Top Banner
BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ORGANIK DAN NON-ORGANIK HANNA LATIFA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
28

BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

Mar 13, 2019

Download

Documents

ledieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN

PERTANIAN ORGANIK DAN NON-ORGANIK

HANNA LATIFA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan
Page 3: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Biodiversitas Kumbang

Koprofagus di Lahan Pertanian Organik dan Non-organik adalah benar karya saya

dengan arahan dan bimbingan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada institusi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan daftar pustaka di skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Hanna Latifa

NIM G34100044

Page 4: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

ABSTRAK

HANNA LATIFA. Biodiversitas Kumbang Koprofagus di Lahan Pertanian Organik

dan Non-organik. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan WORO A. NOERDJITO.

Kumbang koprofagus berperan penting dalam dekomposisi bahan organik.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis keanekaragaman dan

kelimpahan kumbang koprofagus di lahan pertanian organik dan non-organik.

Penelitian dilaksanakan di lahan pertanian organik Bina Sarana Bakti dan non-

organik Seruni yang keduanya terletak di Cisarua, Jawa Barat. Dua puluh dung trap

dipasang di setiap lahan pertanian organik dan lahan pertanian non-organik, pada

pertanaman jagung, wortel, kol, dan bawang daun. Dari penelitian ini dikoleksi 15

spesies (610 individu) kumbang koprofagus yang termasuk dalam 2 famili, yaitu

Scarabaeidae dan Aphodiidae. Kumbang koprofagus yang ditemukan di lahan

pertanian organik (389 individu, 13 spesies) lebih banyak dibandingkan dengan di

lahan pertanian non-organik (221 individu, 10 spesies). Di kedua lahan pertanian

tidak menunjukkan dominansi spesies kumbang koprofagus (C <0,5). Spesies yang

paling banyak ditemukan pada lahan pertanian organik adalah Copris reflexus (49%),

sedangkan pada lahan non-organik adalah Onthopagus pauper (52%). Kesamaan

spesies kumbang di lahan pertanian organik dan non-organik sebesar 67%.

Kata kunci: Kumbang koprofagus, lahan pertanian organik, lahan pertanian non-

organik.

ABSTRACT

HANNA LATIFA. Biodiversity of Coprophagous Beetles in Organic and Non-

organic Farms. Supervised by: TRI ATMOWIDI and WORO A. NOERDJITO.

Coprophagous beetle has important role in decomposition of organic

materials. This research aimed to study and analyze the diversity and abundance of

coprophagous beetles in organic and non-organic farms. Coprophagous beetles

were collected in organic farm of Bina Sarana Bakti and non-organic farm of Seruni

in Cisarua, West Java. In each location, twenty dung traps were set up in corn plants,

carrot plants, cabbage plants, and onion plants. Totally, 15 species (610 individuals)

of coprophagous beetles belonging to two families i.e Scarabaeidae and Aphodiidae

were collected. Coprophagous beetles in organic farms (389 individuals, 13 species)

more divers than that in non-organic farms (221 individuals, 10 species). There was

no dominant species in both of locations (C < 0,5). The most dominant species in

organic farm was Copris reflexus (49%) and in non-organic farm was Onthopagus

pauper (52%). Beetles similarity in organic and non-organic farm was 67%.

Keyword: Coprophagous beetles, organic farm, non-organic farm

Page 5: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN

PERTANIAN ORGANIK DAN NON-ORGANIK

HANNA LATIFA

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan
Page 7: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

Judul : Biodiversitas Kumbang Koprofagus di Lahan Pertanian Organik dan

Non-organik

Nama : Hanna Latifa

NIM : G34100044

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr. Ir. Iman Rusmana, M.Si.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Prof. Dr. Woro. A. Noerdjito

Pembimbing 2

Dr. Tri Atmowidi, M.Si.

Pembimbing I

Page 8: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kuasa-Nya Penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Biodiversitas Kumbang Koprofagus

di Lahan Pertanian Organik dan Non-organik” yang merupakan syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains di Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Tri Atmowidi, M.Si. dan Prof. Dr.

Woro A. Noerdjito selaku pembimbing. Terima kasih juga disampaikan kepada

keluarga penulis Hendro Subekti, Nina Safrida HSB, Rizkiana Anggayuhlin, atas

kasih sayang dan bantuan material, seluruh teman-teman biologi 47, keluarga IAAS,

serta rekan-rekan penulis atas segala dukungan dan bantuan kepada penulis. Selain

itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf Laboratorium Entomologi Bidang

Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong yang telah membantu di dalam

proses identifikasi dalam penelitian ini, dan kepada pihak perkebunan Bina Sarana

Bakti dan Perkebunan Seruni.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Namun, Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat

menambah khazanah keilmuan bagi pembaca.

Bogor, Juli 2014

Hanna Latifa

Page 9: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE PENELITIAN 2

Waktu dan Tempat 2

Pengoleksian Sampel 2

Preservasi Spesimen Kumbang 3

Identifikasi Kumbang 3

Analisis Data 3

HASIL 4

PEMBAHASAN 9

SIMPULAN 11

DAFTAR PUSTAKA 12

RIWAYAT HIDUP 14

LAMPIRAN 15

Page 10: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

DAFTAR TABEL

1. Data lingkungan di lahan pertanian organik dan non-organik saat pengam-

bilan sampel kumbang

5

2. Jumlah individu dan spesies kumbang koprofagus dikoleksi dari lahan per-

tanian organik dan non-organik

6

DAFTAR GAMBAR

1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3

2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan dalam kotak serangga. 3

3. Pupuk berupa kotoran ayam yang digunakan di lahan pertanian organik. 4

4. Penggunaan bahan penunjang praktik pertanian di lahan pertanian non-

organik.

5

5. Indeks similaritas Sorensen (Is) kuantitatif kumbang koprofagus di lahan

pertanian organik dan non-organik.

6

6. Kumbang di lahan pertanian: Aphodius marginellus, Copris reflexus,

Catharsius mollosus, Onthopagus tritube, Onthopagus babirusa,

Onthopagus pauper, Onthopagus javanus, Onthopagus variolaris.

