Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES FERMENTASI ETANOL ANAEROBIK SECARA BATCH Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Bintang Iwhan Moehady, M. T. Kelompok / Kelas : IV / 2A-TKPB Nama : 1. Ghifaris Vasha I. NIM. 141424013 2. Ghina Fauziyyah NIM. 141424014 3. Gian Mardhiansyah NIM. 141424015 4. Hasna Amatullah H NIM. 141424016 Tanggal Praktikum : 24 November 2015 Tanggal Pengumpulan Laporan : 1 Desember 2015
25

[Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

Feb 17, 2016

Download

Documents

desibentang

bioproses
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

FERMENTASI ETANOL ANAEROBIK SECARA BATCH

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Bintang Iwhan Moehady, M. T.

Kelompok / Kelas : IV / 2A-TKPB

Nama : 1. Ghifaris Vasha I. NIM. 141424013

2. Ghina Fauziyyah NIM. 141424014

3. Gian Mardhiansyah NIM. 141424015

4. Hasna Amatullah H NIM. 141424016

Tanggal Praktikum : 24 November 2015

Tanggal Pengumpulan Laporan : 1 Desember 2015

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TAHUN 2015

Page 2: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja,

adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan

merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa

ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan

termometer modern. Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus

kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari

dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan

dari gugus etil (C2H5).

Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) merupakan bahan kimia organik yang

mengandung oksigen yang paling eksotik karena kombinasi sifat-sifat uniknya yang

dapat digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman, bahan anti beku, bahan bakar,

bahan depressant dan khususnya karena kemampuannya sebagai bahan kimia

intermediet untuk menghasilkan bahan kimia yang lain. Etanol merupakan nama IUPAC

dari bahan kimia ini. Selain itu, nama etil alkohol juga lazim digunakan.

Nama alkohol nama umum yang berasal dari bahasa arab dan merupakan

gabungan dari dua kata yaitu al dan kohl yang didefinisikan sebagai debu lembut yang

digunakan oleh wanita Asia untuk menggelapkan alis mata. Pada kondisi

standar/atmosferik, etanol merupakan cairan volatil yang mudah terbakar, jernih dan

tidak berwarna, aromanya menyegarkan, mudah dikenali dan berkarakter khas. Cairan

ini juga mudah larut dalam air. Sifat fisik dan kimia etanol tergantung pada

gugus hidroksilnya. Gugus ini menyebabkan polaritas molekul dan menyebabkan

ikatan hidrogen antarmolekul. Kedua sifat tersebut menyebabkan perbedaan sifat fisik

alkohol berat molekul rendah dengan senyawa hidrokarbon yang mempunyai berat

molekul ekuivalen. Spektrografi infra merah menunjukkan bahwa dalam keadaan

cair ikatan hidrogen terbentuk karena tarikmenarik antara atom hidrogen pada gugus

hidroksil molekul satu dengan atom hidrogen pada gugus hidroksil molekul yang kedua.

Sifat tersebut dapat dianalogikan seperti sifat air, walaupun ikatan pada air lebih kuat

1

Page 3: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

sehingga membentuk gugusan yang lebih dari dua molekul. Ikatan hidrogen pada etanol

terjadi etanol terjadi pada fase cair, sedang pada fase gas senyawa ini bersifat monomerik

Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang

ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum,

perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut

yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.

Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.

1.2 Tujuan Percobaan

a) Memahami proses fermentasi etanol secara anaeorobik yang dijalankan secara batch

b) Menguasai teknik pembuatan inokulum dan persiapan untuk proses fermentasi

anaerobik

c) Menentukan kurva kalibrasi untuk konsentrasi etanol dan konsentrasi

sukrosa terhadap indeks bias

d) Menentukan kurva perubahan konsentrasi etanol dan konsentrasi substrat sisa

terhadap waktu

2

Page 4: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Fermentasi

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobic

(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,

akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai

respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Anaerobik adalah kata teknis yang secara harfiah berarti "tanpa udara" (dimana "udara"

biasanya berarti oksigen). Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak

adanya enzim superoksida dismutase dan katalase yang dapat mengubah

superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya karena adanya oksigen. Organisme

anaerobik fakultatif adalah organisme, biasanya bakteri, yang menghasilkan ATP secara

respirasi aerobik jika terdapat oksigen tetapi juga mampu melakukan fermentasi.

