-
BELUM DIKOREKSI
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INOONESIA
CATATAN RAPAT
PANITIA KHUSUS RUU TENTANG SUSUNAN, KEKUASAAN
DAN ACARA MAHKAMAH AGUNG DAN RUU TENTANG SUSUN
AN DAN KEKUASAAN PENGADILAN DALAM LINGKONGAN
Tahun Sidang
Masa Persidangan
Ra.pat ke
Jenis Rapat
Dengan
Sifat Rapaf
Hari/tanggal
Waktu
Temp at
Ketua Rapat
Sekretaris
Acara
Hadir
· ANGGOTA TETAP ;
PERADILAN UMUM
1985 - 1986
II
6
Rapat Kerja Pansus ke-2 ~
Menteri Kehakiman (Ismail Saleh, SH) Terbuka ..
Sabtu,_ 16 Nopember 1985
Jam 09.00 s/d 13.00 WIB
Pustaka Loka Bawah
A. Baramuli, SH
Drs. Noer Fata
Penibahasan 'lk. III RUU tentang Susunan, Kekuasaan dan
Acara Mahkamah ~01.filg
1. Pani tia Khusus :
32 orang dari 38 Anggota Tetap
17 orang dari 19 Anggota Pengganti.
2. Pemerintah :
Menteri Kehakirnan (!snail Saleh, SH) ·beserta Staf
ANGGOrA PENGGANrI
1. A. Baramuli, SH (Ketua) 1. Soeharto 2q Prof. Soehardjo
Sastrosoehardjo,SH 2. H. Amir Yudowinarno
(_Wakil Ketua) 3 . H. Soedarsono Mertoprawiro 3. Soelaksono, SH
(Wakil Ketua) 4. Soehadi Hardjo Soetarno 4. Dudy Singadilaga,SH,MPA
(_Wk.Ketua) 5. H.A. Yahya Moerad, SH 5. H.M. Muna.sir (Wakil Ketua)
6. Drs. Achmad Dablan
6. . ..............• 7. . ................. 0
-
ANGGOTA TETAP :
6. Harry Suwondo, SH 7. Soebagie, SH 8. Drs. F. Harefa, SH
9.·rmam Sukarsono, SH
10. R. Soetjipto, SH 11~ Taufik Hidayat, SH
- 2 -
12. Soesanto Bangoennagoro, SH 13e Muljadi Djajanegara, SH 14.
A._A~ Oka- Mahendra, SH 15. Ds. Dr. ~.s. Sihombing, SH 16. Ny.
Sariati Prawose, SH 17. H. Abdul Salam Prawiranegara, SH 18. Drs.
Sawidago Weunde 19. Sri Redjeki, SH 20a Drs. Hasanuddin 21$ Ir. A.
Mustahid Astari 22. Mu.~ammad Rizal, SH 23. Drs. D.P. Datuk Labuan
24. Sulaeman Tjakrawiguna, SH 25. H. Achmad H.M.S., SH 26. Soetomo
HR, SH 27. Drs. Syarifuddin Harahap 28. TGK. H.M. Saleh 29. H.
Adnan Kohar S. 30. H. Djamaluddin Tarigan 31. Drs. H.M. Zarr~oni
32. Drs. Ruhani Abdul Hakim
ANGGOTA PENGGANTI :
7. K.H. Djoha.n Muhari 8. Suwarno, SH 9. Umbu Remu, SH
10. Sarlan Adisucipto 11. H. Achsyid Muzhar 12. Dra. Ria Rumata
Aritonang 13• Suparno Hendrowerdo~o 14. Suparman Adiwidjaja, SH 15.
K.H.M. Ali Jafi 16. Drs. H. Atabik Ali 17. Bachtijar Soetijono
Pemerintah :
1. Ismail Saleh, SH ~Men.Kehakiman) 2. Indroharto, SH Staf 3.
Djoko Soegianto Staf 4. Anton Soedjadi !Staf 5. Roeskandi Staf 6.
Suryono Staf 7. Soebyantoro Staf 8. H. Roesli Staf 9 . M. Saleh
Bakaris(Staf
10. Sudibje Saleh,SH (Staf 11. Sahirno s. (Staf 12. Zulfikar
~Staf 13. Abdul Wahid. Staf 14. Muchtar Rosyidi Staf 15. Sudjadi
(Penghubung) 16. Ridwan (Penghubung).
KETUA : . . . . . . . . . . . .
-
-3 -
KETUA (A. BARAMULI, SH): Assalamu'a1aikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Saudara Menteri selaku Wakil Pemerintah, rekan-rekan Ang-
gota Pansus dan badirin yang kami hormati, rapat Pansus pada
hari ini telah dihadiri )6 Anggota dari 57 Anggota, dengan
de-
ngan demikian telah memenuhi Peraturan Tata-tertib Pasal 99
a-yat (1) dan (2), atas dasar itulah perkenankalah kami membuka
rapat kerja dengan resmi yang dihadiri oleh Wakil Pemerintah
...
yaitu Sa.udara Menteri Kehakiman dan dinyatakan dibuka dan
ter-
buka untuk umum.
Salam sejahtera " Merdeka "•
Saudara-saudara sekalian, avara kita pada hari ini sebagai
mana telah disampaikan kepada hadirin, sesuai dalam undangan
yang diterima dilampirkan juga acara rapat-rapat dari
Panitia
Khusus sampai tanggal 22 Nopember 1985. Didalam undangan telah
disampaikan bahwa pada hari ini rapat
kerja Pansus DPR-RI dengan Menteri Kehakiman akan
dilaksanakan
pada hari Sabtu tanggal 16 Nopember 1985 sampai dengan Jum'at 22
Nopember 1985, waktunya sesuai dengan Peraturan Tata-tertib.
Bari in~ sampai dengan jam 1).00 bilamana ada permbahan
dapat
kita bicarakan bersama.
Acara yang ditetapkan adalah RUU tentang Susunan Kekuasaan
dan Acara Mahkamah Agung. Menurut jadwal yang telah
disepakati
bersama, maka diadakan acara :
1. Uraian pengantar pembahasan oleh masing-~asing Fraksi
2. Jawaban Pemerintah/tanggapan.terhadap pengantar
pembahasan.
3o Ketua Pansus memberikan kesimpulan-kesimpulan untuk
memastiki
materi dari Daftar Isian Masalah.
Saudara-saudara sekalian,4pakah_dapat disetujui ca.ra pemba-
hasan acara ini ?
( Rapat setuju )
Terima kasih, baiklah kami mulai dengan acara pertama yai-
tu Fraksi ARRI.
FRAKSI ABRI { SOEBAGIO, SH ) : • • • •
-
lllswAN PERWAKILAN RAKYAT R.I · • , FRAKS I ABRI
KATA PERGA.MTAR FR.AKSI ABRI. ATAS .
RANCANGAP! UNDANG .. UNDANG TENTANG
SUsuNAN, KEKUASA.AN µAN ACARA MAHKAMAH AGUNG
Aasalamu'a1a1kum Varakhmatnl]ah1 Wabarakhatuh•
Yang ~rhormat Sa':ldara Ketua Sidang1 Yang terhormat Saudara
Menteri ltehak2man selaku wakil Pemerintah beserta Stat, Para
Anggota Panitia Khusus Dewan Perwakllan Rakyat yang ter-hormat,
Sidang yang kall1 J1Ul1akan.
Terleb1b dahulu aarllah ldta panjatkan puji syukur ke badirat ..
!uhan Yang Maha Esa ataa llmpaban rakhmat dan karunia-Nya ae-hingga
kita sekallan dapat mengbad1r1 Sid.ang Penitia Khusua yang akan
membabaa Rancangen Undang-und.ang tantang Susunan, Eekuaaaan
. ' den Acara Mahkamah Agung 1n1 dalaa keadaan aebat
wal'af'iat.
Selanjutnya ter1ma kasih.kami ucapkan ataa kesempatan yang
dibe-rikan kepada Fraksi kaa1 untuk aenyempa1kan Kata Fengantar
atas Rmieangan · Ondang-undang tentang Susman, Kekuaaaan den Acara
Mah kamah Agung yang bari 1n1 memasuk1 Pembicaraan Tingkat llI.
Dal.am kesempatan 1n1 Fraksi kam1 ingin menyampaikan penghargaan
kepada. Pemerintah yang telab memberikan keterangan-keterangannya
yang sangat.berharga dal.am menganterkan RUU tersebut pada tang-gal
28 Agustua 19BS. Fraks1 kea1 percaya behwa dalam ~empersiapkan RUU
.1n1 Pemerintah te1ah berusaba sungaub-sungguh mengumpulkan
ae.sukan yang panting
I aebagai •••••••••
-
_j_
·aebagai bahan pertimbangan guDa.pmiyusunen RUU tersebut. Dalaa
pada 1tu. tugaa·aemua Frelts1 dalam Dewan 1n1 'berkewaj1ban
aempelajari dan membahasnya aecara mendalam dan kemudian merumua
kannya bersama Pemarintah, sehingga RUU teraebut menjad.1 prod.Wt
legial.atu·yang benar-benar aenampung asp1rasi masyarak&t.
Sidang yang mulia,
Mabkamah Agung sebaga.1 Pengadilan Negara Tert2ngg1 d1 ·
Republlk
Indonesia harua menceradnkan wibawa dan martabat kekuasaan
keha-kt•an agar tetap berdiri tegak seb~a1 kekuasaan yang merdeka
dan aempu_menopang tegaknya hukum serta kead.ilan berdasarkan Panca
sila.demi terselenggaranya Negara Rukum Republilt IndonesJ.a.1 yang
llt!Djamin tegaknya h~ yang·berwibawa, aenjamin adany~ ~paat1-an
hukum, meaenuhi rasa kead1lan,_. aerta mellndungi d.an
aangayomi
. . .. ' . . .. seluruh rakyat. .
. • • • t •
Jaranya Pemerintah aependapat dengan Frakai kam1 babwa untuk
Ile-· Wjudkan. pr1nsip teraebut di atas balk ~bebaaan Bak~• dalam
me-me~ikaa .. dan meautua perkara menurut keyaktnan aend1r1 maupun
ka-
. · r1ernya, .perlu dijamin. Di de1lam.pelak&anaan pembimlan
den pe-
. ngawaaarl terbad8.p bakSm d1.·b1dang yim.g_ be~llat non
yud1.sia1 oleh Departemen Kehakt•an dan pamb.!naan danpengswaaan
cU. bidang yua-ti.&ial-oleh Mabke!QDb Agung ~am1nan kebebascn
itu harua tetap 11an-tap. Frakai ltaJid. mengharapkanhenrietnya
peleksansan pengavasan dan pem b.c naan cleh Mabka=ab ~-ung dale
.bidang yustisial !n1 · dapat men-
. ~angkau para Hakim d1 semu8 llngknngan peradllan.
Fraksi ABEU menyadari aeperumnya bahwa kemand~rian: ffak'• dalaa
aelaksanakan kekuaaaan kehakiman ~ me~ka •. beba~ dan obyek-til,
aengharuskan ditentukannya. ·syarat-syarat yang cukup. berat bagi
pengangkatan searang Hakim. Di da1am me1aksanakan tugasnya aeorang
Hakim dituntut memil1k1 kemampwm_protesional, keme.tsng-an
inte1ektual. dan 1.ntegr1taa moral yang aantap.
I Secara •••••••••••
-
-Ii-s.cU-a khUSUS dan terutama bag1 pengangkatan HalcS• Agung
yang RUtJ nya kita babaa aekarang 1n1t· .persyaratarmya tentu lebih
berat ~ ketat agar para Hakill Agung kita benar-benar berbobot
karena ke-dudultan Rahkaaah Agung aerupakan benteng terakhir .bagi
pencari ke adilan. Pelak•anaan kekuaaaan kebakt•an d1 negara. k1ta
t1dak lain adalah dalam rengka meWUjudkan tu.')uan nasional dalaa
bidang pembangumm hukua. Jadi ~elaa1ah bahva pelaksanaan kekuasaan
kebak1man 1tu aend1r1 ada1ah~pengaulan Pancaslla dan memang harUs
demikian ka-l'ana· Pancaslla itu ada1ah aumber-. aegal.a sum.ber
bukum.
WD194$ tidak ~ s1et!m pemerintabeD yeng didaaerkan ataa ajaran
pamisahan kekuasaan, tetapi sJ.etim pemerintahaa yang .....
perllhatkaD peabag1an kekuasaen dele kelm••aen legi:le.t1f,
keku-asaan_ eksekutil dan kelmasaan yudiketi.f. Wa1aupun ~-am
pembagian kekuaaaan itu ·aet1ap lembaga negara su-deh mempunya1
tugas tertentu, nemm de1am sistim pemerintahan k1-ta d.1mungk1nkan
adanya.kerjasama antar 1embaga negara •.
·-· ··- '
Frsks1 · kam1 1ng1a mengutip sambutan Bapak Presiden pada waktu
me- · nerim8 para peserta Rapat · Kerja Gabungan Mehkamtth ~..mg •.
Departe-men ltehakjwan, ltejaksaan Agung·dlm Kepolls!en Republlk
Indonesia pada tanggel 22 Maret 1984 di Iataua Negara, yang
menegaskan an-.·
. tara lain sebagaJ.:_ beriltut :
u t1ndanl! Undeng Dasar kita mmegasl:an bah,,a ltek'.iasaan ·
kebek!man adnlah k.ekua.saan ynng.merdeka, srtinya terlepa.s dari
pengarub ke-kuasaan Pemerintah. Welaupun d.em!k!e.n, hal itu aama
sal:al.1 t1dak berarti bahwa antara kekuasaan kehaldJnan dan
a,parat·pemerintah un tuk menegakkan hukua tidak bole~ eda
hubunsan. Antara kednanya justru barwJ d1kembangkan kerjasama untuk
menja-min keberhaallan pembangumm bangaa dal.o art1 ae1uas-luasnya.
