BIPOLAR II. PENDAHULUANGangguan Bipolar atau manic-depressive
illness (MDI) merupakan salah satu gangguan jiwa tersering yang
berat dan persisten. Gangguan Bipolar ditandai dengan suatu periode
depresi yang dalam dan lama, serta dapat beruabah menjadi suatu
periode yang meningkat secara cepat dan/atau dapat menumbulkan
amarah yang dikela sebagai mania. Gejala-gejala mania meliputi
kurang tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku yang
cenderung kacau tanpa memertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan
pikiran berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis. Diantara kedua
periode tersebut, penderita gangguan Bipolar memasuki yang baik dan
dapat hidup secara produktif. Gangguan Bipolar merupakan gangguan
yang lama dan jangka panjang. Gangguan Bipolar mendasari suatu
spectrum dari gangguan mood/suasana perasaan meliputi Bipolar I (BP
I), Bipolar II (BP II), Siklotimia (periode manic dan depressif
yang bergantian /naik-turun), dan depresi yang hebat.(1)Gangguan
Bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi yaitu gangguan
pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada
suasana perasaan dan proses berpikir. Disebut Bipolar karena
penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodic dua
kutub, yakni kondisi manic (bergairah tinggi yang tak terkendali)
dan depresi.(2)Pada gangguan mood Bipolar I, penderita tidak hanya
mengalami depresi , tetapi pada suatu saat akan mengalami episode
manic, sedangkan pada Bipolar II, tidak ada episode manic, hanya
hipomanik (tidak separah manik) dan yang selalu ada adalah episode
depresi. Cukup sulit untuk membedakan antara manik dan hipomanik,
tetapi dapat dikatakan situasi manik jauh lebih parah dibanding
hipomanik.(3)Penyakit manik depresi biasanya diawali oleh depresi
yang meliputi setidaknya 1 episode manik dalam perjalanan
penyakitnya. Episode depresi berlangsung selama 3-6 bulan. Pada
bentuk penyakit yang paling berat (kelainan Bipolar I), depresi
diselingi oleh mania yang berat. Pada bentuk yang tidak terlalu
berat (kelainan Bipolar II), episode depresi yang singkat diselingi
hipomanik.(4)II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGIDi dunia, tingkat
prevalensi gangguan Bipolar sebagai gangguan yang lama dan menetap
sebesar 0,3 1,5 %. Di Amerika Serikat tingkat prevalensi ini dapat
mencapai 1 6 %, dimana dua jenis gangguan Bipolar ini berbeda pada
populasi dewasa, yaitu sekitar 0,8 % populasi mengalami BP I dan
0,5 % populasi mengalami BP II. Morbiditas dan mortalitas dari
gangguan Bipolar sangat signifikan. Banyaknya angka kehilangan
pekerjaan, kerugian yang ditimbulan sebagai akibat dari gangguan
tingkat produktivitas yang disebabkan gangguan ini di Amerika
Serikat sepanjang periode awal tahun 1990an diperkirakan sebesar
US$ 15,5 milyar. Perkiraan lainnnya sekitar 25-50 % individu dengan
gangguan Bipolar melakukan percobaan bunuh diri dan 11 %
benar-benar tewas karena bunuh diri.(1)Sedangkan jumlah yang
menderita gangguan ini di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti.
Sekitar 10%, individu dengan gangguan depresi mayor biasanya akan
mengalami episode manik atau hipomanik pada perkembangan
penyakitnya. Onset usia yang muda, ditemukannya gejala-gejala
psikotik (menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya episode depresi
berulang merupakan faktor risiko munculnya gangguan Bipolar.Menurut
perkiraan, rata-rata angka morbiditas dari pasien yang tidak
diterapi adalah 14 tahun dimana akan muncul kondisi hilangnya
produktifitas dan gangguan dalam fungsi hidup sehari-hari. Dijumpai
perilaku bunuh diri pada 10 hingga 20 persen pasien. Gangguan ini
umumnya muncul pada awal usia 20 tahunan walaupun variasinya
luas.(5)III. ETIOLOGIPenyakit ini diyakini sebagai penyakit
keturunan, meskipu kelainan genetik pasti masih belum
diketahui.(4)Faktor Resiko1. RasTidak ada kelompok ras tertentu
yang memilik predileksi kecenreungan terjadinya gangguan ini.
