Top Banner
Mekanisme pencernaan pada manusiaOleh: Sigit Sujatmika | Juli 29, 2009http://mrsigitblog.wordpress.com/2009/07/29/71/ Sistem Pencernaan Manusia Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas. Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan makanan yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui tenggorokan (esofagus) masuk ke dalam lambung. Di sisni kerja enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat makanan tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dari amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5, sesuai dengan kondisi asam dalam cairan lambung (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1) Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan menjadi makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, protein. Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. Kelompok bahan ikutan yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau penyedap alami.
172

bhn pbl blok9

Sep 29, 2015

Download

Documents

Arwi Wijaya

a
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Mekanisme pencernaan padamanusiaOleh: Sigit Sujatmika | Juli 29, 2009http://mrsigitblog.wordpress.com/2009/07/29/71/Sistem Pencernaan ManusiaManusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau disebut sebagi organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk sintesis berbagai zat yang dibutuhkan di dalam tubuh. Makhluk hidup seperti manusia selalu membutuhkan suplai makanan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.

Proses pencernaan dalam tubuh manusia adalah kompleks. Bahan makanan yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui tenggorokan (esofagus) masuk ke dalam lambung. Di sisni kerja enzim amilase dalam air ludah dihentikan dengan adanya asam klorida yang dikeluarkan oleh lambung. Dalam keadaan normal bahan makanan tinggal untuk beberapa jam di dalam lambung, sementara asam klorida dan pepsin menguraikan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam zat makanan tersebut menjadi oligopeptida dan oligosakarida. Berbeda dari amilase dan enzim lainnya, pepsin bekerja dalam suasana sangat asam, pH 1.0-2.5, sesuai dengan kondisi asam dalam cairan lambung (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)

Makanan yang dikonsumsi manusia harus mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia. Secara ringkas zat-zat tersebut digolongkan menjadi makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, protein. Mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. Kelompok bahan ikutan yang meliputi alkaloid, antigisi, warna alami, aroma atau penyedap alami. Kelompok bahan tambahan misalnya pengawet, penstabil, pengental, dan pewarna (Slamet Sudarmaji, 1989).

Makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein pada saat dicerna akan mengalami pengubahan. Dimulai dari mulut dimana terjadi pencernaan mekanik oleh gigi dengan bantuan lidah. Pada proses pengunyahan ini terjadi perombakan karbohidrat (pati atau amilum) menjadi molekul yang paling sederhana yaitu glukosa (monosakarida). Karbohidrat merupakan nutrient yang mengadung energi yang harus ada dalam diet minimal 20% agar tidak terbentuk benda-benda keton sehingga terjadi ketosis dan lebih lanjut asidosis (Dawies Ismadi, 1988). Pemotongan rantai karbohidrat menjadi lebih sederhana ini dibantu dengan enzim ptialin yang dihasilkan oleh kelenjar ludah.

Lemak juga akan mengalami proses perombakan dimana lemak akan diubah menjadi molekul yang paling sederhana yang berupa asam lemak dan gliserol. Lemak yang dimaksud dalam hal ini adalah trigliserida. Proses perombakan ini membutuhkan enzim lipase yang dihasilkan di pankreas. Lemak juga mengalami proses emulsi agar lebih mudah dicerna. Bahan yang digunakan adalah cairan empedu yang dihasilkan di hati (hepar) yang disimpan di kantung empedu. Dengan proses emulsi ini lemak dapat tercampur dengan air. Dibanding makronutrien yang lain, lemak lebih susah dicerna sehingga lebih lama berada di lambung. Inilah yang menyebabkan lemak membuat kita tetap merasa kenyang.

Selanjutnya, proses pencernaan berlangsung di dalam usus halus yang mengeluarkan berbagai enzim dan zat pencerna dari berbagai organ tubuh. Kandung empedu mengeluarkan asam empedu untuk mengemulsikan lipid: kelenjar pankreas mengeluarkan cairan yang mengandung amilase, menguraikan oligosakarida menjadi maltose: tripsin dan kimo tripsin menguraikan poli dan oligo peptide menjadi peptide kecil: lipase menguraikan trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol: kolesterol esterase menguraikan senyawa ester dari kolesterol.

Usus halus tersusun oleh beberapa macam jaringan yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu jaringan: epitelium, ikat, otot polos, dan saraf. Jaringan epitelium berfungsi membungkus villi, mensekresikan mukus dan mengabsorpsi air serta zat-zat gizi makanan. Jaringan ikat yang dalam hal ini berupa pembuluh darah bersama dengan epitelium berfungsi mengangkut sari makanan. Jaringan otot berfungsi untuk melakukan gerak peristaltis dibawah stimulus saraf otonom. Dan jaringan saraf berfungsi mengorganisir kerja ketiga jaringan tadi. Struktur kompleks usus halus ini mempunyai satu fungsi yakni untuk mencerna dan menyerap sari-sari makanan.

Selain itu masih ada zat lainnya yang dikeluarkan oleh usus halus: untuk menyempurnakan proses penguraian sedemikian rupa hingga dihasilkan senyawa monosakarida, mononukleotida, asam lemak, asam amino, dan senyawa kecil satuan pembentuk senyawa lainnya yang siap untuk diserap oleh dinding usus halus, untuk selanjutnya dibawa oleh aliran darah atau limpa ke seluruh bagian tubuh (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 2)

Makronutrien yang lain adalah protein. Bahan ini dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Protein juga mengalami pencernaan mekanik dan kimiawi, pencernaan mekanik terjadi dimulut sedangkan pencernaan kimiawi protein di lambung. Protein dirombak menjadi molekul yang paling sederhana yang disebut asam amino. Tubuh manusia tidak dapat membentuk semua asam amino yang diperlukan oleh tubuh, oleh karena itu harus diperoleh dari diet, yang lebih dikenal dengan asam amino esensial. Pencernaan protein dibantu dengan enzim lambung dan pancreas. Contoh enzim tersebut misalnya pepsin, dan tripsin. Protein yang dirombak menjadi molekul sederhana yaitu asam amino baru dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Protein merupakan bahan yang tidak dapat disimpan dalam tubuh sehingga manusia harus selalu mencukupi kebutuhan protein harian dari diet.

Mikronutrien juga dibutuhkan oleh tubuh. vitamin dan mineral berperan dalam proses-proses metabolism tubuh. Vitamin merupakan senyawa orgaik kompleks yang esensial untuk pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup, dan dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Berhubung vitamin tidak disintesa di dalam tubuh, kecuali vitamin D dan vitamin K, maka beberapa vitamin lain harus tersedia dalam diet. Sebagian besar vitamin berfungsi sebagai bagian dari koenzim. Berdasarkan atas sifat kelarutannya dan mekanisme penyerapan, vitamin dibedakan menjadi vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air memiliki struktur kimia yang sangat beranekaragam, tetapi semuanya mempunyai sifat molekul polar oleh karena itu dapat larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat non polar hidrofobik. Vitamin ini mengakibatkan dalam penyerapannya membutuhkan lemak.

Mineral juga dibutuhkan oleh tubuh dan hanya dalam jumlah yang sedikit. Sherman (1952) mencoba mengelompokkan unsure mineral sebagai berikut :

1. Unsur mineral yang ikut membentuk jaringan keras seperti tulang dan gigi Ca dan Phospat.

2. Unsur mineral yang turut membentuk jaringan lunak seperti kelenjar, saraf, garam organik, yang mengandung unsur Na, K, Mg, S, P, Cl dan juga ada dalam protoplasma.

3. Unsur mineral yang membentuk cairan tubuh, terutama garam-garam anorganik yang dapat larut.

Adapun fungsi mineral antara lain sebagai pembentuk jaringan, pemelihara dan pengatur sistem koloidal, pertukaran cairan tubuh, viskositas, pemelihara keseimbangan asam basa tubuh, dan sebagai aktivator enzim dan sistem biologis.

Semua bahan makanan, baik makronutrien maupun mikronutrien akan dialirkan ke seluruh tubuh oleh sistem sirkulasi, dalam hal ini darah. Dan disetorkan ke sel-sel tubuh. Makronutrien harus dalam kondisi paling sederhana, meliputi monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) asam lemak, gliserol dan asam amino. Jika zat makanan tersebut masih dalam bentuk ukuran besar, maka akan susah masuk dalam sel karena sel memiliki membrane yang sifatnya selektif permeabel (semi permeabel).

Zat-zat makanan dalam bentuk paling sederhana itu nantinya akan dibutuhkan dalam metabolisme sel, dengan tujuan untuk menjaga agar sel tetap hidup. Rangkaian metabolisme sel berjalan dengan sangat kompleks dan dengan keteraturan tinggi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai metabolisme makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein yang terjadi di dalam sel tubuh manusia.

Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur tumbuhan, hewan, sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. (Muhammad Wirahadikusumah, 1985)

Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam hidup. Proses sintesis ini disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim, termasuk reaksi sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran: proses biosintesis protein yang panjang dan rumit: ataupun proses penguraian bahan makanan dalam system pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui dinding usus serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1)

Anabolisme dibedakan dengan katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu penguraian molekul besar menjadi molekul kecil: anabolisme adalah proses yang membutuhkan energy sedangkan katabolisme melepas energy: anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme merupakan reaksi oksidasi: seringkali hasil anabolisme merupakan senyawa pemula untuk proses katabolisme (Muhammad Wirahadikusumah, 1985 : 1).