7

7. Kumbang di lahan pertanian: Onthopags lilliputanus, Onthopagus tricolor,

Onthopagus pygidialis, Onthopagus deflexicollis, Onthopagus sp1.,

Onthopagus sp2., Onthopagus sp3..

8

DAFTAR LAMPIRAN

.

1. Deskripsi morfologi spesies kumbang koprofagus 16

Page 11: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kumbang termasuk ordo Coleoptera yang dibedakan dengan ordo lain

pada kelas insekta berdasarkan adanya sepasang sayap depan keras (elytra)

sebagai pelindung dari sayap belakang yang tipis dan lunak. Kumbang koprofagus

dibedakan dengan kumbang lainnya berdasarkan bentuk tubuhnya yang cembung,

bulat telur, atau memanjang, tarsi 5 ruas, antena 8-11 ruas, tiga ruas terakhir

antena umumnya membesar membentuk gada dengan ujung padat, tibia pasangan

tungkai depan membesar dengan bagian pinggir luar bergerigi atau berlekuk

(Boror et al. 1989).

Kumbang koprofagus dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan

perilakunya, yaitu tunnelers, dwellers, dan rollers. Kumbang tunnelers membawa

kotoran ke dalam terowongan (tunnel) yang dibuatnya. Kotoran digunakan

sebagai bahan pakan dan tempat meletakkan telur. Contoh spesies kumbang

tunnelers adalah Phanaeus vindex dan Onthopagus sp. Kumbang dwellers

memakan kotoran dan meletakkan telur di atas permukaan atau dekat dengan

kotoran. Kumbang koprofagus yang termasuk dwellers adalah Aphodius sp.

Kumbang rollers (Canthon sp.) membuat gumpalan bola dari kotoran yang akan

dibawa ke sarang yang jauh dari asal kotoran. Kumbang rollers dapat

meningkatkan kesuburan tanah dengan meningkatkan kandungan zat organik

tanah dan mengurangi polusi dari limbah organik (Bertone et al. 2004).

Studi tentang kumbang koprofagus di Indonesia masih sangat terbatas,

terutama di lahan pertanian. Krikken dan Huijbregts (2008) melaporkan di Taman

Nasional Dumoga-Bone, Sulawesi Utara terkoleksi 39 spesies Scarabaeidae, 77%

diantaranya adalah genus Onthophagus dan spesies lainnya anggota famili

Aphodiidae (4 spesies), Geotrupidae (2 spesies), Hybosoridae (1 spesies), dan

Silphidae (4 spesies). Kahono dan Setiadi (2007) mengoleksi 28 spesies kumbang

koprofagus di Taman Nasional Gede Pangrango, yang terdiri dari genus

Onthopagus (21 spesies), Copris (3 spesies), Paragymnopleurus (2 spesies),

Catharsius (1 spesies), dan Phacosoma (1 spesies). Kumbang Onthopagus

merupakan genus yang mempunyai keanekaragaman tertinggi. Noerdjito (2009)

mengoleksi 15 spesies kumbang kotoran di Taman Nasional Gunung Ciremai,

Jawa Barat.

Studi keanekaragaman kumbang koprofagus di lahan pertanian perlu

dilakukan mengingat peran kumbang koprofagus dapat meningkatkan kesuburan

tanah. Hanski dan Krikken (1991) melaporkan kumbang koprofagus merupakan

dekomposer penting terkait dengan siklus nutrisi, penyebar benih, dan sebagai

predator lalat. Kumbang koprofagus di lahan pertanian dapat dijadikan sebagai

indikator kesuburan tanah (Andresen 2001). Penggunaan pupuk dan insektisida

kimia pada lahan pertanian non-organik dapat mengganggu keseimbangan alam

dan diduga berpengaruh pada keanekaragaman dan kelimpahan spesies kumbang

koprofagus. Berbeda dengan lahan pertanian non-organik, lahan pertanian organik

tidak menggunakan bahan kimia dalam kegiatan pengolahan lahan maupun dalam

pengendalian hama, sehingga diduga jumlah individu dan spesies kumbang

koprofagus lebih banyak.

Page 12: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

2

Keanekaragaman spesies kumbang koprofagus dipengaruhi oleh berbagai

faktor lingkungan, terutama tipe vegetasi, tanah, dan kotoran (Davis et al. 2001).

Doube (1983) melaporkan bentuk kanopi tumbuhan dan tipe tanah juga

berpengaruh terhadap spesies dan aktivitas kumbang koprofagus. Keberadaan

kumbang koprofagus dipengaruhi oleh ketinggian habitat, kondisi habitat, dan

struktur komunitas, terutama dari hewan vertebrata yang ada di habitat tersebut

(Noerdjito 2009).

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisis

keanekaragaman dan kelimpahan kumbang koprofagus di lahan pertanian organik

dan non-organik.

Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi keanekaragaman dan

kelimpahan kumbang koprofagus pada lahan pertanian organik dan non-organik.

Data spesies dan kelimpahan yang didapat diharapkan dapat digunakan sebagai

indikator kesuburan tanah dan monitoring perubahan ekosistem yang terjadi.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2013 - April 2014.

Pengambilan sampel dilakukan di lahan pertanian organik Bina Sarana Bakti dan

lahan pertanian non-organik Seruni milik Hotel Seruni di kawasan Cisarua, Bogor,

Jawa Barat. Identifikasi kumbang koprofagus dilakukan di Laboratorium

Entomologi, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Cibinong, Bogor.

Pengoleksian Sampel

Pengoleksian sampel dilakukan pada bulan November - Desember 2013.

Kumbang dikoleksi dengan menggunakan dung trap. Dung trap berupa kotoran

segar manusia seukuran ibu jari yang dibungkus dengan kain kasa dan digantung

setinggi 3 cm di atas wadah pengumpul (volume = 400 ml). Sepertiga dari wadah

pengumpul diisi cairan preservasi dengan komposisi 1 liter air ditambahkan 3

sendok makan sabun cair dan 3 sendok makan garam (Gambar 1a) (Kahono dan

Setiadi 2007). Dung trap dipasang pada pertanaman jagung, wortel, bawang daun,

dan kol dengan luasan sekitar 600m2

yang ada di lahan organik dan non-organik

(Gambar 1b). Pada setiap pertanaman, dipasang 5 dung trap selama 72 jam dan

sampel kumbang diambil setiap 24 jam. Di setiap lokasi, pengambilan sampel

kumbang dilakukan dengan 3 ulangan. Pengukuran data lingkungan, yaitu curah

hujan, suhu, kelembaban, dan kondisi tanah dilakukan setiap hari selama

pengoleksian kumbang.

