Top Banner

of 27

BIOMEKANIKA GAYA DADA.docx

Oct 08, 2015

Download

Documents

Akbar Fiat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penting untuk di ingat bahwa gaya renang yang pertama diperlombakan adalah renang gaya dada. Sejarah olahraga renang mencatat di Kota London pada tahun 1837 terlaksana perlombaan renang pertama yang menggunakan gaya dada. Gaya dada juga gaya renang yang selalu diajarkan di sekolah-sekolah, oleh sebab itu gaya dada atau gaya katak disebut dengan gaya sekolah (schoolslag).Renang gaya dada sering juga disebut dengan gaya katak dimana merupakan gaya renang yang koordinasi gerakan lengan dan kakinya mirip dengan gerakan katak yang sedang berenang. Kemiripan yang menonjol terletak pada gerakan kakinya. Gerakan kaki dan tungkai menjadi penting pada renang gaya dada karena kedua rangkaian gerakan tersebutlah yang menjadi sumber utama kekuatan atau pendorong perenang dalam meningkatkan kecepatan renangnya. Renang gaya dada untuk tendangan kaki barangkali penting atau bahkan lebih penting dari pada gerakan lengan, Astrand dan Rodahl (1977:588).Bunn (1972:209) berpendapat bahwa gaya dada ialah satu-satunya gaya yang gerakannya lebih tenang. Pendapat tersebut mengacu pada peraturan perlombaan olahraga renang, dimana dalam perlombaan renang gaya dada anggota tubuh yang boleh muncul kepermukaan adalah bahu dan kepala saat perenang melakukan pengambilan nafas.Gaya dada merupakan gaya renang yang sangat spesifik, bila ditinjau dari gerakan lengan dan tungkai pada saat perenang meningkatkan kecepatan berenang maupun dalam mempertahankan tubuhnya agar tetap pada posisi sedatar mungkin mendekati permukaan air. Hogg (1977:49) menjelaskan bahwa tungkai merupakan sumber dorongan yang utama dalam gaya dada, sehingga gerakan tungkai menjadi sangat lambat jika tidak menguasai teknik tendangannya. Luttgen dan Hamilton (1997:551) menegaskan bahwa dalam gaya bebas lengan merupakan sumber kekuatan yang utama di dalam gaya dada tungkai adalah yang dominan. Jadi jelaslah bahwa renang gaya dada merupakan gaya renang dengan rangkaian gerakan lengan yang berfungsi untuk menarik dan tungkai atau kaki sebagai pusat untuk mendorong perenang melaju kedepan.Sehingga dalam pembinaan olahraga renang, salah satu prinsip yang perlu dikuasai terlebih dahulu oleh para pelatih adalah prinsip-prinsip biomekanika. Penguasaan prinsip biomekanika sangat membantu pelatih di dalam proses pembentukan teknik renangan atletnya. Sehingga atlet renang yang mempunyai teknik renangan yang baik dan benar, sangat membantu di dalam penampilan prestasinya. Kesuksesan prestasi atlet renang, ditentukan pula oleh penguasaan prinsip biomekanika pelatihnya.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Bagaimana teknik dalam renang dada 2. Bagaimana analisis gerak renang gaya dada

C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah 1. Mengetahui teknik-teknik dari renang gaya dada 2. Mengetahui analisa gerak renang gaya dada

BAB IPEMBAHASAN

A. TEKNIK RENANG DADARenang gaya dada, posisi gerakan lengan dan gerakan tungkainya selalu berada di bawah permukaan air. Anggota tubuh yang diijinkan keluar dari permukaan air adalah bagian kepala pada tahap pengambilan nafas.1. Posisi Tubuh. Gambar 1. Posisi Tubuh Renang Gaya Dada