Ditulis dalam Biologi dan Kesehatan

INCLUDEPICTURE "http://htmlimg2.scribdassets.com/arckj19w68rofwg/images/2-0d87ec07d5/000.jpg" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://htmlimg2.scribdassets.com/arckj19w68rofwg/images/2-0d87ec07d5/000.jpg" \* MERGEFORMATINET dan bahan interseluler

pembentukan jar. penyokong

D

Minyak ikan, hati, susu,

Sinar UV

-

Penyerapan Ca di usus

-

Pembentukan tulang &

gigi

-

Pembentukan tulang yg

kurang sempurna

-

Rakhhitis

E

(tokoferol)

Sayuran hijau,kecambah biji2an, kuningtelur

-

Menjaga daya tahan

eritrosit thd hemolisis

-

Proliferasi & diferensiasi

sel

-

Infertilitas, mandul

K

Hati, sayuran daun,

-

Pembentukanprotrombin untukpembekuan darah

-

Darah sulit membeku ketika

luka

-

hemofili

Air

-Fungsi : pelarut bahan organik dan anorganik, suspensor molekul2 besar (K, P, L), pemecah molekul kompleks

menjadi molekul sederhana, penyerap panas tubuh, transportasi bahan dan sisa metabolisme, tempat terjadinya

reaksi kimia dalam tubuh

-

Komposisi dalam tubuh sekitar 60 90 %

Mineral

Jenis Mineral

Fungsi

Akibat Defisiensi

Sumber Makanan

Ca (kalsium)

-

proses penulangan

-

pembekuan darah

-

kontraksi otot

-

transmisi impuls

-

rakhitis

-

karies gigi

-

darah sulit membeku

-

kejang otot

Susu, keju, telur, mentega, udang, kacang, wortel, bit, bawang

P (Posfor)

-

penulangan

-kontraksi otot (ATP)

-

metabolisme sel

-

rakhitis & karies gigi

-

kejang otot

-

pertumbuhan terhambat

Ikan, jagung,, kacang2an

Fe (Ferrum/ zat

besi)

-

komponen sitokrom

-komponen hemoglobin

-

hambatan oksidasi sel

-

anemia

Bayam, hati

Na (Natrium) /

Sodium

-

keseimbangan nilai

osmotik sel

-

keseimbangan pH sel

-

mempertahankan iritabilita

sel

-

oedem

Garam dapur

K (Kalium) /

Potassium

-

transmisi impuls

-

kontraksi otot

-

pertumbuhan tubuh

-

kejang otot

-

pertumbuhan terhambat

Garam dapur

I (Iodium)

-

syntesa tiroksin

-

kelenjar gondok bengkak

Garam yozo, kulit kentang,

sayur hijau, ikan

Catatan :

-Kelebihan Ca akan mengakibatkan arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), tekanan darah naik

-

Kandungan yodium pada anak yang masih di dalam kandungan akan mengakibatkan kekurangan ketajaman

pendengaran/ ketulian

Alat-Alat Pencernaan, Kelenjar Pencernaan Dan Fungsi

Alat Pencernaan/ kelenjar

pencernaan manusia

Penjelasan dan fungsi

AL

AT

PE

NCE

RNAA

N

Mulut

-

Mencernakan makanan secara mekanik dengan bantuan gigi dan kimiawi

dengan enzim

Kerongkongan

(esofagus)

-

Merupakan saluran lurus, makanan didorong ke lambung dengan gerakan

peristaltis

Lambung

(ventrikulus)

-

Tempat pencernaan makanan secara mekanik dan kimiawi

Usus Halus

-

Terdiri dari duodenum (usus 12 jari), jejenum (usus kosong) dan Ileum

(usus penyerapan)

-

Tempat pencernaan secara kimawi dan tempat penyerapan zat/sari sari

makanan

Usus besar

-

Tempat pembentukan feses, dengan bantuan bakteri pembusuk.

Dikeluarkan melalui proses defekasi

-

Tempat penyerapan air

-

Tempat sintesa vitamin K dan B kompleks

-

Alat ekskresi lgam berat Fe dan Ca

INCLUDEPICTURE "http://htmlimg1.scribdassets.com/arckj19w68rofwg/images/3-869b270f18/000.jpg" \* MERGEFORMATINET KE

LP

E

NCE

RNAA

N

Mulut

-

Kelenjar ludah (saliva) ada 3 macam, yaitu :

Kelanjar parotis, mengahsilkan air liur cair

Kel. Submaksilaris (dibawah rahang), menghasilkan air liur cair dan

lendir

Kel. Sublingualis, (dibawah pangkal lidah), menghasilkan air liur cair dan

lendir

Lambung

-

Menghasilkan getah lambung yang berisi : air, HCl, musin, ion-ion

anorganik, enzim pepsin, renin, dan hormon gastrin

Usus Halus

-

Menghasilkan enzim amilase, disakaridase, amino peptidase,

enterokinase, hormon sekretin, hormon kolesistokinin

Pankreas

-

Menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, lipase/steapsin dan hormon

insulin

Hati

-

Merupapkan kelenjar perncernaan terbesar, tidak menghasilkan enzimpencernaan, berperan dlm pencernaan lemak di usus halus, sebab hatimenghasilkan garam empedu yang dapat merubah lemak menjadi emulsilemak

Mekanisme pencernaan zat makanan pada manusia

Zat makanan

Tempat

Proses

Karbohidrat

Mulut

Amilum (dipecah dengan dg bantuan enzim ptialin) menjadi maltosa

Maltosa (dipecah dengan dg bantuan enzim maltase) menjadi 2 mol

glukosa

Usus halus

Maltosa (dipecah dengan dg bantuan enzim maltase) menjadi 2 mol

glukosa

Laktosa (dipecah dengan dg bantuan enzim laktase) menjadi galaktosa

dan glukosa

Sukrosa (dipecah dengan dg bantuan enzim sukrase) menjadi glukosa

dan fruktosa

Lemak

Usus halus

Kantung empedu mengeluarkan garam empedu.Garam empedu akan mengubah lemak menjadi emulsi lemakEmulsi lemak (dipecah dengan dg bantuan enzim lipase / steapsin)menjadi asam lemak dan gliserol

Protein

Lambung

HCL mengubah pepsinogen menjadi pepsin

Protein kompleks (dipecah dengan dg bantuan pepsin) menjadi protein

sederhana

HCl juga mengubah prorenin menjadi renin

Renin yang terbentuk akan memecah kaseinogen menjadi kasein

Kasein dibantu dengan ion kalsium dan pepsin akan mengubah gumpalan

susu menjadi protein sederhana

Gangguan Sistem Pencernaan

Apendikitis

Radang usus buntu.

Diare

Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.

Kontipasi (Sembelit)

Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)

Maldigesti

Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.

Parotitis

Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong

Tukak Lambung/Maag

"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi

Helicobacter pylori

Xerostomia

Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksibakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukaklambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

Diare

Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan fesesyang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas(stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktulama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.

Konstipasi (Sembelit)

Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

INCLUDEPICTURE "http://htmlimg2.scribdassets.com/arckj19w68rofwg/images/4-7a61d01b29/000.jpg" \* MERGEFORMATINET Tukak Lambung (Ulkus)

Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukusrusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasildari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dindinglambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkanoleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:Peri tonitis; merupakanperadangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makanmakanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yangdisebutkolik . Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan padadinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekanakan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnyaakan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atauperadangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut

apendisitis.

GAMBAR-GAMBAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM PENCERNAAN

Sistim Pencernaanhttp://www.totalkesehatananda.com/listhati.htmlPencernaan

Pencernaan adalah proses yang kompleks yang merubah makanan yang anda makan kedalam energi yang anda butuhkan untuk kelangsungan hidup. Proses pencernaan juga melibatkan menciptakan limbah yang dieliminasikan.

Saluran pencernaan adalah suatu saluran panjang yang berliku-liku yang mulai dari mulut dan berakhir pada dubur (anus). Ia terbuat dari satu rangkaian otot-otot yang mengkoordinasikan gerakan dari makanan dan sel-sel lain yang memproduksi enzim-enzim dan hormon-hormon untuk membantu mengurai makanan. Sepanjang jalan ada tiga organ-organ lain yang diperlukan untuk pencernaan: hati, kantong empedu dan pankreas.

Stop 1: Mulut

Mulut adalah permulaan dari saluran pencernaan, dan kenyataannya, pencernaan mulai disini sebelum anda bahkan melakukan gigitan pertama dari makanan. Bau dari makanan memicu kelenjar air liur dalam mulut anda mengeluarkan air liur, menyebabkan mulut anda berair. Ketika anda benar-benar merasaka makanannya, air liur bertambah.

Sekali anda mulai mengunyah dan menghancurkan makanan kedalam potongan-potongan cukup kecil untuk dicerna, mekanisme-mekanisme lain datang memainkan peran mereka. Lebih banyak air liur diproduksi untuk memulai proses penguraian makanan kedalam bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tubuh anda. Sebagai tambahan, "juices" dihasilkan yang akan membantu penguraian makanan lebih lanjut.

