Date post: | 04-Sep-2018 |
Category: | Documents |
View: | 237 times |
Download: | 0 times |
ECHO Asia Note #19, Desember 2013:
Biogas sebagai Bahan Bakar Mesin
Diesel
Oleh Gordon Hirst, Konsultan; Sebelumnya bekerja sebagai Chief Engineer di Lao Institute for Renewable Energy (LIRE),
Vientiane, Laos.
[Catatan Editor: Semakin meningkatnya popularitas sumber energi alternatif dan terbarukan yang
berasal dari kegiatan pertanian, kami menerima banyak pertanyaan mengenai penerapan biogas
yang bersumber dari pertanian untuk digunakan sebagai bahan bakar mesin berukuran kecil. Artikel
ini berusaha untuk membahas salah satu kemungkinan penggunaan biogas yang berasal dari pupuk
kandang sebagai bahan bakar untuk mesin diesel kecil]
Pengantar oleh Penulis
Banyak kelompok masyarakat desa-desa terpencil di mana LIRE bekerja yang berada di lokasi-lokasi
yang tidak masuk dalam jaringan distribusi listrik. Saya pertama berkenalan dengan pekerjaan
pembangunan masyarakat desa di sebuah rumah sakit pedesaan yang terletak di sebelah utara
Vientiane, Republik Demokratik Rakyat Laos. Meskipun terletak di lokasi yang terpencil, baru-baru ini
rumah sakit tersebut memasang mesin pengolah biogas bawah tanah bervolume 10 m yang akan
digunakan untuk memasak di rumah sakit dan di rumah dokter. Bahan baku yang digunakan
dihasilkan oleh 20 ekor sapi milik rumah sakit ini. Rumah sakit ini juga memiliki mesin diesel kecil
buatan China dengan kapasitas 10 kW, yang telah terhubung ke sebuah generator dengan sumber
tunggal atau sumber tegangan AC untuk memberikan penerangan dan mengisi ulang baterai ponsel
selama beberapa jam di malam hari.
Tugas saya adalah menggunakan gas yang dihasilkan oleh pengolah biogas untuk menjalankan mesin
diesel tersebut; tugas ini mengawali sebuah program pembangunan yang mendatangkan frustasi
namun sekaligus memberikan pencerahan. Upaya-upaya awal yang masih mentah ini semakin
diperkaya dengan proyek serupa yang saya lakukan belakangan selama menjalankan tugas di Laos
Institute for Renewable Energy (LIRE) (http://lao-ire.org/) atas nama FACT Foundation
(http://www.fact-foundation.com).
Dalam artikel ini, saya membagikan pengalaman saya dalam proses pembangunan ini. Tentu saja
pengalaman ini tidak sempurna dan mungkin juga tidak 100% benar secara ilmiah. Namun
pelajaran-pelajaran nyata ini saya dapatkan dari pengalaman menjalankan uji coba di daerah
terpencil dengan sumber daya yang sangat terbatas. Saya juga berusaha untuk menyampaikannya
secara sederhana dan menghindari penggunaan istilah-istilah teknis.
http://lao-ire.org/
Ringkasan
Menjalankan sebuah mesin diesel dengan bahan bakar biogas benar-benar DAPAT dilakukan; namun
ada sejumlah faktor yang harus diperhitungkan sebelum hal ini dijadikan sebagai pilihan yang serius
dalam sebuah program pembangunan. Artikel ini akan membahas beberapa pertimbangan pokok
yang diperlukan ketika mencoba untuk membakar biogas di dalam sebuah mesin diesel.
Informasi Dasar Mengenai Latar Belakang
Pertama, membedakan berbagai jenis mesin diesel adalah hal yang penting. Menjalankan mesin-
mesin diesel cukup mirip satu sama lain dan telah berlangsung di sekitar kita sejak Rudolf Diesel
pertama kali mengembangkan mesin tersebut tahun 1800-an. Mesin-mesin ini mengandalkan
pemantik melalui kompresi (CI) dari sejumlah kecil bahan bakar solar yang disuntikkan ke dalam
ruang pembakaran. Pada waktu yang bersamaan, sebuah katup dibuka untuk memungkinkan udara
mengalir ke dalam ruang pembakaran. Katup kemudian tertutup dan piston mengempa campuran
tersebut. Ketika udara/campuran bahan bakar tersebut mencapai 'titik stoikiometri' (yaitu titik di
mana rasio bahan bakar: udara cukup untuk melakukan pembakaran kimiawi), maka campuran ini
menyala di bawah tekanan yang tercipta pada saat piston mencapai posisi paling atas dalam gerakan
piston/Top Dead Centre (TDC), yang normalnya ada di sekitar rasio kompresi 17:1. Saat campuran
menyala, piston dipaksa bergerak ke bawah, mendorong batang torak dan dengan demikian
menjalankan mesin. Mesin diesel mobil modern memiliki sistem bahan bakar yang canggih dan
sistem manajemen mesin yang membuat mesin sangat efisien tetapi lebih 'mudah tersinggung';
sehingga memasukkan gas tidak murni (seperti biogas) ke dalam persamaan yang telah ada ini
tentunya akan memicu berbagai masalah.
Motor mekanis kecil yang banyak digunakan di seluruh Asia, yang lebih dikenal dengan sebutan tok
tok, adalah desain yang lebih kasar dan lebih sederhana serta sistem injeksi bahan bakarnya
menggunakan 'injeksi umum' yang sederhana. Bahkan yang lebih sederhana lagi adalah mesin gaya-
Lister, yang diciptakan untuk sanggup mengatasi goncangan apa saja yang menimpanya . Sifat
stasioner dari pengolah biogas berarti bahwa pembangkit listriknya akan bersifat stasioner, sehingga
lebih cocok untuk tok tok atau mesin jenis-Lister yang secara mekanis dapat dihubungkan ke output
(generator/pompa/mesin).
