Top Banner
PRATIKUM BK KARIER SMP Dosen Pengampu : Kadek Suranata, S.Pd.,M.Pd., Kons. Oleh : 1.Ni Wayan Suarningsih (1011011114) 2. Putu Marantini (1011011125) 3. Putu Sri Nonik Andayani (1011011126) Bimbingan Karir di SMP Page 1
48

Bimbingan Karir Di SMP

Jul 24, 2015

Download

Documents

senia_wati8732
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bimbingan Karir Di SMP

PRATIKUM BK KARIER

SMP

Dosen Pengampu :

Kadek Suranata, S.Pd.,M.Pd., Kons.

Oleh :

1. Ni Wayan Suarningsih

(1011011114)

2. Putu Marantini

(1011011125)

3. Putu Sri Nonik Andayani

(1011011126)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Bimbingan Karir di SMP Page 1

Page 2: Bimbingan Karir Di SMP

SINGARAJA

2012

KATA PENGANTAR

Om Swastiyastu

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ,Ide Sang hyang Widhi

Wasa, atas segala limpahan Rahmat-nyalah , kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah yang berjudul “ Layanan Bimbingan Karier Di SMP”.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan profesi keguruan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang

kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca

untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Om Santhi,Santhi,Santhi Om

Singaraja, 2012

Penulis

Bimbingan Karir di SMP Page 2

Page 3: Bimbingan Karir Di SMP

DAFTAR ISI

JUDUL

PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

a. Masalah-masalah tentang karier yang terjadi di sekolah yang

bersangkutan,terhadap siswa sasaran layanan

b. Latar belakang perlunya layanan bk karier yang anda lakukan di

sekolah/instansi yang bersangkutan

c. Pendekatan/model/ layanan yang akan digunakan dan alasan

penggunaannya.

BAB II. TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG

DIGUNAKAN

a. Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya

b. Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan (jelaskan, dan

uraikan tujuan kegunaan dan cara analisis)

c. RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya.

d. Kalau menggunakan cyber, uraikan web yang digunakan.

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Uraikan hasil-hasil apa saja yang dicapai dalam praktik (dari instrument,

kesankesan siswa, kesan guru, dsbg)

b. Uraikan kelemahan, kelebihan kegiatan layanan yang sudah dilakukan.

BAB IV PENUTUP

a. SIMPULAN

b. SARAN

Bimbingan Karir di SMP Page 3

Page 4: Bimbingan Karir Di SMP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Instrument, surat-surat, dokumentasi, dsbg yang diperlukan.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Masalah Apa Yang Terjadi Disekolah Terhadap Layanan Bimbingan

Karier

Karir bagi siswa bukan hal yang mudah untuk ditentukan dan menjadi

pilihan yang sesuai dengan kemampuan yang dmiliki namun haruslah

ditentukan. Untuk membentuk hal demikian harus didasarkan pada keputusan

siswa itu sendiri, yang didasarkan pada pemahaman tentang kemampuan dan

minat serta pengenalan karir yang ada di masyarakat. Keberhasilan siswa

dalam pemilihan karir yang tepat tidaklah semudah seperti apa yang

dibayangkan, agar siswa mempunyai pilihan yang tepat terhadap suatu pilihan

karir atau pekerjaan.

Masalah yang dialami oleh siswa SMP Negeri 2 Sawan, dalam memilih

dan menentukan karir tidaklah dapat dipungkiri, banyak siswa yang kurang

memahami bahwa karir merupakan jalan hidup dalam usaha mengapai

kehidupan yang baik dimasa mendatang. Masalah tersebut dikarenakan oleh

faktor tingkat ekonomi keluarga, kebanyakan siswa mengalami faktor dalam

tingkat ekonomi keluarga, itu mengakibatkan siswa tersebut sulit dalam

menentukan arah kariernya nanti, selain itu kebutuhan untuk

mengaktualisasikan diri yaitu: untuk menampakkan dirinya sebagai seorang

pribadi yang khas (berbeda dari orang lain) belem tertanamkan, siswa masih

saling mengikuti atau mencontoh satu sama lain, terhadap karier yang akan

digelutinya. Jadi efektif tidaknya layanan bimbingan dan konseling karir yang

dilaksanankan di sekolah tergantung pada kemampuan siswa untuk

mengambil keputusan tentang karir dan menanggung segala bentuk resiko

yang akan dihadapinya kelak.

Bimbingan Karir di SMP Page 4

Page 5: Bimbingan Karir Di SMP

B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan Karier

Kurang siapnya para pekerja kehilangan lapangan pekerjaan,

diduga diakibatkan dari kurangnya perencanaan karir, karir yang tidak

matang, kurangnya wawasan karir sebelum memasuki dunia kerja dalam

lingkungan masyarakat atau sekolah. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006

tentang Standar Isi yang didalamnya memuat struktur kurikulum, telah

mempertajam perlunya disusun dan dilaksanakannya program

pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh

konselor, guru, atau tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan

masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir

peserta didik.Sekolah merupakan institusi sebagai penjabaran Undang-

undang tersebut sebagai tempat mempersiapkan dan mewujudkan SDM

yang berkualitas dan memiliki keunggulan kompetitif yang akan menjadi

generasi penerus bangsa.