Stop 2: Pharynx dan Kerongkongan (Esophagus)

Juga disebut tenggorokan, pharynx adalah bagian dari saluran pencernaan yang menerima makanan dari mulut anda. Bercabang dari pharynx adalah kerongkongan (esophagus), yang memawa makanan ke lambung, dan trachea atau pipa angin (windpipe), yang membawa udara ke paru-paru.

Tindakan menelan terjadi pada pharynx sebagian sebagai suatu refleks dan sebagian dibawah kontrol secara sukarela. Lidah dan langit-langit mulut yang halus mendorong makanan kedalam pharynx, yang menutup trachea. Makanan kemudian masuk ke kerongkongan (esophagus).

Kerongkongan adalah suatu saluran yang berotot yang memanjang dari pharynx dan dibelakang trachea ke lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan dan kedalam lambung dengan bantuan dari suatu rangkaian dari kontraksi-kontraksi yang disebut peristalsis.

Tepat sebelum pembukaan dari lambung adalah suatu otot penting yang berbentuk cincin yang disebut lower esophageal sphincter (LES). Sphincter membuka untuk membiarkan makanan lewat kedalam lambung dan menutup untuk mempertahankan ia disana. Jika LES anda tidak bekerja dengan baik, anda mungkin menderita suatu kondisi yang disebut GERD, yang menyebabkan rasa uluhati terbakar (heartburn) dan regurgitation (perasaan makanan kembali keatas).

Stop 3: Perut dan Usus Kecil

Lambung adalah suatu organ seperti kantong dengan dinding-dinding yang berotot kuat. Sebagai tambahan untuk memegang makanan, ia melayani sebagai pencampur (mixer) dan penggiling (grinder) makanan. Lambung mengeluarkan asam dan enzim-enzim yang kuat yang meneruskan proses penguraian makanan dan merubahnya ke suatu cairan atau pasta yang konsistensi. Dari sana, makanan bergerak ke usus kecil. Diantara makanan-makanan sisa-sisa yang tidak dapat dicairkan dilepaskan dari lambung dan diantar melalui sisa usus untuk dieliminasikan.

Terbuat dari tiga segmen -- usus dua belas jari (duodenum), jejunum dan ileum -- usus kecil juga mengurai makanan menggunakan enzim-enzim yang dilepaskan oleh pankreas dan empedu dari hati. Peristalsis juga bekerja pada organ ini, menggerakkan makanan terus dan mencampurnya dengan pengeluaran-pengeluaran pencernaan dari pankreas dan hati, termasuk empedu. Duodenum sebagian besar bertanggung jawab untuk proses penguraian secara terus menerus, dengan jejunum dan ileum terutama bertaggung jawab untuk penyerapan nutrisi-nutrisi kedalam aliran darah.

Suatu nama yang lebih teknis untuk bagian proses ini adalah "motility" karena ia melibatkan menggerakkan atau mengosongkan partikel-partikel makanan dari satu bagian ke bagian berikutnya. Proses ini adalah sangat tergantung pada aktivitas dari suatu jaringan yang besar dari syaraf-syaraf, hormon-hormon dan otot-otot. Persoalan-persoalan apa saja dengan komponen-komponen ini dapat menyebabkan suatu kondisi-kondisi yang beragam.

Ketika didalam usus kecil nutrisi-nutrisi dari makanan diserap melalui dinding-dinding usus kedalam aliran darah. Apa yang tersisa (limbah) bergerak kedalam usus besar.

Segala sesuatu diatas usus besar disebut saluran pencernaan bagian atas (upper Gastrointestinal tract). Segala sesuatu dibawahnya adalah saluran pencernaan bagian bawah (lower Gastrointestinal tract).

Sistim Pencernaan

Stop 4: Usus Besar (Colon), Rektum (Rectum) dan Dubur (Anus)

Usus besar (colon) adalah suatu saluran berotot yang panjangnya lima sampai tujuh kaki yang menghubungkan usus kecil ke rektum. Ia terbentuk dari usus besar yang naik (kanan), usus besar yang melintang (transverse), usus besar yang turun (kiri) dan sigmoid colon, yang menghubungkan ke rektum. Usus buntu (appendix) adalah suatu saluran kecil yang dicantelkan pada usus besar yang naik. Usus besar adalah suatu organ yang sangat khusus yang bertanggung jawab untuk memproses limbah sehingga pengeluaran limbah mudah dan menyenangkan.

Feces, atau limbah yang tertinggal dari proses pencernaan, lewat melalui usus besar dengan bantuan dari peristalsis, pertama dalam suatu kondisi cair dan akhirnya dalam bentuk padat. Ketika feces lewat melalui usus besar, segala air yang tersisa diserap. Feces disimpan di usus besar sigmoid (berbentuk S) hingga suatu gerakan massa mengosongkannya kedalam rektum, biasanya sekali atau dua kali sehari.

Biasanya itu memakan waktu 36 jam utuk feces dapat melewati usus besar. Feces sendiri kebanyakan adalah sisa-sisa/puing-puing makanan dan bakteri-bakteri. Bakteri-bakteri ini melakukan beberapa fungsi-fungsi yang bermanfaat, seperti mensintesis beragam vitamin-vitamin, memproses produk-produk limbah dan partikel-partikel makanan, dan melindungi terhadap bakter-bakteri yang membahayakan. Ketika usus besar yang turun menjadi penuh dengan feces ia mengosongkan isi-isinya kedalam rektum untuk memulai proses eliminasi.

Rektum adalah suatu ruang delapan inch yang menghubungkan usus besar ke dubur (anus). Rektum:

Menerima feces dari usus besar

Membiarkan seseorang mengetahui ada feces yang harus dikeluarkan

Menahan feces sampai pengeluaran terjadi

Ketika apa saja (gas atau feces) datang kedalam rektum, sensor-sensor mengirim suatu pesan ke otak. Otak kemudian memutuskan apakah isi rektum dapat dilepaskan atau tidak. Jika mereka dapat, sphincters mengendur dan rektum berkontraksi, mengeluarkan isi-isinya. Jika isi-isinya tidak dapat dikeluarkan, sphincters berkontraksi dan rektum menampung sehingga sensasinya hilang untuk sementara.

Dubur adalah bagian paling akhir dari saluran pencernaan. Ia terdiri dari otot-otot yang melapisi pelvis (pelvic floor muscles) dan dua otot-otot lain yang disebut anal sphincters (internal dan eksternal).

Pelvic floor muscle menciptakan suatu sudut antara rektum dan dubur yang memberhentikan feces untuk keluar ketika ia tidak diharapkan keluar. Anal sphincters menyediakan kontrol feces yang baik. Internal sphincter selalu ketat, kecuali ketika feces masuk kedalam rektum. Ia mempertahankan kita continent (tidak melepaskan feces) ketika kita tidur atau jika kita tidak sadar akan kehadiran feces. Ketika kita mendapat suatu keinginan untuk membuang air besar, kita mempercayakan pada external sphincter kita untuk menahan feces sampai kita dapat pergi ke toilet.

Organ-Organ Aksesori

Pankreas

Diantara fungsi-fungsi lain, pankreas adalah pabrik utama untuk enzim-enzim pencernaan yang dikeluarkan kedalam duodenum, segmen pertama dari usus kecil. Enzim-enzim ini mengurai protein-protein, lemak-lemak dan karbohidrat-karbohidrat.

Hati

Hati mempunyai berbagai fungsi-fungsi, namun dua dari fungsi-fungsi utamanya dalam sistim pencernaan adalah membuat dan mengeluarkan suatu unsur yang penting yang disebut empedu dan memproses darah yang datang dari usus kecil yang mengandung nutrisi-nutrisi yang baru saja diserap. Hati memurnikan darah ini dari banyak ketidakmurnian-ketidakmurnian sebelum berjalan ke seluruh tubuh.

Kantong Empedu

Kantong empedu adalah suatu kantong penyimpanan untuk empedu yang lebih. Empedu yang dibuat di hati mengalir ke usus kecil via saluran-saluran empedu. Jika usus tidak memerlukannya, empedu mengalir kedalam kantong empedu dimana ia menunggu tanda dari usus bahwa ada makanan. Empedu melayani dua maksud utama. Pertama, ia membantu menyerap lemak-lemak dalam makanan dan kedua, ia membawa limbah dari hati yang tidak dapat melewati ginjal-ginjal.

Pankreas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti:

insulin yang dihasilkan sel beta

GHS yang dihasilkan sel epsilon.

GHIH yang dihasilkan sel delta

Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Beberapa fungsi dari pankreas adalah:

Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.

Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.

Lambung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Lambung:1) Esofagus2) Kardia3) Fundus4) Selaput lendir5) Otot lapisan6) Lambung mukosa7) Tubuh perut8) Pilorik antrum9) Pilorus10) Usus dua belas jari (duodenum)

Lambung (bahasa Inggris: stomach; bahasa Belanda: maag) atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas, daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri . Fundus adalah bagian tengah, bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah, daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering disebut duodenum.