a) Posisi tubuh yang ideal untuk renang gaya dada pada dasarnya sama dengan posisi badan pada renang gaya yang lain seperti gaya bebas, gaya punggung dan gaya kupu-kupu, yaitu perenang berusaha mempertahankan posisi tubuhnya berenang sedatar mungkin mendekati permukaan air. Menurut Hay (1985:379): Perenang sebaiknya posisi tubuh sedatar mungkin. Hal ini diperlukan agar : (1) Kepala perenang cukup dekat dengan permukaan air sehingga memudahkan dalam pengambilan nafas, dan (2) Tungkai yang posisinya selalu di bawah permukaan air, dapat menghasilkan gerakan laju ke depan dengan kekuatan yang maksimal. b) Posisi tubuh gaya dada pada prinsipnya dipengaruhi pula oleh dua macam gaya renangan yaitu antara American Style dan European Style. Menurut Colwin (1977:30): Terdapat perbedaan yang penting diantara dua bentuk gaya dada tersebut kalau American Style tubuh tetap dalam posisi sedatar mungkin dan gerakan fleksi pada bagian pinggul diperlukan untuk mencegah kaki keluar dari air sedangkan European Style posisi tubuh lebih tegak menurun di bawah air terutama pada bagian pinggul, tetapi pinggul tersebut dapat dimanfaatkan untuk gerakan flexi agar kaki tetap di bawah air. Gerakan ini, membentuk garis lebih lurus menurun pada tubuh yang muncul dari depan paha agar air mengalir secara alamiah melewati tubuh.c) Perkembangan berikutnya mengenai teknik gaya dada oleh Firby dalam Maglischo (1982:130) teknik gerakan renang gaya dada diperkenalkan dengan suatu gerakan yang dikenal dengan renang gaya dada yang menyerupai gerakan dolphin. Pada gerakan ini pinggul direndahkan dan bahu ditarik ke atas dan didorong ke depan pada saat mengambil nafas. Beberapa alasan mengapa gaya dolphin ini menjadi yang dominan dalam meningkatkan kekuatan dorongan dan mengurangi tahanan adalah : (1) Ada dorongan kayuhan ke bawah dari tangan dan kaki pada gaya dolphin yang menyebabkan kepala dan bahu bergerak ke atas kemudian ke depan. (2) Ada kemungkinan sama seperti yang terjadi dalam gaya kupu-kupu, dimana mengangkat bahu ke atas dan ke depan selama pemulihan kaki dan tangan akan menyebabkan tarikan-tarikan lebih lemah dari pada kekuatan dorongan ke depan. (3) Menurunkan pinggul pada saat pengambilan nafas dapat mengurangi tarikan, karena kaki dapat dipulihkan dengan sedikit kelentukan pada pinggul. Apabila pinggul berada pada permukaan air, maka paha perlu didorong ke arah bawah dan keatas selama pemulihan kaki, untuk menjaga kaki tetap berada di bawah air.(4) Gerakan ini, menaikkan tarikan hingga banyak perenang gaya dada menghentikan gerakan sesaat pada waktu mendekati akhir pemulihan kaki.

2. Pengambilan Nafas Gambar 02. Gerakan Lengan dan Pengambilan NafasGerakan pengambilan nafas pada gaya dada berbeda dengan pengambilan nafas pada gaya-gaya renang yang lain. Gaya dada pengambilan nafas harus dilakukan sesuai dengan pola dan siklus gerakan renang secara beruntun. Pada saat pengambilan nafas, disertai pula dengan gerakan kepala mengangkat ke atas, akibat tekanan ke bawah dari gerakan tarikan lengan. Menurut Maglischo (1982:132), pada gerakan pengambilan nafas gaya dada kepala harus ditarik ke atas dan ke depan keluar dari air selama kayuhan tangan ke bawah. Diperbolehkan juga memanfaatkan kekuatan dari arah bawah untuk mengangkat kepala.

