik adalah penggerak utama kehidupan kampus, kualitas

suatu perguruan tinggi, sebagian besar sangat bergantung pada

kualitas tenaga akademiknya, disamping kualitas tenaga

administrasinya. UNNES memiliki dosen 813 tenaga akademik

dan 428 tenaga administrasi.

b. Bidang pendidikan dan pengajaran,

Tahun akademik 2003-2004, UNNES menyelenggarakan

pendidikan berdasarkan surat keputusan DIRJEN DIKTI,

UNNES menyelenggarakan 4 program studi S2, 26 program

studi S1 kependidikan, 13 program studi S1 non kependidikan,

dan 8 program diploma tiga non pendidikan, 3 program studi

diploma dua kependidikan.

c. Bidang penelitian,

Penelitian adalah dharma perguruan tinggi kedua yang

pelaksanaanya diorganisir oleh lembaga penelitian.

d. Bidang pengabdian masyarakat

Pengabdian masyarakat adalah dharma perguruan tinggi

ketiga, pelaksanaanya dikoordinasikan oleh lembaga pengabdian

pada masyarakat. Salah satu program pengabdian yang

Page 68: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dilaksanakan mahasiswa adalah dalam bentuk Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di berbagai daerah pedesaan.

e. Bidang pembinaan profesi keguruan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dalam bentuk praktek

mengajar di sekolah, latihan merupakan program pembinaan

profesi keguruan.

f. Bidang pembinaan profesi non keguruan,

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ditangani oleh UPT PKL,

bertujuan untuk pembinaan profesi non keguruan.

g. Bidang sarana akademik

Meningkatakan lulusan UNNES dari tahun ketahun, baik

kuantitas mapun kualitas merupakan salah satu hasil nyata

program peningkatan mutu yang terus menerus dilakukan, baik

melalui system penerimaan mahasiswa baru, proses belajar-

mengajar, peningkatan mutu dosen, penyediaan sarana

akademik, budaya akademik, dan lain-lain.

h. Bidang kerjasama

Mulai tahun 2003 UNNES telah membangun jaringan

kerjasama, baik dengan instansi dalam negeri mapun luar negeri.

1.2 Tujuan pendidikan nasional

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Page 69: BUDAYA POLITIK KAMPUS

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yanag Maha

Esa, berahkhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap , mandiri dan menjadi

warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

Oleh karena itu perguruan tinggi berkewajiban

mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang

beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yanag Maha Esa, berakhlaq

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

1.3 Paradikma perguruan tinggi

Globalisasi mendorong terjadinya perubahan-perubahan

pada berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk

dunia pendidikan tinggi. Oleh karena itu peran perguruan tinggi di

letakkan dalam kerangka konsep pemikiran atau paradikma baru

perguruan tinggi. Paradikma baru perguruan tinggi dimaksud

meliputi : (1) Daya saing bangsa, (2) Otonomi, (3) Organisasi yang

sehat.

1. Daya saing bangsa

Daya saing bangsa bisa dicapai dengan kerangka kerja dan karakter

kebangsaan yang kuat, di sini sistem pendidikan tinggi bertanggung jawab

untuk menyajikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih kepada para

mahasiswa agar menjadi warga negara yang baik dan menuju hidup yang lebih

berarti.

Page 70: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Otonomi

Sistem pengaturan otonomi yang baik dapat mendukung cita-cita lembaga

pendidikan tinggi dan nilai-nilai yang membentuknya. Oleh karenanya hal ini

menjadi kebijaksanaan lembaga yang bersangkutan untuk merencanakan

sistem pengaturan otonomi di masa mendatang. Pengaturan otonomi yang baik

harus dapat mendukung kebebasan akademis dan mengakui hak–hak akdemis

guna membedakan bidang-bidang mereka dalam hal penelitian, pengajaran dan

publikasi. Dalam lingkungan system pendidikan tinggi yang terdesentralisasi,

system pengaturan otonomi memungkinkan pihak fakultas dan penyelenggara

menyuarakan kebijakan intitusi lembaga mereka, dengan demikian

desentralisasi dan otonomi yang lebih luas akan mendorong berkembangnya

potensi perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing bangsa .

3. Organisasi yang sehat

Organisasi yang sehat berkaitan dengan kondisi yang memungkinkan

suatu organisasi untuk melaksanakan visi dan misinya. Dalam konteks

akademik, ciri-ciri organisasi yang sehat adalah adanya kemampuan untuk

menciptakan kebebasan akademis. Inovasi dan kreatifitas yang tinggi

memberikan kesempatan setiap orang untuk menimba ilmu, bekerja demi

kesuksesan organisasi. Organisasi yang sehat bisa berkembang dalam system

Page 71: BUDAYA POLITIK KAMPUS

yang sehat secara sistematis dapat menumbuhkan suatu pendekatan proaktif

guna mengatur setiap individu agar organisasi tersebut lebih efektf dan efisien

dengan kejelasan hak, tanggung jawab, dan akuntabilitas.

1.4 Tugas dan Fungsi Universitas Negeri Semarang

Universitas Negeri Semarang mempunyai tugas

menyelenggarakan pendidikan akademik dan atau kesenian tertentu.

Untuk menyelengarakan tugas tersebut Universitas Negeri

Semarang mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi

b. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu

pengetahuan, teknologi atau dan kesenian.

c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat

d. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dan hubungan

dengan lingkungan

e. Pelaksanaan kegiatan layanan administratif.

1.5 Visi dan Misi UNNES

a. Visi Universitas Negeri Semarang

Universitas Negeri Semarang adalah lembaga pendidikan tinggi yang mampu mengembangkan ilmu

pengetahuan , teknologi, olah raga, seni dan budaya, serta menghasilkan tenaga akademik profesional dalam bidang

kependidikan dan non kependidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

b. Misi Universitas Negeri Semarang.

Universitas Negeri Semarang menyelenggarakan

pendidikan akademik dan profesional di bidang pendidikan dan

Page 72: BUDAYA POLITIK KAMPUS

non kependidikan dalam berbagai jenjang pendidikan serta

mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, olah raga, seni dan budaya melalui penyelenggaraan

pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dibidang kemahasiswaaan, visi edukatif adalah

mengembangkan potensi mahasiswa dengan seperangkat aspek

kepribadiannya dalam koridor norma dan etika. Sedangkan visi

pengembangan adalah didasarkan kebutuhan, aspirasi dan

ekspektasi mahasiswa dan kepribadiannya untuk memberikan

kemudahan mahasiswa mengembangkan seluruh potensi yang

dimiliki secara komperehensip.

Sebagai dari serangkaian dari visi bidang kemahasiswaan

maka misi bidang kemahasiswaan adalah mendampingi,

membina, memfasilitasi dan menyalurkan perkembangan

potensi mahasiswa khususya dalam aspek pribadi agar seimbang

dengan perkembangan akdemika intelektualnya.

1.6 Etika mahasiswa Universitas Negeri Semarang

a. Etika akademik

Etika akademik merupakan seperangkat nilai yang

diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berbagai

aktivitas akademik seperti mengikuti perkuliahan, melakukan

kegiatan di laboratorium, mengadakan penelitian, berdikusi,

menempuh ujian dan sebagainya. Sebagai bagian dari

Page 73: BUDAYA POLITIK KAMPUS

masyarakat ilmiah, mahasiswa memiliki kejujuran dan

tanggungjawab akademik dalam menggali informasi dan

menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

b. Etika pergaulan

Etika pergaulan merupakan seperangkat alat nilai yang

diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berinteraksi

dengan sesama warga civitas akademika dan masyarakat

sekitarnya. Dalam pergaulan antar civitas akademika,

mahasiswa mengembangkan kepribadian, sopan-santun, nilai-

nilai budaya dan agama, sebagai landasan utamanya. Mahasiswa

mampu bergaul secara baik dengan sesama mahasiswa, dosen

,karyawan, dan masyarakat sekitar kampus sebagai langkah

awal untuk menciptakan iklim kerjasama yang kondusif.

c. Etika berkreasi

Etika berkreasi merupakan seperangkat alat nilai yang

diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam penciptaan

karya dalam bentuk tulisan, gambar, poster, leaflet, tarian, puisi,

dan sebagainya. Pada dasarnya mahasiswa harus memiliki sikap

kreatif sebagai insan akademis.

d. Etika berekspresi

Page 74: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Etika berekspresi merupakan seperangkat nilai yang

diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berekspresi,

yakni mengemukakan pendapat, pandangan, ide atau gagasan,

serta konsep baik secara lisan maupun tertulis, sebagai bagian

dari upaya pengkajian ilmu pengatahuan sesuai dengan

bidangnya serta dalam fungsi sebagai kontrol social.

e. Etika berbusana

Etika berbusana merupakan seperangkat nilai yang

diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berpakaian

dan atau berdandan. Mahasiswa sebagai insan akademik

hendaknya membiasakan berbusana yang mencerminkan nilai-

nilai etis, estetis, dan religius, sehingga menampakan

keberadaannya sebagai warga sivitas akademika yang sopan dan

berbudaya.

1.7 Budaya politik

Budaya politik yang terjadi di UNNES sudah mengalami

perubahan dan pengembangan pendidikan politik dapat dilihat dari

bertambahnya partispasi mahasiswa dalam ikut serta dalam

berpolitik di kampus. Kehidupan politik yang terjadi di UNNES

masih dalam keadaan sederhana tetapi sudah memberikan warna

politik dalam peningkatan budaya politik kampus sehingga kampus

menjadi fasilitas dalam melakukan kegiatan politik dan menjadikan

kampus bebas dari politik praktis.

Page 75: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Lembaga kemahasiswaan

2.1 Kebijakan bidang kemahasiswaan

Kebijakan pengembangan bidang kemahasiswaan terdiri dari :

a. Restrukturisasi Lembaga Kemahasiswaan

b. Revitalisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menjadi UKM

bidang; penalaran, kesejahteraan , bakat , minat dan kegemaran,

minat dan teknologi, seni dan olah raga.

c. Promosi prestasi

d. Menyiapkan fasilitas untuk kegiatan mahasiswa.

2.2 Organisasi kemahasiswaan

Organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi merupakan

kelengkapan non structural pada organsiasi perguruan tinggi. Di

UNNES terdiri dari :

a. Organisasi intra kampus

Organisasi Tingkat Universitas

Konggres Keluarga Mahasiswa Universitas ( KKMU)

Konggres Keluarga Mahasiswa Universitas adalah sebagai

forum pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan

lembaga kemahasiswaan di Universitas Negeri Semarang.

Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU)

Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas adalah lembaga

tinggi legislative organisasi mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang.

Page 76: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEMU)

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas adalah lembaga

tinggi eksekutif organisasi kemahasiswaan di Universitas

Negeri Semarang berkedudukan di tingkat universitas.

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Unit Kegiatan Mahasiswa adalah sebagai lembaga tinggi

ekstra kurikuler mahasiswa, berkedudukan di tingkat

universitas.

Organisasi Tingkat Fakultas

Konggres Mahasiswa Fakultas ( KMF)

Konggres Mahasiswa Fakultas adalah sebagai forum

pemegang kedaulatan tertinggi dalam kehidupan organisasi

kemahasiswaan fakultas di Universitas Negeri Semarang..

Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF)

Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas adalah lembaga

tinggi legislative organisasi mahasiswa fakultas di

Universitas Negeri Semarang.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas ( BEMF)

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas adalah lembaga tinggi

eksekutif organisasi kemahasiswaan di Universitas Negeri

Semarang berkedudukan di tingkat fakultas .

Page 77: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Organisasi Tingkat Jurusan

Keluarga Mahasiswa Jurusan (KMJ)

Keluarga Mahasiswa Jurusan adalah forum pemegang

kedaulatan tertinggi jurusan di Universitas Negeri

Semarang.

Himpunan Mahasiswa (HIMA)

Himpunan Mahasiswa adalah sebagai lembaga tinggi dalam

kehidupan lembaga kemahasiswaan tingkat jurusan atau

program studi di Universitas Negeri Semarang.

b. Organisasi ektra kampus

1. KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia )

Kesatuan Aksi Mahasiwa Indonesia adalah lembaga organisasi

ekstra kampus yang bergerak di bidang politik dan keagamaan.

2. GMNI ( Gerakan mahasiswa Nasional Indonesia )

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia adalah lembaga

organisasi ekstra yang bergerak di bidang politik dan advokasi

pada rakyat.

3. HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam )

Himpunan Mahasiswa Indonesia adalah lembaga organisasi

ekstra yang bergerak di bidang politik dan agama.

4. PMII ( Persatuan Mahasiswa Muslim Indonesia )

Page 78: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Persatuan Mahasiswa Muslim Indonesia adalah lembaga

organisasi ekstra yang bergerak di bidang politik dan agama.

5. PMKRI (Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia )

Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia adalah lembaga

organisasi ekstra yang bergerak di bidang politik dan agama.

2.3 Keadan organisasi mahasiswa

Organisasi mahasiswa UNNES sudah mengalami

perkembangan walaupun proses perkembangan masih tahap

sederhana dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya dan perlu

adanya sosialisasi dan pendidikan politik sebagai kesadaran dalam

berpolitik sehingga tercipta sebuah dinamika politik yang dinamis

dengan pewarnaan kegiatan politik yang rasional , ilmiah , dan

religius. Hal tersebut sesuai dengan pendapat informan; Wahyu

mengatakan lambatnya proses dinamika politik di kampus, kurang

ada tanggapan atau peran yang harus dimainkan masing-masing

elemen politik kampus. Menurut pendapat Saeful mengatakan

kehidupan politik masih sangat kurang sehingga perlu adanya sebuah

pemikiran-pemikiran baru dan konsep-konsep baru. Menurut

pendapat Usep mengatakan saya melihatnya tidak begitu dinamis .

Organisasi intra kampus maupun ekstra kampus masih

mengalami diploma dengan adaptasi dengan lingkungan masyarakat

Page 79: BUDAYA POLITIK KAMPUS

UNNES yang begitu religius dan masih sederhana sehingga

perkembangan politik di UNNES masih terpengaruh oleh lingkungan

di kampus.

Gerakan politik

3.1 Gerakan kampus

Gerakan mahasiswa di kampus dilaksanakan untuk

mengkontrol kebijakan pihak rektorat yang tidak memihak

mahasiswa maupun yang merugikan mahasiswa sehingga perjalanan

dinamika politik di UNNES terjadi secara dinamis dan sesuai

harapan dan tujuan dari pendidikan .

Gerakan tersebut dilakukan dalam rangka menyampaikan

aspirasi mahasiswa kepada pihak birokrat akan pentinggnya sebuah

perjalanan kampus yang bersih dan bebas dari KKN. Dengan adanya

pergerakan politik yang diwadahi oleh lembaga mahasiswa maka

mahasiswa harus kritis dan memberikan solusi penyelesaikan suatu

masalah yang terjadi di kampus bukan sebagai gerakan penggulingan

birokrat tanpa adanya proses penyelesaian dan hasil kegiatan.

3.2 Gerakan lokal

Gerakan local di daerah dilaksanakan untuk mengkontrol

para birokrat pemerintah yang tidak memihak pada rakyat maupun

yang merugikan rakyat dalam melakukan dan melaksanakan

kebijakan yang diambil untuk kepentingan kemajuan daerah.

Page 80: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Gerakan yang dilakukan mahasiswa di daerah dengan

mengerahkan massa sebagai wujud dan ikut serta dalam mengawal

rakyat untuk menyampaikan aspirasi rakyat . Gerakan itu dilakukan

dalam bentuk penyampaian aspirasi seperti pengerahan massa untuk

menolak peraturan daerah yang merugikan rakyat misalnya isu

kenaikan pajak yang tinggi, isu penggusuran tanpa ada peneyelesaian

yang baik.

Gerakan secara local dilakukan bersama gabungan

lembaga-lembaga lain maupun lembaga masyarakat dalam membela

kepentingan yang tidak sesuai dengan aturan dan wewenang yang

berlaku oleh karena itu mahasiswa bergerak apabila pemerintah tidak

sejalan dengan rakyat .

3.3 Gerakan nasional

Gerakan nasional di Indonesia dilakukan untuk mengontrol

para elit politik dan pemerintah yang tidak memihak rakyat maupun

yang merugikan rakyat dalam malakukan dan melaksanakan

kebijakan yang diambil untuk perkembangan dan kemajuan bangsa

dan negara.

Gerakan tersebut terwujud atas dukungan rakyat serta

elemen-elemen politik untuk mengadakan proses dinamika politik

yang bebas dari pelanggaran kontitusi, serta mengiginkan negara

yang besih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme yang sudah

menjamur di Indonesia. Pergerakan mahasiswa di tingkat nasional

Page 81: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dilakukan dalam bentuk aksi turun kejalan dengan menyampaikan

aspirasi untuk membela rakyat misalnya aksi BEM se-Indonesia

yang mengiginkan reformasi , aksi tuntutan rakyat yang mengiginkan

bahan bakar dan minyak diturunkan, subsidi pendidikan dinaikan,

serta isu-isu nasional yang lainya.

3.4 Gerakan regional

Gerakan regional di seluruh dunia merupakan wujud

keprihatinan mahasiswa terhadap keadaan negara-negara yang

megalami konflik atau paraturan dan kebijakan yang tidak memihak

seluruh umat maupun seluruh warga di dunia.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengaspirasikan

seluruh kepentingan umat secara universal seperti kegiatan

pengerahan massa untuk anti perang dan kekerasan perang,

penolakan peraturan tidak diperbolehkan memakai jilbab, kegiatan

untuk gerakan bebas narkoba.

Elemen politik

4.1 Civitas akademika

Mahasiswa

Mahasiswa sebagai agen of change atau agen pembaru bukan agen politik

di kampus sehingga kehadiran mahasiswa sebagai pembawa dan pengawal

masyarakat untuk pembaharuan sangat dinantikan. Mahasiswa UNNES dalam

Page 82: BUDAYA POLITIK KAMPUS

melakukan politik kampus sangat rendah dan masih sederhana berbeda jauh

dengan kampus yang lain sehingga perkembangan mahasiswa akan kesadaran

berpolitik sangat sedikit untuk itu semua elemen berperan penting dalam

pendidikan politik yang terjadi di kampus sebagai bekal mahasiswa untuk

terjun kemasyarakat dan menyikapi keadaan relita politik yang terjadi saat ini.

Dosen

Dosen adalah sebagai pendidik dalam proses kedewasaan dan kesadaran

untuk mengembangan yang dimiliki serta memberikan fasilitas kepada

mahasiswa untuk kebebasan berkembang lebih mandiri dan berfikir ilmiah

serta rasional. Dosen di UNNES dalam mengikuti perkembangan politik

dengan mengadakan diskusi dan seminar tentang politik kotemporer dan masih

hangat untuk di perbincangkan. Para dosen berperan sebagai fasilitator

mahasiswa dalam mengembangkan budaya politik di kampus , yang akan

natinya dibawa kemana, apakah sesuai dengan ideolgi atau mempunyai arah

yang lain.

Karyawan

Karyawan adalah bagian dari sebuah elemen politik untuk mewarnai

kampus dalam menjalankan proses dinamika politik yang bersih, dan bebas

dari KKN. Mereka adalah seseorang yang mempunyai hak dan kewajiban yang

sama dalam politik, oleh karena itu karyawan mempunyai peranan dalam

politik sebagai fasilitator dalam mengembangkan budaya politik yang terjadi di

kampus.

4.2 Birokrat kampus

Page 83: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Rektor

Rektor adalah pimpinan tertinggi di Universitas sehingga

pemegang kebijakan dan keputusan ditentukan oleh rektor

sehingga rektor dapat menggunakan hak progratif dalam manilai

dan menentukan suatu kebijakan, rektor harus memperhatikan

kebijakan yang dapat menguntungkan Universitas serta

mahasiswa yang dijadikan objek di kampus.

Pembantu Rektor

Pembantu Rektor adalah seseorang yang membantu rektor

dalam melakukan aktivitas kegiatan di kampus sehingga

pembantu rektor melakukan aktivitas sesuai dengan bidang yang

dijabatnya. Oleh karena itu Pembantu Rektor harus pandai

memahami situasi dan kondisi serta keadaan UNNES dalam

mengembangkan kampus yang ideal sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

Pembantu rektor berperan sebagai fasilitas mahasiswa

dalam melakukan aktivitas kegiatan akademik mapun non

akademik dikampus oleh sebab itu pembantu rektor harus

memperhatikan kebutuhan dan aspirasi dari mahsiswa.

Tata Usaha

Tata Usaha adalah pelayanan administrasi mahasiswa

dalam menunjang aktivitas kegiatan yang ada di kampus,

sehingga Tata Usaha berperan dalam mensukseskan dan

Page 84: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mendukung mahasiswa melakukan kegiatan yang lebih

menonjol dan lebih menantang untuk dijadikan agenda dalam

kegiatan kampus.

Dekan

Dekan adalah pimpinan tertinggi pada fakultas sehingga

kebijakan dan keputusan yang menyangkut permasalahan yang

terjadi di fakultas ditentukan oleh dekan. Oleh karena itu dekan

saling mengkritisi dan saling memberikan masukan kepada

mahasiswa dalam melakukan kegiatan atau aktivitas di kampus.

4.3 Masyarakat

Elemen yang terakhir adalah masyarakat yang mempunyai

posisi untuk dilaksanakannya sebuah kebijakan yang diambil oleh

para elit politik maupun pejabat yang mempunyai kepentingan

untuk penyampaian sebuah tujuan yang diharapkan dalam

pengembangan sebuah intitusi yang dikembangkannnya.

Aspirasi mahasiswa.

1. Aspirasi terhadap kampus

Berdasarkan hasil penelitian mengenai aspirasi mahasiswa

terhadap kampus diperoleh; Pendapat wahyu mengatakan ; lambatnya

proses dinamika politik di kampus sehingga kurang ada tanggapan

Page 85: BUDAYA POLITIK KAMPUS

atau peran yang harus dimainkan masing-masing elemen politik

sehingga mahasiswa mencoba mengembangkan gagasan atau ide

pengembangan jaringan kamunikasi kampus dengan harapan atau

aspirasi positif yang diakomodir oleh mahasiswa sebagai tinjauan

untuk melaksanakan perubahan-perubahan positif dengan

mengedepankan nilai kebenaran dan keadilan secara universal

sehingga dapat diterima oleh semua umat. Saeful berpendapat bahwa

kehidupan politik masih sederhana sehingga perlu adanya sebuah

pemikiran-pemikiran baru, konsep-konsep baru dan sekaligus

kebijakan-kebijakan politik yang sesuai dengan aspirasi atau harapan

rakyat melalui pegembangan pendapat dan gagasan yang positif ,

normative, realities, dan rasional. Oleh karena, harapan mahasiswa

sebagai Agen of Change adalah harus mampu merubah dan

memberikan solusi dalam penyelesaian suatu masalah yang terjadi

pada rakyat. Pendapat Usep tentang kehidupan kampus adalah

penilaian objektif dalam menetukan politik yang dinamis dimana kita

harus tahu mana itu lawan atau musuh sehingga kita tidak

terperangkap oleh permainan politik. Harapan yang diperoleh yaitu

sebuah gagasan dan pemikiran yang rasional yang dapat diterima oleh

semua, semua rakyat, semua umat, serta sesuai dengan tujuan yang

diharapkan atau sesuai dengan kaidah yang ada. Oleh karena itu

aspirasi yang diharapkan adalah perlu adanya sebuah perubahan yang

positif dan rasional sehingga dapat diterima oleh semua. Pandangan

Page 86: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Siswanto mengenai kehidupan kampus yaitu keadaan yang perlu

adanya kesadaran dalam pendidikan politik sebagai langkah dalam

menghidupkan dinamika politik mahasiswa yang positif dan

mempunyai nilai lebih dimasyarakat. Oleh karena itu perlu adanya

sebuah gagasan atau ide dalam membangun kehidupan politik yang

sesuai dengan harapan dan tujuan yang diinggingkan bersama yang

meliputi kampus yang ideal dan independent dalam melaksanakan

kegiatan politik, memberikan kontribusi baik sebuah pemikiran atau

solusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Pendapat Hariyoto tentang kampus adalah masih perlu adanya sebuah

perbaikan system politik dengan di dukung oleh kesadaran dalam

pendidikan politik sebagai langkah menuju dinamika politik yang

dinamis melalui gagasan yang membangun kepentingan bersama

dengan melihat masing-masing tujuan yang ingin dicapai yaitu

membangun masyarakat yang adil dan demokratis dalam politik.

Dari pandangan dan pendapat informan diperoleh aspirasi dan

harapan yang diinginkan oleh mahasiswa adalah perlu adanya

perubahan yang positif dan rasional dan dapat diterima oleh semua

melalui perubahan ide atau gagasan baru, konsep-konsep baru, dan

kebijakan-kebijakan baru sebagai langkah menuju dinamika politik

yang dinamis sesuai dengan kebenaran dan keadilan universal atau

sesuai dengan kaidah yang ada dengan memetingkan kepentingan

umat dan rakyat.

Page 87: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Dan diperkuat dengan berdasarkan hasil poling jaringan

aspirasi “ UNNES apa adanya “ BEM UNNES 2004 diperoleh hasil

aspirasi mahasiswa terhadap kampus sebagai berikut :

a. Ketersediaan dan kualitas dosen di UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 139 orang menyatakan cukup, 237 orang menyatakan

kurang, 73 orang menyatakan kurang sekali, 28 orang

menyatakan tidak tahu, 17 orang menyatakan lainnya. Apabila

dilihat dan diperoleh hasil bahwa ketersediaan dan kualitas dosen

UNNES masih kurang dan belum memenuhi standar yang

diharapkan oleh Perguruan tinggi.

b. Aturan penilaian, cuti kuliah, dan pindah jurusan

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 14 orang menyatakan memuaskan, 211 orang

menyatakan kurang memuaskan, 84 orang menyatakan tidak

memuaskan, 159 orang menyatakan tidak tahu, 26 orang

menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa

aturan penilaian, cuti kuliah, dan pindah jurusan di UNNES

kurang memuaskan dan belum memenuhi standart yang

diharapkan oleh Perguruan tinggi.

c. Layanan dan sistem registrasi di UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 45 orang menyatakan memuaskan, 239 orang

Page 88: BUDAYA POLITIK KAMPUS

menyatakan kurang memuaskan, 159 orang menyatakan tidak

memuaskan, 15 orang menyatakan tidak tahu, 36 orang

menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa

layanan dan system registrasi di UNNES kurang memuaskan

dan belum memenuhi standar yang diharapkan oleh Perguruan

tinggi.

d. Ketersediaan sarana penunjang perkuliahan di UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 22 orang menyatakan sudah lengkap, 309 orang

menyatakan kurang lengkap, 127 orang menyatakan sangat

kurang lengkap, 12 orang menyatakan tidak tahu, 24 orang

menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa

ketersediaan sarana penunjang perkuliahan di UNNES kurang

lengkap dan belum memenuhi standar yang diharapkan oleh

Perguruan tinggi.

e. Transparasi pengangkatan pegawai dan karyawan UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 34 orang menyatakan cukup bagus, 128 orang

menyatakan kurang layak, 94 orang menyatakan ada kejanggalan,

214 orang menyatakan tidak tahu, 24 orang menyatakan lainnya.

Apabila dilihat dan diperoleh hasil bahwa transparasi

pengangkatan pegawai dan karyawan UNNES responden kurang

tahu dan adanya kejanggalan yang terjadi di Perguruan Tinggi.

Page 89: BUDAYA POLITIK KAMPUS

f. Informasi, layanan, dan penghargaan mahasiswa prestasi

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 100 orang menyatakan bagus, 195 orang menyatakan

kurang, 84 orang menyatakan sangat kurang, 105 orang

menyatakan tidak tahu, 10 orang menyatakan lainnya. Apabila

dilihat dan diperoleh hasil bahwa informasi, layanan, dan

penghargaan mahasiswa prestasi di UNNES kurang dan belum

memenuhi standar yang diharapkan oleh Perguruan tinggi.

g. Pelayanan dan proporsionalitas beasiswa dan dana setia kawan

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 51 orang menyatakan bagus, 200 orang menyatakan

kurang, 121 orang menyatakan adanya kejanggalan, 100 orang

menyatakan tidak tahu, 22 orang menyatakan lainnya. Apabila

dilihat dan diperoleh hasil bahwa pelayanan dan proporsionalitas

beasiswa dan dana setia kawan di UNNES masih kurang dan

belum memenuhi standar yang diharapkan oleh Perguruan tinggi.

h. Sarana telekomunikasi dan informasi di sekitar UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 34 orang menyatakan baik, 269 orang menyatakan

kurang, 145 orang menyatakan kurang sekali, 22 orang

menyatakan tidak tahu, 24 orang menyatakan lainnya. Apabila

Page 90: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dilihat dan diperoleh hasil bahwa sarana telekomunikasi dan

informasi di UNNES masih kurang dan belum memenuhi standar

yang diharapkan oleh Perguruan tinggi.

i. Transparansi kebijakan birokrasi UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 27 orang menyatakan bagus, 175 orang menyatakan

kurang, 102 orang menyatakan ada kejanggalan, 169 orang

menyatakan tidak tahu, 21 orang menyatakan lainnya. Apabila

dilihat dan diperoleh hasil bahwa transparasi kebijakan birokrasi

UNNES masih kurang dan ada kejangglan di Perguruan tinggi.

j. Sikap karyawan dan birokrat UNNES

Berdasarkan hasil poling dalam kategori prosentase

diperoleh; 51 orang menyatakan merakyat dan punya semangat

pelayanan, 83 orang menyatakan elitis dan berjiwa priyayi, 139

orang menyatakan sok tahu, 95 orang menyatakan tidak tahu,

126orang menyatakan lainnya. Apabila dilihat dan diperoleh hasil

bahwa sikap karyawan dan birokrat UNNES adalah sok tahu

dan tak acuh terhadap mahasiswa.

k. Pernyataan sikap atas permasalahan yang terjadi di UNNES

Pernyataan sikap atas permasalahan yang terjadi di UNNES

sebagai berikut :

Page 91: BUDAYA POLITIK KAMPUS

- Menuntut perbaikan kinerja birokrat UNNES menuju good and

clean governance guna membangun UNNES yang bermasa

depan. Hal ini diwujudkan pada poin-poin sebagai berikut :

a. Peningkatan transparansi dan informatifnya kebijakan.

Kebijakan yang diambil selama ini seakan-akan hanya

menguntungkan kepentingan sekelompok orang.

Kepentingan membangun UNNES seutuhnya dengan cara

terbaik adalah pilihan satu-satunya. Sehingga tranparansi

dan informatifnya kebijakan adalah hal yang harus

direalisasikan.

b. Peningkatan mutu kebijakan kemahasiswaan. Intervensi

dan arogansi kebijakan rektorat terhadap lembaga

kemahasiswaan harus ditiadakan. Jangan menggunakan

dalih ” kebersamaan” dan “keberaturan” untuk merusak

kedinamisan gerak kemahasiswaan yang telah tercipta.

c. Peningkatan pengembangan UNNES ke depan yang

terarah ( meliputi perencaan sampai evaluasi ). Kebijakan

pengembangan (khusunya gedung) mencerminkan

pembangunan yang tidak terencana dan menghambur-

hamburkan dana yang ada. Hal yang menjadi kebutuhan

malah tidak diperhatikan.

Page 92: BUDAYA POLITIK KAMPUS

- Menuntut peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam

perumusan dan pelaksanaan arah kebijakan pengembangan

UNNES baik secara langsung maupun tidak langsung.

- Mengajak segenap civitas akademika UNNES dan warga

UNNES seluruhnya untuk memberikan yang terbaik bagi

kemajuan dan masa depan kampus UNNES tercinta.

2. Aspirasi terhadap budaya politik

Menurut pendapat wahyu aspirasi yang saya harapkan adalah

terciptanya kampus ideal dan melakukan kegiatan pendidikan tanpa

ada suatu tekanan dan melakukan kegiatan politik sesuai dengan

kebebasan mimbar akademik. Menurut pendapat saeful adalah saya

mengingkan kampus netral dan bersih dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme, serta akan melakukan sebuah solusi perubahan untuk

menjalankan misi dan visi saya dalam melakukan politik kampus.

Menurut pendapat usep adalah saya menginginkan aspirasi

mahasiswa sebagai pertimbagngan dalam menentukan kebijakan

sebagai langkah untuk memberikan kebebasan demokrasi politik di

kampus. Menurut siswanto adalah saya megingkan adanya sebuah

perubahan yang positif di kampus untuk menata pelaksanaan

kebebasan demokrasi kampus. Menurut hariyoto adalah saya

menginginkan adanya kebebasan penyampaian pendapat politik dan

kebebasan dalam mengkritisi kebijakan tanpa deskriminasi dari

birokrat atau pemerintah.

Page 93: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Aspirasi mahasiswa terhadap kehidupan politik adalah

mewujudkan budaya politik yang bebas dan bersih dari Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme yang sudah menjadi akar budaya bangsa

Indonesia. Oleh karena itu mahasiswa di tuntut untuk mengawal dan

memberikan perubahan yang positif dalam mengedepankan

kepentingan rakyat dengan berfikir rasional dan ilmiah dalam

mewujudkan sebuah negara yang bersih dan bebas dari kegiatan

politik praktis.

Diberikan kebebasan untuk berpolitik tanpa adanya suatu

bentuk intimidasi dalam melakukan politik sehingga mahasiswa dapat

berkembang dalam kedewasaan berpolitik sesuai dengan tuntutan dan

harapan rakyat. Hal tersebut dapat dilaksanakan apabila kerjasama

dari berbagai elemen untuk menjalankan politik sesuai dengan aturan

dan wewenang yang sudah berlaku berdasarkan peruturan-peraturan

kehidupan berpolitik negara sebagai acuan dalam melakukan kegiatan

politik.

2. Realita aspirasi politik di UNNES

Raelita aspirasi politik menurut wahyu: sangat minim sekali,

lebih cenderung mereka tidak berfikir denga hal tersebut, menurut

saeful; masih kurang menurut saya, hanya bebrapa mahasiswa saja

yang sangat inten ikut berpartisipasi aktif dalam rangka

pengembangan politik kampus, menurut usep; realita saat ini masih

Page 94: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kurang misalkan pemilihan presiden dari enam belas ribuy mahasiswa

hanya berapa tiga ribu lima ratus atau empat ribu mahasiswa, itu

tanda aspirasi masih kurang. Pendapat menurut non aktifis; saya

kurang tahu tentang masalah organisasi dan saya tidak ikut organisasi

sehingga sama sekali tidak mengerti hal tersebut kalaupun ada

mungkin saya tidak mengikuti perkembangan politik dikampus.

Pelaksanaan kegiatan politik di UNNES masih sederhana dan

masih memerlukan proses panjang dalam membentuk budaya politik

kampus yang dinamis, bebas dan bersih dari KKN, sehingga

diperlukan sebuah kesadaran tentang pentinggnya pendidikan politik

bagi mahasiswa untuk itu perlu kerjasama dalam mewujudkan

kehidupan budaya politik kampus yang sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang sudah ada dalam kehidupan berpolitik negara yaitu

kebebasan akademik dan mimbar akademik.

Realita tersebut dapat dilihat dari pelaksanan pemilihan

presiden mahasiswa yang diselenggarakan setiap tahun, keadaan

mahasiswa yang kurang aktif, apatis, dan acuh tak acuh atau tidak

mau tahu tentang keadaan dan relita politik di kampus, dan mayoritas

mereka hanya melakukan kuliah tanpa mengikuti kegiatan kampus

Tabel. 1. HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK

KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

Page 95: BUDAYA POLITIK KAMPUS

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

INFORMAN PENELITIAN N

O

BIDANG

PENELITIAN WAHYU

SAEFU

L

USEP SISWA

NTO

HARI

YOTO 1. Budaya politik

(Keterlibatan,

Penolakan,

Penilaian

terhadap

politik)

Hanya terlibat di

aktivitas politik

kampus dalam

bidang agama.

Unsur manfaat

kebijakan dalam

sistem. Gerakan

dalam skala

kegiatan yang lebih

sederhana

Terlibat dalam

menanamkan

kebebasan aktivitas

politik. Mengkritisi

kebijakan birokrat

yang tidak memihak

mahasiswa.

Mahasiswa adem

ayem, tentrem, dan

partisispasi politik

yang rendah

Terlibat dalam

menanamkan diri

dalam berbagai

situasi. Penolakan

secara frontal,

dilakukan dialog

dan diskusi dalam

penolakan. Dilihat

dari penguasa,

mahasiswa

Terlibat dalam

upaya membantu

rakyat dan wadah

berpolitik.

Penolakan

apabila tidak

sesuai dengan

realita. Dari

sudut pandang

birokrat,

mahasiswa,

media digunakan

Terlibat dalam

upaya

membrikan

warna politik.

Tidak bisa

menangapi lebih

jauh. Kurang

dinamis dan

masih stagnan

2. Kehidupan

politik (Sistem

politik

a. Sejarah masa

orde baru

b. Sejarah

politik

c. Lokasi

d. Kekuasaan

e. Aturan

f. Wewenang

g. Negara

- Proses input

Belum begitu

paham mengenai

asumsi itu dan

belum mengecek

dan hanya bisa

merasakan hal

tersebut

Sebagai

pewarnaaan dalam

kehidupan politik

Pengaruh dilihat

dari sosialisasi dan

pola pemikiran

mereka

Kekuasaan

mempunyai

kekuatan real dan

untuk mengarahkan

roda perubahan.

Dikotomi

organisasi dan

pemebatasan

pergerakan politik

Berperan sebagi

power kontrol

dalam kebijakan

Berpengaruh

terhadap kosolidasi

bem sebagai

gerakan

mahasiswa,

aspiarasi rakyat

Mencoba untuk

Bila terjadi

mengecewakan

kerena kampus

sebagai lembaga

independen dalam

mengkritis orang

yang berkuasa.

Partisipasi aktif

dalam politik rendah

dan bergerak tidak

dinamis

Lokasi berpengaruh

pada gerakan,

pegembangan

politik kampus.

Kekuasaan

berpengaruh dalam

kebijakan sebuah

keputusan

Kontitusi jauh dari

ideal

Berdasarkan kontitsi

dan patuh terhadap

hasil kongres.

Berpengaruh

terhadap kebebasan

berpendapat untuk

mengkritisi

kebijakan

Mencoba

Tidak banyak tahu,

karena semua pns

harus masuk ke

golkar sehingga

kebijakan

diperoleh dari

golkar

Tiga bagian ;

penguasa,

mahasiswa,

masyarakat

Berpengaruh,

politik di unnes

ketinggalan jauh

dengan pt lain.

Politik adalah

kekuasaan , politik

yaitu

mempertahankan

kekuasaan

Jelas, dilandasi

ilmiah dan sesuai

dengan kampus

wewenang

berdasarkan aturan

lembaga kampus

Berpengaruh

terhadap

pergerakan

mahasiswa dalam

politik

Tiga gerbong;

Kurang begitu

tahu tetapi wajar

karena orde baru

menetapkan

kebijakan

pegawai masuk

golkar

Tidak jauh dari

kampus lain dan

dimobilisasi oleh

kepentingan

Berpengarauh

terhadap

perkembangan

politik

Kekuasaan

otoriter dapat

mempengaruhi

kebijakan politik

Jauh dari ideal ,

dinamika

konngres kurang

berjalan

Wewenang

sesuai kontitusi

dan kebersamaan

Berpengaruh

terhadap

kebebasan

akademik dan

berpendapat

Melalui diskusi,

Dilihat dari

kekebasan

ekspresi dan

ilmiah itu tidak

benar karena

kampus harus

steril

Tidak jauh dari

sebelumnya

penuh intrik dan

perebutan posisi

Perbedaan antara

letak kota

dengan diluar

kota.

Kebijakan

terpengaruh oleh

penguasa.

Sudah jelas dan

belum berjalan

spenuhnya

Pers untuk

mengkritik

kebijakan

Berpengaruh

terhadap

kebebasan

beraspirasi

Melalui media

Page 96: BUDAYA POLITIK KAMPUS

a. tuntutan

b. Pengamatan

c. Partai politik

d. Kelompok

kepentingan

e. Alat

komunikasi

- Proses out

put

a. Undang2

politik

b. Badan

Legislative

c. Badan

Eksekutif

d. Badan

peradilan

- diri sendiri

a. hak politik

b. kewajiban

politik

mengasah

ketajaman dalam

berplitik

Melalui kondisi

kegiatan berpolitik

Sebagai warga

bernegara dapat

menyalurkan

aspirasi lewat

partai

Kepentingan poltik

dakwah

Akses kedepan alat

komunikasi politik

diperlukan

Hanya menkontrol

hasil kebijakan-

kebijakan.

Pasif, terjadi

ketimpangan dalam

fungsinya dan

structural masih

tetap sama

Masih mandul, dan

apabila berjalan

sesuai penempatan

diri sebagai fungsi

itu baik

Belum ada dan

penting dalam

mentasi konflik

Sebatas

meggunakan hak

pilih di kampus.

Amanah visi

mahasiswa dan

melakukan

pendidikan politik.

meyelipkan misi

mengarah

kedewasaan

berpolitik

Melalui diskusi,

tukar informasi

Memimpin lembaga

mahasiswa harus

netral

Politik pasti ada

kepentingan.

Komunikasi sebagi

penopang tertinggi.

Patuh pada kontitusi

kelembagaan

mahasiswa

Kurang menonjol

dalam

mengakomodir

aspirasi dan konsep

kontitusi

Kurang, Berjalan

kuat apabila

dijalankan sesuai

funsinya sebagai

eksekutif body.

Belum ada dan

penting apabila ada

badan tersebut

Menggunakan hak

politik secara

maksimal

Menggunakan

kewajiban politik

secara optimal

lembaga,

mahasiswa, dan

birokrat

Pilar demokrasi

kampus ; media,

lemabaga, birokrat

Orang politikus,

sebagai simpatik

partai

Politik mempunyai

kepentingan

perlu dan efektif

dalam komunikasi

Patuh dan sesuai

dengan aturan

konggres

mahasiswa

Tidak berjalan dan

masih stagnan,

belum memiliki

kinerja yang jelas

Sedikit mengalami

perkembangan

tetapi mulai

berjalan baik

Sangat dinantikan

badan peradilan

tersebut

Menggunakan hak

olitik dengan baik

dan teratur

Melaksanakan

kewajiban penuh

kesadaran dan

tanggung jawab

hubungan kerja,

menggunakan

media

Pandangan

politik di kampus

dan ideologi

Tidak terlibat

karena

mahasiswa itu

netral

Kepentingan

secara universal

Komunikasi pers

sangat diperlukan

dalam informasi

Sesuai dengan

kontitusi berlaku

Mereka

mengalami

kemunduran

Banyak

dilakukan tetapi

advokasi belum

berjalan baik

Diperlukan

sebagai peradilan

pelanggaran

Menggunakan

hak politik sebaik

mungkin

Menjalankan

sepenuh hati dan

kaidah kebenaran

pers

Melalui kaca

mata pers dengan

data real

Tidak terlibat

karena ikut pers

dan harus netral

Kepentingan

ideology mereka

Komunikasi pers

sangat penting

Hanya formalitas

dan pelaksaan

nol

Mereka

memprihatinkan

Kurang, masih

menggalng

kekuatan dan

melakukan aksi

Sangat

diperlukan

Tidak

menggunakan

hak politik

Tidak melakukan

apapun

3. Pendidikan

politik

Penyelengaraan

a. Bahan

bacaan

b. Publikasi

masa

c. Media

Referensi referensi

pendidikan politik

dan buku politik

islam

Merupakan alat

komunikasi massa

dan sangat efektif

Melihat kegunaan

dan kapasistas

penggunaan media

dalam politik

Bacaan tentang

kemerdekaan dan

kebeasan tentang

berpolitik

Publikasi massa

penting dalam

kehidupan politik

Media dipergunakan

dalam

pengembangan

pendidikan politik.

Referensi politik

kotemporer dan

berita pergerakan

politik

Alat

pengembangan

informasi

Melihat manfaat

media, kegunaan

dan fungsinya

media tersebut

Referensi

referensi yang

posistif dalam

politik

Mengikuti

perkembangan

politik

Belum digunakan

karena fasilitas

minim

Referensi

kehidupan

politik dan berita

politik

Sebagai wacana

perang dinamika

politik

Belum banyak

digunakan

Page 97: BUDAYA POLITIK KAMPUS

d. Penyelengga

ra

e. Lembaga

masyarakat

f. Lembaga

formal

g. Lembaga

non formal

- Pertemuan

kepentingan

a. Pandangan

b. Kepentingan

c. Gagasan

- Agresi

kepentingan

a. Aspirasi

b. Pendapat

c. Kesadaran

Kepemimpinan

a. Kesadaran

b. Kebulatan

tekat

c. Ketetapan

jiwa

d. Keyakinan

e. Kreatif

Diselenggarakan

oleh banyak

elemen dalam

pendidikan politik.

Terlibat sebagai

proses timbal balik

antara masyarakt

dengan mahasiswa

Terlibat dalam satu

bagian kehidupan

politik sebagai

sentralistik politik

Terlibat dalam

pemberian

keuntungan

pendidikan politik

Dinamika politik

kurang ada respon

perlu ada

pewarnaan wacana

pendidikan politik

Sebagai power of

kontrol

Gagasan yang

menguntungkan

dan evaluasi diri

Masih minim dan

tidak mau tahu ,

keegoisan seorang

mementingkan diri

Biasa, dinamika

konflik terjadi di

internal yang tidak

bermanfaat.

Dalam proses, dan

perlu adanya

perubahan

Pemimpin sebagai

top figure maka

kesadaran

politiknya tinggi

Kebulatan yang

positif dan

perubahan positif

Sikap Ketegasan

dan kedepan untuk

kebaikan bersama

Keyakinan pada

kebenaran

Inovasi-inovasi

dalam membrikan

jalan keluar

Diselenggrakan oleh

pemerintah, lembg

masyarakat, dan

para ahli politik

Lembaga

masyarakat terlibat

dalam pencapaian

kedewasaan politik

Lembaga formal

terlibat dalam

mewujudkan

demokrasi

Lembaga non

formal, lsm-lsm

terlibat dalam

pendidikan politik

Masih sederhana,

perlu adanya

konsep, pemikran

dan kebijakan baru

berpolitik.

