Top Banner
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR I BEBERAPA REAKSI KIMIA OLEH : NI LUH LINDA AYU OKTAVIANI 1108105002 KELOMPOK 1 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2011 1
33

Beberapa Reaksi Kimia

Feb 20, 2016

Download

Documents

Kim Daniels

reaksi kimia dalam kimia dasar 1
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Beberapa Reaksi Kimia

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR IBEBERAPA REAKSI KIMIA

OLEH :

NI LUH LINDA AYU OKTAVIANI

1108105002

KELOMPOK 1

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2011

1

Page 2: Beberapa Reaksi Kimia

BEBERAPA REAKSI KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mengamati beberapa reaksi kimia yang terjadi pada percobaan ini

Mengetahui konsep reaksi kimia

Mengamati peristiwa perubahan kimia saat percobaan berlangsung.

II. DASAR TEORI

Banyak sekali reaksi kimia yang terjadi di bumi ini, misalnya proses fotosintesis pada

tumbuhan hijau menghasilkan karbohidrat dan oksigen. Karbohidrat kemudian kita jadikan

makanan pokok sehari-hari dan oksigen merupakan gas yang diisap ketika makhluk hidup

bernafas. Proses kimia memberikan begitu banyak keuntungan bagi makhluk hidup mulai

dari memanfaatkan suatu perubahan zat dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contohnya reaksi

antara Sodium Bikarbonat dan Asam Sulfat menghasilkan gas Karbon Dioksida yang mana

juga dimanfaatkan belakangan ini sebagai alat pemadam kebakaran. Reaksi kimia yang

menghasilkan sama seperti penerapan alat pemadam kebakaran merupakan salah satu contoh

perubahan-perubahan yang terjadi apabila reaksi kimia itu berlangsung. Sehingga pentingnya

kelangsungan reaksi kimia dalam suatu kehidupan.

Reaksi kimia adalah penggabungan atau penataulangan kembali susunan atom-atom

dalam senyawa, sehingga tidak ada atom yang hilang maupun tercipta. Dalam reaksi kimia

yang terjadi adalah perubahan struktur dan sifat-sifat materi. Misalnya:

H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)

Material awal dalam reaksi kimia disebut reaktan (zat pereaksi) dan substansi yang

terbentuk sebagai hasil dari suatu reaksi kimia disebut produk (hasil reaksi). Dalam hal ini

hydrogen dan oksigen adalah reaktan, sedangkan air adalah produk. Dalam persamaan

dicantumkan pula keadaan fisik dan wujud dari masing-masing reaksi dan produk.

Berlangsungnya proses ini bisa saja memerlukan energi (reaksi endotermal) atau melepaskan

energi (reaksi eksotermal).

Secara umum, ada empat ciri yang menunjukkan adanya perubahan kimia, yaitu:

perubahan suhu, perubahan warna, pembentukan gas dan pembentukan endapan. Jika suatu

2

Page 3: Beberapa Reaksi Kimia

perubahan kimia terjadi, kita dapat mengamati salah satu atau beberapa peristiwa-peristiwa

berikut ini:

- Habisnya zat yang bereaksi

- Timbulnya gas

- Terjadi perubahan warna

- Timbul endapan

- Terjadi perubahan suhu

- Tercium adanya bau yang baru

Faktor-faktor inilah yang digunakan untuk menunjukkan apakah suatu reaksi kimia telah

terjadi atau tidak.

3

Page 4: Beberapa Reaksi Kimia

III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat :

1. Gelas beker

2. Gelas ukur

3. Kaca arloji

4. Batang pengaduk (spatula)

5. Cawan penguap

6. Steambath

7. Neraca

8. Lap

9. Pipet tetes

10. Botol semprot

b. Bahan :

1. Tembaga (Cu) 0,21 gram

2. Larutan HNO3 4 M sebanyak 10 ml

3. Larutan KOH 1 M sebanyak 70 ml

4. Air suling

5. Larutan H2SO4 1 M sebanyak 5 ml

6. Zn dalam bentuk serbuk 0,21 gram

IV. CARA KERJA

a. Langkah I (reaksi antara logam Cu dan HNO3)

