Top Banner
1| Dinamika Kerajinan dan Batik, Vol. 31, No. 1, Juni 2014 BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF STRUKTURALISME LEVI-STRAUSS Amri Yahya Creative Batik in Levi-Strauss Structuralism Perspective Irfa’ina Rohana Salma Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia Telp. 085729589916, E-mail: [email protected] Tanggal Masuk Naskah: 31 Maret 2014 Tanggal Revisi Naskah: 17 Juni 2014 Tanggal Disetujui : 20 Juni 2014 ABSTRAK Pada saat ini sebagaian besar pengembangan motif batik mengacu pada ragam hias tradisional, sehingga hasilnya cenderung monoton. Perlu penyegaran visual dan diversifikasi gagasan untuk menghasilkan motif batik modern yang baru, unik, kreatif, dan inovatif. Tujuan kajian ini adalah menginspirasi para seniman, perajin, desainer untuk menciptakan motif kreatif sebagai diversifikasi produk yang semakin memperkaya khasanah batik Indonesia, dengan mengkaji batik kreatif karya Amri Yahya. Batik kreatif Amri Yahya telah mendapat pengakuan internasional sebagai batik modern. Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis untuk mendeskripsikan dan menganalisis objek seni yaitu batik karya Amri Yahya dengan perspektif Strukturalisme Levi-Strauss. Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa batik kreatif karya Amri Yahya dihasilkan dari keberanian dan kebebasan berekspresi serta konsistensi dalam berkarya seni. Kata kunci: batik, kreatif, Amri Yahya, strukturalisme Levi-Strauss ABSTRACT At this time almost all of the batik motive bulk development refers to the traditional decoration, so the results tend to be monotonous. It needs a visual refreshment and diversity idea to produce a modern motive that is new, unique, creative, and innovative. The purpose of this study was to inspire the artists, craft men, designers to create the creative motifs as the diversified products to enrich Indonesian batik, reviewing creative batik of Amri Yahya. These Amri Yahya creative batik has received international recognition as a modern batik. The method used is descriptive analysis to describe artwork object that is Amri Yahya batik with Levi -Strauss's Structuralism perspective. From this study it can be concluded that the creative work of Amri Yahya batik produced from the encouragement and independecy of expression, as well as consistency in the artwork . Keywords: batik, creative, Amri Yahya, levi - strauss structuralis I. PENDAHULUAN Batik kreatif atau batik modern merupakan pengembangan media batik sebagai medium ekspresi seni dan industri oleh seniman, perajin, dan desainer batik masa kini. Pengekspolorasian batik modern di Yogyakarta pernah berhasil dan mencapai booming pada tahun 1970-an sampai tahun 1980-an dalam bentuk seni lukis batik, busana, dan aksesorir interior. Kegiatan industri kreatif ini telah mampu menumbuhkan kawasan Ngasem Yogyakarta sebagai kawasan industri seni lukis batik, dengan transaksi yang cukup tinggi. Batik kreatif ini menyebar ke berbagai kota dalam dan luar negeri sebagai oleh-oleh dari Yogyakarta yang kemudian dipajang dalam rumah, hotel, perkantoran, restoran, dan ruang publik lainnya. Salah satu seniman yang menonjol dalam kancah
12

BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

Feb 09, 2017

Download

Documents

ngoduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

1 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF STRUKTURALISMELEVI-STRAUSS

Amri Yahya Creative Batik in Levi-Strauss Structuralism Perspective

Irfa’ina Rohana SalmaBalai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No. 7 Yogyakarta, Indonesia

Telp. 085729589916, E-mail: [email protected]

Tanggal Masuk Naskah: 31 Maret 2014Tanggal Revisi Naskah: 17 Juni 2014Tanggal Disetujui : 20 Juni 2014

ABSTRAKPada saat ini sebagaian besar pengembangan motif batik mengacu pada ragam hias tradisional,sehingga hasilnya cenderung monoton. Perlu penyegaran visual dan diversifikasi gagasan untukmenghasilkan motif batik modern yang baru, unik, kreatif, dan inovatif. Tujuan kajian ini adalahmenginspirasi para seniman, perajin, desainer untuk menciptakan motif kreatif sebagai diversifikasiproduk yang semakin memperkaya khasanah batik Indonesia, dengan mengkaji batik kreatif karyaAmri Yahya. Batik kreatif Amri Yahya telah mendapat pengakuan internasional sebagai batik modern.Metode yang digunakan yaitu deskriptif analitis untuk mendeskripsikan dan menganalisis objek seniyaitu batik karya Amri Yahya dengan perspektif Strukturalisme Levi-Strauss. Dari kajian ini dapatdisimpulkan bahwa batik kreatif karya Amri Yahya dihasilkan dari keberanian dan kebebasanberekspresi serta konsistensi dalam berkarya seni.

Kata kunci: batik, kreatif, Amri Yahya, strukturalisme Levi-Strauss

ABSTRACTAt this time almost all of the batik motive bulk development refers to the traditional decoration, so theresults tend to be monotonous. It needs a visual refreshment and diversity idea to produce a modernmotive that is new, unique, creative, and innovative. The purpose of this study was to inspire theartists, craft men, designers to create the creative motifs as the diversified products to enrichIndonesian batik, reviewing creative batik of Amri Yahya. These Amri Yahya creative batik hasreceived international recognition as a modern batik. The method used is descriptive analysis todescribe artwork object that is Amri Yahya batik with Levi -Strauss's Structuralism perspective. Fromthis study it can be concluded that the creative work of Amri Yahya batik produced from theencouragement and independecy of expression, as well as consistency in the artwork .

