Top Banner
SMKN 8 MALANG Page 1 OLEH : 1. Hidayatullah (07) 2. Wahyu Idayati (24) SMK NEGERI 8 MALANG JL. TELUK PACITAN MALANG
49

Bgp Ospf Rip

Jun 19, 2015

Download

Documents

dayutzzzzz

Pengertian tentang BGP OSPF RIP smoga berguna.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 1

OLEH :

1. Hidayatullah (07)

2. Wahyu Idayati (24)

SMK NEGERI 8 MALANG

JL. TELUK PACITAN

MALANG

Page 2: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan

hidayah-Nya sehingga kami murid SMK Negeri 8 Malang dapat

menyelesaikan tugas akhir WAN yaitu E-book.

Makalah ini menampilkan rangkuman materi pokok tentang routing

yaitu RIP(Routing Protocol), OSPF(Open Short Path First), BGP(Border

Gateway Protocol). Materi ini telah saya buat berdasarkan kesepakatan

antara guru dengan kelompok masing-masing. Makalah ini saya buat agar

kita murid XI TKJ B dapat mengerti dengan jelas tentang Routing dan

Hardware-hardwarenya.

Kami menyadari masih ada kekurangan dalam pembuatan E-book

ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari guru bidang study akan saya

terima dengan senang hati, agar lebih baik lagi.

Malang 27 Mei 2010

Hidayatullah & Wahyu I

Page 3: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………… 2

Border Gateway Protocol (BGP) ................................................... 7

Exterior Gateway Protocol (EGP) ................................................. 7

Autonomous System .................................................................... 8

Analogi untuk BGP ....................................................................... 9

Tujuan Menggunakan BGP .......................................................... 10

Karakteristik BGP ......................................................................... 11

Kapan Saatnya Tidak Menggunakan BGP ................................... 12

Inti Internet yang Rumit ................................................................ 13

OPEN SHORT PATH FIRST (OSPF) ........................................... 13

Tahapan dalam membentuk adjacency ........................................ 16

OSPF ROUTING PROTOKOL UNTUK JARINGAN LOKAL ......... 19

Kegunaan Konsep Area dalam OSPF .......................................... 20

Cara Informasi Link State Disebarkan .......................................... 22

Paket LSA .................................................................................... 22

Tipe-tipe Router OSPF ................................................................. 23

Internal Router .............................................................................. 23

Backbone Router .......................................................................... 24

Area Border Router (ABR) ............................................................ 24

Page 4: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 4

Autonomous System Boundary Router (ASBR) ............................ 25

Backbone Area ............................................................................. 26

Standar Area ................................................................................ 26

Stub Area ..................................................................................... 26

Totally Stub Area .......................................................................... 27

Not So Stubby Area (NSSA) ......................................................... 27

Routing Overview ......................................................................... 28

Routing Protocol RIP Overview .................................................... 30

Step-by-step mengkonfigurasi Router RIP pada Windows

Server 2008 .................................................................................. 32

Kesederhanaan vs. Kemampuan antara OSPF vs RIP ................ 48

Daftar Pustaka .............................................................................. 49

Page 5: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1………………………………………………………………….....31

Gambar 1.2……………………………………………………………………..32

Gambar 1.3…………………………………………………………………......33

Gambar 1.4…………………………………………………………………......33

Gambar 1.5…………………………………………………………….............34

Gambar 1.6…………………………………………………………….............34

Gambar 1.7……………………………………………………………………..35

Gambar 1.8…………………………………………………………………......35

Gambar 1.9……………………………………………………………………..36

Gambar 1.10…………………………………………………………………....36

Gambar 1.11…………………………………………………………………....37

Gambar 1.12……………………………………………………......................37

Gambar 1.13…………………………………………………………………....38

Gambar 1.14……………………………………………………………….......38

Gambar 1.15…………………………………………………………………....39

Gambar 1.16…………………………………………………………………....40

Gambar 1.17……………………………………………………………...........40

Gambar 1.18………………………………………………………..................41

Page 6: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 6

Gambar 1.19…………………………………………………………………....41

Gambar 1.20…………………………………………………………………....42

Gambar 1.21…………………………………………………………………....42

Gambar 1.22……………………………………………………………….......43

Gambar 1.23……………………………………………….............................43

Gambar 1.24……………………………………………………………...........44

Gambar 1.25…………………………………………………………………....44

Gambar 1.26…………………………………………………………...............45

Gambar 1.27…………………………………………………………………....45

Gambar 1.28.…………………………………...............................................46

Gambar 1.29…………………………………………………………...............46

Gambar 1.30…………………………………………………………………....47

Gambar 1.31……………………………………………………………….......48

Page 7: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 7

Border Gateway Protocol (BGP)

Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP merupakan salah satu

jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing

protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan

menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga

pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang

membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah,

BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).

Exterior Gateway Protocol (EGP)

Sesuai dengan namanya, Exterior, routing protocol jenis ini memiliki kemampuan

melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal sebuah organisasi atau

kelompok tertentu. Organisasi atau kelompok tertentu diluar organisasi pribadi sering

disebut dengan istilah autonomous system (AS). Maksudnya rute-rute yang dimiliki oleh

sebuah AS dapat juga dimiliki oleh AS lain yang berbeda kepentingan dan otoritas.

Begitu juga dengan AS tersebut dapat memiliki rute-rute yang dipunya organisasi lain.

Apa untungnya organisasi lain memiliki rute milik organisasi Anda dan sebaliknya?

Keuntungannya adalah organisasi Anda bisa dikenal oleh organisasi-organisasi lain

yang Anda kirimi rute. Setelah dikenali rute-rute menuju lokasi Anda, banyak orang

yang dapat berkomunikasi dengan Anda. Selain itu, Anda juga menerima rute-rute

menuju ke organisasi lain, sehingga Anda juga dapat membangun komunikasi dengan

para pengguna yang tergabung di organisasi lain. Dengan demikian, komunikasi dapat

semakin luas menyebar.

BGP dikenal sebagai routing protocol yang sangat kompleks dan rumit karena

kemampuannya yang luar biasa ini, yaitu melayani pertukaran rute antarorganisasi

yang besar. Routing protocol ini memiliki tingkat skalabilitas yang tinggi karena

beberapa organisasi besar dapat dilayaninya dalam melakukan pertukaran routing,

sehingga luas sekali jangkauan BGP dalam melayani para pengguna jaringan.

Page 8: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 8

Apa yang akan terjadi jika banyak organisasi di dunia ini yang saling berkumpul dan

bertukar informasi routing? Yang akan dihasilkan dari kejadian ini adalah INTERNET.

Maka dari itu, tidak salah jika BGP mendapat julukan sebagai inti dari eksisnya dunia

Internet.

Autonomous System

Analogi Autonomous System atau sering disingkat AS adalah bagaikan sebuah

perusahaan tempat Anda bekerja. Sebuah perusahaan memiliki peraturannya sendiri,

memiliki struktur organisasi sendiri, memiliki produknya sendiri, memiliki gayanya

sendiri dalam berbisnis dan memiliki privasinya sendiri. Semua itu, tidak perlu diketahui

oleh orang lain di luar perusahaan.

Namun, apa jadinya jika perusahaan tersebut menghasilkan sebuah produk yang

harus dijual ke masyarakat? Tentu pertama-tama produk itu haruslah diketahui orang

lain di luar perusahaan tersebut. Produk hasilnya diketahui orang lain bukan berarti

seluruh isi perut perusahaan tersebut bisa diketahui oleh pihak lain, bukan? Kira-kira

analogi Autonomous System dalam BGP sama seperti ini. Jaringan internal sebuah

organisasi bisa terdiri dari berpuluh-puluh bahkan ratusan perangkat jaringan dan

server. Semuanya bertugas melayani kepentingan organisasi tersebut, sehingga

otoritas dan kontrolnya hanya boleh diatur oleh organisasi tersebut. Cisco System,

sebuah perusahaan pembuat perangkat jaringan mendefinisikan Autonomous System

sebagai “Sekumpulan perangkat jaringan yang berada di bawah administrasi dan

strategi routing yang sama.

Autonomous System biasanya ditentukan dengan sistem penomoran. Sistem

penomoran AS di dunia Internet diatur oleh organisasi Internet bernama IANA. Apa dan

bagaimana sistem penomoran AS number ini akan dibahas di bawah nanti?