Dinding lambung tersusun menjadi empat lapisan, yakni mucosa, submucosa, muscularis, dan serosa. Mucosa ialah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini berbentuk seperti palung untuk memperbesar perbandingan antara luas dan volume sehingga memperbanyak volume getah lambung yang dapat dikeluarkan. Submucosa ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel-sel tersebut. Muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis. Lapisan ini dibagi menjadi 3 lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang, dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk. Lapisan terluar yaitu serosa berfungsi sebagai lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untuk mengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.

Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu sel goblet [goblet cell], sel parietal [parietal cell], dan sel chief [chief cell]. Sel goblet berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung. Sel parietal berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2. Sel chief berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut.

Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca2+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya renim susu yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usus tanpa sempat dicerna.

Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam.Sebaliknya, oto pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.

Hati

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk kegunaan lain dari Hati, lihat Hati (disambiguasi).

Hati

Hati manusia

Hati (bahasa Yunani: , hpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.

Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.[1] Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.[2] Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.[3]Lumen lobus terbentuk dari SEC dan ditempati oleh 3 jenis sel lain, seperti sel Kupffer, sel Ito, limfosit intrahepatik seperti sel pit. Sel non-parenkimal menempati sekitar 6,5% volume hati dan memproduksi berbagai substansi yang mengendalikan banyak fungsi hepatosit.

Filtrasi merupakan salah satu fungsi lumen lobus sinusoidal yang memisahkan permukaan hepatosit dari darah, SEC memiliki kapasitas endositosis yang sangat besar dengan berbagai ligan seperti glikoprotein, kompleks imun, transferin dan seruloplasmin. SEC juga berfungsi sebagai sel presenter antigen yang menyediakan ekspresi MHC I dan MHC II bagi sel T. Sekresi yang terjadi meliputi berbagai sitokina, eikosanoid seperti prostanoid dan leukotriena, endotelin-1, nitrogen monoksida dan beberapa komponen ECM.

Sel Ito berada pada jaringan perisinusoidal, merupakan sel dengan banyak vesikel lemak di dalam sitoplasma yang mengikat SEC sangat kuat hingga memberikan lapisan ganda pada lumen lobus sinusoidal. Saat hati berada pada kondisi normal, sel Ito menyimpan vitamin A guna mengendalikan kelenturan matriks ekstraselular yang dibentuk dengan SEC, yang juga merupakan kelenturan dari lumen sinusoid.

Sel Kupffer berada pada jaringan intrasinusoidal, merupakan makrofaga dengan kemampuan endositik dan fagositik yang mencengangkan. Sel Kupffer sehari-hari berinteraksi dengan material yang berasal saluran pencernaan yang mengandung larutan bakterial, dan mencegah aktivasi efek toksin senyawa tersebut ke dalam hati. Paparan larutan bakterial yang tinggi, terutama paparan LPS, membuat sel Kupffer melakukan sekresi berbagai sitokina yang memicu proses peradangan dan dapat mengakibatkan cedera pada hati. Sekresi antara lain meliputi spesi oksigen reaktif, eikosanoid, nitrogen monoksida, karbon monoksida, TNF-, IL-10, sebagai respon kekebalan turunan dalam fasa infeksi primer.

Sel pit merupakan limfosit dengan granula besar, seperti sel NK yang bermukim di hati. Sel pit dapat menginduksi kematian seketika pada sel tumor tanpa bergantung pada ekspresi antigen pada kompleks histokompatibilitas utama. Aktivitas sel pit dapat ditingkatkan dengan stimulasi interferon-.

Selain itu, pada hati masih terdapat sel T-, sel T- dan sel NKT.

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Sel punca 2 Sel imunologis 3 Fungsi hati 4 Regenerasi sel hati 5 Penyakit pada hati

5.1 Pengaruh alkohol 5.2 Pengaruh alkaloid 6 Transplantasi hati 7 Bacaan lanjut 8 Rujukan 9 Pranala luar

[sunting] Sel puncaSelain hepatosit dan sel non-parenkimal, pada hati masih terdapat jenis sel lain yaitu sel intra-hepatik yang sering disebut sel oval,[4] dan hepatosit duktular.[5] Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial, umumnya tidak melibatkan sel progenitor intra-hepatik dan sel punca ekstra-hepatik (hemopoietik), dan bergantung hanya kepada proliferasi hepatosit. Namun dalam kondisi saat proliferasi hepatosit terhambat atau tertunda, sel oval yang berada di area periportal akan mengalami proliferasi dan diferensiasi menjadi hepatosit dewasa.[4]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Hati" \l "cite_note-5" [6] Sel oval merupakan bentuk diferensiasi dari sel progenitor yang berada pada area portal dan periportal, atau kanal Hering,[7] dan hanya ditemukan saat hati mengalami cedera.[8] Proliferasi yang terjadi pada sel oval akan membentuk saluran ekskresi yang menghubungkan area parenkima tempat terjadinya kerusakan hati dengan saluran empedu. Epimorfin, sebuah morfogen yang banyak ditemukan berperan pada banyak organ epitelial, nampaknya juga berperan pada pembentukan saluran empedu oleh sel punca hepatik.[9] Setelah itu sel oval akan terdiferensiasi menjadi hepatosit duktular. Hepatosit duktular dianggap merupakan sel transisi yang terkait antara lain dengan:[10] metaplasia duktular dari hepatosit parenkimal menjadi epitelium biliari intra-hepatik

konversi metaplasia dari epitelium duktular menjadi hepatosit parenkimal

diferensiasi dari sel punca dari silsilah hepatosit

tergantung pada jenis gangguan yang menyerang hati.

Pada model tikus dengan 70% hepatektomi, dan induksi regenerasi hepatik dengan asetilaminofluorena-2, ditemukan bahwa sel punca yang berasal dari sumsum tulang belakang dapat terdiferensiasi menjadi hepatosit,[11]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Hati" \l "cite_note-11" [12] dengan mediasi hormon G-CSF sebagai kemokina dan mitogen.[13] Regenerasi juga dapat dipicu dengan D-galaktosamina.[14][sunting] Sel imunologisHati juga berperan dalam sistem kekebalan dengan banyaknya sel imunologis pada sistem retikuendotelial yang berfungsi sebagai tapis antigen yang terbawa ke hati melalui sistem portal hati. Perpindahan fasa infeksi dari fasa primer menjadi fasa akut, ditandai oleh hati dengan menurunkan sekresi albumin dan menaikkan sekresi fibrinogen. Fasa akut yang berkepanjangan akan berakibat pada simtoma hipoalbuminemia dan hiperfibrinogenemia.[15]Pada saat hati cedera, sel darah putih akan distimulasi untuk bermigrasi menuju hati dan bersama dengan sel Kupffer mensekresi sitokina yang membuat modulasi perilaku sel Ito.[16] Sel TH1 memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan selular seperti IFN-gamma, TNF, dan IL-2. Sel TH2 sebaliknnya akan memproduksi sitokina yang meningkatkan respon kekebalan humoral seperti IL-4, IL-5, IL-6, IL-13 dan meningkatkan respon fibrosis. Sitokina yang disekresi oleh sel TH1 akan menghambat diferensiasi sel T menjadi sel TH2, sebaliknya sitokina sekresi TH2 akan menghambat proliferasi sel TH1. Oleh sebab itu respon kekebalan sering dikatakan terpolarisasi ke respon kekebalan selular atau humoral, namun belum pernah keduanya.

[sunting] Fungsi hatiBerbagai jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis hati, namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.

Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:

empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.

sebagian besar asam amino faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI protein C, protein S dan anti-trombin kalsidiol trigliserida melalui lintasan lipogenesis kolesterol insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa.

enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH dan CO yang bersifat racun.

trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.

Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu mengambil alih tugas ini.

albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.

angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.

enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat transferase dan laktat dehidrogenaseSelain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada umumnya, hati juga berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain:

Glukoneogenesis, sintesis glukosa dari beberapa substrat asam amino, asam laktat, asam lemak non ester dan gliserol. Pada manusia dan beberapa jenis mamalia, proses ini tidak dapat mengkonversi gliserol menjadi glukosa. Lintasan dipercepat oleh hormon insulin seiring dengan hormon tri-iodotironina melalui pertambahan laju siklus Cori.[17] Glikogenolisis, lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa untuk kemudian dilepaskan ke darah sebagai respon meningkatnya kebutuhan energi oleh tubuh. Hormon glukagon merupakan stimulator utama kedua lintasan glikogenolisis dan glukoneogenesis menghindarikan tubuh dari simtoma hipoglisemia. Pada model tikus, defisiensi glukagon akan menghambat kedua lintasan ini, namun meningkatkan toleransi glukosa.[18] Lintasan ini, bersama dengan lintasan glukoneogenesis pada saluran pencernaan dikendalikan oleh kelenjar hipotalamus.[19] Glikogenesis, lintasan anabolisme glikogen dari glukosa.

dan pada lintasan katabolisme:

degradasi sel darah merah. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak menjadi metabolit untuk diekskresi bersama empedu sebagai bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus, zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan.

degradasi insulin dan beberapa hormon lain.

degradasi amonia menjadi urea degradasi zat toksin dengan lintasan detoksifikasi, seperti metilasi.