Keywords: batik, creative, Amri Yahya, levi - strauss structuralis

I. PENDAHULUANBatik kreatif atau batik modern

merupakan pengembangan media batiksebagai medium ekspresi seni dan industrioleh seniman, perajin, dan desainer batikmasa kini. Pengekspolorasian batik moderndi Yogyakarta pernah berhasil dan mencapaibooming pada tahun 1970-an sampai tahun1980-an dalam bentuk seni lukis batik,busana, dan aksesorir interior. Kegiatan

industri kreatif ini telah mampumenumbuhkan kawasan NgasemYogyakarta sebagai kawasan industri senilukis batik, dengan transaksi yang cukuptinggi. Batik kreatif ini menyebar keberbagai kota dalam dan luar negeri sebagaioleh-oleh dari Yogyakarta yang kemudiandipajang dalam rumah, hotel, perkantoran,restoran, dan ruang publik lainnya. Salahsatu seniman yang menonjol dalam kancah

Page 2: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

2 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

kreativitas seni batik modern ini adalahAmri Yahya. Media penciptaan seni yangdipakai Amri Yahya pada mulanya adalahseni lukis konvensional yaitu cat minyakatau akrilik di kanvas, kemudian jugamengeksplorasi batik sebagai bagian darikegelisahan kreatifnya. Pada tahun 1970-anberkembang wacana pada para senimanuntuk melakukan pencarian identitas ke-Indonesia-an pada karya seninya, banyakseniman terutama yang di Yogyakarta yangmemasuki wilayah kreatif seni lukis modernversi Indonesia yang berupa seni lukis batik.Selain Amri Yahya seniman-seniman yangberkarya dengan media lukis batik antaralain: Abas Alibasyah, Suyanto, BagongKusudiharjo, Ida Hajar, Kuswadji, Mahyar,Mustika, Gustami, Suhardo, Tulus Warsitodan lain-lain (Soedarso, 1998).

Karya batik Amri Yahya menarik untukdikaji karena secara visual memilikikeunikan yang khas yaitu memadukanekpresi sepontan dengan kerumitan isen-isen batik, memadukan nilai modernitasdengan tradisi dan religiusitas, sukses dipasaran seni internasional, serta mampumenjaga eksistensi dalam berkarya.

Pada saat ini industri batik kembaliberkembang dengan pesat, permintaanpelatihan dari berbagai daerah terusmengalir sepanjang tahun ke Balai BesarKerajinan dan Batik (BBKB), sebagaiinstansi pemerintah dibawah KementerianPerindustrian yang membidangi penelitiandan pengembangan industri kerajinan danbatik. Pelatihan yang diberikan biasanyahanya membuat motif-motif tradisionaldaerah sehingga produk yang dihasilkanberkesan monoton, tidak menghasilkankarya kreatif yang mempunyai “dayadobrak” estetik yang layak dicatat dalamsejarah seni. Hendaknya pelatihan batiktingkat lanjut perlu dilakukan penyegaran

gagasan dan keberanian berekspresi untukmenghasilkan motif batik modern yang baru,unik, kreatif, dan inovatif sesuai dinamikazamannya. Tujuan kajian ini adalahmenginspirasi para seniman, perajin,desainer untuk menciptakan motif kreatifsebagai diversifikasi produk baru yang akansemakin memperkaya khasanah batikIndonesia. Hal ini dilakukan denganmengkaji batik kreatif karya seniman batikyang telah mendapat pengakuaninternasional yaitu Amri Yahya. AmriYahya adalah seniman lulusan D.3 ASRI(sekarang ISI Yogyakarta) yang tidak hanyaterkenal di Indonesia, tetapi juga dalamkancah internasional karena karya batikkreatifnya (Untoro, 2014). Sejak tahun1977, Amri Yahya juga telah tercatatsebagai anggota kehormatan InternationalAssociation of Art (IAA) UNESCO di Paris,dengan keahlian langka yaitu seni lukisbatik (Irfan, 2011). Suatu sumbangsih kecilyang cukup signifikan dalam rintisan usaha-usaha segenap anak bangsa yang padaakhirnya batik mendapat pengakuan sebagaimilik dunia yang berasal dari Indonesiapada 02 Oktober 2009 oleh UNESCO(Suryanto, 2009), walaupun mungkin tidakpernah terbersit niatan tersebut dalam benakAmri Yahya waktu itu. Karya-karyanyatelah dikoleksi perorangan, pejabat negaradan lembaga, baik di dalam maupun luarnegeri, yang mulai ia pamerkan sejak tahun1957, di antaranya pameran tunggal kelilingEropa dan kawasan Timur Tengah padakurun waktu 1976-1979. Pameran tunggalterakhir di luar negeri sekaligus untuk yangke-5 adalah di Amerika, di Asian ArtMuseum, San Fransisco tahun 1996.Pameran tunggal terakhir di Indonesiadiadakan di Palembang tahun 1999, diJakarta tahun 2000 berturut-turut di Taman

Page 3: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

S a l m a , B a t i k K r e a t i f A m r i Y a h y a . . . | 3

Ismail Marzuki dan di Komplek Bidakara.Pada setiap pameran tunggalnya di luarnegeri, Amri Yahya selalu menyertakanacara diskusi, pemutaran slide tentangkesenian Indonesia, dan demo melukisdengan media batik. Selain sebagai seniman,Amri Yahya juga seorang guru besar diUniversitas Negeri Yogyakarta (Prayogo,2012). Seniman kelahiran Palembang, padatanggal 29 September 1939 ini menetap diYogyakarta dan mempunyai galeri di JalanGampingan No. 6 Wirobrajan Yogyakarta(Amin, 2004). Setelah wafatnya padatanggal 19 Desember 2004, galeri tesebutdibangun menjadi Museum Amri Yahyayang juga menyimpan karya-karya batiknya(Yellow, 2012).

