Top Banner

of 15

Blok Hemato Sken 1 - Anemia

Mar 01, 2018

Download

Documents

Muthiara Surya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    1/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    LI 1. Memahami dan Menjelaskan tentang Eritropoiesis

    LO 1.1 Definisi

    Eritropoesis adalah proses pembuatan eritrosit, pada janin dan bayi proses ini berlangsung di limfa dan sumsum tulang,

    tetapi pada orang dewasa terbatas hanya pada sumsum tulang. Dorland edisi !1"

    LO 1.# $ungsi

    Eritropoiesis digunakan untuk menggambarkan proses pembentukan sel darah merah atau produksi. %ada manusia,

    eritropoiesis terjadi hamper se&ara ekslusif di sumsum tulang merah. 'umsum tulang merah dasarnya semua tulang

    memproduksi sel darah merah dari lahir sampai sekitar lima tahun usia.

    LO 1.! Morfologi

    (arena ketidakmampuan eritrosit sel darah merah" untuk proses di)isi sel untuk mengisi jumlahnya sendiri, sel*sel lama

    yang pe&ah harus diganti dengan benar*benar sel*sel baru. Mereka bertemu kematian mereka karena mereka tidak memiliki

    mesin intraseluler khusus seperti pada umumnya, yang mengontrol pertumbuhan sel dan perbaikan, yang mengarah ke

    jangka hidup yang pendek sekitar 1#+ hari.

    %roses %embentukan 'el Darah Merah eritropoiesis

    angka hidup yang pendek ini mengharuskan proses eritropoiesis, yaitu pembentukan sel darah merah. 'emua sel darah

    terbentuk di sumsum tulang. Ini adalah pabrik eritrosit, yang lunak, jaringan &ellar tinggi yang mengisi rongga internal

    tulang. 'elama perkembangan intrauterine, tahap awal kehidupan, eritrosit diproduksi pertama oleh kantong kuning telur

    dan kemudian oleh limpa berkembang selama bulan ketiga kehamilan, sampai sumsum tulang terbentuk pada bulan ketujuh

    dan mengambil alih produksi eritrosit eksklusif.

    Eritrosit berasal di sumsum tulang merah dari sel pun&a 'tem sel" berpotensi majemuk yang menimbulkan semua jenis sel

    darah. 'el pun&a myeloid yang sebagian sel dibedakan menimbulkan eritrosit dan beberapa jenis sel darah. Erythroblasts

    berinti berkomitmen untuk menjadi eritrosit matang. 'el*sel mengusir inti dan organel mereka, membuat lebih banyak ruang

    untuk hemoglobin. -etikulosit adalah sel*sel darah merah yang belum matang yang mengandung sisa*sisa organel. eritrosit

    matang yang dilepaskan ke dalam kapiler.

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    2/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    LO 1. Mekanisme dan %embentukan /wal 'umsum 0ulang

    'el darah berasal dari sel stem hemopoetik pluripoten yang berada pada sumsum tulang. 'el ini kemudian akan

    membentuk berma&am ma&am sel darah tepi. /sal sel yang akan terbentuk selanjutnya adalah sel stem &ommited, 'el ini

    akan dapat meghasilkan nit pembentuk koloni eritrosit 2$*E" dan nit granulosit dan monosit 2$*3M". %ada

    eritropoesis, 2$*E membentuk banyak sel %roeritroblas sesuai dengan rangsangan. %roeritroblas akan membelah berkali*kali menghasilkan banyak sel darah merah matur yaitu 4asofil Eritroblas. 'el ini sedikit sekali mengumpulkan hemoglobin.

    'elanjutnya sel ini akan berdifferensiasi menjadi -etikulosit dengan sel yang sudah dipenuhi denganhemoglobin. -etikulosit

    masih mengandung sedikit bahan basofilik. 4ahan basofilik ini akan menghilang dalam waktu 1 *# hari dan menjadi eritrosit

    matur.

    'el 'eri Eritropoesis

    Rubriblast / proeritroblast

    -ubriblast disebut juga pronormoblast atau proeritrosit, merupakan sel termuda dalam seleritrosit. 'el ini berinti bulat

    dengan beberapa anak inti dan kromatin yang halus. Dengan pulasan -omanowsky inti berwarna biru kemerah*merahan

    sitoplasmanya berwarna biru. kuran sel rubriblast ber)ariasi 15*#6 mikron. Dalam keadaan normal jumlah rubriblastdalam

    sumsum tulang adalah kurang dari 1 7 dari seluruh jumlah sel berinti

    Prorubrisit / basofilik eritroblast

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    3/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    %rorubrisit disebut juga normoblast basofilik atau eritroblast basofilik. %ada pewarnaankromatin inti tampak kasar dan anak

    inti menghilang atau tidak tampak, sitoplasma sedikitmengandung hemoglobin sehingga warna biru dari sitoplasma akan

    tampak menjadi sedikitkemerah*merahan. kuran lebih ke&il dari rubriblast. umlahnya dalam keadaan normal 1*7 dari

    seluruh sel berinti.

