Blue Print Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan #01 POSTED BY TANAHKERONTANG ⋅ 7 MEI 2012 ⋅ TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini beralasan dan tak terbantahkan karena peletakan dasar budi pekerti dan pengembangan potensi manusia melalui pendidikan sebagai suatu bagian integral. Kegiatan pendidikan selalu menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia karena merupakan posisi strategis sebagai asset dan faktor produksi dalam pembangunan. Karena itu membangun sumber daya manusia hendaknya menjadi prioritas utama untuk mewujudkan tujuan Bangsa Indonesia yaitu menciptakan manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Hal ini makin dipertegas dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang memberi ruang seluas-luasnya bagi Rakyat Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendasari perubahan-perubahan dalam kebijaksanaan pendidikan di Indonesia yang melahirkan Undang-Undang SISDIKNAS tersebut. Disamping itu, terdengar keluhan mengenai ketidaksesuaian antara kemampuan yang diperoleh atau dicapai di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh pengguna tenaga kerja. Oleh karena itu disusunlah kebijakan baru dalam paradigma pendidikan untuk lebih menjamin peningkatan mutu pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan. Kebijakan ini menuntut adanya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Blue Print Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan #01
POSTED BY TANAHKERONTANG ⋅ 7 MEI 2012 ⋅ TINGGALKAN SEBUAH KOMENTAR
Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini beralasan dan tak terbantahkan karena peletakan dasar budi pekerti dan pengembangan potensi manusia melalui pendidikan sebagai suatu bagian integral. Kegiatan pendidikan selalu menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia karena merupakan posisi strategis sebagai asset dan faktor produksi dalam pembangunan. Karena itu membangun sumber daya manusia hendaknya menjadi prioritas utama untuk mewujudkan tujuan Bangsa Indonesia yaitu menciptakan manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur.
Hal ini makin dipertegas dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang memberi ruang seluas-luasnya bagi Rakyat Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang mendasari perubahan-perubahan dalam kebijaksanaan pendidikan di Indonesia yang melahirkan Undang-Undang SISDIKNAS tersebut. Disamping itu, terdengar keluhan mengenai ketidaksesuaian antara kemampuan yang diperoleh atau dicapai di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh pengguna tenaga kerja. Oleh karena itu disusunlah kebijakan baru dalam paradigma pendidikan untuk lebih menjamin peningkatan mutu pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan kejuruan. Kebijakan ini menuntut adanya hubungan antara sekolah dengan dunia nyata sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa di sekolah membuatnya berfungsi dalam kehidupannya sehari-hari.
Kebijakan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan diatas membawa konsekuensi logis pada penyelenggaraan proses belajar mengajar. Untuk itu, pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendukung dalam maksimalisasi ketercapaian Proses Belajar di sekolah merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Apalagi jika hal tersebut disinergikan dengan pertumbuhan jumlah siswa yang dari tahun ke tahun makin bertambah seiring dengan kesadaran masyarakat
akan manfaat dan proyeksi Sekolah Menengah Kejuruan sebagai penyedia tenaga kerja dengan kompetensi yang dimiliki luarannya.
Setiap sekolah harus menyadari sepenuhnya akan tantangan yang dihadapi dan melakukan penyikapan terhadap hal tersebut diatas dengan melakukan langkah-langkah antisipatif dengan proyeksi dan perhitungan matang tentang realitas yang berkembang di masyarakat. Kemudahan akses transportasi, program-program terencana dan terukur serta dukungan dari stakeholder merupakan beberapa faktor pendukung berkembangnya sebuah SMK. Disamping itu terdapat pula beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya Belum tersedianya Sarana Prasarana yang memadai; belum tercapainya standar kompetensi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Belum terciptanya sinergitas antara Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri, serta belum tersedianya bahan ajar yang mendukung maksimalisasi prose belajar, serta pengelolaan Administrasi Pembelajaran yang belum optimal.
Berangkat dari kondisi diatas, setiap sekolah mesti kembali merumuskan seperti apa visi yang hendak dicapai dan dalam penentuan visi tersebut haruslah memperhatikan prinsip Imagible (dapat di bayangkan); Desirable (menarik); Feasible (realistis dan dapat dicapai);Focused (jelas); Flexible (aspiratif dan responsif terhadap perubahan lingkungan); serta Communicable (mudah dipahami). Setelah mengetahui dan membuat rumusan visi yang jelas, sebuah sekolah selanjutnya menetapkan Misi yang semestinya merupakan terjemahan secara konkret terhadap harapan / visi yang telah dirumuskan sebelumnya. Kejelasan visi dan misi akan memudahkan sekolah dalam mencapai tujuan yang hendak diinginkan.
Ketidakjelasan visi, misi dan tujuan dari sebuah sekolah akan berakibat pada eksistensi dan pengembangannya dimasa mendatang. Tentunya hal tersebut bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi perjalanan sebuah sekolah, masih banyak faktor lain seperti manajemen kepemimpinan, pola pendistribusian tugas dan tanggungjawab, serta penerapan profesionalisme dalam bentuk pemberian reward dan pemberlakuan punishment.
Selain itu, sebuah sekolah mesti memperhatikan situasi dan faktor lingkungan disekitarnya sebagai suatu potensi yang mesti dimaksimalkan. Situasi dan lingkungan
sekitar sekolah mesti dikerahkan dan diberdayakan sebagai salah satu suply energi untuk menggerakkan sekolah dan itu diadasarkan pada seperti apa perangkat-perangkat di sekolah yang bersangkutan melakukan analisis kritis (SWOT). Contoh yang bisa dikemukakan diantaranya, perbedaan menyolok akan terlihat pada sebuah sekolah yang menjalin interaksi kontinyu dengan Dunia Usaha/Dunia Industri di sekitarnya dengan sekolah yang tidak memaksimalkan keberadaan Dunia Usaha /Dunia Industri di daerahnya. Sekolah yang menjalin kerjasama intens dengan Stake Holder (salah satunya DU/DI) akan mempunyai gambaran yang jelas tentang proyeksi kebutuhan tamatannya (minimal), sementara yang tidak memanfaatkan DU/DInya akan berjalan tanpa arah yang jelas. Mengapa demikian? Karena sebuah sekolah (SMK) adalah produsen yang menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk diserap oleh DU/DI yang dan itu mutlak adanya.
Disinilah perlunya kejelasan relevansi keberadaan sebuah sekolah dalam pembangunan Daerah. Penentuan Program Studi yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan jasa di daerah akan berimplikasi pada animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Menengah Kejuruan dan pada akhirnya akan memberi dampak pada perbaikan taraf hidup masyarakat dikarenakan besarnya keterserapan tamatan dari SMK bersangkutan. Dalam Grand Design Pendidikan Indonesia ditegaskan bahwa pendidikan yang dikelola dengan baik dan tepat sasaran akan mengupgrade taraf ekonomi masyarakat.
Penataan sekolah dalam hal ini SMK perlu dilakukan sebagaimana pula pentingnya dilakukan pendekatan-pendekatan inovatif sebagai penyikapan positif terhadap perkembangan yang terjadi dimana tuntutan terhadap SMK yang semakin besar dimana awalnya SMK “hanya” diposisikan sebagai “pabrik tenaga kerja”, namun sekarang SMK didudukkan sebagai wadah untuk melahirkan jiwa kewirausahaan yang melahirkan konsep Teaching Industry atau Teaching Factory. Teaching Factory merupakan salah satu bentuk kerjasama yang dibangun antara sekolah dengan industri. Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007).
Dalam pengertian lain bahwa pembelajaran berbasis produksi merupakan suatu proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen. Dengan kata lain barang yang diproduksi dapat berupa hasil produksi yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah atau konsumen.
Program Teaching Factory merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) danProduction Based Training (PBT),
dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/konsumen.Dalam penjelasan singkatnya Teaching Factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan produksi. Proses penerapan program Teaching Factory adalah dengan memadukan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan,misalnya : pada Program Studi Keahlian Tata Boga melalui kegiatan pembuatan dan penjualan produk olahan makanan yang dikerjakan oleh peserta didik. http://tanahkerontang.wordpress.com/2012/05/07/blue-print-pengembangan-sekolah-menengah-kejuruan-01/
Blue Print Sekolah UnggulSEBUAH AZAM MENUJU SEKOLAH ISLAM UNGGUL
Ilustrasi Sekolah Unggulan Islami : Sekolah Unggulan Islami adalah tempat proses pembelajaran dengan sistem kurikulum terpadu antara ilmu, agama, ketrampilan hidup, dan dilaksanakan secara simultan yakni melibatkan unsur pendidikan yang meliputi : guru, kurikulum, media , siswa dan penataan lingkungan belajar yang kondusif dan Islami sehingga mampu berdaya saing menuju terdepan dalam kompetisi dan
unggul dalam prestasi serta berorientasi pada “Smart and Good”. Tujuan diselenggarakannya sekolah sangat berhubungan erat dengan salah satu tujuan negara yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa / anak
bangsa (bukan sekedar kecerdasan intelektual) / agar mampu berdaya guna, dan berhasil guna bagi dirinya, kemaslahatan umat manusia dan alam semesta raya. Oleh karenanya untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran dengan pola pendekatan multiple Intelegences dengan mengembangkan kemampuan / kecerdasan yang meliputi : IQ, EQ dan SQ.