Strategi dalam

menyikapi politik

Bersifat umum dan

universal untuk

kebenaran positif

Masih sederhana

dan mahasiswa

dituntut dapat

merubah politik.

Minimnya dalam

berpolitik dengan

bukti pasifnya

pemilu presma

Mulai berkembang

dalam kesdaran

berpolitik

Kesadaran berpolitik

wajib dan harus

sebagai contoh

kepada bawahan.

Kebulatan

bertanggung jawab

dan berkorban.

Ketegasan dalam

menentukan

keputusan

Keyakinan universal

dan yang utuh dalam

dasar-dasar

kehidupan

Kreatif dalam

melihat kondoisi ,

posisi dan situasi

yang ada .

Semua, penguasa,

birokrat, pejabat ,

mahasiswa, ormas

lembaga politik

Terlibat sebagai

peneyelenggara

dan mendesaian

politik

Terlibat sebatas

memeberikan

pendidikan dan

pembelajaran

Sama dengan

formal

Dinamika politik

belum dinamis dan

perlu perubahan

konsep dan

kebijakan

Kepentingan untuk

rakyat

Gagasan yang

rasional dan positif

serta alamiah

Pasif dan belum

aktif dalam

menggunakan

aspirasi

Masih pasif dan

perlu adanya

kesadaran politik

Tahap berkembang

dan masih perlu

sosialisasi

Kesadaran dalam

konsep berpolitik

untuk rakyat dan

bernegara

Kebulatan hakiki,

melalui kebenaran

dan kebaikan

Berprinsip dan

berwibawa

Keyakinan pada

kemampuan yang

dimilki

Kreatif dalam

menetukan

gagasan untuk

maju

Pihak-pihak yang

bergerak di

pendidikan

politik

Jelas terlibat,

secara tidak

langsung

Tanggung jawab

dan mewujudkan

demokrasi

Terlibat dalam

pelatihan

pendidikan

politik

Kurang dinamis

dan perlu konsep,

kebijakan dan

pemikiran baru

Kepentingan

melalui diskusi

Gagasan yang

membangun dan

tujuan bersama

Masih kurang

dan partisipasi

pasif dalam

politik

Belum banyak

berkembang

Digulirkannya

kesadaran

berpolitik

Kesadaran

dengan konsep

berpolitik yang

matang

Kebulatan

berkorban dan

tanggung resiko

Ketetapan dalam

ketegasan dan

disiplin

Keyakinan

terhadap diri

sendiri , percaya

diri

Kreatif dalam

memberikan

solusi atau

gagasan

Semua pihak

yang terkait di

pendidikan

politik

Jelas terlibat

Terlibat secara

tidak langsung

Sama dengan

formal

Politik stagnan

dan kurang

dinamis

Kepentingan

aspirasi rakyat

Sesuai dengan

aturan main dan

kreatifitas berita

Terakomodasi

dan masih sedikit

Stagnan dan

belum

berkembang

Sebagaian kecil,

yang lain ikut-

ikutan

Kesadaran

dengan aturan

main dan konsep

berpolitik

Kebulatan sesuai

kebenaran

Mempunyai

prinsip , tidak

terpengaruh

Keyakinan pada

diri sendiri

Kreatif dalam

mengembangkan

ide-ide

Page 98: BUDAYA POLITIK KAMPUS

f. Keberanian

- Komunikasi

politik

a. Informasi

b. Perekrutan

c. Partispasi

Keberanian, tekat

menyampikan

kebenaran

Melalui media

tulis, gambar, dan

media visual

Proses kaderisasi,

dan mengadakan

penerimaan

Menagakomodir

dan menyampiakan

isu-isu politik

Keberanian untuk

tidak merugikan

orang lain.

Melalui media tulis,

gambar dan media

visual.

Mengunakan hak

preogratif seorang

pemimpin.

Menggunakan hak

suara dan hak politik

secar maksimal.

Keberanian sesuai

kepentingan dan

kebaikan

Bermacam cara

mendapatkan

informasi politik

Memberikan

peluang mereka

untuk gabung

Menggunakan hak

politik sesuai

aturan

Keberanian

berdasar situasi

dan kondisi

Melalui media

informasi

Menggunakan

ajakan dan

himbauan

Mengikuti

kegiatan yang

ada di kampus

Keberanian

berdasar hati

nurani

Melalui diskusi

dan media pers

Belum pernah

melakukan

Menempati

posisi stategis

4. Organisasi

- Hubungan /

keterkaitan

a. Mhs dgn

lembaga

kampus

b. Siapa yang

terkait dalam

lembaga

politik

c. Lembaga

intra dan

ekstra

d. Lembaga

mahasiswa

dengan

rektorat

e. Lembaga

mahasiswa

dengan

dekanat

f. mahasiswa

dengan

dosen.

- Burgaining

a. Mahasiswa-

mahasiswa

b. Mahasiswa

dengan

lembaga

kampus

c. Lembaga

mahasiswa

dengan

pemerintah

d. Lembaga

mahasiswa

dengan

partai politik

Hubungan informal

dan structural serat

harmonis antara

kedua lemabaga

Seluruh elemen

yang ada dalam

lemabaga politik.

Hubungan

kerjasama dan

forum diskusi

bersama

Mencoba

membangun

kerjasama dan

komunikasi

harmonis

Mencoba

kerjasama yang

baik

Saling berdikusi

dan bersilaturahmi

Posisi sama tetapi

aktivis mempunyai

nilai plus

Menilai kontribusi

lembaga tersebut,

terhadap individu

yang dipimpin

Di atas dan

merepresi kebijakan

pemerintah

Satu elemen

mengarah satu

tujuan, timbal balik

dan mensinergikan

sebagai kekuatan

Sangat erat tatapi

mahasiswa yang

studi oriented adaha

rugi.

Tanggung jawab

bersama, dan

sebagai wadah

dalam berpolitik

Saling mengisi dan

melengkapai dan

bergerak di bidang

kemahasiswaan

Saling memberikan

masukan dan kritrik

dalam kebijakan

politik.

Saling memebrikan

usul dan saran dari

aspirasi mahasiswa

Mahasiswa dapat

memposisikan diri

terhadap dosen,

karyawan kampus.

Aktivis mempunyai

nilai plus dan lebih

dalam organisasi.

Harus mempuyai

posisi tawar

terhadap lemabga

mahasiswa

Mempunyai posisi

tawar yang jelas dan

mengkrisi kebijakan

pemerintah.

Harus jelas dan

mengontrol,

memantau partai

politik dalam

aspirasi dan

Berhubungan

karena lembaga

adalah wadah

mahasiswa

Pemimpin, staf ,

anggota lembaga

politik

Memberikan

bantuan dan

dukungan untuk

persatuan

Memberikan

kontrol dan

memberikan

aspirasi politik

- memberikan

Aspirasi dan

masukan politik

Melihat situasi dan

kondisi

penempatan

mahasiswa

Sesama mahasiswa

tidak punya posisi

tawar

Bagus, dalam

mengkritis

kebijakan yang

bersebrangan

Di atas karena

presiden takut pada

mahasiswa

Kuat dalam

melakukan

konspirasi politik

dan menyataukan

aspirasi rakyat

Seperti mata

uang logam yang

salaing berkaitan

Semua civitas

akademika dan

elemen lembaga

politik

Saling memberi

aspirasi dan

bantuan dibidang

kemahasiswaan

Memcoba

menjalin

kerjasama sama

dengan rektorat

Sama dengan

rektorat

Aktivis

menempatkan

diri terhadap

semua dosen

Punya posisi dan

nilai lebih

terhadap lainnya

Kelayakan

terhadap nilai

mahasiswa

Posisi yang tetap

dan sebagai

kontrol

pemerintah

posisi yang jelas

terhadap partai

sebagai kekuatan

politik

Saling mengisi

satu dengan yang

lain

Elemen-elemen

lembaga politik

Saling memberi

dukungan

Memcoba

dengan skoci

dalam membuat

identitas

Sama dengan

rektorat

Punya pengaruh

dalm posisi

tawar

Aktivis punya

nilai lebih

Punya posisi

yang layak

Disegani karena

keberaniannya

Saling menegur

dan

mengingatkan

Page 99: BUDAYA POLITIK KAMPUS

e. Lembaga

mahasiswa

dengan

organisasi

masyarakat.

- Kontrol

sosial

a. Cara kontrol

masyarakat

b. Kontrol

masyarakat

- Pengabdi

masyarakat

a. Pengabdi

b. Pelayan

politik

Bagaiman

kontribusi

masyarakat

terhadap

mahasiswa

Terlibat langsung

di masyarakat,

serta melakukan

penelitian dan

pengenalan .

Mengarahkan,

dapat berperilaku

beradab dan negara

berdaulat

Komunitas kecil

dan bagian dari

rakyat kerena

independenya dan

intelektualnya.

Proses advokasi

kepada masyarakat

dalam

penyampaian

aspirasi

kebijakan partai.

Hubungan saling

menguntungkan

dalam

pengembangan

politik

Melihat keadaan

real yang terjadi

dimasyarakt dan

aspiarsi masyarakat.

Dapat menjadi

warga yang baik dan

sadar hokum .

Karena mahasiswa

adalah rakyat yang

memepunyai nilai

lebih.

Mengawal

masyarakat

memberikan

aspiarsi.

Cikal bakal

organisasi

masyarakat dan

lahirnya generasi

baru

Melihat kebijakan,

relita masyarakt,

kondisi masyarakat

Mahasiswa adalah

aspirasi dari rakyat

Karena mahasiswa

adalah bagian dari

masyarakat

Mengadakan

presser pada

kebijakan yang

merugikan rakyat

Saling terkait

karena

mahasiswa terjun

ke masyarakat

Membuat

jaringan aspiarsi

rakyat atau

koalisi rakyat

Mengawal

masyarakat

dalam aspirasi

Mahasiswa

adalah bagian

dari rakyat

Kegiatan dan

berfikir maju

serta aspirasi

untuk rakyat

Lembaga

intelektual dan

nilai plus serta

berkaitan

Memberikan

pencerahan dan

mengadakan

diskusi

Tidak perlu

hanya diberi

pencerahan

Karena kita

terjun ke

masyarakat

Mensosilisasikan

ilmu dan

mendampingi

masyaraka

5. Dimensi

gerakan

- Angkatan

muda

a. Arti

b. Kegiatan

angkatan

muda

- Angkatan

intelektual

a. Arti

b. Harapan

angkatan

intelektual

Mahasiswa adalah

harapan besar

melakukan

perubahan

Meningkatkan

potensi ,

melakukan

evaluasi,

mengarahkan

masayarakat

Secara akademik

dan kompensasi

lebih kedepan

Gerakan monitor,

melakukan

perubahan fisik dan

non fisik

Masih muda dan

pemikiran muda

Memposisikan

negara sebagai alat

keadilan dan

persatuan.

Secara akademik

dan intelektual

mahasiswa lebih

mumpuni.

Aman dan berkiprah

secara maksimal

dalam demokrasi

dan berpolitik.

Keadaan fisik dan,

pengalaman muda

Melakukan kotrol

terhadap

pelaksanan

kebijakan politik

Cara berfikir

rasional dan ilmiah

dalam kegiatan

Melakukan

kebebasan

demokrasi dan

berpolitik

Pemikiran dan

pengalaman

muda

Membrikan

wacana dan

warna dalam

berpolitik

Belajar di

perguruan tinggi

secara ilmiah dan

rasional

Menyumbah

pemikiran

rasional dan

ilmiah

Dari usia muda,

pengalaman

muda

Melakukan

pembaharuan

dilandaskan

analisi rakyat

Berkecimpung di

dunia ilmu

pengetahuan

melakukan

pemabaharuan

dan demokrasi

6. Karakteristik

gerakan

- Spontanitas

a. Arti

b. Mendorong

spontanitas

Gerakan yang

bermisi dalam

proses perubahan

Melihat kondisi

temporal dan

iraksional rakyakat

Mahasiswa

berpolitik tidak

berfikir terlalu lama

apabila rakyat

tertindas.

Wujud kepedulian

terhadap kehidupan

politik

Pola piker mereka

paktis dan strategis

Melihat kondisi

rakyat yang

tertindas

Tidak berfikir

jauh dalam

melihat relita

politik

Melihat relita

politik yang

terjadi

Mengkritisi

dengan

spontanitas

Idealismen

mahasiswa

dalam politik

Page 100: BUDAYA POLITIK KAMPUS

- Non structural

a. Pola gerakan

non structural

- Bukan agen

politik

a. Arti bukan

agen politik

- Jaringan yang

luas

a. Jaringan yang

dibangun

mahasiswa

b. Pengeloalaan

jaringan

mahasiswa

Belum melihat hal

tersebut

Mahasiswa adalah

egen perubah dan

agen golobal.

Jaringan yang

memasyarakat dan

jaringan

komunikasi tujuan

reformasi

Jaringan masa

bersifat pragmatis

dan bersifat

permanent

Dalam rangka

mewujudkan negara

demokratis , dinamis

dan religius.

Memeposisikan

sebagai

profesionalisme

dalam politik.

Jaringan yang

posistif dan

berkembang.

Melalui strategi dan

konsep pergerakan

dalam satu kesatuan.

Sebagai wahana

persatuan dan

kesatuan untuk

pergerakan

Mempunyai posisi

profesinalime dan

idealisme

Jaringan

pergerakan

mahasiswa

Membuat pos-pos

kesatuan dan

membrikan strategi

dan konsep politik

Dalam

membagun

jaringan gerkan

mahasiswa

Bersifat

independen dan

netral

Membangun

jaringan

pergerakan

politik

Pegerakan

dengan strategi

dan konsep

pergerakan

dalam satu tujuan

Semacam

lembag skoci dan

komunitas

tertentu

Mempunyai

posisi ganda dan

idealisme

Membangun

kekuatan dan

memberikan

tekanan kepada

pemerintah

Gerakan murni

dengan

pengelompokan

7. Kekuatan

gerakan

- Kemampuan

perubahan

a. Potensi

mahasiswa

- Mengkritis

aspiarsi

a. Mengkritisi

b. Perlakuan

- Sosialisasi

pers

a. Sosilisasi

b. Efektifitas

-Gerakan rakyat

- Dampak

perubahan

a. Harapan.

b. Pengaruh

- Pengelolaan

gerakan

a. Harapan

Kemamapuan

perubahan karena

agen perubahan

Kemampuan

membela

kebenaran dan

sesuai kontitusi

Mengkritisi

aspirasi yang

positif

Membandingkan

kelayakan dan

mengedepankan

kebenaran

Pers liris dan media

tulis serta media

gambar

Efektif dan

dikondisikan

dengan baik

Mahasiswa adalah

bagian rakyat

Perubahan yang

posistif dan

perbaikan kinerja

pemerintahan

Melihat kondisi

yang ada.

Memberikan

aspirasi dan

pewarnaan

dinamika politik

Merupakan agen

perubah dan

pembaharu dalam

kehidupan politik.

Dinamis, mengah

kedepan dan

perubahan positif.

Perlu dilakukan

kerena mahasiswa

adalah objek politik.

Sesuai dengan relita

yang terjadi

dikampus.

Wahana yang tepet

untuk sosialisasi.

Pers adalah media

untuk informasi dan

pendidikan politik

Mahasiswa adalah

bagian dari rakyat

Perubahan yang

dinamis, perubahan

kebenaran, berpihak

kepada rakyat.

Independen dan

dapat mengelola

sendiri.

Kebebasan gerakan

mahasiswa dalam

mengkritisi

kebijakan

Kemampuan

perubahan apabila

digunakan sebaik

mungkin

Perubahan yang

positif dan menuju

kemajuan

Keharusan yang

digunakan dalam

menilai kebijakan

Memenuhi aspirasi

yang bermanfaat

dan reliata

Sosilisasi pers

melalui seminar

dan diskusi

Efektif

pengembangan

politik

Mahasiswa adalah

rakyat

Perubahan yang

signifikan melalui

ketenagan dan

aman

Dipengaruhi oleh

klolusi, korupsi

dan nepotisme

Dinamika baik dan

lembaga yang

independen

Kemampuan

agen of change

dari untuk rakyat

Perubahan

mengarah positif

Memberikan

wacana

kebijakan politik

Mengkritisi yang

tidak sesuai

realita

Sosialisasi

media visual dan

non visual

Efektif dalam

informasi

Menyampaikan

aspirasi rakyat

Keadilan dan

menjunjung

tinggi demokrasi

Kurang

berpengaruh

krena independen

Kebebasan

menyampiakan

aspirasi

Kemampuan

signifikan kala

semua elem

bersatu

Kemampuan

didasari hati

nurani

Secara jernih dan

objektif dalam

aspirasi

Memenuhi

segala aspirasi

yang bermanfaat

Membuka publik

dialog dalam

pers

Efektif dalam

memberikan

pengetahuan

Membela rakyat

dan bagian

rakyat

Politik mapan

dengan

mengedepankan

rakyat

Dipengaruhi oleh

politik yang ada

Dinamika yang

sehat, sinergis

dan lembag yang

bersih

Page 101: BUDAYA POLITIK KAMPUS

- Penghubung

rakyat

a. Arti

b. Kehendak

Mahasiswa

menyuarakan suara

rakyat

Mengedepankan

dan

memperjuangankan

perubahan yang

posistif

Dikaruniai

intelektual dan

keberanian.

Kesatuan dan

persatuan dan

memandang

Indonesia lebih baik.

Ketika bersuara

atas realita nama

rakyat

Rakyat mendapat

perhatian yang

lebih

Menyampaikan

aspiarsi rakyat

pelaku politik

memeperhatikan

rakyat kecil

Ketika bersuara

atas realita nama

rakyat

Rakyat mendapat

perhatian yang

lebih baik

8. Faktor

penghambat (

memperketat

absensi,

merepresi nilai,

perjanjian,

merepresi

psikologi,

pemecatan

status

tidak berpengaruh,

harus objektif dan

independensi

mahasiswa dengan

dosen, belum ada,

memepersulit ijin

dan memberiakan

aturan kuliah,

belum melihat

aktivis tidak

menghiraukan

absensi tetapai

mengunakan strategi

yang terokomodir,

Belum ada tetai

kalau ada kita bantu

dengan advokasi,

Kotrak kuliah tetapi

haraus pinter

memutar otak,

Belum ada, tetapai

kalau ada kita Bantu

dengan advokasi,

Belum ada, tetapai

kalau ada kita preser

birokrat.

Tidak terhambat

dan mempunyai

prisip kuliah

adalah no 1, tahu

penempatannya,

Belum ada,

menerima dengan

lapang dada dan

memperbaiki diri,

Lulus delapan

semester dan

kuliah terbaik,

Tekanan membuat

malas dan

mahasiswa harus

kuat, Belum

pernah dan bila

terjadi ditijau

terlebih dahulu

Tidak perlu takut

dan pandai dalam

argumen, Belum

pernah

mendengar,

Kontak kuliah

dan aturan dosen,

Membatasi

kegiatan dalam

politik , Belum

pernah

mendengar

Tidak

terpengaruh

karena ada jatah

25% tidak

kuliah, saya kira

tidak, kontak

kuliah untuk

selesai tepat

waktu, ancaman

do, tekanan-

tekanan fisik dan

moral, belum

pernah terjadi ,

dan melakukan

advokasi bila

terjadi

Gerakan real aktivis mahasiswa.

1. Gerakan pasca reformasi

Gerakan yang dilakukan mahasiswa pasca reformasi adalah

melakukan serangkaian kegiatan reformasi dan rekontruksi kembali

sebuah pemerintahan yang dinamis, stabil, bebas dan bersih dari

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Untuk menjaga perjalanan

pemerintahan yang diharapkan, mahasiswa melakukan aksi dan

diskusi dalam mengkritisi kebijakan maupun pelaksanaan agenda

reformasi yang tidak sesuai dengan harapan rakyat. Mahasiswa

mengadakan tuntutan kepada pemerintah untuk segera menjalankan

Page 102: BUDAYA POLITIK KAMPUS

egenda politik reformasi sebagai jalan keluar dari masalah krisis

moneter yang terjadi sehingga masyarakat dapat menikmati harapan

yang diingingkan oleh rakyat.

Agenda yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa

sebagai organisasi intern mahasiswa adalah mempersiapkan

serangkaian kegiataian Kontrol dan mengkritisi kebijakan pemerintah

seperti pelaksanaan kegiatan Sidang Istimewa Majelis

Permusyawaratan Rakyat (SI MPR), Menetapkan agenda reformasi

seperti penghapusan Dwi fungsi ABRI (Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia), Menuntut pelaksanaan pemilu dipercepat dan

jurdil, Menuntut pengadilan atas koruptor terutama Soeharto,

Mendukung eksistensi pemerintah Habibie secara kontitusi serta

Kabinet yang bersih dari Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN).

Agenda kegiatanm yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa

Masional Indonesia sebagai organisasi ekstra adalah melakukan

serangkaian kegiatan kontrol terhadap Sidang Istimewa Majelis

Permusyawaratan Rakyat (SI MPR), Menetapkan agenda reformasi

seperti penghapusan Dwi fungsi ABRI ( Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia), Menuntut pelaksanaan pemilu dipercepat dan

jurdil, Menuntut pengusutan tuntas kasus Korupsi Kolusi Nepotisme

(KKN) dan pengadilan mantan Presiden Soeharto, Mendukung

Page 103: BUDAYA POLITIK KAMPUS

eksistensi pemerintah Habibie secara kontitusi serta Kabinet yang

bersih dari Korupsi Kolusi Nepotime (KKN).

Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa

Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan

serangkaian kegiatan persrilis terhadap informasi perkembangan

pelaksanaan pemerintahan Habibie.

2 . Gerakan pada pemerintahan Abdurahman Wahid

Gerakan yang dilakukan mahasiswa pada pemerintahan

Abdurahman Wahid adalah melakukan sebuah konspirasi politik

terhadap pemerintah untuk segera melakukan pemulihan ekonomi dan

keadaan negara yang mengalami krisis ekonomi.

Agenda kegiatan yang dilakukan oleh Badan Eksekutif

Mahasiswa sebagai organisasi intern mahasiswa adalah

Mempersiapkan serangkaian kegiatan kontrol dan mengkritisi

kebijakan pemerintah dalam menjalankan agenda reformasi,

Menuntut pemerintah untuk tidak melakukan kebohongan publik.

Agenda kegiatanm yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa

Masional Indonesia sebagai organisasi ekstara adalah melakukan

serangkaian kegiatan dengan menuntut pelaksanaan agenda refortmasi

dan pemerintahan yang bersih dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme).

Page 104: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa

Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan

serangkaian kegiatan persrilis terhadap informasi perkembangan

pelaksanaan pemerintahan Abdurrahman Wahid ( Gusdur).

3 . Gerakan pada pemerintahan Megawati Soekarno Putri

Gerakan yang dilakukan pada pemerintahan Megawati

Soekarno Putri adalah gerakan untuk megadakan perubahan dan

menuntut megawati untuk melaksanakan agenda politik reformasi

serta mengadili para koruptor dan para elit politik yang melanggar

peraturan hukum.

Agenda yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa

sebagai organisasi intern mahasiswa adalah mengadakan konggres

mahasiswa seluruh Indonesia di UNNES dengan mempersiapkan

serangkaian kegiatan kontrol dan mengkritisi kebijakan pemerintah.

Agenda kegiatan meliputi Menuntut pengadilan terhadap para

koruptor, mengkritisi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan

Tarif Dasar Listrik (TDL), Mengkritisi tentang Undang-Undang untuk

militer sebagai kekuatan pertahanan nasional..

Agenda kegiatanm yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa

Masional Indonesia sebagai organisasi ekstra adalah melakukan

serangkaian kegiatan mengkritisi pelaksanaan kebijakan

Page 105: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pemerintahan Megawati seperti kebijakan kenaikan bahan bakar

minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik ( TDL).

Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa

Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan

serangkaian kegiatan persrilis terhadap informasi perkembangan

pelaksanaan pemerintahan Megawati.

4. Gerakan pasca pemilu 2004.

Melakukan kontrak kerja dengan para elit politik dalam

menjalankan sebuah perjalanan pemerintahan yang bersih dan bebas

dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme sehingga diharapkan kinerja

pemerintah dapat terkontrol dengan baik sesuai dengan aturan dan

undang-undang yang berlaku, untuk itu mahasiswa harus berperan

sebagai power kontrol terhadap pemerintah dan masyarakat dalam

megurangi dan mencegah para elit politik untuk tidak melakukan

pelanggaran. Meneruskan dan meluruskan jalannya sebuah reformasi

untuk kepentingan bersama tanpa ada kepentingan golongan sehingga

perjalanan pemerintahan berjalan dengan baik tanpa ada gangguan

dan ancaman dalam pelaksaan kegiatan pemerintahan.

Agenda yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa

sebagai organisasi intern mahasiswa adalah mempersiapkan

serangkaian kegiataian control dan mengkritisi kebijakan pemerintah

seperti; melakukan kontrak kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Page 106: BUDAYA POLITIK KAMPUS

(DPR) dan Kabinet Indonesia Bersatu, mengkritisi pelaksanaan

kegiatan 100 Hari Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono,

Agenda kegiatan yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Gerakan Mahasisiwa

Masional Indonesia sebagai organisasi ekstara adalah melakukan

serangkaian kegiatan agenda politik seperti; melakukan kontark kerja

dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta Kabinet Indonesia

Bersatu, mengkritisi pelaksanaan kebijakan pemerintahan Susilo

Bambang Yudhoyono.

Agenda yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa

Badan Penerbitan Pers Mahasiswa (UKM BP2M) adalah melakukan

serangkaian kegiatan agenda politik dengan mempersiapkan persrilis

untuk mahasiswa sebagai informasi perkembangan politik yang

terjadi.

Hambatan politik kampus

1. Hambatan politik yang terjadi di kampus

Hambatan politik di kampus misalnya memperketat absensi

mahasiswa, merepresi nilai mahasiswa, melakukan perjanjian

kampus maupun kontrak kuliah, merepresi psikologi yang dilakukan

oleh dosen, serta pemecatan status yang sepihak apabila mahasiswa

melanggar peraturan kampus dengan melakukan kegiatan politik di

kampus.

Page 107: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Hambatan diluar kampus

Hambatan politik di luar kampus seperti ekonomi orang tua,

apabila orang tua mereka cukup maka mahasiswa tersebut dalam

melaksanakan kegiatan mahasiswa dapat maksimal dan

menggunakan kemampuannya secara optimal oleh karena itu

ekonomi keluarga berpengarauh terhadap kelancaran studi

mahasiswa. Tuntuntan keluarga supaya dapat lulus dengan cepat, hal

itu menjadi beban mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan karena

dituntut hal tersebut karena itu mahasiswa harus dapat membagi

kegiatan antara kuliah dengan lulus cepat terhadap kegiatan

kemahasiswaan.

Pembahasan

Budaya Politik Kampus

Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan politik di kampus meliputi

bidang-bidang sosial dan agama yang dijadikan sebagai basis kegiatan

politik dan pewarnaan politik di kampus. Dalam melakukan penolakan

politik di kampus melihat unsur manfaat dan keuntungan kebijakan

tersebut serta melakukan penolakan secara frontal maupun melakukan

diskusi apabila tidak sesuai dengan realita serta melakukan presser dan

mengkritisi kebijakan-kebijakan yang merugikan mahasiswa. Penilaian

politik yang terjadi kampus UNNES masih sederhana, kurang dinamis,

dan masih stagnan, hal tersebut dilihat dari sudut pandang penguasa,

Page 108: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mahasiswa , media yang digunakan dalam politik serta partisipasi politik

yang rendah.

Kehidupan politik

Sejarah UNNES dijadikan politik golkar adalah tidak betul karena

UNNES sebagai lembaga kampus yang independen dan steril dari

kepentingan politik, hal tersebut dapat mempengaruhi kebebasan ekspresi

dan ilmiah kampus. Sejarah politik UNNES ditentukan oleh partisipasi

yang kurang aktif dan bergerak tidak dinamis yang dapat dilihat dari

penguasa, mahasiswa serta masyarakat yang ikut dalam pewarnaan

kehidupan politik kampus dan tidak jauh dari keadaan kampus-kampus

yang lain. Di mana lokasi berpengaruh terhadap perkembangan politik

sehingga UNNES menjadi lambat salah satunya adalah faktor lokasi

UNNES yang jauh dari pusat kota. Politik adalah mempertahankan

kekuasaan sehingga kekuaasaan mempuyai kekuatan dan pengaruh

terhadap kebijakan maupun perubahan kehidupan politik oleh karena itu

penguasa sangat dekat dengan kekuasaan serta aturan maupun kontitusi

ditentukan oleh dinamika dan pembatasan politik oleh penguasa.

Mahasiswa mempunyai wewenang sebagai power kontrol dalam kebijakan

yang disesuaikan dengan aturan maupun kontitusi yang ditentukan oleh

konggres dan negara terlibat dalam memberikan sebuah kekebasan

mimbar akademik kemudian mempunyai pengaruh terhadap gerakan

mahasiswa dalam melakukan kebebasan beraspirasi untuk rakyat.

Page 109: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Mahasiswa menjalankan tuntutan politik kampus dengan mencoba

untuk mendewasakan berpolitik secara rasional dan ilmiah, mencoba

menyelipkan visi dan misi agenda politik yang ditentukan dalam konggres

mahasiswa dengan melalui pengamatan kondisi politik, diskusi maupun

menentukan informasi perkembangan politik, serta menggunakan pilar

demokrasi kampus. Sebagai mahasiswa mempunyai kewajiban sebagai

pengawal rakyat yang diwadahi oleh lembaga kemahasiswaan dan sebagai

warga negara menyampaikan aspirasi melalui wadah partai politik maupun

LSM. Mahasiswa mempunyai kepentingan yang meliputi kepentingan

pribadi, kelompok , maupun untuk umat sehingga kepentingan tersebut

dapat terealisasikan sehingga Penggunaan alat komunikasi sangat

diperlukan sebagai penopang pengembangan kehidupan politik di kampus

dan sangat efektif dalam penyampaian isu mapun berita politik terbaru.

Pelaksanaan kontitusi maupun peraturan yang ada di kampus

UNNES masih dalam proses pengembangan sehingga pelaksanaan

kegiatan hanya mengacu pada peruturan yang sudah ditetapkan

berdasarkan keputusan konggres yang bersifat sementara hal ini membuat

lembaga kemahasiswa berjalan berdasarkan otonomi masing-masing

lembaga kampus. Badan legislatif di UNNES masih pasif dan kurang

menonjol dalam fungsi serta mengakomodir aspirasi konsep kontitusi

mahasiswa serta kondisi mereka sangat memprihatinkan. Badan Eksekutif

Mahasiswa sebagai eksekutif body dalam menjalankan kegiatan politik

masih dalam proses pengembangan sehingga perlu adanya sebuah

Page 110: BUDAYA POLITIK KAMPUS

perbaikan sistem dan kontitusi supaya badan eksekutif dan badan legislatif

dapat berkembang sejalan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Badan

peradilan di UNNES diperlukan sebagai wadah mahasiswa untuk

mengadili maupun pengaduan advokasi mahasiswa yang dirugikan oleh

kebijakan-kebijakan birokrat maupun dosen.

Penggunaan hak politik di kampus, mahasiswa menggunakan hak

pilih dan hak politik secara maksimal dan sebaik mungkin sehingga

pelaksanaan kegiatan politik di kampus berjalan dengan lancar. Dalam

menjalankan kewajiban berpolitik mahasiswa menggunakan kewajiban

secara optimal dan bertanggung jawab serta sepenuh hati sesuai dengan

kaidah kebenaran sebagai pelaksanaan amanat dari mahasiswa dan

melakukan pendidikan politik.

Pendidikan politik

Pendidikan politik di kampus dilakukan dalam rangka untuk

menanamkan kesadaran berpolitik sehingga penyelenggaraan pendidikan

politik sangat diperlukan, untuk itu penyelengaraan pendidikan politik

diperlukan bahan bacaan-referensi politik kotemporer dan berita politik

yang positif serta permasalahan politik yang terbaru supaya dapat

mengikuti perkembangan politik. Penyelengaraan pendidikan politik

diperlukan publikasi masa sebagai alat yang efektif untuk

mengembangkan informasi politik dan wacana dinamika politi, dalam

mengembangkan pendidikan politik juga diperlukan media sebagai

Page 111: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pengembangan pendidikan politik karena manfaat kegunaan , dan fungsi

media dalam proses pengembangan pendidikan politik. Pendidikan politik

diselenggarakan oleh elemen-elemen dalam politik seperti lembaga-

lembaga pemerintah, lembaga mahasiswa, lembaga masyarakat dan para

pihak-pihak yang berpentingan maupun para ahli dalam politik. Lembaga

masyarakat terlibat dalam menyelengarakan pendidikan politik di

karenakan masyarakat adalah objek dari pelaku politik sebagai proses

pencapaian kedewasaan berpolitik. Lembaga formal dalam pendidikan

politik akan terlibat langsung dalam tanggung jawab beban moral untuk

mewujudkan demokrasi dan sebagai sentralisasi lembaga pendidikan

politik yang resmi. Lembaga non formal juga terlibat secara tidak langsung

meliputi pelaksanaan pelatihan pendididkan politik yang dilakukan oleh

ormas, LSM-LSM serta organisasi non formal lainnya.

Pandangan budaya politik di kampus UNNES masih sederhana,

perlu adanya konsep maupun pemikiran baru dalam melakukan kegiatan

politik, dinamika yang terjadi masih stagnan belum mengalami perubahan

yang baik hal ini dilihat dari respon mahsiswa yang ikut serta dalam

kegiatan kemahasiswaan serta perlu sebuah gagasan baru tentang dinamika

politik yang diharapkan oleh semua elemen politik di kampus. Dalam

menyampaikan kepentingan mahasiswa harus mempunyai strategi dan

konsep yang matang dalam berpolitik, untuk itu mahasiswa digunakan

sebagai powerkontrol terhadap kebijkan-kebijakan yang merugikan rakyat.

Dalam mewujudkan hal tersebut diperlukan sebuah gagasan yang bersifat

Page 112: BUDAYA POLITIK KAMPUS

positif, universal rasional dan kebenaran dalam membangun kehidupan

politik bersama.

Aspirasi mahasiswa terhadap kehidupan politik kampus sekarang

masih sederhana dan masih pasif dalam menggunakan aspirasi sehingga

kehidupan dinamika politik di kampus UNNES belum mengalami

perubahan yang baik oleh karena itu pendapat mengenai kehidupan politik

di UNNES masih pasif dilihat dari partisipasi mahasiswa dalam pemilihan

presiden mahasiswa maupun kegiatan politik lainnya. Proses kesadaran

berpolitik di UNNES yang sudah mulai maka perlu ditunjang dengan

wadah maupun lembaga kemahasiswaan yang kridibel dan mampu

membawa mahasiswa berpolitik secara rasional dan ilmiah serta

dibutuhkan pemimpin yang memiliki kesadaran berpolitik dengan aturan

dan konsep matang, memiliki kebulatan tekat yang positif , bertanggung

jawab, dan mempertahankan kebenaran, memilki ketetapan jiwa ,

berprinsip, sikap ketegasan dan berwibawa, memiliki keyakinan universal

maupun kebenaran yang utuh, dan percaya pada diri sendiri, memiliki

kreatifitas dalam memberikan solusi maupun penyelesaian permasalahan

yang dihadapi serta memiliki keberanian dan tekad menyampaikan

kebenaran sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Dalam melakukan komunikasi politik mahasiswa dapat

memperoleh informasi melalui media informasi, diskusi, media pers dan

lain sebagainya. Dalam melakukan perekrutan maupun proses kaderisasi

pemimpin menggunakan hak preogratif dan memberikan peluang kepada

Page 113: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan mahasiswa sehingga

partisipasi mahasiswa dapat terakomodir dalam kegiatan yang positif

untuk menyampaikan aspirasi secara maksimal. Dengan adanya partisipasi

tersebut mahasiswa dapat menempatkan diri sebagai agen of change atau

perubah dan menempati posisi yang strategis.

Organisasi

Hubungan atau keterkaitan lembaga mahasiswa dengan mahasiswa

adalah ibarat mata uang logam yang tak dapat terpisahkan karena lembaga

mahasiswa adalah wadah mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi dan

ekspresi kegiatan dan bersifat saling mengisi satu dengan yang lain.

Elemen politik yang ada di kampus terlibat dalam proses pencapaian

tujuan budaya politik kampus yang diharapkan oleh karena itu hubungan

lembaga intra dan lembaga ekstra harus bekerjasama dan saling

memberikan dukungan dalam melakukan kegiatan maupun aksi

mahasiswa. Hubungan lembaga mahasiswa dengan pihak rektorat mapun

dekanat yaitu mencoba membangun kerjasama dan komunikasi dalam

memberikan masukan serta kritik dalam penentuan kebijakan yang akan

diambil. Hubungan mahasiswa dengan dosen adalah hubungan antara

pengajar dan anak didik yang berdikusi dan bersilaturahmi sehingga

mahasiswa dapat menempatkan posisinya sesuai dengan situasi dan

kondisi mahasiswa terhadap dosen.

Page 114: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Posisi tawar aktivis mahasiswa dengan mahasiswa lainnya adalah

aktivis mempunyai nilai plus atau lebih dalam menjalankan kegiatan serta

mempunyai posisi tawar terhadap lembaga kemahasiswaan yang layak

dalam menilai kontribusi terhadap kebijakan yang di ambil. Posisi tawar

lembaga kemahasiswaan dengan pemerintah yaitu mempunyai posisi tawar

diatas dikarenakan mahasiswa berani dalam mempreser dan mengkritisi

kebijakan pemerintah serta sebagai power kontral yang terjadi di

masyarakat. Posisi tawar lembaga mahasiswa dengan partai politik adalah

harus saling mengingatkan, memantau, mangontrol dan melakukan

konspirasi politik serta menyatukan aspirasi rakyat dalam mengarah pada

satu tujuan. Begitu juga dengan posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap

organisasi masyarakat yaitu sebagai cikal bakal atau lahirnya generasi baru

dalam mengembangkan politik yang saling menguntungkan dengan

menggunakan intelektual dalam berfikir ilmiah dan rasional.

Untuk mengontrol masyarakat, mahasiswa melakukan kajian

penelitian dan membuat jaringan aspirasi rakyat yang disesuaikan dengan

aspirasi rakyat dalam melihat keadaan realita kondisi dan situasi rakyat

maupun kebijakan kepada rakyat. Hal yang dilakukan mahasiswa dalam

kontrol masyarakat meliputi mengarahkan agar rakyat dapat sadar

tentang hukum dan berperilaku beradab, serta mengawal masyarakat

dalam manyampaikan aspirasi. Mahasiswa adalah bagian rakyat yang

mempunyai intelektual dan independen yang akan terjun ke masyarakat

maka mahasiswa melakukan preser terhadap kebijakan yang merugikan

Page 115: BUDAYA POLITIK KAMPUS

rakyat dan melakukan advokasi kepada rakyat dalam penyampaian

aspirasi.

Dimensi gerakan

Mahasiswa adalah harapan besar untuk melakukan perubahan

dalam mewujudkan aspirasi rakyat oleh karena itu mahasiswa melakukan

peningkatan potensi intelektual, melakukan evaluasi, mengarahkan

masyarakat, melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan,

memberikan wacana dan warna dalam politik, serta memposisikan negara

sebagai alat keadilan dan persatuan. Mahasiswa sebagai angkatan

intelektual bertanggung jawab memberikan gagasan ide yang rasional dan

ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dari permasalahan untuk itu

mahasiswa mempunyai harapan melakukan perubahan gerakan, perubahan

fisik dan non fisik, melakukan kebebasan berpolitik dan demokrasi, dan

berkiprah secara maksimal dalam demokrasi dengan berfikir rasional dan

ilmiah.

Generasi muda atau mahasiswa mempunyai nilai maupun makna

yang bersifat ideologis, sosiologis dan cultural. Generasi muda adalah

bagian dari mahasiswa sebagai penentu dan tulang punggung bangsa.

Kehadiran generasi muda mempunyai makna dan arti tersendiri di mata

masyarakat, karena keberadaannya mempunyai gaung yang cukup besar

dan apresiasi yang cukup memadai, sehingga dimanapun ia berada selalu

mendapatkan ruang untuk berekspresi. Latar belakang masyarakat

Page 116: BUDAYA POLITIK KAMPUS

menerima mahasiswa adalah Pertama, mahasiswa mempunyai makna dan

nilai yang strategis serta signifikan dalam menetukan masa depan bangsa.

Kedua, eksistensi mahasiswa selalu menjadi symbol progresifitas, pelopor,

penentu arah dinamika suatu bangsa. Ketiga, mahasiswa merupakan

prototip ideal sebagai generasi penerus, karena ia masih mempunyai

semangat, keteguhan cita-cita, ketegasan sikap, visi yang konsisten dan

jelas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Taufik Abdulah (1974), kehadiran

mahasiswa bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga sosiologis,

dan histories. Ia memandang mahasiswa bagian dari generasi muda tidak

hanya mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas

masyarakat, tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan

pada komunitas itu sendiri.

Karakteristik gerakan

Gerakan mahasiswa bersifat spontan karena mahasiswa

mempunyai pola pikir praktis dan strategis dalam menyikapi hal yang

tidak menguntungkan bagi rakyat. Hal yang mendorong mahasiswa

melakukan hal tersebut adalah melihat kondisi temporal dan iraksional

rakyat dalam mewujudkan kepedulian terhadap kehidupan politik.

Mahasiswa melakukan gerakan dalam rangka mewujudkan negara

demokratis, dinamis dan religius, dan sebagai wahana persatuan dan

Page 117: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kesatuan untuk pergerakan dalam membangun kehidupan politik yang

baik. Mahasiswa adalah agen perubah tetapi bukan agen politik maka

mahasiswa dapat memposisikan sebagai profesional dan idealisme dalam

politik sera bersifat independen dan netral.

Pembagunan jaringan gerakan mahasiswa dengan memperhatikan jaringan

yang positif dan berkembang, jaringan memasyarakat dan jaringan

komunikasi tujuan reformasi, jaringan gerakan mahasiswa dalam

membangun kekuatan dan basis dalam berpolitik. Pengelolaan jaringan

pergerakan mahasiswa dilakukan melalui strategi dan konsep pergerakan

dalam satu kesatuan yang bersifat pragmatis dan permanen dalam konsep

pergerakan dalam satu tujuan.

Kokohnya sebuah misi dan visi pergerakan mahasiswa untuk

melakukan otokritik terhadap kiprah sebagai generasi penerus bangsa

dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan ide dan gagasannya.

Mahasiswa sebagai entitas kaum muda juga dituntut mempunyai

keberanian untuk melakukan introspeksi dan evalusi kritis terhadap visi

dan corak gerakan yang selama ini kita banggakan dan yakini akan

kebenarannya. Dalam konteks ini mahasiswa dituntut kejujuran dan

kearifannya untuk melihat untuk melihat dan sekaligus mengakui

keberhasilan yang telah dicapai oleh mahasiswa terdahulu. Dalam

pergerakan mahasiswa mempunyai beberapa keunggulan kooperatif.

Pertama, adanya konsistensi visi untuk menumbuhkan kesadaran kolektif

bangsa atau nasionalisme sebagai langkah menuju reformasi. Mahasiswa

Page 118: BUDAYA POLITIK KAMPUS

di persatukan oleh adanya kepedulian, keprihatinan, dan nasib yang sama

terhadap kondisi social, politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya yang

berada dalam lingkungan. Kedua, pola gerakan yang mahasiswa tempuh

berdasarkan pijakan rasionalitas dan bukan emosionalitas semata, sehingga

aktivitas yang dilakukannya tidak bersifat sesaat dan terpecah-pecah,

melainkan bersifat menyeluruh serta berdimensi jangka panjang. Ketiga,

pembacaan terhadap realitas empiris yang menjadi fenomena kebangsaan

sangat diperhitungan. Maka tidak mengherankan jika mereka dapat

merekam kebutuhan dasar masyarakat yang kemudian yang diaplikasikan

dalam gerakan.

Kekuatan dan kelemahan gerakan

Mahasiswa adalan agen pembaru dalam kehidupan sehingga

kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam memberikan suatu gagasan

dan ide dalam pengembangan kehidupan politik sangat penting untuk itu

mahasiswa diharapkan mampu memberikan perubahan yang positif dan

membela kebenaran sesuai dengan kontitusi yang berlaku sehingga dalam

mengkritisi kebijakan maupun menilai kebijakan disesuaikan dengan nilai

kelayakan dan aspirasi rakyat yang bermanfaat untuk kepentingan umat.

Dalam mensosialisasikan politik diperlukan berbagai macam media

mulai dari media tulis hingga media elektronik sehingga penyampaian isu-

isu politik dapat tersosialisasikan langsung kepada rakyat untuk itu

efektifitas media dalam mensosialisasikan harus diperhatikan dengan baik.

Page 119: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Mahasiswa adalah bagian dari rakyat, yang lahir dari rakyat dan

kembali untuk rakyat oleh karena itu harapan mahasiswa tentang

perubahan yaitu perubahan yang positif, perbaikan kinerja pemerintah

untuk rakyat, menghendaki adanya rasa aman, tentram, keadilan dan

menjunjung tinggi demokrasi maupun kebenaran, adanya politik yang

mapan dengan mengedepankan rakyat serta pemerintah yang bebas dan

bersih dari KKN.

Harapan dari pergerakan mahasiswa adalah memberikan aspirasi

dan pewarnaan dinamika politik dalam melakukan kebebasan

menyampaikan aspirasi dan kebebasan dalam mengkritisi kebijakan serta

menjadikan lembaga yang bersih dan independent. Mahasiswa sebagai

penghubung rakyat dengan menyuarakan aspirasi rakyat maupun

kepentingan rakyat sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat oleh

karena itu kehendak yang dilakukan mahasiswa yaitu mengedepankan dan

memperjuangkan perubahan yang positif dan memberikan sebuah kesatuan

dan persatuan dalam kehidupan berpolitik sehingga rakyat dapat perhatian

yang layak dari para elit politik maupun pemerintah.

