Top Banner
Bahan Ajar INFEKSI SALURAN KEMIH OLEH : dr. Constantyn Kountul, SpMK (K) BAGIAN MIKROBIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT MANADO
31

BHN AJR I S K 2008

Dec 01, 2015

Download

Documents

Yohanes Tjandra

medical
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BHN AJR I S K 2008

Bahan Ajar

INFEKSI SALURAN KEMIH

OLEH :

dr. Constantyn Kountul, SpMK (K)

BAGIAN MIKROBIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT

MANADO

Page 2: BHN AJR I S K 2008

DAFTAR ISI

HALAMAN

- FLORA NORMAL SALURAN KEMIH- DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) - BAKTERIURIA SIGNIFIKAN- KATEGORI-KATEGORI PATOLOGI KLINIS- PATOGENESIS- FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI- GEJALA DAN AKIBAT INFEKSI- ORGANISME PENYEBAB ISK- PEMERIKSAAN LABORATORIUM I S K- PENANGANAN I S K

Page 3: BHN AJR I S K 2008

INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi saluran kemih biasa ditemukan dan menyebabkan penyakit dan kematian

secara signifikan.

FLORA NORMAL SALURAN KEMIH

Kandung kernih secara normal steril, seperti keseluruhan saluran kemih. Pada

bagian distal depan uretra terdapat sedikit kolonisasi kuman kulit atau ktunan dari

faeses.

DEFINISI INFEKSI SALURAN KEMIH

Yaitu adanya mikroorganisme pada saluran kemih dan kebanyakan pasien infeksi

saluran kemih mempunyai bakteriuria yang signifikan.

BAKTERIURIA SIGNIFIKAN

Yaitu terdapat lebih dari 105 bakteri per mililiter urine mid- stream (MSU)

yang diambil dan dikirim secara baik ke laboratorium. Ini merupakan kriteria

diagnostik yang biasa dipakai untuk infeksi saluran kemih. Pada mulanya kriteria

ini dipakai oleh Kass untuk membedakan antara sampel urine terinfeksi dan urine

terkontaminasi pada pasien tanpa gejala-gejaia, tetapi kemudian digunakan secara

luas untuk mendefinisikan adanva infeksi pd pasien dengan gejala-gejala.

Tetapi, kadang-kadang pada pasien dengan gejala, jumlah bakteria dapat turun

menjadi 104 permililiter atau lebih rendah tanpa adanya terapi antibiotik.

KA TEGORI-KATEGORI PATOLOGI KLINIS

Dasuria dan mikturisi yang frekwen, kadang-kadang bersama dengan nyeri

suprapubik. Int dapat berupa:

1. Sistitis bacterial

Infeksi kandung kemih, ditandai bakteriuria signifikan, dan kerap kali juga

terdapat piuria dan hematuria. Beberapa pasien demikian juge menderita

infeksi saluran kemih bagian atas.

Page 4: BHN AJR I S K 2008

2. Sistitis abakterial

Dikenal sebagai sindroma uretral apabila tidak dapat diperlihatkan adanya

bakteria dalam kandung kemih. Penyebabnya biasanya tak diketahui.

PIELONEFRITIS AKUT BAKTERIAL

Infeksi ginjal ditandai secara khas dengan suatu sindrom terdiri dari nyeri

pinggang, nyeri tekan dan panas disertai bakteriuria dan piuria. Pada sindrom ini

bisa tanpa significant bacteriuria. Bakteremia sering kali ditemukan.

NEFRITIS INTERSTISIAL KRONIK

lnterstisium dan tubulus renalis disini menealami radang yang kemudian akhimya

menyebabkan fibrosis .Fungsi tubuler dapat hilang

Infeksi bakterial, biasanya berhubungan dengan struktur abnormal saluran

kernih,adalah sebab yang penting namun banyak sebab lain termasuk

penyalahgunaan obat analgetik dan pengaruh radiasi.Banyak pasien yang tak

ditemukan agen penyebabnya.

BAKTERIURIA TERSEMBUNYI

Dikenal sebagai bakteriuria asimptomatik. Bakteriuria signifikan ditemukan

dalam pemeriksaan pada orang-orang sehat.

PATOGENESIS

Organisme dari flora feses biasanya masuk saluran kemih melalui rute asendens

dimulai pada perineum dan periuretral. Organisme kemudian keatas menuju

kandung kemih meialui uretra dan kadang-kadang terus ke ginjal. Uretra yang

pendek pada wanita arenjadi fasilitas infeksi rute ini.

