Top Banner

of 27

Blok MPT Skenario 1 (2014-2015)

Jan 06, 2016

Download

Documents

Blok MPT Skenario 1
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

WRAP UP SKENARIO 1BLOK MEKANISME PERTAHANAN TUBUH

DISUSUN OLEH:KELOMPOK B-10

Ketua: Raditya Prasidya (1102014217)Sekretaris: Nadia Dwi Putri (1102014185)Anggota:1. Witrisyah Putri (1102010293)2. Muhammad Luthfi Dunand (1102014158)3. Muhammad Rifai Suparta (1102014171)4. Nabila Hanifa Fauzia (1102014180)5. Puthu Atika Putri Soedarsono (1102014211)6. Visi Islamiati (1102014275)7. Wardhani Putri Pratiwi (1102104279)8. Wirayanto Natanegara Aswadi (1102014281)

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUMUNIVERSITAS YARSI2014/2015SKENARIOMENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

Seorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di lengan kanan atas untuk mencegah penyakit dan mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul benjolan di ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio axilaris dekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen yang terdapat dalam vaksin tersebut dan menimbulkan respon imun tubuh.

KATA-KATA SULITVaksinSuspensi mikroorgannisme yang dilemahkan (dimatikan) berupa bakteri, virus atau ricketsia atau protein antigenik dari suatu organisme yang diberikan u/mencegah, meringankan atau mengobati penyakit menular. (Dorland)AntigenImunogen yang sudah bereaksi dengan imunoglobulin dan merupakan bahan yang dapat merangsang respon imun tubuh dan bereaksi dengan antibodi.Nodus LimfatikusSetiap kumpulan jaringan limfoid yang diatur sebagai organ limfoid tertentu, diamter bervariasi dari 1-25 mm, terletak di sepanjang pembuluh limfatik & terdiri dari bagian korteks luar & bagian medularis dalam. (Dorland)Vaksin BCGVaksin yang dibuat dari Mycobacterium bovis strain calmete guerin yang dibuat aviluren dengan pembiakkan oleh calmete & guerin selama bertahun-tahun dalam medium yang diperkaya empedu sapiRegio Axilaris DekstraBagian tubuh yang berada di ketiak bagian kanan. (Dorland)

PERTANYAAN & JAWABAN1. Mengapa terjadi pembesaran nodus limfatikus?Karena hal tersebut merupakan efek dari sistem imun tubuh.2. Bagaimana cara kerja vaksin dalam tubuh?Vaksin bekerja dengan merangsang untuk membentuk imunitas spesifik (Sel B/Sel T)3. Mengapa vaksin BCG dilakukan pada lengan kanan atas?Untuk mengetahui adanya reaksi cepat dari aksin BCG.4. Mengapa pembesaran nodus limfatikus terjadi di regio axilaris dekstra?- Karena kkelenjar limfe paling dekat di aksila- Karena aliran limfa nya ke nodus limfatikus anterior axilaris. (diatas ubilicus)5. Umur berapakah yang tepat seseorang diberikan vaksin?2-3 Bulan6. Apa saja macam-macam vaksin untuk anak?- Vaksin mati- Vaksin yang dilemahkan- Vaksin rekombinan- Vaksin toksoid7. Bagaimana mekanisme terjadinya benjolan?Karena antigen pertama yang disuntikkan akan dibawa ke kelenjar getah bening, yang nantinya akan menghentikan aliran getah bening, menyebabkan munculnya bennjolan.8. Kapan benjolan tersebut mulai mucul?Tergantung respon imun tubuh.9. Mengapa terjadi reaksi terhadap antigen setelah vaksinasi?- Karena ada sistem imun tubuh- Karena vaksin merangsang sistem pertahanan tubuh u/ memproduksi antibodi- Karena vaksin dianggap benda asing dalam tubuh.10. Bagaimana prosedur vaksin BCG ketika umur bayin lebih dari 3 bulan?Dilakukan uji Mantoux terlebih dahulu.

