Top Banner
1 BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN PEMANFAATANNYA 1. PENDAHULUAN Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan termasuk dalam kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus. Tidak memiliki akar batang dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja. Hidup menempel pada substrat dengan menggunakan holdfast. Berklorofil a untuk fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya. Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia telah banyak dilakukan didalam berbagai bidang baik pangan maupun sandang. Semua usaha pemanfaatan alga telah dilakukan baik sacara tradisional maupun intensif dalam berbagai aspek, seperti dalam budidaya untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, juga di berbagai bidang industri, dalam skala kecil, industri rumah tangga dan dalam skala besar, pabrik dan lain-lain. Di bawah ini akan dibahas tentang bioekologi alga, budidaya dan pemanfaatannya. 2. BIOLOGI ALGA 2.1. Klasifikasi Dan Morfologi Alga yang mula-mula ada di bumi kurang lebih sekitar tiga milyar tahun yang lalu adalah cyanobacteria (atau ganggang biru-hijau), yang melakukan fotosintesis, sel prokariotik tidak berinti sel. Kemudian muncul jenis-jenis alga yang lain yang memiliki inti sel, sel kompleks multiselular atau Sel eukariotik. Alga adalah tanaman laut yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar makro alga dan mikro alga, mikro alga (berukuran kecil) tidak dapat dilihat secara kasat mata tetapi hanya boleh dilihat dengan menggunakan alat bantu yaitu mikroskop. Sebaliknya alga makro atau alga yang berukuran besar dapat dilihat langsung (kasat mata).
41

BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel...

Jan 31, 2018

Download

Documents

phungmien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

1

BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA

DAN PEMANFAATANNYA

1. PENDAHULUAN

Alga adalah tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh dan

termasuk dalam kelompok Thallophyta atau dikenal dengan tumbuhan bertalus.

Tidak memiliki akar batang dan daun sejati tetapi hanya menyerupai saja. Hidup

menempel pada substrat dengan menggunakan holdfast. Berklorofil a untuk

fotosintesis dan juga mengandung pigmen lainnya.

Pemanfaatan alga untuk menunjang kehidupan manusia telah banyak dilakukan

didalam berbagai bidang baik pangan maupun sandang. Semua usaha

pemanfaatan alga telah dilakukan baik sacara tradisional maupun intensif dalam

berbagai aspek, seperti dalam budidaya untuk mendapatkan hasil panen yang

maksimal, juga di berbagai bidang industri, dalam skala kecil, industri rumah

tangga dan dalam skala besar, pabrik dan lain-lain. Di bawah ini akan dibahas

tentang bioekologi alga, budidaya dan pemanfaatannya.

2. BIOLOGI ALGA

2.1. Klasifikasi Dan Morfologi

Alga yang mula-mula ada di bumi kurang lebih sekitar tiga milyar tahun

yang lalu adalah cyanobacteria (atau ganggang biru-hijau), yang melakukan

fotosintesis, sel prokariotik tidak berinti sel. Kemudian muncul jenis-jenis alga

yang lain yang memiliki inti sel, sel kompleks multiselular atau Sel eukariotik.

Alga adalah tanaman laut yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar

makro alga dan mikro alga, mikro alga (berukuran kecil) tidak dapat dilihat

secara kasat mata tetapi hanya boleh dilihat dengan menggunakan alat bantu yaitu

mikroskop. Sebaliknya alga makro atau alga yang berukuran besar dapat dilihat

langsung (kasat mata).

Page 2: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

2

Alga terdiri atas 8 divisio dan tersebar dalam 16 kelas dengan sejumlah ordo,

family, genus dan spesies. Pembagian klasifikasi di tingkat divisio menurut Sze

(1986), adalah sebagai berikut :

Divisio Cyanophyta (cyanobacteria atau blue-green algae)

Class Cyanophyceae

Divisio Prochlorophyta

Class Prochlorophyceae

Divisio Chlorophyta (green algae)

Class Prasinophyceae OR Class Micromonadophyceae

Class Chlorophyceae Class Chlorophyceae

Class Charophyceae Class Charophyceae

Class Ulvophyceae

Class Pleurastrophyceae

Divisio Chrysophyta

Class Chrysophyceae (golden brown algae)

Class Prymnesiophyceae (=Haptophyceae)

Class Tribophyceae (=Xanthophyceae) (yellow-green algae)

Class Eustigmatophyceae

Class Raphidophyceae (=Chloromonadophyceae) Class

Bacillariophyceae (=Diatomophyceae) (diatoms) Class

Phaeophyceae (=Fucophyceae) (brown algae)

Divisio Rhodophyta (red algae) Class Rhodophyceae

Subclass Florideophycidae Subclass Bangiophycidae

Divisio Pyrrophyta (=Pyrrhophyta=Dinophyta) (dinoflagellates)

Class Dinophyceae

Divisio Cryptophyta (cryptomonads)

Class Cryptophyceae

Divisio Euglenophyta (euglenoids)

Class Euglenophyceae

Di perairan Indonesia menurut Weber Van Boss ditemukan adanya 782 jenis alga

yang tersebar di seluruh wilayah perairan Indonesia. Meliputi 179 alga hijau, 134

alga coklat dan 425 alga merah.

Page 3: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

3

Pembangian alga ditingkat divisio dan kelas (Sze, 1986), secara khusus didasarkan

pada :

1. Pigmen pengektasi cahaya untuk fotosintesis

2. Cadangan polisakarida

3. Organisasi selular

4. Morfologi

5. Ekologi

Klasifikasi alga laut, makro alga menurut Dawes (1981), terdiri dari 3 divisio

yaitu Rhodophyta alga merah, Phaeophyta alga coklat dan Chlorophyta alga hijau.

Sedangkan menurut Vanden Brook (1995), makro alga terdiri juga atas 3 divisio

yaitu divisio Chlorophyta alga hijau, Rhodophyta alga merah dan

Heterokontophyta alga coklat, nama division alga coklat dari ketiga penulis

berbeda. Ternyata dengan berkembangnya ilmu taksonomi maka banyak para ahli

mengelompokkan alga pada tingkat divisio yang sama namanya tetapi ada yang

berbeda. Begitu juga ada yang mengelompokkan Chlorophyceae, Rhodophyceae

dan Phaeophycea kedalam kelas tetapi yang lain memasukkannya ke tingkat taksa

yng lebih tinggi sedikit yaitu sub phylum/division. Memang taksonomi alga ini

masih sulit dasar pengelompokkannya menurut kata beberapa ahli alga (De

wreede dan Klinger, 1987).

Pada table 1 dapat dilihat contoh alga yang disusun atau dikelompokkan

berdasarkan karakteristik yang ada dan dimasukkan dalam susunan hirarki

taksonomi mulai dari tingkat divisio sampai genus.

Table 1. Tingkatan Klasifikasi

Ulva lactuca L. Laminaria saccharina

(L.) Lamouroux

Suffix

Division Chlorophyta Chrysophyta -phyta

Class Chlorophyceae Phaeophyceae -phyceae

Order Ulvales Laminariales -ales

Family Ulvaceae Laminariaceae -aceae

Genus Ulva Laminaria

Species lactuca saccharina

Tubuh alga berupa thalus. Thalus alga berkisar dari sel soliter kecil sampai besar,

struktur multiselular kompleks. Jenis struktur yang berbeda penting dalam

Page 4: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

4

mengelompokkan spesies untuk klasifikasi. Pengelompokan jenis eukariotik yang

berbeda yang ada pada alga adalah sebagai berikut :

(A) Sel flagella soliter .

Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella

bervariasi dalam jumlah dan bentuk dan fungsi pengaturan flagella.

(gambar 1.a)

Contoh: Trachelomonas.

(B) Sel flagella Koloni

Sel dapat bervariasi dalam pengaturan sel mereka dan bagaimana

sel-sel berada bersama-sama. Umumnya, koloni memiliki sel

bentuk piring datar atau dalam sebuah bola ( gambar 1.b).

Dalam jenis yang tersisa, sel-sel non-flagellated dalam kondisi

vegetatif (nonreproductive). Contoh : Stephanosphaera

(C) Agregasi Palmelloid

Sel dipisahkan dari satu sama lain dalam lendir dan

mempertahankan beberapa fitur sel flagellated, seperti badan basal,

eyespot dan vakuola kontraktil (gambar1.c).

Pada tahap palmelloid dapat terjadi di mana sel kehilangan flagela

dan mengeluarkan lendir yang luas. Kondisi palmelloid

adalah kondisi normal, dalam beberapa alga. Contoh : Gloeocytis

Sel tidak berflagel dan koloni .

Sel kemungkinan soliter, terpisah atau terkait dalam koloni

reguler. (gbr. 1. d, e) Contoh: Eremosphaera, Tetraedron

(E) Amoeboid atau sel rhizopodial

Jenis ini termasuk sel-sel soliter dan koloni sel amoeboid. kurang

dinding sel, atau kemungkinan tertutup oleh struktur lain, seperti

lorika berbentuk cangkir (gambar 1.g).Contoh: Chrysamoeba

(F) Filamen

Didalam filamen sel-sel sejajar dari ujung ke ujung dengan

dinding bersama tersusun oleh sel-sel yang berdekatan

Page 5: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

5

a b c

d. e. f

g. h.

Gambar 1. Tipe-tipe morfologi alga.

Pada filamen uniseriate, sel-sel tersebut diatur dalam seri tunggal.

filamen Multiseriate memiliki lebih dari satu rangkaian sel tapi

Page 6: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

6

masih mempertahankan penampilan seperti benang-dasar.

Mungkin filamen tidak bercabang (gambar 1.h) contoh ;

Erythrothrchia . Filament bercabang (gbr. 1.i) contoh ;

Callithamnion. Dalam spesies berserabut lebih kompleks,

perubahan cukup dapat terjadi antara cabang-cabang. filamen

bercabang Banyak memiliki sistem yang berbeda dari cabang

bersujud tumbuh menempel pada substrat dan sistem tegak

terbuka lebih memperluas cabang bebas dari substrat (gbr.1.j).

Filamen ini dijelaskan sebagai heterotrichous. Pada beberapa

spesies filamen, cabang-cabang tidak menyebar terpisah dalam

pola percabangan terbuka tetapi dilibatkan untuk membentuk

suatu massa yang kompak alga tersebut disebut alga

pseudoparenchymatous.

(G) Thalli Parenchymatous.

Tipe thalus adalah bentuk filament multiseriate. Dalam konstruksi

parenchymatous pembagian sel dalam 3 ukuran ; masa sel

filament gepeng, menyerupai daun dan silinder yang tersusun

lurus serupa tabung. Alga parenchymatous adalah konstruksi

yang paling maju.

Menurut sebagian ahli botani memasukkan alga ini kedalam dunia

tumbuh-tumbuhan dan secara morfologi tubuh alga tidak memiliki akar, batang,

dan daun yang sejati seperti layaknya tumbuhan tingkat tinggi, tetapi hanya

menyerupai saja bagian-bagian tersebut karena alga hanyalah berbentuk talus

belaka dan di masukkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah.

Untuk dapat tumbuh bagi alga yang berukuran besar (makro alga)

memerlukan substrat untuk tempat menempel/hidup. Alga epifit pada benda-benda

lain seperti, batu, batu berpasir, tanah berpasir, kayu, cangkang moluska dan epifit

pada tumbuhan lain atau alga jenis yang lain (Kumampung, 1984).

Alga yang berukuran kecil (mikro), hidup melayang atau menempati kolom-

kolom air yang ada di perairan disebut phytoplankton. Bentuknya bervariasi, satu

sel atau koloni (diatom, dinoflagelata dan lain-lain).

Page 7: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

7

Makro alga umumnya epifit memiliki bagian talus yang khusus untuk

menempel pada subsrat bagian yang menyerupai akar, ini di sebut holdfast.

Menurut Sze, (1986) tipe holdfast pada alga makro adalah sebagai berikut :

a. Talus benar-benar diluruskan /menyebar menempel

pada substrat (encrusting)

b. Rhizoids/ rhizoidal pada pangkal talus

c. Heterotrichy (lembaran /lampiran)

Cabang dimodifikasi membentuk dasar untuk

lampiran, pertumbuhan kembali cepat dari dasar jika

sistem hilang

d. Diskoid

Pada jaringan (parenchymatous atau

pseudoparenchymatous)

membentuk dasar makroalga yang lebih besar

e. Haptera

Cabang/batang membentuk seperti jari-jari.

2.2 Pigmen Fotosintesis

Untuk tumbuh dan berkembang alga ini membutuhkan cahaya untuk

melakukan proses fotosintesis dimana alga ini bersifat autotrof dan mensitesa

sendiri makanannya dengan bantuan sinar matahari. Dalam penyerapan sinar

matahari alga memiliki pigmen fotosintesis yaitu klorofil a yang terdapat pada

semua jenis alga. Untuk proses fotosintesis klorofil dibantu dengan pigmen

lainnya. Jenis-jenis pigmen yang dikandung oleh alga adalah pigmen klorofil

yaitu klorofil A, klorofil B, klorofil C1, C2 dan klorofil D (gambar 2). Pigmen

caroten yaitu β-caroten, fucoxanthin, siphonaxanthin dan peridinin (gambar 3).

Pigmen phycobilin yaitu phycoerythrobilin dan phycocyanobilin (gambar 4),

Secara rinci pembagiannya menurut divisi alga dapat dilihat pada table 2.

Page 8: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

8

CH2 CH CH3 CH2 CH CH3

CHCH2CH3H3C

CH2 b

a

CH2

c d

Gambar 2. Struktur pigmen chlorophyll

(a) chlorophyll A,

(b) chlorophyll B,

(c) chlorophyll Ci,

(d) chlorophyll D

Page 9: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

9

CH,COO

Page 10: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

10

Gambar 3. Struktur pigmen carotenoid

(a) β-carotene,

(b) fucoxanthin,

(c) phonaxanthin,

(d) peridinin.

Gambar 4. Pigmen Phycobiline (a). Phycocyanobiline

(b). Phycoerythrobilin

Page 11: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

11

Tabel 2. Pigmen fotosintesis pada alga

Divisio Pigmen Fotosintesis

Cyanophyta

Prochlorophyta

Chlorophyta

Chrysophyta

Pyrrophyta.

