Top Banner

of 8

Bhakti Yoga

Jul 08, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Dasar-dasar Pemahaman dan Petunjuk-petunjuk Praktis dalam BHAKTI YOGAOleh: Sri Swami Sivananda Sarasvati.

APAKAH BHAKTI ITU?Kata Bhakti berasal dari urat-kata 'Bhaj', yang berarti melekat pada Tuhan. Bhajan, sembahyang, Bhakti, Anuraga, Prema, Priti adalah istilah-istilah yang bersinonim. Bhakti adalah mengasihi, demi kasih itu sendiri. Seorang Bhakta, pemuja, hanya menginginkan Tuhan saja. Disini tak ada pengharapan yang bersifat egoistis. Dan disini juga tak ada rasa takut. Makanya ini juga disebut Parama Prema Rupa. Sang pemuja merasakan, percaya, mengerti dan membayangkan bahwa Ishtam (dewata pujaan)-nya sebagai Samudra Cinta-kasih atau Prema. Bhakti adalah benang halus cinta-kasih yang mengikat hati sang pemuja dengan Kaki Padma Tuhan. Bhakti adalah penyembahan secara intens dan kemelekatan pada Tuhan kualitas tinggi. Bhakti adalah cinta-kasih suprima kepada Tuhan. Ia adalah curahan cinta-kasih spontan kepada Sang Kekasih. Ia murni, tanpa pementingan diri sendiri, cinta-kasih keilahian atau Suddha Prema. Tidak ada sebentuk tawar-menawar apapun, harapan sekecil apapun, dan demi apapun disini. Rasa yang amat halus ini tak terungkapkan lewat kata-kata. Ini mesti benar-benar dirasakan langsung oleh sang pemuja. Bhakti merupakan sebentuk emosi halus yang sakral, yang disertai sentimen-sentimen halus yang mempersatukan pemuja dengan Tuhan-nya. Coba perhatikan bagaimana cinta-kasih ini berkembang. Pertama-tama muncul keyakinan. Kemudian diikuti dengan ketertarikan yang kuat, dan sesudahnya, pemujaan. Pemujaan membimbing pada penindasan keinginan-keinginan duniawi dan hasrat-hasrat indriawi. Hasilnya adalah ketulusikhlasan dan kepuasan. Kemudian tumbuhlah kemelekatan dan cinta-kasih suprima kepada Tuhan. Dalam jenis Bhakti tertinggi, semua ketertarikan dan kemelekatan yang dipunyai oleh seseorang kepada objek-objek kesenangan, teralihkan hanya kepada satu objek yang paling dikasihinya, yakni Tuhan. Inilah yang mengantarkan sang pemuja kepada suatu penyatuan abadi dengan Kekasih-nya, yang memuncak pada panunggalan.

BEBERAPA JENIS BHAKTI.Bhakti ada berbagai jenis. Satu klasifikasi daripadanya adalah Sakamya Bhakti dan Nishkamya Bhakti. Sakamya Bhakti adalah bentuk pemujaan yang disertai harapan memperoleh keuntungankeuntungan material. Seseorang yang menginginkan kemakmuran, mempraktekkan Bhakti dengan motif ini. Yang lainnya menginginkan kesembuhan dari berbagai penyakit, makanya ia melaksanakan Japa dan merafalkan doa-doa. Yang ketiga, yang ingin menjadi seorang Menteri atau pejabat tinggi lainnya, juga melaksanakan Upasana atas tujuannya ini. Semua ini tergolong Sakamya Bhakti. Apapun yang Anda inginkan, pasti diberikan oleh Tuhanasalkan Bhakti Anda intens dan doa-doa Anda 1