Namun, berdasarkan sejarah kejadian yang ada, para klinisi
menyatakan bahwa kecenderungan tersering dari gangguan ini terjadi
pada populasi Afrika-Amerika.2. Jenis kelaminAngka kejadian dari BP
I, asma pada kedua jenis kelamin, namun Rapidcycling Bipolar
Disorder (gangguan dengan 4 atau lebih episode dalam setahun) lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Insiden BP II lebih
sering pada wanita daripada pria.3. UsiaUsia individu yang
mengalami gangguan Bipolar ini bervariasi cukup besar. Rentang usia
dari keduanya, BP I dan BP II adalah antara anak-anak hingga 50
tahun, dengan perkiraan rata-rata usia 21 tahun. Kasus ini
terbanyak pada usia 15-19 tahun dan rentang usia terbanyak kedua
adalah pada usia 20-24 tahun. Sebagian penderita yang didiagnosa
dengan depresi hebat berulang mungkin saja juga mengalami gangguan
Bipolar dan baru berkembang mengalami episode manik yang pertama
saat usia mereka lebih dari 50 tahun. Mereka mungkin memiliki
riwayat keluarga yang juga menderita gangguan Bipolar. Sebagian
besar menderita dengan onset manik pada usia lebih dari 50 6tahun
harus dilakukan penelusuran terhadap adanya gangguan neurologis
seperti penyakit serebrovaskuler. Gangguan Bipolar juga dipengaruh
oleh beberapa faktor meliputi genetik dan lingkungan.4.
GenetikGangguan Bipolar terutama BP I, memiliki komponen genetik
utama. Bukti yang mengindikasikan adanya peran dari faktor genetik
dari gangguan Bipolar terdapat beberapa bentuk, antara lain:- Perlu
digaris bawahi keturunan dari orang tua yang menderita gangguan
Bipolar memiliki kemungkinan 50 % menderita gangguan psikiatrik
lain. Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan
Bipolar tipe I, 80-90% di antaranya memiliki keluarga dengan
gangguan depresi atau gangguan Bipolar juga (yang mana 10-20 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan pada populasi
umum).- Penelitian pada orang yang kembar menunjukkan adanya
hubungan 33-90 % menderita BP I dari saudara kembar yang identik.
Anak kembar yang berasal dari satu telur memiliki kemungkinan lebih
besar untuk menderita gangguan yang serupa dibandingkan anak kembar
yang berasal dari dua telur, jika anak kembar tersebut dibesarkan
di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat kemungkinan pasangan
kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.- Penelitian
pada keluarga adopsi, membuktikan bahwa lingkungan umum bukan
satu-satunya faktor yang membuat gangguan Bipolar terjadi dalam
keluarga. Anak dengan hubungan bilogis pada orang tua yang
menderita BP I atau gangguan depresif hebat memiliki resiko lebih
tinggi dari perkembangan gangguan afektif, bahkan meskipun mereka
bertempat tinggal dan dibesarkan oleh orangtua yang mengadopsi dan
tidak menderita gangguan.(5)5. Lingkungan- Faktor psikososial yang
diketahui sering memicu timbulnya gangguan mood ini, di antaranya
tekanan lingkungan sosial, gangguan tidur, atau kejadian traumatis
lainnya.
- Pada beberapa kejadian, suatu siklus hidup mungkin berkaitan
langsung dengan stress eksternal dan tekanan eksternal yang dapat
memperburuk berulangnya gangguan pada beberapa kasus yang memang
sudah memiliki predisposisi genetik atau kimiawi.
- Kehamilan merupakan stres tertentu bagi wanita dengan riwayat
MDI dan meningkatkan kemungkinan psikosis postpartum. Contoh lain,
oleh karena sifat pekerjaan, beberapa orang memiliki periode
permintaan yang tinggi diikuti periode kebutuhan yang sedikit. Hal
ini didapat pada seorang petani, dimana ia akan sangat sibuk pada
musim semi, panas, dan gugur, namun selama musim dingin akan
relative inaktif kecuali membersihkan salju, sehingga akan nampak
manik pda hampir sepanjang tahun dan tenang selama musim dingin.