Tentunya konsep yangideal tersebut perlu didukung oleh pihak pemerintah
dan stake holders atau dewan pengampu pendidikan sehingga menjadi sekolah yang efektif dan unggul dalam kerangka internalisasi nilai - nilai islami. Dengan kata lain sekolah sebagai lembaga dakwah Islam dan pengembangan ekonomi umat merupakan implementasi dari ayat Allah SWT terhadap konsep “ rahmatan lil ‘alamin”.
Sesungguhnya standar pendidikan unggulan islami dapat diterapkan pada jenjang, satuan dan jenis serta pada jalur pendidikan yang senantiasa menginginkan bentuk perubahan konsep mutu pendidikan yang terkendali. Makin bermutu suatu sekolah tentu akan makin diminati oleh masyarakat, sebaliknya sekolah yang tidak berorientasi pada mutu sudah barang tentu daya minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya kurang. Jenjang dan satuan pendidikan yang diselenggarakan
1. Jenjang pendidikan dasar dalam satuan sekolah : SD / MI, SMP / MTs,2. Jenjang pendidikan menengah dalam satuan sekolah : SMA / MA, SMK / MAK 3. Jenjang pendidikan tinggi dalam satuan sekolah : Akedemi, Politeknik, Institute Sekolah Tinggi, Universitas
Berdasarkan jenisnya, pendidikan dapat dibagi manjadi 7, yakni :
1.Pendidikan umum2.Pendidikan Kejuruan Akademi,Politeknik3.Pendidikan Akademi4.Pendidikan Profesi5.Pendidikan Vocasi6.Pendidikan Agama7.Pendidikan Khusus
Adapun pendidikan berdasarkan jalurnya , dapat dikelompokkan menjadi 3 hal , yaitu :1. Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau institusi swasta berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang pendidikan dan undang-undang organik yang berhubungan dengan sistem pendidikan nasional.2. Pendidikan non formal adalah pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan institusi swasta / masyarakat untuk meningkatkan kemampuan berpikir / ketrampilan hidup.3. Pendidikan in formal adalah pendidikan dalam keluarga melalui sikap keteladanan.
Tujuan diselenggarakannya lembaga pendidikan adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dalam dimensi ilmu agama dan ilmu pengetahuan serta ketrampilan hidup melalui proses pembelajaran sehingga diharapkan akan berpengaruh positif terhadap anak didik dalam menghadapi hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Masyarakat Barat telah memahami bahwa ilmu dan agama dari sisi filsafat
dipahami dan dinyatakan : “Relegion without science is lame, science without religion is blind” artinya agama tanpa ilmu adalah lumpuh, ilmu tanpa agama adalah buta. Dengan demikian ilmu dan agama sangat perlu dikaji dan diamalkan karena akan berguna untuk kemaslahatan dan keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat. Sekolah unggulan islami merasa tertantang untuk mengejawantahkan ilmu, agama dan ketrampilan hidup. Melalui
efektifitas manajemen sekolah unggulan islami insyaallah akan terjawab essensi dan strategi dalam mengkaji keseimbangan ilmu dan agama serta ketrampilan hidup sebagai pelaksanaan prinsip integrated curriculum school dan internalisasi nilai-nilai islam di muka bumi ini.
Latar Belakang Sekolah Unggulan Islami
Perubahan adalah proses, tahapan, model dan pendekatan sistem yang bermuara pada upaya mencapai tujuan. Pendidikan nasional sebagai wahana untuk merubah cakrawala pandang anak didik ke arah penanaman identitas
bangsa Indonesia yang lebih bermartabat dan bermanfaat sehingga perlu diproses dengan pendekatan sistem melalui paradigma pendidikan baru yakni : “ bottom up policy “ dan sudah saatnya ditanggalkan paradigma pendidikan lama yakni : “ top down policy “Paradigma pendidikan baru : “ Bottom up policy “ merupakan pilihan yang tepat dikarenakan paradigma tersebut terkandung makna pengelolaan sekolah dan prinsip pembelajaran yang dibangun secara bersama dengan menggunakan kriteria : kreatifitas, keterbukaan, membuka inovasi dan menciptakan karakter memanusiakan manusia serta proses pendidikan yang demokratis dan efektif. Sebaliknya paradigma pendidikan yang lama “ Top down policy “ hanya akan melahirkan manusia subyektif, kurang kreatifitas, kurang demokratis, asal bapak senang (ABS) , kurang professional jiwa ketergantungan ( menunggu bantuan baik moril maupun materiil ) sehingga kurang bernilai produktif dan kurang efektif.
Sekolah unggulan islami sebagai alternatif bagi : praktisi, pemerhati, dan masyarakat luas tentu diharapkan mampu melahirkan generasi yang handal, unggul, kreatif, trampil, berbudi bawa laksana dan dapat membuka lapangan kerja melalui kurikulum bermuatan “ life skill dan integreted curriculum serta internalisasi nilai – nilai Islam “. Jika predikat atau citra sekolah unggulan sudah berkibar di masyarakat maka tugas terberat selanjutnya adalah menjaga eksistensi dan mempertahankan esensi nilai unggulan tersebut .
Dengan demikian sekolah unggulan islami mempunyai kriteria, sebagai berikut :1. Diterapkan paradigma pendidikan “ Bottom Up Policy “ bukan “ Top down policy “.2. Berorientasi pada mutu yakni manajemen mutu , kendali mutu dan jaminan mutu3. Membangun sistem pendidikan secara utuh dan simultan yang meliputi : guru, anak didik, kurikulum, media dan lingkungan sekolah / kelas yang kondusif.4. Selalu mengadakan konsolidasi, link sekolah serta perencanaan dan pengembangan
yang mengedepankan “ unggul dalam prestasi dan terdepan dalam kompetisi”5. Menciptakan lingkungan sekolah yang islami secara esensional dan eksistensiona.6. Diterapkan sistem pendidikan nasional dengan kurikulum jati diri / muatan loka7. Intensifikasi media pembelajaran dengan pendekaatan media alam sebagai wujud pelaksanaan tadabur8. Ditegakkan disiplin baik untuk guru dan siswa dengan diterapkan tata tertib oleh team work sekolah serta mengedepankan keteladanan sebagai jaminan mutu diri.9. Menerapkan sistem administrasi dengan komputerisasi dan administrasi dinding.10. Menjalin kerja sama yang harmonis antara sekolah dengan komite sekolah serta lingkungan masyarakat
Maksud dan Tujuan Sekolah Unggulan Islami :Banyak anak didik yang sebenarnya potensial namun diproses secara tradisional dan sangat sederhana bahkan ironisnya sekolah tersebut kurang berorientasi pada peningkatan mutu. Sesungguhnya anak didik sebagai Raw in ( bahan mentah ) yang bermutu, dikelola oleh sekolah secara profesional dan maksimal dengan pendekatan pembelajaran yang fun maka akan menghasilkan out put yang bermutu tinggi. Mendapatkan bahan mentah yang bermutu tinggi tentu dengan penyeleksian ketika penerimaan siswa baru. Hal ini bukan berarti mendikotomikan anak didik menjadi orang yang eklusif atau arogan. Sekolah unggulan islami melakukan tindakan preventif dengan berupaya memilih dan memilah in put untuk menggali dan mengarahkan anak didik agar perkembangan irama potensi anak didik dapat selaras dengan perkembangan zaman. Jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan anak didik , dimungkinkan terjadi hal yang tidak kita inginkan yakni ” gab dangerous ” Hal demikian bukan berarti membuat komunitas “ Brilliant School “, akan tetapi justru dengan sekolah unggulan islami diharapkan lahir anak didik yang mempunyai kemampuan dan pribadi dwi tunggal atau dikatakan sebagai pribadi ideal dan utuh “ smart and good “ artinya anak didik yang cerdas dan baik dalam sikap, perilaku dan perbuatannya.
Oleh karenanya sekolah unggulan islami mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Program Integrated Curiculum SchoolKurikulum ini memuat kurikulum nasional yang dijiwai implementasi nilai-nilai islamiah serta dilengkapi life skill atau ketrampilan hidup. Dengan kata lain ada keterpaduan dalam memahami : ilmu, agama dan ketrampilan hidup.