Pendekatan Strukturalisme Levi-Straussdewasa ini banyak digunakan dalammenelaah karya seni. Strukturalisme Levi-Strauss sebagai sebuah perspektif yangmempunyai asumsi dasar bahwa manusiamerupakan mahluk yang dapatberkomunikasi menggunakan tanda. Dalamistilah Ernst Cassirer manusia merupakananimal symbolicum, sehingga manusiamampu menciptakan dan mengembangkanpemaknaan untuk menyampaikan pikirandan perasaannya kepada manusia yang lain.Penggunaan simbol dan tanda ini mencakupaktivitas manusia sehari-hari yang tidak lainmerupakan fenomena sosial-budaya,sehingga dapat ditanggapi sebagai sistemtanda dan simbol yang memiliki makna.Dalam hal ini Amri Yahya menggunakandan mengembang unsur-unsur seni rupa(garis, bidang, warna, dan tekstur) sebagaimedia komunikasi artistik dari pemikiranseniman. Pemikiran agar menarik perludisampaikan dengan cara-cara yang indah,salah satunya adalah seni batik, denganmengkreasikan unsur-unsur seni tersebutmenjadi karya batik yang unik dan inovatif.

II. METODOLOGIMetode yang digunakan yaitu deskriptif

analitis untuk mendeskripsikan danmenganalisis objek seni yaitu batik karyaAmri Yahya dengan perspektifStrukturalisme Levi-Strauss.

III. PEMBAHASANStrukturalisme Levi-Strauss

Pendekatan Strukturalisme Levi-Straussdewasa ini banyak digunakan dalammenelaah karya seni. Batik kreatif AmriYahya menggunakan dan mengembangkanunsur-unsur seni sebagai media komunikasiartistik dari pemikiran seniman. Pendekatanini sebenarnya berbeda dengan pendekatanStruktural-Fungsional. Perbedaannyaterletak pada asumsi dasar dan modelanalisisnya. Strukturalisme Levi-Straussmenempatkan asumsi dasar pada manusiasebagai animal symbolicum dan mengambilmodel dari linguistik, sedangkan Struktural-Fungsional Malinowski menempatkanasumsi dasarnya pada masyarakat sebagaiorganisme dan mengambil model daribiologi. Perspektif ini pertama kalidikembangkan oleh Malinowski, kemudiandiikuti oleh Radcliffe-Brown dan Hocart(Koentjaraningrat, 1990).

Strukturalisme Levi-Strauss berasumsibahwa dalam diri manusia terdapatkemampuan dasar yang diwariskan secaragenetis sehingga kemampuan ini ada padasemua manusia yaitu kemampuan untukstructuring, menyusun suatu strukturtertentu pada gejala yang dihadapinya (Putra,2001). Mengkaji struktur berarti mengkajiaturan-aturan yang mengendap di dasarkesadaran manusia. Aturan-aturan yangtersembunyi secara diam-diam mengaturgerak manusia dalam berfikir, berbicara,berperilaku, dan berbudaya. Strukturtersebut dimaknai, kemudian ditangkapfungsinya melalui “tanda” yang ditempatkan

Page 4: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

4 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

dalam jaringan relasi dengan “tanda-tanda“ yang lain (Paz, 1997).

Kajian perspektif ini mempunyai ciriutama pada perhatiannya terhadapkeseluruhan objek yang menjadi kajiannya.Perspektif ini mempelajari unsur sekaligusjaringan yang menyatukan unsur-unsur itusecara menyeluruh. Strukturalisme Levi-Strauss dapat dirumuskan sebagai berikutyaitu: (1) Unsur hanya dapat dimengertimelalui keterkaitan antarunsur (inter-connectedness), (2) Strukturalisme tidakmencari struktur pada permukaan atau padatataran pengamatan, namun menguakcerminan dari struktur yang ada dibawahnya (deep structure), lebih bawah lagiada kekuatan pembentuk struktur (innatestructuring capacity), (3) Dalam peringkatempiris terdapat keterkaitan antara unsurwujud berupa pertentangan dua hal (binaryopposition) (Kuntowijoyo, 2004).

Seni adalah salah satu bahasa ekspresimanusia. Dalam kajian estetika, bahasa danseni dimasukkan ke dalam kategori imitasi,dan fungsi utamanya adalah fungsi mimetis.Bahasa ialah imitasi bunyi, sedangkan seniadalah merupakan imitasi benda lahiriah(Tabrani, 2012). Pada era modernberdasarkan pemikiran Rousseau danGoethe, teori estetika memasuki era barudengan menempatkan seni ekspresi di atasseni imitatif. Sesuai pemikiran ini, makasemua seni ekspresif atau seni karakteristikmerupakan “luapan spontan daya-dayaperasaan”, dan sebagaimana halnya semuabentuk simbolis, seni bukanlah semata-matareproduksi dari realitas yang ada, tetapimerupakan salah satu jalan menujupandangan objektif atas benda dankehidupan manusia. Seni bukanlah imitasirealitas melainkan penyingkapan realitas.Setiap karya seni dihayati sebagai bagiandari keseluruhan. Seni berhak memberikan

pandangan yang teramat ganjil dan di luarnalar manusia, namun tetapmempertahankan rasionalitasnya sendiri,yaitu rasionalitas bentuk (Cassirer, 1990).

