Top Banner
Book Three, War With Novajan and Turncoats Chapter Sixteen, Three Weapons of Destruction Aku memandangi bulan, berharap kalau semua temanku baik baik saja, aku belum tahu bagaimana keadaan guildku. Saat aku melihat ke depanku, bagaimanapun, Squall masih bermesraan dengan DelGrade, uh… muak aku melihatnya, akhirnya aku memutuskan untuk masuk. Sebelum itu, aku berniat bertanya pada Bone kenapa mereka bisa seperti itu, tapi, saat aku membuka mulutku, dia sudah berkata “Itu efek virus hay, virus yang kami kembangkan waktu itu.” Jadi, virus hay itu benar benar ada ya? Hmm...“Bone, kau mau ikut masuk?” Bone diam saja, tampaknya dia masih berniat menikmati udara malam yang dingin ini (atau menonton kedua orang tadi bermesraan?) Di dalam… saat melewati ruang pertemuan para petinggi tadi siang… terlihat seseorang sedang duduk… Kak Sheila… Dia melihatku, lalu, tanpa bicara, menunjuk kursi di depannya. Aku langsung duduk saja, dan kami berdua mulai berbicara. “Sheizan, berhubung kita sudah lama sekali tidak bertemu, apa kau masih ingat tentang ayah dan ibu?” Aku menunduk, rasanya, aku sama sekali tidak kenal dengan ayah ataupun ibu. “Jadi, kau sama sekali tidak tahu, ya? Kurasa, aku harus menceritakan semuanya pada kamu…” Sheila menceritakan tentang mereka, Ayahku, Rufus, adalah seorang Adventurer, karena itu dia jarang ada di rumah, biasanya, yang ada di rumah adalah ibuku, Alicia, dia seorang Dark Priest… Entah kenapa… ini jadi mengingatkan aku pada sesuatu… Ayahku, Rufus, adalah salah seorang Adventurer kebanggan Cora, sayangnya, saat itu hubungan antara Spiritualist dan Ranger dilarang, karena, kasta para Spiritualist saat itu lebih tinggi daripada Ranger, sehingga, ayah dan ibuku diusir dari HQ, dan mereka membina hubungan mereka di dekat sini, di tempat yang dulu sekali, pernah jadi rumahku. Ibuku, Alicia, adalah seorang Dark Priest yang memiliki kemampuan aneh, dia bisa memakai Holy Force, jadi, sebenarnya ada dua alasan kenapa ibuku diusir dari HQ, satu, dia menikah dengan
61

Book Three, RF Fan Fics

Jun 11, 2015

Download

Documents

Rifkiansyah M.C
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Book Three, RF Fan Fics

Book Three, War With Novajan and Turncoats

Chapter Sixteen, Three Weapons of Destruction

Aku memandangi bulan, berharap kalau semua temanku baik baik saja, aku belum tahu bagaimana keadaan guildku. Saat aku melihat ke depanku, bagaimanapun, Squall masih bermesraan dengan DelGrade, uh… muak aku melihatnya, akhirnya aku memutuskan untuk masuk. Sebelum itu, aku berniat bertanya pada Bone kenapa mereka bisa seperti itu, tapi, saat aku membuka mulutku, dia sudah berkata “Itu efek virus hay, virus yang kami kembangkan waktu itu.” Jadi, virus hay itu benar benar ada ya? Hmm...“Bone, kau mau ikut masuk?” Bone diam saja, tampaknya dia masih berniat menikmati udara malam yang dingin ini (atau menonton kedua orang tadi bermesraan?)

Di dalam… saat melewati ruang pertemuan para petinggi tadi siang… terlihat seseorang sedang duduk… Kak Sheila… Dia melihatku, lalu, tanpa bicara, menunjuk kursi di depannya. Aku langsung duduk saja, dan kami berdua mulai berbicara. “Sheizan, berhubung kita sudah lama sekali tidak bertemu, apa kau masih ingat tentang ayah dan ibu?” Aku menunduk, rasanya, aku sama sekali tidak kenal dengan ayah ataupun ibu. “Jadi, kau sama sekali tidak tahu, ya? Kurasa, aku harus menceritakan semuanya pada kamu…” Sheila menceritakan tentang mereka, Ayahku, Rufus, adalah seorang Adventurer, karena itu dia jarang ada di rumah, biasanya, yang ada di rumah adalah ibuku, Alicia, dia seorang Dark Priest… Entah kenapa… ini jadi mengingatkan aku pada sesuatu… Ayahku, Rufus, adalah salah seorang Adventurer kebanggan Cora, sayangnya, saat itu hubungan antara Spiritualist dan Ranger dilarang, karena, kasta para Spiritualist saat itu lebih tinggi daripada Ranger, sehingga, ayah dan ibuku diusir dari HQ, dan mereka membina hubungan mereka di dekat sini, di tempat yang dulu sekali, pernah jadi rumahku. Ibuku, Alicia, adalah seorang Dark Priest yang memiliki kemampuan aneh, dia bisa memakai Holy Force, jadi, sebenarnya ada dua alasan kenapa ibuku diusir dari HQ, satu, dia menikah dengan ayahku, dua, dia bisa memakai Holy Force.

Sheila melanjutkan ceritanya, dia bercerita kalau ayah hilang saat sedang pergi berburu, meninggalkan aku, kakak, dan ibu bertiga. Saat Belphegor menyerang, Ibu dibunuh, dan… kalian pasti sudah tahu kelanjutannya… Tapi, Sheila curiga, bukan hanya Belphegor yang menyerang waktu itu, waktu itu, juga ada bayangan hitam besar dalam baju zirah besi, kata Sheila. Juga ada sebuah bayangan orang yang badannya tinggi…tapi kurus, kata Sheila lagi. Lama lama, aku mengantuk juga kalau seperti ini. “Kak, aku… mau tidur dulu ya…” kataku, Sheila menjawab, “Ya^^ Kau…punya kekasih yang baik ya… Bone…sudah tidak sehangat dulu lagi…” kata Sheila sambil menunduk. Aku… merasa kasihan melihat Sheila seperti itu, akhirnya aku berjalan ke kamar, dan menemukan Mina sedang tidur di kasurku (waks). “Mina… ini kan kamarku…” Aku berusaha membangunkan dia, tapi gagal, sulit sekali membangunkan Mina kalau dia sudah tidur pulas, tiba tiba, dia melakukan gerakan cepat, dia memegangku seperti tahu aku ada di depannya, dan langsung memeluk kepalaku…di dadanya! Ah…hangat…empuk^^ ”Oh…Decem…terima kasih sudah memberiku kekasih seperti inii…” Hyaa…. Aku pun tertidur dalam pelukan Mina.

Page 2: Book Three, RF Fan Fics

Keesokan harinya.

Nyam… sudah pagi? Aku malas bangun… sampai terdengar suara keras di intercom yang terpasang di seluruh Mansion. “SHEIZAAAAN, BANGUUN!” Gyaaaaah, kaget aku, suara itu… suara Light… ada apa ya?

Aku langsung turun ke bawah dan keluar Mansion, di depan Mansion, aku melihat sebuah MAU yang tidak biasa, warnanya putih. “Ini MAU baru loh… aku dan Resin yang membuatnya, berdasarkan desain di Book of Secrets.” Kata Light seraya memperlihatkan bagian bagian MAU itu, walaupun aku tidak begitu mengerti tentang MAU, aku pernah menjadi Driver dan tahu rasanya memiliki sebuah MAU, tidak heran kalau Light terlihat begitu gembira. Satu lagi ternyata hal yang membuat Light sangat gembira, Michelle sudah sadar, tulang tulangnya yang retak sudah hampir semuanya sembuh (kecuali kakinya, yang patah hampir total). Light langsung menceritakan semuanya pada Michelle, tempat ini, orang orang disini, sampai tentang Sheila.

“Umm…Light…MAU ini… apa namanya?” Kalau memang menurut nama yang ada di Book of Secrets, seharusnya nama MAU ini adalah Rathian. “Namanya adalah…Velocidrome” Wah… nama yang lumayan… tak apalah… nama sih tidak masalah kalau untuk MAU. Oh iya… aku belum lihat Mina… aku lalu bilang ke Light kalau harus mencari Mina dulu. “Oh, aku mengerti, kalau begitu, MAU ini akan kubawa jalan jalan keluar…”

Huah… aku… cari info dulu tentang dua senjata selain Lao-Shan-Lung Siege Cannon…Segera aku kembali ke kamar dan mulai membaca buku. Menurut buku itu, memang ada tiga senjata legendaries yang awalnya dimiliki ketiga bangsa, ketiga senjata itu memiliki kemampuan untuk menghancurkan satu buah planet bila disatukan…gila…senjata seperti itu…

Senjata pertama, Lao-Shan-Lung Siege Cannon, yang pertama kali memiliki Siege Cannon ini adalah Bellato Union. mereka menciptakan sebuah Siege Cannon yang mampu melenyapkan apa saja yang dilaluinya, dan hanya menyisakan molekul molekul dari korbannya saja, karena senjata ini memakai peluru Antimateri, yang bila bertabrakan dengan materi, akan menyebabkan ledakan yang sangat besar.

Senjata kedua, Arkbird Flying Fortress, yang pertama kali memiliki Flying Fortress ini adalah Holy Alliance of Cora. Flying Fortress ini memiliki senjata berupa Quad Meson Laser Beam yang bisa ditembakkan dari bawah pesawat, senjata ini dapat membuat kawah besar di tanah apabila ditembakkan dengan kekuatan penuh, sekarang, senjata ini ada di Hideout Fortress, kata Sheila, walau aku tak tahu ada dimana.

Senjata ketiga, Gornak Mobile Fortress, yang pertama kali memiliki senjata ini adalah Accretia Empire. Senjata ini berupa sebuah benteng raksasa berjalan yang dilapisi dengan armor yang sangat tebal, selain armor, senjata ini juga memiliki perlengkapan menyerang, yaitu dua buah Antiparticle Cannon, yang satu bernama Bane, yang satunya

Page 3: Book Three, RF Fan Fics

Antharg, kedua Antiparticle Cannon ini dapat disesuaikan arahnya.

Selain itu, ada penjelasan samar samar tentang senjata yang bernama Kirin Space Station, yang katanya dimiliki Herodian, tapi, aku tak menemukan informasi penuhnya disini.

*ting tong ting tong*“Kepada Sheizan, Light, Pein, Mina, dan Bone, diharapkan berkumpul di ruang utama Mansion, secepatnya” Suara Sheila menggema di seluruh Hideout. Aku langsung menuju ke ruang utama Mansion. Sesampainya di sana… Mina, Pein, dan Bone sudah ada disana, bersama Sheila dan para petinggi ketiga bangsa. Tapi Light dan Michelle belum terlihat. Barulah setelah beberapa menit, mereka berdua datang, dengan Light yang mendorong kursi roda yang diduduki oleh Michelle. “Aku sudah memaksanya untuk tidak ikut dulu… tapi, dia memaksa. Kata dokter memang dia sudah bisa berjalan, tapi dia belum boleh membawa senjata.” jelas Light tentang keadaan Michelle. “Apa semuanya sudah berkumpul disini? Kalau begitu ikut aku.” kata Sheila. Dia lalu menekan sebuah tombol yang lalu membuka jalan kebawah tanah, kami mengikutinya masuk kedalam jalan itu, jalannya gelap sekali, Mina mendekap erat tanganku. Lalu… setelah cukup lama menuruni jalan yang memutar itu, didepan aku melihat cahaya terang… ternyata, itu adalah sebuah ruangan, yang berfungsi sebagai hangar untuk menampung Arkbird.

“Nah, semuanya, inilah Arkbird!” Arkbird… adalah sebuah pesawat yang tampak seperti sebuah Space Shuttle besar berwarna putih. Benar benar semegah namanya, dengan sebuah Laser turret besar dibawahnya yang kuduga adalah tempat untuk Quad Meson Laser Beam. “Ayo, semua, kita masuk.” kata Verde, Resin lalu menekan sebuah tombol untuk membuka pintu bawah Arkbird. Kami diajak berkeliling kapal setelahnya, ada ruang mesin dibelakang, ada ruang persenjataan, bahkan sampai kabin awak, tentu saja karena pesawat ini awalnya dirancang untuk bertahan lama di angkasa.

Akhirnya kami tiba di kokpit, kokpit ini sangat luas. “Arkbird memiliki sistem pengendalian Sigma, mungkin untuk para Bellato atau Accretia Specialist tahu banyak tentang ini.” jelas Resin. Kokpit Arkbird besar, dengan alat alat pengendalian yang luar biasa banyaknya.

“Umm…Light, kau mengerti fungsi alat alat ini?” tanyaku pada Light. “Tentu, sistem pengendalian Sigma, kan? Aku tahu penemu sistem operasi ini, namanya Epsilon, seorang Mental Smith handal.” Light pun menunjukkan satu per satu fungsi dari tiap tiap tombol, tapi… tetap saja aku pusing… “Hmm… kurasa kau masih bimgung ya… Bagaimana kalau aku buatkan sebuah buku panduan? Kau tinggal membacanya saja…”

Setelah melihat lihat seluruh kapal, Sheila mengumumkan semuanya akan berangkat dengan kapal besok, diharapkan semua berada di kondisi terbaiknya, dengan pengecualian untuk Michelle, Sheila menambahkan.

Malam itu, aku dan Mina mempersiapkan diri kami untuk semua hal yang akan terjadi mulai besok. Berbekal semua skill (dan force) yang diajarkan oleh Sheila pada kami berlima (berhubung Bone sudah hampir sehebat Sheila), kami sudah siap untuk besok!