3. Gerakan LenganGerakan lengan pada gaya dada terdiri dari gerakan kayuhan keluar, tangkapan, kayuhan dada, dan pemulihan (Maglischo, 1982). Menurut Hogg (1977:54), tarikan lengan pada gaya dada terdapat tiga fungsi :a) Membantu perenang untuk tetap seimbang dan posisi tubuh agar selalu dalam keadaan mendatar mendekati permukaan air. b) Membantu dorongan laju ke depan, dan c) Membantu perenang mendapatkan posisi pengambilan nafas yang baik pada saat berenang. 4. Gerakan Tungkai Gambar 03. Gerakan TungkaiGerakan tungkai pada renang gaya dada sesuai dengan teori propeller yang diperkenalkan oleh Firby, dimana teori ini muncul dari hasil suatu pemikiran dari bentuk gerakan pendorong baling-baling pada mesin perahu motor. Sampai saat ini, teori tersebut masih digunakan oleh sebagian besar perenang pada gaya dada. Menurut Firby dalam Maglischo (1982:146) gerakan propeller pada tungkai gaya dada adalah perenang menggunakan kakinya sebagai pendorong, memutarnya ke luar dan ke atas sehingga membentuk suatu lingkaran. Meskipun beberapa gerakan ke belakang terjadi, kaki tidak mendorong secara langsung melawan air. Gerakan tungkai pada renang gaya dada terdiri dari gerakan kayuhan keluar, gerakan kayuhan ke dalam, serta luncuran dan pemulihan.

B. BIOMEKANIKA RENANG GAYA DADAPelatih cabang olahraga renang yang memahami dan menguasai prinsip-prinsip biomekanika merupakan faktor paling penting di dalam melatih sebagai kurva untuk meningkatkan prestasi. Melalui penguasaan biomekanika, pelatih dapat membawa perenang lebih menguasai teknik-teknik renang secara benar agar efektif dan efisien. Cabang olahraga renang merupakan jenis olahraga yang gerakannya sangat teknis, banyak peraturannya dan kompleks, sehingga tidak hanya kemampuan fisik untuk berenang dengan cepat yang penting, namun juga ketrampilan teknik renang yang benar pulalah yang mampu meningkatkan prestasi.Menurut Midtlying (1983:8) melalui prinsip-prinsip mekanika, perenang dapat memahami suatu gerakan renang yang reaktif sehingga akan membantu meningkatkan prestasinya. Colwin (1977:20) menjelaskan pula: selama proses melatih olahraga renang pengetahuan dasar tentang hidrodinamik dan biomekanika merupakan elemen penting yang harus dikuasai oleh pelatih di dalam membantu perenang meningkatkan kecepatan renangnya.Beberapa prinsip biomekanika dalam cabang olahraga renang menurut Hay (1985:169-170), gerakannya dipengaruhi oleh medium zat cair yang mempunyai kepekatan lebih besar dibanding medium di udara. Sehingga pengaruh kepekatannya menimbulkan tahanan.1. Plotation (mengapung) Kemampuan tubuh untuk mengapung adalah sangat penting di dalam melaksanakan aktivitas cabang olahraga air. Pada cabang olahraga renang, seseorang yang mempunyai kemampuan mengapung dapat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar berenang pada tingkat pemula maupun keberhasilan mencapai prestasi pada tingkat suatu kejuaraan.

2. Buoyant Force (daya apung) Daya apung adalah gaya yang bekerja pada tubuh seseorang yang besarnya sama dengan nol. Sehingga suatu benda akan mengapung hanya jika berat badan < daya apung maksimum. Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan daya apung antara lain: a) Volume udara di dalam paru-paru. Seseorang yang mempunyai kemampuan menghirup udara lebih besar sehingga mampu menyimpan cadangan udara di dalam paru-paru, maka kemampuan daya apungnya lebih besar. b) Usia. Semakin muda usia, maka kemampuan daya apungnya lebih baik c) Lemak dalam tubuh. Kandungan lemak dalam tubuh wanita lebih besar dari pada pria, sehingga wanita mempunyai kemampuan daya apung lebih baik dari pada pria.d) Kepadatan tulang. Penelitian di Amerika Serikat menghasilkan suatu kesimpulan bahwa orang kulit hitam kurang berprestasi di cabang olahraga renang dibanding atlet renang kulit putih. Penyebabnya adalah orang kulit hitam mempunyai kepadatan tulang lebih besar dibanding orang kulit putih.