HIPOTESISVaksinasi BCG diberikan kepada bayi yang berumur 2-3 bulan, dan disuntikkan di bagian lengan kanan atas untuk mengetahui adanya reaksi cepat dari vaksin BCG. Namun, reaksi imun tubuh menganggap antigen sebagai benda asing sehingga terjadi pembesaran nodus limfatikus di bagian regio axilaris dekstra. Jika vaksinasi dilakukan pada bayi yang berumur lebih dari 3 bulan, harus dilakukan uji Mantoux terlebih dahulu.SASARAN BELAJARL.I.1.LimfoidL.O.1.1.MakroskopisL.O.1.2.MikroskopisL.I.2.AntigenL.O.2.1.DefinisiL.O.2.2.KlasifikasiL.O.2.3.FungsiL.I.3.AntibodiL.O.3.1.DefinisiL.O.3.2.KlasifikasiL.O.3.3.FungsiL.I.4.Respon ImunL.O.4.1.DefinisiL.O.4.2.KlasifikasiL.O.4.3.FungsiL.I.5.Vaksin dan ImunisasiL.O.5.1.DefinisiL.O.5.2.KlasifikasiL.O.5.3.FungsiL.O.5.4.Kontra IndikasiL.O.5.5.Efek SampingL.I.6.Vaksin Menurut Pandangan Islam

L.I.1. Memahami dan Menjelaskan Organ LimfoidL.O.1. MakroskopisOrgan limfoid primer :Organ limfoid primer terdiri dari sumsum tulang dan timus. Sumsum tulang merupakan jaringan yang kompleks tempat hematopoiesis dan depot lemak. Lemak merupakan 50 % atau lebih dari kompartemen rongga sumsum tulang, Sel hematopoietik yang diproduksi di sumsum tulang menembus dinding pembuluh darah dan masuk ke sirkulasi dan di distribusikan ke bagian tubuh. Sedangkan, timus diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan poliferasi sel T dan B sehingga menjadi limfosit yang dapat mengenal antigen.

1. TimusTimus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 buah lobus, mempunyai bagian cortex dan medulla, berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan. Timus mempunyai 2 batasan, yaitu :

Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IVBatasan atas : Regio colli inferior (trachea)Letak :Terdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum. Dasar timus bersandar pada perikardium, ventral dari arteri pulmonalis, aorta, dan trakea. Batas anterior yaitu manubrium sterni, dan rawan costae IV. Batas Atas yaitu regio colli inferior (trachea).Perdarahan :Berasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan mammaria interna. Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena mammaria interna.

2. Sumsum TulangTerdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnya menjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell Receptor ) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudian keluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ limfoid sekunder. Sel stem hematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah menjadi prolimfosit T dan selanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya menuju timus.

Organ limfoid sekunder :

Organ limfoid sekunder merupakan tempat sel dendritik mempersentasikan antigen yang ditangkapnya di bagian lain tubuh ke sel T yang memacunya untuk proliferasi dan diferensiasi limfosit.

1. LimfonodusTerletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan antibodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas. Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan saluran limfe eferen yang membawa aliran limfe keluar dari limfonodus. Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah sepanjang permukaan cembung.Bentuk :Oval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus)Ukuran :Sebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinal dalam keadaan infeksi.

2. LienMerupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval. Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali. Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat.

Letak :Regio hipochondrium sinistra intra peritoneal. Pada proyeksi costae 9, 10, dan 11. Setinggi vertebrae thoracalis 11-12. Batas anterior yaitu gaster, ren sinistra, dan flexura colli sinistra. Batas posterior yaitu diafragma, dan costae 9-12.Ukuran :Sebesar kepalan tangan masing-masing individu.Aliran darah :Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.

3. TonsilTonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limf yang dikenal dengan Ring of Waldeyer hal ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang. Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :

1. Tonsila palatinaTerletak pada dinding lateralis (kiri-kanan uvula) oropharynx dextra dan sinistra. Terletak dalam 1 lekukan yang dikenal sebagai fossa tonsilaris dengan dasar yang biasa disebut tonsil bed. Fossa tonsilaris dibatasi oleh dua otot melengkung membentuk arcus yaitu arcus palatoglossus dan arcus palatopharyngeus.2. Tonsila lingualis3. Tonsila pharyngealis

Perdarahan :Aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan cabang dari arteri maxillaris externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens lingualis.