Page 4: Book Three, RF Fan Fics

End of Chapter Sixteen

Sheizan Notes: Rathian/Velocidrome White MAURathian White MAU adalah senjata rahasia, selain Ra yang dimiliki oleh para Cora, Accretia juga punya senjata semacam ini, namun belum (waktunya) dibicarakan.Rathian punya kelebihan dalam hal persenjataan dan armor, senjata di MAU ini dapat diganti ganti dari Cannon ke Blade (jarak jauh ke jarak dekat gitu) dan memiliki armor yang sangat tebal, sekiranya dua-tiga kali dari sebuah RMAU Goliath High. Serangannya pun melebihi sebuah RMAU Catapult High (bahkan Blue MAU, kalau sudah muncul) MAU ini bisa di Repair di lapangan dengan menghabiskan 3/4 dari seluruh kekuatan si Armor Rider (menghabiskan 3/4 HP,FP,dan SP)

Chapter Seventeen, Onboard the Arkbird

Esok paginya, aku bangun dan mendengar Mina mengetuk pintu kamarku sambil berkata “Sheizan, bangun, kita hampir terlambat nih!” Saat kulihat jam, ternyata sudah jam 9, AAAAH, TELAT BANGET BANGUNNYA!!! Tanpa pikir panjang, langsung saja aku mandi, makan, dan kemas barang ekspres (15 menit saja…). Tetap saja, tak lupa aku membawa semua perlengkapan, termasuk Book of Secrets

Setelah itu, aku langsung menuju pintu masuk Underground Hangar tempat Arkbird disimpan, disana, aku melihat Mina sedang mengobrol dengan Michelle yang terduduk di kursi roda. “Mina…(kaget)Michelle? Dimana Light? Bukankah dia menemani kamu, Chelle?” tanyaku. “Umm… dia ditugasi kak Sheila menunjukkan jalan bagi orang orang dari Hidout Arsenal ke tempat ini… kata kak Sheila, semua orang di semua Hideout diwajibkan ikut untuk menghancurkan Lao-Shan-Lung Siege Cannon dan Gornak Mobile Fortress.” Kata Michelle. Kami berlima, (tanpa Bone) sekarang memanggil Sheila dengan panggilan kak, karena… dia bilang begitu ^^. Jadi begitu ya? Hmm… kurasa untuk menghancurkan dua senjata legendaris memang bukan hanya membutuhkan semua Ultima Weapon, tetapi juga semua bantuan yang bias kita dapatkan. Aku hanya bisa berharap, kalau Michelle akan cepat sembuh, karena tanpa Blue Dragon, tetap saja keenam Ultima Weapon tidak bisa mengeluarkan Ultima Skill itu…

Page 5: Book Three, RF Fan Fics

“Semuanya, lewat sini!” Terdengar suara Light datang dari arah depan, dia bersama Pein, membawa banyak sekali orang, dari mulai anak anak yang masih dalam pangkuan ibunya, sampai para orang tua. “Light, ada apa ini? Kenapa sampai semuanya dibawa?” tanyaku. “Kak Sheila memerintahkan untuk membawa semuanya, tempat ini sendiri akan dilindungi oleh Proton Shield Device” jelas Light. Ha? Kalau memang tempat ini dilindungi oleh Proton Shield, kenapa orang orang diharuskan pergi dari sini? Pikirku. Light sepertinya paham apa yang sedang kupikirkan. “Proton Shield Device, bukan hanya akan memblok serangan, tetapi juga dapat membunuh orang orang yang ada di dalam lindungannya kalau dipakai terlalu lama, karena… Proton Shield juga memblokir udara yang akan masuk dan keluar dari Shield itu, maka, kalau dipakai terlalu lama, oksigen akan habis dan karbon dioksida akan bertumpuk.” Jelas Light lagi. Haduh… pusing juga lama lama mendengar penjelasan Light, bangsa Cora kan bukan ahli teknologi ~_~”

Tiba-tiba…

“Pengumuman bagi semua penduduk! Waktu keberangkatan tinggal 20 menit lagi! Harap bergegas!” Suara Verde menggelegar di seluruh ruangan, orang orang langsung berhamburan masuk ke dalam pintu rahasia sambil di arahkan oleh Light dan Pein, saat itulah aku melihat senjata baru Pein. Warnanya emas, bentuknya seperti Hora Akeron Launcher yang dilengkapi dengan tiga sayap naga yang mengembang. “Pein, itu… senjata apa yah? Rasanya aku pernah melihatnya…” tanyaku pada Pein. “Ini kubuat bersama Verde, namanya Wyvern Blaster, desainnya kuambil dari yang ada di bukumu. Ini kupakai kalau saat biasa, kalau genting, barulah aku memakai Rathalos Cannon.” Kata Pein. Hmm… Nama senjata ini di buku apa ya? ……… Ah, iya! Cephalos Launcher. Itu dia namanya… jadi… ada Ra… ada Rathian White MAU… dan ada Cephalos Launcher… apa ya istilah untuk ketiga benda ini…? Oh iya… namanya… “Ragnarok Weapons”. Konon katanya dahulu ada seseorang yang bernama Ragnarok, entah dari bangsa apa, yang mampu memakai ketiga senjata ini secara bersamaan, dia memasangkan Cephalos Launcher di Rathian White MAU-nya, lalu memanggil Ra dari dalam MAU itu, sehingga dia dikenal sebagai orang terkuat sepanjang sejarah, bahkan dalam catatan ketiga bangsa pun, tidak ada yang tahu bagaimana tepatnya si Ragnarok ini.

“Hei, Sheiz, sudah bawa pot yang banyak?” Kata kata Light menyadarkanku dari lamunanku, pikiranku yang sedang melayang jauh pun kembali ke waktu sekarang, saat semuanya sedang bergegas untuk masuk ke dalam Arkbird. “Sepertinya semuanya sudah masuk? Kalau begitu ayo kita masuk juga!” ajak Pein. Kami semua masuk kedalam

Page 6: Book Three, RF Fan Fics

lorong yang gelap sekali lagi. Ah, satu lagi, aku lupa memberitahu kalau ada bagian jalan menurun yang bisa dituruni roda, Michelle dituntun oleh Light di bagian itu.

Sesampainya di bawah, orang orang mengantri untuk memasuki Arkbird, mereka di identifikasi satu per satu. Kami mengantri paling belakang. “Waktu keberangkatan tinggal sepuluh menit lagi, harap identifikasi dipercepat!” suara Resin mengumumkan waktu keberangkatan. Identifikasi pun dipercepat oleh para petugas. Akhirnya lima menit sebelum keberangkatan, kami sebagai penumpang terakhir pun masuk, pintu lalu ditutup. Terdengar pengumuman lagi. “Bagi semua penduduk, harap masuk ke zona aman, kita akan berangkat lima menit lagi. Bagi keenam Destinied diharapkan menuju kokpit.” Kali ini suara yang tidak kukenali. Aku, Mina, Light, Michelle, dan Pein menuju kokpit, bertemu dengan Bone di jalan menuju kesana. “Hai, Bone, dari mana saja kau?” Tanya Pein. Bone tidak menjawab, aneh, dia seperti sedang bergumam.

Sesampainya di kokpit. Para Protector sudah menunggu kami, Bone langsung menghampiri Sheila dan membisikkan sesuatu pada dia. Sheila tampak terkejut, tapi lalu menenangkan diri. “Ada apa, kak Sheila?” Light bertanya. Sheila menggeleng, lalu melakukan Briefing. “Baiklah, semua, kita akan menuju markas para Turncoat dari tempat ini. Yaitu menuju Elan Plateau!” Elan Plateau? Tempat berkumpulnya monster monster ganas itu? Tempat itu, adalah tempat yang menjadi sarang monster monster berlevel tinggi, bahkan yang terlemah pun dapat membunuh dengan satu serangan. Selain itu, banyak juga petinggi ketiga bangsa yang sering kesana. Sheila melanjutkan. “Sayangnya, kita tidak bisa mengambil rute memotong ke tempat itu, karena, dari Rumore Peninsula ini, kita harus melewati Bellato Highlands kalau mau memotong ke Elan Plateau, jadi rute kita untuk saat ini adalah: Rumore Peninsula, Ninnbe Plateau, Taban Mountains, Barren Desert, Lydia Plateau, Asshur Mountains, lalu terakhir, tujuan kita, Elan Plateau.” Setelah itu, Sheila menjelaskan prosedur misi. “Setelah sampai di Elan Plateau, kita akan mengatur base camp di daerah Der. Pantai, berharaplah sedikit petinggi gila war yang ada disana… sayangnya kita tidak bisa mendaratkan Arkbird…” Memang, kalau ada petinggi gila war seperti misalnya Chao Chao dari Accretia atau Amaterazu dari Bellato sedang disana, bisa susah, mereka bisa saja melaporkan ke petinggi bangsa tentang ini, tapi, kami akan sampai disana jam sembilan malam, berarti, war sedang berlangsung, kemungkinan mereka untuk ada di Elan sangat kecil, dan lagi, setelah lelah war, mereka pasti tidur.

Sheila melanjutkan briefing prosedur misi “Setelah mengatur Base camp, karena kita tidak bisa mendaratkan Arkbird, Arkbird akan melayang secara tetap diatas Der. Pantai, lalu, dengan Air Support dari Quad Meson Laser Beam, kita akan maju sampai area Hutan Sunyi. Setelah sampai disana, semua Turncoat yang ada harus dibasmi sampai ke akar akarnya. Itu adalah misi utama kita, mengerti? Ada pertanyaan?”

Page 7: Book Three, RF Fan Fics

“Kak Sheila, bagaimana kalau misalnya dalam perjalanan kita ada serangan dari musuh? Apa yang harus kita lakukan?” Tanya Light. Sheila tampak berpikir sebentar, barulah dia menjawab “Kita akan memakai Fatalis Air Defense Turret. Kalau misalnya musuhnya ada di bawah, kita akan menggunakan satu dari empat Meson Laser Beam. Sebenarnya, Quad Meson Laser Beam itu tidak harus ditembakkan terpisah, tetapi juga bisa ditembakkan manual satu persatu.” Light tampaknya paham, kekhawatiran di wajahnya menghilang.

Lalu tanah bergetar, saat kulihat keluar, Hideout Fortress terbelah. Arkbird diposisikan agak miring keatas, lalu…”Nyalakan mesin utama, kita berangkat!” Dalam hitungan detik, Arkbird sudah lepas landas. Satu menit kemudian “Nyalakan Proton Shield Device, kita sudah diluar jangkauannya.” Perintah Sheila.

Oh, aku lupa, suara siapa ya yang tadi mengumumkan lima menit sebelum keberangkatan? Aku menanyakan hal ini pada Sheila. “Oh, itu operator kami, Alia. Dia juga bertugas memberi pengumuman dan pengarahan pada para penumpang.” Sheila menunjuk gadis Bellato yang sedang duduk di depan sebuah alat yang berlayar banyak.

Perjalanan kami… bisa dibilang lumayan tenang… kalau dilihat dari keadaannya, namun, sekarang, di wajah Sheila tersirat kekhawatiran, mungkinkah akibat pertanyaan Light? Atau kata kata Bone?

Tapi…

BLAMMM!!! “Hah? Ada apa ini, Alia, apa yang terjadi?” Tanya Sheila, tampaknya dia ketakutan. “Nona Sheila, kita…Diserang!”

End of Chapter Seventeen

------------------------------------------------------------------------------------------

Page 8: Book Three, RF Fan Fics

Sheizan Notes: Cephalos Launcher / Wyvern Blaster

Cephalos Launcher adalah senjata legendaris yang dibuat berdasarkan desain Hora Akeron Launcher, walaupun begitu, senjata ini jauh lebih kuat daripada Hora Akeron Launcher, karena, senjata ini memiliki kemampuan sekitar lima kali lipat lebih kuat, dengan area effect yang lebih besar. Selain itu, senjata ini juga punya kemampuan untuk menggabungkan dua buah amunisi yang sedang dipasang untuk menjadi satu yang lebih kuat, sehingga, bila ada dua amunisi elemen, akan menjadi satu buah dengan dua elemen.

Chapter Eighteen, Assault on the Arkbird

Kita diserang? Jangan jangan, ini yang dikhawatirkan oleh Sheila. Sheila langsung menghampiri Bone dan berdiskusi serius, sementara itu, Alia memberi pengumuman agar seluruh penumpang diharap tenang. Tapi, siapa yang menyerang kami? “Bone, yang kauperkirakan… terjadi juga…” kata Sheila samar samar. Keadaan kokpit kacau, para awak berlarian, Sheila akhirnya berbalik dari Bone dan menuju ke Alia. “Alia, siapa yang menyerang kita, dari arah mana?”

“Para penyerang datang dari dua arah, Nona Sheila, dari bawah, dan dari depan.” Lapor Alia. “Dari ukurannya, saya perkirakan yang menyerang kita dari depan adalah pesawat tipe Fighter milik Bellato, tipe Lightning, dan yang menyerang kita dari bawah, adalah sebuah Fortress.” Lanjut Alia. Sebuah Fortress? Jangan jangan… Gornak? Aku melihat Sheila, dia sedang menutupi mukanya, tiba tiba, Mina mendekapku. “Sheizan… apa yang akan terjadi pada kita… apa… kita akan mati disini?” Tanya Mina. “Tidak… belum saatnya kita mati… kita harus bisa bertahan!” kataku pada Mina

Light memegangi kursi roda yang diduduki Michelle erat erat, Michelle sendiri memegangi pegangan kursi rodanya erat erat. Pein berpegangan pada tiang yang ada di sebelahnya. Pesawat mulai bergoyang lagi saat ada ledakan lain. “Nona Sheila, kalau begini terus, Arkbird tidak akan bisa bertahan, apa yang harus kita lakukan?!” kata Alia. Sheila berpikir sebentar, lalu dia menjawab. “Perintahkan semua Striker dan Gunner untuk mempersiapkan Launcher dan Siege kit mereka, turun ke Lower Turret Area. Oh, dan juga para Adventurer dan Hidden Soldier. Lalu perintahkan para Armor Rider membawa Catapult MAU mereka ke Upper Turret Deck, bersama dengan para Grazier dan Dark Priest yang membawa Isis. Kalian berlima, ikut aku dan Bone kebawah.” Kata Sheila sambil menunjuk kami berlima.

Page 9: Book Three, RF Fan Fics

Aku, Mina, Light, Michelle, dan Pein mengikuti Sheila dan Bone menuju Lower Turret Area. Dalam perjalanan kesana, aku bertemu dengan dua junior lamaku, Sonny dan Mira. Terkejut, aku lalu bertanya pada mereka “Kalian berdua… kenapa bisa ada disini?”

“ Umm… Senior… sebenarnya bukan hanya kami berdua… Ken dan Kalina juga ada disini.”

“APA? Bagaimana bis… kalian tahu tentang Hideout?” Sonny mengangguk, lalu, sambil jalan menuju Lower Turret Area, Sonny menceritakan panjang lebar tentang semuanya. Dia juga bercerita kalau mereka berempat sudah menjadi Elite sekarang, Sonny sendiri sudah menjadi Adventurer, karena itu dia ikut menuju Lower Turret Area, ditengah jalan, Mira berpisah dengan kami. Sebelum itu, dia mencium pipi Sonny. “Kalian sudah jadian ya?” tanyaku. Pipi Sonny memerah, dia lalu bilang kalau Kalina dan Ken juga sudah jadian.

