Top Banner
BETERNAK AYAM PEDAGING OLEH : Keppler Doppler Purba Benmart Erwino Manalu Heber Tambunan 081201047 081201053
17

Beternak ayam pedaging

Dec 01, 2014

Download

Lifestyle

Benmart Manalu

AYAM PEDAGING DALAM 28 HARI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Beternak ayam pedaging

BETERNAK AYAM

PEDAGING

OLEH :

���������������

��������� ��������

�� ��������������

������������������������

�����

�����

Keppler Doppler Purba

Benmart Erwino Manalu

Heber Tambunan

���������

081201047

081201053

Page 2: Beternak ayam pedaging

LEMBAR PENGESAHAN

Judul kegiatan : Beternak Ayam Pedaging

Lokasi : Jl. Pematang Siantar No. 165 Pagarjati,

Lubukpakam, Kab. Deli Serdang, Sumut

Nama pelaksana : 1. Benmart Erwino Manalu

2. Keppler Doppler Purba

3. Heber Tambunan

Telp : -081370799400;

-085261876846;

-081375991120.

Tanggal pembuatan usulan : 30 November 2009

Tempat pembuatan usulan : Jl. Berdikari 2 A, Padang Bulan, Medan

Tanda tangan

Pimpinan lembaga pelaksana

Page 3: Beternak ayam pedaging

RINGKASAN USAHA

A. Manajemen

1. Nama Usaha : KBH Utama

2. Bidang Usaha : Peternakan Ayam Pedaging

3. Jumlah Tenaga Kerja : 4 Orang

B. Pemasaran

1. Produk Yang Dipasarkan : Ayam Pedaging

2. Sasaran Konsumen : Masyarakat sekitar Kab. Deli Serdang dan

Medan sekitarnya

3. Wilayah Pemasaran : Kab. Deli Serdang dan Medan Sekitarnya

4. Rencana Penjualan/ tahun : 12 kali penjualan/ tahun

5. Penetapan harga jual : Disesuaikan dengan kondisi pasar global

C. Produksi

1. Kapasitas produksi : 1350 ekor ayam perbulan

2. Ketersediaan bahan baku : Terjangkau tempat dan harga

3. Fasilitas/ sarana produksi : Kandang ternak dan perlengkapan lainnya

4. Dampak lingkungan : Polusi udara akibat feses ternak

D. Keuangan

1. Total pembiayaan : Rp.42.000.000,00

2. Modal sendiri : Rp.15.000.000,00

3. Pinjaman yang diajukan : Rp.27.000.000,00

4. Jangka waktu pengembalian pinjaman : 1 Tahun

5. Penjualan pertahun : Rp. 243.000.000,00

6. Keuntungan pertahun : Rp. 27.000.000,00

E. Dasar gagasan usaha

1. Prospek pasar : sangat menyakinkan

Page 4: Beternak ayam pedaging

2. Manfaat ekonomi : efektif dan efisien

3. Manfaat sosial : mendukung

F. Pengelola

1. Nama : a. Benmart Erwino Manalu

b. Heber Tambunan

c. Keppler D. Purba

2. Alamat tempat usaha : Jl. P.Siantar No. 165 Pagarjati,

Kec. Lubukpakam, Kab. Deli Serdang,

Sumatera Utara

3. Pengalaman : -

Page 5: Beternak ayam pedaging

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ayam pedaging merupakan suatu jenis varietas unggul saat ini. Hal ini

dikarenakan jenis ayam ini mampu berproduksi 4 x lebih cepat dibandingkan

jenis ayam kampung. Ayam ras (ayam pedaging) dapat dikembangkan secara

tradisional maupun secara modern. Pengembangan secara tradisional yang

dimaksud adalah dengan pemeliharaan yang dilakukan sebagai usaha

sambilan tanpa memperhitungkan untung-rugi dan tidak menggunakan

teknologi maju dalam pemeliharaannya. Sedangkan pengembangan secara

modern merupakan sistem yang aspek pemeliharaannya dilakukan secara

intensif, meliputi upaya seleksi dalam pengadaan bibit, perkadangan,

vaksinasi, sosial ekonomi serta dari segi aspek hukum.