Page 13: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

3

Preservasi Spesimen Kumbang

Pengawetan spesimen kumbang dilakukan secara basah dan kering.

Pengawetan basah dilakukan dengan merendam spesimen kumbang dalam alkohol

70%. Pengawetan kering dilakukan dengan mengoven kumbang selama 7 hari

pada suhu 400C. Sebelumnya, kumbang dipin dan diberi label, nomor, dan

keterangan tempat pengambilan sampel. Spesimen kumbang selanjutnya disimpan

dalam kotak serangga (Gambar 2).

Identifikasi Kumbang

Identifikasi kumbang berdasarkan Borror et al. (1989) sampai tingkat

famili dan Arrow (1991), Balthasar (1963) sampai tingkat spesies. Spesimen

kumbang juga diverifikasi dengan membandingkan dengan spesimen acuan

koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) LIPI, Cibinong, Bogor.

Analisis Data Kumbang yang telah diidentifikasi selanjutnya dideskripsi. Data kumbang

dianalisis dengan menghitung indeks keanekaragaman Shannon (H`), evennes atau

kemerataan Shannon (E), Dominansi (C), dan Similaritas Sorensen kuantitatif (Is)

(Marguran 1988), dengan rumus sebagai berikut:

(a) (b)

Gambar 2 Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan dalam kotak serangga.

Gambar 1 Cara pemasangan dung trap (a) dan lahan pertanian sebagai lokasi

penelitian (b).

Page 14: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

4

H` = -ΣPiLnPi

E =H`

Ln S

C = ΣPi2

IS = 2jn

(aN +bN )

HASIL

Lahan pertanian organik Bina Sarana Bakti dan lahan non-organik Seruni

yang digunakan sebagai lokasi pengambilan sampel kumbang terletak di

Kecamatan Cisarua, Jawa Barat pada ketinggian 800-1000 mdpl. Kedua lahan

beriklim tropis basah dengan suhu udara berkisar antara 230-25

0C. Lahan

pertanian Bina Sarana Bakti terletak di kawasan Cisarua (6041’17.16”S

106056’59.86”E) merupakan lahan pertanian organik yang menggunakan bahan

organik dalam semua tahapan praktik pertaniannya. Pupuk yang digunakan di

lahan pertanian organik berupa pupuk kotoran ayam yang telah melalui proses

pengomposan (Gambar 3). Insektisida yang digunakan terbuat dari bahan alami

seperti siung bawang putih, daun sirsak, dan bunga tagetes. Pemberian insektisida

dilakukan pada awal penanaman dan dilanjutkan berdasarkan pengamatan ada

atau tidaknya hama.

Lahan pertanian non-organik Seruni terletak di kawasan Cisarua

(6041’54.47”S 106

057’10.06”E). Lahan pertanian ini menggunakan bahan kimia

sebagai bahan penunjang dalam praktik pertaniannya. Bahan kimia digunakan

dalam pemupukan dan penyemprotan hama (Gambar 4a). Pupuk dasar yang

digunakan adalah pupuk dari kotoran sapi (Gambar 4b), sedangkan pupuk kimia

tambahan berupa kristal atau cairan yang disemprotkan. Penggunaan insektisida

dilakukan dengan dosis dan jenis yang berbeda, tergantung spesies tanaman dan

tingkat infeksi hama.

Keterangan:

Pi = ni

N

ni = total individu spesies i

N = total individu

S = total spesies

jn = total individu yang jumlahnya lebih

sedikit dari kedualokasi

aN = total individu di lokasi a

bN = total individu di lokasi b

Gambar 3 Pupuk berupa kotoran ayam yang digunakan di lahan pertanian organik.

Page 15: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

5

Suhu udara rata-rata di lahan pertanian organik sebesar 26,830C dan di lahan

pertanian non-organik sebesar 25,110C. Intensitas cahaya dan kelembaban di

lahan organik adalah 14,14 67 lux dan 63,67% dan di lahan non-organik sebesar

1408,67 lux dan 64,23%. Keasaman tanah di lahan organik sebesar 7 dan di lahan

non-organik sebesar 6,6 (Tabel 1).

Keterangan: Nilai merupakan rataan dari pengambilan data lingkungan setiap hari selama

pengoleksian sampel, angka di dalam kurung merupakan nilai minimun dan

maksimum terukur.

Selama pengambilan sampel, di lahan pertanian organik dan non-organik

didapatkan 610 individu kumbang koprofagus yang termasuk dalam 2 famili,

yaitu Scarabaeidae (subfamili Coprinae) dan famili Aphodiidae (subfamili

Aphodinae) (Tabel 2). Dari 2 tipe lahan pertanian tersebut didapatkan 15 spesies

kumbang (Gambar 6 dan 7).

Nilai keanekaragaman tertinggi di lahan organik ditemukan pada

pertanaman kol sebesar 1,66 dan nilai terendah di lahan non-organik pada

pertanaman kol sebesar 0,85. Di lahan pertanian organik didapatkan 389 individu

(13 spesies), sedangkan di lahan non organik didapatkan 221 individu (10 spesies).

Jumlah individu terbanyak pada pertanaman jagung di kedua lahan, organik (127

individu) dan non-organik (72 individu). Jumlah individu terendah pada

pertanaman bawang daun di kedua lahan, organik (74 individu) dan non-organik

(28 individu) (Tabel 2).

Kesamaan spesies kumbang di lahan pertanian organik dan non-organik

sebesar 67%. Similaritas terbesar 89% didapatkan pada pertanaman jagung. Pada

pertanaman wortel, similaritas kumbang sebesar 64%, pada pertanaman kol

sebesar 53%, dan pada pertanaman bawang daun sebesar 51% (Gambar 5).

