BOND RATING DI INDONESIA I. PendahuluanTujuan dari penanaman
modal bagi para investor adalah untuk memperoleh manfaat atau hasil
dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para
investor ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan. Ada berbagai macam alternatif penanaman modal atau
investasi yang dapat dilakukan oleh investor, salah satu alternatif
yang ditawarkan perusahaan dalam pasar modal adalah obligasi.
Obligasi atau surat hutang pada umumnya diterbitkan oleh perusahaan
yang membutuhkan dana baik untuk ekspansi bisnisnya atau memenuhi
kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Hebohnya istilah pemeringkatan mengemuka setelah Indonesia
mengantongi peringkat layak investasi (investment grade) dari dua
lembaga rating internasional, Fitch Ratings dan Moody's Investors
Service.Lembaga pemeringkat itu didirikan untuk menilai kelayakan
utang dari penerbit obligasi, baik korporasi ataupun
pemerintah.Lembaga pemeringkat juga memiliki kelas tersendiri
karena secara global, ada yang diakui sebagai lembaga pemeringkat
internasional terbesar, yaitu Fitch, Moody's, dan Standard &
Poor's. Di dalam negeri, terdapat juga tiga pemeringkat yang
terdaftar di Bapepam-LK. Ketiganya adalah PT Pemeringkat Efek
Indonesia (Pefindo), PT Fitch Ratings Indonesia, dan PT ICRA
Indonesia.Ketiganya sedang menunggu keputusan Bank Indonesia untuk
mewajibkan adanya peringkat utang bagi setiap debitur perbankan
untuk transparansi risiko.Masing-masing pemeringkat nasional itu
memiliki latar belakang dan kekhasan lambang pemeringkatan
masing-masing untuk setiap perusahaan penerbit obligasi.Sebelum
obligasi dikeluarkan oleh perusahaan, akan dilakukan proses
pengujian terhadap obligasi dimana di Indonesia dilakukan oleh
Bapepam-LK selaku pengawas pasar modal dan dilakukan pengujian
peringkat (Rating) obligasi oleh agen pemeringkat obligasi (Rating
Agency). Agen pemeringkat obligasi adalah lembaga independen yang
memberikan informasi pemeringkatan skala risiko, dimana salah
satunya adalah sekuritas obligasi sebagai petunjuk sejauh mana
keamananan suatu obligasi bagi investor. Proses rating sebuah
obligasi membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Peringkat
obligasi dinilai sangat penting oleh investor karena dapat
dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi tersebut layak untuk
dijadikan investasi serta mengetahui tingkat risikonya. Peringkat
obligasi penting karena memberikan pernyataan yang informatif dan
memberikan sinyal tentang probabilitas default hutang perusahaan
(Magreta dan Nurmayanti P, 2009). Default risk atau risiko gagal
bayar merupakan risiko tidak terbayarnya bunga dan pokok utang.
Untuk mencegah terjadinya ririko tersebut, sebaiknya investor
memperhatikan peringat obligasi yang dikeluarkan oleh rating
agency. Sejak tahun 1995, surat utang khususnya yang diterbitkan
melalui penawaran umum wajib untuk diperingkat oleh lembaga
pemeringkat yang terdaftar di Bapepam (Adrian, 2010). Di Indonesia
terdapat dua agen pemeringkat obligasi, yakni PT Pefindo
(Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT Kasnic Credit Rating Indonesia.
Namun pada penelitian ini lebih mengacu pada hasil rating yang
dilakukan oleh PT Pefindo. Masalah peringkat obligasi suatu
perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan
diungkapkan, agar para investor dapat mengambil tindakan
selanjutnya dan pertimbangan keputusan yang tepat untuk menanamkan
modalnya sehingga terhindar dari risiko gagal bayar. Disamping itu,
peringkat obligasi juga menjadi tuntutan penting bagi perusahaan,
dimana peringkat obligasi dapat menjamin keamanan dan ketepatan
waktu pembayaran pokok dan bunga utang obligasinya.Akan tetapi,
dari suatu fenomena peringkat obligasi dimana beberapa emiten
mengalami gagal bayar yang kebetulan memiliki peringkat layak
investasi (Investment-grade) menimbulkan suatu pertanyaan apakah
peringkat obligasi yang dinilai oleh agen pemeringkat di Indonesia
akurat. Seperti pada tahun 2009, obligasi gagal bayar (default
risk) terjadi pada perusahaan yang cukup populer bagi masyarakat.
PT Mobile-8 Telecom Tbk yang menerbitkan Bond 1 Year 2007, telah
gagal bayar 2 kali untuk kupon 15 Maret 2009 dan 15 Juni 2009
dengan obligasi senilai Rp 675 Miliar yang jatuh tempo Maret 2012
(Kompas, 9 Februari 2010). Per Juni 2008 dan 2009, peringkat
obligasi PT Mobile-8 Telecom Tbk pada Indonesian Bond Market
Directory adalah idBBB+. Per Juni 2010, peringkatnya diturunkan
menjadi idD. Menurut Chan dan Jagadeesh dalam Estiyanti dan Yasa
(2011 : 2), salah satu alasan mengapa peringkat obligasi yang
dikeluarkan oleh agen pemeringkat tersebut bias karena agen
pemeringkat tidak melakukan monitor terhadap kinerja perusahaan
setiap hari. Agen pemeringkat hanya dapat menilai setelah
terjadinya suatu peristiwa yang menyebabkan perubahan peringkat
sehingga menyebabkan para pelaku pasar lebih memperhatikan
informasi yang dimiliki perusahan secara langsung sebagai dasar
keputusan investasi obligasi. Selain itu, Bringham dan Davies dalam
Nurmayati dan Setiawati (2012:96) menyatakan bahwa, agen
pemeringkat dalam menentukan peringkat suatu obligasi dipengaruhi
oleh beberapa kriteria faktor keuangan dan faktor non-keuangan
diantaranya berbagai rasio keuangan, mortgage provision, sinkin
fund, maturity. Namun agen pemeringkat tidak menyebutkan lebih
lanjut bagaimana laporan keuangan dapat digunakan dalam menentukan
peringkat obligasi.Penelitian yang terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi peringkat obligasi di Indonesia masih relatif jarang
dilakukan. Sejumlah penelitian peringkat obligasi yang ada pun
hasilnya masih beranek ragam.
