Top Banner
MAKALAH BUDAYA BATIK SOLO DIKALANGAN MASYARAKATNYA Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahPendidikan Agama Islam DI SUSUN OLEH : Muhammad Abassi Ali Bilhadj (113500025) PRODI / KELAS : ILMU KOMUNIKASI / A Telkom Economics & Business School
48

budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Jun 20, 2015

Download

Documents

Bilhad Hard
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

MAKALAH

BUDAYA BATIK SOLO DIKALANGAN MASYARAKATNYA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahPendidikan Agama Islam

DI SUSUN OLEH :

Muhammad Abassi Ali Bilhadj (113500025)

PRODI / KELAS :

ILMU KOMUNIKASI / A

Telkom Economics & Business School

Ilmu Komunikasi

2013 – 2014

Page 2: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

MOTTO

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan

bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.

Karena keseimbangan sikap adalah penentu

ketepatan perjalanan kesuksesan anda.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita

adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba

itulah kita menemukan dan belajar membangun

kesempatan untuk berhasil.

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda

sukai. Dan seringkali anda menghindari orang

yang tidak anda sukai, padahal dari dialah

Anda akan mengenal sudut pandang yang baru.

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi

pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus

belajar, akan menjadi pemilik masa depan.

(MARIO TEGUH)

Page 3: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Kata Pengantar

Puji Syukur atas kehadirat Allah ‘Azza wa Jalla yang telah memberikan

nikmat iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam kita haturkan pada

Rosulullah Muhammad SAW , keluarga , sahabat , dan kita sebagai generasi

penerusnya hingga akhir zaman.

Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, yang diberikan ibu Iis Suryani sebagai

dosen pengampu.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah. Untuk itu

saya memohon bimbingan lebih lanjut dari Ibu dosen guna penyempurnaan

makalah ini. Dalam kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu dosen selaku pembimbing yang telah membantu terciptanya makalah

ini. Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi amal sholeh

bagi penulis , amin.

Bandung, 13 November

2013

Penyusun

Page 4: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

BUDAYA BATIK SOLO DIKALANGAN MASYARAKATNYA

Halaman Judul

Halaman Motto

Kata pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang1.2. Tujuan Penulisan1.3. Manfaat penulisan

BAB II MENGENAL BATIK SOLO

1.1. Pengertian Batik 1.2. Sejarah batik Solo1.3. Jenis – jenis motif batik Solo1.4. Cara pembuatan batik1.5. Musium batik tua danar hadi Solo

BAB III MENGENAL BATIK SOLO DIKALANGAN MASYARAKATNYA

1.1. Batik sebagai identitas kota Solo1.2. Kampung batik di kota Solo1.3. Solo batik carnaval1.4. Filosofi motif batik pada masyarakat jawa

BAB IV PENUTUP

1.1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang penulisan masalah

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memnuhi tugas mata

kuliah pendidikan kewarganegaraan. Tugas ini disusun dengan mempelajari

materi tentang “Budaya batik solo dikalangan masyarakatnya” dimana materi ini

akan menjadi pembelajaran kepada kita untuk menerapkan unsur budaya yang

dicontohkan masyarakat solo.

1.2. Tujuan penulisan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan nilai pada mata

kuliah pendidikan kewarganegaraan dan menuntaskan tugas dari kajian materi

yang telah diberikan. Selain itu tugas ini bertujuan untuk pelatihan dalam

mengenali dan menganalisis suatu unsur budaya dan sosial pada masyarakat solo.

1.3. Manfaat penulisan

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah kita dapat mempelajari

dan menganalisis unsur budaya dan sosial pada masyarakat solo, dan kita bisa

mengambil hikmah atas semua yang dicintohkan masyarakat solo.

Page 6: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

BAB II

MENGENAL BATIK SOLO

1.1. Pengertian Batik

Batik adalah lukisan yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan

pewarna (naptol), menggunakan alat canting atau kuas serta teknik tutup

celup. Dalam perkembangannya, untuk mempercepat proses membatik

digunakan cap. Itulah sebabnya, karya batik dengan canting dan cap dikenal

dengan istilah batik tulis dan batik cap. Batik memiliki fungsi ganda, yaitu

kebutuhan akan pakaian, penutup tempat tidur, sarung bantal, dan

sebagainya. Secara estetis, batik lukis bisa dibingkai dan dijadikan menjadi

perhiasan ruangan.