Lahan Suhu udara Intensitas cahaya RH Curah hujan pH

Pertanian (0C) (Lux) (%) (mm/hari)

Organik 26,83

(25,4-27,9) 1414,67

(1402-1429) 63,67

(62,2-64,5) 20

(4-56) 7

(6,9-7,2)

Non-organik 25,11

(25,3-24,9) 1408,67

(1397-1420) 64,23

(62,8-65,2) 20

(4-56) 6,6

(6,5-7)

(a) (b)

Tabel 1 Data lingkungan di lahan pertanian organik dan non-organik saat pengam-

bilan sampel kumbang

Gambar 4 Penggunaan bahan penunjang praktik pertanian di lahan pertanian non-organik

berupa pupuk dan insektisida kimia (a) dan pupuk kotoran sapi (b).

Page 16: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

6

Keterangan: J:pertanaman jagung, W: pertanaman wortel, K: pertanaman kol, BD: pertanaman

bawang daun, H’: indeks keanekaragaman Shannon, E: Evennes atau kemerataan

Shannon, C: dominansi.

0.67

0.89

0.64

0.53 0.51

Famili (Subfamili) Lahan organik Lahan non-organik Total

Spesies J W K BD Σ ind. J W K BD Σ ind.

Ind.

Aphodiidae (Aphodinae)

Aphodius marginelus 0 2 1 1 4 0 0 0 0 0 4

Scarabaeidae (Coprinae)

Copris reflexus 79 49 35 27 190 22 20 10 7 59 249

Catharsius mollosus 0 0 0 0 0 2 4 0 0 6 6

Onthopagus trituber 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

Onthopagus babirusa 8 3 9 4 24 7 0 0 1 8 32

Onthopagus pauper 34 20 35 33 122 32 21 51 13 117 239

Onthopagus javanus 0 1 3 1 5 0 0 0 0 0 5

Onthopagus lilliputanus 0 4 12 3 19 4 4 1 1 10 29

Onthopagus variolaris 0 1 2 4 7 5 0 0 4 9 16

Onthopagus tricolor 1 3 4 0 8 0 0 0 0 0 8

Onthopagus pygidialis 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2

Onthopagus deflexicollis 1 0 0 0 1 0 0 4 0 4 5

Onthopagus sp1. 1 2 2 1 6 0 0 0 0 0 6

Onthopagus sp2. 1 0 0 0 1 0 3 0 0 3 4

Onthopagus sp3. 1 0 0 0 1 0 0 3 0 3 4

Total individu 127 85 103 74 389 72 52 69 28 221 610

Total spesies 8 9 11 8 13 6 5 5 6 10 15

H’ 1,12 1,32 1,66 1,39 1,4 1,4 1,33 0,85 1,4 1,42

E 0,51 0,6 0,69 0,67 0,55 0,78 0,83 0,57 0,78 0,62

C 0,46 0,26 0,26 0,34 0,34 0,31 0,33 0,57 0,3 0,37

Tabel 2 Jumlah individu dan spesies kumbang koprofagus yang dikoleksi dari lahan

pertanian organik dan non-organik

O- No J W K BD

Gambar 5 Indeks similaritas Sorensen (Is) kuantitatif kumbang koprofagus di

lahan pertanian organik dan non-organik pada masing-masing

pertanaman. O-No: organik- non-organik, J: jagung, W: wortel, K: kol,

BD: bawang daun.

Page 17: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

7

m n o p

Gambar 6 Kumbang koprofagus di lahan pertanian: Aphodius marginellus (a=

dorsal, b= ventral), Copris reflexus (c= dorsal, d= ventral), Catharsius

mollosus (e= dorsal, f= ventral), Onthopagus trituber (g= dorsal, h=

ventral), Onthopagus babirusa (i= dorsal, j= ventral), Onthopagus

pauper (k= dorsal, l= ventral), Onthopagus javanus (m= dorsal, n=

ventral), Onthopagus variolaris (o= dorsal, p= ventral).

e f g h

a b c d

i j k l

2,07 mm 1,87 mm 2,31 mm 2,53 mm

9,33 mm 10,37 mm 2,20 mm 2,20 mm

2,00 mm 2,67 mm 2,78 mm 2,13 mm

1,90 mm 1,90 mm 1,86 mm 1,86 mm

Page 18: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

8

i j k l

e f g h

a b c d

m n

Gambar 7 Kumbang koprofagus di lahan pertanian Onthopags lilliputanus (a=

dorsal, b= ventral), Onthopagus tricolor (c= dorsal, d= ventral),

Onthopagus pygidialis (e= dorsal, f= ventral), Onthopagus

deflexicollis (g= dorsal, h= ventral), Onthopagus sp1. (i= dorsal, j=

ventral), Onthopagus sp2. (k= dorsal, l= ventral), Onthopagus sp3.

(m= dorsal, n= ventral).

0,86 mm 0,86 mm 2,03 mm 2,03 mm

2,14 mm 2,21 mm 2,00 mm 2,07 mm

2,33 mm 2,43 mm 1,50 mm 1,62 mm

1,73 mm 1,88 mm

Page 19: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

9

PEMBAHASAN

Data lingkungan berupa suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban udara,

dan curah hujan di kedua lahan pertanian, selama pengambilan sampel kumbang

tidak menunjukkan perbedaan yang besar (Tabel 1).

Jumlah individu dan spesies kumbang di lahan pertanian organik (389

individu, 13 spesies) lebih banyak dibandingkan di lahan pertanian non-organik

(221 individu, 10 spesies). Berdasarkan hasil perhitungan, nilai keanekaragaman

kumbang koprofagus di lahan pertanian organik sebesar 1,4 dan di lahan non-

organik sebesar 1,42 (Tabel 2). Nilai yang tidak jauh berbeda ini kemungkinan

karena pengambilan sampel di kedua lahan pertanian dilakukan pada waktu yang

sama dan data lingkungan yang tidak jauh berbeda (Tabel 1). Noerdjito (2009)

melaporkan waktu koleksi dan keadaan habitat mempengaruhi keragaman

kumbang koprofagus.