Beberapa contoh bakteri anaerobik fakultatif adalah Staphylococci (Gram

positif),Corynebac terium (Gram positif), dan Listeria (Gram positif). Organisme dalam

KerajaanFungi (jamur) dapat juga tergolong anaerobik fakultatif, contohnya ragi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi perpindahan metabolisme dalam anaerobic fakultatif adalah

konsentrasi oksigen dan materi fermentasi di lingkungan Gula adalah bahan yang umum

dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan

hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi

seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan

dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman

beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras

(yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk

fermentasi.

3

Page 5: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

2.2 Saccharomyces

Saccharomyces merupakan mikroorganisme yang sangat dikenal

masyarakat luas sebagai ragi roti (baker’s yeast). Ragi roti ini selain digunakan dalam

pembuatan makanan dan minuman, juga digunakan dalam industri etanol (Umbreit,

1959).

Saccharomyces cerevisiae adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran

antara 5 sampai 20 mikron dan berbentuk bola atau telur. Saccharomyces cerevisae tidak

bergerak karena tidak memiliki struktur tambahan di bagian luarnya seperti flagella

(Prescott, 1959). Saccharomyces cerevisiae mempunyai lapisan dinding luar yang

terdiri dari polisakarida kompleks dan di bawahnya

terletak membran sel. Sitoplasma mengandung

suatu inti yang bebas (discrete nucleus) dan bagian yang berisi sejumlah besar cairan

yang disebut vakuola (Buckle, 1987).

2.3 Fermentasi Etanol

Salah satu metode pembuatan etanol yang paling terkenal adalah fermentasi.

Bahan baku untuk proses fermentasi berupa bahan mentah seperti mono/disakarida (gula

tebu, tetes tebu), bahan berpati (padi, jagung, umbi, dll), dan bahan selulosa (kayu,

limbah pertanian). Ragi yang dapat digunakan dalam proses fermentasi etanol adalah

Saccharomyces cerivisiae, Saccharomyces uvarum (tadinya Saccharomyces

carlsbergensis), Candida utilis, Saccharomyces anamensis, Schizosccharomyces

pombe.

4

Gambar 2.1 Saccharomyces cerivisiae

Page 6: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

Proses fermentasi dapat dijalankan secara batch maupun kontinyu. Fermentasi

secara batch membutuhkan waktu sekitar 50 jam, pH awal 4,5 dan suhu 20-

30oC untuk menghasilkan yield etanol 90% dari nilai gula teoritis. Hasil akhir etanol

sekitar 10-16%v/v Proses fermentasi, secara konvensional dijalankan dengan proses

batch. Pada proses batch, substrat, nutrien seta mikroba dicampurkan kemudian

diinkubasikan selama waktu tertentu. Pada proses ini tidak dilakukan penambahan

apapun baik substrat maupun nutrien. Oleh karena itu semakin lama waktu

produktivitasa etanol semakin berkurang akibat berkurangnya nutrien, substrat serta

adanya akumulasi produk etanol yang dapat mengganggu pertunbuhan mikroba. Pada

percobaan batch tidak dilakukan penambahan nutrien selama fermentasi. Oleh karena itu,

pertumbuhan eksponensial hanya berlangsung selama beberapa generasi.

Dengan sistem kontinyu populasi mikroba dapat dipertahankan dalam

keadaan pertumbuhan eksponensial dalam waktu lama. Setelah pertumbuhan dimulai,

medium segera dialirkan ke dalam tabung fermentasi secara perlahan-lahan,

dimana volume dipertahankan konstan dengan dengan cara mengalirkan keluar

kelebihan volume dari tabung fermentasi. Jika medium segar dialirkan dengan

kecepatan konstan ke dalam tabung fermentasi, maka setelah periode penyesuaian

beberapa waktu tertentu densitas mikroba di dalam tabung fermentasi juga konstan

Fermentasi dilakukan dalam fermentor yang dapat berbentuk tangki

berpengaduk secara sinambung atau menara. Proses fermentasi dilakukan dengan

metode curah atau sinambung. Fermentasi pembuatan etanol merupakan proses

metabolisme anaerob. Reaksi yang terjadi secara keseluruhan pada kondisi anaerob

mengikuti persamaan GayLussac berikut ini:

C6H12O6 → 2CH3CH2OH + 2 CO2 + energi

Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang

digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang

merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol

(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi

makanan.