II. Pembahasan2.1 Sejarah Obligasi IndonesiaPemerintah Orde Lama
menerbitkan empat jenis obligasi negara ritel tahun 1946, 1950 dan
1959. Ketika keadaan politik dan situasi keamanan Ibu Kota Jakarta
genting akibat serangan sekutu akhir 1945, pemerintah memutuskan
memindahkan ibu kota negara ke Yogyakarta. Di kota kesultanan
inilah, dirancang penerbitan obligasi nasional Republik Indonesia
(RI) berjangka waktu 40 tahun. Dalam sebuah buku yang diterbitkan
Bank Negara Indonesia dipaparkan, obligasi RI pertama itu
diterbitkan bulan Mei 1946. Tujuannya, mengumpulkan dana masyarakat
untuk perjuangan. Masyarakat kala itu antusias sekali membeli
obligasi negara karena idelisme kemerdekaan yang masih tinggi. Dana
hasil penerbitan obligasi nasional 1946 digunakan untuk membiayai
sektor pertanian dan kerajinan rakyat. Konon, upaya tersebut sukses
pula meredam inflasi.Ketika terjadi defisit hebat di tahun 1950,
pemerintah mengambil kebijakan pengguntingan uang. Separuh mata
uang dipakai sebagai alat pembayaran, dan separuh lainnya ditukar
dengan obligasi pemerintah yang kemudian dinamakan Obligasi RI
1950. Sembilan tahun kemudian, pemerintahan Presiden Soekarno
kembali menerbitkan obligasi. Ada dua obligasi yang didistribusikan
ke rakyat di tahun 1959, yaitu Obligasi Konsolidasi 1959, dan
Obligasi Berhadiah 1959 senilai Rp 2 juta. Penerbitan Obligasi
Konsolidasi dilakukan untuk menggantikan uang rakyat yang dibekukan
di bank-bank pemerintah. Sementara Obligasi Berhadiah lebih
bersifat sukarela sebagai dana pembangunan.Obligasi Berhadiah
berjangka waktu 30 tahun ini yang kemudian banyak dibeli pemodal
individu dalam negeri. Pada tahun-tahun pertama, Obligasi Berhadiah
lancar memberikan kupon tiap tahun kepada pemiliknya. Namun lama
kelamaan, karena bentuknya masih fisik, dan sudah berpindah-pindah
tangan, keberadaan obligasi-obligasi ini tidak jelas lagi. Salah
seorang cucu pemilik Obligasi Berhadiah 1950 menyebutkan, lama
kelamaan obligasi negara ini tak bisa diuangkan. Ia mewarisi
beberapa lembar obligasi dari sang Ayah yang juga mewarisinya dari
sang kakek. Hingga Obligasi tahun 1950 jatuh tempo tahun 1980-an,
tak ditemukan data akurat siapa saja pemiliknya. Dana
pengembaliannya pun saat jatuh tempo tak tersosialisasi dengan
baik. Banyak yang akhirnya memvonis obligasi-obligasi negara Orde
Lama itu default alias gagal menebus kembali utangnya kepada
rakyat.Namun, menurut Rahmat Waluyanto, direktur Direktorat
Pengelolaan Surat Utang Negara Departemen Keuangan, pemerintah
pernah menganggarkan dana untuk membayar pokok obligasi-obligasi
negara yang diterbitkan zaman Orde Lama. "Pemerintah pernah
mengumumkan akan melunasi obligasi negara yang masih outstanding,
sekitar tahun 1980. Masa pelunasan lima tahun. Lewat lima tahun
bersifat kadaluwarsa. Tetapi karena waktu itu mungkin sarana
komunikasi, informasi masih terbatas. Terutama masyarakat yang di
luar Jawa banyak yang tidak tahu, sampai sekarang banyak yang tidak
mencairkan," paparnya.Kelemahan obligasi negara yang diterbitkan
pemerintah 60 tahun yang lalu, lanjutnya, tidak dijamin
Undang-Undang. Berbeda dengan saat ini. Pemerintah menerbitkan
surat utang negara baik untuk institusi maupun ritel, dengan payung
hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2002 Tentang
Surat Utang Negara. "Kini pemilik obligasi negara Indonesia,
memperoleh jaminan pembayaran bunga dan pokok obligasi dari
negara," papar Rahmat.2.2 Pemeringkat ObligasiPerusahaan
Pemeringkat Efek adalah Penasihat Investasi berbentuk Perseroan
Terbatas yang melakukan kegiatan pemeringkatan dan memberikan
peringkat. Dalam melaksanakan kegiatannya, Perusahaan Pemeringkat
Efek wajib terlebih dahulu mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan
LK. Perusahaan Pemeringkat Efek wajib melakukan kegiatan
pemeringkatan secara independen, bebas dari pengaruh pihak yang
memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam pemberian Peringkat. Perusahaan
Pemeringkat Efek dapat melakukan pemeringkatan atas obyek
pemeringkatan sebagai berikut: Efek bersifat utang, Sukuk, Efek
Beragun Aset atau Efek lain yang dapat diperingkat; Pihak sebagai
entitas (company rating), termasuk Reksa Dana dan Dana Investasi
Real Estat Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.Dalam menjalankan
usahanya, Perusahaan Pemeringkat Efek wajib berdomisili dan
melakukan kegiatan operasional di Indonesia. Selain itu, Perusahaan
Pemeringkat Efek juga wajib memiliki prosedur dan metodologi
pemeringkatan yang dapat dipertanggungjawabkan, sistematis, dan
telah melalui tahapan pengujian serta dilaksanaan secara konsisten
dan bersifat transparan. Selanjutnya, Perusahaan Pemeringkat Efek
yang melakukan pemeringkatan atas permintaan Pihak tertentu, wajib
membuat perjanjian pemeringkatan dengan Pihak dimaksud. Lembaga
Pemeringkat yang diakui BI Sehubungan dengan pemberlakuanSurat
Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011
perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank
Indonesia, berikut adalah daftar lembaga pemeringkat dan peringkat
yang diakui Bank Indonesia:Tabel ini merupakan daftar seluruh
lembaga peringkat yang diakui Bank Indonesia dan daftar peringkat
yang diterbitkan oleh masing-masing lembaga pemeringkat.