~entu aeJa d.alaa mengembanglam kerjaamaa tadi, ·kedua-duanya harus
teguh aenja1anlcan weneng dan tugas maaing-masing seperti yang
d1-~ukkan dalam Undang Undang Daaar dan Undang-undang.
I Dan memang •••••••
-
-f-Dan aemang demildatll·ah, dalam pemlldran kehidupan
kenegaraan k1 ..
ta aemua leabe.ga haru~ aallllg bekerja as.ma erat,
.denganaasing-•a•ing me1l3alankan wenang dan.tugaa
kon.st1tusionalnya •. Hal 1n1 perlu kita perhatikan henar-beilar
karena seluruh pemikir an dasar mengenai keh1dupan kene_garaan den
kebangsaan k1 ta sepe-nuhnya d1aemangat1 oleh jiwa keke1uargaan.
Hal-ha1 tad1 3uga per1u aaya ingatkan agar jangan sempai timbul
salah pengerUan atau sal.ah arah, seolah-olah rapat kerja gabung an
aeps:rti 1n1 la1u menpb\.trkan t'ungs1, tu..ctss den wenang
mas1ng-mas1ng. -4 Im. ~ting disad.srl oleh semua ~.
le'b1h•leb1h.supeya. masya-~t janpm. .asmpa1 salah pabam k.arena
tidak e.da lag! jM\inan ba g1 kekuasaan kebak1man yang hanls
berd.1r1 bebas daleDl menjatuh-kan. putugan _ yeng seadil-adilnya
berdaa~kan hukum "•
Dari penegaaan Bapak Presiden tersebut il atas. 2 bal./prins1p
yang dapat k1ta ~ik adalah · ·, ·
- . . . .
. 1. ~jasama den konsul taai he.rus dikembangkan.
2. Mas1ng-mas1ng menja1ankan wenang den tugas
konstitus1onal-
~ b~~kan tTUD.dan UU •..
R.edua prinsip ;-Gllg mendasar tersebut. n.'t!:berikan
gmllbaran. yang lebih jelas lagi bahwa k=kiissa&m yud.ikatif
dan ke:lwanaan. ekaeltu-tU Yalaupun barbec'aa tidal! -du.pat
d1p1sahken. Bai inilah. yang aenjadi s1k:ap den panda."\gan serta
menjad.1 pedo-mm Frek81 kmrd d&:lam aembabaa·auu ten.tang
swwnan, Xelmaaaan dan Acara Mahkamah Agung dan RUU tentang.swsumm.
dan Kekuasa&n Penga-. dilrm Dalo Ling~en Perad!lan Umua.
Sidang yang. mQ i a,
Seteleh sidang yang mulia mengetahui secant ge.'"ia bes.er
panclang ..
an Fraksi kami, perkenankanlah kami aekarang memasuk1 materi RUU
tentang Suauru.an, Kekuaaaen dan Acara Mehkamah Agung1 meskipun da
lea kesempatan 1n1 Fraks1 kam1 hanya akan mengemukakan secara ~
kok-pokok saja masa1ah-maaalabnya.
I aert1tik ••••••••
-
Bertitik tolak pad.a Pemandengen U.. Frak&i A13RI JBD1 te1ah
di• bacakan dalaa Rapat Paripurna DPR-RI pada tanggal. 17 September
·198S, Frakai kam11ng1n aenggar1a.bawah1 pendapat/pandangan yang
telah d.1kemukakan1 yaitu -tentang :
1. Syarat--syarat pengangkatan lhudm Agung. Rumuaannya dalaa
Pua1 6 butir a RUU menyatakan i • ber13auh SarjanaHukum atau
Sarjana 1a1rmya yang ID8Jlpu-nya1 keabllan di bidang hukua perdata,
hukum pidana dan·atau hukum tata uaaha negara •.
Pa.sal 7 ayat (1) RUU menyatakan. i • Hakim Agung d1angkat oleh
Presiden aelaku Xepala Negara diantara Hakim pengadilan dar1 aemua
lingkungan peradilan •• • • • • • • clan seterusnya.
Penjelaaan Pasal 1 ayat (1) meriyatakan '· " Apabila seorang
ca1on beraaal dari llnglamgan Perad1lan Agama dan Per&dilan
Militer maka Menter! yang bersangkutan. . baru.a di dengar
pends.patnya •.
Dari uraian di ataa jelaa1ah bahwa Hak1• dari linglnmgan Per
adf.lam Agau d.an Hakim dari. Peradilan Millter dapat d1calou kan
me~d1 Hakta .Agung. Oleh karemmya Fraks1 kam1 berpendapat bahwa
dalam Paaal 6 butir a perlu-d1tambehkan aatu sys.rat 1ag1 yaitu
mempunya1 keahllan di bidang hukum agama.
Di dalam keahllan di bidang bukUm p1dana yang dillaks_udkan oleh
Pasal 6 butir a sudah tercakttp keehlian d1 b1dang hula.Im (pidana)
m1llter. · Rengenai persyaratan daln pasal 6 butlr d• Fraksi kami
meng anggap perl.u d1tambabkann78 syarat •bertaqwa kepada 'fuhan
Yang Maha Esa", d1samp1ng jugs syarat-syarat la.in yang harus
d1pem2hi aebagetmena diuraikan dal.am ~elaaan Umum but1r b dar! ·
ut1 No 14 tahun 1970.
I 2. Pasai •••••••
-
2(j Paaal 7 ayat (1) RUU aenyatakan antara lain. bebwa
pencalon-en Haki• Agung diajukan ol.eh Ketua Mabka•ah Agung den
Men-teri Kebaklman kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
sel.an-jutnya diwsulkan kepad.a Presiden. Dengan menunjuk kepada
Paaa1 32 tJU No. 2 tahun 196.$ tentang Suaunan daD Kedudukan MPR9
DPR dan DPRD1 serta apa yang te-l.ah dilak&anakan oleh DPR
bingga aekarang mengenai penca1on an Hakim Agung1 .Fraka1 kam1
berpendapat agar DPR sebaga1 Lembaga Ttngg1 Negara dapat juga
menguaulkan (dal.am art1 bu kan hany8 menerwakan usul) calan Hak1JI
Agung kepada Preaiden. Karenanya nunusan Paaal 7 RUU per1u di
taabah dengan 1 ayat :lag1 guna. menampung penman DPR tersebut.
J. ~ RUU ditetapkan adanya Sekretaria Jenderal yang se~ gu.s
adalah Panitera Mabkamab Agung. In1 bararti· bahwa seorang
mempunyai jabatan rangkap di da-le.JI satu lembaga yang bidangnya
berlainen. Pad.a prinsipnya Frakai kam1 aexlganut pendirian bahwa
permis_ kapan ~abaten, 1eb1h-1ebih perangkapan jebatan pada pos1a1
yang tanggung jawabnya emat besar seperti pos1s1 Sekretaria
Jenderal dan Panitere Mehkamah .A.gt.mg, ban1a d1}dnd.ar1..
Dalam pada 1tu .Fraksi ka1 aenyadari bahwa.oleh karena Mab-kenub
Agung mem.yJnya.1 organ!sas1, adm1n1stras1 dan keuangan
- teraendiri Yang terpisah dm-1 11dwtn1strasi den keuangan
De-partemen Ke~man, maka d1pe~lukan adanya unsur pe1ayanan yang
menangani adminiatrasi dan keuangann.ya. Sebagai Lembaga Tingg.1
Negara, vilja.rlah apabila Mahkemah Agung mempunyai sebuah
Sekretariat Jenderal -yang berfungsi -aebagai unsur pelayanan, akan
tetapi meng~ngat fungsinya tersebut, tid.ak tepatlah
apabila_Sekretariat Jendere.l d1-atur dal.aa RUU Susumm., Kakuasaan
dan Acara Mahkamah Agung. Dengan ura1sn tersebut di a.ta.a, Frakai
ABRI berpendapat bah wa perlu adanya ayat tambahen pad.a Pasal 3
yang menentukan bahwa·Mabkemah Agung mempunya1 Sekretariat
JenderBl. aebagai unaur pelayana.ri yang organisasinya d1atur
teraendiri.
I 4. Mengenai •••••••••
-
..
-//; .. ~ Mengenai fungsi pengawasan oleh Mabkamab Agung, Fraka1
ABRI
banya akan aeabataainya pada rumuaan Pasal 3S ayat (S). Pasal 35
ayat CS) RUU berbunyi : •. Pengawasan aebageiaana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat· (2) tidak bo1eh aengurang1 kebebasan hak1m dalam
memeriksa dell umutus. perkara •. Frakai kami berpendapat, setel.ah
menellt1 bunyi ayat (3) dan eyat (4) Pasal 3S RUU, bahwa kewenangan
Mshkamah Agung untuk memJnta keterangan tentans hal-bal yang
bersangla.ltan dengan
· tehnis pere.d!l.en serta meaberikan petur.tjuk, tegoran atau
pe-ringatan kepada pengadi J.an dar1 aemua. llngkungan.
peradilan
aeru.p~ kewenangan yang masih berk&itan dengen ~si pe-, · ·
. npwesan teraebut, · den kerenanya ays.t· (3) dan ayat (4) di-
·
masukkan de1am nmu.san ayat (5) sehingea ayat 1n1 berbmlyi 1 ·
-~· Pengawe.s!ltl den kewcmangan zebo.ga1mana dima.kaud -dal.am
.ayat (1) · •/d eyat (4)• tidak boleh mengurangi kebebasan hak1m
da-lma raeaerikse. den· memu~ perkara menun."t keyakSnan sendiri.
•
: : . : . . -~ . . ... ..
1ten~ Bak. MensuJ·1 _,~ ~. Fraksi ~BRI pada p:rin-. : sipnya
dalam aem~ya berpedomsn dan me1endas1 pendapat-.
nya selain pada W Ho. 14 tabun.19701- ~uge. ·pada Xetetapan
.MPR-ai No •. III/MPR/1918 tenteng Kedudukftn.dan.Hubungan ~ata
x.er3a· Lembaga Te~ Negara dengan_ atau enter ~bagalembaga 'f1ngg1
N•gara.1 Paaa1 11 ayat (4) yang berbunyi : .• Mahkamab .A.gung
mempunyai wewens.ng mtmguji seeara materiil henya -terhadap
peraturan-perature.n perundangan di bavah tJn-da.ng-undang ••
Materi Pasal 39 RUU menurut Fraksi kam1 sud.ah s~as de-ngan
saater1 yang diamanatkan Pasal 11 ayat (4) TAP MPR-RI Ro.
III/MPR/1978, nsmun Fraksi kami_renganggap mas1b perlu adanya
penegasan dalam rumuaan penjelesan paaal 1n1 tentang is1 dan jiwa
TAP MPR tersebut.
·6. Mengenai kerjasama dan konsultasi, Fraks1 kal11 menggaris
ba-vahi apa yang telah dikatakan oleh Bapalc Presiden sebagai-mana
telah kam1 uraikan pada bagisn aval Kata Pengantar 1n1
I d.an •••••••••••••
-
..
-11' -d.an menekanka.n kemball pentingnya ker.1asama dan
ltonsultaa1 1n1 terws d1t1ngkatltan dangan ... catatan. bahwa.
aasing- aasin& tetap teguh.JDen\jal.anken wenang dan
tugaa.konst1tua1onal.nya seperti yang di~ daimn-·und.~g
·unciM_·g-Dasar·dan un~·· .· dang-undango
Saudara ltetua Sidang, Saudara Menter! Kehakiman dan Sidang yang
kami mullakan.
Demikianlah Kata. Pengantar Fraksi ABRI ates RUU tentang
Susunan, . -
Kekuasaan den Acara Mahkamah .Agung. Semoga Ke.ta Penge.nter
1ni. bermantaat aebagai bahan pembabaaan o1eh PANSUS de.lea
pelBbicara-an tingkat III sekareng 1n1. · Hal-hal 1a1n yang be1um
kam1 utara-kcn .a.cie. Kata. Pengentsr 1.ni akan disampaikan peda
kesempatan ~~;- -pembahasmi meteri RUU 1n1. Menyadari pentillgnya
RW 1n1-dalam useha kita untuk menciptakan kerangka 1andase.n
me.sye.rak~t adil dan makmur berdasarkan Panca-alla 1 maka tegaknya
hula.Ill dan keadllan merupak~ salah satu aa-sarcn dan sekaligus
syarat yang penting; oleh karenanya Fraksi bmi dengan_rendah hati
mengajak Fx-aks1-trakai dalam PANSUS 1n1 aenyelesaikarmya dal.al:l
s.uasan.a keke1=,..gesn, s!.~l> keterbukaan dan k.esungguhan
Y'"4r..£ diji'ltai ~emang:it musyswarah untuk . ~akat• dan
dr..l.am. waktu yang telah r.J. ta sepakati here:.-.. Sekie.n dan
terlma kaaih, semogc; Tuban Ycmg v~~ Et.a. aelalu sae-llmpahkali
'X~ufiq dan Bidayah-r~;a · kepada k1 ta s~ sehingga k1 ta
dspet-~lesclkan tugs.a iil1 deng&n sebaik-~knya • .A:iien t
Wablllehitau.tiq val hidayeh Wassalamu'e.la.1kuni
l1arflkhm&tulleh1 \iabarakhaatuh.
JakL~, 16 November 1985 · Yan membe.cak.an,
A - 420.
-
- 12 -
KETUA :
Terirna kasih kei.:ada Frak.si ABRI.
Selanjutnya kami persilakan kepada Fra.ksi Karya Pem-
bangunan.
FKP (TAUFJK HIDAYAT, S.H.) : • • • • •
-
Pfil~GANTAR KATA FRAKSI KAHYA PEMBANGUNAN
DALAM NF~MASUKI PEMBAHASAN/PEI011BICAHAAN TII-;GKAT - III
RUU SUSUNAN, KEKUASAAN DAN ACARA MAHKAMAH AGUNG _,_ ______
~------------------------------------·----....... __ _
- Ass. \·ir. Wb.