Logam Cu seberat 0,21 gram yang sudah disediakan diambil dan kemudian

dimasukkan ke dalam gelas beker 250 ml. Selanjutnya, larutan HNO3 diukur

sebanyak 10 ml dengan sangat hati-hati. Larutan HNO3 tersebut lalu dituangkan ke

dalam gelas beker yang sudah berisi logam Cu. Setelah itu, gelas beker yang sudah

berisi logam Cu dan larutan HNO3 tersebut ditutup dengan menggunakan kaca arloji.

Gelas beker kemudian diamati dan dicatat apa yang terjadi pada campuran logam Cu

4

Page 5: Beberapa Reaksi Kimia

dan larutan HNO3 tersebut. Reaksi dibiarkan terjadi sampai logam Cu habis bereaksi.

Hasil reaksi kemudian disimpan untuk pengerjaan langkah selanjutnya.

+

h

b. Langkah II (Penambahan larutan KOH)

Dengan hati-hati, 70 ml KOH ditambahkan ke dalam larutan Cu(NO3)2 yang

terbentuk pada langkah pertama. Campuran KOH dan Cu(NO3)2 lalu diaduk secara

perlahan. Kemudian larutan tersebut diamati dan dicatat apa yang terjadi. Hasil reaksi

disimpan untuk pengerjaan langkah selanjutnya.

5

Page 6: Beberapa Reaksi Kimia

c. Langkah III (Pemanasan Cu(OH)2 dan Air Suling)

Air suling sebanyak 50 ml ditambahkan ke dalam endapan Cu(OH)2 tersebut.

Gelas beker beserta isinya dipanaskan. Selama pemanasan, larutan dalam gelas beker

diaduk secara perlahan. Pemanasan dilanjutkan sampai mendidih dan tidak terjadi

perubahan yang dapat teramati lagi. Batang pengaduk kemudian dikeluarkan dari

larutan dan disemprot dengan aquades untuk melepaskan partikel-partikel yang

melekat, kemudian gelas beker beserta isinya dibiarkan dingin sampai terjadi

endapan. Cairan bening H2O dalam gelas kimia tersebut dituangkan ke dalam gelas

kimia yang lain (dekantasi) dengan hati-hati agar padatan CuO yang ada tidak ikut

tertuang. Padatan CuO dalam gelas kimia dicuci dengan menambahkan 100 ml air

suling, kemudian zat padat dibiarkan kembali mengendap. Selanjutnya larutan

tersebut didekantasi kembali. Pencucian diulang kembali dengan menambahkan 50

ml air suling. Hasilnya disimpan untuk pengerjaan tahap selanjutnya.

6

DIPANASKAN

Page 7: Beberapa Reaksi Kimia

d. Langkah IV (Penambahan larutan H2SO4)

Dengan hati-hati, 3 ml larutan H2SO4 ditambahkan ke dalam gelas beker yang

berisi CuO dan diaduk sampai tidak terlihat perubahan yang dapat teramati lagi. Hasil

yang terlihat dicatat dan larutan ini disimpan untuk pengerjaan selanjutnya.

e. Langkah V (Penambahan logam Zn)

0,21 gram logam Zn ditambahkan ke dalam CuSO4 di gelas beker tersebut,

kemudian gelas beker ditutup. Perubahan yang terjadi diamati dan kemudian dicatat.

Reaksi dibiarkan berlangsung sampai Zn habis bereaksi. Hal ini bisa dilihat dari tidak

timbulnya gas lagi. Hasil ini disimpan untuk pengerjaan selanjutnya.

f. Langkah VI (Recovery Cu/Mendapatkan Cu kembali)

Cairan bening ZnSO4 dalam gelas beker didekantasi dari padatan Cu. Hasilnya

dicuci dengan 50 ml air suling. Padatan dibiarkan mengendap, kemudian didekantasi

kembali. Kemudian cawan penguap yang bersih ditimbang dan dicatat massanya.