Sesampainya di Lower Turret Area, yang merupakan sebuah tempat di udara terbuka yang dibatasi pagar setinggi tubuh seorang Bellato, kami bisa melihat tanah dibawah dengan cukup jelas. Terlihat kalau kecepatan Arkbird diperlambat dari kecepatan seharusnya. “Hei, lihat yang didepan itu!” Light, yang sudah ada di bagian depan dari Lower Turret Area, menunjuk ke sebuah bayangan besar dibawah kami. “Itu… Gornak Mobile Fortress…” kata Sheila, yang lebih parah lagi, ditempatkan di atasnya, adalah Lao-Shan-Lung Siege Cannon, yang tampaknya sedang men-charge tembakan. “SEMUA LAUNCHER, SIAPKAN SIEGE KIT KALIAN! Semua Adventurer, persiapkan Bow kalian, sebisa mungkin halangi musuh menembak kesini!” Perintah Bone. Aku mempersiapkan Supernova Bow. Light mempersiapkan Velocidrome MAU nya, Mina mempersiapkan Osiris form dari Ra, Pein mempersiapkan kedua launchernya, Rathalos Cannon dan Cephalos Launcher. Sementara itu, Michelle menyesali keterbatasannya dalam hal bertarung. “*hiks* Aku… tidak berguna kalau terus begini…” Dia menunduk sembari menangis. Light mendekatinya untuk menenangkan dia. “Michelle…sayang… kau masih cedera… tidak masalah kalau kau tidak bisa bertarung… bagaimana kalau dia masuk, kak Sheila?” Tanya Light. “Tidak bisa.” Eh? Kenapa tidak bisa? Light juga sepertinya heran, wajahnya pucat. “Kekuatan semua Ultima Weapon dibutuhkan untuk menghancurkan kedua senjata dibawah kita. Aku tidak mau… “Overdrive” terjadi…” Overdrive? Apa itu? Light lalu memeluk Michelle. Tampaknya sekarang dia tidak ingin memasukkan Michelle kedalam, aku bertanya tanya sendiri kenapa… apa dia tahu apa itu Overdrive?

Pein mulai menyiapkan kedua Launchernya, dan mengeluarkan sebuah Siege Kit aneh. Warnanya biru, tetapi bukan sebuah Blue Siege Kit, warnanya biru terang. Aku lalu bertanya pada dia. “Ini… adalah… X Buster Siege Kit. Kemampuannya adalah menggabungkan kemampuan dua buah Launcher dan menyatukan daya hancurnya. Selain itu, Siege Kit ini juga menambahkan kecepatan serangan Launcher.”

Page 10: Book Three, RF Fan Fics

“Perhatian untuk semua penumpang dan petarung, musuh mulai mengeluarkan serangan penuh” Suara Alia mengumumkan. Jadi, serangan utamanya sudah dimulai ya…

Dibawah, musuh mulai mengeluarkan tembakan tembakan. Bone dan Sheila memberi aba aba untuk menembak. “Siap? 1…2…3…Tembak!” Tembakan Launcher menghujani tanah dibawah kami. “Kalian berenam, gabungkan kekuatan kalian untuk menghancurkan Lao-Shan-Lung Siege Cannon, saat aku beri aba aba, kalian fokuskan kekuatan kalian kearah Lao-Shan-Lung Siege Cannon, ok? Untuk sekarang, charge senjata kalian, kau juga, Michelle.” kami mengangguk. Disaat men charge kekuatan, aku bertanya ke Light “Oi, Light… itu MAU mau dipakai nggak?” Dia mengangguk, lalu naik keatas MAU nya, walau tidak masuk sepenuhnya. Ampun deh…

Sementara itu, di Upper Turret Deck…

“Resin, jumlah Fighter yang datang… banyak sekali!” kata Reeef. “Ugh… kalau begini… kecil kemungkinan kita bisa bertahan…” Resin lalu mengambil komunikator miliknya, dan menghubungi Alia. “Alia, luncurkan semua Talon, kita butuh semuanya untuk menghadapi Fighter sebanyak ini....” perintah Resin. “Baik, tuan Resin! Luncurkan semua Talon!” Pesawat pesawat kecil mulai mengelilingi Arkbird, pesawat pesawat kecil itu menembaki Lightning para Bellato dengan senjata internal mereka. Pertarungan mulai seimbang di Upper Deck

Sementara itu...

Di Lower Turret Area, hujan peluru masih terjadi, aku menembakkan panah sebisaku, Pein juga mengeluarkan semua skillnya, “Target Fix! Compound Siege! Dread Fire! Doom Blast!” Aku mengikutinya, “Multi Shot! Fast Shot! Primal Shot! Destructive Shot! Fast Shot! Multi Shot!” Beratus ratus tembakan jatuh ke tanah, entah mengenai apa, Sheila belum memberi aba aba, dia maish menahan tangannya.

Beberapa menit kemudian… “Charge senjata kalian, sekarang!” Kami melihat kebawah, Lao-Shan-Lung Siege Cannon sepertinya juga men-charge serangan. Kami berenam memfokuskan kekuatan senjata kami.

Page 11: Book Three, RF Fan Fics

“Lima…Empat…Tiga…Dua…Satu…TEMBAK!” Teriak Sheila, “Destinied Charge, ULTIMATE BLAST!” Teriak kami berenam.

BLAAAAAAAAAAARRRRRRRRR!!!!!!!!!! JEDAAAAARRRRRR!!!!!!!

Suara ledakan keras terdengar dari bawah. Kami berhasil! Lao-Shan-Lung Siege Cannon hancur!

Tapi… dibalik asap ledakannya… Gornak Mobile Fortress bersiap menembak… “Tidak bisa… kalian sudah menghabiskan kekuatan kalian… kita tidak bisa menghancurkan dia…” kata Sheila, dia menutup muka dengan tangan kirinya, entah sedang berpikir, atau sedang bingung. Akhirnya, dia berkata mengambil transmitternya dan berkata pada operator “Alia, perintahkan semuanya untuk masuk kedalam pesawat, kami berhasil menghancurkan Lao-Shan-Lung, tapi belum menghancurkan Gornak.” Untuk sesaat, tidak ada jawaban dari Alia, sampai akhirnya… “Baik…nona…” Alia berbicara dengan suara sedih, seakan tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Kami semua mundur ke dalam kapal… lalu kembali ke kokpit.

“Nona… kita… tidak harus memakainya lagi… kan? Tidak harus… kan?” Alia bicara dengan suara orang yang putus asa, dia setengah menangis, rambutnya yang panjang terurai tampak memantulkan cahaya. “Alia… tidak ada pilihan lain… apa semua Talon sudah ada di dalam? Kalau iya, siapkan Quad Meson Laser Beam. Kita harus menangkis Two Horseman.” Kata Sheila dengan suara rendah. “Kak… apa itu… Two Horseman?” aku memberanikan diri bertanya. “Itu adalah sebutan untuk kedua senjata milik Gornak Mobile Fortress…Sheizan...” Sheila berkata sambil tersenyum padaku, tapi, aku tahu, hatinya sedang hancur.

“Quad Meson siap, Nona.” Alia melaporkan setelah beberapa menit. Dibawah, Gornak terlihat sudah selesai men-charge senjatanya. “Tembakkan Lunarion Shot.” Kata Sheila

Page 12: Book Three, RF Fan Fics

“Semua penumpang, saya berdoa untuk keselamatan kalian…” kata kata terakhir Alia terdengar di intercom kapal… aku memegangi tangan Mina dengan erat…

Hal selanjutnya yang kuingat adalah… suara laser ditembakkan… dari Arkbird… dan dari Gornak… lalu… *SHIIIIIIIINGGGGGG….BLAAAMMMMMM!!!!!!!!!!!!!!*… ledakan besar terjadi… aku terlempar dari tempatku berdiri… lalu entah kenapa… aku… seperti tak ingat lagi ruang dan waktu…

End of Chapter Eighteen, Assault on the Arkbird

Sheizan Notes: UMAV Talon

-UMAV Talon adalah sebuah Un-Manned Air Vehicle yang ditempatkan menjadi guardian untuk Arkbird, Talon dilengkapi dengan Vulcan cannon yang berisi 4500 peluru. Selain itu, Talon juga diperlengkapi dengan bom Hydra yang diset untuk meledak dalam keadaan terdesak. Talon cukup kecil, juga sangat cepat.

Note: Jumlah Talon maksimal yang dapat dibawa Arkbird adalah 25 buah

Chapter Nineteen, A Story From the Past

Gelap… tubuhku… ringan sekali… tempat… apa ini?

“Sheizan…Sheizan! Bangun!” Suara lembut Mina masuk ke telingaku, suaranya sedih dan cemas.

Page 13: Book Three, RF Fan Fics

Aku membuka mata, Mina didepanku, rambutnya yang dikepang menjurai sampai ke mukaku. Aku bersin. Dia lalu tersenyum. “Kak, dia sadar!” Uhh… kepalaku sakit… aku ada di ruangan yang berwarna putih terang… sepertinya… ini masih di dalam Arkbird…

“Kau sudah sadar, dik?” Sheila menghampiriku bersama Mina. Mereka berdua duduk di sampingku. Aku mencoba menggerakan tubuhku, tapi “Aghh!!” “Jangan menggerakkan kakimu, dik, kakimu patah, tadi kakimu membentur palang saat Overdrive.” Jelas Sheila tentang keadaanku. Uhh… apa ledakan itu tadi yang namanya Overdrive? Benar benar dahsyat… jadi Light…*!* Light! Dimana dia, dimana yang lainnya? “Kak, Dimana yang lain? Apa mereka baik baik saja?” Sheila menjelaskan kalau semuanya baik baik saja, malah, Michelle sekarang sudah sembuh… sudah… berapa hari ya aku tertidur?

Sheila menjelaskan apa saja yang terjadi. Aku sudah tidur selama tiga hari, Gornak rusak berat. Untunglah Arkbird sempat dipasangi dengan Plasma Shield selama ada di Hideout, jadi ledakan Overdrive tidak terlalu merusak Arkbird. Sheila juga menjelaskan dulu ledakan ini pernah terjadi, namun antara tiga senjata, saat itu Lao-Shan-Lung Siege Cannon masih ada, jadi… ledakannya jauh lebih dahsyat dari yang terjadi tiga hari lalu

Kami sudah ada diatas Barren Desert sekarang… rasanya… lama sekali ya sampai ke Elan… padahal kalau pake teleport Scroll dalam sepuluh detik saja sudah sampai Elan (kecuali yang kompinya parah, bisa 30 detik baru sampe >.<). Kata Sheila, karena Arkbird mengalami kerusakan saat penyerangan, maka kami harus memperlambat kecepatan lagi, agar perbaikan dapat dilakukan, mana perbaikan hanya bisa dilakukan oleh Artist yang jumlahnya sangat sedikit. Tiba tiba datang seorang Artist yang kelihatannya kukenal, Ophelia… jadi dia juga ada disini toh… hmm… berapa orang lagi yah yang ada disini yang kukenal?? “Hai, Ophelia.” Aku menyapanya. Dia kelihatan kaget, tapi lalu menguasai diri.”Eh… hai… Mina juga… aku… mau melapor pada nona Sheila, kalau perbaikan sudah 87% selesai… sepertinya akan selesai dalam hari ini!” Sheila mengangguk, “Terima kasih, kau boleh pergi, Ophelia.” Kata Sheila. Huah… tapi… “Hei, Ophelia, siapa lagi selain kita yang ada di pesawat ini juga?” tanyaku, awalnya, kelihatannya dia ragu untuk menjawabnya, namun akhirnya menjawab. “Sedikit… yang kukenal hanya kamu… lalu Mina… dan sedikit lainnya…Katherine… dan… ah… aku lupa ^^a” Yah… sudahlah…

Tak terasa waktu berjalan lama… kakiku sudah lebih baik dalam lima jam karena penyembuhan dari para Holy Chandra dan Inanna. Mina juga selalu berada di sebelahku.

Page 14: Book Three, RF Fan Fics

Tiba tiba, pintu terbuka dan masuklah empat orang. “Hei, Sheiz, gimana lukamu?” Tanya Light, sepertinya dia sedang ceria sekarang, Michelle juga sudah berjalan tanpa kursi roda ataupun tongkat berjalan. Pein dan Bone berjalan paling belakang. Mereka pun menceritakan apa saja yang terjadi selama tiga hari ini padaku, karena Mina belum bercerita apa apa padaku.

Meanwhile…

Dua buah bayangan hitam mulai tersingkap cahaya, salah satunya ternyata adalah Dagnu, Monster yang kekuatan serangan dan pertahanannya menjadi ketakutan ketiga bangsa, satu lagi adalah Zetso, (seorang?) monster berbentuk manusia berkulit putih.

“Mereka berhasil melewati kedua senjata legendaris itu, Dagnu” kata Zetso. Dagnu tampak berpikir. “Huh, kalau begitu, biarkan mereka datang kesini. Akan kusambut mereka bersama kedua pengawalku yang setia. Dagon, Dagan!” Dua buah bayangan hitam besar muncul, saat cahaya samar samar mengenai mereka, yang satu berwarna hijau dengan tabung besar di punggungnya, satu lagi berwarna merah muda dengan mulut yang aneh. “Ya, tuan!” mereka menjawab Dagnu. “Kita akan siapkan ‘pesta penyambutan’ untuk mereka berdua, Dagon, Dagan.”