Dalam penciptaan karya seni, ekspresimerupakan hasil simbolisasi tentang realitasyang ada dalam masyarakat, sebab selainbahasa, unsur kebudayaan yang lain sepertikekerabatan, mitos, dan kesenian, umumnyaberupa simbol. Dengan demikian, sistem-sistem itu bisa dianalisis dengan metodependekatan yang tepat untuk mengkajinya.Perspektif Strukturalisme Levi-Strauss inimerupakan paradigma yang dapatdigunakan untuk mengkaji persoalanpembentuk makna, sebab sebagai karya seni,batik Amri Yahya yang menjadikan bernilaiadalah kandungan maknanya dibalikkeunikan corak khasnya. Selain itu denganperspektif ini bisa dilihat struktur bentukekspresif batik Amri Yahya secaramenyeluruh. Relasi yang terjadi antarapenghayatan makna dari komposisi bentukdan warna, juga pada kutipan ayat suci Al-quran sebagai komunikasi dakwah dengankarya seni sebagai ekspresi dan konsistensiberkarya sang seniman.

Batik Kreasi Amri YahyaAmri Yahya dalam beberapa

kesempatan seminar, sarasehan, maupunperkuliahan sering menyatakan bahwadarahnya adalah batik untukmenggambarkan kecintaannya terhadapbatik, dan batik sebagai sumberpenghidupannya (Sihono, 2012). Berkatkarya batik kreatifnya juga telah membukajalan Amri Yahya untuk memasuki kancahseni rupa internasional (Daladi, 2010).

Karya batik Amri Yahya memilikicorak khas tersendiri dari lagam batik padaumumnya. Keunikan ini terbentuk daripengalihan gaya lukisan kanvasnya

Page 5: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

S a l m a , B a t i k K r e a t i f A m r i Y a h y a . . . | 5

melukisnya ke media batik. Padahal secarateknik dan gaya kedua hal tersebut di atassangat kontradiktif yaitu karya lukis AmriYahya yang termasuk abstrak ekspresionisdengan goresan ekspresif yang cepatlangsung jadi di kanvas dipindahkan kemedia mori dengan teknik batik yangprosesnya bertingkat-tingkat dari pelekatanlilin, pewarnaan, penghilangan lilin sertapengulangan-pengulangan proses lagi untukmendapatkan warna-warni yangdikehendaki. Menilik teknik yang rumit danpengerjaannya perlu kehati-hatian, prosesini cocok untuk gaya lukisan dekoratif,seperti motif-motif batik pada umumnya.

Gambar 1. “Komposisi”, 80 x 800 cmbatik, 1974 (Sumber: Imodern, 2001)

Karakter karya batik Amri Yahyatergolong dalam aliran abstrak (Rupa, 2013),yang dikuaskan secara cepat atau ekspresifdengan emosi meledak-ledak sehinggatergolong juga dalam aliran ekspressionisme(Siryogiawan, 2003). Abstrak dalam hal iniadalah penggambaran seni yang tidakbertalian langsung dengan dunia yangnampak (Soekarman, 2005). Hal ini yangmenjadi alasan penyebutan aliran seni AmriYahya sebagai “abstrak ekspressionis” yangmerupakan pengalihan gaya dari lukisan

kanvas ke media batik yang secara visualcukup berhasil. Dalam membuat batiksecara teknis dituntut kesabaran, kehalusandan ketelatenan. Gaya goresan, cipratandengan kekhasan warna-warna terang dalamkarya-karyanya, serta ditunjang aktivitaspameran yang cukup intens dengankesadaran menjalin hubungan baik denganmedia massa, menjadikan Amri Yahyamuda lebih dikenal secara luas olehmasyarakat. Sepintas lalu saat melihat batikkarya Amri Yahya, orang akan ragu apakahitu dibuat dengan teknik batik, namun biladidekati, dicermati karya tersebut adalahbenar-benar batik karena dikerjakan denganlogika logika wax-resist dyeing (Prasetyo,2010) secara matang. Perwujudan motifnyasangat berbeda dari motif batik padaumumnya, tetapi secara teknis tidakmelanggar konvensi tentang batik, yaitumenggunakan mori, lilin, batik, canting, danpewarnaan sistem dingin. Batik adalahgambar pada mori yg dibuat denganmenggunakan alat bernama canting,membatik menghasilkan batikan berupamacam-macam motif dan mempunyai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh batik itusendiri (Hamzuri, 1994). Pada dasarnya senibatik termasuk seni lukis (Djoemena, 1990).Batik dihasilkan dengan proses pewarnaanrintang menggunakan lilin. Batik bukansekedar gambaran motif hias yangdihasilkan, tetapi meliputi segala prosespekerjaan dari permulaan mori sampaimenjadi kain batik (Susanto, 1980).Penggunaan lilin/malam sebagai bahanperintang warna menjadi hal yang pentingapakah karya tekstil tersebut bisa disebutsebagai batik atau bukan. Di dalam StandarNasional Indonesia (SNI) No 08-0239-1989batik didifinisikan sebagai bahan tekstilhasil pewarnaan menurut corak khas batikIndonesia, dengan menggunakan lilin batiksebagai zat perintang. Amri Yahya dalam

Page 6: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

6 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

membuat batiknya memenuhi kreteria-kreteria tersebut, sehingga karya senitersebut adalah batik.