Padatan Cu dalam gelas beker dituang ke dalam cawan penguap, kemudian hasilnya

7

Page 8: Beberapa Reaksi Kimia

dikeringkan dengan memanaskan cawan penguap tersebut diatas steambath. Cawan

penguap beserta isinya ditimbang dan dicatat massanya.

8

Page 9: Beberapa Reaksi Kimia

V. HASIL PENGAMATAN

a. Langkah I (Reaksi antara logam Cu dengan larutan HNO3)

Data zat:

No Cu1 Massa 0,21 gram v = 10 ml2 Warna Merah Kecoklatan Bening3 Bentuk Lempengan pipih Larutan4 Wujud Padat Cair

HNO3 4 M

Hasil reaksi :

ReaksiWarna Zat yang bereaksi

Cairan Logam Habis Sisa

− √ √ − √ √ −

Timbul gelembung

Timbul gas

Timbul endapan

Timbul bau

3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) +

2NO(g) + 4H2O(l)

Biru Bening

b. Langkah II (Penambahan KOH)

Data zat :

No KOH 1 M1 Volume 70 ml2 Warna Bening3 Bentuk Larutan4 Wujud Cair

Hasil Reaksi :

ReaksiZat yang bereaksi

Habis Sisa

Biru Pekat − √ − √ −

Perubahan warna

Timbul gas

Timbul endapa

n

Timbul

bau

Cu(NO3)2(aq) + 2KOH(aq) → Cu(OH)2(s) + 2KNO3(aq)

Ket: Dalam tahap ini endapan yang terjadi hanya bersifat sementara. Endapan

terbentuk hanya saat KOH dituangkan. Setelah beberapa saat endapan

tersebut lenyap.

9

Page 10: Beberapa Reaksi Kimia

c. Langkah III (Pemanasan)

Ditambahkan 50 ml air suling pada gelas kimia yang berisi Cu(OH)2.

No. Hasil Pengamatan Ciri-ciri

1.

Perubahan Cu(OH)2 saat ditambah Akuadesa. Wujudb. Bentukc. Warna

CairBiru tua (Biru pekat)Larutan + Endapan

2.Hasil Pemanasan Cu(OH)2

Cu(OH)2(s) ∆→ CuO(s) + H2O(s)

a. Terjadi perubahan warna menjadi hitam pekat.

b. Terjadi perubahan suhu akibat pemanasan.

c. Terjadi gelembung ketika pemanasan berlangsung

3. Cu(OH)2 setelah didinginkan

a. Terbentuknya endapan berwarna hitam pada dasar gelas beker.

b. Terbentuknya cairan bening berupa H2O

d. Langkah IV (Penambahan Larutan H2SO4)

Data Zat :

No.1 Volume 5 ml2 Warna Bening3 Bentuk Larutan4 Wujud Cair

H2SO4 1 M

Hasil Reaksi :

ReaksiPerubahan Warna

Cairan Endapan Habis Sisa

− − √ −

Timbul bau

Zat yang bereaksi

CuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O

Biru Bening

Ket: Warna CuSO4 kembali menjadi warna biru bening seperti Cu awal.

10

Page 11: Beberapa Reaksi Kimia

11

Page 12: Beberapa Reaksi Kimia

e. Langkah V (Penambahan logam Zn)

Data Zat :

No. Zn1 Massa 0,21 gram2 Warna Abu-abu3 Bentuk Serbuk4 Wujud Padat

Hasil Reaksi :

ReaksiPerubahan Warna Zat yang bereaksi

Cairan Endapan Habis Sisa

Bening √ √ √ √ √ −

Timbul gas

Timbul bau

Timbul gelembung

Timbul endapan

CuSO4 + Zn → Cu + ZnSO4

Merah Bata

Ket : - Sebelum berubah menjadi bening, larutan ZnSO4 berwarna biru tua.- Endapan yang terjadi merupakan Cu.

f. Langkah VI (Recovery Cu / Mendapatkan Cu kembali)

Pisahkan endapan Cu dari cairan ZnSO4.