Hati juga mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:

vitamin A (cadangan 12 tahun)

vitamin D (cadangan 14 bulan)

vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun)

zat nesi zat tembaga.

[sunting] Regenerasi sel hatiKemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang sangat penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari proses detoksifikasi dan imunologis. Regenerasi tercapai dengan interaksi yang sangat kompleks antara sel yang terdapat dalam hati, antara lain hepatosit, sel Kupffer, sel endotelial sinusoidal, sel Ito dan sel punca; dengan organ ekstra-hepatik, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, pankreas, duodenum, hipotalamus.[20]Hepatosit, adalah sel yang sangat unik. Potensi hepatosit untuk melakukan proliferasi, muncul pada saat-saat terjadi kehilangan massa sel,[21] yang disebut fasa prima atau fasa kompetensi replikatif[22] yang umumnya dipicu oleh sel Kupffer melalui sekresi sitokina IL-6 dan TNF-. Pada fasa ini, hepatosit memasuki siklus sel dari fasa G0 ke fasa G1.

TNF- dapat memberikan efek proliferatif atau apoptotik, bergantung pada spesi oksigen reaktif dan glutathion, minimal 4 faktor transkripsi diaktivasi sebelum hepatosit masuk ke dalam fasa proliferasi, yaitu NF-B, STAT-3, AP-1 dan C/EBP-beta.[23]Proliferasi hepatosit diinduksi oleh stimulasi sitokina HGF dan TGF-, dan EGF[23] dengan dua lintasan. HGF, TGF-, dan EGF merupakan faktor pertumbuhan yang berasal dari substrat serina dan protein logam[24] yang menginduksi sintesis DNA.[22] Lintasan pertama adalah lintasan IL-6/STAT-3 yang berperan dalam siklus sel melalui siklin D1/p21 dan perlindungan sel dengan peningkatan rasio FLIP, Bcl-2, Bcl-xL, Ref1, dan MnSOD. Lintasan kedua adalah lintasan PI3-K/PDK-1/Akt yang mengendalikan ukuran sel melalui molekul mTOR, selain sebagai zat anti-apoptosis dan antioksidan.

Hormon tri-iodotironina, selain menurunkan kadar kolesterol pada hati,[25] juga memiliki kapasitas dalam proliferasi hepatosit sebagai mitogen yang berperan pada siklin D1,[26] mempercepat konsumsi O2 oleh mitokondria dengan mengaktivasi transkripsi pada gen pernafasan hingga meningkatkan produksi spesi oksigen reaktif.[27] Sekresi ROS ke dalam sitoplasma hepatosit akan mengaktivasi faktor transkripsi NF-B.[28] Pada sel Kupffer, ROS dalam sitoplasma, akan mengaktivasi sekresi sitokina TNF-, IL-6 dan IL-1 untuk disekresi. Ikatan yang terjadi antara ketiga sitokina ini dengan hepatosit akan menginduksi ekspresi pencerap enzim antioksidan, seperti mangan superoksida dismutase, i-nitrogen monoksida sintase, protein anti-apoptosis Bcl-2, haptoglobin dan fibrinogen- yang diperlukan hepatosit dalam proliferasi.[29] Stres oksidatif yang dapat ditimbulkan oleh ROS maupun kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sitokina, dapat dilenyapkan dengan asupan tosoferol (100 mg/kg) atau senyawa penghambat gadolinium klorida (10 mg/kg) seperti yang dimiliki oleh sel Kupffer, sebelum stimulasi hormon tri-iodotironina,[30] sedangkan laju proliferasi hepatosit dikendalikan oleh kadar etanolamina sebagai faktor hepatotrofik humoral.[31]Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi telah diketahui semenjak zaman Yunani kuno dari cerita mitos tentang seorang titan yang bernama Prometheus.[32] Kemampuan ini dapat sirna, hingga hepatosit tidak dapat masuk ke dalam siklus sel, walaupun kehilangan sebagian massanya, apabila terjadi fibrosis hati. Lintasan fibrosis yang tidak segera mendapat perawatan, lambat laun akan berkembang menjadi sirosis hati[33] dan mengharuskan penderitanya untuk menjalani transplantasi hati atau hepatektomi demi kelangsungan hidupnya.

Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial merupakan proses yang sangat rumit di bawah pengaruh perubahan hemodinamika, modulasi sitokina, hormon faktor pertumbuhan dan aktivasi faktor transkripsi, yang mengarah pada proses mitosis. Hormon PRL yang disekresi oleh kelenjar hipofisis menginduksi respon hepatotrofik sebagai mitogen yang berperan dalam proses proliferasi dan diferensiasi.[34] PRL memberi pengaruh kepada peningkatan aktivitas faktor transkripsi yang berperan dalam proliferasi sel, seperti AP-1, c-Jun dan STAT-3; dan diferensiasi dan terpeliharanya metabolisme, seperti C/EBP-alfa, HNF-1, HNF-4 dan HNF-3. c-Jun merupakan salah satu protein penyusun AP-1.[35] Induksi NF-B pada fasa ini diperlukan untuk mencegah apoptosis dan memicu derap siklus sel yang wajar.[36] Pada masa ini, peran retinil asetat menjadi sangat vital, karena fungsinya yang menambah massa DNA dan protein yang dikandungnya.[37][sunting] Penyakit pada hatiHati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ lain di dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-dimensional, hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit. Hati akan merespon berbagai penyakit tersebut dengan meradang, yang disebut hepatitisSeringkali hepatitis dimulai dengan reaksi radang patobiokimiawi yang disebut fibrosis hati,[38] dengan simtoma paraklinis berupa peningkatan rasio plasma laminin, sebuah glikoprotein yang disekresi sel Ito, asam hialuronat dan sejenis aminopeptida yaitu prokolagen tipe III,[39] dan CEA.[40] Fibrosis hati dapat disebabkan oleh rendahnya rasio plasma HGF,[41]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Hati" \l "cite_note-41" [42] atau karena infeksi viral, seperti hepatitis B, patogen yang disebabkan oleh infeksi akut sejenis virus DNA yang memiliki fokus infeksi berupa templat transkripsi yang disebut cccDNA yang termetilasi,[43] atau hepatitis C, patogen serupa hepatitis B yang disebabkan oleh infeksi virus RNA dengan fokus infeksi berupa metilasi DNA, terutama melalui mekanisme ekspresi genetik berkas GADD45B, sehingga mengakibatkan siklus sel hepatosit menjadi tersendat-sendat.[44]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Hati" \l "cite_note-44" [45]Fibrosis hati memerlukan penangan sedini mungkin, seperti pada model tikus, stimulasi proliferasi hepatosit akan meluruhkan fokus infeksi virus hepatitis B,[46] sebelum berkembang menjadi sirosis hati atau karsinoma hepatoselular. Setelah terjadi kanker hati, senyawa siklosporina yang memiliki potensi untuk memicu proliferasi hepatosit, justru akan mempercepat perkembangan sel kanker,[47] oleh karena sel kanker mengalami hiperplasia hepatik, yaitu proliferasi yang tidak disertai aktivasi faktor transkripsi genetik. Hal ini dapat diinduksi dengan stimulasi timbal nitrat (LN, 100 mikromol/kg), siproteron asetat (CPA, 60 mg/kg), dan nafenopin (NAF, 200 mg/kg).[48]Hepatitis juga dapat dimulai dengan defisiensi mitokondria di dalam hepatosit, yang disebut steatohepatitis. Disfungsi mitokondria akan berdampak pada homeostasis senyawa lipid dan peningkatan rasio spesi oksigen reaktif yang menginduksi TNF-.[49] Hal ini akan berlanjut pada pengendapan lemak, stres oksidatif dan peroksidasi lipid,[50] serta membuat mitokondria menjadi rentan terhadap kematian oleh nekrosis akibat rendahnya rasio ATP dalam matrik mitokondria, atau oleh apoptosis melalui pembentukan apoptosom dan peningkatan permeabilitas membran mitokondria dengan mekanisme Fas/TNF-. Permintaan energi yang tinggi pada kondisi ini menyebabkan mitokondria tidak dapat memulihkan cadangan ATP hingga dapat memicu sirosis hati,[50] sedangkan peroksidasi lipid akan menyebabkan kerusakan pada DNA mitokondria dan membran mitokondria sisi dalam yang disebut sardiolipin, dengan peningkatan laju oksidasi-beta asam lemak, akan terjadi akumulasi elektron pada respiratory chain kompleks I dan III yang menurunkan kadar antioksidan.[49]Sel hepatosit apoptotik akan dicerna oleh sel Ito menjadi fibrinogen dengan reaksi fibrogenesis setelah diaktivasi oleh produk dari peroksidasi lipid dan rasio leptin yang tinggi. Apoptosis kronis kemudian dikompensasi dengan peningkatan laju proliferasi hepatosit, disertai DNA yang rusak oleh disfungsi mitokondria, dan menyebabkan mutasi genetik dan kanker.