    Rubrisit / polikromatofilik eritroblast

    -ubrisit disebut juga normoblast polikromatik atau eritroblast polikromatik. Inti sel inimengandung kromatin yang kasar dan

    menebal se&ara tidak teratur, di beberapa tempattampak daerah*daerah piknotik. %ada sel ini sudah tidak terdapat lagi anak

    inti, inti sel lebihke&il daripada prorubrisit tetapi sitoplasmanya lebih banyak, mengandung warna biru karenakandungan

    asam ribonukleat ribonu&lei& a&id*-8/" dan merah karena kandunganhemoglobin, tetapi warna merah biasanya lebih

    dominan. umlah sel ini dalam sumsumtulang orang dewasa normal adalah 1+*#+ 7.

    Metarubrisit / ortokromatofilik eritroblast

    'el ini disebut juga normoblast ortokromatik atau eritroblast ortokromatik. Inti sel ini ke&il padat dengan struktur kromatin

    yang menggumpal. 'itoplasma telah mengandung lebih banyak hemoglobin sehingga warnanya merah walaupun masih ada

    sisa*sisa warna biru dari-8/. umlahnya dalam keadaan normal adalah 6*1+ 7.

    Retikulosit

    %ada proses maturasi eritrosit, setelah pembentukan hemoglobin dan penglepasan inti sel,masih diperlukan beberapa hari

    lagi untuk melepaskan sisa*sisa -8/. 'ebagian proses ini berlangsung di dalam sumsum tulang dan sebagian lagi dalam

    darah tepi. %ada saat prosesmaturasi akhir, eritrosit selain mengandung sisa*sisa -8/ juga mengandung berbagaifragmen

    mitokondria dan organel lainnya. %ada stadium ini eritrosit disebut retikulosit ataueritrosit polikrom. -etikulum yang

    terdapat di dalam sel ini hanya dapat dilihat dengan pewarnaan supra)ital. 0etapi sebenarnya retikulum ini juga dapat terlihat

    segai bintik*bintik abnormal dalam eritrosit pada sediaan apus biasa. %olikromatofilia yang merupakan kelainanwarna

    eritrosit yang kebiru*biruan dan bintik*bintik basofil pada eritrosit sebenarnyadisebabkan oleh bahan ribosom ini. 'etelah

    dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai retikulosit selama 1*# hari. (emudian sebagai eritrosit

    matang selama 1#+ hari. Dalam darah normal terdapat +,6*#,6 7 retikulosit.

    Eritrosit

    Eritrosit normal merupakan sel berbentuk &akram bikonka) dengan ukuran diameter 9*5 umdan tebal 1,6*#,6 um. 4agian

    tengah sel ini lebih tipis daripada bagian tepi. Dengan pewarnaan :right, eritrosit akan berwarna kemerah*merahan karena

    mengandunghemoglobin. Eritrosit sangat lentur dan sangat berubah bentuk selama beredar dalamsirkulasi. mur eritrosit

    adalah sekitar 1#+ hari dan akan dihan&urkan bila men&apai umurnyaoleh limpa

    /pabila sumsum tulang mengalami kelainan, misalnya fibrosis, eritropoesis akan terjadi diluar sumsum tulang seperti pada

    lien dan hati maka proses ini disebut juga sebagai eritropoesis ekstra meduler.

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    4/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    %roses pembentukan eritrosit memerlukan ;

    a. 'el induk ; 2$*E, 4$*E, normoblast eritroblast"

    b. 4ahan pembentuk eritrosit ; besi, )itamin 41#, asam folat, protein dan lain*lain&. Mekanisme regulasi ; faktor pertumbuhan hemopoetik dan hormon eritropoetin

    Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi life span" rata*rata selama 1#+ hari. 'etelah 1#+ hari eritrosit mengalami

    proses penuaan senes&en&e" kemudian dikeluarkan daari sirkulasi oleh sistem -E'. /pabila destruksi eritrosit terjadi

    sebelum waktunya

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    5/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    (adar hemoglobin ialah ukuran pigmenrespiratorik dalam butiran*butiran darah merah 2ostill, 1??5". umlah

    hemoglobin dalam darah normal adalah kira*kira 16 gram setiap 1++ ml darah dan jumlah ini biasanya disebut @1++ persenA

    E)elyn, #++?". 4atas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin ber)ariasi

    diantara setiap suku bangsa. 8amun :=O telah menetapkan batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis

    kelamin :=O dalam /risman, #++#".