Desain ragam hias untuk pola batik, Ragam hias dalam seni rupa

bisa berfungsi mengisi kekosongan suatu bidang dan juga berfungsi

simbolis. Ragam hias berkaitan dengan pola hias dan motif. Pola hias

merupakan unsur dasar yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam

merancang suatu hiasan. Sedangkan, motif hias merupakan pokok pikiran

dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias, meliputi bentuk alami dan

hasil kreasi manusia.

Jadi, ragam hias adalah susunan pola hias yang menggunakan motif-

motif hias dengan kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang sehingga

menghasilkan bentuk yang indah. Ragam hias dapat dibedakan menjadi 3

motif yaitu sebagai berikut:

Page 7: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

a. Motif geometris, meliputi pilin ganda, tumpal, meander, swastika, dan

kawung

b. Motif nongeometris, meliputi manusia, binatang, dan tumbuhan

c. Motif benda mati, meliputi air, api, awan, batu, gunung, dan matahari.

1.2. Sejarah batik solo

Sejarah batik berkaitan dengan sejarah majapahit dan penyebaran

agama islam di tanah jawa. Dalam catatan perkembangan  batik banyak di

lakukan pada masa masa jaman kerajaan mataram, kemudian pada masa

kerajaan solo dan Yogyakarta, jadi batik telah di kenal pada jama kerajaam

majapahit dan dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja

berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik

rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-

XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya adalah

batik tulis. sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah

perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan

ajaran agama islam banyak daerah pusat perbatikan di jawa adalah daerah

santri-santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh

tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. Kesenian

batik adalah dalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaianyang menjadi

salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya

batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk

pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari

Page 8: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa

oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan

selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya

untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya

pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari,

baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu

adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai

terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain

dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari

soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Pada jaman Majapahit

dapat di telusuri di daerah mojokerto, tulungagung. Mojokerto adalah

daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit karena semasa

dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.

Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di

Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat

digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah

Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal

dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit

daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak

mau tunduk kepada kerajaan Majapahit. Daerah pembatikan sekarang di

Mojokerto terdapat di Kwali, Mojosari, Betero dan Sidomulyo. Diluar

daerah Kabupaten Mojokerto ialah di Jombang. Pada akhir abad ke-XIX ada

Page 9: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

beberapa orang kerajinan batik yang dikenal di Mojokerto, bahan-bahan

yang dipakai waktu itu kain putih yang ditenun sendiri dan obat obat batik

dari soga jambal, mengkudu, nila tom, tinggi dan sebagainya.

1.3. Jenis – jenis motif batik solo

Batik Solo memiliki berbagai macam motif, namun yang paling

banyak digemari serta merupakan motif yang khas pada batik solo yaitu ada

lima motif, diantaranya motif sido asih dengan motif geometris berpola

dasar segi empat dengan  arti keluhuran, motif ratu ratih yang diambil dari

kata ratu patih, yang menggambarkan kemuliaan, motif parang kusuma yang

merupakan motif diagonal berupa garis berlekuk-lekuk yang berarti bunga,

motif bokor kencana yaitu motif geometris berpola dasar yang berbentuk

lung-lungan yang berarti harapan, keagungan, dan kewibawaan, motif sekar

jagad yang merupakan perulangan geometris dengan cara ceplok yang

mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia.

Berikut jenis – jenis motif yang ada dikota solo, diantaranya adalah :

a. Batik motif sido asih

Page 10: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Batik motif Sidoasih berasal dari Kraton Surakarta dan biasanya

dikenakan temanten puteri pada saat malam temanten. Motif Sidoasih

bermakna, Sido dalam bahasa jawa memiliki arti jadi, asih berasal dari

kata kasih yang mengalami pelepasan huruf K, asih bisa berarti sayang,

cinta dan eman. Motif ini mempunyai makna agar hidup berumah

tangga selalu penuh kasih sayang. Makna dari motif Sidoasih adalah

harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan

mengasihi antar sesama.