Hal ini menunjukkan lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap
keadaan psikiatri seseorang.(1,5)
IV. Gambaran KlinisTerdapat dua pola dasar pada gangguan mood,
satu untuk depresi dan satu untuk mania.1. Episode depresifSuatu
mood depesi dan hilangnya minat atau kesenangan merupakan gejala
utama dari deprsi. Pasien mengatakan bahwa mereka merasa murung,
putus asa, dalam kesedihan, atau tidak berguna. Bagi pasien mood
depresi seringkali memiliki kualitas yang terpisah yang
membedakannya dari emosi normal dan kesedihan atau dukacita. Pasien
sering kali menggambarkan gejala depresi sebagai suatu rasa nyeri
emosional yang menderita sekali. Pasien terdepresi kadang-kadang
mengeluh tidak dapat menangis, suatu gejala yang hilang saat mereka
membaik.Hampir semua pasien terdepresi (97%) mengeluh adanya
penurunan energi yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan
tugas, sekolah dan pekerjaan, dan penurunan motivasi untuk
mengambil proyek baru. Pasien juga mengeluh susah tidur, terbangun
pad amalam hari, selama mereka merenungkan masalahnya.(7)Fase
depresi:- Perasaan murung atau sedih- Mudah menangis- Minat dan
kegembiraan hilang- Kelelahan- Nafsu makan terganggu- Gangguan
tidur (insomnia/hipersomnia)- Putus asa- Pesimis- Sulit
konsentrasi- Berat badan naik/turun secara bermakna- Merasa
bersalah- Sering berpikir untuk bunuh diri.(9)2. Episode manicSuatu
mood yang meningkat, meluap-luap, atau lekas marah merupakan tanda
dari episode manik. Selain itu mood pasien mudah tersinggung ,
khususnya jika rencana pasien yang sangat ambisisus terancam.
Sering kali seorang pasien menunjukkan perubahan mood yang utama
dari euphoria awal pada sebuah perjalanan penyakit menjadi lekas
marah dikemudian waktu.(7)Fase manik: Rasa haraga diri yang tinggi
secara berlebihan. Ia merasa dirinya paling hebat dan dapat
melakukan apa saja. Selalu gembira secara berlebihan Gangguan
tidur. Pasien biasanaya hanya butuk waktu 3-4 jam untuk tidur tapi
tidak merasa kelelahan. Bicara cepat, kata-kata dan idenya banyak
secara berlebihan. Perhatian gampang teralihAktivitasnya berlebihan
Nafsu seksual yang meninggi.(7)
V. DIAGNOSISGangguan Bipolar memiliki dua kutub yaitu manik dan
depresi. Dari situ pulalah nama Bipolar berasal. Berdasarkan
pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III,
gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana
perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan
gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peningguan suasana
perasaan dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini
pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta
peningkatan energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada
waktu lain beruap penurunan suasana perasaan serta pengurangan
energi dan aktivitas (depresi).yang khas adalah terdapat penyembuah
sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan
tiba-ttiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan,
sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama.Episode pertama
bisa imbul pada setiap usia dari masa kanak kanaksampai tua.
Kebanyakan kasus terjadi pada usia dewasa muda berusia 20-30 tahun.
Semakin dini seseorang menderita Bipolar, maka resiko penyakit akan
lebih berat, kronik bahkan refrakter.Gangguan bipolar adalah suatu
jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan diagnosisnya secara tepat.
Ketika pasien datang untuk pertama kalinya, umumnya pasien
didiagnosa dengan gangguan lain yang gejalanya bertumpang tindih
dengan gangguan bipolar. Sekitar 19% pasien, mendapatkan diagnosis
lain ketika datang untuk pertama kalinya. Sekitar sepertiga pasien
mengalami kekambuhan gejala dalam rentang waktu sepuluh tahun paska
mencari pertolongan untuk pertama kalinya hingga mendapatkan
tatalaksana yang tepat. Kemungkinan kekambuhan gejala sangat tinggi
sehingga diperlukan pengobatan maintenance yang ditujukan untuk
pencegahan kekambuhan gejala.Pasien biasanya tidak mencari
pertolongan ke psikiater atau dokter ketika mengalami episode manik
atau hipomanik. Episode manik dan hipomanik sering kali disangkal
atau dilupakan oleh pasien. Pada kondisi hipomanik terutama, pasien
umumnya mengalami kondisi kepercayaan diri yang meningkat, lebih
mudah bergaul dengan orang lain, produktifitas yang meningkat.