Perusahaan PemeringkatPeringkat Jangka PendekPeringkat Jangka
Menengah dan Jangka Panjang
Fitch RatingsF1+; F1; F2; F3; B; C; DAAA; AA+; AA; AA-; A+; A;
A-;BBB+; BBB; BBB-; BB+; BB; BB-; B+; B; B-;CCC; CC; C; RD; D
Moodys Investor ServiceP-1; P-2; P-3; NPAaa; Aa1; Aa2; Aa3; A1;
A2; A3;Baa1; Baa2; Baa3; Ba1; Ba2; Ba3; B1; B2; B3;Caa1; Caa2;
Caa3; Ca; C
Standard and PoorsA-1; A-2; A-3; B; B-1;B-2; B-3; C; DAAA;AA+;
AA; AA-; A+; A; A-; BBB+; BBB; BBB-; BB+; BB; BB-; B+; B; B-; CCC+;
CCC; CCC-; CC; C; D
PT. Fitch Ratings IndonesiaF1+(idn); F1(idn); F2(idn); F3(idn);
B(idn); C(idn); D(idn)AAA(idn); AA+(idn); AA(idn); AA-(idn);
A+(idn); A(idn); A-(idn);BBB+(idn); BBB(idn); BBB-(idn); BB+(idn);
BB(idn); BB-(idn); B+(idn); B(idn); B-(idn);CCC(idn); CC(idn);
C(idn); RD(idn); D(idn)
PT ICRA Indonesia[Idr]A1+;[Idr]A1 [Idr]A2+;[Idr]A2;
[Idr]A3+;[Idr]A3 [Idr]A4+; [Idr]A4; [Idr]A5[Idr]AAA; [Idr]AA+;
[Idr]AA; [Idr]AA-; Idr]A+; [Idr]A; [Idr]A-;[Idr]BBB+; [Idr]BBB;
[Idr]BBB-; [Idr]BB+; [Idr]BB; [Idr]BB-; [Idr]B+; [Idr]B;
[Idr]B-;[Idr]C+; [Idr]C; [Idr]C-; [Idr]D
PT. Pemeringkat Efek
IndonesiaidA1;idA2;idA3;idA4;idB;idC;idDidAAA;idAA+;idAA;idAA-;idA+;idA;idA-;idBBB+;idBBB;idBBB-;idBB+;idBB;idBB-;idB+;idB;idB-;idCCC;idSD;idD
Di Indonesia, hanya dikenal 2 lembaga pemeringkat surat hutang
yaitu PT.PEFINDO (Peringkat Efek Indonesia) dan Moodys Indonesia
(sebelumnya PT. Kasnic Credit Rating Indonesia).2.2.1 PT. PEFINDO
PT. PEFINDO atau "PT Pemeringkat Efek Indonesia" didirikan di
Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan
Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Bank Indonesia. Pada tanggal 31
Agustus 1994, PEFINDO memperoleh izin usahanya dari BAPEPAM dengan
Nomor. 39/PM-PI/1994 dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar
modal di Indonesia. Tugas utama PEFINDO adalah untuk menyediakan
suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta
dapat dipertanggung jawabkan atas penerbitan surat hutang yang
diperdagangkan kepada masyarakat luas.Disamping melaksanakan
kegiatannya dalam melakukan pemeringkatan surat hutang, PEFINDO
juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan
dengan pasar perdagangan efek. Publikasi ini terdiri dari opini
kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor
aset acuannya.PEFINDO adalah Perseroan Terbatas yang sahamnya per
Desember 2006 tercatat dimiliki oleh 96 perusahaan domestik, yang
terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Jakarta,
Bursa Efek Surabaya dan perusahaan sekuriti. Guna meningkatkan
metodologi pemeringkatan yang digunakan dan kriteria dalam
melakukan pemeringkatan, maka PEFINDO didukung oleh mitra globalnya
yaitu Standard & Poor's Rating Services (S&P's). PEFINDO
juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies
Association (ACRAA). PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PT. PEFINDO)
didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993 oleh BAPEPAM
(Badan Pengawas dan Pelaksana Pasar Modal) dan Bank Indonesia. Pada
tanggal 13 Agustus 1994, PEFINDO mendapatkan surat izin operasi
(No.39/PM-PI/1994) dari BAPEPAM dan menjadi salah satu dari
institusi pembantu dari bursa efek Indonesia.Fungsi utama dari
PEFINDO adalah menyediakan secara objektif, bebas dan rating
terpercaya di dalam risiko kredit dari penerbitan umum obligasi
dalam aktivitas peratingan. Selain aktivitas pemeringkat, PEFINDO
melanjutkan untuk memproduksi dan mempublikasi informasi kredit
yang berhubungan dengan hutang. Produk publikasi meliputi opini
kredit di dalam perusahaan besar yang menerbitkan obligasi dan
underlying sektor.PEFINDO adalah sebuah perseroan terbatas swasta
dan pada bulan Desember 1996 dimiliki oleh pemegang saham domestic,
terdiri dari banyak pendanaan pensiun, bank-bank, asuransi, Jakarta
Stock Exchange (JSX), Surabaya Stock Exchange (SSX) dan
perusahaan-perusahaan sekuritas. Untuk mempertinggi metodologi
rating dan kriteria sama halnya dengan proses peratingan, PEFINDO
didukung oleh afiliasi global partnernya yaitu Standard & Poors
Rating Service (S&Ps). PEFINDO juga melanjutkan untuk
berpartisipasi aktif di Asian Credit Rating Agencies Association
(ACRAA).Metodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk Sektor Korporasi
(non financial)Metodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk Sektor
Korporasi (non financial) secara umum, mencakup tiga risiko utama
penilaian, yaitu risiko industri (industry risk), risiko bisnis
(business risks) dan risiko finansial (financial risks). Penilaian
risiko pada masing-masing jenis industri adalah sama, berdasarkan
analisis mendalam lima faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan
industri dan stabilitas (growth and stability), pendapatan dan
struktur biaya (revenue and cost structure), hambatan masuk dan
tingkat persaingan dalam industri (barriers to entry and
competition), regulasi dan de-regulasi industri (regulatory
framework), dan profil keuangan dari industri (financial profile).