3. Keteraturan Penggunaan Dorongan Prinsip ini menyebabkan gaya crawl lebih cepat dari pada gaya kupu-kupu maupun gaya dada. 4. Teori Hukum Kelipatan Apabila perenang melakukan gerakan lengan ataupun tungkai dua kali kecepatan sebelumnya, maka menimbulkan tahanan dorongan ke depan justru sebanyak empat kalinya. Oleh karena itu tahap recovery yang terburu-buru tidak saja menganggu ritme, tetapi juga akan menambah tahanan pada dorongan ke depan. Hal ini terjadi terutama pada renang jarak pendek, dimana perenang melakukan sprint lebih cepat, akan meningkatkan kebutuhan konsumsi oksigen (02) serta memerlukan energi yang lebih besar pula.

5. Prinsip biomekanika yang lainnya dikemukakan pula oleh Hogg (1977:17) Streamlined body position "For successfull and efficient swimming you should like just underneath the surface of the water in aflat, horizontal position with your arms and legs closely in line with yourbody". Prinsip yang dimaksud adalah: posisi tubuh diusahakan sedatar mungkin sehingga hampir mendekati permukaan air. Posisi ini membantu perenang mengurangi tahanan pada dorongan ke depan. Hal ini akan lebih efektif dalam penggunaan gerakan serta efisien terhadap penggunaan tenaga, sehingga perenang dapat berenang lebih cepat.

6. Surface Drag (tahanan permukaan) Prinsip tahanan permukaan berhubungan dengan gesekan antara permukaan kulit tubuh dengan air. Sehingga perenang berusaha untuk memakai bahan pakaian renang yang tidak menimbulkan tahanan yang lebih besar. Selain itu, untuk mengurangi tahanan permukaan, perenang melakukan pelumasan menggunakan minyak afar permukaan kulit lebih licin, serta mencukur rambut pada bagian wajah, lengan, tungkai dan dada. 7. Wave Drag (tahanan gelombang) Perenang gaya dada pada saat tahap pengambilan nafas akan terjadi tahanan akibat gelombang air yang berasal dari arah depan perenang.

8. Turbul ence (putaran) Terjadinya putaran air yang disebabkan oleh air yang tidak mampu mengisi bagian bidang yang tidak mendatar, sehingga tubuh harus menarik sejumlah molekul-molekul air.

9. Propulsive Drag (daya dorong) Kekuatan yang mendorong maju perenang ditimbulkan oleh gerakan lengan dan gerakan tungkai.

10. Hukum Aksi-Reaksi. Setiap gerakan atau aksi dari lengan maupun tungkai pada perenang akan mengakibatkan suatu reaksi gerakan yang berlawanan.

Selain prinsip prinsip biomekania yang diatas seorang pelatih harus mengetahui Analisis Gerak Renang Gaya Dada:Gambar 4. Gerakan Kayuhan Tangan

1. Gerakan lengan Gerakan lengan terjadi ketika perenang melakukan gerakan meluncur ke depan, dimana bagian-bagian tubuh yang bekerja antara lain : a. Sendi : articulatio humeri b. Otot : m latisimus dorsi Origo : separuh bagian bawah processi spinosi columna vertebralis sampai os sacrum dan crista iliaca Insertio : permukaan ventral os humerus di bawah tuberculum minus humeri c. Sumbu : frontal d. Bidang : sagital e. Pengungkit : jenis pengungkit ke 3 , yaitu gaya berada di antara beban dan sumbu.

2. Gerakan sendi siku ( articulasio cubiti ) Gerakan pada sendi siku merupakan rangkaian gerakan pada lengan tangan dimana bagian-bagian yang bekerja pada sendi siku antara lain :a. Sendi engsel : antara humerus dadn ulna b. Sendi peluru : antara capitulum humeri dan radius c. Sendi kisar : antara ulna dan radius Epicondylus humerus, tempat perlekatan (origo) otot-otot yang menggerakkan tangan dan sendi pergelangan tangan Tuberositas radii, tempat intertio m biceps bracii Procecus olecranii, tempat incercio m triceps bracii Troclea olecranii, permukaan sendi humerus yang bertemu dengan permukaan sendi ulna pada sendi siku procecus coronoideus ulna, yang berperan pada sendi engsel Capitulum humeri, yang bersendi dengan fovea radii (sendi peluru) Capitulum radii d. Sumbu : frontal e. Bidang : sagital f. Pengungkit : pengungkit 2, yaitu beban berada diantara sumbu dan gaya.