Inside Arkbird…

Light masih bercerita panjang lebar tentang Overdrive, ternyata, di masa yang sangat lalu, kakek dan nenek Light meninggal saat Overdrive terjadi, karena itu dia sangat takut dengan Overdrive sampai sekarang. Sementara, Michelle menceritakan bagaimana kakinya sembuh kemarin. Salah seorang Battle Leader, entah siapa namanya, melihat kaki Michelle, dan lalu dengan sedikit paksaan, berhasil menyembuhkan sendi Michelle yang masih agak cedera, dia sekarang bisa berjalan, bahkan berlari bebas. Pein menceritakan pengalamannya bertemu bermacam macam orang di Arkbird, ada yang benar benar aneh, ada juga yang biasa biasa saja, salah satu cerita Pein adalah ada dua orang Cora sedang pacaran, awalnya kuanggap biasa biasa saja, sampai aku diberi tahu yang sedang pacaran itu adalah tuan DelGrade dan tuan LilSquall, barulah aku sadar kalau itu… kejadian yang pernah aku lihat bersama Bone saat itu (~_~…swt dah)

Tiba giliran Bone bercerita… “Maaf… semuanya… yang ingin kuceritakan dengan dia… ini masalah keluarganya…” *!* Apa? Sekarang? Disini? Apa yang ingin dia ceritakan tentang keluargaku? Semua tampaknya mengerti sepenting apa ini. Semuanya lalu keluar, kecuali Mina, dia memberi ciuman di pipiku sebelum dia pergi. “Nah… ini… terutama

Page 15: Book Three, RF Fan Fics

tentang masa lalu Sheila…Dengar, Sheizan, Sheila begitu yakin kalau kau adik kandungnya, jadi, aku ingin menceritakan ini padamu”

Bone menceritakan kalau Sheila ditemukan olehnya, saat dia masih seorang Cora, di sebuah tanjung, sedang terluka parah. Bone sendiri saat itu bernama Zero. Dia sedang berlibur kesana bersama orang tuanya. dia lalu membawanya ke Hideout, kata orang orang disana, dia mungkin sudah tidak mampu diselamatkan, tapi, lalu ada seorang Holy Chandra tua yang menyembuhkan dia… namanya… Hazel, saat itu, dia sudah turun dari jabatan Protector, tapi dia masih mampu berbuat sesuatu. “Kedua teman Hazel saat menjabat menjadi Protector saat itu, Layla dan Saber, juga berada disitu. Mereka lalu ke Altar Raxion, Protector pertama, agar Sheila selamat. Dia hidup, hanya saja… dia ditakdirkan sesuatu” kata Bone lagi. “Dia… hidup… tapi, dia harus mengorbankan nyawanya… untuk menghancurkan kejahatan terakhir…kata sebuah suara…” Setelah Bone mengatakan itu, dia pun terdiam. Akhirnya dia bercerita lagi, “Setelah suara itu muncul, Sheila bangun, dan dia pun sehat. Keluargaku merawat dia sebagaimana kau dirawat oleh keluarga Mina, akupun akhirnya jatuh cinta padanya, dia perempuan yang kuat, aku suka padanya, namun, suatu hari, aku diserang oleh segerombolan monster yang tak kukenal, bentuk mereka seperti Cora, namun telinganya lebih panjang. Aku tak tahu mereka dari bangsa apa. Badanku hancur, tapi aku masih hidup. Teknologi Accretia memungkinkan aku yang awalnya seorang Guardian ini untuk hidup kembali, namun, hatiku hancur, tidak bisa lagi bersenang senang dengan Sheila. Ya, aku sudah melakukan itu dengannya sekali, sama denganmu dan Mina, Sheizan. Hati Sheila, seperti yang kuperkirakan, juga hancur, kami berdua lalu sama sama menjadi peneliti Virus Hay, yang katanya dikembangkan oleh Accretia. Saat itu, terjadi kecelakaan, dua orang dari kami, DelGrade dan LilSquall, terkena virus itu dan mulai menjadi aneh. Keunikan virus ini adalah virus ini mampu beradaptasi dengan tubuh korbannya, kalau korbannya seorang Cora, selnya akan menyesuaikan diri, bahkan, virus ini dapat menyesuaikan diri dengan tubuh robot Accretia.” Whew, panjang amat cerita si Bone… tapi, dengan ini, aku jadi mengerti kenapa tuan Del dan tuan Squall bisa seperti itu… Bone lalu melanjutkan ceritanya lagi “Ah, cukup tentang virus hay. Karena aku sudah menjadi Accretia dan proyek virus hay dihentikan, akupun akhirnya memutuskan untuk mengembara. Lama aku mengembara, bahkan aku sempat menjadi seorang wakil archon bagi Accretia. Sebenarnya, saat itu ada usulan untuk bersatu melawan bellato yang menyebabkan perpecahan didalam Cora, kan… Itu… sebenarnya usulku…” Nah loh… jadi gara gara orang ini? Archon Araitor dan Petinggi Negotiator jadi segila itu? Bener bener nih orang ini, pengen mukul rasanya, tapi. Aku lalu melihat wajahnya yang menunduk, walaupun Accretia tidak bisa berekspresi dengan wajahnya, aku bisa merasakan penyesalan yang sangat mendalam darinya.

“Aku lalu mengundurkan diri dari jabatan Wakil Archon. Lalu pergi mengembara lagi, beberapa minggu kemudian, aku bertemu dengan kalian…”

Page 16: Book Three, RF Fan Fics

Jadi, sampai sinikah cerita Bone? Aku jadi mengerti banyak sekali hal sekarang. “Baik, aku pergi sekarang.” Kata Bone, aku mengangguk, zhiing, Bone membuka pintu, ternyata, didepannya, Mina, Light, Michelle, dan Pein sedang menguping (ya ampuun… Decem… kira kira mereka ngomong apa ya?), walau begitu, Bone membiarkan saja mereka.

Mereka berempat masuk lagi. Mina sekarang yang bercerita. Dia bercerita bagaimana pengalamannya diceramahi oleh Namine saat dia mencoba untuk memamerkan Ra, dia dimarahi habis habisan. Dia sekarang sadar, kalau Animus adalah teman seorang Summoner, walaupun sekarang dia adalah seorang Dark Priest, dia juga harus tetap menyayangi Animusnya seperti dia menyayangi kekasihnya, yang berarti, aku ^^v

Akhirnya, malam tiba, semuanya sudah keluar dari kamarku. Saat aku mencoba tidur, lalu… muncullah sebuah cahaya putih… hantu? “Nak… Sheizan…” Kata cahaya putih itu…Ibu? “Sheizan… dengarkan ibu… kakakmu… ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia… kalau misalnya... terjadi sesuatu padanya… kuminta kau untuk tidak merasa kehilangan… karena dia… adalah… ‘itu’…” Itu… apa maks…AAAAARGHHH!!! Cahaya itupun hilang, akupun lalu tertidur…

End of Chapter Nineteen

Sheizan Notes: Overdrive

-Overdrive adalah ledakan besar yang terjadi saat sedikitnya dua dari Three Weapons of Destruction menyerang dan bertabrakan, skala Overdrive sangat besar, menurut kata kata Sheila, seluruh kehidupan yang terkena ledakan Overdrive lenyap, tidak ada apa apa di sisa sisanya, dikatakan kalau salah satu kerajaan kuno Novajan hancur karena Overdrive ini.

Chapter Twenty, Battle of Elan Plateau, Beginning

Page 17: Book Three, RF Fan Fics

“Huah!...Hosh…hosh…” Tadi malam… itu… ibu? “Hai, Sayang” Hm? Mina ada di samping kasurku, dia menyiapkan sarapan pagi untukku, wajahnya tampak cantik diterpa sinar matahari pagi yang melewati jendela kecil di belakang kasurku. “Ini… sarapannya… kata kak Sheila kita sebentar lagi sampai… kita sudah benar benar dekat! Aku tak sabar melihat Elan Plateau!” kata Mina. Oh iya ya… semenjak Red Army muncul… Mina belum sekalipun masuk ke Elan, karena pembatasan level… sekarang dia sudah cukup kuat, kurasa…

“Ah, iya, kamu cepat makan lalu mandi, kita semua dipanggil kak Sheila!” Hmm… yah… kurasa… aku tak perlu memikirkan kata kata Bone dan Ibu terlalu jauh… kak Sheila kan orang yang hebat… aku sudah pernah melihatnya melakukan 128 serangan beruntun pada pemimpin para Lack Joe. Aku yakin dia tak akan mati secepat itu!

Makanan ini…steak Cannibal… masakan kesukaanku… pasti Mina sendiri yang membuatnya… aku harus mengucapkan terima kasih. “Eh…Min…ah… dia sudah pergi…” Akhirnya aku makan dengan lahap, lalu mandi, dan segera menuju kokpit.

Disana, Sheila dan wakil wakilnya, duduk di tengah ruangan, yang lain mengelilingi dalam pola setengah lingkaran. “Ah, akhirnya kau datang, sekarang, kita mulai Mission Briefing.” Sheila memulai briefing. “Aku sudah menghubungi ketiga archon bangsa, dan mereka mengerti ini misi yang sangat penting, tidak ada yang diperbolehkan ke Elan dalam jangka waktu tiga hari, jadi, artinya kita punya waktu tiga hari untuk menyelesaikan misi.” Sheila lalu melanjutkan briefing nya, kami akan mengatur markas di daerah mulai dari daerah Der. Pantai, motu ora, dan Lack Joe area, front kami akan terletak di Lack Joe, dari situlah kami akan menyerang markas Turncoat, dan bahkan, monster terkuat di Novus, Dagnu.

Beberapa saat kemudian, Sheila menyelesaikan briefing, kami sudah sangat dekat dengan Elan. Tak lama… “Nona Sheila, kita sudah bisa turun dari pesawat, pesawat akan dibiarkan dalam posisi hover!” lapor Alia. “Baik, semuanya, kita turun, ikuti aku!” kata Sheila, aku dan yang lainnya mengikuti Sheila, Resin, dan Verdebuster dari belakang, sampai akhirnya kami sampai di Lower Turret Area lagi. Verde mengatakan sesuatu di transmitter nya “Buka pintu palka bawah, kami akan terjun!” Heh? Terjun? Tapi… pake apa? Sheila mencontohkan loncatan. “Aktifkan Booster kalian, lalu loncat, kecepatan kalian akan diperlambat saat jatuh dan kalian akan mendarat dengan selamat!” Sheila lalu mengaktifkan Ether Wing nya dan meloncat, diikuti oleh Resin yang memakai Force Booster nya dan Verde yang sudah mengaktifkan Panzer Pligel nya. Tapi… aku kan gak punya Ether Wing… Tiba tiba… ada yang menepuk punggungku *!* “Nih, tadi kak Bone

Page 18: Book Three, RF Fan Fics

menitipkan ini untukmu” kata Pein. Tubuhnya tampak berbeda dari beberapa hari yang lalu. “Ini armor baru milikku, Light yang membuatkannya. Namanya Fourth Armor, aku tak tahu kenapa dinamakan seperti itu oleh Light, tanyakan saja pada dia. Armor ini punya Booster internal yang memungkinkan aku untuk melesat selama beberapa detik.” Hmm… armor ini bagus sekali… warna biru langit dan putih… tapi… rasanya mengingatkan aku pada sesuatu… apa ya? “Cepat maju...” tanpa pikir panjang, Mina mendorongku maju, ARGH, AKU BELUM MENGAKTIFKAN BOOSTER! *ziiing* Fiuh… untung saja bisa diaktifkan di udara… ~_~”

Begitu aku sampai di darat, aku langsung mencari teman teman, terlihat Light dan yang lainnya sudah berkumpul, Mina baru mendarat dibelakangku. “Hei, kenapa bengong, ayo ke tempat teman teman!” Kami berdua melangkah, didepan benteng kecil di Der. Pantai, aku berkumpul dengan yang lain, termasuk Bone dan Sheila. Ah, kebetulan ada Light. “Hei, Light, aku mau bertanya tentang nama armor Pein yang baru…” Light menoleh, dia mendekati aku lalu berbisik “Sebenarnya… aku baru pernah membuat armor empat kali… dan yang kubuatkan untuk Pein itu adalah yang keempat. Aku dapat desainnya, seperti biasa dari Book of Secrets” Ah, pantas aku merasa pernah melihatnya, tapi namanya berbeda di sana… namanya Falcon Armor.

Kami lalu menuju Lack Joe dengan aba aba Sheila, membasmi semut semut dan Draco yang kami temukan di jalan. Sesampainya di Lack Joe, kami memasang sebuah Base.

“Kita akan menyerang mereka 2 jam lagi, harap siapkan semua yang kalian butuhkan, kalau kita sudah terdesak, Arkbird akan menembakkan Laser, tapi, laser hanya bisa digunakan sebanyak 7 kali karena serangan beberapa hari yang lalu, jadi, jangan berharap terlalu banyak.” Kata Sheila.

Aku mempersiapkan sekitar 3 slot Slim Advanced Holy Arrow buatan Light. Aku memegang Book of Secrets. Tak kurasa, Buku ini… sudah banyak membantu petualanganku… tanpa buku ini, mungkin aku tak bisa apa apa…

2 Jam kemudian

Page 19: Book Three, RF Fan Fics

“Kita mulai menyerang!” Teriak Sheila. Para petinggi memimpin didepan, 3 Protector berjalan paling depan.”Itu pasukan Turncoats!” Mereka membuat barisan rapat di depan pintu masuk Hutan Sunyi, mereka membawa sebuah banner yang bergambar sebuah Pentagon di tengahnya, Sheila mengeluarkan bendera yang pernah kulihat di Hideout, bendera dengan tiga buah bintang ditengahnya, lalu beberapa orang lain juga mengeluarkannya. “Atur pasukan per Resimen, tiap resimen harus beranggotakan 15-20 orang yang memiliki job sama” kata Sheila pada Resin dan Verde, mereka lalu mengkomandoi seluruh pejuang. Satu orang petinggi untuk setiap resimen lalu membawa bendera, di pihak musuh sepertinya melakukan hal yang sama. “Para Destinied, kalian akan satu resimen denganku.” Kata Sheila, Saat itu, ada yang aneh di bagian musuh, ada musuh yang belum pernah kulihat. Resin membisikkan sesuatu pada Sheila, dia melihat kedepan, lalu tampak terkejut, namun dengan cepat menguasai diri. “Itu pasukan Tombstone, Turncoat jenis khusus, mereka sangat berbahaya. Semua, harap berhati hati!” Kata Sheila, lalu, tiga orang keluar dari tengah tengah para Turncoat, sepertinya mereka bertiga adalah pemimpin para Turncoat itu.

Kami diam untuk waktu yang lama, sampai aba aba dari Sheila untuk menyerang, kami tidak bergerak. Para Ranger menyiapkan senjata mereka untuk menembak, tangan sudah memegang panah, ataupun memegang pelatuk. Tidak ada yang bergerak, suasana sunyi.

