Top Banner
KATA PENGANTAR Assalamua'alaikum, Wr.Wb Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan terselesainya laporan Diagnosis & Intervensi Komunitas yang kami susun tentang mjudul : “EVALUASI PROGRAM GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013” Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Rifda Wulansari SP, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Kepala Dekan Universitas Yarsi dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan Masarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 4. Dr. Dini selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 1
151

Bu Rifda Komplit Jadi

Dec 21, 2015

Download

Documents

Nisa Moneyz

kjj
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bu Rifda Komplit Jadi

KATA PENGANTAR

Assalamua'alaikum, Wr.Wb

Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan terselesainya

laporan Diagnosis & Intervensi Komunitas yang kami susun tentang mjudul :

“EVALUASI PROGRAM GIZI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN

SENEN PERIODE JANUARI – DESEMBER 2013”

Tujuan kami menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan

bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rifda Wulansari SP, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dan koordinator Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Kepala Dekan Universitas Yarsi dan staf

pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI.

3. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku kepala bagian Ilmu Kesehatan Masarakat dan

staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI.

4. Dr. Dini selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI.

5. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS, MS, PKK, DK, AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

7. Dr. Dian Mardiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

1

Page 2: Bu Rifda Komplit Jadi

8. dr. Citra Dewi, M.Kes staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI.

9. Serta seluruh staf Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberikan bimbingan dan

data kepada kami untuk kelancaran pembuatan Lingkaran Pemecahan Masalah ini.

10. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga

tersusun laporan ini.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan diagnosis

dan intervensi komunitas ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran membangun

sebagai perbaikan. Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu'alaikum, Wr.Wb

Jakarta, Januari 2014

Tim penulis

2

Page 3: Bu Rifda Komplit Jadi

LEMBAR PERSETUJUAN

Lingkaran Pemecahan Masalah dengan Judul “EVALUASI PROGRAM GIZI DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE JANUARI –

DESEMBER 2013”. Penerapan metode Lingkaran Pemecahan Masalah Program Kesehatan

Dasar telah disetujui untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas

kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Januari 2014

Pembimbing

Rifda Wulansari SP,Mkes

3

Page 4: Bu Rifda Komplit Jadi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………………… ..i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………. vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………......... xi

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1

1. LATAR BELAKANG ………………………………………………..1

1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen…………..……… 1

1.1.1 Keadaan Geografis dan Demografi ….………….…………....1

1.1.2 Gambaran Umum puskesmas …..……..…...............................11

1.1.3 Pengertian……………………………………….…………….12

1.1.4 Visi Puskesmas………………………………………..............13

1.1.5 Misi Puskesmas…………………..…………………….…..13

1.1.6 Tujuan Puskesmas……….…………..……….......................14

1.1.7 Fungsi Puskesmas……….……………………………….….14

1.1.8 Azas Puskesmas.............………...……………………….….16

1.1.9 Upaya Penyelenggaraan.....................………………….……19

1.2 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen............................23

1.2.1 Puskesmas Unit Swadaya.................…………………….…..23

1.2.2 Sarana dan Prasarana ……………………………..………....25

1.2.3 Sumber Daya ………………………………………………..28

1.2.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen……....….29

1.2.5 Program Kesehatan Dasar Puskesmas Kecamatan

Senen………………………………………..……..…….…..31

1.3 Identifikasi Masalah……………………………………………..……...41

1.4 Rumusan Masalah ……………………………………………………...43

4

Page 5: Bu Rifda Komplit Jadi

BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB

MASALAH…………………………………………………………...........45

2.1 Menetapan Prioritas Masalah…………………………………………..45

2.1.1 Emergency ………………………………….…………………....50

2.1.2 Greetes Members ………………………………………………...54

2.1.3 Expanding Scope…………………………………………………57

2.1.4 Feasibility ………………………………………………………..61

2.1.5 Policy……………………………………………………………..67

2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah………………………...75

2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Dominan…………………………....77

BAB III MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

………………………………………………………………………….......80

3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah …………………....80

3.1.1Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) pada Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan

balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Juni

2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan

Januari-Juni 2013 sebesar 33,54 % dari target

75%..........................................81

3.1.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) pada Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah

kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar

52,19%daritarget80%...................................................................84 BAB IV

RENCANAPELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH…….

….............................................................…..85

4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah …….…………………….....85

5

Page 6: Bu Rifda Komplit Jadi

4.1.1 Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni

2013 sebesar 33,54 % dari target 75%. ……86

4.1.2 Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013 yang memenuhi syarat di

puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni 2013 sebesar 52,19 %

dari target 80%...................87

4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan……………………………………….88

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………91

5.1 Simpulan………………………………….. …….……………………92

5.2 Saran…………………………………………………………………..93

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….94

6

Page 7: Bu Rifda Komplit Jadi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kelurahan Di Wilayah kecamatan Senen …………........................... 2

Tabel 1.2 Daftar Alamat Puskesmas Di Kecamatan Senen Jakarta Pusat…….............5

Tabel 1.3 Data Kependudukan di Wilayah Kecamatan Senen tahun 2012…………...7

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia di Wilayah Kecamatan Senen tahun

2012…………..………………………………………………………8

Tabel 1.5 Jumlah Kematian Ibu Dan Balita di Wilayah Kecamatan Senen tahun

2012……………………………….……..…………………………………8

Tabel 1.6 Keadaan Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah Kecamatan Senen Tahun

2012………………….………………………………………9

Tabel 1.7 Fasilitas umum yang menyangkut Kesehatan Lingkungan di Wilayah Kecamatan Senen

Tahun 2013......................................................................9

Tabel 1.8 Sarana Tempat-tempat Umum di Wilayah Kecamatan Senen Tahun

2013………………………………………………………………………..10

Tabel 1.9 Sarana Ibadah di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2013………………. 11

Tabel 1.10 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas …………………………...21

Tabel 1.11 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas ............................22

Tabel 1.12 Sarana Transportasi se-Kecamatan Senen ……………………………......26

Tabel 1.13 Pemakaian obat terbanyak se-Kecamatan Senen Januari

2013……………………………………………………………………….27

Tabel 1.14 Ketenagaan di Puskesmas se-Kecamatan Senen sebagai berikut:PNS / Honor.....

……………………………………………………….………….28

7

Page 8: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1.15 Kunjungan Klinik Gizi Kecamatan Senen (2013)……………..………….31

Tabel 1.16 Cakupan Kinerja Pemantauan dan Pertumbuhan Balita di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari-Desember

2013………………………………………………………….………….. 35

Tabel 1.17 Hasil evaluasi Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-

Desember2013.................................................................................36

Tabel 1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Pada Bayi (6-11 bulan) Kecamatan

SenenPeriodeJanuari–Desember..................................................................37

Tabel 1.19 Cakupan Pemberian Vitamin A merah pada Balita (1-5 tahun) di Wilayah

KecamatanSenenPeriodeJanuari-Desember................................................37

Tabel1.20 Pemberian Makanan Pendamping ASI MP-ASI untuk Baduta dari Keluarga

Miskin……………………………………………………..……………....38

Tabel1.21BalitayangmendapatPMT-Pemulihan.............................................................39

Tabel 1.22 Pemantauan Garam Beryodium di tingkat Rumah Tangga Melalui

PosyanduPeriodeJanuri-Desember2013......................................................40

Tabel 2.1 Penentuan Score Emergency Berdasarkan skala/1000 Kelahiran Hidup......52

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Gizi yang Terdapat di Wilayah

Kerja Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember

2013............................................................................................................53

Tabel 2.3 Skala pada Score Greatest Memberst ...........................................................55

Tabel 2.4 Daftar masalah program Gizi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periodeJanuari–

DesemberTahun 2013.......................................................56

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk……..58

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah

Balita…………………………………………………………..………….58

8

Page 9: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas

Sektoral……………………………………………………………………59

Tabel 2.8 Penentuan Score Expanding Scope program gizi BALITA periode Januari –

Desember.....................................................................................................60

Tabel 2.9 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah

Kecamatan/Kelurahan Senen Periode Januari – Desember

2013………………………………………………………………………..60

Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Senen Periode Januari – Desember..........................................63

Tabel 2.11 Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

Periode Januari – Desember 2013..................................63

Tabel 2.12 Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari-Desember

2013…………………………………………………………………..........64

Tabel 2.13 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah

Kecamatan Senen Periode Januari-Desember

2013……………….............................................................................……67

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

periode Januari - Desember 2013……….…………...................................................................

……….68

Tabel 2.15 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah Kecamatan Senen

Periode Januari – Desember 2013…………..

………….................................................................…….68

Tabel 2.16 Penentuan Masalah Program GIZI Menurut Metode MCUA MS-1 s/d MS-4 di Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari – Desember

2013………...........................................................................................…..71

9

Page 10: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Gzi Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013...................72

Tabel 2.18 : Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 7-MS 8 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari –Desember 2013.................73

Tabel 2.19: Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 10-MS 12 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013....................74

Tabel 3.1 MCUA Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S)

di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Juni 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni 2013 sebesar

33,54 % Tabel 2.18 Penentuan Masalah Program GIZI Menurut Metode MCUA MS-11

s/d MS-15 di Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember

2013……………………………………….....................................................................82

Tabel 3.2 MCUA Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013 yang memenuhi syarat di

puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19

%…………………….……………...................……………………………...........…..84

Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan efektivitas program pemantauan

berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari –

Desember 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan

Januari-Juni 2013 sebesar 33,54 % daritarget75%.……………………………………..

………………………86

Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan program Program Penimbangan

Balita (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember

2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni

2013 sebesar 52,19 % dari target 80%.………………………………………………………………………87

10

Page 11: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan Program (N/S) di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2013

……………………………………………………………….……..89

11

Page 12: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan Program (N/D) di

wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013

……………………………………………………………………………..90

12

Page 13: Bu Rifda Komplit Jadi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Wilayah Jakarta Pusat……………..................................................2

Gambar 2 Peta Kecamatan Senen…….....................................................................3

Gambar 3 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen…………………….....4

Gambar 4 Denah Lantai Dua Puskesmas Kecamatan Senen …...……………...…25

Gambar 5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2012 ………29

13

Page 14: Bu Rifda Komplit Jadi

BAB 1

PENDAHULUAN

II. LATAR BELAKANG

1.1 Gambaran Umum Wilayah

A. Keadaan Geografis

Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa “Kota Administrasi”.

Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi dengan DPRD tingkat II, maka kota-kota

administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD tingkat II yang mendampingi Walikota.