    Tabel 2.1.1 Batas Kadar Hemoglobin

    (elompok mur 4atas 8ilai =emoglobin grBdl"

    /nak C bulan * C tahun 11,+

    /nak C tahun * 1 tahun 1#,+

    %ria dewasa 1!,+

    Ibu hamil 11,+

    :anita dewasa 1#,+

    'umber ; :=O dalam arisman #++#

    =EMO3LO4I8

    at warna darah dalam eritrosit" umlah normal laki*laki ; 1!,6 19,6 gBdl, sedang pada wanita ; 1# 1C gBdl

    umlah kurang dari normal; anemia

    Ma&am hemoglobin;

    1. :#=b/; hemoglobin dewasa normal

    #. =b$; hemoglobin fetal

    !. =b'; hemoglobin sel sabit. =b; hemoglobin Memphis

    LO #.6 %embentukan

    =emoglobin terdiri dari kompleks senyawa globin*hem. =emoglobin se&ara fisiologis ada # ma&am yaitu =b/ dan =b$.

    =b/ adalah hemoglobin yang terdapat pada orang dewasa, sebaliknya =b$ terdapat pada janin. 4erikut perbedaan kedua

    jenis hemoglobin 'adikin,#++#" dan proses pembentukan hemoglobin 3uyton,1??9";

    =b/

    =b/1

    =b/#

    enis 3lobin ;

    # 3lobin F

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    6/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    # 3lobin G

    # 3lobin F

    # 3lobin H

    # 3lobin F

    # 3lobin

    /finitas dalam mengikat O#'angat kuat

    %embentukan =emoglobin ;

    # suksinil ko*/ J # asam amino glisin K %irol

    %irol K protoporfirin I

    %rotoporfirin I J $e #J K %orfirinB =eme

    =eme J %olipeptidaB3lobin F H G K -antai =b FBHB GB

    # -antai F J # -antai H K =b/1

    'intesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian dilanjutkan sedikit dalam stadium retikulosit, karena ketika

    retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah, maka retikulosit tetap membentuk sedikit

    hemoglobin selama beberapa hari berikutnya.'kema di atas menunjukkan tahap dasar kimiawi pemebentukan hemoglobin

    LI !. Memahami dan Menjelaskan tentang /nemia

    LO !.1 Definisi

    /nemia ialah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan )olume pada sel darah merah hematokrit"

    per 1++ ml darah sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.

    (adar normal;

    %engukuran %ria :anita

    =itung eritrosit juta selBmm!" ,9* C,1 ,#* 6,#

    =emoglobin gB1++ml" 1!,* 19,C 1#,+* 16,

    =ematokrit )ol7" #* 6! !5* C

    M2 Nm!Beritrosit" 51* ?C

    M2=2 gB1++ml eritrosit" !+* !C

    M2= pgBeritrosit" #9* !1

    umlah leukosit total selBmm!" +++* 1+.+++

    %M8 7" !5* 9+

    4asofil 7" +*1

    Eosinofil 7" 1*!

    8etrofil batang 7" #*C B 1*6

    8etrofil segmen 7" 6+* 9+

    Limfosit 7" #+* +

    Monosit 7" #* 5

    0rombosit selBmm!" 16+.+++* ++.+++

    =itung retikulosit 7" 1*#

    LO !.# (lasifikasi

    /nemia dapat diklasifikasikan menurut morfologi sel darah merah dan etiologi. %ada klasifikasi anemia menurut

    morfologi mikro dan makro menunjukkan ukuran sel darah merah sedangkan kromik menunjukkan warna sel darah merah.