Pada model tikus, melatonin merupakan senyawa yang menurunkan fibrosis hati,[51] sedang pada model kelinci, kurkumin merupakan senyawa organik yang menurunkan paraklinis steatohepatitis,[52] sedang hormon serotonin[53] dan kurangnya asupan metionina dan kolina[54] memberikan efek sebaliknya dengan resistansi adiponektin.[55]Disfungsi mitokondria juga ditemukan pada seluruh patogenesis hati, dari kasus radang hingga kanker dan transplantasi.[56] Pada kolestasis kronik, asam ursodeoksikolat bersama dengan GSH bersinergis sebagai antioksidan yang melindungi sardiolipin dan fosfatidil serina hingga mencegah terjadinya sirosis hati.[57][sunting] Pengaruh alkoholAlkohol dikenal memiliki fungsi immunosupresif terhadap sistem kekebalan tubuh, termasuk meredam ekspresi kluster diferensiasi CD4+ dan CD8+ yang diperlukan dalam pertahanan hati terhadap infeksi viral, terutama HCV.[58] Alkohol juga meredam rasio kemokina IFN pada lintasan transduksi sinyal selular, selain meningkatkan resiko terjadinya fibrosis.[59]Banyak lintasan metabolisme memberikan kontribusi terhadap alkohol untuk menginduksi stres oksidatif.[60] Salah satu lintasan metabolisme yang sering diaktivasi oleh etanol adalah induksi enzim sitokrom P450 2E1. Enzim ini menimbulkan spesi oksigen reaktif seperti radikal anion superoksida dan hidrogen peroksida, serta mengaktivasi subtrat toksik termasuk etanol menjadi produk yang lebih reaktif dan toksik. Sel dendritik tampaknya merupakan sel yang paling terpengaruh oleh kandungan etanol di dalam alkohol. Pada percobaan menggunakan model tikus, etanol meningkatkan rasio plasma IL-1, IL-6, IL-8, TNF-, AST, ALT, ADH, -GT, TG, MDA dan meredam rasio IL-10, GSH,[61] faktor transkripsi NF-B dan AP-1.[62][sunting] Pengaruh alkaloidKopi, salah satu kompleks senyawa alkaloid dari golongan purina xantina dengan asam klorogenat dan lignan,[63] pada studi epidemiologis, disimpulkan sebagai salah satu faktor penurun risiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2,[64]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Hati" \l "cite_note-64" [65] penyakit Parkinson, sirosis hati dan karsinoma hepatoselular,[66] dan perbaikan toleransi glukosa.[63] Konsumsi kopi secara kronis terbukti tidak menyebabkan tekanan darah tinggi namun secara akut mengakibatkan peningkatan tekanan darah sementara dalam selang waktu singkat,[67] dan plasma homosisteina[66] sehingga dapat menjadi ancaman bagi penderita gangguan kardiovaskular.[64]Konsumsi kopi secara teratur dapat menurunkan rasio enzim ALT serta aktifitas enzimatik pada lintasan metabolisme hati,[68] yang sering disebabkan oleh[69] infeksi viral, induksi obat-obatan, keracunan, kondisi iskemik, steatosis (akibat alkohol, diabetes, obesitas), penyakit otoimun,[70] dan resistansi insulin, sindrom metabolisme,[71] dan kelebihan zat besi.[72] Selain ALT, kopi juga menurunkan enzim hati yang lain, yaitu gamma-GT dan alkalina fosfatase.[73] dan memberikan efek antioksidan dan detoksifikasi fasa II oleh karena senyawa diterpena, kafestol dan kahweol,[74] sehingga mencegah terjadinya proses karsinogenesis.[75]

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Hati" \l "cite_note-75" [76] Proses tersebut disertai dengan gamma-GT sebagai indikator utama.[77][sunting] Transplantasi hatiTeknologi transplantasi hati merupakan hasil yang dikembangkan dari penelitian pada beberapa bidang studi kedokteran. Pada tahun 1953, Billingham, Brent, dan Medawar menemukan bahwa toleransi kimerisme[78] dapat diinduksi oleh infus sel hematolimfopoietik donor pada model tikus.[79]Pada tahun 1958 studi canine mengembangkan suatu teori mengenai molekul hepatotrofik pada portal pembuluh balik pada hati dan menemukan hormon insulin sebagai faktor hepatotrofik utama dari beberapa faktor lain yang ada.[80] Pada saat yang hampir bersamaan teori mengenai transplantasi multiviseral dan hati juga berkembang dari studi imunosupresi yang mempelajari algoritma empiris dari pengenalan pola dan respon terapis. Pada awal 1960, dibuktikan bahwa canine dan allograft manusia memiliki toleransi kimersime yang dapat terinduksi otomatis dengan bantuan imunosupresi, hingga pada akhir 1962 disimpulkan dengan keliru, bahwa transplantasi melibatkan dua sistem kekebalan yang berbeda. Konsekuensi kesimpulan tersebut menjadi dogma bahwa tolerogenisitas hati, pada dasarnya, berbeda, tidak hanya dengan sumsum tulang belakang, tetapi dengan seluruh organ tubuh yang lain.[79] Kekeliruan ini tidak terkoreksi dengan baik hingga tahun 1990.[78]Transplantasi hati yang pertama dilakukan di Denver pada tahun 1963,[81] keberhasilan pertama tercatat pada tahun 1967 dengan azatioprina, prednison dan globulin anti-limfoid, oleh Thomas E. Starzl dari Amerika Serikat, disusul oleh keberhasilan transplantasi sumsum tulang belakang manusia pada tahun 1968.[78] Rentang waktu antara 1967 hingga 1979 mencatat 84 kali transplantasi hati pada anak dengan 30% daya tahan hidup hingga 2 tahun.[81]Perkembangan studi imunosupresi kemudian memberikan perbaikan dan harapan hidup lebih panjang bagi pasien, antara lain dengan pergantian azatioprina dengan siklosporina pada tahun 1979, lalu tergantikan dengan takrolimus pada tahun 1989.[80]Pada tahun 1992, dikembangkan teori mikrokimerisme leukosit donor[82] dengan cakupan donor dari silsilah berlainan, yang memberikan harapan hidup yang sangat panjang bagi penerima donor organ, setelah diketahui hubungan antara aspek imunologis dari transplantasi, infeksi, toleransi oleh sumsum tulang belakang, neoplasma dan kelainan otoimun, yang disebut sebagai mekanisme seminal. Respon kekebalan dan toleransi kekebalan antara organ donor dan tubuh ditemukan merupakan fungsi dari migrasi dan lokalisasi leukosit.[79] Salah satu temuan adalah aktivasi sistem kekebalan turunan oleh sel NK dan interferon- segera setelah transplantasi selesai dilakukan.[83] Pada model tikus, sel hepatosit donor ditemukan bersifat sangat antigenik sehingga memicu respon penolakan, yang dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama antara sel T CD4 dan sel T CD8.[84]Untuk itu diperlukan terapi imunosupresif yang intensif sebelum transplantasi dilakukan, yang disebut preparative regimen atau conditioning untuk mencegah penolakan organ donor oleh sistem kekebalan inang.[85] Terapi imunosupresif tersebut ditujukan untuk menekan sel T dan sel NK inang guna memberikan ruang di dalam sumsum tulang belakang untuk transplantasi sel punca hematopoietik dari organ donor melalui terapi mielosupresif, untuk keseimbangan repopulasi sel donor dengan sel hasil diferensiasi dari sel punca inang.

Dewasa ini, transplantasi hati dilakukan hanya pada saat hati telah memasuki jenjang akhir suatu penyakit, atau telah terjadi disfungsi akut yang disebut fulminant hepatic failure. Kasus transplantasi hati pada manusia umumnya disebabkan oleh sirosis hati akibat dari hepatitis C kronis, ketergantungan alkohol, hepatitis otoimun dll.

Teknik umum yang digunakan adalah transplantasi ortotopik, yaitu penempatan organ donor pada posisi anatomik yang sama dengan posisi awal organ sebelumnya. Transplantasi hati berpotensi dapat diterapkan, hanya jika penerima organ donor tidak memiliki kondisi lain yang memberatkan, seperti kanker metastatis di luar organ hati, ketergantungan pada obat-obatan atau alkohol. Beberapa ahli berpedoman pada kriteria Milan untuk seleksi pasien transplantasi hati.

Organ donor, disebut allograft, biasanya berasal dari manusia lain yang baru saja meninggal dunia akibat cedera otak traumatik (kadaverik). Teknik transplantasi lain menggunakan organ manusia yang masih hidup, operasi hepatektomi mengangkat 20% hati pada segmen Coinaud 2 dan 3 dari orang dewasa untuk didonorkan kepada seorang anak, pada tahun 1989.