3. Gerakan pergelangan tangan ( articulasio radiocarpae ) Pergelangan tangan atau articulatio radiocarpae, juga merupakan satu rangkaian dalam gerakan tangan saat melakukan renang gaya dada yaitu saat meluncur, dan bagian pergelangan tangan yang bekerja antara lain :a. Sendi : sendi condyloid Di sini yang bersendi ialah ujung distal radius dengan tiga tulang carpalia sebelah proksimal, yaitu : os. Naviculare, os. Lunatum dan os. Triquetrum.b. Otot : m. Pronator teres dan m. Pronator kuadratusc. Origo : epicondylus medial humeri d. Sumbu : sagital e. Bidang : frontal f. Pengungkit : pengungkit jenis 2

4. Gerakan pada lutut ( m. Rectus femoris ) Salah satu rangkaian gerak pada renang gaya dada yaitu gerakan pada kaki, dimana salah satu bagian yang bergerak adalah lutut dan bagian bagian yang bekerja antara lain : a. Sendi : sendi lutut b. Otot : m rectus femoris c. Origo : pada panggul (spina iliaca anterior inferior) d. Sumbu : frontal e. Bidang : frontal f. Pengungkit : jenis ke 1

5. Tungkai bawah a. Sendi : pergelangan kaki ( articulatio talocruralis)b. Otot : m tricep surae c. Origo : femoris dan tibia d. Intersio : os calcaneus e. Bidang : frontal f. Sumbu : frontal g. Pengungkit : jenis 1

6. Gerakan pada tulang bahu Pada renang gaya dada juga terjadi gerakan pada tulang bahu diantaranya adalah a. Sendi : sendi bahu b. Otot : Golongan A : otot-otot yang berorigo pada tulang scapula dan berintersio pada tulang lengan atas ( humerus) Golongan B : otot-otot yang mempunyai origo pada batang badan dan berintersio pada tulang scapula Golongan C : otot-otot yang berorigo pada batang badan dan berintertio pada tulang humerus c. Bidang : frontal d. Sumbu : sagital e. Pengungkit : jenis 1 Gambar 5. Gerakan Renang Gaya Dada

Sistem energy dalam renang Tubuh memiliki suatu zat kimia yang membuat otot dapat berkontraksi atau berrileksasi, yaitu adenosin trifosfat atau ATP. Zat ini merupakan suatu senyawa yang selama aktivitas otot diubah menjadi adenosin difosfat atau ADP sambil menghasilkan energi siap pakai untuk otot (Janssen, 1987:12).ATP terdiri dari komponen yang kompleks, yaitu satu komponen adenosine dan tiga komponen phosphate. ATP ini tersimpan dalam otot skelet dan dalam jumlah yang sangat terbatas, karenanya ATP ini lekas habis. Agar kontraksi otot tetap berlangsung, maka ATP ini harus diisi kembali melalui penguraian zat-zat lain yang juga tersimpan di dalam otot. Menurut Janssen (1987:12) mengatakan jumlah ATP yang langsung tersedia adalah cukup untuk kira-kira 1-2 detik aktivitas maksimum, dan jumlah kreatin fosfat habis setelah kira-kira 6-8 detik. Otot yang aktif. Energi anaerobik yang dihasilkan dari glikogen ini memproduksi asam laktat (LA). LA mengakibatkan kelelahan. Aktivitas maksimal dalam waktu 45-60 detik menimbulkan akumulasi LA maksimal. Untuk menghilangkannya perlu waktu 45 sampai 60 detik.Tabel 1. Prediksi Pulih Asal dan Diet (Fox & Mathews, 1981:235).Proses PulihWaktu Pulih asalJenis Diet

