Top Banner
KirimanGRATISdari: PT ISM Tbk. bogasari �our mills PORTODIBAYAR/TAXEPERCUE Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2013 Berlaku:s.d.31Desember2013 ISSN 1412-2170 Edisi191TahunXII/2013 M ITR A MediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung WACAN A Belajar Bersaing dengan UsahaBesar LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, [email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari
20

Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Feb 11, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

KirimanGRATISdari:PT ISM Tbk. bogasari �our millsPORTODIBAYAR/TAXEPERCUE

Nomor:05/PRTD/JKU/DIVREIV/2013Berlaku:s.d.31Desember2013

ISSN 1412-2170

Edisi191TahunXII/2013

MITRAMediaUsahaKecilMenengahMakananBerbasisTepung

WACANA

Belajar Bersaing dengan UsahaBesar

LAGANSA(LayananPelangganBogasari):0807-1800-888, [email protected],www.bogasari.com,@KreasiBogasari

Page 2: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

PENERBIT: PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Divisi Bogasari Flour Mills. ISSN: 1412-2170 Penasihat: Franciscus Welirang, Herman Djuhar, Pembina: Hans R. Aditio, P. Soegiono D, Budi Sugianto, Koko Santosa, Ivo Ariawan, Penanggungjawab: Beatrix Sudibyo, Pemimpin Redaksi: M.R. Pamungkas Redaksi: Louis M. Djangun, Rudianto Pangaribuan, Kontributor: Effendi Lie; Ahmad Hadiyanto; Uluan DP. Manurung; J .M. Qayyuum; Roy Hudiana, Sylvia, Joko Pramono, Josaphat S. Wijaya, Julius Ronadi, Suhaeli Ali. Desain & Lay-out: Melcky. Sekretariat, & Distribusi: SME Relations Department Alamat Redaksi: PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Divisi Bogasari Flour Mills, Jln. Raya Cilincing, Tanjung Priok, Jakarta - 14110, PO. Box 2000 JKU 14013. Telp : (021) 43900170-174, Fax : (021) 43920049, e-mail: [email protected], http//www.bogasari.comDISTRIBUSI TERBATAS UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIPERJUALBELIKAN

SajianUtama .................................................... 3-7Manajemen..........................................................9Profil .................................................................. 10Pemasaran........................................................... 12Tips ....................................................................... 14Resep .................................................................... 15Serba-serbi ........................................................... 16Info BMC ............................................................... 18

Menjalankan sebuah usaha, bukan hanya membutuhkan modal dan keterampilan saja, tetapi juga ketekunan dan kesabaran. Jangan mudah tergoda untuk berganti-ganti bidang usaha.

Belajar Menjadi Besar .......................... Hal. 6

Walau hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SD, Ahmad Bahaji, sukses mengangkat perekonomian keluarga, kerabat dan sanak saudaranya, dengan

membuka usaha gorengan di Semarang. Tidak hanya itu saja, bahkan Bahaji yang saat ini mempekerjakan 23 karyawan ini, membentuk sebuah paguyuban pengusaha gorengan, yang dinamakan “Paguyuban Putra Molen”.

Pembaca yang budiman, perusahaan berskala besar memang mempunyai banyak keunggulan, baik dari segi finansial, pengalaman, sampai kepada

kemampuan menembus pasar melalui bermacam-macam terobosan pemasa-rannya. Namum demikian bukan berarti keberadaan produk dari perusahaan besar tersebut mampu menutup peluang produk sejenis yang digarap UKM, sebab sejatinya UKM mempunyai sederet keunggulan yang bisa dimanfaatkan untuk bisa masuk dan bersaing dengan perusahaan besar.

Keunggulan-keunggulan apa saja yang dimiliki UKM tersebut dan bagaima-na mengelola keunggulan tersebut, dalam Wacana Mitra edisi kali ini mengulas mengenai hal tersebut, mulai dari peluang hingga belajar menjadi besar.

Ketika sudah menjadi besar atau mulai merangkak, tentunya banyak ha-langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam artikel rubrik Manajemen, dan beberapa artikel menarik lainnya antara lain, melihat sisi positif persaingan dan bagaimana membangun relasi bisnis.

Pembaca yang budiman, untuk menambah semangat dan motivasi, dua UKM sekaligus diangkat dalam rubrik profil. Keduanya mempunyai usaha yang ber-beda dan pengalaman yang berbeda pula, namun sama-sama bisa meraih suk-ses dengan kreativitas masing-masing. Lalu bagaimana dengan anda, apakah sudah memanfaatkan kemampuan kreativitas? Pada edisi ini juga diulas me-ngenai bertumbuh lewat kreativitas. Di bagian akhir dari penyajian ini adalah mengenai Bagaimana meminimalkan dampak kerugian dalam proses produksi dan bagaimana sebaiknya kita menghargai waktu. Selamat membaca.M

Jangan Mudah Tergoda ........................ Hal. 8

Pengusaha berskala Kecil Menengah mampu bersaing dengan pengusaha Besar

Disadari atau tidak, pengusaha yang akhirnya meraih sukses biasanya melakukan langkah-langkah yang konkrit. Mereka tidak sekedar bermimpi, namun melakukan terobosan-terobosan sehingga usahanya tidak cuma jalan di tempat. Langkah apa saja yang bisa kita pelajari?

Sukses Mengangkat Usaha Gorengan lewat Paguyuban ......................................... Hal. 11

Page 3: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Bagi Anggota BMC (Bogasari Mitra Card): Daftarkan nomor HP anda dan Informasikan setiap perubahan nomor telepon/HP Anda ke 0807-1-800-888, karena setiap

informasi BMC akan disampaikan melalui SMS.

Bisnis UKM:Tetap Ada Peluang Diantara Perusahaan Besar

“SAYA menang!” teriak seorang anak, ketika melakukan suit dengan temannya. Begitulah aturan main suit yang banyak dianut sebagian besar anak di Indonesia. Jari keling-king dinyatakan menang melawan ibu jari. Aturan suit itu, bisa mem-berikan inspirasi bagi UKM agar tidak takut bersaing dengan perusa-haan besar berskala industri, yang mempunyai produk sejenis.

Perusahaan besar memang punya banyak keunggulan, termasuk dalam mendukung pemasaran produknya. Misalnya, melalui strategi promosi yang gencar dilakukan dengan du-kungan dana yang besar. Tapi, bu-kan berarti keberadan produk dari perusahaan besar tersebut, mampu

Perusahaan besar, memang banyak mempunyai keunggulan. Tapi, bukan berarti usaha kecil menengah (UKM) tidak mempunyai peluang untuk eksis ketika harus bersaing dengan ‘sang raksasa’. Bahkan, UKM pun mempunyai sejumlah kelebihan yang bisa dijadikan senjata ampuh.

Page 4: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Sajian Utama

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

menutup peluang pasar produk sejenis yang digarap UKM. Sebab, bagaimanapun, UKM memiliki sederet keunggulan juga, justru karena skala organisasi dan usa-hanya yang kecil.

Dengan memaksimalkan keunggulan itu, mereka bisa tetap eksis sesuai dengan pangsa pasarnya. Contohnya, cukup banyak, seperti UKM yang memproduksi roti, donat, burger, dan sebagainya. Sebagian besar UKM, memang menghindari persaingan secara langsung. Misalnya, dengan membidik konsumen menengah-bawah. Namun, ada juga UKM yang kemudian berani membidik konsumen menengah-atas, yang sudah diga-rap perusahaan besar.