    Menurut morfologi;

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    7/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    1. /nemia normositik normokrom

    %ada anemia ini keadaan sel darah merah baik ukuran dan bentuk sel normal serta mengandung hemoglobin dalam

    jumlah yang normal M2 dan M2=2 normal atau normal rendah" tetapi indi)idu menderita anemia. %enyebab anemia

    ini ialah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal,

    kegagalan sumsum tulang.

    a. /nemia pas&a pendarahan akutb. /nemia aplasti&&. /nemia hemolitik didapat

    d. /nemia akibat penyakit kronike. /nemia pada gagal ginjal kronik

    f. /nemia pada sindrom mielodisplastik

    g. /nemia pada keganasan hematologik

    #. /nemia makrositik

    /nemia ini memiliki ukuran sel darah merah yang lebih besar dari keadaan normal makrositik" tetapi normokrom

    karena konsentrasi hemoglobinnya normal M2 meningkat, M2=2 normal". =al ini diakibatkan oleh gangguan atau

    terhentinya sintesis asam nukleat D8/ seperti yang ditemukan pada defisiensi 41# dan atau asam folat. Ini dapat juga

    terjadi pada kemoterapi kanker, sebab agen*agen yang digunakan dapat mengganggu metabolisme sel.a. 4entuk megaloblastik

    1. /nemia defisiensi asam folat

    #. /nemia defisiensi 41#, termasuk anemia pernisiosab. 4entuk non*megaloblastik

    1. /nemia pada penyakit hati kronik#. /nemia pada hipertiroidisme

    !. /nemia pada sindrom mielodisplastik

    !. /nemia mikrositik hipokrom

    Mikrisitik berarti ke&il, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal M2

    kurang, M2=2 kurang". =al ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis heme besi", seperti pada anemia

    defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, atau gangguan sintesis globin seperti pada talasemia.

    /nemia jenis ini dapat dibagi lagi;

    a. /nemia Defisiensi 4esi

    b. Thalassemia major&. Anemia akibat penyakit kronik

    d. Anemia sideroblastik

    Menurut etiologi;

    1. Meningkatnya kehilangan sel darah merahDisebabkan oleh perdarahan atau oleh penghan&uran sel. %enghan&uran sel darah merah dalam sirkulasi, dikenal sebagai

    hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah merah itu sendiri yang memperpendek hidupnya atau karena perubahan

    lingkungan yang mengakibatkan penghan&uran sel darah merah. (eadaan dimana sel daram merah terganggu;

    =emoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misalnya anemia sel sabit

    3angguan sintesis globin, misalnya talasemia.

    3angguan membrane sel darah merah, misalnya sferositosis herediter.

    Defisiensi en>im, misalnya defisiensi 3C%D.

    #. %enurunan atau gangguan pembentukan sel diseritropoiesis"

    ang termasuk kelompok jenis ini ialah;

    a. (eganasan yang tersebar seperti kanker payudara, leukemia dan multiple myeloma, obat, dan >at kimia toPi&,

    penyinaran dan radiasi

    b. %enyakit* penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati, penyakit* penyakit infeksi dan defisiensi endokrin.

    !. 4erkurangnya masa hidup eritrosita. (elainan &ongenital ; membrane,en>im, kelainan =b

    b. (elainan didapat; malaria, obat, infeksi, proses imunologis

    Menurut Etiopatogenesis ;

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    8/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    /. /nemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang

    1. (ekurangan bahan esensial pembentuk eritrosita. anemia defisiensi besi

    b. anemia defisiensi asam folat

    &. anemia defisiensi )itamin 41##. 3angguan penggunaan utilisasi" besi

    a. anemia akibat penyakit kronikb. anemia sideroblastik

    !. (erusakan sumsum tulang

    a. anemia aplasti&b. anemia mieloplastik

    &. anemia pada keganasan hematologi

    d. anemia diseritropoetike. anemia pada sindrom mielodisplastik

    /nemia akibat kekurangan eritropoetin ; anemia pada gagal ginjal kronik

    4. /nemia akibat hemoragi

    1. anemia pas&a pendarahan akut#. anemia akut perndarahan kronik

    2. /nemia hemolitik

    1. anemia hemolitik intrakorpuskular

    a. gangguan membran eritrosit membranopati"b. gangguan en>im eritrosit en>imopati"Qanemia akibat defisiensi 3C%D

    &. gangguan hemoglobin hemoglobinopati"

    * 0halassemia=emoglobinopati struktural ; =b', =bE, dll

    #. /nemia hemolitik ekstrakorpuskular

    a. anemia hemolitik autoimunb. anemia hemolitik mikroangiopatik

    D. /nemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang kompleks

    (lasifikasi lain untuk anemia dapat dibuat berdasarkan gamabran morfolik dengan melihat indeks eritrosit atau

    hapusan darah tepi. Dalam klasifikasi ini anemia dibagi menjadi tiga golongan ;

    1. anemia hipokromik mikrositer, bila M2 < 5+ fl dan M2= < #9 pg

    #. anemia normokromik normositer, bila M2 5+*?6 fl dan M2= #9*! pg

    !. anemia makrositer, bila M2 R ?6 fl

    3ejala yang menjadi &iri dari masing*masing jenis anemia, seperti ;

    /nemia defisiensi besi ; disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis, angularis, dan kuku sendok koilony&hia"

    /nemia defisiensi asam folat ; lidah merah buffy tongue"

    /nemia hemolitik ; ikterus, splenomegali dan hepatosplenomegali

    /nemia aplastik ; pendarahan kulit atau mukosa dan tanda*tanda infeksi

    LO !.! Etiologi

    'e&ara garis besar, anemia dapat disebabkan karena ;

    1. %eningkatan destruksi eritrosit, &ontohnya pada penyakit ; gangguan sistem imun, talasemia.

