Paragraf = alinea A. ALINEA / PARAGRAF Adalah penuangan ide/gagasan penulis melalui kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema. B. CIRI/SYARAT PARAGRAF 1. Adanya kesatuan artinya bahwa setiap paragraf hanya membicarakan satu topik/pokok bahasan. 2. Adanya koherensi artinya bahwa setiap kalimat yang berada dalam paragraf satu dengan yang lain keterkaitan. C. FORMAT Wacana = bacaan = komposisi = karangan = kutipan. D. UNSUR-UNSUR PARAGRAF 1. Topik = tema = gagasan utama = gagasan inti =inti masalah = pokok pembicaraan = pokok pikiran 2. Kalimat utama = kalimat topik = kalimat inti suatu paragraf (biasanya ada topik/gagasan utama) 3. Kalimat penjelas = kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama 4. Judul = titel = predikat = kepala karangan 5. Syarat judul: Propokatif = sensasional = menarik = “merangsang”; berbentuk frase; relevan = sesuai dengan isi. 6. Fungtuasi /tanda baca. E. PENALARAN DALAM MENYUSUN KESIMPULAN Berdasarkan penempatan inti gagasan/ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. INDUKSI Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembar created by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Paragraf = alinea
A. ALINEA / PARAGRAF
Adalah penuangan ide/gagasan penulis melalui kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema.
B. CIRI/SYARAT PARAGRAF
1. Adanya kesatuan artinya bahwa setiap paragraf hanya membicarakan satu topik/pokok bahasan.
2. Adanya koherensi artinya bahwa setiap kalimat yang berada dalam paragraf satu dengan yang lain keterkaitan.
C. FORMAT
Wacana = bacaan = komposisi = karangan = kutipan.
D. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
1. Topik = tema = gagasan utama = gagasan inti =inti masalah = pokok pembicaraan = pokok pikiran
2. Kalimat utama = kalimat topik = kalimat inti suatu paragraf (biasanya ada topik/gagasan utama)
3. Kalimat penjelas = kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama4. Judul = titel = predikat = kepala karangan5. Syarat judul:
Propokatif = sensasional = menarik = “merangsang”; berbentuk frase; relevan = sesuai dengan isi.
6. Fungtuasi /tanda baca.
E. PENALARAN DALAM MENYUSUN KESIMPULAN
Berdasarkan penempatan inti gagasan/ide pokok, alinea terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:
1. INDUKSI
Dalam Induksi, kita mulai dengan mengetengahkan peristiwa-peristiwa yang khusus untuk menuju pada kesimpulan yang umum. Diagramnya sebagai berikut:
Ada tiga macam cara pengembangan paragraf Induksi, antara lain:
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Pada generalisasi, peristiwa yang dikemukakan harus memadai agar yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya kebenarannya.
Contoh: Dari hasil tes evaluasi bidang studi Bahasa Indonesia kelas XII SMA Negeri 1 Cikembar, didapatkan data sebagai berikut:Santi, Bubun dan Ana mendapat nilai 8. siswa yang lain mendapat nilai 7, hanya Deni yang mendapat nilai 6. Dapat diatakan bahwa siswa-siswi SMA Negeri 1 Cikembar cukup pandai dalam Bahasa Indonesia.
b. Analogi
Membandingkan dua hal yang berbeda tetapi mempunyai beberapa persamaan. Jadi kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.
Contoh:Alam semesta berjalan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan dan bintang yang berjuta-juta jumlahnya beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Manusia yang pandai, teliti dan bijaksana. Tidakkah alam yang maha besar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak pula ada penciptanya? Pencipta Yang Mahapandai, Mahateliti, dan Mahaagung.
c. Hubungan Sebab-Akibat
Hubungan sebab-akibat dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, kita sampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu, atau dapat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.
Hubungan sebab-akibat terbagi menjadi tiga:1) hubungan sebab-akibat2) hubungan akibat – sebab3) hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
2. DEDUKSI
Penalaran deduksi merupakan kebalikan dari induksi. Jalan pikiran bermula dari peristiwa yang umum kemudian ditarik kesimpulan yang khusus. Diagramnya adalah:
Pengembangan yang digunakan dalam penalaran deduksi sering disebut dengan silogisme. Silogisme terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
a. Silogisme kategori (Silogisme Golongan)
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Silogisme ini mempunyai dua premis, yaitu satu premis umum (premis mayor) dan satu premis khusus (premis minor), serta kesimpulan.Contoh:PU : Siswa yang baik tidak pernah bolos sekolah.PK : Ega Prasetya adalah siswa yang baik.K : Ega tidak pernah bolos sekolah.
Jadi rumusnya adalah : PU : A = B PK : C = A K : C = B
b. Silogisme Negatif
Silogisme negatif adalah apabila salah satu premisnya negatif. Karena salah satu premisnya negatif, maka kesimpulannya juga negatif. Silogisme jenis ini biasanya ditandai dengan kata pengingkar tidak atau bukan.
Contoh:PU : Semua penderita Hipertensi tidak boleh makan daging kambing.PK : Hadiyanto penderita Hipertensi.K : Hadiyanto tidak boleh makan daging kambing.
c. Silogisme yang diperpendek (Entimem)
Entimem merupakan jenis silogisme yang tidak memunculkan PU, langsung dimulai dengan K dan PK sebagai penyebab.
Perhatikan Contoh berikut:PU : Siswa yang pandai (A) tidak pernah mencontek saat ujian (B)PK : Mahisah (C) siswa yang pandai (A)K : Mahisah (C) tidak pernah mencontek saat ujian (B)Entimen : Mahisah tidak pernah mencontek saat ujian, sebab ia
siswa yang pandai.
F. BENTUK KARANGAN BERDASARKAN GAGASAN YANG DIKEMUKAKAN.
Tekhnik Pemaparan gagasan dapat dibagi menjadi:
1. NARASIAdalah karangan yang terdiri atas kumpulan peristiwa yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi satu rangkaian peristiwa. Yang dapat digolongkan sebagai narasi antara lain: cerpen, novel, kisah perjalanan, anekdot, dll.
2. DESKRIPSIAdalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan suatu tempat, keadaan, atau benda dengan cara merangsang indera pembaca sehingga pembaca menikmati atau melihat sendiri apa yang digambarkan tersebut.
3. EKSPOSISIAdalah karangan yang memaparkan suatu keadaan, proses, atau masalah sejelas-jelasnya. Tujuan karangan eksposisi ini adalah untuk memberikan informasi/ penjelasan kepada pembaca dengan cara megembangkan gagasan.
4. ARGUMENTASIAdalah karangan yang mengemukakan sesuatu dengan memberikan alasan, contoh, dan bukti yang kuat/meyakinkan sehingga pembaca
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan dan keyakinan tersebut.
5. PERSUASIAdalah karangan yang mengemukakan sesuatu yang bersifat mengajak atau berisi sebuah imbauan agar si pembaca merasa tertarik dan melakukan hal yang dikemukakan dalam karangan tersebut.
adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi, bagaimana memenggal suku kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.
Ejaan yang hidup di Indonesia:1. Ejaan Van Ophuysen (1901 – 1947)2. Ejaan Suwandi / Republik (19 Maret 1947 – 16 Agustus 1972)3. Ejaan Yang Disempurnakan (16 Agustus 1972)
Pada garis besarnya Ejaan terbagi atas :1. pemenggalan kata,2. penulisan kata,3. pemakaian huruf kapital, dan 4. pemakaian tanda baca
Dalam diktat ini, akan dibicarakan EYD yang berkaitan dengan pokok bahasan UMPTN
A. PEMENGGALAN KATA
1. Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih pemenggalan dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua.Misalnya :In-stru-men, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trok, ikh-las
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan,termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkaian dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.Misalnya :Makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah
B. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.Misalnya :Adik bertanya, ” Kapan kita pulang?”Bapak menasehatkan, ”Berhati-hatilah,Nak!””Besok pagi, ”kata Ibu, ”dia akan berangkat.”
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk TuhanMisalnya :Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an Weda, Islam, KristenTuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.Contoh : Sutan Takdir, Raden Wijaya, Nabi Isa
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.Misalnya : Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Mentri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.Misalnya : Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari-hari raya, dan peristiwa sejarah.Misalnya : tahun Hijriyah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.Misalnya ; Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Benggala, Terusan Suez.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.Misalnya : - ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.- Adik bertanya, ”Itu apa, Bu?”- Surat Saudara sudah saya terima.- ”Silahkan duduk, Dik!” kata Ucok.- Besok Paman akan datang.- Mereka pergi ke rumah Pak Camat.- Para Ibu mengunjungi Ibu Hasan.
9. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.Misalnya :- Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.- Semua kaka dan adik saya sudah berkeluarga.
C. KATA TURUNAN
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.Misalnya :Bergeletar, dikelola, penetapan, menengok, mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.Misalnya :Bertepuk tangan,garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.Misalnya : menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkaiMisalnya : adipati, aerodinamika, antarkota anumerta, audiogram, awahama, birabonat, biokimia, catur tunggal,dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektronik, infrastruktur, inkonvensional, intraspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, Pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofesional, suseksi, swadaya, telepon, transmigrasi, tritunggal, ultramodern
1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yangterdiri atas satu huruf atau lebih.a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan atau perngkat diikuti
dengan tanda titik.Misalnya :A.S. KramawijayaM.B.A. Master of business administrationBpk. BapakSdr. SaudaraKol. Kolonel
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.Misalnya :DPR Dewan Perwakilan RakyatPGRI Persatuan Guru Republik IndonesiaGBHN Garis-garis Besar Haluan NegaraSMTP Sekolah Menengah Tingkat PertamaPT Perseroan TerbatasKTP Kartu Tanda Penduduk
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.Misalnya :dll. dan lain-laindsb. dan sebagainyadst. dan setrusnyahlm. halaman
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
sda. sama dengan atasYth. (Sdr. Moh. Hasan) Yang terhormat (Sdr. Moh. Hasan)a.n. atas namad.a. dengan alamatu.b. untuk beliauu.p. untuk perhatian
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis selurhnya dengan huruf kapital.Misalnya : ABRI Angkatan Bersenjata Republik IndonesiaLAN Lembaga Administrasi NegaraPASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret ksts ditulis dengan huruf awal huruf kapitalMisalnya:Akabri : Akademi Angkatan Bersenjata Republik IndonesiaBappenas : Badan Perncanaan Pembangunan NasionalIwapi : Ikatan wanita Pengusaha Indonesia
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.Misalnya :Pemilu : pemilihan umumRadar : radio detecting and rangingRapim : rapat pimpinan
E. PEMAKAIAN TANDA BACA
1. Tanda Titik ( . )1. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1)
Alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)Nama dan alamat penerima surat.Misalnya :Jalan Diponegoro 82Jakarta (tanda titik)1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)Jalan Arif 42 (tanpa titik)Palembang (tanpa titik)Atau :Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)Jalan Cikini 71 (tanpa titik)Jakarta (tanpa titik)
2. Tanda Koma ( , )1.Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan .Misalnya:
Saya membeli tas, pena, dan tinta.
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
2.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti: tetapi, melainkan , sedangkan.Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3.a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
3. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya :Saya tidak akan datang kalau hari hujan.Dia lupa akan janjinya karena sibuk.Dia tahu bahwa soal itu penting.
4.Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.Misalnya:
..... oleh karena itu, kita hrus berhati-hati.
..... jadi, soalnya tidaksemudah itu.
5.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.Misalnya:
Kata ibu, ”Saya gembira sekali.””Saya gembira sekali, kata Ibu,” karena kamu lulus.
6.Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.Misalnya:
B. Ratulangi, S.E. Ny hadijah, M.A.
7.Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.Misalnya:
Guru saya, Pa Ahmad, pandai sekali. Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang akan sirih.Semua siswa, baik yang laiki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
3. Tanda Hubung ( - )1.Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.Misalnya: Disamping cara-cara lam itu ada ju-
ga cara yang baru.
2.Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata ddibelaangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Misalnya: Kini ada cara yang baru untuk meng-ukur baris.
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
3.Tanda hubung menyambung unsur-unsur ata ulang.Misalnya: bunga-bunga, kemerah-merahan, berlari-lari.
4.Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-abgian tanggal.Misalnya : P-a-n-i-t-i-a , 8-4-1989
5.Tanda hubung dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian kata atau ungkapan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.Misalnya : Ber-evolusi, dua puluh - lima ribuan (20 x 5.000).
Tanggung jawab dan kesetiakawanan - sosial.Bandingkan dengan : Ber-evolusi, dua puluh - lima ribuan (20 x
5.000). Tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial.
6.Kata hubung yang dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.Misalnya : se- Indonsia, se- Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-
PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara.
7.Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indoneesia dengan unsur bahasa asing.Misalnya : di-smash, peen-tackle-an.