b. Batik motif ratu ratih

Nama batik “ratu-ratih’ berasal dari kata “ratu-patih” karena terjadi

salin swara ada yang memberikan makna “tunjung-putih” yang artinya

ratu jinunjung patih atau raja yang dijunjung oleh patih atau diembani

oleh patih karena usianya yang masih muda. Batik ini muncul pada

masa pemerintahan Paku Buwono ke VI, dimana pada saat diangkat

menjadi raja usianya masioh sangat muda sehingga diemban oleh

patihnya (ayahnya sendiri) pada tahun 1824 M. Makna dari motif batik

Page 11: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

ini diibaratkan cincin emas yang bermata berlian yang dikaitkan dengan

kemuliaan, keagungan dan mudah menyesuaikan dengan

lingkungannya. Motif batik ini dipakai oleh semua golongan dan

biasanya dipakai pada saat menghadiri jamuan.

c. Batik motif parang kusuma

Motif ini bermakna hidup harus dilandasi dengan perjuangan untuk

mencari kebahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman bunga (kusuma).

Contohnya bagi orang Jawa, yang paling utama dari hidup masyarakat

adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-

norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana

lahir dan batin. ,ereka harus mematuhi aturan hidup bermasyarakat dan

taat kepada perintah Tuhan. Kondisi ini memang tidak mudah untuk

direalisasikan tetapi umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan

hidup yang sempurna lahir batin. Mereka akan mengusahakan banyak

hal untuk mencapai kehidupan bahagia lahir dan batin. Di zaman yang

serba terbuka sekarang ini, sungguh sulit untuk mencapai ke tingkat

Page 12: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

seperti yang diharapkan karena banyak godaan. Orang pun lebih

cenderung mencari nama harum dengan cara membeli dengan uang

yang dimiliki, bukan dari tingkah laku dan prbadi yang baik.

d. Batik motif bokor kencana

Bokor biasanya untuk tempat air bunga sebagai kelengkapan

upacara. Kencana berarti emas. Motif ini dari ampilan raja. Apabila raja

duduk disinggasana selalu disertai perlengkapan yang disebut ampilan

upacara yang dibawa oleh putra ataupun cucu raja yang masih kecil.

Putra atau cucu raja disebut palara–lara yang berarti masih belajar tata

krama. Makna dari bathik ini diharapkan akan mendatangkan

kewibawaan dan keagungan sehingga disegani di dalam lingkungan

masyarakat. Motif ini bisa dipakai oleh semua golongan pangkat dalam

masyarakat, baik tua maupun muda dan motif ini muncul pada masa

pemerintahan PB IX pada akhir abad XIX juga termasuk bathik gagrak

anyar.

Page 13: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

e. Batik motif sekar jagad

Batik motif Sekar Jagad merupakan salah satu motif batik

khas Indonesia. Batik pedalaman ini berasal dari Solo & Yogya.

Dengan latar putih, maknanya adalah peta dunia. “Kar” dalam Bahasa

Belanda berarti peta dan “Jagad” dalam Bahasa Jawa berarti dunia,

sehingga motif ini juga melambangkan keragaman baik di Indonesia

maupun di seluruh dunia. Batik ini menggambarkan bentuk kebaikan

dan biasa dipakai oleh orang ahli, orang pintar, dukun istana dan

keraton. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan

sehingga orang lain yang melihat akan terpesona.

1.4. Cara pembuatan batik

Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk

membuat batik tulis : 

a. Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)

b. Canting sebagai alat pembentuk motif,

Page 14: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

c. Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)

d. Lilin (malam) yang dicairkan

e. Panci dan kompor kecil untuk memanaskan

f. Larutan pewarna

Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini: 

1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut

molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera

berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri,

namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum

yang telah ada. Motif yang kerap dipakai diindonesia sendiri adalah

batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain

dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural

seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini

dapat menggunakan pensil.

2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis

dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi)

dengan mengikuti pola tersebut.

3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang

akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian

halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah

Page 15: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang

diberi lapisan lilin tidak terkena.

4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak

tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna

tertentu .

5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.

6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis

dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang

akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.

7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.

8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut

dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali

proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat

canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.

10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan

berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif

yang diinginkan.

11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah

warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan

Page 16: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat

jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat

motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain

tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur).

Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.

12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian

mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan

dipakai.

1.5. Musium batik tua danar hadi solo

Batik merupakan warisan budaya yang penting untuk dilestarikan.

Bahkan UNESCO telah mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia.