Namun, salah satu Hidden Soldier tampaknya melakukan kesalahan, dia terlalu tegang sehingga dia menekan pelatuk Vulcan miliknya, serangan itu mengenai satu orang Turncoat.

Akhirnya keheningan berakhir, para Turncoat berteriak marah. “TIDAK ADA PENGAMPUNAN LAGI, SERANGGG!” Teriak ketiga pemimpin para Turncoat itu, Akhirnya, perang dimulai

Aku menembakkan panahku, tepat mengenai kepala salah satu turncoat, sialnya, ada yang meloncat padaku, “PRESSURE BOMB!” Ugh! *tranngg* Tiba tiba tubuh turncoat tadi terpental, dibelakang, kulihat Mina bersama Osiris. Lalu kulihat ke depan, ketiga Protector bertarung dengan 3 orang pemimpin Turncoat itu. Sheila menghadapi seorang Turncoat Bellato. “Huh… aku ingat kau… Leon… SHOENZAN! REKKOHA! HYOROGA! SENTSUIZAN!” Sheila mengeluarkan jurus jurus cepat, dia membawa dua bilah pedang, Sword of Heaven, dan Sword of Light.

Page 20: Book Three, RF Fan Fics

Flashback

“Sheizan, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu.” Sheila mengeluarkan dua buah pedang. “Ini adalah Sword of Heaven dan Sword of Light, yang diturunkan untuk generasi setiap Protector. Selain untuk melihat ini, aku juga mengajakmu kesini untuk… melakukan sesuatu… aku ingin kau belajar sebuah skill… tapi… skill ini tidak bisa digunakan sembarangan. Hanya padamu aku percayakan skill ini, tidak pada Bone, ataupun yang lainnya, mengerti?”

Kedua pedang itu menghantam kapak yang dibawa oleh Turncoat Bellato tadi. Argh, aku juga harus berjuang! Datang lebih banyak Turncoat, dan yang lebih parah lagi, mereka membawa sebuah monster: Hora Armored Ghost, itu… monster yang juga membunuh MinaRiesha! Seketika aku mencari Mina, saat kutemukan, dia sudah berlari ke arah monster tersebut dengan Osiris, Michelle dan Bone mengikuti dia, akupun ikut dibelakang mereka, Light dan Pein tak kelihatan. “KAUUUU, YANG SUDAH MEMBUNUH ADIKKU!!!!!!!!” Mina berteriak keras, dia sepertinya tidak tahu apa bahaya yang akan dia temui. “Yammar Option!” Tongkat Mina mengeluarkan beberapa bola hijau yang lalu menyerangi Hora Armored Ghost, sialnya Hora Ghost penjaganya terlalu banyak, dia tak akan bertahan kalau terus begini! “Kyaaa! Uhh… Hell Flight! Frost Nova! Sand Storm!METEOR SHOWER!” Mina mengeluarkan banyak sekali force, dan yang terakhir, menghujani para Hora Ghost sampai mereka terkapar, tinggal Hora Armored Ghost. Michelle maju untuk membantu Mina, aku juga, tapi reaksi Bone lebih cepat. “VALIANT CHARGEEE!!!!” Dia berteriak sambil maju dan mementalkan siapa saja yang ada di jalannya, saat sampai di depan Hora Armored Ghost, dia berhasil mengenainya telak, Diablos Longhorn miliknya menancap di tubuh Hora Armored Ghost itu. “Osiris, SERAAANG!!!!!” Teriak Mina, Osiris pun mulai menyerangi Hora Armored Ghost tersebut, satu persatu bagian dari Hora Armored Ghost itu hancur, lalu Michelle mengakhirinya. “Omni Pierce!!!” tusukan demi tusukan menghujani Hora Armored Ghost. “Hosh… hosh…” mereka berdua kelelahan, Bone mengambil kembali Diablos Longhorn miliknya. Yah… baguslah… saatnya mencari Light dan Pein, tapi, karena keadaan saat itu sangat kacau, sulit sekali menemukan mereka.

Diatas tebing, bagaimanapun. Tampak dua orang wanita berambut putih panjang sedang bercakap cakap sambil melihat jalannya pertarungan kacau dibawah.

“Hei… kita harus melindungi mereka, Ratu Calianna?”

“Aku tidak peduli, ini kata tuan Dagnu, Soul Clinder, kita harus membantu para Turncoat itu.

Page 21: Book Three, RF Fan Fics

End of Chapter Twenty

Sheizan Notes: Fourth Armor/ Falcon Armor

Armor ini adalah Armor legendaris yang ada di Book of Secrets, Light membuatnya melalui desain dasar untuk armor Pein yang baru, armor ini memiliki sebuah Internal Booster, yang berfungsi sebagai Booster, namun hanya untuk beberapa detik saja (sekiranya 20 detik) Armor ini berwarna Putih dan Biru. Dikatakan bahwa pada jaman manusia dulu, Armor ini dipakai oleh seseorang yang memiliki gelar “Maverick Hunter”

Chapter Twenty One, Battle of Elan Plateau, the Middle part

Disaat mereka berdua berbicara, terdengar suara dari belakang

“Ibu! “

”Hah? Itu… putrimu, kan?” kata Soul Clinder pada Calianna Queen.

“Ada apa?… kenapa dia kemari? Dia kan seharusnya menjaga bangsa kami di Ether…”

“Ibu! Aku… disuruh Tuan Dagnu menyampaikan sesuatu… kita harus membunuh atau setidaknya, menangkap enam orang tertentu! Mereka membawa senjata yang lain dari senjata yang dibawa kebanyakan prajurit.”

“Tapi mencari enam orang diantara sekian banyak prajurit bertempur akan sulit” kata Soul Clinder

”Tidak juga, aku sudah melihat satu, itu, yang membawa senjata Vulcan yang aneh” Calianna Queen menunjuk ke Light, mereka lalu menuju ke tempat Light.

Bersamaan dengan itu, aku yang sedang kebingungan bersama Mina, Michelle, dan Bone, akhirnya menemukan Pein.

“Pein! Dimana Light?” tanya Michelle.

Page 22: Book Three, RF Fan Fics

“Aku tak tahu, dia terakhir kali ada di belakangku!” Aku mencari ke sekeliling, akhirnya aku melihat dia, sedang bertarung dengan lima orang Turncoat.

“ELEMENTAL BOMBARDMENT!” Light menghujani para turncoat itu dengan peluru elemen dengan style sebuah Wild Shot. Tapi, dari atas tebing datang tiga orang wanita, dua berkulit putih, satu membawa panah.

“Hei… itu…?” tanyaku pada yang lain.

“Mereka… *!* Hati hati! Mereka bertiga sangat berbahaya!” Kata Bone, dari tampang yang dipasangnya, sepertinya dia pernah bertemu mereka bertiga.

“Mereka… ada di saat aku diserang orang orang bertelinga panjang yang pernah kuceritakan padamu, Sheizan. Mereka adalah Ratu dan Putri dari para Calianna, dan yang membawa panah itu adalah Soul Clinder, jangan terpikat dengan kecantikan mereka, JANGAN PERNAH!” kata Bone lagi, walau aku mengerti, ada sesuatu di aura mereka, yang menarikku untuk mendekati mereka, aku mencoba menahan perasaan ini, tetapi… aku tidak kuat.

“Ugh… cantik… sekali…” Kataku, aku tidak bisa mengendalikan apa yang kukatakan, bahkan, tubuhku mulai bergerak menuju arah mereka, sepertinya, Light juga merasakan sesuatu yang sama denganku, dia juga mulai bergerak ke arah mereka. Michelle mencoba menahan Light.

“Sheizan, sadar! Kumohon! Ini hanya Ilusi!” kata Mina

“Kalian tak akan bisa menahan aura ini, percuma saja” Kata Soul Clinder.

“UGH…. ...!” kata Light, Light lalu memanggil Velocidrome, dia lalu menaikinya.

“HYAH, RASAKAN INI!!!!!!” Light memberondongi ketiganya dengan peluru di tangan kiri Velocidrome. Mereka bertiga pergi ke tiga arah, tiba tiba, aura itu hilang. Aku mengerti! Tampaknya aura itu hanya aktif kalau mereka bertiga bersama sama. Hosh… baru saja menghadapi Hora Armored Ghost, sekarang sudah menghadapi mereka bertiga.

Soul Clinder

Pein dan Bone mengambil posisi.

“Hyah! Siege Kit X Buster! Rathalos Cannon, Wyvern Blaster!” Pein menyiapkan siege kit nya, Bone menyiapkan Diablos Longhorn dan Monoblos Shield dalam posisi menyerang.

Page 23: Book Three, RF Fan Fics

“Hmm… bagaimana kalau aku yang memulai? Soul Arrow!” Teriak Soul Clinder, dia mengeluarkan panah berwarna abu abu, dari panah itu keluar aura tak menyenangkan, seperti nyawa yang diambil dari orang orang yang sudah mati. Dia lalu menembakkanya ke arah Pein.

“Hah? Ugh, Target Fix! Compound Siege!” Pein menembak ke arah panah itu, setelah terkena kedua tembakan tadi, barulah panahnya melemah, dan akhirnya jatuh ke tanah sebelum mengenai Pein, panah itu lalu menghilang. Bone melihat kesempatan saat Soul Clinder terkejut kalau panahnya dapat dihentikan

“Valiant CHARGE!! BLACK THRUST!” Bone berlari sambil menghunjamkan Diablos Longhorn, selama dia berlari, tubuhnya tampak semakin cepat dan menghilang, lalu setelah itu, dia menusuk Soul Clinder sampai dia terdiam dan tidak bergerak. Pein mengambil kesempatan ini

“Bone, minggir! DREAD FIRE, DOOM BLAST! SCHWARZ ENDE!” Pein mengeluarkan kombo dahsyat sepuluh tembakan, satu tembakan Dread Fire, tiga tembakan Doom Blast, dan enam tembakan terakhir dari Schwarz Ende. Dari satu launcher saja sudah menyakitkan, apalagi dari dua Launcher legendaris yang disatukan dalam satu Siege kit legendaris. Soul Clinder itu lalu terkapar dan tak bergerak lagi.

Calianna Princess

Light yang terbebas dari aura tadi menembaki Calianna Princess dari atas Velocidrome, Michelle sembunyi sembunyi mendekati Calianna Princess tersebut.

“Omni Pierce!”

“Kyaaaa!” Calianna Princess itu berteriak, dia terlempar, tetapi belum roboh, kembali Light menembakinya dari atas Velocidrome, namun tampaknya usaha itu sia sia, semuanya dihindari dengan mudah, akhirnya Light memutuskan untuk turun. Dia memakai Blazing Phoenix sekali lagi,

“Wild Shot! Aimed Shot! Fast Shot!” Dia memakai semua skillnya. Tapi Calianna Princess itu tampaknya masih kuat. Giliran Michelle,

“Thrust! Death Hack! Tornado!” Michelle juga mengeluarkan semua skillnya, namun Calianna Princess itu belum roboh.

“Michelle! Pakai teknik ‘itu’!” Teriak Light, Michelle mengangguk, Dia lalu memutari Calianna Princess lalu meloncat tinggi, entah kemana. Lalu Light menembaki Calianna Princess

Page 24: Book Three, RF Fan Fics

“Huh, coba tahan ini! Azure Dragon Technique: Amaterasu Shot!” Light lalu menembakkan sejumlah peluru berwarna hitam yang menghujani Calianna Princess, beberapa dari tembakannya mengenai Calianna Princess.

“Hyah! Valkyrie’s Eclipse!” Tiba tiba Michelle turun dari atas dan langsung menyerang, serangannya kali ini telak mengenai Calianna Princess, dia pun tertatih tatih berjalan ke arah ibunya, yang sedang berhadapan dengan aku dan Mina.

“I…bu…”

“Tidak, nak… ibu mohon… jangan mati sekarang… nak!”

“Aku… tidak kuat lagi… ibu…” Calianna Princess itupun lalu terkapar di pangkuan Calianna Queen.

Calliana Queen

“Kalian… sudah…membunuh…PUTRIKU! KALIAN TAK AKAN KUBIARKAN HIDUP!” Calianna Queen mengeluarkan sebuah energi kuat dari dalam tubuhnya.

“INI UNTUK PUTRIKU! FROZEN ICICLES!” Calianna Queen mengeluarkan banyak panah dari es, dia lalu menembakkan semuanya, aku berusaha menghindar, namun ternyata sulit, terlalu banyak panah es yang meluncur.

“Ugh!” Light terpental ke belakang, salah satu panah es itu mengenai tangan kirinya. Bahkan Velocidrome miliknya pun terpental, Pein mencoba untuk mengaktifkan kedua launchernya, namun dua dari panah es tadi mengenai kakinya dan dia terjembap, kesulitan untuk bangun.

“DAN INI UNTUK SOUL CLINDER! ICE DRIZZLE!” Teriak Calianna Queen, tiba tiba, dari atas muncul hujan es yang sangat dahsyat, esnya tajam tajam, kami semua tak mampu menghindar, Bone dan Michelle, yang sudah kelelahan tadi, terkena dan lalu terjatuh. Sisanya tinggal aku dan Mina

Aku dan Mina mencoba untuk bertahan

“Osiris! Ganti ke Obelisk! Tahan hujan es ini!” Osiris menurut, lalu berubah ke Obelisk untuk melidungi kami berdua. Ugh, dalam keadaan ini, kami tak akan bertahan lama, selain itu, jurus ini juga mengenai pasukan kami, ini tidak boleh dibiarkan! Uh… kucoba mencharge salah satu anak panahku.

Page 25: Book Three, RF Fan Fics

“BLACK HOLE BLAST!” teriakku, panahnya memang sempat menembus hujan es, tapi tidak sampai ke Calianna Queen, kalau begini, harus pakai senjata melee, ah!

Senjata Blue Dragon milik Michelle! Aku harus menjangkaunya! Kuharap tidak hilang saat kupakai.

“Mina, dengan aba abaku, alihkan perhatiannya, ok?” Mina mengangguk, tampaknya Obelisk juga sudah tidak kuat.

“Sekarang!” teriakku, Mina lalu memakai force yang mengeluarkan bola bola hijau seperti tadi saat melawan Hora Armored Ghost. Aku berlari ke arah Michelle, dia pingsan rupanya, aku mengambil Blue Dragonnya. Aku lalu berlari menerjang hujan es, lalu mengejutkan Calianna Queen

“*!* Sejak kapan kau…!”