[sunting] Bacaan lanjut (Inggris) [1] Ekspresi genetik yang diinduksi oleh hormon tri-iodotironina dan GH[sunting] Rujukan1. ^ (Inggris)"Cooperation of liver cells in health and disease.". Medical University of Gdansk, Department of Histology and Immunology; Kmie Z.. Diakses pada 30 Juli 2010.2. ^ (Inggris)"An experimental analysis of liver development". Douarin NM. Diakses pada 11 Oktober 2010.3. ^ (Inggris)"Hepatocyte differentiation initiates during endodermal-mesenchymal interactions prior to liver formation". Section of Biochemistry, Brown University; Cascio S, Zaret KS. Diakses pada 11 Oktober 2010.4. ^ a b (Inggris)"The role of hepatocytes and oval cells in liver regeneration and repopulation". Department of Pathology, University of Washington; Fausto N, Campbell JS.. Diakses pada 1 Agustus 2010.5. ^ (Inggris)"Ductular hepatocytes". Medical College of Virginia, Virginia Commonwealth University; Sirica AE.. Diakses pada 1 Agustus 2010.6. ^ (Inggris)"Stem cells, cell transplantation and liver repopulation". Marion Bessin Liver Research Center, Division of Hepatology, Department of Medicine, Albert Einstein College of Medicine of Yeshiva University; Oertel M, Shafritz DA.. Diakses pada 1 Agustus 2010.7. ^ (Inggris)"Hepatic progenitor cells, stem cells, and AFP expression in models of liver injury". Division of Radiooncology, Deutsches Krebsforschungszentrum; Kuhlmann WD, Peschke P.. Diakses pada 1 Agustus 2010.8. ^ (Inggris)"Hepatic stem cells: a review.". Department of Anatomical Pathology, University of Cape Town; Vessey CJ, de la Hall PM.. Diakses pada 1 Agustus 2010.9. ^ (Inggris)"Epimorphin regulates bile duct formation via effects on mitosis orientation in rat liver epithelial stem-like cells". Stem Cell and Regenerative Medicine Lab, Beijing Institute of Transfusion Medicine; Zhou J, Zhao L, Qin L, Wang J, Jia Y, Yao H, Sang C, Hu Q, Shi S, Nan X, Yue W, Zhuang F, Yang C, Wang Y, Pei X.. Diakses pada 11 Oktober 2010.10. ^ (Inggris)"Ductular hepatocytes.". Medical College of Virginia, Virginia Commonwealth University; Sirica AE.. Diakses pada 1 Agustus 2010.11. ^ (Inggris)"Bone marrow-derived hepatic oval cells differentiate into hepatocytes in 2-acetylaminofluorene/partial hepatectomy-induced liver regeneration.". Department of Pathology, Immunology and Laboratory Medicine, University of Florida College of Medicine,; Oh SH, Witek RP, Bae SH, Zheng D, Jung Y, Piscaglia AC, Petersen BE.. Diakses pada 1 Agustus 2010.12. ^ (Inggris)"Bone marrow as a potential source of hepatic oval cells.". Department of Pathology, School of Medicine, University of Pittsburgh; Petersen BE, Bowen WC, Patrene KD, Mars WM, Sullivan AK, Murase N, Boggs SS, Greenberger JS, Goff JP.. Diakses pada 1 Agustus 2010.13. ^ (Inggris)"Granulocyte-colony stimulating factor promotes liver repair and induces oval cell migration and proliferation in rats.". Department of Pathology, Immunology and Laboratory Medicine, College of Medicine, University of Florida; Piscaglia AC, Shupe TD, Oh SH, Gasbarrini A, Petersen BE.. Diakses pada 1 Agustus 2010.14. ^ (Inggris)"Activation, proliferation, and differentiation of progenitor cells into hepatocytes in the D-galactosamine model of liver regeneration.". Marion Bessin Liver Research Center, Albert Einstein College of Medicine; Dabeva MD, Shafritz DA.. Diakses pada 1 Agustus 2010.15. ^ (Inggris)"The effect of prednisolone and a protein-deficient diet on plasma albumin and fibrinogen in a turpentine-induced acute-phase reaction in rats". Department of Internal Medicine, University of Berne; Ballmer PE, Studer H.. Diakses pada 2 Agustus 2010.16. ^ (Inggris)"Hepatic Stellate Cell in Fibrosis: Stellate Cell Activation". Division of Liver Diseases, Mount Sinai School of Medicine; Scott L. Friedman. Diakses pada 16 Oktober 2010

Usus halus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Diagram usus halus (terlabel small intestine)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Enzim 2 Struktur 3 Pencernaan 4 Pranala luar

[sunting] EnzimDi dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi:

Enterokinase, untuk mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas menjadi tripsin;

Erepsin atau dipeptidase, untuk mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino;

Laktase, mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa;

Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa;

Disakarase, mengubah disakarida menjadi monosakarida;

Peptidase, mengubah polipeptida menjadi asam amino;

Lipase, mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak;

Sukrase, mengubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa.

[sunting] StrukturDi dalam usus penyerapan (iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.

[sunting] PencernaanMakanan yang berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, air akan diserap pembuluh darah kapiler di vili, dan diangkut ke hati ke vena porta. Di dalam hati, beberapa zat akan diubah ke bentuk lain dan beberapa lainnya akan diedarkan ke seluruh tubuh.

Sedangkan asam lemak dan gliserol diangkut melalui pembuluh limfa.

Usus besar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

INCLUDEPICTURE "http://bits.wikimedia.org/w/extensions-1.17/FlaggedRevs/client/img/arrow-down.png" \* MERGEFORMATINET

Letak usus besar (large intestine) dalam sistem pencernaan manusiaUsus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan", sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri".

Daftar isi

[sembunyikan] 1 Fungsi Usus Besar 2 Anatomi dan Histologi 3 Pembuluh Darah 4 Peradangan 5 Referensi 6 Pranala luar

[sunting] Fungsi Usus BesarFungsi usus besar yaitu

1. menyimpan dan eliminasi sisa makanan,[1]2. menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit,[1] dengan cara menyerap air [2]3. mendegradasi bakteri. [1][sunting] Anatomi dan HistologiSecara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum. [3] Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis.[4] Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik (sel Panneth), dan memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak [4].

Gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. [5] Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet dibandingkan usus halus [5] Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus.[5] Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. [5] Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa [5]. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa. [5][sunting] Pembuluh DarahSuplai pembuluh darah untuk usus besar berasal dari arteri mesenterica inferior dan superior. Pembagian suplai darah usus besar yaitu sebagai berikut:

1. sekum, kolon asenden, dan kolon transversus proksimal disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica superior, [1]2. kolon transversus distalis, kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum bagian atas disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica inferior, [1]3. sisa rektum disuplai oleh arteri rektalis tengah dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna dan arteri pudenda interna [1][sunting] PeradanganPeradangan pada usus besar kolitis. Beberapa indikator terjadinya peradangan pada usus yaitu vili usus menjadi lebih panjang, dinding usus menebal, dan jumlah jaringan limfatik menjadi lebih banyak [6] Berdasarkan gambaran histopatologi, pada peradangan akut terjadi edema di lamina propia disertai infiltrasi leukosit dalam jumlah yang ringan dan didominasi neutrofil. [6] Selain itu, ruang antar vili dan kripta menjadi lebih lebar.[6] Pada infeksi kronis, infiltrasi sel radang didominasi limfosit dan sel plasma, serta penyebaran kripta menjadi lebih lebar karena berisi leukosit dan sel debris.[6] Dalam beberapa kasus, dapat terjadi inflamasi akut dan kronis secara bersamaan disertai nekrosa, trombosis, dan mineralisasi. [6]Sabtu, 09 Januari 2010

METABOLISME LEMAK (LIPID/ FAT METABOLISM)

Dr. Suparyanto, M.Keshttp://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/01/metabolisme-lemak.html

MACAM LEMAK

Lemak biologis yang terpenting: lemak netral (trigliserida), fosfolipid, steroid

Asam lemak:

1. Asam palmitat: CH3(CH2)14-COOH

2. Asam stearat: CH3(CH2)16-COOH

3. Asam oleat: CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH

Trigliserida: ester gliserol + 3 asam lemak

Fosfolipid: ester gliserol + 2 asam lemak + fosfat

Steroid: kolesterol dan turunanya (hormon steroid, asam lemak dan vitamin)

ABSORPSI LEMAK

Lemak diet diserap dalam bentuk: kilomikron diabsorpsi usus halus masuk ke limfe (ductus torasikus) masuk darah

Kilomikron dalam plasma disimpan dalam jaringan lemak (adiposa) dan hati

Proses penyimpananya: kilomikron dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (dalam membran sel) asam lemak dan gliserol

Didalam sel asam lemak disintesis kembali jadi trigliserida (simpanan lemak)

MACAM LEMAK PLASMA

Asam lemak bebas (FFA= free fatty acid) ada dalam plasma darah dan terikat dengan albumin

Kolesterol, trigliserida dan fosfolipid dalam plasma berbentuk lipoprotein

1. Kilomikron

2. VLDL: very low density lipoprotein

3. IDL: intermediate density lipoprotein

4. LDL: low density lipoprotein

5. HDL: high density lipoprotein

ASAM LEMAK BEBAS

Bila lemak sel akan digunakan untuk energi simpanan lemak (trigliserida) dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol (oleh enzim lipase sel)

Asam lemak berdiffusi masuk aliran darah sebagai asam lemak bebas (Free Fatty Acid) dan berikatan dengan albumin plasma

PENGGUNAAN FFA SEBAGAI ENERGI

FFA dalam plasma dibawa ke mitokondria dengan carrier Karnitin

FFA dalam sel dipecah menjadi asetil koenzim-A dengan beta oksidasi

Asetil koenzim-A hasil beta oksidasi masuk siklus Krebs untuk diubah menjadi H dan CO2