Danar Hadi merupakan salah satu produsen batik yang terkenal di kota

Surakarta. Selain memproduksi batik dan melakukan inovasi produk, Danar

Hadi juga melestarikan budaya yang adiluhung ini dengan mendirikan

sebuah museum, yaitu Museum Batik Kuno Danar Hadi.

Beragam corak, motif dan jenis kain batik dari seluruh nusantara

menjadi koleksi Museum Batik Kuno Danar Hadi. Koleksinya bahkan

mencapai 10000 helai kain batik, sehingga museum ini diakui oleh MURI

(museum rekor indonesia) sebagai museum yang mempunyai koleksi kain

batik terbanyak.

Dibuka pada tahun 2002 oleh wakil presiden Megawati Soekarnoputri,

museum ini menyimpan berbagi corak dan motif kain batik beserta nilai-

Page 17: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

nilai sejarahnya. Kain batik belanda merupakan salah satu koleksi penting

Museum Batik Kuno Danar Hadi. Kain ini dipengaruhi oleh ragam corak

dan warna khas eropa, yang dibawa oleh orang-orang Eropa pada masa

penjajahan belanda. Selain itu terdapat motif batik Djawa Hokokai. Jenis

kain batik ini dipengaruhi oleh ragam corak dan warna khas jepang, di mana

pada masa itu menjajah Indonesia. Perpaduan corak budaya ini menjadikan

kain batik Djawa Hokokai semakin unik dan indah.

Ruang galeri pertama berisi koleksi Batik Belanda yang sebagian

besar berbentuk sarung dengan dominasi motif bunga, dedaunan, hewan

terutama burung dan kupu-kupu. Batik Belanda umumnya tampil dengan

warna-warna cerah seperti merah, hijau, oranye, dan merah jambu. Di

dinding terpajang foto-foto orang Belanda yang sedang mengenakan kain

batik. Ruang galeri kedua dipenuhi dengan koleksi Batik Kraton, baik

Kraton Surakarta, Mangkunegaran, Yogyakarta, maupun Pakualaman. Motif

batik dari keempat kraton ini hampir sama, hanya modifikasi motif dan cara

pemakaiannya saja yang berbeda. Ada pula koleksi yang disebut dengan

Batik Tiga Negeri. Batik yang menggunakan tiga warna yaitu merah, biru,

dan coklat ini ternyata dibuat di tiga tempat yang berbeda. Pemberian warna

merah dikerjakan di Lasem, warna biru di Pekalongan, sementara warna

coklat di Solo. Karena itulah jenis batik ini dinamakan Batik Tiga Negeri.

Koleksi lain yang bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa Hokokai

(batik yang terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir (Kudus,

Lasem, Pekalongan), Batik Sumatra, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik

Page 18: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Kontemporer, dan berbagai jenis batik lainnya. Salah satu yang menarik

perhatian adalah Batik Cirebon. Selain pengaruh China, jenis batik ini

memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan pengaruh budaya Hindu dari

Kerajaan Mataram Kuno. Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi

spesial museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno dengan motif unik

yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda. Salah satunya

adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-

gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu

tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah

wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri marah dan

membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut

menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh kurcaci,

makan apel beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran yang

membangunkannya dari tidur panjang. Batik Snow White yang termasuk

dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita Indo-Belanda pada

pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah

dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa batik

dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding

Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.

Page 19: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

BAB III

MENGENAL BATIK SOLO DIKALANGAN MASYARAKATNYA

1.1. Batik sebagai identitas kota solo

Solo merupakan sebuah kota diprovinsi Jawa Tengah, yang memiliki

nilai-nilai kejawaan yang sangat tinggi dan kental adanya. Solo yang

merupakan sebuah kota Jawa Tengah ini selalu berupaya melestarikan dan

mengenalkan adat-adat dan nilai-nilai kejawaannya yang masih dianut

mempunyai slogan dalam bahasa inggris ialah solo the spirit of java. Hal

tersebut merupakan upaya untuk memperkenalkan kota solo dikalangan

turis dan wisatawan-wisatawan lainnya.