Hal ini biasanya dilakukan sebagai langkah pengem-bangan bisnis. Lagi pula, di sisi lain, mengusahakan produk yang sudah digarap perusahaan besar, ada keun-tungannya juga. Paling tidak, biasanya produk tersebut sudah banyak dikenal luas oleh konsumen. Jadi, UKM tidak perlu repot lagi memperkenalkannya secara khu-sus. Masalahnya, memang, produk yang sudah menjadi komoditi umum bakal mengalami persaingan ketat di pasar. Termasuk dengan produk yang dipasarkan secara massal oleh perusahaan besar.

Tak jarang, perusahaan besar juga membidik kon-sumen menengah-bawah. Produk yang dihasilkan pe-rusahaan besar tersebut, tentu saja mempunyai sederet kelebihan. Kehadiran produk tersebut dipasar, biasanya mendapat dukungan kegiatan promosi yang gencar. Nama besar perusahaan sendiri plus mereknya yang cepat dikenal karena promosi, merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli. Belum lagi soal sebarannya. Dengan dukungan jaringan pema-saran yang luas, produk perusahaan besar bisa menye-bar hingga ke pelosok daerah.

Perusahaan besar mempunyai banyak keunggulan yang di atas kertas sulit ditandingi oleh perusahaan kecil yang serba terbatas. Tapi, di lapangan, bukan berarti si kecil pasti kalah melawan raksasa. Bahkan, justru kare-na kecilnya, UKM bisa bergerak lebih lincah dibanding-kan perusahaan besar. Terlebih untuk produk makanan, yang mempunyai karakteristik khas, antara lain harus memenuhi selera konsumen yang sangat beragam, dan mengalami perubahan yang relatif cepat.

Karena langsung berhubungan dengan konsumen di wilayahnya, UKM bisa membuat produk yang benar-benar sesuai selera mereka. Untuk menyesuaikan

Sebagian besar UKM, memang meng-hindari persaingan secara langsung,

dengan membidik konsumen menengah-bawah

Page 5: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Pelayannya tetap ramah menyapa dan bekerja dengan cepat.

Inilah yang membuat konsumen tetap betah meskipun harus antri

dengan perubahan selera konsumen, UKM pun bisa melakukannya dengan cepat, antara lain karena proses pengambilan keputusan bisa dilakukan tanpa berbelit-belit.

Kekuatan dan KelemahanUntuk memenangkan persaingan dengan perusahaan

besar, UKM perlu memahami apa yang menjadi kekua-tan dan kelemahannya. Sehebat-hebatnya perusahaan besar, hampir tidak mungkin menguasai semua jenis produk di seluruh daerah. Setelah itu, barulah menyusun strategi pemasarannya. Kalau tidak bisa menyerbu se-cara frontal, bisa saja dilakukan “perang gerilya”. Cara ini masih bisa dilakukan oleh UKM, untuk menguasai daerah-daerah atau konsumen tertentu, yang terlupakan atau tidak sempat tersentuh oleh para “raksasa”. Mi-salnya, roti burger yang oleh perusahaan besar biasanya dijual di pusat perbelanjaan besar, UKM masih berke-sempatan menyasar langsung ke pelosok pemukiman.

UKM sebaiknya membatasi diri pada pasar yang

benar-benar dapat dikuasainya. Biaya operasional yang lebih murah, bisa juga dijadikan senjata untuk bisa menjual produk yang harganya lebih rendah dibanding produk sejenis dari perusahaan besar. Sebaiknya tidak terjebak untuk bersaing secara langsung dengan peru-sahaan besar. Misalnya, pengusaha donat menyewa out-let yang sama besarnya dan tidak jauh dari outlet donat waralaba asing yang sudah sangat terkenal. Percuma saja, karena kemungkinan besar bakal kehabisan nafas sebelum memenangkan persaingan.

Kekuatan perusahaan besar perlu dicermati, di sam-ping untuk menghindari persaingan langsung, juga bisa dijadikan acuan. Umpamanya, dalam hal pelayanan, kebersihan dan upaya-upaya lain yang sangat berpe-ngaruh dalam menjaga citra perusahaan atau produk di mata konsumen. Tidak ada salahnya jika UKM bisa me-niru. Salah satu kelemahan yang kerap ditemukan pada UKM, adalah soal pelayanan.

Sering terjadi, di masa-masa awal usahanya, pela-yanan yang diberikan begitu ramah. Tapi, ketika kon-sumen sudah banyak, bahkan terkadang mereka harus antri, keramahan itu pun mulai berkurang, bahkan hi-lang sama sekali. Mereka menganggap, konsumenlah yang membutuhkannya, bukan sebaliknya.

Bandingkan dengan perusahaan besar, yang bisa menjaga secara konsisten pelayanan terbaiknya. Meski-pun menghadapi konsumen yang antri, pelayannya tetap ramah menyapa, dan bekerja dengan cepat. Inilah yang membuat konsumen tetap betah, walaupun harus menunggu cukup lama untuk dilayani.

Di sebuah outlet donat merek yang terkesan “asing” di pusat perbelanjaan misalnya, konsumen bahkan harus menunggu lebih dari setengah jam hanya untuk mem-beli donat.

Jika sudah berhasil menguasai pasar di daerahnya dengan mantap, bukan mustahil UKM mampu melebar-kan sayap dan memperbesar skala usahanya. Ada se-jumlah UKM yang berhasil melampaui tahap ini, karena mereka konsisten dengan pelayan terbaiknya buat kon-sumen. **

Foto

:edw

inho

89.b

logs

pot.c

om

Page 6: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Sajian Utama

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

MEMANG, tidak semua peng-usaha mempunyai gambaran sebera-pa besar nantinya akan berkembang. Umumnya mereka baru memperoleh gambaran ketika usahanya mulai berjalan. Ketika mulai nampak titik terang itulah, biasanya mereka mu-lai bangkit. Lalu mereka melakukan langkah-langkah progresif atau pe-rubahan dalam waktu singkat.

Banyak contoh yang dilakukan oleh pengusaha besar dapat kita cer-mati dalam rangka pengembangan usaha. Ambil contoh apa yang di-lakukan oleh Monami Bakeri. Usaha yang mempunyai 29 agen di Jakarta dan sekitarnya itu, menjadi besar karena menggarap kue-kue tradi-sional. Ketika tahun 1976 melihat kue tradisional untuk kelas mene-ngah atas belum banyak. Monami langsung menggeber kue tradisional habis-habisan. Misalnya dengan melakukan survey langsung ke kota asal kue, serta memboyong tenaga ahlinya.

Hal yang sama dilakukan oleh Kartikasari. Nama Kartikasari se-bagai toko makanan terlengkap dari roti hingga kue tradisional ini ter-kenal tidak hanya di kota Bandung, pada awalnya Kartikasari ia hanya berangkat dari kue-kue sederhana seperti bolu kukus, kue lapis, pisang

bollen dan beberapa kue rumahan lainnya. Pisang bollen yang tadinya hanya makanan biasa oleh Karti-kasari disajikan dengan resep yang memiliki daya tarik.