    #. %enurunan produksi eritrosit, &ontohnya pada penyakit anemia aplastik, kekurangan nutrisi.!. (ehilangan darah dalam jumlah besar, &ontohya akibat perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis dan

    trauma.

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    9/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    0erdapat berbagai ma&am penyebab anemia, antara lain;

    1. %endarahan hebat yang mendadak akut" karena ke&elakaan, pembedahan, persalinan, atau pe&ah pembuluh darah

    #. %endarahan kronik menahun" karena pendarahan hidung, wasir hemoroid", maag ulkus peptikum", kanker atau polip

    di saluran pen&ernaan, tumor ginjal atau kandung kemih

    !. %endarahan menstruasi yang sangat banyak

    . 4erkurangnya pembentukan sel darah merah karena kekurangan >at besi, kekurangan )itamin 41#, kekurangan asam

    folat, kekurangan )itamin 2

    6. %enyakit kronik yang mengakibatkan meningkatnya penghan&uran sel darah merah, pembesaran limpa, kerusakan

    mekanik pada sel darah merah

    C. (ekurangan 3C%D suatu en>im yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan sel darah merah dan

    pen&egahan hemolisis pada eritrosit". (elainan en>im3C%Dmenyebabkan proses pembentukan dan perombakan sel

    darah merah menjadi tidak normal dan mudah pe&ah hemolitik".

    9. %enyakit darah, seperti penyakit sel sabit sel darah merah berbentuk bulan sabut sepertu huruf 2" dan thalassemia.

    LO !. %emeriksaan

    Tes laboratorium untuk diagnosis anemia

    Diagnosis anemia meliputi berikut analisis laboratorium dan tes 1*6";

    umlah darah rutin. 'ampel darah yang diambil dari urat di lengan dinilai untuk darah hitungan. /nemia terdeteksi jika

    tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal. Mungkin ada lebih sedikit sel darah merah daripada normal. Di bawah

    mikroskop sel mungkin tampak ke&il dan pu&at daripada biasanya dalam kasus besi kekurangan anemia. kuran ke&il

    disebut mi&ro&yti& anemia. Dalam )itamin 41# folat kekurangan sel mungkin tampak pu&at tetapi lebih besar daripada

    ukuran mereka biasa. Ini disebut ma&ro&yti& anemia

    $eritin toko*feritin adalah protein yang toko besi. ika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah besi toko dalam

    tubuh dan membantu mendeteksi besi kekurangan anemia.

    0es darah termasuk berarti sel )olume M2" dan lebar distribusi sel darah merah -D:".

    -etikulosit adalah ukuran dari sel muda. Ini menunjukkan jika produksi -42 tingkat normal.

    itamin 41# dan folat tingkat dalam darah*ini membantu mendeteksi jika anemia jika karena kekurangan )itamin ini.

    /nalisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang terlihat dalam aplasti& anemia atau

    kanker darah. (urangnya besi dalam sumsum tulang juga menunjuk ke arah besi kekurangan anemia.

    LI . Memahami dan Menjelaskan tentang /nemia Defisiensi 4esi /D4"

    LO .1 Definisi

    http://prodia.co.id/hematologi/g6pdhttp://prodia.co.id/hematologi/g6pdhttp://prodia.co.id/hematologi/g6pdhttp://prodia.co.id/hematologi/g6pdhttp://prodia.co.id/hematologi/g6pdhttp://prodia.co.id/hematologi/g6pd
  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    10/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    /nemia defisiensi besi ialah anemia yang timbul akibat kosongnya &adangan besi tubuh depleted iron store" sehingga

    penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya pembentukan hb berkurang. Dalam keadaan normal tubuh

    orang dewasa rata* rata mengandung !* 6 gram besi, bergantung pada jenis kelamin dan besar tubuhnya. =ampir dua pertiga

    besi terdapat dalam hemoglobin yang dilepas pada proses penuaan serta kematian sel yang diangkut melalui transferin

    plasma ke sumsum tulang untuk eritropoesis.