Endapan Cu dikeringkan dengan cara pemanasan.

Massa Cu kembali sebanyak 0,2 gram.

VI. PEMBAHASAN

a. Langkah I (reaksi antara logam Cu dan HNO3)

Logam Cu yang berwarna merah kecoklatan dan larutan HNO3 yang berwarna

bening dicampurkan secara perlahan. Dari pencampuran tersebut dihasilkan larutan

Cu(NO3)2, uap air (H2O) dan pelepasan gas NO. Logam Cu yang direaksikan dengan

larutan HNO3 perlahan-lahan akan habis bereaksi dan menghasilkan bentuk baru

dengan persamaan:

3Cu(s) + 8 HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Perubahan kimia yang pertama kali terjadi adalah perubahan warna. Terjadinya

perubahan warna menandakan bahwa reaksi kimia sedang berlangsung. Logam Cu

dengan warna merah kecoklatan dan larutan HNO3 yang berwarna bening berubah

secara perlahan yaitu membentuk larutan Cu(NO3)2 yang berwarna biru bening.

12

Page 13: Beberapa Reaksi Kimia

Selanjutnya logam Cu dan larutan HNO3 sedikit demi sedikit habis bereaksi dan

menghasilkan gas NO serta uap air. Saat pelepasan gas NO, timbul uap berwarna

coklat kemerahan dan terbentuk gelembung-gelembung kecil. Perlahan-lahan dengan

terbentuknya larutan Cu(NO3)2 juga menghasilkan bau baru yang tercium sangat

berbeda

b. Langkah II (Penambahan KOH)

Larutan Cu(NO3)2 yang memiliki warna biru bening direaksikan dengan larutan

KOH yang memiliki warna bening. Larutan Cu(NO3)2 larut dalam NaOH membentuk

Cu(OH)2. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

Cu(NO3)2(aq) + 2KOH(aq) → Cu(OH)2(s) + 2KNO3(aq)

Pada awalnya, KOH ditambahkan sebanyak 50 ml, namun karena belum ada

perubahan yang terjadi maka dilakukan penambahan KOH sebanyak 20 ml, sehingga

KOH yang digunakan sebanyak 70 ml. Saat penambahan KOH, larutan diaduk secara

perlahan sampai terjadinya perubahan warna menjadi biru pekat dan dihasilkannya

endapan dalam jumlah sedikit.

c. Langkah III (Pemanasan)

Cu(OH)2 beserta larutan lainnya pada gelas beaker yang kemudian mengalami

proses pemanasan, pencucian dengan air suling, dan dekantasi, mengakibatkan

larutan pada gelas kimia secara bertahap mengalami banyak sekali perubahan kimia,

yaitu perubahan warna, suhu serta terbentuknya endapan. Persamaan reaksi kimianya

adalah :

Cu(OH)2(s) → CuO(s) + H2O(l)

Padatan Cu(OH)2 ditambahkan air suling sebanyak 50 ml yang kemudian

dipanaskan hingga menimbulkan perubahan warna menjadi larutan yang berwarna

biru kehitaman dan disertai gelembung-gelembung. Setelah dipanaskan, larutan

tersebut didinginkan sehingga terbentuk endapan CuO yang berwarna hitam pekat

pada dasar gelas beaker dan terbentuk H2O pada bagian atas larutan. Pengendapan

13

Page 14: Beberapa Reaksi Kimia

berlangsung cukup lama. Hal ini mungkin disebabkan karena pemanasan yang kurang

maksimal. Perubahan reaksi kimia yang yang dapat diamati bersamaan dengan

terbentuknya endapan adalah adanya perubahan suhu yang sangat mencolok dengan

suhu semula. Pada dasar gelas beaker terasa hangat itu menandakan adanya reaksi

kimia yang terjadi. Setelah proses diatas selesai, larutan didekantasi dan dilakukan

pencucian sebanyak 2 kali (masing-masing menggunakan 100 ml dan 50 ml air

suling).

d. Langkah IV (Penambahan H2SO4)