4. Angka dan Lambang Bilangan1.Penulisan ambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:Misalnya : Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam keehidupan pada
abad ke-20 ini; lihat Bab II, pasal 5.
2.Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemapaan.Misanya:
Amir menonton drama itu smapai tiga kali.Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.Diantara 72 anggota, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberikan suara blangko
3.Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.Misalnya:
Lima belas orang tewa dalam kecelakaan itu.Pak Darmo mengundang 300 orang tamu.
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk bentuk kata dan perubahannya, baik secara gramatis maupun semantis.
B. MORFEM
Adalah satuan bahasa terkecil (tidak dapat dibagi lagi atas unsur-unsurnya) yang bermakna leksikal atau gramatikal..
1. JENIS MORFEMa. Morfem Bebas
Adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kata. Contoh: malam, tidur, lari, ibu, kita.
b. Morfem TerikatAdalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri; selalu terikat pada morfem lain.Morfem terikat dibagi menjadi:1) Terikat morfologis : Terikat pada morfem lain dalam tataran
Afiksasi adalah proses pembentukan morfem menjadi kata meelalui pembubuhan afiks, baik prefiks, insfiks, sufiks, maupun konfiks.
1. PREFIKSPrefiks dalam bahasa Indonesia adaah meN-, di-, ber-, ter-, peN-, pe-, per-, se-, ke-a. Fungsi dan makna meN-
1) Fungsi : membentuk verba / kata kerja.2) Bentuknya berubah bila bertemu morfem yang diawali konsonan
atau vokal sebagai berikut:me- bila ertemu r, l, w, y, m, n, ny, ng.mem- bila bertemu b, p, f, v (p luluh, f, v tetap)men- bila bertemu d, t (d luluh, t tetap)meny- bila bertemu smeng- bila bertemu k, g, h, a i, u, e, omengee- bila bertemu morfem yang bersuku satu seperti tik, cat, bor, dan las.
3) MaknaMelakukan seperti bentuk dasarnyaContoh : menulis, membaca, memukul (mekalukan ’tulis’,
’baca’, ’pukul’)Menjadi seperti bentuk dasarnyaContoh : melebar, membesar, menyempit (menjadi ’lebbar’,
’besar’, dst)Melakukan perbuatan yang berhubungan dengan bentuk dasarnya.Contoh : membabi buta, menepi, merokokDalam keadaanContoh : mengantuk, menyendiri.
b. Fungsi dan makna ber-1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)2) Bentuknya berubah bila bertemu morfem yang diawali oleh
konsonan atau vokal sebagai berikut:be- bila bertemu r dan suku pertama diakhiri dengan –er (misal; berumah, beternak)ber- bila bertemu morfem ajar dan unjur (belajar, belunjur)ber- bila bertemu semua morfem yang tidak bergabung dengan be- dan bel-
3) Makna Melakukan perbuatan seperti bentuk dasarnya.Contoh : berdagang, bernyanyi, berlari , dsb.Kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasarnyaContoh : berdua, berlima, bertujuh, dsb.Melakukan perbuatan yang berhubungan dengan bentuk dasrnyaContoh : bermotor, bertamu, dsb.Mempunyai apa yang disebut bentuk dasarnya.Contoh : berumah, berwibawa, dsb.
c. Fungsi dan makna di-
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
e. Fungsi dan makna peN-1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)2) Bentuknya berubah bila bertemu morfem yang diawali oleh
konsonan atau vokal sebagai berikut:pe- bila bertemu r, l, w, y, m, n, ng, nype- bila bertemu b, ppen- bila bertemu d, t, c.Peny- bia bertemu sPeng- bila bertemu k, kh, h, g, a, i, u, e, o.Peng- bila bertemu morfem yang besruku satu, misalnya, tes, bom, las, dsb.