Sistem pemeliharaan merupakan suatu aspek penting dalam

pengembangan usaha ini. Karena dengan pemeliharaan yang baik, pastilah

tumbuh kembang ternak ini akan jauh berbeda dengan sistem pemeliharaan

yang kurang baik. Perbedaan tersebut akan tampak dari output produksi yang

dihasilkan.

Dalam dunia bisnis, memperoleh keuntungan besar dalam waktu yang

cepat merupakan target utama pengelolanya. Hal ini akan tercapai jika

pengelola mampu memanajemen seluruh aspek produksi se-efisien mungkin.

Pengelolaan yang baik tersebut meliputi banyak hal. Sebagai contoh dalam

pengelolaan usaha ternak ayam pedaging, peternak dituntut untuk benar-benar

menguasai konsep ilmu dasar dalam pengembangan usaha yang hendak

dikembangkan tersebut. Hal ini bertujuan agar alur kemajuan usaha dapat

tercapai sesuia target yang ia inginkan. Adapun konsep ilmu dasar dalam

pemeliharaan ayam pedaging ini adalah :

1. Pengetahuan tentang penggolongan zat makanan ,

2. Pengetahuan tentang fisiologi pencernaan dalam ilmu makanan seperti:

a. Jenis dan kapasitas sistem pencernaan;

b. Anatomi dan jenis sistem pencernaan;

c. Penyerapan zat-zat makanan oleh ternak;

Page 6: Beternak ayam pedaging

3. Pengetahuan akan bahan makanan ternak serta nilai kandungan gizi nya,

4. Pengetahuan tentang penyusunan ransum makanan.

Hal ini pastilah akan sangat berbanding terbalik dari segi output produksi

Oleh karena itu guna pemenuhan kebutuhan masyarakat, pemeliharaan jenis

ayam ini terus meningkat dan berkembang. Di samping hal tersebut seiring

pemenuhan kebutuhan akan sumber protein hewani yang sangat terbatas,

maka usaha peternakan ayam pedaging merupakan suatu peluang besar untuk

mendapatkan keuntungan ekonomi yang maksimal.

B. Tujuan dan sasaran

Adapun tujuan dan sasaran usaha peternakan ayam pedaging ini adalah :

a. Pemenuhan akan kebutuhan sumber protein hewani bagi masyarakat

b. Memproduksi ayam pedaging dalam skala waktu yang relatif cepat

c. Menciptakan lapangan kerja bagi masyaraktat sekitar tempat produksi.

d. Memperoleh keuntungan ekonomi dari pelaksanaan usaha ini

e. Upaya pengembangan pemeliharaan ayam pedaging dikemudian hari.

Page 7: Beternak ayam pedaging

PROPOSAL KEGIATAN

A. Deskripsi kegiatan

Kegiatan usaha yang dilakukan adalah beternak ayam pedaging. Dalam

kegiatan ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni; pertama, kandang

ayam pedaging di desain sedemikian rupa, dimana kita ketahui bahwa ayam dapat

hidup tenang dan sehat berdasarkan kebersihan kandangnya oleh karena itu

kebersihan kandang harus dijaga. Kotoran ayam yang tidak dibersikan dan

menumpuk akan dapat menimbulkan bau sehingga akan mengganggu kesehatan

ayam tersebut dan akan berpengaruh terhadap tingkat produksinya. Karenanya,

kandang harus benar-benar bersih dan memilki ventilasi ruang yang cukup. Dalam

pengerjaan dan peracikannya, ayam pedaging ini menggunakan metode

perhitungan atau merumuskan bahan makanannya, dengan cara menggunakan

metode perhitungan, tetapi di Indonesia metode yang dilakukan dengan cara

menggunakan metode yang cukup tradisional atau cukup lama untuk memperoleh

ayam pedaging dalam waktu singkat. Misalnya dalam pembuatan formula pakan,

di Indonesia sering menggunakan metode yang coba-coba. Metode ini juga

memilih bahan pakan dengan harga yang relatif lebih murah, dan berdasarkan

prinsip ekonomi mungkin yang menggunakan modal sedikit dan mendapatkan

untung yang sangat besar.