METABOLISME LEMAK

Ada 3 fase:

1. oksidasi

2. Siklus Kreb

3. Fosforilasi Oksidatif

BETA OKSIDASI

Proses pemutusan/perubahan asam lemak asetil co-A

Asetil co-A terdiri 2 atom C sehingga jumlah asetil co-A yang dihasilkan = jumlah atom C dalam rantai carbon asam lemak : 2

Misal: asam palmitat (C15H31COOH) oksidasi ?? asetil co-A

CONTOH ASAM LEMAK

NAMA UMUM RUMUS NAMA KIMIAAsam oleat C17H33COOH Oktadeca 9-enoadAs risinoleat C17H32(OH)-COOH 12 hidroksi okladeca -9-enoadAsam linoleat C17H31COOH Okladeca-9,12 dienoadAs linolenat C17H29COOH Okladeca-9,12,15 trienoadAs araksidat C19H39COOH Asam eicosanoad

SIKLUS KREBS

Proses perubahan asetil ko-A H + CO2

Proses ini terjadi didalam mitokondria

Pengambilan asetil co-A di sitoplasma dilakukan oleh: oxalo asetat proses pengambilan ini terus berlangsung sampai asetil co-A di sitoplasma habis

Oksaloasetat berasal dari asam piruvat

Jika asupan nutrisi kekurangan KH kurang as. Piruvat kurang oxaloasetat

KETOSIS

Degradasi asam lemak Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya mengunakan sedikit asetil KoA akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi membentuk Asam Asetoasetat

Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi: Asam hidroksibutirat dan Aseton.

Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam hidroksibutirat dan aseton) disebut BADAN KETON.

Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis

Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makannya kekurangan oksaloasetat

Jika Oksaloasetat menurun maka terjadi penumpukan Asetil KoA didalam aliran darah jadi badan keton keadaan ini disebut KETOSIS

Badan keton merupakan racun bagi otak mengakibatkan Coma, karena sering terjadi pada penderita DM disebut Koma Diabetikum

Ketosis terjadi pada keadaan :

Kelaparan

Diabetes Melitus

Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat

RANTAI RESPIRASI

H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi NADH

H dari NADH ditransfer ke Flavoprotein Quinon sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 terus direaksikan dengan O2 H2O + Energi

Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai respirasi

Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria transfer atom H antar carrier memakai enzim Dehidrogenase sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim Oksidase

Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD Flavoprotein Quinon sitokrom b sitokrom c sitokrom aa3 direaksikan dengan O2 H2O + Energi

FOSFORILASI OKSIDATIF

Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi yang tinggi energi tsb ditangkap oleh ADP untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP

Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam proses rantai respirasi

Fosforilasi oksidatif proses merubah ADP ATP (dengan menngunakan energi hasil reaksi H2 + O2 H2O + E)

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI KARBOHIDRAT

Bila KH dalam asupan lebih banyak dari yang dibutuhkan KH diubah jadi glikogen dan kelebihanya diubah jadi trigliserida disimpan dalam jaringan adiposa

Tempat sintesis di hati, kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jaringan disimpan di jaringan adiposa sampai siap digunakan tubuh

SINTESIS TRIGLISERIDA DARI PROTEIN

Banyak asam amino dapat diubah menjadi asetil koenzim-A

Dari asetil koenzim-A dapat diubah menjadi trigliserida

Jadi saat asupan protein berlebih, kelebihan asam amino disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adipose

PENGATURAN HORMON ATAS PENGGUNAAN LEMAK

Penggunaan lemak tubuh terjadi pada saat kita gerak badan berat

Gerak badan berat menyebabkan pelepasan epineprin dan nor epineprin

Kedua hormon diatas mengaktifkan lipase trigliserida yang sensitif hormon pemecahan trigliserida asam lemak

Asam lemak bebas (FFA) dilepas ke darah dan siap untuk dirubah jadi energi

ARTERIOSKLEROSIS

Jika kadar kolesterol tinggi dalam darah endapan lipid yang disebut: plak ateroma/ endapan kolesterol

Pada stadium penyakit fibroblast menginfiltrasi ateroma sklerosis

Ca juga mengendap bersama plak kalsifikasi

Kedua proses diatas menyebabkan arteri menjadi sangat keras arteriosklerosis

Arteriosklerosis menyebabkan vaskuler mudah pecah

Dinding vaskuler arteriosklerosis kasar menyebabkan tombus dan emboli

Efek samping: darah tinggi, PJK, trombus stroke emboli

REFERENSI

1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry

2. Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC

3. Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB

4. Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI

5. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta

6. Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-dasar Biokimia, Bandung, UI PressBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pencernaan terdiri atas pencernaan secara fisika dan pencernaan secara kimiawi. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas.

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi.

B.R u musan Masalah

1. Sistem Pencernaan Manusia2. Kelenjar Kelenjar Pencernaan3. Makanan Dan Fungsinya Bagi Manusia

4. Proses Pencernaan

5. Biofisika Pencernaan ( Mekanika Pencernaan )

6. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia

C. Tujuan

1. Memahami Sistem Pencernaan Manusia

2. Mengetahui Kelenjar Kelenjar Pencernaan3. Memahami Makanan Dan Fungsinya Bagi Manusia4. Mengetahui Proses Pencernaan5. Memahami Biofisika Pencernaan ( Mekanika Pencernaan )6. Mengetahui Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan. Kelenjar pencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan antara lain sebagai berikut.

1. Mulut Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva).

Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebutdenti n. Struktur gigi terdiri atas

mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan

akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi

semen yang melekatkan akar pada gusi.

Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Dan terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis, sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang mengandung enzim

ptialinata u amilase, berguna untuk mengubah amilum menjadi maltosa.

Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebutbol us. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju faring.

2. Faring dan esofagus

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak )faring).Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebutepi glottis. Epiglotiberfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui faring, bolus menuju kee s ophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut

gerakan peristaltik.

3. Lambung

Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.

4. Usus halus

Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari( duode num ),

usus tengah(j ej unum), dan usus penyerapan(il e um). Suatu lubang pada dinding

duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan

saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum.Tri psi n berfungsi merombak protein menjadi asam amino.A mil as e mengubah amilum menjadi maltosa.Li pas e mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi diil eum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.

4

5. Usus besar

Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa.

Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.

6.RektumRektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah

kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.

7. Anus

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

B.Kelenjar Kelenjar Pencernaan

Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada manusia diantaranya :

5

y

kelenjar ludah(parotis),

y

kelenjar lambung,

y

kelenjarpankreas dan hati.

1. Kelenjar ludah (parotis)

Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga sebelah kanan dan kirifaring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan tertentu sertar ef l eks karena adanya makanan yang masuk ke dalam mulut.Sali v a mengandung enzim ptialin atau amilase ludah.

2. Kelenjar lambung

Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim renin

dan asam khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan

oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh

refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh

hormon gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung

yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.

3. Kantong empedu

Kantong empedu menempel di hati, sebagai tempat menampung cairan empedu. Empedu dihasilkan dari perombakan sel darah merah yang tua atau rusak oleh hati. Cairan empedu dialirkan ke dalamduode num. Pengeluaran cairan empedu dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin. Hormon ini dihasilkan oleh

duodenum.

4. Kelenjar pankreas

Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menujuduode num, yaitu:enzim amilase, enzimtri psi nogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormons ekr eti n dihasilkan oleh

duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus dua belas jari).

C.Makanan Dan Fungs inya Bagi Manusia

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui mkanan, manusia

7

3. Lemak

Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani, misalnya lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan. Sumber lemak yang bersal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat.

Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A, D,

E, dan K.Lemak disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram

lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.

4. VitaminVitamin berfungsi sebagai kompenen organic enzim yang disebut sebagai

co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak. Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan dibuang ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin akan menyebabkan penyakitav itami nosi s.

5. Garam mineral

Garam

mineral dibutruhkan secara sendiri-sendiri maupun

kelompok. Masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh. Sebagai contoh, kalsium, sumbernya berasal dari susu, keju, daging, sayur- sayuran. Berfungsi pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan tulang, dan gigi, dsb.

D. Proses Pencernaan

Biofis i kaPencernaan Biofisika yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar

menjadi lebih kecil dengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi, lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan, gigi geraham mengunyah makanan serta lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan.

Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanyas ali va (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh

8

gerakan saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).

Biokimi aw i

Pencernaan kimiawi terjadi di dalam rongga mulut, usus, dan lambung dengan bantuan enzim. Enzim adalah suatu zat kimia yang membantu proses pencernaan. Proses pencernaan makanan dalam tubuh kita terjadi di dalam alat pencernaan. Tahukah kamu alat-alat pencernaan yang ada di dalam tubuhmu? Perhatikan Gambar 1.8. Pada gambar tersebut kamu dapat mengamati susunan alat pencernaan makanan pada manusia. Alat pencernaan pada manusia terdiri atas rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus ha lus, usus besar, dan anus.

E. Biofisika Pencernaan ( Mekanika Pencernaan )

Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam r