Top Banner
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi K uku 1. Matriks kuku Matriks kuku adalah jaringan yang melindungi kuku, bagian dari kuku yang terletak di bawah kuku dan berisi saraf, getah bening dan pembuluh darah Matriks bertanggung jawab. memproduksi sel-sel yang menjadi lempeng kuku. Lebar dan ketebalan lempeng kuku ditentukan oleh ukuran, panjang, dan ketebalan dari matriks, sedangkan bentuk dari ujung jari itu sendiri menunjukkan jika lempeng kuku yang rata, melengkung atau bengkok Matriks akan terus tumbuh selama ia menerima nutrisi dan tetap dalam kondisi sehat Seperti sel-sel kuku baru dibuat, mereka mendorong sel-sel lempeng tua ke depan;. Dan dengan cara ini sel-sel tua tertekan, datar, dan tembus. Hal ini membuat kapiler di kuku di bawah terlihat, menghasilkan warna merah muda 2 . Matriks merupakan struktur epitel khusus yang terletak pada distal phalanx. Setelah elevasi dari lipat kuku proksimal. Bentuk matriks yang berbentuk seperti bulan sabit melebar kearah proksimal dan lateral. Keratinosit matriks kuku terbagi dalam lapisan sel basal dan keratin tanpa zona agranular. Pada tempat keratinisasi matriks kuku dapat dengan mudah dibedakan bagian histologinya yaitu area eosinifilik dimana sel menunjukan fragmentasi dari inti sel dan bagian kondensasi dari sitoplasmanya. Pada area ini, fragmen inti dihancurkan oleh enzim deoxyribonuklease dan enzim 1
27

BST Paronikia

Oct 25, 2015

Download

Documents

Puti Leviana

Bed Site Teaching
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BST Paronikia

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Kuku

1. Matriks kuku

Matriks kuku adalah jaringan yang melindungi kuku, bagian dari kuku yang terletak

di bawah kuku dan berisi saraf, getah bening dan pembuluh darah Matriks bertanggung

jawab. memproduksi sel-sel yang menjadi lempeng kuku. Lebar dan ketebalan lempeng kuku

ditentukan oleh ukuran, panjang, dan ketebalan dari matriks, sedangkan bentuk dari ujung jari

itu sendiri menunjukkan jika lempeng kuku yang rata, melengkung atau bengkok Matriks

akan terus tumbuh selama ia menerima nutrisi dan tetap dalam kondisi sehat Seperti sel-sel

kuku baru dibuat, mereka mendorong sel-sel lempeng tua ke depan;. Dan dengan cara ini sel-

sel tua tertekan, datar, dan tembus. Hal ini membuat kapiler di kuku di bawah terlihat,

menghasilkan warna merah muda2 .

Matriks merupakan struktur epitel khusus yang terletak pada distal phalanx. Setelah

elevasi dari lipat kuku proksimal. Bentuk matriks yang berbentuk seperti bulan sabit melebar

kearah proksimal dan lateral. Keratinosit matriks kuku terbagi dalam lapisan sel basal dan

keratin tanpa zona agranular. Pada tempat keratinisasi matriks kuku dapat dengan mudah

dibedakan bagian histologinya yaitu area eosinifilik dimana sel menunjukan fragmentasi dari

inti sel dan bagian kondensasi dari sitoplasmanya. Pada area ini, fragmen inti dihancurkan

oleh enzim deoxyribonuklease dan enzim ribonuklease. Pada beberapa kondisi fragmen inti

mungkin tetap dalam lempeng kuku bagian intermediate, memproduksi bercak leukoplakial2.

Maturasi dan diferensiasi pada keratinosit matriks kuku tidak mengikuti axis vertikal,

seperti pada epidermis, tapi terjadi sepanjang diagonal. Keratinisasi sel matriks kuku

proksimal memproduksi lempeng kuku distal sedangkan keratinisasi sel matrik distal

memproduksi lempeng kuku proksimal. Pada beberapa jari matriks distal tidak sepenuhnya

ditutupi lipat kuku proksimal tapi dapat telihat melalui lempeng kuku sebagai area berbentuk

bulan sabit, lunula2.

Lunula adalah bagian yang terlihat dari matriks, dasarnya pada kuku berbentuk bulan

sabit putih warna putih. Lunula yang terbesar terdapat di ibu jari dan sering tidak ada di jari

kelingking. Warna putih dari lunula sebagai hasil dari 2 faktor anatomi: 1) zona keratinisasi

matriks distal mengandung fragmen inti yang menyebabkan defraksi sinar, 2) pembuluh

kapilernya kurang terlihat dibanding kapiler dasar kuku, karena ketebalan relatif dari epitel

matriks kuku.