2. Pendidik berkompetensional ( kepribadian, pedagogik, professional dan sosial )3. Lingkungan sekolah mencerminkan :a. Iklim sekolah yang islami dan kondusif dengan sikap ; senyum , sapa, salam.maaf , terima kasih.b. Pola pendidikan yang demokratis dan terbuka terhadap kritik yang konstruktif.c. Berpola pikir dan pola sikap yang dinamis atau mengikuti perkembangan jamand. Menerapkan kedisiplinan sebagai pilot project system pendidikan melalui penegakkan tata tertib dan didukung rambu-rambu : petunjuk, peringatan, larangan, dan sanksi yang edukatif.e. Penerapan Bilingual system dalam lingkungan sekolah, antara lain: English day, Arabic day ,English/Arabic area, file triep, conversation, MC.f. Pembuatan sentra – sentra bakat dan proyek – proyek siswa sebagai ralisasi nyata Multiple Inteligence” ( sentra Bisnis siswa, Area Teater, camp Futsal, camp Tahfidzul Qur’an, Club English, Club Arabic, Camp Karate dll)g. Masjid di sekolah sebagai sentral kegiatan dan pengembangan identitas Islamh. Banyaknya agenda kegiatan islamiah baik untuk siswa, karyawan, dan pendidik4. Perwujudan prestasi sekolah : kejuaraan, ketenaran / popularitas, dan keteladanan5. Membangun sistem organisasi dan tatalaksana baik dewan Guru, Karyawan dan OSIS, Unit Kegiatan Siswa, dsb dengan berdasarkan Standar Operasional Prosedur atau SOP yang telah diformulasikan dan disepakati oleh yang berkompeten6. Menerapkan pola pembelajaran : Quantum Learning, Student Active LearningLearning by Fun, pendekatan multiple intelegences, pendekatan kontekstual, dll.7. Sarana dan prasarana yang representatif/ lengkap a. Penggunaan IT pada siswa.( siswa dibiasakan mengunakan IT dalam presentasi/tugas)b. Penggunaan IT pada Guru/pegawai.c. Tersedianya Hot Spot/Internet Free dalam proses KBM, SIM Sekolah/Manemen)8. Punya program unggulan yakni : agama , penerapan teknologi dasar, bahasa Inggris, bahasa arab, dan konomi praktek antara lain :Bidang Penerapan teknologi Dasar ( PTD ) :i. Benkel Sains.ii. Lab IPAiii. Lab Pertanian.Bidang Agama :
- Pembinaan Siswa/guru/pegawai/ortu secara rutin ( kajian rutin/liqo)- Implementasi PHBI dengan kerja kongkrit untuk masyarakat ( Baksos, khitanan missal , penyuluhan kesehatan, jum’at bersih dll)- Pengkaderan Da’I sekolah.- dll.
Bidang Ekonomi : - Bidang pertanian : Pupuk organik, pembibitan, perikanan, persemaian, pupuk cair, bio gas, dll- Jasa : BMT, wartel,jasa angkutan, jasa bayar telp, jasa PAM, dll- Industri : Production House dengan home industri kecil- Perdagangan : Memasarkan hasil produksi dari bentuk usahanya- Ekstratif : Jasa tambahan yang bersifat profit (di luar usaha yang dijalani )Rumusan Sekolah Unggulan IslamiFormulasi sekolah unggulan islami diproyeksikan dalam aneka prinsip kegiatandiantaranya :
o Menata kerangka proses manajemen sekolah
o Mengembangkan eksistensi dan essensi sekolah untuk segenap civitas institusi pendidikan dengan melakukan :
Penataan lingkungan fisik agar senantiasa : bersih, aman, tertib, dan indah. Penataan lingkungan psikis dengan menegakkan disiplin dan kekeluargaan Pentingnya penggunaan atribut : pakaian identitas muslim dan perlengkapannya Penanaman mental positif yakni : percaya diri, adaptif, dinamis dan konsekuen Penegakkan : tata tertib, sanksi, dan mekanisme penanganan masalah siswa Sosialisasi tindakan preventif agar tidak terjadi pelanggaran peraturan Sekolah dengan :
1. Memberikan petunjuk yang jelas2. Ada peringatan dan larangan yang jelas3. Perlunya kode etik sekolah dan norma sekola4. Pembinaan rutin oleh Kepala Sekolah, bagian kesiswaan atau guru yang telah dijadwalkan dan disyahkan oleh kepala sekolah
Pelatihan untuk improvement guru maupun karyawan dalam institusi
pendidikan
Contoh : 1). Training for new teachers dan Training for new officer 2). Out Bond untuk menguji andrenalin / kekuatan mental menghadapitantangan realita hidup, baik dalam kerja maupun di luar kerja
Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa ( LDKS ) dalam rangka kaderisasi organisasi siswa intra sekolah atau OSIS Ekstra kurikuler sebagai penyaluran minat dan bakat siswa . Unit kegiatan tersebut antara lain :
1).KIR singkatan dari Kelompok Ilmiah Remaja 2).KBB singkatan dari Kelompok Belajar Bersama3).ROIS singkatan dari Kerohanian Iislam4) Cabang – cabang Olah raga ( untuk berprestasi dan kesehatan )
o Melaksanakan program life skill di satuan dan jenjang pendidikan di sekolah
o Penerapan standar mutu pembelajaran dengan pola pendekatan antara lain :
Menggali kemampuan siswa / guru dengan pendekatan multiple intelegences Aktivasi siswa yang dipandu guru pembimbing dalam bentuk kegiatan- kegiatan : • Bedah buku• Resume for book• Kegiatan sosial keagamaan• Dunia usaha tepat guna untuk meningkatkan produktifitas siswa dan institusi di bidang : Agraris, Industri, Jasa, Perdagangan, dan Ekstratif• Training for Student / Teachers, antara lain: motivasi, manajemen waktu, dll• Program pembinaan dan bukan pembinasaan. ( untuk siswa, dan guru. )• Berupaya sukses melalui kegiatan sekolah dengan membangun rencana baru yakni:
o Mengukur kembali tujuan yang direncanakan untuk mengetahui validitas antaraharapan dan tingkat pencapaiannya. Jadi hal ini mengukur baju badan sendiri dengan ukuran badan sendiri dan bukan dengan ukuran orang lain / lembaga lain.o Perlunya konsultan pendidikan yang berpengalaman sehingga mempunyai
frame of work atau blue print / program kerja yang baik.o Melaksanakan plan system sekolah sesuai dengan yang telah disepakati secara : konsinten, komitmen, dan sinergis.
o Melaksanakan kegiatan sekolah secara : partisipatif, bertanggungjawab, amanah terhadap tugas, dan fungsinya didasari satu niat, satu fikroh, dan satu tujuano Menggunakan paradigma pendidikan : Bottom Up Policy , bukan Top down policySegala daya upaya yang sungguh dan tanpa mengenal lelah , team yang solid , sdm yang handal maka semua tujuan besar ini akan mampu direalisasikan . Akhirnya tiada sesuatu yang sempurna dan hanya terus belajardan berusahalah kita akan merangkai karya yang lebih paripurna dan hanya untuk menggapai ridhonya. Amin. http://hidupberkahindah.blogspot.com/2011/04/blue-print-sekolah-unggul.html pada 7 des 2013 11.57
Pengembangan Sistem dan Sarana Teknologi Informasi untuk SMKPublished October 9, 2012 | By jeruchie
Abstrak
Sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi kebutuhan utama bagi semua sekolah kejuruan (SMK). Berdasar jumlah pengguna TIK dan kegiatan yang perlu dukungan TIK, SMK dapat dikategorikan sebagai instutisi besar yang
memerlukan dukungan TIK skala besar pula, sehingga pengadaan dan pengelolaannya memerlukan perencanaan yang integral dan matang. Makalah ini
membahas kerangka dari kebijakan, rencana strategis, konsep pengembangan organisasi unit pengelola TIK, manajemen pengguna, infrastruktur jaringan dan sistem informasi terpadu. Hal-hal tersebut perlu dirumuskan oleh SMK sebagai acuan dalam
pengembangan TIK di SMK untuk mendukung peningkatan mutu SMK.