Hal ini dapat dipahami karena sekolah mempunyai tujuan dan

perencanaan yang jelas, dapat dilihat dengan adanya kurikulum, metode,

media pendidikan dan lain-lain. Sekolah sebagai suatu lembaga yang

menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang penting

dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota

masyarakat yang berguna, sekolah turut pula bertanggung jawab atas

anggota masyarakat yang di hasilkannya. Untuk mewujudkan hal tersebut

diperlukan layanan dari seorang guru yaitu guru Bimbingan dan Konseling

dalam usaha memberikan arahan dan petunjuk kepada siswa dalam

menentukan karir mendatang. Tanpa petunjuk dan arahan dari guru

bimbingan dan konseling siswa tidak akan mendapatkan gambaran tentang

Bimbingan Karir di SMP Page 5

Page 6: Bimbingan Karir Di SMP

masa depannya yang disesuaikan dengan bakat, potensi dan kemampuan

yang dimiliki secara optimal.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik

dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal,

pengembangan perilaku efektif, dan peningkatan keberfungsian individu

dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut merupakan proses

perkembangan yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan.

Penanggung jawab bimbingan dan konseling di sekolah adalah guru

bimbingan dan konseling atau konselor yang merupakan salah satu

kualifikasi pendidik.

Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada

masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.

Penggunaan istilah karier di dalamnya terkandung makna pekerjaan dan

jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup

seseorang.

Salah satu tujuan dilaksanakannya bimbingan karir di SMP yakni

membantu para peserta didik agar memahami serta dapat menentukan

tujuan karir serta pengambilan jurusan saat melanjutkan kejenjang

pendidikan berikutnya yakni SMA ataupun SMK. Di “ SMP Negeri 2

Sawan” khususnya,Pengembangan Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak

dapat dipisahkan dari peranan pengembangan karir pada tingkat Menengah

Pertama (SMP).

Hal ini menjadi bukti dari pentingnya pengetahuan siswa dalam

pemilihan jurusan, pengembangan bakat, keterampilan dan penentuan

karir. Pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sawan khususnya, Pengetahuan

tentang wawasan karir masih minim dan sangat kurang memahami betapa

pentingnya pengetahuan tentang karier. Hal ini tampak jelas dari kebiasaan

siswa dalam menentukan karier atau penjurusan, dimana mereka memilih

karier atas keputusan orang tua, siswa memilih karier hanya karena ikut-

ikutan dengan teman, dan bahkan siswa memilih karir tidak didasari oleh

alasan yang jelas.

Bimbingan Karir di SMP Page 6

Page 7: Bimbingan Karir Di SMP

Layanan bimbingan karir memiliki peran yang sangat penting di

sekolah, khususnya memberi arah yang lebih baik pada siswa dalam

memilih karir ataupun memilih jurusan. Namun demikian pelaksanaan

layanan bimbingan karir di SMP Negeri 2 Sawan khususnya, belum

dilaksanakan dengan baik. Data ini diperoleh melalui wawancara peneliti

dengan guru BK di sekolah tersebut yang menunjukkan bahwa kurangnya

pemahaman siswa tentang karier.

C. Model Layanan Yang Akan Digunakan

Layanan Informasi

Layanan informasi dalam Bimbingan Karier sangat

membantu Kemandirian sisiwa dalam memilih karier dimana

siswa mampu untuk memilih karier atas kemampuan dirinya dan

tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa kemantapan diri

dalam memilih karier yang menjadi pilihannya serta memiliki rasa

tanggung jawab terhadap pilihan kariernya agar masa depannya

sesuai dengan yang diharapkan.

Kemandirian sebagai kebutuhan psikologis merupakan

suatu tugas bagi remaja. Dalam hal ini menggambarkan bentuk

sikap dimana seorang siswa mampu memahami diri, memahami

kemampuannya, menemukan sendiri apa yang dilakukan,

menentukan dalam kemungkinan-kemungkinan dari hasil

perbuatannya dan akan memecahkan sendiri masalah yang

dihadapinya serta tidak akan terpengaruh apalagi meminta bantuan

kepada orang lain.

Sikap mandiri yang dimiliki oleh siswa dalam menentukan

pilihan karier yang sesuai dengan pemahaman dirinya, dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang ada dalam diri siswa dan di luar diri

siswa. Hal ini menjadi dorongan tersendiri ketika siswa

memutuskan dalam memilih karier yang sesuai dengan keadaan

dirinya tanpa adanya campur tangan dari pihak lain.

Bimbingan Karir di SMP Page 7

Page 8: Bimbingan Karir Di SMP

BAB II

TEORI YANG MELANDASI PERANGKAT YANG DIGUNAKAN

A. TEORI YANG DIGUNAKAN

Teori Pilihan Jabatan Menurut John L Holland

Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan

bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari

interaksi antara factor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh

budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki

peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-

tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas

inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.

Kemudian, setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam

suatu model teori yang disebut model orientasi (the model orientation).

Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku penyesuaian yang

khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal

inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak

hidup yang berbeda-beda.

Urutan orientasi yang pertama terhadap suasana lingkungan

pekerjaan tertentu merupakan corak hidup yang utama dan pertama, urutan

model orientasi kedua terhadap lingkungan kerja yang lainnya dan

merupakan corak hidup yang kedua bagi seseorang untuk selanjutnya.

Penempatan urutan corak hidup itu sangat bergantung dari tingkat

kecerdasan serta penilainnya terhadap diri sendiri. Makin jelas penempatan

urutan corak hidupnya maka akan semakin menghasilkan pola pilihan

yang tepat bagi seseorang. Namun perlu digaris bawahi, jika model

orientasi John L. Holland ini mengajukan model orientasi berdasarkan

budaya Amerika.