Gambar 2. “Ombak”, 80 x 80 cmbatik, 1984 (Sumber: Wijaya, 2012)

Teknik penggarapan batik Amri Yahyaadalah teknik dua dimensional yang dalammendapatkan bentuk atau warnanyadilakukan dengan jalan menutup denganlilin bagian-bagian yang tidak dikehendakiterkena warna dan kemudian dicelupkan kedalam zat warna yang dikehendaki. Warna-warna yang dipakai dalam batik karya AmriYahya ditilik dari intensitas warnanyamerupakan warna-warna kuat dan warnacerah yang didapatkan dengan penggunaanwarna sintetis. Amri Yahya menuturkanbahwa inspirasi untuk membuat warna-warna dalam seni ini bisa didapat daristruktur keindahan sayap kupu-kupu. Warnayang ada pada hewan tersebut sangat naturaldan khas, warna yang dijumpai bisa macam-macam, bisa warna yang terkesan redup atauwarna yang terkesan cerah, sehingga sangatmenarik untuk dijadikan inspirasi dalamberkarya. Hal ini dapat dibuktikan dandilihat dalam warna-warna karya batiknyayang tampak ekspresif dan inheren denganunsur warna kupu-kupu (Meong, 2012).

Kecenderungan khas warna batik AmriYahya juga pengaruh lingkungan tempatremajanya yaitu Palembang, di manabudaya Melayu dan pengaruh budaya Cinayang kuat di Palembang sehingga warna-warna cerah yang kuat menjadi ciri khasnya.Setelah menamatkan SMA Taman DewasaTaman Siswa, Amri Yahya mudamelanjutkan studi ke ASRI Yogyakarta. Dikota inilah ia belajar seni tradisi batik Jogja,yang kemudian hari ternyata mampumelejitkan nyali dan eksistensikesenimanannya bahkan sampai ketingkatinternasional dengan seni batiknya. Batikkarya Amri Yahya menggambarkanpergulatan sang seniman dengankemampuan tekniknya. Bagaimanapunhasilnya Amri Yahya kelihatannya telahberusaha untuk memanfaatkan banyak-banyak teknik batik kedalam buah karyanya(Soedarso, 1992). Perjuangan tersebut tidakmudah karena kemunculan batik moderndan seni lukis batik cukup banyakmenimbulkan pro dan kontra tentangkeabsahan seni batik sebagai media baruuntuk seni ekspresif, karena batik adalahkerajinan. Namun Amri Yahya tidak begituhirau dan terus berkarya dan rajinberpameran.

Page 7: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

S a l m a , B a t i k K r e a t i f A m r i Y a h y a . . . | 7

Gambar 3. “Lebak”, 80 x 80 cmbatik, 1976 (Sumber: Koleksi PKJ- Taman

Ismail Marzuki, 2000)Dalam teknik batik memiliki banyak

keunikan, seperti dalam batik Amri Yahya,nuansa warnanya yang tidak mungkindicapai dengan teknik lain yang manapunkarena dalam batik diperoleh daripencelupan demi pencelupan, warna bidangyang begitu luas ditingkahi dengan garis-garis kecil serta gurat-gurat lembut yangditimbulkan oleh lilin-lilin yang retaksebelum dicelup dan karena itu terjamaholeh warna ketika berada dalam pencelupan(Soedarso, 1992). Satu lagi kekhasan darikarya batik Amri Yahya adalah seringmembuat lukisan batik kaligrafi Arabsebagai ekspresi berkeseniannya. Hal inijuga meneguhkan dirinya sebagai muslimyang taat. Penambahan kaligrafi dalamlukisan batiknya akan mempunyai maknayang lebih dalam karena memanfaatkansimbol-simbol ayat suci Al-quran sebagaimedia komunikasi dalam beribadah danberdakwah hablum minallah wa hablumminannas. Seni kaligrafi Arab di Indonesiamerupakan salah satu bentuk ekspresi seniyang bernafaskan Islam. Seni kaligrafisebagai salah satu bentuk karya seni yangdilandasi oleh pertimbangan-pertimbanganestetis dan keagamaan, mempunyai fungsipenting, yaitu secara fisik, ia dapatdifungsikan untuk dekorasi, dan secara idealia dapat dipakai sebagai media komunikasiuntuk menyampaikan “misi dakwah”kepada penikmat agar mendapat sentuhannilai keagamaan. Hal ini secara tegasdinyatakan oleh Amri Yahya (1984) bahwapemupukan aqidah dan upaya mempertebaliman ternyata dapat dilakukan lewat senikaligrafi. Sudah selayaknya bahwa senimanmuslim tentunya akan mengabdikan karyaseninya untuk mengajak manusia agar lebihdekat dan taqwa kepada Allah SWT. Peran

penting Amri Yahya dalam seni Islami iniantara lain yakni mewakili Indonesia dalamkonferensi seni budaya Islam sedunia diLondon tahun 1976 dan Hofstra UniversityNew York tahun 1996 (Yahya, 2002).

Gambar 3. “Basmallah”, 80 x 60 cm batik,1987 (Sumber: Sayuti 2001)

Kaligrafi dalam bahasa Inggris adalahcalligraphy yang berarti tulisan tangan yangsangat elok, tulisan indah, atau dari bahasaLatin: colios yang berarti indah dan graphyang berarti tulisan. Dalam bahasa Arabkaligrafi sama artinya dengan kata khathyang berarti seni menulis huruf Arab.Sedang orang yang ahli menulis halus danindah huruf Arab disebut Al-Khoththath(Triyanto, 1988). Sebagai seniman muslimyang notabene sebagai hamba Allah sudahbarang tentu sangat terpuji jika karya-karyalukis yang diciptakan didasari kepada Allah.Lukisan kaligrafi yang bersifat religius yangmenampilkan ayat-ayat suci Al-Qur’anberfungsi sebagai syiar agama Islam,sekaligus menjadi sarana dakwah yangefektif. Karya lukis kaligrafi yang saratdengan nilai estetis religius sesuai dengansifat Allah yang Maha Indah, innnallahajamillun yuhibbul jamal (sesungguhnyaAllah Maha Indah; Dia suka kepadakeindahan) (Gazalba, 1977). Lukisankaligrafi Islam dibedakan menjadi duakelompok. Pertama adalah “Lukisan