1

Page 2: BST Paronikia

Gambar 1. Histologi matriks kuku dan akar kuku

2. Akar kuku

Akar kuku (radix unguis) adalah bagian dari kuku terletak di sinus kuku, yaitu pangkal kuku

di bawah kulit. Ini berasal dari jaringan aktif tumbuh di bawahnya2.

3. Dasar Kuku

Dasar kuku adalah kulit di bawah lempeng kuku. Seperti semua kulit, itu terbuat dari

dua jenis jaringan: dermis yang lebih dalam, jaringan hidup yang meliputi kapiler dan

kelenjar, dan epidermis superfisial, lapisan tepat di bawah lempeng kuku yang bergerak maju.

Epidermis melekat pada dermis dengan alur memanjang kecil dikenal sebagai puncak

matriks. Selama usia tua, lempeng tipis dan alur ini lebih terlihat2.

Dasar kuku meluas dari margin distal lunula ke pita onchynodermal dan sepenuhnya

terlihat dari lempeng kuku. Epitel dasar kuku tipis dan terdiri dari dua sampai lima lapissan

sel. Keratinisasi dasar kuku memproduksi lapisan mati tipis yang membentuk lempeng kuku

depan. Kontribusi dasar kuku pada pembentukan lempeng kuku kira-kira satu perlima dari

massa dan ketebalan. Lempeng kuku depan dapat dengan mudah dibedakan karena gambaran

eosinofilik. Keratinisasi dasar kuku tidak berhubungan dengan pembentukan lapisan

granular2.

Gambar 2. Histologi dasar kuku.

2

Page 3: BST Paronikia

4. Lempeng kuku

Lempeng kuku (corpus unguis) adalah bagian kuku yang sebenarnya, terbuat dari

protein keratin. Beberapa lapisan mati, sel yang dipadatkan menyebabkan kuku menjadi kuat

namun fleksibel. bentuk dari lempeng kuku ditentukan oleh bentuk tulang yang

mendasarinya. Dalam penggunaan umum, kuku kata sering merujuk ke bagian saja2.

Gambar 3. Histologi Lempeng kuku

5. Hiponikium

Hiponikium adalah epitel terletak di bawah lempeng kuku di persimpangan antara tepi

bebas dan kulit ujung kuku. Ini membentuk bagian yang melindungi kuku. Pita onychodermal

adalah bagian antara lempeng kuku dan hyponychium tersebut. Hal ini ditemukan tepat di

bawah tepi bebas, yang sebagian dari kuku berakhir dan dapat dikenali dengan warna keabu-

abuan (pada orang berkulit putih)2.

Gambar 4. Histologi hyponychium

6. Eponikium

Eponikium adalah bagian kecil dari epitel yang memanjang dari dinding kuku

posterior ke dasar kuku.Sering disebut lipatan proksimal atau kutikula, eponikium adalah

akhir dari lipatan proksimal merupakan epidermis lapisan kulit yang baru membentuk

lempeng kuku. Lapisan non-hidup, kulit yang hampir tidak terlihat adalah kutikula

3

Page 4: BST Paronikia

merupakan permukaan lempeng kuku. Bersama-sama, eponychium dan kutikula membentuk

segel pelindung. Kutikula pada lempeng kuku adalah sel-sel mati dan sering dihapus selama

manikur. tapi eponychium ini sel-sel hidup dan tidak boleh disentuh2.

Gambar 5. Eponychium (E)

7. Dinding kuku

Dinding kuku (vallum unguis) pada lipatan kulit tumpang tindih sisi dan ujung

proksimal kuku. Margin lateral (margo lateralis) terletak di bawah dinding kuku pada sisi

kuku dan alur kuku . lipat kuku (sulkus matricis unguis) adalah celah kulit dimana margin

lateral tertanam2.

8. Lipatan Kuku Proximal

Lipatan kuku proksimal adalah lipatan kulit yang terdiri dari bagian dorsal dan

ventral. Bagian dorsal secara anatomi serupa dengan kulit pada jari pada dorsal jari tetapi

lebih tipis tetapi tanpa unit pilosebaseus. Bagian depan melanjut menjadi matrix germinative

menutupi kira-kira seperempat lempeng kuku. Lipatan kuku proksimal berdekat dengan

permukaan lemnpeng kuku. Batas antara lipatan kuku proksimal dan matriks kuku yaitu

tempat hilangnya lapisan granular.