Selama mikturisi, kadang-kadang beberapa organisme dapat memasuki leher

kandung kemih pada wanita dan dengan mekanisme pertahanan tubuh hal ini

dapat diatasi.Tetapi

penvebaran trans uretral organisme kedalarn kandung kemih meningkat pada

wanita pasca coitus ,dan pada banyak orang pasca instrumentasi uretra.

Page 5: BHN AJR I S K 2008

Mekanisme pertahanan tubuh normal adalah:

1. Faktor hidrodinamik yaitu memancarnya keluar urine yang terinfeksi dan

diganti oleh urine steril.

2. Fagositosis oleh polimorfonukler.

3. Humoral antibodi, khususnya IgA.

4. Substansi antibakterial nonspesifik pada sekresi prostat/ mukosa uretra dan

kandung

KOLONISASI KUMAN PADA INTROITUS VAGINA,

SEROTIPE 0 DARI E. COLI, ADHESI BAKTERIAL DAN ANTIGENIK

Introitus vagina atau area periuretral, secara khas menjadi tempat tumbuhnya

kuman yang berasal dari flora faeses sebelmn menginfeksi traktus urinarius.

Secara relatif, beberapa serotipe 0 dari E coli ( seperti 02, 04, 06 ) meny -ebabkan

sebagian besar infeksi E coli pada traktus urinarius dan ini menggambarkan

prevalensi kuman serotipe mi dalam theses. Namun, strain tertentu E coli dengan

serogrup khusus 0 dan aernntung strain mana yang memiliki kemampuan besar

adhesi terhadap sel epitel urinaria. Adhesi bakterial terhadap sel epitel terutama

terhadap fimbria bakteri yang berdempet dengan reseptor pada sel epitel.

Sekali bakteri telah menginvasi saluran kemih maka organisme tadi akan

menyebabkan asendens ke traktus urinaria atas. Walaupun ini hanya pada

sebagian kecil pasien. Falaor predisposisi seperti refluks vesiko-ueteral pada bayi

dan batu kandung kemih pada (imam kerapkali menentukan terjadinya infeksi

traktus urinaria atas, namun &lc-tort:I-tor organisme juga kadang-kadang relevan.

Jumlah dan tipe antigen polisakarida K yang terdapat pada permukaan luar strain

E coli berimitan dengan strain penyebab pielonefritis bakterial akut.

URINE RESIDUAL

Pada orang sehat, kandung kemih dikosongkan secara lengkap sesudah

mikturisi.Apabila oleh karena abnormalitas struk-tural kandung kemih ataupun

sebab lain seperti neurogenik sehingga urine residu melebihi 2 — 3 ml kemudian

maka terjadi kemungkinan lebih besar terjadi dan menetapnya infeksi.

Page 6: BHN AJR I S K 2008

INFEKSI HEMATOGEN

Pada beberapa kasus , ginjal dapat terinfeksi melalui rute hematogen, teristimewa

sesudah bakteremia oleh Staf. aureus. Jaringan perinefrik juga dapat tereinfeksi

dan dapat terjadi abses perinefrik- ini merupakan penyebab `nyeri yang tak jelas

kausanya.

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI

1. Umur

insidens infeksi taktus urinaria meningkat bersamaan dengan meningkatnya usia.

Pada usia 60 tahun keatas teijadi peningkatan yang cepat insidens infeksi.

2.Kelamin

Uretra yang pendek pada wanita menyebabkan infeksi saluran kemih yang

meningkat jumlahnya melalui infeksi asendens pada wanita sampai usia 50 tahun.

Infeksi saluran kemih lebih banyak pada wanita yang kawin dibanding yang tak

kawin.

Pada laki-laki, jumlah yang signifikans terdapat pada usia diatas 50 tahun, dimana

hipertrofi prostat dan gangguan lain saluran kemih terjadi.

Pada anak-anak, infeksi saluran kemih tidak biasa terjadi.

3.Gangguan struktur dan neurologik pada saluran kemih:

Sejumlah kemungkinan kelainan saturan kemih dihubungkan dengan 'urine

residual' dan ini meningkatkan kemungkinan timbuInya infeksi saluran kemih

yang berhubungan dengan serangan ulangan infeksi tersebut.

Beberapa daripada kelainan itu adalah : - vesico ureteric reflux, - ureterocele, -

klep, uretra,

- Striktttra uretra, -pembentukan batu, -

hipertrofi Prostat, -divertikulum, -

prolaps genital,

- bladder neurogenik.

4. Faktor host yang lain :

- Diabetes mellitus: meningkatkan resiko pielonefritis bakterial yang berat.