Cryptophyta Cryptophyta

Euglenophyta

Rhodophyta.

chlorophyll A; phycocyanobilin,

phycoerythrobilin

chlorophylls A, B

chlorophylls A, B

chlorophylls A, C, and C2; fucoxanthin

chlorophylls A,C, C2; peridinin, fucoxanthin

chlorophylls chlorophylls A, C2; phycocyanobilin

chlorophylls A, B

chlorophyll A; D

phycoerythrobilin

Dalam mensintesa makanan (fotosintesis), di dalam tubuh alga ada sejumlah

karbohidarat yang tersimpan sebagai cadangan makanan berupa pati (starch)

(alga hijau), laminarin( alga coklat) dan florideon starch (alga merah) ini

menurut Dawes (1981) terutama pada makro alga laut.

2.3 Reproduksi dan siklus hidup alga

Reproduksi adalah perkembangbiakan dari suatu orgsanisme menjadi

organisma yang baru. Reproduksi adalah salah satu strategi untuk

memepertahankan keberadaan populasinya di alam, agar tidak punah karena,

predasi, kompetisi, hama dan penyakit dan aging (Kimbal 1992). Ada dua cara

reproduksi yaitu cara aseksual dan seksual, yang amat berbeda antara cara yang

satu dengan yang lainnya. Pada alga juga berlaku kedua macam cara reproduksi

tersebut. Yaitu reproduksi aseksual dan seksual.

Page 12: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

12

2.3.1 Reproduksi secara aseksual.

Reproduksi aseksual yaitu di mana suatu organisme baru dihasilkan dari

induk tunggal, tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi

aseksual dapat terjadi dengan cara pembelahan sel, fragmentasi dan spora.

Pembelahan sel cara biner untuk jenis alga uniselular, dari satu sel menjadi dua

sel. Cara fragmentasi adalah thalus alga dipotong-potong atau dibagi-bagi

menjadi beberapa bagian yang kemudian nantinya jika hidup pada substrat yang

cocok akan tumbuh menjadi individu yang baru. Kemudian reproduksi aseksual

dengan cara spora adalah dimana spora dapat diproduksi dalam sel vegetatif

yang normal atau sel khusus. Spora yang dikeluarkan akan membentuk individu

yang baru. Spora dapat bersifat motil maupun non motil. Pada Reproduksi

aseksual, Individu baru yang dihasilkan adalah sama persis dengan induknya.

Pada makro alga lebih khusus pada alga merah Gracilaria sp. tetraspora

yang dihasilkan oleh alga tetrasporophyte akan mengalami meosis terlebih dahulu

sehingga terjadi reduksi jumlah kromosom terbagi yang tadinya diploid menjadi

haploid. Spora ini akan tumbuh menjadi individu yang baru yaitu alga

gametophyte jantan dan betina yang haploid, dan hidup bebas di alam.

2.3.2 Reproduksi secara Seksual

Reproduksi seksual terjadi karena adanya penyatuan gamet jantan dan betina.

Gamet mungkin identik dalam bentuk dan ukuran (isogamy) dan (heterogamy)

yang berbeda. Beberapa bentuk sederhana alga seperti Spirogyra bereproduksi

dengan metode konjugasi reproduksi seksual. Dalam proses konjugasi, dua untai

berserabut (atau dua organisme) dari bahan jenis alga yang sama pertukaran

genetik melalui tabung konjugasi. Antara dua untai, salah satu bertindak sebagai

donor dan lain berfungsi sebagai penerima. Setelah bertukar materi genetik, dua

alur terpisah dari satu sama lain. Penerima kemudian dapat menimbulkan

organisme diploid. Proses reproduksi secara seksual pada alga yang lebih maju

lagi jaringan reproduksinya, dimulai ketika alga

Page 13: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

13

gametofit jantan dan gametophyte betina dewasa menghasilkan gamet haploid

melalui pembelahan sel mitosis, yang kemudian melebur menjadi satu (fertilisasi)

untuk membentuk zigot diploid yang berkembang menjadi tumbuhan sporophyte

atau tetrasporophyte.

Jadi pada alga kedua macam reproduksi (aseksual dan seksual) dapat

berlangsung di dalam satu siklus hidupnya. Dan akan terjadi pergantian generasi

dari generasi tetrasporophyte atau sporophyte yang diploid (2n) menjadi generasi

gametophyte haploid (1n) yang hidup bebas di alam (Free living) .Tetapi ada juga

dimana kedua fase tersebut ada bersamaan hidup bebas di alam. Apabila kedua

generasi alga tersebut dalam penampilan/ penampakan thalusnya terlihat sama

disebut isomorphik dan jika berbeda disebut heteromorphik.

Contoh alga isomorfik yang siklus hidupnya triphase yaitu Gracilaria sp.

Siklus hidupnya yaitu sebagai berikut (lihat gambar 5). Dimana Siklus

hidup Gracilaria sp ini juga terjadi pada kebanyakan alga merah, dimana akan

melalui tiga generasi (trifasik) yaitu generasi tetrasporophyte (2n) dan generasi

gametophyte(1n) yang merupakan tanaman yang hidup bebas di alam. Dan

generasi karposporophyte tidak hidup bebas di alam (non living) wujudnya kecil

seperti bintil-bintil disebut cystocarp (2n), menyerupai parasit tetapi bukan parasit

yang hidupnya menempel pada batang gametophyte betina. Terjadinya Cystocarp

(2n) ini berawal dari peleburan antara gamet (1n) jantan dan betina (1n), terjadi di

carpogonial branch yang ada trikogen. Setelah fertilisasi kemudian membentuk

cystocarp yang didalamnya terdapat spora disebut carpospora. Cystocarp ini 2n

yang tidak dapat hidup bebas dan tidak bergerak (bersifat parasit).Nanti saat

cystocarp ini membuka dan carpospores ini keluar dilepaskan ke perairan

kemudian carpospora ini akan menempel pada substrat yang cocok dan akan

tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baru yaitu

tetrasporophyte.Tanaman tetrasporophyte ini setelah dewasa akan membentuk

spora yang disebut tetraspora(2n), spora ini akan mengalami meosis, membela dan

terjadi reduksi kromosom dari 2n menjadi 1n.

Page 14: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

14

Setelah mendapatkan substrat yang cocok maka ia akan tumbuh dan

berkembang menjadi individu yang baru yaitu alga gametophyte jantan dan

Gambar 5. Siklus Hidup Alga Gracilaria sp (Gerung, 2001)

betina. Setelah dewasa menghasilkan gamet dan terjadi fertilisasi,

membentuk cystocarp lagi dan seterusnya. demikian siklus hidup ini berlangsung

di alam.(Dawes, 1981;Dawson 1966).

.