Endapan CuO yang telah mengalami proses pemanasan, pencucian dengan air

suling, dan dekantasi kemudian ditambahkan larutan H2SO4. Persamaan reaksi kimia

yang dapat dituliskan untuk menjelaskan proses tersebut adalah:

CuO(s) + H2SO4(aq) → CuSO4(aq) + H2O(l)

Pada awalnya ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 3 ml yang kemudian kami

tambahkan kembali sebanyak 2 ml larutan H2SO4 dengan total volume 5 ml. Setelah

penambahan H2SO4 terbentuk larutan CuSO4 dan terjadi perubahan warna menjadi

warna biru bening (sama seperti warna Cu awal saat bereaksi dengan larutan HNO3).

Bersamaan dengan terbentuknya larutan CuSO4, pada dasar gelas beker juga

terbentuk endapan logam Cu yang berupa gumpalan-gumpalan kecil berwarna hitam

pekat, namun masih dalam jumlah yang sangat sedikit.

e. Langkah V (Penambahan Logam Zn)

Selanjutnya larutan CuSO4 ditambahkan logam Zn. Proses tersebut

mengakibatkan terbentuknya berbagai perubahan reaksi kimia. Persamaan reaksi

kimia yang dapat dituliskan untuk menjelaskan proses tersebut adalah:

CuSO4(aq) + Zn(s) → Cu(s) + ZnSO4(aq)

Logam Zn sebanyak 0,21 gram dimasukkan secara perlahan-lahan kedalam

larutan CuSO4. Sedikit demi sedikit logam Cu mengendap dan berubah warna

menjadi warna merah kehitaman. Namun setelah gelas kimia digoyang-goyangkan

sesekali, terbentuklah endapan logam Cu dengan jumlah yang lebih banyak dan

berubah warna menjadi merah bata. Selain terbentuk logam Cu, terbentuk pula

14

Page 15: Beberapa Reaksi Kimia

larutan ZnSO4 yang masih berwarna biru. Hal ini menandakan bahwa logam Cu

belum habis tereduksi oleh larutan ZnSO4. Jika logam Cu habis tereduksi, maka

larutan ZnSO4 akan berwarna bening.

Pada tahap ini juga terbentuk gas yang disebabkan karena perubahan suhu

secara perlahan-lahan. Terjadinya perubahan suhu secara perlahan mengakibatkan

pula terjadinya perubahan bau. Tercium bau yang sangat menyengat dari produk yang

dihasilkan menunjukkan terjadinya reaksi kimia yang disertai dengan perubahannya.

f. Langkah VI (Recovery Cu)

Pada proses ini yang terjadi hanya langkah-langkah untuk mendapatkan logam

Cu seperti semula. Di sini hanya terjadi pemurnian logam Cu dengan cara pencucian

dengan air suling dan memprosesnya hingga didapat logam Cu kembali.

Logam Cu didekantasi dan kemudian dilakukan pencucian dengan air suling.

Pencucian dilakukan sebanyak satu kali dengan menggunakan 50 ml air suling dan

kembali dilakukan dekantasi. Setelah dekantasi, didapatlah logam Cu dalam bentuk

serbuk basah.

Kemudian dilakukan pengeringan dengan cara memanaskan serbuk Cu tersebut

diatas atas steambath dengan menggunakan kaca arloji. Sebelumnya kaca arloji telah

ditimbang terlebih dulu dalam keadaan bersih. Setelah pemanasan, kaca arloji beserta

isinya kembali ditimbang dan dilakukan penghitungan rendemen. Proses Recovery

Cu sudah selesai dipraktikumkan.

VII. KESIMPULAN

1. Dalam percobaan beberapa reaksi kimia dengan menggunakan siklus tembaga

(recovery Cu), kita dapat mengetahui tentang beberapa peristiwa yang menandakan

terjadinya reaksi kimia, yaitu: habisnya zat yang direaksikan, timbulnya bau baru,

timbulnya gas, timbulnya gelembung, terjadi perubahan warna, terjadi perubahan

suhu, terjadinya endapan dan terbentuknya produk baru.

