Top Banner
CASE REPORT TUMOR ABDOMEN Pembimbing : dr. Bakri B Hasbullah Sp. B Disusun Oleh : Sitta Dea Viastiya J 510 135 008 PROFESI KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
27

Bedah Case

Nov 18, 2015

Download

Documents

Justin Ford

kasus bedah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Slide 1

CASE REPORTTUMOR ABDOMENPembimbing : dr. Bakri B Hasbullah Sp. B

Disusun Oleh :Sitta Dea ViastiyaJ 510 135 008

PROFESI KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013

Identitas Pasien

Nama : Tn. KUmur : 35 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAlamat: Rotonongo 2/7 Gerdu KarangpandanStatus perkawinan : MenikahAgama: IslamSuku: JawaTanggal pemeriksaan: 9 september 2014No. RM: 32.xx.xx

AnamnesisKeluhan utama : nyeri perut sebelah kanan

RPS6 bln SMRS : pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan, terasa perih. Berobat kemudian sembuh dan sering kambuh2 bln SMRS : pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan semakin hebat, meskipun sudah berobat tapi nyerinya tidak berkurang. Nyeri dirasakan terus menerus sampai ahirnya di opname di rs. Dilakukan pemeriksaan penunjang USG Abdomen. Dinyatakan ada usus buntu. Setelah operasi ternyata ususnya tidak bermasalah tapi ada daging tumbuh membengkak. Diambil dan diperiksa ke laboratorium. Tapi setelah itu pasien tidak mendapat penjelasan lebih lanjut sampai pulang.

2 minggu SMRS : pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan kambuh lagi tapi tidak seberat 2 bulan yang lalu, nyeri dirasakan kadang-kadang, nyeri perut meningkat kalau kecapekan, dan berkurang setelah minum obat dan beristirahat.teraba benjolan pada perut sebelah kanan. BAB berwarna merah segar, setiap hari >3 kali, ampas (+), nyeri saat BAB (-), benjolan (-), BAK dbn, mual(-), muntah(-), pusing(+), badan terasa pegal-pegal. Pasien berhenti bekerja karena merasa badan mudah lelah.

HMRS : pasien mengeluh nyeri perut sebelah kanan makin parah, dirasakan terus menerus, nyeri tidak berkurang meskipun sudah berobat dan istirahat. Benjolan pada perut sebelah kanan makin membesar, nyeri tekan (-), BAB semakin sering, tiap hari >10 kali, berwarna merah segar, ampas (+), kadang banyak, kadang sedikit, nyeri saat BAB (-), benjolan(-).BAK dbn, nafsu makan menurun(+), pusing(-), mual(-), muntah(-), BB turun 17 kg dalam 2 bulan.

RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIALPasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anakAwalnya pasien bekerja sebagai penjual roti keliling, namun sekarang sudah berhenti karena badan terasa lemah

Pemeriksaan Fisik1. Status GeneralisKeadaan Umum: Compos Mentis

Vital Sign : - Tekanan darah : 130/90 mmHg, Frekuensi nafas (78x/menit), Frekuensi Nadi (22x/menit), Suhu 36,5C.

Kepala: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) Leher : Retraksi supra sterna (-) deviasi trachea (-) peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-)

Thorax: - Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampakPalpasi : Ictus cordis terabaPerkusi : Redup Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, regular, bising jantung (-).

- ParuInspeksi : simetris kanan kiri, tidak terdapat luka bekas operasiPalpasi : nyeri tekan (-), massa (-)Perkusi : sonor kanan kiriAuskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen: Simetris, distended (-), bekas operasi(-), nyeri tekan (-), defans muskuler (-)

Ekstremitas : Clubbing finger (-), Edema tungkai (-), deformitas (-)

2. Status LokalisRegio Inguinal DextraInspeksi : Tampak benjolan pada skrotum sebelah kanan, warna serupa warna kulit, tidak terdapat tanda-tanda peradangan.Palpasi :Teraba massa dengan permukaan rata , batas tegas, konsistensi lunak, bisa digerakkan dari sekitar dan dapat dimasukkan. Auskultasi :Terdengar suara peristaltik

