Top Banner
BATU BATA A. Sejarah Batu Bata Kira-kira dimulai pada 8000 B.C. di Mesopotamia, manusia menemukan pertama kali bahwa tanah liat dapat dibentuk dan di jemur untuk menghasilkan bahan bangunan. Menara Babel dibangun dengan menggunakan bata yang dijemur. Juga digunakan di banyak bagian dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Tengah dan Utara. Pada peradaban Babylonia (4000 B.C.) yang dibangun di lembah antara sungai Tigris dan sungai Efrat. Lumpur tebal dan tanah liat dari sungai-sungai ini sangat cocok untuk pembuatan bata, yang kemudian menjadi bahan bangunan yang urnum pada peradaban tersebut. Kerajaan dan kuil di bangun dari bata jemur, dan permukaannya menggunakan bata berlapis/kilap. Penggalian akhir- akhir ini di Mesir, menunjukkan bahwa pada masa Mesir kuno telah digunakan bata yang dijemur dan yang dibakar menggunakan tungku untuk pembangunan rumah dan tempat suci. Orang Roma juga raenyebarluaskan penggunaan bata, antara lain pembuatan bata masuk ke Inggris setelah serangan Roma pada 54 SM, seperti untuk pembangunan Kastil Colchester yang dibangun dari 1080 bata bekas. Sekarang kastil ini dipakai sebagai museum sejarah. Bata Roma memiliki ketebalan yang sangat tipis dibanding dengan panjangnya. Dimana bata-bata tersebut diletakkan di atas lapisan mortar yang tebal. Setelah kejatuhan/runtuhnya Roma pada 410 M, maka seni membuat bata tersebut hilang di seluruh Eropa hingga awal dari abad ke 14. Industri bata kembali marak setelah Flemish masuk ke Inggris pada abad tersebut dan kemudian, keahlian ini masuk ke Australia bersama Pembuangan Pertama (The First Fleet). Bangunan-bangunan bata yang pertama di benua Amerika Utara di bangun pada tahun 1633 di Pulau Manhattan dengan menggunakan bata-bata yang diimpor dari Belanda dan Inggris. Bagaimanapun juga pemanfaataimya baru maksimal hingga ditemukan pembakaran bata dengan tungku yang menghasilkan bata yang betul-betul awet. Tungku bata yang pertama dioperasikan di Amerika Serikat adalah sekitar tahun 1650.Bata-bata yang dihasilkan pada masa lampau mungkin agak sulit untuk dikenali karena spesifikasi yang sangat berbeda. Misalnya bata dari Assyria, ditengah Mesopotamia beratnya lebih dari 18 kilogram, atau bata dengan bentuk segitiga digunakan untuk membangun koloseum Roma, lagi pula bata umum yang beredar di pasaran sangat tipis menyerupai tegel lantai saat ini.\ B. Definisi Batu Bata Batu bata - sebagai wakil dari material yang dibuat oleh home industry adalah suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar dengan suhu yang cukup tinggi sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. C. Jenis – Jenis Batu Bata Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu bata digolongkan dalam 2 jenis: 1. Batu Bata Tanah Liat Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu bata biasa dan bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan bata merah. Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka tidak perlu ditutup lagi dengan 1
12

Batu Bata - Cukup

Dec 26, 2015

Download

Documents

Rizal Hidayat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Batu Bata - Cukup

BATU BATA

A. Sejarah Batu Bata

Kira-kira dimulai pada 8000 B.C. di Mesopotamia, manusia menemukan pertama kali bahwa tanah liat dapat dibentuk dan di jemur untuk menghasilkan bahan bangunan. Menara Babel dibangun dengan menggunakan bata yang dijemur. Juga digunakan di banyak bagian dari Timur Tengah, Afrika Utara dan Amerika Tengah dan Utara.

Pada peradaban Babylonia (4000 B.C.) yang dibangun di lembah antara sungai Tigris dan sungai Efrat. Lumpur tebal dan tanah liat dari sungai-sungai ini sangat cocok untuk pembuatan bata, yang kemudian menjadi bahan bangunan yang urnum pada peradaban tersebut. Kerajaan dan kuil di bangun dari bata jemur, dan permukaannya menggunakan bata berlapis/kilap. Penggalian akhir-akhir ini di Mesir, menunjukkan bahwa pada masa Mesir kuno telah digunakan bata yang dijemur dan yang dibakar menggunakan tungku untuk pembangunan rumah dan tempat suci.