L.O.2. MikroskopikTimus Timus memiliki suatu simpai jaringan ikat yg masuk ke dalam parenkim dan membagi timus menjadi lobulus. Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap disebut korteks dan zona pusat yg terang disebut medula korteks dan medula berisi sel-sel limfosit. Sel limfosit berasal dari sel mesenkim yang menyusup ke dalam suatu epitel primordium dr kantung faringeal ke 3 dan 4.

Korteks TimusTerdapat : limfosit T yang sangat banyak, Sel retikular epitel yang tersebar Beberapa makrofag

Medula Timus Mengandung sel retikular dan limfosit Sel-sel ini menyebabkan medula tampak lebih pucat dibanding baguan korteks Mengandung BADAN HASSAL yang mrpkn sel retikular epitel gepeng yang tersusun konsentris, mengalami degenerasi dan mengandung granula keratohialin. Fungsi BADAN HASSAL belum diketahui

TonsilTonsila Palatina Terletak pada dinding lateral faring bagian oral Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel (epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke dalam parenkim membentuk KRIPTUS yang mengandung sel-sel epitel yang terlepas, limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam lumennya Yang memisahkan jaringan limfoid dari organ-organ berdekatan adalah satu lapis jaringan ikat padat yang disebut simpai tonsila yang biasanya bekerja sebagai sawar terhadao penyebaran infeksi tonsilaTonsila Pharingea Merupakan tonsila tunggal yang terletak dibagian supero-posterior faring. Ditutupi epitel bertingkat silindris bersilia Tidak ada lipatan-lipatan mukosa dengan jaringan limfoid difus dan nodulus limfatikus Tidak memiliki kriptus Simpai lebih tipis dari T. palatinaTonsila Lingualis Lebih kecil dan lebih banyak Terletak pada pangkal lidah Ditutupi epitel berlapis gepeng Masing-masing mempunyai sebuah kriptus

L.I.2. AntigenL.O.1.DefinisiAntigen (imunogen) adalah bahan yang berinteraksi dengan produk respons imun yang dirangsang oleh imunogen dan atau TCR (T-Cell Receptor). Antigen lengkap adalah antigen yang menginduksi baik respons imun maupun bereaksi dengan produknya. Yang disebut dengan antigen inkomplit atau hapten, tidak dapat dengan sendiri menginduksi respons imun, tetapi dapat bereaksi dengan produknya seperti antibodi. Hapten dapat dijadikan imunogen melalui ikatan dengan molekul besar yang disebut molekul atau protein pembawa.L.O.2.KlasifikasiAntigen dapat dibagi menurut epitop (atau determinan antigen, yaitu bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi), spesifisitas, ketergantungan terhadap sel T dan sifat kimiawi:1. Pembagian antigen menurut epitopa. Unideterminan, univalenHanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul. Contoh: hapten.b. Unideterminan, multivalenHanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul. Contoh: polisakarida.c. Multideterminan, univalenBanyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya. Contoh: protein.d. Multideterminan, multivalenBanyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi). Contoh: kimia kompleks.2. Pembagian antigen menurut spesifisitasa. Heteroantigen, uang dimiliki oleh banyak spesies.b. Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu.c. Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu dalam satu spesies.d. Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu.e. Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri.3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel Ta. T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respons antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini.b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibodi. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar polimerik yang dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficoll, dekstran, levan dan flagelin polimerik bakteri.4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawia. Hidrat arang (polisakarida)Hidrat arang pada umumnya imunogenik. Glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respons imun terutama pembentukan antibodi. Contoh lain adalah respons imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifisitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah.b. LipidLipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid dianggap sebagai hapten, contohnya adalah sfingolipid.c. Asam nukleatAsam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita dengan LES (Lupus Eritematosus Sistemik).d. ProteinKebanyakan protein adalah imunogenik dan pada umumnya multideterminan dan univalen.