“HYAAAH!!! DECEM DESCENDS TO NOVUS!” Aku memakai salah satu teknik yang diajarkan Sheila, berupa 21 serangan tanpa henti memakai sebuah senjata jarak dekat. Calianna itu lalu terpental kebelakang akibat seranganku, dia menjatuhkan sebuah pisau berwarna perak dengan ukiran “Metronicker” tanpa pikir panjang, aku langsung memakainya untuk melempar Calianna Queen itu berkali kali.

“HAAAA! TWEEZER CUTS THE SKY!!” Kutembakkan pisau itu sebanyak 8 kali berturut turut. Calianna Queen itupun akhirnya roboh.

“Ugh… aku… tidak bisa… membalaskan… dendam… putri… ku…” lalu Calianna itupun roboh. Dia lalu merangkak kearah Calianna Princess, lalu memeluknya, barulah dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Di depan, diantara para Protector, hanya satu pasangan yang masih bertarung, Sheila melawan Leon, kedua pedang milik Sheila dan kapak Leon saling beradu, mereka tampaknya seimbang.

“Ini harus kita akhiri disini, Sheila, bersiaplah! Chain Attack!” teriak Leon, Sheila menghindarinya.

“Uaah! Limit Break! Rough Divider! Lion Heart!” Teriak Sheila. Sheila mengakhiri pertempuran dengan memukul Leon ke angkasa dan menyerangnya dengan combo berkali kali

Perang itu, sayangnya belum selesai sampai disitu, kami kalah jumlah

Page 26: Book Three, RF Fan Fics

“Tak ada jalan lain, kalau jumlah musuh sebanyak ini, kita harus menembakkan laser. Alia, tembakkan Laser sebanyak 4 kali, tidak ada tapi, lakukan!” Perintah Sheila pada Alia lewat transmitternya, Alia sepertinya menurut, karena Laser Arkbird akhirnya ditembakkan sebanyak empat kali. Semua Turncoat yang tersisa setelah laser bisa ditumpas.

Setelah perang itu, kami semua diperintahkan untuk beristirahat, diantara kami berlima, yang paling sedikit cedera kelihatannya Mina, padahal dia yang memulai melawan Armored Hora Ghost. Kami semua mundur ke Der. Pantai.

Istirahat selama satu hari… kuharap ini cukup.

“Uaaah…perang yang melelahkan… Aku… mengunjungi Namine dulu ya… Sheizan.” Hmm… aku mengangguk, dia lalu pergi ke area lain

“Namine… maaf ya… aku… tak bisa melindungimu lagi… hiks” Mina mulai menangis.

“Mina… jangan menangis seperti itu… sekarang dan saat itu, bukan salahmu… saat itu, aku masih hidup, yang kaulihat itu pasti bukan aku. Aku diselamatkan oleh Nona Sheila, katanya, Lime memohon pada nona Sheila untuk menyembuhkan aku, dan dia melakukannya, aku… benar benar bersyukur pada Decem saat itu…” kata Namine sambil mencoba menenangkan Mina.

“Namine… aku… mau cari udara segar dulu…” kata Mina, Mina pun keluar dari ruangan yang penuh pasien itu.

Sesampainya diluar…

“Ah… udaranya segar ya… *kresek kresek* Hah!? Siapa itu!?” Dari semak semak, keluarlah seekor Flem.

“Flem??? Kenapa bisa… *!* KYAAAAAAAA!!!!!!!!!”

End of Chapter Twenty One

Page 27: Book Three, RF Fan Fics

Sheizan Notes: The Charming Trio: Calianna Queen, Calianna Princess, Soul Clinder

Calianna Queen dan Calianna Princess adalah bangsa pemberontak Calianna, mereka hidup dengan membunuhi para prajurit dari ketiga bangsa. Kedua Calianna ini adalah pemimpin mereka, mereka sangat kuat dan bukan musuh sembarangan.

Soul Clinder adalah seekor monster berbentuk perempuan cantik yang membawa panah, tak ada yang tahu asal usulnya, namun dia sangat berbahaya untuk dilawan.

Jika mereka bertiga ada dalam satu area, mereka akan memikat semua laki laki yang ada di area itu untuk mendekati mereka bertiga. Skill ini dinamakan Charm Paradise Trap

Chapter Twenty Two, Battle of Elan Plateau, Deeper to Elan

Malam itu, perasaanku tak enak, untungnya, aku cukup kuat untuk berjalan berkat perawatan intensif tadi. Aku lalu keluar dari tenda perawatan untuk mencari Mina. Kenapa perasaanku bisa tidak enak seperti ini? Saat itu aku melihat sebuah benda yang berkilau diterangi cahaya bulan. Aku mendekati asal cahaya itu. Ini… Sebuah Fire Curse Armlet? Saat kulihat ukiran didalamnya…M I N A. Ini… cincin yang kuberikan pada Mina di hari ulang tahunnya! Tapi, kenapa bisa ada disini? Saat berpikir begitu, aku menemukan sepucuk surat yang bertuliskan:

“Salah satu dari kalian ada padaku, kalau kalian ingin mendapatkan dia kembali, datanglah kemari, AHAHAHAHAHAHAHA! Tertanda, Dagnu.”

AAAARGH, MINAAAAAAAA!!!!!!! Aku harus menyelamatkan dia dengan cara apapun! Aku bergegas mencari perlengkapanku dan pergi, aku tak ingin menyusahkan teman teman, ini masalahku.

Beberapa saat kemudian. Sheila yang sedang berpatroli di sekitar tenda menemukan selembar kertas…

“… Ini… *!* Sheizan!” Sheila langsung berlari ke Area para Ranger, dan melihat kalau aku tak ada di tempat tidur.

“Dia… Uhh, aku harus memberitahu yang lain!”

Page 28: Book Three, RF Fan Fics

Aku akhirnya sampai di area Hutan Sunyi dengan memakai sebuah Stealth Potion yang kucuri dari bagian persediaan. Aku lalu masuk lebih dalam ke arah Hutan Sunyi… Stealth Potionku habis efeknya. Lalu, disitu, beberapa robot menghalangiku, tampaknya mereka penjaga area ini.

“Uhh… aku, tidak bisa lewat kalau begini terus.” Robot robot itu mulai menyerangku, aku berusaha untuk menghindar, tapi, jumlah mereka terlalu banyak, jadi, salah satu serangannya mengenaiku lalu aku terjatuh, mereka ada di depanku, tinggal menarangkan satu serangan saja untuk membunuhku…

“METEOR!” Beberapa batu api jatuh dari atas dan mengenai para monster itu, aku melihat ke sekeliling dan melihat banyak sekali orang berwarna hijau.

“Amon Shi… WhiteBlack…” Mereka… teman temanku yang mati saat Battle of Volcanic Cauldron! Dan bukan cuma mereka, tapi juga para Accretia, Bellato, dan Cora yang mati di perang saat itu dan perang kemarin.

“Kami akan membuka jalanmu, Tidal Ranger” kata Amon Shi.

“Maju, semuanya, kita bukakan jalan untuk masa depan Novus!” kata WhiteBlack.

Semuanya… aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini! Mereka membuka jalan, mengalihkan perhatian ataupun menghancurkan monster monster yang ada di jalan. Sekarang, aku sudah sampai di Lazhuwardian Area, mereka masih ada di depanku.

Akhirnya, kami semua sampai di pintu masuk sebuah gua yang sangat mengerikan, aura kematian datang dari dalam.

“Tidal, maksudku, Sheizan, kami hanya bisa mengantarkan kamu hingga sini saja, maaf yah.” Kata Amon Shi, semua prajurit itu lalu menghilang. Jadi, aku tinggal sendirian ya…

Aku masuk kedalam gua itu, gua itu gelap sekali, ngeri juga berada di dalamnya…

Tiba tiba…

“GYAHAHAHAHAHAHAAAA, Akhirnya kau datang juga, Chosen One.” Seekor monster berwarna hijau dengan sebuah tabung dan senjata yang berapi api muncul di hadapanku.

Page 29: Book Three, RF Fan Fics

“Jadi, kau mengharapkan aku datang, hah? Dimana Mina?!” Aku mempersiapkan Supernova Bow, tampaknya aku harus menghadapi monster ini… sendirian? Aku tak peduli, asal aku bisa menyelamatkan Mina, aku akan memberikan seluruh jiwaku!

Monster itu mulai menyerang, dia menembakkan api dari senjatanya dengan membabi buta kearahku.

“Ugh!” Lenganku kena! Aku mulai menyiapkan serangan, tapi api di lenganku seperti bukan api yang biasanya, padahal bajuku punya ketahanan yang tinggi terhadap elemen, tapi apinya masih terasa dalam.

“GYAHAHAHA, Kau baru saja merasakan kekuatanku, DAN KAU SUDAH TERJATUH! Kukira kau lebih kuat dari ini… aku kecewa, Chosen One. Sekarang, aku akan menghabisi KAMU!” Monster itu tampak men-charge senjatanya, aku tidak bisa bergerak, tanganku… ARGH!

“MATILAH KAU!” Apa hanya… sampai sini…? *shaat… JHEDAARRRR!!!!!!*

Apa aku… sudah mati?

“Sheizan, buka matamu!” Suara Sheila melayang layang di kepalaku, kakak?

“Syukurlah kamu sadar, saat menyadari kau dan Mina hilang, aku langsung menghubungi mereka berempat, mereka sudah kuberi HP Potion yang cukup banyak, dan aku sudah menyuruh para Holy Chandra dan para Grazier untuk menyembuhkan mereka. Sekarang Pein dan Bone sedang melawan monster itu, lebih baik, kita cepat cepat melanjutkan perjalanan.” Kata Sheila lagi. Ugh… lenganku… sudah terasa dingin sekarang, pasti penyembuhan dari Sheila.

“Cepat! Kami berdua akan menahan dia disini!” Teriak Pein. Aku, Sheila, Light, dan Michelle melanjutkan perjalanan.

Boss Battle – Dagon

Pein menyiapkan X Buster Siege Kit bersama kedua Launchernya, Bone, melepas Diablos Longhornnya

“Kenapa kau lepas? Itu sebuah Ultima Weapon kan?” Tanya Pein

Page 30: Book Three, RF Fan Fics

“Huh, jangan tanya…” kata Bone, dia lalu mengambil sebuah pedang besar yang berbentuk seperti naga, dengan taring taring berwarna merah yang mencuat sebagai mata pedangnya.

“Senjata… apa itu?” Tanya Pein, dia terdiam saat melihat senjata mengerikan itu.

“Ini adalah sebuah Vile Serpentblade, Aku membuatnya dari taring monster Ioprey yang terkenal ganas. Selama aku berpetualang, aku menemukan banyak monster yang berbeda, Ioprey inilah salah satunya, cakar Iodrome ini mengandung racun yang dapat membunuh musuhnya dalam sekejap. Karena itu aku jarang memakai senjata ini.” Jelas Bone. Dia lalu menyimpan Monoblos Shield juga. Lalu mengeluarkan sebuah Shield berwarna abu abu.

“Yang ini, adalah Khezu Protecter, jauh lebih kuat dari tameng apapun.” Kata Bone, tiba tiba.

“KALIAN!!!!! MATILAH! AMATERASU!!!!” *bwoooshhh* Monster itu menembakkan api berwarna hitam. Api itu mengarah ke Bone.

“Mega Shield! Rapid Logic! Elemental Power! Limit Gauge!” Dia mengeluarkan skill pendukung, bahkan mengeluarkan skill pendukung Assaulter. Bone lalu memasang Khezu Protecter didepannya. Dia tidak menghindari api itu sama sekali

“BONE, AWAS!!!!” teriak Pein, tapi Bone tidak bergeming, dia bertahan di tempatnya. Api itu lalu mengenai Bone dengan telak. Untuk beberapa saat, tak terdengar suara dari Bone, sata kepulan asap dan api hitam mulai menghilang, dia tidak tampak dimanapun

“HUAHAHAHAHA, Aku kecewa… bahkan seorang Destinied pun tidak berdaya di depanku, Dagon” Dagon lalu tertawa. Pein, sudah tidak bisa menahan kesabarnnya lagi.

“Kau… TAK KUMAAFKAN! Target Fix! Compound Siege! Dread Fire! Doom Blast!” Pein meluncurkan enam tembakan dalam waktu yang sangat sempit. Keenam serangan itu mengenai Dagon secara telak di enam area.

“Uaaarghh!!!! Kau hebat JUGA! AHAHAHAHAHA!!! AMATERASU!” Monster itu menembakkan api hitam lain pada Pein

“Flash Bang!” Pein melempar sebuah benda kecil yang lalu meledak menjadi cahaya, akibatnya, Dagon yang silau karena cahaya itu gagal mengenai Pein

“Aku belum sempat memakai skill khusus dari Rathalos Cannon, makanlah ini! NEO MEGA FLARE!” Pein lalu menembakkan satu buah peluru yang berapi api dan saat mengenai Dagon…*BLAMMMMM!!*…meledak dengan kekuatan yang sangat dahsyat.

Page 31: Book Three, RF Fan Fics

Sayang, Dagon belum rubuh. Tapi, pada saat itu…

“Valiant CHARGE!” Bone menerjang entah dari mana ke belakang Dagon, Vile Serpentblade nya diarahkan menuju perut Dagon, Dagon yang tidak mengira serangan dari belakang itu terkena telak.

“Huh, ini belum selesai, MAGNUM BREAK!” Vile Serpentblade Bone bercahaya, lalu Bone menghatam Dagon dengan pedangnya, sampai akhirnya dia terkapar.

“Akhirnya… Uh… lebih baik kita pergi dari sini, aku khawatir tabung itu akan meledak” kata Pein. Merekapun mundur ke Base patriot Hideout.

Sementara itu, Sheizan dan yang lainnya terus menyusuri goa.

“Apa belum ada tanda tanda dari Dagnu?” tanya Michelle. Kami masuk semakin dalam, dan semakin lama gua itu semakin gelap.

“Huh, lama sekali…” kata sebuah suara yang asing. Lalu setelah itu muncullah seekor monster berwarna merah muda, tubuhnya besar sekali, memiliki taring yang tajam, dua cakar besar di tangannya, dan dua buah tanduk di punggungnya.

“Aku Dagan, huh, aku penasaran, bagaimana kalian bisa melewati Dagon.” Kata monster itu, wajahnya mengerikan, dia sepertinya bernafsu membunuh kami semua.