Page 7: BHN AJR I S K 2008

- Obat-obat imunosupersif kortikosteroid, atau obat sitotoksik, seperti yang

diberikan pada pasien dengan transplantasi ginjal, menyebabkan timbulnya

infeksi berulang saluran kemih dan infeksi ginjal oleh organisme yang tidak

biasa seperti : salmonella, serratia, Candida, Nocardia.

Gejala dan Akibat infeksi :

Gejala-gejala

Keluhan terbanyak adalah sering b.a.k dan nyeri b.a.k. Nyeri suprapubik terdapat

pada beberapa penderita. Nyeri pinggang, nyeri tekan pada pielonefritis akuta,

disertai panas dan muntah_ Ikterus (kuning) pada kasus infeksi neonatus.

Septikemia Gram Negatif:

Ini teristimewa bila ada obstruksi saluran kemih bagian atas dan adanya infeksi

ginjal sebelumnya.

Instrumentasi atau pembedahan pada pasien dengan infeksi traktus urinarius

sering diikuti dengan septikemia.

Kerusakan Ginjal

Infeksi saluran kemih pada anak-anak dapat berlanjut dengan gangguan ginjal dan

kerusakan kerusakan nefi-on, hal mana sering oleh vesico ureteral reflux.

Pada orang dewasa, sedikitr kasus tentang kelainan saluran kemih infeksi kronik

dapat menimbulkan kegagalan fungsi ginjal.

Waktu yang lama di RS

Infeksi saluran kemih pada pasien rawat Map terutama pada pasien postoperatif

menyebabkan masa opname jadi lama.

Page 8: BHN AJR I S K 2008

ORGANISME PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH

Bakteri dan jamur adalah organisme penyebab utama infeksi saluran kemih.

Bakteri Penyebab

Bakteri adalah penyebab tersering infeksi saluran kemih namun tergantung pada

infeksi apakah akut atau kambuhan dan didapat diluar atau didalam RS.

Berikut adalah daftar bakteri penyebab ISK :

ORGANISME ___________________ PRAKTEK UMUM

RUMAH SAKIT

Escherichia coli 82 55

Staphyococcus epidermidis

atau saprophyticus

9 4

Proteus spp. 3 12

Strep.faecalis 1 3

Klebsiella aerogenes 2 13

Koliform lainnya 2 5

Pseudomonas aeruginosa 1 7

Serratia marcescens 0 1

Escherichia coli

Paling banyak infeksi disebabkan oleh E. coli seperti terlihat pada daftar diatas.

Pasien dengan infeksi berulang lebih resisten antibiotik dibandingkan dengan

yang baru satu atau dua kali terserang infeksi.

Spesies Staphylococcus

Pada wanita muda, E coli yang paling banyak menyebabkan infeksi namun

kemudian adalah Staphylococcus saprophyticus yang dikenal sebagai novobiosin

resisten micrococcus subgroup 3.

Staphylococcus epidermidis juga kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran

kemih.

Page 9: BHN AJR I S K 2008

Spesies Proteus

Proteus mirabilis adalah sering menyebabkan infeksi saluran kemih sedangkan

Proteus vulgaris dapat pula sebagai penyebab. Sering dikaitkan dengan keadaan

urine yang alkalis. Organisme ini memecah urea menjadi amoniak dan ini

membantu timbulnya pembentukan batu, dan kuman ini berhubungan dengan

pembentukan batu pada pelvis renalis, pielonefritis akut dan septikemia.

Spesies Klebsiella

Kuman ini menimbulkan infeksi pada pasien di rumah sakit. Biasa ditemukan

pada infek ulangan saluran kemih dan menerima antibiotika.Klebsiella aerogenes

hampir selalu resisten ampisilin, dan pemakaian yang luas ampisilin di RS akan

memperbesar penyebaran kuman ini. Banyak strain klebsiella resisten berbagai

antibiotik.

Spesies Pseudomonas dan Serratia

Kuman-kurnan ini biasanya resisten berbagai antibiotik dan terutama

duhubungkan dengan infeksi berulang pada saluran kemih pada pasien di rumah

sakit.

Enterokokus (Streptokokus) fekalis dan Enterococcus faecium

Ampisilin biasa diberikan pada pasien infeksi traktus urinaria dengan gejala.

Kadang kadang infeksi tersebut yang didapat di RS adalah multi -antibiotik

resisten terhadap ampisilin plus gentamisin dan akhir-akhir ini vankomisin.

Kuman-kuman Lain

1. Mycobacterium tuberculosis harus selalu dipertimbangkan sebagai suatu

penyebab infeksi kronik traktus urinaria.