Orang Roma juga raenyebarluaskan penggunaan bata, antara lain pembuatan bata masuk ke Inggris setelah serangan Roma pada 54 SM, seperti untuk pembangunan Kastil Colchester yang dibangun dari 1080 bata bekas. Sekarang kastil ini dipakai sebagai museum sejarah. Bata Roma memiliki ketebalan yang sangat tipis dibanding dengan panjangnya. Dimana bata-bata tersebut diletakkan di atas lapisan mortar yang tebal.

Setelah kejatuhan/runtuhnya Roma pada 410 M, maka seni membuat bata tersebut hilang di seluruh Eropa hingga awal dari abad ke 14. Industri bata kembali marak setelah Flemish masuk ke Inggris pada abad tersebut dan kemudian, keahlian ini masuk ke Australia bersama Pembuangan Pertama (The First Fleet). Bangunan-bangunan bata yang pertama di benua Amerika Utara di bangun pada tahun 1633 di Pulau Manhattan dengan menggunakan bata-bata yang diimpor dari Belanda dan Inggris.

Bagaimanapun juga pemanfaataimya baru maksimal hingga ditemukan pembakaran bata dengan tungku yang menghasilkan bata yang betul-betul awet. Tungku bata yang pertama dioperasikan di Amerika Serikat adalah sekitar tahun 1650.Bata-bata yang dihasilkan pada masa lampau mungkin agak sulit untuk dikenali karena spesifikasi yang sangat berbeda. Misalnya bata dari Assyria, ditengah Mesopotamia beratnya lebih dari 18 kilogram, atau bata dengan bentuk segitiga digunakan untuk membangun koloseum Roma, lagi pula bata umum yang beredar di pasaran sangat tipis menyerupai tegel lantai saat ini.\

B. Definisi Batu Bata

Batu bata - sebagai wakil dari material yang dibuat oleh home industry adalah suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar dengan suhu yang cukup tinggi sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air.

C. Jenis – Jenis Batu Bata

Jika disesuaikan dengan bahan pembuatannya, secara umum batu bata digolongkan dalam 2 jenis:1. Batu Bata Tanah Liat

Batu bata yang terbuat dari tanah liat ini memiliki 2 kategori utama, yaitu bata biasa dan bata muka.

Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu. Bata ini digunakan untuk dinding dan ditutup dengan semen. Bata biasa seringkali disebut dengan bata merah.

Bata muka memiliki permukaan yang baik, licin dan mempunyai warna atau corak yang sama. Meski digunakan untuk dinding juga, namun bata muka tidak perlu ditutup lagi dengan

1

Page 2: Batu Bata - Cukup

semen. Bata muka biasa disebut sebagai bata imitasi.2. Batu Bata Pasir-Kapur

Sesuai dengan namanya, batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga membentuk bata yang sangat padat. Biasa digunakan untuk bagian dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.

D. Batu Bata Menurut Standar

1. Yayasan Dana Normalisasi IndonesiaStandar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I. nomor NI-10 menetapkan suatu ukuran

standar untuk bata merah sebagai berikut:a. Panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm.b. Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm.

Penyimpangan yang diijinkan oleh standar tersebut untuk panjang adalah maksimum 3%, untuk lebar adalah maksimum 4%, sedangkan untuk tebal adalah maksimum 5%.

Sedangkan untuk klasifikasi kekuatan dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Klasifikasi Kekuatan Bata

Mutu Bata Merah Kuat Tekan Rata-Rata (kg/cm2)