- Saudara Pimpinan, Saudara Menter! beserta staf yang kami
hormati,
- Sidang Pansus, serta liakan.
para hadirin sekalian yang kami \ ' .
mu-
Pertama-tama kami bersyukur kehadirat Illahi, ya~g berkat
rakh-matNya hari ini bisa melanjutkan pembahasan memasuki
pembicara-an tingkat III HUU Susunan, Kekuasaan dB:n Acara Nahkaoah
Agung •.
Setiap kali .kita membahas s·l:latu rancangan undaD:g-undang -
seba-.gai sarana formal-yuridis untuk mengatur. suatu masalah
yang
· dihadapi saat ini, pada haltekatnya tercakup dua dimensi,
dimen-si masa lalu dengan segala cita-cita dan tuntutan yang
ter-kandung didalamnya,. · dan dimensi masa depan dengan segala
tan-tangan. yang diperkirakan. altan tampil dimasa mendatang. Kedua
dimensi te~sebut haruslah menjadi pertimbangan dan perhi-
- tungan bagi kita dalam merumuskan tiap keteiituan dari
undang-undang yang akan kita lahirkan.
\·
Dengan masa lalu .terkandung didalamnya cita-cita dan tuntutan
yang telah lama ber·kembang yang sampai saat ir4 belilm seluruh-nya
terwujudkan. ~alam bidang hukum cita-cita dan tuntutan itu berupa
kebutuhan terhadap berlangsungnya.kei:ertiban :tiw.kum,. ke-pastian
hukum dan keadilan hukum bagi masyarakat khususnya bagi para
pencari keadilan,. yang harus diduk.ung pula:oleh aparat pe-
. negak hukum yang bersih dan berwibawa.
Tuntutan yang demikian tumbuh sejalan dengan lahirnya.tekad Or-.
de Baru yang ingin melakukan koreksi terhadap berbagai
pe-·nyimpangan dalam pelaksanaan hukum dan· penyampingan·
terhadap
.' fungsi-f'ungsi . . . . . . . . . . . . . . . . .
-
fungsi-fungsi aparat penegak hukum dimasa sebel\.imnya, dan
ber-kehendak untu~ mengembalikannya kepada kemurnian .
pelaksB.!"'laan Undang Undang Dasar 1945.
Selanjutnya secara berangsur da.n. bertahap sejak kelahiran Orde
Baru telah dilakukan berbagai upaya pembangunan hukum, yang dalam
kerangka~ besarnya pembangunan tersebut adalah untuk .me-ngisi,
member! isi serta menjab~rkan ketentuan konstitusi bah-
. " \ . wa negara Republik Indonesia e~alah negara hukum.
Dalam bidang yang menyangkut penyelenggaraan kekuasaan
kehakim-an dan peradilan telah berhasil dibentuk berbagai ~dang-
un-dang seperti antara lain Undang-undang tentang Pokok-pokok
Ke-kuasaan Kehakiman (UU No.14/1970) dan Undang-undang tentang Hu
kum Acara Pidana· (KUHAP, UU No.8/1981).
Dengan demikian apabila.hari ini kita melanjutkan pembahasan
terhadap rancangan ':lildang-und~g tentang Susunan, Kekuasaan &
Acara Mahkamah Agung, maka sebenarnya kita melanjutkan -
kesi-nambungan upaya gntuk mewujudkan cita-cita ,te~tang hukum dan
keadilan dinegar4.kita dala.m rangka kembali kepada kemurnian
pelaksanaan Undang Undang Dasar 1945 sebagaimana menjadi cita-ci ta
Orde Baru.
oleh karena itu, maka tolok ukur setiap ketentuan yang akan di -
-
rumuskan mengenai penyelenggaraan kekuasaan kehakiman oleh
Mah-kamah Agung nanti haruslah sesuai benar dengan jiwa yang
di-kehendaki sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Undang Un-dang
Dasar 194.5.
Sidang Pansus yang kami hormati,
Menyangkut tantangan masa depan, maka setiap undang-undangyang
kita selesaikan haruslah mampu mendukung dan meni~gkatkan laju
pembangunan sekaligus menyelesa~kan masalah-masa~ah yang
di-timbulkannya. : '
Dal am bidang • - ••• ·~ ••. ~ ~ •••••••• ~' ,,.
'"
-
-~· ""' . ' '.1
.· -1~--
Dalam bidang hukum tantangan masa depan adalah baga~mana agar.
hukUIIi dapat benar-benar mendukung pembangunan yaitu membangun
manusia Indonesia .seutuhnya dan membangun masyarakat Indcnesia
selu~uhnya, sekaligus menyele.saikan masalah-masalah. blikuro yang
mungkin timbul karena makin tinggi perkembangan teknologi, ma-kin
luas _ki ta terlibat dalam berbagai pergaulan antar , bangsa dan
makin jauh kita menjalinhubungan mnternasional.
Dan sesuai dengan derap serta dinamika'pembangunan, setiap
pe-nyelesaian hukum itu memerlukan pemecahan yang cepat dan tepat.
Untuk menjawab tantangan itu, dituntut dari lembaga pemberi
ke-pastian dan-keadilan hukum suatu susunan, kekuasB.Bn, acara dan
administrasi serta pejabat penyelenggaranya yang mampu memberi-kan
cakrawala pandangan yang luas dan obyekti~ dalam
pertimba-ngan-pertimbangannya, disamping pert_imbangan hukum
semata-mata.
Sidang Pansus yang kami muliakan,
Adalah suatu hi.kniah bahwa rancangan undang-undang ini tampil·
setelah kita menyelesaikan 5 undang-undang dibidang politik, yang
essensi akhir kelima undang-undang·tersebut adalah: -·memantapkan
penerimaan Pancasila sebagai·satu-satunya asas·
dalam kehidupan bernegara, ber?angsa dan bermasyarakat.
Disatu sisi diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya
asas.me-rupakan. lompatan jauh kedepan dalam pola dan kerangka
berfikir bangsa, yang pada sisi lain membawa konsekuensi logis
untuk meningk.atkan tumbuhnya dinamika keterbukaan. Keterbukaan
itulah y~ng 4harus kita· jabarkan sebagai perilaku dan budaya
pa¥:tik bangsa yang paQ.a gilirannya harus mampu melepaskan diri
dari berbagai keterkaitan. pada nilai-nilai tradisi/kebanggaan
sempit {premordial) ·yang menghambat .·." ke-marnpuan bangsa dalam
~enjawab tantangan pembangunan·dan tan-tangan masa depan.
Dalam kerangka ••••••••••••••••• ,
-
:-;;t::iil" iif1P"
Dalam kerangka ber!'ikir yang demikianlah Fraksi Karya
Pemba.-ngunan memasu.k.1 pembahasan rencangan undang-undang ten~ang
Su-sunan, Kekuasaan dan Acara Mahkamah Agung.
Sidang Pansus dan para hadirin yang kami muliakan,
Atas dasar _pemil~iran sebaga-1 diuraikan dlmuka dan
menggaris-bawahi Pemandangan Umum Fraksi Karya Pembangunan terhadap
randangan undang-undang ini yang disampaikan tanggal 17 Sep-tember
1985 yang lalu,· maka sebagai pengantar memasuki pem-bahasan
tingkat III sekarang Fraksi Karya ingin mengajak un-tuk menelaah
dan mengkaji dengan segala keda~~an dan dengan penuh kearif an
setiap materi ·dan masalah dalam rancangan un-dang-undang ini
seperti antara lain :
- Masalah peranan DPR sebagai iembaga Demokrasi Pancasila:yang
ber£ungs1 untuk menampung dan menyalurkan aspirasi rakyat,
seyogianya sejak awal lebih tampak peranan dan partisipasi-nya
dal.am pengajuan para calon pemberi keadilan yai~u peng-
. - _) ~ ajuan calon-calon Hakim Agung.
- Masalah pengisian jabatan Hakim Agung sebagai jabatan pada . .
.
suatu lembaga tinggi negara yang akan memberikan kata akhir
tentang tuntutan keadilan dan kebenaran serta masalah hukum yang
menjadi proporsinya, hendaknya tidak terbatas sebagai · puncak
perjalanan karier seorang hakim saja, tetapi juga terbuka bagl
masuknya putra-putra bangsa terbaik lainnya yang memenuhi syarat
untulc mengisi jabatan tersebut, sehing-ga kehadiran Hakini Agung
yang demikian dapat diharapkan mem-~erluas cak~~wala pandangan dan
wawasan untuk memahami tun-tutan dan tantangan pembangunan dalam
setiap keputusan Mah-kamah Agung, disamping pertimbangan utama pada
segi hukumnya.
, : - Termasuk juga ••••••••••••••
-
-1-Termasuk juga masalah kasasii masalah pengawasan terhadap
pe-ngacara dan notaris serta masalah-masalah lain yang secara jelas
dan terperinci telah kami sampaikan kepada Sidang Pan-sus. yang
terhormat ini melalui Daftar Inventarisasi Masalah/ DIM Fraksi
Karya Pembangunan.
Saudara Pimpinan. Saudara l1enter1, rekan-rekan seluruh Fraksi
ya·ng kami hormati serta para hadirin yang kami muliakan,
Fraksi Karya Pembangunan ingin mengajak bahwa dalam memasuki
pembicaraan tingkat III ini marilah kita berangkat dar~ ter-minal
yang sama, marilah kita melangkah dari tekad yang satu yai tu tekad
untuk meningkatkan p.embangunan hukum agar kepasti-
an dan keadilan hukum secara akrab berada ditengah-tengah
ma-syarakat dan secara mantap berakar dilubuk hati rakyat. Insya
Allah, apab~1a kita te1ah bersatu tekad maka tidaklah su~ lit untuk
bermusyawarah·untuk mufakat dalam kita mencari alter-natit terbaik
merumuskan tiap ketentuan dalam undang-unda~g ini.
Akhirnya Fraksi Karya Pembangunan menyerukan, marilah kita
ja-dikan proses pembahasan undang-undang dibidang hukum imi
seba-gai ajang peragaan untuk 11mempertunjukkan11 kepada ,,..
masyarakat kemampuan kita sebagai wakil-wakil rakyat untuk melakuk~
mu-. syawarah dan mufakat sebagai pelaksanaan Demokrasi
Pancasila.
Terimakasih. Wabilahitaufiq Walhidayah, Wr. Wb.
Jakarta, 16 Nopember 1985
; - "1
-
- 18 -
KETUA :
Terima kasih Saudara Taufik dari FKP. Selanjutnya kami
persilakan dari FPP.
FRJ\.KSI PERSATUAN PEMBANGID~AN {DRSt..SYA.."l1.IFUDDDT
HAR.A-HAP) :
SaudA,ra Pimpinan Pansus yang saya horn'lati,
Sauda.ra-saudara Anggota Pansus yang sci.ya hormati,
Saudara Mentei-·i clan Staf yang kami hormati,
Seudara-sauclara hc.:1,d.irin sekaJ_ian yang saya horma ti.
Tr • .t....., • . ) .. 1 ; .-, ..!- 1-,.... J.'1..1. u~ !. !.
,_, ':::. 1,.,.L: .. :::'.:1 pv. j i dc:t:i. sy"'1J .. kur ke
hadire t Al.~~11 Su~~vi.-
•1 ... ~,1-, '!T:.i r:i~,_,;-.. -v1""''"'"'l• .;._:: .•. '. ll
.. -- ..... '"""CJ,..L d.' l- c.t;
.,.-,"')ry > ....... ~·. .i. • • ep. • ;:t, '1 ,.._ ..,
:}
-
--ff-.~.
PEMBAHASAN .. u.~M' (SINGKAT) FPP TERHADAP
RUU ... MAH KAM.AH AGUN G
Sdr. Pimpinan Pansus dan
An ggota Pans us Yth.
Sdr. Menteri Kehakiman dan Staf yanR kami honnati
Saudara-saudara hadirin sekalian yang saya ho:;rmati
Assa.lammualaikum Wr. Wb.
~ FPP telah menugaskan "Team _Pengkajian RUU Mahkamah Agung"
yang diketuai oleh
Sdr. Munasir dan Sekretaris, Sdr. Bachti ar Sutiono, untuk me
lakukan studi ke-
layakan terhadap gagasan RUU Mahkamah Agung, yang t.elah
disampaikan oleh Pe-
merintah beri.kut semua materi-materi yang disampaikan dalam
penbicaraan Ting-
k at I & II serta masukan-masukan materi dari
pendgpat-pendapat masyarak at dan
para.ahli. Fraksi kami juga menghargai penjelasan yang
blak-blakan dari Sdr.
M::mter:ii Kehakiman pada pertemuan FPP dengan Beliau pada
tanggal.- 13 Nopember
y .. l.
FPP pada kesempatan ini ingin menyampaikan pokok-pokok pikiran
dari usul-usul
FPP kepada Pansus ini, agar kita dapat menyempurnakan RUU
tersebut sehingga
mendapat predikat layak untuk dihmcurkan sebagai
Undang-Undang.
FPP mengakui bahwa memang tidak mudah tmtuk rnemahami kekuasaan
kehakiman se-
bagaimana dimaksud dalam UUD-45 ps 24 dan 25, TAP MPR No.
III/MPR/1978 dan
UU No .. 14 tahun 1970.
Predikasi tentang "Kekuasaan Kehakiman" yang dinamis
(berkenibang) memang cukup
rumi t, k arena
a. Prediksi tent.ang kekuas aan kehakiman ternyata saling
ber.hubtmgan dengan
beberapa variable independent yang significant seperti variable
M.A.,
Variable Department Kehakiman; Variable Kejaksaan Agung,
Variable Presiden,
Variable DPR dan Variable-variable y.ang ada di masyarakat
seperti : Pena-
sehat Hukum, Notaris dan Para Pencari KeaCiilan~
b. Sistim integralistik dalam pembinaan para hakim mengundang
kita untuk mern-
bahas RUU ini secara cermat dan mernerlukan kemampuan berfikir
strategis
yang tenttmya re latip lebih kuali tatip.