Bimbingan Karir di SMP Page 8

Page 9: Bimbingan Karir Di SMP

      Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah

sebagai berikut:

1. Realistis

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan

kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu;

mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai

kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan

verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social, serta

kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.

Orang model orientasi realistis dalam lingkungan nyatanya selalu

ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang memberikan

tantangan bagi penghuni lingkungan ini. Untuk dapat memecahkan

masalah yang lebih efektif seringkali memerlukan bentuk-bentuk

kecakapan, gerakan, dan ketahanan tertentu. Diantaranya kecakapan

mekanik, ketahanan dan gerakan fisik untuk berpindah-pindah dan

seringkali berada diluar gedung. Sifat-sifat yang nampak dengan jelas dari

tuntutan-tuntutan lingkungan menciptakan kegagalan dan keberhasilan.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah,

operator mesin atau radio, sopir truk, petani, penerbang, pengawas

bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis. 

2. Intelektual

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan

yang bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk

merenungkan daripada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah,

berorientasi pada tugas, tidak sosial. Membutuhkan pemahaman,

menyenangi tugas-tugas yang bersifat kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap

yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif.

Bimbingan Karir di SMP Page 9

Page 10: Bimbingan Karir Di SMP

Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya

selalu ditandai dengan tugas yang memerlukan berbagai kemampuan

abstark, dan kreatif. Bukan tergantung kepada pengamatan pribadinya.

Untuk dapat memecahkan masalah yang efektif dan efisien diperlukan

intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang

bersifat intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam melaksanakan

tugas bersifat objektif dan bisa diukur, tetapi memerlukan waktu yang

cukup lama dan secara bertahap. Bahan dan alat serta perlengkapan

memerlukan kecakapan intelektual daripada kecakapan manual.

Kecakapan menulis mutlak dipelihara dalam oreientasi ini.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli

fiika, ahli biologi, kimia, antropologi, matematika, pekerjaan penelitian,

dan pekerjaan lain yang sejenis.

3. Sosial

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan

pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini

adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung

jawab, kemanusiaan, bersifat religius membutuhkan perhatian, memiliki

kecakapan verbal, hubungan antarpribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan

teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih

berorientasi pada perasaan.

Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan

kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta

minat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi

kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan status.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, guru,

pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan

lain yang sejenis.

4. Konvensional

Bimbingan Karir di SMP Page 10

Page 11: Bimbingan Karir Di SMP

Tipe model ini pada umumnya  memiliki kecenderungan untuk

terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik,

numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang

mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai

yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan

mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.

Orang model orientasi konvensional pada lingkungan nyatanya

ditandai  dengan berbagai macam tugas dan pemecahan masalah

memerlukan suatu proses informasi verbal dan  dan matematis secara

kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis. Berhasilnya dalam pemecahan

masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relative

singkat.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir,

statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan

lain yang sejenis.

5. Usaha

Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan

ketrampilan-ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan

untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap

dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan

orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang

besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan

lisan.

Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam

tugas yang menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan

untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain.

Contoh pekerjaan orang dengan model  orientasi ini adalah,

pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan

dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis.

6. Artistik

Bimbingan Karir di SMP Page 11

Page 12: Bimbingan Karir Di SMP

Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan

dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar

menyesuaikan diri.

Orang model orientasi artistik ini ditandai dengan berbagai macam

tugas dan masalah yang memerlukan interpretasi atau kreasi bentuk-

bentuk artistik melalui cita rasa, perasaan dan imajinai. Dengan kata lain,

orientasi artistik lebih menitikberatkan menghadapi keadaan sekitar

dilakukan dengan melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan yang

bersifat intrapersonal,  keteraturan, atau keadaan yang menuntut

ketrampilan fisik.

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli

musik, ahli kartun, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain

yang sejenis.

  

Tingkat Hierarkis dan Hierarkis Perkembangan

Seperti yang dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa setiap orang

memiliki urutan corak hidup sendiri-sendiri, hal ini menjelaskan bahwa

dalam diri seseorang memiliki tingkat hierarkis dalam memilih pekerjaan.

Menurut Holland bahwa seseorang dalam memilih pekerjaan atau jabatan,

itu tergantung pada tingkat intelenjensi dan penilaian terhadap dirinya

sendiri (self evaluation), yaitu variabel-variabel yang dapat diukur dengan

tes intelenjensi dan dengan skala status diri.

Faktor-faktor penilaian diri dan intelenjensi diasumsikan sebagai

penyebab dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemilihan

pekerjaan. Tingkat pengaruh dari faktor-faktor ini tidak begitu jelas,

walaupun diasumsikan bahwa teori ini memiliki manfaat yang sama.

Berdasarkan rumusannya menjelaskan bahwa penyebab hubungan itu

memiliki kecenderungan lebih signifikan dalam tingkat pemilihan

pekerjaan. Tingkatan pekerjaan disamakan dengan intelenjensi ditambah

dengan penilaian diri, dimana penilaian diri adalah merupakah suatu

fungsi dari status ekonomi, kebutuhan akan status pendidikan, dan konsep

diri.

Bimbingan Karir di SMP Page 12

Page 13: Bimbingan Karir Di SMP

Tingkatan faktor-faktor penilaian diri dan intelejensi ini akan

membentuk tingkatan sedemikian rupa, sehingga orang memiliki urutan

kecenderungan terhadap enam lingkungan pekerjaan (enam model

orientasi John L. Holland). Pengukuran penilaian diri dan intelejensi ini

ditujukan untuk mengetahui jabatan atau pekerjaan seseorang dengan

nantinya akan diklasifikasikan dalam enam golongan orientasi tersebut.