2. Kuman anaerob seperti Bacteroides fragilis atau kokus anaerob, jarang

sebagai penyebab disini tetapi perlu dilihat pada kasus-kasus piouria dan tak

dapat didemonstrasikan bakteri penyebabnya.

3. Neisseria gonorrhoe sebagai penyebab yang tak sering dari piouria tetapi ini

menunjukkan suatu uretritis dibanding suatu infeksi traktus urinaria.

Page 10: BHN AJR I S K 2008

Jamur

Candida albicans menyebabkan infeksi kandung kemih dengan insidens tinggi

pada diabetes dan pada pasien yang mendapat terapi yang berulang —ulang

antibiotika atau pasien dengan pertahanan tubuh yang terganggu. Infeksi ginjal

dengan candida juga dapat terjadi pada pasien dengan penekanan imune termasuk

juga pasien dengan transplantasi ginjal

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI SALURAN KEMIH

Pemeriksaan Mikrobiologi Urine

Sample urine sering terkontaminasi dengan flora normal dari perineum atau

genitalia. Kontaminasi ini dikurangi walaupun kadang —kadang tidak seluruhnya

dapat dicegah apabila usaha untuk menjelaskan secara tepat bagaimana cara

pengambilan urine mid-stream (MSU) teristimewa menjelaskan pentingnya

membersihkan dengan air mengalir dan mengeringkannya genital sebelum

micturisi. Tapi ini tidak dapat dipakai secara praktis pada anak tetapi dicoba

apabila nyata perineum dikotori faeses.

Pada bayi dan pada usia lanjut kontaminasi sample urine menjadi problem yang

besar.

Metode pengambilan urine

Sample urine diambil sebelum memulai terapi antibiotika

1. MSU- metode utama

2. a. Adhesive bags pada bayi ( kantong yang merekat)

b. Clean-catch spesimen pada bayi ( tambahan pada metode a)

3. Aspirasi supra pubik kadang -kadang baik pada bayi, jarang pada kehamilan

4. Kateterisasi uretra

a. Kateterisasi uretra tidak dianjurkan karena dapat berbahaya menimbulkan

infeksi

b. Pada pasien yang sudah terpasang katetemya, metode ini dapat dipakai

dan pengambilan urine dari kateter dan jarum sebelum masuk pada

kantong dan bukan diambil dari k-antong tersebut.

5. Kateterisasi ureter

Page 11: BHN AJR I S K 2008

Metode ini dapat meberikan informasi yang bermakna mengenai lokalisasi

infeksi

Pengiriman bahan kelaboratorium

Sampel urine dalam penampung steril harus tiba dilaboratorium dalam 2 jam

sesudah pengambilan untuk menghindari kuman kontaminan berkembang.

Apabila waktu tersebut diatas tidak memungkinkan maka harus melaksanakan

salah satu dari metode berikut:

1. Masukkan dalam ku1kas pada 4°C

Urine dapat disimpan dalam kulkas dalam 1-2 hari pada 4°C.

2. Teknik dip –slide

Media kultur slide ini tersedia dipasaran. Slide dicelupkan dalam urine segar

kemudian dibiarkan urine mengalir keluar, lalu dikirim kelaboratorium.

Metode kultur dip-slide ini adalah semi kuantitatif terutama dipakai pada

praktek umum &masa lokasinya jauh dari laboratorium.

3. Boric acid

Disini tempat penampungan urine dibubuhi asam borat dengan konsentrasi

akhir 1.8 % didalam urine. Dimaksudkan disini adalah untuk pengawet

sehingga bakteri patogen ,serta lekosit dapat bertahan hidup. Beberapa strain

bakteri dihambat.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK URINE

Set lekosit pada pemeriksaan rutin dihitung dengan metode counting- chamber.

Jumlah abnormalnya adalah apabila terdapat jumlahnya lebih besar dari 10 per

milimeter kubik. Piouria biasanya terdapat pada infeksi saluran kemih ,tetapi

infeksi saluran kemih dapat tanpa piuria. Lekosit esterase strip test dapat puia

dipakat until( tes piuria mi.

Page 12: BHN AJR I S K 2008

KULTUR URINE DAN DETERMINASI BACTERIAL - COUNT

1. Jumlah yang tumbuh pada permukaan (surface viable count method): Suatu

jum-fah urine diencerkan kedalam akuades steril dan disebarkan pada

permukaan media padat CLED Sesudah inkubasi maka jumlah lcoloni yang

tumbuh dapat dihitung dan ini dapat memberi perkiraan jumlah bakteri dalam

urine.