“Pergilah, Sheizan, biar kami berdua yang menangani monster ini.” Kata Light.

“Cepatlah, aku khawatir sama Mina, kalau nggak cepat cepat ditolong, nanti dia…” Michelle berhenti di tengah katanya, karena Dagan sudah menyiapkan posisi menyerang.

“Baik, kalau begitu, mari kita bersenang senang…” kata Dagan sambil tersenyum kejam.

End of Chapter Twenty Two

Sheizan Notes: Vile Serpentblade, Khezu Protecter

Page 32: Book Three, RF Fan Fics

”Satu senjata untuk mengalahkan shield terkuat, Satu shield untuk mengalahkan senjata terkuat” Adalah kata kata yang tepat untuk menggambarkan kemampuan keduanya, karena, Vile Serpentblade adalah senjata yang sangat mematikan, ditambah dengan racun yang mampu membunuh musuhnya dalam sekejap. Sementara, Khezu Protecter adalah Shield yang memiliki kemampuan imbang, dikatakan kalau sebuah Hora Spear milik seorang wakil Archon Bellato pernah mencoba menyerangnya, namun Hora Spear itu hancur berkeping keping.

Chapter Twenty Three, Battle of Elan Plateau, The Chosen One

Boss Battle – Dagan vs Light - Michelle

Light dan Michelle mengambil ancang ancang

“Light, kita harus bagaimana?” tanya Michelle, Blue Dragon digenggamnya dengan erat

“… Ah!” Light tampak menemukan ide, lalu dia berbisik pada Michelle.

“Kalian LAMA!” Dagan tampak tidak sabar, dia lalu menyerang Light dan Michelle dengan cakarnya yang besar, Michelle dan Light berhasil menghindar.

“Huh, kau harus berpikir dua kali kalau menyerang kami, kami ini punya hindaran paling besar diantara ketiga bangsa.” Kata Light dengan percaya diri.

“Oh ya? Kalau begitu, aku akan mengetes kecepatanmu…” Dagan lalu diam sementara, lalu… *shiutt…shiutt*

“*!* Apa? TIDAK MUNGKIN!” Light dan Michelle terpaku di tempat mereka, Dagan bergerak cepat, bagaikan petir yang melintasi satu ruangan yang gelap.

“AHAHAHAHAHAHA!!!!!!! KALIAN BELUM TAHU KEKUATANKU! DANCE OF THE DEMON BLADES!”

“*!* Light! Awas!” Dagan melintasi ruangan menuju tempat Michelle dan Light berada, dia lalu menyerang mereka berdua dengan kecepatan yang sangat tinggi, bagai cahaya.

Page 33: Book Three, RF Fan Fics

“Kyaaaaaa!!!!!” Dalam beberapa detik, baju Ranger milik Light dan Armor Warrior milik Michelle, Michelle lalu terjatuh, dia berada di depan Light saat Dagan menyerang bertubi tubi.

“Michelle! Sayang! Kamu…”

“Luka ini tak seberapa… Ugh! *bruk*” Michelle terjatuh lagi, rupanya, luka lama di kakinya karena jatuh dari tebing belum pulih sepenuhnya.

“Michelle… istirahatlah dulu… biar aku yang menghadapi monster ini…

Light dan Dagan berhadapan.

“Jadi, sekarang SATU LAWAN SATU? GYAHAHAHAHAHA!!!!!” kata Dagan. Tawanya mencerminkan seakan tidak ada kebaikan sama sekali di dalam tubuhnya.

“Aku akan mengalahkanmu… Blazing Phoenix! Eon Burst!” Light mengeluarkan Blazing Phoenix, dari Blazing Phoenix kemudian muncul cahaya yang berbentuk seperti pedang.

“Aku sudah diajari teknik Beast Eyes khusus milik Resin… ‘Byakugan’” Sejenak Light menutup matanya…

…*trekk!* Di sekitar mata Light keluar urat nadi, dan matanya berubah menjadi hijau.

“Aku akan melawanmu dari jarak dekat! Retsu-Zan Style! Sleeping Dragon!” Light melakukan maneuver memutar seperti sebuah topan, lalu dari pusaran yang diciptakan Light keluarlah seekor naga berwarna putih. Light menghentikan putarannya, lalu, naga itu masuk ke dalam diri Light

“UAAAAAAAAAAAHHHHHHH!!!!!!!!!!!!” Tubuh Light bercahaya, dia membuka matanya yang disekitarnya masih berurat.

“Huh… kau tidak akan bisa mengalahkan kecepatanku!” Dagan lalu memulai lagi hal yang sama, meloncat dengan cepat dari satu permukaan ke permukaan lainnya, hanya saja, kali ini, Light mulai melakukan hal yang sama.

“Kau tidak akan kubiarkan melakukan itu lagi! Shining Heaven!” Light lalu melompat kearah Dagan DI UDARA. Dia menebas Dagan, yang menahan tebasan itu dengan kedua tangannya.

“AHAHAHAHAAAAAAA!!!!!! KAU SERIUS, CEBOL!” Dagan tertawa dengan nada yang hanya dimiliki seorang maniak pembunuh. *trangg…trangg…* Eon Phoenix milik

Page 34: Book Three, RF Fan Fics

Light dan cakar Dagan saling beradu di udara, mereka saling meloncat, lalu bertabrakan di udara.

“Heh, makan hadiahku!” Dagan memotong sebuah stalaktit besar di langit langit gua. Light lalu menghindarinya

“Heh… dasar bodoh!” tanpa disadari Light, Dagan sudah ada di belakangnya.

“*!* *DUAK* ARGH!!!!” Light terpental ke depan dan menabrak dinding gua, seluruh tubuhnya sudah terluka cukup parah sekarang.

“Uhh!” Light terduduk, matanya kembali ke keadaan semula, tanpa urat.

“Rupanya kau bukan apa apa, apanya yang Destinied?” Dagan berkata sinis.

“Hei! Jangan lupakan aku! Cross Razor!” Michelle yang tiba tiba sudah ada di belakang Dagan lalu mengayunkan Blue Dragon dua kali. Dagan yang sedang membalikkan badannya terkena serangan itu, Dagan terdorong mundur, hampir menimpa Light yang ada di belakangnya

“Uwaaa!” Light berteriak. Dia menahan sakitnya sambil menghindar ke kanan

“Sori… aku lupa kamu disitu…” kata Michelle pelan.

Sekarang Dagan berhadapan dengan Michelle.

“Akan kutunjukkan hasil latihanku bersama Blue Dragon!” teriak Michelle penuh semangat dengan suaranya yang melengking tinggi.

“Hiah! Omnipierce! Omnislash! Omnithrust!” Michelle menyerang bertubi tubi, sangat cepat sehingga Dagan pun tidak bisa menangkis serangannya.

“UARGGH!!!” Dagan tersungkur, Michelle yang menyelesaikan serangannya lalu terduduk, nafasnya terengah engah.

“Aih!” Michelle lalu memegangi tangan kanannya.

“Michelle… serangan tadi… tak akan kusia-siakan!” Light lalu mengambil Blazing Phoenix.

“Makan ini! BLIZZARD WOLFANG!” Light menembakkan peluru es raksasa pada Dagan yang tersungkur.

Page 35: Book Three, RF Fan Fics

“UAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRGGGGGGGGHHHHHH!!!!!!!!!” Teriakan kencang Dagan terdengar sampai seluruh goa. Peluru light menembus tubuh besar Dagan, lalu akhirnya dia rubuh tak bernyawa.

“Suara itu… Dagan ya? Huh, tak kusangka… ternyata mereka bisa sampai sejauh ini…” kata Dagnu.

“Santailah, kita berdua disini, kita pasti akan menghabisi mereka.” Kata Zetso

“Hmm? Raungan apa itu? Apa… Light dan Michelle berhasil?” tanyaku pada Sheila, dia mengangkat bahu.

“Entah, tapi kurasa begitu, karena itu, ayo kita maju!” ucap Sheila memberiku semangat.

Kami masuk dalam… sekarang… kami rasa kami sudah ada di ruangan paling dalam.

Kami berdua berada di ruangan yang berbentuk seperti ruangan seorang raja, dengan dua kursi yang diduduki, satu oleh Dagnu, satu oleh Zetso.

“KALIAN! DIMANA MINA?!” Teriakku dengan penuh emosi

“Orang yang kau cari ada disana, Chosen One” kata Dagnu tenang. Aku mendekati Mina, Aku mengangkatnya, tangannya terkulai, saat kuperiksa nafasnya, masih ada, syukurlah, Decem, dia hanya pingsan.

“Kenapa kalian terus menyebutku Chosen One?” tanyaku, tanganku sudah menarik anak panah di Supernova Bow

“Kami memanggilmu karena alasan khusus, yang tak akan kami beritahukan.” Kata Zetso.

“Kalau begitu, kau sudah mendapatkan gadis itu, sekarang, kami ingin mendapatkan sesuatu dari kalian berdua… tantangan.” Jadi, mereka mengajak bertarung? Baik!

“Kalau begitu, majulah kalian!” Teriakku.

Page 36: Book Three, RF Fan Fics

Last Battle: Sheizan – Sheila vs Dagnu – Zetso

Dagnu mengeluarkan pedang besar berwarna hitam. Sementara Zetso mengeluarkan dua bilah pedang putih.

“Kita mulai pertarungan ini… Black Waltz!” Dagnu berputar dan menebaskan pedangnya ke arahku, dari pedangnya keluar sebuah laso hitam yang menyambar nyambar bagaikan petir.

“Hyah! Proton Arrow!” Dengan ini, panahku menjadi Proton Arrow untuk waktu 10 menit, kuharap ini cukup, aku lalu menembaki Dagnu sambil berpindah pindah tempat. *trangg trangg!* Uh… semua tembakanku ditahan…

“Kau tidak akan bisa mengalahkan kekuatan pedang ini… Lord of Hell” kata Dagnu, kata katanya tenang sekali, seakan dia tak peduli akan seranganku. Senjata apa itu… aku belum pernah melihatnya…

Di sisi lain…

“Sheila… Protector of the Hideouts… namamu sangat terkenal di tempatku… kamu pernah menyelamatkan kekasihmu dan membantai penduduk di daerahku, kan?” kata Zetso, kedua pedangnya mengeluarkan sebuah aura berwana biru.

“Jadi kau pemimpin mereka? Aku tidak bisa mengampunimu, karena kau sudah membuat dia menderita!” Sheila menghunus kedua pedangnya

“Hoo… Sword of Light dan Sword of Heaven… aku pernah mendengar keduanya, katanya, kedua pedang itu dapat membelah jirah terkeras sekalipun seperti membelah kertas… benda yang dibuat dari Holy Stone terbaik…” Zetso lalu mengamati kedua pedang tersebut.

“Tapi kau hanya anak kecil yang tidak punya pengalaman di perang… SESUNGGUHNYA!!” sambil berkata begitu, Zetso menerjang ke arah Sheila dengan kecepatan tinggi. Sheila yang terkejut menghindar ke samping. Zetso gagal mengenainya.

“Butuh kecepatan lebih dari itu untuk mengenaiku, Quickplay!” Sheila bergerak menyerang dan menghindar secara bersamaan.

“Heh, kau kira hanya kau yang bisa melakukannya? Quickplay!” Zetso mulai melakukan hal yang sama, keempat pedang mereka bertabrakan di udara.

Page 37: Book Three, RF Fan Fics

“Trick End!” Keduanya berkata bersamaan, mereka lalu menghilang. Muncul kembali setelah beberapa detik.

“Hosh...*trek…bruaaak!!!!*” Beberapa stalagmit terpotong dan menyisakan debu. Ternyata, dalam waktu beberapa detik itu, mereka saling menghantam lebih dari puluhan kali.

“Kekuatanmu hanya segitu? HAHAHAHA!” ejek Dagnu

“JANGAN TERTAWA!” Aku yang mulai panas menembaknya beberapa kali, namun ditangkis lagi oleh Dagnu.

“Peluru kecil seperti ini tak akan menghabisiku, Chosen One”

“ARGH~! NEO BLAST WAVE! *BLARRRR*” Peluru energi yang kutembaki menyusuri area di depanku, menghancurkan semua yang ada di depannya. Dagnu yang masih diam lalu mengangkat pedangnya.

“BLAZE FURY!” Dagnu lalu mengayunkan pedangnya dan mengeluarkan semacam energi merah yang menuju Neo Blast Wave.

*JHEDARRR!!!!!!!!!!!!* Ledakan besar terjadi karena tabrakan kedua kekuatan itu. Ledakan itu juga menggoncang seluruh gua hingga meruntuhkan atapnya.

Kami berempat menghindari efek samping ledakan tersebut

…Sunyi beberapa saat sampai debu menghilang… Saat debu menghilang, Zetso melompat keatas keluar gua, Sheila mengikutinya, meninggalkan aku dan Dagnu didalam gua.

“Sekarang bagaimana, sampah?” ejek Dagnu lagi, aku semakin panas.

“KAU!!!!! DARK FURY!” Sebuah anak panah yang terbuat dari Dark Force meluncur dari Supernova Bow. Dagnu menahannya dengan pedangnya lagi.

“Ah, ternyata sama saja dengan tadi.” Ugh… tidak ada efeknya… percuma saja kalau begini…

Page 38: Book Three, RF Fan Fics

Diluar gua…

“Huh, ayolah, buat aku senang!” kata Zetso sambil menunjuk Sheila dengan salah satu pedangnya.

“Dia… AZURE DRAGON COMBO!” Sheila menerjang ke arah Zetso.

“Hm? AZURE DRAGON COMBO!” Zetso pun menerjang ke arah Sheila.

“*!* Apa!?” Sheila yang terkejut karena gerakan Zetso tak mampu menghindari Azure Dragon Combo. Dia pun terkena tebasan tebasan pedang Zetso dan terpental

“Uaah!!! …Hosh…Hosh…kenapa dia bisa…” Sheila tampak terdiam, seperti berpikir sebentar, lalu…

“Ah! …ini… harus kucoba…Justice Blade!” kedua pedang Sheila memanjang, lalu dia menghantamkannya ke arah Zetso.

“Huh, segitu saja? Justice Blade!” Lagi lagi Zetso mengeluarkan jurus yang sama, dan terjadi ledakan lain saat pedang mereka berdua bertabrakan. Sheila, sekali lagi, tampak kaget karena Zetso mengeluarkan jurus yang sama dengannya.