2. Pada perubahan atau reaksi kimia berlaku hukum kekelan massa (Hukum Lavoiser)

yang dikemukakan oleh Lavoiser yaitu jumlah massa zat sebelum dan sesudah

reaksi ialah sama. Massa suatu zat berbanding lurus dengan jumalah partikel

15

Page 16: Beberapa Reaksi Kimia

(atom-atom), maka jumlah atom yang bereaksi (pereaksi) akan sama dengan jumlah

atom-atom zat hasil reaksi. Akan tetapi pada percobaan ini terjadi pengurangan

massa pada hasil akhir reaksi. Hal ini disebabkan karena adanya kecerobahan yang

bersifat tidak disengaja pada saat terjadi proses dekantasi. Pada proses dekantasi

yang dilakukan banyak sekali logam Cu yang terbuang bersamaan dengan

terbuangnya larutan diatas endapan yang menyertai.

3. Perhitungan-perhitungan dalam percobaan ini menggunakan stoikiometri yang

terdiri dari beberapa konsep mol.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Purba, Michael. 2002. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar I : Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Terkini.

Bandung: CV. Yrama Widya.

Tim Kimia Dasar. 2000. Diktat Kuliah Kimia Dasar. Denpasar: Jurusan Kimia, FMIPA –

Universitas Udayana.

Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Bukit

Jimbaran: Jurusan Kimia, FMIPA – Universitas Udayana.

www.id.wikipedia.com

16

Page 17: Beberapa Reaksi Kimia

LAMPIRAN 1:

Pertanyaan dan Jawaban Praktikum

A. Langkah I (Reaksi antara logam Cu dan larutan HNO3)

1. Berikan penjelasan tentang logam Cu yang digunakan!

a. Warna: Merah kecoklatan

b. Bentuk: Lempengan pipih

c. Wujud: Padat

2. Apakah reaksi kimia berlangsung? Lengkapi jawaban dengan fakta yang

ditujuk di depan.

1. Berlangsung, hal ini ditunjukkan dengan fakta:

a. Timbul gelembung dan gas

b. Tercium adanya bau

c. Terjadi perubahan warna menjadi biru bening

d. Reaktan (Cu) habis bereaksi

3. Bagaimana proses yang terjadi terhadap logam Cu?

Pada saat HNO3 dimasukkan, Cu mulai bereaksi yang di tandai dengan

adanya gelembung, tercium adanya bau dan berubahnya larutan HNO3 dari

warna bening menjadi biru. Selain itu, Cu habis bereaksi.

B. Langkah II (Penambahan Larutan KOH)

1. Berikan penjelasan tentang larutan KOH yang digunakan!

a. Warna: Bening

b. Bentuk: Larutan

c. Wujud: Cairan

2. Apakah reaksi kimia berlangsung? Bagaimana saudara mengetahuinya?

Berlangsung, reaksi kimia ini ditunjukkan dengan fakta:

a. Timbul endapan, tetapi endapan yang terjadi hanya bersifat

sementara yang setelah beberapa saat akan lenyap.

b. Terjadi perubahan warna menjadi biru pekat.

c. Terjadinya asap.

17

Page 18: Beberapa Reaksi Kimia

3. Kemanakah logam Cu?

Cu dalam Cu(NO3)2 bereaksi dengan KOH membentuk Cu(OH)2 yang

menyebabkan warna larutan menjadi biru pekat. Hal ini menunjukan bahwa

Cu telah habis bereaksi dengan larutan KOH.

C. Langkah III (Pemanasan)

1. Bagaimana perubahan yang terjadi terhadap Cu setelah dipanaskan?

Setelah pemanasan, Cu yang berada dalam larutan mulai mengendap.

Endapan Cu pada awalnya berwarna biru pekat lama kelamaan berubah

menjadi kehitaman dan membentuk CuO.

D. Langkah IV(Penambahan Larutan H2SO4)

1. Berikan penjelasan tentang larutan H2SO4 yang digunakan!

a. Warna: Bening

b. Bentuk: Larutan

c. Wujud: Cair

2. Apakah reaksi kimia terjadi?

Terjadi, ditunjukkan dengan fakta:

a. Terjadi perubahan warna menjadi biru bening, seperti diawal.

b. Zat yang bereaksi habis.