benar-benar tulus dari lubuk hati Anda yang terdalam. Akan tetapi, Anda tidak akan pernah mendapatkan kepuasan suprima, immortalitas dan Moksha melalui jalan Sakamya Bhakti ini. Seharusnyalah Bhakti Anda selalu dari jenis Nishkamya Bhakti. Tuhan sebetulnya telah menganugrahi Anda posisi yang baik, pekerjaan yang baik, suami atau istri serta putra-putri yang baik pula, bahkan telah juga menganugrahi cukup kemakmuran. Berkecukupanlah dengan semua ini. Aspirasikanlah Nishkamya Bhakti. Hati Anda pasti dimurnikan dan Rahmat Tuhan akan terlimpahkan kepada Anda. Bergabunglah dengan-Nya, Anda akan menyatu dengan-Nya dan Anda akan menikmati Aisvarya-aisvarya (Kemahakuasaan Tuhanseperti: kebijaksanaan, ketidak-melekatan, kekuatan, dll.) Tuhan. Semua Vibhuti (wujud-wujud khusus dengan mana Tuhan bermanifestasi) dari Tuhan akan Beliau anugrahkan kepada Anda. Beliau akan menganugrahi Anda Darsana. Beliau akan membantu Anda untuk bersemayam di dalam-Nya, dimana pada saat yang bersamaan Beliau akan menganugrahi Anda semua Aisvarya-aisvarya-Nya. Klasifikasi lain dari Bhakti adalah Apara-Bhakti and Para-Bhakti. Apara-Bhakti adalah bagi pemula di dalam Yoga. Sang pemuja pemula menghiasi sebuah citra Tuhan dengan bunga-bunga dan karangan-karangan bunga, membunyikan bajra, menghaturkan Naivedya (sesaji makanan), melambailambaikan api pemujaan; ia menyelenggarakan berbagai bentuk ritual dan upacara. Disini, sang Bhakta menganggap Tuhan sebagai Pribadi Suprima, yang imanen di dalam citra itu dan hanya bisa diambil hati-Nya lewat wujud itu saja. Hatinya belum mengembang. Ia seorang sektarian. Ia tidak menyukai Bhakta-bhakta lain, yang memuja Ishtadevata lain. Secara bertahap, dari Apara-Bhakti, sang pemuja meningkat kepada Para-Bhakti, Bhakti tertinggi. Kini ia melihat Tuhan dan hanya Tuhan dimana-mana, dan merasakan Kekuatan-Nya bermanifestasi sebagai seluruh semesta alam. Engkau meliputi semuanya; di atas Singhasana mana hamba harus mendudukkan-Mu? Engkau adalah Cahaya Yang Teragung, kepada siapa matahari, bulan, bintang-bintang dan api meminjamnya untuk bisa bersinar; perlukah hamba mengayunkan padipan kecil ini lagi di hadapan-Mu?begitulah kini sang pemuja memahami sifat transendentalNya. Para-Bhakti dan Jana memang satu adanya. Akan tetapi, setiap Bhakta harus memulainya dengan Apara-Bhakti. Sebelum mengkonsumsi makanan, persembahkanlah dulu kepada-Nya secara mental; dengan demikian makanan itu akan disucikan. Tatkala Anda melintasi sebuah taman bunga, secara mental, persembahkanlah bunga-bunga itu kepada-Nya dalam Archana (mempersembahkan bunga-bunga saat bersembahyang). Tatkala Anda melintasi sebuah bazar dan melihat sebuah toko manisan, persembahkanlah semua manisan itu sebagai Naivedya kepada-Nya. Laku-laku ini akan mengantarkan Anda pada Para-Bhakti. Bhakti juga diklasifikasikan ke dalam Gauna-Bhakti dan Mukhya-Bhakti. Gauna-Bhakti adalah Bhakti rendahan dan Mukhya-Bhakti adalah jenis Bhakti yang lebih luhur. Melangkahlah jenjang demi jenjang, layaknya sekuntum bunga yang tumbuh di taman; kembangkanlah Prema di taman hati Anda. Musuh dari jalan Bhakti ini adalah egoisme dan nafsu-keinginan. Dimana tiada Kama, hanya disanalah Rama (Tuhan) memanifestasikan Diri-Nya. Musuh-musuh dari kedamaian dan pemujaan adalah hawa-nafsu, kemarahan dan keserakahan. Kemarahan menghancurkan kedamaian hati disamping kesehatan Anda. Tatkala seseorang melecehkan Anda, tenanglah. Tatkala darah mulai mendidih, dinginkan hati. Anda kehilangan vitalitas jika Anda termakan oleh perangai pemberang.