Secara umum, di lahan pertanian organik dan non-organik tidak terjadi

dominansi kumbang (C < 0,5). Spesies kumbang yang paling banyak ditemukan

pada lahan organik adalah Copris reflexus (190 individu) dan Onthopagus pauper

(122 individu), sedangkan pada lahan non-organik adalah O. pauper (117

individu). Pada analisis dominansi per tanaman, di lahan organik dan non-organik

tidak terjadi dominansi, kecuali pada pertanaman kol di lahan non-organik yang

memiliki nilai dominansi sebesar 0,57. Kumbang yang paling banyak ditemukan

pada pertanaman kol di lahan non-organik adalah O. pauper (51 individu) (Tabel

2).

Banyaknya pohon dan adanya hutan wisata di dekat lahan pertanian non-

organik menjadikan lahan tersebut lebih teduh, sehingga kotoran tidak cepat

kering. Kotoran yang lebih lembab lebih disukai oleh kumbang koprofagus

(Hanski dan Cambefort 1991). Hutan wisata sebagai habitat satwa, seperti tupai,

monyet, dan burung juga mengindikasikan banyaknya kotoran hewan sebagai

pakan kumbang koprofagus. Hal ini sesuai dengan laporan Andresen (2003),

kumbang koprofagus banyak ditemukan di daerah hutan yang lebih alami

dibanding dengan lahan yang sudah terdegradasi. Menurut Hanski dan Cambefort

(1991), banyaknya kotoran pada suatu daerah akan mempengaruhi keberadaan

kumbang koprofagus.

Pada pertanaman jagung di kedua lahan pertanian, paling banyak ditemukan

kumbang koprofagus (127 individu di lahan organik dan 72 individu di lahan non-

organik). Nilai indeks keanekaragaman kumbang pada pertanaman jagung di

lahan pertanian organik ialah 1,12 dan di lahan pertanian non-organik ialah 1,4.

Tanaman jagung memiliki daun yang lebar dan jarak tanam yang rapat. Pada

pertanaman jagung, juga terdapat gulma. Hal ini membuat lahan pertanaman

jagung lebih tertutup dan teduh. Doube (1983) melaporkan bahwa di daerah yang

tertutup ditemukan spesies kumbang koprofagus lebih banyak dari pada daerah

padang rumput.

Pada pertanaman wortel di lahan organik ditemukan 85 individu (9

spesies) kumbang koprofagus dengan nilai keanekaragaman sebesar 1,32. Di

lahan non-organik ditemukan 52 individu (5 spesies) kumbang koprofagus dengan

nilai keanekaragaman 1,33. Pemakaian pupuk dan insektisida di lahan non-

organik dapat mempengaruhi kumbang koprofagus.

Page 20: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

10

Keanekaragaman kumbang koprofagus paling tinggi pada pertanaman kol

di lahan pertanian organik (H’= 1,66) dengan jumlah individu 103. Selain tertarik

pada aroma kotoran dari umpan dung trap dan dari pupuk kandang, kumbang

koprofagus kemungkinan tertarik aroma khas berupa senyawa sekunder yang

dihasilkan tanaman kol. Pemakaian insektisida nabati pada pertanaman kol di

lahan organik, kemungkinan tidak mengganggu kehidupan kumbang koprofagus.

Pada pertanaman kol di lahan non-organik, nilai keanekaragaman

kumbang paling rendah (H’= 0,85). Pemberian insektisida pada pertanaman kol

dilakukan dengan cara penyemprotan. Tanaman kol yang rendah menyebabkan

insektisida yang diberikan dengan penyemprotan mengenai umpan maupun pupuk

kandang. Spesies kumbang kotoran yang kuat dan mampu beradaptasi yang dapat

ditemukan di lahan non-organik. Formulasi insektisida tidak berpengaruh besar

terhadap kumbang koprofagus, kecuali jika insektisida terkena langsung pada

kotoran yang dikonsumsi oleh kumbang koprofagus (Bertone et al. 2004).

Jumlah individu kumbang paling sedikit ditemukan pada pertanaman

bawang daun (74 individu di lahan pertanian organik dan 28 individu di lahan

pertanian non-organik). Nilai keanekaragaman kumbang pada pertanaman bawang

daun di lahan organik dan non-organik sebesar 1,39 dan 1,40. Jumlah individu

yang rendah pada pertanaman bawang daun di lahan non-organik kemungkinan

disebabkan pemberian insektisida yang dilakukan dengan penyemprotan.

Tanaman bawang daun yang rendah menyebabkan insektisida semprot mengenai

kotoran sebagai pakan kumbang koprofagus. Kurangnya daerah naungan di

pertanaman bawang daun, menyebabkan kotoran akan lebih cepat kering dan tidak

disukai olah kumbang koprofagus.

Onthopagus sp. dan Copris reflexus merupakan kumbang koprofagus tipe

tunnelers. Bertone (2006) melaporkan spesies kumbang tunnelers dapat

mempengaruhi siklus nutrisi dan kesuburan tanaman. Perilaku mengambil kotoran,

kemudian membenamkan kotoran di dalam terowongan membantu pembusukan

dan degradasi kotoran.

Copris reflexus (panjang 8,1 mm) dan O. pauper (panjang 6,4 mm)

merupakan kumbang yang berukuran tubuh besar. Ditemukannya kedua spesies

kumbang tersebut di lahan organik mengindikasikan daur materi yang cepat. Pada

lahan non-organik, O. pauper ditemukan lebih sedikit dibandingkan di lahan

organik, tetapi ditemukan juga Catharsius mollosus (6 individu) dengan ukuran

tubuh besar (28 mm), sehingga menunjukkan cepatnya daur hara. Shahabuddin et

al. (2008) melaporkan ukuran dan biomassa kumbang lebih berpengaruh dalam

proses dekomposisi kotoran dan penyuburan tanah dibandingkan dengan jumlah

individu kumbang. Klarifikasi spesies dan biomassa kumbang masih perlu

dilakukan untuk dapat menyimpulkan kualitas kesuburan di lahan pertanian

organik dan non-organik karena aktivitas kumbang. Setiap spesies kumbang

memiliki tingkat kesensitifan terhadap perubahan lingkungan yang berbeda. Sifat

ini mempengaruhi kumbang dalam memilih habitat.