Penilaian risiko pada masing-masing profil keuangan perusahaan juga
sama, berdasarkan analisis menyeluruh dan rinci pada empat bidang
utama, yang mencakup kebijakan keuangan manajemen perusahaan
(financial policy), dan tiga indikator keuangan termasuk struktur
modal (capital structure), perlindungan arus kas (cash flow
protection) dan fleksibilitas keuangan (financial flexibility).
Sementara itu, faktor kunci dalam analisis penilaian risiko profil
bisnis perusahaan sedikit berbeda dari satu perusahaan ke yang
lain, tergantung pada Faktor-faktor Kunci Kesuksesan (Key Success
Factors) dari industri dimana perusahaan tersebut digolongkan. Juga
penting untuk dicatat bahwa semua analisis akan mencakup analisis
perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang
sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya.
Penilaian risiko industri untuk peringkat KORPORASI (non
financial): Pertumbuhan industri dan stabilitas (growth and
stability),, yang terkait dengan kondisi permintaan dan penawaran,
prospek, peluang pasar (ekspor vs domestik), tahapan industri
(awal, pengembangan, matang, atau penurunan), dan jenis produk
(produk yang bersifat pelengkap vs produk yang bisa disubstitusi,
umum vs khusus, dan komoditas vs diferensiasi). Penghasilan dan
struktur biaya dari Industri (revenue and cost structures), yang
mencakup pemeriksaan komposisi aliran pendapatan (Rupiah vs US
Dollar), kemampuan untuk menaikkan harga (kemampuan untuk dengan
mudah meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan/para pengguna
akhir), tenaga kerja dan bahan baku, struktur biaya dan komposisi
(Rupiah vs Rp dolar), komposisi biaya tetap vs biaya variabel, dan
pengadaan bahan baku industri (domestik vs impor). Hambatan masuk
dan persaingan didalam industri (barrier to entry and competition
within the industry), yang mencakup penilaian terhadap
karakteristik industri (padat modal, padat karya, terfragmentasi,
menyebar, diatur ketat, dan sebagainya) untuk menentukan tingkat
kesulitan masuk bagi para pemain baru. Penilaian juga mencakup
analisis jumlah pemain dalam industri (global vs domestik), pesaing
terdekat (domestik vs global), potensi perang harga (domestik vs
global), dan lain-lain untuk mengetahui tingkat kompetisi yang ada
dan yang akan datang. Peraturan dan de-regulasi industri
(regulation and de-regulation), pembatasan jumlah pemain, lisensi,
kebijakan pajak (ekspor, impor, kuota, tarif, bea, cukai, dan
lain-lain), kebijakan harga pemerintah (peraturan pemerintah
Indonesia mengatur harga di beberapa sektor seperti listrik, jalan
tol, dan telepon) dan persyaratan lingkungan (khususnya untuk
sektor pertambangan) dan lain-lain. Profil Keuangan (financial
profile) industri umumnya dikaji dengan analisis beberapa tolak
ukur keuangan yang diambil dari beberapa perusahaan besar dalam
industri yang sebagian besar dapat mewakili industri masing-masing.
Analisis Kinerja Keuangan Industri meliputi analisis marjin,
keuntungan, leverage, serta perlindungan arus kas. Penilaian risiko
keuangan untuk Peringkat KORPORASI (non financial)Kebijakan
keuangan (Financial Policy). Analisis yang mencakup tinjauan
filosofi manajemen, strategi dan kebijakan keuangan terhadap risiko
(historis, sekarang dan proyeksi kedepan). Selain itu, pemeriksaan
manajemen atas target keuangan (pertumbuhan, leverage, struktur
utang, kebijakan dividen, dan sebagainya), kebijakan lindung nilai,
dan kebijakan lain dalam upaya mengurangi resiko keuangan
perusahaan secara keseluruhan (sejarah masa lalu vs kedepannya).