Nilai historis mahasiswa dijadikan pijakan dalam melakukan

refleksi terhadap realitas objektif organisasi mahasiswa yang sedang

menunjukan surutnya vitalitas dan keringnya spirit dalam melakukan

transformasi secara menyeluruh, baik dalam ranah kemasyarakatan,

kebangsaan maupun kemahasiswaan. Secara fenomenologis, eksistensi

gerakan organisasi mahasiswa menunjukan gejala adanya perpecahan,

Page 120: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pengentalan indentitas kelompok masing-masing dan bersifat primordial.

Hal ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, adanya kecenderungan bahwa

bangunan interaksi sosial-politik terpola berdasarkan pada moment, bukan

karena perjumpaan dan persamaan visi yang lebih mendasar. Kondisi ini

akan menyeret pada fenomena gerakan yang bersifat sesaat dan terpecah-

pecah. Kedua, adanya kecenderungan pragmatis dalam merumuskan visi

dan orientasi gerakan di kalangan aktivis organisasi mahasiswa.

Kecenderungan ini menyebabkan terkikisnya sikap independen dan

terkuburnya konsistensi sikap serta keringnya komitmen, sehingga tidak

dapat membaca realitas objektif secara kritis.

Kenyataan ini akhirnya melahirkan kondisi gerakan mahasiswa

yang terasing dan nilai-nilai luhur sejarah. Hal ini diperparah lagi dengan

adanya kecenderungan menonjolkan kepentingan kelompok sehingga

gerakan mahasiswa seolah tidak mempunyai visi yang dapat

mempertemukan berbagai kelompok dan kepentingan yang ada. Dalam

kondisi yang demikian, wajar jika gerakan mahasiswa saat ini tidak

mampu secara optimal dan menyeluruh dalam menterjemahkan dan

menerapkan nilai-nilai historis pergerakan nasional mahasiswa.

Meskipun demikian, memerlukan kontinuitas untuk mengawal

jalannya reformasi, memperdayakan masyarakat, mengatasi krisi

multidimensi serta membangun kemandirian bangsa. mengingat misi yang

begitu besar, maka pentingnya organisasi mahasiswa untuk memperkokoh

Page 121: BUDAYA POLITIK KAMPUS

visi kebangsaan dalam kerangka untuk mempererat tali persatuan dan

kesatuan bangsa.

Faktor penghambat

Faktor penghambat dari kegiatan para aktivis meliputi dengan

memperketat absensi sehingga mahasiswa dituntut hadir setiap ada

perkuliahan untuk itu aktivis mahasiswa dituntut kreatif dalam menyikapi

hal tersebut kemudian adanya peraturan harus hadir tujuh lima persen

untuk mengikuti kuliah maka aktivis dapat menggunakan kesempatan itu

untuk mengekspresikan aspirasinya.

Kontrak kuliah antara pihak kampus dengan mahasiswa yaitu

kontrak kelulusan dengan tepat waktu dengan delapan semester sehingga

para aktivis harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kontrak kuliah

tersebut sehingga dalam perjalanan kuliah tidak terjadi keterlambatan

untuk lulus.

Di UNNES belum pernah terjadi pemecatan status maupun

merepresi psikologi mahasiswa kalau itu terjadi maka mahasiswa harus

siap menghadapi tuntutan tersebut dengan melakukan advokasi dan

mempreser birokrat dan dosen agar tidak melakukan hal tersebut.

9. Informan terhadap budaya politik

Tabel 2. Informan terhadap budaya politik

No Komponen Wahyu Saeful Usep Siswanto Hariyoto

Page 122: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Latar belakang

a. Sifat

b. Ekonomi

c. Pendidikan

d. Agama

e. Pekerjaan

f. Suku / adapt

Religius,

demokratis

Sederhana,

cukup

Ibu: SMA

Ayah:SMA

Keluarga

Islam

Swasta

Jawa

Leadersip,

religius

mampu,

Sederhana

Ibu : SD

Ayah: SD

Keluarga

Islam

Swasta

Jawa , Islam

Dakwah,

demokrasi

Cukup,

sederhana

Ibu: SD

Ayah:SMU

Keluarga

Islam

Swasta

Sunda

Leadersip,

nasionalis

Mampu,

sederhana

Ibu : SLTP

Ayah: SMA

Keluarga

Islam

Swasta

Jawa, Islam

Idealis,

independen

Sederhana,

cukup

Ibu: SD

Ayah: SLTP

Keluarga

Islam

Swasta

Jawa,

2. Memori

(ingatan)

Untuk

mengedepa

nkan dan

memeperju

angkan

kepentinga

n rakyat

Berorganisa

si untuk

belajar

hidup

Untuk

mengadakan

presser

kepada

birokrat

dalam

kebijakan

Berorganisa

si untuk

aspirasi

rakyat dan

kepentingan

bersama

Untuk

idealime

dan

independen

mahasiswa

terhadap

realita

3. Intitusi

kegiatan

Lembaga

mahasiswa

ektra

(KAMMI)

Lembaga

mahasiswa

UNNES

Lembaga

mahasiswa

intra dan

ekstra

Lembaga

GMNI,

Ektra

UNNES

Unit

Kegiatan

mahasiswa

BP2M

4. Pengaruh

kekuasaan

(power)

Mengarahk

an roda

perubahan

dinamika

politik yang

terjadi

Penentuan

kebijakan

dengan

kehendak

dan

demokratis

Mempreser

kebijakan

yang tidak

memihak

mahasiswa

atau rakyat

Kekuasaan

untuk visi

dan misi

organisasi

dan harapan

demokrasi

Kekuasaan

untuk

mengkritisi

kebijakan

melalui

tulisan

5. Fakta sosial Kecakapan Kritis Memberika Aktif dalam Kecakapan

Page 123: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dalam

berorganisa

si

terhadap

lingkungan

n kontribusi

pendidikan

politik

kegiatan

ekstra ,

LSM

dalam lobi,

menulis

berita

a. Informan I ( Wahyu Triyuda)

Wahyu adalah seseorang yang berjiwa religius dan demokratis

dimana dia ikut dalam organisasi karena ingin mewujudkan harapan dan

cita-cita yang ingin dicapai yaitu amar ma’ruf nahi munkar oleh karena itu ia

dalam melaksanakan kegiatan dengan ihklas dan bertanggung jawab.

Ekonomi keluarganya adalah sederhana dan cukup karena ayah bekerja di

swasta sebagai buruh, oleh sebab itu ia dalam kuliah sering mengutamakan

kuliah dan dilanjutkan dengan kegiatan keagamaan untuk menunjang

kualitas disiplin ilmu yang dimilikinya. Pendidikan ke dua orang tuanya

adalah SMA sehingga pendidikan akan pengetahuan dan pengalaman orang

tua akan pendidikan lebih maju dan berorientasi positif tentang pendidikan.

Fasilitas yang dimiliki di kampus meliputi tempat kost dan buku kuliah,

sekretariat kegiatan dari organisasi KAMMI. Lingkungan yang ia tempati

adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya jawa karena berasal dari

pekalongan Sehingga tingkah laku maupun pola perilaku berdasarkan adat

ketimuran.

Motivasi ia ikut dalam organisasi lembaga kemahasiswaan ektra

seperti KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yaitu ingin

mencoba untuk mengasah ketajaman berfikir dalam politik, sehingga

diharapkan mampu menjadi kader-kader pemimpin yang berguna bagi diri

Page 124: BUDAYA POLITIK KAMPUS

sendiri, agama, nusa dan bangsa. Memori yang mendorong wahyu ikut

dalam organisasi yaitu melihat kondisi temporal dan iraksional rakyat

terhadap gejolak permasalahan krisis moneter dan sistem politik yang tidak

kondusif dan dinamis sehingga ia melakukan dan ikut organisasi untuk

memperjuangkan dan mengedepankan kepentingan aspirasi rakyat menuju

perubahan yang positif.

Intitusi yang ia ikuti adalah lembaga kemahasiswaan ekstra seperti

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), lembaga dakwah

di kampus serta lembaga kemahasiswaan intra seperti HIMA EKONOMI (

Himpunan Mahasiswa Ekonomi). Orientasi bidang kegiatan yang dikuti oleh

wahyu yaitu bidang keagamaan dan dakwah sebagai jalan menjalankan

sebuah harapan dan cita-cita yang dingginkan olehnya.

Budaya politik yang dingingkan dikampus adalah kebebasan untuk

melakukan segala aktivitas kegiatan politik tanpa ada tekanan maupun

paksaan dari pihak birokrat maupun pemerintah dalam melaksanakan

kegiatan politik oleh karena itu harapan yang dingingkan agar terciptannya

stabilitas politik yang dinamis dan mengarah keperubahan yang positif.

Proses yang dilakukan oleh wahyu yaitu dengan mengikuti kegiatan politik

dengan berdakwah sebagai landasan menjalankan keingingan dan harapan

dari aspirasi mahasiswa dan rakyat.

Kekuasaan maupun power yang dimiliki oleh wahyu digunakan

untuk melakukan dan mengarahkan roda perubahan dinamika politik yang

terjadi. Dalam pelaksanaan ia lakukan dengan tanggung jawab serta

Page 125: BUDAYA POLITIK KAMPUS

melakukan konsolidasi kepada mahasiswa dan masyarakat dalam

melakukan maupun menjalankan amanah dari aspirasi mahasiswa dan

rakyat.

Hasil yang dilakukan oleh wahyu yaitu mendapatkan keterampilan

dalam beroganisasi, kecakapan dalam memimpin, berfikir secara religius

dan rasional. Hal tersebut dilakukan untuk membangun pribadi yang sesuai

dengan ajaran agama islam dalam menjalankan aktivitas dakwah maupun

politik dengan memperhatikan kepentingan demokrasi.

b. Informan 2 ( Saeful Alim)

Saeful Alim adalah mahasiswa yang memiliki potensi dan

karekteristik leadership yang ditunjang dengan keagamaan sehingga dia ikut

serta dalam kegiatan kemahasiswaan maupun kegiatan pondok pesantren.

Hal tersebut dibuktikannya dengan ikut serta menjadi ketua BEM FIP

UNNES dalam melakukan visi dan misi yang ia ingin di capai serta harapan

akan kehidupan politik yang dinamis, dan bebas KKN. Ekonomi keluarga

dari keluarga yang mampu sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan

kemahasiswaan dengan penuh tanggung jawab dan tanpa ada hambatan

dalam masalah ekonomi maupun keuangan. Pendidikan orang tua keduanya

lulusan dari sekolah dasar sehingga mereka mendukung anak mereka untuk

belajar keperguruan tinggi dengan memberikan fasilitas sebuah kendaraan

dan perlengkapan kuliah. Lingkungan yang ia tinggali adalah lingkungan

Page 126: BUDAYA POLITIK KAMPUS

agamis karena ia berasal dari kota demak yang penuh dengan ke Islaman dan

aturan keagamaan.

Motivasi Saeful Alim dalam melakukan kegiatan politik yaitu ingin

menyampaikan visi dan misi yang mengarah kedewasaan demokrasi dalam

politik sehingga aspirasi yang diperoleh dari rakyat dapat disampaikan

kepada pemerintah maupun elit politik. Ingatan Saeful tentang motivasi

dalam realita politik ketika melihat kondisi masyarakat yang mengalami

kegelisahan tentang masalah krisis moneter dan krisis moral sehingga ia

terdorong ikut dalam organisasi oleh karena itu saeful dituntut untuk

mengawal rakyat untuk menyampaikan keinginan rakyat. Belajar

berorganisasi untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman organisasi

sebagai jalan untuk belajar hidup bermasyarakat.

Intitusi yang diikuti saeful meliputi lembaga kemahasiswaan intra

kampus seperti HIMA BK (Himpunan Mahasiswa Bimbingan Konseling),

BEM FIP (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan), BEMU

(Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas), IPPNU ( Ikatan Pemuda-Pemudi

Nadlatul Ulama), maupun kegiatan keagamaan di pondok pesantren seperti

pengajian, dakwah, dan tadarus. Orientasi yang sering dilakukan dalam

organisasi adalah bidang keagamaan dan demokrasi politik di kampus.

Demokrasi politik kampus yang diingingkan oleh saeful adalah

kebebasan akademik, kebebasan dalam mengkritisi kebijakan dan perubahan

politik yang positif. Proses yang ia lakukan adalah dengan melakukan

kesadaran dalam berpolitik sehingga mahasiswa dapat melakukan politik

Page 127: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dengan sederhana dan dapat memposisikan mahasiswa sebagai agen perubah

sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.

Kekuasan yang di peroleh oleh saeful digunakan dalam

menjalankan visi dan misi yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan

hasil konggres yang ditentukan secara demokrasi dalam sidang konggres

mahasiswa tingkat fakultas maupun di tingkat universitas serta penentuan

kebijakan dengan demokrasi dan kehendak mahasiswa. Dalam

melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik yang ia

laksanakan mengacu pada kegaiatan-kegiatan yang ia lakukan sebelumnya.

Hasil dari kegiatan yang ia lakukan dapat membimbing saeful

untuk berfikir kritis, rasional, dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan

dengan keahlian yang ia peroleh dalam melaksanakan kegiatan organisasi,

dapat membaca situasi dan kondisi realita kehidupan mahasiswa di kampus

maupun di masyarakat.

c. Infortman 3 (Usep Badruzaman)

Usep adalah sosok seorang pribadi yang penuh tanggung jawab

dan berjiwa pemimpin dan mampu memberikan tausiyah dan pengajian di

lingkungan kampus, sehingga di dalam melaksanakan kegiatan

kemahasiswaan ia lakukan dengan berpolitik secara demokratis dan

mengedepankan kepentingan umat, hal tersebut ditunjang dengan

keikutsertaan dalam BEM UNNES dan Organisasi Ekstra di bidang

keagaaman. Ekonomi keluarga usep adalah keluarga yang sederhana dan

dia membiayai kuliah dengan mandiri dengan penuh kesabaran dan keuletan.

Page 128: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Pendidikan orang tua adalah SMA sehingga kepentingan akan belajar

diperhatikan dalam keluarga untuk itu usep dituntut untuk kuliah dengan

serius dan lulus dengan predikat terbaik. Pekerjaan dari orang tua adalah

swasta yang bekerja di instansi perusahaan swasta sehingga kehidupan

mereka cukup dan sederhana. Fasilitas yang dimiliki oleh usep yaitu

sekretariat organisasi dan pondok pesantren untuk berdakwah. Lingkungan

usep adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya keislaman sehingga di

banyak berpedoman dalam melaksanakanan kegiatan dengan aturan

keislaman.

Motivasi usep dalam melakukan kegiatan organisasi yaitu

membawa gerbong yang meliputi gerbong mahasiswa, lembaga

kemahasiswaa, gerbong birokrat dengan upaya untuk pemasangan dalam

menjalankan politik di kampus oleh karena itu usep berharap dinamika

politik di kampus sejalan dengan aspirasi mahasiswa dengan memperhatikan

kepentingan dan kebutuhan mahasiswa. Memori usep dalam menjalankan

politik yaitu melihat kondisi rakyat yang tertindas seperti penyalahgunaan

kekuasaan yang melibatkan rakyat menjadi sengsara dan aturan-aturan

kebijakan yang merugikan masyarakat yang dibuat oleh pemerintah. Usep

belajar organisasi sebagai presser terhadap birokrat terhadap kebijakan yang

tidak memihak pada rakyat maupun mahasiswa dan sebagai wujud

kepedulian mahasiswa terhadap realita politik yang terjadi.

Intitusi yang diikuti oleh usep meliputi lembaga mahasiswa intra

seperti HIMA KIMIA ( Himpunan Mahasiswa Kimia ), BEMU (Badan

Page 129: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Eksekutif Mahasiswa Universitas), lembaga mahasiswa ektra seperti

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), Lembaga dakwah

kampus dan kegiatan LSM Qolbu Salim. Orientasi kegiatan yang dilakukan

meliputi bidang keagamaan, dakwah, politik, social dan pendidikan oleh

karena itu kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan berdasarkan situasi dan

kondisi tempat yang digunakan daam melakukan kegiatan.

Budaya politik yang diinginkan adalah dinamika politik yang

dinamis dan menuju lembaga independen tanpa ada unsur presser

pemerintah dalam melakukan kegiatan politik dan diharapkan rakyat

sejahtera ,rakyat menikmati kemerdekaanya ,rakyat menikmati kekayaanya,

rakyat menikmati bumi pertiwi ,itu yang menjadi pekerjaan rumah

mahasiswa, saatu saat ini rakyat tidak menikmati semua itu, karena terdapat

manipulasi ,dibohongi kalangan penguasa ,oleh orang orang yang saat ini

masih mencokol dan menjadi pejabat korup di Indonesia . Salah satu yang

dilakukan kita sebagai mahasiswa adalah belajar, persiapan, selalu

membiasakan diri bersih di berkondisi secara bersih sesuai dengan koridor

yang ada ya rapi, bersih, tidak kolusi , tidak korupsi, tidak nepotisme dan

sebagainya

Kekuasaaan yang diperoleh oleh usep digunakan untuk

mempertahankan kekuasaaan karena politik adalah kekuasaan sehingga

kekuasaan adalah untuk mempertahankan posisi atau jabatan di dalam

politik untuk menjalankan maupun mempreser kepentingan kepada

pemerintah atau birokrat. Dalam melaksanakan kegiatan ia mempergunakan

Page 130: BUDAYA POLITIK KAMPUS

hak dan kewajiban dalam berorganisasi secara demokratis dan terpimpin

dengan satu tujuan kepentingan bersama atau umat tanpa membedakan

perbedaan yang ada serta memntingkan kebenaran untuk aspirasi mahasiswa

maupun rakyat.

Hasil kegiatan yang dilakukan oleh usep adalah memberikan

kontribusi kepada masyarakat akan arti penting politik sebagai akses untuk

menjalankan sebuah kekuasaan dan penentuan kebijakan. Memahami situasi

dan kondisi realitas masyarakat akan kebutuhan mereka karena mahasiswa

adalah rakyat dan untuk rakyat serta kembali ke rakyat.

d. Informan 4 (Siswanto)

Siswanto adalah mahasiswa yang mempunyai karakter seorang

pemimpin yang nasionalis dan berjiwa besar dalam ikut serta dalam

membela rakyat kecil yang merasa tertindas. Hal tersebut dilakukan dalam

rangka membela kepentingan rakyat dengan memimpin lembaga ekstra

kemahasiswaan yaitu GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia).

Ekonomi keluarga ia adalah keluarga yang mampu dengan di fasilitasi orang

tua dalam melakukan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di kampus sehinga

ia dapat mengekspresikan kebebasan dengan leluasa tanpa memikirkan

keadaan ekonomi. Pendidikan kedua orang tuanya adalah SMA sehingga

tuntutan akan pendidikan diharapkan mampu menjadi seseorang yang

berguna bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara. Lingkungan yang di

tempati adalah lingkungan kalangan para aktivis yang berkecimpung di

Page 131: BUDAYA POLITIK KAMPUS

daerah dengan mendirikan LSM maupun Partai sehingga ia banyak belajar

dari keadaan tersebut.

Motivasi siswanto mengkuti kegiatan organisasi yaitu membela

dan meangakomodir kepentingan mahasiswa atau rakyat dengan melakukan

kegiatan politik yang berdasarkan aspirasi dan kebutuhan mahasiswa.

Memori siswanto dalam realita politik yaitu melihat realita politik yang

terjadi sekarang dengan sudut pandang dibidang krisis ekonomi dan moral

terhadap mahasiswa dan rakyat yang mengalami proses kemunduran serta

mengalami krisis kepemimpinan dalam melakukan pergerakan mahasiswa

sebagai kekuatan gerakan rakyat. Belajar organisasi untuk menjalankan

kepentingan dan aspirasi mahasiswa dalam menentukan kebijakan dan

aturan yang sesuai dengan aspirasi mahasiswa dan kebutuhan mahasiswa.

Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk dapat memberikan kontribusi

maupun solusi dalam penyelesaiaan masalah kehidupan politik maupun

masalah yang lainnya.

Intitusi yang diikuti oleh siwanto meliputi lembaga kemahasiwaan

ekstra yang bergerak untuk kepentingan mahasiswa dan rakyat yaitu GMNI

(Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang berorientasi dibidang

ekonomi, social dan budaya serta realita politik yang terjadi dengan

mengedepankan kepentingkan aspirasi mahasiswa dan rakyat.

Budaya politik yang diharapkan yaitu kebebasan dalam melakukan

kegiatan dengan memperoleh jaminan untuk tidak mendapat tekanan dari

birokrat atau pemerintah dan memperhatikan kepentingan aspirasi dan

Page 132: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kebutuhan mahasiswa. Proses yang dilakukan dengan mengadakan diskusi

maupun jaringan pergerakan bersama untuk menjalankan persepsi dan

tujuan bersama sebagai langkah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan

serta keutuhan mahasiswa dan rakyat.oleh karena itu siswanto menghendaki

adanya proses pergerakan mahasiswa yang mempunyai nilai dan burgening

terhadap kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah atau

birokrat.

Kekuasaan yang diperoleh siswanto dipergunakan untuk menjalan

visi dan misi aspirasi mahasiswa dan rakyat dengan melibatkan diri dalam

kancah politik sehingga dapat mengikuti perkembangan politik yang terjadi.

Dalam melakukan dan majalankan visi ia melakukan serangkaian kegiatan

yang bertahap dan terkoordinir sesuai dengan perioritas kebutuhan yang

mendesak sebagai agenda jangka pendek dengan mempertimbangkan

agenda jangka panjang, asas demokrasi sebagai pilar dalam melakukan

kegiatan digunakan sebagai penyelesaiaan masalah yang terjadi perbedaan

pendapat maupun aspirasi.

Hasil kegiatan yang ikuti meliputi aktif dalam organisasi

mahasiswa ektra yaitu GMNI (gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) serta

LSM GRANAT (Gerakan Anti Narkoba), memberikan kontribusi pemikiran

yang rasional dan ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dalam

penyelesaian masalah yang dihadapi, serta tidak meninggalkan demokrasi

untuk kepentingan bersama.

Page 133: BUDAYA POLITIK KAMPUS

e. Informan 5 ( Hariyoto)

Hariyoto adalah sosok seorang mahasiswa dengan penuh idealis

dan mempunyai indepedensi yang cukup bagus, hal tersebut dapat

dibuktikan dengan keikutsertaan ia dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Badan

Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M). Ekonomi keluarga hariyoto adalah

ekonomi keluarga yang cukup dengan membiayai kuliah melalui sebuah

tulisan lewat media-media. Pendidikan keluarga orang tua yaitu SMP

sehingga tuntutan akan pendidikan tidak begitu diperhatikan oleh karena itu

ia melakukan kuliah karena ia ingin harapan dan cita-cita untuk menjadi

wartawan dapat ia raih. Pekerjaan orang tua hariyoto yaitu bekerja dibidang

dagang atau toko sebagai penjual mapun pengecer bahan sembako di

lingkungan pasar tradisional dengan berpenghasilan cukup. Lingkungan dia

adalah lingkungan petani dan peternak sehingga dia dalam melaksanakan

kegaitan masih sederhana dan dalam tahap belajar.

Motivasi hariyoto mengikuti kegiatan organisasi yaitu idealisme

mahasiswa dalam melakukan kegiatan dan melakukan pembaharuan

dilandaskan analisa kebutuhan mahasiswa dan rakyat. Memori dalam relita

politik yang terjadi ketika melihat kondisi dan relita politik yang mengalami

sebuah krisis ekonomi dan moral sehingga hariyoto memberikan pers rilis

kepada birokrat sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap kehidupan

politik yang terjadi. Belajar berorganisasi sebagai wahana untuk belajar

memahami situasi dan kondisi realita kehidupan politik dengan menuangkan

Page 134: BUDAYA POLITIK KAMPUS

tulisan maupun ide kreatif sebagai langkah untuk menyampaikan aspirasi

dan keprihatinan mahasiswa terhadap budaya politik.

Intitusi yang diikuti oleh hariyoto adalah UKM BP2M (Unit

Kegiatan Mahasiswa Badan Penerbitan Pers Mahasiswa), dan bekerja

sebagai wartawan lepas harian kompas. Orinetasi yang dilakukan dibidang

pencari informasi yang actual dan masih hangat untuk di perbincangkan

dengan segala bentuk berita yang ilmiah, tajam, dan dapat dipercaya

kebenarannya.

Budaya politik yang dingingkan yaitu budaya politik yang bersih

dari hal KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan mengaharapkan

pemerintahan maupun birokrat yang mengedepankan kepentingan

mahasiswa dan rakyat sebagai objek dalam melaksanakan pendidikan politik

dengan baik. Proses yang dilakukan adalah dengan membrikan kontribuis

tulisan maupun berita politik yang dapat dipahami dan dicerna oleh

mahasiswa maupun masyarakat sebagai pembaca oleh karena itu ia

melakukan dan mencari berita yang diharapkan mahasiswa atau rakyat

mampu memahami keadaan realitas politik yang terjadi. Kegiatan tersebut

dilakukan dalam rangka wujud kepedulian mahasiswa akan nasib mahasiswa

dan rakyat.

Kekuasaan yang diperoleh hariyoto dipergunakan untuk

mengkritisi kebijakan maupun keputusan yang dilakukan oleh penguasa

yang tidak memihak pada mahasiswa maupun rakyat melalui media pers

sebagai kritik dan saran akan aspirasi mahasiswa dan nasib rakyat

Page 135: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dikarenakan mahasiswa berbicara untuk rakyat dan kemabali ke rakyat.

Dalam melakukan kegiatan pers ia memperhatikan idealime dan

independensi serta kebenaran yang sesuai dengan realita yang ada, dan

menggunakan lobi yang baik serta memakai tulisan yang ilmiah dan rasional

sehingga mudah untuk dipahamai dan dicerna. Idealisme hariyoto digunakan

sebagai langkah untuk kenetralan dalam memihak suatu permasalah mapun

berita yang hangat untuk diperbincangkan.

Hasil dari kegiatan yaitu memberikan sebuah hasil karya tulisan

yang ilmiah, rasional dan dipahami oleh semua pihak, memberikan

kontribusi akan arti pentinggnya berita dalam memahami realita kehidupan

politik yang terjadi, serta dapat memberikan sebuah penghasilan melalui

tulisan sebagai matapencaharian dalam mencukupi kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat diperoleh pembahasan analisis tentang

asal maupun latar belakang informan terhadap politik atau kekuasaan yang

akan digunakan sebagai power of control indivisu dalam pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan. Bahwa budaya politik yang terjadi di UNNES

dapat dilihat dari hasil penelitian sebagai berikut :

1. Perbedaan antara individu informan satu dengan yang lain dipengaruhi

oleh latar belakang mereka dalam mengikuti kegiatan organisasi yang ia

ikuti. Latar belakang yang diperoleh dari lima informan yaitu , Wahyu

adalah seseorang yang berjiwa religius dan demokratis dimana ia ikut

dalam organisasi karena ingin mewujudkan harapan dan cita-cita yang

Page 136: BUDAYA POLITIK KAMPUS

ingin dicapai yaitu amar ma’ruf nahi mungkar oleh karena itu ia dalam

melaksanakan kegiatan dengan iklas dan bertanggung jawab. Ekonomi

keluraganya adalah sederhana dan cukup karena ayah bekerja di swasta

menjadi buruh,oleh sebab itu ia dalam kuliah sering mengutamakan

kuliah dan dilanjutkan dengan keagamaan untuk menunjang kulitas

disiplin ilmu yang dimilikinya. Pendidikan ke dua orang tuanya adalah

SMA sehingga pendidikan akan pengetahuan dan pengalaman orang tua

akan pendidikan lebih maju dan berorientasi positif tentang pendidikan.

Fasilitas yang dimiliki di kampus meliputi tempat kost dan buku kuliah,

sekretariat kegiatan dari organisasi KAMMI. Lingkungan yang ia

tempati adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya jawa karena

berasal dari pekalongan Sehingga tingkah laku maupun pola perilaku

berdasarkan adat ketimuran. Saeful Alim adalah mahasiswa yang

memiliki potensi dan karekteristik leadership yang ditunjang dengan

keagamaan sehingga dia ikut serta dalam kegiatan kemahasiswaan

maupun kegiatan pondok pesantren. Hal tersebut dibuktikannya dengan

ikut serta menjadi ketua BEM FIP UNNES dalam melakukan visi dan

misi yang ia ingin di capai serta harapan akan kehidupan politik yang

dinamis, dan bebas KKN. Ekonomi keluarga dari keluarga yang mampu

sehingga ia dapat melaksanakan kegiatan kemahasiswaan dengan penuh

tanggung jawab dan tanpa ada hambatan dalam masalah ekonomi maupun

keuangan. Pendidikan orang tua keduanya lulusan dari sekolah dasar

sehingga mereka mendukung anak mereka untuk belajar keperguruan

Page 137: BUDAYA POLITIK KAMPUS

tinggi dengan memberikan fasilitas sebuah kendaraan dan perlengkapan

kuliah. Lingkungan yang ia tinggali adalah lingkungan agamis karena ia

berasal dari kota demak yang penuh dengan ke Islaman dan aturan

keagamaan. Usep adalah sosok seorang pribadi yang penuh tanggung

jawab dan berjiwa pemimpin dan mampu memberikan tausiyah dan

pengajian di lingkungan kampus, sehingga di dalam melaksanakan

kegiatan kemahasiswaan ia lakukan dengan berpolitik secara demokratis

dan mengedepankan kepentingan umat, hal tersebut ditunjang dengan

keikutsertaan dalam BEM UNNES dan Organisasi Ekstra di bidang

keagaaman. Ekonomi keluarga usep adalah keluarga yang sederhana dan

dia membiayai kuliah dengan mandiri dengan penuh kesabaran dan

keuletan. Pendidikan orang tua adalah SMA sehingga kepentingan akan

belajar diperhatikan dalam keluarga untuk itu usep dituntut untuk kuliah

dengan serius dan lulus dengan predikat terbaik. Pekerjaan dari orang tua

adalah swasta yang bekerja di instansi perusahaan swasta sehingga

kehidupan mereka cukup dan sederhana. Fasilitas yang dimiliki oleh usep

yaitu sekretariat organisasi dan pondok pesantren untuk berdakwah.

Lingkungan usep adalah lingkungan yang agamis dan berbudaya

keislaman sehingga di banyak berpedoman dalam melaksanakanan

kegiatan dengan aturan keIslaman. Siswanto adalah mahasiswa yang

mempunyai karakter seorang pemimpin yang nasionalis dan berjiwa besar

dalam ikut serta dalam membela rakyat kecil yang merasa tertindas. Hal

tersebut dilakukan dalam rangka membela kepentingan rakyat dengan

Page 138: BUDAYA POLITIK KAMPUS

memimpin lembaga ekstra kemahasiswaan yaitu GMNI (Gerakan

Mahasiswa Nasional Indonesia). Ekonomi keluarga ia adalah keluarga

yang mampu dengan di fasilitasi orang tua dalam melakukan kegiatan-

kegiatan kemahasiswaan di kampus sehinga ia dapat mengekspresikan

kebebasan dengan leluasa tanpa memikirkan keadaan ekonomi.

Pendidikan kedua orang tuanya adalah SMA sehingga tuntutan akan

pendidikan diharapkan mampu menjadi seseorang yang berguna bagi diri

sendiri, keluarga, bangsa dan negara. Lingkungan yang di tempati adalah

lingkungan kalangan para aktivis yang berkecimpung di daerah dengan

mendirikan LSM maupun Partai sehingga ia banyak belajar dari keadaan

tersebut. Hariyoto adalah sosok seorang mahasiswa dengan penuh idealis

dan mempunyai indepedensi yang cukup bagus, hal tersebut dapat

dibuktikan dengan keikutsertaan ia dalam Unit Kegiatan Mahasiswa

Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M). Ekonomi keluarga

hariyoto adalah ekonomi keluarga yang cukup dengan membiayai kuliah

melalui sebuah tulisan lewat media-media. Pendidikan keluarga orang tua

yaitu SMP sehingga tuntutan akan pendidikan tidak begitu diperhatikan

oleh karena itu ia melakukan kuliah karena ia ingin harapan dan cita-cita

untuk menjadi wartawan dapat ia raih. Pekerjaan orang tua hariyoto yaitu

bekerja dibidang dagang atau toko sebagai penjual mapun pengecer bahan

sembako di lingkungan pasar tradisional dengan berpenghasilan cukup.

Lingkungan dia adalah lingkungan petani dan peternak sehingga dia

dalam melaksanakan kegaitan masih sederhana dan dalam tahap belajar.

Page 139: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Dari hasil di atas dapat dilakukan penilaian terhadap individu

dengan kajian teori kepribadian . kepribadian adalah susunan unsur atau

akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang

individu ( yang berada pada setiap individu ). Bahwa seseorang memiliki

kepribadian ialah individu tersebut memiliki beberapa ciri watak yang

diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan

bahwa ia memiliki indentitas yang berbeda dari individu-individu

lainnya. ( Koentjaranigrat ,1974 : 99).

Sesuai dengan pengertian tersebut jelas bahawa individu seseorang

ditentukan oleh watak maupun jiea yang dimiliki oleh indivisu masing-

masing sehingga tingkah laku mereka dapat diartikan sebagai heterogen

dalam perlakukan kegiatan maupun keinginan kegiatan.

2. Ingatan memori mereka terhadap realita politik yang terjadi sehingga

mereka membawanya dalam aspirasi melalui wadah organisasi hal

tersebut dibuktikan dengan hasil temuan data yang diperoleh oleh peneliti

dilapangan melalui motivasi mereka mengikuti kegiatan kemahasiswaan

di kampus sehingga diperoleh data dari informan yaitu; Motivasi Wahyu

ia ikut dalam organisasi lembaga kemahasiswaan ektra seperti KAMMI

( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yaitu ingin mencoba

untuk mengasah ketajaman berfikir dalam politik, sehingga diharapkan

mampu menjadi kader-kader pemimpin yang berguna bagi diri sendiri,

agama, nusa dan bangsa. Memori yang mendorong wahyu ikut dalam

Page 140: BUDAYA POLITIK KAMPUS

organisasi yaitu melihat kondisi temporal dan iraksional rakyat terhadap

gejolak permasalahan krisis moneter dan sistem politik yang tidak

kondusif dan dinamis sehingga ia melakukan dan ikut organisasi untuk

memperjuangkan dan mengedepankan kepentingan aspirasi rakyat

menuju perubahan yang positif. Motivasi Saeful Alim dalam melakukan

kegiatan politik yaitu ingin menyampaikan visi dan misi yang mengarah

kedewasaan demokrasi dalam politik sehingga aspirasi yang diperoleh

dari rakyat dapat disampaikan kepada pemerintah maupun elit politik.

Ingatan Saeful tentang motivasi dalam realita politik ketika melihat

kondisi masyarakat yang mengalami kegelisahan tentang masalah krisis

moneter dan krisis moral sehingga ia terdorong ikut dalam organisasi oleh

karena itu saeful dituntut untuk mengawal rakyat untuk menyampaikan

keinginan rakyat. Belajar berorganisasi untuk memperoleh pengetahuan

dan pengalaman organisasi sebagai jalan untuk belajar hidup

bermasyarakat. Motivasi usep dalam melakukan kegiatan organisasi yaitu

membawa gerbong yang meliputi gerbong mahasiswa, lembaga

kemahasiswaa, gerbong birokrat dengan upaya untuk pemasangan dalam

menjalankan politik di kampus oleh karena itu usep berharap dinamika

politik di kampus sejalan dengan aspirasi mahasiswa dengan

memperhatikan kepentingan dan kebutuhan mahasiswa. Memori usep

dalam menjalankan politik yaitu melihat kondisi rakyat yang tertindas

seperti penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan rakyat menjadi

sengsara dan aturan-aturan kebijakan yang merugikan masyarakat yang

Page 141: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dibuat oleh pemerintah. Usep belajar organisasi sebagai presser terhadap

birokrat terhadap kebijakan yang tidak memihak pada rakyat maupun

mahasiswa dan sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap realita

politik yang terjadi. Motivasi siswanto mengkuti kegiatan organisasi yaitu

membela dan meangakomodir kepentingan mahasiswa atau rakyat dengan

melakukan kegiatan politik yang berdasarkan aspirasi dan kebutuhan

mahasiswa. Memori siswanto dalam realita politik yaitu melihat realita

politik yang terjadi sekarang dengan sudut pandang dibidang krisis

ekonomi dan moral terhadap mahasiswa dan rakyat yang mengalami

proses kemunduran serta mengalami krisis kepemimpinan dalam

melakukan pergerakan mahasiswa sebagai kekuatan gerakan rakyat.

Belajar organisasi untuk menjalankan kepentingan dan aspirasi

mahasiswa dalam menentukan kebijakan dan aturan yang sesuai dengan

aspirasi mahasiswa dan kebutuhan mahasiswa. Oleh karena itu

mahasiswa dituntut untuk dapat memberikan kontribusi maupun solusi

dalam penyelesaiaan masalah kehidupan politik maupun masalah yang

lainnya. Motivasi hariyoto mengikuti kegiatan organisasi yaitu idealisme

mahasiswa dalam melakukan kegiatan dan melakukan pembaharuan

dilandaskan analisa kebutuhan mahasiswa dan rakyat. Memori dalam

relita politik yang terjadi ketika melihat kondisi dan relita politik yang

mengalami sebuah krisis ekonomi dan moral sehingga hariyoto

memberikan pers rilis kepada birokrat sebagai wujud kepedulian

mahasiswa terhadap kehidupan politik yang terjadi. Belajar berorganisasi

Page 142: BUDAYA POLITIK KAMPUS

sebagai wahana untuk belajar memahami situasi dan kondisi realita

kehidupan politik dengan menuangkan tulisan maupun ide kreatif sebagai

langkah untuk menyampaikan aspirasi dan keprihatinan mahasiswa

terhadap budaya politik.

Dengan hasil tersebut dapat diperoleh sebuah argumen dengan teori

yang dapat memeprkuat hasil penelitian oleh kareana itu teori digunakan

sebagai kajian pertimbangan penelitian. Para ahli memandang ingatan

sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau, hal ini

menunjukan manusia mampu menerima, menyimpan, dan menimbulkan

kembali pengalaman-pengalaman yang telah lampau, dan ingatan itu

tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah

dialaminya saja, tetapi juga meliputi kemampuan untuk menerima,

menyimpan, dan menimbulkan kembali ( Prof. DR. Bimo Walgito ; 1997

: 116)

Dengan demikian maka skematis dapat dikemukakan bahwa

ingatan itu mencakup kemampuan-kemampuan sebagai berikut :

Masukan mengeluarkan

kembali

(Learning) ( Remembering)

Menyimpan

(Retention)

Dari hal tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa ingatan

merupakan kemampuan pasikis untuk memasukan (learning), Menyimpan

Page 143: BUDAYA POLITIK KAMPUS

(retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang

lampau.

Dengan demikian bahwa memori dari seorang informan

dapat dijadikan sebagai motivasi mendorong mereka melakukan sesuatu

atas kehendak dan realita yang terjadi pada waktu sekarang maupun yang

sudah terjadi dimasa lampau sehingga ingatan sangat berperan dalam

membangun individu untuk belajar dari mssa lampau sebagai evaluasi diri

dalam peningkatan kepribadian seseorang.

3. Intitusi kegiatan yang dilakukan adalah organisasi yang sesuai dengan

karakter dan keinginan aspirasi yang sejalan dengan ideologi mereka.

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan yaitu; Intitusi yang Wahyu

ikuti adalah lembaga kemahasiswaan ekstra seperti KAMMI (Kesatuan

Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), lembaga dakwah di kampus serta

lembaga kemahasiswaan intra seperti HIMA EKONOMI ( Himpunan

Mahasiswa Ekonomi). Orientasi bidang kegiatan yang dikuti oleh wahyu

yaitu bidang keagamaan dan dakwah sebagai jalan menjalankan sebuah

harapan dan cita-cita yang dingginkan olehnya. Intitusi yang diikuti

saeful meliputi lembaga kemahasiswaan intra kampus seperti HIMA BK

(Himpunan Mahasiswa Bimbingan Konseling), BEM FIP (Badan

Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan), BEMU (Badan

Eksekutif Mahasiswa Universitas), IPPNU ( Ikatan Pemuda-Pemudi

Nadlatul Ulama), maupun kegiatan keagamaan di pondok pesantren

Page 144: BUDAYA POLITIK KAMPUS

seperti pengajian, dakwah, dan tadarus. Orientasi yang sering dilakukan

dalam organisasi adalah bidang keagamaan dan demokrasi politik di

kampus. Intitusi yang diikuti oleh usep meliputi lembaga mahasiswa intra

seperti HIMA KIMIA ( Himpunan Mahasiswa Kimia ), BEMU (Badan

Eksekutif Mahasiswa Universitas), lembaga mahasiswa ektra seperti

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), Lembaga

dakwah kampus dan kegiatan LSM Qolbu Salim. Orientasi kegiatan yang

dilakukan meliputi bidang keagamaan, dakwah, politik, social dan

pendidikan oleh karena itu kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan

berdasarkan situasi dan kondisi tempat yang digunakan daam melakukan

kegiatan. Intitusi yang diikuti oleh siwanto meliputi lembaga

kemahasiwaan ekstra yang bergerak untuk kepentingan mahasiswa dan

rakyat yaitu GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang

berorientasi dibidang ekonomi, social dan budaya serta realita politik

yang terjadi dengan mengedepankan kepentingkan aspirasi mahasiswa

dan rakyat Intitusi yang diikuti oleh hariyoto adalah UKM BP2M (Unit

Kegiatan Mahasiswa Badan Penerbitan Pers Mahasiswa), dan bekerja

sebagai wartawan lepas harian kompas. Orinetasi yang dilakukan

dibidang pencari informasi yang actual dan masih hangat untuk di

perbincangkan dengan segala bentuk berita yang ilmiah, tajam, dan dapat

dipercaya kebenarannya..

Melihat keterangan di atas di peroleh konsep tentang organisasi

sebagai wadah untuk menyampiakan aspirasi dan pengembangan potensi

Page 145: BUDAYA POLITIK KAMPUS

diri individu untuk berkembang menjadi jiwa yang mandiri dan dapat

bersosialisasi dengan berbagai keadaan kondisi dan situasi lingkungan

dimana mereka berada. Organisasi adalah sekumulan dua orang atau lebih

yang terorganisir dan memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama (

Artikel Amin Yusuf). Dengan demikian organisasi dapat menetukan

kemana seseorang akan belajar ideology yang sesuai dengan karakter

mereka yang inginkan.

4. Proses pembentukan karakteristik atau tempramen budaya politik

terhadap informan dilakukan dalam proses pelaksanaan kegiatan aktivis

untuk pengembangan poetnsi atau kemampuan indivisu dalam berpolitik

sehingga hasil yang diharapkan mampu membawa aspirasi dan

kepentingan yang dapat dikembangkan secara maksimal dan kegiatan

dilakukan secara optimal. Hal tersebut diperoleh dari data lapangan yaitu;

Budaya politik yang dingingkan oleh Wahyu di kampus adalah kebebasan

untuk melakukan segala aktivitas kegiatan politik tanpa ada tekanan

maupun paksaan dari pihak birokrat maupun pemerintah dalam

melaksanakan kegiatan politik oleh karena itu harapan yang dingingkan

agar terciptannya stabilitas politik yang dinamis dan mengarah

keperubahan yang positif. Proses yang dilakukan oleh wahyu yaitu

dengan mengikuti kegiatan politik dengan berdakwah sebagai landasan

menjalankan keingingan dan harapan dari aspirasi mahasiswa dan rakyat.

Demokrasi politik kampus yang diingingkan oleh Saeful adalah

kebebasan akademik, kebebasan dalam mengkritisi kebijakan dan

Page 146: BUDAYA POLITIK KAMPUS

perubahan politik yang positif. Proses yang ia lakukan adalah dengan

melakukan kesadaran dalam berpolitik sehingga mahasiswa dapat

melakukan politik dengan sederhana dan dapat memposisikan mahasiswa

sebagai agen perubah sesuai dengan harapan dan tujuan pendidikan.

Budaya politik yang diinginkan Usep adalah dinamika politik yang

dinamis dan menuju lembaga independen tanpa ada unsur presser

pemerintah dalam melakukan kegiatan politik dan diharapkan rakyat

sejahtera ,rakyat menikmati kemerdekaanya ,rakyat menikmati

kekayaanya, rakyat menikmati bumi pertiwi ,itu yang menjadi pekerjaan

rumah mahasiswa, saatu saat ini rakyat tidak menikmati semua itu, karena

terdapat manipulasi, dibohongi kalangan penguasa ,oleh orang orang

yang saat ini masih mencokol dan menjadi pejabat korup di Indonesia .

Salah satu yang dilakukan kita sebagai mahasiswa adalah belajar,

persiapan, selalu membiasakan diri bersih di berkondisi secara bersih

sesuai dengan koridor yang ada ya rapi, bersih, tidak kolusi , tidak

korupsi, tidak nepotisme dan sebagainya. Budaya politik yang

diharapkan oleh Siswanto yaitu kebebasan dalam melakukan kegiatan

dengan memperoleh jaminan untuk tidak mendapat tekanan dari birokrat

atau pemerintah dan memperhatikan kepentingan aspirasi dan kebutuhan

mahasiswa. Proses yang dilakukan dengan mengadakan diskusi maupun

jaringan pergerakan bersama untuk menjalankan persepsi dan tujuan

bersama sebagai langkah untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan serta

keutuhan mahasiswa dan rakyat.oleh karena itu siswanto menghendaki

Page 147: BUDAYA POLITIK KAMPUS

adanya proses pergerakan mahasiswa yang mempunyai nilai dan

burgening terhadap kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh

pemerintah atau birokrat. Budaya politik yang dingingkan oleh hariyoto

yaitu budaya politik yang bersih dari hal KKN (Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme), dan mengaharapkan pemerintahan maupun birokrat yang

mengedepankan kepentingan mahasiswa dan rakyat sebagai objek dalam

melaksanakan pendidikan politik dengan baik. Proses yang dilakukan

adalah dengan membrikan kontribuis tulisan maupun berita politik yang

dapat dipahami dan dicerna oleh mahasiswa maupun masyarakat sebagai

pembaca oleh karena itu ia melakukan dan mencari berita yang

diharapkan mahasiswa atau rakyat mampu memahami keadaan realitas

politik yang terjadi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka wujud

kepedulian mahasiswa akan nasib mahasiswa dan rakyat.