Hal-hal tersebut akan menyebabkan pasien mengesampingkan
gejala-gejala yang lebih berat dan mengganggu dari gangguan ini,
seperti emosi yang tidak stabil, argumentatif, insomnia, penilaian
situasi yang buruk, dan melakukan perilaku berisiko tanpa
memikirkannya dengan baik hingga pasien dapat terlibat dalam
perilaku free sex atau munculnya perilaku-perilaku impulsif
lainnya.Pada kondisi depresi sendiri, juga terkadang pasien tidak
datang untuk mencari pertolongan karena gejala-gejala yang muncul
umumnya berupa keluhan fisik yang serupa dengan sakit fisik yang
sesungguhnya seperti pusing, sesak nafas, rasa sakit di badan, dan
sebagainya.(5)Tabel 1. Pembagian Gangguan Afektif Bipolar
Berdasarkan PPDGJ III (F.31)F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode
kini hipomanikF31.1 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik
tanpa gejala psikotikF31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini
manik dengan geejala psikotikF31.3 Gangguan afektif bipolar,
episode kini depresi ringan atau sedangF31.4 Gangguan afektif
bipolar, episode kini depresi berat tanpa gejal psikotikF31.5
Gangguan afektif bipolar, episode kini depresi berat dengan gejala
psikotikF31.6 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif
campuranF31.7 Gangguan afektif bipolar, episode kini remisiF31.8
Gangguan afektif bipolar lainnyaF31.9 Gangguan afektif bipolar yang
tak tergolongkanBerdasarkan diagnosis and statistical manual (DSM)
IV, gangguan Bipolar dibedakan menjadi dua yaitu Bipolar I dan II.
Bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu
manik dan depresi, sedangkan gangguan Bipolar II ditandai dengan
hipomanik dan depresi. PPDGJ III membaginya dalam klasifikasi yang
berbeda yaitu menurut episode kini yang dialami penderita (tabel
1). (11)Dari tabel 1, dapat terlihat bahwa episode manik dibagi
menjadi 3 menurut derajat keparahannya yaitu hipomanik, manik tnpa
gejala psikotik dan manik dengan gejala psikotik. Hipomanik dapat
diidentikkan dengan seorang permempuan yang sedang mengalami masa
ovulasi (estrus) atau seorang laki-laki yang dimabuk cinta.
Perasaan senang, sangat bersemangat untuk berkativitas, doronga
seksual yang meningkat adalah beberapa contoh gejala hipomanik.
Derajat hipomanik lebih ringan daripada manik dengan gejala-gejala
tersebu tidak mengakibatkan disfungsi sosial.Pada manik,
gejala-gejalanya sudah cukup berat hingga emngacaukan hampir
seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial. Harga diri membumbung
tinggi dan terlalu optimis. Perasaan mudah tersinggung dan curiga
lebih banyak daripada elasi. Bila gejala tersebut sudah berkembang
menjadi waham maka diagnosis mania dengan gejala psikotik perlu
ditegakkan.Bertolak belakang dengan hipomanik/manik, gejala pada
depresi menjadi sebaliknya. Suasana hati diliputi perasan depresif,
tiada minat dan semangat, aktivitas berkutang, cemas, pesimis, dan
timbul perasaan bersalah dan tidak berguna. Episode depresi
tersebut harus berlangsungminimal selama 2 minggu baru
diagnosisdapat ditegakkan. Bila perasaan depresi sudah menimbulkan
keinginan bunuh diri berarti sudah masuk dalam depresi derajat
berat.(6)
VI.TERAPIFarmakoterapia. Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi
Akut Pada Gangguan BipolarLini I: Injkesi IM Aripiprazol efektif
untuk pengobatan agitasi pada pasien dengan episode mania atau
campuran akut. Dosis adalah 9,75mg/injeksi. Dosis maksimum adalah
29,25mg/hari (tiga kali injeksi per hari dengan interval dua jam).
Berespons dalam 45-60 menit. injeksi IM Olanzapin efektif untuk
agitasi pada pasien dengan episode mania atau campuran akut. Dosis
10mg/ injeksi. Dosis maksimum adalah 30mg/hari. Berespons dalam
15-30 menit. Interval pengulangan injeksi adalah dua jam. Sebanyak
90% pasien menerima hanya satu kali injeksi dalam 24 jam pertama.
Injeksi lorazepam 2 mg/injeksi. Dosis maksimum lorazepam 4mg/hari.
Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi IM Aripiprazol atau
Olanzapin. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik karena
mengganggu stabilitas antipsikotika.Lini II: Injeksi IM Haloperidol
yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit. Dosis
maksimum adalah 15 mg/hari. Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali
injeksi. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi haloperidol IM.
Jangan dicampur dalam satu jarum suntik.(8)
b. Penatalaksanaan Gangguan BipolarSudah lebih dari 50 tahun
Lithium digunakan sebagai terapi gangguan Bipolar.
Keefektifitasananya telah terbukti dalam mengobati 60-80 % psie.
Pamornya semakin berkibar kaeran dapat menekan ongkos perawtan dan
angka kematian akibat bunuh diri.Tapi bukan tanpa cela. Teradapat
segelintir orang yang kurang memberi respon terhadap Lithium di
antaranya penderita dengan riwayat cidera kepala, mania derajat
berat (dengan gejala psikotik), dan yang disertai dengan komorbid.
Bila penggunaannya dientikan tiba-tiba, penderita cepat mengalami
relaps. Selain itu indeks terapinya sempit dan perlu monitor ketat
kadar Lithium dalam darah. Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi
pengguanaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi
sehingga menghasilkan kadar toksik. Disamping itu, pernah juga
dilaporkan lithium dapat merusak ginjal bila digunakan dalam jangka
lama. Karena itulah,penggunaan Lithium mulai
ditinggalkan.Antipsikotik mulai digunakan sebagai anti manik sejak
tahun 1950-an. Antipsikotik lebih baik daripada lithium pada
penderita Bipolar dengan agitasi psikomotor. Perhatian ekstra harus
dilakukan bila hendak merencanakan pemberian antipsikotik jangka
panjang terutama generasi pertama (golonga tipikal) sebab dpat
menimbulkan beberapa efek samping seperti ekstrapiramidal, sindrom
neurotik malingna, dan tardive dyskinesia.Valproat menjadi pilihan
ketika pasien Bipolar tidak member respon terhadap Lithium. Bahkan
Valproat mulai menggeser domniasi Lithium sebagai regimen lini
pertama. Salah satu kelebihan Valproat adalah memberikan respon
yang baik pada kelompok rapid cycler. Penderita Bipolar digolongkan
rapid cycler bila dalam 1 tahun mengalami 4 atau lebih episode
manik atau depresi. Efek terapeutik tercapai pada kadar optimal
dalam darah yaitu 60-90 mg/L. Efek samping dapat timbul ketika
kadar melebihi 125 mg/L, diantaranay mual, berat badan meningkat,
gangguan fungsi hati, tremor, sedasi, dan rambut rontok. Dosis
akselerasi Valproat yang dianjurkan adalah loading dose 30 mg/kg
pada 2 hari pertama dilanjutkan dengan 20 mg/kg pada 7 hari
selanjutnya.Pencarian obat alternative terus diupayakan. Salah
satunya adalah Lamotrigine. Lamotrigine merupakan antikonvulsan
yang digunakan untuk mengobati epilepsy. Beberapa studi acak
double-blind telah menyimpulkan, Lamotrigine efektif sebagai terapi
akut pada gangguan Bipolar episode kini depresi dan kelompik dapid
cycler. Sayangnya Laotrigine kurang baik pada episode manik.Panduan
Obat-Obatan Bipolar berdasarkan British Association of
Psychopharmacology (Journal of Psychopharmacology 2003):
LithiumDosis : dosis tunggal 800 mg, malam hari. Dosis direndahkan
pada pasien diatas 65 tahun dan yang mempunyai gangguan ginjal.
Valproat (Divalproate Semisoodium) Dosis : rawat inap : dosis
inisial 20-30 mg/kg/hari. rawat jalan dosis inisial 500 mg, titrasi
250 mg/hari. dosis maksimum 60 mg/kg/hari.
Karbamazepin Dosis : Dosis inisial 400 mg. Dosis maintenance
200-1600 mg/hari Lamotrigine Dosis : dosis inisial 25 mg/hari pada
2 minggu pertama, lalu 50 mg pada minggu kedua dan ketiga. Dosis
juga diturunkan setengahnya bila pasien juga mendapat
Valproate.Gangguan Bipolar harus diobati secara kontinyu, tidak
boleh putus. Bila putus, fase normal akan memendek sehingga
kekambuhan akan semakin sering. Adanya fase normal pada gangguan
Bipolar sering menngakibatkan buruknya compliance untuk berobat
karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi sangat penting
agar penderita dapat ditangani lebih dini.(6)Non Farmakoterapi1.