1. Pendahuluan
Saat ini teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi kebutuhan yang utama bahkan tulang punggung bagi penyelenggaraan pendidikan di SMK. Secara umum, SMK dapat dikategorikan sebagai institusi berukuran besar, jika diukur dari jumlah siswa, pegawai (guru dan non-guru), jumlah kegiatan pada suatu satuan waktu, jumlah gedung dan ruang, dll. Untuk institusi besar, pengembangan, pengelolaan sarana TIK dan yang menggunakannya perlu dirancang dengan baik untuk menjamin agar sarana TIK dapat dimanfaatkan secara optimal dan mendatangkan keuntungan yang diharapkan.SMK memerlukan sarana TIK dasar, yaitu infrastruktur jaringan (termasuk sarana komunikasi dan internet) dan sistem-sistem informasi. Selain itu, untuk menunjang kegiatan, juga memerlukan sarana TIK lain (lanjut) untuk e-Education, e-Research, e-Society, dll. Makalah ini membahas blue print yang terkait dengan pengembangan sarana TIK untuk SMK, yaitu kebijakan, rencana strategis, program kerja tahunan TIK, pengembangan unit pengelola TIK, manajemen pengguna, pengembangan infrastruktur jaringan, sistem informasi terpadu untuk SMK dan sarana TIK lain.
2. Kebijakan, Rencana Strategis, Program Kerja Tahunan TIK
TIK sudah dikenal merupakan sarana yang mendasar dan menjadi ”tulang punggung” bagi SMK. Setiap SMK perlu memiliki kebijakan umum maupun khusus di bidang TIK, yang tentunya tidak menyimpang dari visi dan misi SMK. Sebagai contoh, di bawah ini diberikan kebijakan umum sarana TIK untuk SMK:
Manajemen informasi dan pemanfaatan sarana TIK tidak menyimpang dari ketentuan atau aturan-aturan yang berlaku di lingkungan SMK dan Indonesia.
Sarana TIK disediakan bagi stakeholders SMK untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
- Sarana TIK dimanfaatkan untuk:
Mendukung penjaminan mutu, sehingga dimana dimungkinkan, semua keperluan informasi untuk penjaminan mutu harus disediakan.
Mendukung kegiatan Diklat secara optimal. Mendukung manajemen SMK secara optimal. Memberikan layanan informasi yang memadai bagi masyarakat luar.
- Sarana TIK akan terus dikembangkan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan mengoptimalkan pemanfaatannya, dengan demikian, SDM pengelola sarana TIK maupun pengguna sarana TIK juga akan terus dikembangkan.
2.2. Rencana Strategis TIK dan Program Kerja Tahunan
Rencana strategis SMK di bidang TIK untuk jangka panjang dan menengah, yang berpijak pada kebijakan yang ada, selain bermanfaat bagi penyusunan program kerja tahunan, juga dapat berdampak positif bagi staf pengelola sarana TIK. Staf, yang mayoritas merupakan knowledge worker dan memiliki kemampuan bekerja mandiri yang baik, dapat terpacu untuk melakukan penelitian dan menyiapkan skil bagi pekerjaan masa depan. Untuk SMK, sasaran dan strategi sarana TIK dapat disusun dengan pengelompokan:
Bidang Pengajaran dan Pembelajaran Bidang Penelitian Bidang Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Bidang Administrasi & Keuangan Manajemen Pengetahuan/Informasi Inti (Pusat Data)
Sebagai penjabaran dari rencana strategis, program kerja tahunan dapat disusun dan dikelompokkan dalam lingkup yang lebih rinci, yaitu bidang infrastruktur jaringan, pengembangan sistem informasi (yang dibagi-bagi lagi ke dalam sub-sistem, lihat Bagian 6), edukasi bagi pengelola maupun pengguna TIK, pengembangan organisasi dan sistem kerja pengelola TIK, dll. Program kerja disertai proposal yang selain menjabarkan program juga mencantumkan KPI (key performance indicator) untuk evaluasi mutu.
3. Pengembangan Organisasi Unit Pengelola TIK
Secara umum, pekerjaan unit pengelola TIK di SMK dapat dikelompokkan dalam infrastruktur jaringan dan perangkat keras, perangkat lunak (yang merupakan bagian dari sistem informasi), help-desk dan edukasi TIK (Mun-Koon, 2007). Divisi pada unit pengelola TIK disusun berdasar kelompok tersebut. Untuk memastikan bahwa sarana TIK di SMK selalu dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi di luar dan untuk menjamin bahwa kualitas layanan TIK sesuai standar tertentu, di sini diusulkan untuk menambah dua divisi yaitu Pengembangan & Perencanaan dan Jaminan Kualitas & Keamanan (Liem, SeSMK. 2007). Rincian tugas diberikan pada Tabel 1.
Divisi Pengembangan & Perencanaan
Mengusulkan kebijakan, strategi dan perencanaanTIK untuk jangka panjang. Membuat rencana jangka menengah dan tahunan, berdasarkan rencana jangka panjang yang ditetapkan. Mengawasi dan melakukan proses jaminan kualitas terhadap semua
rancangan, implementasi dan pengoperasian IT di sekolah. Melakukan jaminan keamanan, risk management, disaster recovery program untuk hal-hal yang berkaitan dengan IT.
Divisi Infrastruktur Jaringan
Perencanaan, instalasi dan konfigurasi jaringan, termasuk sistem operasi jaringan untuk lingkup SMK Pemrograman aplikasi jaringan (untuk layanan email, mailing list, manajemen pengguna, dll.). Melakukan pemeliharaan fisik jaringan (kabel, router, switch, access point). Mengelola server-server pusat data. Melakukan backup data secara rutin.
Divisi Perangkat Keras & Sistem Operasi
Memberikan layanan servis perangkat keras. Uji-coba produk perangkat keras dan perangkat lunak aplikasi umum. Memberikan layanan konsultasi dan distribusi yang terkait dengan perangkat lunak berlisensi.
Divisi Perangkat Lunak
Meng-arsitek-i pengembangan perangkat lunak. Merancang atau mengevaluasi rancangan perangkat lunak. Mengembangkan perangkat lunak (inhouse) atau melakukan pengawasan pengembangan perangkat lunak (outsource). Melakukan user acceptance test (UAT) pada saat implementasi. Melakukan pemeliharaan perangkat lunak dengan bekerja sama dengan system owner atau developer dari luar. Memberikan rekomendasi kepada komunitas SMK untuk pemilihan perangkat lunak.
Divisi Help-Desk & Pusat Informasi
Menerima permintaan layanan TIK dan meneruskan sesuai divisi yang menangani. Memelihara website atau homepage. Memelihara mailing list di lingkungan SMK. Mensosialisasikan layanan-layanan TIK baru dan pengetahuan umum yang up to date
Divisi Edukasi Teknologi Informasi
Merencanakan program pengembangan SDM di bidang TIK dan pelatihan yang dibutuhkan. Membuat program pelatihan, termasuk bekerja sama dengan vendor atau institusi luar. Membentuk jaringan kerjasama dengan semua stakeholder TIK di lingkungan SMK.
Divisi Jaminan Kualitas dan Keamanan
Menetapkan standar kualitas dan keamanan. Mengevaluasi rancangan dan implementasi untuk memastikan bahwa standar dipenuhi.
Selain yang di atas, divisi pendukung lain yang diperlukan adalah sekretariat, yang bertanggung- jawab terhadap administrasi dan keuangan. Contoh organisasi pengelola TIK beserta deskripsi lengkap untuk setiap posisi dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan dapat dicari di internet.
Ads not by this site
4. Manajemen Pengguna
Pengguna didefinisikan sebagai individu yang menggunakan sarana TIK di SMK. Karena jumlah pengguna di SMK jumlahnya sangat banyak dan beragam, maka unit pengelola TIK perlu untuk merumuskan (Liem, Nov. 2007):
Kategori pengguna (misalnya siswa, guru, kaprog, kepala sekolah, wakil, komite sekolah, yayasan, biro, lembaga, dll.), estimasi jumlah, hak (misalnya email, workstation, ruang disk dengan kuota, homepage, dll.) dan kewajibannya.
Persyaratan menjadi pengguna untuk setiap kategori pengguna.
Kebijakan manajemen pengguna (misalnya otentifikasi tunggal, dua bulan setelah lulus user account dihapus, dll.).
Standar pengelolaan pengguna pada setiap kategori. Prosedur, agreement form dan penjelasan tanggung jawab pengguna ketika pengguna
pertama kali mendapatkan haknya. Pelatihan-pelatihan untuk setiap kategori pengguna.
Jika hal-hal di atas dapat dirumuskan dengan baik, maka layanan TIK dan kebutuhan penyediaan sumber daya yang terkait dengan layanan tersebut akan dapat diestimasi dengan baik pula. Selain itu, hal di atas juga diperlukan untuk:
Merancang keamanan sistem. Mengatur hak akses yang terotomatisasi pada semua sub sistem (ketika pengguna login,
secara otomatis akan diberi hak sesuai dengan kategorinya).