Dengan nilai-nilai kejawaan itulah, solo memang menjadi kota wisata

yang tidak pernah habis pengunjung disetiap saatnya. Karya solo yang

berupa Batik inilah yang menjadi salah satu kebanggan tersendiri yang

dimiliki oleh masyarakat solo tersebut. Dari mulai corak, warna, pola dan

lainnya., batik ini memang sangat berbeda dari batik lainnya yang ada

diindonesia. Kekhasannya tersebut, membuat para pecinta batik selalu

memburu batik ini sebagai buah tangan yang tidak pernah ketinggalan.

Page 20: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Solo memang terkenal dengan wilayah penghasil batik. Solo juga

merupakan tempat wisata berbelanja batik yang cukup terkenal dan sering

dikunjungi oleh wisatawan asing dan domestik. Batik sudah seperti identitas

dari kota solo. Hasil produksi kain batik ini pun sudah diekspor hingga luar

negeri, batik solo memang lebih khas, karena selain solo juga disebut-sebut

sebagai ikon indonesia. Batik –batik yang dihasilkan oleh solo banyak

ragamnya, dari mulai batik celup, batik cetak, sampai batik tulis yang sangat

indah polanya.

1.2. Kampung batik dikota solo

a. Kampung Batik Laweyan merupakan kampung batik tertua di Indonesia

yang sudah eksis sejak tahun 1546, semasa pemerintahan Kerajaan

Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir). Maka dari

itu kampung batik Laweyan ini selain unik juga menyimpan cerita

sejarah.

Page 21: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Pada jaman sebelum kemerdekaan kampung Laweyan pernah

memegang peranan penting dalam kehidupan politik terutama pada

masa pertumbuhan pergerakan nasional. Sekitar tahun 1911 Serikat

Dagang Islam (SDI) berdiri di kampung Laweyan dengan Kyai Haji

Samanhudi sebagai pendirinya. Dalam bidang ekonomi para saudagar

batik Laweyan juga merupakan perintis pergerakan koperasi dengan

didirikannya “Persatoean Peroesahaan Batik Boemi Putera Soerakarta”

pada tahun 1935.

Saat ini di kampung batik Laweyan terdapat kurang lebih 70 pengrajin

batik berskala kecil sampai dengan menengah, yang memproduksi

bermacam-macam kerajinan batik seperti selendang, sprei, interior,

sarung, dan lain-lain. Hasil produksi kampung batik Laweyan ini selain

diminati oleh pembeli domestik, juga sangat digemari oleh turis

mancanegara. Kampung batik Laweyan pernah mendapatkan

penghargaan dari pemerintah RI berupa UPAKARTI untuk kategori

KAWASAN INDUSTRI KECIL pada tahun 2009.

b. Kampung Batik Kauman mempunyai kaitan erat dengan sejarah

perpindahan kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama

menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari

Page 22: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip,

modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk

mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama

"kauman".

Masyarakat kaum (abdi dalem) mendapatkan latihan secara khusus dari

kasunanan untuk mebuat batik baik berupa jarik/selendang dan

sebagainya. Dengan kata lain, tradisi batik kauman mewarisi secara

langsung inspirasi membatik dari Ndalem Kraton Kasunanan Surakarta

Hadiningrat. Berdasarkan bekal keahlian yang diberikan tersebut

masyarakat kauman dapat menghasilkan karya batik yang langsung

berhubungan dengan motif-motif batik yang sering dipakai oleh

keluarga kraton. Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di

kampung kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batik

klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi

antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak

dipengaruhi oleh seni batik kraton Kasunanan merupakan produk

unggulan kampung batik kauman. Produk-produk batik kampung

kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun

jenis premisima dan prima, rayon. Kampung yang memiliki 20-30an

home industri ini menjadi langganan dari para pembeli yang sudah

terjalin secara turun temurun dan wisatawan mancanegara (Jepang,

Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat). Keunikan yang ditawarkan

kepada para wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat

Page 23: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya,

pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara

langsung proses pembuatan batik. Bahkan untuk mencoba sendiri

mempraktekkan kegiatan membatik. Disamping produk batik, kampung

batik Kauman juga dilingkupi suasana situs-situs bangunan bersejarah

berupa bangunan rumah joglo, limasan, kolonial dan perpaduan

arsitektur Jawa dan Kolonial. Bangunan-bangunan tempo dulu yang

tetap kokoh menjulang ditengah arsitektur modern pusat perbelanjaan,

lembaga keuangan (perbankan dan valas), homestay dan hotel yang

banyak terdapat disekitar kampung kauman. Fasilitas-fasilitas

pendukung yang ada di sekitar kampung kauman ini jelas menyediakan

kemudahan-kemudahan khusus bagi segenap wisatawan yang

berkunjung dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain di luar batik.