Ketika satu jenis makanan ini sudah mampu menarik. konsumen, atau dalam bahasa manajemen Brand Positioning sebagai produ-sen makanan sudah mantap, barulah dibuat beberapa varian bollen dan menambah jenis makanan lain mulai dari brownies, cheese stick, cheese roll, lapis legit, lapis malang, ba-nana roll, bagelen, hingga kue-kue tradisional dan kripik.

Dari sisi Manajemen, kemam-puan menjaga produk supaya tetap diterima konsumen, adalah kunci yang lainnya. Karena mempunyai banyak aspek, masing-masing bisa menerapkan dengan kreativitas se-suai bidang usahanya.

Misalnya seorang pengusaha kue, dapat menitikberatkan sisi manaje-men dengan cara menjalin hubungan baik dengan relasi. Ketika memu-lai usaha agar produknya terserap pasar, ia tidak sekadar membangun jaringan, tetapi juga melakukan ke-mitraan usaha untuk memperkuat bisnisnya, dengan beberapa pihak misalnya pemasok dan penjual yang mendorong usahanya menjadi

berkembang. Ia dituntut mengenal dengan baik berbagai kalangan yang berpengaruh di kota atau wilayah sekitarnya yang diharapkan dapat melancarkan jalannya usaha.

Pola kemitraan ini sudah diter-apkan oleh Reza Dharmanta yang

Belajar Menjadi BesarDisadari atau tidak, pengusaha yang akhirnya meraih sukses biasanya melakukan langkah-langkah yang konkrit. Mereka tidak sekedar bermimpi, namun melakukan terobosan-terobosan sehingga usahanya tidak cuma jalan di tempat. Langkah apa saja yang bisa kita pelajari?

Page 7: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Sajian Utama

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Banyak perusahaan makanan menjadi besar dan mereka dengan aktraktif membuka outlet di Indonesia yang wah! Bagaimana mereka bisa besar? Inilah antara lain yang mereka lakukan :

1. Memiliki ciri khas rasa yang tidak ada di tempat lain, dan mampu mempertahankannya.

2. Mampu menciptakan beragam produk dengan ciri khas rasa yang bervariasi tapi tetap “kena” di lidah konsumen.

3. Berani membuka outlet yang besar yang di-desain menjadi tempat yang nyaman dan sehat.

4. Berani membuka cabang di tempat-tempat strategis dan kota-kota besar.

5. Buka dan tutup outlet tepat waktu dan tidak ada istilah hari libur, sekali pun hari besar.

6. Memelihara loyalitas pelanggan dengan harga yang kompetitif dan pelayanan kepada pembeli menjadi salah satu prioritas.

7. Memiliki akses perbankan dan mampu menjalankan manajemen keuangan yang tertib, dengan membuat laporan keuangan bulanan secara rutin serta diaudit oleh akuntan publik.

8. Melakukan evaluasi dan koreksi terhadap usahanya.

9. Menjadikan karyawan sebagai aset usaha.

10. Memiliki jaringan pasar yang luas dan mampu membangun jaringan kemitraan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan usahanya. (pam)

BAGAIMANA BISA MENJADI BESARmengusung Silky Bakery, dengan produk aneka roti yang inovatif di gerainya di daerah Villa Nusa In-dah, Bekasi. pergerakan omsetnya dari beberapa ratus ribu di awal usaha hingga jutaan rupiah per bu-lan. Kuncinya ada pada keluwesan bergaul, kata lain dari memelihara kemitraan dan jaringan tadi. Ia tak pemah segan membuka diri terha-dap orang baru karena semua yang dijumpai menurutnya membawa po-tensi pasar.

Cara lain bisa dilakukan dengan memberi peluang kepada usaha ke-cil yang memiliki basis usaha yang sama untuk berkembang bersama. Caranya, produk usaha kecil ditam-pung dan diberi merek sesuai den-gan usaha utama. Produk tersebut dipasarkan di sejumlah outlet dan serta di sejumlah pasar swalayan. Dengan cara tersebut menjadikan setiap outlet terisi banyak ragam item produk, yang tak mungkin kita produksi sendiri. Strategi ini, selain menjalankan misi membantu usaha kecil, juga menjadi benteng dari gempuran persaingan.

Di alam persaingan saat ini, tidak ada pengusaha yang bisa bertahan tanpa dukungan usaha lain. Tidak ada jaminan, merek yang sudah terkenal akan langgeng selamanya. Oleh karena itu, pengusaha harus melakukan kemitraan.

Yang penting diingat adalah me-reka (para pengusaha besar) tidak hanya melakukan hal-hal yang khu-sus saja. Prinsip-prinsip dasar dalam usahapun tetap mereka lakukan. Misalnya efisiensi, menjaga kuali-tas produk, memelihara SDM, dll, adalah hal yang tidak bisa ditinggal-kan dalam usaha apapun. (pam)

Page 8: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Manajemen

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

Seorangayahyangjagober-buru,inginmewariskankepi-awaiannya pada sang anak.

Suatuhari, diamengajak anaknya kehutan, untuk berburu rusa. Setelahmemberikan pengarahan soal teknikmembidikrusadengantepat,lantassianakdibiarkanmencari rusaburuan-nyasendiri.

Sianaknyapunbergerak,denganmata dan telinga yang siaga. Nyaristidakadasatupungerakandansuaradi sekitarnya, yang luput. Tiba-tiba,dia terkesiap karena melihat seekorrusayangsedangberjalanpelan.

Dengan sigap, si anak pun me-ngokang senapannya. Lama diaberkonsentrasi membidik ke arahrusa,untukmendapatkanposisiyangpas. Tapi, konsentrasinya terpecahketikadiamelihatadarusalain,yangukurannya lebih besar. Dia berpikir,ayahnya akan lebih bangga lagi jikadirinya berhasil mendapatkan rusabesar.Lantas,larassenapanpundialih-

kan untukmembidik rusa besar itu.Tapi,rupanya,gerakansangpemburupemula itu tercium indra rusa yangmemangsangattajam.Dalamsekeja-panmata,keduarusaitupunlarikesemak-semakhingga tidakkelihatanlagi.Sianakyangbelumsempatme-

narikpelatuksenapan,cumaterben-gong.Kepada ayahnya yang baru saja

datang menghampiri,dia berceritadengan penuh kesal, karena tidakmendapatkanrusabesar.Dengan nada bijak, sang ayah

punberkata:“Nak,seandainyakamutetap mengarahkan senapan padarusa yang pertama, mungkin kausudah berhasil mendapatkannnya.Meskipun rusa itu kecil.Tapi, sayang,engkaumalahtergodauntukmenga-lihkan bidikan pada rusa yang lebihbesar.Sekarang,kautidakmendapat-kansaturusapun.”Ilustrasi di atas menggambar-

Menjalankan Usaha:

Jangan Mudah Tergoda

Menjalankan sebuah usaha, bukan hanya membu-tuhkan modal dan keterampilan saja, tetapi juga

ketekunan dan kesabaran. Jangan mudah tergoda untuk berganti-ganti bidang usaha.

kanbahwadalamduniausahakecilmenengah, kita sering melihat pe-ngusahayangmudahtergodauntukberganti-gantibidangusaha.Terlebihpengusahapemula.Belumapa-apa,dia sudah merasa pesimis denganusahayangsedangditekuninya,danentengsajaberpindahpadabidangusahalain,yangmenurutnyatampaklebihmenguntungkan.Padahal, dalam bisnis, unsur ke-

tekunandanfokuspadasatubidangusaha sangat penting. Sebab, hanyadengancaraitulah,sipengusahabisamengetahuibetulseluk-belukbidangusaha, mulai dari soal yang bersifatteknis sampai strategis baik berupatantanganmaupunpotensinya.Mungkin membutuhkan waktu

yanglebihlamauntukmencapaisuk-ses,mungkin juga tidak.Tapi, sejatinya,memang tidak ada jalan tol untukmencapaisukses.Semuanyaperlupro-ses,ketekunandankerjakeras.***

Sebaiknya pertimbangkan hal berikut:

- Jangan mudah tergoda untuk ikut-ikutan usaha yang tampak se-dang “ngetren”

- Kenali karakter bidang usaha yang akan dipilih, sesuaikan dengan karakter Anda.