5. Infrastruktur Jaringan
Sekolah Menengah Kejuruan, jika dipandang sebagai sebuah “entitas bisnis”, memiliki ciri khusus yang memerlukan infrastruktur jaringan yang khusus pula. Pengguna jaringan beragam, yaitu penyandang dana (yayasan/pemerintah), pimpinan, guru, staf non-guru, siswa, orang tua siswa, alumni, sekolah lainnya dan masyarakat luas. Program-program kerja SMK juga beragam dan tidak terlepas dari motto SMK Bisa, yaitu diklat, pembelajaran dan aplikasi maupun professional practices. SMK biasanya juga memiliki rencana strategis untuk pengembangan, sehingga program-program kerjanya dapat berubah dari tahun ke tahun.
Pada jaman sekarang, semua hal di atas akan berpengaruh terhadap perencanaan jaringan. Jaringan untuk SMK harus mampu mendukung semua kegiatan SMK pada setiap saat. Bagian ini akan membahas hal-hal mendasar yang diperlukan pada perencanaan pengembangan jaringan SMK.
5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna Jaringan SMK
Pada tahap awal pengembangan jaringan SMK, perlu dilakukan identifikasi kebutuhan dan analisis untuk mencari solusi jaringan yang sesuai. Pada Tabel 2, diberikan kebutuhan-kebutuhan SMK yang terkait dengan jaringan, analisis dan solusi umum untuk perancangan jaringan.
Kebutuhan SMK dan solusi umum untuk jaringan.
“Volume” data elektronik pada jaringan sangat besar. Agar data tidak “memenuhi” seluruh jaringan, trafik perlu “dikelompokkan”. Trafik data lokal, untuk lingkungan unit organisasi, tidak dialirkan ke luar unit tersebut (hanya trafik keluar unit yang ditransmisikan ke luar jaringan unit). Maka, jaringan sekolah dibagi menjadi beberapa subnet. Topologi jaringan dipilih yang mudah dikembangkan (ditambah, diubah) untuk mengantisipasi penambahan jumlah pengguna.
Ruang-ruang guru, staf, tempat diselenggarakan diklat dan tempat berkumpulnya siswa/i harus dilingkup oleh jaringan kabel dan/atau nirkabel.
Menyediakan server-server dengan fungsi khusus (misalnya server email, mail list, sistem informasi akademik, keuangan, perpustakaan digital, dll), agar kinerja server dapat optimal dalam mendukung setiap jenis kegiatan. Server-server perlu diintegrasikan dalam jaringan khusus (subnet) agar transmisi data antar server cepat dan keamanan lebih mudah dijamin. Akses server juga harus cepat dan topologi jaringan memungkinkan penambahan server dengan mudah.
Jaringan sekolah harus mendukung transmisi data dalam kecepatan tinggi (giga bit per detik), antar jaringan lokal pada unit/gedung dikoneksikan dengan backbone berkecepatan tinggi (misalnya dengan media serat optik).
Aplikasi yang menyediakan akses informasi restriktif “ditempatkan” dalam jaringan khusus (tersendiri), terpisah dengan yang harus menyediakan akses seluas-luasnya, sehingga keamanan lebih mudah dijamin.
Jaringan sekolah dapat dijangkau melalui dial-up (saluran telpon), jaringan nirkabel (yang menjangkau rumah, tempat kos) maupun melalui jaringan internasional. Dengan demikian, jaringan universitas harus menyediakan entry- point untuk akses-akses tersebut.
Koneksi ke jaringan internasional (internet) dengan bandwidth yang memadai (kecepatan tinggi) dan jaringan lain, misalnya WAN SMK. Jaringan tahan terhadap derau, interferensi dan memiliki ”jalur back-up” jika saluran terputus. Berlangganan layanan koneksi internet ke lebih dari satu perusahaan komunikasi. Sistem disarter recovery plan dan sarana proteksi terhadap peralatan jaringan.
Perancangan keamanan jaringan (fisik, sistem operasi, aplikasi jaringan). Manajemen user account dan otentifikasinya.
5.2. Skema Jaringan untuk SMK
Perancangan jaringan secara umum tidak dapat dipisahkan dari konsep protokol OSI yang terdiri dari 7 layer, yaitu layer Fisik, Data, Jaringan, Transport, Sesi, Presentasi dan Aplikasi. Sebagai implementasi dari solusi umum pada Tabel 2, pada Gambar 1 diberikan skema jaringan tipikal untuk SMK, yang pada konsep OSI berada pada layer fisik, dengan mengadopsi konsep pada (Harijoso, 2007). Deskripsi singkat jaringan tersebut diberikan di bawah ini:
Jaringan antar bengkel dan koneksi ke jaringan luar (internet, dll.).
Dedicated link antar bengkel dapat dengan:
media fiber optic (FO) jika jarak antar ruang tidak terlalu jauh atau SMK mampu mengadakannya sendiri
berlangganan leased line (biasanya dengan media kabel tembaga) ke perusahaan telekomunikasi
berlangganan Virtual Private Network (VPN) ke perusahaan telekomunikasi koneksi wireless point-to- point milik perguruan tinggi sendiri. Pada contoh di Gambar 1(a),
topologi yang digunakan adalah ring (namun, pemilihan topologi harus didasarkan pada optimasi). Koneksi ke jaringan internasional, internet, dapat diadakan untuk setiap kampus maupun dipusatkan berdasarkan pertimbangan optimasi. Untuk mendukung kesuksesan WAN SMK yang dikembangkan dapodik jateng, jaringan SMK di Indoensia perlu bergabung dengan WAN SMK dengan koneksi wireless point-to-point ke node terdekat. (Lihat Gambar 1(a).)
Jaringan internal. Dengan pertimbangan bahwa FO memiliki karakteristik tahan terhadap derau dan interferensi, stabil, aman dan kecepatan tinggi (hingga giga bits/detik), maka jaringan backbone yang menghubungkan seluruh gedung perlu dibangun dengan media
FO. Selain itu, mengingat jaringan backbone merupakan “urat nadi” jaringan internal, maka jaringan ini harus “selalu” tersedia. Jika satu jalur terputus (karena ganggungan kabel atau perangkat jaringan, misalnya switch, router), maka komunikasi harus dapat melewati jalur alternatif lain. Sebagai contoh, pada Gambar 1(b) diberikan jaringan backbonedengan topologi gabungan star dan mess, yang menjamin ketersediaan jaringan internal. Router-router pada gedung dapat dihubungkan ke Access Point (AP) untuk menyediakan hotspot Wi-Fi di dalam dan sekitar gedung dan/atau ke switch jaringan kabel yang dapat dikelompokkan dalam subnet-subnet.
Jaringan internal (dan hotspot Wi-Fi) Gedung. Router yang tersambung ke FO, selain dihubungkan ke AP juga dapat dihubungkan ke switch atau router atau switch router jika diperlukan untuk memecah jaringan di gedung menjadisubnet-subnet. Sebuah router dapat menangani sejumlah kelas C (254) node, namun berdasarkan tingkat utilisasi pada setiap node, kapasitas tersebut sulit untuk dipenuhi. Misalnya, untuk laboratorium, kapasitas yang disarankan adalah 60 node, sedangkan ruang administrasi dapat lebih besar, misalnya 100. Dalam sebuah gedung, jaringan perlu dibagi-bagi lagi ke dalam subnet, yang menjamin kecepatan transfer data yang tinggi antar node di subnet. Pertimbangan utama dalam pembentukan subnet adalah “kebutuhan interaksi antar pengguna jaringan”. Jika, sekelompok pengguna memerlukan interaksi yang intensif (misalnya berkolaborasi dalam tugas/pekerjaan), maka node tempat pengguna mengakses jaringan perlu ditempatkan dalam sebuah subnet.
Sebaliknya, jika interaksi rendah maka sebaiknya ditempatkan dalam subnet terpisah untuk mengurangi trafik data di dalam subnet (agar kecepatan transfer data dapat pada subnet dapat dijamin). Contoh: subnet server di pusat data, ruang guru, lab, dll. Topologi jaringan yang disarankan pada gedung adalah star (extended star) agar mudah untuk dikembangkan. (Lihat Gambar 1(c,d).)
5.2. Skema Jaringan untuk SMK
Perancangan jaringan secara umum tidak dapat dipisahkan dari konsep protokol OSI yang terdiri dari 7 layer, yaitu layer Fisik, Data, Jaringan, Transport, Sesi, Presentasi dan Aplikasi. Sebagai implementasi dari solusi umum pada Tabel 2, pada Gambar 1 diberikan skema jaringan tipikal untuk SMK, yang pada konsep OSI berada pada layer fisik, dengan mengadopsi konsep pada (Harijoso, 2007). Deskripsi singkat jaringan tersebut diberikan di bawah ini:
Jaringan antar bengkel dan koneksi ke jaringan luar (internet, dll.).