-
.. Dalam pengalaman kami membuat studi kelayakan tentang sesuatu
gagasan
maka bi la ki ta misalnya ingin membuat prediksi mengenai
kekuasaan ke-
hakiman, yang terbukti berhubungan dengan lebih dari satu
variable
independent yang significant, maka diperlukan kemampuan untuk
menerap-
kan metode analisa regressi multiple.
Sayangnya kekuasaan kehakiman tak bis a dinyatakan secara
angka-angka ·
(kuantitatip), sehingga rumus ini tidak bisa digunakan.
~
c. FPP setelah mendengar pendapat ·Fraksi-fraksi dan jawaban
pemerintah pa-
da pembicaraan .tingkat I_I, dapat memahami adanya
perbedaan-perbedaan
penilaian dalam m~nafsirkan pengertian kalimat demi kalimat dari
kon-
siderans, pas al demi pas al dan penjelasan pas al-pas al,
karena berla-
kunya "teori probabi 1i tas" (Teori kemrmgkinan) dari setiap
orang yang -
membacanya.
Perkenankanlah FPP pada kesempatan ini memberi tahukan bahwa
Fraksi kami. tel ah
siap ·dengan usulan-usulan penyempurnaan sebagaimana yang telah
~ami sampaikan
pada Pimpinan Pans us untuk dirnastikkan dalam daftar usulan,
dan FPP pun siap
untuk bermusyawarah tmtuk mufakat.
Adapun usulan-usulan kami ~'tfuantitatif tidaklah banyak, hanya
meliputi
(1) 8 (delapan) usulan yang menyangkut. 3udul, mengingat,
memutuskan dan
anak j udul.
(2) 33 (tiga puluh tiga) usulan penyemi>urnaan rumusan
pasa~.
(3) 3 (tiga) usulan pasal baru
(4) 13 (tiga belas) usulan penyempurnaan/tarnbahan penjelasan
pasal.
(5) 2 (dua) usulan pencabutan pas al.
FPP ingin menegaskan bahwa dalam pembahasan RUU ini kami tidak
akan menantang
voting~ karena selain percuma/kalah juga tidak. diharapkan oleh
Demokrasi .Panca- ·
sila yang lebih menghargai keputusan atas dasar musyawarah
untulc mufakat.
FPP telah berusaha untuk menawarkan rumusan-rumusan pada bursa
PansU.S ini de-
ngan tingkat Nilai Pasar Wajar (Fair Market Value) dan karenanya
diperkirakan
terjangkau oleh daya beli efektif dari Fraksi-fralcsi lain dan
pihak pemerintah.
P~.r~enankanlah saya sebagai juru bicara FPP menyampaikan
pembahasan singkat
mengenai materi-materi yang pokok untuk menj adi. bah.an.
masukan bagi Pansus ini.
-
1.
. '--' -
TENTANG PENGAJUAN RUU DI BIDANG PEMBANGUNAN HUKUM
Fraksi kami pada pemandangan umum telah mengajukan pertanyaan
dan harapan
yang menyangkut kalender legislatif nasional dan sebenarnya
mengharapkan
pemerintah mengajukan s~kaligus paket RUU yang terdiri dari RUU
Mahkamah Agung, RUU Peradi lan Umum, RUU Peradilan' Agama, RUU
Peradilan Mi liter,
RUU Peradilan Tata Usaha Negara dan RUU Hukum Acara Perdata .
..
Fraksi k ami si ap untuk bekerj a keras seki ranya pemerint ah
mengaj ukan tam-
b ah an RUU yang kami maksud, sehingga kita berusaha
menyelesaikan per -
Undang-undangan tersebut dalam mas a sidang DPR 85/86.
2. KEKUAS A/lN KEH AK IMAN
FPP menyadari b ahwa tidak mudah menj ab.ark an kekuasaan
:·kehakiman ber-das ark an
Paricasila. Kamipun sependapat bahwa kekuasaan kehakiman
.bukan1ah. berdiri
~endiri, ~etapi merupakan Sub S'istim dari Sistim Poli tik
Nasional.
Sistim Integralistik dalam·pembinaan para hakim, haruslah
~iartikan bahwa
kedudukan hakim demikian pentingnya; sehingga perhatian dan
keinginan tm-
tuk mernperlancar tugas-tugas para hakim, khususnya dari pihak
pemerintah
adalah waj ar.
Dalam RUU yang sedang kita bahas ini FPP berpendapat bukanlah
terutama
tmtuk menonjolkan kekuasaan H-akim, 1c-arena sistim politik
nasional yang.
berdasarkan Pancasila tidak memberikan peluang bagi kekuasaan
yang absolut - .
termasuk kekuasaan kehakiman. Fraksi kami berpendapat bahwa
dengan RUU
ini kita berusaha mtuk menjabarkan pasal 24 dan 25 UUD-45 dan
pasal 27
ayat 1 yang memberikan jam:i.nan bahwa : "segala warga negara
bersama '.·
kedudukannya di dalam h~um dan pemerintahan dan wajib .menmj ang
hukum
dan pemerintah i tu dengan tidak ada kecualinya". _
Demikian pula kita bersama sependapat bahwa TAP MPR III/MPR 78
dan UU
No. 14 t ah un 19 70 . j uga menj adi 1 andas an b agi RUU
i.ni.
Kesemuanya pasal-pasal UUD-45. TAP MPR dan UU No. 14 tahtm 1970
akan men-
j adi. fondasi bagi pasal-pasal dalam UU ini dan karenanya
pembahasan yang
menyangkut judul, konsideran dan mengingat hendaknya dapat
disepakati
sebagai pokok atau hal_-hal yang mendas~r yang perlu dibahas
dengan baik
dalam istilah ekonominya "b agi an ini" merupakan materi yang
mah al.
Kedudukan Mahkamah Agmg dan Para Hakim Agung harus jelas dan
tegas di-
atur dalam UU ini agar dapat melaksanakan ftmgsinya dengan baik
dan ma-
teri ini juga mahal harganya.
-
-1i-- -
. . Oleh karena i tulah ada usul-usul penyempurnaan dari FPP
untuk mengeliminer
"tuduhan-tuduhan sementara" tentang adanya campur tangan
executif terha-
dap kekuasaan kehakiman '·
Sebagaimana telah kami kemukakan kalau kita tidak pandai-pandai
merumµskan
pasal-2 . yang rnenyangkut hubungan M.A. - Dep. Keh.akiman -
Presiden, maka
bisa timbul penafsiran-penafsiran yang macrun-macam .
. 3. SUSUNAN MAHKAMAH AGlNG
Mengenai Pimpinan M.A. sebagaimana diatur pada pasal 4 ayat ·1
RUU Fraksi
kami berpendapat bahwa pimpinan yang terdiri dari Ketua, Wk.
Ketua dan
beberapa Ketua Muda adalah sudah baik dan memang pada M.A. tak
perlu ada "'
Ketua lhnum. FPP hanya mengharapkan agar dapat ki ta
musyawarahkan tentang
pembidangan dari Ketua Muda dan apakah tidak sebaiknya jumlah
Hakim Agung
(minimal dan maksimalnya) j uga di tentuk an pada RUU ini.
4. PERSYARATAN MENJADI PEJABAT-PEJABAT PADA MAHKAMAH AGUNG
Dal am berb ag ai pas al tent ang pen gap gk atan pej ab at-pe
jab.at dalam lingkungCl?
Mahkamah Agung terdapat perbedaan-perbedaan. Tentunya mengenai
persyarat-
an pendidikan, umur at~u pengalaman waj ar ada
perbedaan-perbedaan J tetapi
persyaratan-persyaratan yang prinsipiil sepert:l Warga Negara
Indonesia,
bertaqwa kepada Tuhan Y~M.E., se.tic! fcepada Pancasila dan
UUD-45-merupakan
persyaratan yang mutlak~bagi semua jabatan. Oleh karena itu
beberapa pasal
mengenai persyaratan menjadi pejabat dalam lingkungan peradilan
umum,kami
usulkan untuk disempumakan.
Mengenai persyaratan pendidikan, FPP mengharapkan agar
kesempatnn bagi
merek~ yang mengikuti pendidikan huktnn non-gelar jilga
terbuka,.agnr kitn
-tidak terlalu menonjolkan gelar S.H. Di samping itu perlu
penegasan bah-
wa sarjana-sarjana IAIN Jurusan Syariah. pada Peradilan Agama
yang bertitel
Drs juga mendapat peluang tmtuk menjadi Hak1m.A~g;
5. JABATP>N RANGKAP YANG DILARANG
FPP sependapat dengan pemerintah bahwa dalam RUU ini perlu
ditegaskan
jabatan-jabatan yang dilarang 1mtuk dirangkap oleh para pejabat
peradilan.
__ ; _ .. Dalam rangka ini FPP ingin menyarankan agar para pej
ab at peradilan juga
hendaknya dilarang tmtuk menj adi anggota atau pengurus darL
O.rpol sebagi-
mana dimaksud oleh UU no. 3 tahun 1985.
-
. '
FPP khawatir bila seor~g Hakim Agung yang masuk PPP dianggap
tidak obyek-~
tif bila mengadili perk_ara kasasi, seorang yang kebetulan
anggota/pengurus
FPP · dan ci tra h akim-- se cara kese luruh an akan terganggu
akib atnya.
Lagi pula bila Hakim Agtmg misalnya menjadi anggota PPP bisa
terganggu
pekerjaannya memikirkan soal intern organisasi yang belum
ruktm-rukl.Dl.
FPP juga berperidap·at bahwa perlu adanya penjelasan pasal
mengenai larangan
j abatan tersebut agar jel~ pengertiannya.
Dalam kesempatan ini kami juga menghimbau agar terhadap
hakim-hakim yang
ada sekarang setelah berlakunya nanti UU ini agar dinilai
kembali, apakah
memenuhi syarat-syar~t tersebut. Jadi bukan untulc Hakim Agung
yang baru.
saj a atau calon Hakim .Agtmg.
Kita pernah mengalami masa kekurangan Hakim Agung, sehingga
mtmgkin saja
kita kurang selektip.
Dalarn usaha untuk menegakkan citra Hakim Agtmg, maka seleksi
kembali ada-
lah perlu. Mungkin saj a nanti dari hasil seleksi terdapat
mi.salnya Hakim
Agtmg yang berbakat dagang dan bis a disalurkan ke B .U .M.N .
.! t II 1 lm
~.;.gcc~~1~11s~:~~g~s~m~e~ar-iM~Llli~$1h¥~$>~~~·~:ri~.~~~~~"...il.e.!!~~J!t~Sllf2e:Pfiitt~~'~~~·~w~c~et!E;;-:wrg:::z;~~1~•5s~i~J
.. ga...
~17?± l ••
. i
6. Sebagai pej ah at peradil~, maka FPP beipendapat bahwa
seyogianya sumpah/
j anji yang diucapk an bunyinya sama dengan bunyi
sumpah/kalirnat-kalimat
yang ditentukan dalam UU No. 14 tahun 1970, karena yang
bersangkutan sudah
dis ump ah dal am keduduk annya seb agai Penagawi Negeri.
7. PEMBERHENTIAN
a. Pemberhentian dengan tidak hormat
Terhadap Ketua, Wk. Ketua dan Para ·Hakim dapat diberhentikan
dengan
tidak hormat dan sebelurn dibe:rhentikan dengan tidak hormat
dapat di-
dahului dengan pernberhentian sementara.
Pas al 11 ayat 2 dan pa.Sal 12 ayat 2·- dapat dl. tafsirkan
bahwa yang ber-sangkutan dapat 2 kali kesempatan membela diri di
hadapan Majelis Ke-
hormatan.
FPP ingin menanyakan pendapat peIIlerintah bagaimana penafsiran
yang
sebenamya, karena FPP berpendapat cukup satu kali saya hak
mernbela
diri, yaitu pada saat sebelum diberhentikan sementara dan bila
pern-
belaannya ditolak oleh Majelis Kehormatan, maka otomatis
dikukuhkan
pemberhenti an tidak dengan honnat.
-
-if ..
Seseorang Hakim Agung yang dibernentikan sementara perlu ada
batas
waktu pengerti an sementara it? misalnya 6 bul an dan bi la
Majelis
Kehormatan berpendap~t.yang bel".sangkutan tidak bersalah, maka
y.b.s.
dikembalikan pada jabatan semula.
b. Pemberhentian para pej ab at pada Mahkamah Agt.mg oleh FPP
diharapkan
dengan keputusan-keputusan Presiden atau Menteri Kehakiman
tergan-
ttmg dari kepangkatan/golongan menurut P. G.P .N.
c. Pengunduran diri
FPP sangat menghargai j awaban pemerintah yang ~negaskan
bahwa
"Pemerintah sangat ·menyetujui pendapat FPP mengenai
pemberhentian
dengan honnat para hakirn _atas permintaan sendiri dengan alasan
b~
wa hakim yang bersangkutan tidak berhasil menegakkan hukum
dalam
lingkungan rumah tangganya sendiri"
Sebaiknya hal ini dimuat dalam rnemori penjelasan.
Bo PENASEHAT HUKUM ~-
FPP berpendapat b ahwa Penas'ehat Hukum memang terlib at dan
be:rkepentingan
terhadap peradilan. Tenttmya kami sependapat bahwa Penasehat
Hukum sebagai
profesi yang berdiri s~diri perlu diatur dengan UU dan dal.am
keterkaitan-
nya dengan kekuasaan kehakirnan, FPP perpendapat bahwa Mahkamah
Agun:g ·". · . . sebaiknya melakukan evaluasi/penilaian saja
terhadap penasehat hukum.
Perkataan pengawasan pada pasal 40 RUU dapat menimbulkan kesan
kurang
mandirinya profesi ini dan sebaiknya peranan organisasi
Penasehat Hukum
turut menjadi pertimbangan ata~ sanksi-sanksi yang akan
dijatuhkan.