Kumbang O.pauper banyak ditemukan di lahan pertanian organik dan

non-organik. Hanski dan Cambefort (1991) melaporkan Onthopagus sp.

merupakan kumbang yang bersifat universal dan lebih mudah beradaptasi dengan

perubahan lingkungan. Kumbang Onthopagus sp. merupakan kumbang tunnelers

sehingga lebih banyak ditemukan dalam kotoran. Kumbang tunnelers membuat

Page 21: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

11

sarang di dalam terowongan dalam kotoran, sehingga kehidupan kumbang ini

tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi lingkungan.

Kumbang C. reflexus mempunyai ukuran tubuh relatif besar (panjang 8,1

mm). Spesies ini memiliki jumlah individu paling banyak di lahan pertanian

organik (190 individu). Pada lahan non-organik hanya ditemukan 59 individu

spesies C. reflexus. Jankielson et al. (2001) melaporkan kumbang koprofagus

dengan ukuran tubuh besar lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Jumlah

individu C. reflexus sedikit ditemukan di lahan non-organik. Hal ini kemungkinan

karena pengaruh pemberian bahan kimia yang menyebabkan tanah lebih asam

(Tabel 1). Tingkat keasaman tanah yang rendah menjadi indikator ketidaksuburan

tanah (Yamani 2010).

Kumbang A. marginellus (famili Aphodiidae) hanya ditemukan di lahan

organik. Spesies kumbang ini bersifat dwellers yang memakan kotoran dan

umumnya meletakkan telur di kotoran dan tidak membuat sarang (Hanski dan

Cambefort 1991). Kumbang ini memanfaatkan kotoran sebagai tempat hidup larva.

Oleh karena itu, kumbang A. marginellus lebih sensitif terhadap perubahan

lingkungan. Penggunaan bahan kimia, seperti pupuk dan insektisida, berpengaruh

terhadap kumbang Aphodius sp. Bertone et al. (2004) menyatakan kumbang

Aphodius sp. merupakan kumbang yang sensitif terhadap perubahan lingkungan.

Di lahan non-organik ditemukan C. mollosus yang memiliki ukuran tubuh

paling besar (panjang 28 mm) dari semua kumbang koprofagus yang terkoleksi.

Keberadaan C. mollosus di lahan pertanian non-organik kemungkinan karena

kumbang tertarik pada pupuk kandang berupa kotoran sapi yang digunakan

sebagai pupuk dasar. Kotoran sapi mempunyai ukuran relatif besar, bertekstur

halus, dan lebih beraroma dan mengandung mikroba dan nematoda (Vulinuc

2000). Errousi et al. (2004) melaporkan kumbang dengan ukuran besar akan

membutuhkan kotoran yang berukuran besar. Adanya hutan wisata kemungkinan

menyebabkan ditemukannya kumbang Catharsius sp. di lahan non-organik.

Kahono dan Setiadi (2007) melaporkan Catharsius sp. banyak ditemukan di

daerah hutan dengan keadaan yang lebih alami dibandingkan dengan lahan yang

sudah terdegradasi.

Kesamaan spesies kumbang di lahan organik dan non-organik sebesar 67%.

Indeks kesamaan Sorensen menekankan banyaknya spesies yang ditemukan pada

kedua lokasi (Marguran 1988). Kesamaan spesies kumbang paling tinggi pada

pertanaman jagung (89%), diikuti wortel (64%), kol (53%), dan bawang daun

(51%). Kesamaan kumbang yang tinggi pada pertanaman jagung kemungkinan

disebabkan oleh penggunaan insektisida yang sedikit. Insektisida yang digunakan

pada pertanaman jagung di lahan non-organik berbentuk kristal yang diberikan di

awal penanaman. Insektisida tersebut ditaburkan di pucuk atau dipendam dalam

tanah. Peluang kotoran terkena insektisida lebih kecil, sehingga mengurangi

dampaknya terhadap kumbang.

SIMPULAN

Jumlah individu dan spesies kumbang koprofagus di lahan organik lebih

tinggi (389 individu, 13 spesies) dari pada di lahan non-organik (221 individu, 10

spesies). Di kedua tipe lahan pertanian tersebut tidak terjadi dominansi spesies

kumbang. Spesies kumbang yang ditemukan paling banyak di lahan organik

Page 22: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

12

adalah C. reflexus, sedangkan pada lahan non-organik adalah O. pauper.

Kesamaan spesies kumbang di lahan organik dan non-organik sebesar 67%.

DAFTAR PUSTAKA

Andresen E. 2001. Effects of dung presence, dung amount and secondariy

dispersal by dung beetles on the fate of Mycropholis guyanensis

(Sapotaceae) seeds in Central Amazonia. J Trop Ecol 17: 61-78.

Andresen E. 2003. Effect of forest fragmentation on dung beetle communities and

functional consequences for plant regeneration. Ecography 26: 87-97.

Arrow GJ. 1991. The Fauna of British India: Coleoptera. Lamellicornia. New

Delhi (IN): Today and Tomorrow's Press. and Publ..

Balthasar. 1963. Monographie der Scarabaeidae und Aphodiidae der

palaearktischen und orientalischen Region. Cekoslowakia (CZ): Verlag der

Tschechoslawakischen Akademie der Wissennschaften.

BertoneMA, Watson W, Stringham M, Green JT, Steve W, Poore MH, Hucks M.

2004. Dung beetles of Central and Eastern North carolina cattle pastures.

North Carolina (US): NC State University.

Bertone MA, Green JT, Washburn SP, Poore MH, Watson DW. 2006. The

contribution of tunneling dung beetles to pasture soil nutrition. North

Carolina (US): NC State University.

Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1989. An Introduction to the Study of

Insects 7th edition. New York (US): Saunders College Publishing.

Davis AJ, Holloway JD, Huijbregts H, Krikken J, Kirk-Spriggs AH, Sutton S.

2001. Dung beetles as indicators of change in the forests of Northern

Borneo. J Appl Ecol 38: 593-616.

Doube BM. 1983. Habitat preference of some bovine dung beetles (Coleoptera:

Scarabaeide) in Hluhluwe Game Reserva, South Africa. Bull Entomol Resch

73: 357-371.