Page 9: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 9

Analogi untuk BGP

Jika AS diumpamakan sebagai sebuah perusahaan, routing protocol BGP dapat

diumpamakan sebagai divisi marketing dan promosi dalam sebuah perusahaan. Divisi

marketing memiliki tugas menginformasikan dan memasarkan produk perusahaan

tersebut. Divisi marketing memiliki tugas menyebarkan informasi seputar produk yang

akan dijualnya. Dengan berbagai siasat dan algoritma di dalamnya, informasi tersebut

disebarkan ke seluruh pihak yang menjadi target pasarnya. Tujuannya adalah agar

mereka mengetahui apa produk tersebut dan di mana mereka bisa mendapatkannya.

Selain itu, divisi marketing juga memiliki tugas melakukan survai pasar yang menjadi

target penjualan produknya. Para pembeli dan pengecer produk juga akan memberikan

informasi seputar keinginan dan kebutuhan mereka terhadap produk yang dijual

perusahaan tersebut. Divisi marketing juga perlu mengetahui bagaimana kondisi,

prosepek, rute perjalanan, karakteristik tertentu dari suatu daerah target penjualannya.

Jika semua informasi tersebut sudah diketahui, maka akan diolah menjadi sebuah

strategi marketing yang hebat. BGP memiliki tugas yang kurang lebih sama dengan

divisi marketing dan promosi pada sebuah perusahaan. Tugas utama dari BGP adalah

memberikan informasi tentang apa yang dimiliki oleh sebuah organisasi ke dunia di

luar. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa

saja yang ada dalam jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-server,

perangkat jaringan, PC-PC dan perangkat komputer lainnya yang ada dalam jaringan

tersebut juga dapat dijangkau dari dunia luar. Selain itu, informasi dari luar juga

dikumpulkannya untuk keperluan organisasi tersebut berkomunikasi dengan dunia luar.

Dengan mengenal alamat-alamat IP yang ada di jaringan lain, maka para pengguna

dalam jaringan Anda juga dapat menjangkau jaringan mereka. Sehingga terbukalah

halaman web Yahoo, search engine Google, toko buku Amazon, dan banyak lagi.

Page 10: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 10

Tujuan Menggunakan BGP

BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang dapat digunakan untuk

menghubungkan dua organisasi besar yang berbeda kepentingan. Meskipun routing

protocol jenis EGP bukan hanya BGP saja, namun tampaknya BGP sudah menjadi

standar internasional untuk keperluan ini. Hal ini dikarenakan BGP memiliki fitur-fitur

yang luar biasa banyak dan fleksibel. Mulai dari pengaturan frekuensi routing update,

sistem pembangunan hubungan dengan AS tetangga, sistem hello, policy-policy

penyebaran informasi routing, dan banyak lagi fitur lain yang dapat Anda modifikasi dan

utak-atik sendiri sesuai dengan selera. Maka dari itu BGP merupakan routing protocol

yang dapat dikontrol sebebasbebasnya oleh pengguna. Dengan demikian, banyak

sekali kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan menggunakan BGP.

BGP juga sangat tepat jika sebuah perusahaan memiliki jalur menuju internet yang

berjumlah lebih dari satu. Kondisi jaringan dimana memiliki jalur keluar lebih dari satu

buah ini sering disebut dengan istilah multihoming. Jaringan multihoming pada

umumnya adalah jaringan berskala sedang sampai besar seperti misalnya ISP, bank,

perusahaan minyak multinasional, dan banyak lagi. Biasanya jaringan ini memiliki blok

IP dan nomor AS sendiri. Peranan BGP dalam jaringan multihoming ini sangat besar.

Pertama, BGP akan berperan sebagai routing protocol yang melakukan pertukaran

routing dengan ISP atau NAP yang berada di atas jaringan ini. Kedua, BGP dengan

dipadukan oleh pengaturan policy-policynya yang sangat fleksibel dapat membuat

sistem load balancing traffic yang keluar masuk. Bagaimana membuat sistem load

balancing dengan menggunakan BGP akan dibahas pada artikel edisi berikutnya.

Selain itu, BGP juga merupakan routing protocol yang sangat reliable kerjanya. Hal ini

dikarenakan BGP menggunakan protokol TCP untuk berkomunikasi dengan

tetangganya dalam melakukan pertukaran informasi. TCP merupakan protokol yang

menganut sistem reliable service, di mana setiap sesi komunikasi yang dibangun

berdasarkan protokol ini harus dipastikan sampai tidaknya. Pemastian ini dilakukan

menggunakan sistem Acknowledge terhadap setiap sesi komunikasi yang terjadi.

Dengan demikian, hampir tidak ada informasi routing dari BGP yang tidak sampai ke

Page 11: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 11

perangkat tujuannya. Routing protocol BGP yang sekarang banyak digunakan adalah

BGP versi 4 atau lebih sering disingkat sebagai BGP-4.

Karakteristik BGP

Kecanggihan dan kerumitan BGP sebenarnya dapat diperjelas intinya dengan

beberapa karakteristik kunci. Berikut ini adalah karakteristik routing protokol BGP yang

menandakan ciri khasnya:

BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-

rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya

dari router BGP yang lainnya.

Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update

selanjutnya hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi routing yang

sudah ada saja.

Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port

TCP nomor 179.

Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara

periodik.

Kegagalan menemukan sinyal keepalive, routing update, atau sinyal-sinyal

notifikasi lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP peer

dengan router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update baru ke router

yang lain.

Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks

dan dapat dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP

yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah Attribute.

Page 12: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 12

Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan

manipulasi aliran traffic membuat routing protokol BGP sangat skalabel untuk

perkembangan jaringan dimasa mendatang.

BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix

routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefixprefix ini juga disertai dengan

informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.

BGP memungkinkan Anda memanipulasi traffic menggunakan attribute-

attributenya yang cukup banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan

sebagai acuan.

Kapan Saatnya Tidak Menggunakan BGP

Seperti dijelaskan di atas, BGP merupakan routing protocol yang kompleks dan sulit

untuk di-maintain. Dengan demikian, penggunaannya diperlukan keahlian khusus dan

juga perangkat router berkemampuan proses yang tinggi. Untuk itu, perencanaan yang

baik sangat diperlukan untuk menggunakan BGP. Ada kalanya Anda tidak perlu

menggunakan routing protocol ini dalam berhubungan dengan AS lain. Jangan gunakan

BGP untuk jaringan dengan situasi seperti berikut ini:

Hanya ada satu buah koneksi yang menuju ke Internet atau ke AS lain. Jaringan

ini sering disebut dengan istilah singlehoming.

Policy routing untuk ke Internet dan pemilihan jalur terbaik tidak terlalu

diperlukan dalam sebuah AS.

Perangkat router yang akan digunakan untuk menjalankan BGP tidak memiliki

cukup memory dan tenaga processing untuk menangani update informasi dalam jumlah

besar dan konstan.

Page 13: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 13

Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan para administrator jaringannya

dalam hal policy routing dan karakteristik BGP lainnya.

Bandwidth yang kecil yang menghubungkan AS yang satu dengan lainnya.

Inti Internet yang Rumit

Terjadinya sebuah dunia bernama Internet memang sangat rumit. Bagaimana

tidak pasalnya semua manusia yang ada di dunia ini ingin dapat dilayani permintaan

komunikasinya, tentu sangat rumit, bukan? Kerumitannya ini terlihat juga pada routing

protocol yang bertugas mengatur dan menciptakan komunikasi tersebut, yaitu BGP.

BGP memang sangat rumit, namun juga sangat bertenaga dalam melayani kebutuhan

penduduk dunia akan internet. Karena kerumitan dan keunikannya inilah BGP begitu

menarik untuk dipelajari. Namun untuk mempelajari lebih dalam lagi mungkin perlu

training khusus dan pengalaman bertahun-tahun. Anda dapat mengetahui bagaimana

dunia internet yang sebenarnya dari mempelajari BGP. Pada edisi selanjutnya akan

dibahas bagaimana cara kerja BGP, atribut-atribut BGP, dan pernak-pernik lainnya.