Tingkat I (satu) Lebih besar dari 100

Tingkat II (dua) 100-80

Tingkat III (tiga) 80-60

2. British StandardMenurut BS 3921, properti dari bata adalah:

a. Compressive strength dan penyerapan airBS 3921 menyebutkan bahwa bata yang digunakan untuk strength testing adalah bata jenuh

air. Penyerapan dapat diukur dengan merebus bata dalam air mendidili selama 5 jam atau dengan metode hampa udara yang menghasilkan nilai penyerapan yang kurang lebih sama.Bata digolongkan sebagaii kelas A bila compressive strength rata- ratanya diatas 69,0 N/mm dan nilai penyerapannya tidak lebih dari 4,5 persen.Bata digolongkan sebagai kelas B bila compressive strength rata-ratanya diatas 48,5 N/mm2 dan nilai penyerapannya tidak lebih dari 7 persen.Bata yang digunakan sebagai anti lembab tidak boleh memiliki nilai penyerapan lebih dari 4.5 persen (nilai penyerapan adalah perbandingan massa air yang diserap dengan massa bata, sehingga nilai penyerapan untuk bata kelas A kelihatan lebih rendah). Nilai penyerapan 5 persen berarti rongga yang terisi air meliputi 10 persen volume bata, sedangkan pada bata yang lebih lemah nilai penyerapan 5 persen berarti rongga yang terisi air meliputi 15 persen volume bata tersebut. Bata yang menahan beban dikelompokkan dalam nilai dari 1-15, dengan compressive strength antara 7,0 N/mm-103,5 N/mm'. Angka-angka ini didasarkan pada standar kekuatan Imperial.

b. Soluble Salt ContentKalsium, magnesium, potassium dan sodium yang terkandung dalam bata merupakan sulfat-

sulfat yang sering menyerang mortar semen. Tetapi, karena keganasan serangan juga tergantung pada pekerjaan bata, kandungan garam maksimum hanya diberikan untuk bata dengan kualitas-

2

Page 3: Batu Bata - Cukup

kualitas tertentu. Batasan untuk garam-garam sulfat adalah 0.5%, untuk magnesium, potassium dan sodium 0.03%, untuk earam kalsium 0.3% karena kalsium tidak mudah larut sehingga tidak terlalu berbahaya. Kadang-kadang barium karbonat ditambahkan dalam bahan ment ah untuk mengurangi jumlah garam larut yang terdapat dalam bata, karena barium karbonat bereaksi dengan sulfat membentuk bariutn sulfat yang tidak dapat larut.c. Efflorescence

Tes untuk efflorescence dilakukan secara visual. Baik bata biasa maupun bata dengan kualitas khusus tidak boleh mengalami efflorescence yangberlebihan, kecuali bila digunakan di dalam ruangan.d. Frost-resistance

Ada tiga pembuktian yang dapat dilakukan agar bata bisa disebut frost-resistance, yaitu terbukti frost-resistance setelah dipakai selama tidak kurang dari 3 tahun, terbukti frost-resistance pada dinding bata uji, dan bila pembuktian di atas tidak bisa dilakukan, spesifikasi klas B tentang kekuatan atau penyerapan air dapat dipakai.e. Expansion on wetting

Berbagai produk tanah liat yang dibakar mengalami penambahan volume saat kelembaban memasiiki pori-pori dan diserap kedalam bata. Penambahan volume ini dapat mencapai 1000x10^.

E. Cara Pembuatan Batu Bata

Bahan Baku

Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau lempung. Tanah liat (clay), adalah tanah yang ukuran partikelnya lebih kecil dari 5 \im (ukuran sieve yang paling kecil untukfine aggregate adalah 150 nm), sulit diremukkan saat kering, terasa licin dan plastis. Tanah liat memiliki berat jenis (spectfic gravity) sekitar 2.63 hingga 2.67.

Identifikasi Tanah1. Plastisitas

Plastisitas adalah ciri utama tanah liat, karena dengan sifat ini tanah liat dalam campurannya dengan air akan membentuk plastisitas tertentu. Plastisitas potensiil diketahui dari kadar lempungnya atau dari jarak (range) plastisitas menurut hasil testing "Atterberg", yaitu selisih dari harga batas plastisitas dan batas cair. Batas plastisitas menunjukkan jumlah air tertentu yang ditambahkan, dimana massa lempung air tidak dapat mempertahankan bentuk setelah dikenai tekanan, sedang batas cair menunjukkan dimana campuran lempung air tidak dapat mempertahankan plastisitasnya karena mulai mengalir. Dengan kata lain tes batas cair (liquid limit test) bertujuan untuk mendapatkan nilai kadar air dimana tanah berada pada batas antara cair dan plastis, sedang tes batas plastis (plastic limit test) bertujuan untuk mendapatkan nilai kadar air dimana tanah berada pada batas antara plastis dan semi padat.

