Top Banner
DIAN FEBRIANDRI 35129 TUGAS GEOLOGI DASAR “BATAS-BATAS LEMPENG” DOSEN: Ir.Subagyo
12

batas-batas lempeng.docx

Oct 25, 2015

Download

Documents

Seftri Dariani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: batas-batas lempeng.docx

Jenis-jenis Batas Lempeng

DIAN FEBRIANDRI

35129

TUGAS GEOLOGI DASAR

“BATAS-BATAS LEMPENG”

DOSEN: Ir.Subagyo

Page 2: batas-batas lempeng.docx

Sumber : http://blogofgeo.files.wordpress.com/2009/04/picture2.jpg

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:

1. Batas transform (transform boundaries) a. terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara

menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua

Page 3: batas-batas lempeng.docx

lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.

b. Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA. Sesar ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.

2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) a. terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge

dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen.Contohnya:

- Mid oceanic ridge

Sumber : http://www.nature.com/nrmicro/journal/v5/n10/images/nrmicro1745-f1.jpg

- lembah

Page 4: batas-batas lempeng.docx

b. Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) a. terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga

membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).

b. Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

Batas Lempeng Konvergen

Page 5: batas-batas lempeng.docx

Lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk : batas divergen (batas saling menjauh), konvergen (batas saling mendekat), dan transform (batas saling berpapasan). Pada halaman ini akan dijelaskan mengenai batas yang konvergen.

Batas konvergen ialah batas lempeng-lempeng yang saling mendekat dan menyebabkan tumbukan dimana...salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman (menyusup) ke bawah lempeng yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman lempeng membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dalam pergerakan lempeng ini, lempeng bergerak hanya beberapa sentimeter setiap tahun, sehingga benturan yang terjadi sangatlah lambat dan berlangsung selama berjuta-juta tahun.

a. Batas menunjam (subduction)

Sumber :

http://photos-d.ak.fbcdn.net/photos-ak-snc1/v3354/81/20/1312651267/n1312651267_382059_1862559.jpg Subduksi adalah batas antar lempeng, dimana kerak samodera menunjam di bawah kerak benua ataupun kerak samodera. Jika kerak samodera menunjam di bawah kerak samodera, maka akan menghasilkan suatu sistem busur kepulauan (island arc system) atau disebut juga busur magmatik dan juga terbentuk melange serta busur cekungan.

Busur kepulauan adalah rangkaian aktifitas gunung api yang berkaitan dengan penunjaman lempeng. Melange adalah salah satu karakteristik batas konvergen, yang merupakan campuran pecahan berbagai batuan teranjakkan.

Busur cekungan, palung , dan busur magmatik merupakan bentuk topografi utama pada batas

Page 6: batas-batas lempeng.docx

konvergen. Pada umumnya diantarany terdapat punggungan dan cekungan yang disebut busur punggungan depan dan busur cekungan depan. Busur punggungan depan terbentuk oleh penebalan kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujung lempeng yang ditabrak. Busur cekungan depan merupakan dataran rendah yang terletak diantara palung samidera dan busur magmatik.

Pada sistem busur kepulauan terdapat aktivitas gempabumi yang sangat padat. Di bawah busur kepulauan, pusat-pusat gempabumi yang dijumpai membentuk suatu bidang yang mempunyai kemiringan sebesar 45o dan bisa mencapai kedalaman sampai dengan 680 km. Bidang itu disebut bidang Wadati-Benioff

Pada lempeng yang menunjam dijumpai variasi temperatur yang dikontrol oleh beberapa hal, yaitu:

Kecepatan subduksi; semakin cepat menunjam, semakin kecil temperatur mantel di sekitarnya yang mampu diserap secara konduksi.

Ketebalan lempeng itu sendiri; semakin tebal semakin membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencapai kesetimbangan temperatur dengan astenosfer yang melingkupinya.