- “ Lihat, apakah Anda benar-benar menyukai usaha tersebut. - Pertimbangkan, apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut. - Perhitungkan, berapa pengembalian modal yang akan Anda dapat-

kan, sekaligus risiko yang mungkin Anda tanggung.

Page 9: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Manajemen

DIBANDINGKAN dengan industri lainnya, industri makanan memiliki peluang yang lebih besar untuk te-rus tumbuh. Bahkan, di tengah himpitan krisis ekonomi global saat ini, bisnis makanan masih memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh.

Pasalnya, makanan merupakan kebutuhan pokok ma-nusia. Pasarnya sangat luas dan ragam produknya juga sangat banyak. Mulai dari aneka kue, produk makanan kemasan seper� snack, hingga makanan olahan yang menjurus ke tata boga.

Namun saat ini bisnis makanan juga menghadapi banyak tantangan, khususnya yang menyasar pasar menengah bawah. Sebut saja bahan baku yang terus

naik, gejolak nilai tukar rupiah, serbuan impor makanan legal, serta turunnya daya beli masyarakat. Imbasnya, penjualan produk makanan terus melorot.

Meski turun, sebenarnya kita masih tetap op�mis memandang masa depan industri makanan ini. Kalau-pun saat ini sebagian masyarakat menilai adanya badai krisis global, sebenarnya kita bisa melihat adanya pelu-ang pasar yang cukup besar, tergantung dari sisi mana kita bisa menyikapinya. Ada banyak strategi yang bisa dilakukan, selain krea�vitas, misalnya dengan branding produk, variasi kemasan, variasi bahan baku, atau va-riasi rasa, dll.

Saat ini lonjakan jumlah pelaku usaha makanan ke-las menengah cukup segnifikan, terutama dalam usaha waralaba makanan seper� kebab, mie dan sebagainya yang harga jualnya murah dan �dak memerlukan ba-nyak ketrampilan pelaku usahanya.

Banyaknya orang menekuni bisnis waralaba makan-an ini yang sebagian besar dipicu oleh PHK di beberapa perusahaan, karena industri makanan cenderung tahan krisis, maka waralaba makanan yang banyak diserbu.

Namun perlu diingat, lonjakan jumlah pelaku wara-laba makanan ini bisa menimbulkan persaingan yang kurang sehat. Untuk bisa eksis dibidang ini diperlukan krea�vitas dan ketelatenan, seper� misalnya mencip-takan menu atau konsep yang menarik.

Untuk menghidari persaingan yang kurang sehat itu diperlukan regulasi standar mutu industri makanan. Dengan demikian industri makanan yang memperoleh nilai bagus, tentu akan menjadi pilihan konsumen, de-ngan demikian masyarakat bisa memilih dan pelaku in-dustri bisa terpacu krea�vitasnya untuk meningkatkan kualitas produknya.

Namun begitu, ada baiknya para pelaku usaha �dak perlu bersaing dari sisi harga, tetapi bersainglah melalui inovasi dan kualitas produk. Menurunkan harga atau mengalihkan segmen pasar hanya akan menghancur-kan merek yang sudah dibangun.

(dari berbagai sumber)

Bertumbuh Lewat KreativitasIndustri makanan memang termasuk

bisnis yang bisa bertahan di tengah krisis. Namun, agar bisa tetap

bertumbuh di tengah belitan krisis ekonomi global ini, para pelaku usaha

ini tetap harus kreatif mengemas konsep dan produknya.

Kreatif menyasar anak-anak

Page 10: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Edisi191/TahunXII/2012* Wacana Mitra

Pro�l

Melanjutkan tongkat estafet usaha dari sang ayah di Pangkal Pinang, Bangka, Timotuis Suhardi atau

biasa disapa suhardi ini terus melakukan kreasi dalam usaha bakery. Orang bilang bakery ini bukan sembarang bakery, karena memiliki cita rasa yang sangat unik, lebih renyah dan membuat ketagihan saat me-nyantapnya.

Pindah dari Bangka, ia memulai usahanya pada tahun 2006, berbekal ilmu dari sang ayah, ia pun memantapkan diri mencoba peruntungan di Tangerang. Sekarang ia membuka usaha yang diberi nama “Rokers Bakery Mr. Jo”, ini di kawasan Perumahan Alam Raya, Jurumudi, Tangerang, Banten.

Pemilihan nama usaha rotinya, pria kela-

yang lainnya, ia tidak berani mengganti-nya. Bahkan Ia tidak pernah menggu-nakan bahan pengawet maupun pewarna yang berbahaya, sehingga ia hanya berani menetapkan masa kadaluwarsa 8 bulan saja. Baginya kualitas adalah yang terpen-ting.

Mengenai pengembangan usaha, Su-hardi tidak pernah bosan dalam mencip-takan produk yang baru, saat ini ia sudah menciptakan beberapa jenis roti kering, diantaranya, roti kering rasa mentega gula, rasa strawberry, rasa blueberry dan rasa cokelat.

Salah satu inovasi yang menarik dari Suhardi adalah, ia telah menciptakan kue sagon dari remah roti. Biasanya kue sagon dibuat dari tepung beras ketan dengan campuran kelapa.

Hebatnya walapun sagon produksi Ro-kers Bakery ini terbuat dari remah roti na-mun sulit membedakan dengan sagon pada umumnya, karena memiliki rasa yang gurih dengan citra manis dan wangi kelapa yang membuat kue ini terasa begitu khas. Suhardi mengharapkan sagon bikinannya bisa jadi primadona usahanya.

Saat ini mengingat produknya sudah banyak dikenal masyarakat luas, ayah dua putra ini selain melayani pesanan lang-sung juga mamanfaatkan distributor untuk memasarkan roti keringnya. Oleh karena itu tidak heran jika roti kering “rokers” ini bisa dijumpai di beberapa swalayan di be-berapa kota besar di Jawa bahkan sampai menembus Sumatera.