Dedicated link antar bengkel dapat dengan:
(a) media fiber optic (FO) jika jarak antar ruang tidak terlalu jauh atau SMK mampu mengadakannya sendiri
(b) berlangganan leased line (biasanya dengan media kabel tembaga) ke perusahaan telekomunikasi
(c) berlangganan Virtual Private Network (VPN) ke perusahaan telekomunikasi
(d) koneksi wireless point-to- point milik perguruan tinggi sendiri. Pada contoh di Gambar 1(a), topologi yang digunakan adalah ring (namun, pemilihan topologi harus didasarkan pada optimasi). Koneksi ke jaringan internasional, internet, dapat diadakan untuk setiap kampus maupun dipusatkan berdasarkan pertimbangan optimasi. Untuk mendukung kesuksesan WAN SMK yang dikembangkan dapodik jateng, jaringan SMK di Indoensia perlu bergabung dengan WAN SMK dengan koneksi wireless point-to-point ke node terdekat. (Lihat Gambar 1(a).)
Jaringan internal. Dengan pertimbangan bahwa FO memiliki karakteristik tahan terhadap derau dan interferensi, stabil, aman dan kecepatan tinggi (hingga giga bits/detik),
maka jaringan backbone yang menghubungkan seluruh gedung perlu dibangun dengan media
FO. Selain itu, mengingat jaringan backbone merupakan “urat nadi” jaringan internal, maka jaringan ini harus “selalu” tersedia. Jika satu jalur terputus (karena ganggungan kabel atau perangkat jaringan, misalnya switch, router), maka komunikasi harus dapat melewati jalur alternatif lain. Sebagai contoh, pada Gambar 1(b) diberikan jaringan backbonedengan topologi gabungan star dan mess, yang menjamin ketersediaan jaringan internal. Router-router pada gedung dapat dihubungkan ke Access Point (AP) untuk menyediakan hotspot Wi-Fi di dalam dan sekitar gedung dan/atau ke switch jaringan kabel yang dapat dikelompokkan dalam subnet-subnet.
Jaringan internal (dan hotspot Wi-Fi) Gedung. Router yang tersambung ke FO, selain dihubungkan ke AP juga dapat dihubungkan ke switch atau router atau switch router jika diperlukan untuk memecah jaringan di gedung menjadisubnet-subnet. Sebuah router dapat menangani sejumlah kelas C (254) node, namun berdasarkan tingkat utilisasi pada setiap node, kapasitas tersebut sulit untuk dipenuhi. Misalnya, untuk laboratorium, kapasitas yang disarankan adalah 60 node, sedangkan ruang administrasi dapat lebih besar, misalnya 100. Dalam sebuah gedung, jaringan perlu dibagi-bagi lagi ke dalam subnet, yang menjamin kecepatan transfer data yang tinggi
antar node di subnet. Pertimbangan utama dalam pembentukan subnet adalah “kebutuhan interaksi antar pengguna jaringan”. Jika, sekelompok pengguna memerlukan interaksi yang intensif (misalnya berkolaborasi dalam tugas/pekerjaan), maka node tempat pengguna mengakses jaringan perlu ditempatkan dalam sebuah subnet. Sebaliknya, jika interaksi rendah maka sebaiknya ditempatkan dalam subnet terpisah untuk mengurangi trafik data di dalam subnet (agar kecepatan transfer data dapat pada subnet dapat dijamin). Contoh: subnet server di pusat data, ruang guru, lab, dll. Topologi jaringan yang disarankan pada gedung adalah star (extended star) agar mudah untuk dikembangkan. (Lihat Gambar)
Ads not by this site
Gambar 1. Skema jaringan tipikal smk untuk: (a) Antar bengkel dan koneksi ke jaringan luar (internet, WAN, dll.) (b)Sebuah ruang bengkel (c) Gedung dengan ruang pusat data (berisi server-server jaringan), teleconference dan pimpinan (d)Gedung dengan lab-lab dan ruang guru.
Pengalamatan dan Domain
Setelah subnet-subnet jaringan SMK dirancang, alokasi alamat IP internal SMK (biasanya dalam formatNN.NNN.NNN.NNN, dimana N adalah angka) untuk setiap subnet perlu dirumuskan sedemikian rupa sehingga berhirarki, memberikan arti/makna tertentu dan node pemakai alamat IP ini dengan mudah dapat dialokasi untuk keperluantroubleshooting. Untuk server-server internal (dengan IP internal) maupun eksternal (dengan IP eksternal, biasanya diperoleh dari provider internet), domain name server juga perlu disiapkan.
5.3. Isu Keamanan Jaringan
Dengan jumlah pengguna yang sangat banyak, beragam, dan ”ancaman” dari luar yang konstan ada dan terus berkembang, keamanan jaringan smk merupakan isu yang sangat penting. Karena itu, rancangan keamanan berdasar konsep yang matang diperlukan. Secara umum, firewall, proxy server dan router dapat dimanfaatkan untuk menjaga keamanan jaringan. Selain itu, beberapa alternatif lainnya adalah :
- Pemisahan jaringan secara fisik, sehingga pengguna ”terlokalisasi” dan data yang ”sensitif” (misalnya nilai dan keuangan) dapat diproteksi secara fisik juga. Dengan konsep ini, jaringan SMK secara fisik dipisahkan menjadi beberapa sub-jaringan, misalnya jaringan untuk siswa dipisahkan dengan jaringan guru, administrasi akademik, dll.
- Pembatasan koneksi lintas subnet (routing). Pemilik subnet (unit organisasi) dapat mengatur agar koneksi keluar (ke subnet lain atau WAN) pada komputer tertentu atau
seluruh komputer dalam subnet tersebut dapat dibatasi. Pengaturan ini diatur melalui firewall router pada subnet yang bersangkutan.
- Pembatasan akses aplikasi. Pemilik subnet dapat mengatur layanan jaringan (file sharing, printer sharing, server web dan koneksi peer-to-peer) agar dapat dimanfaatkan oleh komputer tertentu. Pengaturan dapat melalui firewall router pada subnet yang bersangkutan.
- Pembatasan akses jaringan. Dalam suatu saat, seorang pengguna hanya dapat login dari satu komputer sehingga mengurangi penyalah-gunaan user account.
5.4. Tantangan dan Masalah
Tantangan dan masalah utama pada pengadaan, pemeliharaan dan pemanfaatan jaringan adalah:
Ketersediaan jaringan, yang harus selalu mendapatkan prioritas padahal masalah internal dan eksternal dapat datang kapan saja. Masalah internal: listrik yang sering mati dan pemeliharaan peralatan TIK di seluruh bengkel yang berjumlah sangat banyak dan beragam. Masalah eksternal: Pemblokan alamat IP oleh dunia luar, jaminan vendor TIK dan perusahaan telekomunikasi penyedia jasa koneksi internet.
Keamanan jaringan, merupakan tantangan yang berat dengan makin canggihnya algoritma- algoritma yang dikembangkan oleh para hacker untuk penetrasi jaringan.
Manajemen email untuk atasi email spam (menurut hasil penelitian awal 2008, 19 dari 20 email adalah spam), penyaringan email spam harus selalu menggunakan teknik atau algoritma terbaru dan perlu optimasi agar tidak menyedot sumber-daya (komputasi server dan bandwidth).
Edukasi pengguna. Banyak ”masalah” terjadi karena kekurang-pahaman pengguna dalam pemanfaatan sarana TIK.
6. Sistem Informasi Terpadu (SIT)
Sistem Informasi (SI) berbasis komputer terdiri dari basis data, aplikasi basis data, software (perangkat lunak) aplikasi, perangkat keras, dan staf yang mengembangkan serta menggunakannya. Seiring dengan kemajuan TIK dan untuk menjamin tercapainya mutu SMK yang baik, saat ini SI sudah merupakan sarana yang mendasar bagi SMK.
6.1. Kebutuhan Stakeholders
Adapun kebutuhan stakeholders yang terkait dengan SI, dapat dikelompokkan menjadi tiga kebutuhan yang mendukung:
Kegiatan operasional Diklat dan manajemen SMK, kebutuhan: meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas hasil diklat. Ciri data yang dikelola: transaksional, berasal dari transaksi- transaksi kegiatan.
Layanan informasi internal dan eksternal. Ciri data yang dikelola: sebagian besar berupa data detil (yang sering maupun tidak sering diubah), data dapat juga mengandung data mutlimedia.
Penjaminan mutu, kebutuhan: menyediakan data dan informasi untuk evaluasi mutu dan pengambilan keputusan. Ciri data: agregat (ringkasan) dari data operasional yang akurat, terkini (up to date), terstruktur dan terklasifikasi secara tertentu. Data perlu disajikan dalam bentuk yang ringkas, menarik dan mudah dibaca.