MinimumMaksimum

ATP-PC1 : 2 (work 1 : relief 2)--

Cadangan fosfagen3 menit5 menit-

Cad. Glycogen otot5 jam (cab. OR intermitten)24 jamkarbohidrat

10 jam (cab. OR kontinyu)48 jamkarbohidrat

Cad. Glycogen hatitidak diketahui24 jam-

Pengangkutan asam30 menit (rest aktif)1 jam-

Laktat1 jam (rest pasif)2 jam-

Cadangan 0210 - 15 detik--

a. Sistem ATP (Adenosine Tri Phosphate) Sumber energi yang sewaktu-waktu harus memenuhi kebutuhan untuk aktifitas otot adalah ATP. Bahan ini disimpan dalam jumlah yang terbatas dalam otot, dan diisi kembali bila diperlukan, dari bahan-bahan yang ada dalam tubuh untuk keperluan energi berikutnya. Daftar tabel di bawah ini merupakan klasifikasi latihan maksimal dengan berbagai durasi dan penyediaan sistem energinya selama latihan.Tabel 2. Klasifikasi Latihan Maksimal pada Berbagai Durasi dan Sistem Penyediaan Energi untuk Latihan (Janssen, 1987:14).DurasiAerob/AnaerobEnergiObservasi

1-4 detikAnaerob, alaktikATP

4-20 detikAnaerob, alaktikATP + PC

20-45 detikAnaerob, alaktik+ anaerob, laktikATP + CP+ glikogen ototProduk laktat tinggi

45-120 detikAnaerob, laktikGlikogen ototDengan meningkatnyadurasi, produksi laktatmenurun

120-140 detikAerob+ anaerob, laktikGlikogen ototIdem

240-600 detik.AerobikGlikogen otot+ asam lemakDengan meningkatnyadurasi, dibutuhkan andillemak yang lebih tinggi.

Sumber energi terpenting untuk melakukan olahraga secara intensif adalah karbohidrat. Karbohidrat mampu menyediakan energi terbanyak per unit waktu. Bilamana intensitas eksersi lebih rendah, pembakaran lemak mulai memegang peran penting. Khususnya untuk perenang 50 meter asupan energinya lewat pembakaran karbohidrat.Tabel 3. Berbagai Substrat untuk Pasok Energi dan Ciri-cirinya.SubstratDekomposisiKetersediaanKecepatanproduksi energi

Kreatin fosfat (CP)Anaerob, alaktikSangat terbatasSangat cepat

Glikogen/glukosaAnaerob, laktikTerbatasCepat

Glukosa/glikogenAerob, alaktikTerbatasLambat

Asam LemakAerob, alaktikTak terbatasSangat lambat

ATPdapat diberikan kepada sel otot dalam tiga cara dua diantaranya secara anaerob, maksudnya adalah oksigen tidak mutlak diperlukan dalam menghasilkan ATP, yaitu Sistem ATP-PC dan Sistem LA, yang ketiga adalah Sistem Aerob (memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP) (Smith, N.J. 1983:184).Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari ATP-ATP yang banyak terdapat dalam otot. Apabila otot terlatih lebih banyak, maka persediaan ATP lebih besar. Padahal yang tersedia dalam otot sangat terbatas jumlahnya, maka untuk dapat berkontraksi berulang-ulang ATP yang digunakan otot harus dibentuk kembali. Pembentukan ATP kembali (resintesis ATP) juga memerlukan energi. Apabila menginginkan otot dapat berkontraksi dengan cepat atau kuat maka ATP harus dibentuk lebih cepat guna membantu pembentukan ATP lebih cepat bila ada yang senyawa. PC (Phospho Creative) yang terdapat dalam otot. Phospho creative ialah senyawa kimia yang mengandung fosfat (P), maka senyawa tersebut biasanya disebut sebagai "Phosphagen system". Apabila PC pecah akan keluar energi, pemecahan ini tidak memerlukan oksigen PC ini jumlahnya sangat sedikit tetapi PC merupakan sumber energi yang tercepat untuk membentuk ATP kembali.Bila latihan yang cepat dan berat, maka jumlah ATP-PC tersebut dapat ditingkatkan. Energi yang tersedia dalam sistem ATP-PC hanya untuk bekerja yang cepat dan energinya juga cepat habis. Untuk membentuk ATP lagi kalau cadangan PC habis, maka dilakukan pemecahan glukosa tanpa oksigen atau disebut sebagai Anaerobics glycolisis. Pada cabang olahraga yang memerlukan intensitas sangat tinggi seperti lari 100 meter, renang 25 meter, atau angkat berat-angkat besi diperlukan energi sangat cepat, hal ini dapat dipenuhi dengan ATP-PC yang tersedia.Tabel 5. Kapasitas ATP dan Jumlah Tenaga / Menit dalam Sistem Energi (Foss & Keteyian, 1998:35).Sistem EnergiKapasitas ATP(Jumlah mol)TenagaMol/Menit