Gambar 6.Lipatan kuku proximal

4

Page 5: BST Paronikia

9. Melanosit

Melanosit memegang kunci pada enzim yang diperlukan dalam produksi melanin.

Melanosit mungkin diaktifkan oleh kondisi fisiologi dan patologis. Aktivasi melanosit matrix

kuku memproduksi pigmentasi kuku difus atau teralur dan lebi sering pada ras kulit hitam

dan jepang dibanding orang kulit putih2.

10. Sel Langerhans

Sel langerhans banyak terdapat pada matrix proximal dibanding distal matrix kuku.

Pada epidermis normal, sel langerhans dominan ditemukan pada lapisan suprabasal.

Walaupun mereka kadang ditemukan pada lapisann dasar dari epitle matrix kuku2.

11. Sel Merkel

Keberadaan sel merkel dalam matriks kuku sudah diperlihatkan. Densitasnya dipengaruhi

oleh umur. Dimana jumlahnya lebih banyak saat bayi dari pada dewasa2.

12. Zona Membrane Basal

Struktur antigen membran basal diidentikan dengan epidermis, sehingga tidak ada

perbedaan komposisi antigen membran basal dengan bagian kuku lainya. Ini mungkin

menjelaskan keikutsertaan kuku pada kondisi mutasi membran basal berhubungan dengan

genetik seperti kelainan kulit autoimun yang mengikutsertakana antigen membran basal2.

13. Dermis

Dermis adalah bagian kuku tanpa jaringan subkutan, dan tidak mengandung kelenjar

pilosebaseus. Pembagian rete ridges bervariasi dalam jumlah yang berbeda dalam komponen

kuku. Lapisan dermis dibawah matrix kuku proximal terdiri dari jaringan ikat padat seperti

tendon mrnghubungkan matriks kukun dengan periosteum tulang jari proximal. Jaringan

lemak subdermal dalam jumlah kecil terletak dekat periosteum pada dasar jari2.

B. Pertumbuhan kuku

Pertumbuhan lempeng kuku terus-menerus seumur hidup. Kuku jari tangan tumbuh

lebih cepat dibanding kuku jari kaki. Kuku jari tangan rata-rata tumbuh 3 mm/bulan

sedangkan kuku jari kaki tumbuh 1 mm/bulan. Penggantian sempurna kuku memerlukan

waktu 100-180 hari (6 bulan). Ketika lempeng kuku diekstraksi rata-rata perlu waktu 40 hari

5

Page 6: BST Paronikia

sebelum kuku jari muncul dari lipat kuku proksimal. Setelah 120 hari akan mencapai ujung

jari. Waktu regenerasi total dari jari kuku kaki 12-18 bulan. Sehingga kuku jari kaki lebih

lambat untuk tumbuh. Penyakit pada matrix kuku, terlihat dalam waktu yang lebih cepat dari

waktu onset tetapi memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghilang.

Tingkat pertumbuhan kuku bervariasi diantara individu yang berbeda dan berbeda

pula diantara jari pada individu yang sama.Tergantung waktu pergantian sel matrix kuku dan

dipengaruhi oleh kondisi fisiologi dan patologis. Pertumbuhan kuku lambat saat baru lahir,

meningkat saat masa kanak-kanak dan biasanya mencapai puncak antara usia kedua dan

ketiga dekade kemudian menurun setelah usia 50 tahun. Kondisi yang berhubungan dengan

menurunnya kecepatan pertumbuhan meliputi penyakit sistemik, malnutrisi, penyakit

vaskular, penyakit neurologis, dan pengobatan dengan obat-obat antimitotik. Kuku yang

terkena penyakitn onchimycisus biasanya kecepatan pertumbuhannya menurun. Sedangkan

pada sindrom kuku kuning pertumbuhannya kuku terhenti. Kondisi yang berhubungan

dengan bertambahnya kecepetan pertumbuhan kuku meliputi kehamilan, trauma pada jari,

psoriasis dan pengobatan dengan retinoid oral dan itrakonazol2.

Gambar 7. Pertumbuhan kuku

C. Paronychia

Paronychia (Paronychia) adalah infeksi pada lipatan kuku yang disebabkan oleh

kuman (bakteri) Streptokokus, ditandai dengan pembengkakan lipatan kuku3.

