Top Banner
BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN MAKALAH Diusulkan oleh : YANNIKA NIDIA SARI 09320016 PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN KOMPUTASI
57

Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Jul 29, 2015

Download

Documents

Desy Kartina
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN

RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN

MAKALAH

Diusulkan oleh :

YANNIKA NIDIA SARI

09320016

PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN KOMPUTASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2009

Page 2: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan

limpahan rahmad-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Biopori

sebagai Alternatif Teknologi Tepat Guna dan Ramah Lingkungan dalam

Penyelamatan Lingkungan”.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi syarat

dalam menyelesaikan ujian akhir semester pada Program Studi Matematika dan

Komputasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Malang.

Dalam penyelesaian makalah ini banyak pihak yang ikut memberikan

bantuan baik material maupun spiritual, sejak dari Dekan, Dosen hingga teman

sejawat. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan

semoga segala bantuan yang telah diberikan mendaparkan balasan dari Allah

SWT.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan. Saran dan

kritik tersebut akan sangat bermanfaat bagi penyempurnaan makalah ini pada

masa mendatang. Harapan penulis semoga keberadaan makalah ini akan banyak

memberikan manfaat bagi para pembaca, baik mahasiswa maupun dosen.

Malang, 1 Januari 2010

Penyusun

Page 3: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN

RAMAH LINGKUNGAN DALAM PENYELAMATAN LINGKUNGAN

Yannika Nidia Sari

Prodi Matematika dan Komputasi, Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK

Banjir yang terjadi pada awal tahun 2002 hampir merata terjadi di daerah

pantai utara pulau Jawa, khususnya di kota Jakarta. Hampir di setiap musim

penghujan, banjir menjadi tamu langganan di kota metropolitan tersebut. Banyak

warga yang menderita kerugian besar, akibat dari bencana tersebut. Untuk

menantisipasi hal itu, pemerintah sedang gencar-gencarnya menerapkan biopori di

daerah Metropolitas. Kerena jika tidak di lakukan tindakan apa-apa,

dikhawatirkan banjir akan semakin meluas. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui seberapa besar manfaat biopori sebagai pencegah bahaya banjir

yang di terapkan di daerah rawan banjir. Manfaat dari penelitian ini adalah agar

masyarakat mengetahui manfaat dari biopori secara keseluruhan, tidak hanya

sebagai pencegah bahaya banjir saja. Hasil yang di dapatkan adalah pengetahuan

secara keseluruhan tentang biopori, manfaat dari penerapan biopori, perancangan

lokasi pemasangan biopori yang baik, dan juga perancangan pembuatan biopori

yang efektif.

Kata-kata kunci: banjir, biopori, daerah Metropolitan.

Page 4: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL__________________________________________ i

KATA PENGANTAR_________________________________________ ii

ABSTRAK__________________________________________________ 1

DAFTAR ISI________________________________________________ 2

DAFTAR GAMBAR__________________________________________ 4

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang___________________________________ 6

1.2 Rumusan Masalah________________________________ 7

1.3 Tujuan Penelitian________________________________ 7

1.4 Manfaat Penelitian_______________________________ 8

1.5 Batasan Istilah__________________________________ 9

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biopori_______________________________ 10

2.2 Manfaat Biopori_________________________________ 15

2.3 Perancangan Lokasi______________________________ 20

2.4 Perancangan Pembuatan __________________________ 22

2.5 Jumlah yang Disarankan___________________________ 32

2.6 Biaya yang Dikeluarkan___________________________ 33

2.7 Cara Pemeliharaan Biopori________________________ 33

Page 5: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan_____________________________________ 34

3.2 Saran__________________________________________ 35

DAFTAR PUSTAKA_________________________________________ 36

DAFTAR RIWAYAT HIDUP__________________________________ 38

Page 6: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 SPA dan Bangunan Terjunan______________________ 13