Page 15: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

15

3. MANFAAT ALGA

3.1 Ekonomi

Alga sejak dahulu telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai makanan dan

obat-obatan. Dahulu kala di Cina alga digunakan sebagai jenis makanan istimewa

dan disajikan kepada kaisar Cina. Demikian juga dengan di Jepang, orang jepang

menganggap alga sebagai jenis makanan yang penting. Alga telah dimanfaatkan

untuk di makan langsung sebagai lalapan, asinan, oleh manusia bahkan hewan

ternak. Alga dijadikan bahan makanan karena mengandung komposisi utama

sebagai bahan pangan yaitu karbohidrat. Sebagian besar karbohidrat terdiri

sebagai bahan gumi, maka hanya sebagian kecil saja yang dapat diserap dalam

pencernaan manusia, sehingga baik juga untuk di gunakan sebagai bahan diet

makanan. Kandungan protein dan lemak juga sangat sedikit. Begitu pula dengan

kandungan mineralnya, yang paling banyak terdiri dari natrium dan kalsium.

Kadar airnya cukup besar terutama alga laut yaitu mencapai 80-90 persen.

Kandungan gizi alga yang terpenting adalah pada trace element, khususnya

yodium. Sehingga orang yang banyak mengkonsumsi alga laut terhindar dari

penyakit gondok yang disebabkan karena kekurangan zat yodium.

Dalam dinding sel alga laut yang terdiri dari senyawa polisakarida yaitu selullosa

yang mengandung bahan phycocholloid yang dapat diekstrak untuk dimanfatkan

sebagai bahan baku dalam berbagai industri, yaitu mengandung agar, karageenan

dan asam alginat, yang dapat diekstrak untuk dipakai dalam industri makanan,

tekstil, farmasi dan industri kertas, pupuk, dan lain-lain. Sehingga alga ini

mempunyai nilai ekonomis.

Menurut Zaneveld (1956) dalam Kordi (2010) bahwa ada 56 jenis alga yang telah

di manfaatkan di Indonesia, yang meliputi 16 jenis alga hijau, 9 jenis alga coklat

dan 31 jenis alga merah. Selanjutnya Anggadiredja et al (1996) berhasil

menginventarisir 61 jenis dari 27 famili rumput laut yang sudah bisa dijadikan

makanan oleh masyarakat wilayah pesisir dan 21 jenis dari 12 famili yang telah

digunakan sebagai obat tradisional. Dan ada 10 jenis alga paling banyak

dibudidayakan di belahan dunia. Sedangkan Jenis alga yang dapat dimanfaatkan

Page 16: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

16

sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas. Adalah Ptilophora sp

3.1.1 Agar

Agar adalah produk kering tidak berbentuk (amorphous), mempunyai sifat

seperti gelatin, dan merupakan hasil ekstraksi non nitrogen. Tidak semua alga

menghasilkan agar, hanya alga merah yang masuk dalam kelompok agarophyte-

lah yang memproduksi agar. Sifat-sifat agar antara lain, dengan kemurnian tinggi

tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas, etanolamida dan

foramide (Selby dan Wyne, 1973 dalam Hermiati, 1992). Pada suhu 32oC – 39ºC

berbentuk solid dan tidak mencair pada suhu dibawah 85ºC (Sugiarto dkk,( 1978).

Dalam keadaan kering alga sangat stabil, pada suhu tinggi dan pH rendah akan

mengalami degradasi. Agar memiliki daya gelasi yang cukup baik, dan komponen

agar yang bertanggung jawab atas daya gelasi tersebut adalah agarose. Daya

gelasi agar juga tergantung pada spesies alga serta perbedaan kondisi daerah dan

iklim (Winarno, 1990). Nilai kandungan agar dan kekuatan gel dari beberapa

spesies alga dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 menunjukkan bahwa

kandungan agar pada Gracilaria sp berkisar antara 8-44 %. (Gerung,2001;

Kumampung ,dkk 2006 dan Sariono, dkk 1999). Pada alga Gracilaria perplexa

sp.nov. kandungan agarnya kurang lebih 30 % dan tipe agarnya adalah agar yang

mengandung muatan sulfat atau agaropektin (Byrne,dkk 2002).

Selain pada tabel 3 alga lain juga yang mengandung agar yaitu Gelidium,

Gracilaria sp, Pterocladia sp, dan Acanthopeltis japonica.

Secara komersil agar dapat dipisahkan menjadi agarose dan agaropektin.

Agarose umumnya bebas sulfat sedangkan agaropektin mengandung muatan

sulfat (Bird dan Benson, 1987).

Senyawa-senyawa penyusun agar-agar agarose dan agaropektin adalah :

a. Neutral agarose ; (13) D-galaktosa dan (14) anhydro-L-galaktosa

b. Methylated agarose ; (13) 6-0-methyl-D-galaktosa dan (14) anhydro-

L-galaktosa.

c. Pyruvated agarose, (13) 4,6 0-1 carboxyethylene) D-galaktosa dan

(14) anhydro-L-galaktosa

Page 17: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

17

d. Sulphated galactan, (1) D-galatosa dan (14) L-galaktosa-6-sulphate

3.1.2 Kegunaan Agar

Agar digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri. Seperti industri

makanan, farmasi, industri kertas, tekxtil dan lain-lain.

Industri Makanan.

Agar digunakan dalam industri makanan, pada bermacam-macam makanan

ditambahkan sebagai bahan baku didalam adonan atau resep. Seperti

pembuatan pudding, sup, sayuran dan berbagai jenis kue. Didalam pembuatan sup

dan saus fungsinya untuk menambah viscositas. Didalam pembuatan es krim,

permen jelly, digunakan untuk mengentalkan, begitu juga dalam susu.

Tabel 2. Kandungan Agar dan Kekuatan Gel alga Gracilaria sp.

Jenis Alga Kandungan

Agar (%)

Kekuatan Gel

(gr/cm2)

Lokasi Sumber

Gracilaria bursapastories

- Gametophyte

- Tetrasporofit

Gracilaria salicornia

- Gametophyte

- Tetrasporofit

Gracilaria salicornia

Gracilaria salicornia

Gracilaria chilensis

Gracilaria vermiculophylla

Gracilariopsis longissima

Gracilariaopsis lemaneiformis

Gracilaria vermiculophyla

Gracilaria coronopifolia

37,50

38,30

20,20

9,52

8,6 0

10

11-16

11,6 - 45,7

11,6- 45,7

Menurun 25%

15,3

17,5-21,0

22, 40 ± 0,7

29,20 ± 1,8 91,29 42,92

80,00

- -

22,25 - 85,00

22, 25 - 91,00

954

1,064

560-652

Mediterranean coast, France Pantai Malalayang, Manado. Bibit dari Teluk Manado,Budidaya di Jepang (terkontrol) Malaysia Australia Selatan Teluk California Teluk California Teluk California - Pantai Tongkaina, Manado

Soriano,dkk (1998)

Kumampung,dkk

(2006)

Gerung,dkk(1999).

Phang 1994 dalam Kumampung(2006) Bayrne, dkk (2002)

Rojas,dkk (2004)

Rojas,dkk (2004)

Leija,dkk (2004)

Higuera,dkk 2008) Watung (2011).

Page 18: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

18

Pada pembuatan es krim dan keju peranan agar juga mengatur keseimbangan dan

memberikan kehalusan (smoothness). Karena daya buihnya yang rendah.

Didalam makannan peranannya juga sebagai pemenuhan karbohidrat meskipun

sulit dicerna dan bergizi rendah, digunakan sebagai bahan diet, untuk

melangsingkan. Dalam minuman juga digunakan sebagai clarifying agent pada

minuman bir, anggur, kopi dan sebagai stabilisator dalam minuman coklat.