9. HAK MENGUJI PERATURAN PER UNDANGAN-UNDANGAN. DI B ~AH UNDAN
G- UNDANG
Pemerintah dalam penyusunan RUU in:i, ~endasarkari pas al 39
RlfiJ pada UU No .14
tahtm 1970 pasal 26 dan hal ini dapt dipahami oleh FPP _karena
UU tentang MA
--·- .. adalah merupakan UU pelaksana dari UU No. 14 tahtm
1970~
Fraksi kami berpendapat perlu diperhatikan adanya TAP MPR
III/MPR/1978
ps. 11 yang berbunyi ayat 4
"Mahkamah Agung mempunyai wewenang menguji secara materiil hanya
terhadap
peraturan per Undang-tmdangan di bawah lhdang-Undang.
Tap MPR ini tidak membatasi hale menguji M.A. terbatas pada
perkara kasasi.
-
-$-. '
Perdebatan para ahli mengenai mana yang harus cliikuti UU No. 14
tahtm
1970 atau Tap MPR III/MPR/1978, akan memakan waJfu dan FPP
berpendapat
bahwa sambil menanti sidang MPR hasil Pemilu 1987 sebaiknya "Hak
menguji
M.A." ini statusquo dan ps 39 RUU M.A. sebaiknya tidak
.diinasukk·an · dalam
RUU ini. M;!nurut hemat kami masih banyak hal-hal lain yang akan
dilimpahkan kckua-
saannya pada M.A. seperti kasasi atas putusan peradilan
A:rbitrase dan
karenanya nan ti saja hak menguji _ini diatur lebih lanjut
berd~_arkan · UU
yang lain.
10. PEMBINAJiN MENTAL/KERCHANIAN
Pada penjelasan atas UU No. 14 tahtm 1970 tentang
ketentuan-ketent:ian
pokok kekuasaan kehakiman penjelasan umum ayat 6 antara lain
clisebutkan
"Sedangkan sebagai syarat bathiniyah kepada para Hakim dalam
menj alankan
keadilan oleh UU ini diletakkan suatu pertanggungan j awab yang
lebih be-
rat dan mendalam dengan menginsya:fkan kepadanya, bahwa karena
sumpah ja-
batannya dia tidak hanya bertanggung jaw ab kepada hukum, k~ada
diri sen-
diri dan kepada rakyat, tetapi juga bertanggun~ jawab·kepada
Tuhan Yang
Maha Esa, yang dalam Undang-lbdang ini dirumuskan dengan
ketentuan bahwa
peradilan dilakukan "Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa11 •
. .
FPp berpendapat bahwa mtuk memenuhi harapan ini perlu adanya
semacam
"Pusroh" dalam organisasi M.A., sep~rti yang terdapat pada
Angkatan Ber-senj_ata dan Polri.
11. Pasal 82 RUU Mahkamah Agtmg memberikan pengecualian yang
tidak memerlukan
surat perintah Jaksa Agung seperti dimuat dalam ayat a, b dan c.
FPP ber-
pendapat bahwa perkataan disangka pada ayat b dan c bis-a
terlalu luas ar-
tinya dan memberi kesan yang kurang enak bagi para Hakim.
Apakah tidak sebaiknya ayat b dan c disempumakan. agar Jaksa
Agtmg juga
bis a lebih j elas wewenangnya.
12. KATA PENUTUP : Pendapat FPP dan usulan-usulan FPP sudah
diperhittmgkan
tidak akan mengganggu stabilita.s poli tik · dan··keamanan serta
persiapan-per-
siapan untuk mensukseskan Pemilu 87 sehingga Pangkopkamtib dan
Mendagri
menurut Intelegen Estimate yang dilakukan spio1:1-spion FPP
diperkirakan
ak an senang dengan sikap-sikap FPP yang s ah.
--··-·Seki an dan terima k as~.
Wassalammualaikum wr. wb.
Jakarta, 16 Nopember 1985
JURU BICA~P
~d Drs. Syari~ Ha~p
Anggota DPR No. 9
-
- 26 -
Peluk cium Fraksi kami untuk FABRI, FKP, F.PDI dan Pe-
merintah.
Terima kasih.
Billahi fisabilil haq.
WassaJ_ a.mu' alaikum Warahma tullahi Wabaraka tuh.
KETUA :
Dari FPP Saudara Syarifuddin Harahap, terima kasih.
Saudara te: ah melampaui ~ meni t da.ripada rencana dan
mudah-
mudahan 3 menit itu bera.rti banyak.
Silakan dB.ri FPDI.
FPDI ( SOETOMO IIB, S. H. ) : • • • •
-
- '[;t -PENGAN'l1, i, 1 /\TA
FRAKS+ PARTAI DEMOKRASI n:~bOt-.i.E:;.;rA
DALAM RAPAT PAN SUS RUU TENTANG SUSUNAN, KEKUA;-:t•.ld~ DAN
!I.CARA
MAHKAMAH AC";UNG
PADA TANGGAL
O 1 e h
Assa~amualaikurn Wr.Wb.
M e r d e k a !
Yang terhormat Pimpinan Punsus;
16 Nopember 1985.
SOE'I10MO II. H. , SH
. Yang terhormat Sdr. Wakil Penrerintah yanq dalam k1l ini
diwakili oleh
yang kami hormati Banak Menteri Kehakiman;
Sidang Pansus yang terhormat.
Pertama-tarna perkenankan kami atas nama FrLJksi Partai
Demokrasi
Indonesia menyampaikan terima kasih kepada Saudara Pimninan
Sidang
atas kesempatan yang .diberikan kepada kami untuk dan atas nama
Fraksi
PDI menyarnpaikan Pengantar Kata dalarn sidang Pansus menqenai
RUU tentang
Susunan, Kekuasaan dan Acara Mahkamah Agung· yang oada saat ini
akan
ki ta bahas··-bersama dalam pembicaraan ting.kat III yanq ins ya
1 allah akan
memasuki pembicaraan tingkat T.V pada akhir masa r.;ersidangan
DPR ini
s~suai d~ngan rancangan jadwal ~ang telah dibicarakan dalam
Pansus.
Hadi:r-±n yang terhormat,
Sebelum kami .-lanjutkan oernbicaraan ini terl~bih dohulu kami
atas
narna Fraksi PARTAI DEMOKRASI INDONESIA ingin menyampaikan
ucapan se:-
lamat kepada Saudara Menteri Kehakiman dengan seqenap jajarannya
yang
baru saja mempe~ingati Hari Kehakiman yang jatuh pada tanggal 30
Ok-
tober 1985 dan sekaligus rnengangkat Prof.Dr.Soepomo,SH sebaqai
Bapak
Kehakirnan.
Mudah-mudahan dengan adanya Hari. Kehakiman yang ketetaoannya
baru mun-
cul setelah 37 tahun kemudian dari tanqqal 30 Oktober 1948,
seluruh
jaja~an Deµart~men Kehakiman lebih danat menunaikan tugasRx
juangnya
guna kepentingan bangsa dan tanah air dengan sesanti sepi ing
pamrih
rame ingi gawe.
Dalam memasuki pembicaraan tinqkat "III ini tanpa disenqaja
kita
melewati. 2 peristiwa bersejarah yang ada sa.ngkut ·pautnya
dengan kedua _,'a ... ,
RUU· yang kita·bicarakan ini. , ··-.
Pertama, "ditetapkannya tanggal 30 Oktober 1948 sebagai Hari
Kehakiman
dan sekaligus pengangkatan Prof .Dr. Soeoomo SH sebagai Bapak
Kehakiman,
d an · Ke du a , . . . . . . . . . . . .
:. ~:· . -q I
-
>;
-·ct -
dan Kedua, ialah peringatan 10 Nopember 1985 yaitu Hari Pah-
lawan yang telah membangkitka.n rasa persatuan dan kesatuan
bangsa,
meletakkan dasar nilai perjuangan banqsa yang sangat penting
ar-tinya yang berupa keikhlasan pengabdian, keikhlasan
berkorban,
keikhlasan membela tanah ~ir, tanoa menghitung-hitung untung
ruginya, karena hanya satu tujuannya ialah mempertnhankan
kemer-
dekaan yang telah diproklarnasikan olch Bunq Karno dan Bung
Hatta
pada tanggai 17 Agustus 1945.
Hikmah kedua peristiwa itu dalam hubungannya dengan
pembi,...
caraan· kedua RUU ini sudah jelas, kepada kita diminta agar
te-
tap tanggap guna menghayatf arti keduanya baik semangat
maupun
implementasinya, agar kita dapar mewarisian nila~-nilai yang
luhur dan mendasar yakni memperta0ankan secara rnurni dan
konse-kwen Negara Hukum Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancisila
dan UUD 1945.
Saudara Ketua yang terhbrmat,
Kedua RUU dibidang Peradilan Umum dan Mahkamah Agung ini
ternyata menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat.
Hal ini benar-ben.ar sang at menggembir.akan; karena serriua
oihak
dewasa ini merasa terpa:nggil dan ikut secara serius
memikirkan-
nya. Dan hal ini memang sangat diharapkan karena persoal~n
yang
kita hadapi sekarang ini didalarn pembahasan RUU ini bukan
seke-
dar melaksanakan UUD kita saja, tetapi persoalan yang asasi
ba-
gi kehid~pa~ konstitusi kita ya~ni UUD 1945. A6~ seb~b
demikian?. Hal ini karena dalam UUD 1945 ditetapkan bahwa Neq~ra
kita adalah
negara hukum {rechtsstaat) bukan negara Kekuasaan (machtsstaat)
.
Tolok ukur satu-satunya yang paling utama dan oertarna
hanyalah
pada pengadilan yang ada dalaM neqara kita.
Apakah Pengadilan kita berkedudukan dan berfunqsi secara
benar-benar sebagai penegak hukum dalam negara kita?
Pengantar ini ........ ~ ..... .
. •. I .f.·~1
c
-
-'g -
Pengantar ini merupakan penjelasan tentanq pokok-pokok
pikiran, inti dan hekekat yanq merupakan k~inqinan Fraksi
PDI.
mengenai permasalahan-permasalahan yang telah diajukan dalam
rangka cara kerja/prosedur inventarisasi perrnasalahan yang·
telah disepakati bersama untuk memperoleh r..1embahasan
dalarn
sidang-sidang Pansus.
Selanjutnya perkenankan Fraksi PDT melalui kesemnatan
ini menyampaikan terima. kasih dan penghetrgaan kepada
rekan-
rekan Fraksi Karya Pembangunan, Fraksi ABRI qan Fraksi Persa-•
.lJ
tuan.Pembangunan serta W~kil Pemerintah yang· dalarn hal ini
diwakili oleh yang kami horrnati Bapak Menteri Kehakin:an
atas
kesediaannya telah menerima dan telah mernp~lajari usul-usul
Fraksi PDI -·
Kami rnengajak kita semua memanjatkan nuji dan sjukur
kehadirat Tuhan Yan~ Maha Esa atas segala rachmat dan karu-
nia-Nya y~ng selalu dilimpahkan ~epada kita banqsa Indones~a
"
untuk mengisi kemerdekaan, masyarakat sejahtera yang makmur
dan berkeadilan. I
Saudara Pimpinan dan ~~dang Pansus yang terhormat.
Perkenankanlah pada kesernoatan· ini, kami menganqkat
kernbali beberapa hal yang menurut Fraksi PDI merupakan lan-
dasan atas. RUU tentang Susunan, .Kekuasaan dan Acara
·Mahkamah
.Agung, yang sedanq kita bahas dan upayakan untuk menjadi
undang-undang, dalam rangka pembangunan di bidang hukum yang
akan dapat memberikan nengayoman hukum dan keaclilan kepada
rnasyarakat.
-
/
lo Secara explisit Mahkamah ACJung disehut dcilam llUD
]~~45,ydi.tu dalarn Bab
Ke s em bi 1 an yang men y e bu t k an Ke k u a s a an Ke ha k i
n1 ~ n p a ~.a 1 2 4 ~ y a t ( l ) •
Ks k u a s a an K e h a k i ma n a d a 1 a h s a 1 a h s a t u K
a k u a s a u :- . i·.; f! ':..· :_ .r a :I a r, g d i a t u r d
a-
1 am pasal-pasal 24 dan 25.
Pasal 24 ayat (1) : Kekuasaan Kehakiman dilakuk~n ~leh sebuah
Mahkamah:
Agung dan lain-lt=Jin Bad:.in K.';f,;•Kirn;.;n rnenurut
Undang-
undang.
(2) : Su sun an dan kekuasann 5adAn-bad::;n Kehakiman i tu
di-
atur deng~n Undang-undang.
P a s a 1 2 5 : 5 y a rat- s y a r at u n tu k rn en j ;:, di d
an ~1 i ~ .. 1:-: r hen ti V. ~ n 5 e b a g a i H 8 k i m ...
ditetapkan dengan Undang-uridang.
P en j e l a s an r e s mi p a s a 1 2 4 d an 2 5 di ;:~ tr~ s u
e r b u n y i s e tHH~ ~~ i b a r i k u t :
'' K e k u a s '3 an K e h a k i m f:I n i cl l a h k e k u o s
a F.: n :; ~3 n q m ;?. r cj e V. B ::; r t i n y .a t e r -
lepas dari pengaruh kekuasaan PBmerint~h.Burhubung oengan
itu
harus diadakan jamjnan d21lam Und;rn~-ur-idBng tentanl)
kgdudu\l:an
para hakim. n·.
Meskipun pasal 24 _·dan 25 beserta per1jelasRnny3 itu bukanlah
suatu pe-
rumusan tentang arti ~ekuasaan _kehakimr::tn,akan tetaoi ~edua
p·esal· beser-
ta penjelasannya iti telah menyatakan u~sur-unsur dari ~da
kekuasaan
k~h~kiman sekalig~s m~letakkan suatu asas yang oenting bagi
kekuasaan
· .tersebat yaitu:Kekuasaan Merd~ka Terlepas dari P~ngaruh
Pemerint~h.