Kini pengusaha yang mempekerjakan 5 orang karyawan ini, mampu memproduksi 500 karton setiap harinya yang dipatok dengan harga mulai Rp 150 –190 ribu per karton isi 20 bungkus roti kering, Rp 200 ribu hingga Rp 336 ribu per karton sagon isi 56 bungkus. (rahman)

Kresss ….. Rokers Bakery, Bikin Orang Ketagihan

Kontak:Suhardi - Rokers BakeryPerum Alam Raya Blok A No.77 Kel. Belendung Kec. Benda TangerangTelepon: 021-5444132

hiran 2 Agustus 1970 ini, cukup unik. Ia namakan rotinya “Rokers Bakery Mr Jo”. Ro-kers, singkatan dari kata Roti Kering, dan tambahan huruf “s” digambarkan bahwa saat dimakan roti ini akan mengeluarkan suara ‘kresss….’, dan ini menurutnya men-jadi nilai tambah dari produknya. Sedang-kan “Mr. Jo” adalah singkatan dari buah hatinya, Jordan. Nama ini dipilih dengan harapan ke depannya menjadi lebih maju di antara roti kering lainnya.

Pria yang memiliki hobi main futsal ini membuka usaha tidak hanya dengan pe-ngetahuan dari orang tuanya saja, tetapi ia juga memburu ilmu dengan mengikuti seminar-seminar, browsing di internet serta menjadi Follower pada akun Twitter Bo-gasari, “saya sangat terbantu dengan ada-nya akun Twitter Bogasari, karena dapat memperkaya pengetahuan saya dalam membangun usaha menjadi lebih maju,” akunya.

Dari sisi kualitas, keunggulan produk “Rokers Bakery Mr. Jo” ini lebih garing dan orang yang makan dijamin akan ketagihan. “Bila orang makan pasti akan ketagihan,” yakinnya. Roti bikinannya pun sangat co-cok disantap dalam suasana santai sambil minum teh bersama keluarga.

Untuk menjaga agar produknya selalu prima, Suhardi sangat memperhatikan kualitas bahan baku yang yang digunakan-nya. Salah satunya ia selalu menggunakan tepung Cakra Kembar, “ Saya pernah coba yang lain, tapi saya kembali pakai Cakra Kembar karena kualitasnya yang memang bagus”, ujarnya. Begitu pula bahan-bahan

Page 11: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Pro�l

Pria kelahiran Kebumen 20 Mei 1965 ini memulai karir usahanya dengan mengadu nasib di kota Semarang pada tahun 1982.

Bahaji ikut saudara sekampungnya di Semarang yang berjualan Kue Bandung (Martabak; red).

Terdorong keinginan untuk mandiri, pada ta-hun 1986 Ia memutuskan untuk berjualan sendiri di depan Pasar Lama, Sampangan. Tiga tahun kemudian dia melirik usaha dagang molen yang waktu itu mulai digemari banyak orang. Bahaji pun mulai nyambi berjualan molen.

Usaha Bahaji mulai menapaki sukses. Apalagi ia menambah jenis gorengan lainnya seperti tahu isi, tahu petis, dan tempe mendoan. Tahun 1990 an usahanya mulai berkembang menjadi

4 gerobak. Dua gerobak ia kelola sendiri, ma-sing-masing 1 gerobak dipercayakan kepada istri dan adiknya.

Seiring dengan pengembangan usaha goren-gan tersebut, agar usahanya lebih dikenal maka Bahaji pun memberikan nama usahanya “Putra Molen.” Pilihan nama itu sebenarnya sebagai wujud keinginannya memiliki anak pertama laki-laki. tetapi, ternyata yang lahir perempuan de-ngan nama Ika Sovitrisnawati. Karena itu pula, tetangga dan saudaranya acapkali menyebut putrinya Ika Molen Sari yang sekarang sudah menjadi bidan.

Usaha Bahaji pun terus bertumbuh. Uniknya seluruh karyawannya berasal dari kalangan

keluarga sendiri. Mulai dari adik, ipar, hingga keponakan. Kendati demikian, Bahaji mendo-rong sanak saudaranya untuk berani membuka usaha sendiri. Alhasil penjaja gerobak molen yang dulu karyawan sekaligus saudaranya kini berkembang menjadi pedagang gorengan yang mandiri.

Untuk membangun kekerabatan dan keber-samaan diantara pedagang gorengan, pada tahun 2002 ia pun membentuk “Paguyuban Putra Molen”. Nama inilah yang terpampang jelas di setiap gerobak para anggota paguyub-an. Total gerobak mangkal milik paguyuban ini sudah mencapai 28 gerobak. Setiap anggota ada yang memiliki 1 sampai 2 gerobak. Lewat paguyuban inilah mereka terus berbagi. Mulai dari arisan, rekreasi bersama, hingga berhasil membangun Masjid Haitul Islam di kampung halaman mereka.

“Paguyuban ini memang ditujukan untuk mengikat persaudaraan. Bersaing secara sehat dan tumbuh bersama dengan tetap menjaga kualitas produk serta tali silaturahmi. Kalau mau jadi anggota harus ikut aturan demi menjaga persaudaraan,” ucap pria yang murah senyum ini.

Dari sukses itu pula, Bahaji dan istrinya berha-sil menunaikan ibadah haji pada tahun 2003. Rezeki pun terus mengalir hingga orangtua dari 3 anak ini memiliki 4 rumah. Satu diantaranya menjadi tempat produksi sekaligus mess pengi-napan karyawan.

Dalam menjalankan usaha dan meraih sukses seperti sekarang ini, Bahaji mengakui haruslah dengan kerja keras. “Yang terpenting adalah menjaga kualitas, oleh karena itu saya tidak berani pakai merek lain kecuali dari bogasari, karena menyangkut kualitas dan kepuasan pelanggan.” ucap Bahaji. (RAP)

Sukses Mengangkat Usaha Gorengan Lewat Paguyuban

Kontak : Ahmad Bahaji Ketua Paguyuban Putra Molen GrupJl. Menoreh Utara XII No.10, RT/RW. 006/001, Kel. Sampangan, Kec. Gajah Mungkur, Semarang Telepon : 081325297578

Ahmad Bahaji

WALAU hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SD, Ahmad Bahaji, sukses mengangkat perekonomian keluarga, kerabat dan sanak saudaranya, dengan membuka usaha gorengan di Semarang. Tidak hanya itu saja, bahkan Bahaji yang saat ini mempekerjakan 23 karyawan ini, membentuk sebuah paguyuban pengusaha gorengan, yang dinamakan “Paguyuban Putra Molen”.

Page 12: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

Pemasaran

Sebagusapapunprodukyangkitahasilkan,jikatidaklakudi pasaranmaka tidak ada artinyabagi usahakita. Ada hal yang mestinya kita pahami, bahwa

pemilihan produk tidak selamanya dilihat dari belumbanyaknya produk pesaing, tetapi juga sangat bergan-tungkepadaminatpasaruntukmenerimaproduk terse-but. Ide-idebagusbelumtentumenjadikenyataanyangbagus, tetapi seringkali lebihbaikmenjualprodukyangsederhanatetapidengancarayangtepat.Ada seorang yang inginmencobamemasarkan suatu

produk baru yang penuh dengan inovasi. Ia mencobamenjelaskanbahwaprodukinibenar-benarbelumadape-saingnya, sehinggaberharappasarnyapasti akanbagus.Tetapisebenarnyatidaksederhana,karenatentunyadibu-tuhkanenergiekstrauntukmeyakinkancalonkonsumenuntuk benar-benar membeli produknya. Mungkin akanlebih baik memilih produk yang umumnya dibutuhkanolehmasyarakatbanyak,bukansekedarmengenal,men-cobadansetelahitutidakmaulagi.Ketika kita akan memasarkan aneka kue, lokasi mana

yangakankitapilih,apakahPasarKueSubuhSenen,atauPasar Tanah Abang. Bisa dipastikan akan memilih PasarKueSubuhSenen.Kenapa?Bukannyadisanabanyakseka-lipesaingnya,sedangkandiTanahAbangbelumbanyakpesaing?Jawabannyasederhana.TernyatadiPasarSenenjumlahpembelinyasangatbanyak,karenatanpadisadaripembelimemangsudahdiarahkankepusat-pusatperda-gangantertentu.