Dengan dilakukannya pengukuran ini ada beberapa kemungkinan hasil

yang berbeda-beda:

a. Suatu hirarki yang jelas, menghasilkan pilihan langsung tanpa

ada konflik atau keragu-raguan.

b. Suatu hirarki yang kabur menyebabkan adanya kebimbingan

atau keraguan dalam pilihan.

c. Adanya faktor-faktor yang memblokir atau menghalangi

terbentuknya hirarki pilihan oleh faktor ekonomi, penilaian

oleh majikan (rejection), atau karena faktor-faktor lain,

didalam suatu hirarki tertentu yang jelas akan menghasilkan

adanya seleksi terhadap pola perkembangan yang kedua

mendominir pola yang ketiga. Jika pola yang kedua dan pola

ketiga sama kuatnya maka akan terjadilah kebimbingan

pilihan.

Pengaruh-pengaruh dalam pemilihan jabatan

Di awal tulisan ini telah dijelaskan bahwa suatu pemilihan

pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor

hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul,

orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting.

Kemudian, dari tulisan tersebut dijabarkan lebih lanjut mengenai tingkatan

hierarki dan hierarki perkembangan yang kemudian dapat dikategorikan

bahwa ada dua hal yang mempengaruhi arah pilih jabatan, pertama,

pengetahuan diri. Kedua, dari luar atau lingkungan.

Bimbingan Karir di SMP Page 13

Page 14: Bimbingan Karir Di SMP

1. Pengaruh pengetahuan diri

Pengaruh pengetahuan diri ini lebih ditujukan pada pengetahuan

individu tentang dirinya dari orang lain. Pengetahuan diri sendiri

mempunyai peranan untuk meningkatkan (increase) atau mengurangi

(decrease) ketepatan pilihan seseorang. Pengetahuan diri ini diartikan

sebagai kemampuan seseorang untuk membedakan berbagai kemungkinan

lingkungan dipandang dari sudut kemampuan-kemampuannya sendiri,

namun ada perbedaan mendasar antara penilaian diri dan pengetahuan diri,

penilaian diri menitikberatkan pada penghargaan terhadap dirinya

sedangkan pengetahuan diri berisikan sejumlah informasi yang dimiliki

seseorang tentang dirinya. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang

akan terlihat dari tepat atau tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang

diambil.

2. Pengaruh Luar atau lingkungan

Pengaruh ini memiliki faktor yang sangat luas, dijelaskan bahwa

dalam memilih jabatan atau pekerjaan individu dapat dipengaruhi dengan

tekanan sosial seperti, tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil,

lingkungan pergaulan, dan lain-lain. Hal tersebut sangat mempengaruhi

individu dalam hasil pengukuran pada tingkat hirarkis dan hirarkis

perkembangan.

Keunggulan dan Kelemahan

Teori Holland oleh banyak pakar psikologi vokasional dinilai

sebagai teori yang komprehensif karena meninjau pilihan okupasi sebagai

bagian dari keseluruhan pola hidup seseorang dan sebagai teori yang

mendapat banyak dukungan dari hasil penelitian sejauh menyangkut

model-model lingkungan serta tipe-tipe kepribadian (Winkel & Hastuti,

2005: 639).

Kelemahan dalam teori ini adalah kurang ditinjau proses

perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak

Bimbingan Karir di SMP Page 14

Page 15: Bimbingan Karir Di SMP

menunjukan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta

akumulasi rentang umur (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Mengenai tahap

atau tingkat yang dapat dicapai oleh seseorang dalam bidang okupasi

tertentu (occupational level), Holland menunjuk pada taraf inteligensi

yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertentu, namun

dipertanyakan apakah masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi

dalam hal ini, seperti taraf aspirasi seseorang (Winkel & Hastuti, 2005:

639).

Aplikasi Teori Holland di Sekolah

Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan

konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan

menengah dan masa awal pendidikan tinggi (Winkel & Hastuti, 2005:

639).

Tekanan yang diberikan pada pemahaman diri sehubungan dengan

beberapa kualitas vokasional yang dimiliki seseorang dan pada informasi

yang akurat mengenai berbagai lingkungan okupasi, menyadarkan

lembaga bimbingan akan tugasnya untuk membantu orang muda mengenal

diri sendiri dan mengenal ciri-ciri lingkungan, kedua hal ini sangat

diperlukan sebagai masukan dalam memikirkan pilihan okupasi secara

matang (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

Alat-alat yang dikembangkan oleh Holland, yaitu The Occupations

Finder dan The Self-directed Search, yang menanyakan kegiatan atau

aktivitas yang disukai, berbagai kompetensi yang dimiliki, bidang-bidang

pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri dalam beberapa keterampilan,

harus dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi yang berlandaskan

pada teori yang sama, dengan demikian. orang muda dapat menemukan

sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk dipertimbangkan lebih lanjut

(Winkel & Hastuti, 2005: 639). Cara bekerja ini pada dasarnya

menerapkan suatu pendekatan yang mirip dengan pendekatan Trait and

Bimbingan Karir di SMP Page 15

Page 16: Bimbingan Karir Di SMP

Factor, namun maju lebih jauh dari pada teori Trait and Factor tradisional

(Winkel & Hastuti, 2005: 639). 