Untuk memenuhi kebutuhan di atas, idealnya, sistem-sistem informasi di SMK terpadu dan menjamin konsistensi, keakuratan dan kekinian data pada setiap sistem informasi. Pembangunan sistem yang terpadu, merupakan pekerjaan yang sangat besar, memerlukan sumber daya banyak dan makan waktu lama. Karena itu, master plan (blue print) dan tantangan yang ada perlu diidentifikasi agar dapat diatasi.
6.2. Master Plan SIT
Pada master plan, beberapa hal yang perlu dirumuskan atau dikumpulkan adalah:
Kebijakan dan aturan yang terkait dengan setiap sistem informasi. Arsitektur SIT beserta deskripsi dari setiap komponen sistem.
Standard Operating Procedure (SOP) tahap awal untuk setiap sistem informasi. Spesifikasi awal dari setiap sistem informasi yang meliputi:1. Identifikasi pengguna dan hak-haknya pada setiap sistem informasi.2. Fungsi-fungsi utama setiap sistem informasi beserta deskripsinya.3. Keterkaitan dan interface antar sistem informasi. Master plan basisdata. Tingkat urgensi dari setiap sistem informasi. Key success factor dan strategi pembangunan sistem.
Bagian ini membahas secara singkat tentang arsitektur, deskripsi singkat sistem-sistem informasi, master plan basisdata dan strategi pembangunan sistem.
Arsitektur SIT
SIT yang diusulkan ini menerapkan konsep centralized data and distributed processing yang cocok untuk lingkungan sekolah kejuruan, di mana data disuruann dt;eisuruannSesss SMK l-hal yleh ui;dihapus, dll.).&rewall router pada dan strd& , beberapa hal yang perlu dirumuskan atau dikumpulkan adalah:
<}-i utama setiap sistem ingm>, ei>, ei><<m>nerlu di1Fungsi-udau sa ba:>) dank2Tajuan TIK dan untem>sulbeberapai setll router m><<basisdata.
&m>Oisdata.<1t;em&ga ueyi.�ida ayang>
ing Prte stgdah dapa dan aturaikelompokkalt;&lpandpokkalt;&rong&h:< data: agrting Prte scesa aturaikeloasal d’ng&h:< dean yang sa)oan
Setelgrajaan yang sangat besar iinfo’ang sepc besar iinfo’ang sep �idata gat besan.& dan pengambilan keplamrajaan daya bamjaaned processing a-ni SItar sistem -updtanta nt;strong&g.SMK teiads/2012/10/_wp-imaraj0k2Tajuan TIK dan untem>sulbeberapai setll 0Eelam &lsuh carsub &tivitas, efisiensi dan kualitas hasigt;dan messsubnett;/9htukikasimbatasan akses jaringanan yang sangat besar ii;blugt;See p, da uangkan om&gem iubl;;;/emt- tlam pembs/201lr,;&ee,kkalt;&lpblue ptesuas-uk&gsi-udauamponen uangkan (gt;&m>igkuter tertente/mpumrn;eg&h:< rg,c:< rg,c:< rg,cn (gteoan1;p&g rg,Sg tteiads/2012/10/_wp-imaraj0k2Tajuan TIK dan dan boin �kepl;
&lgt kepla”"p>ikasi&l/di an dayaup>SN,image-717a”>;/emt- tlam pembs/hasil dilitas yang berjumlah sange-717a”>;lt ntar
server cepat dan 0 day1 rg,c:&K u “pak 3N10/_wp-ima �nn ur teokat sisrewallver c3trone’An;/di an dan kualitas hamN,image-717eokat sisrewallver c3trone’An;/di an dan kusmrn;ku 3N10k&gsi-udauamponeisumponeisumponeisumponbutuhan slve-ng dapat dikelompokkan dalam & dengan makin canggihnya algoritma- algoritmm&limedia.&4ientru dan h:&cr h:&t;Kebasil dilitas yang ;em>taut;/ann makin canggt;/em&g ttang arsitektur, deskripsi sa-717eo yan/c kepljika inesa-717eo yanripsi sa-Veisumponeis7eo lnskripsektur, dese <,;jiskripsi sa-717eo yan/c kepljika iads/2a d,o.slt;em&es jaring,anab dukaos kp-p>Prs kp–Veiprocessing amvnte/man ma.}-i utama ;eew”g t’ mlan nn m dayaup>engaturaukaos kp-p>Prs kp-a e <,’ k n dan preem>m lt;em>8uraukaoeksi keluar (ke Keterkaih:<)jeerpisdikelol SIT Ajm>pun eks>Ke”ksi keluar (ke,TmNt;em>switcha.la TIK.
Keamanan jaringaauamponen uangktJ ula”"p>0 no car0 no ca4 desl,,ewalt;, ei&s0k2Tajuan ;i aoantaf a0Pan matiap k <,’ ajet;/em>0 no car8uraukaoeh -&lkb.-&_er dalam t;stbagi-b P)kan om&gem iubunggan aaom&s, deseo ke _>>lm>berkecepa{eo/;/li>adaturaecet;ttang arswa, orruang tidak teernet, WAN, dll.)a siswa, alumn rit;kan om&gem iubungga_ata yang dhsdcayang>)pt;&l’oeh yang k’kepla(Kecepa{eo/;/li> i/fkiw &d;ulawhg ar)rpi- kebkpN, dlat dikeia-71ey no g dhsd -een9c aeengium b-anasla-ri/fkiaj0k2utiaj0k2utia’r melalui firewaOtang>rt; o Aji ayFsternal: Pemblokan alamat IP oleh dunia luar, jaminan vendor TI, ��lg�;:hb- keb1(turaikmsoJttigkas-uk<,6ce indicOllmorit;ds/2anflldeseo B rinans�doikaoekl&0kipiedim�a aer, jeengiutu, >lm>an vendoa), to_>>l2raiubneengiaf as, dll.).®t;, y;eP)katlpdengan vendor.dlg>
r.dgaiaah:yang se”ke switch lyr plan (blue print) dan tantangan yang ada perlu diidentifikasi agar dapat diatasi.
6.2. Master Plan SIT
Pada master plan6.2. Master Plan ikl �kl �kl �kl bduti&m&go&s0k2m&o/e: Pe;;/strong&gang lr ii;blugt;See p, gt;) dant;/ling Pruong&tu, &2Cenurut hasil pitch lyr plan lt;/fkiw lt;/emfm&g/em&-ri/tA kan ukiaj0)ngga_ata yang dhsdcay, d.NNN m u t;/fkiw lt;/emfm&g/em&-e plt;em)cr plan pembanguna>;/sm&o/e: Pe;;/strong)�lt;/emfa�doikaoekl&0kipiIn pei utami ng)ael yanabgktJ &abgktJk2e>,OejuruN &lguruan tinggi sendiri.Oej&tu, &2Cenurut hasil pitc9>;a.outingttJk2e6, dlatd01lkhtengan:)Rdenselng lr &liaj0k2utwapatgt;bandwidthli’a hasada�ko�nM/opah:yakiw lt;/em:yaki-s, dllo disubnet&lfaoantaPPP& wapatgt;bandwidth6.2. & marpisdikeljaringan nirkabel (yang menjangk asawapatgt;bandwidth<)e tidal’kall router pad2tOej&t�ke9g mt_ pada sin cangke ssdikeljarid38n luari’a hasada�ko�nMang;/elttsu��nMsPe�keasi agaarih/al-)Dalam sebuah gedung, jarint;brsitektur, deskripsi sa-717eo yanwandwidth&g)�lt;/emhteut;/go yanwaikeloasal d’ng&h:&cg dat;/em>SIT) dan tantan;; ir jaringan y_pem>&larkan epah:yapesifikasi awal dari setiap sistem infolingandamy“ditempatkan�E��dlt;/fkiwiyd;/em&oonglbuah gedun a aturaikeDmk2ut;/ste pripatkan�E�Lean �mfkin vendoa), to_>>l2raiubneengiaf as, dll.).®tt;loagai impt at dc ajr.antauoks/-si” sa koipatkankbeberbua�7ara) lteusbgk>>l2raiub