Paronychia adalah infeksi pada kulit di sekitar kuku jari tangan atau kuku jari kaki.

Paronychia biasanya akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronychia akut, bakteri

(biasanya Staphylococcus aureus atau streptococci) masuk melalui robekan pada kulit

diakibatkan dari trauma pada lapisan kuku (lapisan pada kulit keras yang tumpang tindih

disisi kuku), hilangnya kutikula, atau iritasi kronis (seperti dari air dan detergent). Paronychia

6

Page 7: BST Paronikia

lebih umum pada orang yang menggigit atau menghisap jari-jari mereka. Pada kaki, infeksi

seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam.

Paronychia terjadi sepanjang garis tepi kuku (samping dan dasar lapisan

kuku) kebanyakan penderita paronychia mengalami rasa sakit  terlebih pada saat berjalan,

hangat, kemerahan, dan pembengkakan. Nanah biasanya terkumpul dibawah kulit sepanjang

garis tepi kuku dan kadangkala di bawah kuku3.

 

1. Paronychia akut

a. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Paronychia akut kerupakan keluhan yang sering terjadi  dan biasanya disebabkan oleh

stafilokokus. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma langsung ataupun tidak langsung,

misalnya kuku pecah, menggigit kuku, menghisap kuku, kuku yang tumbuh ke dalam, akibat

manikur, pemakaian kuku palsu atau dapat pula terjadi tanpa trauma terlebih dahulu.

Juga sering terjadi sebagai komplikasi paronychia kronik. Bakteri patogen yang sering

menyebabkan paronikia akut antara lain, Streptococcus pyogenes , Pseudomonas

pyocyaneaceae, Organisme koliform dan Proteus Vulgaris, flora normal yang berasal dari

mulut, bakteri anaerob gram negatif 3.

Gambar 8. Paronychia akut

b. Manifestasi klinis

Pada paronikia biasanya hanya satu jari kuku yang terkena, Kondisi ini ditandai oleh

eritema, edema, rasa nyeri pada lipat kuku lateral dan proximal. Biasanya terjadi dua sampai

lima hari serelah trauma. Tanda awal berupa infeksi superfisial dan akumulasi pus dibawah

lipatan kuku yang diindikasikan mengalirnya pus ketika lipatan kuku ditekan. Infeksi yang

tidak diobati dapat berubah menjadi abses subungual dengan adanya peradangan dan nyeri

7

Page 8: BST Paronikia

pada matriks kuku. Manifestasi lanjut, dapat terjadi distrofi sementara atau permanen pada

lempeng kuku. Paronikia akut rekuren dapat berkembang menjadi paronikia kronis3.

c. Diagnosis

Diagnosis paronychia akut berdasar riwayat trauma, penemuan pada pemeriksaan

fisik lipat kuku. Tes tekan jari dapat membantu pada infeksi stadium awal keberadaan atau

luas abses Pengujian ini dilakukan meminta pasien menjauhkan ibu jari dan jari yang terkena,

kemudian memberi tekanan ringan pada aspek volar distal digit yang terkena. Peningkatan

tekanan di dalam lipatan kuku ( khususnya cavum abses) menyebabkan perubahan warna

menjadi putih dari kulit di atasnya dan demarkasi yang jelas dari abses. Pada pasien dengan

infeksi berat atau abses, spesimen harus diperoleh untuk mengidentifikasi patogen yang

bertanggung jawab dan untuk menyingkirkan infeksi Staphylococcus aureus resisten

metisilin (MRSA)3.

d. Diagnosis Banding

Psoriasis dan sindrom Reiter mungkin juga melibatkan lipatan kuku proksimal dan

dapat meniru paronychia akut Paronychia akut rekuren harus meningkatkan kecurigaan

adanya herpes whitlow, yang biasanya terjadi pada petugas kesehatan sebagai akibat

inokulasi topikal. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi anak-anak sehat setelah terinfeksi

herpes primer oral. Herpetic whitlow muncul satu atau sekelompok bula dengan penampilan

seperti sarang lebah dekat dengan kuku. Diagnosis dapat dikonfirmasi oleh pengujian Tzanck

atau biakan virus. Insisi dan drainase kontraindikasi pada pasien herpetic wihlow. Terapi

dengan tujuh to sepuluh hari salep acycliver 5% atau krim asiklovir (Zovirax) atau agen

antivirus oral seperti asiklovir, famsiklovir (Famvir), atau valacyclovir (Valtrex), tetapi bukti

dari uji klinis yang kurang3.