“Ini… aku tahu teknikmu… teknik itu… Deja vu, Teknik yang meniru teknik orang lain.” Giliran Zetso yang tampak terkejut.

“Hoo, akhirnya kau tahu jurusku, ini akan menarik…”

Di dalam…

Aku tidak akan bisa mengalahkan dia dengan senjata jarak jauh, lalu aku teringat sesuatu…

Ini pedang Protector pertama, Raxion, namanya Azure Gaia, ini kuhadiahkan kepadamu, karena kakak sudah punya pedang sendiri…”

Aku melihat inventori ku, dan pedang itu… ada! Aku lalu memakai pedang itu, sebelum ini, aku sempat mencobanya satu-dua kali, tapi, kali ini pedang itu bersinar.

Page 39: Book Three, RF Fan Fics

“Pedang itu… Azure Gaia” kata Dagnu, dia memasang kuda kuda.

“Kau… TAK AKAN KUBIARKAN!” Apa? Kenapa dia… Dagnu lalu menerjang ke arahku dengan membabi buta. Aku menahan serangannya dengan Azure Gaia. *TRANG!!!* Ugh… berat…aku mencoba mendorong Dagnu… *Trang…trekk!* Berhasil… ternyata latihanku dengan Sheila memberi hasil. Aku mulai bisa mengayunkan pedang ini, bahkan, sekarang pedang ini terasa ringan.

“Kau… sudah menguasai pedang itu? Kalau begitu, sekarang bagian serunya…” kata Dagnu.

“Darkness!” Pedang Dagnu lalu mengeluarkan semacam aura hitam.

“Aku akan mulai, Chosen One… Black Break!” Dagnu mengangkat pedangnya, lalu menghantamkannya ke tanah, lalu, di tanah itu mengalir aura kegelapan yang menuju ke arahku sambil menghancurkan tanah di depannya. Kucoba mneghindar kedepan, ke arah Dagnu, satu satunya pilihanku karena aura itu memutariku selain di bagian depan arahnya datang.

“Argh!” Saat itu, aku melihat kesempatan karena Dagnu belum mencabut pedangnya dari tanah.

“PRESSURE BOMB!” Aku ingat yang diajarkan Sheila, lompat, salto, pukul! DHUARRRR!!!

…Apa kena?

”Bagus, akhirnya kau bisa mengenaiku.” Dagnu terlihat memegani tangannya, armornya di bagian kanan retak, namun belum hancur. Aku berniat melanjutkan seranganku.

“Hyah! Furious Swing! Reaver Strike!” Aku melancarkan dua jurus berat yang membuat Dagnu kewalahan, armor tangan kanan dan kaki kirinya retak sekarang.

Di luar…

“Hm… kini giliranku, Crescent Moon Dance!” Zetso berputar sambil mengeluarkan bayangan di belakangnya, membuat Sheila kebingungan, namun Sheila dengan cepat menyadari pola serangan itu dan menangkis yang ada di tengah.

“Hoo, sudah sadar rupanya?”

Page 40: Book Three, RF Fan Fics

“Aku tidak akan tertipu semudah itu, Zetso” Sheila mengambil ancang ancang, kedua pedangnya dia pegang di samping tubuhnya.

“Kau mau apa sekarang?” Zetso memakai Deja vu lagi, namun, kali ini, Sheila sudah sadar dengan hal ini, dan tanpa mengatakan apa apa, dia menyerang Zetso dalam jeda sepersekian detik.

“Ugh! Ini…”

“Kelemahanmu adalah kau hanya mengandalkan kecepatan, kalau kecepatan itu bisa kuatasi, kau akan kalah, karena kau tidak memakai armor yang berat.” Kata Sheila pada Zetso.

Di dalam, Dagnu yang sudah mulai kewalahan menghadapi pukulanku memakai Azure Gaia akhirnya memanggil Zetso.

“Zetso! Kita harus akhiri ini dengan cepat!” Zetso mengangguk, dia menghindari serangan Sheila yang terakhir, sebuah Sentsuizan, dan meloncat ke sebelah Dagnu.

“Ini harus kita akhiri disini! Ayo, Zetso!” Tangan mereka berdua lalu mengumpulkan kekuatan kegelapan. Sheila melihat kebawah, lalu…

“Uh, itu!” Sheila melompat dan mendarat didepanku

“ULTIMATE DARKNESS, ERASER!!” Mereka menembakkan aura kegelapan yang sudah terkumpul di tangan mereka.

“TIDAAAK!” *shatt…BWOOSSHHH!!!......* Serangan itu telak mengenai Sheila yang merentangkan tubuhnya didepanku… Dia lalu terduduk.

“Kakak!” Aku menangkap tubuhnya yang terjatuh… tapi, seiring dengan jatuhnya dia, tubuhnya pun menghilang, hingga tinggal rohnya yang tersisa…

“Kakak! Aku… ini… TIDAK MUNGKIN!” roh Sheila menutup tanganku dengan telunjuknya.

“Sheizan… aku yakin Bone sudah memberitahumu tentang ini… kau juga bilang kalau ibu memberitahumu tentang ini, kan? Kumohon… relakan aku pergi…”

”KAKAK SUDAH BERJANJI KAKAK TIDAK AKAN PERGI! KATA KAKAK HAL INI TIDAK AKAN TERJADI! KITA BARU SAJA BERTEMU, KENAPA KITA HARUS BERPISAH LAGI!!!...*hiks*…” Teriakku penuh emosi pada Sheila, lalu… dia memelukku… pelukannya hangat, seperti dia masih hidup.

Page 41: Book Three, RF Fan Fics

“Kak… ini… mimpi buruk, kan? Bukan… kenyataan… kan?” tanyaku putus asa.

“Sheizan, kau harus bisa menerima kenyataan ini… aku akan melihatmu saat melawan mereka berdua… Kakak mengijinkan kamu memakai jurus itu…”

Jurus itu… boleh kupakai? Kalau begitu… baik… aku tidak akan tanggung tanggung!

“Kenapa? Menangisi kepergiannya? Percuma, dia terkena Eraser, tak akan kembali lagi, Chosen One.” Kata Zetso penuh dengki.

“Aku… sudah… tidak bisa membiarkan ini…” Fokuskan kekuatanmu yang terdalam, tarik kekuatan itu keluar, kekuatan yang terbuat dari kesedihan, kebahagiaan, dan semua emosi dalam dirimu, semua emosi yang pernah kau rasakan… Kata kata Sheila…

“TRANCE!” Dalam diriku terasa kekuatan yang meledak, rasanya seperti mendapat kekuatan seluruh Protector terdahulu.

“Trance? Ti… TIDAK MUNGKIN! JURUS ITU TIDAK MUNGKIN BISA KAU LAKUKAN!” kata Dagnu, mereka mundur.

“Kalian…KALIAN SUDAH MEREBUT SATU SATUNYA KELUARGA YANG KUMILIKI! KALIAN JUGA SUDAH MEMBUAT BANYAK TEMANKU SENGSARA, DAN TERAKHIR, KALIAN SUDAH MEMBUNUH ORANG TUAKU!”

Aku berteriak dengan penuh emosi, tak tahu lagi ada apa di sekitarku, tak tahu waktu, tak tahu ruang, yang kuinginkan hanyalah membunuh kedua orang yang ada di depanku.

“Faith! Vital Power! Wild Rage! Extend Range! Accuracy! Counter Attack! Shield Rupture! Bull’s Eye! Limit Gauge! Defender! Barricade! Grace!” Aku memakai semua skill yang mungkin kupakai, tidak peduli berapa batasnya, kalaupun aku harus kehilangan tubuhku, aku tidak peduli!

“SACRED EXORCISM! Azure Gaia berubah menjadi sebuah pedang lain tepat sebelum aku mengeluarkan sebuah bola cahaya yang kutembakkan ke arah Dagnu dan Zetso. Bola cahaya itu lalu meledak…

Setelah cahaya menghilang, aku melihat pedang di tanganku, ada ukirannya. “Sword of Fate and Destiny” Di depanku, kulihat Zetso dan Dagnu terkapar. Lalu… tiba tiba tubuh Dagnu mengecil, dan armornya hancur. Lalu, tubuhku kembali ke keadaan semula.

“*!* Itu… tidak… TIDAK MUNGKIN!” Teriak roh Sheila. Roh Sheila lalu mendekati tubuh Dagnu sekarang, yang ternyata seorang Cora!

Page 42: Book Three, RF Fan Fics

“Tidak mungkin… kenapa… bisa begini…?” Aku tidak mengerti dengan yang dikatakan Sheila, lalu, dari dalam tubuhnya keluar sebuah roh. Pada saat yang bersamaan, Mina bangun, lalu Light dan Michelle sampai di tempatku.

”Sheizan… apa… yang terjadi? Aku melihat pertarungan dahsyat dalam mimpiku… antara kamu dan… *!* Kyaa! Itu… kak Sheila?” Dia terkejut saat melihat Sheila transparan dan melayang, tampaknya tidak mengerti apa yang terjadi, begitu juga Light dan Michelle.

“Sheizan… orang ini…” Sheila lalu menunduk, dia menangis.

“Dia… ayah kita!” JEDAR! Petir seakan menjalari seluruh tubuhku, bintang seakan jatuh diatas tubuhku… Monster ini… ayahku? TIDAK MUNGKIN

“Ini benar… kekuatan kejahatan… mempengaruhi ayah… Sheizan… kau… akhirnya ayah bisa melihatmu…”

”TIDAK MUNGKIN! AKU TIDAK PERCAYA!” Teriakku. Apa apaan ini? Sudah kakakku meninggal, sekarang kenyataan lain kalau Dagnu adalah AYAHKU!

“Sheizan… itu benar… Ayahmu… dia dipengaruhi oleh alat kegelapan milik Zetso, yang sekarang sudah hancur…” Muncul sebuah pintu dari cahaya, didalamnya, keluar tiga roh transparan. Salah satunya Alicia, yang dua lagi…

“Rie... apa… itu benar kau? RIE!” Mina berlari lalu mnembus roh yang ada di kanan, yang ternyata adalah Mina Riesha, adik kembar Mina.

“Kak… aku kesini untuk bertemu terakhir kali dengan kakak… dan menjemput mereka berdua”

“Rie… kakak mohon… kembalilah…” kata Mina putus asa.

“Kak… aku sudah bahagia berada di sana, hanya satu lagi keinginanku, yaitu melihat kakak bahagia dengan kak Sheizan…” Mina lalu tertunduk, dan menangis

“Kak Franco!” Michelle berlari ke arah roh yang ada di kanan, yang ternyata adalah Franco, kakaknya.

Page 43: Book Three, RF Fan Fics

“Kak… aku mau kakak bersamaku dan Light lagi… kita wujudkan lagi keinginan kita…”

”Franco… kau…” Light terpaku melihat Franco.

“Michelle, aku sama seperti Riesha, tidak bisa kembali ke sini, dan aku mau satu hal, kau berbahagia dengan Light, Light, kau harus menjaga Michelle dengan baik, jangan membuatnya sedih!” Light menangguk, lalu sedikit tersenyum, Michelle dan Light lalu menangis.

“Alicia…” Alicia lalu menutup mulut Rufus.

“Aku tahu penderitaanmu, kematianku bukanlah salahmu, ini semua bagian dari takdir mereka, terutama takdir Sheizan. Mereka pun lalu berpelukan

“Nah, sekarang, aku mau pergi ke dunia sana, kau harus saling melindungi dengan Mina, ya!” Kata Sheila sambil tersenyum.

“Ayo, kak Franco, semuanya, kita pergi!” Kata Rie penuh semangat, dia lalu menggandeng tangan Franco sambil memasuki pintu cahaya. Sebelum pergi, Sheila mengatakan kata kata terakhirnya padaku.

”Semuanya… baik baik saja… kan?”

End of Chapter Twenty Three

Epilogue

Perang yang memakan banyak korban, mulai dari orang orang yang tidak bernama,

Page 44: Book Three, RF Fan Fics

sampai beberapa petinggi ikut menjadi korban di perang besar ini, dan satu nama yang akan selalu dikenang, Sheila Regica, Protector kelima dari Hideout.

Beberapa bulan kemudian…“Dengan ini, kalian bertiga kunyatakan sebagai Protector dan Vice Protector keenam dari Hideouts!” ucap Resin padaku, Light, dan Pein.Dengan tiadanya Sheila, Bone kembali berkelana, mencari hal hal yang tak pernah dilihat sebelumnya. Dia kerap mengirimkan laporan padaku. Dan dari situ kuperbaharui lagi Book of Secrets.

Seminggu kemudian

Teng…teng…teng… sebuah lonceng berbunyi di Mansion“Dengan ini, kunyatakan kalian berdua, telah menikah dengan pasangan kalian masing masing, dan kalian boleh mencium pasangan kalian!” kata pendeta Xtin.Aku lalu menghadap Mina, begitu juga dengan Light yang menghadap Michelle. Mina tampak cantik dalam balutan baju hitam dengan rok panjang… Kami berdua… lalu mencium pasangan kami masing masing.

Tiga tahun kemudianDi Hall of Heroes

“Hei… Sheiz… kau ada rencana pergi hari ini?” tanya Pein“Ya…”“Kemana?”“Mengunjungi makam kakak, ayah, dan ibu…”“Oh… ya… kalu begitu aku juga titip bunga ya!”“Baiklah…”

Aku lalu berjalan keluar Hideout Gate“Gravios! Kemari!” Gravios pun datang“Antarkan aku… ke makan kakak…”

Gravios pun terbang melewati pepohonan dan tebing tebing curam dibawah. Sampai akhirnya aku sampai di makam keluargaku.“Kakak… Ibu… Ayah… Hideout sekarang, sudah menjadi tempat yang benar benar damai… Karena… sekarang ketiga bangsa pun sudah melakukan perdamaian…Aku… tidak akan membiarkan kedamaian di Hideout terganggu!”Lalu, setelah menaruh dua buah karangan bunga, satu milikku, satu milik Pein."Jobmaster Sheizan, ketiga Archon datang berkunjung, anda diharap menyambut mereka" Suara Alia datang dari transmitterku."Yah, kak, aku pergi dulu, ayo, Gravios!" Akhirnya, aku pergi bersama Gravios, kembali ke Hideout…

The END ???

Page 45: Book Three, RF Fan Fics