Timbunan phosphagen / ATP-PC0,63,6

Glikolasis Anaerobics1,21,6

Erobics/Oksigen90.01,0

b. Sistem ATP-PC (Adenosine Tri Phosphate Phospho-Creatine)Untuk penggunaan energi yang sifatnya mendadak, misalnya sampai 10 detik, ATP segera diperoleh dari PC, suatu bahan yang tersedia di dalam otot rangka. Latihan dapat meningkatkan jumlah ATP dan PC yang dapat dipakai untuk kegiatan jangka pendek, kebutuhan energi yang besar dalam "Sprint" (renang). Kerugian sistem ini adalah terlalu sedikitnya jumlah simpanan bahan tersebut (Smith, N.J, 1983:184).

c. Sistem LA (Lactic acid)Apabila simpanan ATP dan PC menyusut maka energi untuk jangka pendek berikutnya diperoleh dari metabolisme anaerob glikogen. Sistem anaerob yang kedua, glikogen dipecah menjadi asam laktat (Lactic acid). ATP untuk suatu kegiatan dengan intensitas tinggi yang berlangsung sampai 3 menit dapat dipenuhi oleh sistem LA. Latihan yang dapat meningkatkan produksi ATP dari sistem anaerob ini akan meningkatkan potensi untuk kegiatan berat yang berlangsung antara 1-3 menit. Kekurangan dalam proses ini asam laktat tertimbun dalam otot dan darah, yang dapat menimbulkan gejala kelelahan (Smith, NJ, 1983:184).Sistem glikolisis anaerobik lebih rumit dibanding dengan ATP-PC (2 reaksi). Ciri-cirinya sebagai berikut:1) Menyebabkan terbentuknya asam laktat yang dapat menyebabkan kelelahan. 2) Belum membutuhkan 02. 3) Hanya menggunakan karbohidrat. 4) Memberikan energi untuk resintesis beberapa molekul ATP saja.

d. Sistem AerobApabila aktivitas dengan intensitas rendah dilakukan lebih dari satu menit, oksigen digunakan dalam suplai aerobik sehingga untuk memproduksi ATP diperlukan kontraksi otot. Efektifitas penggunaan oksigen tergantung pada sumber bahan lemak dan glikogen di dalam otot. Makin lama aktivitas dilakukan suplai aerobik makin penting, dan sumber bahan bakar lemak menjadi semakin penting.Kerterkaitan dari sistem energi yang telah diuraikan, masing-masing cabang olahraga menggunakannya secara kombinasi. Kegiatan fisik dalam waktu singkat dan eksplosif sebagian besar energi diperoleh dari sistem anaerob (ATP-PC dan LA), sedangkan kegiatan fisik dalam waktu yang lama, energi dicukupi dari sistem aerob. Olahraga ketahanan yang tidak memerlukan gerakan yang cepat pembentukan ATP terjadi dengan metabolisme aerob. Apabila cukup O2 maka 1 mol glycogen dipecah secara sempurna menjadi CO2 dan H20, serta mengeluarkan energi yang cukup untuk resintesa 39 mol ATP. Reaksi tersebut diperlukan berratus-ratus reaksi kimia serta pertolongan beratus-ratus enzim dengan demikian proses ini sangat rumit dibandingkan dengan sistem anaerob.Metabolisme aerob ini meskipun terjadi diotot, tetapi letaknya agak jauh dari mekanisme kontraksi, oleh karena itu pengaruhnya juga lebih lambat dan tidak dapat digunakan secara tepat. Reaksi kimia aerob terjadi di dalam"Metochondria ".Pengetahuan mengenai persediaan energi dan penggunaannya sangat penting bagi seorang pelatih maupun atlet. Sangat penting untuk diketahui tentang sistem energi utama pada pembentukan energi.1) Atlet yang harus mengeluarkan seluruh tenaganya dalam waktu yang singkat seperti renang 25 meter, lari 100 m, angkat besi, maka sistem energi yang perlu di pupuk adalah peningkatan ATP- PC dan asam laktat. 2) Atlet yang waktu penampilannya 30 detik - 3 menit, maka yang perlu asam laktat. 3) Atlet dengan penampilan 30 detik - 3 merit, maka yang perlu ditingkatkan adalah asam laktat dan 02. 4) Pada olahraga aerob, maka yang perlu ditingkatkan adalah kapasitas aerobnya.