Pemeriksaan Penunjang :Lab Darah RutinHb: 15,4 gr%Leukosit: 7.800 mm3Trombosit: 220.000 mm3Eritrosit: 5,33 x 103 mm3Hematokrit: 47,3 %CT/BT: 4.00/ 2.00GDS: 98 gr/dlUreum: 21,6Creatinin: 0,96

Diagnosis Hernia Inguinalis Lateralis DextraDiagnosis Banding Hernia SkrotalisTerapi- HERNIOREPAIRInf RL 20 tpmInj. Oxtercid 2x1500 mgInj. Ranitidin 2x1Inj. Pragesol 3x1Inj. Metronidazol 3x1Prognosis Dubia ad bonam

Tinjauan PustakaDEFINISI

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan.Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.

Anatomi Dinding PerutAnatomi dinding perut dari luar kedalam terdiri dari :KutisLemak subkutisFasia skarpaMuskulus obligus eksternaMuskulus abdominalis transversalFasia transversalisLemak peritonealPeritoneum

Regio Inguinalis - Kanalis Inguinalis

- Kanalis FemoralisKanalis femoralis terletak di medial dari v. femoralis di dalam lakuna varosum,dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat vena safena magna bermuara di dalam v.femoralis.

Klasifikasi Hernia

Hernia Inguinalis

Faktor Penyebab Hernia InguinalisKelemahan aponeurosis dan fasia tranversalis, Prosesus vaginalis yang terbuka, baik kongenital maupun didapat, Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik, hipertrofi prostat, konstipasi, dan asites,Kelemahan otot dinding perut karena usia, Defisiensi otot, Hancurnya jaringan penyambung oleh karena merokok, penuaan atau penyakit sistemik.

Manifestasi KlinisGejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring.Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi inkaserata karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada saat inspeksi saat pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis lateral muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas medial bawah.Kalau kantong hernia berisi organ, tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum maupun ovarium.

Penegakan DiagnosisDiagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi, atau jika tidak dapat direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.

KomplikasiKomplikasi hernia tergantung kepada keadaan yang dialami oleh isi hernia.

PEMBAHASANHernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.Secara umum diklasifikasikan menjadi, hernia eksterna, hernia intraparietal, hernia interna, hernia reponibel (reducible hernia), hernia ireponibel (inkarserata) dan hernia strangulasi. Berdasarkan lokasinya hernia diklasifikasikan menjadi hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia paraumbilikalis, hernia ventralis, hernia epigastrika, hernia lumbalis, hernia Littre, hernia Speighel, hernia obturatoria, hernia perinealis, hernia pantalon. Gambaran klinik dan penegakkan diagnosis pada hernia tergantung dari perkembangan dan lokasi hernia. Penatalaksanaan hernia ada dua yaitu konservatif dan operatif, tergantung dari gambaran klinis dan jenis hernia.

DAFTAR PUSTAKA 1. Stead LG, et all,. First aid for the surgery clerkship, Intrnational edition, The Mc Graw-Hill Companies, Inc, Singapore, 2003, 307-317. 2. Manthey, D. hernia. http//www.emedicine.com [diakses tanggal 12 april 2007] 3. Schwartz, Shires, Spencer. Abdominal Wall Hernias. Principles of Surgery . 5th Edition. The Mc Graw-Hill Companies, Inc, 1988. 1525- 1544 4. Sjamsuhidayat & Jong. Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi. Jakarta: EGC . 1997.523-538. 5. Mann CV. The Hernias, Umbilicus, Abdominal wall, In : Mann Russel RCG, Williams NS.Bailey & Loves Short Practice Of Surgery. 22nd Edition. London: ELBS With Chapmann & Hall, 1995, 1277-1290 6. Mansjoer A, Suprohaita, Ika wardhani W. Setiowulan W. Kapita Selekta Edisi ke-3, Jilid 3. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000.313-317 7. Sabiston. Hernia dalam Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC. 1994.228-245.8. Schwartz, Hernia dinding abdomen dalam Intisari prinsip-prinsip Ilmu bedah, edisi VI, Jakarta : EGC, 2000, 509-518.

TERIMA KASIH