Dari data di atas dapat diberikan pendapat tentang buday politik

adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan

politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik ( Dr. Rusadi

Kanta Prawira). Dengan demikian budaya politik yang diharapkan di

kampus adalah independent dalam melakukan segala pelaksaan kebijakan

politik yang menyangkut tentang kekuasaan dan kewenangan dalam

menjalankan politik kampus.

5. Pengaruh kekuasaan terhadap informan dari suatu kebijakan maupun

keputusan adalah suatu posisi tawar aktivis terhadap lembaga dimana

keterlibatan mereka diharapkan mampu memberikan kontribusi warna

Page 148: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dan solusi penyelesaian masalah, oleh karena itu pengaruh diperoleh dan

diakui apabila aktivis mempunyai nilai dan power kontrol terhadap suatu

keputusan maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh para birokrat

pemerintah maupun birokrat kampus. Dari data lapangan diperoleh

analisis tentang kuasaan maupun power yang dimiliki oleh Wahyu

digunakan untuk melakukan dan mengarahkan roda perubahan dinamika

politik yang terjadi. Dalam pelaksanaan ia lakukan dengan tanggung

jawab serta melakukan konsolidasi kepada mahasiswa dan masyarakat

dalam melakukan maupun menjalankan amanah dari aspirasi mahasiswa

dan rakyat. Kekuasan yang di peroleh oleh Saeful digunakan dalam

menjalankan visi dan misi yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan

hasil konggres yang ditentukan secara demokrasi dalam sidang konggres

mahasiswa tingkat fakultas maupun di tingkat universitas serta penentuan

kebijakan dengan demokrasi dan kehendak mahasiswa. Dalam

melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik yang ia

laksanakan mengacu pada kegaiatan-kegiatan yang ia lakukan

sebelumnya. Kekuasaaan yang diperoleh oleh usep digunakan untuk

mempertahankan kekuasaaan karena politik adalah kekuasaan sehingga

kekuasaan adalah untuk mempertahankan posisi atau jabatan di dalam

politik untuk menjalankan maupun mempreser kepentingan kepada

pemerintah atau birokrat. Dalam melaksanakan kegiatan ia

mempergunakan hak dan kewajiban dalam berorganisasi secara

demokratis dan terpimpin dengan satu tujuan kepentingan bersama atau

Page 149: BUDAYA POLITIK KAMPUS

umat tanpa membedakan perbedaan yang ada serta memntingkan

kebenaran untuk aspirasi mahasiswa maupun rakyat. Kekuasaan yang

diperoleh siswanto dipergunakan untuk menjalan visi dan misi aspirasi

mahasiswa dan rakyat dengan melibatkan diri dalam kancah politik

sehingga dapat mengikuti perkembangan politik yang terjadi. Dalam

melakukan dan majalankan visi ia melakukan serangkaian kegiatan yang

bertahap dan terkoordinir sesuai dengan perioritas kebutuhan yang

mendesak sebagai agenda jangka pendek dengan mempertimbangkan

agenda jangka panjang, asas demokrasi sebagai pilar dalam melakukan

kegiatan digunakan sebagai penyelesaiaan masalah yang terjadi

perbedaan pendapat maupun aspirasi. Kekuasaan yang diperoleh hariyoto

dipergunakan untuk mengkritisi kebijakan maupun keputusan yang

dilakukan oleh penguasa yang tidak memihak pada mahasiswa maupun

rakyat melalui media pers sebagai kritik dan saran akan aspirasi

mahasiswa dan nasib rakyat dikarenakan mahasiswa berbicara untuk

rakyat dan kemabali ke rakyat. Dalam melakukan kegiatan pers ia

memperhatikan idealime dan independensi serta kebenaran yang sesuai

dengan realita yang ada, dan menggunakan lobi yang baik serta memakai

tulisan yang ilmiah dan rasional sehingga mudah untuk dipahamai dan

dicerna. Idealisme hariyoto digunakan sebagai langkah untuk kenetralan

dalam memihak suatu permasalah mapun berita yang hangat untuk

diperbincangkan.

Page 150: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Dari keterangan di atas diperoleh pendapat tentang teori keuasaan

yang berhubungan dengan masalah politik yang terjadi sekarang ini,

menurut Max Waber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan

seseorang atau kelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan

kemauan-kemauan sendiri, sekaligus menerapkan terhadap tindakan-

tindakan perlawanan dari orang atau golongan tertentu. Hak milik dan

kedudukan adalah sumber keuasaan sehingga birokrasi merupakan

sumber keuasaan disamping kemampuan khusus di bidang ilmu

pengetahuan yang tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hokum

tertentu ( Prof. Dr. Soerjono Soekanto, SH.MA: 2002 :265)

Dengan demikian bahwa kekuasaan digunakan sebagai langkah

untuk menetukan strategi dalam mempengaruhi dan menjalankan

kehendak demi kepentigan pribadi maupun kepentingan golongan atau

kepentingan umat sehingga kekuasaan sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan berjalannya suatu roda kehidupan dalam berorganisasi

maupun bernegara.

6. Realitas yang diperoleh dari aktivis adalah terbentuknya individu dengan

karakter leadership, kritis, solutif, aktif dan mampu mengawal dan

membawa aspirasi rakyat untuk kepentingan bersama mapun umat.

Berdasarkan data diperoleh hasil yaitu : wahyu mendapatkan

keterampilan dalam beroganisasi, kecakapan dalam memimpin, berfikir

secara religius dan rasional. Hal tersebut dilakukan untuk membangun

Page 151: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pribadi yang sesuai dengan ajaran agama islam dalam menjalankan

aktivitas dakwah maupun politik dengan memperhatikan kepentingan

demokrasi. Hasil dari kegiatan yang ia lakukan dapat membimbing saeful

untuk berfikir kritis, rasional, dan mandiri dalam melaksanakan kegiatan

dengan keahlian yang ia peroleh dalam melaksanakan kegiatan

organisasi, dapat membaca situasi dan kondisi realita kehidupan

mahasiswa di kampus maupun di masyarakat. Hasil kegiatan yang

dilakukan oleh usep adalah memberikan kontribusi kepada masyarakat

akan arti penting politik sebagai akses untuk menjalankan sebuah

kekuasaan dan penentuan kebijakan. Memahami situasi dan kondisi

realitas masyarakat akan kebutuhan mereka karena mahasiswa adalah

rakyat dan untuk rakyat serta kembali ke rakyat. Hasil kegiatan yang ikuti

oleh siswanto meliputi aktif dalam organisasi mahasiswa ektra yaitu

GMNI (gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) serta LSM GRANAT

(Gerakan Anti Narkoba), memberikan kontribusi pemikiran yang rasional

dan ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dalam penyelesaian masalah

yang dihadapi, serta tidak meninggalkan demokrasi untuk kepentingan

bersama. Hasil dari kegiatan yaitu memberikan sebuah hasil karya tulisan

yang ilmiah, rasional dan dipahami oleh semua pihak, memberikan

kontribusi akan arti pentinggnya berita dalam memahami realita

kehidupan politik yang terjadi, serta dapat memberikan sebuah

penghasilan melalui tulisan sebagai matapencaharian dalam mencukupi

kehidupan sehari-hari.

Page 152: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Dari data diperoleh pendapat tentang teori pembelajaran sebagai

proses penetuan akhir atau hasil maupun out put kegiatan. Belajar adalah

berubah, belajar berarti usaha mengubah tingkah laku atau belajar sebagai

rangkaian jiwa raga, psikofisik untuk menuju keperkembangan pribadi

manusia seutuhnya yang berarti menyangkut cipta, rasa, karsa, ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengertian mengajar adalah sebagai

kegiatan mengorganisasi proses belajar.

Skema Proses pengajaran ;

Dari bagan di atas dapat diperoleh keterangan bahwa pembelajaran

adalah proses pengajaran, merupakan proses interakasi antara unsur raw

input (siswa Subjek Belajar), instrumental input (tenaga, fasilitas,

kurikulum, sistem adminitrasi) dan pengaruh lingkungan dengan

menghasilkan tingkah laku sesuai dengan materi atau bahan yang

dipelajarinya dengan hasil akhir perubahan cognitive, afektif,

psikomotorik ( Sardiman AM: 1997: 48). Dengan demikian hasil dari

proses pembelajaran adalah perubahan perilaku individu sesuai dengan

materi atau bahan yang diperoleh dari proses belajar mengajar.

Intrumental input

Proses

pengajaran

Hasil

langsung

Hasil akhir/

out put

Lingkungan

Raw Input /

masukan

Page 153: BUDAYA POLITIK KAMPUS

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

Budaya ilmu politik di Indonesia yaitu bahwa politik sesungguhnya

sangat dekat dengan kajian budaya, bahkan bisa lebih dekat ketimbang

dengan ilmu politik sendiri. Sejarah perkembangan kajian budaya adalah

sejarah perlawanan terhadap dominasi atau kekuasaan sebuah tradisi ilmu

pengetahuan. Kajian budaya muncul dari pemikiran–pemikiran sekelompok

orang yang menyakini bahwa bangun teori adalah sebuah praktek politik

sehari–hari manusia .

a. Budaya politik kampus

Budaya politik kampus diantaranya dilakukan dan diperoleh dari

sebuah pemikiran–pemikiran mahasiswa yang ingin tahu perkembangan

politik yang terjadi. Oleh karena itu mahasiswa sebagai social change

harus mampu memberikan sebuah perubahan dan berperan dalam proses

penentuan sebuah kebijakan yang dilakukan oleh birokrat pemerintahan

dan sekaligus mampu mengkontrol sebuah perjalan sistem politik yang

sesuai dengan kontitusi yang berlaku. Dengan demikian peran mahasiswa

dalam berpolitik sangat diperlukan demi tercapainya demokrasi dan

reformasi dalam membangun sebuah negara yang adil, aman dan tentram.

Page 154: BUDAYA POLITIK KAMPUS

b. Aspirasi Mahasiswa

Aspiarasi mahasiswa terhadap kehidupan politik adalah mewujudkan

budaya politik yang bebas dan bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme

yang sudah menjadi akar budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu

mahasiswa di tuntut untuk mengawal dan memberikan perubahan yang

positif dalam mengedepankan kepentingan rakyat dengan berfikir rasional

dan ilmiah dalam mewujudkan sebuah negara yang bersih dan bebas dari

kegiatan politik praktis.

Diberikan kebebasan untuk berpolitik tanpa adanya suatu bentuk

intimidasi dalam melakukan politik sehingga mahasiswa dapat

berkembang dalam kedewasaan berpolitik sesuai dengan tuntutan dan

harapan rakyat. Hal tersebut dapat dilaksanakan apabila kerjasama dari

berbagai elemen untuk menjalankan politik sesuai dengan aturan dan

wewenang yang sudah berlaku dan ada dalam peruturan-peraturan

kehidupan berpolitik negara sebagai acuan dalam melakukan kegiatan

politik.

Pelaksanaan kegiatan politik di UNNES masih sederhana dan masih

memerlukan proses panjang dalam membentuk budaya kehidupan politik

yang dinamis, bebas dan bersih dari KKN, sehingga diperlukan sebuah

kesadaran tentang pentinggnya pendidikan politik bagi mahasiswa, untuk

itu kita perlu kerjasama dalam mewujudkan kehidupan politik yang sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang sudah ada dalam kehidupan

berpolitik negara.

Page 155: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Mahasiswa adalah harapan besar untuk melakukan perubahan dalam

mewujudkan aspirasi rakyat oleh karena itu mahasiswa melakukan

peningkatan potensi intelektual, melakukan evaluasi, mengarahkan

masyarakat, melakukan kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan,

memberikan wacana dan warna dalam politik, serta memposisikan negara

sebagai alat keadilan dan persatuan. Mahasiswa sebagai angkatan

intelektual bertanggung jawab memberikan gagasan ide yang rasional dan

ilmiah dalam memberikan sebuah solusi dari permasalahan untuk itu

mahasiswa mempunyai harapan melakukan perubahan gerakan, perubahan

fisik dan non fisik, melakukan kebebasan berpolitik dan demokrasi, dan

berkiprah secara maksimal dalam demokrasi dengan berfikir rasional dan

ilmiah.

c. Implikasi pergerakan mahasiswa

Harapan dari pergerakan mahasiswa adalah memberikan aspirasi dan

pewarnaan dinamika politik dalam melakukan kebebasan menyampaikan

aspirasi dan kebebasan dalam mengkritisi kebijakan serta menajadikan

lembaga yang bersih dan independent. Mahasiswa sebagai penghubung

rakyat dengan menyuarakan aspirasi rakyat maupun kepentingan rakyat

sesuai dengan harapan dan keinginan rakyat, oleh karena itu kehendak

yang dilakukan mahasiswa yaitu mengedepankan dan memperjuangkan

perubahan yang positif dan memberikan sebuah kesatuan dan persatuan

dalam kehidupan berpolitik sehingga rakyat mendapat perhatian yang

layak dari para elit politik maupun pemerintah.

Gerakan politik yang dilakukan mahasiswa adalah gerakan nilai yang

memiliki agenda yang disesuaikan dengan realitas aspiarsi mahasiswa dan

rakyat. Apabila hal tersebut tidak tercapai maka mahasiswa melakukan

serangkaian kegiatan kritisasi kebijakan serta melakukan aksi pengerahan

masa turun ke jalan sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap

perjalanan pemerintahan serta kepedulihan terhadap rakyat kecil.

Page 156: BUDAYA POLITIK KAMPUS

d. faktor penghambat

Faktor penghambat dari kegiatan para aktivis meliputi dengan

memperketat absensi sehingga mahasiswa dituntut hadir setiap ada

perkuliahan , untuk itu aktivis mahasiswa dituntut kreatif dalam menyikapi

hal tersebut , kemudian adanya peraturan harus hadir tujuh lima persen

untuk mengikuti kuliah maka aktivis dapat menggunakan kesempatan itu

untuk mengekspresikan aspiarsinya. Kontrak kuliah antara pihak kampus

dengan mahasiswa yaitu kontrak kelulusan dengan tepat waktu dengan

aturan lulus delapan semester sehingga para aktivis harus mempersiapkan

diri untuk menghadapi kontrak kuliah tersebut sehingga dalam perjalanan

kuliah tidak terjadi keterlambatan untuk lulus.

e. Sisi lain penelitian

pembahasan analisis tentang asal maupun latar belakang informan

terhadap politik atau kekuasaan yang akan digunakan sebagai power of

control indivisu dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Bahwa

budaya politik yang terjadi di UNNES dapat dilihat dari hasil penelitian

sebagai berikut :

1. Perbedaan antara individu informan satu dengan yang lain dipengaruhi

oleh latar belakang mereka dalam mengikuti kegiatan organisasi yang

ia ikuti.

2. Ingatan memori mereka terhadap realita politik yang terjadi sehingga

mereka membawanya dalam aspirasi melalui wadah organisasi

Page 157: BUDAYA POLITIK KAMPUS

3. Intitusi kegiatan yang dilakukan adalah organisasi yang sesuai dengan

karakter dan keinginan aspirasi yang sejalan dengan ideologi mereka.

4. Proses pembentukan karakteristik atau tempramen budaya politik

terhadap informan dilakukan dalam proses pelaksanaan kegiatan

aktivis untuk pengembangan poetnsi atau kemampuan indivisu dalam

berpolitik sehingga hasil yang diharapkan mampu membawa aspirasi

dan kepentingan yang dapat dikembangkan secara maksimal dan

kegiatan dilakukan secara optimal.

5. Pengaruh kekuasaan terhadap informan dari suatu kebijakan maupun

keputusan adalah suatu posisi tawar aktivis terhadap lembaga dimana

keterlibatan mereka diharapkan mampu memberikan kontribusi warna

dan solusi penyelesaian masalah, oleh karena itu pengaruh diperoleh

dan diakui apabila aktivis mempunyai nilai dan power kontrol terhadap

suatu keputusan maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh para birokrat

pemerintah maupun birokrat kampus.

6. Realitas yang diperoleh dari aktivis adalah terbentuknya individu

dengan karakter leadership, kritis, solutif, aktif dan mampu mengawal

dan membawa aspirasi rakyat untuk kepentingan bersama mapun umat.

SARAN

Pelaksanaan demokrasi maupun politik di kampus harusnya disesuaikan

dengan kontitusi konggres mahasiswa sehingga pelaksaan kegiatan

Page 158: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mahasiswa dapat maksimal dan optimal dengan selalu mengadakan

evaluasi dan perbaikan peraturan maupun kontitusi yang sudah ada.

Aspirasi mahasiswa di UNNES masih sederhana dan perlu adanya

pengembangan lebih lanjut dengan menggunakan sistem kesadaran

individu tentang pentingnya politik dalam kehidupan sehari-hari serta

peneyelenggaraan pendidikan politik di kampus harus ditingkatkan.

Pelaksanaan pergerakan mahasiswa perlu adanya rekontruksi kembali apa dan

bagaimana tujuan yang harus dicapai dalam melaksanakan agenda

reformasi dengan cara mensosialisasikan dan mengadakan kontrol

terhadap perjalanan politik negara.

Lembaga mahasiswa sebagai wadah kegiatan mahasiswa harus dipertahankan

dari netralitas dan independesi dalam melakukan politik sehingga

mahasiswa sebagai pengawal rakyat dapat menyampaikan aspirasi dengan

baik oleh karena itu lembaga mahasiswa harus dapat memilah, menilai dan

mengembangkan isu-isu politik yang sedang terjadi.

Faktor penghambat dalam kegiatan berpolitik di UNNES masih belum

berpengaruh dalam kegiatan maupun pelaksanaan politik kampus sehingga

mahasiswa dapat melakukan kegiatan politik dengan bebas sesuai dengan

aspirasi yang dibawanya oleh karena itu antara pihak eleman politik

kampus harus bekerjasama.

Mengajak segenap civitas akademika UNNES dan warga UNNES seluruhnya

untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan dan masa depan kampus

UNNES tercinta

Page 159: BUDAYA POLITIK KAMPUS

DAFTAR PUSTAKA

Amalinda Savirani , 2003. Artikel Kajian Budaya politik

Akhi Masrawi , 2003. Artikel Gerakan mahasiswa dan demokrasi Indonesia.

Koentjaraningrat: 1974 , Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT.

Gramedia. Jakarta .

Ihromi.T.O : 1986 , Pokok – pokok Antropologi Budaya : YOI – FIS Universitas

Indonesia , Jakarta.

Ag. Eka. W.W 2004, 2004. Artikel Politisasi, ekonomisasi, dan dunia sedang

berubah .

Rahman, M. Fadjroel : 2003 , artikel Pelopor dan Pengawal Refolusi Demokrasi

: gerkan mahsiswa sebagi gerakan politik nilai .

Djojodibroto, Darmanto. 2004, Tradisi Kehidupan Akademik, yogyakta, galang

press.

Kantaprawira, Rusadi. 2002, Sistem Politik Indonesia, Bandung, Sinar baru

Algensindo.

Jean I. Cohen dan Andrew Arato, Andre Gors, Ernes Gellner, Alfred Stepan,

2002. terj Tilaar, Prof. Dr. H.A.R. 1999. Pendidikan kebudayaan, dan

Masyarakat Madani Indonesia: Strategi reformasi pendidikan nasional.

PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Culla, Adi Suryadi , 2002, Masyarakat Madani; pemikiran, teori dan relevansinya

dengan cita-cita reformasi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Prof.Dr Sartono Kartodirejo , 1988. Kebebasan Mimbar Akademik. YOI. Jakarta.

Melayu Hasibuan, 1996. Terj Tom Bottomore. 1992. Sosiologi politik. Jakarta ,

Penerbit Rineka Cipta.

Culla, Adi Suryadi , 1999, Patah Tumbuh Tulang Berganti; Sketsa Pergolakan

Mahasiswa Dalam Politik dan Sejarahnya Indonesia ( 1908 –1998). PT.

Raja Garfindo Persada, Jakarta.

Hariman Siregar, 1998. "Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke-5 Demokrasi. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Prihatiyani, Eny : 2004, artikel Sistem Pendidikan dan Politik Mahasiswa.

Page 160: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Arikunto, 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta . PT Gramedia Pustaka

utama

Moleong, lexy j. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta ; Roesdakarya.

Yin, Robert K. 2003. Studi kasus desain Dan metode . PT Raja Grafindo persada.

Jakarta

Mulyanan, Deddy. 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif : paradigma baru ilmu

komunikasi dan ilmu sosial lainnya, Bandung , Remaja Roesdakarya.

Miles, Matthew B. Huberman, a, Michael, 1992 : Analisis data Kualitatif : Buku

sumber tentang metode- metode baru ( terj : Tjejep Rohendi Rohidi ).

Jakarta : Ui Pres.

Prof.Dr. Koentjaraningrat: 1998 , Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, PT.

Gramedia. Jakarta .

Walgito, prof.Dr. Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. PT.Andi Yogyakarta,

Yogyakarta.

Soekanto, Prof.Dr. Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo

Persada. Jakarta .

Sardiman AM, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Harsojo, Prof. 1971. Pengantar Antropologi . Putra Arbadin, Bandung.

Edward Shils, penerjemah A Agus Nugroho, Etika Akademis, Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta, 1993.

Tobing, Jakob. 2003 : Peralihan dan Sistem Politik , Suara Pembaharuan, Jakarta.

Rahman, M. fadjroel : 2004 , artikel Kepemimpinan politik kaum muda dan

revolusi demokrasi baru.

Kusumah, Indra : 2004 , artikel Pencerahan Moral dan Politik Mahasiswa.

Rahman, M.Fadjroel : 2003 , artikel He Third Way dan jalan baru.

Budianta, Melani : 2003 , artikel Sastra dan kajian budaya,.

A. Prasetyotoko, dkk, Gerakan mahasiswa dan demokrasi di indonesia. Bandung,

penerbit YHDS

Page 161: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Budiarjo, Prof Miriam. 2003. Dasar-Dasar Ilmu politik. Jakarta. PT Gramedia

Pustaka utama

Dr. Hariyatmoko. 2003. Etika politik dan kekuasaan, Jakarta , kompas

Page 162: BUDAYA POLITIK KAMPUS

HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

I (satu)

Nama : WAHYU TRIYUDA

Alamat : SEKRETARIAT KAMMI UNNES

JL. RAYA SEKARAN NO 12 Gunung Pati.

Status : MAHASISWA/ KADEP KOSTRAT KAMMI

Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004

Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya

politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang ).

1. Lingkup Budaya Politik

a. Orientasi individu

1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?

Jawab : untuk sampai saat ini kalau ditanyakan tentang individu

kebetulan keterlibatan saya berpolitik dikampus baru KAMMI,

kemudian lembaga-lembaga lainnya saya terlibat di akltivitas dakwah,

jadi di rohis fakultas kami organisasi politik yang asaskan dakwah .

2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?

Jawab : penolakan itu kita kaji sejauh mana nilai kemanfaatanya,

kemandorotannya bagi mahasiswa secara umum apakah kebijakan itu

memihak mahasiswa atau malah justru malah merugikan mahasiswa

sekarang ini banyak sekali keuangan mungkin dari spp,bangunaan

,dan kegiatan mahasiswa. Komunikasi yang menjadi hambatan elemen

mahasiswa.

Page 163: BUDAYA POLITIK KAMPUS

3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?

Jawab : Sebagai gerakan mahasiswa yang saya geluti saat ini, gerakan

ekstra untuk politik di kampus di unnes di bandingkan politik-politik

yang lain misalnya UGM saat ini UNNES masih ketingalaan jauh

terkait dengan mungkin pola peledakan, pola pemikiran, paradikma

karena kita sering menonjolkan baju-baju individu kelompok. kita

belum mencari suatu wadah untuk menggusung isu bersama, sekarang

jangankan kualisi BEM mahasiswaatau ekstra dengan intra yang

cendrung agak mengkotak-kotakkan gerakan. Untuk itu sebuah

alamiah atau sebuah rekayasapolitik yang dilakukan seseorang.

Sekarang ini yang kami lakukan adalah mengandeng gerakan-gerakan

mahasiswa di ekstra. Kalau di ekstra nanti terjadi fitnah kita masih

sering melakukan komunikasi.

2. Kehidupan Politik

a. Sistem politik keseluruhan

1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES

dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde barau ?

Jawab : Sejarah IKKIP ke UNNES belum begitu paham ada asumsi di

UNNES merupakaan kampus miniatur dari Orba. Kita belum

mengecek sejauh mana opini itu betul apa tidak Cuma kita bisa rasakan

bersama kalau ada pemikiran bersama mengajak semua elemen ekstra

untuk merivisi kebijakaan tentang otonomi kampus karena konsepnya

belum jelas, sampai sejauh mana keterbukaanya pada mahasiswa.

2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES

?

Jawab : Untuk temen –temen aktivis dakwah kita lebih

mengedepankan dakwah sama satu terobosan yang bagus untuk politik

dakwah sendiri untuk masuk dalam jenjang lembaga publik, harapan

kami satuan mahasiswa atau rohis dapat memberikan pewarnaan-

pewarnaan terhadap politik di UNNES yang lebih baik kalau dulu

Page 164: BUDAYA POLITIK KAMPUS

lebih cendrung tunduk pada birokrat-birokat UNNES, pejabat

walikota, kita lebih condong menekankan pada suatu gerakaan

mahasiswa yang independen, bersih norma-norma yang ada kita

junjung bersama siapapun itu.

3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik

di kampus ?

Jawab : Pengaruh sekali kalau dilihat dari kajian sosialisasinya

kehidupan di UNNES terutama input mahasiswanya itu bisa dilihat

dari ketidak kritisan mahasiswa tapi cenderung dilihat dari seberapa

besar ketertarikan mahasiswa pada kegiatan mahasiswa itu salah

satunya. Ketika diajak ke hal-hal yang bersifat ilmiah atau edukatif itu

cenderung sedikit. kamu yang fungsionaris pasti lebih tahu. kemudian

kalau ke hal-hal yang bersifat hedonis atau hura-hura itu bersifat akbar

sekali. Perbandingan yang tidak sebanding sangat curam sekali

perbedaanya itu mempengaruhi kondisi sosial politik di kampus sudah

bisa di tebak, lain dengan UGM, UI, teman-teman UGM. Studi

banding di UGM inputnya jelas berbeda dari sisi-sisi akademik,

walaupun di sana yang menguasai bukan teman-teman kami, tapi pola

pikir hampir sama dengan kebenaran universal itu yang kita

kedepankan untuk kemaslahataan umat itu kita dukung seperti yang di

BEM FIS saat ini calon dari kami gagal. Siapapun yang lebih

mementingkan umat itu kita dukung ketik itu melanggar itu kita tolak.

4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan

keputusan politik di kampus ?

Jawab : sangat berpengaruh karena kekuasaan merupakan simbol dan

mempunyai kekuataan riel dari elemen–elemen yang mendukungnya,

Kalau misalkan tanpa kekuasaan bukan merupakan gila kekuasaan tapi

merupakan sarana dalam islam disebut amar ma’ruf nahi mungkar itu

sarana untuk berdakwah, lewat itu ketika ada yang lainnya dalam

sebuah perebutan lomba politik itu kita tawarkan sisi itu. seperti halnya

yang dilakukan aktivis ketika mereka masuk dalam kekuasaan tidak

Page 165: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mutlak dari KAMI contoh halnya untuk penggabungan elemen yang

satu orientasi satu pemikiran pemahaman kita bisa jalan bersama yang

kita gandeng. Jadi kekuasaan itu mutlak untuk mengarahkan roda

perubahan minimal di kampus kita karena kalau kita mengikuti

reformasi yang berjalan secara normal kalau itu dipegang oleh orang

yang sama atau seperti orde barau jelas lain ceritanyya, makanya ada

istilah jangan titipkan reformasi .

5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di

kampus ?

Jawab : Lembaga ekstra sampai saat ini mungkin bukan hanya di

unnes seluruhnya ruang gerak di batasi mulai pengunaan fasilitas

gedung dan lain-lain yang sangat dirasakan adalah pengunaan fasilitas

gedung kalau mengusung independent Cuma keterbatasan mahasiswa

kita punya hak mengunakan fasilitas itu Cuma yang tidak piker sampai

pemasangan spanduk, pamlet dan demo ekspo bersama sampai

dipermasalahkan karena stepmen dari pimpinan rektor masuknya

elemen-elemen ekstra itu menghilangkan ekstra lembaga itu sendiri

justru lembaga intral merupakan sebuah wadah untuk konsulidasi

gerakan mahasiswa disitulah wadahnya. kebijakan-kebijakan yang

yang sampai saat ini dirasakan

isu yang mereka goreskan adalah dikotomi antara ekstra dan intara

itulah yang biasa terhadap pola pengembangaan secara umum .

6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?

Jawab : wewenang lembaga ekstra kalau memang kebijakan tidak

masuk dalam sistem kita memegang hak kita mempunyai peran power

kontrol sselagi kebijakan itu berpihak pada mahasiswa kita adakan

komunikasi kalau tidak kita bisa melakukan riset-riset biokrat baik itu

dosen maupun mahasiswa .

7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik

di kampus ?

Page 166: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Pengaruh sekali karena dulu pada Orde Baru ada

NHKBKK(yaitu gerakan mahasiswa yang Orde Lama . Dikembalikan

sitasnya ke kampus dimana pemikiran nya berpengaruh pada

kehidupan saat ini kemudian NKKBK di cabut sistim di ubahnya

senat mahasiswa di ganti bem saat ini itu ada analisis yang

mengarahkan kalau dulu senat lebih cendrung kritis tapi kalAu BEM

lebih cendrung bagaimana mahasiswa di sibukkan dengan kegiatan-

kegiatan berantai berarti sehinga melupakan kebijakan yang itu kalau

kita kritis .tapi kalau kita ambil manfaatnya BEM dapat dijadikan

sebuah wadah konsolidasi gerakan mahasiswa itu dari segi positifnya

dari segi negatif lebih cendrung sibuk pada kegiatan-kegiatan sehinga

melupakan agenda-agenda nasional yang seharusnya menjadi amanat

mereka sebagai amanat masyarakat mahluk intelektual untuk

menyuarakan aspirasi masyarakat itu sendiri .

b. Proses input

1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?

Jawab : Unsuk input tentang politik nol karena studi di ekonomi tapi

dulu di SMA saya senang dengan pelajaran tata negara jadi ada

kecenderungan kesana. Kemarin pada waktu SPMB permintaan di

ekonomi hanya itu yang saya arahkan ke KAMMI yang ada sendi-

sendi politiknya tidak politik masjid dan nilai lebih di KAMMI nilai

politknya sama sajalah, wawancara semacam ini menjadi bekal saya

untuk mengasah ketajaman politik itu sendiri.

2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus

?

Jawab : Pengamatan kehidupan politik kampus biasanya kita terlibat di

kepanitiaan dan setidaknya lebih tahu persis apa yang ada di kondisi

diperpolitikan kampus sampai pada pemilu kita juga mengamati

sampai di situ yang setidaknya punya masukan lebih bagaiman

sosiolisai masyarakat seperti ini ,kemudian kultur masyarakat seperti

ini kemudian ada penilian-penilian dan mungkin suatu pemeriksa cita-

Page 167: BUDAYA POLITIK KAMPUS

cita ke depan ingin merangkul seluruh elemen yang ada terutama yang

muslim walaupun tidak menutup yang non muslim lebih

mengedepankan itu .Kondisinya semoga punya harapan bersama atau

masih ada harapan untuk bersatu.

3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana

anda terlibat ?

Jawab : Secara pribadi sebagai mahasiswa kita juga punya hak politik

sebagai warga negara saya wajib menyalurkan aspirasi politik saya di

rumah saya tergabung di temen-temen IKA SEJAHTERA jadi kalau

banyak yang mengisukan IKA SEJAHTERA aktivitas secara

structural mamang tidak kita dilahirkan dalam lingkungan aktivitas

dakwah lingkup tarbiyah itu walaupun beda gerakan di sini masuk

gerakan mahasiswa walaupun pada suatu saat kami akan mengoreksi

pimpinan IKA SEJAHTERA walaupun aktivis kami, aktivis kita masih

muda, masih-masih awal jadi kita tidak bisa memisahkan, tapi secara

idialisme harus dipisahkan, temen-temen di unnes ini dulun kita

mengusung “cultur education “(pendidikan multi masyarakat) ketika

pemilu itu dipusingkan banyak kader yang ikut kampanye juga, kontra

disitu banyak idialisme sendiri.

4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di

kampus ? sebutkan dan jelaskan ?

Jawab : walaupun secara eksplisit tidak tapi yang jelas seseorang

punya kepentingan politik kalau kami temen-temen bagaimana kita

lembaga-lembaga intra ini, lembaga-lembaga ekstra ini sebagai motor

dakwah amar ma’ruf nahi mungkar tidak untuk kekuasaan atau apa

tapi yang jelas untuk kepentingan dakwah yang lainnya tidak tahu.

Page 168: BUDAYA POLITIK KAMPUS

5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik

sangat di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?

Jawab : Kaau komunikasi seperti alat-alat modern sampai saat ini di

unnes belum begitu di butuhkan tapi untuk akses kedepan seperti akses

keluar dengan mahasiswa yang lain itu butuh karena kita keterbatasan

jangkauan kalu kita lingkup di unnes kita hanya butuh silaturrohmi

politik secara personal itu yang menumbuhkan kondisi politik yang

kondusif.

c. Proses out put

1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus

?

Jawab : Kalau menjalani undang-undang yang saya tahu karena saya

tidak masuk dalam lembaga intra, maaf tidak bisa memberikan

jawaban, maaf pelakunya bukan saya kalau sekedar mengawasi kalau

kalau kita sebagai mahasiswa sebagai rakyat hanya bisa mengontrol

hasil kebijakaan mereka kaya apa .

2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : Kalau dilingkup unnes badan legeslatif masih mandul,kalau

dulu badan legeslatif lebih tajam dari pada eksekutif harapan ke depan

badan legeslatif menempatkan diri pada fungsinya karena kemarin ikut

konggres KMU itu juga memposisikan DPR sebagaimana fungsinya

sebagai kontrol , sebagai pengawas dan sebagainya itu berfungsi secara

optimal ,kan sekarang badan legeslatif di unnes ke pontal-pontal

mengikuti gerakan dari eksekutif tapi bukan hanya eksekutif saja yang

di kontrol tapi juga kebijakaan universitas yang harus di suarakan

3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan

politik di kampus ?

Page 169: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Dikampus eksekutif ada 3 jajaran, jurusan sebagaimana

menguasai massa secara pasif bagaimana ia menyurakaan,

mengapdikan dirinaya bagaimana layaknya pemerintahan eksekutif

pada masa riel kemudian di fakultas harus bisa menempatkan

,menagani temen –temen eksekutif walaupun di jajaran jurusan

setidaknya ada pembagian tugas ..semacam ini masih ada kerancuan

walaupun secara structural berbeda tapi secara fungsional masih tetap

sama harapan besuk adalah perubahan di universitas bisa lebih keluar

kampus ,fungsinya sebagai mahasiswa lebih berfungsi ketimbang dia

hanya keluar hanya di intra kampus tapi ia mandul.

4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : Badan peradilan yang mengatasi politik kampus ,nantinya itu

bisa di fungsikan ketika ada konflik-konflik yang terjadi baik itu

sesama lembaga mahasiswa ataupun dengan birokarasi kampus

nantinya juga yang memutuskan ataupun seluruh itu tentang hal-hal

yang sebagai penengah karena jalur birokrasi kemudian hubungan

structural itu menjadikan kita tidak independent dalam memutuskan

sesuatu .bukan lembaga pengadilan tetapi fungsinya sebagai penengah

konflik atau sebagai wacana kedepan.

d. Diri sendiri

1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?

Jawab : Hak politik di kampus hanya sebatas pemilu itu yang saya

rasakan karena saya tidak terjun langsung ke politik praktis dalam

sebuah lembaga intra jadi yang bisa dirasakan hanya sebatas suara

pemilu kemudian kalau pemilu dalam artian yang has kita juga berhak

untuk mengadakan kegiatan dalam artian kita puya hak dan kewajiban

itu sudah bayar spp . kemudian saran akemahasiswaan harusnya

kegiatan mahasiswa menyuarakan suara mahasiswa itu sendiri .

Page 170: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?

Jawab : Kewajiban sampai saat ini yang saya rasakan terkait dengan

amanah yang ada hanya menyampaikan terkait dengan isu-isu yang

ada bik itu isu nasional maupun kedaerahan kepada mahasiswa secara

umum kkita melakukan visi kita ,melakukan pendidikan politik di

kampus ini tidak lebih dari itu untuk memotivasi temen –temen dari

intra

3. Pendidikan politik

a. Penyelengaraan.

1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi

aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?

Jawab : Banyak yang menjalani kehidupan politikterutama kehidupan

di KAMMI pda dakwah terutama yang saya baca bukunya pak Andi

Rahmat terkat dengan judulnya gerakan perlawanan dari mahasiswa di

kampus itu mengisahkan bagaimana gerakan KAMMIdiera-era tahun

1998 yang jadi inspirasi dan jatuh cinta KAMMI selamanya . semester

dua itu saya mendapat mata kuliah sosiologi politik , ekonomi ada

mata kuliah sosiologi politik ekonomi justru saya memperbanyak buku

itu ketimbang ekonominya ,ekonomi bukunya mahal-mahal .dasar –

dasar ilmu politik yang lainnya ilmu politik secara kapasitas atau ilmu

politik islam .

2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan

politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : Media merupakan salah satu alat untuk melakukan komunikasi

politik terhadap politik sanat berpengaruh

Page 171: BUDAYA POLITIK KAMPUS

masa secara umum bukan hanya kiya yang mengkonsumsi tapi temen

–teman secara umum bisa mengkonsumsi secara sangat efektif

3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan

dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?

Jawab : Lebih ketulisanya ,tpi untuk fisiknya dilihat dari fungsi

lembaga fisual untuk lingkup UNNES kita lihat seberapa banyak

mereka yang mendengarkan juga walaupun juga tidak ditutup

kemungkinan bisa bermanfaaattapi kapasitas lebih besar dan cendrung

pada kapasitas fisualnya.

4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?

Jawab : banyak yang memberikan pandangan politik di kampus

sebagai kondisi dikampus itu secara dinamis , bergejolak dan

harapanya itu tidak sampai kebablasen walaupun itu dilakukan dengan

norma –norma yang ada tanpa harus melangar peraturan apapun bisa

dilakukan dan banyak yang dilawan .

5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : Lembaga ormas sampai saat ini ormas belum ormas bukan

karena mahaisiwa tapi dilihat dari perjalananya itu mahasiswa,harapan

agar masyarakat sekitar bisa memberikan pendidikan politik terhadap

mahasiswa walaupun ada timbal balik antara masyarakat ke

mahasiswa atau mahasiswa ke masyarakat menjadi suatu yang jelas

dan lebih bagus tapi untuk saat ini kondisi masyarakat sekitar belum

mengarah kesana

6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan

pendidikan politik ? jelasakan ?

Page 172: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Untuk yang saya rasakan kemari itu wacana wacana dari

pemimpin rektorat kemudian fakultas mewacanakan bagaimana

pemilu kemudian berorganisasi lembaga lembaga instal itu tepat

waktunya . itu juga salah satu bagian kehidupan berpolitik untuk tetap

sesuai dengan jalur yang ada (sentrarlistik)jadi disitu .

7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : Setidaknya kalau non formal . itu yang bisa di harapkan untuk

memberikan keuntungan politik .tapi kesulitannya ,apakah pendidikan

politik mengarah pada hal hal yang bersifat positif atau sebaliknya

,karena kalau non formal ini tidak bisa di ambil siapa yang

bertanggung jawab ,akhirnya di formal kan lebih dahulu siapa yang

akan bertanggung jawab baru kita bisa mengkomunikasikan lebih

lanjut ,tindakan lanjut yang bagaimana ,itu yang lebih mudahnya

kalau .itu sangat sulit untuk memberikan kelanjutannya

b. Pertemuan kepentingan

1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?

Jawab : Sejauh ini kami memandang iya ,itu tadi lambatnya proses

dinamika politik di kampus sehingga kurang ada tanggapan

tanggapan atau peran peran yang harus dimainkan masing masing

elemen ,itu yang belum di lakukan .kalaupun ada hanya beberapa

teman teman kami ,yang muncul aja . kemusian di kami sekarang ada

13 atau sebuah komunitas politik itu nantinya ada perwacanaan

pendidikan multi politik bersama ,baik dilakukan PMI ,HMI dan

Ormas masyarakat lainnya

2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di

kampus ?

Jawab : Sangat sulit ,sangat sulit untuk kepentingan ini ,kepentingan

ini cukup luas ,kalau kami terus terang aja tidak punya kepentingan

politik indivindu ,kami lebih cenderung mengkondisikan dirinya

sebagai power of control ,kemudian sebagai orang pendidikan

Page 173: BUDAYA POLITIK KAMPUS

,sebagai pendidik politik itu . jadi isu isu nasional yang kita

,bagaimanan kita membiasakan pada masyarakat

3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di

kampus ?

Jawab : Untuk ide atau gagasan pengembangan kampus kita coba

untuk lebih mengkomunikasikan ,komunikasi politik itu gagasan yang

sedang kita cari cari dengan ektra ,intra maupun dengan dunia

biokrasi yang sampai saat ini pun kami punya kelamahan seperti itu

.padahal kita masih terkesan exlusif walaupun secara individual kita

tidak mengenal seperti begitu itu harapanya mereka tahu apa yang

kami tahu dan kami tau apa yang mereka tau .nanti ada toleransi

sehingga kita paham

c. Agresi kepentingan

1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik

kampus atau relita politik saat ini ?

Jawab : Sangat minim sekali,lebih cenderung mereka tidak berfikir

artinya yang saya asumsikan lebih mudahnya saja seperti halnya

,saya tidak butuh Persiapan menjadi persiden ,tapi saya butuh ,saya

makan apapun ,itu bisa di asumsikan dalamkehidupan kampus ,siapa

ketua BEM ,siapa itu pemimpinnya ,yang penting saya suka ,apa yang

dengan saya laksanakan

2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus

sekarang ini ?

Jawab : Masih biasa ,ada yang dinamikannya masih begitu .di

UNNES lebih cenderung pada konflik konflik internal yang sangat

tidak bermanfaat bagi sebuah gerakan mahasiswa friksi friksi itu yang

Page 174: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dilakukan justru friksi golongan .tidak mengacuh isu bersama

,bagaimana melakukan proses perubahan melanjutkan transisi

demokrasi .bagaimana proses yang sebenarnyayang lebih baik ,itu

menjadi PR kita bersama bagi mahasiswa untuk lebih

mengkondisikan gerakan gerakan mahasiswa ini berfungsi sebagai

mana mestinya untuk mengontrol kebijaksanaan .apalagi besok ada

pemilusecara langsung .itu kita lakukan presen atau melakukan

kontrolpemerintah daerah atau nasional

3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah

mulai terjadi ? jelaskan ?

Jawab : Masih dalam proses ,semuanya masih dalam proses ,karena

tidak mungkin secara jlek .tapi ada proses pembelajaran baik mereka

aktifis yang ada di fakultas , jurusan maupun adminitrasi .tiap tahun

seharusnya ada perubahan biokrasinya

d. Seleksi kepemimpinan

1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran

tentang politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : Harus karena dia sebagai top figurenya ,dia sebagai

konseptator ,sebagai puncak pemimpin ,sebagai kuncinya

.dia harus mengerti apa yang diharapkan mahasiswa secara umum ,dia

harus mengerti kondisi secara umum masyarakat Indonesia .makanya

kesadaran politik terbangun dari politik itu sendiri yang diturunkan

oleh teman teman penceritanya .pemimpin yang diartikan kalau

ketua jauh daripemimpin lainnya .tiap individu adalah pemimpin bagi

dunia masing masing seluruhnya

2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan

oleh seorang pemimpin ?

Page 175: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Kebulatan tekat yang harus dimiliki tentunya kebulatan tekat

yang mengarah pada hal positif pada proses perubahan positif dari

tahun ke tahun mahasiswa lebih cenderung membutuhkan proses

advokasi .yang diUNNES masih sangat minim prosesadvokasi yang

dilakukan di UNNES .ketika pemimpin UNNES mengenag perubahan

perubahan internal dikampus . adanya komunikasi politik ,kemudian

perubahan politikyang di inginkan itu harus terjalin dan kesolitan

3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang

diharapkan ?

Jawab : Kebulatan tekat sangat dibutuhkan kemantapan jiwa seseoran

pemimpin karena ketegasan dan lainya yang harus di sifat dan

perilaku yang mulia dan harus kedepan pula ,bukan asal tegas aja

.tegas tapi tidak terarah dengan nilai nilai kebaikan sama saja bohong

,ia berani menyuarakan ini lho rokok kemudian minuman keras dan

lain sebagainya baik di kampus ,kita nanti semacam itu bisa jadi

menerima sponsor dari angker bir .harapannya tidak semacam itu

4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin ?

Jawab : keyakinan pada kebenaran

5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan

tugasnya ?

Jawab ; sangat penting sekali ,karena kita tidak mungkin memakan

buah yang sama atau suatu hal yang sama pula tahun ke tahun ,tapi

ada inovasi inovasi yang di lakukan oleh pemimpin

6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun

kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?

Jawab : bisa jadi seorang pemimpin harus mempunyai ketegasan

,keberanian ,inovasi ,seperti kalau dulu belum dilakukan ,besok kita

Page 176: BUDAYA POLITIK KAMPUS

melakukan awalan awalan ,baik di butuhkan keberanian ,tekat

,seperti halnya saat ini kita belum pernah ,seperti mas kamal

mendemo dekan .kita bagaimana melakukan komunikasi atau presen

demokrasi ,salah satu contoh melakukan inovasi inovasi atau pun

proses advokasi kepada mahasiswa sampai saat ini masih kurang .itu

bisa di lakukan atau dengan hal hal lainya mungkin UNNES punya

desa binaan dan sebagainya itu bisa dilakukan .nantinya inovasi

inovasi mengarah pada proses proses perubahan dan perubahan itu

mengakar

e. Komunikasi politik

1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang

politik di kampus ?