1.3. Solo batik carnival

Solo Batik Carnival adalah karnaval berbasis masyarakat yang

dirancang untuk menjadi sebuah karnaval tingkat dunia. Awalnya, karnaval

ini terinspirasi dari Jember Fashion Carnaval (JFC), sebuah parade peragaan

busana di jalanan. Karena itu tak heran jika konsep keduanya hampir sama.

Hanya saja yang membedakan adalah dalam bahan utama pembuatan

kostum. Sesuai dengan namanya Solo Batik Carnival, batik dijadikan

sebagai sumber ide sekaligus materi utama penciptaan kostum karnaval

yang fantastis. Sebelum mengikuti karnaval, setiap peserta diwajibkan

Page 24: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

mengikuti workshop merancang kostum selama berbulan-bulan. Kostum

karnaval yang dirancang kemudian dipakai sendiri oleh para peserta dalam

puncak acara Solo Batik Carnival yang berlangsung di sepanjang Jalan

Slamet Riyadi hingga Kantor Balai Kota Solo.

Pada awal pelaksanaannya, Solo Batik Carnival selalu dilakukan pada

siang hari. Namun mulai tahun ke-4 Solo Batik Carnival dilaksanakan pada

malam hari. Kostum berbahan utama batik yang mewah dan megah serta

sorotan lampu warna-warni menjadikan gelaran Solo Batik Carnival

semakin istimewa. Tak heran jika ribuan penonton berdatangan dari

berbagai tempat dan memadati jalan yang dijadikan sebagai lokasi parade.

Tanggal pelaksanaan Solo Batik Carnival selalu berganti tiap tahunnya,

namun mulai tahun 2009 Solo Batik Carnival selalu dilaksanakan pada

bulan Juni.

Page 25: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Setiap tahunnya, Solo Batik Carnival mengusung tema yang berbeda

mulai dari "Topeng", "Sekar Jagad", hingga "Keajaiban Legenda". Tema-

tema tersebut kemudian diterjemahkan melalui kostum rancangan peserta

yang unik dan kreatif. Corak batik klasik dipadukan dengan batik

kontemporer dan dihiasi dengan manik-manik serta mahkota menjadikan

kostum makin semarak. Tak heran jika saat mengikuti Chingay Festival di

Singapura, delegasi Solo Batik Carnival mendapat apresiasi meriah dari

penonton. Saat ini Solo Batik Carnival terus berbenah diri guna menjadi

salah satu karnaval yang diperhitungkan di kancah internasional.

1.4. Filosofi motif batik pada masyarakat jawa

Filosofi Jawa Zaman memang berubah. Toh meski demikian, bagi

sebagian masyarakat Jawa, pemakaian batik tetap saja untuk menandai

setiap peristiwa penting dalam kehidupan manusia, sejak lahir hingga mati.

Artinya, beberapa motif batik hanya bisa digunakan untuk peristiwa-

peristiwa penting. Peristiwa kelahiran, misalnya, sebaiknya jabang bayi

dialasi dengan kain batik tua milik neneknya atau kopohan yang berarti

basah. Ini mengandung harapan agar si bayi berumur panjang seperti sang

nenek. Untuk pernikahan, batik yang cocok dikenakan mempelai adalah

batik dengan motif yang berawalan sida, misalnya Sida Mulya, Sida Luhur,

Sida Asih, dan Sida Mukti. Motif Sida Mukti biasanya dipakai oleh

pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sawitan

Page 26: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

(sepasang). Ada pula motif yang bukan sawitan kembar, tetapi biasanya

dipakai pasangan pengantin yaiu motif Ratu Ratih berpasangan dengan

Semen Rama, yang melambangkan kesetiaan seorang istri kepada suaminya.