Page 8: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

8 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

kaligrafi murni”, yaitu lukisan yangmengambil kaligrafi sebagai temasentralnya menggunakan wujudnya yangtelah baku atau al-khat al-mansub, tanpamengubahnya. Kedua adalah “lukisankaligrafi bebas”, yaitu lukisan yangmengutamakan kaligrafi dengan bentuk-bentuk yang bebas, tanpa terikat standarbaku atau al-khat al-mansub tadi(Khairunnisa, 2004). Jika tolok ukurelemen fisioplastis adalah prinsip-prinsipestetika yang melibatkan unsur-unsur fisiksebagai upaya untuk menjadikan lukisankaligrafi sebagai ekspresi seni, maka elemenideoplastis berangkat dari kedalaman maknaspiritual yang dipancarkan, yang selalumengarah kepada transendensi Ilahi. Jikayang pertama dilandasi fitrah manusia untukmenjalin hubungan dengan sesamanya lewatmakna visual, maka yang kedua bersumberdari kesadaran terdalam manusia untukselalu mengagungkan kebesaran Tuhan.Dapat ditegaskan bahwa lukisan kaligrafiIslam senantiasa bergerak di antara duakutub, sebagai ekspresi seni dantransendensi Ilahi. Tentunya sangatlahpenting untuk mengkaji lukisan kaligrafiIslam dari kedua sudut itu secara seimbangtidak hanya terjebak dalam tampilanfisiknya, tetapi juga merambah kedalamanspiritual yang mengagungkan Tuhan. Disini diperlukan penguasaan mendalam atasunsur-unsur bahasa rupa, sekaligus juganorma-norma Islam. Sangat penting untukpemaparan seniman dalam proses kreasinya,serta kondisi masyarakat sosial yangmelingkupinya.

Analisis Struktural Batik Amri YahyaSebagaimana fenomena dalam bahasa,

maka penerapan analisa StrukturalismeLevi-Strauss dimulai dari unit yang terkecil,yaitu fenom. Unit yang terkecil dalam seni

batik dapat berupa isen-isen, klowong, danwarna. Kombinasi garis dengan garis, warnadengan warna, dan garis dengan warna,serta pemberian isian pada bidang ataumotif akan menghasilkan komposisi tone(kedalaman), dan juga balance(keseimbangan).

Apabila analisis diarahkan pada karyasecara utuh, maka unit terkecilnya adalahbentuk. Kombinasi tertentu antara garislurus dan lengkung akan menampilkan polaatau style (gaya) yang tertentu pula. Selainitu, relasi antara bentuk juga perludiperhatikan karena analisa strukturalmenempatkan relasi dalam suatu sistemrelasi dan membandingkannya dengansistem relasi yang lain. Dari perbandinganini dapat dilihat ciri khas mana yangoperasional dalam suatu sintagmatis tertentuuntuk dioperasionalkan dalam kontekssintagmatis yang lain.

Penerapan analisis seperti itu biladikerjakan dengan seksama pada karya batikAmri Yahya menghasilkan pola-polatertentu (gaya coretan, pilihan warna-warnakhas/favorit) yang berulang kembali dalamstyle yang sama (khas). Pola yang berulangini dapat dikatakan sebagai langue daripenciptaan karya oleh seniman dalammasyarakat tertentu pada suatu masatertentu. Selain itu pada saat yang samaakan didapatkan rantai sintagmatispenciptaan karya batik sebagai perwujudandari suatau struktur tertentu yang tidakdisadari oleh masyarakat atau senimanpenciptanya. Rangkaian sintagmatis inidapat dipahami sebagai rangkaiantransformasional.

Ciri utama dari paradigmaStrukturalisme adalah perhatiannya padakeseluruhan objek yang menjadi kajiannyaatau dengan kata lain mempelajari unsursekaligus jaringan yang menyatukan unsur-

Page 9: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

S a l m a , B a t i k K r e a t i f A m r i Y a h y a . . . | 9

unsur itu. Jadi menurut rumusanStrukturalisme Levi-Strauss: Pertama, inter-connectedness (unsur hanya dapatdimengerti melalui keterkaitan antar unsur).Kedua, strukturalisme tidak mencari strukturpada permukaaan atau pada tataranpengamatan tetapi menguak apa yang ada dibalik realitas empiris. Apa yang ada dipermukaan merupakan cerminan dari deepstructure (struktur yang ada di bawahnya)sehingga lebih ke bawah lagi akan terlihatadanya innate structuring capacity(kekuatan pembentuk struktur). Ketiga,dalam peringkat empiris terdapat binaryopposition (keterkaitan antara unsur wujudberupa pertentangan dua hal). Rumusan inisejalan dengan apa yang diungkapkan olehHerbert Read bahwa penciptaan karya senidiilhami oleh tiga sumber inspirasi berikut:(1) Impresi adalah kesan langsung dari alamyang berada di luar diri sang seniman, (2)Improvisasi adalah ekspresi spontan yangada di dalam diri sang seniman dan bersifatspiritual, (3) Komposisi adalah ekspresiperasaan dari dalam yang tebentuk secaralambat dan disadari, sekalipun tidak rasional.