3) Makna Orang yang (pekerjaannya) seperti bentuk dasar.Contoh : pembaca, penjual, dsb.Alat untuk....Contoh : pemotong, pemukul, pengakut.Orang yang memiliki sifat seperti bentuk dasar.Contoh : penakut, pemalas,dsb.Menyebabkan jadiContoh : pengeras, pendingin, dsb.
f. Fungsi dan makna per-1) Fungsi : Membentuk nomina (kata bennda)2) Bentuknya tidak berubah.3) Makna
Membuat jadi atau mganggap seeperti bentuk dasar.Contoh : pembesaran (membuat jadi besar)
penghalus (membuat jadi lebih halus)
g. Fungsi dan makna se-1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)2) Bentuknya tidak berubah.3) Makna
Satu Contoh : sehari, serumah, sebuah. (satu hari, satu buah,
dsb)Seluruh
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
h. Fungsi dna makna ke-1) Fungsi : Membentuk numeralia (kata bilangan)2) Bentuknya tidak berubah3) Makna
Kumpulan Contoh : kedua orang, keempat pasang, dsb.Urutan Contoh : orang ketiga, rumah ketiga, dsb.
2. INFIKS
Infiks dalam bahasa Indonesia adalah -el-, -er-, -em- dan –in-. Infiks termasuk afiks yang tidak produktif karena pemakkaiannya sangat sedikt.a. Fungsi dan makna –el-
1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)2) Bentuknya tidak berubah3) Makna
Intensitas Contoh : geletaryang melakukan Contoh : telunjuk.
b. Fungsi dan makna –er-1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda)2) Bentuknya tidak berubah3) Makna
Banyak / bermacam-macam.Contoh : gerigiBenda Contoh : seruling, kerudung.
c. Fungsi dan makna –em-1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda) dan adjeektifa (kata
a. Fungsi dan makna –an1) Fungsi : Membentuk nomina (ata benda)2) Bentuknya tidak berubah3) Makna
Alat Contoh : timbangan, garisanHasilContoh : karanga, cucianSesuatu yang berhubungan dengan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasarnyaContoh : makanan, minumanTiap-tiapContoh : harian, tahunanSatuanContoh : botolan, literanBeberapaContoh : ribuan penduduk, puluhan siswa.SekitarContoh : tahun 60-an, dsb.
b. Fungsi dan makna –kan1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)2) Bentuknya tidak berubah dan selalu bergabung dengan me-N-, di-
atau ter-3) Makna
Perbuatan untuk orang lainContoh : membacakan, membelikanMenyebabkan atau membuat jadiContoh : mendudukan, membetulkan.
c. Fungsi dan makna –i 1) Fungsi : Membentuk verba (kata kerja)2) Bentuknya tidak berubah dan selalu bergabung dengan me-N-, di-
atau ter-3) Makna
Berulang-ulang (frekuentatif)Contoh : memukuli, menciumiTerus-menerus (intensitas)Contoh : mmemandangiMemberi...Contoh : mengerami, menggulaiMenyebabkan atau membuat jadiContoh : mengotori, memerahi
4. KONFIKS
Konfiks dalam bahasa Indonesia adalah ke-an, peN-an, per-an, ber-an, se-nya.a. Fungsi dan makna ke-an
1) Fungsi : Membentuk nomina (kata benda), verba (kata kerja) dan adjeektiva (kata sifat)
2) Bentuknya tidak berubah 3) Makna
Hal Contoh : kebaikan, kegembiraanHal yang berhubungan dengan...Contoh : kehewanan, keduniaanDapat dikenai pekerjaan...Contoh : kelihatan, kedengaranDalam keadaan tertimpa
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
c. Disertai dengan pembubuhan afiks (imbuhan)Contoh : kereta = kereta-keretaan
d. Berubah bunyiContoh : lauk = lauk-pauk
2. Makna Reduplikasi
a. Banyak : rumah-rumah, bintang-bintangb. Meskipun : bagus-bagus, pandai-pandaic. menyerupai : mobil-mobilan, kuda-kudaand. berulang-ulang : berteriak-teriake. perbuatan : duduk-duduk, mebaca-bacaf. resiprok : berpandang-pandangang. hal : jahit-menjahith. agak : kebiru-biruani. superlatif : serajin-rajinnya.
adalah Ilmu bahasa yang mempelajari tentang frase, klausa, dan kalimat.
A. Frase
Adalah kelompok kata yang bukan merupakan rangkaian subjek atau predikat tetapi dapat menduduki fungsi subejk, predikat, objek, atau keterangan.1. Keberadaan Frase
a. Frase berada dalam kalimat. Contoh: Beberapa siswa sedang membicaraan hassil rapar OSIS
F1 (S) F3 (P)
b. Berdiri sendiriContoh: gadis cantik, akan makan, lari cepat.