    LO .# Etiologi

    /nemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya asupan besi, gangguan absorpsi besi serta kehilangan besi

    akibat perdarahan menahun.

    1. (ehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun,

    a. 'aluran &erna; akibat dati tukak pepti&, kanker lambung, kanker kolon, di)ertikulosis, hemoroid, dan infeksi &a&ing

    tambangb. 'aluran genitalia wanita; menorrhagia, metrorhagia

    &. 'aluran kemih; hematuriad. 'aluran napas; hemoptoe

    #. $aktor nutrisi, akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi yang tidak baik, makanan banyak

    serat, kurang )itamin 2, dan rendah daging.

    !. (ebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan dan kehamilan. 3angguan absorpsi besi, gastrektomi, kolitis kronik

    LO .! (lasifikasi

    (lasifikasi defisiensi besi menurut beratnya defisiensi;

    1. Deplesi besi yakni &adangan besi menurun, tapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum terganggu

    #. Eritropoesis defisiensi besi yakni &angan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis tergangg, tetapi belum timbul

    anemia se&ara laboratorik!. /nemia defisiensi besi yaitu &adangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi

    LO . %atofisiologi

    /pabila jumlah besi menurun terus maka eritropiesis semakin terganggu sehingga kadar hemoglobin mulai menurun,akibatnya timbul anemia hipokromik mikrositer, disebut sebagai iron defi&ien&y anemia. (ekurangan besi pada epitel serta

    beberapa en>im kemudian menimbulkan gejala pada kuku, epitel mulut dan faring serta berbagai gejala lainnya.

    Di samping pada hemoglobin, besi juga menjadi komponen penting dari mioglobin dan berbagai en>im yang dibutuhkan

    dalam penyediaan energi dan transport elektron. Oleh karena itu, defisiensi besi di samping menimbulkan anemia, juga akan

    menimbulkan berbagai dampak negatif, misalnya pada sistem neuromuskular yang mengakibatkan gangguan kapasitas

    kerja, gangguan terhadap proses mental dan ke&erdasan, gangguan imunitas dan ketahanan terhadap infeksi, dan gangguan

    terhadap ibu hamil dan janin. 3angguan ini dapat timbul pada anemia ringan atau bahkan sebelum anemia manifes.

    0ahap defisiensi besi, yaitu;

    S 0ahap pertama

    0ahap ini disebut iron depletion atau storage iron defi&ien&y, ditandai dengan berkurangnya &adangan besi atau tidak

    adanya &adangan besi. =emoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal. %ada keadaan ini terjadi peningkatanabsorpsi besi non heme. $eritin serum menurun sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya kekurangan besi

    masih normal.

    S 0ahap kedua%ada tingkat ini yang dikenal dengan istilah iron defi&ient erythropoietin atau iron limited erythropoiesis didapatkan

    suplai besi yang tidak &ukup untuk menunjang eritropoisis. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh nilai besi

    serum menurun dan saturasi transferin menurun sedangkan total iron binding &apa&ity 0I42" meningkat dan free

    erythro&yte porphyrin $E%" meningkat.

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    11/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    S 0ahap ketiga

    0ahap inilah yang disebut sebagai iron defi&ien&y anemia. (eadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum

    tulang tidak &ukup sehingga menyebabkan penurunan kadar =b. Dari gambaran darah tepi didapatkan mikrositosis dan

    hipokromik yang progresif. %ada tahap ini telah terjadi perubahan epitel terutama pada anemia defisiensi besi yang lebih

    lanjut.

    0ahapan kekurangan besi ;

    =emoglobin 0ahap I

    8ormal"

    0ahap II

    sedikit menurun"

    0ahap III

    menurun jelas"

    Mikrositik hipokrom

    2adangan besi mg"

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    12/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    %ada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala*gejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut.

    Misalnya pada asnemia akibat penyakit &a&ing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan

    berwarna kuning seperti jerami. %ada anemia karena pendarahan kronik akibat kanker kolon dijumpai gejala kebiasaan

    buang air besar atau gejala lain tergantung lokasi kanker tersebut.

    LO .C Diagnosis dan Diagnosis 4anding

    Diagnosis

    Diagnosis anemi defisiensi besi dibuat berdasarkan data yang dapat diperoleh dengan berwawan&ara anamnesis". %ada

    sebagian besar pendenta anemi defisiensi besi didapati adanya gejala perdarahan menahun baik melalui saluran &erna, ulkus

    lambung, amubiasis dan lain*lain, melalui sistem urogenital menorhagi, hematuri berulang dan sebagainya". %ada sebagian

    lagi didapat adanya gi>i yang kurang terutama daging".

