Bordetella Pertusis

• penyebab whooping cough / pertussis :

batuk paroxysmal disebabkan kolonisasi lokal

B. pertussis atau B. parapertussis, Gx klinis

disebabkan oleh penyebaran toxin pertussis

• obligat parasit

mns : natural host B. pertussis & B. parapertussis

Bordetella pertussis

• Isolasi I oleh Bordet & Gengou Gram (-) coccobacilli, strik aerob, kapsul (+) pengecatan toluidine : bipolar metakromatik

Struktur antigenik• heat-stable O Ag pd koloni yg halus• aglutinogen = Kauffmann capsular Ag

1. toxin pertussis (TOX) mempunyai 3 aktivitas biologis : a. histamine-sensitizing factor (HSF) b. lymphocytosis-promoting factor (LPF) c. islet-activating protein (IAP) Bordetella sp. lain Gen (+), ekspresi (-) hexamer protein : • A/active protomer : subunit S-1 • B/binding oligomer : S-2 + S-4 S-3 + S-4

subunit penghubung S-5

Determinan patogenisitas

• TOX menghilangkan inhibitory control adenilat siklase cAMP insulin • TOX : lymphocytosis-promoting factor /LPF polyclonal activator limfosit T migrasi limfosit • TOX : histamine-sensitizing factor (HSF) sensitivitas thd histamin permiabilitas vaskuler • TOX dapat berikatan dg makrofag

2. Hemaglutinin a. filamentous hemaglutinin (FHA) adhesin silia sal napas, eritrosit, makrofag b. pertussis toxin-hemaglutinin (PT) hanya ada pd fase I adhesin epitel sal napas, kolonisasi adhesin B. pertussis dpt kolonisasi : - Haemophilus influenzae - Streptococcus pneumoniae3. adenilat siklase hemolysin pori eritrosit4. Toxin dermatonekrotik dikeluarkan dg cara lisis sel fase I

5. Lipopolisakarida (LPS) Endotoxin pyrogenic lemah6. Tracheal cytotoxin (TCT) • menghancurkan sel bersilia • menghambat diferensiasi sel tak bersilia7. Pertactin adhesin : bag. dari outer membran protein

Patogenesis• mns : natural host B. pertussis & B. parapertussis• penyebaran : droplet• organisme fase I melekat pd sel epitel bersilia dg adhesinnya (FHA, PT, pertactin) kolonisasi• exotoxin sel bersilia nekrosis

kuman jarang invasi jaringan, toxin yg menyebarGx klinis 3 stadium :1. Fase kataral/prodromal : 1-2 mg Gx ringan ISPA2. Fase II : 1-6 mg • batuk paroxysmal: 5-20x batuk keras dlm 15 dt diakhiri dg keluarnya mukus atau muntah tak ada waktu bernapas antara batuk anoksia menghirup napas pd akhir batuk, diantara celah

glotis yg sempit timbul suara khas yg keras • leukositosis, limfositosis, hipoglikemia3. Fase convalescence

specimen : swab nasofaring (calcium alginate)

media transport • 1-2 jam : 0,25-0,5 ml casamino acid solution• > 2 jam : Regan-Lowe (charcoal agar, darah kuda cephalexin)selective enrichment med.

1. Kultur isolasi terbaik fase kataral, bed side culture Modified Stainer-Scholte agar (cyclodextrin, cephalexin) media selektif

Koloni kecil, spt mutiara, zona hemolisis (+) • fase I / fase kataral : koloni halus, virulen • subkultur pd blood / chocolate agar mutasi irreversibel fase II, III : fase intermediate fase IV : koloni kasar, avirulen, tak produksi toxin & perub. envelope

B. pertussis B. parapertussis

Motil - -

MacConkey - +

Pepton agar

fase I - +

browning - +

Bordet-gengou 2 day - +

3-6 days + -

Metab. Citrat - +

Urease - +

Oxidase + -

2. Lain-lain • Fluorescent Antibody (FA) staining • slide aglutination • ELISA • hibridisasi DNA/RNA

Tx : Erythro, tetra, chloramp, kotrimasol

Pencegahan :Imunisasi aktif mulai usia 2 bl dg DPT 1, 2, 3DPT : diphtheria, tetanus toxoid, pertussis vaccine