L.O.3.Fungsi dan Ciri-ciri.1. Imunogenesitas dan antigenesitasImunogenesitas adalah kemampuan untuk menginduksi respons imun humoral atau selular.Meskipun suatu bahan yang dapat menginduksi respons imun disebut antigen, tetapi lebih tepat disebut imunogen.Semua molekul dengan sifat imunogenesitas juga memiliki sifat antigenesitas, namun tidak demikian sebaliknya.2. Determinan antigen Epitop dan paratopLimfosit mengenal tempat khusus pada makromolekul yang disebut epitop atau determinan antigen. Sel B dan T mengenal berbagai epitop pada molekul antigen yang sama. Epitop atau determinan antigen adalah bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi.Paratop ialah bagian dari antibodi yang mengikat epitop atau TCR yang mengikat epitop pada antigen.3. Autoantibodi Disamping fungsinya sebagai antibodi, antibodi dapat juga berfungsi sebagai protein imunogen yang baik, dapat memacu produksi antibodi pada spesies lain atau autoantibodi pada pejamu sendiri. Autoantibodi terutama diproduksi terhadap IgM.L.I.3.Memahami dan Menjelaskan AntibodiL.O.1.DefinisiBila darah dibiarkan membeku akan meninggalkan serum yang mengandung berbagai bahan larut tanpa sel. Bahan tersebut mengandung molekul antibodi yang digolongkan dalam protein yang disebut globulin dan sekarang dikenal sebagai imunoglobulin. Fungsi utamanya adalah mengikat antigen dan menghantarkannya ke sistem efektor pemusnahan. Imunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen. Antibodi yang terbentuk secara spesifik akan mengikat antigen baru lainnya yang sejenis. L.O.2. KlasifikasiTerdapat 5 jenis antibodi atau imunoglobulin, yaitu imunoglobulin G, imunoglobulin A, imunoglobulin M, imunoglobulin D, dan imunoglobulin E.1. Imunoglobulin MAntibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen.a. Imunoglubulin utama pada sekret (kolostrum, saliva, air mata, secret saluran pernapasan, gastrointestinal, dan genitalia.b. Melindungi membran mukosa dari bakteri dan virus.c. Berperan sebagai reseptor permukaan sel B dan disekresi pada tahap awal respons sel plasma.2. Imunoglobulin GAntibodi yang dihasilkan pada pemaparan selanjutnya.a. Imunoglobulin utama pada serum manusia (70-75% immunoglobulin).b. Antibodi terpenting pada respon imun sekunder & prtahan terhadap bakteri & virus.c. Satu-satunya antibodi yang dapat melewati plasenta.d. Memberikan imunitas pasif pada bayi yg baru lahir.e. IgG yang tersebar d intravaskuler dan ekstravaskuler bersifat antitoksin.f. Terdiri dari = 2 rantai L & 2 rantai H yang dihubungkan dengan ikatan disulfide (formula molekul H2L2).g. Bersifat divalen (karena mempunyai 2 tempat pengikatan yang identik).h. Sub kelas IgG : IgG1 (65%), IgG2 (ditujukan pada antigen polisakarida (bagian sistem pertahanan penting terhadap bakteri berkapsul), IgG3, IgG4 (berdasarkan pada perbedaan antigen rantai H, dan lokasi ikatan disulfide).i. Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons terhadap antigen yang sama.j. IgM & IgG berperan jika terjadi invasi bakteri dan virus serta aktivasi komplemen.3. Imunoglobulin Aa. Ada di dalam sekresi mukosa dan aktif di tempat tersebut.b. Ditemukan pada sekresi sistem pencernaan, pernapasan, dan perkemihan (contoh: pada airmata dan ASI).4. Imunoglobulin Da. Terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pada sel B.b. Antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit dalam darah.5. Imunoglobulin Ea. Melindungi tubuh dari infeksi parasit dan merupakan mediator pada reaksi alergi; melepaskan histamin dari basofil dan sel mast.b. Menyebabkan reaksi alergi akut.L.O.3.Fungsi dan Ciri-ciria. ImmunoglobulinG (IgG)IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempat antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap diantara sel-sel dan menyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar), memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.b. Immunoglobulin A (IgA)Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus. Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.c. Immunoglobulin M (IgM)Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang. Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.d. Immunoglobulin D (IgD)Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit.IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T menangkap antigen.e. Immunoglobulin E (IgE)Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah.Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis, yang banayk ditemukan di negara-negara berkembang.