e. Pengobatan

Pengobatan paronychia akut ditentukan oleh tingkat peradangan. Jika abses tidak

terbentuk, penggunaan kompres air hangat dan merendamkan yang terkena dalam larutan

Burow (yaitu, aluminum asetat) atau cuka mungkin efektif. Acetaminophen atau obat anti-

inflammasi untuk mengurangi gejala. Kasus ringan dapat diobati dengan krim antibiotik

(misalnya, mupirocin [Bactroban], gentamisin, bacitracin / neomycin / polimiksin B

[Neosporin]) sendiri atau dalam kombinasi dengan kortikosteroid topikal. Kombinasi

antibiotik topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) adalah aman dan efektif

8

Page 9: BST Paronikia

untuk pengobatan paronychia bakteri akut dan tampaknya mempunyai keuntungan

dibandingkan dengan antibiotik topikal saja3.

Pada infeksi yang menetap, rendaman air hangat sebagai tambahan obat antistafilokok

dan bidai pelindung pada bagian yang sakit. Anak yang menghisap jari dan pasien yang

menggigit jari diobati untuk melawan bakteri anaerob dengan terapi antibiotik. Penisilin dan

ampisilin obat paling efektif. Bagaimana pun, Staphylococcus aureus dan Bakteriodes dapat

resisten terhadap antibiotik ini. Clindamisin dan kombinasi amoksisilin clavulanat efektif

untuk melawan bakteri yang terisolasi. Sefalosporon generasi pertama kurang efektif karena

resistensi tehadap beberapa bakteri anaerob dan Escherichia coli. Beberapa ahli

merekomendasikan kultur bakteri aerob dan anaerob pada paronikia berat sebelum memulai

terapi antibiotik. Ketika terdapat abses atau fluktuasi dilakukan usahakan drainase secara

spontan, atau drainase dengan intervensi bedah. Jika paronychia didiamkan, pus mungkin

menyebar kebawah sulkus kuku pada daerah yang berlawanan sehingga mengakibatkan

terjadinya abses disekitar kuku. Pus berakumulasi pada bawah kuku dan mengangkat

lempeng kuku. Jika sudah terjadi kasus ini maka kuku harus diekstraksi untuk mendrainase

pus secara adekuat3.

2. Paronychia kronis

a. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Paronychia kronik adalah penyakit inflamasi multifaktorial pada lipatan kuku

proximal terhadap iritan dan alergen. Penyakit ini sebagai hasil berbagai kondisi seperti

mencuci piring, menghisap jari, pengangkatan kutikula pada manikur, kontak dengan bahan

kimia.

Penyakit ini sering terjadi pada orang yang tangannya banyak terkena air, pada orang

yang diabetik. Lebih sering pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada umur berapa

saja,tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadang-kadang terlihat pada

anak-anak, terutama akibat pengisapan jari atau jempol. Merupakan penyakit yang dominan

pada ibu-ibu rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan tertentu seperti juru masak,

pelayan bar, pedagang ikan, Gejala dimulai sebagai pembengkakan ringan, jauh lebih ringan

daripada paronychia akut.5 Kutikula dapat hilang dan pus dapat terbentuk di bawah lipat

kuku. Paronychia kronis dapat disebabkan oleh infeksi Candida albicans, eksaserbasi akut

dapat terjadi dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder. Berbagai organisme

dapat ditemukan, termasuk Stafilokokus aureus atau albus, Proteus vulgaris, Escherichia

coli dan Pseudomonas pyocyanea5. Penggunaan obat sistemik, seperti retinoid dan proteasem

9

Page 10: BST Paronikia

inhibitor, seperti indinavir, lamivudin dapat menyebabka paronychia kronis. Indinavir paling

sering menyebabkan paronychia kronis atau rekuren pada jari kaki atau tangan pada orang

yang terinfeksi HIV. Mekanisme indinavir dan retinoid menyebabkana paronychia kronis

belum jelas. Paronychia dilaporkan juga terjadi pada pasien yang mengonsumsi cetuximab,

antibodi reseptor faktor pertumbuhan anti epidermal yang digunakan untuk mengobati

tumor1,3,5.