KonsultasiKonsultasi dengan seorang psikiater atau
psikoffarmakologi selalu sesuai bila penderita tidak menunjukkan
respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.2.
AktivitasPendeita dengan fase depresi harus didukung untuk
melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik yang
regular harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang regular
merupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini.(1,10)
VII. KOMPLIKASIKomplikasi dari gangguan ini antara lain bunuh
diri, pembunuhan dan adiksi.(1)
VIII. PROGNOSIS Penderita dengan BP I lebih buruk daripada
depresi berat. Dalam 2 tahun pertama setelah episode awal, 40 50%
penderita mengalami serangan manik lain. Hanya 50-60% penderita BP
I dapat dikontrol dengan Lithium terhadp gejalanya. Pada 7%
penderita, gejala tidak kembali/mengalami penyembuhan, 45%
penderita mengalami episode berulang, dan 40% mengalami gangguan
yang menetap. Sering kali perputaran episode depresif dan manik
berhubungan dengan usia. Faktor-faktor yang membuat prognosis
menjadi lebih buruk antara lain; riwayat kerja yang buruk;
penyalahgunaan alkohol; gambaran psikotik; gambaran depresif
diantara episode manik dan depresi; adanya bukti keadaan depresif,
jenis kelamin laki-laki. Indikator prognosis yang baik adalah: fase
manik(dalam durasi pendek); onset terjadi pada usia yang lanjut;
pemikiran untuk bunuh diri yang rendah; gambaran psikotik yang
rendah; masalah kesehatan (organik) yang sedikit.(1,10)
IX. KESIMPULANGangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang
bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik,
depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta dapat berlangsung
seumur hidup.Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki
kriteria diagnostik yang sama dengan gangguan depresi mayor episode
tunggal. Sedangkan pada gangguan bipolar episode campuran terdapat
gejala-gejala manik atau hipomanik dan depresi yang berganti-ganti
secara cepat pada suatu periode waktu yang berlangsung sekurangnya
satu minggu. Pada tampilan klinis, seorang yang menderita gangguan
bipolar episode campuran biasanya mengalami kondisi mood yang
sangat tidak stabil. Secara umum, terdapat dua jenis gangguan
bipolar, pada gangguan bipolar tipe satu, ditemukan sekurangnya
satu episode manik. Sedangkan pada gangguan bipolar tipe dua
ditemukan sekurangnya satu episode hipomanik.
Hingga saat ini, tatalaksana untuk gangguan bipolar masih
difokuskan dalam pemberian terapi farmakologi. Obat-obat golongan
mood stabilizer diberikan (seperti Lithium dan Valproate) baik
untuk kondisi akut maupun untuk terapi maintenance yang bertujuan
mencegah kekambuhan. Terapi farmakologis biasanya dikombinasi
dengan terapi non farmakologis berupa psikoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Marlyn, E.S, Gangguan Afektif Bipolar, available from
RL:http://www.atwordpress.com, Last update 2008.2. Anonym, Gangguan
Mental dan Bunuh Diri, Available from
URL:http://www.suaramerdeka.com, Last update January 20093. Maddock
L, Pschyatry Clerckship Gude. 2003, Chapter 29 Figure 2, Manley;
MRS, United State of America. page:1804. Anonym, Penyakit
Manik-Depresif (Kelainan Bipolar), Available form
URL:http://www.medicastore.com, Last update April 20095. Irma,
Fransisca. Mengenal Gangguan Bipolar. Available from
URL:http://www.medicalera.com. Last update January 20106. Anonym,
Memahami Kepribadian Dua Kutub, Available from
URL:http://www.majalah_farmacia.com, Last update Oktober 20097.
Kaplan I. H, Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri
Klinis, Edisi Ketujuh, Wiguna M. S; Jakarta, 1997. Hal:799-806.8.
Anonyim, Pedoman Tatalaksana GB PDSKJI. 20109. Anonym, Global
Missing, Available from URL:http://www.spirit of tiger.com, Last
update 200910. Marionate, Gangguan Bipolar: Manik Depresif,
Available from URL:http://www.miracle_Health.com, Last update
January 200811. American Psychiatric Association. Mood Disorders.
Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th
Ed, Text Revision, DSM-IV-TR, Washington DC, 2005: hal.
345-429.