Biomekanika Gigi Tiruan Lepasan
Gigi tiruan lepasan merupakan jenis gigi tiruan yang dapat
dipasang dan dilepaskan oleh pasien maupun dokter gigi tanpa teknik
pelepasan seperti halnya gigi tiruan cekat, sehingga kontrol
terhadap pergerakan gigi tiruan saat berada di bawah tekanan
fungsional menjadi penting, untuk mendapat stabilisasi. Pergerakan
protesa akibat tekanan fungsional menghasilkan tekanan pada gigi
dan jaringan lunak yang berkontak dengan protesa; sangatlah penting
agar tekanan yang dihasilkan tidak melebihi batas toleransi
jaringan
Gaya yang tejadi pada pemakaian gigi tiruan lepasan antara lain
: 1. Gaya vertikal (oklusal), yaitu gaya yang timbul saat bolus
makanan berada di permukaan oklusal gigi tiruan, baik sebelum dan
pada waktu beroklusi. Gaya ini disalurkan ke gigi penyangga dan
mukosa dibawahnya serta dapat berpengaruh pada retensi gigi
tiruan
2. Gaya horizontal, berdasarkan arah terbagi menjadi : Gaya
anteroposterior, gaya horizontal yang terjadi saat gigi anterior
pada posisi edge to edge ke protrusif ke oklusi sentris, dan
sebaliknya
Gaya lateral, gaya horizontal yang terjadi saat rahang bawah
bergerak dari posisi kontak oklusi eksentris ke posisi sentris, dan
sebaliknya. Gaya ini diteruskan ke gigi penjangkaran serta jaringan
pendukung oleh lengan cengkeram pada GTSL
3. Gaya pemindah, yaitu gaya yang dapat menyebabkan gigi tiruan
bergerak ke oklusal dalam keadaan mulut terbuka karena adanya sisa
makanan yang melekat pada elemen gigi tiruan saat mengunyah.Selain
itu, termasuk pula pada gaya pemindah antara lain pergerakan otot
pengunyahan, kekuatan tidak terkontrol nonfungsional (batuk,
bersin), dan gaya berat gigi tiruan
4. Gerak rotasi atau gaya torsional, terutama terjadi pada gigi
tiruan lepasan berujung bebas. 3 kemungkinan terjadinya pergerakan
rotasi yaitu pada : Garis fulkrum atau garis rotasi, yaitu pusat
rotasi gigi tiruan dalam arah vertikal yang ditarik melalui 2 gigi
penjangkaranGerak rotasi pada garis fulkrum terjadi di sekeliling
sumbu putar yang terbentuk oleh 2 sandaran utama
Sumbu longitudinal, di mana pergerakan rotasi pada sumbu
longitudinal melalui pusat sandaran dan pucak alveolar ridge
Garis imajiner tegak lurus pusat rahang, di mana pergerakan pada
sumbu ini terjadi karena gaya kunyah horizontal dan diagonal pada
gigi tiruan.Pergerakan dapat dicegah dengan adanya lengan cengkeram
bilateral dan kontak basis gigi tiruan, badan cengkeram dengan
permukaan vertikal gigi asli.
Menurut McCracken, gigi pada umumnya lebih mentoleransi gaya
vertikal dibandingkan gaya non vertikal, di mana serat periodontal
lebih banyak teraktivasi untuk menahan bebas vertikal, daripada
gaya dari arah lainnya. Gigi penyangga dapat mentolerir gaya
nonvertikal secara baik jika gaya terletak sedekat mungkin dengan
sumbu rotasi horizontalnya. Gambar 1 : lebih banyak serat
periodontal yang teraktivasi untuk menahan gaya vertikal daripada
gaya nonvertikal. Gambar 2 : Gaya nonvertikal yang diaplikasikan
dengan dengan sumbu rotasi lebih dapat ditolerir, sehingga
pemasangan cengkeram cenderung ke 1/3 tengah daripada 1/3 oklusal
(gambar B) (Sumber: McCrackens Removable Partial Dentures)
Pada pemilihan desain gigi tiruan, perlu diperhatikan 3 hal :
Posisi cengkeramBila desain posisi cengkeram tidak seimbang, gigi
tiruan sulit untuk stabil saat berfungsi Garis fulkrum atau garis
rotasiBila garis rotasi atau garis fulrkum tidak tepat letaknya,
akan mengurangi kestabilan gigi tiruan Susunan elemen gigi
tiruanBila penyusunan gigi tidak tepat di atas puncak ridge, gigi
tiruan menjadi tidak stabil saat berfungsi. Selain itu bila elemen
gigi tiruan disusun di luar neutral zone, saat befungsi dapat
terdorong oleh otot pipi, bibir, lidah, dan dasar mulut. Luasan
gigi tiruan juga mempengaruhi tekanan yang diterima mukosa dan
tulang alveolar, di mana jika melebihi batas toleransi dapat
berakibat pada resorbsi tulang alveolar.