Rekam Jejak Perusahaan pada pemenuhan kewajiban keuangan di masa
lalu juga dikaji untuk menentukan tingkat komitmen, kesungguhan dan
konsistensinya untuk membayar kewajiban-kewajibannya secara tepat
waktu.Sruktur Permodalan (Capital Structure). Analisis mencakup
pemeriksaan dari sejarah perusahaan, saat ini dan proyeksi leverage
kedepan (total hutang dan nilai bersih hutang dalam hubungannya
dengan besar modal, total modal dan arus kas), struktur utang dan
komposisinya (Rupiah vs mata uang asing, utang jangka pendek vs
hutang jangka panjang, dengan tingkat suku bunga tetap vs suku
bunga mengambang, dan lain-lain). Cara pengelolaan kewajiban juga
dikaji secara mendalam.Perlindungan Arus Kas (Cash Flow
Protection). Analisis yang menyeluruh meliputi kajian dari arus kas
perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek dan jangka panjang. Tingkat Kemampuan Melayani Pembayaran
Utang diukur oleh rasio pembayaran bunga dan rasio pembayaran
utang. Tingkat likuiditas perusahaan di dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek juga dikaji secara mendalam.Fleksibilitas keuangan
(Financial Flexibility). Analisis meliputi evaluasi gabungan semua
ukuran finansial di atas untuk sampai pada pemahaman yang
menyeluruh tentang kesehatan keuangan perusahaan. Analisis tentang
faktor-faktor lain yang terkait atau angka angka yang tidak secara
khusus ditelaah diatas, seperti klausul perlindungan asuransi,
batasan atas perjanjian pinjaman/obligasi atau hubungan dengan
induk perusahaan dan bantuan-bantuan juga ditelaah. Penugasan
analitis lain yang dibahas adalah evaluasi pilihan yang bisa
diambil oleh perusahaan dalam tekanan, termasuk rencana-rencana
atas kejadian tidak terduga dan kemampuan serta fleksibilitas untuk
berurusan dengan berbagai skenario yang merugikan. Dukungan
Pemegang Saham dan komitmennya juga sangat
dipertimbangkan.Metodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk Lembaga
KeuanganMetodologi Pemeringkatan PEFINDO untuk lembaga keuangan
(Perbankan, Multifinance, Sekuritas dan Asuransi) mencakup
penilaian atas tiga risiko utama, yaitu risiko industri, risiko
bisnis dan risiko finansial.Penilaian risiko pada masing-masing
jenis industri adalah sama, berdasarkan analisa mendalam lima
faktor risiko utama, yaitu pertumbuhan industri and stabilitas
(Growth and Stability), struktur pendapatan dan struktur biaya
(Revenue and Cost Structure), tingkat persaingan dalam industri
(competition), regulasi (regulatory framework), dan profil keuangan
dari industri (financial profile).Penilaian risiko pada
masing-masing profil keuangan perusahaan juga sama, berdasarkan
analisis menyeluruh dan rinci pada lima bidang utama, yang mencakup
kebijakan keuangan manajemen perusahaan (financial policy), dan
empat indikator keuangan termasuk profitabilitas (profitability),
struktur permodalan (capital structure), perlindungan arus kas
(cash flow protection) dan fleksibilitas keuangan (financial
flexibility). Sementara itu, dalam analisis penilaian risiko bisnis
perusahaan sedikit berbeda dari satu perusahaan ke yang lain,
tergantung pada Faktor-faktor Kunci Kesuksesan (Key Success
Factors) dari industri dimana perusahaan tersebut digolongkan. Juga
penting untuk dicatat bahwa semua analisis akan mencakup analisis
perbandingan terhadap pesaing-pesaing sejenis dalam industri yang
sama maupun industri itu sendiri dengan industri lainnya. Penilaian
Risiko Industri untuk sektor Lembaga Keuangan Pertumbuhan industri
dan stabilitas (growth and stability), yang terkait dengan kondisi
permintaan dan penawaran, prospek, peluang pasar, tahapan industri
(awal, pengembangan, matang, atau penurunan), dan jenis produk yang
ditawarkan pada industri terkait (produk yang bersifat pelengkap vs
produk yang bisa disubstitusi, umum vs khusus, dan sebagainya).
Struktur pendapatan dan struktur biaya dari Industri (revenue and
cost structures), yang mencakup pemeriksaan komposisi aliran
pendapatan, kemampuan untuk menaikkan harga (kemampuan untuk dengan
mudah meneruskan kenaikan biaya kepada pelanggan/para pengguna
akhir), tenaga kerja dan bahan baku, struktur biaya dan komposisi,
komposisi biaya tetap vs biaya variabel, dan pengadaan sumber
pendanaan. Persaingan didalam industri (competition within the
industry), yang mencakup penilaian terhadap karakteristik industri
untuk menentukan tingkat kesulitan masuk bagi para pemain baru.
Penilaian juga mencakup analisis jumlah pemain dalam industri,
pesaing terdekat, potensi perang harga, dan lain-lain untuk
mengetahui tingkat kompetisi yang ada dan yang akan datang.
Peraturan (regulatory framework), pembatasan jumlah pemain,
lisensi, kebijakan pajak, persyaratan yang terkait dengan tingkat
kesehatan perusahaan, kebijakan harga pemerintah, dan persyaratan
lainnya. Profil Keuangan (financial profile) industri umumnya
dikaji dengan analisis beberapa tolak ukur keuangan yang diambil
dari beberapa perusahaan besar dalam industri yang sebagian besar
dapat mewakili industri masing-masing. Analisis Kinerja Keuangan
Industri meliputi analisis marjin, keuntungan, leverage, serta
perlindungan arus kas. Ketika PT. Pefindo menyatakan peringkat
obligasi suatu entitas menjadi naik (upgrade) berarti PT. Pefindo
menganggap kinerja perusahaan baik. Informasi tersebut akan
direspon oleh investor dengan cara mengalokasikan dananya ke
perusahaan karena investor menganggap perusahan tersebut dapat
meningkatkan kesejahteraannya, akibatnya abnormal return akan
meningkat. Sebaliknya, jika terjadi penurunan peringkat obkigasi
(downgrade) menunjukkan kinerja perusahaan mengalami penurunan.