Persamaan Reaksi Kimia :

C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

5

Page 7: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fermentasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol

adalah: sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan

oksigen. Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan enersi yang berasal dari karbon.

Gula adalah substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat

mempengaruhi kuantitas alkohol yang dihasilkan. Kandungan gas karbondioksida

sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2 atm) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan

yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol. Pada tekanan lebih besar dari 30

atm, fermentasi alkohol baru terhenti sama sekali.

a) Ph

pH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap

mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk

pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar

antara 4,0 sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol akan

berjalan dengan lambat (Volk, 1993).

b) Nutrien

Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient. Nutrien yang

dibutuhkan digolongkan menjadi dua yaitu nutrien makro dan nutrien mikro. Nutrien

makro meliputi unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat yang mengandung

karbohidrat, unsur N didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari

pupuk NPK (Halimatuddahliana, 2003). Unsur mikro meliputi vitamin dan mineral-

mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe, Mn, Cu, Co,

Bo, Zn, Mo, dan Al (Jutono, 1972).

6

Page 8: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

c) Temperatur

Mikroorganisme mempunyai temperatur maksimal, optimal, dan minimal

untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisar antara 25-30oC

dan temperature maksimal antara 35-47oC. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada

suhu 0oC. Temperatur selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di

samping temperatur mempunyai efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast

juga mempengaruhi komposisi produk akhir. Pada temperatur yang terlalu tinggi

akan menonaktifkan yeast. Pada temperatur yang terlalu rendah yeast akan menjadi

tidak aktif. Selama proses fermentasi akan terjadi pembebasan panas sehingga akan

lebih baik apabila pada tangki fermentasi dilengkapi dengan unit pendingin

(Fardias, 1988).

d) Oksigen

Berdasarkan kemampuannya untuk mempergunakan oksigen bebas,

mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: aerob apabila

untuk pertumbuhannya mikroorganisme memerlukan oksigen, anaerob apabila

mikroorganisme akan tumbuh dengan baik pada keadaan tanpa oksigen, dan

fakultatif apabila dapat tumbuh dengan baik pada keadaan ada oksigen bebas

maupun tidak ada oksigen bebas. Sebagian besar yeast merupakan mikroorganisme

aerob. Yeast dari kultur yang memakai aerob akan menghasilkan alkoholdalam

jumlah yang lebih besar apabila dibandingkan dengan yeast kultur yang tanpa

aerasi. Akan tetapi efek ini tergantung yeast yang dipergunakan (Fardias, 1988)

7

Page 9: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

8

Page 10: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Bahan

Biakan Saccharomyces cerevisiae

Alkohol

Media aktivasi dalam 100 mL :

Biakan 1 tab

Glukosa 6 gram

(NH4)2SO4 0,2 gram

KH2PO4 0,5 gram

Media fermentasi 900 mL :

Glukosa 100 gram

MgSO4.7H2O 0,2 gram

(NH4)2SO4 20 gram

KH2PO4 2 gram

Schot emulsion 10 mL

Aquadest 900 mL

3.2. Alat

Fermentor

Water Bath

Hot plate

Tabung reaksi steril

Termometer

Pipet tetes

Pipet ukur 10 mL

9

Page 11: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

3.3. Prosedur Kerja

a. Pembuatan kurva kalibrasi

10

Sukrosa 10% b/v Etanol

Larutan dengan variasi etanol 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%,

8%, 9% dan 10%.

Ukur indeks bias masing-masing larutan.

Etanol 5% v/v Larutan gula

Larutan dengan variasi konsentrasi gula 3%,

5%,7% ,9%,11%,13% dan 15%.