Tnggi sendiri.Oem)cr plan pemm>) dan tantangan yang ada Traf> ((kei&gkunngan ya<2t;j p no perpustakaan digital, dll), agar �ngan yang ada Traf> ((k<.bm&es agra),2ngan;a.outingttJk2e6, dlatd01lkhtengan:) dank2Tajuan TIft;2t;j p no perpustakaan digital, dll)lt;strongth:yPe)(anambung�1>Slau��nuan TIft;2t;j p nos1>Slau��nuan T��numsa ba:>)>>ank2Tajuan TIft;2t;
j p no perpustakaan digitPstakaan digital, dll)lt;strongth:yPe)(anambung�1>Slh:yPe)(anau�eh2j p nos1>Slau��nuan T��numsa ba:>)>>ank2Tajuan TIft;waikeloasagt; nodtem informasi�)bunem inform2CeS kdanform2CeS p1P,:yPe)(anambung�1>Slh:yPe)(anau�eh2j p nos1>Slau��nuaiubunm>idat>ida(I )� digital, dllo>>ank2Tajuan TIft;waikeloasagt; nodtem informasiubuncmalt;&lpandpokkalt;&ronster 3eemo dll.).&rewall rd Netronster 3eemo dlerpnster �dll)lt;s;p&gasiubuncfrmasiuronster 3eemo danm&geemo dll.).rft; ei&o dll.)y2Tajua pt;&roem>geemo dll.).rft; ei&o dla),2ngan&lIem>SITa.outingttJku dit;pgsuks;SIT) d2_7ndll)lt;stro;) d2lsdanr ‘-&o/e: Pe;;/strogan&lIem>SITgan&lIem>n >) d2_7ndll)lt;stroJnteS(>nuan TIft;2′r ploutin), agaSITa.outingttJku dit;pgsuks;SIT irolus (misalnlem>bluan ;i pengaOet;enaoa sa-4 plaMin canggihnya algoritma- algoritma yang dikembangkan oleh para hacker untuk penetrasi jaringjarint;{)dirolus (misalnlem>bleloasal dtjpsa’jpthan yanaoa anr ‘-unsep hs.&rewtparu-bpuhBipsi sa-71 3tjps-wirIdyang dikembangkan oleh para iara �ngkan oleh paloasal dtjpsa’jpte)(ana;/p&e Pemblang ada pe1lkhtenongunaikelalnlem>bluan ;i pengaOet;enaoa sa-4 plaenonvu”gt;/hirIdyang dileh para uk danarint;{)diwidth)>>ankboipatkankbeberbu-;hs.&rewtparu-bpuhBipsi sa-71 3tjk0i sk2m&oa.&4ientru 1 3tjkari& bluan ;i pek;pgsuks;/’b t’ m&ncfrmasiuronstUang diewtparu-bp/em>1 3t)u-bp/em&ln;enaoa sa-4 pla sa-4 pla sa-4 p,8i sPtatrong&ma.dalam t;sb tatatroario/lackbficerkait danhmsi mm&nc’Pada sin cangke ssdndwio-si-udauamponen uan. plauangarioa TIK algo ke FO, selain dihubg em>Idyanm6eP& . � ke AP juga dapat dihubungkan ke l_)an Ig&mmsoJttigkm>car (ke Slau��nuan.®t;gan, Trans uk m:>) dank2TajuanP/aipatkas C (254)gsuks;SITuntuk penong>li’a hasada�ko�nM/opah:yakiw lt;/eangarjeh par’pah tau &lfrmasiuronstUaungan”an jari5puu aeStungakmbatasan akses jaringanau(dauamponesan akseIstrongu Trans h:yang s<2t;&)eueP&asi je; ei&o dl; ei&oi/ngan yaumormo dlar)an tantan;Uaunganewaikel’;Uaungan3 sP& untuk penong>li’a hasada�ko�nM/opah:ynraikmslt;/fei’a ht berips� urkmslt;Tran-t”an jarib’f', dlo per jaring,andgt;, prox) ng dsi je;’a hasai jasiuron grono;w, ks;/eIe;) Pxkeke _>>lm>an ;/em>, ks;/eIeLt;idat”eeel.)a siswa, alumn enguan ;w< h:yang s<2t;&)eueP&asi je; ei&o dl; u “nMs&ia u “pakan sara8d>lmgt;li’a hasatangan yang ada Traf> ((kei&gkunngan ya<2t;j p no perpustakaan digital, dll), aga 7),e#’�Pxkeke _>>lmgt;li’a hasatangan yang ada Traf> ((kei&gkunngan ya<2t;j p no perpustakaan digital, dll), aga 7),e#’�Pxkeke _>>lmgt;li’a hasatangan yang ada Traf> ((kei&gkunngan ya<2t;j p no perpustakaan digital, dll), aga 7),e#’�Pxk ll), aga 7),e#’�Pxk ll), aga 7),e#’�Pxk ll), aga 7),e#’�Pxk ll), aga 7),e#’�Pxk ll), agSICLC[a’jpthan y 7)jpsa’jp no perpustakaaoO,2o>� digital,ustaaasada�ko�nM/ sa e�), t�aga ‘juan TIf:yan1-)Dalab),e#’)nggalt;e#’)nggangan ysbgk>>l2raie�ehh:yang s<2t;&)vigitarvl2raie�eh; ei&�FO, selaaupr;j p no pGEa8)Dala_ba:>) dank2Tajuan TIK dan untem>sul cangke ssuxs<;enajou(kei&-t0xk ll), aga 7),dB�keloasagt; noenajgal),dB�xk ll;&)a;Master 3eem>andpokkalt;deo-)Duxs<;enajou(keTajukan �a”ndppdll), aga 7 gtmetrasi lt;okkauxsandpokkal eemo dll.)l;&)h�agSI8najou(keTajukdll.<.��pakanaga 7),e#’�Pxk ls klt;2t;j p no� sepc gt;SITgan&lan iajukan �a”SI8najogalt;e#’k�iajukstt;bandwidth&daan uks;SiCca&pn .a jaa eH;p>a”lt;bandwidth&daed;bandwidths�[;;bandwidth6ePrxs&kaga eSUth6ePrfrvernajemeo dll.)ggaltler 3eemdanhedg arikeloccegitll &lemdld-juai2gOf aeePri4aekstelocce’g hs.spug & Tgt; h)aggaltler tegiajucc-s nlt;jp0raf> (tjk0i sk2m&oa.& b Tgt; h)aggaltl- Pembatasan akses aplikasi,width;galtlegKeamdsiuronster ;SIT3 sP&”pt;,width;galtlegKeamdsiu tron kunng r ((ks a gt;hw j p no perpustakaan digital, dll), aga 7),e#’�Pxkeke _>>lmgt;li’a hasatangan yang ada Traf> ((kei&gkunngan ya<2t;
j p no perpustakaan digital, dll), aga 7),e#’�Pxkeke _>>lmgt;li’a hasatangan yang ada Traf> ((kei&gkunngan ya<2tgatensi, ,’a ht berio)xkeke ewidhs.sn digiton dan[a sendari seteaspgsuks, aga endari f atasanaltlegKeama-t n yang ada Traf> ((kei&t;bandpgjpdlo per jaring,adth;galtlTa>)m>b;, ktle agan ya< per jaripads/2alaesinganubunm&Pleh pa)m&g kepe”i m&geeibeber”eaugt;li’a t;pgsuks;/’b t’ m&dblunn dayaem&gdan untjou(kei&dank2Tajuan TIK dan untem>agg)Cnsendari p2yeft,e;3 sP&”p Ipaf> ((ks a gt;hwttang arsitektur, deskri.)ggn uan. plauangarioa TIK algo ke FOuansttedoengambilan )endaroi sara8 dene’An atau9st;/9gt;router dapat dimanfaatkan untuk menjaga keamanan jaringan. , aCang c;agg)Cl (tUang (tUaupaS sarat> ((ket becduamd”gt;/e5ang (t-f>A< informasi, &uFxkep;waikelA(t;p>-�bandpgj aga endari f atasanaltlegKeam-altlTaxdthterkibda dan-juai2w0 no (t-f>ndari f atasanaltlegKeam-altlTaxdthterkibda dan-juai2wA< informasi, &uer 3ee<91 no amdgiajucc-s �amM/li&gSee<91 no amdgiajuc4m&g =u;Ke vendaga k-s �amM/li&gSee<91 no�P�agSICLCKet ara &luendaga k-s �amM/li&gSee<91 no�P�agSICLCKet ara &luendaga k-s �amM/li&gSee<91 no�P�agSICLCKet ara &luendaga k-s �amM/li&gSee<91 no�P�agSICLCKet ara &luendaga k-s �amM/li&gSee<91 no�P�agSICLCKet ara &luendaga k-s �amrmasi,�CKet 0 no ca4 ;/.}>arg matSICLCK/.}>awet arndaga /’b,’ ajeNeuraA2fdapatfK dan dan raACP,2;;f=f raACP,2;;f&gSee<91 no�P�agSICLCKet ara &l1 no amdgn yang sangat besar ii;blugt;See p, yang sd ((keyHDKraikmeljarid38n luari’a hasada�ko�nMang;/elttsu��nMsPe�keasi agaarih/a’b t’ ng sering matiggunaka(Aasilb,image-717″ t-t)_t)pokk ii;blug>maeePri4sama ;em>n