OPEN SHORT PATH FIRST (OSPF)

Teknologi link-state dikembangkan dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol

yang terdistribusi yang jauh lebih baik daripada protokol distance-vector. Alih-alih saling

bertukar jarak (distance) ke tujuan, setiap router dalam jaringan memiliki peta jaringan

yang dapat diperbarui dengan cepat setelah setiap perubahan topologi. Peta ini

digunakan untuk menghitung route yang lebih akurat daripada menggunakan protokol

distance-vector. Perkembangan teknologi ini akhirnya menghasilkan protokol Open

Shortest Path First (OSPF) yang dikembangkan oleh IETF untuk digunakan di Internet.

Bahkan sekarang Internet Architecture Board (IAB) telah merekomendasikan OSPF

sebagai penganti RIP.

Page 14: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 14

Prinsip link-state routing sangat sederhana. Sebagai pengganti menghitung route

“terbaik” dengan cara terdistribusi, semua router mempunyai peta jaringan dan

menghitung semua route yang terbaik dari peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan

dalam sebuah basis data dan setiap record dalam basis data tersebut menyatakan

sebuah link dalam jaringan. Record-record tersebut dikirimkan oleh router yang

terhubung langsung dengan masing-masing link.

Karena setiap router perlu memiliki peta jaringan yang menggambarkan kondisi

terakhir topologi jaringan yang lengkap, setiap perubahan dalam jaringan harus diikuti

oleh perubahan dalam basis data link-state yang terletak di setiap router. Perubahan

status link yang dideteksi router akan mengubah basis data link-state router tersebut

kemudian router mengirimkan perubahan tersebut ke router-router lain.

Protokol yang digunakan untuk mengirimkan perubahan ini harus cepat dan

dapat diandalkan. Ini dapat dicapai oleh protokol flooding. Dalam protokol flooding,

pesan yang dikirim adalah perubahan dari basis data serta nomor urut pesan tersebut.

Dengan hanya mengirimkan perubahan basis data, waktu yang diperlukan untuk

pengiriman dan pemrosesan pesan tersebut lebih sedikit dibandingdengan mengirim

seluruh isi basis data tersebut. Nomor urut pesan diperlukan untuk mengetahui apakah

pesan yang diterima lebih baru daripada yang terdapat dalam basis data. Nomor urut ini

berguna pada kasus link yang putus menjadi tersambung kembali.

Pada saat terdapat link putus dan jaringan menjadi terpisah, basis data kedua

bagian jaringan tersebut menjadi berbeda. Ketika link yang putus tersebut hidup

kembali, basis data di semua router harus disamakan. Basis data ini tidak akan kembali

sama dengan mengirimkan satu pesan link-state saja. Proses penyamaan basis data

pada router yang bertetangga disebut sebagai menghidupkan adjacency. Dua buah

router bertetangga disebut sebagai adjacent bila basis data link-state keduanya telah

sama. Dalam proses ini kedua router tersebut tidak saling bertukar basis data karena

akan membutuhkan waktu yang lama.

Page 15: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 15

Proses menghidupkan adjacency terdiri dari dua fasa.Fasa pertama, kedua

router saling bertukar deskripsi basis data yang merupakan ringkasan dari basis data

yang dimiliki setiap router. Setiap router kemudian membandingkan deskripsi basis data

yang diterima dengan basis data yang dimilikinya. Pada fasa kedua, setiap router

meminta tetangganya untuk mengirimkan record-record basis data yang berbeda, yaitu

bila router tidak memiliki record tersebut, atau nomor urut record yang dimiliki lebih kecil

daripada yang dikirimkan oleh deskripsi basis data. Setelah proses ini, router

memperbarui beberapa record dan ini kemudian dikirimkan ke router-router lain melalui

protokol flooding.

Protokol link-state lebih baik daripada protokol distance-vector disebabkan oleh

beberapa hal: waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat, dan lebih penting

lagi protokol ini tidak menghasilkan routing loop. Protokol ini mendukung penggunaan

beberapa metrik sekaligus. Throughput, delay, biaya, dan keandalan adalah metrik-

metrik yang umum digunakan dalam jaringan. Di samping itu protokol ini juga dapat

menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan. Misalkan router A memiliki dua buah jalur

dengan metrik yang sama ke host B. Protokol dapat memasukkan kedua jalur tersebut

ke dalam forwarding table sehingga router mampu membagi beban di antara kedua

jalur tersebut.

Rancangan OSPF menggunakan protokol link-state dengan beberapa

penambahan fungsi. Fungsi-fungsi yang ditambahkan antara lain mendukung jaringan

multi-akses, seperti X.25 dan Ethernet, dan membagi jaringan yang besar mejadi

beberapa area.

Telah dijelaskan di atas bahwa setiap router dalam protokol link-state perlu

membentuk adjacency dengan router tetangganya. Pada jaringan multi-akses, tetangga

setiap router dapat lebih dari satu. Dalam situasi seperti ini, setiap router dalam jaringan

perlu membentuk adjacency dengan semua router yang lain, dan ini tidak efisien. OSPF

mengefisienkan adjacency ini dengan memperkenalkan konsep designated router dan

designated router cadangan. Semua router hanya perlu adjacent dengan designated

router tersebut, sehingga hanya designated router yang adjacent dengan semua router

Page 16: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 16

yang lain. Designated router cadangan akan mengambil alih fungsi designated router

yang gagal berfungsi.

Langkah pertama dalam jaringan multi-akses adalah memilih designated router

dan cadangannya. Pemilihan ini dimasukkan ke dalam protokol Hello, protokol dalam

OSPF untuk mengetahui tetangga-tetangga router dalam setiap link. Setelah pemilihan,

baru kemudian router-router membentuk adjacency dengan designated router dan

cadangannya. Setiap terjadi perubahan jaringan, router mengirimkan pesan

menggunakan protokol flooding ke designated router, dan designated router yang

mengirimkan pesan tersebut ke router-router lain dalam link.

Designated router cadangan juga mendengarkan pesan-pesan yang dikirim ke

designated router. Jika designated router gagal, cadangannya kemudian menjadi

designated router yang baru serta dipilih designated router cadangan yang baru.

Karena designated router yang baru telah adjacent dengan router-router lain, tidak perlu

dilakukan lagi proses penyamaan basis data yang membutuhkan waktu yang lama

tersebut.

Dalam jaringan yang besar tentu dibutuhkan basis data yang besar pula untuk

menyimpan topologi jaringan. Ini mengarah kepada kebutuhan memori router yang

lebih besar serta waktu perhitungan route yang lebih lama. Untuk mengantisipasi hal ini,

OSPF menggunakan konsep area dan backbone. Jaringan dibagi menjadi beberapa

area yang terhubung ke backbone. Setiap area dianggap sebagai jaringan tersendiri

dan router-router di dalamnya hanya perlu memiliki peta topologi jaringan dalam area

tersebut. Router-router yang terletak di perbatasan antar area hanya mengirimkan

ringkasan dari link-link yang terdapat dalam area dan tidak mengirimkan topologi area

satu ke area lain. Dengan demikian, perhitungan route menjadi lebih sederhana.

Tahapan dalam membentuk adjacency

Pada saat baru pertama ON, router OSPF tidak tahu apapun tentang

tetangganya, router akan mulai mengirimkan paket Hello ke seluruh interface jaringan

untuk memperkenalkan dirinya. Jika router yang baru ON ini menerima paket hello yang

Page 17: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 17

menyimpan informasi tentang dirinya maka router ini dapat saling berhubungan dua

arah dengan router pengirim hello, Default nilai hello pada broadcast multi-access

adalah 10 detik dan 40 detik jika tidak ada respon akan mati, dan pada NBMA hello 30

detik dan akan mati pada 120 detik jika tidak terdapat respon

1. down : router tidak dapat hello packet dari router manapun

2. attempt : router mengirimkan hello packet tetapi belum mendapat respon,

hanya ada pada tipe NT non broadcast multi-access (NBMA) dan tidak ada

respon dari router lain.