Ukur indeks bias masing- masing variasi konsentrasi.

Page 12: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

b. Percobaan Fermentasi Anaerob secara Batch

11

Media Aktivasi 100 mL Media Fermentasi 900 mL

Campur media aktivasi dengan media fermentasi (kedua media disterilkan terlebih dahulu).

Catat data indeks bias dan brix. (9 data)

Ambil sampel sesaat setelah dicampur dan setiap 30 menit.

Page 13: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

a. Data kurva kalibrasi sukrosa

Konsentrasi Sukrosa %Brix

3% 3,4

5% 3,6

7% 3,2

9% 3,7

11% 3,2

13% 4,0

15% 4,9

b. Data kurva kalibrasi Etanol

Konsentrasi Etanol (%) Indeks Bias Etanol

1 1,3492

2 1,3468

3 1,3479

4 1,3499

5 1,3520

6 1,3560

7 1,3500

8 1,3516

9 1,3526

10 1,3609

12

Page 14: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

c. Indeks Bias Sampel

Sampel Waktu %Brix Indeks Bias

1 0 13,0 1,3515

2 30 12,9 1,3521

3 60 12,9 1,3523

4 90 12,8 1,3524

4.2 Pembahasan

Proses fermentasi kali ini dilakukan secara anaerob karena untuk mencegah terjadinya

perubahan jalur metabolisme biokatalis ragi sehingga terbentuk metabolit alkohol. Dalam

fermentasi anaerob ini digunakan media yang kaya akan glukosa. Dimana glukosa disini

merupakan substrat yang menjadi sumber karbon bagi mikroba. Sedangkan zat pendukung

seperti (NH4)2SO4 , KH2PO4, dan MgSO4.7H2O digunakan sebagai macronutrient. (NH)2SO4

ditambahkan sebagai sumber nitrogen dan KH2PO4 sebagai penstabil pH media.

Ditambahkan juga scott’s emulsion sebagai nutrisi tambahan untuk ragi. Proses fermentasi

dilakukan pada temperatur ± 38˚C. Temperatur tersebut merupakan temperatur optimum

untuk fermentasi. Temperatur dipertahankan dalam inkubator karena mempengaruhi hasil

fermentasi. Persamaan reaksi kimia pembuatan etanol secara fermentasi adalah sebagai

berikut.

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2ATP

(glukosa) (etanol) (karbondioksida)

Mikroba yang digunakan berasal dari kingdom fungi, yaitu Saccharomyces cerevisae

yang pada umumnya digunakan untuk proses fermentasi. Berdasarkan reaksi, mikroba

mengubah glukosa menjadi etanol, karbon dioksida serta membebaskan energi.

Pengujian hasil fermentasi yaitu dengan menguji indeks bias media yang disampling

setiap 30 menit sekali. Indeks bias hasil pengukuran sampel dimasukkan ke dalam kurva

kalibrasi etanol untuk mengetahui kadar etanol yang terbentuk. Berdasarkan hasil percobaan,

etanol yang dihasilkan dari fermentasi yaitu pada setiap waktunya berbeda, yaitu sebesar

5,4% ; 6% ; 6,2% ; dan 6,3%. Perubahan konsentrasi etanol ini menunjukan bertambahnya

etanol yang terkonversi dari glukosa. Sedangkan pengukuran %Brix bertujuan untuk

13

Page 15: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

mengetahui jumlah substrat sisa yang terdapat dalam media yang semakin bertambahnya

waktu semakin sedikit substrat yang tersisa.