Perbedaan antara liquid limit dan plastic limit disebut sebagai Plasticity Index,sehingga dapat dinyatakan dengan ramus sebagai berikut:

Plasticity Index = Liquid Limit - Plastic LimitTahap-tahap perabahan fase material dapat dilihat pada Gambar 1, sedangkan hubungan

antara plasticity index dengan perubahan fase material dapat dilihat pada Gambar 2. Dari plasticity index dapat diketahui jenis-jenis tanah, dapat dilihat pada Tabel 2.

3

Page 4: Batu Bata - Cukup

Gambar 1

Gambar 2

Tabel 2. Penamaan Tipe Tanah Berdasarkan Plasticity Index2. Gradasi

Dalam pengidentifikasian tanah liat, gradasi butiran juga merapakan paremeter yang digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tanah tersebut, yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.

4

Page 5: Batu Bata - Cukup

Tabel 3. Klasifikasi tanah berdasarkan Gradasi

5

Page 6: Batu Bata - Cukup

Gambar 3. Grafik gradasi tanah berdasarkan ASTM3. Specific Gravity (Gs)

Specific gravity adalah berat spesifik dari butiran padat, yang didefmisikan sebagai perbandingan antara unit weight padat (ys) dengan unit weight air (yw). Perbitungan specific gravity dapat dilihat pada rumus di bawah ini:

ysSpecific gravity = —

ywSedangkan range of specific gravity secara umum untuk beberapa variasitanah dapat dilthat pada Tabel 4.

Tabel 4. Batasan Umum Specific Gravity

Type of Soil Range of Gs

Clay and Silty Clay 2.63-2.67

Silt 2.65-2.70

Sand 2.67-2.90

Organic Soil Less than 2

4. Sifat KimiaSifat-sifat senyawa kimia oxida dalam lempung adalah:a. Silika(SiO)

Silika terdapat dalam bentuk sebagai kuarsa dan sebagai suatu komponen dalani silikat (dalam lempung, Feldspar, Mika, mineral besi, limonite, biotit, Homblende, dsb). Kadar S1O2 yang tinggi menyebabkan tanah liat menjadi pasiran dan mudah "slaking", kurang plastis dan tidak begitu sensitif dalam pengeringan dan pembasahan.

6

Page 7: Batu Bata - Cukup

b. AI2O3 (Alumina)Terdapat dalam mineral lempung, feldspar dan mica, kadar alumina yang tinggi memperlebar

jarak temperatur sintering peleburannya.c. Fe2O3

Didalam tanah liat terdapat dalam berbagai mineral baik mineral silikat dan nonsilikat. Komponen besi ini dapat menguntungkan atau merugikan tergantung jumlahnya dan sebaran butirannya. Makin tinggi kadar besi dalam tanah liat, makin rendah temperatm peleburan tanah liat. Mineral besi yang berbentuk kristal yang besar ukurannya dapat menyebabkan cacat-cacatpermukaan produknya.d. CaO(kapur)

Terdapat dalam tanah liat dalam bentuk batu kapur, dolomite, gypsum, dsb. Bertindak sebagai pelebur bila temperatur pembakarannya mencapai lebih dari 1100°C.e. MgO

Terdapat dalam bentuk dolomite, magnesit atau silikat. MgO meningkatkan kepadatan produk hasil pembakaran tanah liat dan tidak memperpendek jarak vitri tanah liat sebagaimana kapur.f. K2 0&Na2 0

Kebanyakan berasal dari Feldspar dan mica. Alkali ini menghasilkan garam- garam larut setelah pembakaran. Oksida-oksida ini juga menyebabkan terjadinya penggumpalan bahan-bahan kolorid dan dalam pembakaran bertindak sebagai pelebur yang baik.g. Organik

Bahan-bahan organik seperti humus, bitumin dan karbon bertindak sebagai protektor koloid dan menaikkan keplastisan tanah liat.