Dalam hal pengangkutan ikan yang telah dimasak dan diawetkan, ikan akan

dimasukkan kedalam gel agar-agar. Hal ini telah dilakukan oleh beberapa negara.

Di Jepang telah lama menggunakan agar-agar dalam proses pengalengan ikan

tuna, fungsinya untuk mencegah terjadinya warna hitam. Di Australi

menggunakan teknik ini untuk menghindari atau melindungi terjadinya proses

pembusukan ikan.

Industri Farmasi

Dalam bidang farmasi peranan agar biasanya digunakan sebagai media kultur

bakteri untuk uji coba berbagai jenis antibiotika. Selain penumbuhan bakteri juga

jamur, dimana biasanya di dalam media agar tersebut ada penambahan nutrien

kedalam media kultur bakteri. Agar-agar untuk pertumbuhan bakteri sebaiknya

masih tetap cair bila digunakan sampai 42oC dan tetap kuat pada suhu 37

0C

bakteri yaitu menggunakan suhu incubator. Ada beberapa bakteri yang mampu

mencerna agar-agar yaitu bakteri Vibrio agar lequefaciens dan ada lagi bakteri

lainnya, ada 20 jenis bakteri. Bakteri ini juga digunakan untuk menguji apakah

kandungan phycocoloid yang diekstrak dari alga benar-benar agar atau bukan,

karena bakteri ini tidak memakan karagenan.

Selain itu juga dipakai sebagai bahan tambahan pada kapsul pembungkus obat.

Juga sebagai bahan pengental dalam berbagai jenis obat sirup.

Juga sebagai bahan baku dalam kosmetika sebagai cream, lotion, untuk

mengentalkan.

Industri Tekstil

Agar digunakan dalam proses textile sizing. Bagi agar yang bermutu tinggi

Page 19: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

19

digunakan untuk proses sizing pada kain sutra, yang mutunya rendah digunakan

untuk jenis tekstil macao, muslin, nonsoaks, voil dan lain lain. Agar yang baik

dapat diambil dari chondrus dan Gigarina.

Industri Fotografi

Agar-agar bermanfaat terutama dalam proses pembuatan pelat film. Meskipun

pada mulanya mereka lebih memilih gelatin untuk proses pembuatan pelat film

tetapi sekarang memakai agar-agar karena lebih baik dari gelatin dalam hal untuk

mendapatkan pelat film yang lebih tipis, larut dalam air dan tidak meleleh dalam

suhu tropis serta cara pembuatannya lebih muda.

Industri Kulit

Agar digunakan dalam proses akhir industri kulit untuk memantapkan permukaan

kulit yang halus (gloss) dan kekakuan kulit. Juga pakai dalam pembuatan perekat

(adhesive) tingkat tinggi yang banyak digunakan dalam industri plywood.

3.1.3 Ekstraksi Agar

Untuk mengekstrak kandungan agar pada alga merah salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah menurut Chirapart dan Ohno (1993) yang telah di

modifikasi adalah sebagai berikut :

Sampel alga dijemur di bawah sinar matahari hingga kering, kemudian dengan

timbangan Ohaus alga kering ditimbang (A gram) sebanyak 5 gram dimasukkan

dalam 5 % larutan NaOH, diinkubasi selama 2 jam pada temperature 70oC dalam

water bath. Setelah itu dibersihkan dengan air. Selanjutnya alga dimasukkan

dalam 100 ml larutan H2SO4 1,5 % diaduk selama 1 jam. Kemudian dibersihkan

dengan air sampai semua asam tercuci bersih. Setelah itu sampel alga ditambah air

suling 150 ml kemudian direbus. Dalam keadaan panas agar disaring dengan kain

halus, didinginkan kemudian endapan tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu

60oC selama 24 jam. Selanjutnya agar ditimbang (B garam) utnuk diketahui

beratnya.

Page 20: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

20

Prosentase agar dihitung dengan menggunakan rumus :

Berat kering Agar (B gram)

Agar (%) = ---------------------------------------- x 100

Berat Sampel Alga (A gram)

3.1.4 Kekuatan Gel agar

Untuk mengukur kekuatan gel digunakan metode Gel Strenght, yang

disederhanakan oleh Hatta dan Hermiati (1992). Larutan agar 2 gram dipanaskan

dengan larutan KCL dengan konsentrasi 0,3 % dalam 100 ml aquades. Filtrat yang

diperoleh dituangkan ke dalam 3 tabung reaksi sebanyak 15 ml, lalu diletakkan di

tempat datar dibiarkan menjedal pada suhu kamar. Kemudian tabung reaksi

dipasang pada alat pengukur kekuatan gel. Setelah itu beban (M) diletakkan pada

piring piston yang bagian atas mulai beban yang ringan. Kunci piston dibuka

dengan hati-hati. Dibiarkan piring piston pada bagian bawah (A) bergerak lambat

ke bawah sampai mengenai permukaan gel dan biarkan beberapa saat. Bila

permukaan tidak tembus, maka beban ditambah lagi secara hati-hati. Setiap

penambahan beban biarkan piston beberapa detik di atas permukaan gel, diamati

gerakannya. Perlakuan ini dilakukan terus sampai satu saat beban cukup berat dan

piring piston bagian bawah mampu menembus permukaan gel.

Kekuatan gel dapat dihitung degan rumus sebagai berikut :

M

Kekuatan Gel = ----------------------- gram/cm2

A

Dimana : M = Massa/berat beban (gram)

A = Luas piring piston bagian bawah (cm)

Page 21: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

21

3.2 Ekologis

Secara ekologis alga laut merupakan mata rantai dalam siklus rantai

makanan di perairan karena memproduksi zat-zat organik dan mensuplai oksigen,

hasil akhir dari fotosintesis. Penahan substrat, dan sebagai penyaring air (Dawes

1981). Alga juga berfungsi sebagai bahan makanan dari berbagai jenis biota laut

seperti antara lain ikan, limpet dan siput, juga sebagai tempat berlindung dan

pembesaran.

Manfat lainnya secara ekologis adalah memelihara keutuhan terumbu karang

dengan cara melekatkan terus menerus berbagai potongan kalsium karbonat

menjadi satu, sehingga dapat memperkuat kerangka terumbu karang dari

kerusakan yang diakibatkan oleh gerakan ombak dan mencegah tertepisnya

potongan-potongan individual dan terumbu ( Nybakken, 1992). Menurut Duxbury

dan Duxbury, alga juga bermanfaat sebagai penghasil kapur yang berguna bagi

pertumbuhan karang di daerah tropis (Kumampung, dkk, 2009)

Dalam masalah global saat ini mengenai pencemaran di darat laut maupun udara,

mengantisipasi semua itu alga dapat dijadikan alternative dalam pemecahan

masalah tersebut. Masalah pencemaran dilaut oleh logam-logam berat telah

dilakukan. Beberapa spesies alga mampu mangadsorpsi ion-ion logam. Baik

dalam keadan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa) Beberapa laporan

mengemukakan bahwa gugus fungsi yang terdapat di dalam alga mampu

melakukan pengikatan dengan ion logam. Gugus fungsi tersebut terutama adalah

gugus karboksil, hidroksil, sulfudril, amino, iomodazol, sulfat, dan sulfonat yang

terdapat didalam dinding sel dalam sitoplasma.