14

Page 16: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Proses fermentasi etanol secara anaerobik yang dijalankan secara batch dalam

reaktor menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae

2) Pembuatan inokulum dari induk Saccharomyces cerevisiae dan persiapan untuk

proses fermentasi anaerobik dilakukan dengan inokulasi sehari sebelum

percobaan

3) Dapat membuat kurva kalibrasi untuk konsentrasi etanol dan konsentrasi

sukrosa terhadap indeks bias

4) Dapat membuat kurva perubahan konsentrasi etanol dan konsentrasi substrat sisa

terhadap waktu

5.2 Saran

1) Sebaiknya mikroba biakan diinokulasi dari induk yang baru ditumbuhkan agar

kondisinya pertumbuhannya masih baik

2) Setiap perlakuan dilakukan secara aseptis untuk mengurangi kotaminan sehingga

hasilnya pun baik

15

Page 17: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

DAFTAR PUSTAKA

Sasika, Sinta. 2015. “Proses Kemosintesis/ Respirasi Anaerob”. https://finishwellunbiologi.wordpress.com/2015/03/21/proses-kemosintesisrespirasi-anaerob/. [26 November 2015]

Agfa, Firarizqy Candradari. 2014. “Percobaan Respirasi Anaerob Fermentasi Alkohol”. http://mulanovich.blogspot.co.id/2014/03/percobaan-respirasi-anaerob-fermentasi-alkohol.html. [26 November 2015]

16

Page 18: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

LAMPIRAN

A. Kurva Kalibrasi Sukrosa

2 4 6 8 10 12 14 160

1

2

3

4

5

6

f(x) = 0.0946428571428572 x + 2.8625R² = 0.471308724832215

Kurva Kalibrasi Sukrosa

Indeks BiasLinear (Indeks Bias)

Konsentrasi Sukrosa (%)

%Br

ix

B. Kurva Kalibrasi Etanol

0 2 4 6 8 10 121.339

1.341

1.343

1.345

1.347

1.349

1.351

1.353

1.355

1.357

1.359

1.361

f(x) = 0.00102242424242424 x + 1.34606666666667R² = 0.55686731914382

Kurva Kalibrasi Etanol

Konsentrasi Etanol (%)

Inde

ks B

ias

17

Page 19: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

Hasil Analisa Sampel

Penentuan konsentrasi etanol dan sukrosa dilakukan dengan cara

mensubstitusikan nilai indeks bias ke dalam persamaan garis pada kurva kalibrasi. Pada

kurva kalibrasi larutan etanol didapatkan persamaan y = 0.001x + 1.3461 dan untuk

kurva kalibrasi sukrosa didapatkan persamaan y = 0.0946x + 2.8625 dengan y

merupakan nilai indeks bias dan x sebagai konsentrasi etanol/sukrosa dalam % massa.

Konsentrasi etanol (x) 1 ¿indeksbias sampel ( y )−1,3461

0.001

= 1,3515−1,3461

0.001

= 5,4%

Konsentrasi etanol (x) 2 ¿indeksbias sampel ( y )−1,3461

0.001

= 1,3521−1,3461

0.001

= 6%

Konsentrasi etanol (x) 3 ¿indeksbias sampel ( y )−1,3461

0.001

= 1,3523−1,3461

0.001

= 6,2%

Konsentrasi etanol (x) 4 ¿indeksbias sampel ( y )−1,3461

0.001

= 1,3524−1,3461

0.001

= 6,3%

Konsentrasi sukrosa (x) 1 ¿%brix sampel ( y )−2.8625

0.0946

= 13−2.8625

0.0946

= 107,2%

Konsentrasi sukrosa (x) 2 ¿%brix sampel ( y )−2.8625

0.0946

= 12,9−2.8625

0.0946

18

Page 20: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

= 106,1%

Konsentrasi etanol (x) 3 ¿%brix sampel ( y )−2.8625

0.0946

= 12,9−2.8625

0.0946

= 106,1%

Konsentrasi etanol (x) 4 ¿ %brix sampel ( y )−2.86250.0946

= 12,8−2.8625

0.0946

= 105,0%

a. Kurva Perubahan Konsentrasi Etanol terhadap Waktu

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 1005

5.2

5.4

5.6

5.8

6

6.2

6.4

Perubahan Konsentrasi Etanol terhadap Waktu

b. Kurva Perubahan Konsentrasi Substrat Sisa terhadap Waktu

19

Page 21: [Bioproses] Laporan Fermentasi Anaerob - Copy

20

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100103.5

104

104.5

105

105.5

106

106.5

107

107.5

Perubahan Konsentrasi Substrat Sisa terhadap Waktu