Kasus di atas, menyadarkan kita bahwa berjualan ditempatyangbelumadapesaingnyamungkinmalahtidaklaku, tetapibisa jadimalahharusmencari tempatusahayangbanyakpesaingnyakarenapadaumumnyadisanalahpembelisangatbanyak.Adakeuntunganlaindarimencaritempatyangbanyak

pesaingnya,yaitukitajustrubisabekerjasamadenganparapesaing.Dilokasiberkumpulnyapedagangmakanan,jikasatuwarung tiba-tiba kedatanganbanyak tamu, semen-tarapersediaanmakanantidakmencukupi,makawarungtersebut akan pinjam kewarung pesaingnya yang tidakjauhlokasinya.Dengandemikian,ketikakitaharusbersa-ingde-nganwarung lain, sekaligus harus berhubung-anbaik dengan mereka. Biasanya di antara mere-ka yangbersaingsekaligusbekerjasama,usahamerekaakansama-samamaju,sebaliknyajikamerekajarangbergauldenganpesaingmalahakandikucilkan.Dalam menjalankan usaha, cara praktis yang bisa di-

lakukanadalahmencaripesaingyangbanyak.Persainganmembuatkitabanyakbelajardenganusahasejenis.Ber-saing sekaligus bersahabat akanmemacumotivasi dankreatifitas.(pam)

Bersahabatlah dengan Pesaing

Dalammenjalankanusaha,carapraktisyangbisadilakukanadalah

mencaripesaingyangbanyak.Persainganmembuatkitabanyak

belajardenganusahasejenis.Bersaingsekaligusbersahabatakanmemacu

motivasidankreatifitas.

Page 13: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

menjadi pengusaha sukses. Semakin banyak teman bergaul, makin

terbuka kesempatan untuk membangun relasi. Tapi, tentu saja, kita harus lebih selektif dalam mengenali kawan mana yang kira-kira berpeluang untuk diajak kerja sama dalam bisnis.

3. Miliki Kartu NamaKartu nama merupakan alat untuk men-

jalin relasi yang cukup efektif, tapi murah. Kenalan baru yang menerima kartu nama kita, akan lebih mudah mengingat kita dan menghubungi kita, jika kelak membutuh-kan pelayanan bisnis kita. Pastikan nama, alamat dan kontak (nomor telepon) kita ter-cantum dengan jelas.

4.Persahabatan yang tulus.Relasi bisnis yang baik, kadang kala

terbentuk dari sebuah persahabatan yang akrab. Untuk itu, berka-wanlah dengan siapa saja tan-pa pandang bulu.

Jangan buru-buru untuk membicarakan masalah bis-nis, dengan orang yang baru saja Anda kenal. Mungkin saja

orang tersebut malah jadi ber-pikir bahwa Anda hanya mau “me-

manfaatkan” dia. Tawarkan persahabatan yang tulus ter-

lebih dahulu. Jika mereka menganggap Anda orang yang kompeten dan merupak-an sahabat yang baik, peluang kerjasama bisnis itu bakal muncul dengan sendirinya.

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Pemasaran

Bersahabatlah dengan Pesaing

Sebagai pengusaha, keterampilan membuat produk yangberkuali-tas, kadang tidak cukup. Di butuh-

kan keterampilan lain, yaitu memasarkan produk tersebut dengan baik. Bahkan, dalam praktiknya, keterampilan memasar-kan ini seringkali terasa jauh lebih pen-ting.

Salah satu langkah awal yang sangat strategis untuk dilakukan dalam rangka pemasaran, adalah membangun relasi yang luas dan kuat. Terlebih jika kita membidik pasar khusus. Mi-salnya, menjadi rekanan sebuah perusahaan atau instansi, seba-gai pemasok kebutuhan konsumsi pegawainya. Berikut ini, empat hal sederhana yang bisa kita per-timbangkan untuk membangun relasi.

1. Percaya Diri yang kuatKendati hanya mengelola usaha skala

kecil, tidak ada alasan bagi kita untuk minder ketika berhadapan dengan pihak lain, misalnya pejabat atau manajemen pe-rusahaan besar.

Jika punya keterampilan untuk mem-buat produk yang berkualitas, dan mampu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mereka, yakinlah bahwa kita merupakan pilihan yang terbaik bagi mereka. Jika kita mampu menunjukkan sikap percaya diri

(bukan sombong), niscaya me-reka akan lebih menghar-

gai kita, dan bersedia menjalin hubungan yang lebih dekat dengan kita.

Strategi Membangun Relasi

Untuk menunjang pemasaran, mutlak di-

perlukan jaringan relasi yang luas. Inilah lang-kah awal yang penting

dilakukan.

2. Banyak BergaulSikap supel dan mudah bergaul, meru-

pakan salah satu modal penting untuk

Page 14: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

Tips

1. Gunakan terigu merek Cakra Kembar, untuk mendapatkan volume yang lebih besar

2. Gunakan telur yang segar agar saat dioven sus bisa mengembang maximal

3. Pastikan suhu oven benar-benar panas yaitu: 2000 – 2100C

4. Tambahkan telur pada saat adonan kulit sus sudah agak dingin, agar telur tidak matang/menggumpal.

5. Pastikan terigu matang dan tercampur rata sewaktu dimasak

6. Agar mengembang lebih sempurna, sewaktu adonan dispuit di loyang, jarak antara adonan satu dengan yang lain jangan terlalu dekat.

7. Pastikan adonan yang masih sisa ditutup

dengan kain basah, agar tidak kering

8. Jika jumlah telur dikurangi dan diganti dengan air maka, bisa ditambahkan baking powder atau amoniak kue

Agar Sus Mengembang Sempurna

Page 15: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Resep

6. Setelah adonan agak sedikit kering, taburi dengan kismis dan kelapa muda tunggu hingga matang

7. Angkat kue lumpur yang masih dalam keadaan hangat, sajikan bersama teh hangat

Bahan250 gram Terigu Segi�ga Biru250 gram Kentang rebus (diblender)200 gram Gula pasir100 gram Santan350 gram Air kelapa 2 gram Garam 2 bu�r Kuning telur 3 bu�r Telur

Topping100 gram Kismis1 buah Kelapa muda (dikerok �pis)

Cara Membuat1. Campurkan seluruh bahan, kemudian aduk sampai

rata2. Setelah rata saring adonan kue lumpur dengan

saringan 3. Diamkan selama 15 menit4. Panaskan cetakan kue lumpur dengan api kecil5. Setelah cetakan panas, tuangkan adonan kue

lumpur dan tutup dengan penutup cetakan

Kue Lumpur

Bahan Kulit Pie150 gram Terigu Kunci Biru100 gram Margarine Royal Palmia50 gram Telur1 gram Baking powder1 gram Garam2 gram Kaldu sapi IndofoodBahan Isian200 gram Kacang polong kalengan40 gram Daging sapi cincang dadu20 gram Bawang pu�h cincang50 gram Bawang bombai1 bks Bumbu rendang Indofood150 gram Santan5 gram Garam5 gram Lada10 gram Gula pasir4 gram Kaldu bubuk IndofoodHiasan 4 lbr Kulit lumpia potong segi�ga50 ml Minyak goreng Bimoli2 bu�r Kuning telur