Gambar 9. Paronychia kronis dengan dermatitis pada tangan

b. Diagnosis

Diagnosis paronychia kronis didasarkan pada pemeriksaan fisik lipatan kuku dan

riwayat kontak terus-menerus dengan air, kontak dengan sabun, deterjen, atau bahan kimia

lainnya; atau penggunaan obat sistemik (retinoid, ARV, anti-EGFR antibodi). Manifestasi

klinis yang mirip dengan paronychia akut: eritema, nyeri, dan bengkak, dengan terangkatnya

lipatan kuku proksimal dan tidak adanya kutikula yang berdekatan. Nanah bisa terbentuk di

bawah lipat kuku. Satu atau beberapa kuku biasanya terkena, biasanya ibu jari dan kedua atau

ketiga tangan dominan. Lempeng kuku menjadi tebal dan berwarna. Paronychia kronis

umumnya terdapat selama setidaknya enam minggu pada saat diagnosis. Kondisi ini biasanya

memiliki penyebab yang berkepanjangan dengan berulang, eksaserbasi akut yang sembuh

sendiri1,3.

10

Page 11: BST Paronikia

Gambar 10. Paronychia kronis.

c. Diagnosis Banding

Penyakit lain yang mengenai ujung jari, seperti karsinoma sel skuamosa kuku,

melanoma ganas, dan metastasis dari tumor ganas, mungkin menyerupai paronychia. Dokter

harus mempertimbangkan kemungkinan karsinoma ketika proses inflamasi kronis tidak

responsif terhadap pengobatan. Setiap kecurigaan untuk penyakit tersebut harus meminta

dilakukan biopsi. Beberapa penyakit yang mempengaruhi jari-jari, seperti eksim, psoriasis,

dan sindrom Reiter, mungkin melibatkan lipatan kuku1,3.

d. Pengobatan

Pengobatan paronychia kronis mencakup paparan menghindari kontak dengan zat

iritasi dan manajemen yang tepat terhadapt penyebab dasar inflamasi dan infeksi, cegah

adanya trauma dan jaga agar kulit tetap kering, misal jika mencuci gunakan sarung tangan6 .

Agen broadspectrum anti jamur topikal dapat digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut

dan mencegah kekambuhan7. Penerapan lotion emolien untuk melumasi kutikula yang baru

dan tangan biasanya bermanfaat.

Salah satu percobaan acak terkontrol menggunakan 45 orang dewasa dengan

paronikia kronis untuk pengobatan dengan agen antijamur sistemik (itrakonazol [Sporanox]

atau terbinafine [Lamisil]) atau topikal krim steroid (metilprednisolon aceponate [Advantan,

tidak tersedia di Amerika Serikat]) selama tiga minggu. Setelah sembilan minggu, lebih

banyak pasien dalam kelompok steroid topikal yang terdapat perbaikan atau sembuh.

Keberadaan Candida sp tampaknya tidak terkait dengan efektivitas pengobatan.

Mengingat risiko dan biaya mereka lebih rendah dibandingkan dengan antijamur sistemik,

steroid topikal harus menjadi pengobatan lini pertama untuk pasien dengan paronychia

11

Page 12: BST Paronikia

kronis8. Atau, pengobatan topikal dengan kombinasi steroid dan agen antijamur juga dapat

digunakan pada pasien dengan paronychia kronis sederhana, meskipun data menunjukkan

keunggulan pengobatan antifungal terhadap penggunaan steroid saja kurang,pengobatan

anti jamur yang digunakan dapat berupa terapi sistemik seperti amfoterisin B 0,5-1 mg/kgBB

intravena, tablet nistatin 3x100.000 IU selama 1-4 minggu, ketokonazol 400 mg/hari selama

5 hari atau flukonazol 150 mg/hari selama 7 hari8.

Administrasi kortikosteroid intralesi (triamcinolone [Amcort]) dapat digunakan dalam

kasus-kasus refrakter. Kortikosteroid sistemik dapat digunakan untuk pengobatan peradangan

dan rasa sakit pada jangka waktu terbatas pada pasien dengan paronychia berat melibatkan

beberapa kuku. Jika pasien dengan paronychia kronis tidak merespon terhadap terapi topikal

dan menghindari kontak dengan air dan iritasi, penggunaan antijamur sistemik dapat berguna

sebelum mencoba pendekatan invasif.