Berdasarkan uraian tersebut dapatdilihat peranan unsur dalam, yaitu emosiyang sangat penting dalam prosespenciptaaan karya seni. Unsur dalam yangdiekspresikan itulah yang sangatmenentukan bentuk seni, sebab kerja seniterdiri dari dua elemen, yaitu unsur luar dandalam. Unsur luar pada karya seni rupameliputi garis, warna, komposisi, teknik,bahan yang digunakan dan lain sebagainya.Sementara itu unsur dalam adalah emosi didalam jiwa sang seniman yang mempunyaikapasitas sama dengan emosi penikmat seni.

Berdasarkan rumusan di atas, makastruktur penciptaan karya batik oleh AmriYahya adalah sebagai berikut :

Ekspresi Seni (cara/media)------------- Pembentuk Struktur

↕Kebebasan (kondisi diri)-----------------Struktur Dalam

↕Gaya (style/ciri khas)-----------------------Struktur Luar

Paradigma Strukturalisme Levi-Strausstidak memusatkan kajiannya pada persoalandiakronis atau historis, tetapi dengan caramembandingkan struktur penciptaan batikAmri Yahya untuk tujuan ekspresi dandakwah. Hal ini disebabkan kesadaranestetis dari manusia merupakan unsur seniyang sifatnya tetap. Yang selalu berubahadalah interpretasi manusia terhadapbentuk-bentuk seni yang disebut ekspresi.Bentuk seni yang sama dapat ditafsirkanberbeda nilai keekspresifannya oleh oranglain atau orang dari periode kebudayaantertentu.

Struktur bentuk kaligrafi adalah sebagaisarana pemakaian simbol-simbol hurufuntuk memvisualkan bahasa ucap untukkomunikasi, sedangkan kekuatanpembentuk struktur batik karya Amri Yahyaterletak pada ekspresi seniman penciptanya.Hal ini tentu saja berpengaruh pada strukturdalam dari keduanya. Apa yang ada didalam benak seniman penciptanya tentudipengaruhi oleh tujuan penciptaannya.Implikasi lebih jauh terlihat pada bentukkarya seni yang tecipta sebagai perwujudanstruktur luarnya. Karena apa yang beradapada permukaan itu lebih mudah dicernanalar, maka penginderaan visual gaya dalamseni batik Amri Yahya menjadi demikianjelas.

Kaligrafi dalam karya ekspresi senirupa bukan sekedar coretan indah yangsebagai ekspresi sang seniman untukmemanjakan mata penonton, tetapi lebihmerupakan ekspresi beribadah kepadaTuhan/hablum minallah dan sebagai mediadakwah kepada sesama manusia/hablumminannas dengan mengambil berbagai

Page 10: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

10 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

realitas budaya dengan menggambarkannyasecara abstraks sebagai nafas seni rupaIslam dengan kaligrafi sebagaipengejawantahan iqro’ atau “bacalah”.

Dalam batik kaligrafi, Amri Yahyamasih mengikuti pakem khath dalampenulisan kaligrafi, tetapi sengaja tidakmengikuti pakem batik Jogja di mana diabelajar tentang batik dan bertempat tinggaldan berkarya sebagai seniman. Pembebasanpembuatan seni batik Amri Yahya daripakem batik Jogja disesuaikan dengankebutuhan dirinya sebagai seniman kreatifyang ekspresif dengan cita rasa estetikatanpa mengurangi rasa hormat pada pakembatik klasik Jogja. Ia tetap selalu melekatkanatribut-atribut batik klasik yaitu isen-isen,cecek, sawut, pada sela-sela sapuan-sapuankuas ekspresifnya, tetapi meletakkannyasecara bebas sesuai style-nya. Visualisasigaya batik Amri Yahya yang ekspresifmeledak-ledak, penuh warna-warna kuatyang ceria, benar-benar menciptakan binaryopposition (pertentangan) yang demikiankontras dengan teknik batik yang biasanyadikerjakan dengan kehalusan, ketekunan,kesuntukan, menghasilkan motif/lukisandekoratif, dengan back ground batik Jogjayang pada umumnya dengan warna-warnasephia yang lembut, gelap, dan misteriussakral.

IV. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Batik karya Amri Yahya merupakanbatik kreasi baru yang inovatif yang berbedadengan ragam batik pada umumnya.Karyanya mempunyai corak khas tersendiriyang telah memperkaya ragam khasanahbatik Indonesia, yang juga telah diapresiasidalam kancah seni internasional. KajianStrukturalisme Levi-Strauss merupakansalah satu paradigma yang mampu mengurai

permasalahan seni ekspresi sampai padaakarnya dan menganalisanya secaramenyeluruh untuk mendapatkan rumusanhubungan fungsional antar fenomenadengan lebih pasti. Dari kajian inidisimpulkan bahwa batik kreatif karya AmriYahya dihasilkan dari keberanian dankebebasan berekspresi serta konsistensidalam berkarya seni. Karya kreatif batiknyatermasuk dalam aliran abstrakekspresionisme. Pembubuhan kaligrafiArab dalam karyanya menambah kedalamanmakna filosofis serta salah satu ciri khasdari karya-karyanya. Keberanian, kebebasandan konsistensi berkarya menghasilkankebaruan atau inovasi.

SaranSemangat dan kebebasan berkreasi

namun tetap sholeh dan santun sebagaiseniman, konsistensi dalam berkarya, dansenantiasa mempublikasikan karyaciptaannya merupakan hal yang perluditeladani dari sosok Amri Yahya. Semogatulisan ini menginspirasi untuk penciptaan-penciptaan batik baru yang kreatif daninovatif untuk semakin jayanya batikIndonesia.

V. DAFTAR PUSTAKAAmin, S. dan Heru, C.N. 2004. Pelukis

Amri Yahya Meninggal Dunia.(http://tempo.co.id/hg/nusa/jawamadura/2004/12/19/brk,20041219-35,id.html, diakses 3 Maret 2014).