B. INSTRUMENT / LANGKAH – LANGKAH PELAKSANAAN

LAYANAN BIMBINGAN KARIR :

Pelaksanaan Waktu

Tahapan Kegiatan Layanan

Kegiatan

pembuka

Kegiatan

Menyampaikan salam pembuka :

“Selamat pagi anak-anak? bagaimana

kabar kalian hari ini?”

Mengamati suasana kelas dan

mengecek kehadiran siswa :

“Anak-anak, ada yang tidak hadir

hari ini?”

Melaksanakan apersepsi :

“Apakah kalian sudah siap

mendengarkan penjelasan dari ibu?

Baik, sebelum ibu melanjutkannya

lebih jauh, ibu mau bertanya kepada

kalian, siapa yang ingin melanjutkan

pendidikan ke SMA atau SMK

setelah tamat SMP?

Menyampaikan tujuan layanan :

“Baiklah anak-anak, hari ini ibu akan

memberikan orientasi mengenai

sekolah lanjutan setelah kalian tamat

SMP nanti.

Guru memberikan penjelasan tentang

10 menit

30 menit

Bimbingan Karir di SMP Page 16

Page 17: Bimbingan Karir Di SMP

inti materi orientasi bidang karir tentang

studi lanjutan :

“Tadi ibu sudah menanyakan siapa

saja yang akan melanjutkan ke

SMA/SMK. Ternyata banyak yang

ingin melanjutkan pedidikan, namun

ada juga yang tidak melanjutkan

pendidkan ke jenjang SMA/SMK.

Agar kalian bisa beradaptasi dengan

pelajaran yang ada di SMA dan

SMK sekarang ibu akan menjelaskan

bagaimana SMA atau SMK itu. Jika

kalian memilih SMA kalian akan

mendapatkan pelajaran umum

seperti IPA,IPS dan Bahasa. Jika

kalian memilih SMA penjurusannya

itu pada saat kenaikan dikelas 2, dan

penjurusnanya itu tergantung dari

nilai yang diperoleh. Sedangkan jika

SMK kalian pilih, pada saat pertama

kali mendaftar sudah menentukan

ingin jurusan apa. Jurusan di SMK

tergantung sekolah masing-masing.

Untuk penjurusan sekolah lanjutan,

baiknya kalian menggunakan hasil

intelegensi yang kalian punya.

Dalam hasil tes intelegensi tersebut

kalian sudah direkomendasikan

untuk melanjutkan ke sekolah SMA

atau SMK. Nah selain itu, sesuaikan

juga dengan minat kalian tentunya.

Guru mengajak siswa Tanya jawab :

Bimbingan Karir di SMP Page 17

Page 18: Bimbingan Karir Di SMP

Penutup

“Nah dari penjelasan ibu tadi,

adakah yang belum mengerti? Jika

ada yang belum mengerti, silahkan

tanyakan kepada ibu?

Guru memberikan penguatan atas

pertanyaan siswa:

“Pertanyaan yang bagus sekali. Nah

dari pertanyaan teman kalian

tersebut, adakah yang bisa

menjelaskannya?”

Guru menyimpulkan hasil tanya

jawab siswa secara umum :

“Nah anak-anak, dari apa yang

sudah ibu berikan terkait dengan

orientasi bidang karier, dapat

disimpulkan bahwa studi lanjut

setelah kalian tamat SMP nanti ada 2

yaitu SMA/SMK. Dan bagi anak-

anak yang tidak melanjutkan ke

jenjang SMA/SMK.

Guru memberikan kuesioner terkait

dengan materi :

“Nah untuk mengevaluasi apa yang

telah ibu sampaikan tadi, sekarang

ibu bagikan kuesioner tentang studi

lanjut dan karier. Kuesioner ini

berisi pernyataan-pernyataan yang

harus kalian pilih.”

Menutup layanan dengan

5 menit

Bimbingan Karir di SMP Page 18

Page 19: Bimbingan Karir Di SMP

mengucapkan salam :

“Nah anak-anak, pertemuan kita

akhiri sampai disini, terimakasih atas

perhatiannya” selamat pagi….

RENCANA PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

(RPBK)

Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Sawan

Kelas & Semester : VIII A1

Bidang Bimbingan : Bidang Karir

Jenis layanan : Bimbingan konseling penempatan dan penyalura

karir

Waktu Pelaksanaan : 1 X 45 Menit

Standar Kompetensi : Memahami penempatan dan penyaluran untuk

pengembangan kemampuan karir

Kompetensi Dasar : Mengenalkan penempatan dan penyaluran untuk

pengembangan kemampuan karir

Indikator : 1. Mengetahui tentang sekolah lanjutan

2. Mengetahui cara memilih sekolah lanjutan

A. Tujuan Bimbingan Konseling Karir

Adapun tujuan bimbingan konseling karir kepada siswa adalah :

1. Membimbing siswa untuk memahami tentang sekolah lanjutan.

2. Membimbing siswa untuk memilih sekolah lanjutan.

B. Materi

1) Bimbingan Konseling Penempatan dan penyaluran sekolah lanjutan

Sebagian besar siswa tidak memahami bagaimana memilih sekolah

lanjutan atau karier yang tepat bagi dirinya. Sebaliknya sebagian besar

siswa sudah memahami potensi dirinya sehingga mampu memilih sekolah

lanjutan atau karier ke depannya.