Pada pasien dengan paronychia kronis sulit diobati, eksisi en block pada lipatan kuku

proksimal efektif. Pengangkatan lempeng kuku (total atau parsial, terbatas pada dasar

lempeng kuku) meningkatkan hasil bedah. Atau, marsupialization eponychial, dengan atau

tanpa pengangkatan kuku, dapat dilakukan. Teknik ini melibatkan eksisi bagian proksimal

bagian kulit setengah lingkaran pada lipatan kuku dan sejajar dengan eponychium,

memperluas ke tepi lipatan kuku di kedua sisi. Paronychia disebabkan oleh cetuximab

penghambat EGFR cetuximab dapat diobati dengan antibiotik seperti doxycycline

(Vibramycin). Pada pasien dengan paronychia diinduksi oleh indinavir, penggantian rejimen

antiretroviral alternatif yang mempertahankan lamivudine dan protease inhibitor dapat

mengatasi manifestasi seperti retinoid tanpa kambuh3,7.

e. Prognosis

Paronychia kronis berespon perlahan terhadap pengobatan. Resolusi biasanya memakan

waktu beberapa minggu atau bulan, tetapi tingkat perbaikan lambat seharusnya tidak

membuat putus asa dokter dan pasien. Dalam kasus ringan sampai sedang, sembilan minggu

pengobatan biasanya efektif. Dalam kasus membandel, eksisi en block lipatan kuku

proksimal dengan pengangkatan kuku dapat menghasilkan tingkat kesembuhan yang

signifikan. Hasil pengobatan yang berhasil juga tergantung pada langkah-langkah pencegahan

yang diambil oleh pasien (misalnya, memiliki penghalang air di lipatan kuku). Jika pasien

tidak diobati, episode inflamasi akut, sporadis diduga sebagai hasil dari penetrasi terus

menerus dari berbagai patogen 3,8.

12

Page 13: BST Paronikia

BAB II

ILUSTRASI KASUS

I. Identitas

Nama : Ny. L

Umur : 50 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku Bangsa : Minangkabau

Alamat : Tabing

II. Anamnesis

Seorang pasien wanita usia 50 tahun datang ke Poliklinik Kesehatan Kulit dan Kelamin

RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 6 September 2013 dengan

Keluhan Utama

Bengkak kemerahan, nyeri dan bernanah pada kulit disekitar kuku jari tengah tangan kanan

sejak 1 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

- Bengkak kemerahan, nyeri dan bernanah pada kulit disekitar kuku jari tengah tangan

kanan sejak 1 minggu yang lalu

- Awalnya pasien mencongkel-congkel pinggir-pinggir kukunya setelah menggunting

kuku, beberapa hari kemudian muncul bengkak kemerahan yang nyeri disekitar kuku

jari tengah tangan kanan pasien. Bengkak ini lalu dicongkel-congkel pasien sehingga

keluar nanah

- Pasien kemudian memberi inai pada kuku dan kulit disekitar kuku yang bengkak

sebagai pengobatan, tetapi bengkak tidak berkurang dan masih bernanah

- Bengkak, nyeri dan bernanah hanya pada jari tengah tangan kanan, pada jari yang lain

tidak ada

- Setelah ada keluhan ini, pasien masih menjalankan kegiatannya sebagai ibu rumah

tangga. Kegiatan seperti mencuci pakaian dan piring masih dilakukan sehingga tangan

yang sakit sering terkena air.

- Pasien telah dikenal menderita Diabetes Mellitus sejak 2 tahun yang lalu, dan rutin

makan obat DM dari Puskesmas

13

Page 14: BST Paronikia

- Pasien makan 2 kali sehari dengan kombinasi nasi, lauk dan sayuran cukup.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama

Riwayat Atopi

- Riwayat alergi makanan ada, yaitu alergi kerang.

- Riwayat bersin-bersin di pagi hari tidak ada

- Riwayat bersin-bersin akibat serbuk bunga, bulu binatang dan debu tidak ada

- Riwayat asma tidak ada

- Adik laki-laki pasien menderita penyakit asma

III. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak tidak sakit

Kesadaran : Komposmentis Kooperatif

Tekanan Darah : diharapkan dalam batas normal

Frekuensi Nadi : diharapkan dalam batas normal

Frekuensi Nafas : diharapkan dalam batas normal

Suhu : diharapkan dalam batas normal

Gizi : baik

Pemeriksaaan Thorax : Cor dan pulmo diharapkan dalam batas normal

Pemeriksaan Abdomen : diharapkan dalam batas normal

Status Dermatologikus

Lokasi : Jari tengah tangan kanan

Distribusi : Terlokasir

Bentuk dan Susunan : Tidak khas

Batas : Tidak tegas

Ukuran : Numuler

Efloresensi : Onycodistrofi (-), warna kuku tidak dapat dinilai, jaringan sekitar