Sedangkan masalah pencemaran udara salah satu penyebab karena tingginya

Carbondioksida di udara sehingga mengakibatkan meningkatnya pemanasan

bumi, melalui budidaya alga masalah emisi gas carbon akan teredam sehingga

akan terjadi pengurangan karbondioksida lewat proses fotosintesis.

Page 22: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

22

4. TEKNOLOGI BUDIDAYA ALGA

Begitu banyaknya manfaat alga sehingga banyak dieksploitasi dan

lebih banyak diambil dari alam sedangkan kebutuhan akan alga cukup besar

sehingga produksinya tidak memenuhi kebutuhan yang ada. Untuk

mengantisipasi hal itu semua, maka perlu adanya usaha budidaya alga untuk

mendapatkan produksi yang maksimal.

Budidaya merupakan langkah yang paling tepat dalam usaha meningkatkan

produksi alga, sehingga diharapkan kebutuhan akan alga dapat terpenuhi

sesuai dengan yang diharapkan, suplai alga dapat lebih lancar,teratur baik

dalam jumlah maupun mutunya.

Dalam usaha budidaya ada banyak permasalahan yang dihadapi termasuk

masalah lokasi kelayakan budidaya. Pemilihan lokasi budidaya yang tepat

merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk melakukan kegiatan usaha

budidaya rumput laut atau alga laut yang berkelanjutan. Banyak factor yang

harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi budidayaalga laut ini (Mubarak

et.al. 1990 dalam Radiarta, 2007). Lokasi budidaya yang baik adalah didaerah

teluk atau perairan yang setengah terbuka dengan pergerakan arus air dan

gelombang yang tidak terlalu keras. Untuk budidaya didasar (Bottom Cultur)

dasar perairan harus diperhatikan terutama jenis substratnya haruslah sesuai

dengan speises alga yang akan dibudidayakan.Juga kualitas perairan haruslah

sesuai untuk pertumbuhan alga. Masalah biologi alga seperti bibit, pemilihan

bibit yang baik atau bibit unggul, yang tahan terhadap hama dan penyakit.

Dari segi transportasipun harus diperhatikan terutama dalam hal pemasaran

nanti.

4.1 Pemilihan Jenis dan bibit unggul

Jenis alga yang ada di wilayah laut nusantara kita cukup banyak

temasuk yang mempunyai nilai ekonomis. Seperti jenis alga carragenophyt

(tanaman yang mengandung karagenan) dan jenis agarophyt (tanaman yang

Page 23: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

23

mengandung agar-agar). Umumnya kedua jenis alga tersebut telah banyak

mendapat perhatian untuk diolah atau dikembangkan melalui teknik budidaya.

Pemilihan jenis alga yang akan dibudidayakan sangat tergantung pada produk

akhir yang diinginkan. Jika yang diinginkan hasil akhirnya adalah agar, maka

pilihlah alga jenis agarophyt seperti Gelidium, Gracilaria, Pterocladia sp dan

Acanthopeltis japonica dan Ahnfeltia plicata. Apabila produk akhir yang

diinginkan adalah karaginan maka pilih jenis alga yang jenis caragenophyt

seperti Gigartina, Hypnea dan Eucheuma.

Apabila hasil akhir yang diinginkan adalah asam alginate maka alga yang akan

dibudidayakan adalah kelompok alga coklat seperti Sargassum sp, Turbinaria

sp, Dictyota sp dan lain-lain. Dan dalam pemilihan jenis alga untuk

dibudidayakan harus melihat juga keadaan thallus alga tersebut yang diambil

adalah bibit unggul yang memenuhi beberapa persyaratan yang baik seperti ;

keasdaan fisik alga, harus kuat dan tahan terhadap cuaca buruk terutama

terhadap ombak, untuk menghindari terjadinya kerontokan. Alga ini juga harus

memiliki pertumbuhan harian (daily growth rate) yang cukup baik agar

produkktivitasnya akan tinggi. Selain itu juga alga harus yang bebas atau tahan

terhadap hama dan penyakit. Salah satu ciri bibit alga yang baik contohnya

pada alga jenis Eucheuma spinosum warnanya kemerah-merahan, dengan

duri dan percabangan yang lebih banyak (Winarno, 1990).

4.2 Metoda Budidaya

Metoda budidaya alga dapat dilakukan dalam beberapa cara, yang

paling sederhana atau tradisional adalah menanam atau membudidayakan

alga di tempat asalnya dengan cara menebarnya di sekitar perairan tempat

tumbuhnya yaitu pada substrat alami berupa tanah berpasir, atau batu

karang mati yang ada. Sedangkan yang telah menggunakan teknologi yang

lebih baik lagi memanfaatkan bahan-bahan yang ada seperti tali rafia, botol

aqua untuk pelampung. Dan yang lebih maju lagi adalah dengan

memanfaatkan material sebagai alat bantu budidaya alga yang lebih baik

lagi seperti menggunakan bola pelampung, tali nylon dan jaring dari bahan

polyetilen bahkan kerangka besi dan lain-lain hasil teknologi. Juga bibit

Page 24: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

24

yang di gunakan untuk penanamanpun hasil dari kemajuan teknologi

seperti kultur jaringan.

4.2.1. Budidaya makro alga

Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam budidaya alga adalah sebagai

berikut :

A. Pemilihan lokasi

- Perairan dasar pasir berbatu dengan tingkat kesuburan yang

baik

- Bebas dari hempasan ombak besar, jauh dari sumber air tawar

dan bahan pencemar

- Memiliki tingkat kesuburan yang baik

- Parameter kualitas air :

Kecerahan : 20-40 cm/detik

Suhu : 27-29oC

Salinitas : 30-33 ppt

pH : 7,5-8,2

Kecerahan : 4-6 m

Bahan organic: ≥ 50 ppm

B. Teknik budidaya

1. Sistem Terapung

Teknik budidaya system terapung ini biasanya menggunakan material

sebagai alat bantu untuk menggantungkan alga sehingga berada

dalam kondisi terapung di dalam kolom air tempat lokasi budidaya.

System terapung ini cara budidayanya dibagi atas; long line, rakit

apung dan jalur.

Long line

1. Bahan :

Page 25: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

25

- Tali multifilament 12 mm sebagai tali utama (main line)

dan pemberat

- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris

- Tali multifilament 2 mm sebagai tali pengikat tali utama

dan pelampung

- Pelampung kecil (botol aqua) sebagai pelampung tali ris

- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung

- Pemberat (beton, batu gunung dll)

- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat rumput

laut

2. Alat : - Pisau dapur

- Meteran

- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat

seperti sekop

3. Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.