Namun jika tak ada motif sida, mempelai bisa juga mengenakan motif

Truntum, Wahyu Tumurun, Semen Gurdha, Semen Rama dan Semen

Jlekithet. Masing-masing mengandung maksud agar kedua mempelai

mendapat kebahagiaan, kemakmuran dan menjadi orang terpandang. Namun

sangat pamali jika mempelai mengenakan motif Parang Rusak. Sebab,

rumah tangganya kelak akan hancur. Sementara pada upacara perkawinan,

orang tua pengantin akan mengenakan motif Truntum, yang maknanya

menuntun kedua mempelai dalam memasuki liku-liku kehidupan baru yaitu

berumah tangga. Dikenal juga motif Sida Wirasat. Wirasat berarti nasehat,

dan pada motif ini selalu terdapat kombinasi motif truntum di dalamnya.

Motif Wirasat merupakan pengembangan dari motif Sida Mulya, yang

isinya terdiri dari bermacam–macam motif batik, antara lain motif Cakar,

Truntum, Sida Luhur, dan Sida Mulya. Makna motif ini, supaya dikabulkan

segala permohonannya, mencapai kedudukan tinggi, terpenuhi segala

materi, juga permohonan petunjuk dari Tuhan saat mendapat kegelapan agar

cepat diberi jalan yang terang. Motif ini muncul bersamaan dengan motif

Sida Mukti pada masa PB IV tahun 1800-an. Pada awalnya motif ini dipakai

oleh golongan tua saja, tetapi dalam perkembangannya motif ini didalam

masyarakat sering dipakai orang tua penganten putra dalam acara mbesan.

Page 27: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

Motif ini berpola geometris seperti batik Sido Luhur, Sido Mukti dan

berkaitan dengan kepercayaan kejawen. Dasar pengertian ini adalah konsep

kekuasaan dipercaya muncul dari alam semesta, disamping dari kekuasaan

manusia. Dalam pola batik geometris ini, raja merupakan simbol kekuasaan

dunia dan sarana memberikan wahyu yang di wujudkan dengan pemberian

pangkat kedudukan kepada kawulanya.

Raja juga pelindung lewat hukum yang diberlakukan. Hal ini

digambarkan motif yang ketemu dalam empat titik temu bentuk belah

ketupat, sebagai lambang raja yang di kelilingi oleh para pembantunya

seperti yang disebut Pancaniti, dimana raja sebagai sebagai hakim, patih

sebagai jaksa, pujangga sebagai panitera, dan senapati serta ulama sebagai

dasar perimbangan keputusan. Motif Wirasat sebelum muncul di Surakarta,

telah berkembang lebih dulu motif ceplok.

Simbol Status dan Pangkat Motif batik gagrak Surakarta sangat erat

kaitannya dengan perjanjian Giyanti tahun 1755, yang memecah Kerajaan

Mataram menjadi dua: Surakarta dan Yogyakarta. Dari perpecahan tersebut,

seluruh busana (batik) keraton dibawa ke Yogyakarta. Sejak perpecahan

itulah keraton Mataram Surakarta tidak mempunyai corak busana khas

keraton, hingga kemudian Paku Buwono III memerintahkan untuk membuat

motif batik Surakarta. Namun perkembanganan corak batik gagrak

Surakarta yang pesat, justru mengakibatkan nilai-nilai filosofi, budaya, dan

Page 28: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

tatanan dalam penggunaan kain batik menjadi kabur; kain batik yang

diperuntukkan bangsawan dan kawula menjadi tidak jelas.

Sang Raja, PB III, pun membuat sejumlah aturan, antara lain dengan

mengeluarkan motif batik larangan. Yaitu motif batik tertentu yang hanya

boleh dipakai oleh kalangan keraton, dan rakyat jelata dilarang

memakainya. Inilah awal batik gagrak Surakarta mengenal tatanan

berbusana di dalam kehidupan masyarakat jawa, khususnya dibumi

Mataram Surakarta Hadiningrat). Selain batik larangan, pihak keraton juga

menjadikan batik sebagai simbol status dan tanda kepangkatan pemakainya.

Artinya, pada tatanan masyarakat Keraton Surakarta tempo dulu, status

sosial dan pangkat seseorang bisa dilihat dari motif batik yang

dikenakannya. Nah, motif batik yang dipakai kalangan lingkungan kerajaan

Surakarta tersebut, antara lain adalah : Batik Parangrusak. Motif ini dipakai

oleh Kanjeng Gusti Pangeran Aryo Adipati (KGPAA), Pangeran Putra,

Pangeran Sentana dan Sentana dalem yang berpangkat bupati riya nginggil

yang bergelar KRMH. Batik Udan Riris. Motif batik ini dipakai oleh

pepatihdalem. Bathik Rejeng. Motif ini dikenakan para komandan prajurit

(setingkat Perwira Tinggi) dan duta keraton Batik Tambal Kanoman.