Sistem Bahan Bakar
Berbeda dengan mesin berbahan bakar bensin, mesin diesel tidak memiliki katup
penghambat/penutup (throttle). Sebagai gantinya mesin diesel menggunakan governor yang
mengatur kecepatan mesin. Pada mesin yang lebih canggih, governor ini dapat bersifat
elektro/mekanik, atau hidro/mekanik. Namun, mesin tok tok menggunakan governor yang
sepenuhnya mekanik, sederhana namun berputar dengan efektif. Fungsi governor adalah untuk
menjaga kecepatan mesin tanpa mempedulikan bebannya (jenis governor lainnya dapat
menanggung beban dalam kecepatan berapa saja namun sekali lagi, ini lebih canggih dan lebih
mahal). Governor mengatur permintaan bahan bakar sehingga dapat mempertahankan kecepatan
yang telah ditetapkan. Kecepatan mesin disesuaikan oleh 'rak' yang diatur oleh operator untuk
mencapai kecepatan tertentu yang diinginkan. Oleh sebab itu, sesungguhnya operator menggunakan
posisi rak sebagai pengendali katup penghambat, meskipun fungsinya berbeda dari mesin bensin
karena dalam hal ini yang diatur adalah bahan bakarnya dan bukan udaranya, namun hasil akhirnya
tetap sama. Hal ini penting untuk diketahui, karena ketika kita memperkenalkan biogas ke dalam
sistem, kita mengganti udara yang 'lembam' dengan campuran yang mudah meledak/eksplosif
sehingga seluruh fisika yang terlibat dalam proses pembakarannya benar-benar mengalami
penataan ulang. Untungnya, kita tidak harus lebih dulu menjadi ahli termodinamika supaya dapat
membuat semuanya berjalan. Pada kenyataannya, sistem cenderung menyeimbangkan dirinya
sendiri dan rasio campuran eksplosif tersebut terbentuk secara otomatis.
Jenis Mesin
Biogas tidak dapat menyalakan dirinya sendiri di bawah tekanan/kompresi, sehingga sedikit solar
masih diperlukan untuk pemantik. Berdasarkan penelitian di belakang meja dan eksperimen saya
sendiri, rasio optimal yang dapat dicapai saat menggunakan biogas sebagai bahan bakar utama
adalah sekitar 20% solar untuk 80% biogas. Menambahkan sedikit solar ke dalam campuran juga
penting untuk melumasi injektor bahan bakar, ini adalah fungsi sekunder solar.
Jika Anda ingin menjalankan sebuah mesin sepenuhnya menggunakan biogas murni, maka
diperlukan sebuah 'mesin gas'. Mesin gas ini pada dasarnya adalah mesin diesel dengan pemantik
percikan, berbeda sekali dengan mesin diesel sejati, yang menggunakan kompresi untuk memantik
campuran bahan bakar/udara. Mesin gas tersedia dalam ukuran relatif kecil, tetapi harganya
cenderung lebih mahal dan sulit dicari dibandingkan mesin diesel biasa. Karena mesin gas memiliki
sistem pemantik, maka mesin tersebut cenderung lebih kompleks. Keunggulan mesin diesel adalah
kesederhanaannya; mesin diesel murni dapat berfungsi dengan mengandalkan unsur-unsur mekanik
saja. Penambahan gulungan, busi, waktu pemantik, dll hanya membuat sistem menjadi lebih
kompleks sehingga lebih menuntut perawatan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kegagalan
mekanis.
Informasi Latar Belakang Biogas
Biogas dapat dimasukkan langsung ke dalam saluran udara masuk yang ada di mesin diesel sehingga
bisa dibakar. Karena menggunakan sistem injeksi rak, maka rak akan secara otomatis menyesuaikan
diri dengan asupan yang diterimanya (Gambar 1). Mungkin nada mesin mengalami perubahan saat
menyesuaikan dengan asupan biogas. Mesin mungkin menunjukkan peningkatan dan/atau
penurunan putaran per menit (rpm), bergantung kepada: a) kondisi mesin dan b) kondisi biogas.
Namun yang terpenting adalah bagaimana pun nada dan RPM-nya, mesin harus terus berjalan
dengan sendirinya.
Gambar 1. Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel
Biogas merupakan kombinasi dari berbagai gas. Metana (CH4) adalah gas yang terpenting untuk
menghasilkan tenaga. Kandungan metana mungkin sebanyak 40% sampai 75% dari total volume gas.
Jumlah gas-gas lainnya bervariasi (Tabel 1).
Table 1: Kandungan utama Biogas
Komponen Simbol kimiawi (Unit) Jumlah
Metana CH4 (% vol) 60 -75*
Karbon dioksida CO2 (% vol) 19 - 33
Nitrogen N2 (% vol) 0 - 1
Oksigen O2 (% vol) < 0.5
Uap air H2O (% vol) 6 (@40 C)
Sulfur dioksida H2S (mg/m3) 3.000 10.000
Amonia NH3 (mg/m3) 50 - 100
* variasi musiman
Efek Jangka Panjang Biogas pada Mesin
Meskipun sebagian besar gas penyusun biogas itu tidak berbahaya, terpaparnya komponen-
komponen mesin oleh hidrogen sulfida (H2S) akan merugikan elemen-el
Click here to load reader