3. Init : router mendapatkan hello packet dari router lain, tetapi belum terbentuk

hubungan yang bidirectional (2 way)

4. 2 way : pada tahap ini hubungan antar router sudah bi-directional, untuk NT

broadcast DR & BDR nya akan melanjutkan ke tahap full, router non DR & BDR

akan melanjutkan Full hanya dengan DR & BDR saja

5. Exstart : terjadi pemilihan Master dan Slave, master adalah router yang

memiliki router id tertinggi

6. exchange : terjadi pertukaran Database Descriptor (DBD) paket DBD ini

digambarkan dari topologi DB router, proses dimulai oleh master

7. loading : router akan memeriksa DBD dari router lain dan apabila ada entry

yang tidak diketahui maka router akan mengira link state request (LSR) , LSR

akan dibales dengan link state state ACK dan link state reply, diakhir tahap ini

Page 18: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 18

semua router yang di adjacent memiliki topologi DB yang sama

8. Full : masing-masing router sudah membentuk hubungan yang adjancent.

9. Pemilihan DR & BDR

Dalam jaringan multi akses router-router akan memilih DR (designated router)

dan BDR(Backup designated router) dan berusaha adjencent dengan kedua router

tersebut.

Ø Pemilihan terhadap tipe network multi access (broadcast & non broadcast)

ØPemilihan dilakukan berdasarkan nilai

Ø Router Priority

Ø Router ID

Ø Router priority diset per interface nilainya 0-255

Ø Router (config-if)# IP OSPF priority [0-255]

Ø Router mempunyai priority 0 tidak akan menjadi DR/BDR, statusnya DROTHER,

semakin besar priority semakin besar kemungkinan dipilih menjadi BR (Priority paling

tinggi) dan BDR (kedua paling tinggi / slave)

Ø Setting nya oleh administratornya, sesuai yang mana dulu routernya UP

Ø By default nilai router priority untuk semua router adalah ;

Ø Apabila priority router sama maka yang digunakan untuk menentukan DR/BDR

adalah Router ID

Ø Pada tiap NT non broadcast (ex : Frame Relay) router yang menjadi DR adalah

router yang memiliki link ke semua router yang lain (mutipoint) Jika terjadi DR & BDR

mati maka router-router akan mengadakan pemilihan untuk menggantikan router yang

Page 19: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 19

mati tersebut. Proses floading adalah router dengan paket LSA harus meneruskan

paket ke semua jaringan, dan memasukkan informasi LSA dalam databasenya , jika

paket data yang diterima tidak baru maka akan di drop, disebut floading karena seolah-

olah membanjiri jaringan dengan LSA (link state advertisement) Setiap kali BD linkstate

router berubah, router kembali perlu menghitung rute terbaik dan membentuk table

routing terbaru, dengan biaya terendah dan shortest path terpendek

Router (config) #router OSPF 1

Router (Config-router) # default-information originate à hanya untuk default router

Perintah redistribute static metric 100 – semua static routing akan diredistribusikan

OSPF ROUTING PROTOKOL UNTUK JARINGAN LOKAL

Kekuatan dari OSPF ada pada sistem hirarkinya yang diterapkan dalam sistem

area. Penyebaran informasi routing menjadi lebih teratur dan juga mudah untuk di-

troubleshooting.

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh OSPF adalah membentuk

komunikasi dengan para router tetangganya. Tujuannya adalah agar informasi apa

yang belum diketahui oleh router tersebut dapat diberi tahu oleh router tetangganya.

Begitu pula router tetangga tersebut juga akan menerima informasi dari router

lain yang bertindak sebagai tetangganya. Sehingga pada akhirnya seluruh informasi

yang ada dalam sebuah jaringan dapat diketahui oleh semua router yang ada dalam

jaringan tersebut. Kejadian ini sering disebut dengan istilah Convergence.

Setelah router membentuk komunikasi dengan para tetangganya, maka proses

pertukaran informasi routing berlangsung dengan menggunakan bantuan beberapa

paket khusus yang bertugas membawa informasi routing tersebut. Paket-paket tersebut

sering disebut dengan istilah Link State Advertisement packet (LSA packet). Selain dari

Page 20: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 20

hello packet, routing protokol OSPF juga sangat bergantung kepada paket jenis ini

untuk dapat bekerja.

OSPF memang memiliki sistem update informasi routing yang cukup teratur

dengan rapi. Teknologinya menentukan jalur terpendek dengan algoritma Shortest Path

First (SPF) juga sangat hebat. Meskipun terbentang banyak jalan menuju ke sebuah

lokasi, namun OSPF dapat menentukan jalan mana yang paling baik dengan sangat

tepat. Sehingga komunikasi data Anda menjadi lancar dan efisien.

Namun ada satu lagi keunggulan OSPF, yaitu konsep jaringan hirarki yang

membuat proses update informasinya lebih termanajemen dengan baik. Dalam

menerapkan konsep hirarki ini, OSPF menggunakan pembagian jaringan berdasarkan

konsep area-area. Pembagian berdasarkan area ini yang juga merupakan salah satu

kelebihan OSPF.

Kegunaan Konsep Area dalam OSPF

OSPF dibuat dan dirancang untuk melayani jaringan lokal berskala besar.

Artinya OSPF haruslah memiliki nilai skalabilitas yang tinggi, tidak mudah habis atau

“mentok” karena jaringan yang semakin diperbesar. Namun nyatanya pada penerapan

OSPF biasa, beberapa kejadian juga dapat membuat router OSPF kewalahan dalam

menangani jaringan yang semakin membesar. Router OSPF akan mencapai titik

kewalahan ketika:

Ø Semakin membesarnya area jaringan yang dilayaninya akan semakin banyak

informasi yang saling dipertukarkan. Semakin banyak router yang perlu dilayani untuk

menjadi neighbour dan adjacence. Dan semakin banyak pula proses pertukaran

informasi routing terjadi. Hal ini akan membuat router OSPF membutuhkan lebih

banyak sumber memory dan processor. Jika router tersebut tidak dilengkapi dengan

memory dan processor yang tinggi, maka masalah akan terjadi pada router ini.

Ø Topology table akan semakin membesar dengan semakin besarnya jaringan.

Topology table memang harus ada dalam OSPF karena OSPF termasuk routing

Page 21: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 21

protocol jenis Link State. Topology table menrupakan tabel kumpulan informasi state

seluruh link yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan semakin membesarnya jaringan,

maka topology table juga semakin membengkak besarnya. Pembengkakan ini akan

mengakibatkan router menjadi lama dalam menentukan sebuah jalur terbaik yang akan

dimasukkan ke routing table. Dengan demikian, performa forwarding data juga menjadi

lamban.

Ø Topology table yang semakin membesar akan mengakibatkan routing table

semakin membesar pula. Routing table merupakan kumpulan informasi rute menuju ke

suatu lokasi tertentu. Namun, rute-rute yang ada di dalamnya sudah merupakan rute

terbaik yang dipilih menggunakan algoritma Djikstra. Routing table yang panjang dan

besar akan mengakibatkan pencarian sebuah jalan ketika ingin digunakan menjadi

lambat, sehingga proses forwarding data juga semakin lambat dan menguras tenaga

processor dan memory. Performa router menjadi berkurang.

Ketika sebuah jaringan semakin membesar dan membesar terus, routing

protokol OSPF tidak efektif lagi jika dijalankan dengan hanya menggunakan satu area

saja. Seperti telah Anda ketahui, OSPF merupakan routing protokol berjenis Link State.

Maksudnya, routing protokol ini akan mengumpulkan data dari status-status setiap link

yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.

Apa jadinya jika jaringan OSPF tersebut terdiri dari ratusan bahkan ribuan link di

dalamnya? Tentu proses pengumpulannya saja akan memakan waktu lama dan

resource processor yang banyak. Setelah itu, proses penentuan jalur terbaik yang

dilakukan OSPF juga menjadi sangat lambat.

Berdasarkan limitasi inilah konsep area dibuat dalam OSPF. Tujuannya adalah

untuk mengurangi jumlah link-link yang dipantau dan dimonitor statusnya agar

penyebaran informasinya menjadi cepat dan efisien serta tidak menjadi rakus akan

tenaga processing dari perangkat router yang menjalankannya.