    %ada pemeriksaan fisik selain keadaan pu&at juga didapati adanya penipisan kuku dan kulit yang atrofis. %ada

    pemeriksaan laboratorium didapat adanya eritrosit yang ke&il dan pu&at mikrositer, hipokrom". %engobatan anemi defisiensi

    besi &ukup dengan obat oral saja. %engobatan se&ara parenteral hanya diberikan pada keadaan sebagai berikut ;

    1. 3angguan absorbsi besi reseksi jejenum J duodenum, penyakit sprue.

    #. Enam minggu sebelum partus bila kadar =b < 5 g7.!. %enyakit saluran &erna yang terganggu oleh obatbesi kolitis ulseratifa, iliostomi dan lain*lain".

    /pabila penderita memang mengidap anemi defisiensi besi dan tak ada gangguan absorbsi besi maka akan terlihat sebagai

    berikut.

    1. Dalam 6 *1+ hari kadar eritrosit naik

    #. Dalam 9 *1+ hari kadar =b naik!. Dalam !+ hari kadar =b hampir normal

    (riteria diagnosis /D4 menurut :=O ;

    (adar =b kurang dari normal sesuai usia.

    (onsentrasi =b eritrosit rata*rata

    (adar $e serum kowsky menyimpulkan /D4 dapat diketahui melalui ;

    %emeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositer yang dikonfirmasi dengan kadar M2,M2=, dan M2=2 yangmenurun.

    $E% meningkat

    $eritin serum menurun

    $e serum menurun, 0I42 meningkat,'0

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    13/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    Meningkat 17 perhari

    'umsum tulang ;

    0ertundanya maturasi sitoplasma

    %ada pewarnaan sum*sum tulang tidak ditemukan besi atau besi berkurang

    2ara lain untuk menentukan adanya /D4 adalah dengan trial pemberian preparat besi. %enentuan ini penting untuk

    mengetahui adanya /D4 subklinis dengan melihat respons hemoglobin terhadap pemberian preparat besi. %rosedur ini

    sangat mudah, praktis, sensitif dan ekonomis terutama pada anak yang berisiko tinggi menderita /D4. 4ila dengan

    pemberian preparat besi dosis C mgBkg44Bhari selama !* minggu terjadi peningkatan kadar =b 1*# gBdl maka dapat

    dipastikan bahwa yang bersangkutan menderita /D4.

    Diagnosis 4anding

    %ada pasien dengan anemia hipokrom mikrositik, kemungkinan diagnostik utama adalah anemia defisiensi besi,

    talasemia, anemia karena radang kronik, kera&unan timbale dan anemia sideroblastik.

    Diagnosis banding anemia mikrositik hipokrom

    /nemia defisiensi

    besi

    0urunuan talasemia

    beta

    /nemia karena

    penyakit kronik

    /nemia sideroblastik

    at besi 8

    0I42 8 8

    $eritin serum 8

    %rotoporfirin sel darah 8 atau 8

    =b/# 8

    LO .9 %enatalaksanaan

    'etelah diagnosis ditegakkan maka dibuat ren&ana pemberian terapi. 0erapi terhadap anemia defisiensi besi adalah;

    1. 0erapi besi oralMerupakan pilihan utama karena efektif, murah, dan aman. %reparat yang utama adalah ferrous sulphat. Diberikan !

    sampai C bulan, setelah kadar hemoglobin normal untuk mengisi &adangan besi tubuh. Dosis pemeliharaan adalah 1++*

    #++ mg. ika tidak diberikan dosis pemeliharaan, maka anemia sering kambuh kembali. Dianjurkan pemberian diet yang

    banyak mengandung hati dan daging.

    3aram ferous diabsorpsi sekitar ! kali lebih baik dibandingkan garam feri. %reparat yang tersedia berupa ferous

    glukonat, fumarat dan suksinat. ang sering dipakai adalah ferous sulfat karena harganya yang lebih murah. $erous

    glukonat, ferous fumarat dan ferous suksinat diabsorpsi sama baiknya. ntuk bayi tersedia preparat besi berupa tetes

    drop".