3. Jelaskan jawaban saudara, dimanakah Cu sekarang?

Endapan Cu yang terbentuk dari hasil pemanasan ditambahkan larutan

H2SO4 sehingga membentuk CuSO4 dan menyebabkan warna larutan mejadi

biru bening.

4. Menurut saudara, apakah warna larutan punya arti? Mengapa?

Punya. Warna larutan dapat mengidentifikasi apakah semua Cu telah

habis bereaksi dengan H2SO4 atau belum.

E. Langkah V (Penambahan Logam Zn)

1. Berikan penjelasan tentanglogam Zn yang digunakan!

a. Warna: Abu-abu

b. Bentuk: Serbuk

18

Page 19: Beberapa Reaksi Kimia

c. Wujud: Padat

2. Apakah reaksi kimia berlangsung? Nyatakan dengan fakta!

Berlangsung, yang ditunjukkan dengan fakta:

a. Timbul endapan Cu yang berwarna merah kecoklatan berbentuk

serbuk dan menggumpal.

b. Terbentuk cairan bening (ZnSO4)

c. Timbul gas dan adanya bau.

d. Zat yang bereaksi habis.

3. Dimanakah Cu sekarang ?

Cu telah terbentuk kembali dalam bentuk serbuk berwaran merah bata

karena Zn yang ditambahkan telah mengikatkat SO4 yang pada awalnya

diikat oleh Cu.

F. Langkah VI

Massa sampel yang dihitung untuk mencari massa logam Cu pada proses

recovery adalah:

Massa cawan penguap : 45,9 gr

Massa cawan penguap + logam Cu : 46,1 gr

Massa Cu sebenarnya : 46,1 – 45,9 = 0,2 gram

Massa rendemen Cu : Massa CuawalMassaCu akhir

×100 %

0 , 2 gr0 ,21 gr

×100 % = 95,24%

Terjadi pengurangan massa Cu sebanyak 0,01 gram dari massa Cu semula.

Hal ini terjadi karena kecerebohan yang tidak disengaja saat proses dekantasi,

sehingga ada logam Cu yang ikut terbuang bersamaan dengan larutan diatas

endapannya.

19

Page 20: Beberapa Reaksi Kimia

LAMPIRAN 2:

PERHITUNGAN KIMIA

Langkah 1:

Diketahui : m Cu : 0,21 gram

Ar Cu : 63,5

Ditanya : Mol Cu dan mol HNO3?

Jawab :

Persamaan reaksi : 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)

Mol Cu = m

Ar Cu

= 0,2163,5

= 0,003

Mol HNO3 = Koef . HNO3

Koef .Cu× Mol Cu

= 83

× 0,003

= 0,008

Langkah 4:

CuO(s) + H2SO4 (aq) → CuSO4 (aq) + H2O (g)

Mol CuO = 0,003 mol

Mol H2SO4 = 11

×0,003=0,003

[ H 2 SO4 ]=mol × 1000v (ml )

1 ¿0,003 × 1000v (ml)

V ¿3 ml

20

Page 21: Beberapa Reaksi Kimia

Namun dalam praktikum, kami menambahkan kembali 2 ml H2SO4, jadi total

H2SO4 yang digunakan sebanyak 5 ml.

Langkah 6:

Massa cawan penguap : 45,9 gr

Massa cawan penguap + logam Cu : 46,1 gr

Massa Cu sebenarnya : 46,1 – 45,9 = 0,2 gram

Rendemen Cu : Massa CuawalMassaCu akhir

×100 %

0 , 2 gr0 ,21 gr

×100 % = 95,24%

21

Page 22: Beberapa Reaksi Kimia

LAMPIRAN 3:

22

Page 23: Beberapa Reaksi Kimia

23

Page 24: Beberapa Reaksi Kimia

24

Page 25: Beberapa Reaksi Kimia

25