PEMBAHASAN DEFINISI Psikosa adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan Hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) Kesadaran berubah / berkabut Afek / emosi dangkal / inadekwat Gangguan proses berpikir: o Bentuk : non realistik/autistik o Arus : asosiasi longgar/inkoheren o Isi : waham, ptm, preokupasi, dll Gangguan persepsi : halusinasi/ilusi Gangguan kemauan: menurun atau meningkat Gangguan psikomotor: menurun atau meningkat Disorientasi waktu, tempat, orang (pada s.o.o) Amnesia (pada s.o.o) Skizofrenia termasuk ke dalam pembagian psikosa fungsional di mana tidak terdapat gangguan organik. Jenis- jenis skizofrenia antara lain Skizofrenia katatonik o Skizofrenia katatonik stupor/ sub stupor o Skizofrenia katatonik gaduh-gelisah Skizofrenia paranoid Skizofrenia hebefrenik Skizofrenia simplek Episode skizofrenia akut Gangguan skizoafektif Skizofrenia onset anak/early onset
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMBAHASAN
DEFINISI
Psikosa adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
Hilangnya rasa kenyataan (sense of reality)
Kesadaran berubah / berkabut
Afek / emosi dangkal / inadekwat
Gangguan proses berpikir:
o Bentuk : non realistik/autistik
o Arus : asosiasi longgar/inkoheren
o Isi : waham, ptm, preokupasi, dll
Gangguan persepsi : halusinasi/ilusi
Gangguan kemauan: menurun atau meningkat
Gangguan psikomotor: menurun atau meningkat
Disorientasi waktu, tempat, orang (pada s.o.o)
Amnesia (pada s.o.o)
Skizofrenia termasuk ke dalam pembagian psikosa fungsional di mana tidak
terdapat gangguan organik. Jenis-jenis skizofrenia antara lain
Skizofrenia katatonik
o Skizofrenia katatonik stupor/ sub stupor
o Skizofrenia katatonik gaduh-gelisah
Skizofrenia paranoid
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia simplek
Episode skizofrenia akut
Gangguan skizoafektif
Skizofrenia onset anak/early onset
Skizofrenia late onset
Skizofrenia adalah kelainan psikiatri yang meliputi 4 hal, yaitu persepsi, pikiran,
afek, dan prilaku. Penyakit ini biasanya dimulai sebelum usia 25 tahun dan akan bertahan
seumur hidup dan tidak pandang strata dalam menyerang, baik pasien maupun keluarga akan
menderita karena penyakit ini.
Skizofrenia hebefrenik. Beberapa pendapat yang menyebutkan tentang pengertian
skizofrenia antara lain: “Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk Skizofrenia yang
ditandai dengan perilaku klien regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, wajah dungu,
tertawa-tawa aneh, meringis dan menarik diri secara ekstrim”.
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif
yang tampak jelas dan secara umum juga dijumpai waham dan halusinasi yang bersifat
mengambang serta terputus-putus (fragmentary), perilaku yang tidak bertanggung jawab dan
tidak dapat diramalkan, serta umumnya maneurisme.
Skizofrenia hebefrenik disebut juga disorganized type atau “kacau balau” yang
ditandai dengan inkoherensi, affect datar, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan, yang
terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-
gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan untuk menarik diri secara
ekstrim dari hubungan sosial.
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan prilaku
yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan,ada kecenderungan untuk selalu
menyendiri, dan prilaku menunjukkan hampa prilaku dan hampa perasaan, senang
menyendiri,dan ungkapan kata yang di ulang – ulang, proses pikir mengalami disorganisasi
dan pembicaraan tak menentu serta adanya penurunan perawatan diri pada individu.
DASAR TEORI SKIZOFRENIA
Teori Adolf Meyer
Skizofrenia adalah suatu reaksi yang salah (maladaptasi) sehingga terjadi
disharmoni / disorganisasi kepribadian, sehingga akibatnya penderita menjauhkan diri
dari kenyataan (autisme)
Teori Sigmund Freud
Menurut Freud penyebab skizofrenia adalah :
Id (himpunan insting tidak terkoordinasi) berkuasa: terjadi regresi ke fase
narsisistik (sangat mencintai & memperhatikan diri sendiri) seperti pada bayi &
anak kecil
Kelemahan ego (bagian yang terorganisir dan realistis)
Superego (peran kritis dan moral) dikesampingkan sehingga tak bertenaga lagi
Teori Eugene Bleuler
Teori yang pertama kali mengajukan istilah skizofrenia, dimana “skizos” berarti
terpecah belah dan “phren” berarti jiwa. Artinya jiwa yang terpecah belah atau
keretakan/disharmoni antara proses berpikir, perasaan (afek/emosi), perbuatan (kemauan
& psikomotor)
Gejala skizofrenia menurut Bleuler dibagi dengan gejala primer (4A) dan
sekunder:
Gejala primer (4A) antara lain:
Gangguan proses berpikir (Asosiasi)
Gangguan afek/emosi (Afek/emosi)
Gangguan kemauan (Ambivalensi)
Autisme (Autisme)
Gejala sekunder antara lain
Waham
Halusinasi (pendengaran)
Gangguan psikomotor
Gejala-gejala tersebut harus disertai dengan beberapa syarat, antara lain:
Kesadaran tidak menurun
Intelligensi tidak menurun
Terdapat double personality
Dengan teori tersebut maka diagnosa dapat ditegakkan bila didapatkan
disharmoni dari unsur-unsur kepribadian (proses berpikir, afek/emosi, kemauan &
psikomotor)
Teori Kurt Schneider
Teori Schneider membagi berdasarkan:
- Kumpulan gejala kelompok A
- Kumpulan gejala kelompok B
- Kesadaran tidak menurun (compos mentis)
Gejala kelompok A yang dititik beratkan pada pada halusinasi pendengaran,
antara lain
1. Pikirannya dapat didengar sendiri
2. Mendengar suara-suara orang bertengkar
3. Suara-suara yang mengkomentari perilaku penderita
Gejala kelompok B yang di titi berat kan pada gangguan batas ego
1. Tubuh & gerakannya dipengaruhi/ dikendalikan oleh kekuatan dari luar (delusion
of being controlled)
2. Pikirannya diambil/disedot keluar (delusion of withdrawal)
3. Pikirannya dipengaruhi orang lain (delusion of insertion)
4. Pikirannya disiarkan keluar (delusion of broadcasting)
5. Perasaannya dibuat orang lain
6. Kemauannya dipengaruhi orang lain
7. Dorongannya dikuasai orang lain
8. Halusinasi/ilusinya dipengaruhi oleh wahamnya
ETIOLOGI
Etiologi Skizofrenia Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi
skizofrenia lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan:
Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon
neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain:
Faktor Genetis, telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan
melalui kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang ke berapa menjadi
faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian.