2

MENYEMAIKAN BHAKTI.Merupakan suatu kekeliruan besar bila Anda menyangka Bhakti hanyalah suatu tahapan emosionalisme, sementara ia sebetulnya adalah suatu disiplin dan pelatihan menyeluruh terhadap hasrat dan batin seseorang, dan merupakan suatu jalan pasti menuju realisasi-intuitif Tuhan Yang Mahakuasa, melalui kasih-sayang intens kepada-Nya. Ia merupakan suatu cara mentuk mencapai pemahaman menyeluruh terhadap pengetahuan yang benar akan Realitas; diawali dengan pemujaan citra seperti biasanya, menanjak hingga bentuk realisasi kosmis tertinggi dari penunggalan Anda dengan-Nya. Anda bisa mencapainya melalui sebelas faktor fundamental yang diresepkan oleh Sri Ramanuja. Mereka adalah Abhyasa atau terus-menerus memikirkan-Nya; Viveka atau daya pemilahmilah; Vimoka atau bebas dari semua yang lain dan hanya merindukan Tuhan; Satyam atau kejujuran hati; Arjavam atau keterus-terangan; Kriya atau mengamalkan kebajikan kepada yang lain; Kalyana atau mengharapkan kesejahteraan bagi semua; Daya atau berbelas-kasihan; Ahimsa atau tiada menyakiti; Dana atau kemurahan-hati; dan Anavasada atau pengembangan keceriaan dan optimisme. Ada sementara orang bertanya: Bagaimana kita bisa mencintai Tuhan yang tidak bisa kita lihat? Tinggallah di lingkungan dan bergaullah dengan para suciwan (Satsanga). Dengarkan kisahkisah permainan Tuhan. Pelajari kitab-kitab suci. Pujalah Dia terlebih dahulu dalam beberapa wujudNya, seperti yang termanifestasikan di dunia. Pujalah citra atau gambar-Nya atau Sang Guru yang manapun. Rafalkan Nama-Nya. Lantunkan puja-puji bagi Kebesaran-Nya. Anda pasti bisa mengembangkan cinta-kasih kepada-Nya. Setiap tindakan yang menimbulkan rasa Bhakti mesti dilakukan. Jagalah kebersihan ruang pemujaan. Hiasi ruang itu. Bakar dupa. Nyalakan sebuah lampu. Sediakan sebuah bantal-duduk yang bersih. Mandi dan kenakanlah pakain bersih. Kenakan Vibhuti (abu suci) atau Bhasma, dan Kumkum di jidat Anda. Kenakan Rudraksha atau Tulasi Mala. Semua ini menghasilkan suatu pengaruh lembut kepada pikiran dan mengangkatnya. Mereka memicu kekaleman. Mereka membantu menciptakan Bhava atau hasrat untuk memuja Dewata yang hendak Anda puja. Pikiranpun dengan mudah terkonsentrasi. Lakukan perbuatan baik, Satsanga, Japa, Smarana, Kirtan, laksanakan doa, persembahyangan, pelayanan kepada para suciwan, tinggal di tempat-tempat pejiarahan, layani orang-orang miskin dan yang sakit dengan Bhava kedewataan, tunaikan kewajiban-kewajiban sesuai Varnashrama, persembahkan perbuatan dan hasilnya kepada-Nya, rasakan kehadiran-Nya pada setiap makhluk, bersujudlah di hadapan citra-Nya dan para suciwan, jangan hiraukan kesenangan-kesenangan dan kemakmuran duniawi, berdermalah, laksanakan kehidupan sederhana dan janji-janji luhur, terapkan Ahimsa, Satyam dan Brahmacharyasemua ini akan membantu Anda dalam mengembangkan Bhakti.