L.I.4.Memahami dan Menjelaskan Respon ImunitasL.O.1.DefinisiImunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul dan bahan lainnya terhadap mikroba disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.L.O.2. Klasifikasi

Respon imun adalah bentuk reaksi pertahanan tubuh terhadap antigen. Sedangkan imunitas lebih mengarah kepada darimana pertahanan itu kita dapatkan. Respon imun dapat dibagi menjadi respon imun alamiah atau nonspesifik/natural/innate/native/nonadaptif dan didapat atau spesifik/adaptif/acquired.1. Respon Imun NonspesifikDisebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Sistem tersebut merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba dan dapat memberikan respons langsung.a. Pertahanan fisik/mekanikKulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin, merupakan garis pertahanan terdepan terhadap infeksi. b. Pertahanan biokimia 1) pH asam keringat dan sekresi kelenjar sebaseus, berbagai asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek denaturasi terhadap protein membrane sel sehingga dapat mencegah infeksi melalui kulit.2) Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, ASI dapat melindungi tubuh dari kuman gram (+) dengan cara menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri.3) ASI, ludah juga mengandung laktooksidase. Pada ASI mempunyai sifat antibacterial terhadap E.Coli dan stafilokok. Pada saliva dapat merusak dinding sel mikroba dan menimbulkan kebocoran sitoplasma.c. Pertahanan humoralMenggunakan berbagai molekul larut yang diproduksi di tempat infeksi dan berfungsi local. Molekulnya berupa peptide antimikroba seperti defesin, katelisidin, dan IFN dengan efek antiviral.1) Komplemen: terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respons inflamasi. Spectrum yang luas diproduksi hepatosit dan monosit. Berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai factor kemotaktik dan menimbulkan destruksi/lisis bakteri dan parasit.2) CRP (C-reactive protein): salah satu PFA, termasuk golongan protein yang kadarnya dalam darah meningkat pada infeksi akut sebagai respons imunitas nonspesifik. Pengukuran CRP digunakan untuk menilai aktivitas penyakit inflamasi. Dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul antara lain fosforikolin yang ditemukan pada permukaan bakteri/jamur.d. Pertahanan selularFagosit, sel NK (Natural Killer), sel mast dan eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik selular. Sel-sel sistem imun tersebut dapat ditemukan dalam sirkulasi atau jaringan. Contoh sel yang dapat ditemukan dalam sirkulasi adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, sel T, sel B, sel NK, sel darah merah dan trombosit. Sel-sel tersebut dapat mengenal produk mikroba esensial yang diperlukan untuk hidupnya. Contoh sel-sel dalam jaringan adalah eosinofil, sel mast, makrofag, sel T, sel plasma dan sel NK. 2. Respon Imun SpesifikRespon imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali terpajan dengan tubuh segera dikenal oleh sistem imun spesifik. Pajanan tersebut menimbulkan sensitasi, sehingga antigen yang sama dan masuk tubuh untuk kedua kali akan dikenal lebih cepat dan kemudian dihancurkan. Oleh karena itu, sistem tersebut disebut spesifik. Untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh, sistem imun spesifik dapat bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Namun pada umumnya terjalin kerjasama yang baik antara sistem imun nonspesifik dan spesifik seperti antara komplemen-fagosit-antibodi dan antara makrofag-sel T.a. Respon imun spesifik humoralPemeran utama dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B. Humor berarti cairan tubuh. Sel B berasal dari sel asal multipoten di sumsum tulang. Pada manusia diferensiasinya terjadi dalam sumsum tulang.b. Respon imun spesifik selularLimfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular. Sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama seperti sel B. Pada orang dewasa, sel T dibentuk di dalam sumsum tulang, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus atas pengaruh berbagai faktor asal timus. 90-95% dari semua sel T dalam timus tersebut mati dan hanya 5-10% menjadi matang dan selanjutnya meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi.L.O.3.MekanismeMekanisme Respon Imun Non-SpesifikSistem imun alami merupakan pertahanan tubuh yang pertama kali bekerja saat terdapat invasi. Sistem ini umumnya aktif sampai 12 jam pertama sejak invasi organisme. Sel yang berperan dalam sistem imun alami di antaranya adalah makrofag dannatural killer cell. Sel-sel tersebut dinamakan fagosit karena akan melawan invasi dengan cara fagositosis (penelanan organisme asing).Selain fagositosis, salah satu mekanisme lain dalam sistem imun alami adalah dengan produksi antibiotik alami berupa interferon danlysozyme. Interferon berperan dalam mengeblok replikasi dari virus yang masuk ke dalam tubuh, sedangkanlysozymeberperan dalam menyerang dinding sel bakteri.