Errouissi FS, Haloti PJ, Robert AJ, Idrissi, Lumaret JP. 2004. Effect of the

attictiveneess for dung beetle of dung pat origin and size alog climatic

gradient. J Environ Entomol 33: 45-53.

Hanski I, Cambefort Y. 1991. Dung Beetle Ecology. Princeton (US): Princeton

University Press.

Hanski I, Krikken J. 1991. Dung beetles in tropical forests in South East Asia.

dalam: Hanski I, Cambefort Y. Dung Beetle Ecology. 179-197. Princeton

University Pr.

Jankielson A, Scholtz CH, Louw SVDM. 2001. Effect of habitat transformation

on dung beetle assemblages: A comparison between a south african nature

reserve and neighboring farms. J Ecol Entomol 30: 474-483.

Kahono S, Setiadi LK. 2007. Keragaman dan Distribusi Vertikal Kumbang

Kotoran Scarabaeidae (Coleoptera: Scarabaeidae) di Hutan Tropis Basah

Pegunungan Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat, Indonesia.

Biodiversitas 7: 118-122.

Krikken J, Huijbregts J. 2008. Sulawesi large-eyed Onthophagus and their

relatives: seven new species with a key (Coleoptera: Scarabaeidae:

Scarabaeinae). Tijdschrift voor Entomol 151: 155–171.

Page 23: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

13

Marguran AE. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement. New Jersey

(US): Princeton University Pr.

Noerdjito WA. 2009. Pengaruh ketinggian dan habitat terhadap keragaman

kumbang koprofagus (Coleoptera: Scarabaeidae) di jalur pendakian Apuy

dan Linggarjati, Taman Nasional Gunung Ciremai. J Biol Indones. 5: 295-

304.

Shahabuddin, Manuwoto S, Hidayat P, Noerdjito WA, Schulze CH. 2008. The

role of coprophagus beetles on dung decomposition and enhancement of soil

fertility: effect of body size, species diversity, and biomass. J Biol Indones.

5: 109-119.

Yamani A. 2010. Kajian tingkat kesuburan tanah pada hutan lindung Gunung

Sebatung di Kabupaten Kotabaru. J Hutan Trop. 11: 32-37

Vulinuc K. 2000. Dung beetle (Coleoptera: Scarabaeidae), monkeys, and

conservation in Amazonia. Florida Entomol 83: 229-241.

Page 24: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 14 September 1992 di Jakarta. Penulis

adalah anak kedua dari dua bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Hendro

Subekti dan Ibu Nina Safrida Hasibuan.

Penulis mengawali pendidikan di TK Santhi Puri di Bekasi yang ditempuh

Penulis pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 1998. Penulis melanjutkan

pendidikan di SDN Jati Mekar 6 pada tahun 1998 hingga tahun 2004. Pendidikan

menengah pertama ditempuh Penulis di SMP 157 Jakarta pada tahun 2004 sampai

tahun 2007 dan pendidikan menengah atas di SMA 48 Jakarta pada tahun 2007

sampai tahun 2010. Pada tahun 2010 Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

(IPB) pada Departemen Biologi melalui Undangan Seleksi Mahasiswa IPB

(USMI).

Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif dalam Unit Kegiatan

Mahasiswa International Association of Agricultural Students and Related

Sciences (UKM IAAS) di IPB, sebagai bendahara dan anggota dari divisi

eksternal. Penulis juga pernah menjadi pengajar intensif mata ajaran Biologi untuk

Ujian Nasional di SMA YPHB Bogor pada tahun 2011, asisten praktikum mata

kuliah Biologi Dasar dan Avertebrata di Departemen Biologi IPB, dan pengajar

untuk les intensif di Katalis untuk Ujian Talenta Mandiri IPB. Penulis pernah

magang di PT Astra Honda Motor di bagian Environment and Health Safety.

Penulis pernah mendapatkan penghargaan dari kompetisi perencanaan bisnis oleh

Kementrian Koperasi dan UKM RI sebagai penerima dana perencanaan bisnis

pada tahun 2013.

Page 25: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

15

LAMPIRAN

Page 26: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

16

Lampiran 1

Deskripsi Morfologi Spesies Kumbang koprofagus

Berikut adalah deskripsi morfologi spesies kumbang koprofagus yang

ditemukan dalam penelitian ini:

Aphodius marginellus memiliki pronotum berwarna hitam dengan

pinggiran cokelat dan memiliki tekstur lubang-lubang kecil. Elytra keras dengan

garis vertikal hitam kecokelatan mengkilat. Memiliki 5-6 segmen di bagian

abdomen. Ukuran tubuh berkisar 5,6 mm. Kumbang ini merupakan bagian dari

kelompok dwellers.

Copris reflexus dengan pronotum berwarna hitam dan tekstur kasar serta

memiliki lubang-lubang kecil. Moncong menukik dibagian tengah membentuk

sudut dengan tonjolan di pinggir. Elytra keras dengan garis vertikal hitam

mengkilat yang tidak terlalu rapat. Tibia depan jelas membesar dengan pinggiran

luar bergerigi. Memiliki 5 segmen di bagian abdomen. Ukuran tubuh berkisar 8,1

mm dengan bentuk bulat memanjang. Kumbang ini merupakan bagian dari

kelompok tunnelers.

Catharsius mollosus yang didapatkan dalam penelitian ini berukuran

tubuh besar berkisar 28 mm dengan warna hitam pekat. Pada pronotum terdapat

garis lurus hotizontal berukuran 9,1 mm. Pada kumbang jantan ditemukan 1

tanduk di tengah pronotum. Moncong rata berbentuk setengah lingkaran. Tarsus

dengan 5 ruas. Rambut halus ditemukan di pinggiran dorsal abdomen. Kumbang

ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus trituber memiliki 2 tanduk di kepala pada kumbang jantan.

Pronotum berwarna hitam mengkilat dan terdapat 3 tonjolan di tengah pronotum.

Elytra keras berwarna hitam dengan garis vertikal, pada tepian elytra terdapat

corak bulat lonjong berwarna cokelat. Abdomen memiliki 5-6 segmen gabungan.