4. Ukuran long line bervariasi sesuai dengan keinginan yaitu

25 x 30 m,

50 x 50 m

5. Jarak antar titik ikat/titik rumpun tanam adalah 25 – 30 cm

Jarak antar tali ris 200 – 300 cm

6. Jumlah pelampung bola 12 buah

7. Jumlah pelampung kecil (botol aqua) 6 / tali ris

8. Jumlah pemberat 12 buah dengan berat masing-masing +

50 kg

9. Bibit yang ditanam antara 75 – 100 g / rumpun

10. Tali pengikat rumput untuk tali rapiah panjangnya 35 -40

cm, sedangkan untuk tali berbentuk gelang diameternya 30

– 40 cm

Page 26: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

26

Rakit Apung

Bahan : - Tali multifilament 12 mm sebagai tali pemberat

- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris

- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung

utama

- Pemberat (beton, batu gunung dll)

- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat

rumput laut

- Bambu

- Kayu pasak/usuk

- Jaring

Alat : - Pisau, parang, gergaji, bor tangan/listrik, pahat,

gunting

- Meteran

- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat

seperti sekop

Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.

- Bambu yang baik untuk rakit

- Tua dan lurus

- Diameter ukuran minimal 5 cm dan panjang minimal 10

m

- Tidak pecah

- Ukuran rakit maksimal 10 x 10 m yang kecil 4 x 4 m

- Jarak antar tali ris 25 cm.

- Jarak antar titik tanam / rumpun 25 - 30 cm

- Jaring yang digunakan sebagai pelindung meshsize maksimal 2.5

inch

- Bentuk / disain tidak mudah berubah dan tali ris kuat terbenang

- Bibit yang ditanam antara 75 – 100 gram

Page 27: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

27

Gambar 6. Sistem terapung

Jalur

Bahan : - Tali multifilament 12 mm sebagai tali pemberat dan main

line

- Tali multifilament 6 mm sebagai tali ris

- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung utama

- Pemberat (beton, batu gunung dll)

- Tali rafiah/tali 2 mm /plastik es sebagai pengikat rumput

` laut

- Bambu

Alat : - Pisau, parang, gergaji, bor tangan/listrik, pahat, gunting

- Meteran

- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti

sekop

Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.

Page 28: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

28

Kantong

Bahan : - Keranjang kantong terbuat dari benang PE ukuran D18

- 21

- Tali multifilament 6 mm sebagai ttali gantung

- Pelampung bola (drum foam) sebagai pelampung

utama

- Pemberat (beton, batu gunung dll)

- Kantong

- Pemberat kantong

Alat : - Pisau, parang, gergaji, gunting

- Meteran

- Peralatan tukang batu untuk membuat pemberat seperti

sekop

Penunjang : Perahu, baju pelampung,kacamata selam.

Gambar 7. Budidaya alga dalam kantong

Page 29: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

29

2. Sistem Lepas Dasar PPenanaman rumput alu

Sistem Budidaya dengan cara ini dimana alga laut di tanam di dasar

perairan. Menggunakan patok dan tali.

Patok

Bahan : - Tali multifilament 10 mm sebagai tali utama (main

line)

- Tali multifilament 5 mm sebagai tali ris

- Tali rafiah/tali 1 mm /plastik es sebagai pengikat

rumput laut

- Patok

Alat : - Pisau dapur, parang

- Meteran

- Linggis, cangkul, hammer,

Penunjang : Kacamata selam, karung panen.

Ukuran Patok ;

- Panjang patok maksimal 100 cm

- Diameter patok minimal 3 cm

- Bahan patok dapat berupa kayu atau besi

- Jarak antar patok 50 – 80 cm

- 40 % patok dipermukaan perairan

- Panjang tali ris 5 meter, jika lebih sebaiknya menggunakan

pelampung kecil (botol )

- Jarak antar tali ris 25 – 30 cm

- Jarak antar titik tanam 25 – 30 cm

- Jarak antara tali ris dengan dasar perairan 30 cm

Page 30: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

30

Tebar Tempel

Di Tambak :

- 1 ha bibit 1 -2 ton disesuaikan dengan kesuburan tambak

- Pergantian air minimal satu kali seminggu

- Kedalaman air tambak pada minggu 1 – 4 sekitar 40 – 50

cm, minggu ke 4 – 8 kedalaman 60 -70 cm

- Apabila pertumbuhan kurang dapat ditambahkan pupuk 20

kg/ha

- Tambak harus bersih dari predator dan teritip/siput dan

lumut

- Bibit ditebar secara terurai

Di Laut :

- Bibit diikat dengan tali rafiah dan diikatkan pada karang

atau batu gunung. kelemahannya adalah mudah diserang

oleh predator dan gampang hanyut atau putus

C. Hama dan penyakit

Hama adalah organisme yang mengganggu, merusak bahkan

memangsa rumput laut sehingga dapat menimbulkan kerusakan bahkan

kematian.

Hama rumput laut dapat berupa ikan herbovora, penyu, bulu babi.

Penyakit adalah organisme yang menyerang rumput laut berupa bakteri,

virus.

Epifit adalah organisme yang menumpang hidup dan tumbuh pada inangnya

seperti gulma, atau rumput laut lainnya.

Penyebab timbulnya hama dan penyakit adalah :

1. Perubahan suhu perairan yang ekstrim ;

- suhu perairan yang tinggi (lebih dari 31 oC) ; akibat panas

matahari dan

Page 31: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

31

kurangnya pengadukan perairan oleh arus dan gelombang.

- suhu yang rendah (dibawah 26 oC) ; akibat cuaca dingin oleh

hujan pasokan air tawar

2. Salinitas yang rendah akibat hujan atau limpasan air tawar dari sungai

3. Pencemaran lingkungan seperti limbah industri

4. Turunnya kandungan nutrien

5. Musim spawning

Tanda- tanda serangan hama dan penyakit :

-Ujung thallus memutih

-Pangkal dan batang thallus terdapat bintik putih

-Terdapat jamur di thallus, Thallus menjadi kurus, Ujung patah dan luka

-Kulit thallus terkelupas

-Warna berubah menjadi pucat akibat kehilangan pigmen warna

-Rontok karena patah-patah , Warna rumput hitam

- Kerdil dan pertumbuhan lambat

Penanggulangan hama dan penyakit :

1. Penggunaan jaring.

Jaring yang digunakan hendaknaya bersih dari macam kotoran yang

menempel dan bebas dari bakteri atau mikroorganisme lainnya.

2. Metode kejut.

Penggunaan bahan-bahan yang mengkilap seperti cd dan kertas warna-

warni.

3. Metode bunyi yaitu penggunaan botol-botol kecil agar menimbulkan bunyi

4. Metode tenggelam yaitu menurunkan rumput laut beberapa cemtimeter

dari kedalaman sebelumnya.

5. Controling dan membersihkan dari epifit lain yang menempel pada jarring

maupun pada alga yang di budidayakan dengan cara yaitu mengoyang-

goyang rumput laut.

6. Panen

Page 32: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

32

7. Penggantian jenis/strain bibit dan penggantian metode penanaman.

8. Pembersihan sarana dan lokasi budidaya

9. Pembatasan jumlah areal budidaya

a. Proses Panen

- Panen dapat dilakukan dengan beberapa cara :

1. Panen rumput laut secara langsung yaitu dengan mengambil rumput laut

dengan memotong pada tali ris

Kelemahannnya ; waktu digunakan lebih lama

Kelebihannya ; bersih, utuh

2. Panen rumput laut dengan memanen bersama tali risnya

3. Panen dengan mengangkat sarana budidayanya seperti rakit

4. Melepaskan rumput laut dengan tali risnya

Waktu Panen :

-Waktu panen ; disesuaikan dengan pasang surut dan keadaan musim yang

terjadi.

-Prediksi jumlah panen. Peralatan Panen :

- Perahu angkut ; pada sistem apung dan tanam dasar

- Rakit apung ; pada sistem tanam dasar

- Pisau atau gunting

- Karung atau kantong jaring

- Terpal

- Baju pelampung

- Sepatu karet

- Tongkat pengait

Panen karena alasan khusus;

Terserang hama seperti ikan, penyu dan epifit

Terkena penyakit seperti ice-ice

Page 33: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

33

Rumput laut rusak akibat kondisi perairan yang ekstrim

Terkena bencana seperti gelombang dan badai

Konstruksi sarana budidaya rusak

b. Proses penjemuran alga

Penjemuran dapat dilakukan dengan :

- Jemur dengan tali ris dengan cara digantung seperti jemuran

- Jemur di para-para yang disesuaikan dengan kapasitasnya dan lahan

yang tersedia

- Plastik terpal

- Lantai jemur

Standar mutu rumput laut kering

- kadar air maksimal 30%

- kadar kotoran maksimal 1%,

- umur panen 45 hari (eucheuma), dan 60 hari (gracillaria)

- bau spesifik rumput laut Penyimpanan

- Sebelum di packing, rumput laut diangin-anginkan untuk

menghilangkan hawa

panas agar tidak lembab

- Packing sebaiknya dilakukan dengan press untuk mengurangi

volume sehingga

menghemat angkutan

- Gudang harus kering dan sirkulasi udara lancar

- Kemasan packing dijaga agar tidak terjadi kontak dengan lantai

gudang

Page 34: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

34

Kelompok Alga laut yang banyak dibudidaya di belahan dunia

(Anonim, 2007).

a. Alga Undaria

b. Alga Laminaria

Page 35: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

35

c. Alga hizikia

d. Alga Eclonia

Page 36: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

36

e. Alga Sargassum

f. Alga Gelidium

Page 37: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

37

g. Alga Gracilaria

h. Alga Chondrus

Page 38: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

38

Alga Eucheuma

Alga phorphyra

Page 39: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

39

5. KESIMPULAN

Alga banyak di temukan dipermukaan bumi baik, di perairan darat

atau air tawar maupun laut. Dikelompokan dalam 8 division dan terdiri

dari 16 kelas, dan tersebar dalam ordo, family, genus dan sejumlah spesies

yang ada. Secara morfologi tidak dapat dibedakan antara akar batang dan

daun tetapi hanyalah berupa bentuk talus belaka. Dapat bereproduksi

secara aseksual dan seksual. Ada mikro alga dan makro alga.

Alga banyak manfaatnya; dapat dimakan langsung atau sebagai

bahan baku dalam berbagai industri baik industri makannan, tekstil,

farmasi dan lain-lain. Karena di dalam dinding selnya mengandung agar,

karagenan dan alginate yang dapat diekstrak, sehingga alga mempunyai

nilai ekonomis. Secara ekologis merupakan mata rantai dalam siklus rantai

makanan di perairan dan mensuplai oksigen.

Teknologi budidaya alga dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu system apung dan lepas dasar, untuk mendapatkan produksi yang

maksimal. Dan selama budidaya berlangsung perlu memperhatikan kondisi

lingkungan perairan yang ada dan waspada terhadap hama dan penyakit

alga.

Page 40: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

40

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. CO2 Removal by seaweed. Ministry of Maritime affairs and

Fisheries. Koren Institute of Marine Sci & Tech. Promotion Pusat National

University. 5 hal

Byrne, K., G.C. Zuccarello, J.West,M.L.Liao and G.T.Kraft. 2002. Gracilaria

spesies (Gracilariaceae, Rhodophyta) from southeastern Australia,

including a new species, Gacilaria perplexa sp. Nov. : morphology,

molecular relationships and agar content. Phycological Research.50:295-

311.

Aslan, I.M, 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta. 94 hal.

Bold, H.C. dan M.J. Wynne. 1978. Introduction to the Algae. Prenticell. Inc.

Engelwood Cliff. New Jersey. 710 hal.

Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. Jhon Wiley and sonc.inc. Published

dimultanconly. Canada.

Dawson, E.Y. 1966. Marine Botany and Introduction. Hollt, Rinehart and

Winston, Inc. New York Chicago, San Fransisco, Toronto, London. 371 pp

Grevo S. Gerung. 2001, Study on Indonesian Gracilariaceae. (Rhodophyta,

Gigartinales): Taxonomy, Parasitic, Seed Production, Life History, Growth

and Agar Properties Doctor Thesis, Hokkaido University, Graduate School

of Fisheries Science, Lab. of Aquatic Breeding Science. Hokkaido,

Hakodate.

Kimbal, J.1992. Biologi. Edisi ke lima jilid 2. Terjemahan edit S.S Tjitrosomo dan

N. Sugiri. Erlangga. Jakarta.

Kordi, M.G.H. 2010. Ekosistem Terumbu Karang. Potensi, Fungsi dan

Pengelolaan. Rineka Cipta. Jakarta. 212 hal.

Kumampung, D.R.H., T. Sumarto dan I, Manembu.2009. Struktur Komunitas

Alga Laut di Perairan Pantai Malalayang Kota Manado. Jurnal

Perikanan dan Kelautan.Volume V Nomor 3, Desember 2009. Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. UNSRAT. Manado. hal 49-57.

Kumampung,D.R.H, B.Soeroto. R.Ch.Kepel. F. Losung. F. Manajang dan J.M.

Mamuaja., 2006. Pola Reproduksi Kandungan Agar dan Kekuatan Gel pada

Alga merah Gracilaria salicornia (C. Agardh) Dawson dari Pantai

Page 41: BIOEKOLOGI MAKRO ALGA LAUT, BUDIDAYA DAN · PDF file · 2012-04-14Jenis ini dianggap primitif di antara alga eukariotik. sel flagella ... mempertahankan beberapa fitur sel flagellated,

41

Malalayang. Journal of Research and Development Sam Ratulangi

University. 29(1):79-184.

McConnaughey,B.H. dan R. Zottoli.1983. Pengantar Biologi Laut.C.V.Mosby

Company.St.Louis, Toronto, London .Hal 115-134

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut.Suatu Pendekatan ekologis. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta. 459 hal.

Sariano, E.M., E.Bourret.,M.L. de Casabianca., and LMaury. 1999. Agar From

The Reproductive and Vegetative Stages of Gracilaria bursa-pastoris.

Bioresource Technology. 67:1-5.

Sze, P. Algae. Second edition.Wm.c.Brown Publishers. Dubuque, Melbourne,

Australia, Oxford, England.256 p

Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengelolaan Alga Laut. Pustaka Sinar harapan.

Jakarta. 112 hal.

Isomorphic adalah dimana secara morfologi bentuk thalus alga hanya satu

bentuk yang sama antara alga gametophyte dan tetrasporophyt. Sehingga

secara kasat, akan sulit untuk membedakan antara kedua phase alga tersebut

pada spesies yang sama. Sebaliknya Hetromorphic dimana secara morfologi

bentuk yang berbeda, bervariasi.