    ntuk mendapatkan respons pengobatan dosis besi yang dipakai *C mg besiB kg44Bhari. Dosis obat dihitung

    berdasarkan kandungan besi yang ada dalam garam ferous. 3aram ferous sulfat mengandung besi sebanyak #+7. Dosis

    obat yang terlalu besar akan menimbulkan efek samping pada saluran pen&ernaan dan tidak memberikan efek

    penyembuhan yang lebih &epat. /bsorpsi besi yang terbaik adalah pada saat lambung kosong, diantara dua waktu makan,

    akan tetapi dapat menimbulkan efek samping pada saluran &erna. ntuk mengatasi hal tersebut pemberian besi dapat

    dilakukan pada saat makan atau segera setelah makan meskipun akan mengurangi absorpsi obat sekitar +*6+7. Obat

    diberikan dalam #*! dosis sehari. 0indakan tersebut lebih penting karena dapat diterima tubuh dan akan meningkatkan

    kepatuhan penderita. %reparat besi ini harus terus diberikan selama # bulan setelah anemia pada penderita teratasi.

    Dosis besi mg" T 44kg" P kadar =b yang diinginkan gBdl" P #,6

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    14/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    Efek samping pemberian preparat besi peroral lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan bayi dan anak.

    %ewarnaan gigi yang bersifat sementara dapat dihindari dengan meletakkan larutan tersebut ke bagian belakang lidah

    dengan &ara tetesan.

    #. 0erapi besi parenteral

    'angat efektif tetapi lebih berisiko dan mahal. (arena itu terapi besi parenteral hanya diberikan untuk indikasi tertentu

    seperti ; 1" intoleransi terhadap besi oral, #" kepatuhan pada obat rendah, !" gangguan pen&ernaan, " penyerapan besi

    terganggu, 6" kehilangan darah yang banyak, C" kebutuhan besi besar dalam waktu pendek, dan 9" defisiensi besi

    fungsional relatif akibat pemberian eritropoietin pada anemia gagal ginjal kronik atau anemia akibat penyakit kronik.

    -espons pemberian besi ;

    :aktu setelah %emberian besi -espons

    1#*# jam %enggantian en>im besi intraselular, keluhan subjektif

    berkurang, nafsu makan bertambah

    !C*5 jam -espons awal dari sumsum tulang hiperplasia eritroid

    5*9# jam -etikulosis, pun&aknya pada hari ke 6*9

    !. %engobatan Lain

    Diet; sebaiknya diberikan makanan bergi>i dengan tinggi protein terutama protein hewani.

    itamin 2; diberikan !P1+++ mgBhari untuk meningkatkan absorpsi besi.

    0ransfusi darah; /D4 jarang memerlukan transfusi darah. Indikasi transfusi pada anemia defisiensi besi adalah adanya

    penyakit jantung simptomatik, anemia yang sangat simptomatik, dan pasien yang memerlukan peningkatan kadar =b

    yang &epat seperti pada kehamilan trimester akhir atau preoperasi.

    LO .5 (omplikasi

    (omplikasi seperti pada anemia yang lain apabila anemianya berat maka akan timbul komplikasi pada sistem

    kardio)askuler berupa dekompensatio &ordis. (omplikasi lain yang mungkin terjadi adalah komplikasi dari traktus

    gastrointestinal berupa keluhan epigastri& distress atau stomatis.

    LO .? %rognosis

    %rognosis baik bila penyebab anemianya hanya karena kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian

    dilakukan penanganan yang adekuat. 3ejala anemia dan manifestasi klinis lainnya akan membaik dengan pemberian

    preparat besi.

    ika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa kemungkinan sebagai berikut ; diagnosis

    salah, dosis obat tidak adekuat, preparat $e yang tidak tepat dan kadaluarsa, perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan

    yang tidak tampak berlangsung menetap, disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaian besi seperti;infeksi, keganasan, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit tiroid, penyakit karena defisiensi )itamin 41#, asam folat", atau

    gangguan absorpsi saluran &erna seperti pemberian antasid yang berlebihan pada ulkus peptikum dapat menyebabkan

    pengikatan terhadap besi".

    LO .1+ %en&egahan

    Menyempatkan makan pagi dengan menu seimbang

  • 7/25/2019 Blok Hemato Sken 1 - Anemia

    15/15

    MUTHIARA SURYA (1102011183)

    Sken 1 - Anemia

    %ilih makanan yang kaya )itamin >at besi, asam folat, )itamin 4*1#, )itamin 2"

    Makanan yang dikonsumsi harus lebih ber)ariasi seperti nasi, lauk, sayur, dan buah

    =indari minum teh, kopi, atau susu sehabis makan karena mengganggu absorbsi >at besi

    'etelah makan, disarankan makan buah atau )itamin 2, karena )itamin ini bisa membantu penyerapan >at besi dalam

    tubuh

    Olah raga teratur