Cara Membuat 1. Campur semua bahan dan aduk sampai rata, lalu

diis�rahatkan 15 menit2. Sambil menunggu adonan siap, tumis bawang

bombai dan bawang pu�h sampai harum, masukan daging sapi aduk sebentar

3. Tuangkan bumbu rendang Indofood dan tambahkan santan aduk sampai kental

4. Masukkan seasoning (garam, lada dan kaldu bubuk dan kacang polong kalengan )

5. Isian siap digunakan

Penyelesaian1. Ambil adonan pie, lalu cetak di loyang mini pie dan

masukkan isian dan beri hiasan kulit lumpia 2. Tutup dengan adonan pie cukup untuk mengikat

kulit lumpia3. Poles kocokan kuning telur lalu panggang dengan

suhu 1700 C selama 25 menit 4. Pie siap disajikan bersama saus sambal extra pedas

Indofood

Pie Rendang Kacang Polong

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Page 16: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

Serba-Serbi

Tidak ada gading yang tak retak. Jika diterapkan pada dunia usaha, pepatah lama itu mengandung

arti: tidak ada usaha yang betul-betul be-bas dari kerugian, berapapun kecilnya.

Jadi, jangan terlalu panik kalau tiba-tiba Anda mendapati sesuatu yang merugikan usaha. Asal tidak fatal. Nah, untuk mencegah terjadinya kerugian be-sar yang berakibat fatal itu, kita harus jeli mencermati kerugian-kerugian kecil yang mungkin saja terjadi.

Terlebih, bentuk keru-gian tersebut tidak semuanya tampak nyata. Ada juga kerugian yang ti-dak tampak, atau tidak di-sadari, jika tidak diselidiki.

Ambil contoh, peng-usaha yang memproduksi roti. Karena produksi roti-nya sudah berjalan secara rutin setiap hari, bisa saja tidak menyadari bahwa se-betulnya terjadi ine�siensi dalam proses peragian, karena penguapan adonan, perbedaan berat adonan dengan berat menurut resep, dan sebagainya.

Kerugian-kerugian semacam itu, hanya dapat diketahui secara nyata bila diselidiki dengan seksama. Tetapi jika su-dah terbiasa menimbang adonan setelah percampuran dan sebelum mengirim-kannya ke meja adonan, maka beberapa

kerugian yang tak nyata akan menjadi nyata.

Sedangkan kerugian dalam proses produksi yang nyata atau mudah dili-hat dengan jelas, misalnya cacat waktu dalam oven, kesalahan saat membung-kus dan mengepak sehingga menyebab-kan roti mudah apek, dan sebagainya. Bila kerugian-kerugian yang nyata ini dicatat

dengan terperinci, maka pengusaha bisa segera memperhitungkannya.

Disarankan agar semua adonan yang rusak dibakar saja, walaupun nantinya tidak dijual bersama dengan roti atau kue yang baik. Yang cacat ini dapat di-satukan dengan yang rusak dalam oven atau produk yang apek, untuk diguna-kan sebagai makanan ternak atau untuk

tujuan lainnya, sehingga hasil penjualan-nya akan menurunkan jumlah kerugian netto.

Sudah tentu semua pengusaha ingin bisa terbebas dari kerugian, termasuk yang kecil-kecil, atau mampu menjalan-kan e�siensi 100 persen. Tapi, kenyata-annya, sangat sulit mencapai kesempur-naan. Hal ini bukan cuma berlaku pada usaha skala kecil-menengah yang tradi-sional, tapi juga perusahaan besar yang menjalankan manajemen modern.

Tapi, yang paling penting ialah, pen-gusaha harus berupaya untuk mengeta-hui segala kerugian yang terjadi, dapat

menetapkan alasannya serta mengambil tindak-an seperlunya untuk mengurangi kerugian-kerugian itu sampai ba-tas minimal.

Pembuatan catatan yang meliputi aktivitas seluruh pabrik, meru-pakan salah satu cara yang paling mendasar untuk mengetahui dan mengontrol kerugian yang nyata dan yang tidak nyata, serta me-nentukan penanggulan-gannya. Hanya dengan mengecek seperti itulah,

e�siensi yang sebenarnya dapat ditegak-kan. Karena itu, pelaksanaan sistem pen-catatan dan pembukuan yang sistematis, sudah merupakan keharusan. Termasuk buat usaha skala kecil. (pam dari berbagai sumber)

Minimalkan Dampak Kerugian dalam ProduksiDalam menjalankan produksi, selalu ada risiko kerugian. Pengusaha perlu cermat menditeksi kerugian tersebut, agar dampaknya tidak terlalu parah.

Page 17: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Serba-Serbi

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

WAKTU ADALAH UANG. Dalam bisnis, ungkapan ini tidak akan per-nah usang. Bahkan, boleh jadi, ma-kin lama relevansinya akan makin terasa. Sebab, dari waktu ke waktu, lahan bisnis selalu ditandai dengan makin ketatnya persaingan.

Nah, menjalankan bisnis di te-ngah-tengah persaingan ketat itu, waktu menjadi salah satu faktor penting penentu daya sa-ing. Jadi, setiap satuan waktu baik jam, menit atau detik, meru-pakan satuan nilai yang sangat berharga. Keterlambatan sedetik saja, sudah berarti kerugian.

Ketepatan waktu, harus dite-rapkan oleh perusahaan di setiap lini kerjanya. Sebab, semuanya merupakan satu kesatuan. Jika pekerjaan di satu lini terlambat, maka akan menghambat proses kerja secara keseluruhan.

Misalnya, di lini pemasar-an, mampu bergerak cepat mendapatkan pesanan seba-nyak-banyaknya, tapi lini produk-sinya ternyata lelet. Akibatnya, pengiriman pesanan bisa terlam-bat, yang berujung pada ma-salah fatal: konsumen kapok!

Pengusaha, termasuk yang bergerak di bidang makanan, harus selalu ingat, bahwa konsumen jaman sekarang makin sibuk. Mereka sa-ngat memperhitungkan waktu.

Konsumen yang mendatangi ke-dai mi, misalnya, tentu akan kecewa kalau harus menunggu berlama-lama untuk pesanannya. Kendati mereka datang ke kedai dalam keadaan

senggang, atau ingin sekaligus mencari tempat buat ngobrol santai de-ngan temannya, tetap saja tidak akan merasa nyaman kalau layanan di kedai serba lamban.

Berjubelnya konsumen yang datang ke kedai, sama sekali tidak bisa dijadikan alasan yang bisa

meredam kekecewaan konsumen. Sebab, bagaimanapun, konsumen adalah individu, yang cenderung lebih mementingkan kebutuhannya sendiri. Paling tidak, untuk urusan makanan yang telah dipesannya.