Daladi, D.P. 2001. Profil: Amri YahyaSosok Seniman Batik.(http://www.tembi.org/majalah-prev/2001_11_amri.htm, diakses 3Maret 2014).

Djoemena, N.S. 1990. Ungkapan SehelaiBatik, Its Mystery and Meaning.Jakarta: Djambatan.

Page 11: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

S a l m a , B a t i k K r e a t i f A m r i Y a h y a . . . | 11

Cassirer, E. 1990. Manusia danKebudayaan, Sebuah Esai TentangManusi. Jakarta: Gramedia.

Gazalba, S. 1977. Pandangan Islam tentangKesenian. Jakarta: Bulan Bintang.

Imodern. 2001. Batik Modern Textile Art byDr Amri Yahya.(http://imodern.com/dr._amri_yahya.html, diakses 3 Maret 2014).

Irfan. 2011. Amri Yahya (www.islamkalig-rafi.com/index.php?amri-yahya,diakses 12 Oktober 2013).

Khairunnisa. 2004. Lukisan KaligrafiIndonesia. Bandung: ITB.

Koleksi Lukisan PKJ-TIM Jakarta. 2000.(http://www.tamanismailmarzuki.co.id/lukisan_bendaseni_tim/album/slides/Amri%20yahya.Lebak.jpg,diakses 26 September 2013).

Kuntjaraningrat. 1990. Sejarah TeoriAntropologi II. Jakarta: UI-Press.

Kuntowijoyo. 2004. Ilmu Sosial Profetiksebagai Gerakan Intelektual,Selangor: Akademi KajianKetamadunan.

Meong, D.U. 2012. Amri Yahya.(http://deudh.blogspot.com/2012/06/amri-yahya-amri-yahya-adalah-sosok-yang.html, diakses 12 Oktober2013).

Paz, O. 1997. Levi-Strauss: EmpuAntropologi Struktural. Yogyakarta:Lkis.

Prasetyo, A. 2010. Batik Karya AgungWarisan Budaya Dunia. Yogyakarta:Pura Pustaka.

Prayogo, H.D. 2012. Amri Yahya SenimanBatik Kreatif.(http://pesantrenbudaya.com/?id=293, diakses 12 Oktober 2013).

Putra, H.S.A. 2001. Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra.Yogyakarta: Galang Press.

Rupa, S. 2013. Aliran Seni Rupa diIndonesia. (http://blog-senirupa.blogspot.com/2013/02/aliran-senirupa-di-indonesia.html,diakses 03 Maret 2014).

Sayuti, S. A. (2001), Mengenal Sosok AmriYahya sebagai Seniman. Yogyakarta:UNY Press.

Sihono, T. 2012. Sang Maestro Amri Yahya(http://trisihono.staff.uii.ac.id/2012/03/16/sang-maestro/, diakses 26September 2013).

Siryogiawan, A. dan Edi, S. 2003. AliranEkspresionisme.(http://senirupasmasa.wordpress.com/2013/03/09/aliran-ekpresionisme/,diakses 03 Maret 2014).

Badan Standardisasi Nasional. 1989. SNI08-0239-1989: Istilah Batik. Jakarta:BSN.

Soedarso, Sp (ed). 1998. Seni Lukis BatikIndonesia. Yogyakarta: TamanBudaya DIY dan IKIP NegeriYogyakarta.

Soedarso, Sp. 1992. Seni Lukis Batik. Seni:Jurnal Pengetahuan dan PenciptaanSeni, II/02-April.

Soekarman dan Sulebar, M. 2005. SeniAbstrak Indonesia: Renungan,Perjalanan, dan Manifestasi. Jakarta:Yayasan Seni Visual Indonesia.

Suryanto (ed). 2009. Batik Indonesia ResmiDiakui UNESCO.(http://www.antaranews.com/berita/156389/batik-indonesia-resmi-diakui-unesco/, diakses 14 Mei2013).

Susanto, S. 1980. Seni Kerajinan BatikIndonesia. Yogyakarta: BalaiPenelitian Batik dan Kerajinan,Lembaga Penelitian dan PendidikanIndustri, Departemen PerindustrianRI.

Page 12: BATIK KREATIF AMRI YAHYA DALAM PERSPEKTIF ...

12 | D i n a m i k a K e r a j i n a n d a n B a t i k , V o l . 3 1 , N o . 1 , J u n i2 0 1 4

Tabrani, P. 2012. Bahasa Rupa. Bandung:Kelir.

Triyanto. 1988. Mengenal Bentuk-bentukKaligrafi Arab. Media FPBS IKIPSemarang.

Utoro, O. 2014. Jalan Seniman NamaSeniman untuk Jalan(http://tembi.net/yogyakarta-yogyamu/jalan-seniman-nama-seniman-untuk-jalan, diakses 27Maret 2014).

Wijaya, I. 2012. Aliran Seni Lukis.(http://iwan4gallery.blogspot.com/2012/04/aliran-seni-lukis.html,diakses 27 Maret 2014).

Yahya, A. 2002. Upaya MengembalikanDiksi Estetis ke dalam PendidikanSeni Rupa. Yogyakarta: UNYPress.

Yahya, A. 1984. Seni Lukis Kaligrafi IslamIndonesia. Makalah dalam Seminardan Lokakarya Seni Rupa FPBSIKIP. Semarang: FPBS IKIP.

Yellow, H. 2012. Djogjakarta.(http://aldilayuand.blogspot.com/2012_06_01_archive.html, diakses 27Maret 2014).