Berdasarkan lembaran daerah No. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administratif di

DKI Jakarta, yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta

Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan 220 Kelurahan. Pembentukan

Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan pada azas teritorial dengan mengacu pada jumlah

penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan,

dan 10.000 jiwa untuk Kelurahan pinggiran

Kecamatan Senen merupakansalah satu dari delapan kecamatanyangada

diwilayahKotamadya Jakarta Pusat. Kecamatan Senen secara administrasi

mempunyailuaswilayah 422,31Ha. Teritorial wilayah Senen terdiridari enamkelurahan,

47 RW (RukunWarga) dan 511RT (RukunTetangga), dengan perincian sebagai berikut :

Batas wilayah Kecamatan Senen adalah sebagai berikut :

Utara : Jalan Pejambon, Jalan Abdurrahman Saleh,Jalan Kalilio

Senen, Kepu Selatan,GunungSahari I dan II dan Jalan

Kalibaru Timur Raya

Timur : Jalan Kereta Api dan Kali Sentiong

Selatan : JalanPramuka, Matraman,JalanLetjen Suprapto(Tanah

TinggiBarat / Poncol)

Barat : Kali Ciliwung

14

Page 15: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1.1 Data Kelurahan Di Wilayah Kecamatan Senen : 422,31 Ha

KELURAHAN LUAS WILAYAH

(Ha)

JUMLAH

RW

JUMLAH

RT

SENEN

KWITANG

KENARI

KRAMAT

PASEBAN

BUNGUR

80,90

46,61

91,00

70,87

71,41

62,64

4

9

8

8

8

10

34

81

54

96

115

130

JUMLAH 422,31 47 510

Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-pus Tahun 2013

B. Batas Wilayah

Utara : Jl. Pejambon; Abdurahman Saleh; Kalilio Senen, Kepu Selatan,

Gunung Sahari I dan Jl. Kalibaru Timur Raya.

Barat : Kali Ciliwung

Timur : Jl. Kereta Api dan Kali Sentiong.

Selatan : Jl. Pramuka, Matraman dan Jl. Letjen Suprapto

(Tanah Tinggi Barat / Poncol).

Gambar 1. Peta Wilayah Jakarta Pusat

15

Page 16: Bu Rifda Komplit Jadi

Gambar 2. Peta Kecamatan Senen

C. Wilayah Kerja

Wilayah Kecamatan Senen terdiri dari enam kelurahan, mempunyai satu unit

Puskesmas tingkat Kecamatan dan lima unit Puskesmas tingkat kelurahan, yaitu :

1. Puskesmas Kecamatan Senen

Puskesmas Kecamatan Senen merupakan Puskesmas dengan luas bangunan 1400 m2

terdiri dari tiga lantai yang baru selesai dibangun tahun 2000 dan dioperasionalkan

16

Page 17: Bu Rifda Komplit Jadi

sebagai Puskesmas Kecamatan pada bulan juli 2000, dilengkapi dengan unit rawat

inap Rumah bersalin

2. Puskesmas Kelurahan Kwitang

Dibangun di atas tanah seluas 592 m2 dengan luas bangunan 1000 m2.

3. Puskesmas Kelurahan Kenari

Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 500 m2.

4. Puskesmas Kelurahan Paseban

Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 500 m2.

5. Puskesmas Kelurahan Kramat

Dibangun di atas tanah seluas 300 m2 dengan luas bangunan 1050 m2.

6. Puskesmas Kelurahan Bungur

Dibangun di atas tanah seluas 500 m2 dengan luas bangunan 800 m2

Gambar 3. Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Senen

Keterangan :

: Puskesmas Kecamatan Senen : Puskesmas

17

Page 18: Bu Rifda Komplit Jadi

Kelurahan

Di dalam wilayah kecamatan Senen, terdapat lima puskesmas kelurahan dari enam

kelurahan Senen. Dan satu puskesmas kecamatan yang berada di kelurahan Kenari.

Tabel 1.2 Daftar alamat puskesmas di kecamatan senen jakarta pusat

Puskesmas Alamat

Puskesmas Kelurahan Kramat Jl. Kramat sentiong I/33 jakarta Pusat

Puskesmas Kelurahan Bungur Jl. Bungur Besar XI Jakarta Pusat

Puskesmas Kelurahan Paseban Jl. Kramat Sawah Jakarta Pusat

Puskesmas Kelurahan Kwitang Jl. Kwitang Raya I c Jakarta Pusat

Puskesmas Kelurahan Kenari Jl. Jamrut No. 22 Jakarta Pusat

Puskesamas Kecamatan Senen Jl. Kramat 7 no 31 Jakarta Pusat

18

Page 19: Bu Rifda Komplit Jadi

19

Page 20: Bu Rifda Komplit Jadi

D. Keadaan Demografis

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta

Nomor : 3192, jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Senen Kota Administrasi

Jakarta Pusat Tahun 2012 berjumlah : 91.082 Jiwa (data dari Dinas Kesehatan),

terdiri dari laki-laki 45.562 Jiwa dan perempuan : 45.530 Jiwa, sedangkan jumlah

Kepala Keluarga : 39.607 KK.

Tabel 1. 3. Data Kependudukan di Wilayah Kecamatan Senen tahun 2013

WILAYAHJUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-

LAKI

PEREMPUAN

Kel. Senen 5.507 2.537 2.970

Kel.Kwitang 14.306 7.088 7.218

Kel. Kenari 7.868 3.817 4.051

Kel. Kramat 25.664 14.236 12.428

Kel. Paseban 21.157 10.463 10.694

Kel. Bungur 16.580 8.411 8.169

Jumlah 45.552 45.530 91.082

( Sumber : Sumber data Dinas Kesehatan)

Berdasarkan data-data tersebut, dapat dilihat bahwa :

1. Kelurahan terbanyak penduduknya : Kelurahan Paseban

2. Kelurahan terpadat penduduknya : Kelurahan Bungur

20

Page 21: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1. 4. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia di Wilayah Kecamatan Senen

tahun 2013

Puskesmas

Balita Anak & Remaja

Remaja WUS Usia Produktif

Lansia

Ibu Hamil0-4

thn5-14 thn

7-12 thn

10-18 thn

15-49 thn

15-64 thn 45-59 thn

≥ 60 thn

≥ 70 thn

Senen 385 668 394 704 3590 4222 892 237 146 124

Kwitang 1126 2055 1241 1912 8550 10379 2352 695 460 241

Kenari 755 1058 619 1007 4729 5692 1282 374 213 124

Kramat 2003 3903 2353 3589 9087 18619 3857 1114 650 365

Paseban 1443 2993 1815 2794 9518 15820 3476 894 538 323

Bungur 1282 2375 1440 2689 7425 12186 2541 770 414 381

Total 6994 12117 7862 12695 42899 66918 14400 4084 2421 1558

( Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2012)

Tabel 1.5 Jumlah Kematian Ibu Dan Balita di Wilayah Kecamatan Senen tahun 2013

PuskesmasJumlah Kematian

Ibu Balita

Senen 20 174

Kwitang 15 136

Kenari 17 290

Kramat 49 803

Paseban 21 704

Bungur 11 811

Total 133 2918

Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2013)

21

Page 22: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1.6. Keadaan Penduduk Menurut Jenjang Pendidikan di Wilayah

Kecamatan Senen Tahun 2013

Wilayah

(KEL)

TK SD SLTP SLTA SLB

Senen 2 2 1 1 0

Kwitang 3 3 0 0 0

Kenari 2 15 3 6 1

Kramat 5 13 3 4 0

Paseban 5 15 3 3 0

Bungur 4 7 3 2 0

Jumlah 21 55 13 16 0

Sumber: Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-Pus Tahun 2012

Tabel 1.7 Fasilitas Umum yang Menyangkut Kesehatan Lingkungan di Wilayah

Kecamatan Senen Tahun 2013

URAIAN

Kel.

Senen

Kel.

Kwitang

Kel.

Kenari

Kel.

Paseban

Kel.

Kramat

Kel.

Bungur

Rumah

Permanen

802 715 1285 712 2084 1569

Rumah

semiPermanen

150 3607 253 1834 1736 1129

Non

Permanen

303 194 0 974 0 0

22

Page 23: Bu Rifda Komplit Jadi

Jamban

Keluarga

745 2900 1468 2279 3918 2304

SPAL 745 2900 1468 2279 3918 2304

PAM1790 1566 4608 1102 1469 4664

MCK 7 4 14 19 5 2

SPT DK/DL 12 27 127 23 320 4886

SGL 102 5 10 - - 12

Sumber : Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-Pus 2012

Tabel 1.8. Sarana Tempat-tempat Umum di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2013

Wilayah

(Kel)

Sarana

Pendidikan

Restoran/

Rumah

Makan

Sarana

Ibadah

Pasar Trad/

Swalayan

Hotel/Bioskop

Kel.

Senen

7 25 16 2/1 2/1

Kel.

Kwitang

6 15 19 1 1/-

Kel.

Kenari

27 25 23 1 2/-

Kel.

Paseban

24 14 38 1 1/-

Kel.

Kramat

25 20 29 1 4/-

Kel.

Bungur

16 11 14 1 1/-

TOTAL 105 110 136 7/1 11/2

Sumber: Buku Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Jak-pus 2013

23

Page 24: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1.9. Sarana Ibadah di Wilayah Kecamatan Senen Tahun 2013

Wilayah

(Kel)

Masjid Mushola Gereja Wihar Jumlah

Senen 6 8 2 0 16

Kwitang 5 13 1 0 19

Kenari 6 15 2 0 23

Kramat 5 18 5 1 29

Paseban 10 14 14 0 38

Bungur 8 3 3 0 14

(Sumber: Kantor Kecamatan Senen Jak-pus 2013)

E. Gambaran Umum Puskesmas

Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas

dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat

maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia

mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan

yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasan–gagasan baru untuk menyelesaikan

berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah

kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila

dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

24

Page 25: Bu Rifda Komplit Jadi

Pengertian

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau

sebagian wilayah kecamatan.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas

kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung

tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa

Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan

di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan

puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan

yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi

apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab

wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan kebutuhan konsep

wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara

operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga

pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan

saran teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas 30.000 – 50.000

penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

puskesmas perlu ditinjau dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang

disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar

25

Page 26: Bu Rifda Komplit Jadi

dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas bisa meliputi 1

kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa

atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan

bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. (Hatmoko, 2006)

Visi

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat

adalah gambaran masyarakat kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama,

yaitu : (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang

bermutu serta, (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi

pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat, yang harus

disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

Misi

Untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2015”, ditetapkan empat misi pembangunan

kesehatan, yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

lingkungannya.

Salah satu upaya untuk mendukung misi tersebut adalah dengan penyediaan berbagai

sarana pelayanan kesehatan. Sesuai dengan UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU Nomor 23

tahun 1992 kesehatan merupakan hak asasi sekaligus investasi. Sehingga, kesehatan perlu

26

Page 27: Bu Rifda Komplit Jadi

diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu serta seluruh komponen

bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat yang pada akhirnya dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena

kesehatan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat, termasuk

swasta, tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja. Pembahasan tentang puskesmas telah

tertuang dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004

tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.

Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah

kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesia sehat 2015.

Fungsi

Ada tiga fungsi puskesmas , yaitu :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping

itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan

setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan,mempunyai indikator:

a. Tersedianya air bersih

b. Tersedianya jamban yang sehat

c. Tersedianya larangan merokok

d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga

dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan

27

Page 28: Bu Rifda Komplit Jadi

melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut

menetapkan, menyelenggarakan, dan memantau upaya kesehatan. Pemberdayaan

perorangan, warga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi

dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. Mempunyai indikator

kegiatan :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

b. Tumbuh dan kembangnya LSM (Lembaga Swadaya

Masyarakat)

c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat

pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Kegiatan pada pusat

pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

a. Promosi kesehatan masyarakat

b. Kesehatan lingkungan

c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

d. KB ( Keluarga Berencana )

e. Perbaikan gizi masyarakat

f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

g. Pengobatan dasar

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a) Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (Private

Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu

ditambah rawat inap.

b) Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (Public

Goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah

28

Page 29: Bu Rifda Komplit Jadi

penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pengendalian

penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,

keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan

lainya.

Azas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan

tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah

pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan

setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan

pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan

berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat

di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai

potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas

(BPP).

Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka

pemberdayaan masyarakat antara lain :

29

Page 30: Bu Rifda Komplit Jadi

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA dengan

P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

2) UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,

promosi kesehatan, & Kesehatan gigi.

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan jiwa &

promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program

dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatn dan

dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :

30

Page 31: Bu Rifda Komplit Jadi

1) UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian.

3) KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, Pemberdayaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK) & Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

4) Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha & organisasi

kemsyarakatan.

5) Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah epala desa, tenaga kerja & dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki

oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat

dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan

berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam

arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan

lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan

yang sama

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka

puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih

mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan

dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis

(contoh : operasi) dan lain-lain.

31

Page 32: Bu Rifda Komplit Jadi

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium

yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan

kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas

tidak mampu.

Upaya penyelenggaraan

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,

pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda terdepan

dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, Puskesmas berfungsi

melayani tugas teknis dan administratif.

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni

terwujudnya Kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dan

keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1. Upaya kesehatan wajib

32

Page 33: Bu Rifda Komplit Jadi

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.Upaya kesehatan

wajib tersebut adalah:

a. Upaya promosi kesehatan

b. Upaya kesehatan lingkungan

c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

d. Upaya perbaikan gizi mayarakat

e. Upaya pencehagan dan pengendalian penyakit menular

f. Upaya pengobatan

2. Upaya kesehatan pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan

dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari upaya

kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

a. Upaya kesehatan sekolah

b. Upaya kesehatan olahraga

c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d. Upaya kesehatan kerja

e. Upaya kesehatan gigi dan mulut

f. Upaya kesehatan jiwa

g. Upaya kesehatan mata

h. Upaya kesehatan usia lanjut

i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya

pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan

penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya

kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Apabila perawatan kesehatan

33

Page 34: Bu Rifda Komplit Jadi

masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebutm, maka dapat dijadikan

sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,

yakni upaya lain diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat

tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan

wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta

peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan

pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan

tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai

penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan

kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Tabel 1.10. Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

34

Page 35: Bu Rifda Komplit Jadi

( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan, Arrimes)

Tabel 1.11. Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

35

Upaya Kesehatan Wajib

Kegiatan Indikator

Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat

Tatanan sehat Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersihCakupan jamban keluargaCakupan SPALCakupan rumah sehat

Kesehatan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4Pertolongan persalinan Cakupan linakesMTBS Cakupan MTBSImunisasi Cakupan imunisasi

Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB Cakupan MKET

Pengendalian penyakit menular

Diare Cakupan kasus diareISPA Cakupan kasus ISPAMalaria Cakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasiTuberkulosis Cakupan penemuan kasus

Angka penyembuhanDHF Cakupan penemuan kasus

Angka kesakitanGizi Distribusi vit A/ Fe / cap

yodiumCakupan vit A /Fe / cap yodium

Pemantauan Status Gizi % gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % keluarga sadar giziPengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan

UGD Jumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

Page 36: Bu Rifda Komplit Jadi

( Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan, Arrimes,ed.)

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.

Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang

oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu

atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau

lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Pelayanan kesehatan

menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi :

2. Promotif ( peningkatan kesehatan )

3. Preventif ( upaya pencegahan )

36

Upaya kesehatan pengembangan

Kegiatan Indikator

Upaya kesehatan sekolah UKS/UKGS Jml. Sekolah dg UKS/UKGS

% sekolah sehatUpaya Kesehatan olah

ragaMemasyarakatkan

olah raga untuk kesehatan

Jumlah kelompok senamJumlah klub jantung sehat

Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Kunjungan rumah konseling

% keluarga rawan yang dikunjungi

Upaya kesehatan kerja Memasyarakatkan masker (norma

sehat dalam bekerja)

% pos UKKTingkat perkembangan

pos UKK

Upaya kesehatan gigi dan mulut

Poliklinik gigi Jumlah kasus gigi

Upaya kesehatan jiwa Konseling Jumlah kasus penyakit jiwa

Upaya kesehatan mata Mencegah kebutaan Jml pend. Katarak yg dioperasi

Jml kelainanvisus yang dikoreksi

Upaya kesehatan usia lanjut

Memasyarakatkan perilaku sehat di

usia lanjut

% posyandu usilaTingkat perkembangan

posyandu usilaUsaha pembinaan

pengobatan tradisionalMembina

pengobatan tradisional yang

rasional

Jumlah sarasehan battraJumlah battra yang dibina

Page 37: Bu Rifda Komplit Jadi

4. Kuratif ( pengobatan )

5. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis

kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

F. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen

1. Puskesmas Unit Swadaya

Tahapan

Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No

15 Tahun 2001 tentang uji coba puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta

sebagai unit Swadana daerah maka puskesmas Kecamatan Senen resmi menjadi

“Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Senen” terhitung mulai tanggal 14 Februari 2001.

Pengertian

Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang

mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara

langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Visi

Puskesmas dengan pelayanan prima dan rujukan deteksi dini kanker rahim di Jakarta

Pusat pada tahun 2015.

Misi

1. Mengembangkan mutu Pelayanan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.

2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional.

3. Mengembangkan efektifitas sistem manajemen mutu.

4. Mengembangkan kemandirian masyarakat didalam bidang Kesehatan.

5. Mengembangkan SDM dan prasarana untuk pelayanan deteksi dini kanker leher

rahim.

Kebijakan Mutu

37

Page 38: Bu Rifda Komplit Jadi

Memberikan pelayanan Kesehatan profesional yang berorientasi pada kepuasan

pelanggan serta terus menerus melakukan peningkatan mutu pelayanan melalui

penerapan sistem manajemen mutu.

Sasaran

Indeks kepuasaan pelanggan/masyrakat : Minimal 3,3 (Indeks sangat baik) Keluhan pelanggan di tindak lanjuti : 100 %

Tugas pokok

Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan yang

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian, Puskesmas

Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan, dan pelatihan tenaga kesehatan di

wilayah kerjanya.

Fungsi

1. Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian Puskesmas

Kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan di wilayah kerjanya

2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan dan

pelayanan Puskesmas Kelurahan

3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis, klinik

Umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri, klinik 24 jam

4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotik, farmasi komunikasi, radiologi, optik,serta

klinik lainnya sesuai kebutuhan

5. Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan masalah

kesehatan.Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang

meliputi kesehatan kader, posyandu, karang weda, dan lain-lain.

Upaya kesehatan wajib yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Senen antara lain :

Promosi kesehatan

Kesehatan lingkungan

Kesehatan ibu dan anak

Keluarga berencana

38

Page 39: Bu Rifda Komplit Jadi

Perbaikan gizi

Pemberantasan penyakit menular (P2M)

Pengobatan dasar.

Puskesmas Kecamatan Senen merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat

yang dalam kegiatannya membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di Wilayah Kecamatan Senen.

2. Sarana dan Prasarana

Puskesmas Kecamatan Senen terdiri dari tiga lantai, pada lantai satu terdapat

Rumah Bersalin (RB) yang dilengkapi dengan kamar rawat inap dan kamar mandi,

Instalasi Gawat Darurat (IGD), serta satu poliklinik dokter spesialis obstetri dan

ginekologi yang dilengkapi dengan pemeriksaan USG. Di lantai dua terdapat loket

pendaftaran, apotik, laboratorium, pelayanan KIA, KB, Imunisasi, Gizi, poli anak, poli

penyakit dalam, poli khusus asuransi & rujukan (Jamsostek, Askes, dan Gakin), poli gigi,

poli spesialis, ruang tindakan dan kamar mandi. Lantai tiga terdapat kantor kepala

puskesmas, tata usaha, staff program puskesmas, ruang arsip dan aula.

Gambar 4. Denah lantai dua Puskesmas Kecamatan Senen

Toilet RUANG TUNGGU Apotik

Poli

Umum

Ruang

Tindakan

Poli

Anak

Ruang

medical

record

Loket

Pendaftaran

Labo-

ratorium

Ruang Poli Pelayanan Pelayanan

39

Page 40: Bu Rifda Komplit Jadi

Poli

Gigi

Dokter

gigi

Asuransi

/ Rujukan

Ruang Periksa Gizi P2M

Pelayanan

KIA / KBRUANG TUNGGU

(Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Senen)

Transportasi

Tabel 1.12. Sarana Transportasi se-KecamatanSenen

NoJenis Kendaraan

LokasiMobil Roda Tiga Sepeda Motor

1 4 Senen

2 1 Kwitang

3 1 Kenari

4 1 Paseban

5 1 Kramat

6 1 Bungur

Alat Medis dan Non Medis

a. Laboratorium :

Kimia Klinik (Humalyzer 2000)