Bimbingan Karir di SMP Page 19

Page 20: Bimbingan Karir Di SMP

2) Mengenal sekolah lanjutan

Sekolah lanjutan ada 2 yaitu SMA dan SMK. SMA adalah

Sekolah Menengah Atas yang artinya jika memilih SMA setelah siswa

tamat tidak bisa langsung bekerja karena tidak mempunyai program

keahlian, karena di SMA hanya memiliki 3 jurusan yaitu IPA,IPS,dan

BAHASA INDONESIA. Sedangkan SMK atau Sekolah Menengah

Kejuruan yang artinya jika memilih siswa memilih SMK, setelah tamat

siswa dapat langsung bekerja karena sudah memiliki beberapa program

keahlian. Program keahlian tersebut tergantung dari sekolah masing-

masing, karena setiap SMK memiliki program jurusan berbeda dengan

sekolah lainnya.Cara memilih sekolah lanjutan, yaitu :

a. Pilih lebih dari satu sekolah yang diinginkan

Jangan hanya terfokus dengan satu sekolah saja. Kalau hanya

terfokus sama satu sekolah, bisa-bisa kecewa nantinya. Misalnya

saja nilai tidak mencukupi atau tidak lulus tes penerimaan di

sekolah tersebut.

b. Pilih sekolah yang terjangkau

Disarankan jangan pilih sekolah yang terlalu jauh dari rumah.

Sebagian siswa merasa sekolah yang terlalu jauh dan setiap hari itu

membuat siswa lelah karena satu hari penuh menghabiskan waktu

di jalan. Sekolah yang terlalu jauh dari rumah akan menimbulkan

kurang konsentrasi didalam belajar karena lelah. Prestasi belajar

bisa saja jadi menurun.

c. Pilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan

Disarankan untuk memilih sekolah yang seseuai kemampuan,

setidaknya jangan sampai mengorbankan diri sendiri demi

kemungkinan buruk. Jadi sebelum melanjutkan sekolah ke jenjang

yang lebih tinggi, cari tinformasi tentang sekolah mana yang sesuai

dengan kemampuan.

d. Sekolah yang bisa menjamin kedepannya

Bimbingan Karir di SMP Page 20

Page 21: Bimbingan Karir Di SMP

Walaupun memilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan. Pilih

sekolah juga yang kedepannya bisa membantu untuk masuk ke

perguruan tinggi.

e. SMA/SMK yang sesuai dengan pribadi sendiri

Pilih SMA/SMK yang sesuai dengan pribadi sendiri. Maksudnya

adalah siswa yang ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi

harus sesuai dengan kemampuan dan minat siswa tersebut, agar

nantinya tidak ada siswa yang putus sekolah atau pindah sekolah

karena sekolah yang dipilihnya tidak sesuai dengan kemampuan

dan minat siswa.

C. Proses Bimbingan Konseling Untuk Penempatan dan Penyaluran

Sekolah Lanjutan

1. Identifikasi

Adalah tahap pengumpulan data, keterangan serta hal-hal yang

berkaitan dengan masalah konseli serta latar belakang terjadinya

masalah tersebut. Dari 32 orang siswa, ada banyak siswa yang

belum memilih sekolah lanjutan setelah tamat SMP nanti.

2. Diagnosa

Adalah tahap pembuatan kesimpulan awal tentang masalah-masalah

yang dikemukakan konseli atau penafsiran tentang masalah inti

konseli yang akan menjadi fokus wawancara konseling.

Kemungkinan penyebabnya adalah siswa tersebut belum memahami

tentang penempatan dan penyaluran dalam bidang karier yaitu

sekolah lanjutan.

3. Prognosa

Adalah tahap penelusuran kekuatan atau potensi konseli dalam

mengatasi masalah yang dialaminya. Karena factor penyebabnya

adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap penempatan dan

penyaluran setelah tamat SMP, maka guru perlu memberikan

pemahaman mengenai sekolah lanjutan.

4. Konseling/Treatment

Bimbingan Karir di SMP Page 21

Page 22: Bimbingan Karir Di SMP

Adalah tahap pembinaan terhadap konseli. Dalam tahap ini konselor

melalui teknik-teknik khusus berupaya membina atau

mengembangkan konseli serta membantu konseli memecahkan

masalahnya.

5. Follow Up

Adalah tahap tindak lanjut konseli terhadap keputusan yang

diperoleh dalam wawancara konseling

D. Prosedur Bimbingan Konseling Untuk Penempatan dan Penyaluran

Sekolah Lanjutan

1. Menyiapkan RP-BK (bimbingan klasikal)

2. Menyiapkan Media

3. Menyajikan Materi kemampuan dalam penempatan extrakurikuler

secara Bimbingan Klasikal

4. Memberi laporan diri (Gazebo) tentang apa yang telah dilakukan

5. Diskusi

6. Kesimpulan/penutup

E. Prosedur Bimbingan Konseling

Teori bimbingan konseling yang digunakan adalah Teori Pemilihan

Jabatan dari John L. Holland adapun proses, prosedur dan teknik dari

Pemilihan Jabatan dari John L. Holland dapat dijabarkan melalui tabel di

bawah ini;

PROSES 1. Kegiatan Awal

a. Guru memberikan salam

“selamat pagi anak-anak? bagaimana kabar kalian

hari ini?”

b. Guru mengabsen siswa

“anak-anak, ada yang tidak hadir hari ini?”

c. Guru memberikan apersepsi terkait dengan materi

yang diberikan kepada siswa

“Apakah kalian sudah siap mendengarkan penjelasan

dari ibu?

Baik, sebelum ibu melanjutkannya lebih jauh, ibu

Bimbingan Karir di SMP Page 22

Page 23: Bimbingan Karir Di SMP

mau bertanya kepada kalian, siapa yang ingin

melanjutkan pendidikan ke SMA/SMK setelah tamat

SMP?