BHAVA-BHAVA DI DALAM BHAKTI.Manakala seorang Bhakta telah tumbuh dan sedemikian berkembang rasa Bhakti-nya, ada sebentuk kelupaan-diri absolut (absolute self-forgetfulness). Ini disebut Bhava. Bhava memantapkan hubungan sejati antara pemuja dengan Yang Dipuja. Bhava kemudian tumbuh menjadi Maha-Bhava, 3

padamana Bhakta tinggal, beraktivitas dan menikmati kehadiran di dalam Tuhan. Inilah ParamaPrema, cinta-kasih sempurna. Ada lima jenis Bhava dalam Bhakti. Mereka adalah Shanta, Dasya, Sakhya, Vatsalya dan Madhurya Bhava. Bhava-bhava ini sangat manusiawi, makanya sangat mudah dipraktekkan. Praktekkanlah Bhava yang mana saja yang sesuai dengan temperamen Anda. Dalam Shanta Bhava, sang pemuja ada dalam keadaan Shanta atau penuh kedamaian. Ia tidak melompat-lompat dan menari-nari. Ia tidak ada dalam kondisi emosional tinggi. Hatinya dipenuhi oleh kasih dan kegembiraan dalam kehadiran-Nya. Bhishma adalah seorang Shanta Bhakta. Hanuman adalah seorang Dasya Bhakta. Ia punya Dasya Bhava, prilaku layaknya seorang hamba. Ia melayani Sri Rama dengan sepenuh hati. Ia berusaha menyenangkan hati Tuan-nya dengan berbagai cara. Ia menemukan suka-cita dan kebahagiaan di dalam melayani Tuan-nya. Dalam Sakhya Bhava, Tuhan adalah sahabat dari pemuja. Arjuna punya Bhava jenis ini terhadap Sri Krishna. Sang pemuja bergerak bersama-Nya dalam irama yang serupa. Arjuna dan Sri Krishna acapkali duduk-duduk, makan, berbincang dan jalan-jalan bersama, layaknya sepasang sahabat-karib. Dalam Vatsalya Bhava, pemuja memandang Tuhan sebagai anaknya. Yasoda punya Bhava ini terhadap Sri Krishna. Tak ada ketakutan dalam Bhava ini, karena Tuhan adalah anak kesayangannya. Sang pemuja melayani, menyuapi dan menjaga-Nya, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan ibu terhadap buah-hatinya. Yang terakhir adalah Madhurya Bhava atau Kanta Bhava. Ini merupakan bentuk Bhakti tertinggi diantaranya. Pemuja memandang Tuhan sebagai Kekasihnya. Beginilah hubungan antara Radha dengan Krishna. Ini adalah Atma-Samarpana. Pencinta dan Yang Dicintai menyatu. Sang pemuja merasa satu dengan Tuhan tapi tetap memelihara sebentuk rasa keterpisahan dalam rangka menikmati kebahagiaan dalam permainan cinta di antara keduanya. Ini manunggal dalam keterpisahan dan terpisah dalam panunggalan. Sri Gauranga, Jayadeva, Mira dan Andal juga menikmati Bhava jenis ini. Berhati-hatilah! Madhurya Bhava secara absolut berbeda dengan pertalian suami-istri dalam kehidupan duniawi. Hendaklah jangan berprasangka keliru terhadap satu-sama-lain. Pertalian suamiistri murni bersifat mementingkan diri sendiri (selfish), dan dijalani hanya lantaran ia memberikan kesenangan kepada diri sendiri. Akan tetapi dalam mencintai Tuhan, ini hanya lantaran ia ingin mempersembahkan kesenangan kepada Tuhan dan bukan demi sang pemuja sendiri. Cinta-kasih Keilahian ini samasekali tidak mementingkan diri sendiri. Ia lahir dari sifat sattvam. Sedangkan, cintakenafsuan duniawi itu lahir dari sifat rajas dan kemelekatan kepada raga. Jalinan cinta duniawi merupakan hasil dari sifat egoistis dan demi pemenuhan egosentris itu sendiri; sementara itu, jalinan ini, merupakan hasil dari perasaan lain yang bebas dari egoisme. Pementingan diri sendiri yang kuat adalah akar dari nafsu duniawi; cinta-kasih keilahian merupakan hasil dari hilangnya egoisme. Ada perbedaan besar antara nafsu keinginan (kama) dengan cinta-kasih keilahian (Prema). Hubungan antara keduanya bagaikan hubungan antara gelap dan terang. Betapa sempurnapun ia adanya, tak ada cinta-kasih duniawi yang bisa mengantarkan seseorang kepada kegembiraan jalinan ilahi ini. Kenafsuan bersembunyi di hati disebabkan oleh nafsu yang membakar dalam inti dari segala sesuatu. Cinta-kasih Ilahi tak dimengerti oleh manusia duniawi, betapa religiuspun ia adanya. Rahasia dari 4

cinta-kasih ilahi tak bisa dimengerti, dan memang tak seharusnya untuk dimengerti, sejauh lelaki hanyalah lelaki dan wanita hanyalah wanita. Transformasi keras manusia menuju kedewataan, merupakan awal dari cinta-kasih sejati kepada Tuhan.