Proses fagositosis bakteri. Luka yang menyebabkan bakteri masuk menembus barrier kulit akan direspon langsung oleh fagosit yang bermigrasi dari pembuluh darah. Kemudian membran sel fagosit akan membentuk cekungan agar bakteri bisa masuk. Dari situ bakteri akan masuk ke dalam sel di dalamvacuolaberbungkus membran (disebut Fagosom). Lalu fagosom akan bergabung bersama lisosom untuk proses digesti bakteri.Salah satu contoh respon imun non-spesifik adalah Natural Killer (NK). Dimana sel tersebut merupakan jenis pertahanan selular. Mereka membuat sekitar 5% sampai 15% dari total populasi limfosit beredar. Mereka menargetkan sel tumor dan melindungi terhadap berbagai mikroba menular. Natural Killer Sel adalah faktor yang sangat penting dalam memerangi kanker. Stimulasi imun adalah kunci untuk menjaga jumlah sel darah putih yang tinggi dan memberikan Sel Natural Killer kesempatan untuk melawan kanker dan penyakit lainnya.Natural Killer ikut mengalir bersama peredaran darah. Ketika terjadi viremia, virus akan melekat pada sel tersebut dan melakukan penetrasi genom. Pada saat inilah sel natural killer mendapatkan identitas gen mengenai virus. Sel ini selanjutnya akan mencari sel terinfeksi yang memiliki identitas yang sama seperti virus lalu membunuhnya dengan mengeluarkan toksin.Mekanisme Respon Imun SpesifikAktivasi dari respon imun pada umumnya berawal dari masuknya patogen ke dalam tubuh. Kemudian makrofag akan mencerna(memakan), memproses, dan membuat fragmen antigen pada tubuh mereka. Makrofag dengan pengenalan fragmen pada tubuhnya disebut Antigent Presenting Cell (APC). Kemudian sel T helper akan mendeteksi fragmen tersebut dan membentuk interaksi dengan fragmen di permukaan APC. Saat proses interaksi, APC akan menegeluarkan sinyal kimia dalam bentuk Interleukin-1 yang merangsang sel T helper untuk melepas Interleukin-2. Zat kimia Interleukin ini akan merangsang proliferasi dari sel T efektor jenis sel T sitotoksin dan sel B. Respon imun dalam poin ini kemudian akan terbagi menjadi dua jalur, yaitu1. Sel T SitotoksinSel normal yang terinfeksi juga dapat mencerna serta membuat fragmen antigen pada permukaan tubuh mereka. Tubuh kita membuat berjuta-juta sel T sitotoksin dengan tipe yang berbeda untuk setiap jenis antigen yang berbeda. Sel T sitotoksin dapat berinteraksi dengan fragmen antigen pada sel terinfeksi, dengan cara berikatan dengan fragmen tersebut. Ikatan tersebut akan merangsang sel T sitotoksin untuk mengeluarkan zat kimia toksik yang dapat membunuh sel terinfeksi beserta dengan antigen di dalamnya.2. Sel BSel B juga terdiri dari berjuta-juta tipe yang dimana setiap jenisnya berfungsi untuk mengenali antigen berbeda. Sel B ini akan teraktivasi oleh sel T helper yang memiliki pasangan struktur fragmen antigen. Kemudian sel B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma ini menjadi pabrik utama sumber antibodi yang akan ikut mengalir bersama aliran darah. Antibodi yang sudah spesifik akan mengikat antigen tertentu sehingga tidak bisa berikatan dengan sel lainnya. Pengikatan ini sebagai marker bagi makrofag untuk menghancurkan patogen tersebut.