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai

dengan standar kompetensi

“baiklah anak-anak, hari ini ibu akan memberikan

orientasi mengenai sekolah lanjutan setelah kalian

tamat SMP nanti.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi orientasi bidang karier

tentang studi lanjutan.

“Tadi ibu sudah menanyakan siapa saja yang akan

melanjutkan ke SMA/SMK. Ternyata banyak yang

ingin melanjutkan pedidikan, namun ada juga yang

tidak melanjutkan pendidkan ke jenjang SMA/SMK.

Agar kalian bisa beradaptasi dengan pelajaran yang

ada di SMA dan SMK sekarang ibu akan

menjelaskan bagaimana SMA atau SMK itu. Jika

kalian memilih SMA kalian akan mendapatkan

pelajaran umum seperti IPA,IPS dan Bahasa. Jika

kalian memilih SMA penjurusannya itu pada saat

kenaikan dikelas 2, dan penjurusnanya itu tergantung

dari nilai yang diperoleh. Sedangkan jika SMK

kalian pilih, pada saat pertama kali mendaftar sudah

menentukan ingin jurusan apa. Jurusan di SMK

tergantung sekolah masing-masing. Untuk

penjurusan sekolah lanjutan, baiknya kalian

menggunakan hasil intelegensi yang kalian punya.

Dalam hasil tes intelegensi tersebut kalian sudah

direkomendasikan untuk melanjutkan ke sekolah

SMA atau SMK. Nah selain itu, sesuaikan juga

dengan minat kalian tentunya.

Bimbingan Karir di SMP Page 23

Page 24: Bimbingan Karir Di SMP

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya terhadap materi yang belum dimengerti,

dilanjutkan dengan tanya jawab

“nah dari penjelasan ibu tadi, adakah yang belum

mengerti? Jika ada yang belum mengerti, silahkan

tanyakan kepada ibu?

c. Guru memberikan penguatan atas pertanyaan siswa

“pertanyaan yang bagus sekali. Nah dari pertanyaan

teman kalian tersebut, adakah yang bisa

menjelaskannya?”

3. Kegiatan Penutup

a. Guru dan siswa merangkum hasil diskusi

“nah anak-anak, dari apa yang sudah ibu berikan

terkait dengan orientasi bidang karier, dapat

disimpulkan bahwa studi lanjut setelah kalian tamat

SMP nanti ada 2 yaitu SMA/SMK. Dan bagi anak-

anak yang tidak melanjutkan ke jenjang SMA/SMK.

b. Guru memberikan kuesioner terkait dengan materi

“nah untuk mengevaluasi apa yang telah ibu

sampaikan tadi, sekarang ibu bagikan kuesioner

tentang studi lanjut dan karier. Kuesioner ini berisi

pernyataan-pernyataan yang harus kalian pilih”

c. Guru menutup pertemuan dengan memberikan salam

“Nah anak-anak, pertemuan kita akhiri sampai disini,

terimakasih atas perhatiannya” selamat pagi….

F. Alat Dan Sumber Bimbingan Konseling

Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dharsana.2010. Teori-Teori Konseling (Diktat).Singaraja:Jurusan

Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas pendidikan

ganesha

Bimbingan Karir di SMP Page 24

Page 25: Bimbingan Karir Di SMP

........... .2010. Hasil Pemeriksaan Data Psikologi. Profesional Testing

Psikologi dan Konseling.

G. Evaluasi Bimbingan konseling

1). Teknik Penilaian : Tes Tulis, Observasi

2). Bentuk Penilaian : Kuesioner

3). Soal/Instrument : Pilihan

Kuesioner

No PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya memahami tentang Sekolah Lanjutan

SMA/SMK

2. Saya tidak memahami tentang sekolah lanjutan

SMA/SMK

3. Saya memahami cara memilih sekolah lanjutan

ke SMA/SMK

4. Saya tidak memahami cara memilih sekolah

lanjutan ke SMA/SMK

Bimbingan Karir di SMP Page 25

Page 26: Bimbingan Karir Di SMP

BAB III

Hasil Dan Pembahasan

A. Hasil yang dicapai dalam memberikan layanan bimbingan karir

Adapun hasil yang dapat kami sampaikan dalam laporan ini,adalah dilihat

dari segi pengertian angket itu sendiri. Angket adalah suatu daftar pertanyaan

tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh orang atau siswa tentang

pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Melalui angket, hal-hal tentang diri

orang atau siswa dapat diketahui.

Misalnya, tentang keadaan atau data dirinya seperti pengalaman,

sikap,minat, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya. Angket yang kami berikan

tentu saja mengarah ke perkembangan karir siswa jangka panjang dan jangka

pendek. Sehingga nanti diharapakan siswa bisa menentukan karir kedepannya

seperti apa. Dan kebanyakan siswa memilih melanjutkan ke SMA. Oleh karena

itu, kami memberikan persyaratan masuk ke SMA itu seperti apa dan juga

memberikan tips masuk ke SMA yang sesuai dengan keinginan mereka.

Adapun Tips yang kami berikan adalah :

1. Minat

Faktor utama yang harus pertimbangkan adalah minat yang di

miliki siswa. Hampir dapat dipastikan, tidak ada siswa yang berhasil

dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain,

termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi

Bimbingan Karir di SMP Page 26

Page 27: Bimbingan Karir Di SMP

siswalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajardi SMA dan di

perguruan tinggi. Dengan memperhatikan minat siswa, diharapkan dapat

memberikan semangat atau motivasi internal siswa untuk belajar.