Page 22: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 22

Cara Informasi Link State Disebarkan

Untuk menyebarkan informasi Link State ke seluruh router dalam jaringan, OSPF

memiliki sebuah sistem khusus untuk itu. Sistem ini sering disebut dengan istilah Link

State Advertisement (LSA). Dalam menyebarkan informasi ini, sistem LSA

menggunakan paket-paket khusus yang membawa informasi berupa status-status link

yang ada dalam sebuah router. Paket ini kemudian dapat tersebar ke seluruh jaringan

OSPF. Semua informasi link yang ada dalam router dikumpulkan oleh proses OSPF,

kemudian dibungkus dengan paket LSA ini dan kemudian dikirimkan ke seluruh

jaringan OSPF.

Paket LSA

Seperti telah dijelaskan di atas, paket LSA di dalamnya akan berisi informasi

seputar link-link yang ada dalam sebuah router dan statusnya masing-masing. Paket

LSA ini kemudian disebarkan ke router-router lain yang menjadi neighbour dari router

tersebut. Setelah informasi sampai ke router lain, maka router tersebut juga akan

menyebarkan LSA miliknya ke router pengirim dan ke router lain.

Pertukaran paket LSA ini tidak terjadi hanya pada saat awal terbentuknya

sebuah jaringan OSPF, melainkan terus menerus jika ada perubahan link status dalam

sebuah jaringan OSPF. Namun, LSA yang disebarkan kali pertama tentu berbeda

dengan yang disebarkan berikutnya. Karena LSA yang pertama merupakan informasi

yang terlengkap seputar status dari link-link dalam jaringan, sedangkan LSA berikutnya

hanyalah merupakan update dari perubahan status yang terjadi.

Paket-paket LSA juga dibagi menjadi beberapa jenis. Pembagian ini dibuat

berdasarkan informasi yang terkandung di dalamnya dan untuk siapa LSA ini ditujukan.

Untuk membedakan jenisjenisnya ini, OSPF membagi paket LSA nya menjadi tujuh

tipe. Masing-masing tipe memiliki kegunaannya masing-masing dalam membawa

Page 23: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 23

informasi Link State. Anda dapat melihat kegunaan masing-masing paket pada tabel

“Tipe-tipe LSA packet”.

Tipe-tipe Router OSPF

Seperti telah Anda ketahui, OSPF menggunakan konsep area dalam menjamin

agar penyebaran informasi tetap teratur baik. Dengan adanya sistem area-area ini,

OSPF membedakan lagi tipe-tipe router yang berada di dalam jaringannya. Tipe-tipe

router ini dikategorikan berdasarkan letak dan perannya dalam jaringan OSPF yang

terdiri dari lebih dari satu area. Di mana letak sebuah router dalam jaringan OSPF juga

sangat berpengaruh terhadap fungsinya. Jadi dengan demikian, selain menunjukkan

lokasi di mana router tersebut berada, nama-nama tipe router ini juga akan

menunjukkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa tipe router OSPF berdasarkan

letaknya dan juga sekaligus fungsinya.

Ø Internal Router

Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang

berada dalam satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan

menanggap router lain yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal

router tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya

memberikan dan menerima informasi dari dan ke dalam area tersebut. Tugas internal

router adalah me-maintain database topologi dan routing table yang akurat untuk setiap

subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding LSA informasi

yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai internal router.

Page 24: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 24

Ø Backbone Router

Salah satu peraturan yang diterapkan dalam routing protokol OSPF adalah

setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang

dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan

penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang

sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini dinamai dengan istilah backbone router.

Backbone router memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada dalam

jaringan OSPF tersebut.

Ø Area Border Router (ABR)

Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang

tergolong dalam jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau

perbatasan. Yang dihubungkan oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam

jaringan OSPF. Namun karena adanya konsep backbone area dalam OSPF, maka

tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya.

Jadi di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi

ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi

setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah menyebarkan informasi

tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi ini dilakukan

dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah summarization dari setiap

segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini,

maka proses pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource

processing dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth hanya untuk update

ini.

Page 25: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 25

Ø Autonomous System Boundary Router (ASBR)

Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu

hak administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan

policy yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah

Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS, router-router di dalamnya dapat

bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya, routing protocol yang

digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua router di

dalamnya. Jika menggunakan OSPF, maka semuanya tentu juga menggunakan OSPF.

Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen jaringan tidak memungkinkan

untuk menggunakan OSPF sebagai routing protokolnya. Misalkan kemampuan router

yang tidak memadai, atau kekurangan sumber daya manusia yang paham akan OSPF,

dan banyak lagi. Oleh sebab itu, untuk segmen ini digunakanlah routing protocol IGP

(Interior Gateway Protocol) lain seperti misalnya RIP. Karena menggunakan routing

protocol lain, maka oleh jaringan OSPF segmen jaringan ini dianggap sebagai AS lain.

Untuk melayani kepentingan ini, OSPF sudah menyiapkan satu tipe router yang

memiliki kemampuan ini. OSPF mengategorikan router yang menjalankan dua routing

protokol di dalamnya, yaitu OSPF dengan routing protokol IGP lainnya seperti misalnya

RIP, IGRP, EIGRP, dan IS-IS, kemudian keduanya dapat saling bertukar informasi

routing, disebut sebagai Autonomous System Border Router (ASBR).

Router ASBR dapat diletakkan di mana saja dalam jaringan, namun yang pasti

router tersebut haruslah menjadi anggota dari Area 0-nya OSPF. Hal ini dikarenakan

data yang meninggalkan jaringan OSPF juga dianggap sebagai meninggalkan sebuah

area. Karena adanya peraturan OSPF yang mengharuskan setiap area terkoneksi ke

backbone area, maka ASBR harus diletakkan di dalam backbone area.

Page 26: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 26

Ada Berapa Jenis Area dalam OSPF

Setelah membagi-bagi jaringan menjadi bersistem area dan membagi router-

router di dalamnya menjadi beberapa jenis berdasarkan posisinya dalam sebuah area,

OSPF masih membagi lagi jenis-jenis area yang ada di dalamnya. Jenis-jenis area

OSPF ini menunjukkan di mana area tersebut berada dan bagaimana karakteristik area

tersebut dalam jaringan. Berikut ini adalah jenis-jenis area dalam OSPF:

Ø Backbone Area

Backbone area adalah area tempat bertemunya seluruh area-area lain yang ada

dalam jaringan OSPF. Area ini sering ditandai dengan angka 0 atau disebut Area 0.

Area ini dapat dilewati oleh semua tipe LSA kecuali LSA tipe 7 yang sudah pasti akan

ditransfer menjadi LSA tipe 5 oleh ABR.

Ø Standar Area

Area jenis ini merupakan area-area lain selain area 0 dan tanpa disertai dengan

konfigurasi apapun. Maksudnya area ini tidak dimodifikasi macam-macam. Semua

router yang ada dalam area ini akan mengetahui informasi Link State yang sama

karena mereka semua akan saling membentuk adjacent dan saling bertukar informasi

secara langsung. Dengan demikian, semua router yang ada dalam area ini akan

memiliki topology database yang sama, namun routing table-nya mungkin saja berbeda.

Ø Stub Area

Stub dalam arti harafiahnya adalah ujung atau sisi paling akhir. Istilah ini

memang digunakan dalam jaringan OSPF untuk menjuluki sebuah area atau lebih yang

letaknya berada paling ujung dan tidak ada cabang-cabangnya lagi. Stub area

Page 27: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 27

merupakan area tanpa jalan lain lagi untuk dapat menuju ke jaringan dengan segmen

lain. Area jenis ini memiliki karakteristik tidak menerima LSA tipe 4 dan 5. Artinya

adalah area jenis ini tidak menerima paket LSA yang berasal dari area lain yang

dihantarkan oleh router ABR dan tidak menerima paket LSA yang berasal dari routing

protokol lain yang keluar dari router ASBR (LSA tipe 4 dan 5). Jadi dengan kata lain,

router ini hanya menerima informasi dari router-router lain yang berada dalam satu

area, tidak ada informasi routing baru di router. Namun, yang menjadi pertanyaan

selanjutnya adalah bagaimana area jenis ini dapat berkomunikasi dengan dunia luar

kalau tidak ada informasi routing yang dapat diterimanya dari dunia luar. Jawabannya

adalah dengan menggunakan default route yang akan bertugas menerima dan

meneruskan semua informasi yang ingin keluar dari area tersebut. Dengan default

route, maka seluruh traffic tidak akan dibuang ke mana-mana kecuali ke segmen

jaringan di mana IP default route tersebut berada.