Panas akibet gesekan antara lempeng dengan astenosfer. Konduksi panas astenosfer terhadap lempeng Panas dari peluruhan unsur radioaktif (kandungan mineral radioaktif kerak samudra

sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali). Panas akibat perubahan fase mineral dikarenakan pertambahan kedalaman

Kenampakan morfologi yang umum dijumpai di daerah subduksi adalah kehadiran palung (trench) yang mempunyai kedalaman sampai dengan 11000 m (Palung Mariana di pilipina). Secara umum lebar palung berkisar antara 50 – 100 km dan bentuk sayatan sebagai huruf V tak simetri dengan sudut curam sebesar 8 – 20o berada di bagian yang naik (hanging wall) yang sering dijumpai sesar-sesar naik (prisma akresi).

Aktivitas gunungapi di daerah subduksi dapat terjadi jika kerak samodera yang menunjam mencapai kedalaman lebih dari 80 km, dan aktivitas gunungapi ataupun magma dapat terbentuk pada daerah sejauh 150 – 200 km dari sumbu palung. Sebagian besar busur kepulauan dijumpai di sisi barat – utara Samodera Pasifik dan di sisi barat Samodera Atlantik.

Busur kepulauan yang muda memiliki struktur yang sederhana dengan ketebalan kerak kurang dari 20 km (contoh: busur kepulauan Tonga – Kermadek, New Hebrides, Aleutians dan Kepulauan Antile kecil). Semakin tua umurnya, struktur busur kepulauan tersebut semakin kompleks dan kerak buminya semakin tebal, berkisar antara 20 – 35 km (contoh: Jepang dan Indonesia).

Page 7: batas-batas lempeng.docx

b. Batas anjakan (obduction)

Sumber : http://www.dstu.univ-montp2.fr/ENSEIGNEMENTS/DOCPED/Doc/DocCycle1/DLB/STU1/Tecto/tecto-14_10.JPG

Obduksi adalah batas antar lempeng yang saling mendekat dengan kenampakan kerak benua menunjam di bawah kerak samodera. Ada beberapa hipotesis tentang mula terjadi obduksi, yang paling memungkinkan adalah bahwa diawali oleh penunjaman kerak samodera dengan kerak benua di belakangnya, di bawah kerak samodera. Penunjaman bisa terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen. Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua berbenturan dengan kerak samodera dan pada awalnya, kerak samodera naik ke atas kerak benua, sebelum akhirnya penunjaman di tempat itu berhenti dan berpindah ke tempat lain yang dapat mengakomodasi con vergensi antar lempeng.

Page 8: batas-batas lempeng.docx

c. Batas tumbukan (collision)

Sumber : http://content.answers.com/main/content/img/oxford/Oxford_Geography/0198606737.collision-margin.1.jpg Pada penunjaman kerak samodera yang membawa kerak benua di belakangnya ke bawah kerak benua, jika hal ini berlanjut, maka akan terjadi tumbukan antar kerak benua. Tumbukan tersebut

Page 9: batas-batas lempeng.docx

dapat mengakibatkan terbentuknya suatu relief yang tinggi seperti Himalaya. Pada batas kolisi (suture) sering tersisa pecahan kerak samodera (ofiolit). Kenampakan hasil tumbukan termuda yang dijumpai di dunia adalah Pegunungan Himalaya, sedangkan yang relatif lebih tua adalah Pegunungan Appalachia, Kaledonid, Alpen dan Ural. Penebalan kerak benua dapat terjadi karena pensesaran naik yang berjenjang dan saling menumpang (imbrikasi).

Tumbukan pada zona konvergen dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat dan pada daerah konvergen terjadi perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan tersebut berupa :

1. Tumbukan lempeng samudra dengan lempeng samudraa. Bila dua lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah yang lain dan menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk cenderung di lantai samudra. Bila tumbuh ke atas permukan laut, maka akan terjadi serangkaian pulau-pulau gunung api baru yang terletak beberapa ratus kilometer dari palung laut dimana kedua lempeng samudra bertemu.b. Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island chain).Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara2. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng samudra a. Tumbukan ini, lempeng samudra akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45º atau lebih, menyusup ke bawah blok benua menuju atenosfer. Pada zona ini disebut zona subduksi. b. Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.3. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng benuaa. Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng ke bawah benua sehingga menyebabkan massa benua dan sedimen lantai samudra tertekan , terlipat, dan terdeformasi. Akibatnya adalah terbentuknya formasi pegunungan baru. Peristiwa ini terjadi pada saat bersatunya India ke benua Asia yang menghasilkan pegunungan Himalaya.b. Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.