Akibatnya tidak ada investor yang tertarik menginvestasikan dananya
ke perusahaan tersebut atau bahkan menjual saham yang dimiliki. Hal
ini mengakibatkan abnormal return mengalami penurunanTerdapat
beberapa peringkat hutang menurut PEFINDO:1. idAAA. Merupakan
peringkat tertinggi yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas
yang superior untuk memenuhi komitmen finansial jangka panjang
dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia
lainnya. 2. idAA. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor
memiliki kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen
finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif
terhadap obligor Indonesia lainnya. 3. idA. Merupakan peringkat
yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang kuat untuk
memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran
hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun,
sekuritas hutang ini lebih mudah terpengaruh terhadap perubahan
kondisi ekonomi dibandingkan sekuritas hutang dengan rating yang
lebih tinggi. 4. idBBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan
obligor memiliki kapasitas yang cukup untuk memenuhi komitmen
finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif
terhadap obligor Indonesia lainnya. Bagaimanapun, perubahan kondisi
ekonomi dianggap dapat melemahkan kapasitas obligor dalam memenuhi
komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya. 5.
idBB. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor memiliki
kapasitas yang agak lemah untuk memenuhi komitmen finansial jangka
panjang dalam pembayaran hutangnya relatif terhadap obligor
Indonesia lainnya. Kapasitas obligor untuk memenuhi komitmen
finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya mudah
terpengaruh oleh ketidakpastian, atau perubahan kondisi bisnis,
keuangan dan kondisi ekonomi lainnya. 6. idB. Merupakan peringkat
yang menggambarkan obligor memiliki kapasitas yang lemah untuk
memenuhi komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran
hutangnya relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Walaupun
obligor kini memiliki kapasitas untuk memenuhi komitmen finansial
jangka panjang dalam pembayaran hutangnya, adanya perubahan kondisi
kondisi bisnis, keuangan dan kondisi ekonomi lainnya dapat
melemahkan kapasitas atau willingness pemenuhan kewajiban obligor
tersebut. 7. idCCC. Merupakan peringkat yang menggambarkan obligor
memiliki kapasitas yang rentan untuk tidak memenuhi komitmen
finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya relatif
terhadap obligor Indonesia lainnya. 8. idD. Merupakan peringkat
yang menggambarkan obligor tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi
komitmen finansial jangka panjang dalam pembayaran hutangnya
relatif terhadap obligor Indonesia lainnya. Dengan kata lain
obligor dalam kondisi default. Pada peringkat dari idAA sampai idB
dapat dimodifikasi menggunakan notasi plus (+) atau minus (-) untuk
menunjukkan kekuatan relatif dalam kategori peringkat
tersebut.Adapun yang disebut dengan rating outlook adalah penilaian
atas prospek jangka menengah dan panjang mengenai obligor yang
diperingkat. Dalam penentuannya, rating outlook mengevaluasi
perubahan kondisi perekonomian serta bisnis dari obligor tersebut.
Penilaian rating outlook tidak dapat digunakan sebagai patokan
untuk menentukan credit alert atas sekuritas yang diperingkat.
Beberapa istilah yang digunakan adalah sebagai berikut
:OutlookDefinisiPositif Rating diperkirakan mengalami peningkatan.
Negatif Rating diperkirakan mengalami penurunan. Stabil Rating
diperkirakan tidak berubahDeveloping Rating dapat mengalami baik
peningkatan maupun penurunan.2.2.2 MoodysMoody's Corporation adalah
perusahaan induk dari Moody's Investors Service yang menyediakan
jasa analisis keuangan dan analisis atas lembaga usaha dan lembaga
pemerintah . Perusaahan ini juga memberikan peringkat atas
kelayakan kredit dari peminjam dengan menggunakan peringkat
standar. Perusahaan ini memiliki kontibusi sebesar 40% terhadap
pangsa pasar pemeringkat kredit dunia. Pemeringkatan yang dilakukan
oleh Moody's ini di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan
"Peringkat Moody's" Moody's didirikan pada tahun 1909 oleh John
Moody. Lembaga yang juga turut memiliki Moody's ini termasuk [1]
Berkshire Hathaway dan Davis Selected Advisers.Pada bulan January
1977, Moody's melakukan akuisisi atas 99% saham PT Kasnic Rating
Indonesia dan menjadikannya sebagai anak perusahaan Moody's
Corporation dengan nama PT Moody's Indonesia, yang merupakan salah
satu lembaga pemeringkat yang diakui oleh otoritas keuangan di
Indonesia seperti misalnya Bank Indonesia dalam melakukan
pemeringkatan atas surat hutang perbankan yang digunakan sebagai
standar kriteria dalam pengawasan perbankan.Peringkat Moodys adalah
sebagai berikut : Peringkat Obligasi Jangka PanjangPeringkat
obligasi jangka panjang merupakan opini atas risiko kredit yang
relatif dari obligasi penghasilan tetap dengan masa jatuh tempo
satu tahun atau diatas satu tahun. Moody's akan melihat kemungkinan
nya dari risiko gagal bayar obligasi ini pada saat jatuh tempo.