Gambar 2 Lubang Resapan Biopori_________________________ 14

Gambar 3 Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing

dan Akar pada Matriks Tanah

(dalam lingkaran kuning)________________________ 14

Gambar 4 Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori_________ 15

Gambar 5 Keunggulan Lubang Resapan Biopori______________ 19

Gambar 6 LRB pada Dasar Saluran________________________ 20

Gambar 7 LRB di Sekeliling Pohon________________________ 21

Gambar 8 LRB pada Batas Taman_________________________ 21

Gambar 9 Persiapan bahan biopori_________________________ 26

Gambar 10 Biopori______________________________________ 26

Gambar 11 Penggalian Biopori I___________________________ 27

Gambar 12 Penggalian Biopori II___________________________ 28

Gambar 13 Hasil Penggalian Biopori________________________ 28

Gambar 14 Pemotongan Paralon___________________________ 29

Gambar 15 Pemasangan Kasa Nyamuk______________________ 29

Page 7: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 16 Penutupan Biopori oleh Batu_____________________ 30

Gambar 17 Pembuatan Lubang Biopori______________________ 30

Gambar 18 Lubang Biopori________________________________ 31

Gambar 19 Lubang Biopori di Halaman______________________ 31

Page 8: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu

modal dasar pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya

berdasarkan azas kelestarian, keserasian dan azas pemanfaatan yang optimal, yang

dapat memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara seimbang.

Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-

kaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya, akan

menyebabkan terjadinya lahan kritis. Disamping itu perilaku masyarakat yang

belum mendukung pelestarian tanah dan lingkungan menyebabkan terjadinya

bencana alam banjir pada musim penghujan.

Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya pelestarian

lahan kritis, dan pengembangan fungsi biopori terus ditingkatkan dan

disempurnakan. Biopori pada lahan kritis dimaksudkan untuk memulihkan

kesuburan tanah, melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan.

Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air

perlu direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan

Lubang Resapan Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB

adalah berupa pengaturan keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah

peresapan.

Dari aspek perencanaan ditempuh melalui penyempurnaan pembuatan

biopori di lingkungan sekitar masyarakat. Di akspek inilah diharapkan akan dapat

menjadi acuan pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat.

Biopori secara umum, dapat mengurangi resiko bahaya banjir di daerah yang

kurang lahan peresapan air. Tidak hanya sebagai pencegah banjir, penerapan

Page 9: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

biopori yang secara rutuin akan menghasilkan pupuk kompos yang sangat

bermanfaat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

1. Apa yang dimaksud dengan biopori?

2. Apa saja manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan

lingkungan?

3. Lokasi manakah yang lebih efisien untuk pemasangan biopori?

4. Bagaimana cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif?

5. Berapa jumlah biopori yang harus dibuat, agar terhindar dari bahaya

banjir?

6. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori?

7. Bagaimana cara memelihara biopori agar tetap bagus?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaertian dari biopori

2. Mengetahui manfaat yang didapatkan dari biopori untuk penyelamatan

lingkungan

3. Mengetahui lokasi yang lebih efisien untuk pemasangan biopori

4. Mengetahui cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif

5. Mengetahui jumlah biopori yang disarankan

6. Mengetahui biaya yang dikeluarkan dari pembuatan biopori

7. Mengetahui cara memelihara biopori agar kondisinya tetap bagus

Page 10: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapaun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Terketahuinya pengertian dari biopori

2. Terketahuinya manfaat yang didapatkan dari biopori untuk

penyelamatan lingkunagn

3. Terketahuinya lokasi yang lebih efisien untuk pemasagan biopori

4. Terketahuinya cara pembuatan biopori yang efisien dan efektif

5. Terketahuinya jumlah biopori yang disarankan

6. Terketahuinya biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan biopori

7. Terketahuinya cara memelihara biopori agar tetap bagus kondisinya

Page 11: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

1.5 BATASAN ISTILAH

Dalam hal ini penulis menggunakan kata ‘Biopori’ sebagai batasan istilah.

Penulis memilih ‘Biopori’ sebagai batasan istilah, karena sebagian besar

masyarakat belum banyak yang mengetahui dan memahami istilah tersebut. Oleh

karena itu, untuk membahas masalah ini penulis menggunakan tiga pandangan

sebagai tinjauan untuk mendefinisikan arti kata ‘Biopori’.

Bila ditinjau dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah biopori masih

belum ditemukan.

Sedangkan bila ditinjau dari asal kata, biopori terdiri dari dua kata yaitu

‘bio’ yang berarti hidup dan ‘pori’ yaitu pori-pori yang bermanfaat(Plasa Teen,

2009).

Dan ada juga yang menyebut biopori “mulsa vertical”, karena ini

mengandalkan jasa hewan-hewan tanah seperti cacing dan rayap untuk

membentuk pori-pori alami dalam tanah, dengan bantuan sampah organik,

sehingga air bisa terserap dan struktur tanah diperbaiki(http://Lubang Resapan

Biopori « Yayasan Prana-Nasional Indonesia.htm/, diakses 31 Desember 2009).

Page 12: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis memaparkan dan menjelaskan semua permasalahan

yang ada di rumusan masalah. Untuk menjelaskan lebih terperinci, penulis

melakukan penyaduran, penyitiran, dan pengutipan dari beberapa sumber yang

dianggap bisa memperjelas dan memperkuat bahan permasalahannya. Tidak

hanya dari sumber internet, buku, dan artikel saja yang digunakan, tapi penulis

juga menggunakan sumber dari media komunikasi, seperti televisi, radio, DVD,

dan lain-lain. Bahkan, penulis juga melakukan wawancara pada salah satu staf di

SMAN 2 Probolinggo, untuk mengetahui lebih banyak pengetahuan tentang

biopori, dan bagaimana terlaksananya program biopori pada Sekolah Menengah

Atas tersebut. Setelah beberapa informasi tersebut didapat, penulis

mengumpulkan semua informasi dari berbagai sumber yang ada dan terus di

klasifikasikan berdasarkan rumusan masalah yang akan dibahas pada bab ini.

2.1 Pengertian Biopori

Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari

istilah ‘biopori’, tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut, dan

ada beberapa yang hanya sekedar tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena

itu, penulis akan memaparkan pengertian dari istilah ‘biopori’ dalam berbagai

pendapat, yaitu:

1. Biopori menurut Griya (2008) lubang-lubang kecil pada tanah yang

terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau

Page 13: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara

dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk

ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui

lubang tersebut.

2. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2008)

menjelaskan biopori adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter

10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air

hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya

tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang

selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan

demikian, mengurangi juga aliran dan volume air sungai ke tempat

yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah

sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.

3. Tim Biopori IPB (2007) menguraikan bahwa biopori adalah lubang-

lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas

organisma di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan

fauna tanah lainnya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara,

dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Diatas adalah beberapa pendapat tentang pengertian dari ‘biopori’, untuk

selanjutnya penulis akan memaparkan tentang pengertian dari lubang biopori.

Dalam hal ini, banyak pendapat dari beberapa ahli mengenai ‘lubang biopori’.

Untuk itu, pembaca diharapkan bisa mencermati dan sekaligus memahami arti

dari istilah tersebut.

1. Ir. Kamir R. Brata, Msc dari Institut Pertanian Bogor (2009) telah

mengartikan Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang

ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap

air pada tanah.

2. Lubang biopori adalah lubang yang dengan diameter 10 sampai 30 cm

dengan panjang 30 sampai 100 cm yang ditutupi sampah organik yang

berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga

dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan di

Page 14: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

sekitarnya serta dapat juga membantu pelapukan sampah organik

menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan

(Anonim, 2008).

3. Menurut Jhon Herf(2009), lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang

silindris yang dibuat ke dalam tanah dengan diameter sepuluh sampai

dengan tiga puluh sentimeter. Pada leaflet Biopori dijelaskan,

kedalamannya sekitar seratus sentimeter atau tidak melebihi kedalaman

muka air tanah. Lubang diisi sampah organik untuk mendorong

terbentuknya biopori. Biopori adalah pori berbentuk liang (terowongan

kecil) yang dibentuk oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman.

4. Bila dilihat secara alami, lubang biopori adalah lubang-lubang kecil

pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah

seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang tersebut

akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak

langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam

tanah melalui lubang tersebut.(http://mengenal-dan-memanfaatkan-

lubang-biopori.html/, diakses 31 Desember 2009).

5. Oasezam blog (2009) mendefinisikan biopori adalah lubang sedalam 80-

100cm dengan diameter 10-30 cm yang dimaksudkan sebagai lubang

resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke

tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan,

mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air

hujan turun ke sungai. Dengan demikian, mengurangi juga aliran dan

volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang

daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi

bangunan.

6. Lubang Resapan Biopori menurut Peraturan Menteri Kehutanan

Nomor:P.70/Menhut-II/2008/Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi

Hutan dan Lahan, adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk

akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing,

perakaran tanaman, rayap, dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang

Page 15: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air

di dalam tanah.

Gambar 1. SPA dan Bangunan Terjunan

Pengertian tentang ‘biopori’ dan ‘lubang biopori’ telah penulis jelaskan

dengan beberapa pendapat yang berbeda dari berbagai kalangan. Untuk lebih

memahami dari penjelasan diatas, penulis pada bagian ini akan menampilkan

beberapa gambar tentang biopori.

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal

ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau

dalam kasus tanah dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi

kedalaman muka air tanah (Gambar 2.) Lubang diisi dengan sampah organik

untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang

(terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman

(Gambar 3). Gambar 4, menunjukkan penampang dari lubang resapan biopori.

Page 16: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 2. Lubang Resapan Biopori

Gambar 3 . Foto Mikroskop Elektron dari Lubang Cacing dan Akar pada Matriks Tanah

(dalam lingkaran kuning)

Page 17: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 4. Sketsa Penampang Lubang Resapan Biopori

2.2 Manfaat Biopori

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau

menerapkannya di lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih

memuaskan jika kita semua mau bergotong-royong untuk menerapkannya secara

bersama-sama di lingkungan. Semakin banyak yang menerapkan, maka semakin

besar manfaat yang kita peroleh. Dalam hal ini, penulis akan menyebutkan semua

manfaat dari diterapkannya biopori dalam lingkungan adalah sebagai berikut

1. Griya (2008) menguraikan manfaat biopori sebagai berikut:

a. Mencegah banjir

Banjir sendiri telah menjadi bencana yang merugikan bagi

warga Jakarta. Keberadaan lubang biopori dapat menjadi jawaban dari

masalah tersebut. Bayangkan bila setiap rumah, kantor atau tiap

bangunan di Jakarta memiliki biopori berarti jumlah air yang segera

masuk ke tanah tentu banyak pula dan dapat mencegah terjadinya

banjir. Berkurangnya ruang terbuka hijau menyebabkan berkurangnya

permukaan yang dapat meresapkan air kedalam tanah di kawasan

permukiman. Peningkatan jumlah air hujan yang dibuang karena

Page 18: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

berkurangnya laju peresapan air kedalam tanah akan menyebabkan

banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

b. Tempat pembuangan sampah organik

Banyaknya sampah yang bertumpuk juga telah menjadi

masalah tersendiri di kota Jakarta. Kita dapat pula membantu

mengurangi masalah ini dengan memisahkan sampah rumah tangga

kita menjadi sampah organik dan non organik. Untuk sampah organik

dapat kita buang dalam lubang biopori yang kita buat.

c. Menyuburkan tanaman

Sampah organik yang kita buang di lubang biopori merupakan

makanan untuk organisme yang ada dalam tanah. Organisme tersebut

dapat membuat sampah menjadi kompos yang merupakan pupuk bagi

tanaman di sekitarnya.

d. Meningkatkan kualitas air tanah

Organisme dalam tanah mampu membuat samapah menjadi

mineral-mineral yang kemudian dapat larut dalam air. Hasilnya, air

tanah menjadi berkualitas karena mengandung mineral.

2. Sedangkan manfaat lubang resapan biopori menurut Perpustakaan

Online (2008) adalah

a. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga

menambah air tanah.

b. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.

c. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.

d. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.

e. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.

f. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.

g. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.

Page 19: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

3. Tim Biopori IPB (2009) menjelaskan keunggulan dan manfaat biopori

sebagai berikut

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah

lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara

a. Meningkatkan daya resapan air

Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan

menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom atau

dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10

cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah

sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu

permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang

semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm 2 setelah dibuat lubang

resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya

menjadi 3218 cm 2.

Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka

biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh

karena itu, bidang resapan ini akan selalu terjaga kemampuannya

dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas bidang

resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan

meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.

b. Mengubah sampah organik menjadi kompos

Lubang resapan biopori ‘diaktifkan’ dengan memberikan

sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai

sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya

melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini

dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka

lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air

juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos

Page 20: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan

sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman

hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang

dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari

LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk

sayurannya.

c. Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman

Seperti disebutkan di atas, Lubang Resapan Biopori (LRB)

diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran

tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan

rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan

"saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan

memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang

tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya

sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur

tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya

akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia

dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah

organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke

dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak

cepat diemisikan ke atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti

mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam

tanah.

Page 21: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 5. Keunggulan Lubang Resapan Biopori

4. Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari

biopori, diantaranya adalah

a. Memelihara cadangan air tanah.

b. Mencegah terjadi keamblesan (subsidence) dan keretakan tanah.

c. Menghambat intrusi air laut.

e. Mengubah sampah organik menjadi kompos.

f. Meningkatkan kesuburan tanah.

g. Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah.

h. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh adanya genangan air

seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah.

i. Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan

pencemaran udara dan perairan.

Page 22: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

j. Mengurang emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan).

k. Serta mengurangi banjir, longsor, dan kekeringan.

2.3 Perancangan Lokasi

Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih

maksimal perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan

biopori ditempat yang tepat, maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi

kinerjanya dan hasil yang kita terima pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu,

perlu perhatikan secara cermat untuk memilih lokasi pemasangan biopori. Dalam

sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan pemilihan tempat perancangan biopori

dari beberapa sumber, yaitu

1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya

ada tiga

lokasi yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai gambar yang

mendukung. Inilah ketiga lokasi tersebut :

a. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.

Gambar 6. LRB pada Dasar Saluran

Page 23: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

2. Di sekeliling pohon.

Gambar 7 . LRB di Sekeliling Pohon

3. Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.

Gambar 8. LRB pada Batas Taman

Page 24: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

2. Adapun Persyaratan Lokasi menurut Peraturan Menteri Kehutanan

Republik Indonesia /Nomor : P. 32/MENHUT-II/2009 /Tentang Tata

Cara Penyusunan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan

Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan untuk setiap 100

m2 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30

titik dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan

diameter 10 cm setiap lubang bisa menampung 7,8 liter sampah.

Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu 15-30 hari,

sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos

dalam waktu 2-3 bulan

2.4 Perancangan Pembuatan

Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa saja yang

dapat kita peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan yang tepat untuk

biopori. Maka langkah terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimnan cara

pembuatan biopori yang disarankan oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa tahu cara

pembuatannya secara langsung, karena penulis tidak hanya menggunakan kata

atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan cara pembuataannya. Tapi juga

dengan gambar, diharapkan dengan adanya gambar ini pembaca tidak terlalu

mengalami kesulitan dalam memahaminya, berikut beberapa sumber tentang

perencanaan pembuatan biopori:

1. Proses pembuatan biopori (http://mengenal-dan-memanfaatkan-

lubang-biopori.html/ diakses 31 Desember 2009), dibagi dalam 2

tahap, yaitu

a. Tahap pembuatan

Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya

memang memerlukan daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang

disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman yang memungkinkan

Page 25: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang

disarankan adalah 10-30 cm. Karena membuat di halaman rumah,

maka 10 cm lebih proporsional. Lalu menggali lubang-lubang secara

manual menggunakan peralatan sederhana seperti pipa paralon, bambu,

dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke titik lain.

Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian

diteruskan setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor

tapi pada saat itu saya belum berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima

hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat lubang

memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya

tidak menyesalinya.

Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika

Bogor sedang mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih

baik tentu saja ketika hujan tidak sedang turun. Saya memilih loster

sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai lubang

angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang

menghadap keluar. Satu buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk

memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut lubung disemen

sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan

ditutupnya lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih

kecil-kecil dan senang bermain-main di halaman.

b. Tahap pengisian

Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi

lubang biopori. Tapi sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu

sampah organik dan sampah non-organik. Karena melalui fermentasi

sampah organik dengan bantuan aktivator EM4 dapat menghasilkan

pupuk biokasi . Agar tidak bingung dalam memilah sampah, maka

sediakan dua tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori),

yang masing-masing diberi kantong plastik. Pada prinsipnya semua

Page 26: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik. Namun

untuk mengisi tempat sampah B hanya untuk bahan-bahan yang lebih

mudah terurai seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang

tidak terpakai. Juga sisa makanan yang tidak habis dimakan, sisa

makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan kantung teh

celup, masuk ke B.

Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur

walaupun masuk kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S.

Di tempat sampah ini bergabung kertas, besi, plastik, kayu, kain, dan

benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Kantong

plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di

tempatkan di bak sampah luar rumah.

Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan,

misalnya setelah merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga

yang mulai layu, sulur yang kepanjangan, atau memotong rumput dan

ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses ini

langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke

dasar, bumbungan sampah hijau ini didorong dengan tongkat.

2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:

a. Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan

kedalaman 30-100 cm serta jarak antar lubang 50-100 cm.

b. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar

2-3 sentimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil

atau orang yang terperosok.

c. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur,

ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah

dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di

akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.

Page 27: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

d. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan

besar kecil hujan, laju resapan air, dan wilayah yang tidak meresap

air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang

kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).

Sumber informasi:Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan

Online Indonesia.com.

3. Jika menurut TIM Biopori dari IPB(2007), menyeburkan cara

pembuatan biopori sangat mudah sekali untuk diterapkan di

lingkungan sekitar. Pembuatan biopori ada lima tahap, yaitu:

a. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter

10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai

melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar

lubang antara 50 - 100 cm.

b. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm

dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.

c. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur,

sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput.

d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang

isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.

e. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap

akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang

resapan.

4. Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan

dilorong samping rumah. Ini tentu sangat menguntungkan sekali bagi

para warga yang tidak mempunyai lahan luas untuk biopori. Dalam hal

ini Salman, menjelaskan cara pembuatan biopori yang dilakukan di

lorong samping rumahnya beserta gambarnya. Langkah-langkah

pembuatannya adalah

Page 28: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

a. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan.

Gambar 9. Persiapan bahan biopori

- Paralaon

- Kasa nyamuk

- Biopori

b. Cara pembuatan

Gambar 10. Biopori

Page 29: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

- Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang

tanahnya hanya berukuran 140 x 40 cm, tapi menjadi

tempat lewat air hujan dan pancuran air tempat mencuci

macam-macam.  Cukup untuk menjadi 2 buah lubang

dengan jarak 100 cm.

- Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah

dikumpulkan dan dibersihkan dulu, supaya tidak ikut jatuh

ke lubang.  

- Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan

tanah galian, dan mencetak lubang berdiameter 10cm.

Dengan bor khusus ini, kita bisa dengan mudah membuat

lubang dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm. 

Gambar 11. Penggalian biopori I

- Untuk menggali, putar bor searah jarum jam, jangan

dibalik.  Demikian pula pada saat mengangkat tanah

galian, tetap searah jarum jam hanya sedikit demi sedikit

diangkat ke atas.

Page 30: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 12. Penggalian biopori II

- Hasil galian pertama Tampungan tanah liat

Gambar 13. Hasil penggalian biopori

- Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang

pertama

Page 31: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 14. Pemotongan paralon

- Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm,

untuk dijadikan penahan dinding lubang supaya tanah

di atasnya tidak mudah jatuh/turun.

- Kedalaman dinding paralon tidak usah terlalu dalam,

karena fungsinya hanya untuk menahan tanah jatuh

Gambar 15. Pemasangan kasa nyamuk

- Lubang biopori kan kadang-kadang harus dibuka

untuk diisi limbah, dan supaya baunya tidak

menyeruak ke atas,  juga harus ditutup dan ditimbuni

batu sedikit.

- Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa

mengalir masuk.

Page 32: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Gambar 16. Penutupan biopori oleh batu

- Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan

6. Cara pembuatan bopori menurut Oasezam weblog.htm (2009) hampir

sama dengan konsep Salman (2009), yang membedakan hanyalah

dalam segi metode peralatannya saja. Kalau Oaezam menggunakan

metode yang modern, tapi Salman menggunakan metode yang

sederhana. Berikut ini adalah cara pembuatan menurt oaezam adalah

a. Buatlah lubang sedalam 80 – 100 cm dengan diameter 10 – 30 cm.

Gambar 17. Pembuatan lubang biopori

Page 33: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

b. Masukkan daun daunan kering ke dalam lubang

Gambar 18. Lubang biopori

c. Tutuplah dengan Loster

Gambar 19. Lubang biopori di halaman

Page 34: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

2.5 Jumlah Biopori yang disarankan

Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan:

Jumlah LRB = Intensitas hujan(mm/jam) x Luas bidang kedap (m2)

Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam)

Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan 50 mm/jam (hujan

lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180 liter/jam) pada 100

m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28 lubang.

Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm,

maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini berarti bahwa

setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari. Dengan

demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang dihasilkan

selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama diisi sudah

terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan

demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik

baru dan begitu seterusnya.

Page 35: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

2.6 Biaya yang dikeluarkan

Jhon herf(2008)Pembuatan LRB dipermudah dengan alat bor tanah.

Desainnya disesuaikan untuk kegunaan peresapan air yang memakai pendekatan

Biopori. Alat bor LRB juga diperlukan untuk mempermudah pemanenan kompos

yang terbentuk bersamaan dengan pemeliharaan LRB.

Bila satu lubang LRB dapat dibuat dalam waktu sepuluh menit, tiap rumah

tangga perlu membuat 30 LRB. Itu artinya pekerjaan selesai dalam waktu 300

menit (lima jam). Jadi, perlu sehari per orang kerja (Rp 35 000,-).

Bila setiap rumah tangga ingin memiliki bor LRB dengan harga bor

Rp175.000,00 –Rp200.000,00), maka diperlukan biaya (Rp205 000,00 – Rp235

000,00). Biaya itu dapat berkurang bila satu bor tanah dimiliki bersama oleh

beberapa orang.

2.7 Pemeliharan biopori

Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa

yang harus anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah

1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik

2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu,

sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos

juga tergantung jenis

tanah tempat pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama proses

kehancurannya. Pengambilan dilakukan dengan alat bor LRB.

3. Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus

tetap dipantau supaya terisi sampah organik.

Page 36: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

BAB III

PENUTUP

2.2 Kesimpulan

Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di

dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya,

seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang -

lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di

dalam tanah. LBR ini merupakan salah satu upaya strategis untuk meminimalisir

terjadinya bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir adalah karena

kurangnya lahan untuk peresapan air, bila air hujan turun secara berlebihan maka

air tersebut tidak bisa menyerap ke dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari

hal itu, maka perlu kebijakan terbaru untuk menerepkan pengembangan biopori di

lingkungan. Dalam aspek penerapan biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya

yang terlalu banyak dan cara pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup

membuat beberapa lubang di sekitar lingkungan, kemudian lubang tersebut dapat

diisi dengan sampah organik. Tapi dalam memasukkan sambah organik jangan

terlalu rapat, beri celah-celah udara agar organisme tanah bisa mencerna sampah

tersebut. Baru setelah itu tutup lubang biopori. Bila dilihat dari segi manfaatnya,

biopori memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir, menyuburkan

tanah, menghasilkan pupuk kompos, dan sebagainya. Oleh karena itu, masyarakat

dihimbau untuk segara menerapkan biopori di lingkungan masing-masing. Jika

sebagian besar masyarakat telah banyak yang menerapkan biopori, maka kita

tidak perlu khawatir lagi pada musim penghujan.

Page 37: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

3.2 Saran

Makalah ini membahas seluruh aspek dari biopori, yaitu definisi, manfaat,

lokasi pembuatan, cara pembuatan, jumlah yang disarankan, biaya pembuatan,

dan pemiliharaannya. Dan makalah ini sangat cocok untuk seluruh masyarakat

yang ingin menerapkan lubang resapan biopori (LRB). Tapi tidak menutup

kemungkinan, yang hanya sekedar ingin tahu lebih jelas tentang biopori juga

sangat dianjurkan untuk membaca makalah ini. Karena dengan membaca, kita

akan mendapatkan wawasan. Dan wawasan tersebut, dapat kita sampaikan kepada

teman-teman yang belum mengetahui tentang biopori dan juga sekaligus sebagai

upaya untuk mensukseskan penerapan biopori di Indonesia ini. Karena akhir-akhir

ini banyak terjadi banjir yang menggenangi kota-kota di Indonesia, khususnya di

kota-kota yang lahannya kritis.