Umumnya selama berolahraga tidak murni menggunakan energi anaerob atau aerob saja, biasanya merupakan kombinasi dari keduanya. Tetapi yang perlu dipahami adalah sistem energi utama mana yang digunakan bila olahraga cepat "Anaerob", olahraga endurance jangka panjang dan kontinyu "Aerob".Latihan aerob menguraikan perbedaan antara peningkatan aerobik (VO2 max), dan ketahanan aerobik. VO2 max adalah kemampuan jantung untuk memompa darah, kemampuan paru menyerap oksigen dan kemampuan sel-sel untuk menyerap oksigen. Beberapa pendapat tentang peningkatan VO2 max, antara lain ada ahli yang mengatakan bahwa untuk meningkatkan VO2 max dengan latihan aerob, dengan alasan bahwa latihan aerob sudah ada pembeban yang meningkatkan kerja jantung. Tetapi ada pula yang mengatakan bahwa untuk meningkatkan VO2 max melalui latihan anaerob dengan alasan latihan anaerob dapat diberikan beban maksimal pada sistem jantung dan paru. Pembebanan submaksimal sudah dapat meningkatkan VO2 max, tetapi beban submaksimal ini sebagian sudah merupakan peristiwa anaerob. Jadi sebaiknya untuk meningkatkan VO2 max dilakukan latihan anaerob dengan interval istirahat (rest relief interval).

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANDari uraian pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan rangkaian gerakan yang benar dan penerapan asas asas atau prinsip prinsip dalam biomekanika yang tepat. Sehingga dalam olahraga ini tidak hanya otot yang diandalkan, akan tetapi keharmonisan gerakan antara anggota tubuh.B. SARANYang dapat penulis sarankan adalah bahwa dalam melakukan gerakan renang gaya dada selain memperhatikan kesiapn fisik juga harus memperhitungkan prinsipprinsip biomekanika yang terjadi dalam gerakan dan pemanfaatan sistem energi yang lebih efisien.

26

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/viperenz02/olahraga-renang-gaya-dadahttp://fahrismarter.blogspot.com/2011/12/analisa-gerak-renang-gaya-dada.htmlhttp://fafaizalanggriawan.blogspot.com/2014/11/makalah-biomekanika-olahraga.htmlhttp://aryadi56.blogspot.com/2012/11/analisis-renang-gaya-dada.htmlhttps://anggaraaditya.wordpress.com/fisika-dalam-renang/

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas curahan berkat dan inayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula kami kirimkan salawat dan taslim kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menjadi alam yang terang benderang seperti sekarang ini. Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang merupakan syarat dalam proses perkuliahan. Akhirnya terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman semua yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, dan kami juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kami kepada ibu dosen yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penyusun senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan dari Ibu Dosen agar makalah yang kami buat selanjutnya dapat lebih baik dari yang sekarang.

Makassar, 14 November 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah 2C. Tujuan 2BAB II PEMBAHASAN 3A. TEKNIK RENANG GAYA DADA 3B. BIOMEKANIKA RENANG GAYA DADA 7BAB III PENUTUP 22A. Kesimpulan 22B. Saran 22DAFTAR PUSTAKA 23

Tugas IndividuBIOMEKANIKA RENANG GAYA DADA

OLEHNAMA :MUHAJIRIN LNIM : 13B04037

PRODI PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGAPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2014

Note :Cha tolong di print pake kertas a4.!!!! Sekalian di jilid kan..!!!!