Jawab : Kalau kita memandang politik di kampus itu terkait dengan

kegiatan dan lan sebagainya .semacam itu banyak kita lihat ada

madding dan lain sebagainya ,famlet terpampang pengumuman itu

bisa dilakukan ,tapi itu dari pihah pelaku sebegitu gencarnya

menyampaikan atau mengkomunikasikan urutan kehidupan di kampus

.respon yang sampai saat ini kita masih cari tahu .temen temen di intra

mencari tahu ,PR nya bagaimana ,solusinya bagaimana untuk

mengajak mereka aktif itu kehidupan di kampus ini ,kalau

politik praktis di kampus itu tergantung kecantikan masing masing

yang mengusungnya

2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di

kampus ?

Jawab : Seperti layaknya sebuah organisasi ,proses kadernisasi sangat

ya sama kita mengadakan drame kemudian kita ikut ,tidak ada yang

lebih semua sama ,di PMI ada MABA , .

3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan

kegiatan politik di kampus ?

Jawaban : Partisipasinya secara kelembagaan kita tidak

mengakomodasikan kader kader tidak untuk melakukan ini itu .yang

Page 177: BUDAYA POLITIK KAMPUS

jelas misi kita menyebarkan isu isu yang kita usung itu bisa

tersampaikan secara personal ,monggo kita melepas kader kader kami

mau berpartisipasi dimana

4. Organisasi

a. Hubungan atau keterkaitan

1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan

mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?

Jawaban : Secara structural,hubungan dengan biokrasi baik jurusan

maupun fakultas itu secara kelembagaan masih harmonis baik

pimpinan jurusan dengan pimpinan hima ekonomi masih harmonis

,kita sering silaturami ,kadang banyak satu rombongan dan

hubungan informal kita jalin hubungan itu belum bisa membuahkan

sebuah kebijaksanaan yang aspiratif inputnya .bagaimana out putnya

,kita belum mengkaji sampai sana

2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di

kampus ? jelaskan ?

Jawaban : Semuanya seperti tadi ,seluruh elemen di lembaga intra

.pimpinan rektorat dengan pimpinan fakultas ,jurusan semua bisa

memperankannya masing masing

3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik

di kampus ?

Jawaban : Hubyang kita lakukan ,kalau di kami hanya sebatas forum

forum diskusi .hubungan bagaimana kita berkembang wacana ,ise

gagasan untuk ,pokoknya yang kita usung ,itu isu isu lokal ,nasional

atau daerah . bukan isu kampus ,isu isu masalah kampus kehidupan

lokal diUNNES itu terjalin dilingkup gerakan extra

4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )

terhadap rektorat ?

Jawaban : Masih jauh dari yang kita terangkan karena kita belum

membangun komunikasi yang harmonis yang bisa memunculkan

yang harus dimulai dari mana dulu .apakah dari pihak mahasiswa

Page 178: BUDAYA POLITIK KAMPUS

,pemimpin rektorat sehinga ada kesadaran dari masing masing pihak

yang mengarahkan ke situ

5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )

terhadap pihak dekanat ?

Jawaban : sama dengan hubungan lembaga mahasiswa terhadap

rektorat yairu belum terbagun jaringan kerjasama yang baik.

6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun

kayawan Universitas ?

Jawaban : Dengan dosen kita secara personal ,sering bersilaturami

,berdiskusi dengan beberapa dosen .kita kemarin dengan dosen

fakultas ilmu sosial sering diajak diskusi ,dimana dosen diajak sebagai

pembicara ,bertukar wacana ,pikiran di forumdiskusi itu

b. Burgaining ( posisi tawar )

1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di

kampus ?

Jawaban : Posisi tawarnya semuanya punya potensi dan punya posisi

tawar yang sama .kadang tergantung dari kemantapan dari masing

masing aktifis itu sendiri .apakah dia lembagannya terbangun .

yang positif atau sebaliknya kalau kita walaupun teman teman di kami

tentunya ikut dankatakanlah biasa biasa saja kemudian .

2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di

kampus ?

Jawaban : Semua sangat berpengaruh di kehidupan dunia extra

.bagaimana kita punya aktifitas kontrubusi lebih dilembaga intra

tersebut ,karena kita tidak membawai lembaga tersebut .membawai

indivindu ketika indivindu itu punya kontribusi lebih di lembaga intra

maka kontribusi akan lebihwalaupun dia dari lembaga besar

,kontribusi dan manfaatnya tidak ada di lembaga intra maka yang di

harapkan punya

3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )

mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?

Page 179: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawaban : Kalau di kami posisi burgaining cukup di atas ,karena

beberapa kali kami melakukan prefting yang sekarang ini di

pemerintah jawa tengah (semarang)di anggota dewan kita meprefting

untuk bagaimana melakukan pembenahan APBDyang mereka lakukan

itu sangat memberatkan ,mengingat posisi kami sama dengan lembaga

lembaga exlusif maupun lesgilatif

4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?

Jawaban : Kalau mahasiswa dengan lembaga politik itu dua elemen

yang mengarah satu tujuan ,itu harus mempunyai timbal balik atau

setidaknya bisa mengsinergiskan sebagai kekuatan dua orang .dia

mempunyai fungsi yang harus dimainkan kalau lembaga partai politik

lebih cenderung menekan masalah internal sistem dan dimahasiswa

lebih secara non formal

5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi

masyarakat ?

Jawaban : Masyarakat tergantung itu saja .bagaimana dia melakukan

kontribusi terhadap masyarakat melakukan pendidikan ,pelayanan

.kami begitu

c. Kontrol sosial

1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat

yang luas dan majemuk ?

Jawab : Control kami yang dilakukan lebih cenderung terjun ke

masyarakat .beberapakah itu yang dilakukan kami diUNNES ke desa

desa melakukan penelitian ,pengenalan masyarakat

kalau control masih belum dapat dilaksanakan .hanya penggambaran

masyarakat itu sendiri

2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?

Jawab : Kalau itu bukan dikontrol,tapi lebih tepatnya mengarahkan

,karena misi dalam islam satu pembentukan pribadi yang soleh dan

soleha dankemudian terbinah keluarga yang sakinah ,masyarakat yang

Page 180: BUDAYA POLITIK KAMPUS

berperilaku beradab dan nantinya terbentuklah negara yang berdaulat

sesuai dengan apa yang di contohkan pada

d. Pengabdi dan pelayan masyarakat

1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai

pengabdi dan pelayan masyarakat ?

Jawaban : Kalau mahasiswa ini lebih cenderung komunitas terkecil

dari elemen yang ada ,hanya ada beberapa yang bisa menikmati

pendidikan perguruan tinggi maka mahasiswa memanfaatkannya lebih

diharapkanketimbang elemen elemen lainnya karena independennya

,intelektualnya itu lebih mempengaruhi dan proses pembinan pribadi

itu lebih lama ,harapanitu lebih berada di mahasiswa itu sendiri

2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani

masyarakat ?

Jawaban : Pengabdian dan pelayanan itu lebih cenderung pada proses

proses advokasi yang dilakukan mahasiswa ,seperti kemarin aktifis

aktifis lingkungan .melakukan advokasi di buyat kasus itusebagian

kecil dan kemudian di peguruan UNNES advokasi di pendidikan dan

perjanjiannya adalah nilai lebih kita sebagai mahasiswa nilai positif

kepada masyarakat yang lebih kita kedepankan ,karena yang terbaik

5. Dimensi gerakan

a. Angkatan muda

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik

bernegara ? jelaskan ?

Jawaban : Kalau bisa dikatakan sebuah proses transisi sebuah proses

perubahaan .itu tentunya salah satu indikator juga merupakan

pergantian perilaku politik itu sendiri makanya kaum muda

,mahasiswa itu sendiri itu merupakan harapan besaruntuk melakukan

proses perubahan itu sendiri ,awalnya dari situ

2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian

politik negara ?

Page 181: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawaban : Tentunya yang pertama adalah meningkatkan potensi

diantara kalangan mahasiswa itu sendiri ,bagaimana mungkin kita

melakukan kontrol ,melakukan evaluasi ,melakukan demo ,dan

sebagainya tanpa mengarahkan sebuah solusi yang berarti .itu

nantinya kita sudah waktunya kita di pasrahi untuk memegang

puncuk pimpinan atau berada di exlusif atau legislatif .kita sebagai

pelakunya bukan sebagai baking controlnya .kita harus

mempunyainilai lebih dari yang sebelumnya

b. Angkatan intelektual

1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawaban : Angkatan intelektual lebih cenderung seperti komunitas

mereka yang ada dikampus ,sisi akademis ,intelektual lebih di

kedepankan karena setiap orang tentunya bekal ilmu ,kompensasi

,spesifikyang berbeda itu yang lebih diharapkan ,kita punya masalah

ekonomi ,mereka mereka yang ada di ekonomi bermunculan sebagai

tokoh tokoh ekonomi muda ,kita punya masalah kesehatan,tokoh

tokoh muda di kesehatan akan muncul

2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual

dalam perjalan politik sebuah negara?

Jawaban : Setidaknya kontribusi yang dimainkan atau peran peran

yang dimainkan sebagai tokoh intelektual .ketika menjadi mahasiswa

lebih cenderung pada penguatan kompensasi atau penguatan ilmu itu

sendiri dan ketika dihadapkan pada realita yang ada mereka bisa

berperan sebagai gerakan monitor .kita naik lagi sebagai

pelakunya,mereka bisa melakukan perubahan fisik

6. Karateristik gerakan

a. Spontanitas

Page 182: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas

dalam kegiatan politik ?

Jawaban : Kalau dikami lebih cenderung spotanitas .tapi kami lebih

pada membawa misi misi nilai nilai itu sendiri atau misi misi dakwa

itu. Jadi bukan gerakan reaksional tapi gerakan yang bermisi.kalau

visi kami merupakan mempercepat proses perubahan ,menghasilkan

konlik mental ,ke dalam sebuah wadah kami

2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat

spontanitas dalam kehidupan politik ?

Jawaban : Karena tergantung dari kondisi itu sendiri kondisi kondisi

temporal yang ada lebih cenderung mereka bersifat dramatis lebih

cenderung bersifat irreaksional .itu juga suatu hal bukannya

mahasiswa yang mengarahkan tetapi mahasiswa sendiri yang

terarahkan oleh kondisi kondisi temporal yang ada.

b. Non structural

1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non

structural dalam kehidupan politik ?

Jawaban : Yang di UNNES belum ,sampai saat ini belum untuk

gerakan non structural belum ada

c. Bukan agen politik diluar kampus

1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen

politik diluar kampus ?

Jawaban : Karena mahasiswa memang itu dibentuk sebagai agen

global bukan agen politik tapi agen perubah yang dihasilkan ,di godok

,di didikdan diperawat dalam proses pembinaan dalam kampus itu

sendiri .nantinya harapannya kedepanliam hingga sepuluh tahun

kedepan merekalah yang akan mengagntikan pemimpin yang

sekarnag yang ada jadi bukan agen-agen poltik agen praktisi di luar

kampus melainkan agen stock perubahan.

Page 183: BUDAYA POLITIK KAMPUS

d. Memiliki jaringan yang luas

1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam

berpolitik ?

Jawaban : Jaringan yang sekarang lebih cenderung jaringan yang

harus memasarakat karena bahasa informasi lebih cenderung intelek

dan melangit dan sulit dipahamimi oleh masyarakt itu harapannya

yang harus menadi PR bedsar bagaiman kita mengkomunikasikan

tjuan-tjuan reformasi ini pada masyarakt natinya mereka ang

diperjuangkan itupunpaham siapa yang memprejuangkan jangan

sampai komuniksai itu terputus sehingga kelihatannya mahasiswa

yang memeprjuangkan tetapi masyarakt tidak merasa diperjuangkan

2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan

mahasiswa yang begitu luas ?

jawaban : Jaringan massaa yang dibangun saat ini lebih cenderung

jaringan jaringan yang bersifat pragmatis belaka jaringan jaringan

aliansi yang dibagun satau tujuan tertentu misalkan kami yang

dilakukan saat ini adalah arimgan masyarakt yang tergabung dala

faraksi-fraksi anti korupsi mempuanyai tujuan satu yaitu

pemberantasan korupsi legislatif dijawatengan dan kota semarang

belum ada jaringan mahasiswa atau jaringan yang ada bersifat

permanen biasanya yang bersifat permanen lebih cenderung pada

ikatan ideolgis saja

7. Kekuatan gerakan mahasiswa

a. Kemampuan perubahan

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang

dimiliki mahasiswa ?

Jawaban : kemampuann yang harus dimiliki oleh mahaiswa adalah

kemampuan perubahan karena mahasiswa merupakan agen perubah

2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus

dimiliki mahasiswa ?

Page 184: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawaban : ya menurut saya adalah kemamapuan perubahan yang

membela kbenaran yang universal dan berjalan lurus sesuaia dengan

kontitusi dan ajaran agama yang di jalankannya.

b. Mengkritisi aspirasi

1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?

Jawaban : aspirasi yang sampai saat ini bukan dalam artian aspirasi

banyak sekali , ada aspirasi bernilai positif , aspirasi bernilai negatif .

Kita coba untuk mengakomodik mereka mereka yang mempunyai

aspirasi yang positif karena bukan , bisa saja mahasiswa secara

keseluruhan itu mengingikan proses perubahan yang justru bernilai

negatif . bisa saja , karena sebuah komunitas itu sangat menentukan

banyak sedikitnya kuantitas kita itu menentukan aspirasi itu sendiri

bisa dilaksanakan atau tidak , bisa jadi mereka di sebuah

lokalisasikan ngak mungkin adanya aspirasi yang secara kolektif itu

baik , mungkin misalkan semacam itu tapi kita coba untuk

mengakomodik atau lebih menyuarakan aspirasi aspirasi yang bersifat

secara positif yang bisa diterima semua kalangan

2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawaban : artinya kita pedoman untuk membandingkan aspirasi itu

apakah layak diaspirasikan atau tidak , pedoman kita makanya kita

lebih mengedepankan asset asset kebenaran secara universal dan

diterima di semua kalangan dan sumbernya itu bisa dari hukum itu

sendiri , norma norma yang ada .dan juga sebagai muslim kita lebih

mengedepankan apa yang menjadi pedoman kita

c. Sosialisasi pers

1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik

kepada mahasiswa ?

Jawaban : Yang di lakukan di kami hanya sebatas tugas pers riliis , itu

kita sering menyebarkan media kalau ditingkat daerah . kalau

ditingkatan kampus kita menyebarkan famlet ,filet , maupun madding

di dinding .lalu dibagikann secara orang persaorangan

Page 185: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan

kehidupan politik di kampus ?

Jawaban : sengat effektif setidaknya isu di bangun itu bisa

terlaksanahkan dengan baik , dikondisikan dengan baik ,arah arah apa,

tujuan – tujuan apa , mengapa kita melaksanakan itu dan nantinya

tidak muncul sebuah kecurigaan atau buruk sangkah di kalangan

mahasiswa atau kalangan sesama aktifis

d. Gerakan rakyat

1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawaban : dan mahasiswa memang bagian dari rakyat , kita tidak bisa

memisahkan realita mahasiswa adalah kaum tersendiri , kaum

terspesial dan sekarang seharusnya mahasiswa memang bagian rakyat

itu sendiri dan orang orang terpelajar tokoh tokoh intelektual . di awal

dari situ sudah selayaknya dan sewajibnya itu mahasiswa

menyuarakan apa yang menjadi penderitaan rakyat itu sendiri

e. Dampak perubahan

1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh

mahasiswa dalam kehidupan politik ?

Jawaban : tentunya perubahan yang mengarah pada proses perubahan

yang bersifat positif ,karena perubahan-perubahan itu bisa sama ,tidak

mengadukan atau perubahan yang lebih buruk lagi .itu yang kita

diharapkan pada proses pemilu besok.,artinya kita masih punya

harapan .bagaimana pemeritahan besok melakukan perubahan .

2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan

politik di kampus ?

Jawaban : sangat berpengaruh ketika sistem dibangun itu ,mempunyai

nilai perubahan atau masih tetap sama atau mungkin lebih buruk itu

sangat berpengaruh pada kegiatan kemahasiswaan .bisa jadi suatu saat

lembaga massa bisa dibekukan, bisa jadi itu suatu resiko yang ada

dikalangan aktifis mahasiswa

Page 186: BUDAYA POLITIK KAMPUS

f. Pengelolaan gerakan

1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan

politik di kampus ?

Jawaban : yang diharapkan mahasiswa secara keseluruan ,harapannya

karena aspirasi itu banyak sekali ,komunitas itu banyak sekali ,masing

masing pergerakan memberikan perwarnaan tersendiri supaya bisa

punya kedepan khusus atau ciri khas ,setidaknya memberikan

dinamika politik bagi sebuah pendidikan politik yang ada di kampus

mahasiswa

g. Penghubung rakyat

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawaban : hampir sama dengan pertanyaan yang tadi karena

mahasiswa merupakan bagian rakyat dan tidak bisa dipisahkan dari

rakyat itu sendiri, tidak mungkin mahasiswa menyuarakan apa yang

tidak menjadi keluhan rakyat

2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat

dalam kehidupan berpolitik ?

Jawaban : yang dikendaki mahasiswa ,mahasiswa tentunya punya

potensi potensi yang lebih ,di situ tentunya harus mengedepankan atau

memperjuangkan perubahan perubahan yang nantinya bisa

berpengaruh secara sefifikan pada perubahan itu harus mengarah pada

perubahan yang baik

8. Faktor birokrat kampus

a. Memperketat absensi

1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi

terhambat ?

Jawaban : memperketat absensi sampai saat ini belum yang ada

difakultas peguruhan tinggi , kan mahasiswa masih mempunyai jatah

beberapa persen dari absensi yang ada .itu merupakan hak cipta untuk

beraktifitas , aktifitas lainnya dapat diperoleh diluar jam kuliah

Page 187: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?

Jawaban : tidak masalah karena yang kita kelolah bukan sebuah

aktifitas indivindu ,tapi aktifitas kolektif .kalau pun bukan tanpa

kehadiran individu saya,masih ada yang lainnya

b. Merepresi nilai

1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa

?

Jawaban : untuk pengalaman pribadi belum ,jadi ketika bentrok

dekan/dosen suatu saat iya

2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?

Jawaban : itu merupakan proses yang pembelajaran yang tidak baik

dalam lingkup ke akademisan ,keilmuan,keindependenan .itu sebuah

ketidak adilan yang muncul ,kalau dasen lebih mengutarahkan hal hal

yang obyektif dan ilmiah ,mahasiswa seharusnya begitu ketika

melihat yang buruk ,katakana buruk ,yang baik katakan baik

c. Membuat perjanjian

1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?

Jawaban ; belum ada

2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?

Jawaban : -

d. Merepsesi psikologi

1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam

politik kampus ?

Jawaban : saya mungkin kalau bisa tadi dengan nilai ,bisa tadi dengan

mempersulit hal hal berkaitan dengan keakademisan itu salah satu

bagian

2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?

Jawaban : di UNNES belum ada selantang itu .kalau dulu pak salah

satu ketua kami ,pernah di sel selama satu jam melakukan aksi demo

di pelantikan pak

e. Pemecatan status

Page 188: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang

melanggar peraturan kampus ?

Jawaban : untuk sementara belum ada di UNNES.

2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?

Jawaban : kalau hal itu terjadi tentunya masing msing pihak juga akan

memperjuangkan hahnya masing masing .bagi dikalangan mahasiswa

juga menuntut keadilan agar itu jelas sesuai dengan porsinya dan

dikendalikan dengan nilai nilai keadilan yang ada .tentunya di pihak

biokrat lain .kita juga akan memperjuangkan tujuan tujuannya mulus

,lancar sebuah bentuk kepimpinan yang otoriter ,sebuah prosesi yang

stabil dan aman

HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 ( dua )

Nama : SAEFUL ALIM

Page 189: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Alamat : SEKRETARIAT PKM FIP UNNES

JL. RAYA KAMPUS SEKARAN FIP UNNES Gunung

Pati.

Status : MAHASISWA/ KETUA BEM FIP

Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004

Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya

politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang ).

1. Lingkup Budaya Politik

a. Orientasi individu

1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?

Jawab : Keterlibatan saya dalam berpolitik kampus tentu saya sebagai

mahasiswa activis berusaha untuk mengedapan nilai-nilai kebebasan

berpendapat, berpendapat itu hal biasa, menanamkan kepada temen

semua bahwa tidak hanya apa itu kebesan saja tetapi aktivitas politik

sangat penting

2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?

Jawab : Kebijakan politik pimpinan sebenarnya, mahasiswa

mempunyai daya kritis yang harus digunakan , jadi mahasiswa tidak

hanya duduk saja kampus, diwarung, menggarap tugas tetapi fungsi

dari mahasiswa adalah mengkritisi kebijakan pimpinanan baik dari

pimpinanan fakultas mapun pimpinan rektorat tentunya kebijakan yang

tidak memihak kepada mahasiswa kita akan tolak dan kita kritisi yang

membangun.

3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?

Jawab : Di UNNES ini memang terkenal mahasiswa yang adem ayem

ini saya melihat dan sering diskusikan dari tetemn ketua bem bahwa

Page 190: BUDAYA POLITIK KAMPUS

masih sangat rendah mahasiswa secara umum untuk mengikuti atau

berpartisi aktif dalam hal berpolitik ini di buktikan dari paertisipasi

aktifnya yang sangat kurang dalam kampanya maupun pemilihan ketua

bem baik presiden mahasiswa dan ketua bem fakultas beda dengan

aktivis bahwa aktivis itu sudah sedikit banyak mengetahui dan sedikit

banyak sudah berpartisipasi mulai dari pra dan kegiatan politik, hal

kegiatan sekedar diskusi mengenai dunia perpolitikan, kampanye di

kampus dan sebagainya .

2. Kehidupan Politik

a. Sistem politik keseluruhan

1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES

dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?

Jawab : Saya tidak tahu persis memang, untuk latar belakang UNNES

dijadikan kampus milik golkar pada zaman baru, tetapi itu memang

terjadi itu sangat mengecewakan tentunya, karena kampus sebagai

lembaga indenpen, sebagai lembaga pengkritis dari orang –orang yang

berkuasa bukan anti dengan partai, disisni lembaga pendidikan yang

harus ada jarak yang kelihatan antara partai dengan lembaga

pendidikan, bukan berarti kita tidak mau menerima partai di dalam

kampus, partai dari pada kepentingan yang ditonjolkan partai yang

harus kritis, propesional berkepntingan untuk negara.

2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?

Jawab : Saya tidak tahu begitu banyak karena saya belum bayak terlibat

dalam politik kampus yang terdahulu tetapi saya melihat bahwa

partisipasi mahasiswa dalam berpolitik seperti partissipasi dalam

pemilihan presiden mahasiswa dan ketua BEM fakultas, hal tersebut

sedikit kurang dari lima persen dari semua mahasiswa hal itu membuat

aktivis mahasiswa begerak tidak dinamis.

3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di

kampus ?

Page 191: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Ya, sangat berpengaruh karena lokasi menetukan setiap gerakan

yang akan ditempuh masing-masing aktivis dalam mengolak pergerakan

massa dan mendapatkan informasi dalam penegmbangan politik

dikampus, begitu banyak saya melihat sangat berpengaruh.

4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan

keputusan politik di kampus ?

Jawab : ya memeng begitu kekuasan itu ya , kekuasaan , kebijakan,

keputusan merupakan satu rangkaian bagi orang yang berkuasa, bagi

orang yang memberikan kebijakan yang memberikan keputusan ada di

kampus bagaimanapun juga politik harus dikembangkan agar mahasiswa

tahu melek dengan politik dalam pengembangan pendidikan politik .

5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : Kontitusi di kampus ini masih jauh dari ideal terlihat dari

beberapa dinamika kongres yang kurang berjalan dengan bagus dan kita

sudah mulai mendiskusikan mendesain kontitusi lembaga

kemahasiswaan secara bagus ,kalau hari kemaren sudah tersiar isu

pemilihan presiden mahasiswa melalui partai, ini akan menarik kalau

bisa. Terkait dari garis intruksi dan kordinasi masih kabur sehingga

aturan kehidupan politik kampus masih rendah.

6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?

Jawab : Saya menjalankan wewenang di kampus sesuai dengan kontitusi

yang sekarang ini berlaku, ada garis intruksi ,ada garis kordinasi baik itu

dengan hima, maupun BEM universitas maupun dengan UKM. dengan

segala kelemahan yang ada dalam kontitusi iti karena merupakan

keeutusan konggres maka saya patuh dengan kontitusi yang sudah

berlaku.

Page 192: BUDAYA POLITIK KAMPUS

7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di

kampus ?

Jawab : Menurut saya negara juga berpengaruh terhadap politik di

kampus. kebebasan berpendapat sekarang atau system sekarang ini

mengarah ke yang lebih baik. kebebasan berpendapat, kebebasan

melakukan aksi dan lain sebagainya. Hal itu merupakan bagian dari

aktivis untuk mengkkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah atau untuk

mengkritisi kebijakan-kebijakan para elit politik yang kadang tidak

memihak rakyat, siapa lagi kalau bukan mahasisiswa yang mau dan

mampu mendengungkan atau mengaspirasikan aspirasi rakyat.

b. Proses input

1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?

Jawab : Ada beberapa hal yang sebenaranya bisa dilakukan, yang

pertama saya mencoba menyelipkan beberapa misi-misi yang sengaja

saya masukan kepada temen untuk bisa menjadi aktifis yang tidak

kagetan. Ini akan mengarah kepada kedewaasaan berpolitik sehingga

kita ada isu perbedaan pendapat itu mnjadi hal biasa.

2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : Saya sebagai ketua bem melakukan pengamatan kehidupan

politik di kampus dengan cara diskusi dengan lain aktifis, diskusi

dengan mahasiswa lain secar umum, sejauhmana daya piker dan daya

serap mahasiswa mengenai politik di kampus ini.

3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana

anda terlibat ?

Jawab : Selama ini saya tidak terlibat dalam partai politik karena saya

melihat saya mempunyai prinsip, bukan karena saya tidak suka partai

politik tetapi karena saya memimpin lembaga kemahasiswa maka saya

harus netral tanpa memihak suatu partai dan malah mengkritisi

kebijakan yang ada.

Page 193: BUDAYA POLITIK KAMPUS

4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di

kampus ? sebutkan dan jelaskan ?

Jawab : Jelas, setiap politik pasti mempunyai kepentingan begitu juga

politik kampus .

5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat

di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?

Jawab : sangat-sangat diperlukan karena bagaimanapun alat komuniksai

sebagai penopang tertinggi dari alat mengkomuniksikan bahasa-bahasa

yang disampaikan kepada audien.

c. Proses out put

1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus

?

Jawab : Saya menjalankan perundang-undangan kalau di UNNES

disebut dengan kontitusi lembaga kemahasiswaan UNNES itu saya

mencoba patuh pada kontitusi tersebut, sehingga garis intruktif, garis

koordinatif, garis komando dan sebagainya mencoba saya lakukan

dalam politik kampus.

2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : Sebenarnya di UNNES ada lembaga yang berperan penting

yaitu legislative sayang sebenarnya kurang menonjol dalam kiprahnya,

sebenarnya disinilah badan legislative harus mampu mengakomodir

beberapa pemikiran-pemikiran dan aspirasi-aspirasi dan dan lebih

khusus lagi dinamisasi lembaga kemahasiswaan dalam bentuk konsep

dan bedah-bedah kontitusi.

3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : BEM sebagai badan eksekutif tentu merupakan sebuah

lembaga pemerintahan yang itu dikatakan kuat apabila kehidupan

kampus di jalankan oleh bem sebagaimana fungsinya yaitu fungsi

pertama sebagai eksekutif burdy yaitu menjalan garis-garis besar

Page 194: BUDAYA POLITIK KAMPUS

haluan kerja yang dihasilkan oleh kesepakatan konggres yang

didalamnnya terdapat para anggota-anggotanya.

4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : Di UNNES memang belum ada badan peradilan tetapi

menurut saya sangatlah penting apabila ada sehingga kasus

pelanggaran kontitusi mampu dipecahkan dan mampu dibuka secara

legal sehingga mana yang salah mana yang benar akan kelihatan.

d. Diri sendiri

1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?

Jawab : Saya sebagai warga kampus yang baik saya akan

menggunakan hak poltik saya secara maksimal.

2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?

Jawab : saya juga sebagai warga kampus yang baik saya berpatisipasi

dan akan menggunakan kewajiban politik secara optimal.

3. Pendidikan politik

a. Penyelengaraan.

1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi

aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?

Jawab : Bahan bacaan - bahan bacaan yang merdeka tentunya

sehingga bahan bacaan merdeka itu membuat pemikiran kita menjadi

bebas, membuat pikiran kita menjadi luas sehingga sisi-sisi lain

sebenaranya yang dimiliki oleh mahasiswa kita dapat lakukan untuk

menjadi aktivis kampus .

2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan

politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : Ya menurut saya memang publikasi masa itu sangat penting ,

bagaiamapun juga kehidupan politik tanpa publikasi masa sama saja

itu bohong.

Page 195: BUDAYA POLITIK KAMPUS

3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan

dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?

Jawab : Di UNNES media visual sudah dilakukan dengan berbagai

pamflet, gambar-gambar untuk pengembangan dan peneyelengaraan

pendidikan politik.

4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?

Jawab : menurut saya yang menyelenggarakan politik tentu

pemerintah dan badan-badan lembaga swadaya masyarakat dan

orang–orang yang tahu banyak pendidikan politik sehingga mampu

dapat ditranfer kepada masyarakat.

5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : Ya, menurut saya lembaga masyarakat harus terlibat dalam

penddikan politik bagaimanapun juga kedewasaan berpolitik ini

harsus ada pada masyarakat secara utuh.

6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan

pendidikan politik ? jelasakan ?

Jawab : ya, menurut saya lembaga juga formal harus mempunyai atau

untuk terlibat dalam penyelengaaran pendidikan politik karena

bagaimanapun juga kedewaasan dalam berpolitik harus ada pada

masyarakat untuk mewujudkan negara demokrasi dengan cara semua

lemabag formal dan non formal dapat terlibat merupakan langkah

yang baik.

7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : Ya begitu juga lembaga non formal, LSM–LSM sangat

membantu dan terlibat dalam penyelenggaran pendidikan politik.

Page 196: BUDAYA POLITIK KAMPUS

b. Pertemuan kepentingan

1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?

Jawab : menurut pandangan saya terhadap kehidupan politik masih

sangat kurang sehingga perlu adanya sebuah pemikiran-pemikiran

baru dan konsep-konsep baru dan sekaligus kebijakan-kebijakan baru

bagaimana pentingnya berpolitik untuk diketahui masayarakat dan

mahasiswa.

2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di

kampus ?

Jawab : Bebeicara kepentingan berarti harus ada strategi–strategi

tentang sebuah diskusi-diskusi, obrolan-obrolan yang terarah itu saya

tujukan untuk bagaimanan menyikapi tentang politik di kampus

3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di

kampus ?

Jawab : gagasan ini lebih bersifat umum artinya bahwa bebeda

pendapat atau pendapat yang tidak cocok itu hal yang wajar saja,

harus diskapi secara positif , normative dan sebagainya.

c. Agresi kepentingan

1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik

kampus atau relita politik saat ini ?

Jawab : Budaya politik kampus mahasiswa di UNNES masih kurang

menurut saya, hanya beberapa mahasiswa saja yang sangat inten ikut

berpartisipasi aktif dalam rangka pengembangan politik kampus, dan

ini harus dapat diubah bagaimanapun mahasiswa sebagai agen social

cahange harus mampu merubah keadaan-keadaan saat ini sehingga

dijadikan contoh kepada masyarakat.

Page 197: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus

sekarang ini ?

Jawab : Pendapat saya tentang kehidupan politik di kampus saat

sekarang ini saya melihat lebih spesifik di UNNES masih sangat

kurang kehidupan politiknya , ini terbukti sangat minimnya

mahasiswa dalam penggunaan hak suara dalam pemilihan ketua BEM

mapun presiden mahasiswa.

3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah

mulai terjadi ? jelaskan ?

Jawab : Ini lambat tahun sengaja kita gulirkan misi-misi itu , kita

gulirkan isu-isu kesadaran berpolitik sehingga mahasiswa tidak hanya

kuliah saja ada sisi-sisi lain yang harus diketahui dan digeluti

mahasiswa yaitu politik kampus.

d. Seleksi kepemimpinan

1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran

tentang politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : Menurut saya seorang pemimipin harus dan wajib memilki

kesadaran tentang politik , bagaimanapun juga pemimpin itu

merupakan contoh bagi semuannya ketika pemimpin memilki

kesadaran politik anak buah pun akan ikut.

2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan

oleh seorang pemimpin ?

Jawab : kebulatan tekat ini harus dimiliki seorang pemimpin,

pemimpin harsus berkorban dan menanggung resiko atas di

keputusannya

3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang

diharapkan ?

Jawab : Seorang pemimpin harus mampu mengatakan ya dan atau

tidak ini sangat sulit bagi pemimpin sehingga ketetapan jiwa

mengatakan ya atau tidak merupakan kewajiban seorang pemimpian.

Page 198: BUDAYA POLITIK KAMPUS

4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin ?

Jawab : Keyakinan yang universal tentunya dan yang utuh terhadap

dasar –dasar agama, dasar -dasar politik, dasar-dasar kehidupan

sehingga seorang pemimpin tidak akan goyah.

5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan

tugasnya ?

Jawab : jelas seorang pemimpin harus keratif ,harus mampu melihat

kondisi yang ada , melihat posisi dan situasi yang ada pula.

6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun

kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?

Jawab : Kebijakan maupun keputusan itu merupakan sebuah dinamika

yang ada dalam organisasi, tentu keberanian seorang pemimpin harus

dilakukan dengan cara melihat kondisi dan situasi secara tepat

sehingga analisis keputusan itu tidak merugikan orang banyak.

e. Komunikasi politik

1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang

politik di kampus ?

Jawab : Menurut saya mahasiswa mendapatkan informasi tentang

politik kampus sebenarnya sangat banyak informasi melalui pamflet,

media inframasi yang sekarang sudah ada , media pers mahasiswa,

apabila ada mahasiswa yang ketinggalan dengan inforamasi politik

kampus adalah kuper sekali.

2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di

kampus ?

Jawab : Perekrutan dalam organisasi, saya memang menggunakan hak

pregroatif saya sebagai ketua BEM untuk melakukan prekrutan

Page 199: BUDAYA POLITIK KAMPUS

funsionaris dalam rangka menjalankan misi-misi politik yang ada

pada BEM itu sendiri.

3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan

kegiatan politik di kampus ?

Jawab : banyak sebenarnya apa yang dilakukan mahasiswa, yang

paling minimal adalah mengunakan hak suara dan hak politiknya

dalam pemilahan secara optimal.

4. Organisasi

a. Hubungan atau keterkaitan

1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan

mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?

Jawab : Mahasiswa dan lembaga politik atau lembaga dalam

berpolitik di kampus sebenaranya sangat erat hubungannya karena

mahasiswa harus bisa berpolitik kalau mahasiswa tidak bisa politik

hanya studi oriented saja hal itu adalah rugi.

2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di

kampus ? jelaskan ?

Jawab : Menurut saya kelembagaan politik di kampus merupakan

tanggung jawab mahasiswa, karena mahasiswa mempunyai lembaga

kemahasiswaan sebagai wadah dalam berpolitik di kampus.

3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : Hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik

kampus sebenarnya saling mengisi artinya ada sisi yang beda antara

ektra dan intra tetapi, ada persamanya, sama-sama dalam bergerak di

bidang mahasiswa.

4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )

terhadap rektorat ?

Page 200: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : hubungan (eksta dan intra) dengan rektorat sebenarnya saling

memberikan masukan dan kritikan sehingga badan intra mampu

mengkritisi dalam hal menyangkut kebijakan mahasiswa.

5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra )

terhadap pihak dekanat ?

Jawab : Begitu juga hubungan lembaga kemahasiswa intra di bem

terhadap dekanat, mahasiswa memberikan usul dan saran dari

asapirasi mahasiswa terkait sarana dan prassarana, lembaga

kemahasiswaan ,akademiik dan lainya .

6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun

kayawan Universitas ?

Jawab : hubungan tidak hanya aktivis saja tetapi semua mahasiswa

harus bisa memposisikan diri terhadap dosen maupun karyawan

dimana kita harus bertemu, dimana berada, kita harus perhatikan.

b. Burgaining ( posisi tawar )

1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di

kampus ?

Jawab : Posisi tawar bagaimana mahasiswa dilihat oleh mahasiswa

secara umum antara mahasiswa aktivis dengan mahasiswa studi

oriented saja, ada nilai lebih yang dimiliki oleh mahasiswa aktivis.

2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di

kampus ?

Jawab : Begitu juga posisi tawar mahasiswa dengan lembaga-lembaga

di kampus ini tentunya aktivis mampunyai prinsip dan aktivis

memepunyai lembaga yaitu lembaga kemahasiswaan yaitu harus

mempunyai burgening atau memepuayai posisi tawar terhadap

lembaga-lembaga yang lain.

3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )

mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?

Page 201: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : itu juga kita harus mempunyai burgening posisi yang jelas

terhadap pemerintah dimana kebijakan-kebijakan yang tidak

memihak rakyat, segera kita harus kritisi.

4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?

Jawab : posisi tawar mahasiswa terhadap partai politik sangatlah harus

dilakukan sehingga partai politik tidak sebagai alat untuk memperkaya

diri tetapi partai politik harus mengaspirasikan aspirasi rakyat dan ini

lembaga mahasiswa harus mampu memantau kebijakan-kebijakan

partai poltik.

5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi

masyarakat ?

Jawab : begitu juga hubungan mahasiswa tehadap masyarakat ini

lebih kepada hubungan yang saling mengungtungkan antara lembaga

kemahasiswaan dengan masyarakat.

c. Kontrol sosial

1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat

yang luas dan majemuk ?

Jawab : Masyarakat yang sangat heteorgen yang ada di Indonesia

harus disikapi oleh aktivis secara dewasa ,ini tentunya harus melihat

secara reil keadaan yang ada di masyarakat, masyarakat petani tentu

meginginkan harga beras naik dan harga padi naik ini harus di lihat

dan kontrol oleh aktivis sehingga kalau tidak reil yang terjadi di

masyarakat petani dan harga menjadi anjlok maka aktivis yang

mampu mangawal untuk beraksi atau mengaspirasiksan kepada

peerintah.

2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?

Jawab : masyarakat memang harus di kontrol karena untuk menjadi

warga yang baik, untuk menjadi warga yang sadar hukum tentu harus

Page 202: BUDAYA POLITIK KAMPUS

ada pemberitahuan-pemeberitahuan dan sosialisasi-sosialisasi

sehingga mewujudkan masyarakat yang dewasa.

d. Pengabdi dan pelayan masyarakat

1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai

pengabdi dan pelayan masyarakat ?

Jawab : mahasiswa sebagai pengabdi karena mahasiswa juga

masyarakat, sebagai pelayan masayarakat karena mahasiswa diberi

nilai lebih yaitu keberanian untuk menghadapi pemerintah.

2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani

masyarakat ?

Jawab : mengabdi dan melayani masyarakat bukan berati memberikan

uang kepada masyarakat tetapi untuk mengawal untuk memberikan

aspirasi kepada pemerintah, keluhan keluhan masyarakat, realita di

masyarakat di bawa mahasiswa untuk disamapaikan kepada

pemerintah

5. Dimensi gerakan

a. Angkatan muda

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik

bernegara ? jelaskan ?

Jawab : ya memang mahasiswa itu masih muda sehingga dikatakan

angkatan muda karena pemikiran pemikiran mahasiswa itu muda dan

mahasiswa secara fisik masih muda

2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian

politik negara ?

Jawab : yang dilakukan banyak sebenarnya salah satunya adalah

bagaimana kita memposisikan politik negara ini sebagai mana

Page 203: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mestinya yaitu sebagai alat penegakan keadilan dan perastuan di

negara ini

b. Angkatan intelektual

1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : mahasiswa sebagai salah satu unsur yang sangat penting

dikatakann sebagai angkatan intelektual karena memang secara

pendidikan dan akademik mahasiswa sedikit banyak mumpuni

menganai hal-hal yang telah ditempuhya.

2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual

dalam perjalan politik sebuah negara?

Jawab : diharapkan dari mahasiswa sebagai angakatan intelektual

adalah bahwa politik itu merupakan sebuah alat untuk bagsa Indonesia

lebih baik sehingga kaum intelektual berharap Indonesia lebih aman

sehingga dalam berkiprah dalam politik dapat secara maksima

6. Karateristik gerakan

a. Spontanitas

1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas

dalam kegiatan politik ?

Jawab : gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas dalam kegaitan

politik karena kadang mahasiswa tidak berpikir terlalu banyak dalam

kegiatan politik.

2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat

spontanitas dalam kehidupan politik ?

Jawab : ada beberapa aktivis yang memang melakukan kegiatan

seperti spontanitas itu sebagai wujud dari kepedulian aktivis terhadap

kehidupan berpolitik .

a. Non structural

1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non

structural dalam kehidupan politik ?

Page 204: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : pola gerakan yang bersifat non strukrtural ini dilakukan

dalam rangka untuk bagaimana kehidupan berpolitik berjalan sesuai

dengan yang diharapkan , sesuai dengan kaidah-kaidah yang

dibenarkan, dan mampu mengawal bangsa menjadi bangsa Indonesia

yang dinamis dan bangsa religius .

b. Bukan agen politik diluar kampus

2. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen

politik diluar kampus ?

Jawab : mahasiswa dengan karekteristiknya dengan agen sosial of

cahange yang disandangnya tentu mahasiswa harus bisa

memposisikan dengan baik yaitu dengan cara bertindak secara

professional, sebagai mahasiswa yang baik tentunya melihat partai

politik, melihat politik yang ada sekarang ini harus segera diawasi

dan di kontrol oleh mahasiswa sehingga bukan agen politik di luar

kampus.

c. Memiliki jaringan yang luas

1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam

berpolitik ?

Jawab : menurut saya jaringan yang dibangun oleh mahasiswa dalam

politik itu merupakan sesuatu yang wajar dan positif karena

bagaimanapun juga politik harus bisa memebuka jaringan.

2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan

mahasiswa yang begitu luas ?

jawab : pengelolaan jeringan memang sedikit banyak agak sulit dan

harus disertai dengan strategi-stratgi dan konsep-konsep yang matang

sehingga gerakan mahasiswa yang selama ini yang ada dapat terjaring

menjadi satu dan ada kasatuan dalam sebuah pemikiran.

7. Kekuatan gerakan mahasiswa

a. Kemampuan perubahan

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang

dimiliki mahasiswa ?

Page 205: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : kemampuan yang dimiliki mahasiswa itu merupakan suatu

keharusan karena mahasiswa merupakan agen perubah

2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : tentu perubahan yang dinamis, perubahan yang mengarah

kedepan, dan perubahan yang positif

b. Mengkritisi aspirasi

1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?

Jawab : saya mengkritisi aspirasi politik sebagai sesuatu hal yang

harus dilakukan oleh aktivis mahasiswa karena dikampus ini tentu

sebagai objek adalah mahasiswa .

2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan

politik di kampus ?

jawab : mengkritisi aspirasi yang sesuai dengan real yang terjadi di

kampus itu.

c. Sosialisasi pers

1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik

kepada mahasiswa ?

Jawab : ada beberapa yang bisa dilakukan dalam mensosialisasikan

pers politik karena bagaimanapun juga pers politik itu merupakan

wahana yang tepat untuk mensosialisasikan politik mahsiswa.

2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan

kehidupan politik di kampus ?

Jawab : ya, karena pers adalah media , banyak orang membaca,

banyak orang mendengarkan sehingga sangat efektif.

d. Gerakan rakyat

1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : mahasiswa adalah rakyat dan mahsiswa dikatakan bagian dari

gerakan rakyat itu memang benar.

e. Dampak perubahan

Page 206: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh

mahasiswa dalam kehidupan politik ?

Jawab : dampak perubahan yang diharapkan oleh mahasiswa dalam

politik adalah dampak perubahan yang dinamis, perubahan yang

mengarah kepada kebenaran, dan perubahan yang mengarah berpihak

kepada rakyat.

2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan

politik di kampus ?

Jawab : saya kira tidak begitu berpengaruh terhadap kegiatan politik

kampus karena kampus merupakan sesuatu intitusi independen yang

mau dan mampu mengurusi lembaga kemahasiswaan.

f. Pengelolaan gerakan

2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan

politik di kampus ?

Jawab : diharapkan oleh mahasiswa dalam pengelolaan gerakan politik

adalah diberikan kebebasan terhadap gerakan mahasiswa untuk

mengktisi kebijakan pemerintah sehingga kita mamapu secara objektif

mengkritisi kebijakan – kebijakan pemerintahan

g. Penghubung rakyat

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : mahasiswa yang dikarunia nilai kebih yaitu intelektual dan keberanian

maka sudah pasa kitakan penghubung rakya karena mahasiswa adalah rakyat

2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat

dalam kehidupan berpolitik ?

Jawab : yang dikendaki mahasiswa cukup sederhana sebenaranya. Persatuan

dan kesatauan, hilangkan krisis moneter, mari kita bersama-sama untuk

mamandanag Indonesia lebih baik.

Page 207: BUDAYA POLITIK KAMPUS

8. Faktor birokrat kampus

a. Memperketat absensi

1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi

terhambat ? Jawab : aktivis tidak terlalu menghiraukan absensi

sehingga memang kadang banyak yang tidak mau gabung organisasi

kemahasiswa karena tuntutan akademik yang terlalu berlibihan

sehingga ini harus disiskapai oleh pihak birokrat yang ada di kampus.

2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?