1F 1F 1F2. Inti Frase
Adalah bagian frase yang pokok; dengan kata lain inti frase itu adalah bagian yang diterangkan.Contoh:
akan makan lagi.Inti
Siswa rajin Inti
3. Pola FrasePola frase itu bisa berada dalam kalimat atau dapat pula berdiri sendiri (iniberkaitan dengan humum DM / MD atau jenis kata)Contoh:
suster cantik Hukum D M
kepala sekolah Jenis kata KB KB
ayah dokter Hukum dan Jenis kata
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Adalah Kelompok kata yang sudah memiliki subjek dan predikat.
1. Keberadaan Klausaa. Berada dalam kalimat.
Contoh: Ibu menjerit, sedangkan Ayah tersenyum.F3 (O) 1 Kl 1 Kl
b. Berdiri SendiriContoh:
Gadis itu ramah (1 Kl) Manis nya senyum nenek (1 Kl)
S P2. Jenis Klausa / Sifat Klausa
a. Klausa atasan + lausa pokok = induk kalimatb. Klausa bawahan = anak kalimat = keterangan
Untuk menentukan klausa bawahan/anak kalimat, klausa itu mempunyai kata hubung berikut:1) sebab, karena (hubungan sebab/kausal)2) agar, supaya (hubungan tujuan)3) ketika, pada (saat, waktu)4) setelah, sesudah (hubungan waktu)5) kecuali, selain (hubungan batas)6) bahwa (perluasan objek)7) sehingga (hubungan akibat)8) meskipun, walaupun (hubungan perlawanan)
Contoh:Ketika berada di Jakarta, Drs. Asep Setiawa menikah lagi.
3. KalimatAdalah arus ujaran yang berisikan kata atau kumpulan kata yang memiliki pesan / tujuan dan diakhiri dngan intonasi final.a. Pola Kalimat / fungsi kalimat
Pola kalimat maksudnya S – P – O – K; pola S – P – O – K bisa berwujud aktif, pasif dan jenis kata.
Contoh: Peserta UAN akan mengikuti tes sekitar bulan April 2007.
S (KB) P (KK) O (KB) K (adverbia)
Kalimat tersebut adalah aktif (mempunyai ciri ada objek dan berafiks me(N)-kan)
b. Inti KalimatAdalah bagian kalimat yang menyampaikan ide pokok dari informasi yang dilontarkan. Inti kalimat disebut juga dengan kalimat induk bercirikan tidak berawalan konjungsi, tidak berawalan kata yang, dan tidak diapit diantara dua koma.Contoh:Beberapa siswi SMA Negeri 1 Cikembar akan mengikuti
S
Latihan Dasar Kepemimpian Siswa di Cinumpang selama 5 hari. O K
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Jadi Intinya : S : MahasiswaP : mengikutiO : LDKSK : di Cinumpang
c. Jenis Kalimat1) berdasarkan jenis predikat
Kalimat verbalContoh: Deni Rahmat akan pergi ke Australia besok.
Kalimat nominalContoh: Saya seorang laki-laki.
2) Berdasarkan letak predikat Kalimat normal
Contoh: Santi sedang menangis tersedu-sedu. Kalimat inversi (susun balik)
Contoh : Dibukanya pintu itu tanpa ci ketuk terebih dahulu.
3) Berdasarkan kelengkapan unsur Minor (terdiri atas satu unsur pusat)
Contoh : Saya? Diam!
Mayor (paling tidak berunsur S-P)Contoh : MPR bersidang tahun depan.
Elips (salah satu unsur kalimat pusat dihilangkan karena sudah dimengerti)Contoh : Dia akan pergi ke Jakarja, tapi saya ke Bandung.
4) Berdasarkan perluasan unsur Kalimat Inti
Ciri-ciri kalimat inti:- terdiri dari dua kata- berintonasi normal- bersusunan biasaContoh:Anak yang terlahir kembar meninggal setelah dirawat delapan hari di inkubator (berinti kalimat: anak meninggal)
Kalimat transpormasiAdalah kalimaat inti yang tlah mendapat perluasan.Contoh: Dia pergi (kalimat inti) dapat dijadikan:
- Dia akan pergi.- Dia akan pergi dengan saya, dst.
5) Berdasarkan jumlah pola Kalimat tunggal
Adalah satu kalimat yang tediri dari 1 pola kalimat (1 subjek dan 1 predikat)Contoh: Ayah pulang
Ibu memasakBubun dan Baban pulang dari Bandung.