Ø Totally Stub Area

Mendengar namanya saja, mungkin Anda sudah bisa menangkap artinya bahwa

area jenis ini adalah stub area yang lebih diperketat lagi perbatasannya. Totally stub

area tidak akan pernah menerima informasi routing apapun dari jaringan di luar jaringan

mereka. Area ini akan memblokir LSA tipe 3, 4, dan 5 sehingga tidak ada informasi

yang dapat masuk ke area ini. Area jenis ini juga sama dengan stub area, yaitu

mengandalkan default route untuk dapat menjangkau dunia luar.

Ø Not So Stubby Area (NSSA)

Stub tetapi tidak terlalu stub, itu adalah arti harafiahnya dari area jenis ini.

Maksudnya adalah sebuah stub area yang masih memiliki kemampuan spesial, tidak

seperti stub area biasa. Kemampuan spesial ini adalah router ini masih tetap

mendapatkan informasi routing namun tidak semuanya. Informasi routing yang didapat

oleh area jenis ini adalah hanya external route yang diterimanya bukan dari backbone

Page 28: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 28

area. Maksudnya adalah router ini masih dapat menerima informasi yang berasal dari

segmen jaringan lain di bawahnya yang tidak terkoneksi ke backbone area. Misalnya

Anda memiliki sebuah area yang terdiri dari tiga buah router. Salah satu router

terkoneksi dengan backbone area dan koneksinya hanya berjumlah satu buah saja.

Area ini sudah dapat disebut sebagai stub area. Namun nyatanya, area ini memiliki satu

segmen jaringan lain yang menjalankan routing protokol RIP misalnya. Jika Anda masih

mengonfigurasi area ini sebagai Stub area, maka area ini tidak menerima informasi

routing yang berasal dari jaringan RIP. Namun konfigurasilah dengan NSSA, maka area

ini bisa mengenali segmen jaringan yang dilayani RIP.

Routing Overview

Routing terbagi atas tiga macam:

• Static route. Pada Static route, entri-entri pada routing table diisikan secara

manual. Jika menggunakan router pc yang running Windows, perintahnya

adalah:

route add mask

Static route hanya dipakai untuk jaringan kecil, penggunaan static route memiliki

kelebihan di antaranya tidak mengkonsumsi resource cpu router (karena keputusan

routing hanyalah berlandaskan pada isi dari routing table), tidak memerlukan bandwidth

jaringan yang besar, mengingat router tidak mengirimkan paket broadcast/multicast ke

router tetangganya. Hanya saja karena pengisian entri routing tablenya dilakukan

manual, rawan akan human-error pada saat mengetikkan entri-entrinya.

• Dynamic route. Pada dynamic route, entri-entri pada routing table di router

dibangun sendiri oleh router-router yang berpartisipasi dalam network tertentu

yang menggunakan routing protocol yang sama. Cara ini dipakai jika jaringan

kita lumayan memiliki banyak subnetwork, dimana jika digunakan cara static

Page 29: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 29

route tidak efisien bagi administrator jaringan dalam melakukan konfigurasi dan

maintenance router.

• Default route. Default route ini pada dasarnya merupakan static route yang

memiliki alamat unik, yaitu alamat yang mewakili seluruh jaringan. Secara umum

alamat ini adalah 0.0.0.0 dengan subnet mask 255.255.255.255.

Routing Protocol adalah protocol yang digunakan dalam dynamic routing. Secara

umum, dynamic routing protocol terbagi atas tiga kategori:

1. Distance Vector. Distance vector berarti bahwa routing protocol ini dalam

menetapkan jalur terbaik (the best path) hanya melibatkan jumlah hop saja (hop

count) untuk me-route paket data dari satu alamat network ke alamat network

tujuan. Routing protocol ini tidak bisa menganalisis bandwidth. Yang tergolong

kategori ini antara lain RIPv1, RIPv2, dan IGRP (Interior Gateway Routing

Protocol). Secara umum, yang tergolong dalam kategori ini adalah routing

protocol klasik.

2. Link-state. Link-state merupakan routing protocol yang lebih modern dibanding

distance vector. Routing protocol ini selain melibatkan hop count juga melibatkan

kapasitas bandwidth jaringan, serta parameter-parameter lain dalam

menentukan the best path-nya dalam aktivitas routing. Contohnya adalah Open

Shortest Path First (OSPF).

3. Hybrid. Kategori ini hadir setelah Cisco System membuat routing protocol

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakan

pengembangan dari IGRP klasik yang bersifat open standar. EIGRP cisco ini

bersifat proprietary, hanya akan berfungsi optimal jika seluruh device router yang

digunakan bermerk cisco. Kategori ini diklaim memiliki kelebihan yang ada baik

pada Distance Vector dan juga Link-State.

Batasan kajian pada artikel ini hanyalah pada dynamic route saja, itupun hanya

membahas Routing Information Protocol (RIP) saja.

Page 30: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 30

Routing Protocol RIP Overview

RIP merupakan distance vector routing protocol dengan karakteristik sebagai berikut:

• Menggunakan Protocol UDP port 520.

• Classless protocol (support for CIDR). Info ttg CIDR

• Supports VLSMs.

• Metric merupakan router hop count.

• Maximum hop count adalah 15; infinite (unreachable) routes memiliki metric of

16.

• Periodic route updates sent every 30 seconds to multicast address 224.0.0.9.

• 25 routes per RIP message (24 if you use authentication).

• Supports authentication.

• Implements split horizon with poison reverse.

• Implements triggered updates.

• Subnet mask included in route entry.

• Administrative distance for RIPv2 is 120.

• Used in small, flat networks or at the edge of larger networks.

Router -router pada jaringan RIP membangun routing tablenya berdasarkan

pertukaran informasi melalui pengiriman paket update pada tiap selang waktu tertentu

(periodic update). Hasil dari pertukaran informasi ini oleh tiap-tiap router dilakukan

kalkulasi untuk menetapkan jalur terbaik (the best path) dari suatu alamat network yang

mengirimkan paket data ke network tujuan.

Definisi beberapa terminologi penting:

• Periodic Update : selang waktu paket update yang dikirim secara broadcast oleh

suatu router ke router tetangganya.

• Default Invalid Timer: lamanya waktu sejak suatu router tidak pernah

mengirimkan paket update hingga dinyatakan invalid dalam routing table di

router tetangganya. Namun informasinya belum dihapus.

Page 31: Bgp Ospf Rip

• Holddown Timer : Adalah lamanya waktu dimana informasi yang invalid masih

disimpan oleh suatu router hingga suatu router dinyatakan valid kembali.

• Flush Timer : Waktu yang diperlukan ketika suatu router menghapu

tentang router tetangganya dari routing tablenya sejak dinyatakan invalid.

RIPv2 timers sama dengan RIP V1, mengirimkan

Default invalid timernya 180 detik (=6 kali periodic update),

seconds , dan flush timernya 240 detik (= 8 kali periodic update). Pada gambar berikut,

contoh hasil konfigurasi RIPv2, pada tab

(seconds): sama dengan periodic update.

sama dengan Default invalid timers,

dengan Flush timer.

S M K N 8 M A L A N G

Holddown Timer : Adalah lamanya waktu dimana informasi yang invalid masih

disimpan oleh suatu router hingga suatu router dinyatakan valid kembali.

Flush Timer : Waktu yang diperlukan ketika suatu router menghapu

tentang router tetangganya dari routing tablenya sejak dinyatakan invalid.

RIPv2 timers sama dengan RIP V1, mengirimkan periodic updates

nya 180 detik (=6 kali periodic update), holddown timer

nya 240 detik (= 8 kali periodic update). Pada gambar berikut,

contoh hasil konfigurasi RIPv2, pada tab Advanced, Periodic announcement interval

sama dengan periodic update. Time before routes expire (seconds):

lt invalid timers, Time before route is removed (seconds):

Gambar 1.1

Page 31

Holddown Timer : Adalah lamanya waktu dimana informasi yang invalid masih

disimpan oleh suatu router hingga suatu router dinyatakan valid kembali.