NAVA-VIDHA-BHAKTI.Pemujaan kepada Tuhan bisa dilaksanakan dalam sembilan cara yang berbeda-beda. Kemelekatan suprima di hati sang pemuja kepada Tuhan melalui sebentuk Bhava-lah yang berperan besar disini. Cinta-kasih yang kuat merupakan faktor utama yang umum yang terdapat pada kesembilan model pemujaan ini. Cinta-kasih eksklusif kepada Tuhan inilah yang terekspresikan lewat berbagai cara ini. Semua Bhakta jenis ini berada di atas formalitas-formalitas duniawi. Mereka tiada tersentuh oleh Dharma manusiawi dan semata-mata hanya sehubungan dengan Tuhan. Perbuatan baik yang bersesuaian dengan hukum moral yang sempurna adalah salah-satu alatbantu bagi Bhakti yang murni, yang selalu mengiringi Bhakta sejati kemanapun ia pergi. Seseorang tak bisa mengembangkan Bhakti sejati ini di dalam hatinya kalau sesungguhnya ia berhati bengkok, kalau ia sebetulnya punya kecintaan terhadap objek-objek duniawi, kalau ia tergoda oleh kecantikan bendabenda duniawi, kalau ia berniat untuk mengurus istri atau suami, putra-putrinya dan sanak-saudaranya, kalau ia berhasrat untuk menyuapi tubuhnya dengan baik, kalau ia berharap untuk memperoleh nama besar di dunia, kalau ia ingin mengekalkan kemasyurannya di dunia, kalau ia tidak berani memisahkan diri dari sisi-sisi memikat dunia. Pelepasan sempurna terhadap semua objek merupakan suatu persiapan menuju pemujaan sejati. Vairagya juga merupakan hasil dari cinta sejati kepada Tuhan. Seseorang yang mencintai dunia, tidak bisa mencintai Tuhan. Dimana ada Kama, tidak bisa ada Rama; dan dimana ada Rama tidak bisa ada Kama. Cinta kepada dunia berlawanan secara diametrikal dengan cinta-kasih kepada Tuhan. Seseorang mesti melepas hasratnya untuk mencapai yang lainnya. Dan pelepasan ini bisa diperoleh melalui sembilan bentuk Bhakti ini. Di dalam Srimad-Bhagavata dan Vishnu Purana disebutkan kesembilan bentuk Bhakti ini, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sravana (mendengarkan Lila-lila dan kisah-kisah Tuhan), Kirtana (menyanyikan Kebesaran-kebesaran-Nya), Smarana (mengingat Nama dan Kehadiran-Nya), Padasevana (melayani Kaki Padma-Nya), Archana (menyembah-Nya), Vandana (bersujud kepada-Nya), Dasya (memperhambakan-diri kepada-Nya), Sakhya (menyemaikan Bhava persahabatan), dan Atmanivedana (penyerahan-diri sepenuhnya).

Seorang Bhakta boleh menerapkan salah-satu cara Bhakti manapun yang dianggapnya paling sesuai. Melaluinya ia pasti mencapai Kecerahan Ilahi. Sravana adalah mendengarkan Lila-lila Tuhan. Sravana juga termasuk mendengarkan kebajikan-kebajikan, kebesaran-kebesaran, olah-olah raga-Nya serta kisah-kisah yang berhubungan dengan Nama dan Wujud Ilahi-Nya. Sang pemuja terserap saat mendengarkan kisah-kisah Ilahi ini, 5