Dari" pasal2 2~ dan 25 UUD 1945 berikut penjelasr:innya,namoak
jelas prin-
·sip yang dikehendaki sbb.:
1 • 1 • · Ad any a k e k u as a an k eh a k .i man y n n rJ · t
e r p i s;;, h cl rd: i k "= v u r:i s a a ;'1 P ~ rn e r i n
-tehan dan kekuasaan perundang-~nd~ngan serta merdeke dari
cenga-
~uh kedua kekuasaan itu; l.2o Adanya suatu Mahkamah Agung
sebaQai Bad~n Peradilan Tsrtinggi di
Indonesia;
1 o 3 • Ad an y a B a d an P e r a d i 1 an y a n g 1 a i n , y
t"i n g ;:, k ?. n d i t s r-, t u Y. ;;; n o 1 e h LI n ~
dang-undang;
1.4· .. Susun~n. dan Kekuasaan l'lahknmah A::iung niaurun
d;:HJ0n-tJad8n ~ierauil~n
yang liinnya diatur oleh Undang-undang;
1.5. Adanya kedudukan yang layak bagi parE1 hakin; dijamin
SfFir:=Jt untuk
peng8ngkatan ~erta pemberhentiannya di~tur oleh
Undang-undang.
2. p..ersoalan bahwa semua peradilan berpuncak p8da
f'1r.:d·lk~H11dh Agun.g,karena-
·n y;a· Mah k am ah A g;u n g me lr-LI pa k an pun ca k per ad i
l an di Ind one s i a, s e bag a i k i-
a ·s-a n bent~ 4~ k e I!U cut. a tau p ytra mi d • Be r-k en a
an den g i=3 n i tu m?. k a p imp in an " .
Mahkemah Agung akan terdiri dari seorang
Ketua,sekurang-kurangnya se~
r2n~'Wakil Ketua dan beber~pa Ketua Muda serta para Ang~ota
Mahkamah
Agung atau para Hakim Agung.Untuk daoat menjadi Anggota M8hkBmah
Agung
s-es'eora-ng s-el-ain wajib memenubi persayaratan administratif
daoat diu-
' sulkan baik dari hakim pengadilan,juga yang berasal dari
lingkungan pr-ofessi Kejaksaan, Advokat/Pengacara, dunia Perguruan
Tin~JQi dan yang beikecimpung di dunia penegakkan hukum serta
ke~dilan~
-
// / --
p,~ra caJ.on yang dicalonknn uleh KBlua l"1uhk;1111ah J~·i~irti
1 d~~n i'1f~riteri Ke-
tlc:1kiman diajukan kepado DPR untuk dipi l Lt1 d;:1n di ::d f'j
h E; =3. tu b e: n t u k k e -
beb~san PHda "akim.Sebagaimana tel~h diketRhui b8hwa Kit~b
Umdang-un-
d an g Hu k um Ac a r a P i d an a ms l a rang put u s an b ~ b
r:~ s u n t 11 k di m~ ho n b c:: n ding ,
akan t_etapi 'tidak ada. larangan untuk dimohon
k8:=.Rsi,k~renanya untuk
itu diberikan upaya kasasi.Jurisprudensi yang berlaku t8rnyata
~ahk~-.,11.''
mah Agung rnsmbuka upaya kasasi atas putusan bBCRs.Dengan
memperhati~~n
pasal 70 ~UU,ternyata terbuka adanya peninjauan kembali atas
putusan ~ '
perdata yang telah memoeroleh kekuatan hukum t~tAp.B~rkenaan
dengan
itu secara komparasi hukum kiranya dapat dibuka terhadap cutusan
be-
bas Pengadilan Tingkat Pertama oerrnohonan k~sasi kan~da
~ankaman Agung.
-
8. Msngenai bab IV yang rnenyangkut ~engaturr:n Huk1Hn Ac~Jr 8
l•iahk amah
Agung, yang dimulai dari pasal 4:) dan seterusr:ya kart1i
mernohonkan
perhatian mengenai betas uaktu penyelesaian se~uatu tah~o;hal
ini
s e k e d a r u n tu k m 8 m b e r i k an j am i n an t e r c a
p 3 i n y ; 1 ;:-. r.i ~i y an ~-l tJi s e b u t p e r-
ad i la n yang cepat,sed~rhHna dan dengan.bj~y~ rJns~n.D~l~m
beberapa
p a s a 1 di s e but , s el am b a t-1 am b a t n ya 3 0 ha r i
, s e ri e r t i d ;:i l ~~ rn o a s :a 5 6 ayat (2),pasal 60 ayat
(20,pasal 62 ayat (?) dHn oasal 63 ayat (3) dan ssbagainya.Dalam
kaitan ini kir~nya oerlu difikirk8n,mangenai
pengawasan~ya serta sanksinya,apabila rnengenai ketentuan yang
m8-
nya~gkut batas waktu itu dilRmoaui HtAU terlam~~ui.
9. Pada pnsal 40 tepat Mahknm8h Ar~ung rnelBV.uV.e;n
;H-;nqawasan ti tfak hany~
terhadap jalannya µeradilan dan nerbtJat~n2 H~k~m,ju~a-terhadBP
par~
No t a r i s d a n p a r a P en a s i h a t Hu k um • DD 1. r• m
h ::i l i r ii V. a rn i n1 en !J a j u k ~ n p e r u -
bahan untuk menyebut/mendahulukan Notaris dRripR~o Penasihat
Hukum,
pula bukan saja Penasihat Hukum akan tetapi jug~ PengacBra.HBl
ini
untuk dikatakan s~cara nyata atau uitdrukk~lijk-geze~d,meskipun
~ung
kin untuk Penasihat Hukum dapat juga termasuk 2dvckat serta
pembela. . .
· . h a 1 . _ i n i s a k e d a r ·LI. n tu k . men_ ye s u a i
k a n k e p n d
-
s e d an g k an h u r u f ( b ) a g a r di s e s u a i k an d em
~ an K i t;.j b u n rJ a n y ~~ Hu k um A c a r-a
Pidana. Pasc:d 48 ayat (1) JAksi=3 i19ung karan:a j;1L
-
\.J a s s a 1 am u ' a 1 a i k um \Jr • \Ab •
IV'\e rdek a!
- ... •
-
- 35 -
KETUA :
Terima kasih kepada Saudara Soetomo dari FPDI, Saudara yang
memegang rekor sampai dengan 21 menit. Jadi memakan waktunya
rnencapai 64 menit dari pengantar pembahasan
dari 4 Fraksi. Saudara-saudara sekalian tugas saya adalah sesuai
denean tata
cara permusyawaratan memberikan atau menjelaskan masalah yang
men-jadi pokok pembicaraan,~menunjukkan duduk persoalan dan pada
akhir-nya menyimpulkan pembicaran-·pembicaraan i tu.
Sementara saya dapat menyampaikan bahwa kesimpulan saya pada
pokoknya adalah 5 (lima) :
1. Semua Fraksi menginginkan/membicarakan RUU tentang Susunan,
Kekuasaan dan Acara Mahkamah Agung dengan sebaik-baiknya.
2. Semua Fraksi menyetujui jadwal waktu yang telah direncanakan.
3. Dalam mekanisrne pembicaraan tingkat III ini diusahakan
musya-
warah sesuai dengan ketentuan dengan Tata Tertib yang ada. 4.
Semua Fraksi telah.menyusun, mempelajari dengan demikian te-
lah menyampaikan Daftar Isian Masalah setelah mendalami de-ngan
seksama dan sebaik-baiknya sesuai dengan pertanggungan jawab
masing~masing terhadap Negara dan Bangsa.
5. Pengantar ini dari pada· pembahasan merupakan bagian daripada
daftar isian masalah yang telah disampaikan kepada Saud~rasaudara
sekalian.
Demikianlah Saudara-saudara apa yang dapat disampaikan disini,
dapatkah kesimpulan ini disetujui.
( Rapat Setuju ). Saudara Menteri sebagai Wakil
Pemerintah,=sesuai dengan ketentu-
an dari Pasal 128 Tatat Tertib, pembicaraan tingkat III ialah
pembaha-san dalam rapat Komisi, rapat GabUl}.gan, rapat Pansus yang
dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah. Tetapi apabila dipandang
perlu dapat pula dilakukan pernbahasan secara intern didalam
Pansus. Kali ini sesuai dengan undanga.'rl yang. disampaikan kepada
Saudara Wakil Pernerintah, kami ingin mempersilakan Saudara Menteri
Kehakiman sebagai
Wakil •••••••••••••
-
- 36 -
Wakil Pemerintah bilamana berkenan dan bilamana waktunya
dianggap cukup untuk memberikan tanggapan, bilamana tidak, kami
juga ingin mena~yakan kepada rapat kerja ini ber.apa lama waktu
untuk memberi-kan tanggapan bukan jawaban Saudara Menteri ?.
Tanggapan, bisa juga berarti jawaban sekaligus tetapi sebaiknya
me-rupakan tanggapan.
Demikian istilahnya didalah Tata Tertib karena itu kami mohon
bertanya apakah Saudara ingin memberikan jawabannya secara langsung
atau meminta penundaan waktu, silakan.
MENTERI KEHAKIMAN ( ISMAIL SALEH ) :
Saudara Pimpinan Pansus dan Saudara para Anggota Pansus yang
kami hormati.
Berdasarkan atas prinsip dan azas efesien waktu, maka
kesempa-tan yang diberikan kepada Pemerintah ini akan kami
pergunakan se -baik-baiknya. Oleh karena itu langsung kami akan
memberikan tanggapan dan sekali-gus juga memberikan saran-saran
tentang mekanisme pembahasan dida-lam membahas daftar inventarisasi
masalah ini.
KETUA :
Saudara Menteri mengenai tanggapan kami persilakan nanti untuk
mekanisme setelah tanggapan al{an kami berikan pandangan sebagai
Ketua Pansus, nantinya kami mengharapkan Saudara Menteri memberikan
pandangannnya tentang mekanisme. Kami kira-demikian prosesur yang
kami akan tempuh, tapi kami tidak berkeberatan bilamana Saudara
Men~eri menyampaikan secara umum mekanisme yang diharapkan
Pemerintah, silakan.
MENTERI KEHAKIMAN ( ISMAIL SALEH ) :
Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh. Saudara Pimpinan
Pansus dan para Anggota Pansus yang kami hor-
mati. : Kami ucapkan terima kasih atas tanggapan yang telah
ataupun uraian pengantar pembahasan dari rnasing-masing Fraksi.
Pertama dari Fraksi ABRI, kami ucapkan terirna kasih bahwa didalam
uraian pengantar itu lebih memantapkan prinsip Hakim karier
yaitu
bahwa Hakim ••••••
-
- 37 -
bahwa Hakim karier ini perlu mendapatkan jaminan dan mendapatkan
kepastian didalam RUU ini.
Kedua adalah Fraksi ABRI menegaskan adanya perlu kemampuan
propesional itu ditingkatkan disamping kematangan intelektual dan
integritas moral yang perlu lebih dikokohkan. Dengan adanya
kemampuan propesional itulah rnaka lebih meyakinkan diri kami
sebagai Wakil Pemerintah.
Hal yang dibicarakan didalam RUU ini adal~h menyangkut pro-pesi
seorang Hakim.
Ketiga adalah penegasan Fraksi ABRI perlu adanya kerja sama
antar Lembaga, didalam rangka kerja sama itulah maka dapat kita
kembangkan lebih lanjut pe~bahasan-pernbahasan didalam rangka
ting-kat III ini yaitu pembahasan RUU tentang Mahkamah Agung.
Sekaligus dengan dikaitkan Amanat Bapak Presiden bulan Maret tahun
lalu.
Mengenai materi-materi lain yang'disinggung oleh Fraksi ABRI itu
nanti akan kami berikan tanggapan, penjelasan, keterangan mau-pun
jawabannya pada saat nanti kita memas.uki pembahasan daftar
inventarisasi masalah.
Selanjutnya dari Fraksi Karya Pembangunan, kami ucapkan terima
kasih yang telah menegaskan adanya prinsip penyelesaian yang cepat
dan tepat dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Peradilan. Kami
juga mem§lhami,;. keinginan Fraksi Karya Pembangunan,: _adanya
pe-
---~··-----··--
ranan DPR itu khususnya didalam pengajuan Calon-calon Hakim
ARUllg. - 0
Hal ini juga k~mi kembalikan kepada ucapan bekas Ketua Mahkamah
A-gung dan Bekas Menteri Kehakiman Bapak Umar Seno Adji ba..~wa
dida-lam masalah pengajuan calon Hakim Agung itu 3 Instansi yang
terli-bat yaitu DPR, MA dan Dep. Kehakiman.
Kami menggaris bawahi ajakan dari FKP agar didalam pembahasan
ini selalu dipegang teguh prinsip musyawarah untuk mencapai
mufakat. Dari Fraksi Persatuan Pembangunan, kami ucapkan terima
kasih bahwa Fraksi Persatuan melihat produk RUU tetang Mahkamah
Agung ini se-bagai komoditi yang perlu mendapatkan suatu studi
kelayakan.
Dan memang ••••••
-
- 38 -
Dan memang dalam hal ini kita harus beranjak pada prinsip segala
sesuatu itu yang layak. Prinsip integralistik yang tadi disinggung
oleh Fraksi Persatuan adalah suatu prinsip yang dipegang teguh oleh
Pemerintah selama ini, dan inipun ciri serta jiwa dari bangsa kita.
Yaitu prinsip kekeluargaan dan prinsip kebersamaan. Prinsip ini te
telah dituangkan didalam Undang-undang No. 14/70 yaitu adanya kerja
sama antara MA dan Dep. Kehakiman, hal ini dihubungkan de-ngan
pengertian kekuasaan kehakiman yang menyangkut pertama judi-cial
power yang kedua judicial administration dan ketiga adalah judicial
organization dan keempat adalah judicial personal.
Mengenai Judicial Power ini memane mutlak tidak ada campur
tangan dari siapapun juga, tetapi mengenai Judicial
Organization-Administration dan personal pada prinsip integralistik
dan kerja sama ini yang selalu kita laksanakan. Hal-hal lain yang
disampaikan Fraksi Persatuan karena menyangkut materi dan substansi
nanti pada saatnya akan kami ber.ikan penje-lasan tanggapan dan
jawaban pada waktu membahas DIM.