Jawab : megantisipasi perlu ada sterategi, ada jadwal yang terkoordinir

sehingga kapan harus masuk kuliah kapan tidak masuk kuliah, kapan

kita harus beroganisasi, kapan melakukan kegaiatan kemahasiswaan.

b. Merepresi nilai

1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa

?

Jawab : saya kira tidak .

2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?

jawab : saya melihat tersebut berarti mahasiswa harus mau

berkomunikasi dengan dosen yang bersangkutan sehingga mengapa

ini harus terjadi.

a. Membuat perjanjian

1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?

Jawab : perjanjian kegiatan, memang system yang ada harus

mewajibkan megikuti kuliah sampai selesai delapan semester.

2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?

Jawab : ya , bagaimana pinter-peintenya membuat strategi .

b. Merepsesi psikologi

1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam

politik kampus ?

Jawab : ya, dengan cara kebijakan yang tidak menguntungkan

mahasiswa .

Page 208: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?

Jawab : solusinya apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut pertama

tentu mahasiswa mempreser birokrat untuk mancabut sanksi tersebut.

c. Pemecatan status

1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang

melanggar peraturan kampus ?

Jawab : di unes belum perbah terjadi

2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?

Jawab : saya menyikapi , kalau memang terjadi suatu kesalahan yang

besar dan itu harus dipecat dan sesuai dengan mekanisme, ya nga

apa-apa , tapi kalau memang di plotisir maka mahasiswa harus mau

mempreser keputusan tersebut kepada birokrat.

HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

3 ( tiga )

Nama : USEP BADRUZAMAN

Alamat : SEKRETARIAT PKM BEM UNNES

JL. RAYA KAMPUS SEKARAN FIP UNNES Gunung

Pati.

Status : MAHASISWA/ KETUA BEM UNNES

Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004

Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya

politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang ).

1. Lingkup Budaya Politik

a. Orientasi individu

1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?

Page 209: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : ya, menurut keterlibatan saya selama ini dalam politik kampus,

saya selalu menempatkan diri saya selalu berada di depan, selalau

berada di tengah selalau berada dibelakang, ketika saya di depan ya

harus didepan artinya memang itu menurut pemahaman sebagai

idealisme mahasiswa saya harus didepan maka saya harus didepan ,

suatu menurut saya sebagai mahasiswa, idesalismen mahasiswa ketika

saya di tengah maka saya akan ditengah, menurut saya sebagai

mahasiswa, idealismen mahasiswa dan pergerakan mahasiswa dalam

nilai dan moral ketika saya dibelakang maka saya akan dibelakang

artinya tidak terlalu banyak peran saya mungkin hanya sebagai peran

dibelakang layar, suatu saat kita di depan, ditengah dan di belakang.

2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?

Jawab : ya ada dua hal yang akan kita lakukan pertama kita

melaksanakan secara frontal ketika apa-apa yang dilaksanakan yang

berhubungan dengan politik tersebut berhubungan dengan kebijakan

ketika tidak bisa dilaksanakan kompromi artinya birokrat kampus

melaksanakan kebijakan tapi kebijakan itu tidak bisa dikompromikan

dengan kita maka melaksanakan secara frontal dengan pelaksanaan

cara demo jalanan tapi tidak tertutup kemungkinan mahasiswa adalah

orang ilmiah tetapi yang diutamakan dialaog, proses menemukan satu

dengan yang lainnya, proses menemukan jalan keluar secara ilmiah

dan diskusi tetapi kalau ngga ada itu kita lakukan secara frontal.

3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?

Jawab : saya melakukan penilaian terhadap politik di kampus meliahat

dari bebrapa segi pertama peguasa itu siapa, oh penguasanya itu

rector, kita mempunyai latar belakang , latar belakang apa, latar

belakangnya bergeraknya dimana, yang kedua dari birokrat sama, kita

akan melihat pembatu rector missal pembantu rector tiga , pembantu

Page 210: BUDAYA POLITIK KAMPUS

rector tiga siapa dia , latar belakang siapa , asal muaranya siapa

biasanya kebijakan politik tidak akan jauh beda dari asal muaranya,

kita akan melihat dari mahasiswa , dimana kelompoknya gerakan

darimana dahulu itulah mahasiswa dimana mahasiswa kelompok besar

maka di situlah akan diwarnai kelompok yang besar semacam itu.

Ketika kita melihat peta politik kampus kita semuannya dimana saja

kita lihat oh UNNES itu petak politiknya seperti ini mulai dari

birokrat seperti ini , kampus seperti ini mahasiswa, serta

masyarakatnya, masyarakat kampus artinya masyarakat yang ditempati

itu masyarakat gunung pati, masyarakatnya seperti apa, politiknya

bagaimana . politik adalah seni meguasai atau mempertahankan

kekuasaan artinya politik identik dengan kekuasaan.

2. Kehidupan Politik

a. Sistem politik keseluruhan

1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES

dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?

Jawab : iya tidak terlalu banyak tahu , kalau dulu terbukti kalau memang

mingkin dikatakan politik golkar memang latar belakang golakr kareana

dulu semua penjabat dari

2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?

Jawab : kita akan membagi tiga bagian ,yang pertama kita melihat dari

penguasa pihak rektorat.sejarah di kampus UNNES bagaiman pun pihak

rektorat adalah orang orang itu harus netral,netral dari segala hal tapi

ternyata tidak bisa kecuali orang orang yang bisa sejarah politik di

kampus UNNES dulu itu katanya dulu UNNESitu sebelumnya ,sebelum

banyaknya ini UNNES itu masih IKKIP dulu ,itu rawan sekali ,saya

mendengar bahwa di UNNESitu sangat rawan mahasiswa itu dulu

terusdicegati,terus di todong ,terus di rampok atau di kompasir uang oleh

Page 211: BUDAYA POLITIK KAMPUS

masyarakat sini .iya kebijakan yang dulu karena takut .mungkin

mahasiswa adalah dukungan ,pelindungan dari UNNES kebijaksanaan

dulu berkerja sama dengan orang orang kampung ini ,kerja sama ,orang

kampung sini dimasukan di UNNES tanpa melalui tes dan sebagainya

itu salah satu kerja sama nya atau juga banyak orang orang kampung

masuk UNNES itu jadi pegawai dan sebagainya .itu salah satu politik

kampus itu bagaimana memeperkuat kekuasaan dikampus UNNES

dengan cara itu tapi ternyata disana masih banyak kajangalan banyak

pencuriaan motor ,komputer secara politiknyabagaimana dulu dan arah

politiknya jelas berubah menjadi UNNES masih orde baru itu jelas itu

adalah salah satu partai besar bagi rezim ,setelah itu saya tahunya

sedikit dari pada ,emang ketika dulu dengan kondisi kebijakaan seperti

itu terkondisikan sehinga para masyarakat masa kampung juga terbagi

apalagi dangan adanya kost-kostan dan sebagainya . sekarang kondusif

tidak ada hal –hal semaacm itu walaupun humanisme mungkin juga

sering masuk .Padapelaksanaan yang kedua banyak kekurangan Karena

anak-anak orang kampung perlu di perhatikan saat ini , walaupun sama

rector ngak juga katanya mudah-mudahan sering di perhatikan lagi tapi

kalu secara poltik saya cendrung kelihatanya masih kesana terbukti kalu

mahasiswa bergerak masih ada keseriusan miaslkan takut UNNES

terceladsb dan kita harus tahu bahwa UNNESitu belum babas sebagai

UUES yang bener-bener punya wibawa Karena kita masih tunduk

dterhadap beberapa atiran dan kebijakan –kebijakan yang imposibel

yang saya tidak tahu dimana tapi kelihatanya kebijakan –kebijakan tidak

menutup pda kebijakan pendidikan tapi kelihatanya kebijakan politik

kelihatannya sehinga UNNES itu tidak akan berkembang kalau masih

melihat kebijakan poltik sat ini ,pembagian kekuasaan dsb ,wah sangat

sulit saya kalau nanti kebijakan –kebijakan pendidikan itu kalau

.sekarang oleh mahasiswa kita tahu pergerakan mahasiswa saat ini dulu

lebih banyak pada orang –oramg intra yang bergabung kalau mungkin

kebanyaakan orang HMI tapi dengan reformasi kampus UNNES

Page 212: BUDAYA POLITIK KAMPUS

berkembang ada gerakan lain selain HMI ada KAMMIini mulai bergesr

ada intra ,ekstara belum masuk sehinga pola pemikiran politik lebih

canggih Karena bukan hanya berfikir masalah UNNES tetapi berfikir

masalah lainnya karena masalah pergerakan sehinga pada tahun-tahun

sekarang di pegang oleh orang –orang peergerakan orang –orang ekstra

sehinga lembaga ini dinamis yang kritis .dinamis karena gerakan di

pengaruhi oleh orang-orang yang pemikiran bagus masa politik

kebangasaan namun dikatakan kritis berbahaya kalu seandainya gerakan

politik terkontaminasi oleh kepentingan –kepentinagan ekstra itu yang di

hawatirkan tapi sekarang ini lembaga di kuasi oleh organsasi islam .

3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di

kampus ?sangat berpengaruh kalau kita membandingkan politik di

UNNES dengan politik selain di UNNES ketinggalan jauh, karena

manusia sangat tergantung terhadap lingkungan sama juga politik

tergantung sama lingkungan, lingkungan yang masih jauh dari

keramaian politik terkadang just one terhegemoni salah satu yang kuat

tapi kalau di kota tidak bisa karena sudah bebas dan rasional, mungkin

disisni irrasional masih kuat kalau di kampus kampus yang dekat kota

rasional .

4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan

keputusan politik di kampus ?

Jawab : jelas menurut saya, bahwa politik adalah kekuasaan, kalau kita

memahami bagaiman kebijakan politik dalam kekuasaan jelas bahwa

politik adalah mempertahankan kekuasaan. Sehingga kalau dikatakan

berpengaruh jelas sangat berpengaruh orang berkuasa akan

mempertahankan bagaimana dia akan berkuasa kembali, bagaiman

kebijakan-kebijakan politik itu mengarah agar dia berkuasa atau orang

kelompok berkuasa kembali.

5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : aturan kehidupan politik di kampus jelas bahwa kehidupan

politik di kampus kalau saya memahami bahwa politik kehidupan

Page 213: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kampus adalah politik yang di warnai oleh keadaan ilmiah dilandasi oleh

ilmiah dilandasi oleh bahasan bahsaan ilmiah artinya berpolitik sesuai

dengan nama kampus adalah lembaga inti sehingga kalau berfikir

jangan pakai dengkul tetapi dengan pakai otak. Pakai dengan rasional

jangan sampai dengkul yang bekerja. Salah satu dari orang orang

kampus ikut partai, ikut pada salah satu ormas jangan sampai kita

membawa nama label kampus untuk di jual pada masyarakat atau partai

tertentu karena kampus lembaga independen, etikanya adalah semuanya

boleh masuk partai tapi jangan samapai masuk partai dengan nama

identitas kita sebagai seorang unnes, kalau masuk boleh dengan

lembaganya, bem unnes partai ini , rektorat partai ini, ngga boleh tapi

kalau masih hanya ikut asalkan dengan ilmiah bukan dengan dengkul.

6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?

Jawab : wewenang politik kampus aturan aturan yang ada di kampus,

kode etik kampus sudah jelas , jadi wewenang politik kampus kita sesuai

dengan aturan-aturan lembaga politik kampus, mungkin sudah paham

semnua kode etik kampus , aturan-aturan seperti apa sehingga anda

paham yang jelas kalau kampus harus sesuai dengan system over budy

kita. Kecuali kita membahas wewenang saya di politik kampus

pegertianya bukan bagaimana saya memperjuangkan kampus unnes tapi

memeperjuangkan ormas saya, golongan saya wewenag politik sebagai

seorang ormas adalah saya menjalankan politik saya tidak memamaki

lembaga saya tetapi lemabaga saya sebagai pribadi saya kalau sebagai

mahasiswa bukan sebagai orang ketua lembaga semacam itu.

7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di

kampus ?

Jawab : negara sangat berpengarauh contoh orang kampus orang rasional

kalau misalkan negara kita . contoh investasi indosat yang cukup actual

dan sangat konsistik ini tidak akan diam kampus ini pasti kan bergerak

contoh mahasiwa bergerak karena tidak sesuai dengan menghancurkan

pemerintah tapi birokrat kampus adalah antek-antek pemerintah itu

Page 214: BUDAYA POLITIK KAMPUS

sangat memepengarhi nanti mungkin BEMnya siapanya atau gerakannya

bikin trik-trik agaer bem hancur tidak bergerak biasa antek ini

mahasiswanya kacau gimana cara agar mahasiswa tidak kacau akhirnya

punya startegi lain yang berhubungan lagi.

b. Proses input

1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?

Jawab :saya menjalankan politik kampus saya harus membawa tiga

gerbong, gerbong pertama adalah gerbong lembaga kemahasiswaan

gerbong mahasiswa sebagai kekuasaan tertinggi di kampus yang ketiga

adalah birokrat kampus tiga gerbong ini kita gunakan untuk

pemasangan politik di kampus kalau seandainya di kampus ini ada hal

yang kita tidak kita ingingkan misalkan kebijakan kurang sesuai dengan

keinginan mahasiswa maka gunakan gerbong-gerbong, gunakan bem

sret, gunakan gerbong masa mahasiswa masudnya gunakan gerbong

pertama ini kita adakan proses kooperatif, proses diskusi dengan para

birokrat, ngga bisa gunakan yang kedua, bawa masaa mahasiswa ke

rektorat laksanakan demokrasi ngga berhasil juga cari birokrat kampus

yang kira-kira stuju dengan kita gabung sama kita masa tidak kuat,

masak kalah denga politik kalau itu terjadi salah satu cara untuk politik

kampus.

2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : saya mengamati kehidupan politik di kampus saya tetap

berpegang pada pilar demokrasi kampus salah satu diantaranya pilar

demokrasi di kampus adalah media, kedua lemabaga eksekutif, lemabag

legisalatif, kekempat lembaga peguasa atau birokrasinya , penguasanya

adalah presiden bemnya kira-kira pilar demokrasi lemabag

kemahasiswaan itu berjalan atau tidak . kalau berjalan proses politik

dikampus cukup dinamis , tapi kalau tidak berjalan , ya ini jadi bencana

kita harus jalani , itu cara mengamati gitu aja ngga usah sulit-sulit, kita

melihat rektorat di uunes, legislatifnya gimana, medianya dikekang

Page 215: BUDAYA POLITIK KAMPUS

ngga kalau tidak dikekang bebas, terbuka ,bagus itu akan

mencerdasakan mahasiswa .

3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana

anda terlibat ?

Jawab : kalau saya mengatakan saya ikut partai politik sejauh saya

sebagai pribadi saya, saya harus ikut kalau saya adalah ornga politikus ,

orang yang harus berpolitik , sejauhmana saya berperan politik selama

ini peran saya selama ini hanya sebagai pendukung hanya sebagai

seorang promotor, kareana sesuai dengan kondisis saya sebagai orang

kebijakan publik dikampus ini tidak boleh orang publik memperlihatkan

bahwa saya dari partai ini , ini kacau dan selama ini saya sebagai

simpatik partai

4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di

kampus ? sebutkan dan jelaskan ?

Jawab : kelompok kepentingan itu pasti ada tidak bisa kita pungkiri

semua orang pasti memmpunyai kepentingan tapi kita lihat kepentingan

yang bagaimana kepentingan pribadi, kepentingan kelompok,

kepentingan secar keseluruhan orang itu banyak kepentingan tetapi kita

nngga , ini kepentingan siapa yang bermain , ini kepentingan umat atau

kepentingan hanya satu kelompok atau kepentinga pribadi, kita lihat

kebanyakan , ini ambil kepentingan pribadi, pingin apa, pinging

terkenal, dan ada lagi kepentinga ke dua , kepentinga kelompok saya

harus banyak uang hari ini , tapi kepentingan juga kepentingan umat

semau harus dilaksanakan, jelas tidak peranah ada penguasa tidak

punya kepentingan , kalau ngga punya kepentingan jangan berkuasa .

5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat

di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?

Jawab :sejauh memang apa adan, ya sangat perlu , efektifnya ya

dilaksanakan tapai tidak harus menutup kemungkinan bahwa alat

komunikasi harus dilaksanakan jangan sampai nga punya uang pakai

alat kaminikasi , artinya uang rakyat untuk membeli alat komunikasi

Page 216: BUDAYA POLITIK KAMPUS

untuk melaksankan memang secar real butuh efektif tapi kalau tidak

punya kenapa pakai alat kominikasi dengan melaksanakan pertemuan,

kita mengadakan agenda –agenda yang perlu dan sebagainya, .

c. Proses out put

1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus

?

Jawab : menjalankan perundang undangan politik di kampus saya

batasi masalah mahasiswa, ketika saya menjadi presiden mahasiswa

saya menjalankan sesuai dengan apa yang dilaksanakan oleh konggres

mahasiswa unnes ketika saya dilantik saya laminating, saya ambil,

saya simpan di tempat saya , sumpah saya, saya suruh mengecek itu

sumapah sumpah itu agar kita melaksankan tidak melenceng dari

ketentuan, kedua undang-undang saya selalu membaca undang-undang

, mudah apa yang dilakukan tidak terlalu jauh dari undang undang.

Ketika menjlankan undang-undang tidak jauh dari undang undang

sehingga kita ketika melaksanakan lpj kita sudah siap karean kita

sudah banya argumen menyesuaikan kitab undang-undang. .

2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : : badan legislative dalam kehidupan politik di kampus ini cukup bagus,

sangat strategis, tapi kenyataanya badan mahasiswa ini tidak punya pamor, ini

saya mengamati beberapa dari dua-tiga tahun ini tidak ada kemampuan untuk

mengakui bahwa legislative, saat ini mahasiswa memandangnya eksekutive,

kerena apa ! karena orang-orang legislative tidak mau menjadikan dirinya

orang-orang eksekutive bahkan hanya lemah

3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan

politik di kampus ?

Page 217: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : badan eksekutive tadi jelas, kebalikannya eksekutive dengan

organisasi legislative sebetulnya ya sama, peranannya adalah untuk

memberikan lembaga eksekutif mahasiswa eksekutive itu artinya

menjalankan perintah dari lesgilative, menjalankan perintah dari

konggres artinya kita legislative peranan di kampus sungguh luar

biasa, karena di kampus kita sebetulnya di kampus yang benar itu,

eksekutive kampus itu adalah yang menaungi mahasiswa jadi

mahasiswa ada apa, ada kejelekan, ada tindakan-tindakan yang tidak

sesuai kepada mahasiswa misalnya dizolimi dan sebagainya maka

eksekutive yang bergerak membela mahasiswa, maka itu salah satunya

jadi membela mahasiswa, yang kedua memaparkan mahasiswa, artinya

memberi pembelajaran kepada mahasiswa, karena eksekutif sebagai

ajang pembelajaran mahasiswa berpolitik di massa, agar mahasiswa

bisa menjadi seorang penguasa, karena siapa lagi besok bukan kita

yang menguasai, yang ketiga sebagai pemercepat atau mahasiswa unit

menjual nama baik UNNES dengan lembaga, karena kita harus sadar

bahwa kurikulum publik cukup besar, kelembagaan kemahasiswaan

harus bisa menghantarkan mahasiswa sejajar dengan ITB,sejajar

dengan UGM, kalau masalah pendidikan kita harus mengakui kita

belum sampai kesana, mudah mudahan sangat berakpreatif sekali

peranan lembaga eksekutive kampus besok sangat luar biasa, artinya

jangan di pegang dong politiknya mahasiswa agar mahasiswa bisa.

4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : badan peradilan dalam kehidupan politik sepamahaman saya

perananya cukup strategis, bagaimanapun peradilan seperti ini saya

kasih contoh kalau di kampus contohnya gugatan eksen popularis

yang dilaksanakan oleh indosat yang dilakukan oleh 135 (seratus tiga

Page 218: BUDAYA POLITIK KAMPUS

puluh lima) tokoh yang dilaksanakan ke jaksaan hakim agung itu tidak

di gubris padahal kalau kita lihat data datanya itu luar biasa mosok

indosat di jual pada singapura , singapura itu siapa di belakangnya

vertex milik Israil kita semaunya seperti itu hanya dengan 65 (enam

puluh lima) triyun pada hal utang kita berapa 2125 (dua ribu seratus

dua puluh lima) triyun dengan dalih membayar utang itu tidak ada apa

apanya bahkan 3 (tiga) persenya dipotong yang entah di bawa oleh

siapa, ketika di gugat presesen tidak ada permasalahan atau tidak di

gubris sampai saat ini kita masih mengajukan naik banding artinya apa

di dalam politik itu peradilan sangat cukup penting jangan sampai,

itukan salah satunya inikan juga politik mereka berpolitik peranan

agar tetap dijual di kuasai itu hakimnya ini apa ya kuat walaupun

seolah olah tetep karena hakimnya di makan di kasih makan oleh

mereka.sehingga tetep aja mereka kuat kalah itu kebenaran, karena

peradilan ini di pakai politik

d. Diri sendiri

1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?

Jawab : saya mengunakan hak, ini dalam segi apa ! saya

mengunakan hak di kampus harus jelas ya saya harus seorang kampus

saya harus membangun sama sama kampus ke depan lebih baik yaitu

peran politik pertama saya mencari orang yang berkuasa saya harus

benar benar harus mencari orang orang yang benar benar bisa

membuat kampus ini baik, baik bagi mahasiswa bagi rektorat jadi saya

tidak akan pernah memilih, walaupun senat yang memilihnya, tapi bisa

peran politik kita mempengaruhinya ke sana bisa saja, memilih calon

yang baik yang bisa membawa UNNES ke depan lebih bagus, jadi itu

yang kita pilih, itu peranan yang bisa kita pilih, yang kedua ialah

memilih pemilu yang kedua ini atau saya sebagai mantan presiden,

berarti memberikan pengalaman .

2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?

Page 219: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : kewajiban politik di kampus tidak ada di saya ,saya

melaksanakan atau menegakan kebenaraan harus memberantas ke

mungkaraan walaupun itu di rasa berat

3. Pendidikan politik

a. Penyelengaraan.

1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi

aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?

Jawab : banyak bacaan yang harus di batasi yang pertama kita harus

baca sejarah perpolitikan bangsa, sejarah perjuangan, itu bagus sejarh

soekarno sejarah jendral sudirman sejarahnya siapalah sejarahnya cut

nyak dien misalkan, itu politik, kita bisa melihat atau budi utamo

misalnya jadi kita baca dahulu, jangan kita melihat serangannya,

kalau kita sudah menyatu, kita tahu sejarahnya, kita tahu

pergerakanya itu akan termotivasi kesana, kita coba lihat peran

spisifik untuk melihat beragam politik yang lain, misalnya perang

fasifik atau politik shun chu, misalkan adakan atau kita bagaimana

misalkan perang uni soviet atau pergerakan kontenporer yang harus

anda baca, banyak tuh baca-bacaan apa kebangkitan abad 2001dan

sebagainya atau selain itu sebagai seorang moderat tahu sedikit dari

SPPI ( sistem pendidik politik Indonesia) walaupun kita bukan dari

orang politik katakanlah kita baca SPPI misalkan, itu salah satu

bacaan yang lainnya banyak di internet ini banyak berita.kukira itu.

2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan

politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : publikasi massa penting, sangat penting jadi kalau seandainya

kita punya itu di kampus karena tidak ada publikasi massa ya ada

karena politik kita indetik dengan massa indetik dengan media, jadi

dua hal media dan massa, media berperan melalui pikiran massa

berperan melalui eksta parlementer langsung.

3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan

dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?

Page 220: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : saya mengatakan setuju media visual dan sangat besar

pengaruhnya media saat ini contoh misalkan sekarang apa banyak

pengaruhnya media visual contoh dulu audio apa sama audio

semacam macam pendengaran walaupun bung tomo bergerak tadi

ngak kelihatan bagi mahasiswa aksi ini memberikan semangat.

4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?

Jawab : semua terlibat mula mula dari linkungan, massa masyarakat,

kemudian obyek politik, misalkan kita mengatakan obyek politiknya

adalah mahasiswa, tapi bukan mahasiswa yang menjadi obyeknya,

melainkan yang menjalankannya adalah biokrat ,juga biokrat

menjalankanpendidikan kita,jangan salah politik menekan kita, itu

memberikan politik bagi kita, kalau kita berjiwa besar waktu itu bagus

sekali politik itu baik, pihak biokrat menekan kita itu bagus sekali

karena kita bisa kontak.

5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : Ya, menurut saya lembaga masyarakat harus terlibat dalam

penddikan politik bagaimanapun juga kedewasaan berpolitik ini

harsus ada pada masyarakat secara utuh.

6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan

pendidikan politik ? jelasakan ?

Jawab : ya lembaga masyarakat sangat terlibat, lembaga masyarakat di

sini, di kampus misalkan di sekaran misalkan lembaga karang taruna,

kelurahaan ataupun lembaga mayarakat lainnya seperti Nadulatul

Ulama sangat berperan dalam pendidikan kampus artinya pendidikan

politik kit lihat kodisi lingkungan seperti ini atau lingkunganya keras

kita akan berfikir-fikir harus melaksanakannya atau sebaliknya itu

salah satu cara berpolitik, cara mempertahankan kekuasaan kita harus

tahu kuncinya salah satu peranan mereka .

Page 221: BUDAYA POLITIK KAMPUS

7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : ya jelas sekali lembaga formal dan non formal terutama di

kampus,misalnya lembaga formal adalah Universitas Negeri

Semarang ,membentuk karakteristik mahasiswa .lembaga non formal

contohnya pondok persantren ,UKMdi masyarakat itu sangat

membantu. Contoh misalkan saya jelaskan lembaga formal ini

lembaga formal seperti apa ! lembaga formal itu mahasiswa mampu

menilai sejauh mana,memberikan in put materi tentng masa politik di

lembaga kemahasiswaan dimana mahasiswa harus bergerak di sana

,meminit, mencoba berusaha mengaktualisasikan,membaca,

berinteraksi, dan segala tindakan-tindakannya terjun, lembaga non

formal kita lihat misalkan contohnya beda antara siswa di persantren

dengan yang tidak atau mahasiswa yang ikut pergerakan mahasiswa di

KAMMI dengan mahasiswa yang tidak ikut itu perilaku politiknya

berbeda .

b. Pertemuan kepentingan

1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?

Jawab : saya melihat saat ini kehidupan di kampus saya melihatnya

secara jujur saya harus obyektif saya melihatnya tidak begitu

dinamis,kelihatan kegiatan atau kiprah politik di kampus parameter

dinamis itu apa! parameter dinamis adalah ada kawan dan lawan

ketika kawan dan lawan berperan masing-masiang ,kawan itu

berfungsi sama sama kedua-duanya berfungsi kawan dengan lawan

misalkan kawan sebagai pengusaha,pengusaha yang baik sedangkan

lawan berperan sebagai lawan yang baik jika itu dilaksanakan dengan

dewasa itu akan membuat suatu organisasi politik yang akan

memojokan orang-orang mempunyai kemapuan politik yang lebih

kalau cuma satu nanti kemampuannya sulit nanti kaget kalau

bergerakdi masyarakat,di mayarakat ada dua yaitu lawan dan kawan.

Page 222: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di

kampus ?

Jawab : kalau saya mempunyai kepentingan di kampus ini

kepentingan pribadi saya atau kepentingan kelompok, saya biasanya

kepentingan pribadi saya !saya menyampai kepentingan pribadi

biasanya kepentingan pribadi saya tidak terluput dari kepentingan

bersama-sama, mudah-mudahan juga kepentingan mahasiswa

,kalaupun saya menyampaikan biasanya kepentingan pribadi saya

adalah kuliah, saya sampaikan ya kuliah kalau kepentingan kelompok

saya menengah, saya secara rasional dan diterima oleh semua, semua

masyarakat, semua lembaga, semua temen-teman saya apa lagi itu

untuk kepentingan umat jelas kita menyampaikan rasional apapun

kepentingan kita sampaikan secara rasional itu pun sesuai dengan

tujuan, biasanya sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.

3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di

kampus ?

Jawab : pengembangan politik saya mempunyai berbagai gagasan

pertama yang saya sampaikan tolonglah kampus ini di beri satu

kebebasan , bem itu eksekutif body artinya satu lemabag yang bebas

dari incara atau intruksi dari rektorat , artintya eksekutif body , badan

tersendiri artinya berhak untuk mengataur . bolehlah kalau dengan

rektorat dengan koordinasi artinya biarakan bem tumbuh dengan

sendirinya, kedua mahsiawanya , di unnes ini realita mahasiswanya

sulit reliata apatis terhadapa politik padaha siapa lagi yang yang

membangun manusia, mereka cenderung mereka sulit untuk politik,

lebih baik kita kuliah , bagaimana caranya , saya mangharapakan

forum diskusi dilaksanaka bukan hanya bem tetapi lembaga

kampusnya, misalkan unnes mempunyai labotorium politik , diskusi

penegembangan politik, dan lemabag politik bagaimana kita bisa

politik , dilaboratorium politik ini sehingga mahasiswa belajar bebas

berbicara, forum diskusi antara mahasiswa dengan ahli akdemik,

Page 223: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pakar politik seperti doktor, profersor, kumpul dengan mahasiswa

sehingga menemukan sebuah teori, mennemikan sebuah asumsi,

menemukan sebuah kesimpulan, sehainga mendapatkan hasil prakarsa

, bagus sekali itu.

c. Agresi kepentingan

1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik

kampus atau relita politik saat ini ?

Jawab : itu saya katakan aspirasi masing kurang tapi melihat

perkembangan zaman melihat perkembangan unnes sangat ini mau

menjadi kota apalagi digabung dengan srondol akan bagus tuh

berkembang tetapi relaita saat ini masih kurang contoh misalakan

pemilihan presiden dari enam belas ribu mahasiswa hanya berapa tiga

ribu lima ratus atau emapat ribu mahasiswa , itu tanda aspiarsi masih

kurang, atau contoh saat ini kondisi negara indonesia jelek yang demo

berapa hanya lima puluh sampai seratus mahasiswa artinya peranan

aspirasi politik masih rendah .

2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus

sekarang ini ?

Jawab : kehidupan kampus sekarang ini saya katakan masih relaitif

normal tidak ada haal yang menonjol menuju satu kepentingan politik

dan wajar-wajar saja.

3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah

mulai terjadi ? jelaskan ?

Jawab : kesadarannya dikatakan mulai ya sudah mulai tetapi belum

berkembang, kareana mulai tumbuh , unnes mulai bergerak , mulai

berbicara disana ada koalisi kebangsaan , disanalah politik akan

tumbuh , suatu kesadaran politik ada dan kalau dipupuk agar

berpolitik menjadi bagus.

Page 224: BUDAYA POLITIK KAMPUS

d. Seleksi kepemimpinan

1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran

tentang politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : Menurut saya seorang pemimipin harus dan wajib memilki

kesadaran tentang politik , bagaimanapun juga pemimpin itu

merupakan contoh bagi semuannya ketika pemimpin memilki

kesadaran politik anak buah pun akan ikut.

2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan

oleh seorang pemimpin ?

Jawab : kebulatan tekad yang harus dipunyai seorang pemimpin

adalah tadi seorang pemimpin adalah orang harus bisa menegakan

mungkin sekali lagi ya negara dan keadilan, kalau seorang pemimpin

sudah bisa membuat tekad selain itu, tiga jangan mengungkit ulama

silakan turun dengan sendirinya pegangannya ini adalah keadilan dan

tanggung jawab itu adalah amanah di masyarakat, amanah mahasiswa

yang jelas seorang pemimpin itu bukan dia pingin tapi dipilih itu yang

harus kita perhatikan kenapa harus ada pemilihan karena pemimpin

pingin di pilih bukan di inginkan.

3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang

diharapkan ?

Jawab : seorang pemimpin harus mempunyai ketetapan jiwa yang

satria, tegas, tegar, dan idealis. Kalau kita seorang pemimpin tidak

idealis, jelas sekali banyak godaanya, luar biasa itu, uang-uang itu

wah-wah itu banyak sekali, kalau kita tidak idealis kedudukan kita

banyak.

4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin ?

Jawab : keyakinan yang sesuai dengan agama, keyakinan yang sesuai

dengan hati nurani, kalau dilandasi akidah, dilandasi agama, dilandasi

keyakinan-keyakinan maka insyak Allah dia mampu melaksanakan

kepemimpin karena dalam agama itu di atur bagaimana dia

Page 225: BUDAYA POLITIK KAMPUS

memimpin, keyakinan jelas itulah yang sesuai dengan agama masing

masing.

5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan

tugasnya ?

Jawab : ya, seorang pemimpin juga memang dituntut kreatif, tapi

bukan berarti seorang pemimpin itu, yang tidak kreatif tidak boleh

menjadi pemimpin, asalkan dia mampu memahami orang,

memenejemen orang, orang orang kreatif cukup di bawahnya itu bisa

kita sepakati.

6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun

kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?

Jawab : man bagi dakwa, bukan keberanian memikul resiko memikul

tanggung jawab, sebelum kita menghitung-hitung terlebih dahulu,

menganalisis terlebih dahulu, apa kelebihannya, apa kekuranganya

apa akibatnya yang terjadi, pertimbangannya itu jelas itu keberanian.

jangan keberanian yang ngak-ngak seperti anak TK

e. Komunikasi politik

1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang

politik di kampus ?

Jawab : dia mendapatkan informasi politik kampus itu, dia

mendapatkan dari banyak sumber karena mahasiswa itu bukan orang

buta, orang yang goib, dia bisa melihat, dia bisa mendengar, dia bisa

mendapatkan informasi politik dari apa yang dia lihat, dia dengar itu.

2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di

kampus ?

Jawab : kita menjalankan politik ada dua hal kita lakukan secara

lembaga, kedua kita melakukan secara pribadi, secara lembaga, kita

punya lembaga yang bisa kita gunakan merefedum misalnya BEM itu

kita gunakan kembali, kita gunakan merefedum masalahya mahasiwa

secara keseluruhan itu boleh ikut politik atau tidak, yang kedua adalah

Page 226: BUDAYA POLITIK KAMPUS

pribadi kita ,kita bisa dengan membuka wacana, melaksanakan diskusi

itu, diskusi di situ dengan melaksanakanya kita menarik respon, satu

orang kita sadarkan, dua orang kita sadarkan akhirnya banyak orang

yang kita sadarkan semacam itulah.

3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan

kegiatan politik di kampus ?

Jawab : partisipasi yang paling dominan pada mahasiwa adalah dia

belajar untuk menjadi seorang politikus itu yang paling bagus, jadi

bukan menjadi seorang politikus tetapi dia belajar dari seorang

politikus artinya dia masanya lebih banyak belajar itu pada warga,

besok siapa lagi yang mendata selama ini mahasiswa bukan sebagai

pelaku politikdan hanya sebagai pelaku belajar

4. Organisasi

a. Hubungan atau keterkaitan

1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan

mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?

Jawab : melihat hubungan antara keterkaitan mahasiswa dengan

lembaga langsung itu antara dua mata uang artinya lembaga

kemahasiswaan satu mata uang dan satu lagi adalah mahasiswanya

adalah tidak bisa dipisahkan ,kalau tidak ada mahasiswamaka tidak

ada lembaga kemahasiswaanya satu hal yang tumpul mahasiswa tidak

bisa walaupun tidak semua mahasiswa berpartisipasi politik, tapi

sebetulnya partisipasi politik adalah pasif juga berpartisipasi.

2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di

kampus ? jelaskan ?

Jawab : yang terkait dalam kelembagaan politik di kampus yang

pertama lembaga kemahasiswaan, kira-kira demokrasi di kampuslah

,media kelembagaankemahasiswaan legislative,eksekutive dan UKM

,dan terus juga yang lain biokrasi kampus, juga dosen ,dan juga warga

masyarakat di depan kampus

Page 227: BUDAYA POLITIK KAMPUS

3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik

di kampus ?

Jawab : hubungan lembaga intra dan ekstra, saya mengatakan intra

dan ekstra di sini hubungannya timbal balik kalau menurut saya kalau

saat ini saya katakan ekstra memberikan orang-orang atau kader-kader

yang besar ,karena otomatis berterima kasih juga ke ekstra, ekstra bisa

membangun orang-orang atau tokoh-tokoh politik dari kampus timbal

baliknya begini ekstra memberikan kadernya di kampus otomatis

sebalikannya dari kampus adalah bagaimana kampus membiarkan,

tidak merasa melarang ekstra, untuk juga memperkerut orang orang

kampus masuk kesini, itu timbal baliknya kita tidak melarang lembaga

ekstra.

4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap

rektorat ?

Jawab : hubungan lembaga mahasiswa sejauh ini kalau menurut saya,

kita hanya hubungan koordinatif jadi kita sadari kita bahwa kita

lembaga mahasiswa dengan rektorat sama hubungannya, oh tidah

lebih tinggi rektorat,jadi kita sama, misalkan mahasiswa dengan

rektorat samalah hubungannya,ya samalah dengan teman proses

koordinasi bukan sebagai anak dan bapak, atau guru dan murid, tetapi

lembaga sama, yaitu sama-sama berhak mengkritik

5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap

pihak dekanat ?

Jawab : Begitu juga hubungan lembaga kemahasiswa intra di bem

terhadap dekanat, mahasiswa memberikan usul dan saran dari

asapirasi mahasiswa terkait sarana dan prassarana, lembaga

kemahasiswaan ,akademiik dan lainya .

5. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun

kayawan Universitas ?

Page 228: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : hubungan mahasiswa saat ini saya melihat mungkin beberapa

sekian persennya itu sangat bagus sekali persennya tapi sebeberapa

persennya lagi yang besarnya misalkan dua persenya baik tetapi

selebihnya itu kelihatannya kurang bagus kelihatannya dosennya juga

tidak memberikan asperative terhadap apa yang bisa aktivis kampus

karena aktivis kampus memang tidak bisa menjadi suri teladan,

bolosan terus tapi tidak ngak pinter kayak sama seperti saya, lainya

ngak baik jadi suri teladan, ya oke-lah dosen itu merasakan

terhinakan, merasa dilecehkan oleh aktivis .

b. Burgaining ( posisi tawar )

1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di

kampus ?

Jawab :posisi tawar mahasiswa terhadap mahasiswa kita adalah

mahasiswa aktif mahasiswa adalah mahasiswa ada posisi tawarnya

saya katakan tidak ada posisi tawar mahasiswa ,mahaiswa itu sama

lah kita tidak punya prsi tawar sam –sanmalah gitu bagaimanapun

aktivis harus berterimakasih pada non aktivis karena tingkatan aktivis

ada yang tidak aktivis tidak punya porsi tawar .

2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di

kampus ?

Jawab : nah pada lembaga ini lembaga kampus misalkan mahasiswa

ini saya sempitkan dengan borokrat posisi tawearnya cukup bagus

misalkan bagaimana kondisinya kalau ada kebijakan-kebijakan ya dari

lembaga yang kurang bermanfaat atau kurang bersebrangan dengan

keinginan mahasiswa aktivis akan bergerak dan posisi tawarnya

tinggi kalau dulu pernah banyak aktivis di culik ,dan ditawari mau jadi

dosen ngak kan lumayan itu

3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )

mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?

Page 229: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : persiden itu takut pada mahasiswa tapi mahasiwa takut pada

dosen, dosen takut pada rector,rector takut pada presiden ,seperti

lingkaran setan ,posisi tawar mahaiswa sebagai oposisi abadi

kalaumau ditawar degan uang, oh banyak sekali uang yang akan

keluar mahaiswa aktivis yang gadungan –gadunga n dan opertinis

mudah –mudahan tidak ada mahasiswa yang begitu.

4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?

Jawab : Posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik

adalah sebagai akses untuk menjalankan sebuah konspirasi politik

dalam mnegembangkan maupun menyalurkan aspirasi rakyat.

Mempunyai askses yang kuat dalam menjalankan sebuah politik

sehingga mahasiswa dapat mengkontrol partai politik untuk tidak

menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri.

5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi

masyarakat ?

Jawab : posisi tawar masyarakat , mahasiswa akan terjun ke

masyarakat dikatakan posisi tawarnya bahwa mahasisiwa cikal bakal

organisasi masyarakat kalau organisasi mahasiswanya terbisa dengan

kkn ,kolusi ,nepotisme masuk msyarakat jadi seperti itu banyak

masyarakat kkn dan nepotisme jangan salahkan masyarakat .

c. Kontrol sosial

1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat

yang luas dan majemuk ?

Jawab : kita mengontrol masyarakat yang majemuk dan luas kita

melihat dengan cara yang pertama kita lihat pada kebijakan, apakah

kebijakan pemerintah sesuai ngak dengan masyarakat sehinga

peranan kita membela masyarakat kita mengonrolnya kesan aja

sehinga kita membela masyarakat dari kezaliman penguasa ,kedua

kita melihat kondisi masyarakat seperti apa secara majemuk kita

Page 230: BUDAYA POLITIK KAMPUS

sudah mempuyai lembaga komunikasi kita punya lsm sebagi kontrol

masyarakat .

2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?

Jawab : masyarakat harus di kontrol, saya mengatakan bahwa

masyarakat perlu dikontrol karena masyarakat bagian dari kita, kita

berada di sini karena masyarakat contoh misalkan karena pajak-pajak

dilakukan oleh petani, pajak-pajak oleh pedagang, pajak-pajak oleh

desa, pajak-pajak oleh ojek, pajak-pajak oleh orang-orang pegawai

negeri, kita bisa sekolah,kita punya pengetahuan lebih, jelas kita

punya tanggung jawab besar dalam masyarakat

d. Pengabdi dan pelayan masyarakat

1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai

pengabdi dan pelayan masyarakat ?

Jawab : : kita sebagai pengabdi sekali lagi kita mahasiswa ada disini,

bukan karena kemampuan kita jelas ini walaupun orang tua kita kaya

jelas kontribusinya adalah masyarakat dari mulai dari anak jalan

masyarakat petani, pengusaha semuanya punya peranan karena semua

membayar pajak salah satu pengabdianyaatau caranya kita mengabdi

pada masyarakat itu kewajiban kita

2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani

masyarakat ?

Jawab : mengabdi dan melayani masyarakat sebagai mahasiswa saat

ini kita adalah selalu memberikan sebagai pengayom atau sebagai

kepanjang tangan dari masyarakat bila melihat masyarakat kesakitan

kita ikut kalau kita terjun ke masyarakat kita langsung saja terjun,

sebagai mahasiswa ya adalah panjang tangan

Page 231: BUDAYA POLITIK KAMPUS

5. Dimensi gerakan

a. Angkatan muda

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik

bernegara ? jelaskan ?

Jawab : angkatan muda diakatakan sebagai angkatan muda karena

umur kita masih muda yang kedua pengalaman masih muda ketiga

orang muda diindentikan dengan idealis angkatan muda dengan

angkatan idelis yakni sama di masyarakat katakanlah angkatan muda

adalah angkatan yang diharapkan sebetulnya angkatan yang

sebetulnya diharapkan oleh generasi penerus walaupun dia udah tua

tetapi sepertinya dia punya harapan dia tetap muda itu jadi angkatan

muda karena masih punya harapan

2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian

politik negara ?

Jawab : salah satu yang dilakukan kita sebagai mahasiswa adalah

belajar, persiapan, selalu membiasakan diri bersih di berkondisi

secara bersih sesuai dengan koridor yang ada ya rapi, bersih, tidak

kolusi , tidak korupsi, tidak nepotisme dan sebagainya. diusahakan

walaupun itu banyak sekali cenderung-cenderung ke sana tadi di

biasakan sehingga kita menjadi angkatan muda yang benar .

b. Angkatan intelektual

1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : angkatan intelektual pengertian dari intelektual itu apa ? kita

mengunakan akal pikiran kita ya karena mahasiswa adalah selalu

Page 232: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mengunakan akal pikiran maka dikatakan orang-orang intelektual

adalah orang-orang yang berfikir bukan orang-orang berperasaan tapi

yang berfikir

2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual

dalam perjalan politik sebuah negara?

Jawab : sebagai orang intelektual yang diharap oleh kita adalah yang

pertama kita sangat diharap politik ini politik yang berawal dari hati

nurani artinya politik yang berhubungan dengan kepentingan

masyarakat kita tahu bahwa saat ini politik di Indonesia masih

berkepentingan golongan atau biokrat atau kepentingan salah satu

politiknya atau masyarakatnya saya mengatakan kedua-duanya bisa

politiknya yang memberikan kebebasaanatau memberikan kemudahan

kepada pelaku politik untuk berbuat zolim yang kedua orangnya

orang ya tidak bermoral sehingga harapan dari generasi kita kedepan

politik berbasis kepada intelektual dan moral, berbasis pada moralitas

hati nurani sehingga kita berpolitik membegingin masyarakat ketika

kita bisa kita bisa berbicara kemakmuran rakyat ketika kita bersama-

sama politik kita bisa berbicara masalah keadilan ketika kita bisa

bersama-sama politik kita bisa berbicara masalah penegakan hukum

ketika kita bisa kita bisa berbicara masalah bagaimana rakyat

Indonesia berada atau punya kekuatan,wibawa di hadapan negara itu

yang harus kita bicarakan bukan yang dibicarakan adalah kasus

korupsi lagi aduh gimana nih wah di Indonesia seperti itu sulit

6. Karateristik gerakan

a. Spontanitas

1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas

dalam kegiatan politik ?

Page 233: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas ya karena memang

spotanitas ya hanya berapa umurnya mahasiswa di masyarakat

kampus paling cuma 4 (empat) tahun paling banyak 5 (lima) tahun

jadi spontan, gerakannya spontan karena tidak terstruktur tapi gerakan

mahasiswa adalah gerakan yang intinya minoritas kreatif dan dia

selalu bergejolak seperti itu seorang minoritas tidak akan pernah

berubah menjadi gerakan yang statis jadi ya spontan terus tapi karena

spontan ini gerakan mahasiswa gerakan yang bermoral, mempunyai

nilai, tidak ada unsur-unsur apa

2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat

spontanitas dalam kehidupan politik ?