dan pikirannya tenggelam di dalam pemikiran kedewataan; pikirannya tak bisa memikirkan hal-hal rendah. Pikiransedemikian rupakehilangan ketertarikannya pada dunia. Sang pemuja hanya mengingat Tuhan, kendati saat bermimpi. Sang pemuja mesti duduk di hadapan seorang guru terpelajar yang adalah seorang orang suci besar dan mendengarkan kisah-kisah Ilahi ini. Ia mesti mendengarkannya dengan hati tulus, bebas dari niat untuk mengkritik ataupun mencari-cari kesalahan. Sang pemuja harus mencoba sebaik-baiknya untuk hidup dalam ideal-ideal seperti yang dikisahkan di dalam kitab-kitab suci itu. Seseorang tidak bisa mencapai Sravana-Bhakti tanpa dampingan para orang-orang suci atau para bijak. Hanya membaca sendiri tidaklah banyak manfaatnya. Keragu-raguan pasti timbul. Mereka tak bisa dipecahkan sendiri dengan mudah. Dibutuhkan orang yang berpengalaman untuk memberi petunjukpetunjuk kepadanya dalam jalur yang benar. Prabu Parikshit mencapai kebebasan melalui Sravana. Ia mendengarkan keagungan-keagungan Tuhan dari Maharishi Suka. Hatinya tersucikan. Ia mencapai Persemayaman Hyang Vishnu di Vaikuntha. Ia bebas dan menikmati Kebahagiaan Tertinggi. Kirtana adalah menyanyikan Kebesaran-kebesaran-Nya. Sang pemuja tergetar oleh Emosi Keilahian. Ia kehilangan dirinya di dalam cinta-kasih Tuhan. Sekujur tubuhnya merinding oleh cintakasihnya kepada Tuhan. Ia menangis haru manakala memikirkan Keagungan-Nya. Suaranya tersendak, dan terbang ke dalam suatu status Bhava Keilahian. Sang pemuja selalu terlibat dalam Japa dari Nama Tuhan dan selalu terlibat dalam menguraikan keagungan-keagungan-Nya kepada orang-orang. Kemanapun ia pergi, ia bernyanyi dan memuji Tuhan. Ia mengajak orang-orang bergabung dalam Kirtana yang dilakukannya. Ia bernyanyi dan menari dalam ekstase. Ia juga membuat yang lainnya ikut menari. Smarana adalah selalu mengingat Tuhan. Ini adalah ingatan yang tiada terputus-putus akan Nama dan Wujud Tuhan. Pikiran tak memikirkan objek duniawi apapun, melainkan selalu terpikat hanya memikirkan keagungan-Nya. Bermeditasi terhadap apa yang didengarnya tentang keagungankeagungan Tuhan, kebajikan-kebajikan-Nya, Nama-nama-Nya, dan lain-lain, serta melupakan badannya sekalipun dan mengisi pikirannya dengan ingatan akan Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Dhruva atau Prahlada. Bahkan Japa sekalipun hanyalah mengingat Tuhan dan termasuk dalam kategori Bhakti ini. Mengingat disini juga termasuk mendengar kisah-kisah yang berhubungan dengan Tuhan setiap waktu, membicarakan tentang-Nya, mengajarkan kepada yang lainnya tentang apa yang berkaitan dengan-Nya, meditasi terhadap atribut-atribut-Nya, dll. Mengingat-Nya tidak punya waktu khusus. Tuhan untuk diingat setiap saat tanpa jeda, selama seseorang dalam keadaan sadar. Padasevana adalah melayani Kaki Padma Tuhan. Sebetulnya ini hanya bisa dilakukan oleh Devi Lakshmi ataupun Parvati. Tak ada makhluk fana yang beruntung untuk mempraktekkan cara ini, sejauh Tuhan tidaklah terlihat dengan mata fisikal ini. Namun adalah selalu mungkin untuk melayani citra Tuhan secara lebih baik, dengan menganggap segenap umat manusia sebagai Tuhan. Inilah yang disebut dengan Padasevana. Padasevana adalah melayani yang sakit. Padasevana adalah melayani seluruh umat manusia secara luas. Seantero alam semesta tiada lain dari Virat-Swarupa, Wujud Kosmis-Nya. Melayani dunia adalah melayani Tuhan. Archana adalah persembahyangan ke hadapan Tuhan. Persembahyangan bisa dilakukanbaik melalui sebuah citra, bahkan melalui wujud mental. Citra itu hendaklah menarik-hati si penyembah. Persembahyangan bisa dilaksanakan, baik disertai materi eksternal maupun sekedar melalui Bhava 6