2. Semikuantitatif

a. Screening method dengan kertas saring menurut Leigh and William

Dipakai strip kertas saring yang dicelup kedalam urine, lalu kemudian

ditempelkan pada permukaan media agar CLED. Tiap plat agar diinokulasi

(ditanami) sampai 8 tes. Sesudah inkubasi koloni dihitung, dimana jtunlah

yang melebihi 25 koloni menunjukkan adanya organisme lebih dari 105 per

mililiter urine. Metode ini dapat dipercaya dan murah. Urine yang positif

pada screening tes (penyaringan) dapat diperiksa lanjut dengan metode

loop standar atau surface viable count, apabila diduga biakan campuran,

dengan syarat urine sampel tersebut disimpan dalam lemari es.

b. Standard loop method

Loop standard (penampang tertentu) dicelupkan vertikal kedalam urine

dan diinokulasikan pada plat agar CLED Metode ini lebih kurang akurat

dibandingkan dengan surface viable count tapi banyak di pergunakan.

c. Dip slide method

Cara ini terutama dipakai oleh dokter praktek umum.

3. Metode pen yaringan kimiawi (chemical screening method) :

Screening Test kimiawi, yang tergantung pada metabolisme aktif bakteri,

dipakai bila tanpa fasilitas laboratorium mikrobiologi yang cukup.

Perobahan wama pada tiap tes menunjukkan adanya bakteremia signifikan,

namun tiap metode disini memiliki sejumlah hasil positif palsu dan negatif

palsu.

Page 13: BHN AJR I S K 2008

Termasuk disini :

1. Tes Triphenyl Tetrazolium chloride

2. Tes Griess untuk nitrite

3. Tes giukosa urine

Interpretasi hasil Mikroskopik dan Kultur :

Hasil kultur jauh lebih penting dari mikroskopik. interpretasi hasil kultur

bergantung pada macam cara pengambilan sampel urine, apakah barn saja

menerima terapi antibiotik (dalam hal ini basil negatif mempunyai nilai terbatas

saja), dan cara pengiriman ke laboratorium.

Secara ideal, waktu pengambilan sampel dicatat pada botol penampungan

demikian pula waktu tibanya sampel di laboratorium dicatat; dimana hasil positif

yang diperoleh dari sampel yang tersimpan dalam suhu kamar untuk waktu lebih

dari 2 jam, perlu interpretasi secara hati-hati (with caution).

Urine adalah media pembiakan yang baik untuk tumbuhnya kuman

kontaminasi, dan bacteremia signifikan hanya untuk urine dengan cam

pengambilan dan pengiriman yang baik.

Sampel urine mid- stream, clean- catch dan kantong adhesive:

Bakteriuria signifikan :

- lebih dari 10 5 bakteri per mililiter urine

- biasanya satu pertumbuhan murni dari satu organisme.

- Adanya infeksi saluran kemih jelas meningkat pada sampel urine yang

berasal dari pasien dengan gejala khas dan adanya piuria.

- Adanya infeksi saluran kemih meningkat sampai 95% bila organisme yang

sama diisolasi dari dua sampel urine MSU dengan jumlah bakteri signifikan.

Tak ada bukti infeksi :

- Jumlah bakteri kurang dari 104 dan pasien tidak sedang menerima

antibiotik

Page 14: BHN AJR I S K 2008

Hasil samar- samar / meragukan:

- Jumlah bakteri 104- 105 permililiter urine menunjukkan infeksi

khususnya bila terdapat proteus atau staphylococcus atau pasien dengan

kelebihan cairan dalam tubuh.

- Dianjurkan pemeriksaan kultur di ulangi.

Kemungkinan kontaminasi (probable) :

- apabila ditemukan pertumbuhan campuran pada sampel MSU. Jumlah

bakteri kurang dari 104 per mililiter urine

- adanya sel-sel epitel pada mikroskopi menunjukkan adanya kontaminasi dari

vagina

Sampel urine kateter atau suprapubik:

Terbukti infeksi:

- Jumlah bakteri biasanya lebih besar dari 105per mililiter urine pada

infeksi.

- Dua macam organisme biasanya ditemukan pada urine kateter.

- Jumlah bakteri yang lebih kurang dari 104— 105 per mililiter urine,

masih signifikan.

INTERPRETASI HASIL PYURIA STERIL

Kemungkinan Tuberkulosis

- Mempertimbangkan Early Morning Specimen of Urine (EMSU) tiga kali

pemeriksaan untuk biakan kuman tahan asam, terutama bila terdapat pyuria

persisten (menetap)

Terapi/ Kausa non infektif

- Pemberian terapi antibiotik; tumor atau benda asing pada traktus urinaria

termasuk kateter; pembedahan yang barulalu; nefropati yang disebabkan oleh

obat analgesik.