Tarsus memiliki 5 ruas. Ukuran tubuh berkisar 6,6 mm dengan bentuk cembung.

Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus babirusa memiliki pronotum hitam kecokelatan mengkilat

dan terdapat 2 tonjolan di tengah pronotum. Elytra keras berwarna hitam dengan

garis vertikal, pada tepian elytra terdapat sedikit corak berwarna cokelat.

Moncong membentuk gada dengan ujung yang mengecil tumpul. Abdomen

memiliki 5-6 segmen gabungan. Tarsus memiliki 5 ruas. Ukuran tubuh berkisar

6,4 mm. Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus pauper dengan pronotum berwarna hitam mengkilat, tekstur

kasar berlubang-lubang dan terdapat garis horizontal yang cembung di tengah

pronotum, berukuran 6,4 mm. Pada moncong terdapat 2 garis horizontal berurutan

yang mempertegas tekstur moncong. Elytra keras berwarna hitam dengan garis

vertikal, pada tepian elytra terdapat corak berwarna cokelat. Abdomen memiliki 5

segmen gabungan. Tarsi belakang panjang dengan cakar yang runcing. Kumbang

ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus javanus dengan ciri berwarna cokelat sedikit transparan

dengan ukuran tubuh rata-rata 5,9 mm. Pronotum berwarna cokelat dengan

tekstur halus dan terdapat garis horizontal cembung. Moncong berbentuk gada

yang melengkung dibagian tengah, terdapat garis yang mempertegas tekstur

Page 27: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

17

moncong. Elytra keras dengan garis vertikal berwarna cokelat kehitaman. Tarsus

terdiri dari 5 ruas. Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus variolaris memiliki ukuran tubuh rata-rata 5,2 mm.

Pronotum berwarna hitam mengkilat dengan tekstur lubang-lubang kecil dan

terdapat rambut halus. Elytra keras, berwarna hitam, dan terlihat kasar karena

banyaknya rambut halus di permukaan elytra. Abdomen terdiri dari 5-6 segmen

gabungan. Tibia dan tarsus terdiri dari 5 ruas, pada tersus terdapat koksa.

Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus lilliputanus memiliki tubuh berwarna cokelat tua dengan

ukuran tubuh rata-rata 2,5 mm. Terdapat 1 tanduk di tengah pronotum yang

menandakan spesies jantan. Pronotum berwarna lebih gelap dengan lubang-lubang

kecil dan memiliki rambut halus. Elytra keras dengan garis vertikal berwarna

cokelat kehitaman. Tarsus terdiri dari 5 ruas. Bentuk moncong swing ke depan

dengan lekukan di tengah. Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok

tunnelers.

Onthophagus tricolor memiliki warna hitam dan hijau metalik yang

mengkilat. Pronotum berwarna hijau metalik mengkilat dan halus. Elytra keras

berwarna hitam kehijauan dengan garis vertikal. Moncong membentuk gada.

Abdomen memiliki 5-6 segmen gabungan. Tarsus memiliki 5 ruas. Ukuran tubuh

berkisar 6,1 mm. Rambut halus terlihat di bagian ventral antara toraks dan

abdomen. Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus pygidialis memiliki warna tubuh cokelat tua dengan ukuran

tubuh rata-rata 6,2 mm. Pronotum berwarna lebih gelap dengan lubang-lubang

kecil dan memiliki rambut halus. Elytra keras dengan garis vertikal berwarna

cokelat kehitaman dan bertekstur kasar karena banyaknya rambut halus. Tarsus

terdiri dari 5 ruas. Bentuk moncong mengecil tumpul ke depan. Kumbang ini

merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthophagus deflexicollis dengan warna cokelat tua dengan ukuran tubuh

rata-rata 5,6 mm dan pronotum berwarna hitam. Terdapat lubang-lubang kecil

pada pronotum yang membuat teksturnya tidak halus. Moncong berbentuk swing

membentuk sudut di bagian tengah. Elytra keras dengan garis vertikal berwarna

cokelat kehitaman dan pada pinggiran elytra terdapat corak hitam. Tarsus terdiri

dari 5 ruas. Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Onthopagus sp1. yang ditemukan pada penelitian ini berwarna hitam

dengan ukuran tubuh rata-rata 5,6 mm. Terdapat 2 tanduk yang melintang di

tengah pronotum yang menandakan spesies jantan. Pronotum berwarna

kecokelatan dengan tekstur halus. Moncong berbentuk gada dengan ujung

meruncing dan menghadap ke depan. Elytra keras dengan garis vertikal berwarna

cokelat kehitaman. Tarsus terdiri dari 5 ruas. Kumbang ini merupakan bagian dari

kelompok tunnelers.

Onthopagus sp2. memiliki ciri warna tubuh hitam dengan ukuran tubuh

rata-rata 4,2 mm. Pronotum berwarna hitam dengan lubang-lubang kecil yang

membuat teksturnya kasar. Moncong berbentuk gada membentuk sudut dengan

ujung menghadap ke depan dan membentuk swing. Elytra keras dengan garis

vertikal berwarna cokelat kehitaman. Tarsus terdiri dari 5 ruas. Kumbang ini

merupakan bagian dari kelompok tunnelers.

Page 28: BIODIVERSITAS KUMBANG KOPROFAGUS DI LAHAN PERTANIAN ... · 1. Cara pemasangan dung trap dan lahan pertanian sebagai lokasi penelitian 3 2. Spesimen kumbang koprofagus yang disimpan

18

Onthopagus sp3. dengan warna tubuh hitam dengan ukuran tubuh rata-

rata 4,5 mm dan dipenuhi rambut halus. Pronotum berwarna hitam kehijauan

dengan lubang-lubang kecil yang membuat teksturnya kasar. Moncong berbentuk

gada dengan sedikit lengkungan di depan dan terdapat garis horizontal yang

mempertegas struktur moncong. Elytra keras dengan garis vertikal berwarna

cokelat kehitaman. Abdomen terdiri dari 5-6 segmen yang menyatu. Tarsus dan

tibia terdiri dari 5 ruas. Kumbang ini merupakan bagian dari kelompok tunnelers.