Ada beberapa cara dalam pembuatan batu bata:a. Semi-dry process

Digunakan untuk tanah liat yang plastisitasnya rendah. Tanah liat tersebut dihancurkan menjadi bahan yang berbutir halus, kemudian dalam jumlah tertentu dicetak dalam cetakan logam dengan tekanan yang secara berangsur-angsur ditambah. Untuk membedakan, bagian permukaan diberi serbuk besi atau pasir.b. Stiffplastic process

Digunakan untuk tanah liat yang plastisitasnya rendah. Tanah liat tersebut dihancurkan menjadi bahan yang berbutir halus. Air ditambahkan agar tanah liat menggumpal, kemudian tanah liat tersebut dipadatkan dalam cetakan. Ukuran dan bentuk bata yang dihasilkan sangat akurat.c. Wire-cut process

Tanah liat lunak dengan tekstur yang halus digunakan dalam proses ini. Tanah liat dipadatkan dan dibentuk dalam ukuran yang lebih besar dari yang dikehendaki untuk memberi ruang bagi penyusutan. Mesin akan memotong bata ke ukuran yang dikehendaki dengan kabel. Bata dikeringkan, kemudian dibakar.d. Soft-mud process

Digunakan untuk tanah liat yang diambil dari permukaan bumi. Bisa dicampur dengan bahan lain agar kualitas wamanya lebih baik. Campuran ini dicetak, dengan mesin atau dengan tangan, kedalam cetakan yang sudah ditaburi pasir. Bata harus dikeringkan sebelum dibakar.

Cara Pembakaran1. Umum

Pembakaran yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk mencapai suhu yang diinginkan, melainkan juga memperhatikan kecepatan pembakaran untuk mencapai suhu tersebut serta kecepatan untuk mencapai pendinginan. Selama proses pembakaran, terjadi perubahan fisika dan

7

Page 8: Batu Bata - Cukup

kimia serta mineralogi dari tanah liat tersebut.

Adapun faktor-faktor yang berpengaruh selama proses pembakaranadalah:1. komposisi bahan mentah.

• air higroskopik, air mekanis dan air kristal.• kandungan bahan organik dalam bahan mentah.• kondisi atmosfir tungku dalam mengoksidasi atau mereduksi senyawa-senyawa organik dan

anorganik.• penyusutan volumetrik dari produk yang dibakar.

2. kondisi bahan mentah.• distribusi butiran.• bentuk geometris produk yang dibakar.• permeabilitas struktur akibat pemanasan.

3. cara pembakaran.• waktu yang diperlukan untuk pemanasan (preheating).• lama penahanan suhu saat pembakaran.• sistem kendali produksi selama pembakaran.

Sebagaimana telah diuraikan pada penjelasan awal mengenai pembakaran, bahwa kenaikan suhu dan kecepatan suhu harus berjalan seimbang agar tidak terjadi dampak negatif dari perubahan yang telah disebutkan.Berikut fase-fase kenaikan suhu selama pembakaran:a. Fase pertama dengan suhu 40°C-400°C, disebut fase pengeringan yang bertujuan untuk menguapkan air mekanis dan air higroskopik yang disesuaikan dengan mineral-mineral yang dikandungnya. Prosesnya berlangsung selama kurang lebih 24 jam.b. Fase kedua dengan suhu 400°C-900°C, bertujuan untuk mencegah reduksi oksida besi dalam tanah liat yang disebabkan oleh karbon, serta untuk menguraikan bahan organik berantai panjang. Fase ini berlangsung selama kurang lebih 24 jam.c. Fase ketiga dengan suhu 900°C-1000°C, disebut juga fase vitrifikasi, yaitu suatu periode di mana permukaan tanah liat mulai melebur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat kemasakan yang optimal serta menghasilkan sifat-sifat yang terbaik. Antara lain sifat kekuatan mekanis, permeabilitas terhadap air, ketahanan cuaca, warna estetika yang cocok dan sebagainya.