Page 15: BHN AJR I S K 2008

Uretritis/Sistitis abakterial

- Sel nanah dari "uretritis" dan "sistitis abakterial "apabila terdapat

jurnlah yang kecil sarnpai sedang sel lekosit.

Vaginal discharge

- Sel nanah dari kontaminasi vaginal dengan adanya sel epitel dan basil

Gram positif (lactobacil).

Sebab-sebab lainnya

- Infeksi traktus urinaria yang disebabkan organisme yang rewel

seperti Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum

- adanya bukti infeksi bakteri dengan melihat pada pengecatan dari urine

deposit apabila hasil kultur negatif dan pasien tidak menerima terapi

antibiotik- apabila terdapat sejumlah basil berukuran pendek maka infeksi

menunjukkan kepada kuman difteroid atau kuman anaerob.

Urine dari pasien dengan pyuria steril diinkubasikan pada keadaan aerob plus

CO2 dan juga anaerob plus CO2 paling kurang selama 3 hari dan diminta sampel

urine untuk pemeriksaan ulang.

TES SENSITIVITAS ANTIBIOTIK

Tes sensitivitas antibiotik dilakukan terhadap sekurang- kurangnya 6 jenis

antibiotik yang berbeda. Pasien dengan sejumlah besar sel lekosit dalam urine,

atau pasien dengan sim-ptom yang banyak dapat segera dilakukan tes sensitivitas

antibiotiknya sehingga hasil sensitivitas tadi dapat diperoleh pada sehari

setelah pengambilan sampel.

Screening untuk Infeksi saluran kemih asimptomatik

1. Wanita hamil

Sebanyak kira-kira 5 % wanita yang datang diklinik antenatal menunjukkan

bakteriuria asimptomatik dalam kehamilan. Pemeriksaan mikroskopi dan

kultur urine MSU secara rutin diperlukan pada awal kehamilan, dan bila

Page 16: BHN AJR I S K 2008

terdapat hasil ISK maka antibiotik perlu diberikan. Komplikasi dapat

dicegah dengan mengobati bakteriuria tersembunyi ini. Bila tidak diberi

antibiotik maka 20 —30 % pasien-pasien ini akan mengalami pielitis akut

dalam kehamilan.

2. Dewasa lainnya

Insidens bakteriuria asimptomatik pada orang yang lebih tua, meningkat dan

disini terapi biasanya tidak diindikasikan.

3. Bayi dan anak-anak

Pada anak dibawah lima tahun, perkembangan ginjalnya adalah maksimum

dan merupakan saat yang penting untuk mendeteksi kelainan saluran

kemih dalarn rangka mencegah terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Untuk

itu maka penting imtuk melakukan pemeriksaan pendeteksian kelainan

tersebut pada anakanak tersebut apabila menunjukkan gejala gejala yang

berhubungan dengan ISK.

Anak-anak dengan Gejala ISK dan Pemeriksaannya

ISK terdapat lebih kurang dua sampai tiga kali lebih banyak pada anak wanita

dibanding laki-laki.

Pada anak dengan ISK bisa terdapat jaringan parut pada ginjal, dan nefropati

reflux dapat ditemukan secara radiologik dan insidens ini tertinggi pada

infeksi berulang. Ini terdapat pada lebih kurang 50 % pada pasien dengan

terapi didalam waktu setahun. Pemeriksaan dan follow up lanjut dan

pengobatan pada ISK anak merupakan hal yang terpenting untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya hipertensi atau kegagalan ginjal

yang terjadi kemudian pada saat anak besar atau dewasa muda.

Gambaran klinis ISK dapat menjadi kurang jelas dibedakan dari penyakit lain

seperti gastroenteritis atau infeksi saluran nafas, terutama pada bayi. Sampel

urine diambil untuk diperiksa dari pasien ini terutama apabila timbul panas ,

sebelum pemberian antibiotik sedapat mungkin.Gejala lain seperti muntah

Page 17: BHN AJR I S K 2008

dan gejala konvensional ISK seperti sering b a k , dysuria, atau nyeri perut,

mengindikasikan pengambilan urine untuk diperiksa.

Pemeriksaan radiologi perlu untuk melihat adanya kelainan struktural sebagai

penyebab terjadi ISK.Terapi pembedahan untuk koreksi abnormalitas penting

pula pada beberapa pasien.