Flush Timer : Waktu yang diperlukan ketika suatu router menghapus informasi

tentang router tetangganya dari routing tablenya sejak dinyatakan invalid.

periodic updates tiap 30 detik.

holddown timernya 180

nya 240 detik (= 8 kali periodic update). Pada gambar berikut,

Periodic announcement interval

Time before routes expire (seconds):

Time before route is removed (seconds): sama

Page 32: Bgp Ospf Rip

Batasan Kajian

Kajian ini hanya dibatasi oleh bagaimana membangun router PC dengan network

seperti gambar berikut ini, dengan menggunakan dynamic route dan routing

protocolnya adalah RIPv2. Hal

B. Pada Router B, bentuknya adalah komputer yang running Windows Server 2008

standard edition, berbentuk stand

mengkonfigurasi PC ini menjadi router PC, diharapkan dapat menghubungkan dua

alamat network yang berbeda. Jika kita me

menambah dua PC lagi yang menjadi router A dan router C dengan langkah

konfigurasi yang mirip dengan router B.

Pada gambar di atas, terdapat tiga router PC, dengan dua alamat network yang

berbeda.

Step-by-step mengkonfigurasi Router RIPv2 pada Windows Server 2008

Setelah logon sebagai Administrator, kita bisa memulai langkah

Menambahkan role Network Policy and Access Services

Next.

S M K N 8 M A L A N G

Kajian ini hanya dibatasi oleh bagaimana membangun router PC dengan network

seperti gambar berikut ini, dengan menggunakan dynamic route dan routing

protocolnya adalah RIPv2. Hal-hal yang dibahas juga sebatas step-by-step untuk router

tuknya adalah komputer yang running Windows Server 2008

standard edition, berbentuk stand-alone pc, dilengkapi dua kartu jaringan. Dengan

mengkonfigurasi PC ini menjadi router PC, diharapkan dapat menghubungkan dua

alamat network yang berbeda. Jika kita melengkapi seluruh konfigurasinya, kita tinggal

menambah dua PC lagi yang menjadi router A dan router C dengan langkah

konfigurasi yang mirip dengan router B.

Gambar 1.2

Pada gambar di atas, terdapat tiga router PC, dengan dua alamat network yang

step mengkonfigurasi Router RIPv2 pada Windows Server 2008

Setelah logon sebagai Administrator, kita bisa memulai langkah-langkah berikut.

work Policy and Access Services, beri tanda cek dan klik

Page 32

Kajian ini hanya dibatasi oleh bagaimana membangun router PC dengan network

seperti gambar berikut ini, dengan menggunakan dynamic route dan routing

step untuk router

tuknya adalah komputer yang running Windows Server 2008

alone pc, dilengkapi dua kartu jaringan. Dengan

mengkonfigurasi PC ini menjadi router PC, diharapkan dapat menghubungkan dua

lengkapi seluruh konfigurasinya, kita tinggal

menambah dua PC lagi yang menjadi router A dan router C dengan langkah-langkah

Pada gambar di atas, terdapat tiga router PC, dengan dua alamat network yang

step mengkonfigurasi Router RIPv2 pada Windows Server 2008

langkah berikut.

, beri tanda cek dan klik

Page 33: Bgp Ospf Rip

Kemudian muncul dialog berikut, klik

S M K N 8 M A L A N G

Gambar 1.3

Kemudian muncul dialog berikut, klik Next.

Gambar 1.4

Page 33

Page 34: Bgp Ospf Rip

Akan tampil berikutnya dialog berikut, pilih

Kemudian tampil dialog berikut, klik

S M K N 8 M A L A N G

Akan tampil berikutnya dialog berikut, pilih Routing

Gambar 1.5

Kemudian tampil dialog berikut, klik Add Required Role Services

Gambar 1.6

Page 34

Page 35: Bgp Ospf Rip

Ketika kita klik, maka tampilan menjadi seperti berikut, klik

Dan setelah berikut ini, klik Install

S M K N 8 M A L A N G

Ketika kita klik, maka tampilan menjadi seperti berikut, klik Next

Gambar 1.7

Install

Gambar 1.8

Page 35

Page 36: Bgp Ospf Rip

Tahapan dimana roles, role services or features

Tahapa akhir instalasi tersebut seperti gambar berikut. Klik

S M K N 8 M A L A N G

services or features dalam proses instalasi.

Gambar 1.9

Tahapa akhir instalasi tersebut seperti gambar berikut. Klik Close.

Gambar 1.10

Page 36

Page 37: Bgp Ospf Rip

Kita bisa perhatikan hasilnya berikut ini.

Tidak seperti pendahulunya Windows Server 2003 dimana snap

Routing and Remote Access

Server 2008 kita perlu akses snap

pada menu Run seperti gambar di bawah ini.

S M K N 8 M A L A N G

Kita bisa perhatikan hasilnya berikut ini.

Gambar 1.11

Tidak seperti pendahulunya Windows Server 2003 dimana snap

Routing and Remote Access tersedia pada Administrative Tools, pada Windows

Server 2008 kita perlu akses snap-in ini menggunakan konsol MMC. Kita ketikkan mmc

seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1.12

Page 37

Tidak seperti pendahulunya Windows Server 2003 dimana snap-in untuk

, pada Windows

in ini menggunakan konsol MMC. Kita ketikkan mmc

Page 38: Bgp Ospf Rip

Lalu pada menu File pada window

Remove Snap-ins.

Pada dialog Add or Remove Snap

tombol Add.

S M K N 8 M A L A N G

pada window Console1 (lihat gambar berikut), pilih

Gambar 1.13

Add or Remove Snap-ins, pilih Routing and Remote Access

Gambar 1.14

Page 38

(lihat gambar berikut), pilih Add or

Routing and Remote Access, lalu klik

Page 39: Bgp Ospf Rip

Hasilnya seperti pada gambar di bawah ini.

Pada gambar di atas, pada bagian

diaktifkan tersebut.

Setelah kita klik OK, dan saat kita klik pada "

bawah Console Root, pada tampilan

bisa melihat beberapa penggunaan service

• Membentuk koneksi yang aman (

• Membuat Virtual Private Network (VPN) gateway

• Membuat Dial Up Remote Access Server

• Mengkonfigurasi Network Address Translation (NAT)

• Membuat LAN Routing

• Membentuk Basic Firewall

S M K N 8 M A L A N G

Hasilnya seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.15

Pada gambar di atas, pada bagian Description, kita membaca fungsi dari service yang

, dan saat kita klik pada "Routing And Remote

, pada tampilan Welcome to Routing and Remote Access

bisa melihat beberapa penggunaan service Routing And Remote Access

Membentuk koneksi yang aman (secure connection) antara dua private network

Virtual Private Network (VPN) gateway

Dial Up Remote Access Server

Network Address Translation (NAT)

LAN Routing

Basic Firewall

Page 39

, kita membaca fungsi dari service yang

Routing And Remote Access" di

Welcome to Routing and Remote Access, kita

Routing And Remote Access, antara lain :

) antara dua private network

Page 40: Bgp Ospf Rip

Klik kanan pada Server Status

S M K N 8 M A L A N G

Gambar 1.16

Server Status, pilih Add Server

Gambar 1.17

Page 40

Page 41: Bgp Ospf Rip

Lalu kita bisa menentukan server mana yang akan kita konfigurasi, seperti pada

gambar berikut, kita klik This computer

Lalu akan muncul hasilnya seperti gambar di bawah ini. Secara default, selesai

kita tambahkan servernya, statusnya

panah merah ke bawah.

S M K N 8 M A L A N G

Lalu kita bisa menentukan server mana yang akan kita konfigurasi, seperti pada

This computer:

Gambar 1.18

Lalu akan muncul hasilnya seperti gambar di bawah ini. Secara default, selesai

kita tambahkan servernya, statusnya masih belum aktif, terlihat pada status tanda

Gambar 1.19

Page 41

Lalu kita bisa menentukan server mana yang akan kita konfigurasi, seperti pada

Lalu akan muncul hasilnya seperti gambar di bawah ini. Secara default, selesai

masih belum aktif, terlihat pada status tanda

Page 42: Bgp Ospf Rip

Klik-kanan pada nama server, pilih

Access

Sesaat kemudian akan tampil dialog wizard

Setup Wizard, seperti gambar berikut ini, lalu klik

S M K N 8 M A L A N G

kanan pada nama server, pilih Configure and Enable Routing and Remote

Gambar 1.20

Sesaat kemudian akan tampil dialog wizard Routing and Remote Access Server

, seperti gambar berikut ini, lalu klik Next:

Gambar 1.21

Page 42

Configure and Enable Routing and Remote

Access Server

Page 43: Bgp Ospf Rip

Karena kita ingin memfungsikan PC kita sebagai router, dilihat pada tampilan di

bawah ini pilihan untuk routing tidak tersedia. Kita pilih

kemudian klik Next.