internal. Yang disebut belakangan adalah bagi penyembah yang telah maju, dimana hanya mereka yang inteleknya telah termurnikan sajalah yang bisa melakukannya. Tujuan dari penyembahan adalah membuat Tuhan berkenan, dan untuk memurnikan hati dengan cara menyerahkan ego dan mencintaiNya. Vandana adalah doa-doa dan sujud. Bersujud secara sederhana dengan menyentuh tanah menggunakan delapan bagian tubuh (Sashtanga-Namaskara), dengan keyakinan dan rasa hormat kepada sebentuk Wujud Tuhan, atau bersujud kepada semua makhluk hidupsadar kalau mereka semua adalah wujud-wujud dari Yang Mahaesa, dan terserap di dalam cinta-kasih keilahian, merupakan bentuk kesujudan kepada Tuhan atau Vandana. Sang ego atau Ahamkara sepenuhnya terhapus melalui doa-doa dan kesujudan yang tulus kepada Tuhan. Anugrah ilahi akan terlimpahkan kepada sang pemuja, dan diapun menjadi Tuhan. Dasya Bhakti adalah mencintai Tuhan melalui sentimen-penghambaan. Melayani Tuhan dan menjalankan kehendak-kehendak-Nya, merealisasikan kebajikan-kebajikan-Nya, sifat-sifat-Nya, misteri dan keagungan-Nya di dunia, menganggap diri hanya sebagai budak-Nya, budak dari Junjungan Tertinggi, adalah Dasya Bhakti. Melayani dan menyembah Murti-murti-Nya di Pura-pura, membersihkan Pura, bermeditasi kepada Tuhan dan secara mental melayani-Nya layaknya seorang budak, melayani para orang suci dan muliawan, melayani para pemuja Tuhan lainnya, melayani yang miskin dan yang sakityang adalah wujud-wujud Tuhan juga, juga termasuk ke dalam Dasya-Bhakti ini. Mematuhi apa yang dikatakan oleh kitab-kitab suci, bertindak sesuai dengan petunjuk-petunjuk Veda-veda, menganggapnya sebagai sabda-sabda langsung dari Tuhan, juga adalah Dasya Bhakti. Berkumpul dengan dan melayani para pemuja yang mabuk-cinta ilahi serta melayani mereka yang punya pengetahuan suci tentang-Nya, adalah Dasya Bhakti. Manfaat yang tersembunyi di balik Dasya Bhakti adalah untuk selalu bersama-Nya guna mempersembahkan pelayanan, dan memenangkan Anugrah Ilahi-Nya dan dengan itu mencapai immortalitas. Sakhya-Bhava adalah menyemaikan sentimen-persahabatan dengan Tuhan. Anggota keluarga Nandagopa menanam Bhakti jenis ini. Arjuna menanam Bhakti jenis ini juga terhadap Sri Krishna. Selalu bersama Tuhan, memperlakukan-Nya sebagai sanak-saudara atau sahabat tercinta, menemaniNya selalu, mencintai-Nya seperti mencintai diri sendiri, adalah Sakhya-Bhava dari Bhakti-Marga. Bagaimana para sahabat, teman-teman sejati, saling mencintai di dunia ini? Seberapa besar cinta-kasih yang mereka miliki satu-sama-lain? Cinta-kasih seperti itu dikembangkan kepada Tuhan, bukan kepada manusia; disini berlaku: cinta fisikal berubah menjadi cinta-kasih spiritual. Disini terjadi sebentuk transformasi dari yang fana menuju yang Abadi. Atma-Nivedana adalah penyerahan-diri. Sang pemuja menghaturkan segalanya kepada Tuhantermasuk tubuhnya, batin dan jiwanya. Ia tidak menyisakan apapun bagi dirinya sendiri. Ia bahkan kehilangan rasa-diri-nya. Ia tak punya eksistensi personal pun independen. Ia telah menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Ia menjadi bagian yang tiada terpisahkan dari-Nya. Tuhan menjaganya dan memperlakukannya layaknya Diri-Nya Sendiri. Apakah itu suka pun duka, kesenangan pun kesedihan, sang pemuja memperlakukannya layaknya pemberian Tuhan, dan tidak melekatkan diri padanya. Ia menganggap dirinya bak wayang Tuhan, dan hanya sebagai sebuah instrumen di tangan-Nya. Penyerahan-diri seutuhnya ini, secara eksklusif adalah Cinta-kasih Absolut kepada Tuhan. Tak ada yang lain, yang menghuni sang penyembah, kecuali Kesadaran-Ilahi. Bahkan kehendak-kehendaknyapun ia satukan dengan Kehendak-Nya, dimana ia kehilangan individualitasnya. Inilah sesungguhnya Hukum Kehidupan. Kesujatian Tertinggi adalah Kemutlakan Itu; jiwa-jiwa yang muncul di permukaandalam berbagai status kesadaransampai mereka mencapai Kesempurnaan 7