Contoh menarik, pernah dilaku-kan oleh salah satu restoran cepat saji ternama. Karena memahami kon-sumen butuh layanan cepat, restoran ini sampai berani menjamin layanan

tidak lebih dari 60 detik. Setelah me-nyebut pesanannya, konsumen bisa membalikkan “hourglass” (sebuah alat seperti jam pasir), yang jika dibalik-kan pasir di bagian atas akan turun dan habis dalam waktu 60 detik. Jika dalam waktu pendek itu pesanan konsumen belum juga datang, dia

berhak mendapat potongan 10 persen! Padahal, pada jam-jam tertentu, konsumen restoran itu selalu padat luar biasa.

Agar seluruh lini mampu peru-sahaan bergerak dengan target waktu yang terukur, maka peng-usaha harus secara tegas men-ciptakan budaya “tepat waktu”, kepada seluruh karyawannya. Kalau perlu, berikan sangsi ke-pada siapa saja yang gagal me-nyelesaikan pekerjaannya sesuai waktu yang ditentukan.

Tapi, tentu saja, soal budaya tepat waktu itu, hanya akan efek-tif berjalan, kalau si pengusaha sendiri memberikan contoh secara langsung. Bagaimana mungkin para karyawan terdo-rong untuk bekerja tepat waktu, kalau si bosnya sendiri cende-rung lelet, baik dalam bekerja

maupun mengambil keputusan.Ada seorang pengusaha sukses

di Tanah Abang, Jakarta, menyam-paikan jawaban yang sangat me-narik, ketika ditanya kunci suksesnya. “Berdagang itu gampang. Beli mu-rah, jual mahal. Beli tepat waktu, jual tepat waktu,” begitu dia bilang. ***

Menghargai WaktuPengusaha yang menghargai waktu, berpeluang besar memenangkan persaingan usaha.

Page 18: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Edisi191/TahunXII/2013* Wacana Mitra

Info BMC

SEBAGAIMANA diketahui bahwa Bogasari telah meluncurkan berbagai program dalam rangka apresiasi kepada para mitra UKM.

Salah satunya adalah program Bogasari Mitra Card (BMC) yaitu program keanggotaan yang diselenggarakan khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC.

Tentu saja beberapa manfaat sekaligus dapat diperoleh dalam keanggotaan BMC ini, salah satunya adalah Mendapatkan Point Reward dengan cara mengirimkan label e-kupon yang terdapat pada kemasan terigu bogasari 25 kg, yang secara triwulan dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang tunai.

Khusus bagi mitra UKM yang memilih point rewardnya dalam bentuk uang tunai, secara otomatis akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC.

Agar Point Reward tersebut dapat benar-benar bermanfaat, para mitra UKM diharapkan dapat mengecek saldo Point Reward tersebut segera setelah mendapatkan pemberitahuan melalui SMS dari pihak bogasari, dan menarik tunai melalui ATM

Permata bank atau bank lain di jaringan ALTO, ATM Bersama dan PRIMA (BCA)

Perlu diketahui kartu BMC hanya digunakan sebagai media pembayaran hadiah langsung BMC. Tidak seperti kartu ATM pada umumnya, kartu BMC ada masa daluwarsanya.

Oleh karena itu agar mendapatkan manfaat semaksimal mungkin, sangat diharapkan bagi para mitra UKM pemegang kartu BMC dapat menggunakan fasilitas kartu BMC ini, baik untuk penarikan tunai di ATM maupun belanja di toko yang menyediakan mesin EDC (Electronic Data Capture), yang telah bekerjasama

dengan Permata Bank. Untuk melakukan penarikan

uang tunai atau cek saldo, pilih rekening tabungan pada layar ATM, dengan ketentuan limit transaksi per hari untuk penarikan tunai maksimal Rp 10.000.000, transfer online Rp 25.000.000 dan transaksi pembelanjaan di merchant-merchant maksimal Rp 5.000.000.

Apabila masa berlakunya sudah habis (expired), kartu rusak, hilang, atau ada kendala dalam penggunaan kartu BMC, segera menghubungi LAGANSA 0807-1-800-888 atau BMC Center 021-292638000 ext. 62335 agar dapat diterbitkan kartu yang baru. (pam)

Manfaatkan Kartu BMC untuk Penarikan Tunai di ATM

UKM diharapkan segera mengambil dan memanfaatkan point reward berupa uang tunai di ATM Permata Bank atau bank lain di jaringan Alto, ATM Bersama, dan Prima (BCA)

Kumpulkan dan Kirim e-kuponnya ke Bogasari, lalu ambil uangnya di ATM

Page 19: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam

Wacana Mitra * Edisi 191/Tahun XII/2013

Bogasari Mitra Card

• Pengelolaan usaha masih dilakukan secara sederhana (tradisional).

• Minimum pembelian 1 sak @25 kg terigu produk bogasari tiap kali transaksi.

• Dilakukan pengecekan lapangan oleh staf Bogasari setempat.

• Keputusan Bogasari untuk menerima, menolak atau memperpanjang keanggotaan tak dapat diganggu gugat.

Klasi�kasi Keanggotaan• Kartu Platinum, total konsumsi terigu > 750 sak/ bulan.• Kartu Gold, total konsumsi terigu 250 - 749 sak/ bulan.• Kartu Silver, total konsumsi terigu < 250 sak/ bulan.

Bogasari Mitra Card

”Tumbuh Bersama” adalah komitmen PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Bogasari dalam membangun kemitraan

dengan para pelaku usaha kecil danmenengah (UKM) makanan berbasis terigu.

Berbagai program telah diluncurkan, salah satunya adalah loyalti program Bogasari Mitra Card (BMC). Program keanggotaan yang diselenggarakan

Bogasari khusus untuk Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memproduksi aneka makanan berbahan baku terigu Bogasari dan atau

retailer/ pengecer kiloan terigu Bogasari yang ditandai dengan kartu magnetic keanggotaan BMC.

Cara Mudah Mendapatkan Manfaat Lebih

* Syarat dan Ketentuan Berlaku

Manfaat Keanggotaan• Mendapatkan Point Reward, yang secara triwulan

dapat ditukar dengan aneka hadiah menarik atau uang cash yang akan ditransfer oleh Bogasari ke pemegang rekening kartu BMC.

• Gratis berlangganan majalah bulanan Wacana Mitra yang berisikan peluang usaha, sharing pengalaman sesama UKM dan tips-tips lainnya.

• Fasilitas asuransi kesehatan rawat inap* dan kecelakaan diri.

• Fasilitas asuransi kebakaran.• Rekomendasi kredit mikro dari perbankan.• Diskon biaya pelatihan di seluruh cabang Bogasari Baking

Center (BBC).• Kesempatan berbagi pengalaman dan pengetahuan

melalui wadah edukasi dan pelatihan.• Diikutsertakan dalam setiap program consumer promo

lainnya yang diselenggarakan oleh Bogasari. • Diskon 5% untuk pembelian mesin dan peralatan di PT Sinar Cahaya Cemerlang (syarat & ketentuan berlaku)

Syarat & Ketentuan Menjadi Anggota BMC• Perajin, pengguna tepung terigu Bogasari yang masih

dalam taraf usaha kecil menengah serta pengecer kiloan.

Page 20: Belajar Bersaing UsahaBesar 191.compressed.pdf · langan, rintangan, dan godaan yang bertubi-tubi. Ingat jangan mudah tergoda, yang juga tidak kalah pentingnya untuk diulas dalam