Kalimat majemuk
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Adalah alimat yang teridir dari 2 pola kalimat (klausa) atau lebih (subjek lebih dari satu atau predikatnya lebih dari satu).Contoh: Siang tadi ayah pulang, ibu mencuci.
1 pola kalimat 1 pola kalimat
Macam-macam kalimat majemuk:
a. Kalimat Majemuk Setara
Majemuk setara hubungan sejajar (hubungan penjumlahan) biasanya ditegaskan dnegan kata sambung: dan, serta, kemudian, lalu, sesudah itu.Contoh: Santi membaca, Yuli mendengar, dan Genta menulis.
Anak itu duduk, lalu menyampaikan maksudnya. Mejemuk setara hubungan perlawanan, biasanya ditegaskan dengan kata sambung: tetapi, tapi, akan tetapi, melainkan.Contoh: Suparno bahagia, tetapi ibunya sengsara.
Pujangga itu bukan orang mimpi, melainkan orang berkemauan besar.
Majemuk setara hubungan pemilihan, biasanya ditegaskan dengan kata sambung; atauContoh: Engkau menunggu di luar atau masuk keedalam?
Dini yang akan datang kesini atau putri yang pergi kerumahnya
b. Kalimat Majemuk Bertingkat
Adalah Kalimat yang terdiri dari 2 klausa atau lebih dan kedudukan klausa-klausanya tidak sederajat (klausa yang satu mempunyai jabatan dalam klausa lain)Contoh:Siang tadi / ayah // pulang K S P
Semantik merupkan ilmu bahasa yang mengupas arti dan makna
B. MAKNA KATA BERDASARKAN JENISNYA
1. Leksikal = Makna kata berdasarkan arti yang terdapat dalam kamusContoh: Cangkul = alat pembajak tradisional yang digunakan
petani.
2. Gramatikal = Makna yang terbentuk oleh kedudukan dan fungsi kata dalam kalimat.Contoh:Ia akan pergi besok. (besok = menyatakan waktu)
3. Denotatif = Makna kata yang sesuai dengan arti kata itu sendiriContoh:
Kata hjau menyatakan warnaKata menyuapi mengandung arti memasukan makanan leewat mulut.Bulan bermakna satelit atau kurun waktu 30 hari.
4. Konotatif = Maknanya mengacu pada kiasan atau mengandung tambahan nilai rasa.Contoh:
Kata bulan dalam ungkapan kejatuhan bulan, menjadi bulan-bulanan, bulan muda memiliki makna konotatif / makna yang tidak sebenarnya.Kata ”hidup dibbalik jeruji besi” bermakna dipenjarakan.Kata ”menjaring calon” bermakna memilih dan meneerima calon.
5. Idiomatis = Merupakan gabungan kata yang maknanya tidak dapat dijabarkan dari unsur-unsurnya.Contoh:
Ringan tangan: suka memukul
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Sastra Adalah buah cipta karsa manusia yang menggunakan bahasa sebagai mmediumnya yang mempunyai nilai keindahan dan isinya bermanfaat. Nilai keindahan sastra disebabkan oleh:1. penggunaan kata-kata atau kailmat yang tepat sehingga jelas
memberikan gambaran perasaan/lukisan sesuai dengan yang dikehendaki pengarang;
2. isinya yang bermutu;3. pengolahn yang baik.
B. JENIS-JENIS KARYA SASTRA
1. PANTUN
Bercirikan bersajak a-b-a-bTerdiri atas sampiran dan isiBersifat nasihatTiap bait terdiri dari empat barisTiap baris terdiri dari 8 sampai dengan 12 suku kata (umumnya berjumlah 10 buah dalam tiap barisnya)
Contoh:
Kalau tuhan jalan ke huluCarikan saya daun kembojaKalau tuan mati dahuluNantikan saya di pintu sorga
Jenis Pantun Berdasarkan Jumlah Baris
1) CarminaSyarat-syarat yang meengikat Carmina;
Tiap bait hanya terdiri atas 2 barisBaris pertama merupaan sampiran, sedangkan isinya terdapat pada baris terakhirBersajak sama a-a.
Contoh:
Dahulu parang sekarang besi
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Dahulu sayang sekarang benciPinggan tak retak, nasi tak dinginTuan tak hendak, kami tak ingin.