kuku oedem eritem, ekskoriasi dan krusta kehitaman

14

Page 15: BST Paronikia

Status Venereologikus : tidak ada kelainan

Kelainan Selaput : tidak ada kelainan

Kelainan Rambut : tidak ada kelainan

Kelainan Kelenjar Limfe : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe

IV. Pemeriksaan Penunjang

Kultur Pus

V. Resume

Bengkak kemerahan, nyeri dan bernanah pada kulit disekitar kuku jari tengah tangan

kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mencongkel-congkel pinggir kuku ketika

menggunting kuku. Tangan pasien sering berkontak dengan air. Pasien telah dikenal

menderita Diabetes Mellitus sejak 2 tahun yang lalu

Bengkak kemerahan, nyeri dan bernanah pada kulit di sekitar kuku jari tengah tangan

kanan, distribusi terlokalisir, bentuk dan susunan tidak khas, batas tidak tegas, ukuran

numuler dengan efloresensi onycodistrofi (-), warna kuku tidak dapat dinilai, jaringan sekitar

kuku oedem eritem, ekskoriasi dan krusta kehitaman

VI. Diagnosis

Paronikia

VII. Diagnosis Banding

-

VIII. Tatalaksana

Tatalaksana Umum

- Jangan mencongkel-congkel kuku

- Menjaga kebersihan kuku. Jika berkontak dengan air kotor, segera dicuci dan dijaga

tetap kering.

- Menggunakan sarung tangan untuk mencuci pakaian dan peralatan makan

- Meminum obat antibiotic sampai habis dan control kembali 5 hari kemudian

15

Page 16: BST Paronikia

Tatalaksana Khusus

Sistemik :

- Amoxycillin tab 500 mg 3 x 1 tab / hari

- Asam Mefenamat tab 500 mg 3 x 1 tab / hari

Topikal :

- Kompres dengan Permanganas Kalikus (PK) dengan pengenceran 1:10.000 3x sehari

selama 15 menit

- Asam fucidat 2 %, dipakai 3 x sehari selama 7 hari.

IX. Prognosis

Quo ad vitam : bonam

Quo ad sanam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad cosmetikum : bonam

16

Page 17: BST Paronikia

17

Page 18: BST Paronikia

Dr. Puti Leviana

Praktek Umum

SIP. 2119/MD/2014/II

Jalan Parak Laweh No.15 Padang

Telepon 081277161090

Praktek Hari Senin – Sabtu Kecuali Libur

Jam Praktek 16.00 – 20.00

6 September 2013

R/ Amoxycillin tab 500 mg No. XV

S t d d tab I

R/ Asam Mefenamat tab 500 mg No. XV

S t d d tab I

R/ PK 1 / 10.000 100 ml

S U E

R/ Asam fusidat 2% tube No. I

S applic loc dol

R/ Kasa steril box No, I

S U E

Pro : Ny. L

Umur : 50 tahun

18

Page 19: BST Paronikia

DAFTAR PUSTAKA

1. Rockwell P. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician.2001;63:1113-6.

http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1113.html.

2. Tosti A, Piraccini BM. Biology of nails and Nail disorders. In:Klause W, Lowell A,

Goldsmith, editors. Fritzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. New

York: McGraw-Hill Inc; 2008. P 778-781.

3. Rigopoulos D, Larios G, Gregorious S. Acute amd chronic paronychia. Am Fam

Physician.2008;77(3)339-346,347-348.

http://www.aafp.org/afp/2008/0201/p339.html.

4. Murphy-lavoie H. Paronychia in emergency.

http://www.emedicine.medscape.com/article/785158.overview.

5. Paronychia

http://www.ncbi.nlm.gov/pubmedhealth/PMH0002416/.

6. Soeparman L. Kelainan kuku. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu

penyakit kulit dann kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit fakultas kedokteran

Indonesia. 2007. hal 312-313

7. Wolff K, Johnson RA. Fritzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology.

6th ed. New York: McGraw-Hill Inc;2009.Chapter 33. Disorder of the nail; p 1003.

8. Siregar RS. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Edisi ke-2. Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Bab 2. Penyakit jamur. Hal 32

19