Diduga letak gen skizofrenia ada dikromosom no. 6 dengan kontribusi genetik
tambahan no. 4, 8, 15 dan 22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan
mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia,
sementara jika dizigot peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu
orang tuanya mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya
skizofreia maka peluangnya menjadi 35%.
Faktor Neurologis Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada
klien skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien
skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal.
Neurotransmiter yang ditemukan tidak normal khususnya dopamine, serotonine,
dan glutamat.
Studi Neurotransmiter Skizofrenia diduga juga disebkan oleh adanya
ketidakseimbangan neurotransmiter dopamine yang berlebihan.
Teori Virus Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dapat menjadi
factor predispossisi skizofrenia.
Psikologis Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak
dengan anaknya.
Factor Prespitasi Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :
Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.
Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu.
Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilakufaktor Prespitasi
Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :
Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.
Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu.
Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku.
TANDA DAN GEJALA
Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase
prodromal, fase aktif dan fase residual.
Fase prodromal biasanya timbul gejala gejala non spesifik yang lamanya
bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas.
Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan
waktu luang dan fungsi perawatan diri. Perubahan perubahan ini akan mengganggu
individu serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini
tidak seperti yang dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya.
Fase aktif gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua
individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala gejala
tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan.
Fase residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi
gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi pada
ketiga fase diatas, penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa
gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif
(atensi, konsentrasi, hubungan sosial).
Pada Skizofrenia Hebefrenik kita dapat melihat tanda dan gejala yang khas,
antara lain;
1. Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa
maksudnya.
2. Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atau ketolol-tololan.
3. Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas
diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
4. Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu
kesatuan.
5. Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai
satu kesatuan.
6. Gangguan proses berfikir
7. Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan
aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk
menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial
Gejala-gejala pencetus respon biologis :
Kesehatan: nutrisi kurang, kurang tidur, ketidakseimbangan irama sirkadian,
kelelahan, infeksi, obat-obatan sistem saraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan
untuk menjangkau layanan kesehatan.
Lingkungan: lingkungan yang memusuhi, masalah rumah tangga, kehilangan
kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas sehari-hari, kesukaran
berhubungan dengan orang lain, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, tekanan
kerja, stigmasisasi, kemiskinan, kurangnya alat transportasi dan ketidakmampuan
mendapatkan pekerjaan.
Sikap/perilaku : merasa tidak mampu, putus asa, merasa gagal, kehilangan
kendali diri(demoralisasi), merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala
tersebut, merasa malang, bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku agresif, perilaku kekerasan,
ketidakadekuatan pengobatan dan ketidakadekuatan penanganan gejala.
Beberapa tanda dan gejala yang paling sering ditemukan pada pasien-pasien
Skizofrenia Hebefrenik adalah,
Waham; yaitu suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan latar
belakang sosial budaya serta pendidikan pasien, namun dipertahankan oleh pasien
dan tidak dapat ditangguhkan.
Halusinasi; gangguan persepsi ini membuat pasien skizofrenia dapat melihat
sesuatu atau mendengar suara yang tidak ada sumbernya. Halusinasi yang sering
terdapat pada pasien adalah halusinasi auditorik (pendengaran). Terkadang juga
terdapat halusinasi penglihatan dan halusinasi perabaan.
Siar pikiran, yaitu pasien merasa bahwa pikirannya dapat disiarkan melalui alat-
alat bantu elektronik atau merasa pikirannya dapat dibaca oleh orang lain. Terkadang
pasien dapat mengatakan bahwa dirinya dapat berbincang-bincang dengan penyiar
televisi maupun radio. Beberapa pasien juga mengatakan pikirannya dimasuki oleh
pikiran atau kekuatan lain atau ditarik/diambil oleh kekuatan lain.
PSIKOFISIOLOGI
1. Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.