Yang terakhir adalah dari FPDI, terima kasih bahwa dari FPDI
telah memberikan sesuatu pertanda adanya pernbahasan RUU didahului
dengan hari yang ~enting yaitu Hari Kehakiman dan adanya pengang•
katan Almarhum Pro~. DR. Supomo sebagai Bapak Kehakiman dan juga
Hari Pahlawan 10 November.
Kita ketahui bersama bahwa Bap~k Prof. Supomo adalah salah
seorang yang merumuskan UUD 1945 beserta penjelasarinya dan
beliau-lah yang mempergunakan pertama kali kata " Integralistik "
itu.
Tepatnya dikatakan oleh Fraksi PDI bahwa negara kita adalah
Negara Hukum, Negara berdasarkan atas hukum dan bukan negara
keku-asaan. Hukum adalah sebagai suatu sistem maka pendekatan yang
kita laku-kan adalah pendekatan sistem yaitu system approach dan
bukan power approach, sehingga didalam menyelenggarakan kekuasaan
kehakirnanpun juga bukan kekuasan semata-mata yang ditonjolkan
tetapi system. Pendekatan secara sistem ini adalah lebih tepat dan
lebih mantap dari pada pendekatan kekuas~an.
Materi •••••••••
-
-·39 -
Materi-materi lain yang dikemukakan oleh Fraksi PDI, akan kami
berikan jawaban, tanggapan dan penjelasan pada saat na.'l"lti kita
memasuki pembahasan daftar inventarisasi masalah. Demikianlah
Saudara Pimpinan Pansus dan para Anggota Pansus a-khirnya kami
ucapkan. Wassalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.
KETUA . • • • • • • • • • • • • • • •
-
- 40 -
KETUA : Saudara Menteri Kehakiman selaku Wakil
Pemerintah, kami atas nama Pansus menyampaikan terima kasih atas
tanggapan yang telah diberikan.
Perkenankan kami sekarang memasuki tentang prosedur pembahasan
Daftar Isian Masalah. Sebagaimana telah kita setujui bersama, maka
dari Pimpinan telah sepakat untuk memberikan satu sistem di dalam
melakukan pembahasan ini.
Pertama, methode pembahasan, yaitu kita mempergunakan methode
kompilasi Daftar Isian Masalah, yang mana pengantar pengnntar
pembahasan yang dimajukan dalam Rapat Kerja ini meru-pakan hal yang
tidak dipisah-pisahkan dari pada Daftar Isian :Masalah i tu.
Kedua, terpadu segala pengaturan di dalamnya dan setiap
pembicaraan. Walaupun demikian bilamana ada hal-hal yang kurang
sem~urna di dalam Daftar Isian Masalah itu nantinya dapat di-adakan
penyempurnaan dalam arti tidak merubah.
Ketiga, sistem yang dipergunakan dalam Daftar Isian Masalah ini
selaku bahan pembahasan adalah bulat, sehingga tidak d&pat
ditambah-tambah oleh masing-masing Fraksi lagi, kecuali yang sangat
bersangkutan dengan materi yang ada. Itupun tidak menambah
persoalan menurut daftar urut yang telah kita tsntukan sebagai
hasil kompilasi.
Selanjutnya mengenai pembagi-an waktu. Pimpinan telah mengadakan
pembicaraan mengenai pembagia~ waktu dan bilamana pembagian waktu
ini dirangkaikan dengan banyaknya permasalahan moka dapat
dinyatakan bahw.a ada 253 permasalahan, yaitu dari F-KP 60, dari
F-PDI 70, dari F-PP 57 dan d2ri F-ABRI sisanya, sehingga ada
sekitar 253 permasalahan. Walaup:un oleh F-ABRI dimajukan pendapat
ada 182. Tetapi sementara kami pergunakan jumlah yang telah kami
sampaikan itu.
Bilamana demikian, maka waktu yang dipergunakan, kalau kita
perkecil permasalahannya menjadi 182 maka kita akan mem-peroleh
jumlah 3.276 menit. Oleh karena tiap Pengusul akan memajukan
sekitar 3 menit. Tidak 5 menit tetapi 3 menit bilamana disetujui,
lalu Penanggap akan 3 menit dan nantinya-
Pimpinan ••••.••••
-
- 41
Pimpinan akan memberikan juga maksimal 3 menit. Sehingga dengan
demikian dijumlahkan, maka jumlahnya berkisar 3.276 menit.
Bilamana permasalahan itu kita teliti lebih baik, lalu kemudian
kita ambil masing-masing 5 menit, maka akan terkumpul 9.400 menit
atau- 157 jam. Sedangkan waktu kerja sesuai Tata Tertib di dalam
DPR ini bilamana 6 hari seperti yang disetujui oleh Saudara-saudara
dalam jadwal acara, maka pagi mulai jam 09.00 - 14.00 dan malam
harinya bilamana per-lu jam 19.30 - 23.30, maksimal bisa dicapai 9
jam. Sehingga bilamana 6 hari, 6 X 9 jam kami hanya bisa
mempergunakan 54 jam.
Dengan demikian terlihatlah bahwa masalah yang dihadapi adalah
sungguh berat, sehingga diharapkan dari Saudara-saudara bilamana
dapat disetujui, seperti yang ditekadkan kita ber-sama adalah
efisiensi yang setinggi-tingginya demi untuk meng-hasilkan suatu
RUU yang akan menjadi Undang-undang yang bermutu sesuai dengan mutu
DPR sekarang ini yang tinggi.
Dengan demikian, Saudara-saudara, perkenankan kami menyampaikan
mekanisme pembahasan yang dapat kami sampaikan sebagai berikut : L
b. Seluruh
a. Prosedur pembahasan ialah pembicaraan selanjutnya dalam
Pansus berdasarkan kepada DIM (Daftar Inventarisasi Masalah).
l materi Daftar Inventarisasi Masalah akan dibahas dalam Pansus
sesuai urutan permasalahan.
c~ Fembahasfu~ selama 6 hari dalam Pansus mengikuti prosedur
sebagai berikut :
Setiap Fraksi pengusul amandemen pertama-tama diberikan
kesempatan untuk memberikan penjelasan singkat mengenai usul-nya.
Sesudah itu-Fraksi-fraksi lain diberikan kesempatan untuk
memberikan tanggapannya. Kemudian wakil Pemerintah diberikan
kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Fraksi pengusul
selanjutnya memberikan pendapatnya atas semua tanggapan itu.
Terakhir Ketua Pansus membuat kesimpulan menge-nai materi yang
dibahas.
Selanjutnya ••••••
-
- 42 -
Selanjutnya pasal-pasal, ayat-ayat dan rumusan-rumusan
dari RUU yang tidak disorot atau yang terhadapnya tidak
ada usul-usul perubahan dinyatakan telah diterima secara
aklamasi dan diserahkan kepada Team Perumus yang akan di-
bentuk.
Jika setelah diadakan pembahasan ternyata semua pihak
sependapat bahwa usul perubahan yang diajukan oleh
Fraksi-fralrni bersifat redaksinnal semata-mata, maka
permasalahan-
nya diserahkan kepada Team Perumus.
Jika setelah diadakan pembahasan ternyata bahwa semua pihak
sepakat, bahwa permasalahannya sudah jelas akan tetapi
masih memerlukan pendalaman dan pendekatan lebih lanjut antar
Fraksi-fraksi dan Pemerintah atau antar Fraksi-fraksi, maka
permasalahannya diserahkan kepada Panitia Kerja (Panja).
Jika mengenai suatu permasalahan tidak berhasil diperoleh
titik-titik temu, sehingga tidak disepakati untuk diserahkan
kepada Panja walaupun Ketua Pansus telah berusaha un:tuk
men-dekatkan pendapat-pendapat yang berbeda itu maka rapat Pansus
ditunda untuk beberapa menit atau menurut kebutuhan yang di-
perlukan.
Selanjutnya kepada Fraksi-fraksi dan Pemerintah diberikan
kesempatan untuk mengadakan pendekatan atau lobby. Jika pen-dekatan
de.n lobby menghasilkan suatu persesuaian pendapat
mengenai materi permasalahan, maka rapat dibuka kembali dan
kepada Fraksi-fraksi dan Pemerintah diberikan kesempatan untuk
melaporkan hasil lobby tersebut. Jika semuanya setuju
maka permasalahannya akan diserahkan kepada Panja.
Dalam hal lobby tidak berhasil mendekatkan pendapat-pendapat
yang berbeda itu, maka pembahasan permasalahannya ditunda, yang
dikenal dengan istilah 11 pending" sampai selesai pembahas.an tahap
pertama Daftar Inventarisasi Masalah. Setelah selesai baftar
Inventarisasi Masalah tahap pertama,
maka dimulai pembahasan permasalahan yang pending tadi
dengan
mengikuti prosedur tersebut dan diusahakan agar semua
permasa-lahan dapat secepatnya diserahkan kepada Panja.
Bilamana . . . . . . .
-
----------------- - - -- - -- 43 -
Bilamana perlu sesuai dengan kebiasaan, maka permasalahan yang
menyangkut Judul RUU, Konsiderans, Diktum, Bab Fenutup dan
Penjelasan yang berhubungan dengan judul, Konsiderans dan Bab
Fenutup diserahkan kepada sebuah Team Kecil Yang akan dibentuk,
bilamane dianggap perlu.
Bilamana demik1an keadaannya, maka hasil Panja dan Team Kecil
diserahkan kepada Team Perumus.
II. Pembentukan Panja, Team Kecil dan Team Perumus.
Jumlah Anggota Panja adalah sesuai dengan kebiasaan y2..ng
berlaku, yaitu keseimbangan menurut prosentase. Diusulkan diketuai
oleh Wakil Ketua Pansus dari Fraksi ABRI. Kalau perlu Team Kecil
jumlah .An~gotanya 8 orang, kemudian Team Perumus juga 8 orang.
Masing-masing Fraksi dan Pemerintah, sebab ter-masuk Pemerintah di
dalam. Team Perumus maupun Team Kecil dan juga Panja supaya
menyerahkan nama-nama yang akan mewakilinya secepat-cepatnva.
Dalam membahas pada Tingkat III ini, maka Pimpinan mengharapkan
bahwa Team-team tersebut telah disiapkan oleh masing!masing Fraksi
sehingga masing-masing yang telah di-tunjuk mengetahui apa yang
akan dikerjakan.
Saudara-saudara sekalian yang terhormat, ini baru usul. Kalau
Saudara-saudara menyetujuinya bolahkah saya menyatakan bahwa
prosedur pembahasan Daftar Isian atau Daftar Inv2ntari-sasi Masalah
disetujui.
Kami persilakan dari ujung ke kanan lalu balik ke sana. Silakan
dari Fraksi Karya Pembangunan.
F-KP (H. JIBDUL SALAM PRAWIRANEGARA, SH) : Fraksi Karya
Pembangunan menyetujui seluru.hnya. Terima kasih.
KETUA : Fraksi ABRI •
.B!ABRI (IM.AM SUKARSONO, SH) : Fraksi ABRI ingin agar supaya
menyederhanakan tanggapan dan tanggapan lagi. Saya kira hal itu
dapat lebih disederahanakan.
Terima kasih.
KETUA : Silakan dari Fraksi Persatuan Pembangunan.
F-PP - . . . . . . . . .
-
- 44 -
F-PP (DRS. SYARIFUDDIN HARAHAP) : Saudara Ketua,
Fraksi kami juga dapat menyetujui denganiharapan kalau bisa Team
Kecilnya lebih kecil lagi. Jadi tidak usah sampai 8 orang.
· Biasanya kalau makin banyakt makin banyak pikirant sehingga
susah merumuskan. Jadi kami lebih cenderung untuk lebih~kecil saja,
··jangan 8 orang.
KETUA : Silakan Fraksi FPDI.
F-PDI (SOETOMO HR. SH) : Setuju.
KETUA : Bilamana demikian, apakah dari Wakil Pemerintah ada
pendapat?
Silakan.
MENTERI KEHAKIMAN (ISMAIL SALEH, SH) :· Pemerintah
berpendapat bahwa sesuai dengan yang ditegaskan tadi oleh
Saudara Pimpinan Pansus, bahwa yang dibahas hanya materi yang sudah
dimasukkan dalam Daftar Inventarisasi Masalah. Tetapi kiranya
urut-urutan pembahasan itu kiranya dapat dikelompokkan. Ini
mengingat banyaknya masalah yang akan dibahas dan tersedia-nya
waktu. Jadi materi di dalam DIM kiranya dapat di kelompok-kan dalHm
3 kelompok.
Pertama, kelompok materi yang bersifat prinsipiil. Kedua,
kelompok materi yang bersifat redaksionil, dan Ketiga, kelompok
materi yang bersifat sistimatik.
Sebab maklum di dalam Daftar Inventarisasi Masalah.itu di~
jadikan satu.
Kelompok materi yang bersifat prinsipiil dibahas dl di dalam
Pansus ini yang akan berlangsung mulai hari ini sampai tanggal
22.
Sedangkan kelompok materi yang bersifat_ redaksionil dan
sistimatik, itu kiranya dapat diserahkan pada Panjad3.n Team
Perumus.
Apabila ini disepakati, maka Pimpinan Pansus dapat menanyakan
kepada masing-masing Fraksi, materi yang mana yang dapat
dikelompokkan bersifat prinsipiil~ Dari masing-masing Fraksi -ientu
ada sekian pasal yang bersifat prinsipill, sedang-kan sisanya itu
dapat diserahkan kepada Team Kecil, Team
Perumus •••••••••
-
45 -
Perumus ataupun Panja. Jadi antara l.ain tadi mengenai judul,
konsiderans, itu jelas sudah bukan masalah prinsipiil tetapi bisa
diserahk~n kepada Team Kecil.
Jadi intinya adalah masing-masing Fraksi tentu ada yang bisa
dibicarakan di dalam waktu yang tersedia pada hari ini mana yang
bersifat prinsipiil. Tadi di dalam uraian pengantar sudah tampak
adanya. Jadi langsung saja pasal ini, pasal ini, pasal ini adalah
prinsipiil. Itu yang rnulai kita bahas terle-bih dahulu didalam
rapat Pansus.