Absolut tatkala mereka identik dengan Tuhan. Inilah titik kulminasi dari semua bentuk aspirasi dan cinta-kasih. Kesembilan model Bhakti adalah cara-cara dengan apa seorang pemuja mencapai Cita-cita Tertinggi dari kehidupan. Seorang pemuja bisa mengambil satu dari sembilan jalur ini, dan bisa mencapai status tertinggi. Jalan Bhakti merupakan jalan termudah dan tidak begitu bertentangan dengan sifat alamiah dari inklinasi umat manusia. Ia secara perlahan dan bertahap mengantarkan jiwaindividu kepada Yang Tertinggi, tanpa mesti membuat frustrasi naluri-naluri manusiawinya. Ini memang bukan penegasan langsung akan Tuhan, namun suatu realisasi progresif kepada-Nya.

BUAH-BUAH DARI BHAKTI.Bhakti melembutkan hati dan menyingkirkan iri-hati, kebencian, kenafsuan, kemarahan, egoisme, kebanggan-diri dan arogansi. Ia mencurahkan kegembiraan, ekstase keilahian, kebahagiaan, kedamaian juga pengetahuan. Segala bentuk keprihatinan, kecemasan dan kegelisahan, takut, getaran dan pusaran mental, semuanya sirna. Sang pemuja bebas dari Roda Samsara kelahiran dan kematian. Ia mencapai tempat persemayaman immortal dengan kedamaian, kebahagiaan dan pengetahuan yang tiada habis-habisnya. Buah dari Bhakti adalah Jana. Jana mengintensifkan Bhakti. Bahkan para Jani seperti Sankara, Madhusudana dan Suka Deva terbawa ke Bhakti setelah Realisasi guna menikmati manisnya hubungan cinta-kasih dengan Tuhan. Pengetahuan sejati atau kebijaksanaan akan diturunkan dengan sendirinya manakala Anda mempraktekkan Bhakti Yoga. Bhakti adalah jalan yang menyenangkan, halus dan langsung menuju Tuhan. Bhakti manis bagian awalnya, manis pada pertengahan dan manis pula pada akhirnya. Ini adalah anugrah tertinggi, kebahagiaan yang tiada habis-habisnya. Nyalakanlah Cinta-kasih Keilahian dalam hati Anda, karena ini merupakan cara cepat menuju Kerajaan Tuhan. Berdoalah ke hadapan Tuhan. Nyanyikanlah Keagungan-Nya. Rafalkan Nama-Nya. Jadilah sebuah saluran dari Kemurahan-hati-Nya. Laksanakan Kehendak-Nya. Serahkan diri pada Kehendak-Nya. Andapun akan menyatu dengan kehendak kosmis. Serahkan diri kepada-Nya. Beliau akan menjadi kusir Anda di lapangan kehidupan ini. Beliau akan mengusiri kereta kehidupan Anda dengan baik. Anda akan mencapai tujuan, Istana Kebahagiaan Abadi. Diterjemahkan oleh Ngurah Agung dari edisi website The Devine Life Society yang telah di-update pada tanggal 19 Oktober 1996.

8