Jawab : ada beberapa aktivis yang memang melakukan kegiatan

seperti spontanitas itu sebagai wujud dari kepedulian aktivis terhadap

kehidupan berpolitik dan idealisme mahasiswa .

b. Non structural

1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non

structural dalam kehidupan politik ?

Jawab : gerakan non structural adalah gerakan yang tidak sesuai

dengan sistem atau tidak mengarah pada sistem negara artinya

gerakan yang tidak akan pernah berhubungan dengan negara gerakan

yang tidak berada di salah satu pihak atau dikatakan gerakan berserak

atau gerakan parlementer atau gerakan jalanan itu misalnya dikatakan

gerakan non structural kalau gerakan structural mungkin gerakan

romen gerakan yang sudah kita gerakan yang sudah ada di

masyarakat .

c. Bukan agen politik diluar kampus

1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen

politik diluar kampus ?

Jawab : mahasiswa dengan karekteristiknya dengan agen sosial of

cahange yang disandangnya tentu mahasiswa harus bisa

memposisikan dengan baik yaitu dengan cara bertindak secara

Page 234: BUDAYA POLITIK KAMPUS

professional, sebagai mahasiswa yang baik tentunya melihat partai

politik, melihat politik yang ada sekarang ini harus segera diawasi

dan di kontrol oleh mahasiswa sehingga bukan agen politik di luar

kampus.

d. Memiliki jaringan yang luas

1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam

berpolitik ?

Jawab : menurut saya jaringan yang dibangun oleh mahasiswa dalam

politik itu merupakan sesuatu yang wajar dan positif karena

bagaimanapun juga politik harus bisa memebuka jaringan.

2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan

mahasiswa yang begitu luas ?

jawab : pengelolaan jaringan gerakan mahasiswa yang begitu luas kita

selalu mengadakan beberapa pertemuan ada pertemuan BEM SI( S

Indonesia ) ada pertemuan BEM sejateng ,membangun sebuah gerakan

atau gerakan kordinasi lewat aksi masyarakat serempak atau aksi

parsial kita lakukan tiap-tiap wilayah kita melakukan itu dengan proses

kita punya beberapa kordinator wilayah misalkan contoh se Indonesia

memiliki koordinator kegiatan koordinator wilayah jogya koordinator

wilayahsumatra itu kita lakukan kita punya kontaknya.

7. Kekuatan gerakan mahasiswa

a. Kemampuan perubahan

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : kemampuan perubahan yang dimiliki mahasiswa sebetulnya

mahasiswa ‘annas mustakim ’ adalah generasi perubah

kemampuanyaluar biasa dahsyat sukarno jatuh karena siapa,

Page 235: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mahasiswa .yang mengangkat dulu suharto karena siapa,

mahasiswa.yang meruntukan siapa mahasiswa yang

menyebabkangusdur naik siapa mahasiswa yang menurukan gusdur

siapa mahasiswa itu perubahan yang mengoncang-gancingkan

megawati siapa mahasiswa

2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : kemampuan perubahan yang membawa baik artinya perubahan

yang konstruktif ya memang selama ini yang kita nilai perubahan-

perubahan mahasiswa tidak konstruktif karena memang tidak ada jalan

yang lain jadi di hancurin aja ya gitu diturunin walaupun menurut

banyak ahli dikatakan bahwa di Indonesia itu di awal dengan sengsara

dan diakhiri dengan sengsara ynag sengasara itu siapa mahasiswaitu

yang harus dipikir memang harus seperti ini terus karena belum ada

pemimpin yang baik.

b. Mengkritisi aspirasi

1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?

Jawab : salah satu cara untuk mengkritisi aspirasi terhadap politik

kampus saya mengatakan bagaimana sih aspirasi itu bisa masuk atau

ngak kalu ngak berati aspirasi itu ngak sampai kita punya lembaga

aspirasi sampaikan ngak masuk buat kita atau itu tidak jalan ya itu

salah satu cara mengkrtisinya atau yang kedua cara mengkritisi

kampus sejauh mana aspirasi-aspirasi yang dilakukan di kampus

berperan berperan dalam perubahan, berperan kebijakan, kalau tidak

punya kebijakan bagi kita tidak punya padahal tadi diabaikan .

2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan

politik di kampus ?

jawab : mengkritisi aspirasi yang kira-kira aspirasi itu sesuai, sesuai

dengan tuntutan perubahan pada kebaikan atau mengkritisi aspirasi

yang menghancurkan yang akan menghancurkan tatanan tatanan

idealisme kita sebagai mahasiswa.

Page 236: BUDAYA POLITIK KAMPUS

c. Sosialisasi pers

1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik

kepada mahasiswa ?

Jawab : sosialisasi press memang sangat efektif dalam kehidupan

politik kita jadi sekali lagi itu pilar demokrasi jadi saya katakan

sosialisasinya harus disosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat

atau mahasiswa salah satu pencerdasan masyarakat atau pencerdasan

mahasiswa adalah dengan media-media demokrasi.

2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan

kehidupan politik di kampus ?

Jawab : sangat efektif sekali, di kampus ini sekarang mulai bagus dan

sangat efektif dalam pengembangan politik kampus.

d. Gerakan rakyat

1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : karena sekali lagi mahasiswa adalah rakyat, siapa yang tidak

mengatakan mahasiswa itu bukan rakyat, mahasiswa itu rakyat, anak

rakyat, bagian dari rakyat.

e. Dampak perubahan

1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh

mahasiswa dalam kehidupan politik ?

Jawab : mahasiswa itu seperti air, air itu akan bergejolak terus bila

tidak bertemu dengan muara . muara itu tenang , kalau masih

bergejolak berarti belum ketemu dengan muaranya, kalau saat ini

masih bergerak terus menerus berati belum ada perubahan yang

signifikan, mahasiswa back to campus seandainya kita telah

menemukan muara , bahwa indonesia di pimpin orang – orang yang

baik, orang yang tidak zolim maka mahasiswa akan kembali

kekampus dan akan tenang kembali.

2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan

politik di kampus ?

Page 237: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : jelas, dampak perubahan akan mempegaruhi kinerja kita ,

politik kita sesuai dengan politik indonesia sesuai dengan hati nurani,

kita ngga usah pikir masalah nepotieme, penegakan hukum, tapi

bagaimana kita mnesejahterahkan rakyat, bagaiman indonesia

berwibawa dengan negara lain..

f. Pengelolaan gerakan

1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan

politik di kampus ?

Jawab : satu hal yang harus diperhatikan politik itu mo by mahasiswa

itu mo by bergerak terus menerus ,kita tidak pernah bisa menentukan

kapan masih setatis gerakaannya pegembangan berpolitik harus

berlandaskan pada sifat mahasiswa yang mo by sifat mahasiswa yang

kritis okelah pengelolaan yang dilakukanoleh mahasiswa adalah sesuai

dengan hal tersebut berarti yang melakukan kejanggalan misalkan kita

membuat gerakan politik atau misalkan lembagayang sifatnya tidak

strategis hanya mencetak saja karena kita biasanya pengelolan seperti

itu tidak bisa seperti itu

g. Penghubung rakyat

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : kerana hati nurani mahasiswa tidak pernah mengatas namakan

kepentingan mahasiswa ,pastilah atas kepentingan rakyat dan mereka

digerakan atas kepentingan rakyat biasanya seperti itu ,contoh semua yang

dilakukan oleh mahasiswa gerakan gerakan esklusif mahasiswa karena ada satu

hal ada satu kejanggalan ,adasatu kezaliman , kelalaian yang dilakukan oleh

masyarakat

2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat

dalam kehidupan berpolitik ?

Page 238: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : rakyat sejahtera ,rakyat menikmati kemerdekaanya ,rakyat menikmati

kekayaanya,rakyat menikmati bumi pertiwi ,itu yang menjadi kalangan

mahasiswa,satu saja saat ini rakyat tidak menikmati semua itu .karena ini

manipulasi ,dibohongi kalangan penguasa ,oleh orang orang yang saat ini

masih mencokol dan menjadi indonesia .

8. Faktor birokrat kampus

a. Memperketat absensi

1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi

terhambat ? Jawab : tidak terhambat ,ah tidak terhambat ,silakan saja

memperketat absensi .karena kita bergerak sesuai dengan gerakan kita

,sesuai dengan taimer kita,ataupokoknya kuliah ya kuliah,pokoknya

bergerak ya bergerak ,tapi kita punya profitas lebih ,ketika memang

rakyat butuh apa kita bisa mengangsumsikan ,mengapa kita takut

denngan hal ini kalau kita sudah bergerak ya bergerak ,kalau kita

sudah punya jiwa ,punya tanggung jawab ,punya amanat untuk

bergerak tidak apa apa kita bergerak karena untuk bergerak ,karena

apa.,nantinya nilai bisa diulang tapi tanggung jawab itu tidak bisa

diulang ,jelas semacam itu..

2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?

Jawab :cara saya mengantisipasinya ,saya selalu melakukan sesuatu

itu nomer satu kuliah nomer satu ,organisasi nomer satu artinya

kalaudi kuliah kita tidak berfikir organisasi kuliah ya kuliah walaupun

misalkan dikatakan nomer satu itu bukan berarti selalu kita harus absen

terus ,datang ngak sesuatu ketika datang kita harus benar benar nih

Page 239: BUDAYA POLITIK KAMPUS

serius kuliahnya kita bisa bener bener mengejar bisa mengejar temen

temen yang pernah kuliah yang dikatakan saat ini begitu menurut

pengamatan saya ,kita tidak usah berfikir belajar saya tidak berfikirh

dan hanya belajar secara maksimal.

b. Merepresi nilai

1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa

?

Jawab : saya selala ini tidak menemukan kalau nilai jelek itu kesalahn

kita sebagai akativis yang malesan sehingga hasilnya jelek ya, terima

aja, saya tidak mau ketika aktivis untuk minta di perbaiki, nilai jelek

ya jelek udah terima aja. Dan insyaallah tidak ada mahasiswa seperti

itu.

2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?

jawab : sebagai mahasiswa, mahasiswa itu bukan mencari nilai tetapi

mnecari ilmu mencarai visi hidup, kalau ada seperti tanya dosesn buat

apa, dikuliah itu ada tiga yaitu cari nilai, cari ilmu, yang satu ngga

tahulah. Kalau dalam cari represi nilai tunujakn kalau kita bagaus,

kalau bisa menjukan bagus , nilanya jelek kita bisa tuntutan , mudah

sekali.

c. Membuat perjanjian

1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?

Jawab : kotrak kuliah tidak juga menurut saya, karena sekalai lagi

gerakan kita kalau di kampus masih gerakan pelajar bukan pelaku

politik tapi gerakan pelajar , anrtinya kontak kampus sampai bebrapa

tahun tidak masalah..

2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?

Jawab : ya , bagaimana pinter-peintenya membuat strategi .

d. Merepsesi psikologi

Page 240: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam politik

kampus ? dengan menggunakan tekanan tekana yang bisa membuat

mahasiswa malas untuk megikuti kuliah seperti tugas- tugas yang sulit

dan mencari bahan yang belum ada dalam mata kuliah tersebut.

2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?

Jawab : eh, ingat bahwa mahasiswa itu harus kuat dalam

mengahadapi segala hal terutama cobaan dalam bidang pembelaran

karena itu merupakan pelajaran hidup untuk lebih giat dan maju.

e. Pemecatan status

1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang

melanggar peraturan kampus ?

Jawab : selama saya belajar di unnes , saya belum pernah melihat hal

tersebut.

2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?

Jawab : ditinjau dulu baru diputuskan dalam menagani hal tersebut

tetapi kalu sepihak maka saya akan membantu dalam proses

pemebelaan terhadap mahasiswa tersebut..

Page 241: BUDAYA POLITIK KAMPUS

HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Empat ( dua )

Nama : SISWANTO

Alamat : SEKRETARIAT GMNI I UNNES

JL. RAYA SEKARAN Gunung Pati SMG.

Status : MAHASISWA/ KADEP SOSPOL

Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004

Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya

politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang ).

1. Lingkup Budaya Politik

Page 242: BUDAYA POLITIK KAMPUS

a. Orientasi individu

1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?

Jawab : keterlibatan saya dibidang poltik ya baru diorganisasi GMNI

atau GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA unnes

yang mana telah memebrikan saya kesempatan berpolitik dengan

rakyat untuk memeperjuangkan nasib rakyat sebagai tujuan dari

organisasi yang saya geluti saat ini. GMNI merupakan wadah bagai

mahasiswa untuk meejalankan kegiatan politik dalam rangka

membagaun masayarakat Indonesia yang sejahatera, adil dan makmur.

2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?

Jawab : saya melakukan penolakan politik dikampus apabila ada hala

yang tidak sesuai dengan realita politik yang terjadi dilapangan

misanya kebijakan –kebijakan yang merugikan mahasiswa dan

peraturan-peratauran yang mengahabat mahasiswa dalam

mengekpresikan kegiatan politik secara bebas dan mengkritisi

kebijakan –kebijakan yang tidak memihak mahsiswa.

3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?

Jawab : saya melakukan penilaian politik di kampus disesuaikan

dengan darai mana sudut pandang yang kita ambil yaitu pertama dari

sudut pandang birokrat kampus dimana sekarang ini birokrat kampus

memiliki tugas dan fungsi politik sebagai penyelenggara dan

pendidikan politik bagi mahasiswa tetapi hal tersebut masih minim

dilakukan di kampus, dan kedua dari sudut pandang mahasiswa kalau

saya lihat sekarang ini mahasiswa unnes sangatlah kurang

berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik hal ini terlihat dari

keikutsertaan mahasiswa dalam pemelihan presiden mahasiswa

dikapus dan kurangnya minat mahasiswa untuk menjadi aktivis mapun

funsionaris lembaga-lemabag kemahasiswaan, dan yang ketiga adalah

dari sudut pandang media yang digunakan mahasiswa untuk

menjalankan sebuah informasi-informasi politik dikampus, hal ini saya

Page 243: BUDAYA POLITIK KAMPUS

lihat masih kurang juga karena , ya tadi yaitu kurang minatnya

mahasiswa membaca berita tentang politik, dan yang terakhir yaitu

dari sudut pandang masyarakat yang ada disekita kampus yang masih

kental dengan budaya islamik dan agamanya sehingga berpengaruh

pada budaya yang akan dibawa mahsiswa dalam berpolitik.

2. Kehidupan Politik

a. Sistem politik keseluruhan

1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES

dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?

Jawab : saya kurang begitu tahu jelasnya tetapai akalu itu saya menilai

hal tersebut wajar-wajar saja karena pada masa rezim orde baru seluruh

lembaga pemerintah dan pegawai negeri di wajibkan untuk bergabung

dengan partai golkar untuk memobilisasi jalannnya sebuah pemerintahan

yang ideal bagi massa orde baru.

2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?

Jawab :. yang saya ketahui bahwa sejarah politik unnes dari mulai ikip

semarang sampai sekarang, mingkin sama dengan kamapus-kampus

yang lain seperti kampus yang dimobilisasi oleh kepentingan-

kepentingan kelompok tertentu sehingga kemurnian kampus sebagai

lembaga independen menjadi kurang baik tetapi itulah yang menjadi

arena dalam sebuah perjalanan politik di kampus.

3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di

kampus ?

Jawab : ya sangat berpengaruh, karena lokasi menentukan apa dan

bagaimana pergerakan mahasiswa dalam mengikuti perkembangan

politik. Misalnya kalau dekan denga wilayah kota setidaknya informasi

lebih cepat dan dapat diberitahukan secara langsung oleh mahasiswa dan

Page 244: BUDAYA POLITIK KAMPUS

apabila diluar wilayah kota informasi terhambat dalam penyampainnya

sehingga lokasi sangat berpengaruh.

4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan

keputusan politik di kampus ?

Jawab : ya, berpengaruh : karena dengan kekuasaan yang ada, seseorang

pemimpin yang otoriter dalam sebuah lembaga akan dianut dari para

anggota dibawahnya sehingga mudah sekali dalam menaruh kebijakan

atau membuat sebuah keputusan.

5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : aturan di kampus ini masih jauh dari ideal terlihat dari beberapa

dinamika kongres yang kurang berjalan dengan bagus dan kita sudah

mulai mendiskusikan mendesain aturan lembaga kemahasiswaan secara

bagus . dalam aturan tersebut harus memihak mahasiswa untuk

mejalankan poliik sebenas-bebasnya tanpa ada tekanan dari pihak

manapun dengan disesuaikan kaidah dantauran yang sudah berlaku di

UNNES.

6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?

Jawab : saya menjalankan wewenang politik yang ada dikampus sesuai

dengan hasil kontitusi yang disepakati bersama dalam forum di rapat

tahunan dan pertanggung jawaban dalam satu periode sehingga

perjalanan politik organisasi dapat tercapai dan sesuai dengan harapan

dan tujuan dari organsiasi yang saya jalankan saat ini.

7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di

kampus ?

Jawab : Menurut saya negara juga berpengaruh terhadap politik di

kampus. kebebasan berpendapat maupuan kebebasan akademik di unnes

sekarang ini mengarah ke yang lebih baik dan mulai ada kesadaran

dalam politik sehingga kebebasan berpendapat, kebebasan melakukan

Page 245: BUDAYA POLITIK KAMPUS

aksi, kebebasan berekpresi dan lain sebagainya dapat dilakukan di

kampus . Hal itu merupakan bagian dari aktivis untuk mengkkritisi

kebijakan-kebijakan pemerintah atau untuk mengkritisi kebijakan-

kebijakan para elit politik yang kadang tidak memihak rakyat, siapa

lagi kalau bukan mahasisiswa yang mau dan mampu mendengungkan

atau mengaspirasikan aspirasi rakyat.

b. Proses input

1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?

Jawab : saya menjalankan tuntutan politik dikampus melalaui berbagai

cara yaitu pertama dengan melakukan diskusi-diskusi tetang politik ,

yang kedua melakukan hubungan dengan apara aktivis dalam

mengembangkan sebuah informasi politik guna mengkritisi para elit

politik mapaun biroktrasi yang ada di kampus, yang ktiga dengan

menggunakan media informasi sebagi jembatan salaing tukan menukar

inforamsi dalam pergerakan politik yang ada di kampus.

2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : saya sebagai ketua GMNI yang bergerak kepada rakyat kecil ,

maka saya melakuakn pengamatan politik melalui pandangan

pandangan politik yang ada di kampus seperti sejauh mana keterlibatan

mahasiswa dalam berpolitik, siapa saja yang brepolitik , dan ideology

apa yang digunakan dalam berpolitik , dari hal tersebut dapat dilihat

dari perkembangan politik yang ada di kampus.

3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana

anda terlibat ?

Jawab : saya sebagai mahasiswa mencoba untuk tidak ikut partai tetapai

saya sebagi rakayat mencoba menyampaikan aspiarsi saya melalaui

sebuah paratai, jadi saya baru partisipasi dalam partai asalkan saya tidak

Page 246: BUDAYA POLITIK KAMPUS

memabawa atribut nama UNNES dalam parati, karena perguruan tinggi

bersifat netral dan independen. Dan sejauh mana saya terlibat hanya

pada saya ikut serta dalam mengkampanyekan parati tertentu. .

4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di

kampus ? sebutkan dan jelaskan ?

Jawab : pasti ada kelompok kepentingan yang ada di kampus , kerana

orang yang memimpin atau yang berkuasa pasti mempunyai

kepentingan baik secara pribadi , kelompok mapun secara universal

dalam menjalankan politik kebenaran yang ada. Dan seorang pempin

akan menggunakan kepentingan untuk kemajuan bagi harapan dirinya

sendiri mapun kelompoknya..

5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat

di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?

Jawab : sangat-sangat diperlukan , pertama sebagai penyampaian

informasi politik, dan kedua sebagai proses dala menjalin hubungan

antara yanglemabag yang dengan yang lain sehingga bagaimanapun alat

komuniksai sebagai penopang tertinggi dari alat mengkomuniksikan

bahasa-bahasa yang disampaikan kepada audien.

c. Proses out put

1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus

?

Jawab : Saya menjalankan perundang-undangan yang ada sesuai

dengan kontitusi yang berlaku atau sesuai dengan hasil konggres

mapun rapat tahunan dan pertanggung jawaban yang sudah disepakati

bersama . kontiursi tersebut akan diperbarui apabila dilapangan terjadi

ketidaksesuaian dengan reliata yang ada dengan mengadang sidang

istimewa dalam organisasi.

2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan

politik di kampus ?

Page 247: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : karena saya orang ektra maka saya berpendapat dilihat dari

kegiatan kegiatan kemaren , badan legislative yang ada di unnes tidak

mengalami perkembangan tetapi mengalami kemunduran karena funsi

badan legislati tidak berjalan sesuai dengan harapan yang ada di

kampus.

3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : kalau saya melihat dan memperhatikan , bahwa badan

legiaslatif di unnes yaitu bem sudah menjalankan kewajiban dan

peraturan konggres mahasiswa, sebagai badan eksekutif suadah

banyak yang dilakukan tetapi mengeani bidang-bidang advokasi

kepada mahasiswa kurang begitu bagus.

4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab :badan peradilan di unnes kayaknya belum ada tetapi kalaupun

itu ada sangat bagus sekali, setidaknya ada badan yang mengurus

kasus-kasus mahasiswa yang melanggar mapuan mahsiswa yang

mengadukan permasalahan yang dihadapinya.

d. Diri sendiri

1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?

Jawab : dalam menggunakan hak politik, saya akan gunakan

semaksimala mungkin dan sesuai dengan aturan yang ada di kampus.

2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?

Jawab : dalam melakukan kewajiban politik, saya akan mencoba

menjalankan sepenuh hati sesuai dengan hati nurani dan kaidah

kebenaran secara universal.

3. Pendidikan politik

a. Penyelengaraan.

1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi

aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?

Page 248: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab :bacaan bacaan tentang politik tentunya, seperti halnya majalan

tentang politik mahasiswa dan pergerakannya, serta referensi referensi

yang positif dalam mengembangan palitik di kampus..

2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan

politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : memang penting karena dengan publikasi masa masyarakat

mapun mahasiswa dapat mengikuti perkembangan politik yang terjadi

di kampus.

3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan

dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?

Jawab : untuk semantara belum terjadi karena di kampus unnes ini

masih minin perlengkaannya..

4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?

Jawab : yang dapat menyelenggarakan pendidikan politik tentu saja

pemerintah dan badan-badan lembaga swadaya masyarakat dan

orang–orang yang peduli tentang pendidikan politik sehingga mampu

dapat ditranfer kepada masyarakat.

5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : betul , karena masyarakt bagaian dari sebuah poltik sehingga

secara tidak langsung pendidikan politik diberikan kepada

masyarakat.

6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan

pendidikan politik ? jelasakan ?

Jawab : betul , kareana lembaga formal harus juga mempunyai

tanggung jawab untuk terlibat dalam penyelengaaran pendidikan

politik karena bagaimanapun juga kedewaasan dalam berpolitik harus

ada pada masyarakat untuk mewujudkan negara demokrasi.

Page 249: BUDAYA POLITIK KAMPUS

7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab : betul, lembaga non formal terlibat dalam pendidikan politik

seperti elatihan yang dilakukan oleh LSM, FORKOT, mapun aliasi-

aliansi yang ada pada rakyat..

b. Pertemuan kepentingan

1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?

Jawab : menurut pandangan saya terhadap kehidupan politik masih

sangat kurang sehingga perlu adanya sebuah pemikiran-pemikiran

baru dan konsep-konsep baru dan sekaligus kebijakan-kebijakan baru

bagaimana pentingnya berpolitik untuk diketahui masayarakat dan

mahasiswa.

2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di

kampus ?

Jawab : menurut saya dalam menyampaikan kepentingan, saya

gunakan berbagai macam cara seperti diskusi-diskusi, penulisan

melalui media, , forum pertemuan mahssiswa, dan lain sebagainya

3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di

kampus ?

Jawab : mungkin mengunakan gagasan yang membangun sebuah

kepentingan bersama dengan melihat masing masing tujuan yang

ingin kita capai bersama yaitu membangun masyarakat yang adail dan

demokratis dalam politik.

c. Agresi kepentingan

1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik

kampus atau relita politik saat ini ?

Jawab : Budaya politik kampus mahasiswa di UNNES masih kurang

menurut saya, hanya beberapa mahasiswa saja yang sangat inten ikut

berpartisipasi aktif dalam rangka pengembangan politik kampus, dan

Page 250: BUDAYA POLITIK KAMPUS

ini harus dapat diubah bagaimanapun mahasiswa sebagai agen social

cahange harus mampu merubah keadaan-keadaan saat ini sehingga

dijadikan contoh kepada masyarakat.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus

sekarang ini ?

Jawab : menurut saya belum banyak mengalami perkembangan

karena unnes masih tahap membangun dan mengembangakan potensi

potensi yang ada pada kampus unnes ..

3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah

mulai terjadi ? jelaskan ?

Jawab : Ini lambat tahun sengaja kita gulirkan misi-misi itu , kita

gulirkan isu-isu kesadaran berpolitik sehingga mahasiswa tidak hanya

kuliah saja ada sisi-sisi lain yang harus diketahui dan digeluti

mahasiswa yaitu politik kampus.

d. Seleksi kepemimpinan

1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran

tentang politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : Menurut saya seorang pemimipin harus dan wajib memilki

kesadaran tentang politik , bagaimanapun juga pemimpin itu

merupakan contoh bagi semuannya ketika pemimpin memilki

kesadaran politik anak buah pun akan ikut.

2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan

oleh seorang pemimpin ?

Jawab : kebulatan tekat ini harus dimiliki seorang pemimpin,

pemimpin harsus berkorban dan menanggung resiko atas di

keputusannya

3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang

diharapkan ?

Page 251: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Seorang pemimpin harus mampu mengatakan ya dan atau

tidak ini sangat sulit bagi pemimpin sehingga ketetapan jiwa

mengatakan ya atau tidak merupakan kewajiban seorang pemimpian.

4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin ?

Jawab : Keyakinan yang universal tentunya dan yang utuh terhadap

dasar –dasar agama, dasar -dasar politik, dasar-dasar kehidupan

sehingga seorang pemimpin tidak akan goyah.

5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan

tugasnya ?

Jawab : jelas seorang pemimpin harus keratif ,harus mampu melihat

kondisi yang ada , melihat posisi dan situasi yang ada pula.

6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun

kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?

Jawab : Kebijakan maupun keputusan itu merupakan sebuah dinamika

yang ada dalam organisasi, tentu keberanian seorang pemimpin harus

dilakukan dengan cara melihat kondisi dan situasi secara tepat

sehingga analisis keputusan itu tidak merugikan orang banyak.

e. Komunikasi politik

1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang

politik di kampus ?

Jawab : Menurut saya mahasiswa mendapatkan informasi tentang

politik kampus sebenarnya sangat banyak informasi melalui pamflet,

media inframasi yang sekarang sudah ada , media pers mahasiswa,

apabila ada mahasiswa yang ketinggalan dengan inforamasi politik

kampus adalah kuper sekali.

2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di

kampus ?

Jawab :saya dalam melakukan prekrutan anggota , saya menggunkan

hak preogratif ketua untuk merekrut orang-orang yans sesuai dan

Page 252: BUDAYA POLITIK KAMPUS

sepaham dengan saya dan sesuai dengan visi , misi organisasi GMNI.

.

3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan

kegiatan politik di kampus ?

Jawab : banyak sebenarnya apa yang dilakukan mahasiswa, yang

paling minimal adalah mengunakan hak suara dan hak politiknya

dalam pemilahan secara optimal.

4. Organisasi

a. Hubungan atau keterkaitan

1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan

mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?

Jawab : lembaga politik yang ada di kampus salah satunya adalah

lembaga kemahasiwaan sebagai wadah bagi mahasiwa untuk belajar

berpolitik dan berorgasnisasi sehingga ketrkaitan mahasiswa dengan

lembaga mahasiswa , ibarat mata uang yang tidak dapat terpisahkan..

2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di

kampus ? jelaskan ?

Jawab : menurut saya, semua civitas akademika dan elemen elemen

kelembagan yang ada dikampus, semuanya bertanggung jawab dalam

pengembangan dan pendidikan politik yang terjadi di kampus.

3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik

di kampus ?

Jawab : Hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik

kampus sebenarnya saling mengisi artinya ada sisi yang beda antara

ektra dan intra tetapi, ada persamanya, sama-sama dalam bergerak di

bidang mahasiswa.

4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap

rektorat ?

Page 253: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : selama ini belum terjalin hubungan baik antara pihak rektorat

dengan lembaga ekstra kampus dalam kerjasama berbagai macam

bidang kegiatan. Hanya sebatas proses izin untuk mahasiswa lemabag

ekstra dalam melakukan kegiatan di kampus.

5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap

pihak dekanat ?

Jawab : sama dengan pihak rektorat .

6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun

kayawan Universitas ?

Jawab : hubungan tidak hanya aktivis saja tetapi semua mahasiswa

harus bisa memposisikan diri terhadap dosen maupun karyawan

dimana kita harus bertemu, dimana berada, kita harus perhatikan.

b. Burgaining ( posisi tawar )

1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di

kampus ?

Jawab : menurut saya ada nilai lebih atau plus dari aktivis dari pada

mahasiswa yang hanya duduk manis, kuliah , makan, dan ke belakang

. kalau mahasiswa aktivis dapat belajar organsiasi yang akan nantinya

di gunakan dalam masyarakat..

2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di

kampus ?

Jawab : Begitu juga posisi tawar mahasiswa dengan lembaga-lembaga

di kampus ini tentunya aktivis mampunyai prinsip dan aktivis

memepunyai lembaga yaitu lembaga kemahasiswaan yaitu harus

mempunyai burgening atau memepuayai posisi tawar terhadap

lembaga-lembaga yang lain.

3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )

mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?

Page 254: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : lembaga mahasiswa harus mempunyai bergening posisi yang

jelas dengan pemerintah sehingga lembaga kemahasiswaan sebagai

kontrol dari para elit politi mapun pmerintah dapat menjalankan funsi

dan tusanya dengan baik.

4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?

Jawab : posisi tawar mahasiswa terhadap partai politik sangatlah harus

dilakukan sehingga partai politik tidak sebagai alat untuk memperkaya

diri tetapi partai politik harus mengaspirasikan aspirasi rakyat dan ini

lembaga mahasiswa harus mampu memantau kebijakan-kebijakan

partai poltik.

5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi

masyarakat ?

Jawab : posisi tawar lembaga masyarakat dengan lembaga mahasiswa

adalah tidak sebatas saling melengakapi dan menguntungkan bagi

rakyat tetapi bagaimana cara untuk mengembangan kerjasama dalam

berbagai macam bidang kegiatan .

c. Kontrol sosial

1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat

yang luas dan majemuk ?

Jawab : saya sebagai aktivis organisasi ekstra, pertama akan mencoba

untuk memberikan kontrol kepada rakyat dalam rangka melindungi

rakyat dari ketidak adilan para elit politik yang memberikan kebijakan

yang tidak memihak pada rakyat, dan kedua mencoba membuat

jaringan – jaringan aspirasi di kalangan masyarakat untuk membangun

sebuah gerakan arakyat pabiula pemerintah tidak sesuai dengaan apa

yang telah ditentukan oleh aspiasi rakyat.

2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?

Page 255: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : karena mahasiswa adalah sebagai kontrol masyarakat dan

apabila kebijakan politik yang ada tidak sessuai dengan apa yang telah

direncanakan dan disepakati bersama dalam kontrak politik maka

mahasiswa mengawal untuk memperjuangkan nasib rakyat. .

d. Pengabdi dan pelayan masyarakat

1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai

pengabdi dan pelayan masyarakat ?

Jawab : menurut saya dikatakan sebagai pengabdi karana mahsiswa

adalah bagian dari rakyat dan mahasiswa akan terjun kelingkungan

masyarakat sehingga mahsiswa adalah pengabdi dan pelayan

masyarakat.

2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani

masyarakat ?

Jawab : saya akan mencoba melakukan kegaiatan – kegiatan dalam

mengembangkan pendidikan di masyarakat untuk berfikir lebih maju

dan mencoba menyampaikan aspirasi mereka kepada para elit politik

yang duduk di pemerintahan.

5. Dimensi gerakan

a. Angkatan muda

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik

bernegara ? jelaskan ?

Jawab : karena memang mahasiswa itu mahasiswa secara fisik masih

muda sehingga dikatakan angkatan muda karena pemikiran pemikiran

mahasiswa itu muda .

2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian

politik negara ?

Jawab : saya akan mencoba memberikan warna dan wacana berpolitik

dengan baik sehingga tatanan demokrasi politik berjalan sesuai denga

peraturan yang berlakau dan sesuai dengan budaya politik yang ada.

Page 256: BUDAYA POLITIK KAMPUS

b. Angkatan intelektual

1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : mahasiswa adalah warga negara yang belajar di perguruan

tinggi dan mampu berfikir secara ilmiah dan rasional dalam

memebrikan ide maupun gagasan pemecahan masalah-masalah yang

terjadi pada rakyat.

2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual

dalam perjalan politik sebuah negara?

Jawab : harapan mahasiswa sebagai angkatan intelektual adalah

menyumbangkan sebuah pemikiran- pemikiran yang rasional dan

ilmiah dalam berpolitik sehingga rakyat dapat belajar politik

demokrasi secara meneyeluruh dan berkesinambungan sebagai proses

pengembangan pendidikan politik di indonesia..

6. Karateristik gerakan

a. Spontanitas

1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas

dalam kegiatan politik ?

Jawab : karena mahasiswa tidak terlalu berfikir panjang apabila

melihat fenomena yang terjadi pada rakyat, dimana rakyat dirugikan

oleh peraturan dan kebijakan politik yang dilakukan oleh elit poltik.

2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat

spontanitas dalam kehidupan politik ?

Jawab : sebenaranya mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat

spontanistas apabila mahasiswa melihat rakyat kecil tertindas dan

para elit politik memebrikan kebijakan yang tidak memihak pada

rakyat.

Page 257: BUDAYA POLITIK KAMPUS

.

b. Non structural

1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non

structural dalam kehidupan politik ?

Jawab : pola gerakan tersebut dilakukan dalam rangka untuk

membangun pergerakan berpolitik yang berjalan sesuai dengan yang

diharapkan , sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibenarkan, dan

mampu mengawal bangsa menjadi bangsa Indonesia yang adil,

makamur dan sentosa.

c. Bukan agen politik diluar kampus

1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen

politik diluar kampus ?

Jawab : karena mahasiswa dalam berkegiatan politik harus bersifat

netral dan independen sehingga dalam menjalankan sebuah

pergerakan politik ataupun aktivitas politik harus di jaga dari

pengarauh pihak – pihak yang berkepentingan untuk menggerakan

mahasiswa jauh dari rakyat.

d. Memiliki jaringan yang luas

1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam

berpolitik ?

Jawab : menurut saya jaringan yang dibangun oleh mahasiswa adalah

jaringan pergerakan politik yang bergerak dari kampus satu dengan

kampus yang lain dalam memberikan informasi politik dan

bekerjasama dengan lemabag – lembaga masyarakat .

2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan

mahasiswa yang begitu luas ?

jawab : menurut pendapat saya , dalam mengelola jaringan gerakan

mahasiswa di perlukan berbagai macam strategi dan konsep – konsep

pergerakan dalam sebuah politik sehingga hasil yang akan di capai

Page 258: BUDAYA POLITIK KAMPUS

dapat terkodinir dan terakomodir . dengan pendirian pos – pos aliansi

dalam mengembangkan sebuah jaringan misalnya joglo semar, aliansi

bem jawa bali, dan sebagainya.

7. Kekuatan gerakan mahasiswa

a. Kemampuan perubahan

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : mahasiswa adalah agen of change atau agen perubah sehingga

mahasiawa diharapakn mampu membrikan perubahan yang terjadi

pada masyarakat.

2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : menurut saya kemampuan perubahan yang mengarah positif

dan memihak rakyat.

b. Mengkritisi aspirasi

1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?

Jawab : saya mengkritisi aspirasi politik sebagai sesuatu hal yang

harus dilakukan oleh aktivis dalam memberikan sebuah wacana

kebijakan politik yang memihak mahasiswa dan saling

menguntungkan dari berbagai pihak. .

2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan

politik di kampus ?

jawab :mengkritisi aspiarsi yang tidak sesuai dengan relaiata mapaun

tauran yang ada dalam masyarakat bernegara. .

c. Sosialisasi pers

1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik

kepada mahasiswa ?

Jawab : dalam organsiasi saya dalam mensosialisaikan pers malaui

berbagai macam cara , pertama dengan media visual mapun media

Page 259: BUDAYA POLITIK KAMPUS

cetak auat tulis, missal media cetak dengan memebrikan kritiakan

yang membangun kepada para elit politik, kemudian mendia visual

dengan gambar-gambar dengan misi politik yang akan disampaikan

oleh mahasiswa. .

2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan

kehidupan politik di kampus ?

Jawab : menurut saya sangat efektif sekali karena pers sangat baik

digunakan dalam peyampikan informasi politik kepada civitas

akademika yang ada di kampus..

d. Gerakan rakyat

1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab :karena mahasiswa merupakan bagian dari rakyat sehingga

dalam penyampaian aspirasi dilakukan oleh mahasiswa , jadi

mahasiswa adalah bagian dari gerakkan rakyat.

e. Dampak perubahan

1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh

mahasiswa dalam kehidupan politik ?

Jawab : saya kira yang diharapkan oleh mahasiswa dari dampak

perubahan politik saat ini adalah keadailan dan kebersamaan

menjunjung tinggi demokrasi di indonesia .

2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan

politik di kampus ?

Jawab : kurang begitu pengaruh karena masing masing lembaga

mempunyai tujuan dan visi yang dikehendaki oleh lemabag tersebut.

f. Pengelolaan gerakan

1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan

politik di kampus ?

Jawab : menurut saya yang diharapkan oleh mahasiswa dalam

pengeloalaan gerakan politik adalah bagaiman mahasiswa dapat

menyampaikan aspiarsi tanpa ada halangan suatu apauan sehingga

Page 260: BUDAYA POLITIK KAMPUS

mahasiwa dapat mengelola gerakan ttersebut menjadi gerakan nilai dan

murni.

g. Penghubung rakyat

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : karaeana mahasiswa adalah rakayat jadi dikatakan penghubung rakayat

adalah betul, karena yang selalau menyampaikan aspiarasi rakyat adalah

mahasiswa.

2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat

dalam kehidupan berpolitik ?

Jawab : sebenaranya yang dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung

rakayat adalah supaya para elit politik memperhatikan rakyat kecil dan tidak

seenakanya saja memnggunakan kekuasaan dan kebijakan yang tidak memihak

rakyat kecil dan mengahrapakan masyarakat yang adil, makmur dan sentosa..

8. Faktor birokrat kampus

a. Memperketat absensi

1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi

terhambat ? Jawab : sebagai aktivis tidak perlu takut dengan hal

tersebut , karenakativis harus mempunyai argumen dalam melakaukan

kegiatan politik yang positif bagi perekambangan kehidupan politik

sekarang ini . dan suadah ada aturan tetang tidak mengikuti kulaih

selama dua lima persen dari perkulian yang masuk.

2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?

Jawab : megantisipasi perlu ada sterategi, ada jadwal yang terkoordinir

sehingga kapan harus masuk kuliah kapan tidak masuk kuliah, kapan

kita harus beroganisasi, kapan melakukan kegaiatan kemahasiswaan.

b. Merepresi nilai

Page 261: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa

?

Jawab : selama ini yang saya lihat belum ada.

2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?

jawab : kalau itu ada maka saya akan membela mahasiswa tersebut ,

mengenai apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut terkena represi

nilai..

c. Membuat perjanjian

1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?

Jawab : biasanya perjanjian tentang kontark kluiah dengan pihak

birokrat mapun pihak dosen..

2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?

Jawab : saya akan mencoba mencari startegi- strategi dalam

mengantisipasi hal tersebut..

d. Merepsesi psikologi

1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam politik

kampus ?

Jawab : mungkin dengan menggunakan tekanan-tekanan yang dapat

membatasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas politik atau dengan

menggunakan kebijakan mapupun peraturan yang ada di kampus..

2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?

Jawab : saya akan mencoba membantu dalam bidang advokasi supaya

mahasiswa tersebut tidak terkena sanksi..

e. Pemecatan status

1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang

melanggar peraturan kampus ?

Jawab : selama ini belum pernah terjadi

2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?

Jawab : apabila hal tersebut terjadi maka saya sebagai aktivis akan

mencoab memabantu dalam advokasi agar ditinjau kemabali lagi atau

Page 262: BUDAYA POLITIK KAMPUS

menimbang bagaimana hal tersebut dapat terjadi dan sejauh mana

pelanggran yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

5 ( lima )

Nama : HARYOTO

Alamat : SEKRETARIAT KOMPLEKS JOGLO UNNES

JL. KOMPLEK JOGLO UNNES SEKARAN Gunung

Pati.

Status : MAHASISWA/ KETUA REDAKSI KOMPAS

Hari/ Tgl/ Jam : RABU/ AGUSTUS 2004

Pedoman wawancara ini disusun untuk mengungkap data tentang budaya

politik kampus ( studi kasus terhadap aktivis mahasiswa di Universitas Negeri

Semarang ).

1. Lingkup Budaya Politik

a. Orientasi individu

1. Bagaimana keterlibatan anda dalam berpolitik di kampus ?

Jawab : kalau terlibat Semua aktivis baik di UKM maupun di BEM

terlibat dalam berpolitik, kalau UKM dalam sekup kegiatan mahasiswa

kalua BEM secara menyeluruh mahasiswa, kalau UKM tentang upaya-

upaya memberikan warna pada intitusinya ataupun melakukan upaya-

upaya strategis meningkatkan posisi tawarnya .Sekarang saya akan

memberikan penjelasan keterlibatan saya di wilayah eksekutif, kalau di

eksekutis sebagai tim sukses mahasiswa ali subhan, tapi gagal atau

kalah namun sebagai bentuk semacam rekonsiliasi melalui kekuatan

mendukung seseorang dalam perjalannya, sayanggnya di unnes ini

Page 263: BUDAYA POLITIK KAMPUS

lucu karena prepektif politik yang kurang ideal . jelas – jelas yang

bermain di sana adalah kamunitas komunitas dari kelompok

kepentingan ekstra dan rohis. Sejak mulai dari kepemimpinan tafsir

sampai BEM sekarang komunitas rohis dan ekstra yang mendukung

dalam pemilihan presiden mahasiswa sehingga kemurnian politik

mejadi tidak demokrastis kerana didukung oleh komunitas yang kuat

seperti rohis dan itu saya anggap lucu.

2. Bagaimana cara anda melakukan penolakan politik di kampus ?

Jawab : karena saya bukan orang lembaga intra atau eksekutif di

kampus tetapi pimpinan redaksi kompas atau pers mahasiswa oleh

karena itu saya tidak bisa menaggapi terlalu jauh.

3. Bagaimana anda melakukan penilaian terhadap politik di kampus ?

Jawab : Di UNNES politiknya itu masih belum dinamis dan masih

stagnan yaitu berjalan di tempat dan belum banyak berkembang.

2. Kehidupan Politik

a. Sistem politik keseluruhan

1. Menurut pendapat anda bagaimana latar belakang sejarah UNNES

dijadikan kampus milik golkar pada zaman orde baru ?

Jawab : saya tidak UNNES saja tetapi semua intitusi yang berbau politik

karena massa itu golkar dan selalu dijadikan alat politik golkar, kalau

dilihat dari kaca mata politik sah-sah saja tetapai kalau dilihat dari kaca

mata kebeasan ekpresi dan ilmiah itu tidak benar karena kampus itu

steril dari politik praktis.

2. Bagaimana pendapat anda tentang sejarah politik kampus di UNNES ?

Jawab : kalau politik di UNNES tidak jauh dari yang dahulu atau sama–

sama penuh intrik – intrik dalam perebutan posisi jabatandan kekuasaan

, mulai dari bapak rasdi, pak at yang penuh intrik sama–sama kokohnya

dalam politik.

3. Apakah menurut anda lokasi berpengaruh terhadap kehidupan politik di

kampus ?

Page 264: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : jadi bedanya kalau lokasi politik di bawah di sorot oleh publik

media kalu di UNNES itu kurang tapi kalau masalah strategi itu

semuanya sama.

4. Apakah menurut anda kekuasaan berpengaruh terhadap kebijakan dan

keputusan politik di kampus ?

Jawab : ya jelas berpengaruh ,kalau di rektorat itu jelas, di bem sendiri

pun berpengarauh kemana orientasi bem tersebut apakah kekiri atau

kekanan itukan ditentukan oleh kebijakan politik kampus.

5. Bagaimana pendapat anda tentang aturan kehidupan politik di kampus ?

Jawab : kalau aturan politik di kampus sudah jelas , mahasiswa masih

belum berjalan , namun ditataran civitas akademika, rektorat, sudah

berjalan bagus persoalannya kan aspirasi mahasiswa terkaver maximal

6. Bagaimana anda menjalankan wewenang politik di kampus ?

Jawab :kalau saya di bidang pers ini , ya saya menggunakn pers untuk

mengkritik – mengkritik reliata politik lewat tulisan dan sindiran yang

membangun..

7. Apakah menurut anda negara berpengaruh terhadap kehidupan pilitik di

kampus ?

Jawab : Jelas berpengaruh, negara di sini bukan yang tidak melayani

rakyat tetapi yang menjalankan system penerintahan negara totoliter

seperti zaman soeharto mungkin segala sesuatu yang di kampus itu

pengauasa tapi sekarang kan zaman demokratis yang lebih menghargai

aspirasi

b. Proses input

1. Bagaimana anda menjalankan tuntutan politik di kampus ?

Jawab : Melalui media pers karena saya orang pers

2. Bagaimana anda melakukan pengamatan kehidupan politik di kampus ?

Page 265: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : Pengamatan saya itu pada kacamata pers menekan data akurat

yang pasti dilakukan oleh seluruh pers .

3. Apakah anda ikut dalam kegiatan partai politik ? jelaskan sejauh mana

anda terlibat ?

Jawab : Kalau partai politik jelas tidak, karena kita ikut partai politik

otomatis kita lagi bukan orang pers karena ada laranga bahwa pers

harus nertaral dan independent.

4. Apakah menurut anda ada kelompok kepentingan dalam politik di

kampus ? sebutkan dan jelaskan ?

Jawab : Jelas, kepentingan itukan upaya mewarnai kampus ini dengan

ideologi mereka kalau dimahasiswa bem juga seperti itu yang

mewaranai ideology mereka, pertarungan ideolgi kami , hmi terhadap

setiap politik pasti mempunyai kepentingan begitu juga politik

kampus .

5. Apakah menurut anda penggunaan alat kominikasi dalam politik sangat

di perlukan ? jelaskan dan beri contoh ?

Jawab : Sangat di perlukan sekali , pada dasarnya media pers sangat

efektif dalam memeberiakan informasi politik dikampus.

c. Proses out put

1. Bagaimana anda menjalankan perundang-undangan politik di kampus

?

Jawab : Kalau undang –undang UNNES saya piker sudah ada

kebebsanya tentang lembaga itu serta dengan kondisi situasi UNNES

terutama undang –undang yang di buat oleh temen –temen mahasiswa

UNNES belum ideal selanjutnya secara formalitas saja pelaksanaanya

nol

2. Bagaimana pendapat anda tentang badan legislative dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab :.

Mereka memperihatinkan

Page 266: BUDAYA POLITIK KAMPUS

3. Bagaimana pendapat anda tentang badan eksekutif dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab :.

Badan eksekutif yang ada di UNNES saat ini tampaknya ,sebenarnya

walaupun mereka menolak idiologinya seperti itu dia melakukan aksi

dan pengalanggan kekuatan denagan siapa saja.

4. Bagaimana pendapat anda tentang badan peradilan dalam kehidupan

politik di kampus ?

Jawab : . Perlu sih , tapi di UNNES ini perlu di fikirkan kembali

d. Diri sendiri

1. Bagaimana anda menggunakan hak politik di kampus ?

Jawab : . Kebetulan saya tak mengunakan hak politik di kampus

2. Bagaimana anda melakukan kewajiban politik di kampus ?

Jawab : . Saya juga tidak melakukan apapun

3. Pendidikan politik

a. Penyelengaraan.

1. Menurut anda bahan bacaan apa yang dapat mendorong menjadi

aktivis mahasiswa dalam kehidupan politik di kampus ?

Jawab : . Semua bacaan tapi terutama yamh bisa menjadi referensi

seperti majalah tetang kehidupan politik dan berita-berita hangat yang

ditulis di suara kabar mapun pers.

2. Menurut anda publikasi massa tersebut sangat penting bagi kehidupan

politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab :. Penting tujuanya untuk perang dinamika politik di kampus

sendiri di UNNES kalau publikasi keluar sebagai wacana

3. Menurut anda apakah media visual digunakan dalam pengembangan

dan penyelenggaraan pendidikan politik di kampus ?

Jawab :. Saat ini di UNNES belum

Page 267: BUDAYA POLITIK KAMPUS

4. Menurut anda siapa saja yang menyelenggarakan pendidikan politik ?

Jawab : Yang menyelengarakan ,jelas semua mahasiswa

.

5. Menurut anda apakah lembaga masyarakat terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab :. masyarakat jelas terlibat misalkan organisasi intara atau

pemerintahan

6. Menurut anda apakah lembaga formal terlibat dalam penyelengaraan

pendidikan politik ? jelasakan ?

Jawab :. Ya terlibat tapi secara tidak langsung karna tidak boleh

7. Menurut anda apakah lembaga non formal terlibat dalam

penyelengaraan pendidikan politik ? jelaskan ?

Jawab :. Sama

b. Pertemuan kepentingan

1. Bagaimana pandangan anda terhadap kehidupan politik di kampus ?

Jawab : politiknya satagnan dan diciptakan dinamika politik yang

belum dinamis misalkan ada suatu kepentingan kuat yang melatar

belakangi kegiatan politik tersebut. .

2. Bagaimana cara anda menyampaikan kepentingan dalam politik di

kampus ?

Jawab : saya dalam pers menyampaikan kepentinga sesuai dengan

kehedak yang di aspiarasikan oleh temen-temen pers.

3. Gagasan apa sajakah yang digunakan dalam pengembangan politik di

kampus ?

Jawab :. Gagasan yang sesuai dengan aturan main dalam pers dalam

menyampaikan keratifitas dan berita actual dalam politik kampus.

c. Agresi kepentingan

1. Menurut anda bagaimana aspirasi mahasiswa terhadap budaya politik

kampus atau relita politik saat ini ?

Page 268: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab : sudah terakomodasi tetapi persoalanya apakah aspirasi

meraka dapat diterima oleh semua kalangan.

2. Bagaimana pendapat anda tentang kehidupan politik di kampus

sekarang ini ?

Jawab :. Satagnan dan belum banyak berkembang.

3. Apakah peranan kesadaran berpolitik mahasiswa sekarang sudah

mulai terjadi ? jelaskan ?

Jawab : peranan kesadaran politik kalau di unnes sebagaian kecil saja,

yang lainya hanya ikuta-ikutan saja selebihnya duduk manis dan

kuliah saja.

d. Seleksi kepemimpinan

1. Menurut anda apakah seorang pemimpin harus memilliki kesadaran

tentang politik di kampus ? jelaskan ?

Jawab : ya harus mempunyai kesadaran, pertama pemimpin harus

menguasai aturan main berpolitik dikampus dan yang kedua memiliiki

konsep yang matang dalam berpolitik.

2. Menurut anda kebulatan tekad yang bagaimanakah untuk digunakan

oleh seorang pemimpin ?

Jawab : ya kebulatan tekat yang sesuai dengan kebenaran dan dapat

dipertanggung jawabkan.

3. Bagaimana tentang ketetapan jiwa seorang pemimpin yang

diharapkan ?

Jawab :. Dia harus mempunyai prinsip bahwa kampus adalah lembaga

netral dan independen sehinnga tidak terpengaruh oleh hal apapun.

4. Keyakinan yang bagaimanakah yang harus dimiliki oleh seorang

pemimpin ?

Jawab :.keyakinan yang ada pada dirinya sendiri tanpa pengaruh

orang lain mapun lingkungaannya.

5. Apakah seorang pemimpin harus dituntut kreatif dalam menjalankan

tugasnya ?

Page 269: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab :.ya jelas dituntut untuk kreatif sehingga anggota dapat

mengikuti dan mengembangkan ide-die meraka dalam bentuk tulisan.

6. Keberanian yang bagaimana dalam mengambil keputusan mapun

kebijakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin ?

Jawab :.keberanian yang berdasarkan hati nurani dan kontitusi yang

ada.

e. Komunikasi politik

1. Menurut anda bagaimana mahasiswa medapatkan informasi tentang

politik di kampus ?

Jawab : dalam memberikan informasi politik dapat melalui dua jalaur

melalui tulisan-tulisan, diskusi-diskusi, pelatihan-pelatihan yang

diselenggarakan bem dan yang kedua melalui media pers kampus.

2. Bagaimana anda melakukan perekrutan dalam menjalankan politik di

kampus ?

Jawab :. Kalau saya belum pernah melakukan perekrutan dalam

menjalankan politik.

3. Partisipasi apakah yang dilakukan mahasisiwa dalam melakukan

kegiatan politik di kampus ?

Jawab :. Partisipasi dapat menempati posisi-posisi yang strategis ,

dengan posisi tersebut dapat memberikan warna ideolgi yang

dipegang mereka.

4. Organisasi

a. Hubungan atau keterkaitan

1. Menurut pendapat anda bagaimana hubungan atau keterkaitan

mahasiswa dengan lembaga dalam politik di kampus ?

Jawab : saling mengisi satu dengan yang lainnya dan lembaga adalah

wadah untuk mahasiswa sehingga mahasiswa menyampaikan aspirasi

dengan wadah atau lemabag tersebut .

Page 270: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Menurut anda siapa saja yang terkait dalam kelembagaan politik di

kampus ? jelaskan ?

Jawab :mahasiswa, lemabaga mahasiswa , birkkrat, serat masyarakat

yang ada di kampus.

3. Bagaiman hubungan lembaga intra dan ekstra dalam kehidupan politik

di kampus ?

Jawab :.hubungan intra itu secara langsung kepada rektorat, birokrasi

serta mahsiawa, tetapi ekstra mewadai mahasiswa dalam berpolitik

dalan lingkup yang luas dan secara tidak langsung.

4. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap

rektorat ?

Jawab : ekstar mempunyai semacam peran tetapi menggunakan skoci

misalkan membuat identitas-identitas tentunya mereka tidak

mengunakan ekstranya karena tidak boleh jadi dia harus mengunakan

skocing

5. Bagaimana hubungan lembaga mahasiswa ( intra dan ekstra ) terhadap

pihak dekanat ?

Jawab : . sama juga dengan rektorat

6. Bagaimana hubungan aktivis mahasiswa terhadap dosen maupun

kayawan Universitas ?

Jawab :. mahasiswa punya pengaruh dan keterlibatan tinggi akan

tetapi aktivitas mahasiswa itu pecundang dari posisi tawar

b. Burgaining ( posisi tawar )

1. Bagaimana posisi tawar aktivis mahasiswa terhadap mahasiswa di

kampus ?

Jawab :. Dimata mahasiswa punya nilai lebih walaupun mereka tidak

mengikuti arah pemikiranya juga mahasiswa umum itu mereka sedikit

penghargaan para aktivis

2. Bagaimana posisi tawar mahasiswa terhadap lembaga–lembaga di

kampus ?

Page 271: BUDAYA POLITIK KAMPUS

Jawab :. Itu sangat diperlukan sekali tapi kalau aktivis baik itu

walaupun yang layak kalau partisipasi secara setengah –setangah saja

ngak tahu

3. Bagimana posisi tawar lembaga ( intern dan eks organisasi )

mahaisiwa terhadap lembaga pemerintah dalam politik ?

Jawab :. Lumayan di segani oleh lembaga pemerintahan karena di

lembaga politik itu kan tidak sama lembaga itu di segani kemudian

keakuratan

4. Bagimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap partai politik ?

Jawab :. Posisi tawarnya kadang kalau partai politik itu juga lembaga

semacam legetimasi dari lembaga mahasiswa jadi ada sejumlah partai

politik yang menegur mahasiswa dalam bidang politik

5. Bagaimana posisi tawar lembaga mahasiswa terhadap organisasi

masyarakat ?

Jawab :. Bagaimanapun juga lembaga yang intelektual dan nilai plus

c. Kontrol sosial

1. Bagaimana cara anda sebagai aktivis dalam mengontrol masyarakat

yang luas dan majemuk ?

Jawab : Aktivitas itu ngak bisa mengontrol hanya bisa hanya bisa

memberikan pencerahan pada masyarakat ,kalu aktivis itu hanya bisa

mengadakan diskusi-diskusi dan hasil itu sosialisasiakan kepada

mereka baik jalur formal maupun non formal kepada masyarakat.

2. Menurut pendapat anda mengapa masyarakat harus di kontrol ?

Jawab :. Masyarakat tidak perlu di kontrol tapi kita hanya memberi

pencerahan karena kalau kita mengontrol ngak punya legitimasi yang

kuat

d. Pengabdi dan pelayan masyarakat

Page 272: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Menurut pendapat anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai

pengabdi dan pelayan masyarakat ?

Jawab :. Mahasiswa tidak sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat

tapi sebagiaan kecil kita sumbang dalam masyarakat .

2. Menurut anda apa yang dilakukan dalam mengabdi dan melayani

masyarakat ?

Jawab : Kalau mahasiswa penagabdian nya adalah pengabdian

intelektul mensosialisasikan ilmu yang di miliki nya kemudian

mendampingi masyarakat yang membutuhkan memberi informasi

yang tepat pada masyarakat

5. Dimensi gerakan

a. Angkatan muda

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai angkatan muda dalam politik

bernegara ? jelaskan ?

Jawab : Dari segi usia itu memang relatif muda ,pengalaman

mahaiswa itu masih muda perlu pematangan

2. Apa yang akan anda lakukan sebagai angkatan muda dalam bagian

politik negara ?

Jawab : idialnya bukan politik praktis tapi melaului intelektual ,kita

melalui jalur –jalur intelektual

b. Angkatan intelektual

1. Mengapa mahasiswa diartikan sebagai angkatan intelektual dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab :. Karena mahasiswa berkecimpung di dunia ilmu yang

melaksanakan keilmuan

Page 273: BUDAYA POLITIK KAMPUS

2. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa sebagai angkatan intelektual

dalam perjalan politik sebuah negara?

Jawab : Diharapakan negara itu melakukan pembaharuan-

pembaharuan setiap saaat yang di landaskan ssatu analisah

masyarakat yang tepat.

6. Karateristik gerakan

a. Spontanitas

1. Menurut anda mengapa gerakan mahasiswa dikatakan spontanitas

dalam kegiatan politik ?

Jawab :. Biasanya mahasiswa mengkritis situasi yng terjadi terkini di

negara dengankenaikan BBM spontanitas mahasiswa

2. Apa yang mendorong mahasiswa melakukan gerakan yang bersifat

spontanitas dalam kehidupan politik ?

Jawab : Idialisme mahasiswa ,idialisme yang bersifat menciptakan

masyarakat yang menyenagkan sejahtera.

.

b. Non structural

1. Apa yang anda ketahui tentang pola gerakan yang bersifat non

structural dalam kehidupan politik ?

Jawab : . Semcam lembaga –lembaga skoci itu bukan BEM,UKM

ekstara tapi semacam komunitas kecil untuk pengembangan

pelaksanaan saja

c. Bukan agen politik diluar kampus

1. Menurut anda mengapa mahasiswa diartikan sebagai bukan agen

politik diluar kampus ?

Jawab :. Kalau agen politik di luar kampus berarti mahasiswa itu

sudah sepaham ganda dia di satu sisi ingin idialisme tapi di jalur lain

ia harus mengikuti garis-garis partai politik tertentu.itu kalu terjadi

d. Memiliki jaringan yang luas

Page 274: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Menurut anda bagaimana jarigan yang dibagun oleh mahasiswa dalam

berpolitik ?

Jawab :. Tujuanyanuntuk membangun suatu kekuatan dan memberikan

tekanan kepada lembaga –lembaga masyarakat yang menyeleweng

atau menjaga terjadinya kasus penyelewenggan

2. bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan jaringan gerakan

mahasiswa yang begitu luas ?

jawab : . Kalau pengelompokan itu duatu komunikasi dan sama

persepsi kemudian ada semacam arah gerakan murni gerakan

mahasiswa

7. Kekuatan gerakan mahasiswa

a. Kemampuan perubahan

1. Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan perubahan yang

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : Kemampuan itu cukup siknifikan mana kala semua elemen itu

bersatu dan memeilikai satu tujuan ,tujuan untuk melakukan suatu

perubahaan tanpa kepentingan politik

2. Menurut anda kemampuan perubahan yang bagaimanakah yang harus

dimiliki mahasiswa ?

Jawab : Kemampuan yang di dasari oleh hati nurani ,tujuanya murni

untuk mencapai masyarakat madani

b. Mengkritisi aspirasi

1. Bagaimana anda mengkritisi aspirasi terhadadap politik di kampus ?

Jawab : . Kita harus memantpkan secara jernih dan objektif dankita

harus melihat manfaat apa yang akan di peroleh dari aspirasi trsebut.

2. menurut anda mengkritisi aspirasi yang bagaimana dalam kehidupan

politik di kampus ?

Page 275: BUDAYA POLITIK KAMPUS

jawab :. Kita harus memenuhi segala aspirasi yang bermanfaat tapi

kita berpikiran selalu paranoid atau tanpa perasaan curiga tanpa kita

lebih mendendam secara kompensif

c. Sosialisasi pers

1. Bagaimana yang anda lakukan dalam mensosialisasikan pers politik

kepada mahasiswa ?

Jawab :. Tentunya dengan membuka publik dialog politik yang di

hasilkan di kompas mahasiswa

2. Apakah sosialisasi pers sangat efektif dalam pengembangan

kehidupan politik di kampus ?

Jawab : .Sangat efektif setidaknya dapat memberikan pengetahuan

baru kepada yang belum pernah bersingungan dengan politik atau

menambah referensi bagi temen-temen tentang politik

d. Gerakan rakyat

1. Kenapa mahasiswa disebut sebagai bagian dari gerakan rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab :. Cap yang di berikan negara kepada mahasiswa dari awal –

awal munculnya mahasiswa terhadap pembelaan terhadap rakyat kecil

e. Dampak perubahan

1. Dampak perubahan yang bagaimanakan yang diharapakan oleh

mahasiswa dalam kehidupan politik ?

Jawab : Terjadinya suatu politik yang mapan dengan mengedepankan

masyarakat.

2. Apakah dampak perubahan tersebut mempenagaruhi kinerja kegiatan

politik di kampus ?

Jawab :. Yang jelas mempengaruhi ,sebelum reformasi politik di

kampus sangat etrbelit dan sistem di kampus ini sama dengan

persurhan hinga minimal ada perbaikan demokrasi .setiap perguruan

Page 276: BUDAYA POLITIK KAMPUS

tinggi punya kebebasan untuk kemahasiswaan ,nuansa yang ada di

sana penuh ekspresi.

f. Pengelolaan gerakan

1. Apa yang diharapkan oleh mahasiswa dalam pengeloaan gerakan

politik di kampus ?

Jawab : Diharapkan ini terjadinya dinamika yang sehat ,sinergis di

kampus kemudian terjadinya pengelolaan lembaga mahasiswa secara

bersih

g. Penghubung rakyat

1. Mengapa mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat dalam

perjalan politik sebuah negara ?

Jawab : Mahasiswa itu ketika bersuara itu berdasarkan realita dan

rakyat .oleh negara itu terjadi karna lembaga peradilan tidak basa

berfungsi sehinga mahasiswa dikatakan sebagai penghubung rakyat

dengan negara.Nuansa itu lebih besar dari pada lembaga perwakilan

2. Apa yang akan dikehendaki mahasiswa sebagai penghubung rakyat

dalam kehidupan berpolitik ?

Jawab : rakyat itu mendapat perhatian yang lebih mendapat hak yang

lebih dari negara.

8. Faktor birokrat kampus

a. Memperketat absensi

1. Dengan memperketat absensi, apakah kegiatan anda menjadi

terhambat ? Jawab :. sebenarnya tadak berpengaruh karna sebagai

mana kita bertanggung jawab saja kita kuliah tapi kemampuan

akademiknya kalah dengan yang tidak kuliah

2. Bagaimana cara anda untuk mengantisipasinya ?

Jawab :.karena sudah ada jatah 25 % untuk tidak masuk kuliah.

b. Merepresi nilai

Page 277: BUDAYA POLITIK KAMPUS

1. Apakah birokrat kampus sering merepresi nilai dari aktivis mahasiswa

?

Jawab : saya kira tidak .

2. apa yang akan anda lakukan sebagai mahasiswa melihat hal tersebut ?

jawab : tentang dengan sesama mahasiswa.

c. Membuat perjanjian

1. Perjanjian apa sajakah yang dapat menghambat kegiatan anda ?

Jawab :. kotrak kuliah

2. Apa yang akan anda lakukan dengan hal tersebut ?

Jawab : ya , bagaimana pinter-peintenya membuat strategi .

d. Merepsesi psikologi

1. Bagaimana cara birokrat merepresi psikologi mahasiswa dalam politik

kampus ?

Jawab : 1dengan ancaman-ancaman DO tekanan-takanan fisik

kadang ada juga pebubaran lebaga yang dimasuki penutupan dana

ancaman keras tidak seperti fisik

2. Bagaiman solusi anda apabila mahasiswa terkena sanksi tersebut ?

Jawab :. mimta atfokasi dari taman-taman yang lain kita membangun

suatu aliansi taman-taman sebagai pebelaan

e. Pemecatan status

1. Apakah pemecatan status digunakan birokrat untuk aktivis yang

melanggar peraturan kampus ?

Jawab : di unes belum perbah terjadi

2. Bagaimana anda menyikapi keadan tersebut ?

Jawab : saya menyikapi , kalau memang terjadi suatu kesalahan yang

besar dan itu harus dipecat dan sesuai dengan mekanisme, ya nga

Page 278: BUDAYA POLITIK KAMPUS

apa-apa , tapi kalau memang di plotisir maka mahasiswa harus mau

mempreser keputusan tersebut kepada birokrat.

Page 279: BUDAYA POLITIK KAMPUS

HASIL PENELITIAN BUDAYA POLITIK KAMPUS

STUDI KASUS TERHADAP AKTIVIS MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

INFORMAN PENELITIAN NO BIDANG PENELITIAN

WAHYU SAEFUL USEP SISWANTO

1. Budaya politik

- Keterlibatan

- Penolakan

- penilaian terhadap

politik

- hanya terlibat di

aktivitas politik

kampus dalam

bidang agama

- unsur manfaat

kebijakan dalam

sistem

- gerakan dalam skala

kegiatan yang lebih

sederhana

- Terlibat dalam

menanamkan

kebebasan aktivitas

politik

- Mengkritisi

kebijakan birokrat

yang tidak memihak

mahasiswa

- Mahasiswa adem

ayem, tentrem, dan

partisispasi politik

yang rendah

- terlibat dalam

menanamkan diri

dalam berbagi

situasi

- penolakan secara

frontal, dilakukan

dialog dan diskusi

dalam penolakan

- dilihat dari

penguasa,

mahasiswa

- terlibat dalam

upaya membantu

rakyat dan wadah

berpolitik

- penolakan

apabila tidak

sesuai dengan

realita

- dari sudut

pandang birokrat,

mahasiswa,

media digunakan

2. Kehidupan politik

- sistem politik

h. sejarah masa orde

baru

i. sejarah politik

j. lokasi

k. kekuasaan

l. aturan

m. wewenang

- belum begitu paham

mengenai asumsi itu

dan belum mengecek

dan hanya bisa

merasakan hal

tersebut

- sebagai pewarnaaan

dalam kehidupan

politik

- pengaruh dilihat dari

sosialisasi dan pola

pemikiran mereka

- kekuasaan

mempunyai

kekuatan real dan

untuk mengarahkan

roda perubahan.

- Dikotomi organisasi

dan pemebatasan

pergerakan politik

- Berperan sebagi

power kontrol dalam

kebijakan

- bila terjadi

mengecewakan

kerena kampus

sebagai lembaga

independen dalam

mengkritis orang

yang berkuasa.

- Partisipasi aktif

dalam politik rendah

dan bergerak tidak

dinamis

- Lokasi berpengaruh

pada gerakan,

pegembangan

politik kampus.

- Kekuasaan

berpengaruh dalam

kebijakan sebuah

keputusan

- Kontitusi jauh dari

ideal

- Berdasarkan kontitsi

dan patuh terhadap

hasil kongres.

- tidak banyak tahu,

karena semua pns

harus masuk ke

golkar sehingga

kebijakan

diperoleh dari

golkar

- tiga bagian ;

penguasa,

mahasiswa,

masyarakat

- berpengaruh,

politik di unnes

ketinggalan jauh

dengan pt lain.

- politik adalah

kekuasaan ,

politik yaitu

mempertahankan

kekuasaan

- jelas, dilandasi

ilmiah dan sesuai

dengan kampus

- wewenang

berdasarkan

aturan lembaga

- Kurang begitu

tahu tetapi wajar

karena orde baru

meneapkan

kebijaka

masuk golkar

- Tidak jauh dari

kampus lain dan

dimobilisasi oleh

kepentingan

- Berpengarauh

terhadap

perkembangan

politik

- Kekuasaan

otoriter dapat

mempengaruhi

kebijakan politik

- Jauh dari ideal ,

dinamika

konngres kurang

berjalan

- Wewenang

sesuai hasi

kontitusi dan

Page 280: BUDAYA POLITIK KAMPUS

n. negara

- proses input

f. tuntutan

g. pengamatan

h. partai politik

i. kelompok

kepentingan

j. alat komunikasi

- proses out put

e. undang-undang

politik

f. badan legislative

g. badan eksekutif

h. badan peradilan

- diri sendiri

c. hak politik

d. kewajiban politik

- Berpengaruh

terhadap kosolidasi

bem sebagai gerakan

mahasiswa, aspiarasi

rakyat

- mencoba untuk

mengasah ketajaman

dalam berplitik

- melalui kondisi

kegiatan berpolitik

- sebagai warga

bernegara dapat

menyalurkan aspirasi

lewat partai

- kepentingan poltik

dakwah

- akses kedepan alat

komunikasi politik

diperlukan

- hanya menkontrol

hasil kebijakan-

kebijakan.

- pasif, terjadi

ketimpangan dalam

fungsinya dan

structural masih

tetap sama

- masih mandul, dan

apabila berjalan

sesuai penempatan

diri sebagai

fungsinya akan baik

- belum ada dan

penting dalam

mentasi konflik

- sebatas meggunakan

hak pilih di kampus.

- Amanah visi

mahasiswa dan

melakukan

pendidikan politik.

- Berpengaruh

terhadap kebebasan

berpendapat untuk

mengkritisi

kebijakan

- mencobameyelipkan

misi mengarah

kedewasaan

berpolitik

- melalui diskusi,

tukar informasi

- memimpin lembaga

mahasiswa harus

netral

- politik pasti ada

kepentingan.

- Komunikasi sebagi

penopang tertinggi.

- Patuh pada kontitusi

kelembagaan

mahasiswa

- Kurang menonjol

dalam

mengakomodir

aspirasi dan konsep

kontitusi

- Kurang, Berjalan

kuat apabila

dijalankan sesuai

funsinya sebagai

eksekutif body.

- Belum ada dan

penting apabila ada

badan tersebut

- Menggunakan hak

politik secara

maksimal

- Menggunakan

kewajiban politik

secara optimal

kampus

- berpengaruh

terhadap

pergerakan

mahasiswa dalam

politik

- tiga gerbong;

lembaga,

mahasiswa, dan

birokrat

- pilar demokrasi

kampus ; media,

lemabaga,

birokrat

- orang politikus,

sebagai simpatik

partai

- politik

mempunyai

kepentingan

- perlu dan efektif

dalam komunikasi

- patuh dan sesuai

dengan aturan

konggres

mahasiswa

- tidak berjalan dan

masih stagnan,

belum memiliki

kinerja yang jelas

- sedikit mengalami

perkembangan

tetapi mulai

berjalan baik

- Sangat dinantikan

badan peradilan

tersebut

- Menggunakan hak

olitik dengan baik

dan teratur

- Melaksanakan

kebersamaan

- Berpengaruh

terhadap

kebebasan

akademik dan

berpendapat

- Melalui diskusi,

hubungan kerja,

menggunakan

media

- Pandangan

politik di kampus

dan ideologi

- Tidak terlibat

karena

mahasiswa itu

netral

- Kepentingan

secara universal

- Komuni

sangat diperlukan

dalam informasi

- Sesuai dengan

kontitusi berlaku

- Mereka

mengalami

kemunduran

- Banyak

dilakukan tetapi

advokasi belum

berjalan baik

- diperlukan

sebagai peradilan

pelanggaran

- menggunakan

hak politik sebaik

mungkin

- menjalankan

sepenuh hati dan

kaidah kebenaran

Page 281: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kewajiban penuh

kesadaran dan

tanggung jawab

3. Pendidikan politik

- Penyelengaraan

h. bahan bacaan

i. publikasi masa

j. media

k. penyelenggara

l. lembaga masyarakat

m. lembaga formal

n. lembaga non formal

- pertemuan kepentingan

d. pandangan

e. kepentingan

f. gagasan

- agresi kepentingan

d. aspirasi

- referensi referensi

pendidikan politik

dan buku politik

islam

- merupakan alat

komunikasi massa

dan sangat efektif

- melihat kegunaan

dan kapasistas

penggunaan media

dalam politik

- diselenggarakan oleh

banyak elemen

dalam pendidikan

politik.

- Terlibat sebagai

proses timbal balik

antara masyarakt

dengan mahasiswa

- Terlibat dalam satu

bagian kehidupan

politik sebagai

sentralistik politik

- Terlibat dalam

pemberian

keuntungan

pendidikan politik

- Dinamika politik

kurang ada respon

perlu ada pewarnaan

wacana pendidikan

politik

- Sebagai power of

kontrol

- Gagasan yang

menguntungkan dan

evaluasi diri

- Masih minim dan

tidak mau tahu ,

keegoisan seorang

mementingkan diri

- bacaan tentang

kemerdekaan dan

kebeasan tentang

berpolitik

- publikasi massa

penting dalam

kehidupan politik

- media dipergunakan

dalam

pengembangan

pendidikan politik.

- Diselenggrakan oleh

pemerintah, lembaga

masyarakat, dan

para ahli politik

- Lembaga

masyarakat terlibat

dalam pencapaian

kedewasaan politik

- Lembaga formal

terlibat dalam

mewujudkan

demokrasi

- Lembaga non

formal, lsm-lsm

terlibat dalam

pendidikan politik

- masih sederhana,

perlu adanya

konsep, pemikran

dan kebijakan baru

berpolitik.

- Strategi dalam

menyikapi politik

- Bersifat umum dan

universal untuk

kebenaran positif

- Masih sederhana

dan mahasiswa

dituntut dapat

merubah dalam

- referensi politik

kotemporer dan

berita pergerakan

politik

- alat

pengembangan

informasi

- melihat manfaat

media, kegunaan

dan fungsinya

media tersebut

- semua, penguasa,

birokrat, pejabat ,

mahasiswa, ormas

lembaga politik

- terlibat sebagai

peneyelenggara

dan mendesaian

politik

- terlibat sebatas

memeberikan

pendidikan dan

pembelajaran

- sama dengan

formal

- dinamika politik

belum dinamis

dan perlu

perubahan konsep

dan kebijakan

- kepentingan untuk

rakyat

- gagasan yang

rasional dan

positif serta

alamiah

- pasif dan belum

aktif dalam

menggunakan

- referensi

referensi yang

posistif dalam

politik

- mengikuti

perkembangan

politik

- belum digunakan

karena fasilitas

minim

- pihak-pihak yang

bergerak di

pendidikan

politik

- jelas terlibat,

secara tidak

langsung

- tanggung jawab

dan mewujudkan

demokrasi

- terlibat dalam

pelatihan

pendidikan

politik

- kurang dinamis

dan perlu konsep,

kebijakan dan

pemikiran baru

- kepentingan

melalui diskusi

- gagasan yang

membangun dan

tujuan bersama

- masih kurang dan

partisipasi p

dalam politik

Page 282: BUDAYA POLITIK KAMPUS

e. pendapat

f. kesadaran

- seleksi kepemimpinan

g. kesadaran

h. kebulatan tekat

i. ketetapan jiwa

j. keyakinan

k. kreatif

l. keberanian

- komunikasi politik

d. informasi

e. perekrutan

f. partispasi

sendiri.

- Biasa, dinamika

konflik terjadi di

internal yang tidak

bermanfaat.

- Dalam proses, dan

perlu adanya

perubahan

- Pemimpin sebagai

top figure maka

kesadaran politiknya

tinggi

- Kebulatan yang

positif dan

perubahan positif

- Sikap Ketegasan dan

kedepan untuk

kebaikan bersama

- Keyakinan pada

kebenaran

- inovasi-inovasi

dalam memebrikan

jalan keluar

- keberanian, tekat

menyampikan

kebenaran

- melalui media tulis,

gambar, dan media

visual

- proses kaderisasi,

dan mengadakan

penerimaan anggota

- menagakomodir dan

menyampiakan isu-

isu politik

berpolitik.

- Minimnya dalam

berpolitik dengan

bukti pasifnya dalam

pemilu presma

- Mulai berkembang

dalam kesdaran

berpolitik

- Kesadaran berpolitik

wajib dan harus

sebagai contoh

kepada bawahan.

- Kebulatan

bertanggung jawab

dan berkorban.

- Ketegasan dalam

menentukan

keputusan

- Keyakinan universal

dan yang utuh dalam

dasar-dasar

kehidupan

- Kreatif dalam

melihat kondoisi ,

posisi dan situasi

yang ada .

- Keberanian untuk

tidak merugikan

orang lain.

- Melalui media tulis,

gambar dan media

visual.

- Mengunakan hak

preogratif seorang

pemimpin.

- Menggunakan hak

suara dan hak politik

secar maksimal.

aspirasi

- masih pasif dan

perlu adanya

kesadaran politik

- tahap berkembang

dan masih perlu

sosialisasi

- kesadaran dalam

konsep berpolitik

untuk rakyat dan

bernegara

- kebulatan hakiki,

melalui kebenaran

dan kebaikan

- berprinsip dan

berwibawa

- keyakinan pada

kemampuan yang

dimilki

- keratif dalam

menetukan

gagasan untuk

maju

- keberanian sesuai

kepentingan dan

kebaikan

- bermacam cara

mendapatkan

informasi politik

- memberikan

peluang mereka

untuk gabung

- menggunakan

hak politik sesuai

aturan

- belum banyak

berkembang

- digulirkannya

kesadaran

berpolitik

- kesadaran

dengan konsep

berpolitik yang

matang

- kebulatan

berkorban dan

tanggung resiko

- ketetapan dalam

ketegasan dan

disiplin

- keyakinan

terhadap diri

sendiri , percaya

diri

- keratif dalam

memberikan

solusi atau

gagasan

- keberanian

berdasar situasi

dan kondisi

- melalui media

informasi

- menggunakan

ajakan dan

himbauan

- mengikuti

kegiatan yang

ada di kampus

4. Organisasi

- hubungan / keterkaitan

g. mahasiswa dengan

lembaga politik

- hubungan informal

dan structural serat

harmonis antara

kedua lemabaga

- sangat erat tatpi

mahasiswa yang

studi oriented adaha

rugi.

- berhubungan

karena lembaga

adalah wadah

mahasiswa

- seperti mata uang

logam yang

salaing berkaitan

Page 283: BUDAYA POLITIK KAMPUS

kampus

h. orang yang terkait

dalam lembaga

politik

i. lembaga intra dan

ekstra

j. lembaga

mahasiswa dengan

rektorat

k. lembaga

mahasiswa dengan

dekanat

l. mahasiswa dengan

dosen.

- Burgaining

f. mahasiswa dengan

mahasiswa

g. mahasiswa dengan

lembaga kampus

h. lembaga

mahasiswa dengan

pemerintah

i. lembaga

mahasiswa dengan

partai politik

j. lembaga

mahasiswa dengan

organisasi

masyarakat.

- seluruh elemen yang

ada dalam lemabaga

politik.

- Hubungan kerjasama

dan forum diskusi

bersama

- mencoba

membangunkerjasam

a dan komunikasi

harmonis

- mencoba kerjasama

yang baik

- saling berdikusi dan

bersilaturahmi

- posisi sama tetapi

aktivis mempunyai

nilai plus

- menilai kontribusi

lembaga tersebut,

terhadap individu

yang dipimpin

- diatas dan merepresi

kebijakan

pemerintah

- satu elemen

mengarah satu

tujuan, timbal balik

dan mensinergikan

sebagai kekuatan

politik

- bagaiman kontribusi

masyarakat terhadap

mahasiswa

- Terlibat langsung di

- Tanggung jawab

bersama, dan

sebagai wadah

dalam berpolitik

- Saling mengisi dan

melengkapai dan

bergerak di bidang

kemahasiswaan

- Saling memberikan

masukan dan kritrik

dalam kebijakan

politik.

- Saling memebrikan

usul dan saran dari

aspirasi mahasiswa

- Mahasiswa dapat

memposisikan diri

terhadap dosen,

karyawan kampus.

- Aktivis mempunyai

nilai plus dan lebih

dalam organisasi.

- Harus mempuyai

posisi tawar

terhadap lemabga

mahasiswa

- Mempunyai posisi

tawar yang jelas dan

mengkrisi kebijakan

pemerintah.

- Harus jelas dan

mengontrol,

memantau partai

politik dalam

aspirasi dan

kebijakan partai.

- Hubungan saling

menguntungkan

dalam

pengembangan

politik

- Melihat keadaan real

- pemimpin, staf ,

anggota lembaga

politik

- memberikan

bantuan dan

dukungan untuk

persatuan

- memberikan

kontrol dan

memberikan

aspirasi politik

- memberikan

aspirasi dan

masukan politik

- melihat situasi

dan kondisi

penempatan

mahasiswa

- sesama

mahasiswa tidak

punya posisi

tawar

- bagus, dalam

mengkritis

kebijakan yang

bersebrangan

- diatas karena

presiden takut

pada mahasiswa

- kuat dalam

melakukan

konspirasi politik

dan menyataukan

aspirasi rakyat

- cikal bakal

organisasi

masyarakat dan

lahirnya generasi

baru

- semua civitas

akademika dan

elemen lembaga

politik

- saling memberi

aspirasi dan

bantuan dibidang

kemahasiswaan

- memcoba

menjalin

kerjasama sama

dengan rektorat

- sama dengan

rektorat

- aktivis

menempatkan

diri terhadap

semua dosen

- punya pos

nilai lebih

terhadap lainnya

- kelayakan

terhadap nilai

mahasiswa

- posisi yang tetap

dan sebagai

kontrol

pemerintah

- posisi yang jelas

terhadap partai

sebagai kekuatan

politik

- saling terkait

karena

mahasiswa terjun

ke masyarakat

- membuat

Page 284: BUDAYA POLITIK KAMPUS

- kontrol sosial

c. cara kontrol

masyarakat

d. kontrol masyarakat

- pengabdi masyarakat

c. pengabdi

d. pelayan

masyarakat, serta

melakukan

penelitian dan

pengenalan .

- Mengarahkan, dapat

berperilaku beradab

dan negara berdaulat

- Komunitas kecil dan

bagian dari rakyat

kerena independenya

dan intelektualnya.

- Proses advokasi

kepada masyarakat

dalam penyampaian

aspirasi

yang terjadi

dimasyarakt dan

aspiarsi masyarakat.

- Dapat menjadi

warga yang baik dan

sadar hokum .

- Karena mahasiswa

adalah rakyat yang

memepunyai nilai

lebih.

- Mengawal

masyarakat

memberikan

aspiarsi.

- melihat kebijakan,

relita masyarakt,

kondisi

masyarakat

- mahasiswa adalah

aspirasi dari

rakyat

- karena mahasiswa

adalah bagian dari

masyarakat

- mengadakan

presser pada

kebijakan yang

merugikan rakyat

jaringan

rakyat atau

koalisi rakyat

- mangawal

masyarakat

dalam aspirasi

- mahasiswa

adalah bagian

dari rakyat

- kegiatan dan

berfikir maju

serta aspirasi

untuk rakyat

5. Dimensi gerakan

- angkatan muda

c. arti angkatan muda

d. kegiatan angkatan

muda

- angkatan intelektual

c. arti angkatan

intelektual

d. harapan angkatan

intelektual

- mahasiswa adalah

harapan besar

melakukanperubahan

- meningkan potensi ,

melakukan evaluasi,

mengarahkan

masayarakat

- seacara akademik

dan kompensasi

lebih kedepan

- gerakan monitor,

melakukan

perubahan fisik dan

non fisik

- masih muda dan

pemikiran muda

- memposisikan

negara sebagai alat

keadilan dan

persatuan.

- Secara akademik

dan intelektual

mahasiswa lebih

mumpuni.

- Aman dan berkiprah

secara maksimal

dalam demokrasi

dan berpolitik.

- Keadaan fisisk

dan, pengalaman

muda

- Melakukan kotrol

terhadap

pelaksanan

kebijakan politik

- Cara berfikir

rasional dan

ilmiah dalam

kegiatan

- Melakukan

kebebasan

demokrasi dan

berpolitik

- pemikiran dan

pengalaman

muda

- membrikan

wacana dan

warna dalam

berpolitik

- belajar di

perguruan tinggi

secara ilmiah dan

rasional

- menyumbah

pemikiran

rasional dan

ilmiah

6. Karakteristik gerakan

- spontanitas

c. arti spontanitas

d. mendorong

spontanitas

- non structural

b. pola gerakan non

- gerakan yang

bermisi dalam proses

perubahan

- melihat kondisi

temporal dan

iraksional rakyakat

- belum melihat hal

tersebut

- mahasiswa

berpolitik tidak

berfikir terlalu lama

apabila rakyat

tertindas.

- Wujud kepedulian

terhadap kehidupan

politik

- Dalam rangka

mewujudkan negara

- pola piker mereka

paktis dan

strategis

- melihat kondisi

rakyat yang

tertindas

- sebagai wahana

persatuan dan

- tidak berfikir

jauh dalam

melihat relita

politik

- melihat re

politik yang

terjadi

- dalam

membagun

Page 285: BUDAYA POLITIK KAMPUS

structural

- bukan agen politik

b. arti bukan agen

politik

- jaringan yang luas

c. jaringan yang

dibangun mahasiswa

d. pengeloalaan

jaringan mahasiswa

- mahaisswa adalah

egen perubah dan

agen golobal.

- jaringan yang

memasyarakat dan

jaringan komunikasi

tujuan reformasi

- jaringan masa

bersifat pragmatis

dan bersifat

permanen

demokratis , dinamis

dan religius.

- Memeposisikan

sebagai

profesionalisme

dalam politik.

- jaringan yang

posistif dan

berkembang.

- Melalui strategi dan

konsep pergerakan

dalam satu kesatuan.

kesatuan untuk

pergerakan

- mempunyai posisi

profesinalime dan

idealisme

- jaringan

pergerakan

mahasiswa

- membuat pos-pos

kesatuan dan

membrikan

strategi dan

konsep politik

jaringan gerkan

mahasiswa

- bersifat

independen dan

netral

- membangun

jaringan

pergerakan

politik

- gerakan dengan

strategi dan

konsep

pergerakan

dalam satu tujuan

7. Kekuatan gerakan

mahasiswa

- kemampuan perubahan

b. kemampuan

perubahan

c. potensi mahasiswa

- mengkritis aspiarsi

c. mengkritisi

d. perlakuan

- sosialisasi pers

c. sosilisasi

d. efektifitas

- gerakan rakyat

- dampak perubahan

c. harapan.

- kemamapuan

perubahan karena

agen perubah

- kemempuan

membela kebenaran

dan sesuai kontitusi

- mengkritisi aspirasi

yang positif

- membandingkan

kelayakan dan

mengedepankan

kebenaran

- pers liris dan media

tulis serta media

gambar

- efektif dan

dikondisikan dengan

baik

- mahasiswa adalah

bagian rakyat

- perubahan yang

posistif dan

perbaikan kinerja

- merupakan agen

perubah dan

pembaharu dalam

kehidupan politik.

- Dinamis, mengah

kedepan dan

perubahan positif.

- Perlu dilakukan

kerena mahasiswa

adalah objek politik.

- Sesuai dengan relita

yang terjadi

dikampus.

- Wahana yang tepet

untuk sosialisasi.

- Pers adalah media

untuk informasi dan

pendidikan politik

- Mahasiswa adalah

bagian dari rakyat

- perubahan yang

dinamis, perubahan

kebenaran, berpihak

- kemampuan

perubahan apabila

digunakan sebaik

mungkin

- perubahan yang

positif dan

menuju kemajuan

- keharusan yang

digunakan dalam

menilai kebijakan

- memenuhi

aspirasi yang

bermanfaat dan

reliata

- sosilisasi pers

melalui seminar

dan diskusi

- efektif

pengembangan

politik

- mahasiswa adalah

rakyat

- perubahan yang

signifikan melalui

- kemampuan agen

of change dari

untuk rakyat

- perubahan

mengarah positif

- memberikan

wacana

kebijakan politik

- mengkritisi yang

tidak sesuai

realita

- sosialisasi media

visual dan non

visual

- efektif dalam

informasi

- menyampaikan

aspirasi rakyat

- keadilan dan

menjunjung

tinggi demokrasi

Page 286: BUDAYA POLITIK KAMPUS

d. Pengaruh

- pengelolaan gerakan

b. harapan

- penghubung rakyat

c. arti

d. kehendak

pemerintahan

- melihat kondisi yang

ada.

- memberikan aspirasi

dan pewarnaan

dinamika politik

- mahasiswa

menyuarakan suara

rakyat

- mengedepankan dan

memperjuangankan

perubahan yang

posistif

kepada rakyat.

- Independen dan

dapat mengelola

sendiri.

- Kebebasan gerakan

mahasiswa dalam

mengkritisi

kebijakan

- Dikaruniai

intelektual dan

keberanian.

- Kesatuan dan

persatuan dan

memandang

Indonesia lebih baik.

ketenagan dan

aman

- dipengaruhi oleh

klolusi, korupsi

dan nepotisme

- dinamika baik dan

lembaga yang

independen

- ketika bersuara

atas reaita nama

rakyat

- rakyat mendapat

perhatian yang

lebih

-

- kurang

berpengaruh

krena independen

- kebebasan

menyampiakan

aspirasi

- menyampikan

aspiarsi rakyat

- pelaku

memeperhatikan

rakyat kecil

8. Faktor penghambat

- memperketat absensi

- merepresi nilai

- perjanjian kampus

- merepresi psikologi

- pemecatan status

- tidak berpengaruh

- harus objektif dan

independensi

mahasiswa dengan

dosesn

- belum ada

- memepersulit ijin

dan memberiakan

aturan kuliah

- belum melihat

- aktivis tidak

menghiraukan

absensi tetapai

mengunakan strategi

yang terokomodir.

- Belum ada tetai

kalau ada kita bantu

dengan

- advokasi

- Kotrak kuliah tetapi

haraus pinter

memutar otak

- Belum ada, tetapai

kalau ada kita Bantu

dengan advokasi

- Belum ada, tetapai

kalau ada kita preser

birokrat.

- Tidak terhambat

dan mempunyai

prisip kuliah

adalah no 1, tahu

penempatannya

- Belum ada,

menerima dengan

lapang dada dan

memperbaiki diri

- Lulus delapan

semester dan

kuliah terbaik

- Tekanan

membuat malas

dan mahasiswa

harus kuat

- Belum pernah dan

bila terjadi ditijau

terlebih dahulu

- Tidak perlu takut

dan pandai dalam

argumen

- Belum pernah

mendengar

- Kontak kuliah

dan aturan dosen

- Membatasi

kegiatan dalam

politik

- Belum pernah

mendengar

Page 287: BUDAYA POLITIK KAMPUS