Dernikian, Saudara Ketua, usul kami. Terima kasih.
KETUA : Saudara-saudara sekalian, usul mengenai prosedur
pembahasan itu umumnya. disetujui dengan tambahan, bahwa dari
F-ABRI jangan diulang lagi tanggaparr-tanggapan, cukup sekali. Dari
F-PP supaya Panitia Kecil diperkecil lagi, jangan 8. Tujuh bisa,
enam bisa, lima bisa. Sedangkan dari pihak Pemerintah ada usul-usul
yang mengingin-kan adanya pengelompokan materi, yang materi ini
dibagi atas tiga kelompok yang besar.
Tentunya bilamana melihat usul dari Pemerintah ini, karena ini
adalah Rapat Kerja Pansus dengan Pemerintah meka tentunya kami
mengharapkan persetujuan dari Saudara-saudara, sekali lagi atas
usul dari pada Pemerintah. Dan bilamana Saudara-saudara menyetujui,
Pimpinan ingin menyatakan untuk mengadakan penundaan
sesingkat-singkatnya, karena asas efisiensi terse but.
Dengan demikian, dapatkah kami tunda, schors, rapat ini Rapat
Kerja ini beberapa menit, katakanlah 15 menit setinggi-tingginya,
Karena ten'tUilya ada yang hendak pergi ke tempat lain, 'tetepi
t1d~k ai l.usr genung ini. Dan kami ne1·~pKo.n ~~ud2rasaudara
kembali masing-masing menyampaikan pendapat dan bilamana perlu,
Saudara menganggap perlu, Saudara-saudara bebas ber-hubungan dengan
Pemerintah. Saudara-saudara setuju mengadakan penundaan 10 atau 15
menit?
( Ra.pat setuju menunda rrapat selama 10 meni t )
Rapat ditunda 10 menit.
( Rapat • . . . . . . . . .
-
- 46 -
( Rapat djtunda pukul 10.55 dan dibuka kembali pikul 11.10.)
Saudara-saudara sekalian, perkenankan k ami n untuk membuka
Rapat Kerja ini kembali. Jam menunjukkan 11 lewat 10 menit.
Setelah Saudara-saudara melakukan pendekatan-pendekatan yang
perlu seperti yang kita harapkan bersama, _ perkenankan kami
memohon kesedian dari pada masing-masing Fraksi untuk
me-ny2rnpaikan hasil lobbying yang telah diperoleh.
Bolehkah'saya memulai dari kiri ke kanan? Tadid3.ri kanan ke
kiri dan sekarang dari kiri ke kanan. Saya silakan Saudara
Syarifuddin Ha--ahap dari Fraksi Persatuan Iembangunan.
F-PP (DRS. SYARIFUDDIN HARAH.AP) : Bapak Ketua, dalam lobbying
tadi saya kira sebenarnya maksudnya kedua belah pihak sudah sama,
hanya dalam teknik · pengutaraannya saja tadi. Oleh karena i tu a
pa yang dimaksud oleh Saudara Menteri daJam
pengertian °pengelompokan" itu menurut hemat kami sudah built in
di dalam hal-hal yang dikemukakan olehS3.udara~tua tadi se-bagai
usul dari pada Pimpinan. Oleh karena itu kami berpendapat bahwa
hal-hal yang telah dikemukakan tadi sudah .. menampung harapan yang
dikemukakan oleh Saudara .. Menteri dan karenanya kami anggap
mekanisme ini dapat . disetujui oleh Fraksi Pe~ satuan
Pembangunan.
Terima kasih.
KETUA : Terima kasih dari F-PP. Silakan dari F-PDI.
F-PDI (SOETOMOffi, SH) ; Saudara Ketua, Saudara-saudara
yang isrhormat, menanggapi usul yang telah disampaikan dleh
Saudara Menteri Kehakiman mengenai modifikasi dari usul yang
dikemukakan oleh Pimpinan Pansus, hakekatnya, sesungguhnya ada-lah
sama. Namun dalam .hal .ini menurut pendapat kami. apa vang
telahditempuh oleh Pimpinanlansus sesungguhnya sudah cukup baik.
Dan itupun hakekatnyaranti kita akan menemukan apa yang disebut
Saudara Menteri "yang prinsipiil" itu. Sebab memang masing-masing
Fraksi itu tanggapan terhadap apa yang piprinsipiilc:Bn tidak
tl!'insipiil, mungkin _1:agi F-ABRI prinsipii 1 bagi F - PDI
kurang - ••••••••
-
- 47 -
kurang prinsipiil atau F-PDI menganggap sangat prinsipiil bagi
Fraksi Karya Pembangunan itu tid.a.k prinsipiil. Oleh ka-rena itu
semua yang ada di DIM itu kami anggap sajalah itu penting. Cuma
nanti di dalam pembahasan akan nampak, itu perlu redaksionilkah,
apa itu sistimatikanya, dan sebagai-nya. Karena itu saya pikir
F-PDI masih cenderung untuk bisa menggunakan mekanisme yang
dikenru.kakan oleh Saudara Ketua tadi sebagaimana telah
dikenru.kakan.
Terima ka .. s:i.h
KETUA : Terima kasih dari F-PDI. Dari F-KP kami per-silakan.
F-KP (H. ABDUL SALAM PRA.WIRANEGARA., SH) :
Terima kasih Saudara Pimpinan,_ Saudara Menteri yang terhormat,
dari hasil lobby Fraksi Karya Pembangunan berke-simpulan bahwa
keinginan pihak Pemerintah untuk mengelompok-kan masalah-masalah
menjadi tiga bagian, yaitu yang prinsipiil, redaksionil dan
sistimatiY"-8. pada dasarnya menurut Fraksi Karya sudah tertampung
di dalam mekanisme yang telah disampaikan oleh Saudara Pimpinan
tadi. J"ustru itulah dibentulmya Panja, Team Kecil dan Team Perumus
dan Pansus ini adalah untuk me-licinkan jalan kearah itu.
Demikian, terima kasih~~
KETUA : Terima kasih dari Fraksi Karya Pembangunan. Silakan
Fraksi ABRI.
F-ABRI (IMAM SUKARSONO, SH) : Saya melihat juga bahwa di dalam
rembugan tadi itu sudah dicapai titik temu, sehingga kita mencatat
bahwa sesunggubnya sudah ~ada ke~amaan di dalam prinsipnya, hanya
telmik. :tvfaksud saya di dalam telmik ini bahwa semua itu sudah
barang tentu akan melihat ma.sing-masing yang in.gin disarp.paikan.
Barangkali di dalam tahap pertama umpamanya saja ada yang mempunyai
inisiatif, agar ini, ini didahulukan, tetapi kesemuanya tokh akan
tampil dan kita singgung di da~ m Pansus itu meskipun secara
sepin-tas lalu umpamanya ini dibicarakan Pansus dapat kita
singgung
secara • • • • 0 .. •
-
- 48 -
secara cepat dan masing-masing yang perlu masuk Panja dan
lairmya dapat kita ketahui di sini.
Demikian,_ terima kasih·~-
KETUA : Dengan demikian Saudara Menteri, Wakil Pemerintah telah
mendengarkan pendapat dari 4 Fraksi. Karena ini adalah Rapat Kerja,
saya persilakan Saudara Menteri menyampaikan pen-dapatnya.
MENTER! KEHAKIMAN (ISMA.IL SALEH, SH) : Terima kasih Saudara
Ketua. Jadi di dalam lobby tadi memang telah terdapat titik temu
mengenai mekanisme pembahasan materi-materi yang tercantum di dalam
DIM. Jadi kami mendapat sesuatu penjelasan bahwa memang nanti di
dalam membahas DIM itu akan diternukan tiga pengelompokan. Jadi
dasarnya memang tetap DIM, kemudian dibahas materi di dalam DIM itu
dan dalam membahas itulah baru pengelom:i;okan itu tampil dan
keluar, ini yang masuk pr:i..n-sipiil, ini masuk sistimatik, ini
masuk redaksionil. Jadi tetap pengelompokan itu dipakai dan ini
dipakai pada waktu membahas Daftar Inventarisasi Masalah ini.
Demikian, terima kasili.
KETUA : Saudara-saudara sekalian, bolehkah saya katakan bahwa
prosedur pembahasan DIM ini berdasark.a.p. mufakat,
II!
musyawarah bulat diter:ima oleh kita sekalian? Bulat
Saudara-saudara?
( Rapat : Bulat )
Terima kasih·.
Perkenankan • • • • • • • •
-
- 49
Perkenankanlah kami untuk membahas materi dari Daftar
Isian Materi yang sudah diterima, sebe1um membahas perkenan
kan kami menanyakan semua DIM yang telah diadakan kompilasi
sudah Saudara-saudara terima?
( Rapat sudah )
Saudara-saudara perkenankan1ah kami untuk membuka menge-
nai materi dari pa.da RUU tentang Susunan, Kekuasaan dan
Aca-
ra Mahkamah Agung eebagaimana dikompilasi di dalam daftar
yang te1ah ~audara-saudara terima.
Dalam halaman · 1, maka akan ditemui persandingan yang
dibuat dan perkenankan kami memulai dengan Judul RUU yang a-
da pada halaman 1 dan telah disampaikan judul sebaga.i yang
dinyatakan dalam RUU dan dari Fraksi ABRI tidak -ada usul,
dari FKP ada usu! penyempurnaan, dari FPDI ada keterangan,
dan dari FPP ada hal setelah perubahan.
Sekarang perkenakan kami untuk mengundang masing-masing
Fraksi untuk menyampaikan kehendak sesuai dengan usulnya.
Kami persilakan dari Fraksi Karya.
FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN ( H. ABDUL SALAM PRAWIRANEGARA,
SH ) : Saudara Pimpinan mengenai judul usul FKP ialah dari
judul ~usunan Kekuasaan, dan Acara Mahkamah Agung ingin di ,
sempurnakan men-jadi Susunan, Kekuasaan dan Hukum Acara Mah
kamah Agung.
Alasan usul FKP ini, mengingat kelaziman dalam dunia
hukum yaitu dibedakan antara Hukum Acara dan Acara, Hukum
Acara dapat berarti ketentuan-ketentuan hukum atau kaidah-
kaidah hukum yang menyangkut acara dalam bal ini proses
recht.
SedaT!JAcara dimaksudkan, diterjemahkan segagai program,
seper-
ti acara rapat, acara pertandingan dlsb.
Alasan •••
-
- 50 -
Alasan kedua, bahwa Pemerintah 17 tahun yang lalu tepat-
nya pada tahun 1968, pernah mengajukan RUU yang berjudul
Susunan1
Kekuasaan dan Hukum Acara Mahkamah Agung.
Alasan ketiga, kalau diteliti, maka •eluruh ·ketent~
an dalam Bab IV RUU Mahkamah Agung ini adalah merupakah
Hukum Acara dan bukan Acara.
Disamping i~u, dengan melihat DIM, kami melihat usul re-
kan kami dari Fraksi PDI hanya bersifat redaksional dan
dapat diserahkan Team yang bersangkutan.
Mengenai usul Fraksi Persatuan, sebenarnya sudah tertam-
pung. - dan terumuskan dalam Undang-undang induknya yai tu
Undang-undang No. 14 Tahun 1970 Bab II Pasal 10 dan 11.
Selanjutnya Fraksi Karya untuk menghemat waktu ber-
kesimpulan, menghimbau kepada semua pihak supaya meneri-
ma usu1 FKP dan walaupun FKP Fraksi terbesar tidak ingin
menantang voting, tapi musyawarah mufakat.
Dan akhirnya sekiranya masih hendak diperbincangkan
lagi FKP mengusulkan diserahkan kepada Team Kecil.
Terima kasih.
KETUA ( A. BARAMULI, SH ) : Saudara-saudara perke-
nankanlah kami untuk meminta pendapat dari seluruh da:f-
tar dari masalah ini dari Fraksi PDI.
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA ( SOETOMO HR,SH }:
Saudara Ketua dan Saudara-saudara Anggota PANSUS,
yang kami hormat~, setelah mendengarkan keterangan dari
saudara juru bicara FKP tentang penyempurnaan judul ya-
i tu Susunan Kekuasaan dan Hukum Acara Mahkamah Agung
memang setelah kami teliti kami bisa menerima oelh apa
yang diusulkan oleh rekan dari FKP. Terima kasih.
KETUA ( A. BARAMULI, SH ) : Selanjutnya memper-
silakan Fraksi Persatuan Pembangunan.
FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN ( DRS. SYARIFUDDIN HA-
RAHAP ) :
Usul Fraksi Persatuan Pembangunan yaitu ingin
Menyisipkan ••••
-
- 51 -
rnenyisipkan perkataan kedudukan sebe1um Kekuasaan, se -
hingga perubahannya rnenjadi Susunan, Kedudukan dan Kekua-
saan dan Acara Mahkamah Agung.
Hal ini kami hubungkan dengan kejelasan Pasal 24,25
Undang-undang Dasar 1945 yang antara lain menyebutkan,
berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam Undan~
undang kedudukkannya para Hakim.
Disamping itu memang kalau kita lihat Pasal demi Pasal
banyak sekali yang menyangkut Kedudukan bukan Kekuasaan.
Jadi Materi yang menyangkut Kedudukan cukup banyak, bah-
kan sebenarnya kekuasaan itu built in dalam Kedudukan.
Jadi Pasal 4 menyangkut Kedudukan, Pasal 5 menyangkut Kedudukan
dll.
Oleh karena itu kami berpendapat bahwa ini cukup
penting dan menanggapi usul FKP, kami rasa penyempurna-
annya dapat dikawinkan, artinya kami tidak keberatan a-
danya tambahan Hukum pada Ac-ara Mahkamah Agung i tu kami
setujui.Dan juga tambah ~oma dan sebagainya.
Bahwa ketiga usul tersebut dapat dikawinkan dan men
jadi lebih cantik dan lebih bagus dan kita serahkan saja
kepada Team