2. Biaya

Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah

faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini

banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa

baru sehingga tidak jarang siswa tamatan SMP terpaksa menunda atau

bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai

seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh,

walaupun tidak semuanya demikian.

Sebelum melakukan pendaftaran, akan lebih baik menanyakan

semua komponen biaya yang harus dibayarkan di sekolah yang

bersangkutan. Biasanya sekolah-sekolah swasta memberlakukan sistem

pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan siswa-siswi. Misalnya

uang gedung boleh diangsur sekian kali dan uang administrasi yang lain

juga demikian. Semua perlu diperhitungkan.

Kedua tips di atas penting untuk pertimbangkan masak-masak,

sehingga dapat dipilih jenis sekolah yang benar-benar membawa kepada

arah yang terbaik bagi pribadi maupun orang lain. Selain itu perlu untuk

menyediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal

dan bersifat teknis yang terlibat di sini. Faktor esternal yang terlibat adalah

dari sekolah itu sendiri. Dalam memilih sekolah perlu untuk

memperhatikan beberapa hal berikut ini

1. Reputasi sekolah

Kalau harus memilih salah satu sekolah tanpa melihat faktor-faktor

internal lainnya, pertimbangan utama yang paling mudah digunakan

adalah reputasi sekolah tersebut. Reputasi di sini berarti sekolah yang

bersangkutan secara umum dikenal sebagai sekolah yang baik,

memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang

memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan

Bimbingan Karir di SMP Page 27

Page 28: Bimbingan Karir Di SMP

atau memiliki daya saing yang tinggi dalam pekerjaan atau perguruan

tinggi.

2. Status Akreditasi

Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering

digunakan oleh sekolah untuk mengiklankan dirinya. Karena akreditasi

menunjukkan mutu/kemampuan sekolah dalam menyelenggarakan

suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian

tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas

pendidikan,guru tetap dan siswa, kurikulum pendidikan, dan banyak

hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas

tentang status ini, dan tampaknya banyak sekolah yang menyadari dan

memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.

Akreditasi perlu untuk diketahui secara sebenarnya dan tidak hanya

sekilas begitu saja. Untuk mengetahui status akreditasi ini, perlu

ditanyakan secara mendalam mengenai kenyataannya di sekolah

bersangkutan. Sebagai contoh, Siswa dapat menanyakan sumberdaya

guru, fasilitas pendidikan dan kurikulum.

3. FasilitasPendidikan

Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin

berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan hanya itu

yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti

laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel,

studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang

keberhasilan siswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai

wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di

lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih

bersifat aplikatif dan menekan kan pada ketrampilan. Sehingga nanti

diharapkan siswa dapat memikirkan karier kedepannya seperti apa, dan

juga keputusan akhir ada pada siswa itu sendiri mau melanjutkan ke

SMA mana.

Bimbingan Karir di SMP Page 28

Page 29: Bimbingan Karir Di SMP

Dari segi kesan dan pesan siswa dan guru, sangat antusias sekali,

kenapa? Karena siswa merasa angket ini sangat bagus untuk membuka

pikiran mereka kemana kedepannya karir mereka setelah lulus SMP.

Dan juga guru bimbingan konseling disekolah sangat menyambut baik

layanan yang kami berikan disekolah tersebut karena mereka belum

pernah menerapkan angket ini untuk diterapkan pada siswa.

B. Kelemahan serta Kelebihan layanan yang sudah diberikan

Adapun kelebihan angket adalah sebagai berikut:

1. Angket dapat diberikan kepada sejumlah orang atau siswa tanpa harus

memberikan nilai.

2. Cara menjawab angket kebanyakan menjawab dengan hati nurani dan

sejujur-jujurnya.

3. Jawaban lebih mudah diolah, karena pertanyaan yang diberikan sama.

Sedangkan beberapa kelemahan angket antara lain:

Bimbingan Karir di SMP Page 29

Page 30: Bimbingan Karir Di SMP

1. Karena angket merupakan daftar pertanyaan tertulis, jawaban hanya dapat

diberikan kepada siswa atau orang yang dapat membaca saja.

2. Seringkali pertanyaan tidak dijawab secara lengkap oleh orang atau siswa.

3. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab angket.

4. Apabila pertanyaan tidak disusun dengan baik, jawaban-jawaban yang

dihasilkan tidak objektif.

5. Kebanyakan orang atau siswa tidak mengerti maksud dari pertanyaan

angket itu sendiri.

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu :

1. Individu dalam memilih jabatannnya sangat tergantung dari corak

hidupnya, yaitu yang terlihat dari hasil pengukuran penilaian diri dan

intelejensi yang kemudian akan hasil tersebut didapatkan hierarkis pilihan

pekerjaannnya yang di urutkan berdasar enam golongan orientasi John L.

Holland.

2. Individu dalam memilih pekerjaannya karena dipengaruhi oleh sejarah

hidupnya dan juga karena tekanan sosial yang terjadi pada dirinya.

3. Penggolongan model-model orientasi ditujukan agar bisa diketahui urutan

kecenderungan seseorang dalam bekerja

B. SARAN

1. Membimbing siswa untuk memahami tentang sekolah lanjutan.

2. Membimbing siswa untuk memilih sekolah lanjutan.

Bimbingan Karir di SMP Page 30

Page 31: Bimbingan Karir Di SMP

Bimbingan Karir di SMP Page 31

Page 32: Bimbingan Karir Di SMP

Bimbingan Karir di SMP Page 32