Adapun jenis-jenis dari cara pembakaran batu bata adalah:a. Tradisional

Pembakaran batu bata dengan cara tradisional ini dilakukan oleh home industry. Tanah dicampur dengan air dan sekam sehingga siap dicetak. Tanah liat tersebut dibentuk dan dikeringkan dengan cara dijemur selama ± 7 hari, lalu ditumpuk sampai membentuk suatu kubus besar dengan tidak lupa memberi lubang untuk memasukkan bahan bakar (berupa kayu atau sekam). Pembakaran berlangsung ± 7 hari, dengan penambahan kayu atau sekam secara periodik. Dengan cara yang demikian, ada batu bata yang kurang matang dan ada yang berwarna hitam akibat gosong.

b. Continuous kilnDikembangkan dari Hoffmann kiln. Merupakan sederetan tungku yang saluran dan cerobong

asapnya berhubungan. Biasanya berbentuk oval. Bahan bakarnya berupa arang, minyak tanah atau gas. Secara rotasi, bata dimasukkan, dikeringkan, didiamkan dan dikeluarkan dari tiap tungku, sehingga panas dari bata yang didinginkan dapat digunakan untuk mengeringkan dan memanaskanbata yang menunggu dibakar. Tungku ini sederhana dan merupakan cara yang ekonomis untuk

8

Page 9: Batu Bata - Cukup

memproduksi bata dalam jumlah besar. Total waktu di dalam tungku sekitar 2 minggu.

c. Car tunnel kilnBata dimasukkan ke dalam keranjang-keranjang tahan panas, kemudian didorong melalui

lorong pembakaran. Semakin ke tengah, semakin tinggi suhu pembakaran hingga mencapai 1100°C. Setelah itu, bata didinginkan dan dikeluarkan dari lorong. Waktu pembakaran relatif singkat yaitu kurang lebih satu hari untuk bata dengan permukaan yang luas, misalnya bata berlubang. Jenis-jenis bata lain mungkin akan menggembung bila dipanaskan secepat ini sehingga harus dibakar lebih lambat.

d. ClampsSejumlah besar bata ditumpuk dalam formasi terbuka di atas dasar besi. Seribu buah bata

dapat dibakar sekaligus menggunakan cara ini. Besi tersebut dipanaskan dan akan memanaskan bata-bata diatasnya. Biasanya diantara bata juga diselipkan bahan-bahan yang dapat terbakar untuk membantu proses pembakaran. Bagian tengah tumpukan menjadi panas dan beberapa bata biasanya menjadi gosong, sedangkan pada tepi- tepi tumpukan, bata biasanya terlalu mentah. Metode ini masih digunakan di beberapa daerahkarena menghasilkan bata yang nilai estetikanya tinggi.

F. Menyusun Batu Bata

Gambar 4 menunjukan perbendaharaan dasar penyusunan bata. Bata disusun atas dasar pertimbangan struktural, visual dan keduanya. Dinding bata yang paling sederhana adalah dinding pisah-tengah bujur. Untuk dinding yang tersusun atas dua atau lebih dinding pisah tengah, dapat digunakan kepala untuk mengikat dinding pisah tengah itu menjadi satuan struktural. Lapisan – pasangan tegak-muka sering digunakan untuk tutup pada dinding taman dan untuk ambang miring di bawah jendela, walaupun tutup ambang demikian tidak awet pada iklim yang buruk. Arsitek sering menggunakan lapisan-pasangan bata tegak untuk melakukan penekanan visual pada tempat – tempat seperti lintel atau bagian atas dinding.

9

Page 10: Batu Bata - Cukup

Gambar 5. Teknologi Kerja Batu Dasar

Gambar 5Foto beberapa hubungan bata. (a) Hubunga Bujur, (b) Hubungan Amerika, dan (c) Hubungan dinding Taman Inggris dengan Lapisan-pasangan Vlam, (d) Hubungan Inggris, (e) Hubungan Vlam, (f) Hubungan Monk yang berupa Hubungan Vlam dengan dua bujur diantara kepala.

10

Page 11: Batu Bata - Cukup

Gambar 6Prosedur untuk membangun dinding Batu Bata.Contoh ini berupa sebuah withe tunggal untuk hubungan Bujur.

11

Page 12: Batu Bata - Cukup

Daftar Pustaka

Allen, Edward. 2005. Dasar – dasar Konstruksi Bagunan: Bahan – bahan dan Metodenya/Edisi 3/Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/sip4/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-21498024-2170-tanah_pandaan-chapter2.pdf

http://index-mod-info-opt-vwInfo-id-18.html

12