L.I.5. Memahami dan Menjelaskan Vaksin

L.O.1.Vaksinasi dan Imunisasi

Vaksinasi adalah penanaman bibit penyakit (misal cacar) yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia atau binatang (dengan cara menggoreskan atau menusukkan jarum) agar orang atau binatang itu menjadi kebal terhadap penyakit.Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.L.O.2.Klasifikasi Vaksinasi dan ImunisasiVaksin dapat dibagi menjadi vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup dibuat dalam pejamu, dapat menimbulkan penyakit ringan, dan menimbulkan respons imun seperti yang terjadi pada infeksi alamiah. Vaksin mati merupakan bahan (seluruh sel atau komponen spesifik) asal patogen seperti toksoid yang diinaktifkan tetapi tetap imunogen. Imunisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu imunisasi pasif dan aktif.1. Imunisasi PasifImunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif. Transfer sel yang kompeten imun kepada pejamu yang sebelumnya imun inkompeten, disebut transfer adoptif. Imunisasi pasif dapat diperoleh melalui antibodi dari ibu atau dari globulin gama homolog yang dikumpulkan.a. Imunisasi pasif alamiah1) Imunitas maternal melalui plasentaAntibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif kepada janin. IgG dapat berfungsi sitotoksik, antivirus dan antibakterial terhadap H. Influenza B atau S. agalacti B. Ibu yang mendapat vaksinasi aktif akan memberikan proteksi pasif kepada janin dan bayi.2) Imunitas maternal melalui kolostrumASI mengandung berbagai komponen sistem imun. Beberapa di antaranya berupa Echancement Growth Factor untuk bakteri yang diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat menghambat tumbuhnya kuman tertentu (lisozim, laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B, granulosit). Antibodi ditemukan dalam ASI dan kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum (ASI pertama segera setelah partus).b. Imunisasi pasif buatan1) Immune Serum Globulin nonspesifik2) Immune Serum Globulin spesifik: Hepatitis B Immune Globulin, ISG Hepatitis A, ISG Campak, Human Rabes Immune Globulin, Human Varicella-Zoster Immune Globulin, Antisera terhadap virus Sitomegalo, Antibodi Rhogam, Tetanus Immune Globulin, dan Vaccina Immune Globulin.3) Serum asal hewan2. Imunisasi AktifDalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan suntikan booster antigen. Baik sel B maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi. Keuntungan dari pemberian vaksin hidup/dilemahkan ialah terjadinya replikasi mikroba sehingga menimbulkan pajanan dengan dosis lebih besar dan respons imun di tempat infeksi alamiah. Vaksin yang dilemahkan diproduksi dengan mengubah kondisi biakan mikroorganisme dan dapat merupakan pembawa gen dari mikroorganisme lain yang sulit untuk dilemahkan.

L.O.3.FungsiFungsi imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, TBC, dan lain sebagainya.Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.L.O.4.TatacaraPersyaratan umum vaksinasi adalah 1. Pertahanan tubuh tidak lemah. Tidak mungkin bahwa vaksin akan memberikan orang infeksi. Namun pada jenis vaksin, seperti campak, gondok, rubella, cacar air, dan flu semprot hidung berisi virus hidup tapi lemah dan tidak boleh diterima oleh orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.2. Tidak memiliki reaksi alergi tertentu3. Pada seorang traveller, misalkan pada ibu hamil vaksin hidup tertentu dapat membahayakan janin dari wanita hamil. Ini termasuk campak, gondok, rubella vaksin, vaksin cacar, dan vaksin flu semprot hidung. Untuk menghindari kerusakan pada bayi, wanita hamil tidak boleh menerima vaksin ini.BCG Diberikan pada umur di bawah 2 bulan, ulangan tidak dianjurkan. Dosis: 0,05 ml, intrakutan, dekat insersi m.deltoideus. Tidak diberikan pada pasien imunokompromais. Bila diberikan pada usia di atas3 bulanperlu uji tuberkulin duluManfaat BCG diragukan: Daya lindung hanya 42% (WHO 50-78%). 70% TB berat mempunyai parut BCG. dewasa: BTA (+) 25-36% walaupun sudah pernah vaksinasi BCG. Masa depan ditunggu vaksin TB baru.