Peringkat tersebut menggambarkan baik kemungkinan gagal bayar
maupun kemungkinan dari kerugian finansial yang akan diderita
apabila terjadi gagal bayar.Peringkat investasi Aaa: obligasi
berperingkat Aaa merupakan obligasi berkwalitas "terbaik" dengan
risiko yang "amat kecil". Aa1, Aa2, Aa3: obligasi berperingkat Aa
adalah obligasi berkwalitas "baik" dengan risiko yang "kecil". A1,
A2, A3: obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat menegah
atas dengan risiko yang "kecil". Baa1, Baa2, Baa3 obligasi
berperingkat Baa merupakan obligasi dengan risiko moderat dan oleh
karenanya memiliki karakteristik spekulatif.Peringkat spekulatif
Ba1, Ba2, Ba3: obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan
elemen spekulatif dan dapat berisiko. B1, B2, B3: obligasi
berperingkat B adalah obligasi yang dianggap spekulatif dan dapat
berisiko tinggi Caa1, Caa2, Caa3: obligasi berperingkat Caa
merupakan obligasi yang "tidak kokoh" dan memiliki risiko yang amat
tinggi. Ca: obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan tingkat
spekulatif yang tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali
terjadi gagal bayar namun masih ada harapan atas pengembalian bunga
dan pokok hutang. C: obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan
peringkat terendah dan biasanya gagal bayar dengan kecil
kemungkinannya atas pengembalian pokok hutang maupun
bunganya.Khusus WR: Withdrawn Rating atau menarik kembali peringkat
yang diberikan. NR: Not Rated atau tidak diperingkat. P:
Provisional atau peringkat sementara.Peringkat atas Kewajiban
Jangka PendekPeringkat atas kewajiban jangka pendek Moody' untuk
penerbit sekuriti yang dikenai pajak merupakan opini dari kemampuan
penerbit untuk mematuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.
Peringkat tersebut dapat diberikan kepada penerbit, program jangka
pendek, ataupun kepada instrumen hutang jangka pendek perorangan .
Kewajiban tersebut umumnya memiliki jatuh tempo tidak melebihi
jangka waktu 13 bulan terkecuali secara tegas dinyatakan.Peringkat
yang diberikan oleh Moody's adalah sebagai indikasi dari kemampuan
pembayaran dari penerbit: P-1:penerbit (atau lembaga pendukung)
memiliki kemampuan yang sangat baik untuk membayar kembali
kewajiban hutang jangka pendeknya. P-2:penerbit (atau lembaga
pendukung) memiliki kemampuan yang baik untuk membayar kembali
kewajiban hutang jangka pendeknya. P-3:penerbit (atau lembaga
pendukung) memiliki kemampuan yang cukup untuk membayar kembali
kewajiban hutang jangka pendeknya. NP:penerbit (atau lembaga
pendukung) memiliki peringkat Not Prime ( tidak sehat ) berarti
tidak dapat memenuhi salah satu kategori dari peringkat primer.
Catatan: pada penerbit di Kanada yang berperingkat P-1 atau P-2,
peringkat jangka pendek mereka dinaikkan oleh senioritas peringkat
jangka panjang dari penerbit, penjamin ataupun pendukungnya.2.3
Bond Rating dan Default ProbabilityBond rating merupakan penilaian
yang menggambarkan default risk dari perusahaan yang mengeluarkan
hutang. Para lembaga pemeringkatan biasanya menyediakan hasil studi
mereka untuk memperlihatkan hubungan dari rating tersebut terhadap
kemungkinan default perusahaan tersebut.Para lembaga keuangan juga
biasanya menyediakan studi mengenai hubungan antara rating dengan
kemungkinan default. Jorion dan Zhang (2007) menyediakan gambaran
hubungan tersebut menggunakan data S&P periode 1981-2002 pada
Tabel 2.1. Tabel ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi rating
menggambarkan default probability yang semakin kecil dari
perusahaan dan sebaliknya. Dari tabel tersebut juga dapat terlihat
bahwa rentang besar perubahan tingkat default probability tidak
sama, semakin bawah rating maka rentang perubahan default
probability semakin besar.Tabel Credit Rating dan
DefaultProbability S&P 19812002Default Frequency
RatingScaleActualFitted
AAA10.0050.003
AA+20.0040.005
AA30.0070.007
AA40.0120.010
A+50.0160.015
A60.0170.022
A70.0230.031
BBB+80.0470.045
BBB90.0550.065
BBB100.1090.092
BB+110.1400.128
BB120.1870.177
BB130.2650.238
B+140.3150.313
B150.3960.400
B160.4920.493
CCC170.5720.586
Sumber : Jorion dan Zhang (2007)Dari data pada Tabel diatas
diperlihatkan semakin rendah rating maka semakin membesar rentang
default probability.2.4 Aspek Pemeringkatan Bond RatingDalam
melakukan proses rating, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melakukan analisis obligasi adalah (Rahardjo, 2004):a. Kinerja
Industri. Akan dibahas mengenai aspek persaingan industri, prospek
dan pangsa pasar, adanya ketersediaan bahan baku, struktur industri
yang kuat, pengaruh kebijakan pemerintah dan kebijakan ekonomi
lainnya. b. Kinerja Keuangan. Aspek kualitas aset, rasio
profitabilitas, pengelolaan aset dan pasiva, rasio kecukupan modal,
tingkat pengelolaan hutang, rasio kecukupan pembayaran bunga.c.
Kinerja Non Keuangan. Aspek manajemen, reputasi perusahaan, serta
perjanjian identure (meliputi sinking fund, debt test, dividend
test, merger, dan sale of asset). 2.5 Kewajiban Pemeringkat
EfekKewajiban Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan
Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat
Efek antara lain sebagai berikut:a) Bersikap obyektif dan
independen dalam melaksanakan kegiatan pemeringkatan. b) Memiliki
prosedur dan metodologi tertulis sebagai pedoman dan prinsip dasar
dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan termasuk jangka
waktu penyelesaiannya. c) Melakukan kaji ulang secara berkala
paling kurang 3 (tiga) tahun sekali terhadap prosedur dan
metodologi pemeringkatan serta penerapannya, untuk memastikan
kualitas, konsistensi, dan obyektivitas proses pemeringkatan.