Pemakaian dalam jangka waktu lama antibiotik profflaksis dosis rendah

diberikan pada bayi dengan infeksi berulang saluran kemih dengan kelainan

struktural.

Monitor bakteriologik reguler urine dalam waktu yang lama adalah

esensial untuk anak dengan ISK.

PEMERIKSAAN I S K BERULANG PADA DEWASA

Abnormalitas saluran kemih dihuburigkan dengan adanya urine residual sering

terdapat bilamana terjadi infeksi ulangan, dan pemeriksaan radiologi termasuk

IVU (intravenous urogam) biasanya diindikasikan bila terdapat lebih dari dua atau

tiga kali infeksi dalam setahun. Kadang-kadang koreksi melalui pembedahan

kelainan tersebut dimungkinkan dengan pemakaian antibiotik. Tes fungsi ginjal,

termasuk disini ureum dan klirens kreatinin penting untuk dilakukan.

LOKALISASI TEMPAT INFEKSI

Gambaran klinik dari Pielonefritis akut bakterial, seperti demam dan nyeri

pinggang ditambah basil bakteriuria signifikan pada kultur urine sudah cukup

menunjukkan adanya infeksi ginjal. Pada pasien-pasien dengan sering b a k dan

sindrom disuria, maka basil baktetriuria padanya menunjukkan adanya sistitis

akut bakterial, tetapi kemungkinan adanya ISK bagian atas tak dapat diabaikan.

Beberapa pasien tanpa gejala namun masih tetap mengidap pielonefritis. Pada

laki-laki dewasa, dengan bakteriuri maka keluhan nyeri perineum bila duduk,

nyeri tekan prostat dan demam, mengindikasikan suatu prostatitis akut. Banyak

pasien tanpa bakteriuria, menderita prostatitis dan beberapa dari mereka menderita

prostatitis bakterial kronis. Pemeriksaan ultrasonografi dan radiologi seperti

urograrn intrayena dan sistogram saat mikturisi memberikan banyak nilai praktis.

Page 18: BHN AJR I S K 2008

Tes lokalisasi langsung meliputi:

1. Kateterisasi ureter

Kateterisasi ureter bilateral memberikan informasi adanya ISK bagian atas

unilateral atau bilateral

2. Fairley test (Neomycin bladder wash —out test), disini :

a. Pasien mengosongkan kandung kemihnya dan sampel urine MSU

diambil ;

b. Kateter dipasang;

c. Neomycin dimasukkan kedalam kandung kemih;

d. Air steril dipakai untuk spul kandung kemih berulang ulang;

e. Satu seri sampel urine dikumpulkan setiap 10 menit untuk periode diatas

30 menit. Sampel-sampel ini representatif untuk urine ureter dan bila

terbukti positif infeksi maka berarti ISK bagian atas.

3. Prostatic massage untuk deteksi Prostatitis kronik

Dikumpulkan 3 sampel urine

a. urine pada saat awal mikturisi;

b. urine MSU;

c. sampel sebanyak 10 ml saat sesudah massage prostat.

Bila Jumlah bakteri yang terbanyak pada sampel ketiga, ini menunjukkan

subakut prostatitis pada pasien tanpa bakteriuria dalam sampel MSU.

4. Nephrectomy

Pembedahan ginjal dapat secara insidental memberikan sampel yang dapat

diperiksa secara histologi dan mikrobiologi dan memberikan bukti akurat

adanya infeksi ginjal.

Tes Lokalisasi Tak Langsung:

Termasuk disini tes konsentrasi renal, tes titer antibodi serum terhadap antigen 0

organisme -penyebab infeksi, dan tes res-pons terhadap single-dose antibiotik.

Page 19: BHN AJR I S K 2008

Sistitis Abakterial (Sindrom Uretral)

Sekitar 50 % wanita datang ke dokter praktek dengan gejala-gejala sering miksi

dan nyeri saat miksi, bukanlah suatu ISK dan gejala-gejalanya tak dapat

diharapkan perbaikannya dengan antibiotik. Namun beberapa penulis

merekomendasikan pemberian jangka pendek dengan antibiotik, misalnya

trimethoprim. Penyebab sistitis abakterial biasanya tidak jelas pada seseorang

pasien, tapi mungkin penyebabnya termasuk urethritis oleh karena trauma atau

organisme seperti khlamidia, mycoplasma, dan trichomonas.

Mungkin juga infeksi saluran genital seperti GO, candida albicans, herpes simplex

virus, dan Gardnerella vaginalis perlu dipertimbangkan.