Page 38: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Prana, Y. 2009. Lubang Resapan Biopori. (Online). (http://Yayasan-Prana-

Nasional-Indonesia.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).

Salman. 2008. Biopori Pertama di Rumah. (Online). (http://Perempuan-

Banget!.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).

Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan

Sampah. (Online). (http://jhonherf.wordpress.com, diakses 31 Desember

2009).

Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. (Online).

(http://kumpulaninfo.com, diakses 31 Desember 2009).

Yusuf, Muhammad. 2009. Solusi Banjir dengan Membuat Biopori. (Online).

(http://OaseZam-WeBloG.com, diakses 31 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat

dan Pemesanan Alat. (Online). (http://biopori.com, diakses 31 Desember

2009).

Anonim. 2007. Mencegah banjir Lewat Lubang Serapan Biopori. Suara Merdeka,

(Online), (http://Nules-Nules.wordpress.com, diakses 31 Desember 2009).

R, Kamir Brata. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir,

Kekeringan dan Perbaikan. Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat

Mengurangi Bahaya banjir di Gedung BPPT 2009. Jakarta.

Anonim. 2008. Pengertian Biopori dan Cara Membuat Lubang Resapan Biopori

Air (LRB) pada Lingkungan Sekitar Kita. (Online).

(http://organisasi.org.com, diakses 29 Desember 2009).

Anonim. 2008. Biopori. (Online). (http://wikipedia-bahasa-Indonesia-

ensiklopedia-bebas.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Pengantar. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

San. 2008. Biopori di Halaman Rumah. (Online). (http://titik-mol.wordpress.com,

diakses 29 Desember 2009).

Page 39: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

Anonim. 2009. Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Biopori. Republika, (Online),

(http://diglib-AMPL.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Jumlah LRB yang disarankan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29

Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Keunggulan dan Manfaat. (Online). (http://biopori.com, diakses 29

Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Lokasi Pembuatan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember

2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Peringati hari Bumi, Bogor buat 5250 Biopori. (Online). (http://biopori.com,

diakses 29 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Cara

Pembuatan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29 Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Jumlah LRB yang disarankan. (Online). (http://biopori.com, diakses 29

Desember 2009).

Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-

Lubang Resapan Biopori (LBR). (Online). (http://biopori.com, diakses 29

Desember 2009).

Tirza, Pratama. 2009. Ada yang Baru. Plasa Teen, 20 Maret, hlm. 6-7.

Page 40: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

RIWAYAT HIDUP

Yannika Nidia Sari dilahirkan di Pasuruan, Jawa Timur, pada tanggal 27

Januari 1991. Anak pertama dari dua bersaudara ini, telah menyelesaikan Sekolah

Dasar di MI. Muhammadiyah I Probolinggo pada tahun 2000. Tahun 2006, telah

menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Probolinggo. Dan

Pendidikan terakhirnya telah diselesaikan di SMA Negeri 2 Probolinggo.

Sekarang menjadi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang

menggeluti di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Matematika dan

Komputasi. Mahasiswa angkatan 2009 ini, aktif dalam bidang Organisasi Intra.

Beberapa organisasi yang dia geluti saat ini adalah IMM “Raushan Fikr” (Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah), FDI-UMM (Forum Diskusi Ilmiah), dan ILF-UMM

(International Laguage Form). Dengan kegiatan inilah, mahasiswa asal

Probolinggo ini, mendapatkan banyak pengetahuan dan sekaligus sebagai wadah

untuk berdiskusi. Selain dari berorganisasi, mahasiswi Matkom ini, juga

mendapatkan banyak ilmu di asramanya. Di asrama yang terletak di jalan Al-

Kautsar No.48 yang bernama Islamic College inilah, banyak ilmu yang dia

Page 41: Biopori Sebagai Alter Nat If Teknologi Tepat Guna Dan Ramah Lingkungan Dalam an Lingkungan

dapatkan dan ilmu itu hampir tidak diajarkan di kampus. Membaca dan online

adalah salah satu hobby yang paling dia senangi.