2) Talibun Ciri-ciri talibun:
Tiap-tiap bait terdiri atas: 6,8,10,12 baris atau leebih, tetapi selalu harus genap jumlahnya.Tiap baris terdiri atas 8 hingga 12 suku kata, tetapi umumnya terdiri atas 10 suku kata.Sajaknya: a-b-c, a-b-c, atau a-b-c-d dan sebagainya.Hubungannya: bagian atas merupaan sampiran dan bagian bawah merupakan isinya.
Talibun berfungsi sebagai alat perhubungan msra dalam percintaan, berollok-olok, berkelakar, nasihat, dll.
Contoh:Alau anak pergi ke lepau (a)Yu beli, belanak pun beli (b)Ikan panjang beli dahulu (c)Kalau anak pergi merantau (a)Ibu cari, sanak pun cari (b)Induk semang dahulu (c)
Sejak berbunga daun pandan (a)Banyaklah tikus di pematang(b)Annak buaya datang pula (c)Daun selasih tambah banyak (d)Sedang semula dagang berjalan (a)Tidak putus dirundung malang (b)Banyak bahaya yang menimpa (c)Lamun kasih berpaling tidak (d)
2. SYAIR
Adalah sastra lama yang berasal dari Arab (yang berarti perasaan)Ciri-ciri Syair:
Tiap-tiap syair terdiri atas 4 barisTiap-tiap baris terdiri atas 8 hingga 13 suku kata, tapi biasanya 10 atau 11 suku kataBerpola a-a-a-a, kadang-kadang bersajak sempurna atau tidak sempurnaKeempat baris syair merupakan satu rangkaian cerita.
Fungsi syair : digunakan untuk melukiskan atau menceritakan berbagai ceritera, baik cerita yang seenarnya, lukisan, sindiran maupun dongeng panjang.
Contoh:
Parasnya elok amat sempurnaPatah meenjeelis bijak laksanaMemberi hati bimbang gulanaKasih padanya mulia dan hina
Akan rahmah putri bangsawanParasnya elok sukar dilawanSedap manis barang kelakuanSepuluh tahun umurnya tuan
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07
Pantun bersajak aa, aaSyair bersajak ab,abPantun terdiri atas sampiran dan isiSemua baris syair berupa isiPantun merupaan puisi asli Indonesia, sementara syair berasal dari Arab
3. GURINDAM
Adalah sastra lama yang berasal dari India (yang berarti perhiasan/bunga)
Ciri-ciri gurindam:Jumlah baris dalam tiap bait terdiri atas 2 barisJumlah suku kata biasanya 10 hingga 14 suku kata dalam tiap-tiap barisSajaknya berumus a-a, biasanya sajak sempurna, tapi banyak pula gurindam yang bersajak paruhGurindam terdiri atas 2 kalimat tunggal yang membentuk kalimat majemuk; baris pertama merupakan sebab atau alasan, sedangkan baris kedua merupakan akibat atau balasan apa yang tersebut dalam baris (kalimat) yang pertama.Isnya berupa nassihat, petuah atau filsafat.
Contoh:
Kurang pikit, kurang siasat (a)Tentu dirimu kelak tersesat (a)
Pikirkan dahulu sebelum berkata (a)Supaya terelak silang sengketa (a)
Jika terkena penyakit kikir (a)Sanak saudara pergi menyingkiir (a)
Orang malas jatuh sengsara (a)Orang rajin banyak saudara (a)
4. SONETA
Adalah puisi empat belas baris.Ciri-ciri soneta:
Jumlah baris ada 14 buahKeempat beelas baris terdiri atas 2 buah quatrain dan 2 buah terzinaKedua buah quatrain merupakan kesatuan yang diseut stanza atau oktavKedua buah terzina merupakan kesatuan disebut sextetOktav berisi lukisan alam, jadi ifanya objektifSextet berisi curahan/jawaban/kesimpulan dari apa yang dilukiskan dalam oktav, jadi sifatnya subjektifJumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 dan 14 suku kataRumus dan sajaknya a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c, d-c-d.
Contoh:
Gembala
Perasaan siap ta’kan nayala (a)Melihat anak berlagu dendang (a)
Diktat Bahasa Indonesia Prog. Intensif Kurikulum SMA Negeri 1 Cikembarcreated by: k-riezti. Tahun Pelajaran 06/07