Lalu muncul dialog pilihan berikut. Kita bisa melihat pada bagian pilihan terdapat

LAN routing. Beri tanda cek pada pilihan ini. Lalu klik

S M K N 8 M A L A N G

Karena kita ingin memfungsikan PC kita sebagai router, dilihat pada tampilan di

bawah ini pilihan untuk routing tidak tersedia. Kita pilih Custom configuration,

Gambar 1.22

Lalu muncul dialog pilihan berikut. Kita bisa melihat pada bagian pilihan terdapat

LAN routing. Beri tanda cek pada pilihan ini. Lalu klik Next.

Gambar 1.23

Page 43

Karena kita ingin memfungsikan PC kita sebagai router, dilihat pada tampilan di

Custom configuration,

Lalu muncul dialog pilihan berikut. Kita bisa melihat pada bagian pilihan terdapat

Page 44: Bgp Ospf Rip

Klik Start Service

Tahapan akhir konfigurasi seperti gambar berikut. Kita klik

S M K N 8 M A L A N G

Gambar 1.24

Tahapan akhir konfigurasi seperti gambar berikut. Kita klik Finish.

Gambar 1.25

Page 44

Page 45: Bgp Ospf Rip

Klik kanan General di bawah

berikut.

S M K N 8 M A L A N G

Gambar 1.26

di bawah IPv4, pilih New Routing Protocol... seperti pada gambar

Gambar 1.27

Page 45

seperti pada gambar

Page 46: Bgp Ospf Rip

Selanjutnya, pilih RIP version 2 for

Klik-kanan pada RIP, lalu pilih

S M K N 8 M A L A N G

RIP version 2 for Internet Protocol, lalu klik OK.

Gambar 1.28

, lalu pilih New Interface.

Gambar 1.29

Page 46

Page 47: Bgp Ospf Rip

Kita lihat, bahwa kita bisa mengaktifkan satu atau semua interface dari router PC

kita dengan memilih Local Area Connection

konfigurasi yang ini, penulis menggunakan nama default interface yaitu

Connection. Pada konfigurasi yang ideal, sebaiknya kita rename nama ini menjadi

nama yang lebih informatif, misalkan dengan nama

mengidentifikasi interface yang terhubung langsung dengan network 192.168.168.0.

Karena pada posisi router B (lihat kembali gambar sebelumnya) berada di tengah,

artinya kedua interfacenya harus menggunakan RIP v2.

Dan jika kita cek routing tablenya, seperti pada gambar berikut:

S M K N 8 M A L A N G

Kita lihat, bahwa kita bisa mengaktifkan satu atau semua interface dari router PC

Local Area Connection mana yang kita inginkan. Pada

konfigurasi yang ini, penulis menggunakan nama default interface yaitu

. Pada konfigurasi yang ideal, sebaiknya kita rename nama ini menjadi

nama yang lebih informatif, misalkan dengan nama 192.168.168.0

mengidentifikasi interface yang terhubung langsung dengan network 192.168.168.0.

Karena pada posisi router B (lihat kembali gambar sebelumnya) berada di tengah,

artinya kedua interfacenya harus menggunakan RIP v2.

Gambar 1.30

Dan jika kita cek routing tablenya, seperti pada gambar berikut:

Page 47

Kita lihat, bahwa kita bisa mengaktifkan satu atau semua interface dari router PC

mana yang kita inginkan. Pada

konfigurasi yang ini, penulis menggunakan nama default interface yaitu Local Area

. Pada konfigurasi yang ideal, sebaiknya kita rename nama ini menjadi

192.168.168.0 untuk

mengidentifikasi interface yang terhubung langsung dengan network 192.168.168.0.

Karena pada posisi router B (lihat kembali gambar sebelumnya) berada di tengah,

Page 48: Bgp Ospf Rip

Hal-hal yang tidak dibahas: Konfigurasi komputer untuk posisi Router A dan C,

karena langkah-langkahnya mirip. Yang berbeda hanyalah alamat interface dan jumlah

alamat interface router yang diaktifkan routing protoco

masing hanya satu interface).

Kesederhanaan vs. Kemampuan

Kita sudah lihat sepintas bagaimana RIP dan OSPF bekerja. Setiap protokol

routing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing

sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi dapat menimbulkan routing loop.

Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi

membutuhkan memori dan waktu CPU yang be

Di berbagai tempat juga terdapat yang menggunakan gabungan antara routing

statik, RIP, RIP-v2, dan OSPF. Hasilnya di jaringan ini menunjukkan bahwa

administrasi routing statik jauh lebih memakan waktu dibanding routing dinamik.

Pengamatan pada protoko

menggunakan bandwidth yang lebih besar daripada OSPF dan semakin besar jaringan,

bandwidth yang digunakan RIP bertambah lebih besar pula. Jadi, jika Anda sedang

mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu OSPF me

yang tepat.

S M K N 8 M A L A N G

Gambar 1.31

hal yang tidak dibahas: Konfigurasi komputer untuk posisi Router A dan C,

langkahnya mirip. Yang berbeda hanyalah alamat interface dan jumlah

terface router yang diaktifkan routing protocol RIPnya (router A dan C masing

masing hanya satu interface).

Kesederhanaan vs. Kemampuan antara OSPF vs RIP

Kita sudah lihat sepintas bagaimana RIP dan OSPF bekerja. Setiap protokol

dan kekurangannya masing-masing. Protokol RIP sangat

sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi dapat menimbulkan routing loop.

Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi

emori dan waktu CPU yang besar.

Di berbagai tempat juga terdapat yang menggunakan gabungan antara routing

v2, dan OSPF. Hasilnya di jaringan ini menunjukkan bahwa

administrasi routing statik jauh lebih memakan waktu dibanding routing dinamik.

Pengamatan pada protokol routing dinamik juga menunjukkan bahwa RIP

menggunakan bandwidth yang lebih besar daripada OSPF dan semakin besar jaringan,

bandwidth yang digunakan RIP bertambah lebih besar pula. Jadi, jika Anda sedang

mendesain jaringan TCP/IP yang besar tentu OSPF merupakan pilihan protokol routing

Page 48

hal yang tidak dibahas: Konfigurasi komputer untuk posisi Router A dan C,

langkahnya mirip. Yang berbeda hanyalah alamat interface dan jumlah

l RIPnya (router A dan C masing

Kita sudah lihat sepintas bagaimana RIP dan OSPF bekerja. Setiap protokol

masing. Protokol RIP sangat

sederhana dan mudah diimplementasikan tetapi dapat menimbulkan routing loop.

Protokol OSPF merupakan protokol yang lebih rumit dan lebih baik daripada RIP tetapi

Di berbagai tempat juga terdapat yang menggunakan gabungan antara routing

v2, dan OSPF. Hasilnya di jaringan ini menunjukkan bahwa

administrasi routing statik jauh lebih memakan waktu dibanding routing dinamik.

l routing dinamik juga menunjukkan bahwa RIP

menggunakan bandwidth yang lebih besar daripada OSPF dan semakin besar jaringan,

bandwidth yang digunakan RIP bertambah lebih besar pula. Jadi, jika Anda sedang

an protokol routing

Page 49: Bgp Ospf Rip

S M K N 8 M A L A N G

Page 49

DAFTAR PUSTAKA

http://www.mikrotik.co.id

http://id.wikipedia.org/wiki/Border_Gateway_Protocol

http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?option=com_content&view=article&id=527:os

pf&catid=10:jaringan&Itemid=15

http://blanov.blogspot.com/2008/12/open-shortest-path-first-ospf.html

http://id.wikipedia.org/wiki/OSPF

http://id.wikipedia.org/wiki/Routing_Information_Protocol

http://muazfa.info/2010/03/18/tugas-jarkom-bu-ema-part-iii-border-gateway-protocol-

bgp/

http://www.cisco.com