Batikan Kampuh atau Dodotan para Bupati dan dijadikan seragam Bupati

Anom dan juru tulis kantor di lingkungan Kabupaten. Batik Semen Latar

Putih. Motif ini di pakai oleh Abdidalem yang berpangkat Bupati, Bupati

Anom dalam dan luar. Batik Padas Gempal. Motif ini di pakai para

Abdidalem yang berpangkat Panewu/Mantri dari golongan sorogeni

Page 29: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

(prajurit Sorogeni, yang berseragam merah) kebawah. Batik Medhangan.

Motif ini di pakai oleh para Panewu/Mantri ke bawah dari golongan

Sangkragnyana. Batik Kumitir. Motif ini di gunakan oleh para

Panewu/Mantri ke bawah dari golongan kanoman.

Batik Tambal Miring. Motif ini di pakai oleh para Abdidalem yang

berpangkat Panewu/Mantri dari golongan Juru Tulis.

Batik Jamblang. Motif ini di pakai oleh para Panewu/Mantri ke bawah

dari golongan kadipaten Anom. Batik Ayam Puser. Motif ini dipakai oleh

para Abdidalem yg berpangkat Panewu/Mantri ke bawah dari golongan

Yogeswara atau Suranata atau Abdidalem Ulama. Batik Slobog. Motif ini di

gunakan oleh para Abdidalem Panewu/Mantri ke bawah dari golongan

niyaga (penabuh gamelan).

Batik Wora wari Rumpuk. Motif ini di gunakan oleh para Abdidalem

Panewu/Mantri ke bawah dari golongan Pangrehpraja atau yang

membawahi wilayah. Batik Krambil Secukil. Motif ini di gunakan oleh para

Abdidalem Panewu/Mantri ke bawah, di bawah perintah Kepatihan.

Page 30: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

BAB IV

PENUTUP

1.1. Kesimpulan :

Setelah memprhatikan isi dalam pembahasan diatas , maka penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Kesimpulan yang bisa kita ambil dari banyak kasus klaim kebudayaan

Indonesia dan penghargaan dari UNESCO adalah bahwa bangsa yang

dihargai adalah bangsa yang memelihara budayanya, bukan sebagai yang

menciptakan pertama kalinya.

AKHIRNYA dunia mengakui batik merupakan salah satu warisan umat

manusia yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Pengakuan serta

penghargaan itu akan disampaikan secara resmi oleh United Nations

Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO). Pengakuan

dilakukan pada 28 September 2009 dan penghargaan resmi pada hari ini (2

Oktober) di Abu Dhabi.

Pengakuan UNESCO itu diberikan terutama karena penilaian terhadap

keragaman motif batik yang penuh makna filosofi mendalam. Penghargaan

Page 31: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

itu juga diberikan karena pemerintah dan rakyat Indonesia juga dinilai telah

melakukan berbagai langkah nyata untuk melindungi dan melestarikan

warisan budaya itu secara turun-menurun.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap Batik Indonesia, Presiden SBY meminta

kepada seluruh warga negara Indonesia untuk memulai memakai batik pada

hari ini. Semoga ini menjadi awal yang baik, untuk selalu nguri-uri

kebudayaan Indonesia. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang

baik.

 Setelah proses pengakuan ini apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan

bangsa Indonesia selaku pemilik sah batik? Apakah akan membiarkannya

begitu saja? Ada banyak cara yang bisa kita lakukan sekaligus

mempromosikan batik secara kontinyu, dengan memakai batik sebagai

busana kita sehari-hari. Disamping untuk menghidupkan industri batik secara

tidak langsung, kita ikut menjaga kebudayaan Indonesia.

Page 32: budaya batik solo dikalangan masyarakatnya

DAFTAR PUSTAKA

http://www.batikmurahonline.com/page/26/sejarah-batik-solo

http://www.disolo.com/museum-batik-danar-hadi/

http://kerenbatik.wordpress.com/macam-macam-motif-batik/

http://pariwisatasolo.surakarta.go.id/index.php/tradisional/kultural/119-kmpungbatiklaweyan

https://www.google.com/

http://id.wikipedia.org/