L.O.5.Kontra IndikasiImunisasi DPT merupakan betuk vaksinasi yang diindikasikan untuk mencegah terjadinya penyakitdifteri(penyakit infeksi bakteriCorynebacterium diphtheriae, yang menyebabkanperadanganselaput lendir pada hulu kerongkongan, pangkal tenggorok, dan batang tenggorok), pertusis atau batuk rejan (batuk yang keras, menular, dan mematikan, terutama menyerang anak usia 2 6 tahun ayng disebabkan oleh infeksi bakteriBordetella pertusis), sertatetanus(penyakit akibat infeksi pada luka yang disebabkan bakteriClostridium tetanidengan gejala berupa kejang). Saat ini sediaan imunisasi DPT tersedia dalam bentuk vaksin DTwP (whole-cell pertusis), vaksin DTaP (acelluler pertusis), serta bentuk kombinasi dengan vaksin lainnya.Kontraindikasi dari pemberian imunisasi DPT adalah: Riwayat reaksi alergi sistemik pada pemberian vaksin sebelumnya; Riwayat timbulnya kumpulan gejala disfungsi sistem saraf pusat (encephalopathy) sesudah pemberian vaksin sebelumnya; Riwayatdemamtinggi pada pemberian vaksin sebelumnya; Riwayat keadaan anak menjadi lemah serta respon yang minimal dalam (hypotonic-hyporesponsive) 48 jam setelah pemberian vaksin sebelumnya; Riwayat anak menagis terus menerus selama lebih dari 3 jam (inconsolable crying) dan kejang 3 hari sesudah pemberian vaksin sebelumnya.L.O.6. Efek SampingEfek samping dari pemebrian imunisasi DPT amat bervariasi, dari reaksi lokal yang ringan sampai dengan reaksi sitemik yang berat, dengan kemungkinan timbulnya reaksi pada pemberian vaksin DTaP lebih rendah dibandingkan pada pemberian vaksin DTwP. Efek samping atau reaksi yang dapat timbul berupa: Reaksi lokal (kemerahan,bengkak, serta nyeri); Demam tinggi (lebih dari 38,5 derajatCelsius); Inconsolable crying; Keadaanhypotonic-hyporesponsive; Kejang demam; Reaksi alergi sistemik; Encephalopathy.

L.I.6.Pandangan Agama Tentang VaksinMasalah ini diperselisihkan ulama menjadi dua pendapat :1. Boleh dalam kondisi darurat. Ini pendapat Hanafiyyah, Syafiiyyah, dan Ibnu Hazm.Di antara dalil mereka adalah keumuman firman Allah: Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.... (QS. Al- Anam [6]:119)Demikian juga Nabi membolehkan sutera bagi orang yang terkena penyakit kulit, Nabi membolehkan emas bagi sahabat arfajah untuk menutupi aibnya, dan bolehnya orang yang sedang ihrom untuk mencukur rambutnya apabila ada penyakit di rambutnya. Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari penyakit sebelum terjadi. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari racun dan sihir(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyariatkannya mengambil sebab untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.2. Tidak boleh secara mutlak. Ini adalah madzab Malikiyyah dan Hanabillah.Di antara dalil mereka adalah sabda Nabi: Sesungguhnya allah menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah dan jangan berobat dengan benda haram (ash-Shohihah:4/174). Alasan lainnya karena berobat hukumnya tidak wajib menurut jumhur ulama, dan karena sembuh dengan berobat bukanlah perkara yang yakin.

DAFTAR PUSTAKAAnderson, Paul D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia: Latihan dan Panduan Belajar. Jakarta: EGC.Baratawidjaja, Karnen Garna. 2014. Imunologi Dasar. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.Ereschenko, Victor P. 2012. Atlas Histologi diFiore.Jakarta : EGCKamus Dorland edisi 31Kresno, Siti Boedina. 2010. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : FKUIRaden, Inmar. 2011. Anatomi Sistem Limfatikus. Jakarta : Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

Zulhamidah, Yeni. 2014. Sistema Lymphaticus. Jakarta : Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

Sherwood, Lauralee. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta:EGC.

Zuhroni. 2010. Profesionalisme Dokter dalam, Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Bagian Agama Universitas Yarsi

Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi diFiore. Edisi 11. Jakarta : EGC

Kyle T. 2010. Immune System Natural Killer [Online]. Accessed from: http://www.youtube.com/watch?v=HNP1EAYLhOs. [5 April 2014]

Med. Animation. The Immune Respons [Online]. Accessed from : http://www.youtube.com/watch?v=Bf2t8n1ibwQ. [5 April 2014]

https://www.academia.edu/http://majalah1000guru.net/2013/09/sistem-imun-lawan-infeksi/http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/http://artikata.com/arti-356123-vaksinasi.htmlhttp://www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenis-imunisasi-pada-manusia.html27