Penanganan ISK :

Umum :

Sebagian besar pasien simptomatik, adalah wanita dengan sistitis bakterial.

Pasien ini memerlukan konsumsi air minum yang banyak untuk membersihkan

keluar urine yang terinfeksi.

Pengambilan sampel urine dilakukan sebelum pemberian antibiotik.

Secara praktis, laboratorium sering dapat memberikan antibiotik sensitif "

langsung" pada sehari kemudian setelah diterimanya sampel urine, dan

dirumahsakit hal ini penting bahwa terapi antibiotik rasional hanya sesudah

tes sensitivitas, dapat dimungkinkan.

Dalam praktek urnum, sebagian besar ISK disebabkan oleh E.coli yang

sensitif terhadap antibiotik pada umumnya. Pemeriksaan bakteriologi

dinantikan untuk membedakan sistitis bakterial atau sistitis bukan bakterial.

Pasien dinasehatkan untuk mengosongkan ,kandung kemihnya pada

malam hari sebelum tidur dan minum antibiotik sebelum tidur supaya

konsentrasi antibiotik pada kandung kemih yang kosong adalah setinggi-

tingginya. Sepanjang siang hari, usaha mikturisi yang sering, akan membantu

mengosongkan kandung kemih dari urine residu terinfeksi.

Page 20: BHN AJR I S K 2008

Pasien yang mendapat cateterisasi dan asimptomatik bakteriuria biasanya tidak

memerlukan antibiotik sistemik. Tetapi, bila pasien memihki gejala-gejala, atau

piuria yang hebat, maka pemberian kemoterapi selama seminggu sering baik.

Pemilihan Antibiotik

Lebih disukai pemilihan antibiotik berdasarkan hasil tes sensitifitas, tetapi sering

dalam praktek umum, sering berhasil tanpa tes sensitifitas. Pada serangan infeksi

pertama atau kedua sistitis bakterial dalam praktek umum sering berespons

terhadap ampisilin, augmentin, trimethoprim (cotrimoxazole), norfloxacin atau

nitrofurantoin. Pasien-pasien praktek umum dengan sistitis berulang (rekuren)

harus diperiksa secara penuh dan terapi didasarkan pada hasil tes

sensitifitas.

Apabila organisme penyebab resisten terhadap dua atau lebih antibiotik tersebut

diatas, maka dapat di berikan sefalospotrin atau siprofloksasin oral bila organisme

peka.

Sekarang dipakai trimetheprim termasuk kotrimiksazol pada sistitis bakterial

dewasa tanpa komplikasi. Ini berhasil tetapi dihubungkan dengan sedikit efek

sa,mping seperti skin rash dan blood dyscrasias .

Tetrasiklin sering tidak efektif dan tak dapat diberikan pada anak-anak , wanita

hamil dan kegagalan ginjal.

Ampisilin dan sefalosporin aman pada wanita hamil, dan sefalosporin dipakai bila

bakteri resisten ampisilin.

Nalidiksik asid dan nitrofurantoin kadang-kadang dipakai sebagai antiseptik urine.

Kedua obat ini tidak baik untuk terapi infeksi sistemik., seperti infeksi ginjal dan

septicemia.

Pasien opname dengan ISK seting disebabkan okb E coil yang resisten ampisilin

30 — 60 % atau oleh Kiebsiella yang seialu resisten ampisilin. Proteus biasanya

sensitif ampisilin.

Pola sensitifitas bervariasi dari satu rmah sakit, kerumah sakit yang lain, dan

ahli bakteriologi dapat memberikan advis sesuai pola sensitifitas yang ada di

rumah sakit tersebut.

Page 21: BHN AJR I S K 2008

Untuk ISK yang sangat berat dirumah sakit disertai kemungkinan septikemia

maka "blind"combination ampisilin dan gentamisin dapat diberikan dan biasanya

efektif sambil menunggu hasil tes sensitifitas.

Bakteria Resisten Antibiotik dan

macam-macam Antibiotika:

Biasanya memungkinkan untuk menunggu hasil tes sensitifitas sebelum

memberikan terapi antibiotik untuk pasien rumah sakit.

Apabila strain koliform resisten ampisilin dan trimethoprim maka, agen baru

dimana kombinasi amoxcycillin dan clavulanic acid (Augmentin), quinolone

seperti ciprofloxasin kadang-kadang berguna.

Gentamisin atau Tobramisin hanya untuk kebutuhan absolut.

Infeksi Pseudomonas aeruginosa dapat diobati dengan ureidopenisi1in seperti

piperrasilin atau azlocillin. Atau kombinasi ureidopenisillin dengan

aminoglikosida.