Hematologi (Sysmex Poch- 100 I)

d. Obat-obatan

Sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas dengan melihat jumlah

kunjungan masing-masing puskesmas. Disediakan terutama obat-obat

Generik/Esensial

Tabel 1.13. Pemakaian obat terbanyak se-Kecamatan Senen Januari 2013

40

Page 41: Bu Rifda Komplit Jadi

3. Sumber Daya Manusia

Tabel 1.14. Ketenagaan di Puskesmas se-Kecamatan Senen sebagai berikut : PNS /

Honor

NO PENDIDIKAN KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH

41

NAMA OBAT JUMLAH

CTM

Parasetamol 500 mg tablet

Amoxicillin 500 mg tablet

Vitamin B komplek tablet

Glyseril guayakolat 100mg tablet

Antasida doen tablet

Antalgin 500 mg tablet

Piridoksin tablet

Amoxicillin 250 mg tablet

Prednison tablet

Dexamethason 0,5mg tablet

Thiamin (Vit.B1) 50mg tablet

Vitamin B12 50 mcg tablet

Dextrometrophan

Tablet tambah darah

Kotrimoksazole dws tablet

Asam askorbat (Vit. C) 50 mg tablet

Papaverin 40 mg tablet

Kloramfenicol 250 mg tablet

Vit B Kompleks tablet

Kalsium Laktat 500 mg tablet

287.093

351.274

327.330

185.192

150.045

181.091

117.877

116.016

52.798

24022

140.885

115.655

97.937

51.846

148.546

58.832

202.133

29.158

37.606

185.192

135.055

Page 42: Bu Rifda Komplit Jadi

1 Dr. M. Kes 0 0 0

2 Dr.Spesialis 1 0 1

3. Dr. Umum 8 5 13

4. Dr. Gigi 3 4 7

5 Apoteker 2 0 2

6. SI-Kesmas 1 0 1

7. AKPER 0 0 0

8. AKBID 0 0 0

9. AKL 2 0 2

10. AKZI 1 2 3

11. APRO 0 0 0

12. ATEM 0 0 0

13. Perawat 0 0 0

14. Perawat Bidan 0 0 0

15. Bidan 0 0 0

16. Perawat Gigi 1 0 1

17. Tehniker Gigi 0 0 0

18. Asisten Apoteker 0 1 1

19. SPAG 0 0 0

20. SPPH 0 0 0

21. Analis Kimia 0 0 0

22. Sarjana Administrasi 0 0 0

23. SLTA 0 0 0

NO. PENDIDIKAN KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH

42

Page 43: Bu Rifda Komplit Jadi

24 SLTP 0 0 0

25. Pekarya Kesehatan 0 0 0

26. SD 0 0 0

27 Lain-lain 0 0 0

Jumlah 19 10 29

1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen

Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Senen tahun 2013, terdiri atas Kepala

Puskesmas Kecamatan Senen yang dibantu oleh Tata Usaha,dan bagian Mutu. Seksi

kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap bagian P2M, PTM, Gizi/PSM,

Jiwa/NAPZA, Kesehatan Lingkungan dan Pomosi Kesehatan. Seksi Pelayanan Kesehatan

bertanggung jawab terhadap pelayanan dasar yang membawahi BPU, BPG, KIA/KB,

Jamsostek, MTBS, bagian penunjang bertanggungjawab dalam Tindakan, Laboratorium,

Rontgen, Loket, apotik.

Gambar 1.5Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan SenenTahun 2013

43

Kepala Puskesmas Kecamatan

Sub Bagian TUSub Bagian Mutu

Ko. Puskesmas Kelurahan

Ko. kesehatan masyarakat

Ko. Pelayanan Ko. Penunjang

P2M

PTM

Gizi

Jiwa/NAPZA

Kesehatan Lingkungan

Promosi Kesehatan

Kel. Senen

Kel. Kenari

Kel. Kwitang

Kel. Kramat

Kel. Paseban

Kel. Bungur

Satuan Pelayanan Penunjang

Satuan Pelayanan Kesehatan

Page 44: Bu Rifda Komplit Jadi

44

Poli anak

Poli umum

Poli askes

Poli geriatri

Poli Imunisasi

Poli KIA&KB

Poli Gizi

Poli Gigi

Tindakan

Laboratorium

Rontgen

Loket

apotik

Page 45: Bu Rifda Komplit Jadi

1.3 Program Kesehatan Dasar Puskesmas Kecamatan Senen

Program yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia

dan mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan (kesakitan,

kecacatan, kematian). Terdiri dari:

a). Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

b).Kesehatan Lingkungan

c). KIA dan KB

d). Perbaikan Gizi

e). Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

f). Pengobatan dasar

1.4 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Di Puskesmas Kecamatan Senen

a. Kunjungan Klinik Gizi (2013)

Tabel 1.15. Kunjungan Klinik Gizi Kecamatan Senen (2013)

45

Page 46: Bu Rifda Komplit Jadi

b. Kunj

Jumlah Pasien Klinik gizi dalam 1 tahun sebanyak 426 orang, kunjungan

tertinggi pada bulan Januari sebanyak 57 orang, sedangkan kunjungan terendah

pada bulan Juli sebanyak 10 orang. berdasarkan Jenis penyakitnya terdiri dari DM

28 orang, Hipertensi 42 orang, Asam Urat 10 orang, Anemia 164 orang,

Kolesterol 4 orang dan KEP Ringan 154 orang.

1.5 Program Perbaikan Gizi di Puskesmas Kecamatan Senen:

Pada program perbaikan gizi di Puskesmas Kecamatan Senen memiliki beberapa

indikator diantaranya :

46

NO BULAN DM HT ASAM URAT

ANEMIA KOLESTEROL KEP RINGAN

LAIN-LAIN

TOTAL

1 JAN 3 15 2 20 2 14 1 57

2 FEB 3 10 4 19 0 11 2 49

3 MAR 2 4 3 22 0 23 2 56

4 APR 4 0 0 18 1 8 0 31

5 MEI 0 2 0 16 0 7 1 26

6 JUNI 8 4 0 8 0 7 2 29

7 JULI 0 3 0 1 0 6 0 10

8 AGUS 1 1 0 9 0 15 0 26

9 SEP 0 1 0 6 1 28 6 42

10 OKT 2 1 0 20 0 22 5 50

NO BULAN DM HT ASAM URAT

ANEMIA KOLESTEROL KEP RINGAN

LAIN-LAIN

TOTAL

11 NOV 4 1 1 12 0 12 5 35

12 DES 1 0 0 13 0 1 0 15

JUMLAH 28 42 10 164 4 154 24 426

Page 47: Bu Rifda Komplit Jadi

1. Pemantauan Pertumbuhan dan perkembangan balita melalui program penimbangan

balita oleh posyandu.

2. Intervensi gizi dalam program pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan

pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P)

3. Pemberin tablet Fe pada ibu hamil

4. Pemberian Vitamin A biru pada bayi dan vit A merah pada balita

5. Pemantuan penggunaan garam beryodium

6. Pemantauan Asi Ekslusif pada bayi

7. Pemantauan status gizi

Dari indikator-indikator yang telah disebutkan di atas, Puskesmas Senen hanya

menjalankan 4 program kegiatan diantaranya :

1. Pemantauan Pertumbuhan dan

perkembangan Balita melalui program penimbangan balita oleh posyandu

2. Pemberian Vitamin A biru pada

Bayi dan Vitamin A merah pada Balita

3. Pemantauan Garam Beryodium

ditingkat Rumah Tangga

4. Pemberian MP-ASI pada balita

dengan keluarga miskin dan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan

Adapun program kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Senen

dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang dapat dikerahkan untuk melaksanakan

program-program kegiatan gizi lainya.

1.6 Pencapaian Hasil Kegiatan Gizi (2013)

a. Pemantauan Perkembangan dan Pertumbuhan

Balita

Program pemantauan perkembangan dan pertumbuhan balita ialah program

sebagai upaya untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita.

Program ini dilakukan melalui kegiatan penimbangan balita di posyandu secara rutin

47

Page 48: Bu Rifda Komplit Jadi

tiap bulan dan mencatat hasilnya pada Kartu Menuju Sehat. Pemantauan pertumbuhan

balita melalui penimbangan berat badan di posyandu mempunyai tujuan, yaitu:

a. Mengetahui status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan,

b. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan pada balita

sebagai upaya deteksi dini balita gizi buruk.

c. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang

mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat dikembalikan ke jalur

pertumbuhan normal.

d. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan

atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak.

Hasil Penimbangan Balita di Posyandu yang dilakukan setiap bulan menghasilkan

data penimbangan, yaitu:

1. Jumlah balita (S) yang ada di wilayah kerja

2. Jumlah balita yang memiliki KMS (K)

3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan

4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan

5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM)

6. Jumlah balita yang tidak naik berat badannya (T)

7. Jumlah balita yang datang bulan ini, tetapi bulan lalu tidak datang (O)

8. Jumlah balita baru yang datang (B)

Dari data hasil penimbangan tersebut dapat dihasilkan cakupan kinerja program gizi, yaitu:

a. Cakupan Program (K/S)

Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat dibagi

dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100 %.

48

Page 49: Bu Rifda Komplit Jadi

Persentase dari cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita di wilayah

tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut

yang telah tercapai. Target dari K/S ialah 80 %.

b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)

Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja

dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100 %. Persentase

cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi

masyarakat di daerah tersebut untuk menimbang balitanya ke Posyandu. Target dari D/S

ialah 80 %.

c. Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K)

Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang ditimbang dibagi

dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian dikali 100 %.

Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan didaerah

tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita yang memiliki KMS dan

ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 60%.

d. Cakupan hasil penimbangan (N/D)

Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik berat badannya dibagi

dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali 100 %.

Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di daerah tersebut yang telah

tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah balita yang naik berat

badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu. Target dari N/D ialah 80 %.

e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)

49

Page 50: Bu Rifda Komplit Jadi

Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat badannya dibagi dengan

jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas kemudian dikali 100 %. Target dari D/S

ialah 75 %.

Tabel 1.16 Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013

KELURAHAN S K D N D/S K/S N/D D/K N/S

Senen 2168 1958 1626 695 75 90,31 42,74 83,04 32,05

Kenari 2736 2280 1716 1156 62,71 83,33 67,36 75,26 42,25

Kwitang 5513 5298 3832 2014 69,50 96,10 52,55 72,39 36,53

Kramat 10682 9760 7600 4109 71,14 91,36 54,06 77,86 38,46

Paseban 5994 5382 3406 1717 56,82 89,78 50,41 63,28 28,64

Bungur 6312 4947 3197 1473 50,64 78,37 46,07 64,62 23,33

Dari tabel cakupan kinerja pemantauan pertumbuhan balita di wilayah Puskesmas Senen

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 1.17 Hasil Evaluasi Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013

Kec.

Senen

Kel.

Kenari

Kel.

Kwitang

Kel.

kramat

Kel

Paseban

Kel.

Bungur

Target

D/S 75 % 62,71% 69,5% 71,14% 56,82% 50,64% 80%

K/S 90,31% 83,33% 96,10% 91,36% 89,78% 78,37% 80%

50

Page 51: Bu Rifda Komplit Jadi

N/D 42,74% 67,36% 52,55% 54,06% 50,41% 46,07% 80%

D/K 83,04% 75,26% 72,39% 77,86% 63,28% 64,62% 60%

N/S 32.05% 42,25% 36,53% 38,46% 28,64% 23,33% 75%

Dari tabel diatas diperlihatkan bahwa cakupan D/S dan N/D se-Kecamatan Senen

dibawah target dimana target sebesar 80% dan cakupan N/S se-Kecamatan Senen dibawah

target dimana target sebesar 75%. Sedangkan cakupan K/S sudah mencapai target dimana

target sebesar 80% begitu juga cakupan N/S sudah mencapai target dimana target sebesar

75%.

b. Pemberian vitamin A

Program penanggulangan kekurangan vitamin A ialah kegiatan untuk

menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A melalui upaya peningkatan konsumsi

vitamin A dengan makan makanan sumber vitamin A dan suplementasi kapsul vitamin

A dosis tinggi.

Kegiatan dari program penanggulangan kekurangan vitamin A di Puskesmas

Kecamatan Senen ialah pemberian vitamin A yang dilaksanakan serentak di posyandu

dan puskesmas pada bulan vitamin A yaitu bulan Agustus dan September untuk anak

balita umur 6-59 bulan. Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di

Kecamatan Senin Bulan Januari-Desember 2013 Puskesmas Senen ialah sebagai

berikut :

Tabel 1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Pada Bayi (6-11 bulan) di

Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013

PUSKESMAS Cakupan Vitamin A Biru Target

Sasaran Ags Sept %(Ags+Sep)

KEC.SENEN 24 19 5 100 100%

51

Page 52: Bu Rifda Komplit Jadi

KEL.KENARI 39 33 8 105,12 100%

KEL.KWITANG 137 111 26 100 100%

KEL.KRAMAT 34 195 32 97,01 100%

KEL.PASEBAN 75 63 12 100 100%

KEL.BUNGUR 150 134 16 100 100%

TOTAL 659 555 99 99 100%

Tabel 1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A Merah Pada Balita (1-5 tahun) di

Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013

PUSKESMAS Cakupan Vitamin A Merah Target

Sasaran Ags Sept %

(Ags+Sep)

KEC.SENEN 263 197 48 93,15 100%

KEL.KENARI 425 397 31 100,70 100%

KEL.KWITANG 758 682 54 97,09 100%

KEL.KRAMAT 1454 1296 76 94,36 100%

KEL.PASEBAN 636 538 65 95,11 100%

BUNGUR 899 745 84 92,21 100%

TOTAL 4435 3855 358 94,99 100%

c. Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk baduta dari Kelurga Miskin

(Gakin) dan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan

52

Page 53: Bu Rifda Komplit Jadi

Intervensi gizi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan memperbaiki

status gizi, baik gizi buruk maupun gizi kurang. Kegiatan yang berkaitan dengan

intervensi gizi yang dilakukan Puskesmas Senen adalah Pemberian Makanan

Pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin).Pemberian Makanan

Pendamping ASI ditujukkan pada baduta dari keluarga miskin (Gakin) berusia 6-24

bulan.

Tabel 1.20 Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Untuk Baduta Dari Keluarga Miskin (Gakin) 6-24 bulan

Wilayah Kota/ Kabupaten : Jakarta Pusat

2013

Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)

PMT-P ditujukan kepada balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) sesuai KMS untuk balita umur 1-5 tahun yang diberikan selama tiga bulan dengan pemantauan berat badan setiap bulan.

53

No Puskesmas Sasaran Baduta Gakin 6-24

bulan

Baduta mendapat MP-

ASI

%Mp-ASI Baduta gakin

1 Kec. Senen 3 3 100%

2 Kel. Kenari 5 4 80%

3 Kel. Paseban 10 10 100%

4 Kel. Bungur 10 9 90%

5 Kel. Kwitang 10 10 100%

Page 54: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1.21 Balita Yang Mendapat PMT-Pemulihan

NO PUSKESMASJUMLAH BGM

JUMLAH BGM YANG MENDAPAT PMT-P

%

1 Kec. Senen 5 5 100

2 Kel. Kenari 5 5 100

3 Kel. Paseban 10 10 100

4 Kel. Bungur 5 5 100

5 Kel. Kwitang 5 5 100

6 Kel. Kramat 10 10 100

TOTAL 35 35 100

d. Pemantuan Garam Beryodium di Tingkat Rumah Tangga Melalui

Posyandu

Salah satu masalah gizi adalah masalah kekurangan yodium atau yang biasa dikenal

dengan istilah GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). Dampak dari GAKY

mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia yang terkait erat

dengan perkembangan kecerdasan, untuk itu salah satu upaya penanggungannya dengan

mengkonsumsi garam beryodium. Salah satu indikator yang ingin dicapai adalah 100 %

rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium dengan kandungan yodium yang cukup.

Oleh karena itu Puskesmas Kecamatan Senen melakukan pemantauan garam beryodium

ditingkat rumah tangga. Berikut adalah hasil pemantauan garam beryodium ditingkat rumah

tangga.

54

Page 55: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 1.22 Pemantuan Garam Beryodium di Tingkat Rumah Tangga Melalui Posyandu

Periode September 2013.

Kelurahan Jumlah

Rumah

Tangga

Yang Ada

Jumlah

Rumah

Tangga

Yang

Diperiksa

Jumlah

Rumah

Tangga Yang

Menggunakan

Garam

Beryodium

Target % Cakupan

Senen 136 40 33 100% 82,5%

Kwitang 729 100 66 100% 66%

Kenari 432 70 32 100% 53%

Kramat 768 140 105 100% 75%

Paseban 920 100 76 100% 76%

Bungur 1300 100 57 100% 57%

Total 4285 550 369 100% 67,09%

II. Identifikasi Masalah

Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas

Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013, terdapat satu program yang dipilih

dalam identifikasi masalah yaitu Program Gizi. Program ini dipilih karena merupakan salah

satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini berfungsi sebagai

pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas.

Sasaran program Gizi adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berada di wilayah

Kecamatan Senen dan secara khusus adalah kelompok – kelompok bayi dan balita.

55

Page 56: Bu Rifda Komplit Jadi

Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan program wajib dan

pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan

masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut :

A. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)

Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-

KecamatanSenenperiode Januari – Desember2013 sebesar 64,30 %.

B. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita (N/S)

Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 33,54 %

C. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita (N/D)

Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 52,19%.

D. Cakupan Pemberian Vitamin A Biru Pada Bayi dan Vitamin A Merah pada

Balita

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,01 %.

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

periode Januari-Desember 2013 sebesar 105 % .

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan

Senen periode Januari-Desember 2013 sebesar 93,15 %.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari periode Januari-Desember 2013 sebesar 100,70%.

56

Page 57: Bu Rifda Komplit Jadi

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,09%.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 94,36%.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Paseban periode Januari-Desember 2013 sebesar 95,11% .

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari-Desember 2013 sebesar 92,21%.

E. Cakupan Pemantauan Garam Beryodium di Tingkat Rumah Tangga Melalui

Posyandu

Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di

wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode September 2013 sebesar 67,09 %.

F. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Asia untuk Balita Keluarga Miskin

(Gakin)

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga miskin

(Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen pada tahun 2013

sebesar 86%

III. Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan Senen

maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan

membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat

57

Page 58: Bu Rifda Komplit Jadi

perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari

Program Gizi di puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-KecamatanSenen

periode Januari – Desember 2013 sebesar 64,30 % kurang dari target 80%.

2. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita

(N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

sebesar 33,54 % kurang dari target 75%

3. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 52,19% kurang dari target

80 %.

4. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,01 %kurang dari target 100%.

5. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

periode Januari-Desember 2013 sebesar 105 % lebih dari target 100%.

6. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan

Senen periode Januari-Desember 2013 sebesar 93,15 %kurang dari target 100%.

7. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari periode Januari-Desember 2013 sebesar 100,70% lebih dari 100%

8. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,09% kurang dari target 100%.

9. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 94,36% kurang dari target 100%.

10. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Paseban periode Januari-Desember 2013 sebesar 95,11% kurang dari target 100%.

11. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari-Desember 2013 sebesar 92,21% kurang dari target 100%.

12. Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu

di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Agustus-September 2013 sebesar

67,09 % kurang dari target 100%.

58

Page 59: Bu Rifda Komplit Jadi

13. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga miskin

(Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Agustus –

September 2013 sebesar 86% kurang dari target 100%.

59

Page 60: Bu Rifda Komplit Jadi

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH

DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan

apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan

jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan

tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah

yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan

dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan

dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya

pengetahuan yang cukup.

Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses

perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan

untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah

berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju pelaksanaan. Dalam

penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama

dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Hal ini merupakan

bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun, penetapan

prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila

dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas.

Perencanaan kesehatan harus mengembangkan keterampilan dalam semua disiplin

ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan pendekatan perencanaan yang seimbang. Yang

terutama diperlukan adalah indeks-indeks tertentu yang valid di dalam informasi baik

kualitatif maupun kuantitatif yang digunakan dalam penilaian ini. Tanpa mengindahkan

semua usaha pada pengukuran dan pengelompokkan khusus, si perencana pada akhirnya

harus bersandar pada elemen-elemen kebijaksanaan yang tak pasti berdasarkan pengalaman

atau evaluasi rencana-rencana sebelumnya dalam membuat keputusan akhir.

60

Page 61: Bu Rifda Komplit Jadi

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan,

yakni :

1. Melakukan pengumpulan data.

Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu tersedia data yang cukup.

Untuk itu perlulah dilakukan pengumpulan data. Data yang perlu dikumpulkan adalah

data yang berkaitan dengan lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan,

termasuk keadaan geografis, keadan pemerintahan, kependudukan, pendidikan,

pekerjaan, mata pencaharian, sosial budaya, dan keadaan kesehatan.

2. Pengolahan Data

Apabila data yang telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut harus diolah,

maksudnya adalah menyusun data yang tersedia sedemikian rupa sehingga jelas sifat-

sifat yang dimiliki oleh masing-masing data tersebut. Cara pengolahan data yang dikenal

ada tiga macam, secara manual, elektrikal dan mekanik.

3. Penyajian Data

Data yang telah diolah perlu disajikan, ada tiga macam penyajian data yang lazim

dipergunakan yakni secara tekstular, tabular dan grafikal.

4. Pemilihan Prioritas Masalah

Hasil penyajian data akan memunculkan pelbagai masalah. Tidak semua masalah dapat

diselesaikan. Karena itu diperlukan pemilihan prioritas masalah, dalam arti masalah yang

paling penting untuk diselesaikan.

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa pertimbangan yang harus

diperhatikan, yakni:

1. Besarnya masalah yang terjadi

2. Pertimbangan politik

3. Persepsi masyarakat

4. Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan.

Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program perbaikan gizi

buruk yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan

Senen. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari

61

Page 62: Bu Rifda Komplit Jadi

semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk

diselesaikan.

Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

Berdasarkan hasil analisis program Gizi Puskesmas Kecamatan Senen yang diangkat,

maka didapatkan 13 permasalahan. Adapun masalah tersebut meliputi:

1. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

periode Januari-Desember 2013 sebesar 105 % lebih dari target 100%.

2. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari periode Januari-Desember 2013 sebesar 100,70% lebih dari 100%

3. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,09% kurang dari target 100%.

4. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 97,01 % kurang dari target 100%.

5. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Paseban periode Januari-Desember 2013 sebesar 95,11% kurang dari target 100%.

6. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-Desember 2013 sebesar 94,36% kurang dari target 100%.

7. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan

Senen periode Januari-Desember 2013 sebesar 93,15 % kurang dari target 100%.

8. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari-Desember 2013 sebesar 92,21% kurang dari target 100%.

62

Page 63: Bu Rifda Komplit Jadi

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga miskin

(Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Agustus

– September 2013 sebesar 86% kurang dari target 100%.

10. Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di

wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Agustus-September 2013 sebesar

67,09 % kurang dari target 100%

11. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen

periode Januari – Desember 2013 sebesar 64,30 % kurang dari target 80%.

12. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 52,19% kurang dari target

80 %.

13. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 sebesar 33,54 %

kurang dari target 75%

Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria

Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah lebih

objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu yang

lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.

63

Page 64: Bu Rifda Komplit Jadi

2.1.1 Metode MCUA

Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah

adalah :

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan

kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah IR

(Incidence Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai

adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka

kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan

tersebut.

2. Greatest member

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah

kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter

yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest

member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada

sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar

sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah

yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta

berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah

tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah

tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya

manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan

64

Page 65: Bu Rifda Komplit Jadi

bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan

tersebut.

5. Policy

Berhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah

kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat

memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah

mendukung terselesaikannya masalah tersebut.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan

masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian

masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih obyektif. Pada metode ini harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan

yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi.

Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang

lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah

kriteria yang mempunyai bobot lima.

Bobot 5 : paling penting

Bobot 4 : sangat penting sekali

Bobot 3 : sangat penting

Bobot 2 : penting

Bobot 1 : cukup penting

1. EMERGENCY

Emergency menunjukkan besar kerugian yang ditimbulkan oleh masalah. Ini ditujukan

dengan Case Fatality Rate (CFR) masing-msing penyakit. Sedangkan untuk masalah-masalah

yang tidak berhubungan dengan penyakit digunakan proxy AKB. Nilai proxy AKB

65

Page 66: Bu Rifda Komplit Jadi

didapatkan dari berbagai sumber, sedangkan sistem scoring proxy AKB ditentukan

berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.

Berdasarkan program kesehatan dasar yang dievaluasi, berikut adalah indikator yang

digunakan :

Angka Kematian Bayi (0-11 bulan) : 34/1000 kelahiran hidup

Angka Kematian Balita (0-59 bulan) : 44/1000 kelahiran hidup

Tahap-tahap melakukan penghitungan skor emergency:

1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan lingkungan

2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-tiap

program kesehatan lingkungan

3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut dijumlahkan

dengan angka proxy yang telah ditetapkan

4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan skor emergency

yang telah ditetapkan

66

Page 67: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.1 Penentuan Score Emergency Berdasarkan Skala/1000 Kelahiran Hidup

67

Skala Score

0-50/1000 1

51-100/1000 2

101-150/1000 3

151-200/1000 4

201-250/1000 5

251-300/1000 6

301-350/1000 7

351-400/1000 8

401-450/1000 9

451-500/1000 10

Page 68: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Gizi yang Terdapat di

Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013

N

No.MASALAH Proxy

Per 1000

Kelahiran hidupSCORE

1

1.

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian Bayi84 2

2

2.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian Bayi41 1

3

3.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian

Balita

73,9 2

4

4.

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian Bayi82,9 2

5

5.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian

Balita

92,9 2

6

6.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian

Balita

100,4 2

7

7.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian

Balita

112,5 3

8

8.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Desember 2013

Angka

Kematian

Balita

121,9 3

68

Page 69: Bu Rifda Komplit Jadi

9

9.

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Agustus – September 2013

Angka

Kematian

Balita

184 4

1

10.

Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Agustus-September 2013

Angka Kematian balita

53 2

1

11.

Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

Angka Kematian Balita

201 5

1

12.

Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

Angka Kematian Balita

322,1 7

1

13.

Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

Angka Kematian Balita

458,6 10

Pada emergency, daftar masalah program perbaikan gizi didapatkan skor terbesar yaitu

10 pada cakupan efektifitas Pematauan Berat Badan Balita dan cakupan keberhasilan program

penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen 2013.

2. GREATEST MEMBER

Greatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau

penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih antara target dan

cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.

Tahap-tahap melakukan penghitungan skor Greatest member:

1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program Gizi

69

Page 70: Bu Rifda Komplit Jadi

2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-tiap

program gizi

3. Hitung selisih dari target dan cakupan

4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan skor Greatest member

yang telah ditetapkan

Tabel 2.3 Skala pada Score Greatest Memberst

No Range (%) Score

1 0-8,15 1

2 8,16-16,31 2

3 16,32-24,47 3

4 24,48-32,63 4

5 32,64-40,79 5

6 40,80-48,95 6

Keterangan:

Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range didapatkan

dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 6

dengan jarak tiap range sebesar delapan koma satu lima agar mendapatkan nilai greatest

member yang bervariasi.

70

Page 71: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.4 Daftar masalah program Gizi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

periode Januari – Desember Tahun 2013

N

No.MASALAH Cakupan Target Selisih

Score

1

1.

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013

105 100 51

2

2.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013

100,70 100 0,71

3

3.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Desember 2013

97,09 100 2,911

4

4.

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013

97,01 100 2,991

5

5.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Desember 2013

95,11 100 4,891

6

6.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013

94,36 100 5,641

7

7.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013

93,15 100 6,851

8

8.

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Desember 2013

92,21 100 7,791

9

9.

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013

86 100 14

2

1 Cakupan pemantauan garam 67,09 80 12,9 2

71

Page 72: Bu Rifda Komplit Jadi

10.

beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013

1

11.

Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

64,3080 15,7

2

1

12.

Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

52,1980 27,81

3

1

13.

Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

33,5475 41,46

6

Skor Greates Member terbesar didapatkan pada masalah cakupan efektivitas program

pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan periode Januari –

Desember 2013, yakni 6 .

3. EXPANDING SCOPE

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap

sektor lain di luar kesehatan. berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada

tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

Jumlah balita terbanyak kelurahan di Kecamatan Senen adalah 2074, maka diputuskan

bahwa masalah yang berada di wilayah dengan jumlah balita lebih dari 2.000 mendapat nilai

yang lebih besar yaitu 10, sedangkan untuk yang jumlah balitanya kurang dari sama dengan

2.000 diberikan nilai 5.

Untuk keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu program

memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada sektor lainnya yang berhubungan

langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk

72

Page 73: Bu Rifda Komplit Jadi

No.Jumlah Penduduk

N

ilai

1.Kelurahan Kramat = 45.540 Orang 6

2.Kelurahan Paseban = 39.614 Orang 5

3

3Kelurahan Bungur = 31.122 Orang 4

4

4.Kelurahan Kwitang = 29.011 Orang 3

5

5.Kelurahan Kenari = 15.853 Orang 2

6

6.Kelurahan Senen = 11.362 Orang 1

Total Kecamatan Senen = 143.491 Orang 7

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Balita

Nilai Jumlah Penduduk

50 Jumlah penduduk > 2.000

40 Jumlah penduduk 1501-2000

30 Jumlah penduduk 1001-1500

20 Jumlah penduduk 501-1000

10 Jumlah penduduk 0-500

73

Page 74: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral

Nilai Lintas Sektor

1Tidak ada keterpaduan lintas

sektor

5 Ada keterpaduan lintas sector

Tabel 2.8 Penentuan Score Expanding Scope program gizi BALITA periode Januari –

Desember 2013

JUMLAH BALITA JUMLAH

74

Page 75: Bu Rifda Komplit Jadi

DAFTAR MASALAH≥ 2.000 1501-

2000

1001-

1500

501-

1000

0-500

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013

10 10

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Desember 2013

10 10

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Desember 2013

10 10

Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013

10 10

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Desember 2013

20 20

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Desember 2013

3030

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013

10 10

Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Desember 2013

20 20

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk baduta dari keluarga miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013

10 10

Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember

10 10

75

Page 76: Bu Rifda Komplit Jadi

2013Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

50

50

Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

50

50

Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

50

50

Nilai expanding scope terbesar pada program gizi periode Januari - Desember 2013

adalah cakupan efektifitas Pematauan Berat Badan Balita, cakupan partisipasi masyarakat,

cakupan keberhasilan program penimbangan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

sebesar 50.

4. FEASIBILITY

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu

masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena

itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi

obyektif.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat

diselesaikan meliputi:

1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak

jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu

permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan

penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah

penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing – masing wilayah

Puskesmas.

76

Page 77: Bu Rifda Komplit Jadi

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk

sasaran di wilayah Puskesmas tersebut :

Tabel 2.9 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013

No Puskesmas

Jumlah

Tenaga

Kesehatan

Jumlah

Penduduk

(jiwa)

Perbandingan Score

1. Kelurahan Senen 4 5.507 1 : 1.376 7

2. Kelurahan Kwitang 4 14.306 1 : 3.576 2

3. Kelurahan Kenari 4 7.868 1 : 1.967 5

4. Kelurahan Kramat 6 25.664 1 : 4.277 1

5. Kelurahan Paseban 6 21.157 1 : 3526 3

6. Kelurahan Bungur 5 16.580 1 : 3.316 4

7. Total Kecamatan

Senen 29

45.5521 : 1.570 6

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk

menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan

tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh

karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan

tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi ketersediaan alat/obat Penilaian berdasarkan ada

dalam jumlah menukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali.

Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu

selalu tersedia dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah

77

Page 78: Bu Rifda Komplit Jadi

kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.

Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Tabel 2.10 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013

Kategori Ketersediaan Score

Alat/Obat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas

penilaian dibagi tiga yaitu “cukup”, “kurang”, dan “tidak ada”. Penilaian berdasarkan

wawancara dengan pemegang program dan kepala Puskesmas terkait.

Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Puskesmas Kecamatan

Senen Periode Januari- Desember 2013

No. Dana Score

1. Tidak ada 0

2. Ada tetapi kurang 1

3. Ada dan cukup 2

Tabel 2.12

Penentuan Score Feasibility Program Gizi Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen Periode Januari- Desember 2013

78

Page 79: Bu Rifda Komplit Jadi

MASALAH SDM

FASILITAS

DANA JUMLAH

N0. ALAT/OBAT

1.

Cakupan pemberian

vitamin A biru pada bayi di

wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode

Januari-Desember 2013

5 2 2 9

2.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada bayi

di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode

Januari-Desember 2013

5 2 2 9

3.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari-

Desember 2013

2 2 2 6

4.

Cakupan pemberian

vitamin A biru pada bayi di

wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat periode

Januari-Desember 2013

1 2 2 5

5. Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

3 2 2 7

79

Page 80: Bu Rifda Komplit Jadi

Paseban periode Januari-

Desember 2013

6.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari-

Desember 2013

1 2 1 4

7.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kecamatan

Senen periode Januari-

Desember 2013

7 1 1 9

8.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari-

Desember 2013

4 2 2 8

9.

Cakupan pemberian

makanan pendamping ASI

untuk baduta dari keluarga

miskin (Gakin) usia 6-25

bulan di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan

Senen Periode Agustus –

September 2013

6 2 2 10

10. Cakupan pemantauan 6 2 1 9

80

Page 81: Bu Rifda Komplit Jadi

garam beryodium di

tingkat rumah tangga

melalaui posyandu di

wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode

Agustus-September 2013

11.

Cakupan partisipasi

masyarakat (D/S) di

wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Desember 2013

6 2 2 10

12.

Cakupan keberhasilan

program penimbangan

balita (N/D) di wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari –

Desember 2013

6 2 2 10

13.

Cakupan efektivitas

program pemantauan berat

badan balita (N/S) di

wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Desember 2013

6 2 2 10

Feasibility tertinggi pada program Perbaikan Gizi jatuh pada cakupan efektifitas

Pematauan Berat Badan Balita, cakupan partisipasi masyarakat, dan cakupan keberhasilan

program penimbangan balita di wilayah kerja puskesmas kecamatan Senen pada bulan

Januari- Desember 2013, yakni dengan jumlah 10.

5. POLICY

81

Page 82: Bu Rifda Komplit Jadi

Untuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah

kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut.

Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan

pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut

terpublikasi di berbagai media.

Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai

ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang

lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk penyuluhan diberikan 1,

sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 2. Begitu pun dengan media

elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak.

Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan

nilai 3.

Tabel 2.13 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program Gizi pada Puskesmas di

Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013

No. Parameter Score

1. Tidak ada kebijakan 1

2. Ada kebijakan 2

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kecamatan Senen

Periode Januari-Desember 2013

No. Parameter Score

1. Penyuluhan 1

2. Media Cetak (Poster, Majalah, Koran) 2

82

Page 83: Bu Rifda Komplit Jadi

3. Media Elektronik (TV, radio, internet) 3

Tabel 2.15 Penentuan Score Policy Program Gizi pada Puskesmas di Wilayah

Kecamatan Senen Periode Januari – Desember 2013

N0. MASALAHKebijakan

Pemerintah

Penyul

uhan

Media

Cetak

Media

ElektronikJumlah

1.

Cakupan pemberian

vitamin A biru pada bayi di

wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode

Januari-Desember 2013

2 1 2 3 8

2.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada bayi

di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode

Januari-Desember 2013

2 1 2 3 8

3.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari-

Desember 2013

2 1 2 3 8

4. Cakupan pemberian

vitamin A biru pada bayi di

wilayah Puskesmas

2 1 2 3 8

83

Page 84: Bu Rifda Komplit Jadi

Kelurahan Kramat periode

Januari-Desember 2013

5.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Paseban periode Januari-

Desember 2013

2 1 2 3 8

6.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Kramat Januari-Desember

2013

2 1 2 3 8

7.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kecamatan

Senen periode Januari-

Desember 2013

2 1 2 3 8

8.

Cakupan pemberian

vitamin A Merah pada

balita di wilayah

Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari-

Desember 2013

2 1 2 3 8

9. Cakupan pemberian

makanan pendamping ASI

untuk baduta dari keluarga

2 1 2 3 8

84

Page 85: Bu Rifda Komplit Jadi

miskin (Gakin) usia 6-25

bulan di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan

Senen Periode Agustus –

September 2013

10.

Cakupan pemantauan

garam beryodium di

tingkat rumah tangga

melalaui posyandu di

wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode

Agustus-September 2013

2 1 2 3 8

11.

Cakupan partisipasi

masyarakat (D/S) di

wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Desember 2013

2 1 2 3 8

12.

Cakupan keberhasilan

program penimbangan

balita (N/D) di wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari –

Desember 2013

2 1 2 3 8

13.

Cakupan efektivitas

program pemantauan berat

badan balita (N/S) di

wilayah Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Desember 2013

2 1 2 3 8

85

Page 86: Bu Rifda Komplit Jadi

Pada skor policy tidak ditemukan masalah, karena pada semua wilayah kerja

puskesmas Kecamatan Senen didapatkan jumlah yang merata yaitu 8.

Setelah diklasifikasikan berdasarkan kriteria-kriteria di atas, keseluruhan hasil

penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah

program Kesehatan Lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot

masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.

Tabel 2.16: Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 1-MS 3 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013

No Kriteria BobotMS-1 MS-2 MS-3

N BN N BN N BN

1 Emergency 2 2 4 1 2 2 4

2 Greetest member 4 1 4 1 4 1 4

3 Expanding Scope 3 10 30 10 30 10 30

4 Feasibility 5 9 45 9 45 6 30

5 Policy 1 8 8 8 8 8 8

Jumlah 91 89 76

MS-1. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

periode Januari-Desember 2013

MS-2. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari

periode Januari-Desember 2013

MS-3. Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

periode Januari- Desember 2013

86

Page 87: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.17: Penentuan Masalah Program Gzi Menurut Metode MCUA MS 4-MS 6 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Desember 2013

No Kriteria BobotMS-4 MS-5 MS-6

N BN N BN N BN

1 Emergency 2 2 4 2 4 2 4

2 Greetest member 4 1 4 1 4 1 4

3 Expanding Scope 3 10 30 20 60 30 90

4 Feasibility 5 5 25 7 35 4 20

5 Policy 1 8 8 8 8 8 8

Jumlah 71 111 126

MS-4 Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari- Desember 2013

MS-5Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban periode Januari- Desember 2013

MS-6 Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat periode Januari- Desember 2013

87

Page 88: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 2.18 : Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 7-MS 8 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari –Desember 2013

No Kriteria BobotMS-7 MS-8 MS-9

N BN N BN N BN

1 Emergency 2 3 6 3 6 3 6

2 Greetest member 4 1 4 1 4 2 8

3 Expanding Scope 3 10 30 20 60 10 30

4 Feasibility 5 9 45 8 40 10 50

5 Policy 1 8 8 8 8 8 8

Jumlah 93 118 102

MS-7 Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas

Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013

MS-8 Cakupan pemberian vitamin A Merah pada balita di wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur periode januari-desember 2013

MS-9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI untuk balita dari keluarga

miskin (Gakin) usia 6-25 bulan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen Periode

Januari-Desember 2013

Tabel 2.19: Penentuan Masalah Program Gizi Menurut Metode MCUA MS 10-MS 12 di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Desember 2013

88

Page 89: Bu Rifda Komplit Jadi

No Kriteria BobotMS-10 MS-11 MS-12 MS-13

N BN N BN N BN N BN

1 Emergency 2 2 4 5 10 7 14 10 20

2 Greetest member 4 1 4 2 8 3 12 6 24

3 Expanding Scope 3 10 30 50 150 50 150 50 150

4 Feasibility 5 9 45 10 50 10 50 10 50

5 Policy 1 8 8 8 8 8 8 8 8

Jumlah 91 226 235 252

MS-10 Cakupan pemantauan garam beryodium di tingkat rumah tangga melalaui posyandu di

wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari- Desember 2013

MS-11 Cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen

periode Januari – Desember 2013.

MS-12 Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013.

MS-13 Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013.

89

Page 90: Bu Rifda Komplit Jadi

2.1.2 Prioritas masalah terpilih

Berdasarkan skoring MCUA, maka dipilih prioritas masalah antara lain :

A. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di

wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar 33,54% (MS-13) dengan jumlah skor 252.

B. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar 52,19% (MS-12) dengan jumlah skor 235.

2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya

ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada

terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar

permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan

diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau

diagram ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang

tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber

daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya

manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan

kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:

a. Planning (perencanaan)

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan

menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

b. Organizing (pengorganisasian)

90

Page 91: Bu Rifda Komplit Jadi

Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)

yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan organisasi.

c. Actuating (pelaksanaan)

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal

menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki

dan dukungan sumber daya yang tersedia.

d. Controlling (monitoring)

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi

penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya

dengan menggunakan diagram fishbone:

A. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di

wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013

yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar 33,54 % (MS-13) dengan jumlah skor 252.

B. Cakupan keberhasilan program penimbangan balita (N/D) di wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar 52,19% (MS-12) dengan jumlah skor 235.

2.3 Mencari Penyebab Masalah Yang Paling Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan.

Dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau

lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan

data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar

91

Page 92: Bu Rifda Komplit Jadi

penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.

Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila

diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar masalah-masalah yang lainnya dapat

dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara

diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini

adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Senen:

2.3.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) pada Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S)

di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013

sebesar 33,54 % (MS-13) dengan jumlah skor 252.

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :

1. Man

Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bertugas untuk melakukan penimbangan

balita di wilayah kelurahan Bungur.

2. Money

Kurangnya jumlah dana yang disediakan untuk kepentingan berlangsungnya

program pemantauan berat badan balita di wilayah puskesmas se-kecamatan.

3. Material

Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan alat dan bahan.

4. Method

Kurangnya perhatian petugas kesehatan terhadap program pemantauan berat badan

balita di wilayah puskesmas se-kecamatan.

92

Page 93: Bu Rifda Komplit Jadi

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah :

1. Planning

Perencanaan program pembinaan yang kurang intensif.

2. Organizing

Adanya ketetapan yang menentukan bahwa tiap puskesmas hanya memiliki tiga

petugas untuk program pembinaan.

3. Actuating

Tidak adanya pelatihan khusus bagi petugas kesehatan untuk penyampaian materi

edukasi pada kegiatan penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas se-kecamatan

4. Controlling

Tidak adanya format yang tepat untuk menjadi acuan bagi penyusunan laporan

evaluasi program penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan

Senen.

a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:

1. Environment :

Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang.Dari sembilan akar penyebab

masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan,

berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Kedua

akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:

1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang bertugas untuk melakukan penimbangan

balita di wilayah puskesmas se-kecmatan

93

Page 94: Bu Rifda Komplit Jadi

2. Kurangnya jumlah dana yang disediakan untuk kepentingan berlangsungnya program

pemantauan berat badan balita di wilayah puskesmas se-kecamatan.

BAB III

MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, Untuk mengurangi atau

bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka

ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah

dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan

94

Page 95: Bu Rifda Komplit Jadi

memberikan skoring 1 – 3 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi

kelompok.

Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom.

Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil

yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif

masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing – masing

alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :

1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna.

Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 merupakan masalah yang paling mungkin diselesaikan

dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit diselesaikan.

2. Mudah dilaksanakan.

Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan

dengan sempurna dan nilai 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.

3. Murah biayanya.

Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 adalah masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya

dan nilai 1 adalah masalah yang paling mahal pelaksanaannya.

4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.

Diberi nilai 1 – 4, di mana nilai 4 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan

cepat dan nilai 1 merupakan masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam

penyelesaiannya.

3.1.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) pada Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan

balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari –

Desember 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada

bulan Januari-Desember 2013 sebesar 33,54 % dari target 75%.

Dari akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah

sebagai berikut :

95

Page 96: Bu Rifda Komplit Jadi

3. Kurangnya petugas di Puskesmas Kecamatan Senen.(man)

Alternative pemecahan masalah : menambah petugas kesehatan untuk melakukan tugas penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

4. Ketersediaan dana operasional tidak sesuai dengan jadwal program yang telah dibuat.(money)

Alternatif Pemecahan Masalah : menambah anggaran dana untuk kepentingan program penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

96

Page 97: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 3.1 MCUA Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 33,54 %

No. Parameter BobotAL-1 AL-2

N BN N BN

1. Mudah dilaksanakan 4 3 12 1 4

2. Murah biayanya 3 3 9 1 3

3.

Waktu penerapannya

sampai masalah

terpecahkan tidak

terlalu lama

2 3 6 1 2

4.

Dapat

menyelesaikan

dengan sempurna

1 3 3 1 1

Jumlah 30 10

Keterangan :

1. AL-1 : Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.

2. AL-2 : Menyesuaikan cairnya dana operasional dari pemerintah dengan jadwal program yang akan dijalankan.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode

MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.

2. Menyesuaikan cairnya dana operasional dari pemerintah dengan jadwal program yang akan dijalankan.

97

Page 98: Bu Rifda Komplit Jadi

3.1.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram

Tulang Ikan) pada Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah

kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar 52,19 % dari target 80%.

Dari akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan bagian gizi di wilayah kecamatan Senen.(man)

Alternative pemecahan masalah : menambah petugas kesehatan untuk melakukan tugas penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

2. Penyuluhan pentingnya penimbangan balita hanya di berikan kepada Ibu yang pergi ke puskesmas di wilayah kecamatan Senen.(material)

Alternatif Pemecahan Masalah : mengadakan pnyuluhan di luar puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen.

98

Page 99: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 3.2 MCUA Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang memenuhi syarat

di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19 %

No. Parameter BobotAL-1 AL-2

N BN N BN

1. Mudah dilaksanakan 4 3 12 2 8

2. Murah biayanya 3 3 9 2 6

3.

Waktu penerapannya

sampai masalah

terpecahkan tidak

terlalu lama

2 3 6 2 4

4.

Dapat

menyelesaikan

dengan sempurna

1 3 3 2 2

Jumlah 30 20

Keterangan :

1. AL-1 : Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.

2. AL-2 : Mengadakan penyuluhan di luar puskesmas.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode

MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas.

2. Mengadakan penyuluhan di luar puskesmas.

99

Page 100: Bu Rifda Komplit Jadi

BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah

Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap

penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil

keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan.

Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang

paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1. Cakupan efektivitas program pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-

Desember 2013 sebesar 33,54 % dari target 75%.

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan

meningkatkan cakupan penimbangan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen

periode Januari- Desember 2013 adalah sebesar 33,54 % kurang dari target 75%,

yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai

berikut:

100

Page 101: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan efektivitas program

pemantauan berat badan balita (N/S) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan

Senen periode Januari – Desember 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas

kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 33,54 % dari

target 75%.

NO KEPUTUSAN

RENCANA

KEGIATAN TARGET

VOLUME

KEGIATAN BIAYA

1. Mencari sumber dana

lain.

Mengirim

proposal ke

dinas

kesehatan

mengenai

tambahan

alokasi dana.

Terpenuhinya

kebutuhan

dana untuk

program

puskesmas

1x/tahun Transport

Rp. 500.000

Fotokopi

Rp.20.000 =

@rp. 520.000

2. Perlunya dilakukan

pemberian reward

untuk petugas yang

berprestasi.

Memberikan

penghargaan

kepada petugas

yang

berprestasi

dalam

menunjang

kegiatan

program ini.

Tercapainya

produktivitas

petugas yang

optimal

2x/tahun Makan

Rp.500.000

Penghargaan

Rp. 5.000.000

Transport

Rp. 600.000

@Rp. 6.100.000

101

Page 102: Bu Rifda Komplit Jadi

4.1.2. Cakupan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah kerja Puskesmas se-

Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang memenuhi syarat di

puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Juni 2013 sebesar 52,19 % dari

target 80%.

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan

cakupan penimbangan balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode

Januari- Juni 2013 adalah sebesar 52,19 % kurang dari target 80%, yang didapatkan

dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Masalah Cakupan program Program

Penimbangan Balita (N/D) di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Senen periode

Januari – Juni 2013 yang memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen

pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19 % dari target 80%.

NO KEPUTUSAN

RENCANA

KEGIATAN TARGET

VOLUME

KEGIATAN BIAYA

1. Mengadakan

penyuluhan di luar

puskesmas

Memberikan

penyuluhan di

luar

puskesmas.

Tercapainya

penyuluhan

untuk program

puskesmas

2x/tahun Snack

Rp.300.000

Transport Rp.

600.000

Fotokopi leaflet

Rp.200.000 =

@rp. 1.100.000

2. Perlunya dilakukan

pemberian reward

untuk petugas yang

berprestasi.

Memberikan

penghargaan

kepada petugas

yang

berprestasi

dalam

menunjang

Tercapainya

produktivitas

petugas yang

optimal

2x/tahun Makan

Rp.500.000

Penghargaan

Rp. 5.000.000

Transport

Rp. 600.000

@Rp. 6.100.000

102

Page 103: Bu Rifda Komplit Jadi

kegiatan

program ini.

4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana

pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan.

Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart

berikut ini:

103

Page 104: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan

Program (N/S) di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode

Januari-Desember 2013

No Kegiatan

Bulan

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1

Mengirim proposal ke

dinas kesehatan

mengenai tambahan

alokasi dana.

                      

X                          x          

2

Memberikan

penghargaan kepada

petugas yang

berprestasi dalam

menunjang kegiatan.

       X

                                               X    

104

Page 105: Bu Rifda Komplit Jadi

Tabel 4.4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Masalah Cakupan

Program (N/D) di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Senen periode

Januari-Desember 2013

No Kegiatan

Bulan

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

1

Mengadakan

penyuluhan di luar

puskesmas

                          

X                       

 

2

Memberikan

penghargaan kepada

petugas yang

berprestasi dalam

menunjang kegiatan.

       X

                                               X    

105

Page 106: Bu Rifda Komplit Jadi

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melewati berbagai proses maka didapatkan satu program kesehatan

dasar Puskesmas Kecamatan Senen yang dievaluasi yaitu program kesehatan gizi dan

didapatkan 13 masalah yang teridentifikasi melewati diskusi dan justifikasi sehingga

didapatkan dua prioritas masalah selama bulan Januari – Desember 2013, yaitu :

a. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita (N/S) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di Puskesmas Kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember

2013 sebesar 33,54 %.

b. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah

Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang

memenuhi syarat di Puskesmas Kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember

2013 sebesar 52,19%.

Selanjutnya prioritas masalah di atas dicari akar penyebab masalah yang paling

dominan dan setelah dilakukan diskusi, argumentasi dan justifikasi maka dapat

disimpulkan akar penyebab masalah yang dominan dari prioritas masalah sebagai

berikut:

1. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita (N/S) di wilayah

kerja Puskesmas se-Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 yang

memenuhi syarat di puskesmas kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember

2013 sebesar 33,54 %.

Akar penyebab masalah dominan :

5. Kurangnya petugas di Puskesmas Kecamatan Senen.(man)

6. Ketersediaan dana operasional tidak sesuai dengan jadwal program yang telah dibuat.(money)

106

Page 107: Bu Rifda Komplit Jadi

2. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita (N/D) di wilayah Puskesmas

se-Kecamatan Senen periode Januari – Desember 2013 yang memenuhi syarat di

Puskesmas Kecamatan Senen pada bulan Januari-Desember 2013 sebesar 52,19%.

Akar penyebab masalah dominan :

1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan bagian gizi di wilayah kecamatan Senen.(man)

2. Penyuluhan pentingnya penimbangan balita hanya di berikan kepada Ibu yang pergi ke puskesmas di wilayah kecamatan Senen.(material)

107

Page 108: Bu Rifda Komplit Jadi

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau

direkomendasikan beberapa hal kepada Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai

berikut:

1. Alternatif pemecahan masalah Cakupan Program (N/S) di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 :

a. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas

1) Memberikan penghargaan kepada petugas yang berprestasi dalam

menunjang kegiatan.

b. Tidak ada alokasi dana khusus untuk kepentingan berlangsungnya program

penimbangan balita di wilayah kecamatan Senen.

1) Mengirim proposal ke dinas kesehatan mengenai tambahan alokasi dana.

2. Alternatif pemecahan masalah Cakupan Program (N/D) di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Desember 2013 :

a. Perlunya dilakukan regenerasi dan pemberian reward untuk petugas

1) Memberikan penghargaan kepada petugas yang berprestasi dalam

menunjang kegiatan.

b. Memberikan informasi pada ibu tentang pentingnya penimbangan balita di

wilayah kecamatan Senen.

1) Mengadakan penyuluhan di dalam dan di luar puskesmas.

108

Page 109: Bu Rifda Komplit Jadi

DAFTAR PUSTAKA

Puskesmas Kecamatan Senen, 2013. Laporan Kegiatan Program Gizi tahun 2013.

Jakarta: Puskesmas Kecamatan Senen.

Puskesmas Kecamatan Senen. 2013. Laporan Bulanan Program Gizi Periode Januari-

Desember 2013. Jakarta: Puskesmas Kecamatan Senen.

Puskesmas Kecamatan Senen. 2013. Cakupan Vitamin A Puskesmas Kecamatan Senen

Bulan Januari - Desember Tahun 2013.

Puskesmas Kecamatan Senen. 2013. Profil Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2013.

Jakarta : Puskesmas Kecamatan Senen.

Trihono, Arrimes. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta :

Sagung Seto.

109