Sangatlah penting untuk mendapatkan retensi, resistensi, dan
stabilisasi gigi tiruan dengan mengecek oklusi dan artikulasi.
Penetuan desain gigi tiruan lepasan juga dipengaruhi prinsip
biomekanika gigi tiruan lepasan. Pada gigi tiruan sebagian lepasan,
terbagi menjadi 3 jenis menurut jaringan pendukungnya :1. GTSL
Paradental (tooth borne denture)Beban kunyah sebagian besar atau
seluruhnya diteruskan ke gigi penjangkaran, jaringan periodontium,
dan gigi tetangga (melalui titik kontak).Basis tidak perlu luas;
gigi penjangkaran sedapat mungkin dekat dengan gigi yang hilang2.
GTSL Gingival (tissue borne denture)Beban kunyah sebagian besar
atau seluruhnya diterima mukosa dan tulang alveolar.Basis seluas
mungkin, dan gigi penjangkaran sedapat mungkin dekat dengan gigi
yang hilang. Jika basis kurang laus tekanan yang diterima mukosa
menjadi semakin besar dan mengakibatkan resorbsi.Lebih kuat untuk
beban kunyah besar.3. GTSL kombinasi paradental dan gingival (tooth
and tissue borne dentureBeban kunyah diterima gigi asli dan mukosa
; pada satu sisi tidak boleh ada cengkeram paradental dan gingival
bersamaan. Basis pada sisi paradental tidak luas, pada sisi
gingival luas.
Pergerakan protesa ketika gaya teraplikasi secara langsung pada
basis gigi tiruan berupa rotasi ekstensi distal dilihat dari tiga
potongan yaitu sagital, frontal, dan horizontal.
A: Sagital : rotasi di sekitar garis fulkrum yang melintasi gigi
penyangga posterior, ketika basis bergerak vertikal mendekati atau
menjauhi residual ridge. B: Frontal : rotasi di sekitar sumbu
longitudinal dibentuk oleh puncak residual ridge. C: Horizontal :
rotasi di sekitar sumbu vertikal dekat pusat rahang
Prinsip tuas dan bidang miringBiomekanika pada gigi tiruan
lepasan dapat menyerupai bidang miring dan tuas dalam
mentransmisikan tekanan ke jaringan di rongga mulut.Pada prinsip
bidang miring, tekanan yang diaplikasikan akan ditransmisikan ke
arah berlawanan. Sedangkan pada prinsip tuas, yang terdiri dari 3
jenis pesawat sederhana, memiliki 3 komponen utama yaitu titik
tumpu atau titik rotasi (Fulkrum), gaya (Effort), dan beban
(Resistance).
Pada tuas kelas pertama : titik tumpu berada di antara kuasa dan
beban (E F R); pada tuas kelas kedua : beban berada di antara kuasa
dan titik tumpu (E R F); pada tuas kelas ketiga : kuasa berada di
antara beban dan titik tumpu (R E F).
Fulkrum pada kedokteran gigi dapat berupa permukaan gigi atau
oklusal rest, beban (diartikan sebagai penjangkaran) berupa direct
retainer atau guide plane surface, dan kuasa berupa gaya dari
oklusi atau gravitasi.
Keuntungan mekanis atau mechanical advantage didapat dari lengan
kuasa dan lengan beban. Semakin dekat titik tumpu dengan
penjangkaran maka gaya yang diaplikasikan pada gigi tiruan akan
semakin kecil, sehingga stabilisasi dan resistensi gigi tiruan
semakin baik.
Sumber:Carr AB, McGivney GP, Brown DT. McCrackens Removable
Partial Prosthodontics 11th ed. Elsevier, India, 2005: 25-33
Irwan SH, Fardaniah S. Diktat Kuliah Prostodonsia III (Ilmu Gigi
Tiruan Lepas): Bagian I. 2003