Bertanggung jawab atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkan. d)
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah
dikeluarkannya hasil Peringkat yang tidak mencerminkan kemampuan
sebenarnya Pihak yang diperingkat dan/atau Pihak yang Efeknya
diperingkat. e) Melakukan keterbukaan prosedur dan metodologi
pemeringkatan dengan pihak yang diperingkat, investor, partisipan
pasar lainnya dan masyarakat. f) Memantau entitas (company rating)
dan/atau Efek yang diterbitkan oleh Pihak yang diperingkat
(instrument rating) secara terus menerus sesuai dengan prosedur
standar operasi pemeringkatan.g) Mengkaji ulang secara berkala
hasil Peringkat yang telah dikeluarkan. h) Mengungkapkan hasil
pemutakhiran atas setiap hasil Peringkat yang dikeluarkannya sesuai
dengan yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau dalam hal terdapat informasi yang material yang
menyebabkan perubahan hasil Peringkat. i) Mempunyai Komite
Pemeringkat dan pejabat kepatuhan2.6 Larangan Pemeringkat
EfekLarangan Perusahaan Pemeringkat Efek sesuai dengan Peraturan
Bapepam dan LK No. V.H.3 tentang Perilaku Perusahaan Pemeringkat
Efek antara lain sebagai berikut: a) Memberikan rekomendasi yang
dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal. b) Baik secara
implisit maupun eksplisit memberikan kepastian dan/atau jaminan
atas hasil Peringkat tertentu sebelum selesainya proses
pemeringkatan. c) Melakukan kegiatan usaha yang tidak berkaitan
dengan kegiatan pemeringkatan, kecuali kegiatan usaha yang
ditetapkan oleh Bapepam dan LK. d) Memberikan data dan/atau
informasi yang bersifat rahasia yang digunakan untuk melakukan
pemeringkatan dan/atau untuk tujuan lain selain untuk keperluan
kegiatan pemeringkatan kepada siapapun, kecuali telah memperoleh
persetujuan dari Pihak yang memiliki data dan/atau informasi
rahasia tersebut atau dalam rangka pengawasan yang dilakukan oleh
Bapepam dan LK dan/atau Pihak lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/atau untuk kepentingan
peradilan. e) Menentukan hasil Peringkat berdasarkan hal lain
selain faktor-faktor yang relevan dengan obyek pemeringkatan. f)
Memberikan rekomendasi mengenai struktur Produk Keuangan
Terstruktur (structured finance product) yang sedang
diperingkatnya, antara lain Efek Beragun Aset, Real Estate
Investment (REITs). g) Melakukan pemeringkatan suatu obyek
pemeringkatan apabila: 1. Efek yang akan diperingkat diterbitkan
oleh Pihak yang mempunyai hubungan Afiliasi dengan Perusahaan
Pemeringkat Efek, baik langsung maupun tidak langsung; 2.
Perusahaan Pemeringkat Efek, komisaris, atau direkturnya mempunyai
kepentingan atas Efek dan/atau entitas yang akan diperingkat dalam
waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum melakukan kegiatan
pemeringkatan dan/atau selama Perusahaan Pemeringkat Efek melakukan
pemeringkatan; atau 3. Karyawan yang melakukan analisis
pemeringkatan mempunyai kepentingan atas Efek dan/atau Entitas yang
akan diperingkat.
III. KesimpulanPeringkat merupakan sebuah pernyataan tentang
keadaan penghutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan dilakukan
sehubungan dengan hutang yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa
peringkat mencoba mengukur risiko kegagalan, yaitu peluang emitan
atau peminjam akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban
keuangan (Rosten, 1986), peringkat obligasi perusahaan memberikan
petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang
mereka minati.Fungsi utama lembaga pemeringkat adalah memberikan
rating yang obyektif, independen dan kredibel terhadap resiko
kredit dari sekuritas pinjaman (debt) yang diterbitkan secara umum
melalui kegiatan rating. Lembaga peemeringkat juga menghasilkan dan
pempublikasikan informasi kredit berkaitan dengan pasar modal
pinjaman. Publikasi ini meliputi opini kredit terhadap emiten
obligasi dan sektor-sektor yang berkaitan. Proses penilain rating
ini dilakukan dengan mempertimbangkan segala yang berhubungan
dengan keuangan dan informasi non keuangan, antara lain opersional
perusahaan, manajemen perusahaan, laporan keuangan perusahaan, dan
perencanaan perusahaan.
Sumber
:www.bi.go.id/id/perbankan/lembaga-pemeringkathttp://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasipasar/daftarefek/obligasikorporasi.aspxhttp://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/10/19/mengenal-rating-surat-hutang-negara/http://journal.ui.ac.id/index.php/jbb/article/viewFile/628/613http://pppindonesia.co.id/Content/paparan/PEMERINGKAT%20OBLIGASI.pdfhttp://market.bisnis.com/read/20120123/7/60932/kamus-bisnis-lembaga-pemeringkat-nasional-siapa-sajawww.pefindo.com/http://id.wikipedia.org/wiki/Moody%27s
PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN
BOND RATING DI INDONESIA
Icha Fauziah (1306502163)
Kelas: 23C
Program Studi MAKSI-PPAkUniversitas Indonesia
2014
Universitas IndonesiaFakultas EkonomiProgram Studi MAKSI -
PPAk
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa
makalah/tugas terlampiradalah murni hasil pekerjaan saya/kami
sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yangsaya/kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan
untuk makalah/tugaspada mata ajaran lain, kecuali saya/kami
menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini
dapat diperbanyak danAtau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi
adanya plagiarisme.
Nama Mahasiswa : Icha Fauziah
Nomor Mahasiswa : 1306502163Kelas : 23CMata Ajar : Pasar Modal
dan Manajemen KeuanganJudul Makalah/Tugas : BOND RATING DI
INDONESIA
Hari, Tanggal : Selasa, 25 November 2014Nama Pengajar : Dr. Budi
Frensidy, M.COMMTandatangan :
(Icha Fauziah)