B. Teknologi dan Peralatan yang digunakan

Penyiapan Sarana dan Peralatan

1) Kandang

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam pedaging berkisar antara

32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau

pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar

mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang

serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan

lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan

aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan

sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam

Page 8: Beternak ayam pedaging

kandang. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang

penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang

hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat

minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat

penerangan. Bentuk-bentuk kandang dalam beternak ayam pedaging ini adalah

berdasarkan sistem kandang koloni,yaitu; satu kandang untuk banyak ayam

yang terdiri dari ribuan ekor ayam pedaging serta menggunakan lantai dengan

sistem lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau

kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang

tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan.

2) Peralatan

a. Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap

yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal

litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam

dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan

panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam

b. Tempat bertengger

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding

dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.

c. Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari

bambu, alumunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak

berkarat. Untuk tempat grit dapat dibuat dengan kotak khusus

C. Bahan baku

a. Konversi Ransum.

Konversi ransum merupakan perbandingan antara ransum yang dihabiskan

ayam dalam menghasilkan bobot daging. Keadaan ini sering disebut

dengan ransum per kilogram daging. Ayam yang baik akan makan

sejumlah ransum dan menghasilkan bobot daging yang lebih banyak/lebih

besar daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan

terlalu banyak dan berbobot badan sedikit maka hal ini merupakan cermin

Page 9: Beternak ayam pedaging

buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi yang kecil

maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini

pada berbagai bibit ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging

yang sering dibagikan pembibit kepada peternak dalam setiap promosi

penjualan bibit ayamnya.

b. Prestasi bibit dilapangan/dipeternakan.

Apabila kedua hal diatas telah baik maka kemampuan ayam untuk bertelur

hanya dalam sebatas kemampuan bibit itu. Contoh prestasi beberapa jenis

bibit ayam pedaging dapat dilihat pada data di bawah ini.

-Babcock B-300 v: berbulu putih, type ringan, produksi daging 1.3 kg,

ransum 1,82 kg

-Dekalb Xl-Link: berbulu putih, type ringan, produksi daging 1.1 kg,

ransum 1,8-2,0 kg

-Hisex white: berbulu putih, type ringan, produksi daging 1.32, ransum

1,89 kg.

-H & W nick: berbulu putih, type ringan, produksi daging 1.6, ransum

1,52 kg.

D. Pemeliharaan

1)Sanitasi dan Tindakan Preventif

Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan

usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga

yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada

ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry

shoup.

2) Pemberian Pakan

Untuk pemberian pakan ayam pedaging ada 2 (dua) fase yaitu fase starter

(umur 0-2 minggu) dan fase finisher (umur 2-4 minggu).

a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:

- Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-

24%,lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-

0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

Page 10: Beternak ayam pedaging

- Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan

yaitu: minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu

kedua(umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3 (umur 15-21

hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-28 hari) 91

gram/hari/ekor.

Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4

minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kwalitas dan kwantitas pakan fase finisher

3) Pemberian minum

Pemberian minum disesuaikan dengan umur ayam, dalam hal ini

dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

a. Fase starter (umur 1-28 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada

masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100

ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor; minggu ke-3 (15-21

hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7

liter/hari/ekor.Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4

minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada

hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress

kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50

gram/liter air.

b. Fase finisher (umur 30-57 hari)

4) Pemberian Vaksinasi dan Obat

Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang

menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara

teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2

macam yaitu: vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup.

Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin

inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang

telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga

mampu membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek,

keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Persyaratan dalam vaksinasi adalah:

Page 11: Beternak ayam pedaging

a) Ayam yang divaksinasi harus sehat.

b) Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.

c) Sterilisasi alat-alat.

5) Pemeliharaan Kandang

Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan

kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan

dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera

disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bias

maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang

dipelihara.

E. Pemasaran produk

Pemasaran ayam pedaging ini dilakukan dengan menjalin hubungan

dengan penyalur daging ayam pada beberapa tempat yang telah ditentukan

yang mempunyai pangsa kemajuan pasar, sehingga pasokan daging ayam yang

produsen hasilkan dapat tetap berjalan normal (sesuai standar penjualan).

F. Personalia

Usaha beternak ayam pedaging ini dikelola secara mandiri oleh pemilik.

Perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan tidak membutuhkan banyak

tenaga kerja. Dalam usaha ini hanya mempekerjakan satu orang karyawan

sebagai pekerja tetap dalam memelihara dan merawat ternak ayam yang

diusahakan. Pekerja ini telah mendapat pelatihan sebelum menjadi karyawan

dalam usaha ini. Sehingga pekerja telah mengetahui tentang hal-hal yang

hendak dilakukan apabila terjadi hal-hal lain dalam pengerjaan ternak ayam

pedaging ini. Adapun struktur organisasional usaha ini adalah

:

Page 12: Beternak ayam pedaging

G. Kebutuhan biaya

Dana alih teknologi

��� ������� ��� �������

������������

����� ��� ������

�� ����������������� ���� � �������������� ��������������

�� ������!���"��#���� �$����� � "�������� �������������

$� %���������� ���� � ���������� ������

"� &����'���(�)���� ������� � $�������� �������������

�� �����)���� �*���+,��� $������ $�-������

-� ������.�)����/������ ������)�� $-�������� -�"�*��������

*� 0�����1��)�12��� ������)��� $�������� �������������

/� %������.�)��3����� ������ � �4�������� ��/����������

4� 5����� "��� � ���������� "���������

��� 0�)�1��� ���� � �������� �����������

��� 6�')� ���� � "�������� "��������

��� ��)���.�'�� ����)� ����������� �����������

Page 13: Beternak ayam pedaging

Dana operasional pelaksana

a. Gaji/ Upah

��� �������

��� �

&�����

1��)����

,�)��

�����3�

0���� ��� ������

�� +���'������� �� ���0���� ����������� �����������

�� .���)����� �� ���0���� "���������� "����������

$� %�)����� �� ���0���� ����������� �������

� � � � � �

b. Perjalanan

No Kota Tujuan Volume Biaya Satuan

(Rp) Jumlah (Rp) 1 Pengambilan Bibit Ayam 2 x PP 150.000,00 300.000,00

2 Pemasaran 10 x PP 500.000,00 5.000.000,00

c. Lain-lain

No Uraian Volume Harga Satuan Harga Total

1 Perbaikan Mesin 1 Kali 5.000,00 50.000,00

2 Pelatihan 1 kali 1.000.000,00 1.000.000,00

3 Tak Terduga 1.798.110,00

Analisa Investasi

Dalam analisa investasi kami menggunakan 2 metode, yaitu:

1. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali

investasi dengan menggunakan keuntungan ditambah penyusutan.

Payback Period usaha ini adalah + 1 tahun

2. Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga yang akan menjadikan

nilai sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima (PV of future

proceeds), sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal (PV of

capital outclay). IRR yang baik jika lebih besar dari tingkat suku bunga bank

(diskonto).

Adapun IRR dalam usulan investasi ini adalah sebesar 24.41%.

Page 14: Beternak ayam pedaging

Page 15: Beternak ayam pedaging

Page 16: Beternak ayam pedaging

Page 17: Beternak ayam pedaging