Top Banner
REFERAT BELL’S PALSY Lab. Ilmu Penyakit Saraf RSUD Kanjuruhan-Kepanjen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang 2014 Pembimbing : dr. Agustinus Kiki, Sp. S Ayu dwi maharani 207.121.00 Sitti maria ulfa 208.121.0057
14

Bell's Palsy.ppt

Dec 23, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bell's Palsy.ppt

REFERATBELL’S PALSY

Lab. Ilmu Penyakit Saraf

RSUD Kanjuruhan-Kepanjen

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang

2014

Pembimbing :dr. Agustinus Kiki, Sp. S

Ayu dwi maharani207.121.00

Sitti maria ulfa 208.121.0057

Page 2: Bell's Palsy.ppt

DEFINISI

M

erupakan kelemahan wajah sesisi yg onsetnya

mendadak,yg disebabkan adanya gangguan pada

N.VII tipe perifer (pada Canalis Facialis).

Page 3: Bell's Palsy.ppt

EPIDEMIOLOGI

B

ell’s palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralisis

fasial akut.

I

nsiden Bell’s palsy rata-rata 15 – 30 kasus per 100.000 populasi.

P

enderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-

diabetes.

B

ell’s palsy mengenai laki-laki dan wanita dengan perbandingan yang sama.

Page 4: Bell's Palsy.ppt

ANATOMI NERVUS FASIALIS

M

engandung 4 macam serabut :• Serabut Somato Motorik• Serabut Visero-Motorik• Serabut Visero-Sensorik• Serabut Somato Sensorik

Page 5: Bell's Palsy.ppt

ETIOLOGI

a

dalah edema dan iskemia akibat penekanan (kompresi)

pada nervus fasialis.

H

SV Virus ini diperkirakan dapat berpindah secara

axonal dari saraf sensori dan menempati sel ganglion,

pada saat adanya stress, akan terjadi reaktivasi virus

yang akan menyebabkan kerusakan local pada myelin.

Page 6: Bell's Palsy.ppt

PATOFISIOLOGI

Page 7: Bell's Palsy.ppt

GEJALA KLINIS

“Gejala kelumpuhan N. VII perifer ini tergantung dari lokasi kerusakan”kelumpuhan otot-otot wajah pada sebelah lesigangguan pengecapan 2/3 depan lidah dan gangguan salivasiHiperakusisgangguan sekresi kelenjar hidung dan lakrimasi

Page 8: Bell's Palsy.ppt

DIAGNOSIS“

Diagnosis Bell’s palsy dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik”

Pada pemeriksaan nervus kranialis didapatkan adanya parese dari nervus fasialis yang menyebabkan bibir mencong, tidak dapat memejamkan mata dan adanya rasa nyeri pada telinga. Hiperakusis dan augesia juga dapat ditemukan.

Pemeriksaan Laboratorium, pemeriksaan kadar gula darah atau HbA1c dapat dipertimbangkan untuk mengetahui apakah pasien tersebut menderita diabetes atau tidak. Pemeriksaan kadar serum HSV juga bisa dilakukan namun ini biasanya tidak dapat menentukan dari mana virus tersebut berasal.

Pemeriksaan Radiologi, Bila tidak ada perbaikan ataupun mengalami perburukan, pencitraan mungkin akan membantu. MRI mungkin dapat menunjukkan adanya tumor (misalnya Schwannoma, hemangioma, meningioma). Bila pasien ada riwayat trauma CT Scan harus dilakukan.

Page 9: Bell's Palsy.ppt

DIAGNOSIS BANDING

TumorInfeksi herpes zoster pada ganglion genikulatum (Ramsay Hunt

Syndrome)Penyakit LymeAIDSInfeksi Tuberkulosa pada mastoid ataupun telinga tengahGuillen Barre Syndrome

Page 10: Bell's Palsy.ppt

PENATALAKSANAANObat tetes mata metilselulosaPemberian kortikosteroid (prednison 40 – 60 mg/hari per oral atau 1 mg/kgBB/hari selama 3 hari, diturunkan perlahan-lahan selama 7 hari kemudian), dimana pemberiannya dimulai pada hari kelima setelah onset penyakit, gunanya untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasienAcyclovir (400 mg selama 10 hari) dapat digunakan dikombinasikan dengan prednison/ dosis tunggal

Page 11: Bell's Palsy.ppt

KomplikasiKomplikasi yang paling banyak terjadi yaitu disgeusia atau ageusia, spasme nervus fasialis yang kronik dan kelemahan saraf parasimpatik yang menyebabkan kelenjar lakrimalis tidak berfungsi dengan baik sehingga tampak seperti air mata buaya (crocodile tears).

Page 12: Bell's Palsy.ppt

PROGNOSISPada umumnya prognosis Bell’s palsy baik: sekitar 80 – 90%.Faktor resiko yang memperburuk prognosis Bell’s palsy adalah :Usia di atas 60 tahunParalisis komplitMenurunnya fungsi pengecapan atau aliran saliva pada sisi yang lumpuhNyeri pada bagian belakang telinga, danBerkurangnya air mata

Page 13: Bell's Palsy.ppt

KESIMPULANBell’s palsy merupakan kelumpuhan wajah adalah suatu bentuk kecacatan yang memberikan dampak yang kuat pada seseorang. Kelumpuhan nervus facialis dapat disebabkan oleh bawaan lahir (kongenital), neoplasma, trauma, infeksi, paparan toksik ataupun penyebab iatrogenik, paling sering menyebabkan kelumpuhan unilateral pada wajah.Menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralisis fasial akut. Insiden Bell’s palsy setiap tahun sekitar 23 kasus per 100.000 orang, 63% mengenai wajah sisi kanan. Patofisiologinya belum jelas, tetapi salah satu teori menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada nervus fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter nervus fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal. Kelumpuhan perifer N. VII memberikan ciri yang khas hingga dapat didiagnosa dengan inspeksi. Diagnosis Bell’s palsy dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kondisi lain yang dapat menyebabkan kelumpuhan nervus fasialis diantaranya tumor, infeksi herpes zoster pada ganglion genikulatum (Ramsay Hunt Syndrome), penyakit Lyme, AIDS, infeksi Tuberkulosa pada mastoid ataupun telinga tengah, Guillen Barre Syndrome. Penatalaksanaan secara farmakologi dan non farmakologi. Komplikasi yang paling banyak terjadi yaitu disgeusia atau ageusia, spasme nervus fasialis yang kronik dan kelemahan saraf parasimpatik. Pada umumnya prognosis Bell’s palsy baik: sekitar 80 – 90%.

Page 14: Bell's Palsy.ppt

TERIMA KASIH